• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL PENENTUAN LOKASI FASILITAS GUDANG KESIAPSIAGAAN UNTUK BENCANA ALAM DENGAN MEMPERTIMBANGKAN FAKTOR KERENTANAN WILAYAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MODEL PENENTUAN LOKASI FASILITAS GUDANG KESIAPSIAGAAN UNTUK BENCANA ALAM DENGAN MEMPERTIMBANGKAN FAKTOR KERENTANAN WILAYAH"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

MODEL PENENTUAN LOKASI FASILITAS GUDANG

KESIAPSIAGAAN UNTUK BENCANA ALAM DENGAN

MEMPERTIMBANGKAN FAKTOR KERENTANAN WILAYAH

Sidang

SidangT

Tesis

esis

Program Magister

Program Magister

Jurusan

Jurusan Teknik

Teknik Industri

Industri

Fakultas

Fakultas Teknologi

Teknologi Industri

Industri

Institut

(2)

Ketidakpastia

n

Latar Belakang

Kondisi

a

Kondisi

Geologi

Indonesi

a

Tingkat

Kerawanan

Tinggi

Tindakan

Potensi

Dampak

Bencana Alam

Diminimalka

Diminimalka

n

Risiko =

Ancaman x Kerentanan

Untuk setiap jenis

Daerah yang

rentan

Proaktif/

Kesiapsiagaan

Penentuan Lokasi

Fasilitas Gudang

Kesiapsiagaan

Untuk setiap jenis

bencana

berbeda-beda

Indikator

Kerentanan

(3)

Kondisi Jawa Timur

Jawa Timur:

di Jatim

Jawa Timur:

14 Gunung

Berapi Aktif

di Jatim

Patahan

Sumatra

Ring of Fire

Sumatra – Jawa –

Bali – Nusa

Tenggara – Banda –

Maluku

Tingkat Kerawanan

Tinggi terhadap

Gempa (Vulkanik &

Pergerakan

Tanah di Laut

Selatan Jatim

Maluku

Gempa (Vulkanik &

Tektonik)

Meningkatkan

Kerawanan Jawa

Timur terhadap Banjir

dan Tanah Longsor

Penebangan Liar

pada Lahan Miring

Lahan dengan

Kelerangan > 40˚

Kondisi Tekstur dan

(4)

Tujuan & Manfaat Penelitian

Tujuan 1

• Mengembangk

an model

penentuan

lokasi gudang

kesiapsiagaan

untuk bencana

alam

• Mengembangk

an model

penentuan

lokasi gudang

kesiapsiagaan

untuk bencana

alam

Tujuan 2

• Mengaplikasikan

model untuk

kesiapsiagaan

bencana alam

yang mungkin

terjadi di Jawa

Timur

• Mengaplikasikan

model untuk

kesiapsiagaan

bencana alam

yang mungkin

terjadi di Jawa

Timur

Tujuan 3

• Melakukan

analisis

terhadap

dampak

persentase

kemampuan

layanan

• Melakukan

analisis

terhadap

dampak

persentase

kemampuan

layanan

alam

berdasarkan

aspek

kerentanan

alam

berdasarkan

aspek

kerentanan

layanan

fasilitas pada

saat terjadinya

bencana alam

layanan

fasilitas pada

saat terjadinya

bencana alam

Mengetahui lokasi gudang kesiapsiagaan sebagai persiapan penaganan korban bencana alam

berdasarkan aspek kerentanan atau vulnerability sehingga penanganan dapat cepat dilakukan

dan penderitaan korban bencana alam dapat segera teratasi.

(5)

Batasan dan Asumsi



Digunakan tiga jenis

bencana alam yang terjadi di

daerah Jawa Timur untuk

menguji model yaitu banjir,

gempa, dan tanah longsor.

Batasan

Asumsi



Jumlah minimum fasilitas

yang dibutuhkan untuk

meng-cover suatu lokasi

sebanyak 1

Hasil validasi

indikator-gempa, dan tanah longsor.



Tidak dilakukan pembahasan

tentang alat transportasi

yang digunakan.



Tidak dilakukan pembahasan

tentang banyaknya pasokan

yang ditetapkan untuk setiap

lokasi fasilitas.



Hasil validasi

indikator-indikator kerentanan untuk

ketiga jenis bencana alam

adalah valid.

(6)

Metodologi Penelitian

1

• Literature Review

 Mendapatkan gap penelitian terdahulu

2

• Perumusan Masalah

3

• Pengembangan Model

4

• Pengumpulan Data

4

• Pengumpulan Data

5

• Percobaan Numeris

6

• Verifikasi

7

• Analisis dan Interpretasi Hasil

(7)

Langkah-Langkah

Jia et al. (2007)

- Model penetuan lokasi fasilitas

mempertimbangkan tingkat kerusakan

akibat terjadinya jenis bencana alam

tertentu

- Tingkat kerusakan : nilai relatif

terkena dampak antara daerah satu

dengan daerah yang lain dan belum

mempertimbangkan

indikator-indikator potensi dampak yang

mempengaruhi tingkat kerusakan

Identifikasi Indikator

Kerentanan

(Melibatkan beberapa referensi)

Validasi

Indikator Kerentanan

Penegembangan Model

mempengaruhi tingkat kerusakan

Jia et al. (2007)

Fungsi Tujuan Jia et al. (2007) Max෍ ෍ βikeikMiui

k∈K

∀ i ∈ I, k ∈ K

iϵI

Fungsi Kendala Jia et al. (2007)

෍ xjpjk ≥ Qiui ∀ i ∈ I, ∀ k ∈ K jϵNi ෍ xj jϵJ ≤ P

Menghitung Vulnerability

Index (VI)

(Connor, 2006)

(8)

Indeks Kerentanan (3)

Banjir

Gempa

Tanah

Longso

r

(9)

Indeks dan Variabel Keputusan

• Indeks

i

: Lokasi yang di-cover (i= 1, 2, 3, …, n)

j

: Fasilitas yang didirikan (j = 1,2,3, …,m)

k

: Jenis bencana (k= 1, 2, 3)

k

: Jenis bencana (k= 1, 2, 3)

• Variabel keputusan

(10)

Potensi Dampak Lokasi i untuk Ketiga

Jenis Bencana

• Terjadinya suatu bencana tidak terlepas dari

kemungkinan atau probabilitas suatu bencana terjadi (

). Oleh karena itu parameter melekat pada

parameter indeks kerentanan

( ). Perkalian antara

dan

merupakan potensi

dampak lokasi i terhadap terjadinya ketiga jenis bencana

alam ( )

dampak lokasi i terhadap terjadinya ketiga jenis bencana

alam ( )

(11)

Fungsi Tujuan Model Pengembangan

• Memaksimalkan potensi dampak ter-cover untuk

lokasi i. Semakin besar nilai potensi dampak lokasi i

terhadap terjadinya ketiga jenis bencana alam ( ),

maka kemungkinan lokasi i di-cover akan semakin

besar

(12)

Perbandingan Jia et al. (2007) dengan

Model Pengembangan

Fungsi Tujuan Jia et al. (2007)

Fungsi Tujuan Pengembangan

Model

Max

෍෍β

ik

e

ik

M

i

u

i

k

∈K

∀ i ∈ I, k ∈ K

iϵI

Max

෍VI

i

u

i

i

∈I

∀ i ∈I

1.

tingkat kerusakan bernilai

relatif antara daerah satu

dengan daerah lain

 belum

terukur

2.

Hanya mempertimbangkan

satu indikator kerentanan yaitu

jumlah populasi ( )

3.

Hanya mempertimbangkan

indikator yang berpengaruh

meningkatkan potensi dampak

1.

Penilaian kerentanan terukur

bukan relatif

2.

Mempertimbangkan banyak

indikator kerentanan

3.

Mempertimbangkan indikator

yang berpengaruh meningkatkan

dan mengurangi potensi dampak

(13)

Fungsi Kendala (1)

adalah set kandidat fasilitas yang mungkin

didirikan untuk melayani lokasi i

Jumlah fasilitas yang mungkin

i

Jumlah fasilitas yang mungkin

didirikan dengan kualitas

layanan p% untuk lokasi j pada

bencana alam k harus dapat

meng-cover kebutuhan di lokasi

i

D : jarak coverage

: jarak antara lokasi i dan fasilitas j

Jika

maka

(14)

Fungsi Kendala (2)

Jumlah fasilitas j yang

dibuka tidak boleh

melebihi jumlah

maksimal fasilitas

Variabel fasilitas j

1 atau 0

Variabel fasilitas j

yang dibuka dan

variabel lokasi i

di-cover adalah bernilai

1 atau 0

: Jumlah minimum fasilitas yang dibutuhkan

untuk meng-cover lokasi i

: Persentase kemampuan layanan fasilitas j

pada jenis bencana alam k terhadap kemampuan

normal

• P : Jumlah maksimal fasilitas yang akan didirikan

1 atau 0

1 atau 0

(15)

Pengumpulan Data

1. Perhitungan probabilitas bencana alam

2. Penentuan rata-rata bobot komponen

kerentanan

3. Matriks jarak

3. Matriks jarak

(16)

P

r

o

b

a

b

s

B

a

2004/2005 2005/2006 2006/2007 2007/2008 2008/2009 2009/2010 1 Pacitan √ √ √ √ √ √ 1.00 2 Ponorogo √ - √ √ √ √ 0.83 3 Trenggalek √ √ √ √ √ - 0.83 4 Tulungagung √ √ √ √ √ - 0.83 5 Blitar √ √ - - - - 0.33 6 Kediri √ √ √ √ √ √ 1.00 7 Malang √ √ √ √ √ √ 1.00 8 Lumajang √ √ √ √ √ √ 1.00 9 Jember √ √ √ √ √ - 0.83 10 Banyuwangi - √ - - - √ 0.33 11 Bondowoso - - - √ √ √ 0.50 12 Situbondo √ √ √ √ √ √ 1.00 13 Probolinggo √ - √ - √ √ 0.67 14 Pasuruan √ √ √ √ √ √ 1.00 15 Sidoarjo - - - - √ - 0.17 16 Mojokerto - √ √ √ √ √ 0.83 17 Jombang √ - √ √ √ √ 0.83 18 Nganjuk √ √ √ √ √ √ 1.00 19 Madiun √ - √ √ √ √ 0.83 20 Magetan √ - √ √ √ - 0.67

o. Kabupaten Kejadian Banjir

Probabi-litas

b

i

l

i

t

a

n

j

i

r

20 Magetan √ - √ √ √ - 0.67 21 Ngawi - - - √ √ - 0.33 22 Bojonegoro √ √ √ √ √ √ 1.00 23 Tuban - - √ - √ √ 0.50 24 Lamongan - √ √ √ √ - 0.67 25 Gresik √ √ √ √ √ - 0.83 26 Bangkalan - - - √ √ - 0.33 27 Sampang √ - √ - √ - 0.50 28 Pamekasan √ - - √ - √ 0.50 29 Sumenep √ - - - 0.17 o. Kota 2004/2005 2005/2006 2006/2007 2007/2008 2008/2009 2009/2010 71 Kediri - √ √ √ √ √ 0.83 72 Blitar - - - 0.00 73 Malang √ - - √ - √ 0.50 74 Probolinggo - - √ - - - 0.17 75 Pasuruan √ - √ √ - √ 0.67 76 Mojokerto - - √ - - - 0.17 77 Madiun √ - √ √ - √ 0.67 78 Surabaya √ - - - √ √ 0.50 79 Batu √ - - - √ - 0.33

Kejadian Banjir

(17)

P

r

o

b

a

b

s

G

e

o. Kabupaten Zona Tingkat Kerawanan Kejadian Gempa Probabilitas

1 Pacitan I Tinggi 27 Mei 2006 0.8

27 Juni 1963, 27 Mei 2006

3 Trenggalek I Tinggi 05 Nopember 1972 0.8

4 Tulungagung I Tinggi 05 Juli 1859, 20

Agustus 1896, 11 Oktober 1960, 07 Mei 1961 0.8 15 Agustus 1896, 21 Desember 1962, 05 Nopember 1972, 28 September 1998 6 Kediri I Tinggi 0.7

7 Malang I Tinggi 20 Oktober 1958,

20 Februari 1967

0.8

8 Lumajang I Tinggi 01 Juli 1896 0.8

9 Jember I Tinggi 0.7

10 Banyuwangi I Tinggi 03 Juni 1994 0.8

11 Bondowoso II Sedang 0.4

12 Situbondo II Sedang 10-Sep-07 0.5

13 Probolinggo II Sedang 0.4

14 Pasuruan II Sedang 04 Nopember 1889 0.5

15 Sidoarjo II Sedang 0.4

16 Mojokerto II Sedang 22 Maret 1836 0.5

17 Jombang II Sedang 0.4

18 Nganjuk II Sedang 0.4

5 Blitar I Tinggi 0.8

2 Ponorogo I,II Tinggi dan Sedang 0.7

b

i

l

i

t

a

e

m

p

a

18 Nganjuk II Sedang 0.4

19 Madiun II Sedang 20 Nopember 1862,

01 Desember 1915

0.6

20 Magetan II Sedang 0.4

21 Ngawi II Sedang 0.4

22 Bojonegoro III Rendah 0.1

23 Tuban III Rendah 0.1

24 Lamongan III Rendah 0.1

25 Gresik II Sedang 31 Agustus 1902,

19 Juni 1950

0.6

26 Bangkalan III Rendah 0.1

27 Sampang III Rendah 0.1

28 Pamekasan III Rendah 0.1

29 Sumenep III Rendah 0.1

o. Kota Zona Tingkat Kerawanan Kejadian Gempa Probabilitas

71 Kediri I Tinggi 0.7

72 Blitar I Tinggi 28-Sep-98 0.8

73 Malang I Tinggi 20 Oktober 1958 0.8

74 Probolinggo II Sedang 0.4

75 Pasuruan II Sedang 04 Nopember 1889 0.5

76 Mojokerto II Sedang 22 Maret 1836 0.5

77 Madiun II Sedang 20 Nopember 1862,

01 Desember 1915

0.6

78 Surabaya II Sedang 0.4

(18)

P

r

o

b

a

b

T

a

n

a

h

L

2007

2008

2009

1

Pacitan

1.00

2

Ponorogo

1.00

3

Trenggalek

1.00

4 Tulungagung

-

-

0.33

5

Blitar

-

-

0.33

6

Kediri

1.00

7

Malang

-

0.67

8

Lumajang

-

0.67

9

Jember

1.00

10 Banyuwangi

-

-

0.33

11 Bondowoso

-

-

0.33

12

Situbondo

-

-

0.33

13 Probolinggo

-

-

-

0.00

14

Pasuruan

1.00

o. Kabupaten

Kejadian Tanah Longsor

Probabilitas

2007 2008 2009 71 Kediri - - - 0.00 72 Blitar - - - 0.00 73 Malang - - - 0.00 74 Probolinggo - - - 0.00 75 Pasuruan - - - 0.00 76 Mojokerto - - - 0.00 77 Madiun - - - 0.00 78 Surabaya - - - 0.00 79 Batu - - √ 0.33

o. Kota Kejadian Tanah Longsor Probabilitas

i

l

i

t

a

s

L

o

n

g

s

o

r

14

Pasuruan

1.00

15

Sidoarjo

-

-

-

0.00

16 Mojokerto

-

0.67

17

Jombang

-

-

-

0.00

18

Nganjuk

-

-

-

0.00

19

Madiun

-

0.67

20

Magetan

-

0.67

21

Ngawi

-

-

0.33

22 Bojonegoro

-

-

0.33

23

Tuban

-

-

-

0.00

24 Lamongan

-

-

-

0.00

25

Gresik

-

-

-

0.00

26 Bangkalan

-

-

-

0.00

27

Sampang

-

-

-

0.00

28 Pamekasan

-

-

-

0.00

29

Sumenep

-

-

-

0.00

Kejadian Tanah Longsor

(19)

Rata-Rata Bobot Komponen Kerentanan

Banjir ( )

Bobot Banjir

Jumlah

Bobot

Rata-Rata

Bobot

Komponen

Kerentanan

Pakar 1

Pakar 2

Pakar 3

Fisik

3

5

3

11

3.67

Demografi

5

5

3

13

4.33

Ekonomi

5

3

3

11

3.67

Sosial

5

3

3

11

3.67

Nilai

rata-rata bobot

Komponen

Sosial

5

3

3

11

3.67

Pemahaman terhadap

Peringatan

5

3

3

11

3.67

Kemampuan untuk

Evakuasi

5

3

5

13

4.33

Kapasitas SDM

5

3

3

11

3.67

Kapasitas Sosial

3

5

3

11

3.67

Kapasitas Ekonomi

5

5

3

13

4.33

Keputusan untuk

Evakuasi

3

3

3

9

3.00

Komponen

Kerentanan

didapatkan

dari pakar

bencana

(akademisi

dan praktisi)

(20)

Rata-Rata Bobot Komponen Kerentanan Gempa (

)

Bobot Gempa

Jumlah

Bobot

Rata-Rata

Bobot

Komponen

Kerentanan

Pakar

1

Pakar

2

Pakar

3

Fisik

5

5

5

15

5.00

Demografi

5

3

1

9

3.00

Ekonomi

5

3

1

9

3.00

Sosial

5

3

1

9

3.00

Sosial

5

3

1

9

3.00

Pemahaman

terhadap Peringatan

5

1

3

9

3.00

Kemampuan untuk

Evakuasi

5

3

5

13

4.33

Kapasitas SDM

5

3

1

9

3.00

Kapasitas Sosial

3

5

3

11

3.67

Kapasitas Ekonomi

5

3

1

9

3.00

Keputusan untuk

Evakuasi

3

3

1

7

2.33

(21)

Rata-Rata Bobot Komponen Kerentanan

Tanah Longsor ( )

Bobot Tanah Longsor

Jumlah

Bobot

Rata-Rata

Bobot

Komponen

Kerentanan

Pakar

1

Pakar

2

Pakar

3

Fisik

3

3

5

11

3.67

Demografi

3

3

3

9

3.00

Ekonomi

5

3

1

9

3.00

Ekonomi

5

3

1

9

3.00

Sosial

5

3

1

9

3.00

Pemahaman terhadap

Peringatan

5

1

1

7

2.33

Kemampuan untuk

Evakuasi

3

3

5

11

3.67

Kapasitas SDM

5

3

1

9

3.00

Kapasitas Sosial

3

3

3

9

3.00

Kapasitas Ekonomi

5

3

3

11

3.67

Keputusan untuk

Evakuasi

3

3

3

9

3.00

(22)

Matriks Jarak Antar Kabupaten dan Kota di Jawa Timur (1)

o. Kabupaten/ Kota 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 1 Pacitan 0 78 117 149 182 180 270 276 358 462 390 421 352 313 298 207 197 157 107 2 Ponorogo 78 0 52 84 117 115 195 221 347 438 341 344 249 210 221 149 119 79 29 3 Trenggalek 117 52 0 32 64 63 142 236 334 425 328 331 236 197 208 137 107 96 82 4 Tulungagung 149 84 32 0 33 31 111 205 303 394 297 300 205 166 177 177 105 75 109 5 Blitar 182 117 64 33 0 44 78 172 270 361 264 267 172 133 144 118 88 72 122 6 Kediri 180 115 63 31 44 0 100 217 299 383 386 289 194 156 146 74 44 28 78 7 Malang 270 195 142 111 78 100 0 117 192 259 194 189 94 55 66 86 119 128 178 8 Lumajang 276 221 236 205 172 217 117 0 72 177 105 140 46 85 122 146 176 216 266 9 Jember 358 347 334 303 270 299 192 72 0 105 32 97 96 137 174 198 228 268 338 10 Banyuwangi 462 438 425 394 361 383 259 177 105 0 136 94 189 228 265 289 319 359 407 11 Bondowoso 390 341 328 297 264 386 194 105 32 136 0 35 92 131 168 192 222 282 312 12 Situbondo 421 344 331 300 267 289 189 140 97 94 35 0 95 134 171 195 225 285 345 13 Probolinggo 352 249 236 205 172 194 94 46 96 189 92 95 0 39 76 100 130 170 220 14 Pasuruan 313 210 197 166 133 156 55 85 137 228 131 134 39 0 37 61 91 131 181 15 Sidoarjo 298 221 208 177 144 146 66 122 174 265 168 171 76 37 0 72 102 142 192 16 Mojokerto 207 149 137 177 118 74 86 146 198 289 192 195 100 61 72 0 30 70 128 17 Jombang 197 119 107 105 88 44 119 176 228 319 222 225 130 91 102 30 0 40 90 18 Nganjuk 157 79 96 75 72 28 128 216 268 359 282 285 170 131 142 70 40 0 50 18 Nganjuk 157 79 96 75 72 28 128 216 268 359 282 285 170 131 142 70 40 0 50 19 Madiun 107 29 82 109 122 78 178 266 338 407 312 345 220 181 192 128 90 50 0 20 Magetan 131 53 106 133 146 102 202 290 342 433 336 339 244 205 216 144 114 74 24 21 Ngawi 139 61 114 121 134 90 190 278 330 421 324 327 232 193 264 132 102 62 32 22 Bojonegoro 217 139 192 160 173 129 197 253 305 396 298 202 207 168 131 115 85 125 110 23 Tuban 279 201 189 157 170 126 192 248 300 391 294 297 202 163 126 110 82 122 182 24 Lamongan 284 206 194 162 175 131 134 190 242 333 236 239 144 105 68 57 80 127 177 25 Gresik 294 216 204 172 185 141 107 163 215 306 209 212 117 78 41 67 97 137 187 26 Bangkalan 304 226 214 182 195 151 117 173 225 316 219 222 127 86 51 77 107 147 197 27 Sampang 366 288 276 144 257 213 179 235 287 375 281 284 189 150 113 139 169 209 259 28 Pamekasan 399 321 309 277 290 246 212 268 320 411 314 317 222 183 146 172 202 242 292 29 Sumenep 451 373 361 329 342 296 264 320 372 463 396 369 274 235 198 224 254 294 344 71 Kediri 180 115 63 31 44 0 100 217 299 383 386 289 194 156 146 74 44 28 78 72 Blitar 182 117 64 33 0 44 78 172 270 361 264 267 172 133 144 118 88 72 122 73 Malang 270 195 142 111 78 100 0 117 192 259 194 189 94 55 66 86 119 128 178 74 Probolinggo 352 249 236 205 172 194 94 46 96 189 92 95 0 39 76 100 130 170 220 75 Pasuruan 313 210 197 166 133 156 55 85 137 228 131 134 39 0 37 61 91 131 181 76 Mojokerto 207 149 137 177 118 74 86 146 198 289 192 195 100 61 72 0 30 70 128 77 Madiun 107 29 82 109 122 78 178 266 338 407 312 345 220 181 192 128 90 50 0 78 Surabaya 276 198 196 154 167 123 89 145 197 288 191 194 99 60 23 49 79 119 169 79 Batu 270 195 142 111 78 100 0 117 192 259 194 189 94 55 66 86 119 128 178

(23)

Matriks Jarak Antar Kabupaten dan Kota di Jawa Timur (2)

o. Kabupaten /Kota 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 71 72 73 74 75 76 77 78 79 1 Pacitan 131 139 217 279 284 294 304 366 399 451 180 182 270 352 313 207 107 276 290 2 Ponorogo 53 61 139 201 206 216 226 288 321 373 115 117 195 249 210 149 29 198 195 3 Trenggalek 106 114 192 189 194 204 214 276 309 361 63 64 142 236 197 137 82 196 142 4 Tulungagung 133 121 160 157 162 172 182 144 277 329 31 33 111 205 166 177 109 154 111 5 Blitar 146 134 173 170 175 185 195 257 290 342 44 0 78 172 133 118 122 167 78 6 Kediri 102 90 129 126 131 141 151 213 246 296 0 44 100 194 156 74 78 123 100 7 Malang 202 190 197 192 134 107 117 179 212 264 100 78 0 94 55 86 178 89 0 8 Lumajang 290 278 253 248 190 163 173 235 268 320 217 172 117 46 85 146 266 145 117 9 Jember 342 330 305 300 242 215 225 287 320 372 299 270 192 96 137 198 338 197 192 10 Banyuwangi 433 421 396 391 333 306 316 375 411 463 383 361 259 189 228 289 407 288 239 11 Bondowoso 336 324 298 294 236 209 219 281 314 396 386 264 194 92 131 192 312 191 186 12 Situbondo 339 327 202 297 239 212 222 284 317 369 289 267 189 95 134 195 345 194 167 13 Probolinggo 244 232 207 202 144 117 127 189 222 274 194 172 94 0 39 100 220 99 94 14 Pasuruan 205 193 168 163 105 78 86 150 183 235 156 133 55 39 0 61 181 60 55 15 Sidoarjo 216 264 131 126 68 41 51 113 146 198 146 144 66 76 37 72 192 23 66 16 Mojokerto 144 132 115 110 57 67 77 139 172 224 74 118 86 100 61 0 128 49 86 17 Jombang 114 102 85 82 80 97 107 169 202 254 44 88 119 130 91 30 90 79 119 17 Jombang 114 102 85 82 80 97 107 169 202 254 44 88 119 130 91 30 90 79 119 18 Nganjuk 74 62 125 122 127 137 147 209 242 294 28 72 128 170 131 70 50 119 26 19 Madiun 24 32 110 182 177 187 197 259 292 344 78 122 178 220 181 120 0 169 178 20 Magetan 0 34 113 196 201 211 221 283 316 368 102 146 202 244 205 144 24 193 202 21 Ngawi 34 0 78 184 189 199 209 271 304 356 90 134 190 232 193 132 32 181 190 22 Bojonegoro 113 78 0 65 63 90 136 196 231 283 129 173 197 207 168 115 110 108 197 23 Tuban 196 184 65 0 58 95 131 193 226 278 126 170 192 202 163 110 182 103 192 24 Lamongan 201 189 63 58 0 27 73 135 168 220 131 175 134 144 105 57 177 45 134 25 Gresik 211 199 90 95 27 0 46 108 141 193 141 185 107 117 78 67 187 18 107 26 Bangkalan 221 209 136 131 73 46 0 62 95 147 151 195 117 127 86 77 197 28 117 27 Sampang 283 271 196 193 135 108 62 0 33 85 213 257 179 189 150 139 259 90 179 28 Pamekasan 316 304 231 226 168 141 95 33 0 52 246 290 212 222 183 172 292 123 212 29 Sumenep 368 356 283 278 220 193 147 85 52 0 296 342 264 274 235 224 344 175 264 71 Kediri 102 90 129 126 131 141 151 213 246 296 0 44 100 194 156 74 78 123 100 72 Blitar 146 134 173 170 175 185 195 257 290 342 44 0 78 172 133 118 122 167 78 73 Malang 202 190 197 192 134 107 117 179 212 264 100 78 0 94 55 86 178 89 0 74 Probolinggo 244 232 207 202 144 117 127 189 222 274 194 172 94 0 39 100 220 99 94 75 Pasuruan 205 193 168 163 105 78 86 150 183 235 156 133 55 39 0 61 181 60 55 76 Mojokerto 144 132 115 110 57 67 77 139 172 224 74 118 86 100 61 0 128 49 86 77 Madiun 24 32 110 182 177 187 197 259 292 344 78 122 178 220 181 128 0 169 178 78 Surabaya 193 181 108 103 45 18 28 90 123 175 123 167 89 99 60 49 169 0 89 79 Batu 202 190 197 192 134 107 117 179 212 264 100 78 0 94 55 86 178 89 0

(24)

Pengolahan Data

Perhitungan VI untuk masing-masing bencana alam berdasarkan

rumus yang telah dikembangkan pada 3.6, 3.8, 3.10

(25)

Perhitungan VI Banjir

o. Kota I1 wf*F I2 I3 I4 wd*D I5 I6 we*E I7 ws*S I8 wp*P 71 Kediri 0.0418 0.15332 0.419 0.5132 0.16492 1.5836 0.0382 0.068 0.19476 0.01878 0.0689 0.0252 0.0924 72 Blitar 0.0116 0.0426 0.4326 0.4870 0.0000 1.3273 0.0041 0.0000 0.0075 0.0112 0.0409 0.0083 0.0303 73 Malang 0.1122 0.4119 0.2637 0.9180 0.1519 1.9248 0.0909 0.2491 0.6239 0.0088 0.0323 0.0889 0.3262 74 Probolinggo 0.0447 0.1642 0.8495 0.4792 0.1880 2.1892 0.0255 0.0368 0.1143 0.0540 0.1981 0.0497 0.1823 75 Pasuruan 0.0279 0.1025 0.0289 0.5989 0.4126 1.5018 0.0409 0.0276 0.1257 0.0258 0.0948 0.0244 0.0894 76 Mojokerto 0.0000 0.0000 0.0465 0.8483 0.0486 1.3616 0.0102 0.0166 0.0492 0.0200 0.0732 0.0000 0.0000 77 Madiun 0.0095 0.0349 0.3138 0.6543 0.1147 1.5629 0.0000 0.0384 0.0705 0.0070 0.0258 0.0140 0.0515 78 Surabaya 0.8601 3.1565 0.0281 1.0000 0.1493 1.6994 0.5298 1.0000 2.8072 0.0065 0.0237 0.3578 1.3133 78 Surabaya 0.8601 3.1565 0.0281 1.0000 0.1493 1.6994 0.5298 1.0000 2.8072 0.0065 0.0237 0.3578 1.3133 79 Batu 0.0204 0.0750 0.4827 0.2257 0.1923 1.2999 0.0281 0.0246 0.0968 0.0158 0.0582 0.0215 0.0789

o. Kota I9 I10 I11 I12 wmev*

Mev I13 I14

wcsdm*

CSDM I15 wcs*CS I16 wce*CE I17

wpev* Pev VI 71 Kediri 0.0182 0.0531 0.0356 0.5804 0.7439 0.0603 0.0539 0.2096 0.0660 0.2421 1.0000 4.3300 0.0595 0.1785 0.57 72 Blitar 0.0000 0.0114 0.0013 0.5828 0.6817 0.0402 0.0034 0.1169 0.0781 0.2866 0.0274 0.1185 0.0080 0.0239 3.90 73 Malang 0.0563 0.2569 0.2806 0.3614 1.0059 0.1394 0.2842 0.5953 0.3336 1.2243 0.1437 0.6223 0.3022 0.9067 1.29 74 Probolinggo 0.0052 0.0497 0.0453 0.3259 0.6916 0.0042 0.0377 0.3250 0.0250 0.0918 0.0689 0.2982 0.0283 0.0850 4.42 75 Pasuruan 0.0346 0.0278 0.0413 0.1437 0.7625 0.0140 0.0237 0.0512 0.1622 0.5954 0.0414 0.1791 0.0174 0.0522 3.05 76 Mojokerto 0.0058 0.0000 0.0000 0.6433 0.4081 0.0262 0.0000 0.0257 0.0000 0.0000 0.0855 0.3704 0.0146 0.0438 4.30 77 Madiun 0.0509 0.0270 0.0141 1.0000 0.2845 0.0337 0.0195 0.0839 0.0205 0.0751 0.0426 0.1845 0.0368 0.1104 4.47 78 Surabaya 0.1383 0.9145 1.0000 0.7208 1.8361 1.0000 1.0000 1.8968 0.4056 1.4886 0.3100 1.3424 1.0000 3.0000 1.40 79 Batu 0.0881 0.02821 0.0350 0.2591 1.2237 0.0117 0.0284 1.8871 0.0061 0.0223 0.0461 0.1996 0.0049 0.0148 1.33

(26)

Perhitungan VI Gempa

o. Kota I1 wf*F I2 I3 I4 wd*D I5 I6 we*E I7 ws*S I8 wp*P 71 Kediri 0.0418 0.1653 0.5176 0.4190 0.5132 1.3984 0.0382 0.0680 0.1592 0.0188 0.0563 0.0252 0.0755 72 Blitar 0.0116 0.5593 0.4421 0.4326 0.4870 1.3795 0.0041 0.0000 0.0061 0.0112 0.0335 0.0083 0.0248 73 Malang 0.1122 0.4682 1.6789 0.2637 0.9180 1.7726 0.0909 0.2491 0.5100 0.0088 0.0264 0.0889 0.2666 74 Probolinggo 0.0447 0.2945 1.2824 0.8495 0.4792 1.9931 0.0255 0.0368 0.0934 0.0540 0.1620 0.0497 0.1491 75 Pasuruan 0.0279 0.2712 0.8060 0.0289 0.5989 0.9418 0.0409 0.0276 0.1027 0.0258 0.0775 0.0244 0.0731 76 Mojokerto 0.0000 0.0000 0.6780 0.0465 0.8483 1.3422 0.0102 0.0166 0.0402 0.0200 0.0599 0.0000 0.0000 77 Madiun 0.0095 0.1653 0.0238 0.3138 0.6543 1.4522 0.0000 0.0384 0.0576 0.0070 0.0211 0.0140 0.0421 78 Surabaya 0.8601 0.6801 2.5634 0.0281 1.0000 1.5422 0.5298 1.0000 2.2947 0.0065 0.0194 0.3578 1.0735 79 Batu 0.0204 1.0000 1.7513 0.4827 0.2257 1.0625 0.0281 0.0246 0.0791 0.0158 0.0475 0.0215 0.0645

o. Kota I9 I10 I11 I12 wmev*

Mev I13 I14

wcsdm*

CSDM I15 wcs*CS I16 wce*CE I17

wpev* Pev VI 71 Kediri 0.0182 0.0531 0.0356 0.5804 0.7439 0.0603 0.0539 0.1713 0.0660 0.2421 1.0000 3.0000 0.0595 0.1387 0.83 72 Blitar 0.0000 0.0114 0.0013 0.5828 0.6419 0.0402 0.0034 0.0654 0.0781 0.2866 0.0274 0.0821 0.0080 0.0186 5.58 73 Malang 0.0563 0.2569 0.2806 0.3614 1.2737 0.1394 0.2842 0.6354 0.3336 1.2243 0.1437 0.4312 0.3022 0.7042 1.85 74 Probolinggo 0.0052 0.0497 0.0453 0.3259 0.4996 0.0042 0.0377 0.0629 0.0250 0.0918 0.0689 0.2066 0.0283 0.0660 9.78 75 Pasuruan 0.0346 0.0278 0.0413 0.1437 0.4651 0.0140 0.0237 0.0566 0.1622 0.5954 0.0414 0.1241 0.0174 0.0406 3.02 76 Mojokerto 0.0058 0.0000 0.0000 0.6433 0.1618 0.0262 0.0000 0.0393 0.0000 0.0000 0.0855 0.2566 0.0146 0.0340 6.92 77 Madiun 0.0509 0.0270 0.0141 1.0000 0.7959 0.0337 0.0195 0.0798 0.0205 0.0751 0.0426 0.1278 0.0368 0.0857 6.49 78 Surabaya 0.1383 0.9145 1.0000 0.7208 3.3047 1.0000 1.0000 3.0000 0.4056 1.4886 0.3100 0.9301 1.0000 2.3300 1.39 79 Batu 0.0881 0.0282 0.0350 0.2591 0.9441 0.0117 0.0284 0.0601 0.0061 0.0223 0.0461 0.1383 0.0049 0.0115 17.01

(27)

Perhitungan VI Tanah Longsor

o.

Kota

I1

wf*F

I2

I3

wd*D

I4

I5

we*E

I6

ws*S

I7

wp*P

71

Kediri

0.0418 0.1533 0.4190 0.5132 1.3984 0.0382 0.0680 0.1592 0.0188 0.0563 0.0252 0.0586

72

Blitar

0.0116 0.0426 0.4326 0.4870 1.3795 0.0041 0.0000 0.0061 0.0112 0.0335 0.0083 0.0192

73

Malang

0.1122 0.4119 0.2637 0.9180 1.7726 0.0909 0.2491 0.5100 0.0088 0.0264 0.0889 0.2071

74 Probolinggo 0.0447 0.1642 0.8495 0.4792 1.9931 0.0255 0.0368 0.0934 0.0540 0.1620 0.0497 0.1158

75

Pasuruan 0.0279 0.1025 0.0289 0.5989 0.9418 0.0409 0.0276 0.1027 0.0258 0.0775 0.0244 0.0568

76

Mojokerto 0.0000 0.0000 0.0465 0.8483 1.3422 0.0102 0.0166 0.0402 0.0200 0.0599 0.0000 0.0000

77

Madiun

0.0095 0.0349 0.3138 0.6543 1.4522 0.0000 0.0384 0.0576 0.0070 0.0211 0.0140 0.0327

77

Madiun

0.0095 0.0349 0.3138 0.6543 1.4522 0.0000 0.0384 0.0576 0.0070 0.0211 0.0140 0.0327

78

Surabaya 0.8601 3.1565 0.0281 1.0000 1.5422 0.5298 1.0000 2.2947 0.0065 0.0194 0.3578 0.8338

79

Batu

0.0204 0.0750 0.4827 0.2257 1.0625 0.0281 0.0246 0.0791 0.0158 0.0475 0.0215 0.0501

o. Kota I8 I9 I10 I11 wmev*

Mev I12 I13

wcsdm* CSDM I14

wcs*

CS I15 wce*CE I16

wpev* Pev VI 71 Kediri 0.0182 0.0531 0.0356 0.5804 0.6305 0.0603 0.0539 0.1713 0.0660 0.1979 1.0000 3.6700 0.0595 0.1785 0.58 72 Blitar 0.0000 0.0114 0.0013 0.5828 0.5463 0.0402 0.0034 0.0654 0.0781 0.2343 0.0274 0.1004 0.0080 0.0239 4.78 73 Malang 0.0563 0.2569 0.2806 0.3614 0.8764 0.1394 0.2842 0.6354 0.3336 1.0008 0.1437 0.5274 0.3022 0.9067 1.24 74 Probolinggo 0.0052 0.0497 0.0453 0.3259 0.3909 0.0042 0.0377 0.0629 0.0250 0.0751 0.0689 0.2527 0.0283 0.0850 6.14 75 Pasuruan 0.0346 0.0278 0.0413 0.1437 0.2270 0.0140 0.0237 0.0566 0.1622 0.4867 0.0414 0.1518 0.0174 0.0522 2.02 76 Mojokerto 0.0058 0.0000 0.0000 0.6433 0.5955 0.0262 0.0000 0.0393 0.0000 0.0000 0.0855 0.3139 0.0146 0.0438 5.13 77 Madiun 0.0509 0.0270 0.0141 1.0000 1.0018 0.0337 0.0195 0.0798 0.0205 0.0614 0.0426 0.1564 0.0368 0.1104 6.37 78 Surabaya 0.1383 0.9145 1.0000 0.7208 2.5448 1.0000 1.0000 3.0000 0.4056 1.2168 0.3100 1.1378 1.0000 3.0000 1.24 79 Batu 0.0881 0.0282 0.0350 0.2591 0.3766 0.0117 0.0284 0.0601 0.0061 0.0182 0.0461 0.1691 0.0049 0.0148 6.45

(28)

Percobaan Numerik

• Dengan menggunakan model yang telah

dikembangkan pada 3.6, 3.8, 3.10, dan 3.12

diolah menggunakan Software Lingo

• Tiga parameter yang diskenariokan yaitu:

1. D : Jarak coverage (D = 50, 75, 100)

1. D : Jarak coverage (D = 50, 75, 100)

2.

: Persentase kemampuan layanan fasilitas j

pada jenis bencana alam k terhadap

kemampuan normal ( = 0.1, 0.2,…., 1)

3. P : Jumlah maksimal fasilitas yang akan didirikan

(P = 10, 11, 12,….38)

(29)

Pengembangan Skenario

Skenario Pengembangan

D = 50 p

jk

= 0.1 P = 10 D = 75 p

jk

= 0.1 P = 10 D = 100 p

jk

= 0.1 P = 10

P = 11

P = 11

P = 11

P = 38

P = 38

P = 38

p

jk

= 0.2 P = 10

p

jk

= 0.2 P = 10

p

jk

= 0.2 P = 10

p

jk

= 0.2 P = 10

p

jk

= 0.2 P = 10

p

jk

= 0.2 P = 10

P = 11

P = 11

P = 11

P = 38

P = 38

P = 38

….

….

….

….

….

….

p

jk

= 1

P = 10

p

jk

= 1

P = 10

p

jk

= 1

P = 10

P = 11

P = 11

P = 11

P = 38

P = 38

P = 38

(30)

Verifikasi Model

• Bertujuan untuk menguji model apakah model

dibangun dengan cara yang benar

• Verifikasi model dilakukan dengan men-set

sebagian parameter saja yaitu untuk D = 50, =

0.2 dan P = 14

0.2 dan P = 14

• Hasil output dari Software Lingo tersebut akan

dibandingkan dengan hasil perhitungan manual.

Bila perbedaan tidak terlalu besar (kurang dari

5%) maka model dikatakan verified.

(31)

Perhitungan

Manual

Potensi

Dampak Setiap

o. Kabupaten

Probalili-tas Banjir VI Banjir

Potensi Dampak Banjir Probalili-tas Gempa VI Gempa Potensi Dampak Gempa Probalili-tas Tanah Longsor VI Tanah Longsor Potensi Dampak Tanah Longsor Jumlah Potensi Dampak 1 Pacitan 1.00 4.94 4.943 0.80 5.65 4.523 1.00 5.05 5.054 14.520 2 Ponorogo 0.83 3.76 3.133 0.70 3.61 2.524 1.00 3.68 3.676 9.333 3 Trenggalek 0.83 2.87 2.394 0.80 3.21 2.570 1.00 2.94 2.937 7.902 4 Tulungagung 0.83 2.63 2.195 0.80 2.62 2.100 0.33 2.67 0.892 5.187 5 Blitar 0.33 1.71 0.569 0.80 1.58 1.262 0.33 1.79 0.596 2.427 6 Kediri 1.00 2.55 2.545 0.70 2.41 1.690 1.00 2.52 2.517 6.753 7 Malang 1.00 3.30 3.303 0.80 3.47 2.774 0.67 3.09 2.060 8.137 8 Lumajang 1.00 5.05 5.051 0.80 4.69 3.754 0.67 4.64 3.091 11.896 9 Jember 0.83 4.34 3.614 0.70 4.08 2.856 1.00 3.82 3.821 10.291 10 Banyuwangi 0.33 2.05 0.685 0.80 1.87 1.499 0.33 1.89 0.629 2.813 11 Bondowoso 0.50 7.15 3.575 0.40 5.94 2.377 0.33 6.12 2.040 7.991 12 Situbondo 1.00 6.53 6.531 0.50 5.20 2.599 0.33 5.34 1.779 10.909 13 Probolinggo 0.67 4.09 2.725 0.40 3.31 1.324 0.00 3.34 0.000 4.049 14 Pasuruan 1.00 1.82 1.821 0.50 1.56 0.779 1.00 1.64 1.636 4.237 15 Sidoarjo 0.17 1.98 0.330 0.40 2.54 1.016 0.00 1.87 0.000 1.346 16 Mojokerto 0.83 2.82 2.346 0.50 2.87 1.434 0.67 2.78 1.851 5.631 17 Jombang 0.83 3.13 2.604 0.40 3.10 1.238 0.00 3.10 0.000 3.843 18 Nganjuk 1.00 3.02 3.023 0.40 2.75 1.100 0.00 2.84 0.000 4.123 19 Madiun 0.83 3.29 2.742 0.60 3.73 2.238 0.67 2.96 1.970 6.950

Dampak Setiap

Kabupaten dan

Kota di Jawa

Timur

19 Madiun 0.83 3.29 2.742 0.60 3.73 2.238 0.67 2.96 1.970 6.950 20 Magetan 0.67 2.89 1.929 0.40 3.13 1.254 0.67 2.82 1.877 5.060 21 Ngawi 0.33 4.04 1.347 0.40 3.67 1.468 0.33 3.88 1.293 4.108 22 Bojonegoro 1.00 3.38 3.383 0.10 3.03 0.303 0.33 3.18 1.061 4.747 23 Tuban 0.50 4.20 2.100 0.10 4.06 0.406 0.00 3.87 0.000 2.506 24 Lamongan 0.67 2.30 1.531 0.10 2.41 0.241 0.00 2.11 0.000 1.772 25 Gresik 0.83 2.79 2.322 0.60 3.43 2.058 0.00 2.86 0.000 4.380 26 Bangkalan 0.33 5.58 1.859 0.10 5.19 0.519 0.00 5.37 0.000 2.378 27 Sampang 0.50 13.06 6.531 0.10 10.99 1.099 0.00 12.37 0.000 7.631 28 Pamekasan 0.50 6.48 3.238 0.10 5.68 0.568 0.00 5.96 0.000 3.806 29 Sumenep 0.17 2.89 0.482 0.10 2.60 0.260 0.00 2.51 0.000 0.742 o. Kota Probalilitas Banjir VI Banjir Potensi Dampak Banjir Probalilitas Gempa VI Gempa Potensi Dampak Gempa Probalilitas Tanah Longsor VI Tanah Longsor Potensi Dampak Tanah Jumlah Potensi Dampak 71 Kediri 0.83 0.57 0.477 0.70 0.83 0.582 0.00 0.58 0.000 1.058 72 Blitar 0.00 3.90 0.000 0.80 5.58 4.468 0.00 4.78 0.000 4.468 73 Malang 0.50 1.29 0.646 0.80 1.85 1.477 0.00 1.24 0.000 2.122 74 Probolinggo 0.17 4.42 0.737 0.40 9.78 3.912 0.00 6.14 0.000 4.649 75 Pasuruan 0.67 3.05 2.033 0.50 3.02 1.510 0.00 2.02 0.000 3.543 76 Mojokerto 0.17 4.30 0.717 0.50 6.92 3.458 0.00 5.13 0.000 4.175 77 Madiun 0.67 4.47 2.981 0.60 6.49 3.896 0.00 6.37 0.000 6.877 78 Surabaya 0.50 1.40 0.701 0.40 1.39 0.557 0.00 1.24 0.000 1.259 79 Batu 0.33 1.33 0.445 0.70 17.01 11.910 0.33 6.45 2.149 14.504

(32)

Output Software

Lingo

Objective

Function

Kabupaten

dan Kota

yang

Di-Cover

Fasilitas Gudang

Kesiapsiagaan

41.6849 Tulungagung Tulungagung

Blitar

Blitar

Kediri

Kediri

Jombang

Pasuruan

Perhitungan Potensi Dampak

Ter-cover Manual

Kabupaten dan Kota yang Di-Cover Potensi Dampak Tulungagung 5.187 Blitar 2.427 Kediri 6.753 Jombang 3.843 Nganjuk 4.123 Madiun 6.950

Jombang

Pasuruan

Nganjuk

Sidoarjo

Madiun

Mojokerto

Kota Kediri Nganjuk

Kota Blitar

Madiun

Kota Madiun Magetan

Ngawi

Kota Kediri

Kota Blitar

Kota Mojokerto

Kota Madiun

Madiun 6.950 Kota Kediri 1.058 Kota Blitar 4.468 Kota Madiun 6.877 Jumlah 41.713

Selisih 0.0281 atau

2.81%. Karena 2.81% <

5% maka model

dikatakan verified

(33)

Kemungkinan

Kebutuhan

Kabupaten dan

Kota yang

dapat di-cover

oleh 38

fasilitas

Kabupaten dan

Fasilitas Kabupaten (xj) Pacitan Pacitan

Ponorogo Ponorogo Madiun Kota Madiun Trenggalek Trenggalek Tulungagung

Tulungagung Trenggalek Tulungagung Blitar Kediri Kota Blitar Kota Kediri Blitar Tulungagung Blitar Kediri Kota Blitar Kota Kediri

Kediri Tulungagung Blitar Kediri Jombang Nganjuk Kota Blitar Kota Kediri Malang Malang Kota Malang Kota Batu

Lumajang Lumajang Probolinggo Kota Probolinggo Jember Jember Bondowoso

Banyuwangi Banyuwangi

Bondowoso Jember Bondowoso Situbondo Situbondo Bondowoso Situbondo

Probolinggo Lumajang Probolinggo Pasuruan Kota Probolinggo Kota Pasuruan Pasuruan Probolinggo Pasuruan Sidoarjo Kota Probolinggo Kota Pasuruan Sidoarjo Pasuruan Sidoarjo Gresik Kota Pasuruan Kota Surabaya Mojokerto Mojokerto Jombang Kota Mojokerto Kota Surabaya

Jombang Kediri Mojokerto Jombang Nganjuk Kota Kediri Kota Mojokerto

Nganjuk Kediri Jombang Nganjuk Madiun Kota Kediri Kota Madiun Kota Batu Madiun Ponorogo Nganjuk Madiun Magetan Ngawi Kota Madiun

Kebutuhan Kabupaten/Kota yang Dapat di-cover

Kabupaten dan

Kota di Jawa

Timur untuk D

= 50

Madiun Ponorogo Nganjuk Madiun Magetan Ngawi Kota Madiun Magetan Madiun Magetan Ngawi Kota Madiun

Ngawi Madiun Magetan Ngawi Kota Madiun Bojonegoro Bojonegoro

Tuban Tuban

Lamongan Lamongan Gresik Kota Surabaya

Gresik Sidoarjo Lamongan Gresik Bangkalan Kota Surabaya Bangkalan Gresik Bangkalan Kota Surabaya

Sampang Sampang Pamekasan Pamekasan Sampang Pamekasan Sumenep Sumenep

Fasilitas Kota (xj)

Kediri Tulungagung Blitar Kediri Jombang Nganjuk Kota Blitar Kota Kediri Blitar Tulungagung Blitar Kediri Kota Blitar Kota Kediri

Malang Malang Kota Malang Kota Batu

Probolinggo Lumajang Probolinggo Pasuruan Kota Probolinggo Kota Pasuruan Pasuruan Probolinggo Pasuruan Sidoarjo Kota Probolinggo Kota Pasuruan Mojokerto Mojokerto Jombang Kota Mojokerto Kota Surabaya

Madiun Ponorogo Nganjuk Madiun Magetan Ngawi Kota Madiun

Surabaya Sidoarjo Mojokerto Lamongan Gresik Bangkalan Kota Mojokerto Kota Surabaya Batu Malang Kota Malang Kota Batu

(34)

Kabupaten

dan Kota

yang

Di-Cover

Tulungagung

Blitar

Kediri

Jombang

Nganjuk

Madiun

Tulungagung, Blitar, Kediri, Kota Kediri, Kota Blitar

Tulungagung, Blitar, Kediri, Kota Kediri, Kota Blitar

Tulungagung, Blitar, Kediri, Nganjuk, Kota Kediri, Kota Blitar

Kediri, Mojokerto, Nganjuk, Kota Kediri, Kota Mojokerto

Kediri, Nganjuk, Madiun, Kota Kediri, Kota Madiun

Nganjuk, Madiun, Magetan, Ngawi, Kota Madiun

Fasilitas yang Meng-cover

• Meskipun persentase kemampuan layanan tiap

fasilitas gudang kesiapsiagaan sangat rendah, tetapi

dapat meng-cover 9 Kabupaten dan Kota di Jawa

Timur karena setiap Kabupaten dan Kota di-cover

oleh 5 – 6 fasilitas gudang kesiapsiagaan.

Madiun

Kota Kediri

Kota Blitar

Kota Madiun

Nganjuk, Madiun, Magetan, Ngawi, Kota Madiun

Tulungagung, Blitar, Kediri, Nganjuk, Kota Kediri, Kota Blitar

Tulungagung, Blitar, Kediri, Kota Kediri, Kota Blitar

(35)

Grafik Kenaikan Potensi Dampak Ter-cover pada Skenario

Kenaikan Persentase Kemampuan Layanan Fasilitas

0 50 100 150 200 250 P o te n si D a m p a k D i-C o v e r

Potensi Dampak Ter-Cover untuk D = 50

pjk = 0.1 pjk = 0.2 pjk = 0.3 pjk = 0.4 pjk = 0.5 pjk = 0.6 pjk = 0.7 pjk = 0.8 50.000 100.000 150.000 200.000 250.000 P o te n si D a m p a k D i-C o v e r

Potensi Dampak Ter-Cover untuk D = 100

pjk = 0.1 pjk = 0.2 pjk = 0.3 pjk = 0.4 pjk = 0.5 pjk= 0.6 pjk = 0.7 0 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 P pjk = 0.8 pjk = 0.9 pjk = 1.0 0.000 50.000 100.000 150.000 200.000 250.000 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 P o te n si D a m p a k D i-C o v e r P

Potensi Dampak Ter-Cover untuk D = 75

pjk = 0.1 pjk = 0.2 pjk = 0.3 pjk = 0.4 pjk = 0.5 pjk = 0.6 pjk = 0.7 pjk = 0.8 pjk = 0.9 pjk = 1.0 0.000 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 P o te n si D a m p a k D i P pjk = 0.8 pjk = 0.9 pjk = 1.0

D = 50

D = 75

D = 100

(36)

Grafik Kenaikan Jumlah Kabupaten dan Kota yang Di-cover

pada Skenario Kenaikan Persentase Kemampuan Layanan

Fasilitas

0 5 10 15 20 25 30 35 40 Ju m la h K ab u p at e n + K o ta D i-C o ve r

Jumlah Kabupaten + Kota Di-Cover untuk D = 50 pjk = 0.1 pjk = 0.2 pjk = 0.3 pjk = 0.4 pjk = 0.5 pjk = 0.6 pjk = 0.7 pjk = 0.8 pjk = 0.9 0 5 10 15 20 25 30 35 40 Ju m la h Ka bu pa te n + Ko ta D i-Co ve r

Jumlah Kabupaten + Kota Di-Cover untuk D = 100

pjk = 0.1 pjk = 0.2 pjk = 0.3 pjk = 0.4 pjk = 0.5 pjk = 0.6 pjk = 0.7 pjk = 0.8 pjk = 0.9 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 P pjk = 0.9 pjk = 1.0 0 5 10 15 20 25 30 35 40 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 Ju m la h K ab u p at e n + K o ta D i-C o v e r P

Jumlah Kabupaten + Kota di-Cover untuk D = 75

pjk = 0.1 pjk = 0.2 pjk = 0.3 pjk = 0.4 pjk = 0.5 pjk = 0.6 pjk = 0.7 pjk = 0.8 pjk = 0.9 pjk = 1.0 0 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 Ju m la h Ka bu pa te n + Ko ta D i P pjk = 0.9 pjk = 1.0

D = 50

D = 75

D = 100

(37)

Grafik Penurunan Jumlah Kabupaten dan Kota yang Tidak

Di-cover pada Skenario Kenaikan Persentase Kemampuan

Layanan Fasilitas

5 10 15 20 25 30 35 40 Ju m la h K a b u p a te n + K o ta T id a k D i-C o v e r

Jumlah Kabupaten + Kota Tidak di-Cover untuk D = 50

pjk = 0.1 pjk = 0.2 pjk = 0.3 pjk = 0.4 pjk = 0.5 pjk = 0.6 pjk = 0.7 pjk = 0.8 5 10 15 20 25 30 Ju m la h K a b u p a te n + K o ta T id a k d i-C o v e

r Jumlah Kabupaten + Kota Tidak di-Cover untuk D = 100

pjk = 0.1 pjk = 0.2 pjk = 0.3 pjk = 0.4 pjk = 0.5 pjk = 0.6 pjk = 0.7 0 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 Ju m la h K a b u p a te n + K o ta T id a k D i P pjk = 0.8 pjk = 0.9 pjk = 1.0 0 5 10 15 20 25 30 35 40 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 Ju m la h K a b u p a te n + K o ta T id a k d i-C o v e r P

Jumlah Kabupaten + Kota Tidak di-Cover untuk D = 75

pjk = 0.1 pjk = 0.2 pjk = 0.3 pjk = 0.4 pjk = 0.5 pjk = 0.6 pjk = 0.7 pjk = 0.8 pjk = 0.9 pjk = 1.0 0 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 Ju m la h K a b u p a te n + K o ta T id a k d i P pjk = 0.8 pjk = 0.9 pjk = 1.0

D = 50

D = 75

D = 100

(38)

Rata-rata Persentase Kenaikan Potensi

Dampak Ter-cover

pjk D P Potensi Dampak ter-cover pjk D P Potensi Dampak ter-cover Kenaikan Potensi Dampak ter-cover Persentase Kenaikan potensi dampak ter-cover Rata-Rata Persentase Kenaikan potensi dampak ter-cover 10 81.107 10 132.223 51.116 63.02% 11 85.465 11 142.514 57.048 66.75% 12 92.533 12 146.573 54.040 58.40% 13 101.701 13 153.951 52.250 51.38% 14 109.480 14 163.454 53.974 49.30% 15 113.323 15 171.356 58.033 51.21% 10 121.740 10 168.978 47.238 38.80% 50 56.68% 50

• Skenario peningkatan persentase kemampuan layanan fasilitas

gudang kesiapsiagaan meningkatkan kenaikan potensi dampak

ter-cover

10 121.740 10 168.978 47.238 38.80% 11 129.793 11 171.884 42.091 32.43% 12 140.084 12 182.793 42.709 30.49% 13 148.075 13 183.535 35.460 23.95% 14 151.918 14 190.046 38.128 25.10% 15 158.069 15 190.788 32.719 20.70% 10 176.231 10 205.308 29.077 16.50% 11 178.987 11 208.121 29.134 16.28% 12 187.540 12 208.121 20.581 10.97% 13 190.788 13 208.121 17.333 9.08% 14 190.788 14 208.121 17.333 9.08% 15 190.788 15 208.121 17.333 9.08% 0.5 75 100 28.58% 11.83% 75 100 0.4

(39)

Rata-rata Persentase Kenaikan Jumlah

Kabupaten dan Kota yang Di-cover

pjk D P

Jumlah Kabupaten/K ota yang

di-Cover

pjk D P

Jumlah Kabupaten/K

ota yang

di-Cover Kenaikan Jumlah Kabupaten /Kota yang di-Cover Persentase Kenaikan Jumlah Kabupaten/K

ota yang

di-Cover Rata-rata Persentase Kenaikan Jumlah Kabupaten/Kot a yang di-Cover 10 14 10 22 8.000 57.14% 11 13 11 23 10.000 76.92% 12 15 12 23 8.000 53.33% 13 17 13 25 8.000 47.06% 14 19 14 30 11.000 57.89% 15 20 15 31 11.000 55.00% 50 50 57.89%

• Skenario peningkatan persentase kemampuan layanan fasilitas

gudang kesiapsiagaan meningkatkan jumlah kabupaten dan kota

yang di-cover

15 20 15 31 11.000 55.00% 10 24 10 30 6.000 25.00% 11 24 11 32 8.000 33.33% 12 25 12 33 8.000 32.00% 13 26 13 34 8.000 30.77% 14 27 14 35 8.000 29.63% 15 29 15 36 7.000 24.14% 10 32 10 37 5.000 15.63% 11 32 11 38 6.000 18.75% 12 34 12 38 4.000 11.76% 13 36 13 38 2.000 5.56% 14 36 14 38 2.000 5.56% 15 36 15 38 2.000 5.56% 0.4 75 0.5 75 29.15% 100 100 10.47%

(40)

Rata-rata Persentase Penurunan

Jumlah Kabupaten dan Kota yang Tidak

Di-cover

pjk D P Jumlah Kabupaten/K ota yang Tidak di-Cover pjk D P Jumlah Kabupaten/K ota yang Tidak di-Cover Penurunan Jumlah Kabupaten /Kota yang Tidak di-Cover Persentase Penurunan Jumlah Kabupaten/ Kota yang tidak di-Cover Rata-rata Persentase Penurunan Jumlah Kabupaten/ Kota yang tidak di-Cover 10 24 10 16 8.000 33.33% 11 25 11 15 10.000 40.00% 12 23 12 15 8.000 34.78% 13 21 13 13 8.000 38.10% 14 19 14 8 11.000 57.89% 50 50 44.20%

• Skenario peningkatan persentase kemampuan layanan fasilitas

gudang kesiapsiagaan mengurangi jumlah kabupaten dan kota yang

tidak di-cover

14 19 14 8 11.000 57.89% 15 18 15 7 11.000 61.11% 10 14 10 8 6.000 42.86% 11 14 11 6 8.000 57.14% 12 13 12 5 8.000 61.54% 13 12 13 4 8.000 66.67% 14 11 14 3 8.000 72.73% 15 9 15 2 7.000 77.78% 10 6 10 1 5.000 83.33% 11 6 11 0 6.000 100.00% 12 4 12 0 4.000 100.00% 13 2 13 0 2.000 100.00% 14 2 14 0 2.000 100.00% 15 2 15 0 2.000 100.00% 0.4 75 0.5 75 63.12% 100 100 97.22%

(41)

Kesimpulan

1.

Semakin besar nilai D (jarak coverage), maka potensi dampak

ter-cover dan jumlah Kabupaten dan Kota yang di-ter-cover semakin besar

sedangkan jumlah Kabupaten dan Kota yang tidak di-cover semakin

kecil.

2.

Dengan adanya skenario peningkatan persentase kemampuan

layanan fasilitas gudang kesiapsiagaan, terjadi peningkatan potensi

dampak ter-cover untuk D = 50 sebesar 56.68%, D = 75 sebesar

dampak ter-cover untuk D = 50 sebesar 56.68%, D = 75 sebesar

28.58%, dan D = 100 sebesar 11.83%

3.

Dengan adanya skenario peningkatan persentase kemampuan

layanan fasilitas gudang kesiapsiagaan, terjadi peningkatan jumlah

Kabupaten dan Kota yang di-cover untuk D = 50 sebesar 57.89%, D

= 75 sebesar 29.15%, dan D = 100 sebesar 10.47%

4.

Dengan adanya skenario peningkatan persentase kemampuan

layanan fasilitas gudang kesiapsiagaan, terjadi penurunan jumlah

Kabupaten dan Kota yang tidak di-cover untuk D = 50 sebesar

44.20%, D = 75 sebesar 63.12%, dan D = 100 sebesar 97.22%

(42)

Saran

• Penelitian ini dapat dikembangkan dengan

mempertimbangkan jenis alat transportasi yang

digunakan dalam meng-cover kebutuhan di daerah

berpotensi terkena dampak bencana alam.

• Penelitian dapat dikembangkan dengan

• Penelitian dapat dikembangkan dengan

mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi

persentase kemampuan layanan fasilitas.

• Penelitian dapat dikembangkan dengan

mempertimbangkan banyaknya pasokan yang distok

untuk setiap fasilitas.

(43)

DAFTAR PUSTAKA (1)

Abella, E. A., & Westen, C. J. (2007). Generation of A Landslide Risk Index Map for Cuba Using Spatial Multi-Criteria Evaluation. Landslide , 4, 311– 325.

Admin. (2009, September 2). Gempa Bumi. Retrieved Nopember 10, 2009, from Physics Education: http://fisika.name/index.php?pilih=news&mod=yes&aksi=lihat&id=22

Anonymous. (n.d.). Definisi Produk Domestik Bruto atau Gross Domestic Product (GDP). (A. Viklund, Editor, & J. M. Jurnal Manajemen, Producer) Retrieved May 11, 2010, from Jurnal SDM: http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/06/produk-domestik-bruto-pdbgross-domestic.html

Anonymous. (2006a). Hubungan Bencana dan Pembangunan. Simposium Nasional Kedua Manajemen Risiko Bencana Berbasis Masyarakat (p. 3). Jakarta: Masyarakat Peduli Bencana Indonesia (MPBI), Palang Merah Indonesia (PMI), International Red Cross.

Anonymous. (2006b). Indicator Design for Flood Vulnerability Assessment. Germany; Russia: United Nation University Institute for Environment and Human Security; Nizhny Novgorod State University of Architecture and Civil Engineering.

Anonymous. (2009, Nopember 4). Morbiditas. Retrieved May 11, 2010, from Dinas Kesehatan Lampung Selatan: http://keslamsel.wordpress.com/2009/11/04/morbiditas/

• At Risk: Natural Hazards, People’s Vulnerability and Disasters. Second edition, 2.1 (56-57 2003).

Balcik, B., & Beamon, B. M. (2008). Facility Location in Humanitarian Refief. International Journal of Logistics : Research and Applications , 11, 101-• Balcik, B., & Beamon, B. M. (2008). Facility Location in Humanitarian Refief. International Journal of Logistics : Research and Applications , 11,

101-121.

BAPPENAS, & BNPB. (2010). Rencana Aksi Nasional Pengurangan Risiko Bencana 2010-2012. Indonesia: Badan Perencanaan Pembangunan Nasioanal dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana.

Batta, R., Erdemir, E. T., Rogerson, P. A., Blatt, A., & Flanigan, M. (2008). Joint Ground/Air EMS Coverage Model. University at Buffalo (State University of New York), Department of Industrial and Systems Engineering, New York.

Birkmann, D.-I. J. (2008). Approaches to Flood Vulnerability Assessment. United Nations: United Nations University - Institute for Environment & Human Security.

Birkmann, J. (2006). Measuring Vulnerability to Natural Hazards: Towards Disaster Resilient Societies. New York: United Nations University Press.BNPB. (2008). Prosedur Tetap Tim Reaksi Cepat Badan Nasional Penanggulangan Bencana. Indonesia: Badan Nasional Penanggulangan Bencana.BNPB. (2010a). Rencana Aksi Nasional Pengurangan Risiko Bencana 2010 - 2012. Indonesia: Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan

Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional.

BNPB. (2010b). Rencana Nasional Penanggulangan Bencana 2010-2014. Indonesia: Kementrian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional.

BPS. (2009). Jawa Timur dalam Angka 2009. Surabaya: Badan Pusat Statistik Jawa Timur.Connor, R. F. (2006). Flood Vulnerability Index. Japan: Japan Water Forum (JWF).

(44)

DAFTAR PUSTAKA (2)

Dao, H., & Peduzzi, P. (2005). Global Evaluation of Human Risk and Vulnerability to Natural Hazard. Geography Department & UNEP/DEWA/GRID. Geneva: University of Geneva.

Downing, T., & Ziervogel, G. (2002). Vulnerability Assessment: Aggregate Measures of Exposure to Climatic Risks. Case study - Honduras. Italy: Stockholm Environment Institute.

DPRRI, & Presiden. (2007). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. Jakarta: Pemerintah RI.

Eridiana, W. Pengangguran dan Setengah Menganggur di Jawa Barat. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

• Erkut, E., Ingolfsson, A., Sim, T., & Erdogan, G. (2007, May 31). Computational Comparison of Five Maximal Covering Models for Locating Ambulances.

• Fallah, H., NaimiSadigh, A., & dan Aslanzadeh, M. (2009). Covering Problem. In R. Z.

Farahani, Facility Location : Concepts, Models, Algorithms and Case Studies (p. 145). London New York: Springer Dordrecht Heidelberg.Farahani, R. Z. (2009). Facility Location : Concepts, Models, Algorithms and case studies. London New York: Springer Dordrecht

Heidelberg.

Fatimah, D. (2007). Gender Mainstraiming dalam Pengurangan Risiko Bencana. Indonesia: CIRCLE INDONESIA dan HIVOS.Fatimah, D. (2007). Gender Mainstraiming dalam Pengurangan Risiko Bencana. Indonesia: CIRCLE INDONESIA dan HIVOS.

Gaurav, K. (2009). Stochastic Modelling of Land Cover (dynamic) Elements to Assess Landslide Vulnerability. India; Netherlands: Indian Institute of Remote Sensing (IIRS); International Institute for Geoinformation Science and Earth Observation (ITC).

Gregorio, A. D., & Jansen, L. J. (2000). Land Cover Classification System (LCSS). Retrieved April 19, 2010, from FAO Corporate Document Repository: http://www.fao.org/docrep/003/x0596e/X0596e01e.htm#P213_18188

Gunter, B. G., Rahman, A., & Rahman, A. F. (2008). How Vulnerable are Bangladesh’s Indigenous People to Climate Change? North South University (NSU), Department of Economics. United State America: The Bangladesh Development Research Center (BDRC).

• ISDR. (2004, Maret 31). Retrieved May 11, 2010, from http://www.unisdr.org/eng/library/lib-terminology-eng%20home.htm • Jatim. (2006). Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 02 Tahun 2006. Surabaya: Pemerintah Provinsi Jawa Timur. • Jatim, D. (2009, December 14). Retrieved April 13, 2010, from

http://www.jatimprov.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=6268&Itemid=2

• Jia, H., Ordonez, F., & Dessouky, M. M. (2007). A Modeling Framework for Facility Location of Medical Services for Large-Scale Emergency. IIE Transactions , 39, 41–55.

Judarwanto, W. (n.d.). Bencana Penyakit Setelah Bencana Banjir. Retrieved May 11, 2010, from http://www.indonesiaindonesia.com. • Lin, Y.-H., Batta, R., Rogerson, P. A., Blatt, A., & Flanigan, M. (n.d.). Application of a Humanitarian Relief Logistics Model to an Earthquake

(45)

DAFTAR PUSTAKA (3)

• Mahmud, A. R., & Indriasari, V. (2009, April). Facility Location Model Development to Maximize Total Service Area.

• Marianov, V., & Revelle, C. (1996). The Queuing Maximal Availability Location Problem : A Model for Siting of Emergency Vehicle.

Europena Journal of Operation Research , 93, 110-120.

Maspero, E. L., & Ittmann, H. W. (2008). The Rise of Humanitarian Logistic. Proceedings of the 27th Southrn African Trasnport

Conference (SATC 2008). Pretoria, South Africa: Document Transformation Technologies.

• Murali, P., Ordonez, F., & Dessouky, M. M. (2009, February 1). Capacitated Facility Location with Distance-Dependent Coverage under Demand Uncertainty.

• Nagib, L., Asiati, D., Latifa, A., & Mujiyani. (2008). (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)) Retrieved April 19, 2010, from http://opac.geotek.lipi.go.id/index.php?p=show_detail&id=1906

• Romdiati, H., Noveria, M., & Handayani, T. (2008). (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)) Retrieved April 19, 2010, from http://opac.geotek.lipi.go.id/index.php?p=show_detail&id=1911

Schilling, D., Jayaraman, V., & Barkhi, R. (1993). A Review of Covering Problems in Facility Location. Location Science , 1, 25-55.

Silva, F. a. (2002). Locating Emergency Services With Priority Rules: The Priority Queuing Covering Location Problem. Institut D'Estudis Territorials Universitat Pompeu Fabra, Gener.

Territorials Universitat Pompeu Fabra, Gener.

Sistem Informasi Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi Jawa Timur. (2008). Retrieved Nopember 2, 2009, from Badan Perencanaan

Pembangunan Provinsi Jawa Timur: http://sitr.bappeprop-jatim.go.id/rtrw/arahan-pemanfaatan/pengelolaan-kawasan/kawasan-lindung/rawan-bencana.html

• Supardan. (2007, January 1). Retrieved April 13, 2010, from http://www.mail-archive.com/iagi-net@iagi.or.id/msg16279.html • Synder, L. V. (2006). Facility Location Under Uncertainty: A Review. 7, 537-554.

Taubenböck, H., Kemper, T., Roth, A., & Voigt, S. (2006). Assessing Vulnerability In Istanbul: An Example to Support Disaster

Management with Remote Sensing at DLR-ZKI. The German Remote Sensing Data Center (DFD), Oberpfaffenhofen, Center for

Satellite based Crisis Information (ZKI). German: German Aerospace Center (DLR).

• Taubenbock, H., Post, J., Roth, A., Zosseder, K., Strunz, G., & Dech, S. (2008). A Conceptual Vulnerability and Risk Framework As Outline to Identify Capabilities of Remote Sensing. Natural Hazards Earth System Science , 8, 409–420.

Westen, C. J., & Abella, E. A. (2009). Multi-scale Landslide Risk Assessment: a Contribution to the National System of Multi-hazard Risk

in Cuba. ITC School for Disaster GeoInformation Management. The Netherlands; Cuba: The United Nations University; the Institute of

Geology and Paleontology.

Widigdo, W., & Canadarma, I. K. Pendekatan Ekologi pada Rancangan Arsitektur, sebagai upaya mengurangi Pemanasan Global. Surabaya: UK Petra, Universitas Pelita Harapan.

Gambar

Grafik Kenaikan Potensi Dampak Ter-cover pada Skenario Kenaikan Persentase Kemampuan Layanan Fasilitas
Grafik Kenaikan Jumlah Kabupaten dan Kota yang Di-cover pada Skenario Kenaikan Persentase Kemampuan Layanan
Grafik Penurunan Jumlah Kabupaten dan Kota yang Tidak Di- Di-cover pada Skenario Kenaikan Persentase Kemampuan

Referensi

Dokumen terkait

overfishing di perairan Brebes. Untuk meningkatkan hasil tangkapan jaring insang lingkar secara tepat dibutuhkan penelitian lebih lanjut tentang faktor faktor yang

labilitas dari capsaicinoid dalam persiapan seperti pasta cabai, pekerjaan yang lebih baru menunjukkan bahwa ekstrak cabai merangsang kepedasan tinggi terjaga dengan

Sebagai operator selular nomor 6 terbesar di dunia dalam hal jumlah pelanggan, Telkomsel merupakan pemimpin pasar industry telekomunikasi di Indonesia yang kini

Berdasarkan hasil pengembangan model dan analisis yang dilakukan pada penelitian ini diperoleh 9 atribut pelayanan yang diurutkan berdasarkan prioritas Kano yaitu

Hal ini berarti menunjukan bahwa walaupun kelimpahan plankton yang tertinggi bukan pada stasiun II, akan tetapi jumlah genus yang ditemukan paling banyak dan lebih

Bahwa dengan demikian, meskipun Pemohon adalah Pasangan Calon No Urut 2 dalam pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Keerom Tahun 2015, namun permohonan Pemohon

Penelitian ini hanya berfokus pada pengaruh kepuasan pegguna dan penggunaan terhadap dampak individual pada aplikasi penasihat keuangan Monicca, di harapkan pada

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bersedia untuk berpartisipasi untuk dalam pengambilan data atau sebagai responden penelitian yang dilakukan oleh