• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Wilayah sentra industri kerajinan batik di Desa Trusmi Wetan merupakan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Wilayah sentra industri kerajinan batik di Desa Trusmi Wetan merupakan"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

64 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 4.1.1 Keadaan Fisik dan Geografis

Wilayah sentra industri kerajinan batik di Desa Trusmi Wetan merupakan daerah kabupaten Cirebon yang termasuk dataran rendah karena Cirebon merupakan kawasan dekat pantai oleh karena itu memiliki cuaca yang panas. Sebagian besar daerahnya padat dengan pemukiman dan tempat usaha seperti show room dan sebagian terdapat lahan untuk pertanian seperti sawah..

Desa Trusmi merupakan lokasi sentra kerajinan batik berbatasan langsung dengan 4 desa lainnya, diantaranya :

• Sebelah Utara : Desa Kalitengah • Sebelah Selatan : Desa Weru Kidul • Sebelah Barat : Desa Trusmi Kulon • Sebelah Timur : Desa Panembahan

Desa Trusmi termasuk dalam Kecamatan Plered, kawasan yang memiliki aksebilitas yang cukup tinggi karena didukung jaringan jalan yang menghubungkan dengan Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, dan luar kawasan Cirebon.

(2)

4.1.2 Kependudukan

Desa Trusmi Wetan termasuk dalam wilayah Kecamatan Plered terdiri dari 5 RW dan 16 RT. Penduduk di Desa Trusmi berdasarkan hasil sensus sebesar 3.154 jiwa yang terdiri dari 1.550 Laki-laki dan 1604 perempuan.

4.1.3 Mata Pencaharian

Mata pencaharian penduduk desa Trusmi terdiri dari berbagai tingkat perekonomian. Hal ini disebakan oleh perbedaan pendidikan dan keterampilan yang dimiliki oleh penduduk desa Trusmi, diantaranya:

Tabel 4.1

Mata Pencaharian Penduduk Desa Trusmi

Mata Pencaharian Frekuensi Persentase (%)

Petani 10 orang 0.49

Buruh Tani 16 orang 0.78

Buruh Swasta 386 orang 18.91

Pegawai Negeri Sipil 1.428 orang 69.97

Pengrajin 30 orang 1.47

Pedagang 98 orang 4.80

Montir 3 orang 0.15

Dokter 3 orang 0.15

Pengusaha Batik 45 orang 2.20

TNI 12 orang 0.59

Polri 10 orang 0.49

Jumlah 2.041 orang 100

Sumber : Data Monografi Desa Trusmi Wetan

Pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat desa Trusmi Wetan bermatapencaharian sebagai pegawai negeri sipil sebanyak 1.428 orang atau sebesar 69.97%, kemudian urutan terbanyak kedua adalah sebagai

(3)

buruh swasta sebanyak 386 atau sebesar 19.91%, yang terdiri dari 308 buruh batik atau pekerja batik dan sisanya buruh swasta lainnya sebesar 78, seperti buruh foto kopi dll. Bila dibandingkan dengan PNS sangat jauh perbedaanya, tentu saja PNS lebih menjamin kesejahteraan daripada buruh batik. Sedangkan urutan terbesar ketiga yaitu pedagang sebanyak 98 orang atau sebesar 4.80%. Selisih yang sangat signifikan antara buruh batik dengan pedagang, artinya sebesar masyarakat desa Trusmi Wetan bermatapencaharian sebagai buruh batik. Hal ini terjadi notabene daerah ini adalah daerah sentra kerajinan batik sehingga masyarakat lebih memilih untuk menjadi pekerja batik karena dekat dengan rumah tinggal, menghemat biaya transportasi.

4.1.4 Profil Sentra Batik Trusmi

Seni kerajinan batik biasa disebut seni batik adalah seni menggambarkan di atas kain dengan menggunakan alat khusus, yang sudah lama berkembang di tengah-tengah kebudayaan Indonesia. Selain di yogyakarta, Pekalongan, Solo, Garut, dan Tasikmalaya usaha ini juga berkembang di Cirebon.

Sebagai salah satu kantung seni kerajinan batik yang hingga saat ini masih bertahan dengan ciri-cirinya yang khas, Desa Trusmi di Kecamatan Plered masih tetap eksis sampai sekarang. Seni kerajinan batik Trusmi merupakan keahlian turun temurun sebagai salah satu sumber penghidupan yang memberikan lapangan kerja cukup luas bagi masyarakat sekitar, khususnya wanita. Usaha batik merupakan mata pencaharian pokok di daerah Trusmi Kulon sehingga bagaimanapun proses produksi dari batik tidak pernah berhenti. Selain memproduksi batik, terdapat kurang lebih 40 griya pemasaran atau Show Room

(4)

yang tersebar di daerah Trusmi sehingga menjadi objek wisata belanja yang dikunjungi oleh wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara.

Keberadaan show room yang semakin banyak secara tidak langsung merugikan para pengrajin karena sebagian besar para pengrajin memasarkan produknya melalui show room sehingga pendapatan yang diterima pun berkurang. Akibat keberadaan show room yang semakin menjamur, sehingga para pembeli lebih tertarik untuk membeli di show room ketimbang langsung di pengrajin karena di show room lebih nyaman dan lebih banyak pilihan model batik.

Awalnya motif-motif batik klasik ciptaan Panembahan Trusmi sarat akan ritual dan makna dalam proses penciptaannya yang digunakan hanya untuk waktu-waktu tertentu pada saat itu. Adapun motif klasik yang masih dapat dijumpai sampai saat ini walaupun sulit jarang sekali pengrajin batik yang membuat motif klasik antara laian yaitu, Mega Mendung, Wadasan Kencana, Sawat Penganten Namun dengan semakin berkembangnya jaman maka motif batik pun di modernifikasi sesuai permintaan pasar.

Adapun tahapan tahapan membatik yang utama, diantaranya :

Desain atau dalam istilah batik disebut dengan Ngerengreng, menggambar ragam motif pada mori/bahan yang akan di batik.

Isen-isen, mengisi ragam motif dengan detil sawudan, dengan menggunakan alat canting.

Nembok, menutup dengan lilin pada motif agar motif yang lain tidak tercampur dengan warna lainnya.

(5)

Warna, setelah proses tersebut di beri warna dan menghilangkan lilin/ malam batik pada bahan dengan cara merebusnya malam/lilin terlepas dari bahan.

Usaha ini merupakan usaha turun-temurun sehingga jika dilihat dari karyawannya sebagian besar adalah keluarga sendiri dan masyarakat sekitar. Pada Tabel 4.2, dari 30 orang pengrajin, 12 pengusaha memiliki pekerja kurang dari 5 orang, 12 orang, pengrajin memiliki pekerja 6-10 orang 10, dan pengrajin memiliki pekerja lebih dari 10 orang, sebanyak 8. Hal ini menunjukkan bahwa pengrajin sentra batik trusmi sebagian besar memiliki jumlah pekerja kurang dari 5 orang yaitu sebesar 40%.

Tabel 4.2 Jumlah Pekerja

Jumlah Karyawan Jumlah (orang) %

≤ 5 orang 12 40

6 – 10 orang 10 33.33

≥ 10 orang 8 26.67

Total 30 100

Sumber : angket penelitian, diolah kembali

Dari Tabel 4.2, penjelasan di atas dapat diketahui bahwa para pengrajin hanya menggunakan pekerja yang sedikit yaitu kurang dari 5 orang, ini dimungkinkan karena upah pekerja, karena para perajin tidak mampu membayar upah jika pekerja yang digunakannya banyak atau lebih dari 10 orang.

(6)

Tabel 4.3 Lama Usaha

Lama Usaha Jumlah (orang) %

1-10 tahun 7 23.33

11-20 tahun 5 16.67

21-30 tahun 15 50

>31 tahun 3 10

Total 30 100

Sumber : angket penelitian, diolah kembali

Para pengrajin sentra batik trusmi yang memiliki masa kerja atau lama usaha yang berbeda - beda, mulai dari 1 tahun hingga lebih dari 31 tahun. Dari Tabel 4.3, dapat diketahui bahwa sebagian besar pengrajin memiliki lama usaha antara 21-30 tahun yaitu sebanyak 15 orang atau sebesar 50%, sedangkan yang memiliki lama usaha lebih dari 31 tahun sebesar 10% atau 3orang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa lama usaha yang dijalani pengrajin tergolong lama (21-30 tahun), karena kalau dilihat dari sejarahnya, kerajinan sentra batik trusmi telah ada sejak tahun 1960-an.

4.2 Gambaran Umum Responden

Dalam penelitian ini responden yang diambil sebanyak 75 pekerja batik di Sentra batik Trusmi.

Dari hasil penelitian yang dilakukan melalui wawancara, diperoleh karakteristik dari responden yang menjadi objek penelitian. Karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi kelompok berdasarkan jenis kelamin, umur, dan pendidikan.

4.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis kelamin dipandang perlu untuk menggambarkan apakah pekerja sentra batik Trusmi dikerjakan oleh laki-laki atau perempuan Berdasarkan jenis

(7)

kelamin, responden digolongkan menjadi dua golongan yaitu laki-laki dan perempuan.

Tabel 4.4

Jenis Kelamin Responden Jenis Kelamin Jumlah (orang) %

Laki-laki 24 32

Perempuan 51 68

Total 75 100

Sumber : angket penelitian, diolah kembali

Dari Tabel 4.4 di atas dapat diketahui perbedaan yang sangat signifikan antara pekerja berjenis kelamin laki-laki dengan perempuan dari 75 responden, 24 orang pekerja di Sentra batik Trusmi berjenis kelamin laki-laki dan 51 orang berjenis kelamin perempuan. Hal tersebut menunjukan bahwa sebagian besar pekerja sentra batik Trusmi adalah perempuan yaitu sebesar 68%. Hal ini terjadi karena, dibutuhkan ketekunan dan kesabaran dalam membatik, rata-rata kesabaran dimiliki oleh perempuan. Sedangkan laki-laki digunakan untuk melakukan pekerjaan yang berat dan butuh kecepatan.

4.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Usia dipandang perlu untuk menggambarkan tingkat produktivitas seseorang dalam melakukan suatu pekerjaan, dimana pada usia tertentu seseorang dapat mencapai produktivitas optimal. Berdasarkan tingkat usia yang dimiliki responden secara keseluruhan dapat disajikan pada tabel 4.3 berikut ini :

(8)

Tabel 4.5 Usia Responden

Usia Jumlah (orang) %

≤ 20 tahun 4 5.33 21-30 tahun 31 41.33 31-40 tahun 20 26.67 41-50 tahun 14 18.67 ≥ 51 tahun 7 9.33 Total 75 100

Sumber : angket penelitian, diolah kembali

Dari Tabel 4.5 di atas dapat diketahui bahwa dari 75 responden, 4 orang berusia kurang dari 20 tahun, 31 orang berada pada rentang usia 21 – 30 tahun, 20 orang berada pada rentang usia 31 – 40 tahun, 14 orang berada pada rentang usia 41 – 50 tahun, dan 7 orang berusia lebih dari 51 tahun. Hal tersebut menunjukan bahwa persentase terbesar responden pekerja di Sentra batik Trusmi berada pada rentang usia 21 – 30 tahun, yaitu sebesar 41.33%. Ini mengindikasikan bahwa pada usia antara 21- 30 tahun merupakan masa produktif yang dapat diandalkan untuk dapat berkarya dan membatik agar mampu menghasilkan produk yang berkualitas baik.

4.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Pendidikan merupakan faktor penting dalam kehidupan, salah satunya adalah dalam berusaha. Hal ini terlihat pada Tabel 4.6, tingkat pendidikan dari yang terendah atau SD sampai SLTA. Dari tabel dapat diketahui bahwa 8 orang atau 10.67% responden berpendidikan SLTA, 48 orang atau 64% responden berpendidikan SLTP, dan 25.33% atau 19 responden berpendidikan SD.

(9)

Tabel 4.6

Pendidikan Responden

Pendidikan terakhir Jumlah (orang) %

SD 19 25.33

SLTP 48 64

SLTA 8 10.67

Total 75 100

Sumber : angket penelitian, diolah kembali

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan yang ditempuh oleh responden lebih banyak adalah SLTP dan urutan terbesar kedua adalah pada tingkat SD, ini mengindikasikan bahwa pendidikan para pekerja sentra batik Trusmi tergolong rendah.

4.3 Deskripsi variabel Penelitian

Dalam penelitian ini responden yang diambil sebanyak 75 karyawan di. Sentra batik Trusmi. Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian adalah pengalaman (X1), keterampilan (X2), produktivitas (X3), dan upah (Y) serta

variabel kontrol jenis kelamin dan jenis pekerjaan.

Berdasarkan hasil analisis data melalui bantuan program Excel, MSI, dan SPSS maka diperoleh hasil sebagai berikut :

4.3.1 Pengalaman

Tinggi rendahnya pengalaman pekerja dapat dilihat pada lamanya pekerja tersebut menekuni pekerjaannya. Adapun hasil penelitian terhadap pengalaman responden adalah sebagai berikut :

(10)

Tabel 4.7 Pengalaman Pekerja

di Sentra Batik Trusmi Kabupaten Cirebon Kriteria (Tahun) Frekuensi %

Tinggi (11 – 15) 21 28

Sedang (6– 10) 42 56

Rendah (1 – 5) 12 16

Total 75 100

Sumber : angket penelitian, diolah kembali

Tabel 4.7 menunjukkan bahwa dari 75 responden, 21 orang pekerja di Sentra batik Trusmi memiliki pengalaman selama 11-15 tahun, 42 orang pekerja memiliki pengalaman selama 6-10 tahun, dan 12 orang pekerja memiliki pengalaman 1 – 5 tahun. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar pengalaman peekrja di sentra batik Trusmi tergolong sedang, yaitu 6-10 tahun sebanyak 42 orang atau 56%.

4.3.2 Keterampilan

Anwar Prabu Mangkunegara (2005:75) menyatakan beberapa faktor-faktor yang masuk dalam keterampilan kerja diantaranya meliputi :

1. Kualitas kerja : ketepatan, ketelitian, kebersihan

2. Kuantitas kerja : output, perlu diperhatikan juga bukan hanya output rutin tetapi juga seberapa cepat bisa menyelesaikan pekerjaan.

3. Dapat tidaknya dihandalkan : mengikuti instruksi, inisiatif, hati-hati, kerajinan.

4. Sikap : sikap terhadap perusahaan, pegawai lain, dan pekerjaan serta kerja sama.

Bertitik tolak dari faktor-faktor yang ada dalam prestasi kerja diatas, keterampilan tenaga kerja di sebuah perusahaan atau industri dapat diukur dari beberapa segi. Dalam penelitian ini penulis mengukur keterampilan pekerja di Sentra batik Trusmi Kabupaten Cirebon pada dasarnya berdasarkan segi kualitas

(11)

dan segi kuantitas. Dari segi kualitas, keterampilan pekerja dinilai dari seberapa baik karyawan dalam menghasilkan output yang bagus, dalam arti output yag dihasilkan tidak ada cacat, ketepatan ukuran, dan bersih serta mampu menghasilkan produk yang berkualitas. Sedangkan dari segi kuantitas, keterampilan pekerja dinilai dari kemampuan pekerja untuk menghasilkan output dan waktu yang pekerja gunakan untuk mneghasilkan output yang ditargetkan oleh perusahaan. Tiap-tiap aspek diukur berdasarkan skala sikap dengan nilai tertinggi yaitu 5 dan nilai terendah yaitu 1.

Dari hasil penelitian terhadap responden diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 4.8

Penilaian Keterampilan Pekerja di Sentra Batik Trusmi Kabupaten Cirebon

Skala Sikap

Keterampilan

Kualitas Kuantitas Waktu

Jml.Resp % Jml.Resp % Jml.Resp %

5 15 20 22 29.33 14 10.67 4 25 33.33 28 37.34 27 36 3 28 37.34 24 32 30 40 2 7 9.33 1 1.33 4 5.33 1 - - - Jumlah 75 100 75 100 75 100

Sumber : angket Penelitian, diolah

Pada tabel 4.8 diperoleh gambaran bahwa penilaian terhadap pekerja di lihat dari kualitas barang yang dihasilkan 20% responden mampu menghasilkan

(12)

dan sangat sering menghasilkan produk yang berkualitas, dan sisianya sebesar 33.33% pekerja sering menghasilkan produk yang tidak cacat dan bersih, 37.34% bahwa pekerja tergolong sedang (kadang-kadang) menghasilkan produk yang sesuia target, dan pekerja yang pernah menghasilkan produk sesuai target sebesar 9.33%.

Jika dilihat dari segi kuantitas pekerja lebih sering menghasilkan banyaknya barang sebesar 8.01% dibandingkan pekerja sangat sering menghasilkan banyaknya barang sesuai target perusahaan, dan sisanya sebesar 32%, pekerja kadang-kadang menghasilkan banyaknya barang sesuai target serta 1.33% yang pernah mneghasilkan banyaknya produk sesuai target perusahaan.

Sementara, dalam aspek tingkat kecepatan waktu dalam menghasilkan produk (output) yaitu sebesar 30 pekerja yang menghasilkan output kadang-kadang tepat waktu atau sebesar 40%, pekerja yang menilai mampu sering menghasilkan output tepat waktu sesuai standard perusahaan sebesar 36%, dan sisanya sebesar 10.67 % pekerja sangat sering tepat waktu, serta pernah tepat waktu dalam menghasilkan outpur sebesar 5.33%. dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan. Hal ini terjadi karena dalam membatik untuk menghasilkan produk yang berkualitas dibutuhkan kesabaran dan cukup memakan waktu yang lama.

Dari ketiga aspek penilaian keterampilan, maka diperoleh skor keterampilan sebagai berikut :

(13)

Tabel 4.9

Skor Keterampilan Karyawan di Sentra Batik Trusmi Kabupaten Cirebon

Kriteria (Skor) Frekuensi %

Tinggi (5 – 6) 17 22.67

Sedang (3 – 4) 54 72

Rendah (1 – 2) 4 5.33

Jumlah 75 100

Sumber : angket Penelitian, diolah

Tabel 4.9 menunjukkan bahwa sebagian besar karyawan di Sentra batik Trusmi memiliki keterampilan yang tergolong sedang, yaitu sebanyak 54 orang atau 72%.

4.3.3 Produktivitas

Produktivitas pekerja termasuk ke dalam pendekatan parsial, karena hanya membagi output dengan satu jenis input. Dalam penelitian ini nilai produktivitas diperoleh dengan membagi output yang dihasilkan pekerja per 3 bulan dibagi dengan jam kerja pekerja per 3 bulan.

Dari hasil penelitian terhadap responden diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 4.10

Produktivitas Pekerja

di Sentra Batik Trusmi Kabupaten Cirebon Kriteria (lembar/Jam) Frekuensi %

Tinggi (0.06-0.084) 2 2.67

Sedang (0,035-0.059) 2 2.67

Rendah (0,01-0.034) 71 94.66

Total 75 100

Sumber : Angket Penelitian, diolah

Dari Tabel 4.10 di atas dapat diketahui bahwa dari 75 responden, 71 orang pekerja di Sentra batik Trusmi berada pada kategori rendag yaitu sebesar 94.66%, dan sisanya masing-masing 2.67% memiliki produktivitas tinggi dan

(14)

produktivitas sedang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa produktivitas pekerja di Sentra batik Trusmi masih tergolong rendah.

4.3.4 Upah

Adapun gambaran mengenai upah karyawan di Sentra Industri Rajut Binong Jati adalah sebagai berikut :

Tabel 4.11 Upah Pekerja

di Sentra Batik Trusmi Kabupaten Cirebon Kriteria (Rp/Jam) Frekuensi %

Tinggi (3763-5000) 7 9.33

Sedang (2.524-3.762) 9 12

Rendah (1.285-2.523) 59 78.67

Total 75 100

Sumber : Angket Penelitian, diolah

Tabel 22 di atas menunjukkan bahwa dari 75 responden, 7 orang pekerja di sentra batik Trusmi memperoleh upah Rp 3.763 –Rp 5000 per jam, 9 orang pekerja memperoleh upah Rp 2.524 – Rp 3.762 per jam, dan 59 orang pekerja memperoleh upah Rp 1.285– Rp 2.523 per jam per 3 bulan. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar upah pekerja di Sentra batik Trusmi kabupaten Cirebon tergolong rendah, Rp 1.285 – Rp 2.523 per jam yaitu sebanyak 59 orang atau 78.67%.

4.4 Analisis Instrumen Penelitian

Dalam analisis instrumen penelitian digunakan uji validitas dan uji reliabilitas. Dengan menggunakan bantuan program aplikasi statistik SPSS 16.0 for Windows diperoleh hasil sebagai berikut :

(15)

4.4.1 Uji Validitas

Uji validitas dilakukan berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap konsep yang diukur sehingga benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur.

Adapun hasil pengujian validitas untuk variabel keterampilan pekerja di Sentra batik Trusmi Kabupaten Cirebon yaitu sebagai berikut :

Tabel 4.12

Uji Validitas Keterampilan

Item 1 2 3 4

rxy 0.60 0.76 0.81 0.69

t hitung 6.41 9.99 11.70 8.29

t tabel 1.99 1.98 1.98 1.98

Kriteria V V V V

Sumber : angket penelitian, diolah kembali

Dari tabel uji validitas keterampilan di atas, dapat diketahui bahwa semua butir soal yang berjumlah 4 soal sudah valid, yang berarti soal tersebut baik untuk dijadikan instrumen.

4.4.2 Uji Reliabilitas

Tes reliabilitas digunakan sebagai alat pengumpul data yang dapat dipercaya karena instrumen sudah baik. Hasil pengujian reliabilitas pada variabel perilaku kewirausahaan yang dimiliki oleh pengusaha sandal karet dapat dilihat pada tabel berikut ini:

(16)

Tabel 4.13

Uji Reliabilitas Keterampilan

Item 1 2 3 4

Varians item 0.82 0.66 0.70 1.15

Σ varians item 3.33 Varians total 6.73 Reliabilitas 0.67

Sumber : angket penelitian, diolah kembali

Pada Tabel 4. 13 menunjukkan bahwa instrumen penelitian pada variabel keterampilan memiliki reliabilitas yang baik karena angka reliabilitasnya sebesar 0.67. Dengan kata lain semua item dalam penelitian mengenai variabel keterampilan merupakan instrumen yang dapat dipercaya.

4.5 Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

Analisis statistik dalam model penelitian ini berupa model analisis path

(path analysis). Model analisis path digunakan untuk mengetahui besarnya

pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat baik secara simultan maupun parsial. Model ini bertujuan untuk menganalisis pola hubungan antar variabel dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung maupun tidak langsung seperangkat variabel penyebab (eksogen) terhadap variabel akibat (endogen).

Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan bantuan software SPSS 16.0. Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, pengujian hipotesis dilakukan melalui dua tahapan yaitu tahap pertama pengujian pengaruh pengalaman dan keterampilan terhadap produktivitas. Sedangkan tahap kedua menguji pengaruh pengalaman, keterampilan, dan produktivitas terhadap upah.

(17)

Selain itu, sebagaimana telah diuaraikan pada bagian sebelumnya, dalam model penelitian ini, terdapat dua variabel kontrol yaitu jenis kelamin dan jenis pekerjaan. Oleh karena itu, pada masing-masing tahapan terdapat dua model analisis yakni yang melibatkan jenis kelamin sebagai variabel kontrol, serta jenis pekerjaan sebagai variabel kontrol yang lainnya.

4.5.1 Sub Stuktur 1

4.5.1.1 Sub struktur 1 tahap pertama

Analisis sub stuktur 1 tahap pertama ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi langsung maupun tidak langsung variabel pengalaman dan keterampilan terhadap produktivitas pekerja di sentra batik Trusmi Kabupaten Cirebon dimana terdapat variabel jenis kelamin sebagai variabel kontrol. Hasil analisis data lapangan adalah sebagaimana ditunjukkan tabel berikut.

a. Koefisien Korelasi antar Variabel

Berdasarkan hasil analisis, diketahui koefisien korelasi antar variable-variabel independent (X1, X2, XJK) dengan variable dependen (X3), adalah sebagai

berikut:

Tabel 4.14

Matriks Korelasi Antar Variabel-variabel Bebas dengan Variabel Terikat

X3 X1 X2 XJK

X3 1,000 0,426 0,079 0,334 X1 0,426 1,000 0,292 0,353 X2 0,079 0,292 1,000 0,361 XJK 0,334 0,353 0,361 1,000 Sumber: hasil perhitungan dengan SPSS

Tabel di atas menunjukkan hubungan setiap variable X1, X2, dan XJK

(18)

hubungan masing-masing variable bebas dengan variable terikat adalah positif. Pada alpha = 0.050 hubungan X1 dengan X3 sebesar 0,426 signifikan karena nilai

signifikansinya = 0,000 lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05. Begitu pula halnya dengan hubungan antara variable XJK dengan X3 sebesar 0,334 signifikan karena

nilai signifikansinya = 0,002 lebih kecil dari nilai probabilitas 0,050. Namun demikian, hubungan X2 dengan X3 sebesar 0,079 tidak signifikan karena nilai

signifikansinya = 0,251 lebih besar dari nilai probabilitas 0,05. b. Model Koefisien Jalur X1, X2, dan XJK terhadap X3

Model koefisien regresi dan koefisien jalur X1, X2, dan XJK terhadap X3

diperoleh melalui tabel coefficients hasil análisis regresi dengan bantuan SPSS for Windows sebagaimana ditampilkan tabel berikut.

Tabel 4.15 Model Summary Tabel 4.16 Koefisien Jalur .021 .015 1.368 .176 .001 .000 .374 3.303 .001 -.007 .006 -.119 -1.044 .300 .007 .003 .245 2.111 .038 (Constant) Pengalaman Kerja Keterampilan JK - Laki-laki Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t Sig. Tolerance Collinearity Statistics

Dependent Variable: Produktivitas a. .481a .232 .199 .01123 1.944 Model 1 R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson

Predictors: (Constant), JK - Laki-laki, Pengalaman Kerja, Keterampilan a.

Dependent Variable: Produktivitas b.

(19)

Berdasarkan tabel 4.16 di atas, kita juga dapat memperoleh koefisien jalur X1 X2, danXJK terhadap X3 masing-masing sebesar ρX3,X1 = 0,374, ρX3,X2 = -0,119,

dan ρX3,XJK = 0,245

1. Pengalaman berpengaruh secara signifikan terhadap produktivitas.

Uji secara individual ditunjukkan oleh Tabel 4.15 Coefficients Sub-Struktur 1. Pada tabel tersebut terlihat bahwa pada Sub-Sub-Struktur 1 di peroleh nilai sig. 0,001, karena nilai signifikannya lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05 atau nilai 0,05 > 0,001, maka koefisien analisis jalur adalah signifikan. Artinya pengalaman berpengaruh secara signifikan terhadap produktivitas. Besarnya kontribusi pengalaman (X1) yang secara langsung mempengaruhi produktivitas

(X3) ditunjukkan oleh nilai Beta pada standardized coefficient, yaitu sebesar

0,3742 x 100% = 14%.

2. Keterampilan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap produktivitas. Uji secara individual ditunjukkan oleh Tabel 4.16 Coefficients Sub-Struktur 1. Pada tabel tersebut terlihat bahwa pada Sub-Sub-Struktur 1 di peroleh nilai sig. 0,300, karena nilai signifikannya lebih besar dari nilai probabilitas 0,05 atau nilai 0,300 > 0,05, maka koefisien analisis jalur adalah signifikan. Artinya keterampilan berpengaruh secara signifikan terhadap produktivitas tidak dapat diterima. Besarnya kontribusi keterampilan (X2) yang secara langsung

mempengaruhi produktivitas (X3) ditunjukkan oleh nilai Beta pada standardized

(20)

3. Jenis Kelamin berpengaruh terhadap Produktivitas

Uji secara individual ditunjukkan oleh Tabel 4.16 Coefficients Sub-Struktur 1. Pada tabel tersebut terlihat bahwa pada Sub-Sub-Struktur 1 di peroleh nilai sig. 0,038, karena nilai signifikannya lebih besar dari nilai probabilitas 0,05 atau nilai 0,05 > 0,038, maka koefisien analisis jalur adalah signifikan. Artinya jenis kelamin berpengaruh secara signifikan terhadap produktivitas. Besarnya kontribusi keterampilan (XJK) yang secara langsung mempengaruhi produktivitas

(X3) ditunjukkan oleh nilai Beta pada standardized coefficient, yaitu sebesar

-0,2452 x 100% = 6%

Adapun pengaruh total/keseluruhan (koefisien determinasi) variabel X1,

X2, dan XJK terhadap X3 adalah sebesar 23,2%. Hal ini menunjukkan bahwa

secara umum pengalaman, keterampilan, dan jenis kelamin memiliki pengaruh yang cukup signifikan terhadap produktivitas pekerja batik Trusmi. Adapun sisanya sebesar 76,8% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dikaji dalam penelitian ini.

Tabel 4.17

Koefisien Jalur, Pengaruh Langsung, dan Tidak Langsung, Pengaruh Total dan Pengaruh Bersama Pengalaman (X1) dan Keterampilan (X2) dan jenis

pekerjaan Berpengaruh Secara Signifikan terhadap Produktivitas (X3)

Variabel Keteranga n Pengaruh Pengaruh Bersama (R2) Langsung Tidak Langsung Pengaruh Total X1 X3 14% 15,9% X2 -1,3% XJK 3,2% X2 X3 1,4% -1% X1 -1,3% XJK -1,1% XJK X3 6% 8,1%

(21)

X1 3,2%

X2 -1,1%

X1 X1 dan XJK 23,2%

4.5.1.2 Sub Stuktur 1 Tahap Kedua

Analisis sub stuktur tahap kedua ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi langsung maupun tidak langsung variabel pengalaman dan keterampilan terhadap produktivitas pekerja batik di Trusmi Kabupaten Cirebon dimana terdapat variabel jenis pekerjaan sebagai variabel kontrol. Hasil analisis data lapangan adalah sebagaimana ditunjukkan tabel berikut.

a. Koefisien Korelasi antar Variabel

Berdasarkan hasil analisis, diketahui koefisien korelasi antar variable-variabel independent (X1, X2, XJP) dengan variable dependen (X3), adalah sebagai

berikut:

Tabel 4.18

Matriks Korelasi Antar Variabel-variabel Bebas dengan Variabel Terikat X3 X1 X2 XJP-D XJP-I XJP-N XJP-W X3 1,000 0,426 0,079 -0,124 -0,144 -0,188 -0,065 X1 0,426 1,000 0,292 0,158 -0,002 -0,325 -0,072 X2 0,079 0,292 1,000 0,201 0,006 -0,353 0,070 XJP-D -0,124 0,158 0,201 1,000 -0,241 -0,227 -0,095 XJP-I -0,144 -0,002 0,006 -0,241 1,000 -0,530 -0,221 XJP-N -0,188 -0,325 -0,353 -0,227 -0,530 1,000 -0,209 XJP-W -0,065 -0,072 0,070 -0,095 -0,221 -0,209 1,000

Sumber: hasil perhitungan dengan SPSS

Tabel di atas menunjukkan hubungan masing-masing variable bebas dengan variable terikat (X3). Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa hubungan

variable X1 dan X2 dengan variable terikat X3 adalah positif. Pada alpha = 0.050

hubungan X1 dengan X3 sebesar 0,426 signifikan karena nilai signifikansinya =

(22)

sebesar 0,079 tidak signifikan karena nilai signifikansinya = 0,251 lebih besar dari nilai probabilitas 0,05. Adapun hubungan antara variable jenis pekerjaan yang terdiri dari jenis pekerjaan desain, isen-isen, nembok, serta warna memiliki hubungan yang negative dengan variabel terikat X3 namun tidak signifikan.

b. Model Koefisien Jalur X1, X2, dan XJP terhadap X3

Model koefisien jalur X1, X2, dan XJP terhadap X3 diperoleh melalui tabel

coefficients hasil análisis regresi dengan bantuan SPSS for Windows sebagaimana ditampilkan tabel berikut.

Tabel 4.19 Model Summary Tabel 4.20 Koefisien Jalur .045 .015 2.987 .004 .001 .000 .268 2.616 .011 -.007 .006 -.126 -1.259 .212 -.023 .005 -.539 -4.800 .000 -.020 .004 -.769 -5.205 .000 -.020 .004 -.763 -4.788 .000 -.019 .005 -.417 -3.655 .001 (Constant) Pengalaman Kerja Keterampilan JP - Desain JP - Isen-isen JP - Nembok JP - Warna Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t Sig.

Dependent Variable: Produktivitas a.

Berdasarkan tabel 4.20 di atas, diperoleh koefisien jalur X1 X2, dan XJP

terhadap X3 masing-masing sebesar ρX3,X1 = 0,268, ρX3,X2 = -0,126, ρX3,XJP-D =

-0,539, ρX3,XJP-I = -0,769, ρX3,XJP-N = -0,763, dan ρX3,XJP-W = -0,417 .673a .453 .404 .00969 1.843 Model 1 R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson

Predictors: (Constant), JP - Warna, Keterampilan, JP - Isen-isen, Pengalaman Kerja, JP - Desain, JP - Nembok

a.

Dependent Variable: Produktivitas b.

(23)

Tabel di atas menggambarkan koefisien-koefisien jalur antara variabel pengalaman dan keterampilan terhadap produktivitas dengan jenis pekerjaan variabel kontrol. Berdasarkan tabel di atas, maka persamaan koefisien jalur: X3 = PX3X1 X1 + PX3X2 X2 + PX3XJP-D XJP+ PX3XJP-I XJP+ PX3XJP-N XJP+ PX3XJP-W XJP

+PX3

ε

1

X3= 0,213 X1 -0,126 X2 -0.539 XJP-D -0.769 XJP-I -0.763 XJP-N

-0.417XJPW+0.739

ε

1

Dari persamaan di atas dapat di interprestasikan, sebagai berikut : 1. Pengalaman berpengaruh secara signifikan terhadap produktivitas.

Uji secara individual ditunjukkan oleh Tabel 4.19 Coefficients Sub-Struktur 1. Pada tabel tersebut terlihat bahwa pada Sub-Sub-Struktur 1 tahap kedua di peroleh nilai sig. 0,011, karena nilai signifikannya lebih kecil dari nilai probabilitas 0,050 atau nilai 0,050 > 0,011, maka koefisien analisis jalur adalah signifikan. Artinya pengalaman berpengaruh secara signifikan terhadap produktivitas. Besarnya kontribusi pengalaman (X1) yang secara langsung

mempengaruhi produktivitas (X3) ditunjukkan oleh nilai Beta pada standardized

coefficient, yaitu sebesar 0,268 2 x 100% = 7.20%.

2. Keterampilan berpengaruh secara tidak signifikan terhadap produktivitas. Uji secara individual ditunjukkan oleh Tabel 4.19 Coefficients Sub-Struktur 1 tahap kedua. Pada tabel tersebut terlihat bahwa pada Sub-Sub-Struktur 1 di peroleh nilai sig. 0,212, karena nilai signifikannya lebih besar dari nilai probabilitas 0,05 atau nilai 0,212 > 0,05, maka koefisien analisis jalur adalah tidak signifikan. Artinya keterampilan berpengaruh secara signifikan terhadap

(24)

produktivitas tidak dapat diterima. Besarnya kontribusi keterampilan (X2) yang

secara langsung mempengaruhi produktivitas (X3) ditunjukkan oleh nilai Beta

pada standardized coefficient, yaitu sebesar -0,1262 x 100% = 1.60%. 3. Jenis Pekerjaan berpengaruh secara signifikan terhadap Produktivitas

Jenis pekerjaan desain Tabel 4.19 Coefficients Sub-Struktur 1. di peroleh nilai sig. 0,000, karena nilai signifikannya lebih besar dari nilai probabilitas 0,05 atau nilai 0,05 > 0,000, maka koefisien analisis jalur adalah signifikan. Artinya jenis peekrjaanberpengaruh secara signifikan terhadap produktivitas. Besarnya kontribusi jenis pekerjaan (XJP-D) yang

secara langsung mempengaruhi produktivitas (X3) ditunjukkan oleh

nilai Beta pada standardized coefficient, yaitu sebesar -0,5392 x 100% = 0.291%.

Jenis pekerjaan isen-isen, Tabel 4.19 Coefficients Sub-Struktur 1. di peroleh nilai sig. 0,000, karena nilai signifikannya lebih besar dari nilai probabilitas 0,05 atau nilai 0,05 > 0,000, maka koefisien analisis jalur adalah signifikan. Artinya jenis peekrjaanberpengaruh secara signifikan terhadap produktivitas. Besarnya kontribusi jenis pekerjaan (XJP-I) yang

secara langsung mempengaruhi produktivitas (X3) ditunjukkan oleh

nilai Beta pada standardized coefficient, yaitu sebesar -0,7692 x 100% = 0.591%.

Jenis pekerjaan nembok, Tabel 4.19 Coefficients Sub-Struktur 1. di peroleh nilai sig. 0,000, karena nilai signifikannya lebih besar dari nilai probabilitas 0,05 atau nilai 0,05 > 0,000, maka koefisien analisis jalur

(25)

adalah signifikan. Artinya jenis peekrjaanberpengaruh secara signifikan terhadap produktivitas. Besarnya kontribusi jenis pekerjaan (XJP-N) yang

secara langsung mempengaruhi produktivitas (X3) ditunjukkan oleh

nilai Beta pada standardized coefficient, yaitu sebesar -0,7632 x 100% = 0.582%.

Jenis pekerjaan warna, Tabel 4.19 Coefficients Sub-Struktur 1. di peroleh nilai sig. 0,001, karena nilai signifikannya lebih besar dari nilai probabilitas 0,05 atau nilai 0,05 > 0,001, maka koefisien analisis jalur adalah signifikan. Artinya jenis peekrjaanberpengaruh secara signifikan terhadap produktivitas. Besarnya kontribusi jenis pekerjaan (XJP-W)

yang secara langsung mempengaruhi produktivitas (X3) ditunjukkan

oleh nilai Beta pada standardized coefficient, yaitu sebesar -0,4172 x 100% = 0.174%.

Artinya masing-masing jenis pekerjaan terhadap X3 signifikan karena

masing-masing nilai sig. < 0,05 maka berpengaruh jenis pekerjaan signifikan terhadap produktivitas pekerja batik Trusmi.

Adapun pengaruh total/keseluruhan (koefisien determinasi) berdasarkan tabel 4.18 variabel X1, X2, dan XJP terhadap X3 adalah sebesar 45,4%. Hal ini

menunjukkan bahwa secara umum pengalaman, keterampilan, dan jenis pekerjaan memiliki pengaruh yang cukup signifikan terhadap produktivitas pekerja batik Trusmi. Adapun sisanya sebesar 54,5% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dikaji dalam penelitian ini.

(26)

Tabel 4.21

Koefisien Jalur, Pengaruh Langsung, dan Tidak Langsung, Pengaruh Total dan Pengaruh Bersama Pengalaman (X1) dan Keterampilan (X2) dan jenis

pekerjaan Berpengaruh Secara Signifikan terhadap Produktivitas (X3)

Variabel Keteranga n Pengaruh Pengaruh Bersama (R2) Langsun g Tidak Langsung Pengaruh Total X1 X3 7.2% 11,3% X2 -1% XJP-D -2,3% XJP-I - XJP-N 6,6% XJP-W 0,8% X2 X3 1,6% -9.9% X1 -10% XJP-D 1,4% XJP-I 0,1% XJP-N -3,4% XJP-W 0,4% XJP-D X3 29,1% 6.8% X1 -2,3% X2 1.4% XJP-I -10% XJP-N -9,3% XJP-W -2,1% XJP-I X3 59,1% 11% X1 - X2 0,1% XJP-D -10% XJP-N -31,1% XJP-W -7.1% XJP-N X3 58,2% 14,4% X1 6,6% X2 -3,4% XJP-D -9.3% XJP-I -31,1% XJP-W -6,6% XJP-W X3 17,4% 2.8% X1 0,8% X2 0,4% XJP-D -2,1% XJP-I -7.1%

(27)

XJP-N -6,6%

X1 X2 dan XJP 45.3%

4.5.2 Sub Stuktur II

4.5.2.1Sub Stuktur Tahap Pertama

Analisis sub stuktur tahap pertama ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi langsung maupun tidak langsung variabel pengalaman, keterampilan, dan produktivitas terhadap upah dimana terdapat variabel jenis kelamin sebagai variabel kontrol yang bersifat dummy. Hasil analisis data lapangan adalah sebagaimana akan diuraikan berikut ini.

a. Koefisien Korelasi antar Variabel

Berdasarkan hasil analisis, diketahui koefisien korelasi antar variable-variabel independent (X1, X2, X3, XJK) dengan variable dependen (Y), adalah

sebagai berikut:

Tabel 4.22

Matriks Korelasi Antar Variabel-variabel Bebas dengan Variabel Terikat

Y X1 X2 X3 XJK Y 1,000 0,512 0,476 0,538 0,709 X1 0,512 1,000 0,292 0,426 0,353 X2 0,476 0,292 1,000 0,079 0,361 X3 0,538 0,426 0,079 1,000 0,334 XJK 0,709 0,353 0,361 0,334 1,000 Sumber: hasil perhitungan dengan SPSS

Tabel di atas menunjukkan hubungan setiap variable X1, X2, X3, dan XJK

dengan Y. Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa hubungan masing-masing variable X dengan variable Y adalah positif. Pada alpha = 0.050 hubungan X1

dengan Y signifikan karena nilai signifikansinya = 0,000 lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05. Begitu pula halnya dengan hubungan antara variable X2, X3,

(28)

ataupun XJK dengan Y signifikan karena nilai signifikansinya = 0,000 lebih kecil

dari nilai probabilitas 0,050.

b. Model Koefisien Jalur X1, X2, X3, dan XJK terhadap Y

Model koefisien jalur X1, X2, X3, dan XJK terhadap Y diperoleh melalui

tabel coefficients hasil análisis regresi dengan bantuan SPSS for Windows sebagaimana ditampilkan tabel berikut.

Tabel 4.23 Koefisien Jalur -1343.373 729.569 -1.841 .070 43.606 22.893 .149 1.905 .061 963.626 298.135 .239 3.232 .002 21900.376 5615.094 .299 3.900 .000 933.379 153.067 .471 6.098 .000 (Constant) Pengalaman Kerja Keterampilan Produktivitas JK - Laki-laki Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t Sig.

Dependent Variable: Upah a.

Tabel di atas menggambarkan koefisien-koefisien jalur antara variabel pengalaman, keterampilan, serta produktivitas terhadap upah dengan jenis kelamin sebagai variabel kontrol. Maka diperoleh persamaan:

Y = PYX1 X1 + PYX2 X2 + P YX3 X3 + PY

ε

2

Y = 0,149X1 + 0,239 X2 + 0,299X3 + 0,471XJK+ 0,561

ε

2

1. Pengalaman berpengaruh secara tidak signifikan terhadap upah.

Uji secara individual ditunjukkan oleh Tabel4.23 Coefficients Sub-Struktur 2. Pada tabel tersebut terlihat bahwa pada Sub-Struktur 2 di peroleh nilai sig. 0,061 untuk variabel pengalaman, karena nilai signifikannya lebih besar dari nilai probabilitas 0,05 atau nilai 0,05 < 0,061, maka koefisien analisis jalur adalah tidak

(29)

signifikan signifikan. Artinya pengalaman tidak berpengaruh secara signifikan terhadap upah. Besarnya kontribusi pengalaman (X1) yang secara langsung

mempengaruhi upah (Y) ditunjukkan oleh nilai Beta pada standardized coefficient, yaitu sebesar 0,1492 x 100% = 2,2%.

2. Keterampilan berpengaruh secara signifikan terhadap upah.

Uji secara individual ditunjukkan oleh Tabel 4.23 Coefficients Sub-Struktur 2. Pada tabel tersebut terlihat bahwa pada Sub-Sub-Struktur 2 di peroleh nilai sig. 0,002 untuk variabel keterampilan, karena nilai signifikannya lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05 atau nilai 0,05 > 0,002, maka koefisien analisis jalur adalah signifikan. Artinya keterampilan berpengaruh secara signifikan terhadap upah. Besarnya kontribusi keterampilan (X2) yang secara langsung mempengaruhi upah

(Y) ditunjukkan oleh nilai Beta pada standardized coefficient, yaitu sebesar 0,2392 x 100% = 5,7%.

3. Produktivitas berpengaruh secara signifikan terhadap upah.

Uji secara individual ditunjukkan oleh Tabel 4.23 Coefficients Sub-Struktur 2. Pada tabel tersebut terlihat bahwa pada Sub-Sub-Struktur 2 di peroleh nilai sig. 0,000 untuk variabel produktivitas, karena nilai signifikannya lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05 atau nilai 0,05 > 0,000, maka koefisien analisis jalur adalah signifikan. Artinya produktivitas berpengaruh secara signifikan terhadap upah. Besarnya kontribusi produktivitas (X3) yang secara langsung mempengaruhi upah

(Y) ditunjukkan oleh nilai Beta pada standardized coefficient, yaitu sebesar 0,2992 x 100% = 8.9%.

(30)

4. Jenis Kelamin berpengaruh secara signifikan terhadap upah

Uji secara individual ditunjukkan oleh Tabel 4.23 Coefficients Sub-Struktur 2. Pada tabel tersebut terlihat bahwa pada Sub-Sub-Struktur 2 di peroleh nilai sig. 0,000 untuk variabel produktivitas, karena nilai signifikannya lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05 atau nilai 0,05 > 0,000, maka koefisien analisis jalur adalah signifikan. Artinya produktivitas berpengaruh secara signifikan terhadap upah. Besarnya kontribusi produktivitas (XJK) yang secara langsung mempengaruhi

upah (Y) ditunjukkan oleh nilai Beta pada standardized coefficient, yaitu sebesar 0,4712 x 100% =2,2%.

c. Uji Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung X1, X2, X3, dan XJK

terhadap Y

Pengaruh langsung dan tidak langsung masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen adalah sebagai berikut:

Pengaruh langsung X1 = 0,149x0,149 = 0,022

Pengaruh tidak langsung X1 melalui X2 = 0,149x0,292x0,239 = 0,010

Pengaruh tidak langsung X1 melalui X3 = 0,149x0,426x0,299 = 0,019

Pengaruh tidak langsung X1 melalui XJK = 0,149x0,353x0,471 = 0,025

Pengaruh langsung X2 = 0,239x0,239 = 0,057

Pengaruh tidak langsung X2 melalui X1 = 0,239x0,292x0,149 = 0,010

Pengaruh tidak langsung X2 melalui X3 = 0,239x0,079x0,299 = 0,006

Pengaruh tidak langsung X2 melalui XJK = 0,239x0,361x0,471 = 0,041

Pengaruh langsung X3 = 0299x0,299 = 0,089

Pengaruh tidak langsung X3 melalui X1 = 0,299x0,426x0,149 = 0,019

Pengaruh tidak langsung X3 melalui X2 = 0,299x0,079x0,239 = 0,006

Pengaruh tidak langsung X3 melalui XJK = 0,299x0,334x0,471 = 0,047

Pengaruh langsung XJK = 0,471x0,471 = 0,022

(31)

Pengaruh tidak langsung XJK melalui X2 = 0,471x0,361x0,239 = 0,025

Pengaruh tidak langsung XJK melalui X3 = 0,471x0,334x0,299 = 0,041

Pengaruh langsung X2 = 0,700 . 0,700 = 0,047 Pengaruh total (X1, X2, X3, dan XJK) terhadap Y = 0,686

Adapun pengaruh total/keseluruhan (koefisien determinasi) variabel X1,

X2, X3, dan XJK terhadap Y adalah sebesar 68,55%. Hal ini menunjukkan bahwa

secara umum pengalaman, keterampilan, produktivitas, dan jenis kelamin memang berpengaruh signifikan terhadap upah pekerja batik Trusmi. Adapun sisanya sebesar 31,45% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dikaji dalam penelitian ini.

Berdasarkan uraian di atas terkait model analisis path/analisis jalur model pertama dimana jenis kelamin berperan sebagai variabel kontrol, maka kita dapat menggambarkan hubungan kausal empiris antara variabel X1, X2, X3, XJK dan Y

sebagai berikut: X2 X3 Y X1 Jenis Kelamin (XJK) 0,149 0,239 0,299 -0,119 0,374 0,245 0,471

(32)

4.5.2.2Sub Struktur Tahap Kedua

Analisis tahap kedua ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi langsung maupun tidak langsung variabel pengalaman, keterampilan, dan produktivitas terhadap upah dimana terdapat variabel jenis pekerjaan berperan sebagai variabel kontrol yang bersifat dummy. Hasil analisis data lapangan adalah sebagaimana akan diuraikan berikut ini.

a. Koefisien Korelasi antar Variabel

Berdasarkan hasil analisis, diketahui koefisien korelasi antar variable-variabel independent (X1, X2, X3, XJP) dengan variable dependen (Y), adalah

sebagai berikut:

Tabel 4.24

Matriks Korelasi Antar Variabel-variabel Bebas dengan Variabel Terikat

Y X1 X2 X3 XJP-D XJP-I XJP-N XJP-W Y 1,000 0,512 0,476 0,538 0,096 -0,207 -0,474 0,024 X1 0,512 1,000 0,292 0,426 0,158 -0,002 -0,325 -0,072 X2 0,476 0,292 1,000 0,079 0,201 0,006 -0,353 0,070 X3 0,538 0,426 0,079 1,000 -0,124 -0,144 -0,188 -0,065 XJP-D 0,096 0,158 0,201 -0,124 1,000 -0,241 -0,227 -0,095 XJP-I -0,207 -0,002 0,006 -0,144 -0,241 1,000 -0,530 -0,221 XJP-N -0,474 -0,325 -0,353 -0,188 -0,227 -0,530 1,000 -0,209 XJP-W 0,024 -0,072 0,070 -0,065 -0,095 -0,221 -0,209 1,000 Sumber: hasil perhitungan dengan SPSS

Tabel di atas menunjukkan hubungan setiap variable X1, X2, X3, dan XJP

dengan Y. Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa hubungan masing-masing variable X1, X2, X3, dengan variable Y adalah positif dan signifikan karena nilai

signifikansinya = 0,000 lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05. Adapun hubungan antara jenis pekerjaan bagian desain dan warna dengan variabel Y adalah positif namun tidak signifikan karena nilai signifikansinya lebih besar dari nilai probabilitas 0,05. Sedangkan hubungan antara jenis pekerjaan bagian isen-isen

(33)

dan nembok dengan variabel Y adalah negative serta signifikan karena nilai signifikansinya lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05.

b. Model Koefisien Jalur X1, X2, X3, dan XJP terhadap Y

Model koefisien jalur X1, X2, X3, dan XJP terhadap Y diperoleh melalui

tabel coefficients hasil análisis regresi dengan bantuan SPSS for Windows sebagaimana ditampilkan tabel berikut.

Tabel 4.25 Koefisien Jalur

Tabel di atas menggambarkan koefisien-koefisien jalur antara variabel pengalaman, keterampilan, serta produktivitas terhadap upah dengan jenis pekerjaan sebagai variabel kontrol. Berdasarkan tabel di atas, maka kita dapat membuat persamaan jalur:

Y = PYX1 X1 + PYX2 X2 + P YX3 X3 + P YXJP XJP-D + P YXJP XJP-I + P YXJP XJP-N + P YXJPXJP-W +PY

ε

2

Y = 0,129 X1 + 0,178 X2 + 0,003X3 - 0,522 XJP-D -1,05 XJP-I

-1,15

XJP-N -0,502

XJP-W + 0,38

ε

2

Dari persamaan di atas dapat di interprestasikan, sebagai berikut :

1779.249 611.123 2.911 .005 37.650 16.298 .129 2.310 .024 720.175 212.008 .178 3.397 .001 230.336 4616.239 .003 .050 .960 -1641.095 211.855 -.522 -7.746 .000 -2008.421 172.727 -1.055 -11.628 .000 -2232.712 185.399 -1.151 -12.043 .000 -1691.883 218.044 -.502 -7.759 .000 (Constant) Pengalaman Kerja Keterampilan Produktivitas JP - Desain JP - Isen-isen JP - Nembok JP - Warna Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t Sig.

Dependent Variable: Upah a.

(34)

1. Pengalaman berpengaruh secara signifikan terhadap upah.

Uji secara individual ditunjukkan oleh Tabel 4.25 Coefficients Sub-Struktur II. Pada tabel tersebut terlihat bahwa pada Sub-Sub-Struktur II tahap kedua di peroleh nilai sig. 0,024, karena nilai signifikannya lebih kecil dari nilai probabilitas 0,050 atau nilai 0,050 > 0,024, maka koefisien analisis jalur adalah signifikan. Artinya pengalaman berpengaruh secara signifikan terhadap upah. Besarnya kontribusi pengalaman (X1) yang secara langsung mempengaruhi

upah(Y) ditunjukkan oleh nilai Beta pada standardized coefficient, yaitu sebesar 0,129 2 x 100% = 1,7%.

2. Keterampilan berpengaruh secara signifikan terhadap upah.

Uji secara individual ditunjukkan oleh Tabel 4.25 Coefficients Sub-Struktur 2 tahap kedua. Pada tabel tersebut terlihat bahwa pada Sub-Sub-Struktur 2 di peroleh nilai sig. 0,001, karena nilai signifikannya lebih besar dari nilai probabilitas 0,05 atau nilai 0,05 > 0,001, maka koefisien analisis jalur adalah signifikan. Artinya keterampilan berpengaruh secara signifikan terhadap upah dapat diterima. Besarnya kontribusi keterampilan (X2) yang secara langsung

mempengaruhi upah (Y) ditunjukkan oleh nilai Beta pada standardized coefficient, yaitu sebesar 0.178x 100% = 3,2%.

3. Produktivitas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap upah

Uji secara individual ditunjukkan oleh Tabel 4.25 Coefficients Sub-Struktur 2 tahap kedua. Pada tabel tersebut terlihat bahwa pada Sub-Sub-Struktur 2 di peroleh nilai sig. 0,960, karena nilai signifikannya lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05 atau nilai 0,05 < 0,960, maka koefisien analisis jalur adalah tidak

(35)

signifikan. Artinya produktivitas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap upah. Besarnya kontribusi produktivitas (X2) yang secara langsung mempengaruhi

upah (Y) ditunjukkan oleh nilai Beta pada standardized coefficient, yaitu sebesar 0,0032 x 100% = 0,000%.

4. Jenis Pekerjaan berpengaruh secara signifikan terhadap upah

Jenis pekerjaan desain Tabel 4.19 Coefficients Sub-Struktur 1. di peroleh nilai sig. 0,000, karena nilai signifikannya lebih besar dari nilai probabilitas 0,05 atau nilai 0,05 > 0,000, maka koefisien analisis jalur adalah signifikan. Artinya jenis peekrjaanberpengaruh secara signifikan terhadap produktivitas. Besarnya kontribusi jenis pekerjaan (XJP-D) yang

secara langsung mempengaruhi produktivitas (X3) ditunjukkan oleh

nilai Beta pada standardized coefficient, yaitu sebesar -0,5222 x 100% = 27,2%.

Jenis pekerjaan isen-isen, Tabel 4.19 Coefficients Sub-Struktur 1. di peroleh nilai sig. 0,000, karena nilai signifikannya lebih besar dari nilai probabilitas 0,05 atau nilai 0,05 > 0,000, maka koefisien analisis jalur adalah signifikan. Artinya jenis peekrjaanberpengaruh secara signifikan terhadap produktivitas. Besarnya kontribusi jenis pekerjaan (XJP-I) yang

secara langsung mempengaruhi produktivitas (X3) ditunjukkan oleh

nilai Beta pada standardized coefficient, yaitu sebesar -1,0552 x 100% = 111,3%.

Jenis pekerjaan nembok, Tabel 4.19 Coefficients Sub-Struktur 1. di peroleh nilai sig. 0,000, karena nilai signifikannya lebih besar dari nilai

(36)

probabilitas 0,05 atau nilai 0,05 > 0,000, maka koefisien analisis jalur adalah signifikan. Artinya jenis peekrjaanberpengaruh secara signifikan terhadap produktivitas. Besarnya kontribusi jenis pekerjaan (XJP-N) yang

secara langsung mempengaruhi produktivitas (X3) ditunjukkan oleh

nilai Beta pada standardized coefficient, yaitu sebesar -1,1151x 100% = 132,5%.

Jenis pekerjaan warna, Tabel 4.19 Coefficients Sub-Struktur 1. di peroleh nilai sig. 0,000, karena nilai signifikannya lebih besar dari nilai probabilitas 0,05 atau nilai 0,05 > 0,001, maka koefisien analisis jalur adalah signifikan. Artinya jenis peekrjaanberpengaruh secara signifikan terhadap produktivitas. Besarnya kontribusi jenis pekerjaan (XJP-W)

yang secara langsung mempengaruhi produktivitas (X3) ditunjukkan

oleh nilai Beta pada standardized coefficient, yaitu sebesar -0,502 2 x 100% = 25,2%.

Tabel 4.26

Koefisien Jalur, Pengaruh Langsung, dan Tidak Langsung, Pengaruh Total dan Pengaruh Bersama Pengalaman (X1),

Keterampilan (X2), dan Produktivitas (X3) serta Jenis

terhadap Upah (Y) Variabel Keteranga n Pengaruh Pengaruh Bersama (R2) Langsung Tidak Langsung Pengaruh Total X1 Y 1,7% 6,6% X2 0,7% X3 - XJP-D -1,1% XJP-I - XJP-N 4,8% XJP-W 0,5% X2 Y 3,2% 8,5%

(37)

X1 0,7% X3 - XJP-D -1,9% XJP-I -0,1% XJP-N 7,2% XJP-W -0,6% X3 Y - 0,1% X1 - X2 - XJP-D - XJP-I - XJP-N 0,1% XJP-W - XJP-D Y 27,2% -5,2% X1 -1,1% X2 -1,9% X3 - XJP-N -13,3% XJP-W -13,6% XJP-W -2,5% XJP-I Y 113,3% 35,2% X1 - X2 0,1% X3 - XJP-D -13,3% XJP-N -64,4% XJP-W 17,7% XJP-N X3 132,5% 41,4% X1 4,8% X2 7,2% X3 0,1 XJP-D -13,6% XJP-I -64,4% XJP-W -25,2% XJP-W y 25,2% -1,2% X1 0,5% X2 -0,6% X3 - XJP-D -2,5% XJP-I -11,7% XJP-N -12,1% X1 X2 X3 XJP 85,4%

(38)

Adapun pengaruh total/keseluruhan (koefisien determinasi) variabel X1,

X2, X3, dan XJP terhadap Y adalah sebesar 85,3%. Hal ini menunjukkan bahwa

secara umum pengalaman, keterampilan, produktivitas, dan jenis pekerjaan memang berpengaruh signifikan terhadap upah pekerja batik Trusmi. Adapun sisanya sebesar 14,7% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dikaji dalam penelitian ini.

Berdasarkan uraian di atas terkait model analisis path/analisis jalur model pertama dimana jenis pekerjaan berperan sebagai variabel kontrol, maka kita dapat menggambarkan hubungan kausal empiris antara variabel X1, X2, X3, XJP

dan Y sebagai berikut:

4.6 Pengujian Hipotesis

4.6.1 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) a. Sub-Struktur 1 tahap pertama

Uji F digunakan untuk menguji variabel independen secara keseluruhan dan bersama-sama, untuk melihat apakah variabel independen secara keseluruhan

X2 X3 Y2 X1 Jenis Pekerjaan (XJP) 0,129 0,178 0,003 -0,126 0,268

(39)

mempengaruhi variabel dependen secara signifikan. Kriteria pengujian nilai F adalah jika Fhitung > Ftabel dengan taraf keyakinan 95% maka H0 ditolak yang

berarti bahwa ada pengaruh secara serempak atau bersama-sama dari keseluruhan variabel independen terhadap variabel dependen. Sebaliknya, jika Fhitung < Ftabel

maka H0 tidak dapat ditolak, yang berarti bahwa tidak ada pengaruh secara

serempak dari keseluruhan variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil uji F adalah sebagai berikut:

ANOVAb .003 3 .001 7.137 .000a .009 71 .000 .012 74 Regression Residual Total Model 1 Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), JK - Laki-laki, Pengalaman Kerja, Keterampilan a.

Dependent Variable: Produktivitas b.

Dari tabel F dengan α 0.05 dengan df1 = 4 dan df2 = 75 – 4 - 1= 70 diperoleh F tabel sebesar 2,503. Mengingat nilai F hitung 7,137 > F tabel 2,53 maka Ho ditolak dan Ha diterima, hal ini berarti variabel bebas (X1, X2 dan XJK)

berpengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat (X3).

b. Sub Struktur tahap kedua

c. Ho : tidak terdapat pengaruh X1, X2, dan XJP terhadap X3

(40)

ANOVAb .005 6 .001 9.374 .000a .006 68 .000 .012 74 Regression Residual Total Model 1 Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), JP - Warna, Keterampilan, JP - Isen-isen, Pengalaman Kerja, JP - Desain, JP - Nembok

a.

Dependent Variable: Produktivitas b.

Dari tabel F dengan α 0.05 dengan df1 = 6 dan df2 = 75 – 6 - 1= 68 diperoleh F tabel sebesar 2,25. Mengingat nilai F hitung 9,374 > F tabel 2,25 maka Ho ditolak dan Ha diterima, hal ini berarti variabel bebas (X1, X2, dan

XJP) berpengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat (X3).

c. Sub Struktur 2 tahap pertama

Ho : tidak terdapat pengaruh X1, X2, X3, dan XJK terhadap Y

Ha : terdapat pengaruh X1, X2, X3, dan XJK terhadap Y

ANOVAb 42919152 4 10729787.94 38.002 .000a 19764250 70 282346.423 62683401 74 Regression Residual Total Model 1 Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), JK - Laki-laki, Produktivitas, Keterampilan, Pengalaman Kerja

a.

Dependent Variable: Upah b.

Dari tabel F dengan α 0.05 dengan df1 = 4 dan df2 = 75 – 4 - 1= 70 diperoleh F tabel sebesar 2,53. Mengingat nilai F hitung 38,002 > F tabel 2,53 maka Ho ditolak dan Ha diterima, hal ini berarti variabel bebas (X1, X2, X3, dan

(41)

d. Sub struktur 2 tahap kedua

Ho : tidak terdapat pengaruh X1, X2, X3, dan XJP terhadap Y

Ha : terdapat pengaruh X1, X2, X3, dan XJP terhadap Y

ANOVAb 53575282 7 7653611.757 56.301 .000a 9108119 67 135942.076 62683401 74 Regression Residual Total Model 1 Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), JP Warna, Produktivitas, Keterampilan, JP Desain, JP -Isen-isen, Pengalaman Kerja, JP - Nembok

a.

Dependent Variable: Upah b.

Dari tabel F dengan α 0.05 dengan df1 = 7 dan df2 = 75 – 7 - 1= 67 diperoleh F tabel sebesar 2,17. Mengingat nilai F hitung 56,301 > F tabel 2,17 maka Ho ditolak dan Ha diterima, hal ini berarti variabel bebas (X1, X2, X3, dan

XJP) berpengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat (Y).

4.6.2 Uji Signifikansi Individual (Uji Statistik t) a. Sub-Struktur 1 tahap pertama

Uji t digunakan untuk menguji hipotesis secara parsial dengan signifikansinya. Pada Tabel 4.16 Coefficients Sub-Struktur 1 dapat diketahui nilai t statistik untuk masing-masing variabel.

1. Koefisien jalur X1 ke X3 signifikan karena t hit > t tab yaitu 1,368 > 1,671

atau signifikansinya < 0,05 maka Ho ditolak atau Ha diterima, artinya hipotesis Ha yang menyatakan “pengalaman kerja berpengaruh signifikan terhadap produktivitas pekerja batik Trusmi”, dapat diterima.

2. Koefisien jalur X2 ke X3 tidak signifikan karena t hit < t tab yaitu 1,044 <

(42)

hipotesis Ha yang menyatakan “keterampilan berpengaruh signifikan terhadap produktivitas pekerja batik Trusmi”, tidak dapat diterima.

3. Koefisien jalur XJK ke X3 signifikan karena t hit > t tab yaitu 2,111 >

1,671atau signifikansinya < 0,05 maka Ho ditolak atau Ha diterima, artinya hipotesis Ha yang menyatakan “jenis kelamin berpengaruh signifikan terhadap produktivitas pekerja batik Trusmi”, dapat diterima.

b. Sub stuktur 1 tahap kedua

1. Koefisien jalur X1 ke X3 signifikan karena t hit > t tab yaitu 2,616 > 1,671

atau signifikansinya < 0,05 maka Ho ditolak atau Ha diterima, artinya hipotesis Ha yang menyatakan “pengalaman kerja berpengaruh signifikan terhadap produktivitas pekerja batik Trusmi”, dapat diterima.

2. Koefisien jalur X2 ke X3 tidak signifikan karena t hit < t tab yaitu 1,259 <

1,671 atau signifikansinya > 0,05 maka Ho diterima atau Ha ditolak, artinya hipotesis Ha yang menyatakan “keterampilan berpengaruh signifikan terhadap produktivitas pekerja batik Trusmi”, tidak dapat diterima.

3. Koefisien jalur XJP pada masing-masing jenis pekerjaan terhadap X3

signifikan karena masing-masing nilai t hit > t tab. Selain itu, nilai signifikansinya < 0,05 maka Ho ditolak atau Ha diterima, artinya hipotesis Ha yang menyatakan “jenis pekerjaan berpengaruh signifikan terhadap produktivitas pekerja batik Trusmi”, dapat diterima.

c. Sub stuktur 2 tahap pertama

1. Koefisien jalur X1 ke Y tidak signifikan karena t hit < t tab yaitu 1,905 < 2,291 atau signifikansinya > 0,05 maka Ho diterima atau Ha ditolak, artinya

(43)

hipotesis Ha yang menyatakan “pengalaman kerja berpengaruh signifikan terhadap upah pekerja batik Trusmi”, tidak dapat diterima.

2. Koefisien jalur X2 ke Y signifikan karena t hit > t tab yaitu 3,232 > 2,291 atau signifikansinya < 0,05 maka Ho ditolak atau Ha diterima, artinya hipotesis Ha yang menyatakan “keterampilan berpengaruh signifikan terhadap upah pekerja batik Trusmi”, dapat diterima.

3. Koefisien jalur X3 ke Y signifikan karena t hit > t tab yaitu 3,900 > 2,291 atau signifikansinya < 0,05 maka Ho ditolak atau Ha diterima, artinya hipotesis Ha yang menyatakan “produktivitas kerja berpengaruh signifikan terhadap upah pekerja batik Trusmi”, dapat diterima.

4. Koefisien jalur XJK ke Y signifikan karena t hit > t tab yaitu 6,098 > 2,291

atau signifikansinya < 0,05 maka Ho ditolak atau Ha diterima, artinya hipotesis Ha yang menyatakan “jenis kelamin berpengaruh signifikan terhadap upah pekerja batik Trusmi”, dapat diterima.

d. Sub stuktur 2 tahap kedua

1. Koefisien jalur X1 ke Y signifikan karena t hit > t tab yaitu 2,310 > 1,996

atau signifikansinya < 0,05 maka Ho ditolak atau Ha diterima, artinya hipotesis Ha yang menyatakan “pengalaman kerja berpengaruh signifikan terhadap upah pekerja batik Trusmi”, dapat diterima.

2. Koefisien jalur X2 ke Y signifikan karena t hit > t tab yaitu 3,397 < 1,996

atau signifikansinya < 0,05 maka Ho ditolak atau Ha diterima, artinya hipotesis Ha yang menyatakan “keterampilan berpengaruh signifikan terhadap upah pekerja batik Trusmi”, dapat diterima.

(44)

3. Koefisien jalur X3 ke Y tidak signifikan karena t hit < t tab yaitu 0,050 <

1,996 atau signifikansinya > 0,05 maka Ho diterima atau Ha ditolak, artinya hipotesis Ha yang menyatakan “produktivitas berpengaruh signifikan terhadap upah pekerja batik Trusmi”, tidak dapat diterima.

4. Koefisien jalur XJP pada masing-masing jenis pekerjaan terhadap Y signifikan

karena masing-masing nilai t hit > t tab. Selain itu, nilai signifikansinya < 0,05 maka Ho ditolak atau Ha diterima, artinya hipotesis Ha yang menyatakan “jenis pekerjaan berpengaruh signifikan terhadap upah pekerja batik Trusmi”, dapat diterima.

4.6.3 Uji Korelasi

Tabel 4.27

Korelasi Antar Variabel

Correlations 1.000 .512 .476 .538 .709 .512 1.000 .292 .426 .353 .476 .292 1.000 .079 .361 .538 .426 .079 1.000 .334 .709 .353 .361 .334 1.000 . .000 .000 .000 .000 .000 . .006 .000 .001 .000 .006 . .251 .001 .000 .000 .251 . .002 .000 .001 .001 .002 . 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 Upah Pengalaman Kerja Keterampilan Produktivitas JK - Laki-laki Upah Pengalaman Kerja Keterampilan Produktivitas JK - Laki-laki Upah Pengalaman Kerja Keterampilan Produktivitas JK - Laki-laki Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Upah Pengalaman

Kerja Keterampilan Produktivitas JK - Laki-laki

(45)

Tabel 4.28

Korelasi Antar Variabel Correlations 1.000 .512 .476 .538 .096 -.207 -.474 .024 .512 1.000 .292 .426 .158 -.002 -.325 -.072 .476 .292 1.000 .079 .201 .006 -.353 .070 .538 .426 .079 1.000 -.124 -.144 -.188 -.065 .096 .158 .201 -.124 1.000 -.241 -.227 -.095 -.207 -.002 .006 -.144 -.241 1.000 -.530 -.221 -.474 -.325 -.353 -.188 -.227 -.530 1.000 -.209 .024 -.072 .070 -.065 -.095 -.221 -.209 1.000 . .000 .000 .000 .206 .038 .000 .420 .000 . .006 .000 .088 .494 .002 .269 .000 .006 . .251 .042 .478 .001 .274 .000 .000 .251 . .144 .109 .053 .291 .206 .088 .042 .144 . .019 .025 .210 .038 .494 .478 .109 .019 . .000 .028 .000 .002 .001 .053 .025 .000 . .036 .420 .269 .274 .291 .210 .028 .036 . 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 Upah Pengalaman Kerja Keterampilan Produktivitas JP - Desain JP - Isen-isen JP - Nembok JP - Warna Upah Pengalaman Kerja Keterampilan Produktivitas JP - Desain JP - Isen-isen JP - Nembok JP - Warna Upah Pengalaman Kerja Keterampilan Produktivitas JP - Desain JP - Isen-isen JP - Nembok JP - Warna Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Upah Pengalaman

Kerja KeterampilanProduktivitasJP - DesainJP - Isen-isenJP - NembokJP - Warna

Untuk menafsirkan angka korelasi dan menentukan kuat tidaknya hubungan atau korelasi antar variabel menurut Jonathan Sarwono (2007 : 77) dapat dibuat kriteria sebagai berikut :

0 – 0,25 = korelasi lemah 0,25 – 0,50 = korelasi cukup 0,50 – 0,75 = korelasi kuat

(46)

Tabel 4.29

Korelasi Antar Variabel

Upah Pengalaman Keterampilan Produktivitas

Upah 1,000 Kuat Cukup Kuat Kuat

Pengalaman kuat 1,000 Cukup Cukup

Keterampilan Cukup kuat Cukup 1,000 Sangat Kuat Produktivitas kuat Cukup Sangat Kuat 1,000

4.7 Pembahasan

4.7.1 Pengaruh Pengalaman terhadap Produktivitas

Dari hasil analisis data penelitian dan uji hipotesis diketahui bahwa pengalaman berpengaruh positif dan sigifikan terhadap besarnya produktivitas pekerja di Sentra Batik trusmi Kabupaten Cirebon. Artinya semakin lama pengalaman seseorang maka akan meningkatkan produktivitasnya dalam bekerja.

Besarnya kontribusi pengalaman yang secara langsung berkontribusi terhadap produktivitas peekrja di sentra batik trusmii adalah sebesar 21,2%. Oleh karena itu, untuk dapat meningkatkan produktivitas para pekerja diupayakan untuk meningkatkan pengalaman mereka. Dalam hal ini tinggi rendahnya pengalaman peekrja dilihat pada lamanya pekerja tersebut menekuni pekerjaannya. Hal ini mengingat bahwa apa yang dapat dicapai dan tidak dapat dicapai oleh seseorang ditunjukkan oleh suatu pengalaman. Pengalaman hanya akan terjadi apabila orang tersebut telah melakukan sesuatu pekerjaan, sehingga dapat mengetahui seluk beluk dan cara yang terbaik untuk menghasilkan suatu barang atau produk. Melalui pengalaman seseorang dapat mengetahui dan belajar mengenai banyak hal yang mungkin tidak diperoleh melalui pendidikan formal maupun informal.

(47)

Berdasarkan temuan penelitian diketahui bahwa sebagian besar pengalaman karyawan di Sentra batik Trusmi masih tergolong sedang, yaitu berkisar 6 – 10 tahun. Hal ini mengingat pekerjaan membatik merupakan pekerjaan yang membutuhkan ketelitian dan ketekunan, karena untuk dapat menghasilkan kain batik yang berkualitas mereka harus mengetahui dan dapat menghasilkan kain batik dengan berbagai model dan motif. Hal ini bukanlah hal yang mudah, diperlukan pengalaman yang cukup untuk dapat menghasilkan kain batik yang berkualitas dengan berbagai model dan motif.

4.7.2 Pengaruh Keterampilan terhadap Produktivitas

Dari hasil analisis data penelitian dan uji hipotesis diketahui bahwa keterampilan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap produktivitas pekerja di sentra batik trusmi baik dilihat dari jenis kelamin dan jenis pekerjaan. Ketika keterampilan pekerja dilihat dari jenis kelamin dan jenis pekerjaan bertambah maka akan mengurangi produktivitas.

Besarnya kontribusi keterampilan yang secara langsung berkontribusi terhadap produktivitas pekerja di Sentra batik Trusmi adalah sebesar 3%. Ini merupakan nilai yang rendah artinya tinggi rendahnya produktivitas pekerja di sentra batik Trusmi tidak dipengaruhi oleh keterampilannya. Karena mengingat dalam penelitian ini menggunakan variabel kontrol jenis kelamin maka, produktivitas laki-laki lebih besar dibanding produktivitas perempuan, keterampilan disini lebih dititik beratkan pada kuantitas seberapa banyak waktu yang digunakan dalm menghasilkan kain batik bila dikaitkan dengan jenis pekerjaan yang ditangani oleh perempuan seperti isen-isen dan nembok

(48)

diperlukan waktu yang tidak sebentar sedangkan jenis pekerjaan yang ditangani oleh laki-laki seperti warna dan desain lebih cepat pekerjaanya dibandingkan perempuan. Dalam membatik diperlukan keuletan dan kesabaran jika pekerja dalam melakukan pekerjaanya dengan cepat maka kualitas produk yang dihasilkan kemungkinan tidak akan maksimal sesuai standar yaitu tidak cacat dan bersih. Dapat ditarik kesimpulan semakin pekerja itu meningkatkan kualitas produknya maka hasilnya pun akan memakan waktu yang lama juga, oleh karena itu keterampilan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap produktivitas.

4.7.3 Pengaruh Pengalaman terhadap Upah

Dari hasil analisis data penelitian dan uji hipotesis diketahui bahwa pengalaman memiliki dua pengaruh terhadap upah, jika memasuki jenis kelamin dan jenis pekerjaan sebagai variabel kontrol, sebagai berikut :

a. Pengalaman tidak berpengaruh secara signifikan terhadap upah di sentra batik Trusmi Kabupaten Cirebon jika jenis kelamin sebagai variabel kontrol. Artinya jika pengalaman meningkat maka akan menurunkan upah. Hal ini menunjukkan bahwa perbedaan besaran upah pekerja laki-laki dengan perempuan tidak terlalu dipengaruhi oleh pengalaman namun lebih karena perbedaan jenis kelamin. Bisa jadi pekerja laki-laki yang baru mempunyai pengalaman 1 tahun lebih tinggi upahnya dari pada pekerja perempuan yang telah mempunyai pengalaman lebih dari 1 tahun.

b. Pengalaman berpengaruh positif dan signifikan terhadap upah di sentra batik trusmi jika jenis pekerjaan sebagai variabel kontrol. Artinya semakin meningkat pengalaman pekerja maka upah akan bertambah. Hal ini terjadi

Gambar

Tabel 4.2  Jumlah Pekerja
Tabel 4.3  Lama Usaha
Tabel 4.5  Usia Responden
Tabel 4.7  Pengalaman Pekerja
+7

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Lestari dan Sugiharto ROA adalah rasio yang digunakan untuk mengukur keuntungan bersih yang diperoleh dari penggunaan aktiva. Dengan kata lain, semakin tinggi

1) Di Desa Semangat Gunung terdapat sebelas lokasi pemandian yang sudah dikelola oleh pihak swasta, diantaranya Alam Sibayak, Anugerah Sibayak, Hotspring Ginting, Karona,

Komponen yang sangat penting pada vaporizer adalah terdiri dari baterai, coil atomizer, RTA , RDTA atau RTA, kapas dan liquid.. Hasil dari penelitian tersebut menunjukan

Dengan bergabung menjadi bagian dari Islam, maka komunitas Aboge tidak hanya memiliki identitas adat, namun juga memiliki identitas lain yang juga dimiliki oleh masyarakat umum,

Mengenai perencanaan Rumah Sakit Swasta, dengan adanya ketentuan izin bagi Rumah Sakit swasta oleh pemerintah, tentunya pendirian suatu rumah sakit swasta tidak terlepas

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah menganalisis data yang diperoleh pada tahap observasi. Berdasarkan hasil analisa data dilakukan refleksi guna melihat

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmatNya dan bimbingan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan berjudul “Pengaruh Ekstrak Air Herba

Kepala Kantor Pertanahan Kota Batam memberikan kepada pemohon perpanjangan HGB yang dimohon- kan perpanjangannya dengan ketentuan dan persya- ratannya, yaitu segala akibat, biaya