• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT PADA BUMN PENYELENGGARAAN BISNIS JASA TELEKOMUNIKASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MODEL PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT PADA BUMN PENYELENGGARAAN BISNIS JASA TELEKOMUNIKASI"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

MODEL PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT PADA

BUMN PENYELENGGARAAN BISNIS JASA

TELEKOMUNIKASI

Oleh

Susanti Kurniawati susanti.kurniawati@upi.edu

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan secara empirik model penerapan knowledge management yang dilakukan oleh BUMN penyelenggara bisnis telekomunikasi. Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis knowledge management kampiun PT Telkom dan knowledge management tree PT INTI. Knowledge management dilakukan dengan penciptaan pengetahuan, berbagi pengetahuan dan penerapan pengetahuan. Penciptaan pengetahuan dilakukan dengan model SECI (sosialization, externalization, combination dan internalization). Proses berbagi pengetahuan banyak dilakukan dengan dokumentasi, rapat dan seminar dengan bantuan IT, dan proses penerapan knowledge management dilakukan dengan langkah-langkah analisis kebutuhan dan kemampuan organisasi.

Kata kunci : model,knowledge management, jasa telekomunikasi

PENDAHULUAN

Pertumbuhan industri telekomunikasi di dunia termasuk di Indonesia hingga saat ini tercatat paling tinggi dibandingkan industri yang lain. Pertumbuhan seperti itu bisa terjadi seiring dengan makin dikuasainya semua bidang kehidupan oleh telekomunikasi. Tingkat kebutuhan manusia yang makin tinggi menuntut layanan komunikasi yang cepat, tidak terbatas oleh ruang dan jarak. Itu sebabnya, layanan komunikasi yang terutama difasilitasi oleh industri telekomunikasi menjadi kebutuhan yang tidak terelakkan. Tantangan yang dihadapi oleh industri telekomunikasi tidak lepas dari adanya era globalisasi dengan adanya terutama kesepakatan ITA (Information Technology Agreement) di Singapura sejak tahun 1996 yang menyetujui liberalisasi industri informasi telah memberikan tekanan yang kuat bagi negara-negara di dunia untuk mengakhiri era monopoli sektor telekomunikasi. Hal tersebut berdampak pula pada industri IT Indonesia, sejumlah perusahaan yang bergerak di bidang pengembangan perangkat keras, khususnya industri elektronika dan perangkat telekomunikasi dalam negeri, mengalami defisit yang luar biasa. Kondisi lain yang tidak mendukung adalah berjayanya pemain-pemain besar dunia di bidang industri elektronika dan telekomunikasi di Indonesia.

(2)

Pesatnya perkembangan teknologi telekomunikasi dan informasi, bagi industri IT di Indonesia, yang banyak bergerak dalam penyedia perangkat keras konvensional telekomunikasi banyak mengalami kemunduran, karena tidak didukung dengan kapital yang besar dan R&D yang kuat. Selain itu pergeseran kecenderungan pasar yang mengubah paradigma telekomunikasi dari voice centric menjadi data centric.

Badan Usaha Milik Negara penyelenggara bisnis telekomunikasi di Indonesia adalah P.T. INTI (Persero), PT Telkom, Tbk dan PT Indosat,Tbk. PT.INTI adalah BUMN yang bergerak dalam penyediaan jasa teknologi telekomunikasi dan penyelenggara infrastruktur jaringan telekomunikasi yang pelanggannya adalah operator penyelenggara jasa telekomunikasi. Sedangkan PT Telkom dan PT Indosat adalah perusahaan penyelenggara jasa informasi dan telekomunikasi yang pelanggannya adalah masyarakat luas. Dalam penelitain ini PT Indosat tidak dijadikan unit analisis dalam penelitian ini karena pemerintah Indonesia telah mendivestasi 41,94% sahamnya kepada Singapore Technologies Telemedia Pte.Ltd pada tahun 2002. Selain itu, di BUMN ini terdapat banyak permasalahan, yaitu : 1. Penurunan penjualan selama 10 tahun dari tahun 1998-2008. Berdasarkan

penjualan PT INTI selama sepuluh tahun terakhir rata-rata penjualan adalah Rp603.280 juta dan rata-rata pertumbuhan 23,07% per tahun. Penjualan rata-rata pada periode lingkup bisnis manufaktur dan jasa (1997-2001) adalah Rp707.700 juta dengan rata-rata pertumbuhan penjualan 32,5% per tahun. Pada periode bisnis yang mengkonsentrasikan pada jasa engineering (2002-2006) rata-rata penjualan adalah Rp 498.465.880 juta dengan pertumbuhan penjualan 13,65%. Berdasarkan hal tersebut tampak bahwa pengkonsentrasian bidang usaha dari manufaktur dan jasa menjadi jasa mengakibatkan penurunan pertumbuhan penjualan 58,01%. (Laporan Keuangan PT Inti, 2006)

2. Pertumbuhan laba bersih yang rendah selama sepuluh tahun terakhir (1998-2008) dan penurunan pertumbuhan setelah konsentrasi usaha di bidang jasa engineerring/infocom.Berdasarkan data di atas laba bersih PT INTI selama sepuluh tahun terakhir rata-rata adalah Rp34.609,8 juta dan rata-rata penurunan 2,26% per tahun. Laba bersih rata-rata pada periode bisnis manufaktur dan jasa (1998-2008) adalah Rp58.686,82 juta dengan rata-rata pertumbuhan 2,26% per tahun. Pada periode bisnis yang mengkonsentrasikan pada jasa engineering (2002-2008) rata-rata laba bersih adalah Rp. 2.106,56 juta dengan rata-rata penurunan 6,746%. Berdasarkan hal tersebut tampak bahwa pengkonsentrasian bidang usaha dari manufaktur dan jasa menjadi jasa mengakibatkan penurunan pertumbuhan penjualan 96,41%.(sumber : Laporan Keuangan PT INTI)

3. Penurunan efisiensi dalam penggunaan sumber daya perusahaan sebagai akibat penciutan bidang usaha.

4. Adanya pengurangan jumlah karyawan selama sejak tahun 1999-2008 Berdasarkan data diatas, diketahui bahwa selama 7 tahun dari tahun 1999-2004 terjadi penurunan jumlah karyawan besar-besaran rata-rata 7,3% di seluruh divisi.

(3)

Penurunan tertinggi terjadi pada tahun 2003 yang mencapai 30,77% atau 353 karyawan, dan terendah pada tahun 2001 yang mencapai 0,68% atau 8 karyawan. Hal ini disebabkan adanya pengkonsentrasian bidang bisnis yang hanya melingkupi jasa infrastruktur jaringan, karyawan yang di PHK adalah karyawan yang berpendidikan formal setingkat SLTP dan karyawan dengan tidak memiliki kompetensi inti dalam mendirikan infrastruktur jaringan. (www.inti.co.id)

5. Terjadi penurunan perkembangan aspek keuangan dari tahun 2003-2006, untuk penjualan fleksi.(www.telkom.co.id)

6. Pelanggan pada produk Telkom yaitu pascabayar Hallo dari tahun 2003 s.d. 2006 mengalami pertumbuhan 16%, Prabayar Simpati 43% dan Kartu AS 170%. Sedangkan untuk pelanggan fleksi dan sambungan tidak bergerak mengalami penurunan. www.telkom.co.id

Adanya kebijakan liberalisasi pemerintah dalam bidang telekomunikasi yang ditandai dengan terbukanya usaha tanpa menggandeng perusahaan lokal menyebabkan perusahaan-perusahaan operator yang merupakan pelanggan terhadap PT INTI beralih kepada produk berkualitas dan harganya lebih murah. Hal ini menyebabkan secara umum berkurangnya pelanggan PT INTI.

Ketidakmampuan untuk menyediakan produk ataupun jasa yang berteknologi maju, murah, dan berkualitas menyebabkan PT INTI tidak dapat memenangkan persaingan pasar yang semakin kompleks. Ketidakmampuan ini terutama disebabkan oleh kekurangan modal dan RnD yang dimiliki dan inovasi yang sesuai dengan kebutuhan pasar. Apalagi dihadapkan dengan perkembangan teknologi informasi dengan kedinamisan yang tinggi.

BUMN penyelenggara bisnis telekomunikasi yang kedua adalah PT TELKOM. Visi perusahaan ini adalah menjadi perusahaan Infocom terkemuka di kawasan regional dan misinya adalah memberikan pelayanan terbaik, berupa kemudahan produk dan jaringan berkualitas dengan harga kompetitif. Jumlah pelanggan sampai dengan 31 Desember 2006 sebanyak 48.5 juta pelanggan, yang dapat mendongkrak pertumbuhan pendapatan usaha TELKOM 23% di banding tahun 2005. Saham perusahaan BUMN ini 51,19% dimiliki oleh pemerintah Indonesia dan pemegang saham publik 48,81% yang terdiri dari saham investor asing dan investor lokal.

PT INTI telah menerapkan knowledge management sejak tahun 2004 tapi hingga saat ini dirasakan pelaksanaannya belum optimal. Penerapan knowledge management di PT INTI disebut dengan Knowledge Management Tree yang menfokuskan pada sistem informasi intranet. Infrastruktur pendukung dalam penerapan knowledge management ini adalah intranet, internet, dan groupware.

(4)

Knowledge manajement Tree PT INTI memuat hal-hal internal PT INTI, seperti pelaksanaan fiungsi-fungsi manajemen, unit bisnis, kebijakan dan teori-teori manajemen dan pembelajaran lainnya. Data dan informasi ini dapat diakses oleh semua pihak sebagai upaya knowledge sharing.

Adanya Knowledge Manajement Tree ini dirasakan sangat besar manfaatnya

bagi setiap karyawan di tiap unit, karena mereka dapat lebih mudah mengakses pengetahuan yang dibutuhkan untuk meningkatkan kompetensi dan inovasi, baik dalam hal IT, manajerial dan informasi pekembangan internal.

Penerapan knowledge management di PT TELKOM menekankan pada sistem portal perusahaan yang disebut dengan Telkom Portal. Telkom Portal memungkinkan perusahaan untuk mengaplikasi informasi dan pengetahuan perusahaan untuk mendukung bisnis perusahaan. Telkom portal ini terdiri dari aktivitas :

• Aplikasi, dalam hal ini Telkom portal menggunakan sistem intranet untuk mengorganisir karyawan-karyawan dalam suatu departemen atau antar organisasi (divisi).

• Collaboration : Telkom portal menyediakan menyediakan layanan teleconferencing, chatting, dan komunikasi dua arah.

• Personalization, Telkom Portal menyediakan gambaran tentang personil-personil dalam organisasi

• Pemberitaan, Telkom Portal memuat tentang berita-berita/ Informasi tentang pasar, persaingan, dalam masalah internal dan eksternal.

• Integrasi, mengintegrasikn seluruh organisasi dalam TELKOM.

Fenomena pelaksanaan knowledge management PT TELKOM adalah :

• Belum memiliki system evaluasi/ penilaian keberhasilan penerapan knowledge management dalam kaitannya dengan aspek financial. Dalam hal ini “nilai bisnis” knowledge management belum dapat diidentifikasi, sehingga mengurangi motivasi untuk menerapkan knowledge management.

• Proses sosialisasi penerapan knowledge management belum meliputi seluruh karyawan dan terbatas pada karyawan tertentu yang diatur dalam kebijakan perusahaan. Hal ini menyebabkan proses penciptaan pengetahuan dari knowledge sharing belum opimal.

Menurut Ganesh Natarayan dan Sandya Shekhar (2001:80) mengemukakan bahwa kinerja bisnis yang dinamis dapat dicapai melalui :

• Proses bisnis yang terfokus pada pelanggan • Pengukuran kinerja yang baik

• Penempatan orang yang sesuai dengan perannya • Kualitas yang tinggi pada tingkat harga yang terendah.

(5)

• Teknologi informasi yang memainkan peran yang penting.

Hal di atas dapat diupayakan dengan penerapan konsep Business Process re-enggineering (BPR) dari Hammer. Posisi knowledge management dalam skema BPR ini terletak pada :

• Kemampuan untuk memperoleh informasi tentang praktek terbaik dan memungkinkan adanya bench marking yang merupakan kunci aplikasi knowledge management dan titik awal pelaksanaan BPR.

• Pendekatan groupware dari kolaborasi yang menggunakan perolehan intelegensi bisnis dan penyebaran dan penggunaan pendekatan dokumen manajemen untuk menghasilkan pengetahuan melalui sharing pada seluruh level dalam maupun lintas organisasi.

• Secara spesifik knowledge management merupakan solusi bagi tuntutan kinerja organisasi yang dinamis.

Berdasarkan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah ” Bagaimana model penerapan knowledge management pada BUMN penyelenggara jasa bisnis telekomunikasi.”

Penelitian ini di dasarkan pada pendapat-pendapat tentang definisi knowledge management dari Groff and Jones (2003), Wigg (1999), penerapan knowledge management melalui SECI dari Nonaka & Tekauchi (2004) dan Amrit Tiwana (2000). Groff & Jones (2003:2) mengemukakan definisi knowledge management bahwa, “knowledge management is taken as tools, techniques and strategies to retain, analize, organize, improve and share business expertise.” Knowledge management adalah alat, teknik, strategi untuk menyimpan, menganalisis, mengorganisir, meningkatkan dan membagikan pengalaman bisnis. Menurut Wigg dalam Liebowitz (1999:6) ,”KM is the systematic, explicit and deliberate building, renewal and application of knowledge to maximize an enterprise’s knowledge-related effectiveness and return from its knowledge assets.” Knowledge management adalah pembangunan yang sistematis, lamban, pembaharuan dan penerapan pengetahuan untuk memaksimalkan efektivitas pengetahuan perusahaan dan keuntungan aset pengetahuan

Dari pendapat beberapa ahli, maka disimpulkan pengertian konsep knowledge management (knowledge management) adalah :

1. Knowledge management merupakan suatu sistem, alat untuk mengorganisir sumber daya tidak berwujud untuk mencapai tujuan organisasi.

2. Input knowledge management adalah aset organisasi yang tidak berwujud seperti pengetahuan.

3. Proses knowledge management terdiri dari upaya penciptaan pengetahuan, pembagian atau pengkomunikasian dan penerapan pengetahuan.

(6)

4. Output knowledge management adalah kapabilitas baru, kinerja yang superior, inovasi dan meningkatkan nilai pelanggan

Menurut Liebowitz (1999) dalam penerapan knowledge management terdapat tiga proses dasar yaitu 1)penciptaan pengetahuan (knowledge creation),2) berbagi pengetahuan (knowledge sharing), dan 3)penerapan pengetahuan (knowledge implementing).

Penciptaan pengetahuan, dilakukan dengan proses berikut ini :

Gambar 1 : Penciptaan Knowledge management Sumber : Nonaka dan Takeuchi (2004:15)

Berdasarkan gambar di atas, sosialisasi adalah konversi pengetahuan tacit-tacit terjadi pada tingkat individu dan kelompok. Sosialisasi merupakan proses penyebaran pengalaman, dan penciptaan pengetahuan seperti penyebaran model mental dan skill teknis. Eksternalisasi adalah konversi tacit-eksplisit pada tingkat organisasi antar organisasi dengan kelompok. Kombinasi merupakan proses sistemisasi konsep dalam system pengetahuan. Kombinasi pengetahuan dapat difasilitasi melalui media seperti dokumen, pertemuan, komunikasi telepon atau komputerisasi jaringan komunikasi. Internalisasi adalah, konversi eksplisit-tacit.Internalisasi merupakan proses perubahan pengetahuan eksplisit ke pengetahuan tacit. Hal ini dekat dengan konsep learning by doing.

TACIT 

TACIT

EXPLICIT 

EXPLICIT

Sosialization [externalization

Internalization Combination   Sharing and creating tacit  knowledge through direct  experience  Learning and Acquiring  new tacit knowledge in  practice  Articulating tacit  knowledge through  dialogue and reflection   Systemizing and applying  explicit knowledge and  information 

(7)

Pembagian Pengetahuan (Knowledge Sharing)

Menurut Subagyo (2007:3) berbagi pengetahuan merupakan salah satu metode atau salah satu langkah dalam knowledge management yang digunakan untuk memberikan kesempatan kepada anggota suatu kelompok, organisasi, instansi atau perusahaan untuk berbagi ilmu pengetahuan teknik, pengalaman, ide yang mereka miliki kepada anggota lainnya. Berbagi pengetahuan (knowledge sharing) dilakukan dengan diskusi rutin, workshop, magang, dan pertemuan virtual dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi seperti tele-conference, email, mailing list, web discussion-forum, web conference, wiki, blogging dan lain-lain. Sharing pengetahuan tidak dapat dilakukan tanpa adanya komunikasi lebih dari satu arah.

Penerapan Pengetahuan (Knowledge Implementing)

Pengetahuan yang diciptakan melalui proses konversi pengetahuan SECI dan disebarkan ke seluruh bagian dalam organisasi menjadi pengetahuan, selanjutnya akan diimplementasikan dalam organisasi. Menurut Liebowitz (1999:13-3) penerapan pengetahuan dapat berupa:

1. Patent, lisenses technology

2. Knowledge based customer services

3. Knowledge product and embedded technology 4. Separate KBS Application Product

5. Knowledge workers at all level.

METODOLOGI PENELITIAN

Unit analisis penelitian ini adalah divisi-divisi yang ada di PT INTI dan PT TELKOM. Teknik pengumpulan data yang dilakukan untuk memperoleh data primer adalah wawancara dengan responden tertentu dan penyebaran kuesioner. Instrumen penelitian dalam penelitian ini adalah panduan wawancara yang telah disusun berdasarkan kebutuhan informasi dan kuesioner yang disusun berdasarkan operasionalisasi variabel dan mengarah pada kuesioner yang diajukan oleh TFPL Ltd International Research Project.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Di PT Telkom, program knowledge management disebut Knowledge Management Kampiun sedangkan di PT INTI program ini disebut Knowledge Tree. Pada bagian ini akan dijelaskan 1) posisi knowledge management dalam suatu organisasi 2) penciptaan pengetahuan dalam organisasi.3)pembagian pengetahuan 4)penerapan knowledge management. Berdasarkan hasil penelitian, baik PT Telkom

(8)

maupun PT INTI melakukan program knowledge management dengan langkah-langkah seperti yang diungkapkan oleh Amrit Tiwana (2000) yaitu dengan menganalisis kemampuan dan kebutuhan organisasi. Adapun strategi yang dilakukan terutama di dasarkan pada dominasi pimpinan dengan menciptakan budaya yang mengarah pada penerapan knowledge management dalam organisasi

Gambaran Umum Knowledge Management Pada BUMN Penyelenggara Bisnis Telekomunikasi

A. Penanggung Jawab Program Knowledge Management

Posisi knowledge management dalam sustu organisasi sampai saat ini masih pada tataran tanggung jawab bagi jajaran direksi.Penanggung jawab program knowledge management dapat dilihat pada gambar berikut

Gambar 2 : Penanggung Jawab Program Knowledge management

Responden di seluruh unit analisis menyatakan bahwa 44% program dipertanggungjawabkan kepada board of directors, 44% menyatakan belum ditentukan secara struktural, 8% kepada kepala divisi masing-masing dan 4% kepada kepala unit.

B.Tingkat Penerapan Knowledge management

Tingkat penerapan knowledge management di unit analisis secara keseluruhan 60% pada tahap implementasi konsep-konsep knowledge management terutama knowledge sharing, 20% menggali potensi yang ditandai dengan identifikasi dukungan infrastruktur, referensi dan pembuatan desain, 20% pada tingkat perencanaan strategis terutama untuk pengukuran kinerja yang menggunakan malcolm baldridge.

Gambar 4.1.

Penanggung Jawab Program Manajemen Pengetahuan BOARD OF DIRECTOR 44% KEPALA UNIT 4% KADIV 8% BELUM STRUKTURALIS 44%  

(9)

Gambar 3: Tingkat Penerapan Knowledge management C.Tujuan Penerapan Knowledge management

Berdasarkan hasil penelitian, secara keseluruhan unit analisis 54% bertujuan untuk meningkatkan efisiensi pelatihan, 25% untuk kreativitas dan inovasi, 11% untuk kecepatan proses pengembangan barang dan jasa, dan 6% bertujuan perubahan budaya menuju ke arah budaya berpengetahuan dan 4% untuk tujuan pengetahuan pasar. Di PT Telkom, 87,5% bertujuan untuk peningkatan kreativitas dan inovasi serta 12,5% untuk perubahan budaya. Di PT INTI, 68,12% bertujuan untuk efisiensi pelatihan, 13,6% untuk percepatan proses pengembangan produk, 9,28% untuk peningkatan pengetahuan pasar.

Gambar 4. Tujuan Penerapan Knowledge management Gambar 4.2.

Tingkat Penerapan Manajemen Pengetahuan

MENGGALI POTENSI 20% IMPLEMENTASI 60% PERENC.STRATEGIS 20%   Gambar 4.3 Tujuan Penerapan Manajemen Pengetahuan PERUB.BUDAYA

6% KREAT IVIT AS & INOVASI

25%

PENINGK.PENGET .PSR 4% EFISIENSI PELAT IHAN

54%

KECEPAT AN PROSES 11%

(10)

D. Bentuk Program Knowledge management

Berdasarkan hasil penelitian, 50% bentuk program adalah mengidentifikasi best practice dalam pemecahan masalah, 23% untuk tujuan menjadikan learning organization,15% untuk pembagian informasi, dan 12 % untuk pelatihan dan pengembangan. Bentuk program best practice ini mendukung penelitian Chase (2005) dan pendapat Malhotra (2005).

Gambar 5. Bentuk Program Knowledge management

Dalam aktivitas knowledge management, di unit analisis terdapat kelompok yang menjalankan program knowledge management (knowledge worker, yang

disajikan pada gambar 6 berikut :

Gambar 6 : Knowledge Worker

  KNOWLEDGE OFFICER 32% CHIEF KNOWLEDGE TEAM 20% CORE IMPLEMENTATION 4% CENTRAL KNOWLEDGE CENTR  32%  FORMAL KN NETWORK 8% NUMBER/NETWORK CENTRE  4%  Gambar 4.4

BENTUK PROGRAM MANAJEMEN PENGETAHUAN

IDENTIFIKASI BEST PRACTICE 50% PEMBAGIAN INFORMASI 15% LEARNING ORGANIZATION 23% PELATIHAN & PENGEMBANGAN 12%  

(11)

Berdasarkan data di atas, secara umum 32% knowledge worker tergabung dalam central knowledge centre, 32% chief knowledge officer, 20% chief knowledge team dan 8% formal knowledge network.

Penciptaan Pengetahuan (Knowledge Creation)

Kegiatan penciptaan pengetahuan dilakukan melalui kegiatan SECI (Sosialisasi, Eksternalisasi, Kombinasi dan Internalisasi). Kegiatan sosialisasi yang diukur dengan dilakukannya penciptaan pengetahuan melalui pembicaraan informal, pengiriman observasi, dialog dengan pelanggan dan pengalaman pesaing. Eksternalisasi yang diukur dengan dilakukannya penciptaan pengetahuan melalui perumusan konsep bisnis, perumusan prediksi, dan penyesuaian dengan kebutuhan pelanggan. Kombinasi dilakukan dengan melakukan penyusunan sistem knowledge management berdasarkan pada topik, penerapan konsep dalam misi dan operasionalisasi konsep dalam fungsi manajemen dan internalisasi dilakukan dengan pemberlakukan kebijakan yang berorientasi konsep baru, pendokumantasian pelaksanaan kebijakan, dan tukar pikiran tentang pengalaman dengan kebijakan baru. Adapun urutan kegiatan penciptaan pengetahuan yang paling sering dilakukan adalah

Gambar 7:Kegiatan Penciptaan Pengetahuan

Berdasarkan hasil penelitian, penciptaan pengetahuan yang paling sering dilakukan karyawan maupun jajaran direksi adalah melakukan tukar pikiran pengalaman baru (best pratices Exchange) diantara karyawan dengan demikian praktik terbaik dapat terjadi dengan mempelajarai pengalaman baru baik yang berasal dari pengalama

    60 33 60 67 70 63 67 83  57 Dialog informal  pengalaman bisnis Pengiriman observasi Dialog dengan pelanggan  Info pengalaman pesaing  Rumusan konsep bisnis Operas. konsep bisnis KMS berdasarkan topik Tukar pikiran pengalaman baru Penerapan konsep dalam misi PERSENTASE JAWABAN 

(12)

pribadi maupun membandingkan dengan pihak lain. Selanjutnya adalah merumuskan suatu konsep bisnis diantara para pengambil keputusan dan menginformasikan pengalaman pesaing. Penciptaan pengetahuan yang paling jarang dilakukan adalah mengadakan observasi kelapangan.

Kegiatan Berbagi Pengetahuan (Knowledge Sharing)

Hasil penelitian ini menyatakan bahwa berbagi pengetahuan difasilitasi oleh sistem knowledge management system yang memuat dokumen hasil kegiatan pelatihan, rapat, seminar, workshop dan data SDM perusahaan. Dalam melakukan berbagi pengetahuan, responden lebih cenderung sering menggunakan metode interaktif daripada menuliskan dalam blog.

Gambar 8 : Kegiatan Berbagi Pengetahuan

Kegiatan berbagi pengetahuan yang paling dominan di divisi PT INTI dan PT TELKOM adalah pertemuan formal yang mendapatkan skor tertinggi hal ini disebabkan perusahaan divisi di PT INTI dan PT Telkom sering mengadakan rapat mingguan yang telah terjadwal dan rapat yang hampir dijalankan setiap tiga hari sekali atau bahkan setiap hari apabila ada sesuatu yang harus cepat ditanggapi. Untuk permasalahan baru atau yang berkontribusi terhadap perusahaan, maka notulen diharuskan untuk mendokumentasikan ke dalam sistem knowledge management. Berdasarkan hasil penelitian, penggunaan sistem IT untuk berbagi pengetahuan relatif rendah, hal ini disebabkan belum terstrukturnya sistem reward dan tidak adanya alokasi waktu khusus untuk karyawan untuk melakukan berbagi pengetahuan dan melakukan interaksi melalui media IT. Dalam hal ini , baik di PT Telkom maupun di

   

56.69 

87

60 

23

20

Dokumentasi hasil Dokumentasi rapat, smnr,pelthn Dokumnetasi riwayat hidup penggunaan media interaktif pengn.weblog Persentase Jawaban 

(13)

PT INTI, karyawan cenderung untuk menuliskan pengetahuan, persepsi dan penilaiannya ke dalam buletin perusahaan yang lebih tentu rewardnya. Selain itu, rendahnya interaksi melalui blog atau chat dirasakan kurang praktis, dan karyawan cenderung untuk berinteraksi langsung dan menggunakan telefon.

Kegiatan Penerapan Pengetahuan (Knowledge implemeting)

Kegiatan penerapan knowledge management dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

Gambar 9 : Tahapan Penerapan Knowledge Management Sumber : Amrit Tiwana (2002) (dimodifikasi)

(14)

Di PT Telkom dan PT INTI, penerapan knowledge management dilakukan melalui 4 tahapan yaitu 1) tahap evaluasi infrastruktur, yang terdiri dari menganalisis infrastructure yang tersedia dan menyesuaikan dengan strategi bisnis 2) merancang desain Knowledge Management System (KMS) yang terdiri dari mendesain infrastruktur KMS, menilai pengetahuan-pengetahuan yang ada, mendesain tim KMS, membuat cetak biru KM, dan mengembangkan KMS dan merancang pengembangannya 3)penerapan terdiri dari penyebaran KM, penerapan metodologi KMS, menyusun perubahan, budaya dan menyusun reward system 4) mengevaluasi KMS dengan menggunakan return on invesment (ROI) dari KMS dan perbaikan sistem

Adapun kegiatan yang banyak dilakukan oleh unit analisis adalah :

Gambar 10 : Penerapan Knowledge Management

Hasil penelitian unit analisis menyatakan bahwa penerapan pengetahuan yang diperoleh organisasi menjadi sebuah knowledge value yang telah diaplikasikan dalam pelaksanaan bisnis dengan mempergunakan pengetahuan IT dan manajerial dalam pemecahan masalah namun perolehan hak paten rendah.

KESIMPULAN

Model penerapan knowledge management pada BUMN penyelenggara jasa bisnis telekomunikasi ditunjukkan dengan sistem Knowledge Manajemen Kampiun dan Knowledge tree. Secara umum, penanggung jawab penerapan knowledge management adalah CEO. Tujuan penerapan program knowledge management adalah untuk efisiensi pelatihan. Penerapan knowledge management dilakukan dengan penciptaan pengetahuan, berbagi pengetahuan dan penerapan pengetahuan. Penciptaan pengetahuan dilakukan dengan model SECI (sosialization, externalization, combination dan internalization). Proses berbagi pengetahuan

    33 53.34 33 40 50 Hak paten Aplikasi bisnis riset Manfaat Fin/Non Fin Riset  Pemanfaatan IT Pemanfaatan Pengetahuan Manajerial Persentase Jawaban

(15)

banyak dilakukan dengan dokumentasi, rapat dan seminar dengan bantuan IT, dan proses penerapan knowledge management dilakukan dengan melakukan melakukan analisis infrastruktur, penyesuaian dengan strategi bisnis, penyusunan tim KM, penyebar luasan sistem dan evaluasi yang dikaitkan dengan kontribusi sistem terhadap return on investment.

DAFTAR PUSTAKA

Chase, Rory L.(1997). The Knowledge Based Organization An International Survey. The Journal of Knowledge Management Vol 1 No. 1.

Hendro Subagyo.(2007). Pengantar Knowledge Sharing untuk Community Develoment.Makasar:Pengetahuan Kawasan Timur Indonesia.

Liebowitz, Jay.(1999). Knowledge Management Hand Book. CRC Press.

Malhotra, Yogesh. (2000).Knowledge Management and New organization Forms: a Framework for Business Model. Journal of Knowledge Management. (05/06/06)

Natarayan,Ganesh. Forward by Nithin Nohria.(2001). Knowledge Management Enabling Business Growth. USA:Mcgrawhill International Edition Management and Organization

Nonaka Ikujiro. Hirotaka Tekauchi .(1995). The Knowledge Creating Company How Japanese Corporation Create The Dynamic of Innovation. New York: Oxford University Press.

Kurniawati. Susanti.(2008). Pengaruh Manajemen Pengetahuan dan Inovasi Organisasi terhadap Kinerja Organisasi.Tesis Magister pada PPS UNPAD Bandung; tidak diterbitkan

Tiwana, Amrit.(2002). The Knowledge Management Toolkit, Orchestra, IT, Atrategy and Knowledge Platform. Second Edition. New York: Pentice Hall PTR, Upper Saddler River.

Todd, Groff R. Thomas P. Jones.(2003). Introduction to Knowledge Management In Business. Burlingthon:Butterworth- Heinenmann

Gambar

Gambar 1 : Penciptaan Knowledge management   Sumber : Nonaka dan Takeuchi (2004:15)
Gambar 9 : Tahapan Penerapan Knowledge Management  Sumber : Amrit Tiwana (2002) (dimodifikasi)   

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “PENGARUH PROFITABILITAS, STRUKTUR MODAL, KEBIJAKAN DEVIDEN, UKURAN PERUSAHAAN, DAN

2

CONTOH: Sebuah piranti menyerap daya 100 W pada tegangan 200V (konstan). Tunjukkan bahwa piranti ini menyerap daya pada suatu selang waktu tertentu dan memberikan daya pada

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif (deskriptif) yang akan difokuskan pada kajian potensi batik di Kecamatan Gedangsari, kemudian distrukturkan menjadi materi

Pada tipe arus baterai lithium-ion, biasanya katoda (elektroda positif) terdiri dari material dengan struktur berlapis, seperti transisi lithium metal oxides dan

Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjakan kehadirat Allah SWT Sang Pencipta, pemilik alam semesta yang telah menganugerahkan kenikmatan, rahmat dan

Dalam perkuliahan ini dibahas pengertian dan hakekat folklor, sejarah dan perkembangan folklor, penelitian folklor dan kegunaannya, ciri-ciri dan sifat folklor,

Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) terdapat 447 temuan kesalahan penggunaan ejaan, meliputi penulisan unsur serapan (0,06%), penulisan kata (8,27%), pemakaian tanda baca