• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN KINERJA PERAWAT PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN PERAWAT KONTRAK DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BADUNG MANGUSADA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERBEDAAN KINERJA PERAWAT PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN PERAWAT KONTRAK DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BADUNG MANGUSADA"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PERBEDAAN KINERJA PERAWAT

PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN PERAWAT KONTRAK

DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

KABUPATEN BADUNG MANGUSADA

RSUD Badung terus melakukan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan. Perawat merupakan bagian integral dari sebuah pelayanan kesehatan sehingga perlu dilakukan sebuah penilaian kinerja, baik untuk perawat PNS dan juga perawat kontrak. Penilaian kinerja pada perawat di RSUD Badung belum pernah dilakukan, hanya sekali dilakukan pada pegawai kontrak tetapi hasilnya belum dapat dipublikasikan. Penilaian kinerja penting untuk memberikan gambaran kualitas pelayanan, kompensasi/gaji, pelatihan dan melihat beban kerja serta evaluasi hasil kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kinerja perawat PNS dan perawat kontrak pada ruang rawat inap RSUD Badung.

Penelitian ini adalah penelitian analitik observasional menggunakan pendekatan cross-sectional yang dilaksanakan pada enam ruang rawat inap selama tiga bulan dari bulan Agustus sampai dengan Oktober 2016. Sampel penelitian yaitu seluruh perawat pelaksana yang berjumlah 114 perawat. Data dikumpulkan dengan menggunakan instrumen penelitian kuesioner dan lembar observasi perawat. Data dianalisis secara univariat, bivariat menggunakan uji Chi square test dan multivariat menggunakan regresi poisson.

Perawat PNS yang melakukan pendokumentasian asuhan keperawatan dengan lengkap 96% dan perawat kontrak 92,13%. Perawat PNS yang melakukan penerapan International Patient Safety Goal (IPSG) dengan baik 68% dan perawat kontrak 52,81%. Kinerja perilaku kerja pada perawat PNS yang baik 56% sedangkan pada perawat kontrak 61,80%. Analisis bivariat menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan kinerja dari aspek kualitas pada pendokumentasian keperawatan dan penerapan IPSG serta tidak terdapat perbedaan kinerja perilaku kerja pada perawat berdasarkan status kepegawaian. Pada analisis multivariat didapatkan variabel status kepegawaian tidak mempengaruhi kinerja dari aspek kualitas pada pendokumentasian keperawatan (RP=1,03, 95%CI=0,93-1.17, p=0,51), kinerja dari aspek kualitas pada penerapan IPSG (RP=1,24, 95%CI=0,87-1,78, p=0,22) dan kinerja dari aspek kinerja perilaku kerja (RP=0,96, 95%CI=0,64-1,44, p=0,84).

Kesimpulan penelitian ini adalah tidak ditemukan adanya perbedaan yang bermakna pada kinerja dari aspek kualitas dalam hal kelengkapan dokumentasi dan penerapan IPSG serta tidak ditemukan adanya perbedaan yang bermakna pada kinerja dari aspek perilaku kerja pada perawat PNS dan kontrak di RSUD Badung. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai gambaran dari kinerja perawat pada ruang rawat inap di rumah sakit dal am memberikan pelayanan kesehatan dan juga dapat dijadikan dasar untuk penelitian selanjutnya.

(2)

ABSTRACT

PERFORMANCE DIFFERENCE CIVIL SERVANT NURSES

AND CONTRACT NURSES IN THE WARD ROOM OF

BADUNG MANGUSADA GENERAL HOSPITAL

Badung hospital continues to improve the quality of health services. A nurse is an integral part of a health service so that the need to do an appraisal of performance, both for civil servants nurses and also contract nurses. Performance appraisal on nurses in Badung hospital had never done, only once done on employees of the contract but the results have yet to be published. Performance appraisal it is important to give an overview of the quality of service in addition as well as a consideration of compensation/salary, training and evaluation of the work as well as identify the workload. This research aims to know performance difference civil servant nurses and contract nurses in the ward room of badung hospital.

The study was observational analytical study using cross-sectional approach implemented at six ward room for three months from August until October 2016. Sample research is all of the implementing nurses of 114 nurses. The data collected by using instruments of the research questionnaire and observation sheet nurses. The data analyzed by univariate, bivariat using Chi-square test and multivariate using poisson regression.

Civil servants nurses who do the documentation of nursing care with a full 96% and 92,13% contract nurses. Civil servants nurses who perform implementation of the International Patient Safety Goals (IPSG) with either 68% and 52,81% contract nurses. The behaviour of a work performance on the good of the civil servants nurses 56% whereas on nurses contract 61,80%. Bivariat analysis showed that there was no difference performance of the quality aspects on the nursing documentation and application of the IPSG as well not there difference behaviour of a work performance on the nurses based on employment status. Multivariate analysis obtained employment status does not affect the performance of aspect quality in documentation nursing (RP= 1.03, 95%CI=1.17-0.93, p= 0.51), performance from the aspect of quality in the implementation of the IPSG (RP= 1.24, 95%CI=0.87-1.78, p= 0.22) and performance in the aspect on the behavior of the work performance (RP= 0,96, 95% CI=1.4-0.64, p= 0.84).

The conclusion of this research is there were not a meaningful distinction is found on the performance aspects of quality in terms of documentation completeness and IPSG application as well not found the existence of a meaningful difference on the behavior of the work performance of the civil servant nurses and contract nurses in Badung hospitals. The results of this research are expected to be used as an overview nurses performance in the ward room in a hospital in providing medical services and can also be used as a basis for further research.

(3)

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DALAM

... Er ror! Bookmark not defined.

PERSYARATAN GELAR

... Er ror! Bookmark not defined.

LEMBAR PERSETUJUAN

PEMBIMBING ... Er ror! Bookmark not defined.

PENETAPAN PANITIA PENGUJI

... Er ror! Bookmark not defined.

PERSYARATAN BEBAS

PLAGIAT ... Er ror! Bookmark not defined.

UCAPAN

TERIMAKASIH ... Er ror! Bookmark not defined.

ABSTRAK ... vii i

ABSTRACT ... ix x

(4)

DAFTAR TABEL... xi v DAFTAR GAMBAR ... xv i DAFTAR SINGKATAN ... xv ii DAFTAR LAMPIRAN... xv ii BAB I PENDAHULUAN ... 18 1.1 Latar Belakang ... 18 1.2 Rumusan Masalah ... 24 1.3 Tujuan ... 24 1.3.1 Tujuan Umum ... 24 1.3.2 Tujuan Khusus ... 24 1.4 Manfaat ... 25 1.4.1 Manfaat Teoritis... 25 1.4.2 Manfaat Praktis ... 25

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

... Er ror! Bookmark not defined.

2.1 Konsep Kinerja

Perawat ... Er ror! Bookmark not defined.

(5)

2.1.1 Definisi

Kinerja ... Er ror! Bookmark not defined.

2.1.2 Kinerja

Perawat ... Er ror! Bookmark not defined.

2.1.3 Penilaian Kinerja Perawat ... Er ror! Bookmark not defined.

2.1.4 Faktor yang Mempengaruhi Kinerja ... Er ror! Bookmark not defined.

2.2 Indeks Kinerja Individu Berdasarkan Kepmenkes No. 625 Tahun

2010 ... Er ror! Bookmark not defined.

2.3 Kinerja Kualitas

Perawat ... Er ror! Bookmark not defined.

2.3.1 Kelengkapan Dokumentasi Asuhan Keperawatan ... Er ror! Bookmark not defined.

2.3.2 Pengukuran Penerapan International Patient Safety

Goals

(IPSG) ... Er ror! Bookmark not defined.

2.4 Kinerja Perilaku Kerja Perawat ... Er ror! Bookmark not defined.

(6)

2.5 Perbedaan Perawat PNS dan Perawat Kontrak ... Er ror! Bookmark not defined.

2.5.1 Definisi Perawat

PNS ... Er ror! Bookmark not defined.

2.5.2 Definisi Perawat

Kontrak ... Er ror! Bookmark not defined.

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS

PENELITIAN ... Er ror! Bookmark not defined.

3.1 Kerangka

Berpikir ... Er ror! Bookmark not defined.

3.2 Konsep

Penelitian ... Er ror! Bookmark not defined.

3.3 Hipotesis ... Er ror! Bookmark not defined.

BAB IV METODE

PENELITIAN ... Er ror! Bookmark not defined.

4.1 Rancangan

Penelitian ... Er ror! Bookmark not defined.

4.2 Lokasi dan Waktu

(7)

4.2.1 Lokasi

Penelitian ... Er ror! Bookmark not defined.

4.2.2 Waktu

Penelitian ... Er ror! Bookmark not defined.

4.3 Penentuan Sumber

Data ... Er ror! Bookmark not defined.

4.3.1 Populasi

Penelitian ... Er ror! Bookmark not defined.

4.3.2 Sampel

Penelitian ... Er ror! Bookmark not defined.

4.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... Er ror! Bookmark not defined.

4.4.1 Variabel

Penelitian ... Er ror! Bookmark not defined.

4.4.2 Definisi

Operasional ... Er ror! Bookmark not defined.

4.5 Instrumen

Penelitian ... Er ror! Bookmark not defined.

(8)

4.5.1 Pengukuran Kinerja Dalam Hal Perilaku Kerja ... Er ror! Bookmark not defined.

4.5.2 Pengukuran Kinerja Kualitas Dalam Hal Penerapan

IPSG ... Er ror! Bookmark not defined.

4.5.3 Pengukuran Kinerja Kualitas Dalam Hal Kelengkapan Dokumentasi

Keperawatan ... Er ror! Bookmark not defined.

4.6 Uji Coba Instrumen

Penelitian ... Er ror! Bookmark not defined.

4.7 Prosedur Pengumpulan

Data ... Er ror! Bookmark not defined.

4.7.1 Jenis Data yang

Dikumpulkan ... Er ror! Bookmark not defined.

4.7.2 Cara Pengumpulan

Data ... Er ror! Bookmark not defined.

4.8 Pengolahan dan Analisis Data ... Er ror! Bookmark not defined.

4.8.1 Pengolahan

Data ... Er ror! Bookmark not defined.

(9)

4.8.2 Analisis

Data ... Er ror! Bookmark not defined.

BAB V HASIL PENELITIAN

... Er ror! Bookmark not defined.

5.1 Gambaran RSUD Badung Mangusada ... Er ror! Bookmark not defined.

5.2 Karakteristik Responden Penelitian ... Er ror! Bookmark not defined.

5.3 Kinerja Kualitas Dari Aspek Kelengkapan Dokumentasi

Keperawatan ... Er ror! Bookmark not defined.

5.4 Kinerja Kualitas Dari Aspek Penerapan International Patient

Safety Goal

(IPSG) ... Er ror! Bookmark not defined.

5.5 Kinerja Dari Aspek Perilaku Kerja ... Er ror! Bookmark not defined.

5.6 Perbedaan Kinerja Kualitas Dari Kelengkapan Dokumentasi Keperawatan dan Penerapan IPSG Serta Kinerja Perilaku Kerja

Berdasarkan Status

Kepegawaian ... Er ror! Bookmark not defined.

5.7 Analisis Kelengkapan Dokumentasi, Penerapan IPSG dan

(10)

Responden ... Er ror! Bookmark not defined.

BAB VI

PEMBAHASAN ... Er ror! Bookmark not defined.

6.1 Kinerja Kualitas Kelengkapan Dokumentasi Keperawatan ... Er ror! Bookmark not defined.

6.2 Kinerja Kualitas Penerapan International Patient Safety Goal

(IPSG) ... Er ror! Bookmark not defined.

6.3 Kinerja Perilaku Kerja Perawat ... Er ror! Bookmark not defined.

6.4 Keterbatasan

Penelitian ... Er ror! Bookmark not defined.

BAB VII SIMPULAN DAN

SARAN ... Er ror! Bookmark not defined.

7.1 Simpulan ... Er ror! Bookmark not defined.

7.2 Saran ... Er ror! Bookmark not defined.

DAFTAR

PUSTAKA ... Er ror! Bookmark not defined.

(11)

LAMPIRAN ... Er ror! Bookmark not defined.

(12)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4. 1 Jumlah perawat pada rawat inap ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. 2 Definisi operasional variabel penelitian ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 5. 1 Karakteristik responden penelitian ...

Error! Bookmark not defined.

Tabel 5. 2 Perbedaan hasil observasi kelengkapan dokumentasi dan

observasi perilaku kelengkapan dokumentasi ... ....

Error! Bookmark not defined.

Tabel 5. 3 Hasil observasi kelengkapan dokumentasi dalam hal pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi keperawatan ...

Error! Bookmark not defined.

Tabel 5. 4 Hasil observasi perilaku kelengkapan dokumentasi dalam hal pengkajian, diagnosa, perencanaan,implementasi dan evaluasi keperawatan ...

Error! Bookmark not defined.

Tabel 5. 5 Hasil kelengkapan dokumentasi keperawatan berdasarkan

karakteristik responden dan status kepegawaian ...

Error! Bookmark not defined.

Tabel 5. 6 Hasil penerapan IPSG pada perawat ...

Error! Bookmark not defined.

Tabel 5. 7 Hasil penerapan IPSG berdasarkan karakteristik dan status kepegawaian ...

Error! Bookmark not defined.

Tabel 5. 8 Hasil perilaku kerja perawat dalam hal orientasi pelayanan,

(13)

kerjasama ...

Error! Bookmark not defined.

Tabel 5. 9 Hasil kinerja perilaku kerja berdasarkan karakteristik dan status kepegawaian ...

Error! Bookmark not defined.

Tabel 5. 10 Perbedaan kelengkapan dokumentasi, penerapan ipsg dan

kinerja perilaku kerja berdasarkan status kepegawaian ... 7 1

Tabel 5. 11 Hasil kelengkapan dokumentasi, penerapan IPSG dan perilaku

kerja berdasarkan karakteristik responden ...

(14)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2. 1 Variabel yang mempengaruhi kinerja... Er ror! Bookmark not defined.

Gambar 3. 1 Kerangka

konsep ... Er ror! Bookmark not defined.

(15)

DAFTAR SINGKATAN

SINGKATAN

WHO :World Health Organization SDM : Sumber Daya Manusia

BLUD : Badan Layanan Umum Daerah RSUD : Rumah Sakit Umum Daerah KARS : Komisi Akreditasi Rumah Sakit PNS : Pegawai Negeri Sipil

PKWT : Perjanjian Kerja Waktu Tertentu THL : Tenaga Harian Lepas

UU ASN : Undang-Undang Aparatur Sipil Negara DP3 : Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan UMR : Upah Minimum Rata-rata

BOR : Bed Accupancy Rate

NSQI : Nursing Sensitive Quality Indicator PPNI : Persatuan Perawat Nasional Indonesia IPSG : International Patient Safety Goals JCI : Joint Commission International RBA : Rancangan Belanja Anggaran

Depkes RI : Departemen Kesehatan Republik Indonesia MSDM : Manajemen Sumber Daya Manusia

IBS : Instalasi Bedah Sentral LSR : Lingkert Summated Rating CI 95% : Confidence Interval 95% PR : Proportional Rate PMI : Palang Merah Indonesia

(16)

xvii DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Jadwal penelitian ... 10 7

Lampiran 2. Lembar persetujuan menjadi responden ... 10 8

Lampiran 3. Kuesioner

penelitian ... 11 0

Lampiran 4. Pernyataan peneliti pendamping ... 11 7

Lampiran 5. Hasil analisis data ... 11 8

(17)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pelayanan kesehatan yang berkualitas menjadi tujuan dari pemerintah dengan cara

meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan. Rumah sakit menjadi salah satu bentuk sarana

kesehatan, berfungsi sebagai pemberi upaya pelayanan kesehatan dasar, rujukan dan penunjang.

Rumah sakit merupakan institusi yang bertugas menyelenggarakan pelayanan kesehatan

perorangan secara paripurna baik berupa pelayanan gawat darurat, rawat jalan dan juga rawat inap.

Rumah sakit mempunyai peran yang strategis dalam pelayanan kesehatan karena merupakan

pelayanan kesehatan yang padat modal, padat karya dan padat teknologi.

Keberhasilan rumah sakit dalam memberikan pelayanan kesehatan membutuhkan berbagai

elemen penting salah satunya yaitu Sumber Daya Manusia (SDM). Sumber daya kesehatan adalah

mereka yang bertugas sesuai dengan bidang keahlian dan kewenangan tenaga kesehatan yang

bersangkutan dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan. Upaya peningkatan mutu pelayanan

tidak lepas dari upaya peningkatan mutu sumber daya kesehatan (Lolongan, 2013). Rumah sakit

mempunyai mutu tinggi apabila berhasil melaksanakan tugas dan fungsi rumah sakit dengan baik

dan benar. Mutu rumah sakit sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, SDM merupakan faktor

yang mempunyai pengaruh paling dominan (Hartati, 2013). Oleh karena itu SDM kesehatan harus

dapat dikelola melalui manajemen yang baik dengan berbagai subsistem salah satu diantaranya

yaitu manajemen kinerja (Wibowo, 2011).

Program manajemen kinerja merupakan suatu teknik untuk mengevaluasi kinerja SDM.

Berbagai definisi kinerja disampaikan oleh beberapa ahli diantaranya menurut Ilyas (2002), kinerja

(18)

Definisi yang sama disampaikan oleh Mangkunegara (2004) bahwa kinerja yaitu hasil kerja yang

dicapai seseorang karyawan secara kualitas dan kuantitas dalam melaksanakan tugasnya sesuai

dengan tanggungjawabnya yang dinilai secara objektif berdasarkan kriteria tertentu. Penilaian

kinerja merupakan cara untuk mengetahui dan mengukur hasil kerja dari individu pada sebuah

organisasi (Faizin, 2009). Kualitas pelayanan harus terus ditingkatkan, sehingga upaya pelayanan

kesehatan dapat mencapai hasil yang optimal. Disamping itu tuntutan masyarakat terhadap

pelayanan kesehatan yang bermutu semakin meningkat seiring dengan meningkatnya kesadaran

akan hak dan kewajiban dari masyarakat (Satria, 2013).

Rumah sakit dalam memberikan pelayanan kesehatan di dukung oleh banyak SDM mulai

dari tenaga medis, paramedis dan juga tenaga penunjang lainnya. Salah satu tenaga paramedis

yang memiliki peranan integral yang ada di rumah sakit adalah perawat. Hal ini dikarenakan

profesi inilah yang akan berhubungan langsung dengan pasien, jika pelayanan keperawatan

berkualitas maka kepuasan dari pasienpun akan meningkat. Keperawatan adalah kelompok profesi

terbesar dan berperan vital dalam sistem rumah sakit yang menyebabkan perawat memiliki

kontribusi kinerja yang penting dalam penentuan kualitas sebuah rumah sakit (Marquis & Huston,

2010). Oleh karena itu, rumah sakit perlu memberikan perhatian pada kinerja perawat agar perawat

dapat terdorong untuk melakukan pekerjaannya dengan baik sehingga mutu pelayanan dapat

ditingkatkan (Kristami, 2008). Perawat merupakan ujung tombak dari kualitas pelayanan

kesehatan dan kunci utama dalam kepuasan pasien untuk mendapatkan pelayanan kesehatan

(Hartati, 2013). Perawat merupakan SDM terpenting di sebuah rumah sakit karena jumlahnya yang

paling dominan (55-65%) dibandingkan dengan SDM lainnya (Ningsih & Priyo, 2011), sehingga

pelayanan keperawatan menjadi pelayanan yang terpenting dan memiliki pengaruh yang sangat

(19)

meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit harus juga disertai upaya untuk meningkatkan

kinerja keperawatan (Depkes RI, 2001).

Berbagai macam tantangan dan perubahan yang terus terjadi terutama pada era

desentralisasi dan globalisasi ekonomi yang dapat mempengaruhi kondisi dari sebuah rumah sakit

sehingga pihak manajemen perlu melakukan dan mengembangkan strategi untuk dapat bertahan

dan meningkatkan kualitas dari pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat.

Perubahan yang dapat terjadi diantaranya perubahan epidemiologi penyakit, sosio-demografi

masyarakat, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perubahan sosial ekonomi

masyarakat. Semua perubahan tersebut dapat mempengaruhi terhadap paradigma mutu dan

kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit. Salah satu perubahan yang terjadi pada institusi

pelayaan kesehatan adalah di bentuknya Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) di rumah sakit.

Berdasarkan UU No. 1 Tahun 2004 pada pasal 2 menyebutkan BLUD ini sendiri bertujuan untuk

meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan

mencerdaskan kehidupan bangsa dengan memberikan fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan

berdasarkan prinsip ekonomi dan produktivitas dan penerapan praktek bisnis yang sehat.

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Badung Mangusada merupakan rumah sakit milik

pemerintah yang berlokasi di wilayah Kabupaten Badung. Mulai dari awal berdiri hingga sekarang

RSUD Badung telah banyak mengalami perkembangan, dimana saat ini telah menjadi BLUD dan

terakhir pada tahun 2014 RSUD Badung telah ditetapkan sebagai rumah sakit tipe B serta

berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) maka RSUD

Badung berdasarkan SK KARS-SERT/63/XII/2014 dinyatakan telah memenuhi standar akreditasi

dengan tingkat paripurna. SDM yang berkualitas diperlukan untuk mendukung pelayanan yang

(20)

Perawat merupakan jumlah tenaga terbanyak yang langsung berhubungan dengan pasien.

RSUD Badung mempunyai dua jenis tenaga perawat yaitu perawat Pegawai Negeri Sipil (PNS)

dan perawat kontrak. RSUD Badung telah menjadi BLUD sehingga dapat merekrut tenaga kerja

kontrak untuk mengatasi kekurangan tenaga kesehatan dan non kesehatan demi kelancaran dalam

memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat termasuk adalah tenaga perawat kontrak.

Saat ini jumlah seluruh perawat di RSUD Badung sampai bulan September 2015 sebanyak 304

orang perawat, terdiri dari 178 orang perawat PNS dan 126 orang perawat kontrak. Bila

dibandingkan proporsi antara perawat PNS dan kontrak setengah dari keseluruhan perawat, yang

menandakan bahwa jumlah perawat kontrak hampir sebanding dengan perawat PNS (Badung,

2015).

Selama ini, untuk penilaian kinerja baru hanya sekali dilakukan pada tenaga kontrak

sedangkan perekrutan tenaga kontrak telah berlangsung selama 5 tahun mulai tahun 2011. Dimana

kinerja tenaga kontrak dinilai langsung berdasarkan pengamatan oleh kepala unit atau kepala

ruangan masing-masing secara subjektif. Sedangkan untuk perawat PNS penilaian kinerja hanya

dilakukan sesuai dengan Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) sesuai dengan acuan dinas

kesehatan. Penilaian kinerja tenaga kontrak di RSUD Badung menggunakan dasar penilaian

perilaku kerja yaitu orientasi pelayanan, integritas, komitmen kerja, disiplin dan kerja sama

(Badung, 2014).

Penilaian kinerja disampaikan oleh Ilyas (2002) yaitu suatu proses untuk menilai hasil

karya/kerja dari seseorang pada sebuah organisasi menggunakan suatu instrumen penilaian kinerja.

Menurut Gibson (2008), ada berbagai faktor yang mempengaruhi perilaku dan kinerja seseorang

salah satunya yaitu status kepegawaian. Berdasarkan beberapa literatur yang dibaca bahwa tidak

(21)

dan non PNS. Seperti pada penelitian Muzaputri (2008), mendapatkan hasil yang menunjukkan

tidak ada perbedaan yang signifikan rata-rata kinerja perawat PNS dengan honor. Sedangkan bila

dilihat dari faktor motivasi yang dapat mempengaruhi kinerja, perawat PNS mempunyai motivasi

yang lebih besar dibandingkan dengan non PNS dimana perbedaan berdasarkan kestabilan status,

jenis pekerjaan, gaji, tunjangan, jaminan kesehatan, beban kerja dan jasa pelayanan. Sehingga

sewajarnya kinerja dari perawat PNS lebih baik dibandingkan dengan perawat non PNS

(Saefulloh, 2012). Dalam Undang-Undang No. 5 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN)

menyebutkan bahwa dalam pemerintahan selain ada PNS juga akan ada pegawai kontrak, tujuan

dasarnya untuk menumbuhkan kompetisi dan budaya kinerja bagi jabatan-jabatan dalam birokrasi.

Jadi dalam sebuah instansi akan ada dua jenis pegawai yaitu PNS dan kontrak yang bersama-sama

melaksanakan tugas dan kewajibannya (ASN, 2014).

Pelayanan paripurna perlu di dukung dengan kinerja pelayanan keperawatan yang baik oleh

karena itu perlu dilakukan penilaian kinerja perawat baik secara individu ataupun perunit sehingga

diketahui kinerja perawat tersebut. Kinerja perawat yang baik dapat memberikan gambaran

terhadap kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien. Kunci utama dalam

peningkatan kualitas pelayanan kesehatan adalah perawat yang memiliki kinerja yang tinggi

(Hartati, 2013). Selain itu berdasarkan Kepmenkes No. 625 Tahun 2010 mengenai indeks kerja

individu, penilaian kinerja penting dalam hal sistem remunerasi. Pemberian remunerasi berupa

insentif atau bonus tergantung pada tingkat pencapaian total target kinerja melalui proses evaluasi

kinerja individu dan kinerja unit kerja (Sulistyowati, 2012). Pada perawat kontrak, penilaian

kinerja penting karena untuk memberikan gaji dan jasa pelayanan akan diberikan oleh rumah sakit

sendiri, apabila hasil penilaian kinerja kurang baik maka akan merugikan rumah sakit sehingga

(22)

manajemen SDM rumah sakit. Konsep pengukuran kinerja asuhan keperawatan dimana beban

kerja yang berlebihan akibat dari kondisi staf yang tidak memadai, jadwal kerja tidak fleksibel,

jam kerja berlebihan, ancaman kehilangan pekerjaan dan pemeliharaan tenaga kerja yang kurang

baik menjadi faktor-faktor yang berhubungan dengan ketidakpuasan kerja yang menyebabkan

menurunnya produktivitas dan kinerja dari tenaga kerja (Dubois, 2013).

RSUD Badung memiliki jumlah SDM yang banyak terutama tenaga kontrak yang setiap

tahun jumlahnya terus bertambah karena untuk mendukung dan mengimbangi pelayanan

kesehatan yang terus bertambah. Kualitas pelayanan kesehatan berkaitan erat dengan kinerja

perawat, hal tersebut dikarenakan perawat selalu ada untuk melayani pasien selama 24 jam

sehingga kualitas pelayanan dapat dilihat melalui evaluasi kinerja perawat. Tidak jarang keluhan

akan kualitas pelayanan yang terjadi berasal dari pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh petugas

kesehatan termasuk perawat. Berdasarkan penelitian Aditama dalam Desri (2008), permasaahan

yang sering terjadi pada pelayanan keperawatan yaitu pendidikan perawat masih kurang,

pengetahuan dan kompetensi perawat kurang baik (kurang ramah dalam melayani pasien) serta

ketrampilan perawat pada saat merawat pasien. Masalah itu tentu bukan hanya soal sikap ramah

atau penyabar, tetapi juga beban kinerja yang tinggi, peraturan yang belum jelas kepada perawat.

Oleh karena itu perlu kiranya rumah sakit memfokuskan masalah kualitas pelayanan terhadap

kinerja perawat (Hartati, 2013).

Penelitian tentang kinerja tenaga kesehatan berdasarkan status kepegawaian belum banyak

dilakukan. Khususnya, penelitian mengenai kinerja perawat dengan status perawat PNS dan

kontrak belum pernah dilakukan di RSUD Badung. Mengetahui perbedaan kinerja dapat

bermanfaat bagi perusahaan, supervisi/penilai dan juga bagi pekerja sendiri. Oleh karena itu,

(23)

di rumah sakit. Berdasarkan uraian di atas dan mengingat pentingnya dilakukan penilaian kinerja,

maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai kinerja perawat di RSUD Badung

Mangusada.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian ini dapat dirumuskan permasalahan kinerja perawat

di RSUD Badung, bagaimanakah perbedaan kinerja perawat PNS dan perawat kontrak di RSUD

Badung Mangusada?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui perbedaan kinerja perawat PNS dan perawat kontrak di Rumah Sakit Umum

Daerah Kabupaten Badung Mangusada.

1.3.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus penelitian ini adalah mengetahui kinerja dari dua aspek kinerja kualitas dan

kinerja perilaku kerja yang diuraikan dibawah ini.

1. Kinerja dari aspek kualitas dalam hal kelengkapan dokumentasi asuhan keperawatan dan

penerapan International Patient Safety Goals (IPSG) pada perawat PNS dan kontrak di

RSUD Badung Mangusada.

2. Kinerja dari aspek perilaku kerja dalam hal orientasi pelayanan, integritas, komitmen,

disiplin dan kerjasama pada perawat PNS dan kontrak di RSUD Badung Mangusada.

3. Mengetahui hubungan karakteristik (status kepegawaian, umur, jenis kelamin, lama

bekerja dan tingkat pendidikan) terhadap kinerja pada perawat PNS dan kontrak di RSUD

(24)

1.4 Manfaat

1.4.1 Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah untuk memperkaya teori dalam menjelaskan

tentang kinerja perawat dan sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya dalam mengetahui kinerja

perawat secara kualitatif.

1.4.2 Manfaat Praktis

Manfaat praktis dari hasil penelitian ini adalah untuk pengembangan kebijakan SDM

Referensi

Dokumen terkait

a. Tidak ada hubungan yang bermakna secara statistik antara pendidikan dengan kinerja perawat dalam pengendalian infeksi nosokomial di RSU PKU Muhammadiyah Bantul

Sistem yang dipergunakan rumah sakit dalam pemberian imbalan dapat berpengaruh pada kinerja perawat (Wibowo,2007). Menurut Siagian dalam Firmansyah 2009 mengemukakakan

Hasil penelitian ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Istiana (2006), yang menyatakan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara stres kerja pada

Berdasarkan hasil penelitian, mayoritas responden memiliki tingkat stres ringan sebanyak 108 orang (99,1%), sedangkan kinerja sebagian besar responden memiliki kinerja yang

23 Mengevaluasi rencana perawatan pasien sesuai dengan kebutuhan pasien bersama dengan ketua tim 24 Mempertimbangkan kemampuan mandiri pasien setiap hari dalam

Untuk analisis data tentang hubungan motivasi kerja pada aspek perilaku kerja dengan kinerja perawat menunjukkan bahwa P-value yang didapat dari uji chi-squere adalah 0,000 atau

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada perbedaan burnout pada perawat yang bertugas di unit rawat inap dan perawat unit rawat jalan di RSUD

Distribusi Frekuensi Kinerja Perawat Pelaksana Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Rawa Lumbu 2019 Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap kinerja perawat di Ruang