• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /KEPMEN-KP/2017 TENTANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /KEPMEN-KP/2017 TENTANG"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

KEPUTUSAN

MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR /KEPMEN-KP/2017

TENTANG

RENCANA AKSI NASIONAL KONSERVASI

MAMALIA LAUT

TAHUN 2018 - 2022

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA

Menimbang : a.

bahwa dalam rangka menjaga dan menjamin keberadaan dan

ketersediaan mamalia laut perlu disusun rencana aksi

nasional konservasi mamalia laut tahun 2018-2022;

b.

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

pada huruf a, perlu menetapkan Keputusan Menteri

Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia tentang Rencana

Aksi Nasional Konservasi Mamalia Laut Tahun 2018-2022;

Mengingat : 1.

Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor

118, Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4433), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang

Nomor 45 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2009 Nomor 154, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 5073);

2.

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi

(2)

3.

Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang

Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);

4.

Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 tentang

Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa

5.

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1999 tentang

Pemanfaatan Jenis Tumbuhan dan Satwa Liar

6.

Peraturan Pemerintah Nomor 28 tahun 2011 Tentang

Pengelolaan Kawasan Suaka Alam dan kawasan Pelestarian

Alam

7.

Peraturan Pemerintah Nomor 108 tahun 2015 tentang

Perubahan PP 28 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Kawasan

Suaka Alam dan Kawasan Pelestaian Alam

8.

Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2015 tentang

Kementerian Kelautan dan Perikanan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 111);

9.

Keputusan Presiden Nomor 121/P Tahun 2014 tentang

Pembentukan Kementerian dan Pengangkatan Menteri

Kabinet Kerja Periode Tahun 2014-2019;

10.

Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor

PER.29/MEN/2012 tentang Pedoman Penyusunan Rencana

Pengelolaan Perikanan di Bidang Penangkapan Ikan (Berita

Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 46); Ikan

(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 46);

Pengelolaan Perikanan di Bidang Penangkapan Ikan

(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 46);

11.

Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor

18/PERMEN-KP/2014

tentang

Wilayah

Pengelolaan

Perikanan Negara Republik Indonesia (Berita Negara

Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 503);

12.

Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor

6/PERMEN-KP/2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Kementerian Kelautan dan Perikanan (Berita Negara

Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 220);

(3)

MEMUTUSKAN:

Menetapkan

: KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN

REPUBLIK INDONESIA TENTANG RENCANA AKSI

NASIONAL KONSERVASI MAMALIA LAUT TAHUN

2018-2022.

KESATU

: Menetapkan Rencana Aksi Nasional Konservasi Mamalia

Laut Tahun 2018 – 2022 yang selanjutnya disebut RAN

Konservasi Mamalia Laut terdiri atas:

a. Duyung (Dugong dugon); dan

b. Cetacea meliputi semua jenis paus dan semua jenis

lumba-lumba perairan laut.

KEDUA

: Duyung dan Cetacea sebagaimana dimaksud Diktum

KESATU dengan deskripsi sebagaimana tercantum dalam

Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari

Keputusan Menteri ini.

KETIGA

: RAN Konservasi Mamalia Laut sebagaimana disebut pada

diktum KESATU, merupakan acuan bagi semua

pemangku kepentingan dalam upaya konservasi jenis

sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing.

KETIGA

: Pelaksanaan RAN Konservasi Mamalia Laut sebagaimana

dimaksud pada diktum KEDUA, dikoordinasikan oleh

Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut.

KEEMPAT

Dalam rangka pelaksanaan kegiatan sebagaimana

dimaksud Diktum KETIGA, Direktur Jenderal Pengelolaan

Ruang Laut bertanggung jawab kepada Menteri.

KELIMA

: Dalam rangka pelaksanaan RAN Konservasi Mamalia Laut

sebagaimana dimaksud pada diktum KETIGA, dapat

dilakukan koordinasi dan/atau kerja sama dengan

kementerian/lembaga,

perguruan

tinggi,

dan/atau

organisasi masyarakat.

KEENAM

: Dalam efektivitas pelaksanaan RAN Konservasi Mamalia

Laut dilaksanakan analisis dan evaluasi paling sedikit 1

(satu) kali dalam setahun

(4)

KETUJUH

: Pembiayaan pelaksanaan RAN Konservasi Mamalia Laut

dibebankan pada anggaran setiap unit kerja pelaksana

sebagaimana tercantum dalam lampiran di lingkup

Kementerian Kelautan dan Perikanan dan anggaran

masing-masing kementerian/lembaga, perguruan tinggi,

dan/atau organisasi masyarakat.

KEDELAPAN

: Keputusan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal

ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta

Pada tanggal

MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN

REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

SUSI PUDJIASTUTI

(5)

DESKRIPSI MAMALIA LAUT INDONESIA

No.

Nama Ilmiah

Nama Umum

Nama Lokal

Gambar (tanpa skala)

1.

Globicephala

macrorhynchus

Short-finned pilot

whale

Paus Pemandu Sirip

Pendek

2.

Orcinus orca

Killer whale

Paus Pembunuh

3.

Pseudorca

crassidens

False killer-whale

Paus Pembunuh

Palsu

4.

Feresa attenuata

Pygmy killer-whale

Paus Pembunuh

Kerdil

Lampiran I

Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia

Nomor KEPMEN-KP/2017

Tentang

(6)

No.

Nama Ilmiah

Nama Umum

Nama Lokal

Gambar (tanpa skala)

5.

Peponocephala

electra

Melon-headed whale

Paus Kepala Melon

6.

Physeter

macrocephalus

Sperm whale

Paus Sperma

7.

Kogia sima

Dwarf sperm whale

Paus Sperma Kerdil

8.

Kogia breviceps

Pygmy sperm whale

Paus Sperma Palsu

9.

Mesoplodon

densirostris

Blainville’s beaked

whale

Paus Paruh

Blainville

(7)

No.

Nama Ilmiah

Nama Umum

Nama Lokal

Gambar (tanpa skala)

10. Mesoplodon

ginkgodens

Gingko-toothed beaked

whale

Paus Berparuh

Bergigi Ginkgo

11. Ziphius cavirostris

Cuvier’s beaked whale

Paus Moncong

Cuvier

12. Hyperoodon

planifrons

Southern bottlenose

whale

Paus Hidung Botol

Selatan

13. Balaenoptera

acutorostrata

Minke whale

Paus Minke

14. Balaenoptera

brydei

Bryde’s whale

Paus Bryde

15. Balaenoptera edeni

Bryde’s whale

Paus Bryde

16. Balaenoptera

borealis

Sei Whale

Paus Sei

17. Balaenoptera

(8)

No.

Nama Ilmiah

Nama Umum

Nama Lokal

Gambar (tanpa skala)

18. Balaenoptera

musculus

Blue Whale

Paus Biru

19. Balaenoptera

omurai

Dwarf fin

whale/Omura’s whale

Paus Omura

20. Megaptera

novaeangliae

Humpback whale

Paus Bongkok

21. Delphinus capensis

Long-beaked common

dolphin

Lumba-lumba

Moncong Panjang

22. Delphinus delphis

Short-beaked common

dolphin

Lumba-lumba

Moncong Pendek

23. Tursiops truncatus

Common bottelnose

(9)

No.

Nama Ilmiah

Nama Umum

Nama Lokal

Gambar (tanpa skala)

24. Tursiups aduncus

Indo-Pasific bottlenose

dolphin

Lumba-lumba

hidung botol

Indo-Pasific

25. Sousa chinensis

Indo-Pasific humpback

dolphin

Lumba-lumba

Bungkuk

Indo-Pasifik

26. Sausa sahulensis

Australian humpback

dolphin

Lumba-lumba

bungkuk Australia

27. Stenella attenuata

Spotted dolphin

Lumba-lumba

Bercak

28. Stenella longirostris Spinner dolphin

Lumba-lumba

Spinner

29. Stenella longirostris

(10)

No.

Nama Ilmiah

Nama Umum

Nama Lokal

Gambar (tanpa skala)

30. Stenella

coeruleoalba

Striped dolphin

Lumba-lumba Garis

31. Steno bredanensis

Rough-toothed dolphin Lumba-lumba Gigi

Kasar

32. Grampus griseus

Risso’s dolphin

Lumba-lumba Risso

33. Lagenodelphis

hosei

Fraser’s dolphin

Lumba-lumba

Fraser

34. Neophocaena

(11)

No.

Nama Ilmiah

Nama Umum

Nama Lokal

Gambar (tanpa skala)

(12)

LAMPIRAN II

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /KEPMEN-KP/2017

TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL (RAN) KONSERVASI MAMALIA LAUT TAHUN 2018-2022

2018 2019 2020 2021 2022 1.1 Pengembangan

sistem informasi online nasional

a. Membangun pusat data dan informasi online antara lain meliputi : a. Populasi dan sebaran b. Biologi, medis dan patologi

c. Kondisi, luas dan sebaran habitat d. Kondisi dan model interaksi (sosial, ekonomi dan budaya) masyarakat lokal dalam pemanfaatan duyung, baik ilegal maupun ilegal e. Penyebab turunnya populasi dan sebaran duyung, serta rusak/ berkurangnya luasan dan sebaran habitatnya

Terlaksananya pembangunan pusat data dan sistem informasi duyung dan habitatnya

Pusat data dan sistem informasi tentang konservasi duyung dan habitatnya secara terintegrasi dan online

Nasional V V V V V Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia; Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut; Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan; Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional; Perguruan Tinggi; Organisasi Masyarakat

b. Membentuk database (poin a sampai dengan poin e)

Terlaksannya kegiatan pembuatan database duyung dan habitatnya

Database duyung dan habitatnya

Nasional dan daerah

V V V V V Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia; Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut; Perguruan Tinggi; Organisasi Masyarakat; Pemerintah Daerah 1,2 Peningkatan kapasitas pengelolaan data, SDM peneliti dan meningkatkan kegiatan studi a. Menyusun petunjuk teknis atau pedoman pengumpulan dan pengolahan data dan informasi (No.1 poin a sampai dengan poin e)

a.

b.

Tersusunnya draft petunjuk teknis atau pedoman pengumpulan data dan informasi Terlaksananya

pertemuan pembahasan draft petunjuk teknis atau pedoman

Perdirjen petunjuk teknis atau pedoman standar pengumpulan data dan informasi

Nasional V Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut; Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia; Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan; Perguruan Tinggi; Organisasi Masyarakat

Sasaran 1.

RENCANA AKSI NASIONAL (RAN) KONSERVASI MAMALIA LAUT TAHUN 2018-2022

No. STRATEGI KEGIATAN INDIKATOR OUTPUT LOKASI WAKTU PELAKSANA

(13)

2018 2019 2020 2021 2022

No. STRATEGI KEGIATAN INDIKATOR OUTPUT LOKASI WAKTU PELAKSANA

b. Melakukan pelatihan pengumpulan dan pengolahan data dan informasi (No.1 poin a sampai dengan poin e)

Terlaksananya pelatihan pengumpulan data dan informasi

Minimal 20 orang per lokasi per tahun dari berbagai stakeholder telah dilatih Nasional, Bintan, Alor, Kotawaringin Barat, Tolitoli, dan lokasi prioritas lainnya

V V V V V Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia; Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut; Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan; Perguruan Tinggi, Organisasi Masyarakat; Pemerintah Daerah c. Melakukan kajian,

survei dan monitoring meliputi lima (5) aspek di atas (No. 1 poin a sampai dengan poin e)

Terlaksananya kajian, survei dan monitoring sekurangnya sekali dalam setahun

Data dan informasi tentang lima (5) aspek (No. 1 poin a sampai dengan poin e) Bintan, Alor, Kotawaringin Barat, Tolitoli, dan lokasi prioritas lainnya

V V V V V Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia; Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut; Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan; Perguruan Tinggi, Organisasi 1,3 Mengunggah

(upload ) dan membaharui (update ) baseline data dan informasi ke dalam sistem online

a. Melakukan analisa dan verifikasi akurasi data dan informasi

Terverifikasinya keabsahan data dan informasi

Data dan informasi yang valid

Nasional V V V V V Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia; Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan; Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut; Perguruan Tinggi, Organisasi Masyarakat

b. Menyusun dan mengunggah data dan informasi ke dalam database

Terunggahnya data dan informasi ke dalam database online

Data dan informasi terintegrasi ke dalam database sistem informasi online

Nasional V V V V V Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia; Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan; Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut; Perguruan Tinggi; Organisasi Masyarakat

c. Memutakhirkan data dan informasi meliputi lima aspek (No.1 poin a sampai dengan poin e)

Terlaksananya workshop pemutakhiran data minimal sekali dalam setahun

Sistem informasi online termutakhirkan setiap tahun

Nasional V V V V V Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia; Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut; Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan; Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut; Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional; Perguruan Tinggi; Organisasi Masyarakat 2.1 Indentifikasi lokasi duyung dan habitatnya serta kondisi dan luasannya

a. Membuat peta sebaran duyung dan lamun sebagai habitatnya

Terlaksananya kegiatan pembuatan peta sebaran/distribusi duyung dan lamun sebagai habitatnya

Peta sebaran duyung dan lamun sebagai habitatnya dilengkapi dengan kondisi habitat dan skala prioritas konservasinya Nasional, Bintan, Alor, Kotawaringin Barat, Tolitoli, dan lokasi prioritas lainnya

V Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia; Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut; Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan; Badan Informasi Geospatial; Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional; Perguruan Tinggi; Organisasi Masyarakat Sasaran 2.

(14)

2018 2019 2020 2021 2022

No. STRATEGI KEGIATAN INDIKATOR OUTPUT LOKASI WAKTU PELAKSANA

b. Melakukan identifikasi calon kawasan konservasi duyung dan habitatnya

Terlaksananya identifikasi habitat penting duyung yang berada di dalam maupun di luar kawasan

konservasi

Data habitat penting duyung yang berada di dalam maupun di luar kawasan konservasi Nasional, Bintan, Alor, Kotawaringin Barat, Tolitoli, dan lokasi prioritas lainnya

V V V V V Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut; Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia; Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan; Perguruan Tinggi, Organisasi Masyarakat; Pemerintah daerah a. Menetapkan habitat

duyung sebagai kawasan konservasi baru dengan tujuan khusus untuk konservasi duyung dan habitatnya Terlaksananya asistensi dan pendampingan proses pencadangan kawasan konservasi SK pencadangan kawasan konservasi untuk habitat-habitat duyung Bintan, Alor, Kotawaringin Barat, Tolitoli, dan daerah prioritas lainnya

V V V V Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut; Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia; Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan; Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap; Perguruan Tinggi, Organisasi Masyarakat; Pemerintah daerah b. Memasukan duyung dan

habitatnya sebagai salah satu target konservasi dalam pengelolaan kawasan konservasi perairan yang sudah eksis

Terlaksananya review rencana pengelolaan dan zonasi kawasan

konservasi yang mencantumkan duyung dan habitatnya sebagai salah satu target konservasi Dokumen rencana pengelolaan dan zonasi kawasan konservasi yang mencantumkan duyung dan habitat-habitatnya sebagai salah satu target konservasi

Daerah prioritas V V V V V Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut; Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia; Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap; Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem; Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan; Organisasi Masyarakat; Pemerintah daerah; Perguruan Tinggi c. Mengembangkan jejaring kawasan konservasi Terlaksananya pertemuan pembentukan jejaring kawasan konservasi Jejaring kawasan konservasi Kepulauan Riau, Lesser Sunda,

V Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut; Organisasi Masyarakat; Pemerintah daerah; d. Mengintegrasikan

duyung dan habitatnya ke dalam perencanaan tata ruang laut nasional

a. Terlaksananya integrasi alur migrasi dan habitat penting duyung ke dalam rencana tata ruang laut nasional

Dokumen rencana tata ruang laut nasional berisikan alur migrasi dan habitat penting duyung

Nasional V Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut; Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia; Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap; Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem; Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan; Organisasi Masyarakat; Perguruan Tinggi Penetapan kawasan

konservasi duyung dan habitatnya yang terintegrasi dalam tata ruang laut Indonesia, dan peta zonasi

kawasan konservasi perairan

(15)

2018 2019 2020 2021 2022

No. STRATEGI KEGIATAN INDIKATOR OUTPUT LOKASI WAKTU PELAKSANA

b. Terlaksananya integrasi alur migrasi dan habitat penting duyung di lokasi prioritas ke dalam rencana tata ruang laut nasional

Dokumen rencana tata ruang laut nasional berisikan alur migrasi dan habitat penting duyung di lokasi prioritas Bintan, Alor, Kotawaringin Barat, Tolitoli

V Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut; Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia; Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap; Badan Informasi Geospasial; Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan; Perguruan Tinggi; Organisasi Masyarakat; Pemerintah Daerah a. Melakukan monitoring

kondisi habitat duyung di luar kawasan konservasi

Terlaksananya monitoring kondisi lamun sebagai habitat duyung di luar kawasan konservasi

Data dan informasi kondisi habitat duyung di luar kawasan konservasi Bintan, Alor, Kotawaringin Barat, Tolitoli dan daerah prioritas

V V V V V Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut; Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia; Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan; Perguruan Tinggi; Organisasi Masyarakat;

b. Melakukan monitoring populasi duyung di luar kawasan konservasi

Terlaksananya monitoring populasi duyung di luar kawasan konservasi

Data populasi duyung di luar kawasan konservasi Bintan, Alor, Kotawaringin Barat, Tolitoli dan daerah prioritas

V V V V V Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut;Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia; Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan; Perguruan Tinggi; Organisasi Masyarakat

a. Melakukan kajian teknis tentang pembentukan lembaga pengelola duyung dan habitatnya baik di tingkat nasional dan di tingkat

operasional di lapangan

Terlaksananya kajian bentuk-bentuk alternatif kelembagaan konservasi duyung dan habitatnya, seperti :

- Jejaring para pihak konservasi duyung dan habitatnya

- Unit Pelaksana Teknis (UPT) pengelola kawasan konservasi perairan - Gugus/Satuan Tugas konservasi duyung dan habitatnya sebagai bagian dari kesatuan pengelola kawasan konservasi perairan yang

Bentuk-bentuk alternatif kelembagaan konservasi duyung dan habitatnya

Nasional V Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut; Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan; Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia; Perguruan Tinggi, Organisasi Masyarakat

Sasaran 3.

Terwujudnya pengelolaan duyung dan habitatnya secara efektif, terpadu dan terukur 2.3 Pemantauan kondisi habitat duyung di luar kawasan konservasi 3.1 Pengembangan kelembagaan pengelola duyung dan habitatnya di tingkat nasional dan di tingkat operasional di lapangan

(16)

2018 2019 2020 2021 2022

No. STRATEGI KEGIATAN INDIKATOR OUTPUT LOKASI WAKTU PELAKSANA

b. Merumuskan rekomendasi tentang bentuk kelembagaan yang perlu dikembangkan Terlaksananya diskusi kelompok terfokus untuk menetapkan bentuk kelembagaan konservasi duyung

Minimal tiga bentuk kelembagaan konservasi duyung: jejaring, UPT dan gugus/satuan tugas

Nasional V Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut; Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan; Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia; Perguruan Tinggi, Organisasi Masyarakat

c. Membentuk jejaring para pihak konservasi duyung dan habitatnya

Terlaksananya pembentukan jejaring para pihak terkait konservasi duyung dan habitatnya

Jejaring nasional dan minimal satu jejaring daerah

Nasional dan daerah (Kepulauan Riau)

V Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut; Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan; Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia; Perguruan Tinggi, Organisasi Masyarakat

d. Membentuk lembaga pengelola kawasan konservasi perairan duyung dan habitatnya

Terlaksananya

pembentukan UPT KKP konservasi duyung

Minimal tiga UPT KKP atau konservasi duyung Bintan, Alor, Kotawaringin Barat, Tolitoli dan daerah prioritas

V Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut; Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia; Perguruan Tinggi, Organisasi Masyarakat; Pemerintah daerah e. Membentuk

gugus/satuan tugas konservasi duyung dan habitatnya

Terlaksananya pembentukan gugus/satuan tugas konservasi duyung dan habitatnya Minimal tiga gugus/satuan tugas konservasi duyung dan habitatnya Nasional dan Daerah

V V V V V Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut; Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia; Perguruan Tinggi, Organisasi Masyarakat

a. Menyusun petunjuk teknis atau pedoman penanganan duyung terdampar dan bycatch

a. b.

Tersusunnya draft petunjuk teknis atau pedoman penanganan duyung terdampar dan

bycatch Terlaksananya

pertemuan pembahasan draft petunjuk teknis atau pedoman penanganan duyung

Perdirjen petunjuk teknis atau pedoman penanganan duyung terdampar dan bycacth

Nasional V Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut; Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia; Perguruan Tinggi, Organisasi Masyarakat

b. Melakukan pelatihan penanganan duyung terdampar dan bycatch

Terlaksananya bimbingan teknis penanganan duyung terdampar dan terjerat setiap tahun

Minimal 30 orang per lokasi per tahun terlatih

Jakarta dan Daerah

V V V V V Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut; Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia; Perguruan Tinggi, Organisasi Masyarakat; Pemerintah daerah c. Melakukan kajian

penanganan bycatch duyung pada kegiatan perikanan Terlaksananya kajian penanganan bycatch duyung Rekomendasi mitigasi dan metode penanganan bycacth duyung

Daerah V Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap; Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia; Perguruan Tinggi 3.1 Pengembangan kelembagaan pengelola duyung dan habitatnya di tingkat nasional dan di tingkat operasional di lapangan Pengembangan mekanisme dan peningkatan penanganan duyung terdampar dan bycatch 3.2

(17)

2018 2019 2020 2021 2022

No. STRATEGI KEGIATAN INDIKATOR OUTPUT LOKASI WAKTU PELAKSANA

d. Melakukan upaya mitigasi bycatch duyung pada kegiatan perikanan

Terlaksananya upaya mitigasi bycatch terhadap duyung Minimal 4 lokasi dilakukannya mitigasi bycatch terhadap duyung

Nasional V V V V Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap; Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut; Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia 3,3 Peningkatan upaya pelestarian habitat duyung a. Menyusun pedoman rehabilitasi padang lamun a. b. Tersusunnya draft pedoman rehabilitasi padang lamun Terlaksananya pertemuan pembahasan draft pedoman rehabilitasi padang lamun Perdirjen rehabilitasi padang lamun

Nasional V Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap; Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan; Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia; Perguruan Tinggi; Organisasi Masyarakat b. Melakukan bimbingan teknis rehabilitasi padang lamun Terlaksananya bimbingan teknis rehabilitasi padang lamun

Minimal 20 orang per lokasi per tahun

Nasional V V V V V Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap; Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan; Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia; Perguruan Tinggi; Organisasi Masyarakat

c. Melakukan rehabilitasi padang lamun yang kondisinya tidak sehat

Terlaksanakannya rehabilitasi padang lamun Minimal 4 lokasi dilakukannya rehabilitasi padang lamun yang tidak sehat

Bintan, Alor, Kotawaringin Barat, Tolitoli

V V V V V Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap; Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia; Perguruan Tinggi, Organisasi Masyarakat; Pemerintah daerah 3,4 Operasionalisasi

kelembagaan pengelola duyung dan habitatnya

a. Menyusun rencana kerja tahunan untuk:

1. Jejaring para pihak konservasi duyung dan habitatnya

2. UPT pengelola kawasan konservasi perairan duyung dan habitatnya

3. Gugus/Satuan Tugas konservasi duyung dan habitatnya

Terlaksananya kegiatan penyusunan rencana kerja konservasi duyung dan habitatnya tahun 2018-2022

Rencana kerja konservasi duyung dan habitatnya tahun 2017-2021

Nasional dan daerah

V Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap; Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem; Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia; Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan; Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional; Pergutuan Tinggi, Organisasi Masyarakat; Pemerintah daerah b. Menyelenggarakan rapat

koordinasi teknis lembaga-lembaga pengelola duyung dan habitatnya

Terlaksananya rapat koordinasi setiap tahun

Minimal setahun sekali dilakukannya koordinasi teknis lembaga pengelola duyung dan habitatnya Nasional dan daerah

V V V V V Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap; Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem; Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia; Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan; Perguruan Tinggi; Organisasi Masyarakat; Pemerintah daerah Pengembangan mekanisme dan peningkatan penanganan duyung terdampar dan bycatch 3.2

(18)

2018 2019 2020 2021 2022

No. STRATEGI KEGIATAN INDIKATOR OUTPUT LOKASI WAKTU PELAKSANA

c. Melakukan lokakarya nasional pengelolaan duyung dan habitatnya

Terlaksananya lokakarya nasional pengelolaan duyung dan habitatnya setiap tiga tahun

Minimal 3 tahun sekali didapatkannya informasi dan rekomendasi pengelolaan duyung dan habitatnya

Nasional V V V V V Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap; Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem; Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia; Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan; Perguruan Tinggi; Organisasi Masyarakat; Pemerintah daerah d. Melakukan evaluasi

efektivitas kinerja lembaga-lembaga pengelola duyung dan habitatnya

Terlaksananya evaluasi efektivitas pengelolaan duyung dan habitatnya setiap dua tahun

Minimal 2 tahun sekali didapatkan capaian efektivitas kinerja dan rekomendasi peningkatan kinerja lembaga pengelola Nasional dan daerah

V V V Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap; Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem; Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia; Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan; Perguruan Tinggi; Organisasi Masyarakat; Pemerintah daerah a. Melakukan kajian model

pemanfaatan “non-ekstraktif duyung dan habitatnya, mencakup aspek:

a. Ekologi duyung dan habitatnya

b. Daya dukung kawasan konservasi perairan sebagai kawasan wisata bahari “duyung” c. Willingness to pay wisatawan wisata bahari “duyung”

d. Model interaksi masyarakat lokal dalam pemanfaatan duyung dan habitatnya e. Pemanfaatan duyung ex-situ Terlaksananya kajian tentang model pemanfaatan duyung “non-ekstraktif” secara berkelanjutan Bentuk-bentuk model pemanfaatan duyung “non-ekstraktif” secara berkelanjutan Nasional dan Daerah

V Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut; Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia; Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan; Perguruan Tinggi, Organisasi Masyarakat; Pemerintah daerah Pengembangan

model pemanfaatan duyung dan lamun sebagai habitatnya 4.1

Sasaran 4.

(19)

2018 2019 2020 2021 2022

No. STRATEGI KEGIATAN INDIKATOR OUTPUT LOKASI WAKTU PELAKSANA

b. Merumuskan dan menetapkan model pemanfaatan duyung dan habitatnya Terlaksananya kegiatan untuk merumuskan model pemanfaatan duyung secara berkelanjutan Model pemanfaatan duyung secara berkelanjutan

Nasional V Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut; Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia; Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan; Perguruan Tinggi, Organisasi Masyarakat

c. Mengembangkan model pemanfaatan “non-ekstraktif” duyung dan lamun sebagai habitatnya

Terbentuknya lokasi percontohan pemanfaatan duyung dan lamun sebagai habitatnya

Minimal 4 lokasi percontohan pemanfaatan duyung dan lamun sebagai habitatnya

Bintan, Alor, Tolitoli, dan Kotawaringin Barat

V V V V Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut; Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia; Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan; Perguruan Tinggi, Organisasi Masyarakat; Pemerintah daerah

a. Penyusunan petunjuk teknis atau pedoman tentang kegiatan wisata bahari berbasis duyung

a. b. Tersusunnya draft petunjuk teknis atau pedoman tentang kegiatan wisata bahari

berbasis duyung Terlaksananya

pertemuan pembahasan draft petunjuk teknis

atau pedoman Perdirjen petunjuk

teknis atau pedoman wisata bahari duyung tersedia

Nasional V Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut; Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia; Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan; Perguruan Tinggi, Organisasi Masyarakat

b. Melakukan bimbingan teknis dan pelatihan ekowisata bahari berbasis duyung

Terlaksananya bimbingan teknis dan pelatihan ekowisata bahari berbasis duyung

Minimal 10 orang dilatih per lokasi per tahun

Nasional, Bintan, Alor, Tolitoli, dan Kotawaringin Barat

V V V V Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut; Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia; Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan; Perguruan Tinggi, Organisasi Masyarakat

c. Melakukan kajian dan menyempurnakan standar kualifikasi pemanfaatan duyung ex-situ

Terlaksananya kajian tentang standar kualifikasi pemanfaatan duyung untuk akuaria (peragaan) dengan mengacu peraturan perundang undangan yang berlaku Standar kualifikasi pemanfaatan duyung untuk akuaria

Nasional V V Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut; Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia; Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan; Perguruan Tinggi, Organisasi Masyarakat; Pelaku usaha Pengembangan

model pemanfaatan duyung dan lamun sebagai habitatnya 4.1 4.2 Melakukan upaya pengaturan pemanfatan duyung dan habitatnya

(20)

2018 2019 2020 2021 2022

No. STRATEGI KEGIATAN INDIKATOR OUTPUT LOKASI WAKTU PELAKSANA

d. Menyusun perangkat hukum untuk

pengaturan pemanfaatan duyung dan habitatnya

Tersedianya rancangan peraturan perundangan tentang pemanfaatan duyung Peraturan perundangan tentang pemanfaatan duyung

Nasional V V Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut; Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia; Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan; Perguruan Tinggi; Organisasi Masyarakat e. Melakukan pengawasan pemanfaatan untuk wisata ex-situ Terlaksananya pengawasan terhadap tingkat kepatuhan pelaku usaha terhadap standar kualifikasi aquaria

Minimal 1 lokasi per tahun

Nasional V V V Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan; Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut; Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem; Organisasi Masyarakat; Pelaku Usaha a. Menyusun petunjuk

teknis tentang sosialisasi dan kampanye publik (public engagement )

Terlaksanya kegiatan penyusunan petunjuk teknis penjangkauan dan kampanye publik tentang konservasi duyung dan lamun sebagai habitatnya Perdirjen petunjuk teknis tentang sosialisasi dan kampanye publik (public engagement )

Nasional V Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut; Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem; Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia; Perguruan Tinggi; Organisasi Masyarakat

b. Membuat materi

sosialisasi dan kampanye publik (public

engagement)

Terlaksananya produksi materi untuk sosialisasi dan kampanye publik

Miminal satu kali setahun produksi materi sosialisasi dan kampanye publik

Nasional dan Daerah

V V V V V Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut; Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem; Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia; Perguruan Tinggi; Organisasi Masyarakat

c. Melaksanakan kegiatan sosialisasi dan kampanye publik

Terlaksananya kegiatan sosialisasi dan

kampanye publik

Minimal 30 orang per lokasi per tahun dan minimal 1 sosialisasi di media

Nasional dan Daerah

V V V V V Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut; Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem; Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia; Perguruan Tinggi; Organisasi Masyarakat

Terwujudnya kesadaran masyarakat secara luas akan pentingnya upaya konservasi duyung dan habitatnya 4.2 Melakukan upaya pengaturan pemanfatan duyung dan habitatnya Sasaran 5. 5.1 Pengembangan dan pelaksanaan model penyadartahuan masyarakat dalam upaya konservasi duyung dan habitatnya

(21)

2018 2019 2020 2021 2022

No. STRATEGI KEGIATAN INDIKATOR OUTPUT LOKASI WAKTU PELAKSANA

d. Melakukan sosialisasi peraturan perundangan tentang perlindungan duyung dan habitatnya

Terlaksananya sosialisasi tentang peraturan dan

perundangan konservasi duyung

Minimal 30 orang per lokasi per tahun

Nasional V V V V V Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut; Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem; Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia; Perguruan Tinggi; Organisasi Masyarakat

e. Melakukan apresiasi pelestari duyung dan habitatnya

Terlaksananya apresiasi pelestari duyung dan habitatnya

Minimal setahun sekali dilakukan apresiasi terhadap pelestari duyung dan habitatnya

Nasional V V V V V Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut; Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia; Perguruan Tinggi; Organisasi Masyarakat

d. Membangun duyung center sebagai pusat informasi Terbentuknya duyung Center Minimal 4 lokasi terdapat duyung center Bintan, Alor Tolitoli dan Kotawaringin Barat (satu lokasi)

V V V V Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut; Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia; Perguruan Tinggi; Organisasi Masyarakat; Pemerintah daerah 5,2 a. Membentuk kelompok masyarakat “Sahabat duyung” Terbentuknya Kelompok Masyarakat Sahabat duyung Minimal di 4 lokasi terbentuk kelompok Masyarakat Sahabat duyung Nasional dan Daerah

V Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut; Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem; Pemerintah daerah; Organisasi Masyarakat

b. Menyusun kurikulum muatan lokal konservasi duyung dan habitatnya

Terlaksananya

penyusunan kurikulum muatan lokal konservasi duyung dan habitatnya

Muatan lokal konservasi duyung dan habitatnya

Nasional V V V V V Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia; Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut; Perguruan Tinggi; Organisasi Masyarakat

c. Melakukan pendidikan konservasi duyung dan habitatnya kepada masyarakat

Terlaksananya pendidikan tentang konservasi duyung dan habitatnya sekurangnya pada masyarakat pesisir

Minimal di 4 lokasi Nasional dan Daerah

V V V V Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut; Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem; Pemerintah daerah; Organisasi Masyarakat Penggalangan partisipasi publik dalam konservasi duyung dan habitatnya 5.1 Pengembangan dan pelaksanaan model penyadartahuan masyarakat dalam upaya konservasi duyung dan habitatnya Sasaran 6.

(22)

2018 2019 2020 2021 2022

No. STRATEGI KEGIATAN INDIKATOR OUTPUT LOKASI WAKTU PELAKSANA

a. Melakukan penegakkan hukum yang terkait dengan konservasi duyung dan habitatnya

Diterapkannya sanksi bagi pemburu dan pemanfaat duyung

Minimal 50% pelanggaran telah diproses pengadilan setiap tahunnya

Nasional V V V V V Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan; Direktorat Penegakkan Hukum: Badan Reserse Kriminal Polisi Republik Indonesia; Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut; Organisasi Masyarakat

b. Melakukan in house training dan advokasi kepada aparat penegak hukum

Terlaksananya in house training aparat penegak hukum sekurangnya setahun sekali

Minimal 20 orang dilatih per lokasi per tahun

Jakarta dan Daerah

V V V V V Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan; Direktorat Penegakkan Hukum; Badan Reserse Kriminal Polisi Republik Indonesia; Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut; Organisasi Masyarakat

c. Membentuk Kelompok Masyarakat Pengawas (POKMASWAS) konservasi duyung dan habitatnya

Terbentuknya POKMASWAS di kawasan konservasi duyung dan habitatnya

Minimal 3 POKMASWAS per lokasi Bintan, Alor, Kotawaringin Barat dan Tolitoli

V V V V V Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut; Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan; Organisasi Masyarakat; Pemerintah daerah d. Fasilitasi advokasi penyelesaian kasus pemanfaatan duyung ilegal Tersedianya advokasi penyelesaian kasus pemanfaatan duyung ilegal Minimal 70% kasus yang diadvokasi diproses di pengadilan Bintan, Alor, Tolitoli, dan Kotawaringin Barat dan Nasional

V V V V V Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan; Direktorat Penegakkan Hukum; Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut; Organisasi Masyarakat; Pemerintah daerah 6.2 Pengendalian peredaran ilegal duyung a. Melakukan pengawasan dan penegakan hukum di pintu-pintu

pemasukan dan pengeluaran yang telah ditetapkan

a. Terlaksanyan pengawasan di pintu-pintu pemasukan dan pengeluaran yang ditetapkan

Data penindakan kasus pelanggaran hukum

Nasional V V V V V Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan; Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan; Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut; Direktorat Penegakkan Hukum; Badan Reserse Kriminal Polisi Republik Indonesia; Bea Cukai 6.1 Upaya penaatan

dan penegakan hukum

(23)

2018 2019 2020 2021 2022

No. STRATEGI KEGIATAN INDIKATOR OUTPUT LOKASI WAKTU PELAKSANA

b. Mengembangkan sistem penanganan dan pelaporan atas setiap kasus pelanggaran hukum

Tersedianya sistem penanganan dan pelaporan atas kasus-kasus pelanggaran

Sistem penanganan dan pelaporan yang operasional

Nasional dan daerah

V V V V V Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan; Direktorat Penegakkan Hukum; Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut; Pemerintah daerah; Organisasi Masyarakat

6,3 Pengembangan fasilitas pendukung penegakan hukum

a. Membangun sarana dan prasarana konservasi duyung dan habitatnya

Terlaksananya kegiatan pembangunan dan pengadaan sarana dan prasarana

Minimal 4 lokasi dibangunnya sarana dan prasarana

Nasional V Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut; Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia; Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan; Organisasi Masyarakat; Pemerintah daerah b. Menyediakan fasilitas pendukung monitoring , controlling dan surveillance (MCS) Terlaksananya pembangunan dan pengadaan fasilitas pendukung MCS Minimal 4 lokasi dibangunnya fasilitas pendukung MCS

Nasional V V V V V Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut; Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan; Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia; Organisasi Masyarakat; Pemerintah daerah

(24)

2018 2019 2020 2021 2022

a Melaksanakan survei dan monitoring populasi, jalur migrasi dan habitat penting Cetacea

Terlaksananya kajian ilmiah tentang: status populasi, jalur migrasi dan sebaran habitat penting Cetacea

Dokumen hasil kajian dan hasil rekomendasi tingkat pemanfaatan tradisional yang berkelanjutan

WPP 573 (Lamalera, Lamakera, Bali Selatan); WPP 572 (Teluk Kiloan Lampung); WPP 711 (Paloh); WPP 713 (Bali Utara, Selat Makassar), WPP 715 (Teluk Tomini-Maluku); WPP 716 (Berau, Derawan); WPP 717 (Teluk Cenderawasih dan Samudera Pasifik)

V V V V V Badan Riset dan Sumber Daya

Manusia Kelautan dan Perikanan; Ilmu Pengetahuan Kebumian-Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia; Perguruan Tinggi; Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut; Organisasi Masyarakat

b Melakukan kajian sosial ekonomi dan budaya termasuk kearifan lokal dan pengelolaan perikanan tradisional terkait pemanfaatan Cetacea

Terlaksananya kajian tentang aspek sosial ekonomi dan budaya termasuk kearifan lokal dan pengelolaan perikanan tradisional terkait pemanfaatan Cetacea

Dokumen hasil kajian Nusa Tenggara Timur V V Badan Riset dan Sumber Daya

Manusia Kelautan dan Perikanan; Ilmu Pengetahuan Kebumian-Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia; Perguruan Tinggi, Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut; Organisasi Masyarakat c Menyusun panduan

monitoring populasi Cetacea a. b. Tersusunnya draft panduan populasi Cetacea Terlaksananya pertemuan pembahasan draft panduan populasi cetacea

Perdirjen panduan populasi Cetacea

Nasional V V Direktorat Jenderal Pengelolaan

Ruang Laut; Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan; Ilmu Pengetahuan Kebumian-Lembaga Ilmu

Pengetahuan Indonesia; Perguruan Tinggi; Organisasi Masyarakat d Melaksanakan pelatihan

peningkatan kapasitas peneliti lokal

Meningkatnya kapasitas peneliti lokal dalam monitoring populasi Cetacea

Minimal 10 orang dilatih per tahun per lokasi

Nasional V V Badan Riset dan Sumber Daya

Manusia Kelautan dan Perikanan; Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut; Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan; Ilmu Pengetahuan Kebumian-Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia; Organisasi Masyarakat

KEGIATAN

TAHUN 2018-2022

RENCANA AKSI NASIONAL (RAN) KONSERVASI MAMALIA LAUT TAHUN 2018-2022

1.1 Penguatan kapasitas peneliti dan meningkatkan kegiatan penelitian terkait Cetacea

Sasaran 2.

Tersedianya database dan sistem informasi Cetacea

OUTPUT

LAMPIRAN

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /KEPMEN-KP/2017

TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL (RAN) KONSERVASI MAMALIA LAUT

Tersedianya hasil kajian ilmiah (ekologis, data sosial, ekonomi dan kebudayaan) Cetacea

WAKTU PELAKSANA

No. STRATEGI LOKASI

Sasaran 1.

(25)

2018 2019 2020 2021 2022

KEGIATAN OUTPUT WAKTU PELAKSANA

No. STRATEGI INDIKATOR LOKASI

a Melaksanakan workshop untuk updating data Cetacea

Terlaksananya workshop updating data cetacea

Data Cetacea Nasional Nasional V V Direktorat Jenderal Pengelolaan

Ruang Laut; Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan; Perguruan Tinggi, Ilmu Pengetahuan Kebumian-Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia; Organisasi Masyarakat b Membuat data base Cetacea

(status populasi, jalur migrasi, pemanfaatan, hasil kajian)

Terlaksananya pembuatan database Cetacea: status populasi, jalur migrasi,

pemanfaatan)

Database Cetacea Nasional V V V V V Direktorat Jenderal Pengelolaan

Ruang Laut; Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan; Perguruan Tinggi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia; Organisasi Masyarakat c Mengintegrasikan data

status populasi Cetacea kedalam satu data (one data ) KKP

Terintegrasinya data status populasi Cetacea ke dalam website KKP

Data status populasi Cetacea yang terintegrasi dapat diakses oleh umum di website KKP

Nasional V Direktorat Jenderal Pengelolaan

Ruang Laut; Pusat Data dan Informasi KKP; Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan; Perguruan Tinggi; Perguruan Tinggi, Ilmu Pengetahuan Kebumian-Lembaga Ilmu

Pengetahuan Indonesia; Organisasi

a Menyiapkan data baseline hasil tangkapan sampingan (bycatch ) Cetacea

Telaksananya kegiatan penyusunan data

baseline bycatch Cetacea

Data baseline bycatch Cetacea

Nasional V Direktorat Jenderal Perikanan

Tangkap; Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut; Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan; Pusat Data dan Informasi Setjen KKP; Perguruan Tinggi, Organisasi Masyarakat b Melaksanakan workshop

untuk updating data

bycatch Cetacea

Terlaksananya workshop updating data bycacth cetacea

Data bycatch Cetacea terkini

Nasional V V V V Badan Riset dan Sumber Daya

Manusia Kelautan dan Perikanan; Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap; Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut; Pusat Data dan Informasi Setjen KKP; Perguruan Tinggi; Organisasi Masyarakat c Melakukan kajian

identifikasi jenis dan teknik penangkapan ikan yang berdampak buruk terhadap Cetacea

Terlaksananya kajian identifikasi jenis dan teknik penangkapan ikan yang berdampak buruk terhadap cetacea

Dokumen Hasil Kajian Laut Sawu, Solor Alor, Kalbar dan Kaltim, Bali, Banyuwangi, Bitung,

V V V Badan Riset dan Sumber Daya

Manusia Kelautan dan Perikanan; Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap; Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut; Perguruan Tinggi; Organisasi Masyarakat d Menyusun rekomendasi

kebijakan untuk

mengurangi bycatch Cetacea

Terlaksananya kegiatan penyusunan rekomendasi kebijakan

Rekomendasi kebijakan Nasional V V Badan Riset dan Sumber Daya

Manusia Kelautan dan Perikanan; Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap; Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut; Perguruan Tinggi; Organisasi Masyarakat Penyiapan database dan

sistem informasi Pengelolaan Cetacea 2.1

Sasaran 3.

Pengurangan angka kematian/kecelakaan Cetacea yang disebabkan aktivitas penangkapan ikan dan tertabrak kapal

3.1 Pengurangan kematian Cetacea akibat bycatch pada aktivitas penangkapan ikan

(26)

2018 2019 2020 2021 2022

KEGIATAN OUTPUT WAKTU PELAKSANA

No. STRATEGI INDIKATOR LOKASI

a Menyiapkan data baseline tentang ghost net

Terlaksananya kegiatan penyiapan data baseline

ghost net

Data sebaran potensi ghost

net

Nasional V V Badan Riset dan Sumber Daya

Manusia Kelautan dan Perikanan; Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap; Pusat Data dan Informasi Setjen KKP; Perguruan Tinggi; b Melakukan kegiatan

pembersihan ghost net bersama dengan stakeholders

Terlaksananya kegiatan pembersihan ghost net

Minimal satu kegiatan per lokasi per tahun (lokasi ditentukan oleh hasil kajian)

Nasional: ditentukan berdasarkan hasil kajian

V V Direktorat Jenderal Pengelolaan

Ruang Laut; Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap; Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan; Pemerintah daerah; Organisasi Masyarakat; Perguruan Tinggi

c Memberikan apresiasi kepada stakehoders yang berjasa dalam pembersihan

ghost net

Terlaksananya pemberian apresiasi kepada stakeholders atas jasanya dalam pengurangan ghost

net

Minimal satu kegiatan per tahun

Nasional V Direktorat Jenderal Pengelolaan

Ruang Laut; Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap; Pemerintah daerah; Organisasi Masyarakat; Perguruan Tinggi

d Melakukan bimbingan teknis pengembangan kerajinan dengan bahan baku jaring bekas

Terlaksananya bimbingan teknis pengembangan kerajinan dengan bahan baku jaring bekas

Minimal 20 orang per lokasi per tahun

Nasional V V V V Direktorat Jenderal Pengelolaan

Ruang Laut; Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap; Pemerintah daerah; Organisasi Masyarakat; Perguruan Tinggi

a Melakukan kajian terkait kasus kematian Cetacea akibat tertabrak kapal

Terlaksananya kajian terkait kematian Cetacea yang diakibatkan tertabrak kapal

Dokumen Hasil Kajian Nasional V V Badan Riset dan Sumber Daya

Manusia Kelautan dan Perikanan; Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut; Perguruan Tinggi; Organisasi Masyarakat b Melakukan workshop untuk

menginisiasi regulasi nasional tentang tata cara melintas di jalur ALKI

Terlaksananya workshop untuk merumuskan regulasi tata cara melintas di jalur ALKI

Rekomendasi kebijakan Nasional V V Direktorat Jenderal Pengelolaan

Ruang Laut; Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan; Perguruan Tinggi; Direktorat Jenderal Perhubungan Laut; Organisasi Masyarakat c Melaksanakan workshop

koordinasi untuk memetakan zona wajib lambat bagi lalu lintas kapal

Terlaksananya workshop Rekomendasi tentang lokasi penerapan batas kecepatan maksimum di zona wajib lambat

Nasional V V Direktorat Jenderal Pengelolaan

Ruang Laut; Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan; Perguruan Tinggi; Direktorat Jenderal Perhubungan Laut; Organisasi Masyarakat d Menyusun regulasi nasional

batas kecepatan maksimum kapal di zona wajib lambat

Terlaksananya kegiatan penyusunan regulasi nasional

Peraturan Menteri yang mengatur batas kecepatan kapal di wilayah wajib lambat

Nasional V V Direktorat Jenderal Pengelolaan

Ruang Laut; Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan; Perguruan Tinggi; Direktorat Jenderal Perhubungan Laut; Organisasi Masyarakat e Menerapkan zona wajib

lambat lalu lintas kapal di lokasi hot spot Cetacea

Terlaksananya ketentuan batas kecepatan maksimum di lokasi hot spot Cetacacea

Minimal satu zona lokasi Nasional: ditentukan berdasarkan hasil kajian

V V Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut; Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan; Perguruan Tinggi; Direktorat Jenderal Perhubungan Laut; Organisasi Masyarakat 3.3 Pengurangan kematian

Cetacea akibat kecelakaan kapal

3.2 Pengurangan angka kematian Cetacea akibat jaring hantu (ghost net )

(27)

2018 2019 2020 2021 2022

KEGIATAN OUTPUT WAKTU PELAKSANA

No. STRATEGI INDIKATOR LOKASI

f Melaksanakan pengawasan dan penegakan hukum di zona wajib lambat

Terlaksananya pengawasan kecepatan maksimum di zona wajib lambat

Minimal satu zona lokasi Nasional: wilayah yang disepakati untuk penerapannya

V V Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan; Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut; Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan; Perguruan Tinggi; Direktorat Jenderal Perhubungan Laut; Organisasi Masyarakat 3,4 Mengurangi angka kematian

Cetacea akibat jaring hantu (ghost net)

a. Melakukan pengumpulan informasi terkait isu penangkapan lumba-lumba untuk umpan

Terlaksananya kegiatan pengumpulan data dan informasi

Data dan informasi Nasional V V Direktorat Jenderal Perikanan

Tangkap; Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut; Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan; Pusat Data dan Informasi KKP; Organisasi Masyarakat; Perguruan Tinggi b. Melakukan sosialisasi

tentang regulasi

perlindungan lumba-lumba kepada pelaku usaha penangkapan

Terlaksananya sosialisasi kepada pelaku usaha penangkapan

Minimal 10 pelaku usaha per tahun

Nasional V V Direktorat Jenderal Pengelolaan

Ruang Laut; Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan; Organisasi Masyarakat; Perguruan Tinggi c. Melakukan pengawasan dan

penegakan hukum terhadap pelanggaran regulasi perlindungan lumba-lumba Terlaksananya kegiatan pengawasan terhadap regulasi perlindungan lumba-lumba

Data penindakan kasus pelanggaran hukum

Nasional V V Direktorat Jenderal Pengawasan

Sumber Daya Kelautan dan Perikanan; Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut; Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan; Organisasi Masyarakat; Perguruan Tinggi

4,1 Menambah luasan dan meningkatkan pengelolaan habitat penting Cetacea

a. Melakukan kajian habitat penting Cetacea

Terlaksananya kajian habitat penting cetacea

Dokumen hasil kajian habitat penting Cetacea

WPP 573 (Bali Bagian Selatan dan Nusa Tenggara); WPP 711 (Paloh); WPP 713 (Bali Bagian Utara dan Selat Makassar); WPP 715 (Teluk Tomini – Maluku); WPP 716 (Berau, Derawan)

V V Badan Riset dan Sumber Daya

Manusia Kelautan dan Perikanan; Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut; Perguruan Tinggi, Organisasi Masyarakat

b. Melakukan kajian identifikasi koridor migrasi Cetacea nasional

Terlaksananya kajian identifikasi koridor migrasi Cetacea nasional

Dokumen hasil kajian koridor migrasi Cetacea

Nasional; mengacu pada peta jalur ruaya Badan Informasi Geospasial

V V Badan Riset dan Sumber Daya

Manusia Kelautan dan Perikanan; Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut; Perguruan Tinggi, Organisasi Masyarakat c. Memfasilitasi inisiasi

perlindungan habitat penting menjadi kawasan konservasi

Terlaksananya fasilitasi insiasi perlindungan habitat penting menjadi kawasan konservasi

Minimal satu habitat penting dan koridor migrasi Cetacea dicadangkan sebagai kawasan konservasi

WPP 573 (Bali Bagian Selatan dan Nusa Tenggara); WPP 711 (Paloh); WPP 713 (Bali Bagian Utara dan Selat Makassar); WPP 715 (Teluk Tomini – Maluku); WPP 716 (Berau, Derawan)

V V Badan Riset dan Sumber Daya

Manusia Kelautan dan Perikanan; Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut; Perguruan Tinggi, Organisasi Masyarakat; Pemerintah Daerah;

d. Meningkatkan upaya pengelolaan Cetacea di dalam kawasan konservasi

Terlaksananya upaya pengelolaan Cetacea di dalam kawasan konservasi

Minimal 1 kawasan per tahun

KKPD Buleleng, KKPD Teluk Kiloan, KKPN Laut Sawu, KKPD Selat Dampir, KKPD Kofiau, KKPD Raja Ampat, KKPD Kaimana dan KKPD Teluk Cenderawasih

V V V V V Badan Riset dan Sumber Daya

Manusia Kelautan dan Perikanan; Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut; Perguruan Tinggi, Organisasi Masyarakat; Pemerintah daerah

Sasaran 4.

Tersedianya satu lokasi habitat penting Cetacea sebagai kawasan konservasi 3.3 Pengurangan kematian

Cetacea akibat kecelakaan kapal

(28)

2018 2019 2020 2021 2022

KEGIATAN OUTPUT WAKTU PELAKSANA

No. STRATEGI INDIKATOR LOKASI

e. Pembangunan pusat informasi dan edukasi Cetacea

Terlaksananya pembangunan pusat informasi dan edukasi Cetacea

Pusat informasi dan edukasi Cetacea

KKPN Laut Sawu V V V Direktorat Jenderal Pengelolaan

Ruang Laut; Perguruan Tinggi, Organisasi Masyarakat; Pemerintah daerah

4,2 Penguatan Jejaring Kawasan Konservasi Untuk

Perlindungan Habitat Cetacea

a. Identifikasi jenis cetacean yang terdapat di dalam kawasan konservasi

Terlaksananya kegiatan identifikasi jenis cetacean yang terdapat di dalam kawasan konservasi

Data spesies Cetacea di dalam kawasan konservasi

Bali, Sawu, Alor, wakatobi, Teluk Kiluan

V V V Badan Riset dan Sumber Daya

Manusia Kelautan dan Perikanan; Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut; Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia; Perguruan Tinggi; Organisasi Masyarakat b. Meneliti konektivitas

cetacean di kawasan konservasi mamalia laut

Terlaksananya penelitian konektivitas cetacean di kawasan konservasi mamalia laut

Dokumen Hasil kajian konektivitas antar kawasan konservasi mamalia laut

Bali, Sawu, Alor, wakatobi, Teluk Kiluan

V V V Badan Riset dan Sumber Daya

Manusia Kelautan dan Perikanan; Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut; Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia; Perguruan Tinggi; Organisasi Masyarakat c. Menyepakati MoU antar

kawasan konservasi untuk mamalia laut di Indonesia

Terlaksananya kegiatan penyusunan MoU

Minimal 1 MoU atau kerja sama pengelolaan antar kawasan konservasi

Nasional V Direktorat Jenderal Pengelolaan

Ruang Laut; Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan; Perguruan Tinggi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia; Organisasi Masyarakat

5,1 Mengembangkan wisata Cetacea di alam liar

a. Melakukan kajian daya dukung pengembangan wisata Cetacea di alam liar

Terlaksananya kajian daya dukung pengembangan wisata Cetacea di alam liar

Dokumen hasil kajian Bali, Lampung, NTT, Wakatobi, Raja Ampat

V V V Badan Riset dan Sumber Daya

Manusia Kelautan dan Perikanan; Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut; Organisasi Masyarakat b. Menyusun pedoman

pelaksanaan ekowisata Cetacea di alam liar

Tersusunnya Panduan Pengembangan ekowisata Cetacea Perdirjen Panduan pengembangan ekowisata Cetacea

Nasional V V Direktorat Jenderal Pengelolaan

Ruang Laut; Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan; Pemerintah daerah; Organisasi Masyarakat; Pelaku Wisata

c. Melaksanakan bimbingan teknis pelaksanaan ekowisata Cetacea di alam liar

Terlaksananya bimbingan teknis pelaksanaan ekowisata Cetacea di alam liar

Minimal 20 orang per lokasi Bali, Lampung, NTT, Papua V V Direktorat Jenderal Pengelolaan

Ruang Laut; Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan; Pemerintah daerah, Organisasi Masyarakat; Pelaku Wisata d. Implementasi percontohan ekowisata Cetacea Terlaksananya implementasi percontohan ekowisata Cetacea Minimal 1 lokasi percontohan

Lokasi terpilih : salah satu diantara Lampung, NTT, Bali dan Papua

V V Direktorat Jenderal Pengelolaan

Ruang Laut; Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan; Pemerintah daerah, Organisasi Masyarakat; Pelaku e. Identifikasi dan

pengembangan mata pencaharian alternative untuk mengurangi tekanan terhadap populasi Cetacea

Terlaksananya kegiatan identifkasi dan pengembangan mata pencaharian alternative untuk mengurangi tekanan terhadap populasi Cetacea Minimal 1 rekomendasi jenis mata pencaharian alternatif per lokasi

Bali, Lampung, NTT dan Papua V V Direktorat Jenderal Pengelolaan

Ruang Laut; Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan; Perguruan Tinggi Pemerintah daerah; Organisasi Masyarakat; Pelaku Wisata 5,2 Penyiapan regulasi dan

penyempurnaan standar kualifikasi aquaria

a. Mengkaji dan

menyempurnakan standar kualifikasi pemanfaatan Cetacea untuk wisata ex-situ

Terlaksananya kajian tentang standar kualifikasi pelaksanaan akuaria Cetacea

Dokumen hasil kajian Nasional V V Badan Riset dan Sumber Daya

Manusia Kelautan dan Perikanan; Organisasi Masyarakat; Perguruan Tinggi, Pelaku Usaha

Sasaran 5.

(29)

2018 2019 2020 2021 2022

KEGIATAN OUTPUT WAKTU PELAKSANA

No. STRATEGI INDIKATOR LOKASI

b. Menyiapkan regulasi pemanfaatan Cetacea untuk wisata ex-situ

Terlaksananya kegiatan penyusunan regulasi pemanfaatan Cetacea untuk wisata ex-situ

Regulasi yang mengatur pelaksanaan akuaria Cetacea

Nasional V V Direktorat Jenderal Pengelolaan

Ruang Laut; Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan; Pelaku Usaha; Organisasi Masyarakat

c. Melaksanakan pengawasan pemanfaatan Cetacea untuk wisata ex-situ

Terlaksananya pengawasan terhadap tingkat kepatuhan pelaku usaha terhadap standar kualifikasi aquaria

Minimal 2 lokasi per tahun Nasional V V V V Direktorat Jenderal Pengawasan

Sumber Daya Kelautan dan Perikanan; Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut; Organisasi Masyarakat; Pelaku Usaha 5,3 Pengendalian pemanfaatan

paus secara tradisional oleh masyarakat hukum adat

a. Melaksanakan identifikasi dan verifikasi masyarakat hukum adat Lamalera

Terlaksananya hasil identifikasi masyarakat hukum adat Lamalera

Dokumen hasil Identifikasi NTT V Direktorat Jenderal Pengelolaan

Ruang Laut; Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan; Pemerintah daerah, Tokoh Adat, Organisasi Masyarakat; Perguruan Tinggi

b Melaksanakan perlindungan dan pengakuan masyarakat hukum adat Lamalera

Terlaksananya perlindungan dan pengakuan masyarakat hukum adat Lamalera

SK Bupati NTT V Direktorat Jenderal Pengelolaan

Ruang Laut; Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan; Pemerintah daerah, Tokoh Adat, Organisasi Masyarakat; Perguruan Tinggi

c Memasukan zona wilayah kelola masyarakat hukum adat Lamalera dalam RZWP3K

Terintegrasinya zona wilayah kelola masyarakat hukum adat Lamalera dalam RZWP3K

Dokumen RZWP3K memuat zona wilayah kelola masyarakat hukum adat

NTT V Direktorat Jenderal Pengelolaan

Ruang Laut; Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan; Pemerintah daerah, Tokoh Adat, Organisasi Masyarakat; Perguruan Tinggi

d Melakukan workshop untuk menyepakati formulasi kuota penangkapan paus berdasarkan kearifan lokal secara tradisonal Terlaksananya workshop untuk menyepakati formulasi kuota penangkapan paus berdasarkan kearifan lokal secara tradisonal

Rekomendasi berupa formulasi penangkapan Cetacea berdasarkan kearifan lokal

NTT V V Direktorat Jenderal Pengelolaan

Ruang Laut; Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan; Pemerintah daerah, Tokoh Adat; Organisasi Masyarakat; Perguruan Tinggi

c. Melakukan inisiasi formulasi regulasi tentang pengakuan kearifan lokal dalam penangkapan paus tradisional

Terlaksananya kegiatan formulasi regulasi tentang pengakuan kearifan lokal dalam penangkapan Cetacea secara tradisional

Regulasi tentang pengakuan kearifan lokasl dalam penangkapan Cetacea secara tradisional

Nasional V V Direktorat Jenderal Pengelolaan

Ruang Laut; Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan; Pemerintah daerah, Tokoh Adat; Organisasi Masyarakat; Perguruan Tinggi

6,1 Memperkuat dan meningkatkan kapasitas jejaring penanganan mamalia laut terdampar yang sudah ada

a. Mengembangkan model percontohan untuk penanganan mamalia laut terdampar

Terlaksananya kegiatan pengembangan model percontohan untuk penanganan mamalia laut terdampar

Satu lokasi percontohan penanganan mamalia laut terdampar

Nasional; kandidat lokasi Bali V V Direktorat Jenderal Pengelolaan

Ruang Laut; Organisasi Masyarakat; Perguruan Tinggi, Pemerintah daerah; Swasta

Sasaran 6.

(30)

2018 2019 2020 2021 2022

KEGIATAN OUTPUT WAKTU PELAKSANA

No. STRATEGI INDIKATOR LOKASI

b. Melakukan bimbingan teknis untuk penyegaran metode penanganan mamalia laut terdampar

Terlaksananya bimbingan teknis penyegaran penanganan mamalia laut terdampar

Minimal 6 kali bimtek penyegaran penanganan mamalia laut terdampar

Lampung, DIY, Jateng, Jatim, Bali, Kalbar, Kalteng, Kaltim, Sulsel, Sulteng, NTT, NTB, Kepri, Papua Barat, Sumbar

V V V V V Direktorat Jenderal Pengelolaan

Ruang Laut; Organisasi Masyarakat; Perguruan Tinggi, Pemerintah daerah; Swasta

6,2 Menambah dan meningkatkan kapasitas jejaring penanganan mamalia di lokasi yang baru

a. Menginisiasi pembentukan jejaring dan bimbingan teknis penanganan mamalia laut terdampar di lokasi baru

Terlaksananya kegiatan pembentukan jejaring dan bimbingan teknis penanganan mamalia laut terdampar di lokasi baru

Minimal 1 kali bimtek per lokasi per tahun dan minimal 7 jejaring penanganan mamalia laut terdampar yang baru

Aceh, Banten, Bengkulu, Maluku, Papua, Sulbar, Sultra,

V V Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut; Organisasi Masyarakat; Perguruan Tinggi, Pemerintah daerah; Swasta

b. Melaksanakan loka latih penanganan mamalia laut terdampar bagi dokter hewan

Terlaksananya bimtek penanganan mamalia laut terdampar bagi

mahasiswa kedokteran hewan dan dokter hewan

Minimal 100 peserta (mahasiswa kedokteran hewan dan dokter hewan) mengikuti bimtek

Nasional V V V V V Direktorat Jenderal Pengelolaan

Ruang Laut; Organisasi Masyarakat; Perguruan Tinggi, Pemerintah daerah; Swasta

7,1 Penguatan kapasitas SDM tenaga pelatih dan masyarakat luas dalam penanganan mamalia laut terdampar

a. Mempersiapkan kurikulum dan modul pelatihan bagi calon trainer penanganan mamalia laut terdampar

Terlaksananya penyusunan kurikulum dan modul untuk TOT penanganan mamalia laut terdampar

Kurikulum dan modul untuk TOT penanganan mamalia laut terdampar

Nasional V V V Direktorat Jenderal Pengawasan

Sumber Daya Kelautan dan Perikanan; Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut; Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan; Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia; Perguruan Tinggi, Organisasi Masyarakat b. Menyusun bahan sosialisasi

dan materi pendidikan penanganan mamalia laut terdampar untuk sekolah dan masyarakat

Terlaksananya kegiatan penyusunan dan produksi bahan sosialisasi dan materi pendidikan penanganan mamalia laut terdampar

Bahan sosialisasi yang untuk peningkatan pemahaman dan kesadaran tentang konservasi Cetacea

Nasional V V Direktorat Jenderal Pengelolaan

Ruang Laut; Perguruan Tinggi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia; Organisasi Masyarakat

c. Melaksanakan pelatihan TOT penanganan mamalia laut terdampar

Terlaksananya pelatihan TOT penanganan mamalia laut terdampar

Minimal 2 kali TOT untuk 50 trainer penanganan mamalia laut terdampar

Nasional V V Badan Riset dan Sumber Daya

Manusia Kelautan dan Perikanan; Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut; Perguruan Tinggi, LIPI, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia; Organisasi Masyarakat d. Melaksanakan uji

kompetensi bagi calon pelatih penanganan mamalia laut

Terlaksananya uji kompetensi untuk trainer penanganan mamalia laut terdampar

Minimal 1 kaji uji kompetensi untuk 50 trainer penanganan mamalia laut terdampar

Nasional V V Badan Riset dan Sumber Daya

Manusia Kelautan dan Perikanan; Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut; Perguruan Tinggi, LIPI, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia; Organisasi Masyarakat Sasaran 7.

Referensi

Dokumen terkait

Psikolog hanya membantu dengan analisa awal, tapi info, data & trend dari praktisi lah yang sebaiknya jadi pegangan sebelum memutuskan pilihan karir & bidang studi.

A more detailed description is given on the development of e-learning applications for Digital Photogrammetry and Remote Sensing using the open source package Moodle as platform.. A

DATA ANALISIS SWOT DATA ANALISIS SWOT BAGIAN PENUNJANG MEDIK  BAGIAN PENUNJANG MEDIK S. RUMAH SAKIT ISLAM PATI RUMAH SAKIT ISLAM

Kepedulian warga sekolah terhadap penanganan sampah dibuktikan dengan membuang sampah pada tempatnya. Dari hasil kuesioner seluruh warga sekolah telah membuang sampah di

Selain dijadikan campuran abon, menurut Prof Dr Ir Imas Siti Setiasih SU dari Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Padjadjaran, Bandung, Jawa Barat, koro pedang

Sambungan kuat (strong connection), apabila sambungan antar elemen pracetak tetap berperilaku elastis pada saat gempa kuat, sistem sambungan harus dan terbukti secara

Pengukuran sub kriteria ini dilakukan dengan mengacu pada kondisi yang seharusnya dilakukan, seperti:.. Unit kerja telah melakukan sosialisasi/pelatihan berupa kode

Kendala lain yang dihadapi dalam pembenihan kelapa adalah buah yang memiliki sifat rekalsitran, yaitu tidak dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama dikarenakan biji