• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan melalui

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan melalui"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

A. Latar Belakang Masalah

Tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan kemakmuran pemilik atau pemegang saham (Brigham, et.al., 1999). Manajer diberi kepercayaan oleh para pemegang saham untuk mengelola dan menjalankan kegiatan perusahaan. Dalam usahanya untuk mengelola dan menjalankan kegiatan perusahaan, manajer membutuhkan dana untuk keperluan modal usaha maupun untuk kegiatan ekspansi bisnisnya. Untuk pemenuhan kebutuhan tersebut, perusahaan dapat memperoleh dana intern perusahaan (retained earning) ataupun perusahaan dapat menarik dana dari masyarakat dengan cara menerbitkan surat utang (bond) dan dengan menerbitkan saham baru. Selain kedua cara tersebut, perusahaan juga dapat memperoleh dana masyarakat melalui pinjaman dari perbankan dalam melakukan penarikan dana. Perusahaan harus memperhatikan biaya yang dikeluarkan akibat penarikan dana tersebut. Hal ini penting karena dana dari sumber manapun, tentu saja akan memberikan konsekuensi bagi perusahaan yaitu membayar biaya modal, baik kepada pemegang saham melalui pembayaran deviden maupun kepada masyarakat melalui pembayaran bunga obligasi atau bunga pinjaman, ataupun untuk membayar biaya penerbitan saham baru. Selain menimbulkan kewajiban pembayaran biaya modal, penarikan dana akan mengakibatkan berubahnya tingkat leverage perusahaan

(2)

yaitu pembelanjaan permanen yang mencerminkan perimbangan antara utang jangka panjang dengan total asset. Dari asset yang dimiliki perusahaan, berapa besar dari asset yang didanai dengan utang.

Salah satu alternatif perusahaan dalam memenuhi dana tersebut adalah dengan menerbitkan utang. Kebijakan leverage ini rentan terhadap konflik antara pemegang saham, manajemen, dan kreditur yang disebut sebagai agency conflict. Konflik ini muncul disebabkan pihak-pihak yang terkait (stockholder, insiders dan debtholder) mempunyai kepentingan yang saling bertentangan. Konflik antara insiders dan stockholder dalam keputusan pendaan terjadi karena pemegang saham hanya peduli dengan resiko sistematik dari saham perusahaan, karena mereka berinvestasi pada portofolio yang terdiversifikasi dengan baik dan mereka cenderung menginginkan keuntungan harus dibagikan sebagai deviden. Sebaliknya manajer peduli pada resiko perusahaan secara keseluruhan, karena menyangkut reputasinya untuk membuat perusahaan tumbuh di atas optimal. Konflik dalam kebijakan leverage antara insiders dan debtholder muncul ketika manajer mengambil proyek-proyek yang mempunyai resiko lebih dari yang diperkirakan oleh kreditur. Dalam hal ini kreditur tidak mau dirugikan apabila dana diinvestasikan pada proyek yang beresiko tinggi, karena akan meningkatkan resiko kebangkrutan perusahaan, yang pada akhirnya akan mempengaruhi nilai perusahaan dengan menurunnya nilai pasar uang atau obligasi yang belum jatuh tempo. Sebaliknya jika proyek beresiko tinggi tersebut memberikan hasil yang bagus, kompensasi yang di terima kreditur (berupa

(3)

bunga) tidak ikut naik. Ini menunjukkan bahwa utang dapat menyebabkan terjadinya transfer of wealth dari debtholder ke stockholder yang akan dihindari oleh debtholder. Jadi kreditur cenderung menginginkan keuntungan sebaiknya digunakan untuk melunasi utang.

Dari hal-hal yang telah disebutkan, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian Pengaruh Asset Tangibibility, Profitability, Size, Business Risk Dan Growth Opportunities Terhadap Leverage Perusahaan.

B. Perumusan Masalah

Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Rajan dan Zingales (1995) melihat bahwa adanya hubungan yang konsisten antara utang dan variabel yang ada serta adanya keterbatasan data yang membatasi pengembangan proksi untuk variabel-variabel yang lain. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis merumuskan masalah dalam penelitian ini:

1. Apakah Asset Tangibility, Profitability, Business Risk, Size dan Growth Opportunities berpengaruh terhadap kebijakan leverage perusahaan secara parsial.

2. Apakah Asset Tangibility, Profitability, Business Risk, Size dan Growth Opportunities berpengaruh terhadap kebijakan leverage perusahaan secara bersama-sama.

C. Batasan Masalah

(4)

1. Penelitian dilakukan pada perusahaan manufaktur yang memiliki laporan keuangan lengkap dan listing di Bursa Efek Jakarta dari tahun 2000, 2001, 2002, dan 2003. Idustri perusahaan manufaktur merupakan industri perusahaan yang aktif dalam kegiatan transaksi bursa efek dan untuk memperoleh data mengenai perusahaan tidak sulit dan lengkap.

2. Periode pengamatan pada penelitian ini selama 4 tahun yaitu laporan keuangan terbaru yang dianggap cukup dalam memperoleh sampel perusahaan. Pemilihan tahun-tahun tersebut adalah dengan pertimbangan data laporan keuangan terbaru dari Indonesian Capital Market Directory.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan batasan masalah yang ada maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah Asset Tangibility, Profitability, Business Risk, Size dan Growth Opportunities mempunyai pengaruh yang terhadap kebijakan leverage perusahaan secara parsial dan secara bersama-sama.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak yang berkepentingan yaitu:

1. Bagi Investor

Memberikan masukan bagi investor untuk mengambil keputusan investasi. Dalam mengambil keputusan investasi investor memerlukan informasi

(5)

yang lengkap dari suatu laporan keuangan, sehingga keputusan yang diambil nantinya dapat digunakan secara tepat dan maksimal.

2. Bagi Emiten

Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi emiten dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan asset tangibility, profitability, size, business risk dan growth oppurtunities serta leverage financial, sehingga emiten dapat memaksimalkan kemakmuran pemegang saham (tindak lanjut emiten terhadap pengambilan keputusan).

F. Tinjauan Literatur dan Hipotesis

Baskin (1998) menyatakan bahwa profitability diprediksi berpengaruh negatif terhadap financial leverage, karena perusahaan yang dapat menghasilkan earnings yang lebih besar cenderung mempergunakan retained earning untuk memenuhi kebutuhan dana. Semakin besar retained earnings sebagai sumber internal membuat penggunaan utang berkurang, sehingga tingkat leverage perusahaan menjadi semakin rendah. Size perusahaan berpengaruh positif terhadap leverage financial, artinya bahwa semakin besar size perusahaan diperkirakan mempunyai kesempatan untuk melakukan peminjaman dalam jumlah yang lebih besar dibandingkan perusahaan kecil karena investor memiliki persepsi bahwa perusahaan yang besar akan memiliki tingkat kemampuan pengembalian yang besar.

Myers (1977) menemukan bahwa struktur modal berhubungan positif dengan financial leverage. Perusahaan dengan tingkat earnings yang stabil

(6)

dapat memprediksi earnings di masa mendatang dengan tingkat ketepatan yang lebih tinggi. Karena perusahaan menetapkan kewajiban hutang yang lebih besar tanpa harus menempatkan diri dalam suatu tingkat resiko yang tidak dapat diterima.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk menguji variabel-variabel yang mempengaruhi kebijakan leverage baik parsial maupun bersama-sama.

Penelitian yang dilakukan oleh Rajan dan Zingales (1995) menemukan adanya hubungan yang signifikan positif antara asset tangibility dan utang jangka panjang, selain itu ia juga menemukan bahwa tingkat leverage perusahaan secara signifikan berhubungan terbalik dengan profitability perusahaan. Probabilitas ini merupakan hasil bersih laba terhadap total aktiva perusahaan, juga menemukan bahwa kemungkinan perusahaan besar mengalami kebangkrutan itu kecil, dalam penelitian ini size menggunakan proksi the natural logarithm of sales. Sales dijadikan indikator ukuran perusahaan karena sifat alamiah bisnis menunjukkan bahwa total assets yang tinggi tidak selalu mencerminkan tingkat profit yang tinggi. Proksi ini digunakan untuk menyamakan ukuran pada saat melakukan regresi, sehingga size akan berhubungan positif dengan tingkat leverage perusahaan, dari ketiga penelitian ini maka hipotesis yang dapat dirumuskan adalah :

H1= asset tangibility berpengaruh positif terhadap kebijakan leverage perusahaan.

(7)

H = profitability berpengaruh negatif terhadap kebijakan leverage perusahaan.

2

H3= size berpengaruh positif terhadap kebijakan leverage perusahaan. Chung (1990) mengemukakan bahwa semakin tinggi resiko (business risk) yang dihadapi perusahaan maka perusahaan tersebut cenderung mempunyai utang sedikit, maka hipotesis yang dapat dirumuskan adalah : H = business risk berpengaruh positif terhadap kebijakan leverage

perusahaan. 4

Fama dan French (2001) mengatakan bahwa kebijakan leverage perusahaan akan menurun jika investasi kurang dari retained earning, oleh karenanya perusahaan dengan growth opportunities pesat cenderung lebih banyak menggunakan utang, maka hipotesis yang dapat dirumuskan adalah : H5= growth opportunities berpengaruh positif terhadap kebijakan leverage

perusahaan.

Leverage keuangan ini mengukur seberapa besar aktiva perusahaan yang dibiayai dengan utang jangka panjang, maka hipotesi yang dapat dirumuskan adalah :

H6= asset tangibility, profitability, size, business riskgrowth opportunities berpengaruh positif terhadap kebijakan leverage perusahaan.

(8)

Tabel 1.1

Hubungan arah variabel independen terhadap kebijakan leverage perusahaan

Variabel Independen Hubungan Arah Asset Tangibility Positif

Profitability Negatif

Size Positif

Business Risk Positif

Growth Opportunities Positif

G. Metodelogi Penelitian

1. Teknik Pemilihan Sampel dan Sumber Data

Metode pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Perusahaan yang diteliti adalah perusahaan manufaktur yang memiliki jenis industrinya sama dan tetap ada selama penelitian dilakukan serta financial state yang lengkap dan ada tentang utang jangka panjang secara kontiniu dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2003. Data diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory. 2. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dilakukan dengan metode dokumentasi, yaitu mencatat dokumen-dokumen yang relevan dengan permasalahan yang diteliti dan data tersebut tersedia di Bursa Efek Jakarta dan menggunakan Indonesian Capital Market Directory dari tahun 200, 2001, 2002, 2003 dan 2004.

(9)

3. Tehnik dan langkah analisis data

Untuk menjelaskan hubungan antar variabel, maka penelitian ini menggunakan regresi dengan data panel yang merupakan gabungan dari time series data dan cross section data. Model persamaan regresi yang digunakan adalah :

Leverage = α +β tangbility+1 β profit+2 β3size+β Brisk+4 β5growth+ℓ Dimana : α = intercept

β = Koefisien regresi masing-masing variabel ℓ= error term

Uji hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan tiga cara yaitu pengujian hipotesis dilakukan berdasarkan probabilitas, apabila probabilitas lebih kecil dari taraf signifikansi yang digunakan yaitu sebesar α (α= 0,05) maka arah hubungan regresi tersebut signifikan. Cara yang kedua adalah dengan menggunakan uji statistik, yaitu pengujian koefisien regresi secara parsial, koefisien regresi signifikan bila lebih besar dari . Cara yang ketiga adalah dengan menggunakan uji statistik F, yaitu pengujian regresi secara bersama-sama koefisien regresi signifikan apabila lebih besar dari .

hitung t tabel t hitung F Ftabel

Untuk memperoleh estimasi regresi yang tepat dan baik, maka perlu dilakukan penghindaran dari penyimpangan asumsi klasik. Asumsi klasik terdiri dari tiga yaitu multikolinieritas, heteroskedastisitas dan auto korelasi.

(10)

a. Multikolinieritas

Multikolinieritas adalah suatu keadaan dimana satu atau lebih variabel independen dapat dinyatakan sebagai kombinasi linear dari variabel lainnya (Hermanto dan Saptutyningsih, Endah, 2002:87). Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas dalam model regresi adalah dengan meregresikan variabel independen dengan variabel independen yang lain, kemudian dihitung 2

R dengan uji F.

Jika F* > F tabel maka Ho ditolak berarti ada multikolinieritas

Jika F* < F tabel maka Ho tidak dapat ditolak berarti tidak ada multikolinieritas

b. Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas terjadi apabila variabel gangguan tidak mempunyai variance yang sama untuk semua observasi, dan penyebabnya adalah error learning model, perbaikan dalam pengumpulan data, dan kesalahan spesifikasi model. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu dengan menggunakan uji white yaitu jika terdapat model regresi Yi12X1 +u1dan transformasinya menjadi In Y112 InX1+u1 sehingga kemungkinan variance menjadi semakin kecil dan ada kemungkinan homoskeastisitas.

c. Autokorelasi

Autokorelasi adalah suatu keadaan dimana kesalahan pengganggu dari periode tertentu ( 2

R ) berkorelasi dengan kesalahan pengganggu dari periode sebelumnya ( 2

(11)

ini adalah inertia, specification bias (excluded variabel case dan incorrect functional form), cobweb phenomenon, lags, manipulation of data. Dengan adanya autokorelasi, maka dugaan parameter OLS masih unbiased dan consistent, akan tetapi standard error dari dugaan parameter regresi adalah bias, sehingga menyebabkan uji statistik tidak tepat dan interval kepercayaan yang bias (biased confidence intervals). Untuk menguji ada atau tidaknya autokorelasi ini digunakan uji Durbin-Watson.

4. Definisi Operasional

Penggunaan variabel independen terhadap kebijakan leverage cukup banyak modelnya, sehingga untuk mengarahkan agar penelitian sesuai dengan yang diteliti maka diberikan definisi yang mengarah pada penelitian.

a. Asset Tangibility

Untuk mengukur seberapa besar asset tangibility digunakan rumus (Rajan dan Zingales:1995):

b. Profitability

Untuk menghitung profitability disini kita menggunakan (Rajan dan Zingales:1995) : s TotalAsset EBIT y ofitabilit = Pr

(12)

c. Size

Untuk mengukur besarnya size yang berpengaruh terhadap kebijakan leverage disini digunakan rumus (Rajan dan Zingales:1995) :

Size = Harga Saham x Jumlah Saham Beredar. d. Business Risk

Untuk mengukur besar resiko bisnis ini digunakan rumus (Chung:1990):

e. Growth Opportunities

Dalam menghitung growth opportunities ini kita menggunakan rumus (Fama dan French:2001):

Sehingga Growth Opportunities memiliki hubungan yang positif dengan tingkat leverage perusahaan.

f. Leverage Perusahaan

Referensi

Dokumen terkait

Musyawarah Perencanaan Pembangunan adalah musyawarah antara Badan Permusyawaratan Desa, Pemerintah Desa, dan unsur masyarakat yang diselenggarakan oleh Pemerintah

Aplikasi Pelapisan dengan Beberapa Jenis Minyak Nabati dan Antimikroba untuk Meningkat Daya Simpan Buah Tomat (Lycopersicon esculentum Mill.) dalam Suhu Ruang FTP HIBAH GRUP

variabel faktor-faktor produksi yang berpengaruh nyata terhadap produksi kacang tanah dilihat secara efisiensi harga, faktor produksi berupa luas lahan, tenaga kerja,

MATRIKS RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) BIDANG. CIPTA KARYA KABUPATEN

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Bupati Kebumen Nomor 47 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan dan Pengendalian Kegiatan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun

MURNI FRUITY  FRUITY  DI PT INDUSTRI SUSU ALAM MURNI (ISAM)  DI PT INDUSTRI SUSU ALAM MURNI (ISAM) BANDUNG BANDUNG OLEH OLEH AJENG YURIANDANI AJENG YURIANDANI

Secara ekonomis, dalam perhitungan biaya operasional pabrik es, komponen biaya yang cukup menentukan adalah komponen biaya untuk tenaga listrik (PLN atau Generator

Pada penelitian ini, penulis memberikan neuro development treatment dan pilates pada cerebral palsy spastik diplegi yang bertujuan untuk mengetahui manakah yang lebih tepat