• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSYARATAN GELAR SARJANA... HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN SETELAH DIUJI...

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSYARATAN GELAR SARJANA... HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN SETELAH DIUJI..."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

i DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSYARATAN GELAR SARJANA... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

HALAMAN PENGESAHAN SETELAH DIUJI... iv

KATA PENGANTAR ... v

HALAMAN SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ... viii

DAFTAR ISI... ix

ABSTRAK ... xii

ABSTRACT... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah... 5

1.3 Ruang Lingkup Masalah ... 6

1.4 Orisinalitas Penelitian ... 6 1.5 Tujuan Penelitian ... 7 1.5.1 Tujuan umum ... 7 1.5.2 Tujuan khusus ... 8 1.6 Manfaat Penelitian ... 8 1.6.1 Manfaat teoritis ... 8 1.6.2 Manfaat praktis ... 9 1.7 Landasan Teoritis... 9 ix

(2)

1.8 Metode Penelitian... ... 11

1.8.1 Jenis penelitian... 12

1.8.2 Sifat penelitian ... 12

1.8.3 Data dan sumber data ... 13

1.8.4 Teknik pengumpulan data ... 13

1.8.5 Teknik pengolahan dan analisis data. ... 14

BAB II TINJAUAN TENTANG PERJANJIAN, PINJAM MEMINJAM, BENDA JAMINAN, KOPERASI DAN WANPRESTASI 2.1 Perjanjian ... 15

2.1.1 Pengertian perjanjian ... 15

2.1.2 Syarat-syarat sahnya perjanjian ... 18

2.1.3 Asas-asas perjanjian ... 22

2.2 Pengertian pinjam meminjam ... 24

2.3 Pengertian Benda Jaminan ... 26

2.3.1 Benda tidak bergerak ... 26

2.3.2 Benda bergerak ... 27

2.4 Koperasi ... 27

2.4.1 Pengertian koperasi ... 27

2.4.2 Ciri-ciri Koperasi ... 29

2.4.3 Fungsi dan peran Koperasi ... 31

2.4.4 Bentuk dan jenis Koperasi ... 38

2.5 Wanprestasi ... 45

2.5.1 Pengertian wanprestasi ... 45

2.5.2 Bentuk-bentuk wanprestasi ... 46

2.5.3 Akibat Hukum Wanprestasi ... 47

BAB III PERJANJIAN PINJAM-MEMINJAM DENGAN JAMINAN BENDA TIDAK BERGERAK PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM (KSP) SRINADI DI KABUPATEN KLUNGKUNG

(3)

3.1 Pelaksanaan perjanjian pinjam meminjam dengan jaminan benda tidak bergerak pada Koperasi Simpan Pinjam Srinadi Kabupaten Klungkung... 3.2 Akibat hukum dari perjanjian pinjam meminjam dengan

49

jaminan benda tidak bergerak pada Koperasi Simpan Pinjam Srinadi Kabupaten Klungkung ... 52

BAB IV WANPRESTASI DALAM PELAKSANAAN PERJANJIAN PINJAM MEMINJAM DENGAN JAMINAN BENDA TIDAK BERGERAK PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM (KSP) SRINADI KABUPATEN KLUNGKUNG

4.1 Wanprestasi perjanjian pinjam meminjam dalam praktek jaminan benda tidak bergerak pada Koperasi Simpan Pinjam Srinadi Kabupaten Klungkung ... 57 4.2 Akibat hukum perjanjian pinjam meminjam dengan jaminan

benda tidak bergerak apabilan terjadi wanprestasi pada Koperasi Srinadi Simpan Pinjam Srinadi Kabupaten

Klungkung 58 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 61 5.2 Saran-saran ... 62 DAFTAR PUSTAKA xi

(4)

ABSTRAK

Kegiatan usaha simpan pinjam pada koperasi memiliki karakter yang khas, yaitu merupakan usaha yang didasarkan pada kepercayaan dan banyak menanggung resiko. Bedasarkan uraian tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : “Pelaksanaan Perjanjian Pinjam- Meminjam Dengan Jaminan Benda Tidak Bergerak Pada Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Srinadi Di Kabupaten Klungkung”. Permasalahan penelitian ini adalah (1) Bagaimana prosedur perjanjian pinjam-meminjam dengan jaminan benda tidak bergerak di Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Srinadi Kabupaten Klungkung ? (2) Bagaimana jika terjadi wanprestasi dalam pelaksanaan perjanjian pinjam meminjam dengan jaminan benda tidak bergerak di Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Srinadi Kabupaten Klungkung?

Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan fakta (The Fact Approach, dimana penelitian dilakukan bedasarkan fakta yang ada di lapangan yang mengkaji pelaksanaan dan implementasi ketentuan perundang-undangan di lapangan.

Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) Dalam pelaksanaan perjanjian yang dilakukan antar pihak sangat mudah. Anggota koperasi hanya menyerahkan jaminan yang sesuai dengan barang yang telah ditentukan oleh Koperasi Simpan Pinjam. Kemudian pihak Koperasi Simpan Pinjam melakukan survey terhadap anggota koperasi hingga pihak Koperasi Simpan Pinjam menyetujui permohonan peminjaman yang telah diajukan. Akibat hukumnya adalah adanya pemenuhan hak dan kewajiban antara pihak koperasi dengan anggota koperasi (peminjam). (2) Wanprestasi dalam pelaksanaan perjanjian pinjam meminjam dengan jaminan benda tidak bergerak di Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Srinadi Kabupaten Klungkung berupa : anggota koperasi selama 3 bulan berturut- turut tidak membayar angsuran pinjamannya, anggota koperasi membayar angsurannya melewati bulan jatuh tempo dan juga melewati tanggal jatuh tempo, anggota koperasi membayar angsuran yang seharusnya pokok ditambah bunga namun ternyata hanya salah satunya dan anggota koperasi pada saat mendekati jatuh tempo atau setelah jatuh tempo belum bisa melunasi pinjamannya. Akibat hukumnya adalah pihak koperasi akan mengenakan denda berupa biaya administrasi dan bunga serta memberikan toleransi waktu (perpanjangan waktu pinjaman).

Kata kunci : Perjanjian, Pinjam Meminjam, Benda Jaminan, Koperasi, dan Wanprestasi.

(5)

ABSTRACT

The business activities of savings and loans in the credit unions have a distinctive character, which is a business that is based on trust and many bear the risk. Based on these descriptions, I am interested in doing research with the title: "Implementation of Lending and Borrowing Agreement with Immovable Objects Guarantee at Credit Union (CU) Srinadi Klungkung". The problems of this research are (1) What are the procedures of lending and borrowing agreement with immovable objects guarantee at Credit Union (CU) Srinadi Klungkung? (2) What if there is wanprestasi in the lending and borrowing Agreement with Immovable Objects guarantee at Credit Union (CU) Srinadi Klungkung?

The method used in this research is the fact approach (The fact approach, where the study was conducted based on facts assessing the implementation of the legislation provisions).

And the results are (1) In the implementation of the agreement are simple and easy. The members only apply for bail that has been determined by the credit union. Then the credit union conducted a member’s survey until credit unions approve the loan applications that have been submitted. As a result of the law is the fulfillment of incumbency between the owners and members (borrowers). (2) Wanprestasi in the lending and borrowing agreement with immovable objects guarantee at Credit Union (CU) Srinadi Klungkung can be: if the members of credit union did not pay the loan for three months, the credit unions members pay the loan past of the month period and also passes the date period, credit unions members pay the loan plus profit necessarily but it was apparently only one of them and the members close at the day of time to pay the loan has not been able to repay the loan. The law results are the credit union going to impose fines as an administrative fees and a profit and also provide time tolerance (extension of the loan).

Keywords: Agreement, Lending and Borrowing, Guarantee, Credit Union, and Wanprestasi.

(6)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kedudukan lembaga perbankan yakni sebagai salah satu lembaga keuangan memiliki nilai strategis dalam kehidupan perekonomian suatu negara. Lembaga ini dimaksudkan sebagai perantara pihak-pihak yang mempunyai kelebihan dana (surplus of funds) dengan pihak-pihak yang kekurangan dan memerlukan dana (lack of funds). Oleh karena itu, perbankan akan bergerak dalam kegiatan perkreditan dan berbagai jasa yang diberikan, dan bank juga melayani kebutuhan pembiayaan serta melancarkan mekanisme sistem pembayaran bagi semua sektor perekonomian.

Untuk mencapai kemanfaatan yang maksimal dari kegiatan perbankan maka terbentuk suatu sistem perbankan yang berlaku secara umum dan menyeluruh, yaitu sifat serta fungsi pokok dari kegiatan bank yang hampir sama. Dengan kata lain, terdapat keterkaitan kehidupan dan kegiatan bank secara global yang melewati batas-batas negara, sehingga tidak terbatas dalam suatu lingkup wilayah negara tertentu, tetapi secara luas meliputi kehidupan perekonomian dunia.

Di Indonesia pada prinsipnya koperasi yang banyak berperan dalam pemberian pinjaman adalah koperasi simpan pinjam sebagaimana yang termasuk dalam ketentuan Pasal 1 Angka 2 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1995 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi. Sebagai

(7)

2

penghimpunan dana masyarakat walaupun dalam lingkup yang terbatas, kegiatan usaha simpan pinjam memiliki karakter yang khas, yaitu merupakan usaha yang didasarkan pada kepercayaan dan banyak menanggung resiko terutama jika pinjaman dari koperasi tidak dikembalikan maka secara langsung anggota akan mengalami kerugian karena modal koperasi sebagian besar dari anggota, oleh karena itu pengelolaan harus dilakukan secara professional dan ditangani oleh pengelola yang memiliki keahlian dan kemampuan khusus dengan dibantu oleh system pengawasan internal yang ketat,dengan demikian pembentukan tata hukum perkoperasian harus mempertimbangkan kedudukan koperasi sebagai alat ekonomi sehingga koperasi itu sendiri mampu berperan sebagai sokoguru perekonomian nasional, untuk itu maka diundangkan Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1995 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam berikut Keputusan Menteri Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Nomor : 351/KEP/M/XII/1998 tentang Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Simpan Pinjam oleh Koperasi sebagai landasan operasionalnya.

Salah satu koperasi yang bergerak dalam kegiatan usaha simpan pinjam adalah Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Srinadi Kabupaten Klungkung. Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Srinadi Kabupaten Klungkung merupakan badan usaha berbentuk koperasi yang lingkup usahanya adalah simpan pinjam. Penyaluran Pinjaman Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Srinadi tidak hanya terbatas pada anggotanya saja, tetapi melainkan terbuka bagi masyarakat umum yang ingin menggunakan jasa koperasi tersebut dengan ketentuan bahwa anggota sudah mendapat pelayanan pinjaman sepenuhnya maka barulah masyarakat umum dapat dilayani.

(8)

3

Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Srinadi tergolong sebagai koperasi dengan skala usaha cukup besar meskipun modalnya tidak sebesar modal lembaga konvensional yang sumber permodalannya berasal dari masyarakat umum. Permodalan Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Srinadi selain berasal dari modal sendiri juga modalnya berasal dari modal luar. Adapun yang menjadi modal sendiri meliputi simpanan pokok, simpanan wajib, dan dana cadangan,sedangkan yang menjadi modal luar antara lain simpanan pihak III/mapan, simpanan berjangka, simpanan sukarela, simpanan khusus, titipan jasa simpanan pokok, titipan jasa simpanan wajib dan tabungan.

Pemberian pinjaman yang dilakukan oleh koperasi simpan pinjam melalui perjanjian pinjam meminjam dapat menimbulkan suatu perikatan antara kreditur pemberi pinjaman disatu pihak dan debitur penerima pinjaman di lain pihak sehingga dari perikatan tersebut, kreditur mempunyai kewajiban untuk menyerahkan uang yang diperjanjikan kepada debitur dan berhak untuk menerima kembali uang itu dari debitur pada waktunya sedangkan debitur mempunyai hak dan kewajiban yang merupakan kebalikan dari hak dan kewajiban kreditur.

Dalam melaksanakan kewajibannya debitur terkadang lalai mengembalikan uang pinjaman pada saat yang ditentukan, oleh karena itu Kitab Undang-Undang Hukum Perdata sebagaimana dalam Pasal 1131 menentukan bahwa segala kebendaan si berutang, baik yang bergerak maupun yang tak bergerak baik yang sudah ada maupun yang baru aka nada di kemudian hari menjadi tanggungan untuk segala perikatan perseorangan.

(9)

4

Kreditur yang ingin mendapat kepastian pengembalian uangnya dapat meminta kepada debitur untuk mengadakan perjanjian tambahan yang menunjuk barang-barang tertentu baik yang bergerak maupun barang tidak bergerak milik debitur sebagai jaminan pelunasan utangnya. Dengan adanya jaminan yang demikian maka bilamana debitur lalai mengembalikan pinjamannya, kreditur dapat menjual barang- barang yang dijadikan jaminan dan mengambil sebagian atau seluruh hasil penjualan itu untuk melunasi utang debitur.1

Dalam dunia perkreditan dikenal istilah collateral dimana hasil pemberian pinjaman wajib disertai jaminan tertentu dari peminjam, hal ini yang umumnya lebih dikenal dengan agunan. Lebih lanjut mengenai kedudukan jaminan dalam perkreditan koperasi simpan pinjam terdapat dalam Pasal l19 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun 1995 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam Oleh Koperasi yang berbunyi“ Dalam memberikan pinjaman, koperasi simpan pinjam dan unit simpan pinjam wajib memegang teguh prinsip pemberian pinjaman yang sehat dengan memperhatikan penilaian kelayakan dan kemampuan pemohon pinjaman”.

Jaminan tersebut tidak hanya sebagai unsur pelengkap dari pemberian pinjaman, bahkan Undang-undang mensyaratkan jaminan harus ada dalam pemberian pinjaman. Jaminan atau agunan itu sendiri sebagai the lastresort bagi kreditur dimana akan direalisasi atau dieksekusi jika suatu kredit benar- benar dalam keadaan macet.2 Jaminan yang baik (ideal) adalah :

1 Oey Hoey Thiong, 1984, Fidusia Sebagai Jaminan Unsur-unsur Perikatan, Ghalia

Indonesia: Jakarta, h.8

2 Munir Fuady, 2002, Hukum Perkreditan Temporer, PT. Citra Aditya Bhakti:

(10)

5

1. jaminan yang dapat secara mudah membantu perolehan kredit itu oleh pihak yang memerlukan

2. jaminan yang tidak melemahkan potensi (kekuatan) sipencari kredit untuk melakukan atau meneruskan usahanya

3. jaminan yang dapat memberikan kepastian pada kreditur dalam arti bahwa barang jaminan setiap waktu tersedia untuk dieksekusi yaitu bila perlu dapat mudah diuangkan untuk melunasi utangnya si penerima atau pengambil kredit.3

Berlandaskan latar belakang tersebut cukuplah bagi penulis untuk membuat skripsi yang berjudul “Pelaksanaan Perjanjian Pinjam-Meminjam Dengan Jaminan Benda Tidak Bergerak Pada Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Srinadi Di Kabupaten Klungkung”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana prosedur perjanjian pinjam-meminjam dengan jaminan benda tidak bergerak pada Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Srinadi Kabupaten Klungkung ?

2. Bagaimana jika terjadi wanprestasi dalam pelaksanaan perjanjian pinjam meminjam dengan jaminan benda tidak bergerak pada Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Srinadi Kabupaten Klungkung?

3H.S.Salim, 2002, Perkembangan Hukum Jaminan di Indonesia PT. Citra Aditya Bhakti:

(11)

6

1.3 Ruang Lingkup Masalah

Permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini meliputi:

1. Membahas mengenai prosedur perjanjian pinjam-meminjam dengan jaminan benda tidak bergerak di Koperasi Simpan Pinjam Srinadi Kabupaten Klungkung.

2. Kendala-kendala mengenai upaya hukum apa yang dipergunakan dalam mengatasi permasalahan yang timbul apabila terjadi wanprestasi dan resiko dalam pelaksanaan perjanjian pinjam-meminjam dengan jaminan benda tidak bergerak di Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Srinadi Kabupaten Klungkung. 1.4 Orisinalitas Penelitian

Dalam tulisan ini, penulis menggunakan 2 (dua) skripsi ilmu hukum terdahulu melalui penelusuran Skripsi. Dimana hal itu dimaksudkan sebagai referensi penulisan dan untuk menghindari terjadinya plagiasi serta menyatakan bahwa tulisan ini memang hasil karya dan pemikiran penulis sendiri, adapun skripsi yang penulis maksud adalah :

(12)

7

No Judul Penulis Rumusan Masalah

1 Perlindungan Hukum Kreditur Dengan Jaminan Fidusia Berdasarkan Undang- Undang Nomor 42 Tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia

Anita Lydia 1. Bagaimana akibat

hukumnya apabila akta jaminan fidusia tidak didaftarkan ke Kantor Pendaftaran Fidusia? 2. Bagaimana bentuk

perlindungan hukum kreditur dengan jaminan fidusia berdasarkan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia ? 2 Tinjauan Yuridis Terhadap Kedudukan Benda Tidak Bergerak Sebagai Jaminan Dalam Perjanjian Kredit

Yessy Susanna Tarigan

1. Bagaimana urgensi jaminan dalam pemberian kredit? 2. Bagaimana kedudukan

perjanjian kredit dalam penyaluran dana oleh bank?

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian dari skripsi ini ada 2 ( dua ) tujuan yaitu tujuan umum dan tujuan khusus :

(13)

8

1.5.1 Tujuan umum

1. Untuk mengetahui prosedur atau tata cara perjanjian pinjam-meminjam dengan jaminan benda tidak bergerak di Koperasi Simpan Pinjam Srinadi Kabupaten Klungkung.

2. Untuk mengetahui Kendala-kendala mengenai upaya hukum yang dipergunakan dalam mengatasi permasalahan yang timbul apabila terjadi wanprestasi dalam pelaksanaan perjanjian pinjam-meminjam dengan jaminan benda tidak bergerak di Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Srinadi Kabupaten Klungkung.

1.5.2 Tujuan khusus

1. Untuk memahami prosedur perjanjian pinjam-meminjam dengan jaminan benda tidak bergerak di Koperasi Simpan Pinjam Srinadi Kabupaten Klungkung.

2. Untuk memahami mengenai upaya hukum apa yang dipergunakan dalam mengatasi permasalahan yang timbul apabila terjadi wanprestasi dan resiko dalam pelaksanaan perjanjian pinjam-meminjam dengan jaminan benda tidak bergerak di Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Srinadi Kabupaten Klungkung. 1.6 Manfaat Penelitian

Penulis berharap penelitian ini dapat memberi manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan pada umumnya serta memiliki kegunaan praktis pada khususnya sehingga penelitian ini bermanfaat secara teoritis dan praktis.

(14)

9

1.6.1 Manfaat teoritis

1. Memperdalam pengetahuan dan pemahaman bagi mahasiswa untuk menerapkan teori-teori yang diperoleh dari perkuliahan dan sumber-sumber yang diperoleh dalam literature terhadap ilmu bidang hukum perdata khususnya hukum perjanjian dalam perbankan di Bali khususnya di Kabupaten Klungkung.

2. Memperdalam pengetahuan dalam cara berfikir dan bekerja sehingga tidak hanya mengenai teori tetapi sekaligus mengenal praktek di lapangan.

3. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi refrensi dan memberikan sumbangan konseptual bagi mahasiswa ( pembaca ) dalam rangka mengembangkan ilmu pengetahuan untuk perkembangan dan kemajuan dunia pendidikan.

1.6.2 Manfaat praktis

Untuk dapat dijadikan pedoman oleh siapapun baik itu mahasiswa, praktisi, pemerintah, dan pihak yang membutuhkan dalam menyelesaikan permasalahan yang sejenis.

1.7 Landasan Teoritis

Sebelum sampai pada pokok permasalahan, maka dapat diuraikan beberapa landasan teoritis yang digunakan untuk menunjang pembahasan pokok permasalahan. Dari landasan teoritis tersebut diharapkan mampu memperjelaskan dan mendukung permasalahan serta alternatif pemecahan masalah tersebut.

Koperasi berperan positif dalam pelaksanaan pembangunan nasional di Indonesia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Peran koperasi diantaranya dalam peningkatan kemajuan ekonomi bagi anggotanya dan bagi

(15)

10

masyarakat. Hal ini sebagaimana dinyatakan dalam penjelasan Undang- Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian bahwa Undang- Undang Dasar 1945 khususnya Pasal 33 ayat (1) menyatakan bahwa perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan. Selanjutnya penjelasan Pasal 33 antara lain menyatakan bahwa kemakmuran masyarakatlah yang diutamakan bukan kemakmuran orang seorang, dan bangun perusahaan yang sesuai dengan itu ialah koperasi.

Fungsi dari pemberian jaminan adalah guna memberikan hak dan kekuasaan kepada kreditur untuk mendapatkan pelunasan dengan barang- barang jaminan tersebut, bila debitur bercidera janji tidak membayar kembali hutangnya pada waktu yang telah ditetapkan dalam perjanjian.4

Dalam hal ini objek dari jaminan pada (KSP) Srinadi Kabupaten klungkung merupakan jaminan benda tidak bergerak adalah suatu benda atau barang yang tidak dapat bergerak atau tidak dapat dipindahkan secara fisik, yaitu tanah dan bangunan.

Prinsip yang harus diperhatikan dalam pemberian kredit dengan jaminan benda tidak bergerak adalah sebagai berikut:

1. Harus dilakukan dengan menggunakan prinsip kehati-hatian (prudential

principles)

2. Harus mempunyai keyakinan atas kemampuan dan kesanggupan debitur untuk melunasi hutangnya sesuai dengan yang diperjanjikan.

4 Kasmir, 2002, Bank & Lembaga Keuangan Lainnya, Edisi Keenam, PT. Raja Grafindo

(16)

11

3. Wajib memenuhi cara-cara yang tidak merugikan bank dan masyarakat yang mempercayakan dananya pada bank.

4. Harus memperhatikan asas-asas perkreditan yang sehat5

Benda Tak Bergerak (tanah dan bangunan) yang berdasarkan atas hak kepemilikan atas tanah, maka terbagi menjadi: Akte Jual Beli yang dimana bukan merupakan tanda kepemilikan hak atas suatu tanah. Untuk jaminan ini pemohon wajib melengkapi Surat Keterangan Riwayat Tanah (SKRT) yang diketahui oleh Lurah/Kepala Desa dan Camat di mana jaminan tersebut berada. Akte jual beli yang dijadikan jaminan untuk pembiayaan yang berjangka lebih dari satu (1) tahun kepada pemohon disyaratkan untuk sertifikasi. Serta, Hak Milik, Hak Guna Bangunan, Hak Guna Usaha, Hak Pakai Untuk sertifikat selain hak milik, maka kepemilikan tanah mempunyai jangka waktu tertentu. Untuk jaminan tanah beserta bangunan namun tidak disertai dengan Surat Ijin Mendirikan Bangunan (IMB), maka yang dinilai oleh petugas penilai (appraiser) hanya tanahnya saja.

Prinsip kehati-hatian sangat diperlukan terutama dalam hal penyaluran kredit karena sumber dana kredit yang disalurkan adalah bukan dari lembaga keuangan itu sendiri (dalam hal ini koperasi), akan tetapi dana yang berasal dari masyarakat sehingga perlu penerapan prinsip kehati-hatian melalui analisa yang akurat dan mendalam, penyaluran yang tepat, pengawasan dan pemantauan yang baik, perjanjian yang sah dan memenuhi syarat hukum, pengikatan jaminan yang kuat dan dokumentasi perkreditan yang teratur dan lengkap.6

5 Munir Fuady, Hukum Perbankan Modern, Buku I, Bandung, PT. Citra Aditya

Bakti, 1999, hal 201.

6 https://susansutardjo.wordpress.com/tag/pengawasan-koperasi, diakses tanggal 22

(17)

12

1.8 Metode Penelitian

Metode dapat diartikan, sebagai cara yang tepat untuk melakukan sesuatu, sedangkan logi/logos adalah ilmu atau pengetahuan. Dengan demikian metodologi dapat diartikan sebagai cara melakukan sesuatu dengan menggunakan pikiran secara seksama untuk mencapai tujuan. Sedangkan penelitian berarti suatu kegiatan untuk mencari, mencatat, merumuskan dan menganalisa sampai menyusun laporannya.7

Dengan menggunakan beberapa hal tersebut seseorang diharapkan mampu untuk menemukan dan menganalisa masalah yang diteliti sehingga dapat mengungkapkan suatu kebenaran, karena metode memberikan pedoman tentang cara bagaimana seorang ilmuwan mempelajari memahami dan menganalisa permasalahan yang dihadapi.

1.8.1 Jenis penelitian

Jenis penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah dengan menggunakan metode yuridis empiris. Metode yuridis yaitu suatu metode penulisan hukum yang berdasarkan pada teori-teori hukum, literatur-literatur dan peraturan perundang- undangan yang berlaku dalam masyarakat. Sedangkan metode empiris yaitu suatu metode dengan melakukan observasi atau penelitian secara langsung ke lapangan guna mendapat kebenaran yang akurat dalam proses penyempurnaan skripsi ini.8

7Cholid Narbuko dan H. Abu Achmadi, 2001, Metodologi Penelitian, PT. Bumi Aksara,

Jakarta, h.1.

8 Bahder Johan Nasution, 2008, Metode Penelitian Ilmu Hukum, Mandar Maju, Bandung,

(18)

13

1.8.2 Sifat penelitian

Dalam penulisan skripsi ini digunakan penelitian yang sifatnya deskriptif (menggambarkan) yaitu penelitian yang berupaya untuk menggambarkan secara tepat mengenai sifat-sifat suatu individu, keadaan, gejala atau untuk menentukan ada tidaknya hubungan antara suatu gejala dengan gejala lain dalam masyarakat.9 1.8.3 Data dan sumber data

Data yang diteliti dalam penelitian hukum empiris ada 2 ( dua ) jenis yaitu data primer dan data sekunder ;

1.8.3.1 Data Primer adalah data yang bersumber dari sumber pertama di lapangan baik dari responden maupun informan. Dimana diperoleh dari hasil wawancara dengan staf-staf Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Srinadi Klungkung dan nasabah.

1.8.3.2 Data Sekunder adalah suatu data yang bersumber dari data yang sudah terdokumenkan dalam bentuk bahan-bahan hukum , yang meliputi ; 1. Bahan Hukum Primer, yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat,

meliputi undang-undang hukum perdata, UUD 1945.

2. Bahan Hukum Sekunder, yaitu bahan yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer, seperti buku-buku, literature yang berkaitan dengan permasalahan yang ada.

1.8.4 Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data dalam penulisan skripsi ini menggunakan teknik kepustakaan dan teknik wawancara, yaitu :

9 Amiruddin, Zainal Asikin, 2008, Pengantar Metode Penelitian Hukum, PT. Raja

(19)

14

a. Teknik kepustakaan yaitu membaca dan mencatat informasi serta keterangan yang diperoleh dari literature-literature yang ada kaitannya dengan permasalahan yang dibahas serta mencakup peraturan perundang-undangan yang menunjang dalam penulisan tugas akhir ini.

b. Teknik wawancara dilakukan terhadap informan maupun responden yaitu staf-staf dari Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Srinadi Klungkung serta dari pihak-pihak terkait lainnya.

1.8.5 Teknik pengolahan dan analisis data

Data yang diperoleh dan dikumpulkan tersebut, baik berupa data primer maupun data sekunder yang merupakan hasil dari studi dokumen dan wawacara, kemudian diolah secara kualitatif. Kemudian mengkualifikasikan dan mengumpulkan data berdasarkan kerangka penulisan skripsi secara menyeluruh, yang selanjutnya data yang diklasifikasikan tersebut dianlisis secara deskriptif kualitatif yaitu dengan cara menggambarkan secara tepat mengenai hal-hal yang yang berkaitan dengan masalah yang diteliti secara jelas dan sistematis yang kemudian dapat diolah serta disajikan dalam bentuk laporan, dimana dapat diperoleh suatu kesimpulan atas permasalahan yang dibahas.10

(20)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan tabel dan histogram di atas, maka dapat diketahui bahwa mayoritas tingkat kreativitas guru dalam mengajar dilihat dari sudut pandang guru kelas III di SD

Sebuah spesimen yang dianggap layak untuk nama jenis (type) tetapi tidak termasuk dalam seri asli di mana deskripsi spesies baru didasarkan. Sekunder Type

Setelah pelaksanaan Pelatihan Produksi dan Usaha Cookies Berbahan Baku Lokal Sebagai Alteratif Usaha Bagi Mantan TKI (Tenaga Kerja Indonesia) di Desa Sindangsari Kecamatan

DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja penyuluh pertanian dalam melaksanakan pengelolaan kegiatan fasilitasi akses sumber

dalam kasus di mana pekerjaan tidak mencukupi untuk makanan mereka sendiri, ada bantuan dari anggota lain dari komunitas yang sama, yang mampu bekerja lebih untuk apa

Perusahaan merupakan suatu unit kegiatan produksi yang mengelola sumber- sumber ekonomi untuk menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat dengan tujuan untuk

koperasi tersebut di atas di Persidangan Negeri Perak 2021 yang akan diadakan pada 17 Mac 2021 (Rabu). Bersama-sama ini disertakan pengesahan saya sebagai wakil

•  Kebenaran PDRM adalah diperlukan bagi pembeli/pemilik rumah sekiranya merentas daerah atau negeri ke syarikat pemaju/agen atau galeri jualan bagi maksud