• Tidak ada hasil yang ditemukan

RELIGIUSITAS UMAT ISLAM SETELAH KONVERSI KE AGAMA HINDU DI DESA PAKRAMAN NYITDAH KECAMATAN KEDIRI KABUPATEN TABANAN (Kajian Teologi Hindu)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RELIGIUSITAS UMAT ISLAM SETELAH KONVERSI KE AGAMA HINDU DI DESA PAKRAMAN NYITDAH KECAMATAN KEDIRI KABUPATEN TABANAN (Kajian Teologi Hindu)"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

RELIGIUSITAS UMAT ISLAM SETELAH KONVERSI

KE AGAMA HINDU DI DESA PAKRAMAN NYITDAH

KECAMATAN KEDIRI KABUPATEN TABANAN

(Kajian Teologi Hindu)

Oleh:

KETUT MANIK ASTA JAYA NIM. 09.1.6.8.1.0151

Email : manik astajaya@yahoo.com Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar

Pembimbing I Drs. I Wayan Redi, M.Ag.

Pembimbing II

Ni Kadek Surpi, S.Pt., M.Fil.H. ABSTRAK

Indonesia sebagai negara multi agama menjadikan religiusitas sebagai ukuran untuk menunjukan ketaatan terhadap agama diyakini, namun kerukunan antara umat beragama tetap diprioritaskan. Interaksi antara umat beragama terkadang menimbulkan ketertarikan antara agama yang berujung pada konversi agama, seperti umat Islam yang konversi ke Hindu di Desa Pakraman Nyitdah. Religiusitas umat Islam setelah konveri ke Hindu menjadi suatu penelitian penting agar diketahui religiusitas umat Islam setelah konversi ke Hindu dalam memahami Tiga Kerangka Dasar agama Hindu, agar penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai kontribusi dan acuan mempertahankan dan meningkatkan eksistensi agama Hindu di Bali ataupun di luar Bali.

Adapun yang menjadi permasalahan dalam skripsi ini adalah 1) Bagaimanakah religiusitas umat Islam setelah konversi ke Hindu dalam memahami ajaran tattwa atau filsafat agama Hindu di Desa Pakraman Nyitdah, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan? 2) Bagaimanakah religiusitas umat Islam setelah konversi ke Hindu dalam memahami ajaran susila atau etika agama Hindu di Desa Pakraman Nyitdah, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan? 3) Bagaimanakah religiusitas umat Islam setelah konversi ke Hindu dalam memahami ajaran upacara atau ritual agama Hindu di Desa Pakraman Nyitdah, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan? Penelitian ini menggunakan teori yaitu teori religi, teori etika, teori religiusitas. Pengumpulan data yang dipergunakan yaitu; observasi, wawancara, studi kepustakaan dan dokumentasi, sedangkan analisis dilaksanakan melalui tiga tahapan, yaitu reduksi data, display/penyajian data dan kesimpulan atau verifikasi data.

Religiusitas dalam memahami tattwa melalui keyakinan pada ajaran panca sraddha meliputi; widhi sraddha, atma sraddha, karmaphala sraddha, punarbhawa sraddha dan moksa sraddha, namun kurang mengetahui ajaran dari kitab suci Veda, sebab sistem pembelajaran diterima secara informal dari keluarga dan masyarakat. Religiusitas terhadap susila diimplementasikan melalui

(2)

2

ajaran; 1) tri kaya parisudha dengan berfikir, berbicara baik seperti mengucapkan Om swastyastu dan berbuat baik. 2) Catur paramitha diimplementasikan agar hidup harmonis dengan kasih sayang, simpati dan toleransi, tanpa membedakan ras, suku dan agama. 3) Tri mala sebagai ajaran yang perlu dikondisikan agar waspada mengambil tindakan. Religiusitas terhadap upacara dilaksanakan melalui ajaran panca yadnya meliputi; 1) dewa yadnya dengan bersembahyang pada hari tertentu seperti tumpek wariga atau piodalan. 2) Rsi yadnya dengan menghaturkan daksina atau dengan mewinten, 3)pitra yadnya dengan menyangi orang tua dan melaksanakan upacara penguburan atau ngaben, 4) manusa yadnya dengan upacara nyambutin, otonan, dan suddhi wadhani, 5) bhuta yadnya dengan upacara byakala, caru dan menghaturkan segehan.

Kata Kunci : Religiusitas, Konversi, Islam, Hindu, Desa Pakraman 1. PENDAHULUAN

Kehidupan beragama pada dasarnya merupakan kepercayaan terhadap kekuatan gaib atau supranatural yang berpengaruh terhadap kehidupan individu, kepercayaan kepada kekuatan gaib menimbulkan prilaku seperti berdoa, memuja, ritual dan lainya. Kepercayaan ini terus diyakini kebenarannya hingga menjadi kepercayaan keagamaan. Kepercayaan terhadap agama memberikan kepuasan rohani dan tuntunan suci dari masing-masing agama yang diyakini. Setiap agama memiliki perbedaan antara satu dengan lainnya baik konsep teologi ataupun tata cara pemujaan. Meskipun berbeda namun setiap agama mengajarkan jalan menuju Tuhan atau jalan untuk bersatu dengan Tuhan, seperti agama Islam mengajarkan cara menuju Tuhan dengan menjalankan ajaran kitab suci Al-Qur’an atau agama Hindu mengajarkan penyatuan dengan Tuhan (moksa).

Perbedaan antara agama ditemukan di Indonesia yang merupakan negara multi kultur dan multi agama, dilihat masyarakat Indonesia menganut enam agama berbeda dengan tata cara berbeda yaitu: Hindu, Islam, Kristen Katolik, Kristen Protestan, Budha dan Konghucu. Ke enam agama yang berbeda menjadikan religiusitas sebagai tolak ukur bertingkah laku bagi masing-masing umat beragama dalam menunjukan ketaatanya terhadap agama yang diyakini, diungkapkan Jalaluddin (2000) mendefinisikan religiusitas sebagai suatu keadaan dalam diri individu yang mendorongnya bertingkah laku sesuai kadar ketaatannya terhadap agama.

Bali yang disebut pulau dewata merupakan suatu tempat dengan berbagai tata cara keagamaan umat Hindu. Sebagai wujud religiusitas umat Hindu dilaksanakan ritual sehari-hari ditempat suci atau diberbagai tempat di Bali. Ada kecenderungan umat Hindu di Bali lebih intens dan khusuk untuk menyelenggarakan dan mengikuti upacara atau ritual keagamaan yang bertujuan menunjukan religiusitas beragama dan menciptakan suatu keharmonisan, seperti keharmonisan dengan alam, para dewa, dan keharmonisan umat beragama ataupun keharmonisan antara umat beragama.

Agama Islam juga mengajarkan keharmonisan antara umat beragama seperti diungkapkan Bustanudin (2006: 212) menyatakan konsep agama wahyu khusunya Islam dalam mengembangkan solidaritas sosial sebagaimana dipahami oleh kelompok cendikiawan Muslim yang memahami ajaran agama, menegakkan keadilan dan mewujudkan kesejahteraan bagi segenap rakyat, tanpa diskriminasi

(3)

3

agama, suku dan ras, sehingga terwujud konsep negara pada permulaan Islam hingga abad ke 20 yaitu khilafah, khilafah Islamiyah mengayomi kepentingan rakyat yang multi agama, ras dan budaya.

Religiusitas umat Islam setelah konveri ke Hindu menjadi suatu penelitian yang sangat unik sebab agama Islam merupakan salah satu agama terbesar yang sangat terkenal dengan ketaatannya beragama, ketaatan beragama umat Islam berdasarkan ajaran kitab suci Al-Qur’an, seperti diungkapkan Saebandi (2007: 87) menyatakan Islam bukan hanya ajaran yang menyuguhkan doktrin ideologi ritual formal, didalamnya terdapat ajaran tentang kehidupan sosial, politik, ekonomi, budaya, dan tentang estetika yang luar biasa, selain itu jika melihat ayat-ayat madaniyahyakni ayat-ayat Al-Qur’an yang diturunkan oleh Allah kepada nabi Muhammad Saw, setelah beliau hijrah dari mekah ke madinah, ayat-ayatnya banyak membahas masalah sosial, politik, ekonomi, perdagangan, negara dan hukum dalam peradilan. Kitab suci Al-Qur’an kemudian disebarkan ke berbagai negara di dunia dan diajarkan secara disiplin melalui pasraman atau sekolah khusus untuk mendalami ajaran Islam, hingga Islam menjadi agama terbesar di dunia.

Umat Islam yang konversi ke Hindu tidak melakukan rekonversi atau konversi kembali menjadi Islam, hal ini sangat menarik minat penulis untuk mengetahui religiusitas umat Islam setelah konversi ke Hindu dalam memahami tri kerangka dasar agama Hindu. Tri karangka dasar agama Hindu merupakan tiga konsep yang mendasari ajaran Agama Hindu, terdiri dari tattwa, susila dan upacara atau ritual,

Mengenai religiusitas umat Islam setelah konversi ke Hindu di Desa Pakraman Nyitdah menjadi suatu penelitian yang penting, agar dimanfaatkan sebagai penelitian yang dijadikan kontribusi dan acuan dalam mempertahankan dan meningkatkan eksistensi agama Hindu di Bali ataupun di luar Bali.Mengenai religiusitas umat Islam setelah konversi agama ke Hindu perlu diteliti lebih jauh melalui perspektif teologi dengan penelitian yang berjudul: “Religiusitas Umat Islam Setelah Konversi ke Hindu di Desa Pakraman Nyitdah, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan (Perspektif Teologi Hindu).

2. RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan yang menjadi titik tolak dalam penelitian ini yaitu: 1. Bagaimanakah religiusitas umat Islam setelah konversi ke Hindu dalam

memahami ajaran tattwa atau filsafat agama Hindu di Desa Pakraman Nyitdah, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan?

2. Bagaimanakah religiusitas umat Islam setelah konversi ke Hindu dalam memahami ajaran susila atau etika agama Hindu di Desa Pakraman Nyitdah, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan?

3. Bagaimanakah religiusitas umat Islam setelah konversi ke Hindu dalam memahami ajaran upacara atau ritual agama Hindu di Desa Pakraman Nyitdah, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan?

3. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui religiusitas umat Islam setalah konversi ke Hindu dalam memahami tiga karangka dasar agama Hindu, serta

(4)

4

menjaga dan meningkatkan religiusitas umat Hindu. Memberikan pembuktian terhadap religiusitas umat Islam setelah konversi ke Hindu di Desa Pakraman Nyitdah, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan.

4. LANDASAN TEORI

 Teori Religi dimaksudkan sebagai suatu teori yang menjelaskan tentang sistem perbuatan manusia untuk dapat mehubungkan diri dengan Ida Sanghyang Widhi Wasa dengan cara menyandarkan diri pada kekuasaan-Nya yang diagungkan. Penelitian ini teori religi dipergunakan untuk membedah permasalahan mengenai religiusitas umat Islam setalah dikonversi dari Islam ke Hindu dalam memahami ajaran tatwa atau filsafat dalam agama Hindu.

 Teori Etika sebagai ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau limu tentang adat kebiasaan atau sebagai ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak atau moral. Penelitian ini teori etika dipergunakan untuk membedah permasalahan mengenai religiusitas umat Islam setalah dikonversi dari Islam ke Hindu dalam memahami susila atau etika dalam agama Hindu.

 Teori religiusitas dimaksudkan sebagai teori yang menjelaskan keadaan yang ada dalam diri individu yang mendorongnya untuk bertingkah laku sesuai dengan kadar ketaatannya terhadap agama. penelitian ini teori religiusitas dipergunakan untuk membedah masalah mengenai religiusitas umat Islam setalah konversi dari Islam ke Hindu dalam memahami upacara atau ritual dalam agama Hindu.

5. MODEL PENELITIAN

Dalam penelitian ini saya menggunakan model penelitian dalam bentuk kerangka kerja seperti dibawah ini:

Bagan Model Penelitian

Berdasarkan model penelitian tersebut menggambarkan umat Islam yang konversi ke Hindu secara normatif melalui jalur pernikahan. Karena melakukan konversi agama, umat Islam mulai menjalani kehidupan berbeda dari sebelumnya seperti sistem masyarakat, norma-norma, dan konsep ketuhanan yang berbeda. Umat Islam sebelumnya menganut teologi tauhid setelah konversi ke Hindu mulai

Konversi Agama Islam ke Hindu Religiusitas terhadap teologi Hindu Susila Upacara Tattwa

(5)

5

memahami teologi Hindu yang universal, sebagai wujud religiusitas umat Islam dalam memahami teologi Hindu dapat ditunjukkan melalui konsep tri karangka dasar agama Hindu.

Religiusitasumat Islam setalah konversi ke Hindu akan dibahas dalam penelitian ini, terutama religiusitas umat Islam setalah konversi ke Hindu dalam memahami tri karangka dasar agama Hindu yang terdiri dari ajaran tatwa atau filsafat agama Hindu, ajaran susila atau etika agama Hindu, dan upacara atau ritual agama hindu, sehingga dengan penelitian ini akan dapat membuktikan religiusitas umat Islam setelah konversi ke Hindu sebagai perwujudan sradha dan bhaktisebagai agama Hindu.

6. METODE PENELITIAN

Penentuan Lokasi Penelitian, Pendekatan Penelitian yakni pendekatan empiris, Penentuan informan secara purposive sampling yakni informan dipilih dengan mempertimbangkan pengetahuan mereka tentang masalah yang ditelaah dan dapat mewakili seluruh populasi, Jenis Penelitian adalah kualitatif dan Sumber Data adalah data primer dan data sekunder, Tehnik Pengumpulan Data (Studi Kepustakaan, Observasi, Wawancara, dan Dokumentasi), Analisis Data, dan Penyajian Analisis Penelitian

7. PENYAJIAN DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN

a. Religiusitas Umat Islam Setelah Konversi ke Hindu dalam Memahami Ajaran Tattwa atau Filsafat Agama Hindu

Umat Islam setelah konversi ke Hindu hanya mendapat pembelajaran secara informal yaitu dari keluarga dan masyarakat dan para informan tidak mendapat pengetahuan berdasarkan kitab suci Weda seperti Catur Veda Samhita, Bhagavad Gita, Sarasamuccaya, Upanisad dan kitab suci lainya, selain itu hanya dua informan yang diberikan pemahaman secara intensif karena harus mengikuti suami menjalani upacara mewinten dan ngayah sebagai pemangku di pura. Seharusnya umat Islam yang konversi ke Hindu mendapat perhatian lebih dari tokoh-tokoh Hindu, serta majelis agama Hindu seperti PHDI dan mendapat pembelajaran secara terstruktur mengenai agama Hindu. Pemahaman terhadap kontruksi teologi Hindu secara konsep dapat dipahami dan diyakini melalui ajaran panca sraddha seperti: 1) Widhi sraddha diyakini oleh umat Islam yang konversi ke Hindu sebagai keyakinan adanya Tuhan berwujud seperti tri murti, Ida Bhatara Bhajangan sebagai menifestasi dari dewi Durga dan Ida Sang Hyang Widhi Wasa berstana di padmasana, 2) Atma sraddha diyakini oleh umat Islam yang konversi ke Hindu sebagai keyakinan adanya atman pada setiap makhluk sebagai tenaga hidup, 3)Karmaphala sraddha diyakini oleh umat Islam yang konversi ke Hindu sebagai keyakinan adanya hukum sebab akibat yang mengajarkan untuk hidup lebih baik, 4) Punarbhawa sraddha diyakini oleh umat Islam yang konversi ke Hindu sebagai keyakinan adanya kelahiran kembali ke dunia diyakini melalui ritual ngeluang atau nyapatin, 5) Moksa sraddha diyakini oleh umat Islam yang konversi ke Hindu sebagai keyakinan adanya kesempurnaan tertinggi (moksa).

(6)

6

b. Religiusitas Umat Islam Setelah Konversi ke Hindu dalam Memahami Ajaran Susila atau Etika Agama Hindu

Umat Islam setelah konversi ke Hindu, secara konsep kurang mengetahui ajaran susila yang diklasifikasikan, tapi dapat diimplementasikan sebagai wujud religiusitas menjadi umat Hindu. ajaran susila yang diklasifikasikan , seperti: 1) Tri kaya parisudha diimplementasikan oleh umat Islam yang konversi ke Hindu dengan berfikir yang baik tanpa berprasangka buruk dan berfikir secara positif tentunya akan menimbulkan perkataan baik seperti mengucapkan om swastyastu sebagai salam pembuka dan om santih santih santih sebagai salam penutup, hingga belajar berbahasa Bali yang baik dan benar agar komunikasi dengan lingkungan masyarakat dapat lebih, hingga menimbulkan perbuatan baik seperti bergotong-royong membantu saudara menyelenggarakan upacara atau ngayah di Pura. 2) Catur paramitha diimplementasikan oleh umat Islam yang konversi ke Hindu untuk mengatasi individualitas karena kemajuan teknologi, meningkatkan kepedulian dan kerukunan masyarakat, sebagai pedoman hidup agar dapat membentuk etika dan prilaku yang baik, dan dipahami melalui konsep ngayah karena memberikan tuntunan untuk berkumpul bersama menciptakan rasa kekeluargaan, kasih sayang, simpati dan toleransi, agar manusia dapat hidup bersama secara harmonis. 3) Tri mala diimplementasikan oleh umat Islam yang konversi ke Hindu sebagai ajaran yang penting untuk diketahui dan diimplementasikan pada waktu tertentu agar lebih waspada seperti misalnya ketika menghadapi orang tidak baik, selain itu ajaran tri mala dapat diketahui sebagai batasan yang relevan untuk mengekang sifat buruk manusia dalam beretika.

c. Religiusitas Umat Islam Setelah Konversi ke Hindu dalam Memahami Ajaran Upacara atau Ritual Agama Hindu

Umat Islam yang kini sebagai Hinduisme di Bali menganggap upacara sebagai suatu bentuk yadnya kehadapan Sang Pencipta, sebagai wujud bakti dan rasa terima kasih karena telah memberikan dan menciptakan kehidupan di dunia, ini berarti melalui yadnya terjadi timbal balik yang dapat menyeimbangkan dunia. Umat Islam yang konversi ke Hindu dalam memahami ajaran upacara atau ritual agama Hindu yaitu menyatakan tingkat religiusitas yang cukup baik yang ditunjukan berdasarkan pelaksanaan terhadap ajaran panca yadnya meliputi: 1) Dewa yadnya ditunjukkan oleh umat Muslim yang sudah konversi dengan menghaturkan banten saiban, banten punjung dan pada hari tertentu seperti tumpek wariga atau piodalan di pura. 2) Rsi yadnya ditunjukkan oleh umat Muslim yang sudah konversi dengan menghaturkan daksina atau melaksanakan upacara mewinten. 3) Pitra yadnya ditunjukan oleh umat Muslim yang sudah konversi dengan memberikan kasih sayang kepada orang tua semasih hidup dan melaksanakan upacara penguburan atau ngaben ketika orang tua sudah meninggal. 4) Manusa yadnya ditunjukan oleh umat Muslim yang sudah konversi dengan upacara megedong-gedongan, nyambutin, otonan, potong gigi dan suddhi wadhani. 5) Bhuta yadnya ditunjukan oleh umat Muslim yang sudah konversi melalui upacara byakala, caru atau mecaru dan menghaturkan segehan.

(7)

7 8. SIMPULAN

Berdasarkan uraian yang telah disajikan, dapat disimpulkan hasil penelitian.

memahami ajaran tattwa menyatakan tingkat religiusitas cukup baik ditunjukan berdasarkan keyakinan terhadap ajaran panca sraddha. Pengetahuan agama Hindu berdasarkan ajaran kitab suci Veda kurang diketahui, sebab sistem pembelajaran agama Hindu diterima secara informal, yaitu dari keluarga dan masyarakat sekitar. Pemahaman terhadap kontruksi teologi Hindu secara konsep dapat dipahami dan diyakini melalui ajaran panca sraddha seperti: Widhi sraddha, Atma sraddha, Karmaphala sraddha, Punarbhawa sraddha, Moksa sraddha

Umat Islam yang konvesi ke Hindu secara konsep kurang mengetahui ajaran susila atau yang diklasifikasikan seperti tri kaya parisudha, catur paramitha dan tri mala, namun dalam kehidupan sehari-hari ajaran susila atau etika agama Hindu dapat diimplementasikan dengan cukup baik,

 Religiusitas umat Islam setelah konversi ke Hindu di Desa Pakraman Nyitdah, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan dalam memahami ajaran upacara atau ritual agama Hindu yaitu menyatakan tingkat religiusitas yang cukup baik yang ditunjukanberdasarkan pelaksanaan terhadap ajaran panca yadnya meliputi: Dewa yadnya, Rsi yadnya, Pitra yadnya, Manusa yadnya, Bhuta yadnya.

9. SARAN-SARAN

 Di Mengingat sistem pembelajaran para pemeluk Hindu yang sebelumnya beragama Islam hanya dilalui secara nonformal, jadi kepada tokoh-tokoh Hindu, lembaga Hindu dan majelis Hindu (PHDI) diharapkan untuk memberikan bimbingan secara terstruktur agar religiusitas sebagai pemeluk Hindu dapat ditingkatkan.

 Kepada majelis agama Hindu (PHDI) agar membuat sistem pembelajaran bagi pemeluk Hindu dan yang konversi menjadi Hindu.

 Adanya kesediaan umat lain untuk memeluk Hindu khususnya umat Islam setelah konversi ke Hindu agar dapat lebih mampu memahami konsep-konsep dan ajaran agama Hindu serta mampu diimplementasikan dalam kehidupan masyarakat.

10. UCAPAN TERIMAKASIH

Penulis mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada yang terhormat:

1. Prof. Dr. I Made Titib,Ph.D., Rektor IHDN Denpasar.

2. Dr. Drs. I Made Suweta,M.Si., Dekan Fakultas Brahma Widya. 3. I Made Dwitayasa,S.Ag.,M.Fil.H. Ketua Jurusan Teologi Hindu. 4. Drs. I Wayan Redi, M.Ag. selaku pembimbing I

5. Ni Kadek Surpi, S.Pt., M.Fil.H. selaku pembimbing II 6. Para Dosen Brahma Widya

7. Para Narasumber

8. Kedua orang tua serta semua keluarga. 9. Para teman-teman

(8)

8

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penelitian ini jauh dari kesempurnaan, Oleh karena itu penulis senantiasa menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan karya tulis ini.

11. DAFTAR PUSTAKA

Agus, Bustanudin. 2006. Agama dalam Kehidupan Manusia Pengantar Antropologi . Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Anggarasari, R. E. 1997. Hubungan Tingkat Religiusitas Dengan Sikap Konsumtif Pada Ibu Rumah Tangga.Yogyakarta: Skripsi Universitas Gajah Mada. Arikunto, Suharsini. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Edisi

Revisi V). Jakarta: PT Rineka Cipta

Arikunto, Suharsini. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Ed Revisi VI). Jakarta: Penerbit PT Rineka Cipta.

Aryadharma, Ni Kadek Surpi. 2011. Membedah Kasus Konversi Agama di Bali (Kronologi, Metode Misi dan Alasan Di Balik Tindakan Konversi Agama dari Hindu ke Kristen dan Katolik di Bali Serta Pernik-Pernik Keagamaan di Dunia). Surabaya: Paramita.

Bagus, Lorens. 2000. Kamus Filsafat. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Baratha, I Ketut. 2004. Kerukunan Antar Umat Beragama, Program Pasca Sarjana

Institut Negeri Denpasar.

Basrowi dan Suwandi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta.

Bungin, Burhan. 2001. Metodelogi Penelitian Sosial: Format-Format Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Surabaya: Airlangga Univercity Press.

Darnita, I Nyoman, 2007. Strategi Adaptasi Umat Islam-Krama Hindu di Desa Pakraman Angantiga, Kabupaten Badung, Tesis Universitas Hindu Indonesia Denpasar

Enggineer, Asghar Ali. 2004. Problem Hindu Muslim di India:Suatu Titik Pandang Islam, dalam Dialog: Kritik & Identitas Agama. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Gazalba, Sidi. 1985. Ilmu, Filsafat dan Islam. Jakarta: Bulan Bintang

Hadi, Sutisno. 1983. Metodologi Reasearch 1. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Press.

Hadiwijono, Dr. Harun. 1993. A g a m a H i n d u d a n B u d h a . Jakarta: P T B p k G u n u n g M u l i a .

Hendropuspito. 1983. Sosiologi Agama. Yogyakarta: Konisius

Iqbal, Hasan. 2002. Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Iskandar, 2009. Psikologi Pendidikan Sebuah orientasi baru. Jakarta : Gaung Persada (GP) Press.

Kamajaya, Dr.Gede.1999.Hukum Evolusi Roh. Surabaya: Paramita

Khamad, Dadang. 2000. Sosiologi Agama. PT Remaja Rosdakarya, Bandung. Koentjaraningrat. 2004. Kebudayaan Mentalias dan Pembangunan. Jakarta:

Gramedia

Mangunwijaya, Y.B. 1982. Sastra dan Religiusitas. Jakarta: Sinar Harapan Margono, 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta Nasir, Moh. 2005. Metodelogi Penelitian. Jakarta:Ghalia Indonesia

(9)

9

Nawawi, Hadari. 1983. Metode Penelitian Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Paramita, IGA, Dewi,S.S. 2008. Wejangan Filosofis dan Keagamaan Swami Vivekananda. Surabaya: Paramita

Perwadarmenta. 1984. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Perwadarmenta. 2003. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Prabhupada, Sri-Srimad A.C.Bhaktivedanta Swami.2006. Bhagavad Gita

(Menurut Aslinya). Hanuman Sakti: The Bhakti Vedanta Book Trust International

Putu. Ni Made (2009). Interaksi Umat Islam Dengan Hindu Dalam Kehidupan Masyarakat Desa Bukit Kecamatan Karangasem Kabupaten Karangasem. Tesis Universitas Hindu Indonesia Denpasar

Pudja, MA. SH, Gede. 1999. Isa Upanisad. Surabaya: Paramita.

Rakhmat, Jalaludin. 2002. Psikologi Komunikasi. Edisi Revisi. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.

Rakhmat, Jalaludin. 2000. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosda Karya. Ramayulis. 2002. Pengantar Psikologi Agama. Jakarta: Kalam Mulia

Rasmanah, M. 2003.Hubungan Religiusitas dan Pola Asuh Islami dengan Kecerdasan Emosional pada Remaja, Tesis. Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM.

Ridwan. 2005. Belajar Penelitian Untuk Guru, Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: CV Alfaheta.

Rindjin, Ketut. 2004. Etika Bisnis dan Implementasi. Jakarta: Gramedia.

Saebendi, beni ahmad,M.Si. 2007. Sosiologi Agama.Bandung: PT Refika Aditama Sanjaya, Putu. 2010. Acara Agama Hindu. Surabaya: Paramita

Santeri, I Made. 2006. Interaksi Lintas Budaya: Studi Sistem Komunikasi Sosial Masyarakat Hindu dan Islam di Desa Pemogan. Tesis IHDN Denpasar Sivananda, Sri Swami. 2003. Intisari Ajaran Hindu. Surabaya: Paramita

Soelaeman, Munandar. 1989. Ilmu Sosial Dasar(Teori dan Konsep Ilmu Sosial). Bandung: PT. Eressco.

Subagiasta, I Ketut. 2006. Tattwa Hindu Bagi Pandita dan Pemangku. Surabaya: Paramita

Sudharta, M.A. Tjokorda. Rai.2004. Manava Dharmasastra (Manu Dharma Sastra). Surabaya: Paramita.

Sudharta, Tjok. Rai.2009. Sarasamuccaya Smerti Nusantara. Surabaya: Paramita. Suhardana, Drs. K.M. 2006. Pengantar Etika dan Moral Hindu. Surabaya:

Paramita.

Suhardana, Drs. K.M. 2007. Tri Kaya Parisudha (Bahan Kajian Untuk Berfikir Baik, Berkata Baik dan Berbuat Baik). Surabaya: Paramita.

Suhardana, Drs. K.M. 2009. Panca Sraddha (Lima Keyakinan Umat Hindu). Surabaya: Paramita

Suhardana, Komang. 2010. Karangka Dasar Agama Hindu (Tattwa-Susila-Upacara). Surabaya: Paramita.

Supadie, Dr. H. Didiek Ahmad, M.M. 2012.Pengantar Studi Islam. Jakarta: Pt Rajagravindo Persada.

(10)

10

Surpi, Ni Kadek. 2009. Konversi Agama Masyarakaat Bali (Studi Kasus Konversi Agama Hindu Ke Kristen Protestan di Kelurahan Abianbase, Kecamatan Mengwi, Badung). Tesis. Program Pasca Sarjana Institut Negeri Denpasar. Tapasyananda, Swami.2008.Wejangan Filosofis dan Keagamaan Swami

Vivekananda. Surabaya: Paramita.

Thouless, R. H. 2000. Pengantar Psikologi agama . Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Titib. I Made. 1996.Veda Sabda Suci Pedoman Praktis Kehidupan. Paramita. Surabaya.

Titib. I Made. 2003. Teologi dan Simbol-simbol dalam Agama Hindu. Paramita. Surabaya.

Wijaya, I Nyoman, 1986.Cahaya Kubah di Ujung Timur Kahyangan: Studi Perkembangan Islam di Kabupaten Karangasem 1950-1980. Tesis Universitas Gajah Mada Yogyakarta

Wiranata, SH, MH, I Gede A.B. 2005. Dasar-Dasar Etika Dan Moralitas. Bandung: Citra Aditya Bakti

WS, Indrawan. 2000. Kamus Lengkap Bahasa Indonesi (Edisi Ketiga). Jombang: Lintas Media.

Yayasan Sanatana Dharmasrama Surabaya. 2000. Studi Banding Antar Agama. Surabaya: Paramita.

Referensi

Dokumen terkait

Kohlberg (dalam Papalia, dkk., 2008, hal.376) menyatakan bahwa konstansi gender, kesadaran anak bahwa jenis kelaminnya akan selalu sama, mengarah kepada akuisisi peran

Kegiatan pembelajaran Bahasa Inggris dikembangkan untuk mencapai kompetensi komunikatif yang tidak hanya menguasai keterampilam berbicara, mendengarkan, membaca, dan

permukaan akibat !ura ujan yang selalu meningkat setiap taunnya dari luasan ka#asan tersebut tidak dialirkan/dibuang keluar ka#asan. • dan juga disekeliling

Dari hasil analisis kuantitatif berupa peta kedalaman daerah penelitian dan hasil analisis litofasies berdasarkan deksripsi dari litologi yang terdapat pada seluruh

dalam pelaksanaannya. Berdasarkan kendala yang dihadapi dan berbagai permasalahan yang muncul dalam pembahasan di sidang- sidang UNCOPUOS, dianalisis bentuk upaya perubahan

Sejarah telah membuktikan bahwa proses pendidikan yang memadukan antara qauliyah dan kauniyah telah menghantarkan kehidupan manusia menuju sebuah peradaban yang gemilang,

Dalam islam pembiayaan ijarah multijasa hukumnya boleh dengan catatan digunakan dalam hal yang tidak bertendangan dengan syariat, pembiayaan multijasa ini sangat

perhatian kepada pengguna layanan secara individual. Di Indonesia, terkait dengan kualitas pelayanan publik dan kinerja dari organisasi penyelenggaraan pelayanan