• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol.2 No.1 Februari 2017:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol.2 No.1 Februari 2017:"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

105

PENGARUH PENDIDIKAN, UMUR DAN CURAHAN JAM KERJA IBU RUMAH TANGGA TERHADAP PENDAPATAN KELUARGA

(Studi Kasus: Ibu Rumah Tangga Yang Bekerja Di Industri Batu Bata Di Desa Kajhu Kecamatan Baitussalam)

Maya Thasya1*, Said Muhammad2

1) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala Banda Aceh e-mail: maya_thasya@yahoo.com

2) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala Banda Aceh e-mail: said_194912@yahoo.com

Abstrak

This study aimed to analyze the influence of education, age and working hours housewives who worked in the brick industry to the family income in the village Kajhu Baitussalam District of Aceh Besar district, research using primary data with a sample of 50 respondents. Determination of the sample by simple random sampling method. Methods of data analysis used in this research is multiple linear regression model to the family income as the dependent variable and three independent variables are education, age, working hours housewives. Results of the analysis showed variable working hours significantly influence family income housewives who worked in the brick industry, because the industry was aware that the wage system is done every worker doing the production so that if it does not produce the revenue will also decline or zero rupiah. While the two other variables did not affect the family income. Production of bricks can be done only with skills, physical health and experience in order to increase the productivity of labor in the brick industry. Advice for housewives who work in the brick industry should be smart and careful in arranging a time to work so that more can produce bricks to boost revenue.

Keyword: family income, education, age, working hours

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pendidikan, umur dan curahan waktu kerja ibu rumah tangga yang bekerja di industri batu bata terhadap pendapatan keluarga di desa Kajhu Kecamatan Baitussalam Kabupaten Aceh Besar, penelitian menggunakan data primer dengan sampel sebanyak 50 responden. Penentuan sampel dengan cara metode simple random sampling. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model regresi linier berganda dengan pendapatan keluarga sebagai dependen variabel dan tiga variabel independen yaitu pendidikan, umur, curahan waktu kerja ibu rumah tangga. Hasil dari analisis menunjukkan variabel curahan waktu kerja berpengaruh signifikan terhadap pendapatan keluarga ibu rumah tangga yang bekerja di industri batu bata, karena pada indutri tersebut diketahui bahwa sistem pengupahan dilakukan setiap pekerja melakukan produksi sehingga jika tidak berproduksi maka pendapatan juga akan menurun atau nol rupiah. Sementara dua variabel lainnya tidak berpengaruh terhadap pendapatan keluarga. Produksi batu bata dapat dilakukan hanya dengan memiliki keterampilan, kesehatan fisik dan pengalaman agar dapat meningkatkan produktivitas tenaga kerja pada industri batu bata. Saran bagi ibu rumah tangga yang bekerja pada industri batu bata sebaiknya pintar dan cermat dalam mengatur waktu untuk bekerja sehingga lebih banyak dapat memproduksi batu bata untuk meningkatkan pendapatannya.

Kata Kunci: pendapatan keluarga, pendidikan, umur, curahan waktu kerja

(2)

106

PENDAHULUAN

Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator untuk melihat kinerja perekonomian yang telah dicapai suatu negara. Pembangunan ekonomi adalah suatu proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan-perubahan besar pada mekanisme-mekanisme ekonomi, sosial, politik dan kelembagaan nasional, baik yang terkandung dalam sektor swasta maupun yang terdapat di sektor publik (Sukirno, 2010).

Dewasa ini jumlah angkatan kerja perempuan yang masuk semakin meningkat seiring berkembangnya zaman. Masuknya perempuan dalam angkatan kerja tidak hanya didorong oleh kesempatan kerja yang lebih besar bagi perempuan untuk bekerja, tetapi juga oleh berbagai dorongan dari dalam diri perempuan itu sendiri. Banyak perempuan ingin mengembangkan sekaligus menyumbangkan kepandaian serta keahliannya dan juga pendapatannya kepada masyarakat. Pembangunan sumber daya manusia dapat menggerakkan secara terpadu dan serasi dalam mengolah dan memanfaatkan sumber daya lainnya dalam proses pembangunan (Suroto, 1992).

Pemanfaatan sumber daya manusia yang ada pada sektor industri merupakan kunci keberhasilan pencapaian tujuan pada sektor industri tersebut. Keberhasilan suatu organisasi kerja dalam mencapai tujuan akan tergantung pada unsur manusianya. Pada saat ini kebutuhan sumber daya manusia yang berkualitas dapat meningkatkan pendapatan tenaga kerja. Oleh karena itu, perlu diperhatikan pula faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan pendapatan tenaga kerja (Lestari, 2011:1 dalam Prasetia dkk, 2015:2)

Beberapa faktor yang mempengaruhi pendapatan perempuan adalah pendidikan, umur dan curahan jam kerja. Semakin tinggi mutu pendidikan, semakin tinggi produktivitas tenaga kerja, dan semakin tinggi pula pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi suatu masyarakat (Subri, 2003:41) yang artinya pendapatan seorang perempuan juga meningkat.

Umur dan curahan jam kerja merupakan variable yang tak terpisahkan menurut (Simanjuntak, 2001:31), karena semakin tua umur seorang perempuanakan berdampak pada produktivitasnya, sehingga berkurang pula curahan jam kerjanya yang akan berefek pada jumlah pendapatan perempuan tersebut yang akan cenderung menurun. Seperti yang dikemukakan oleh (Wirasuhardjo, 1996:35) bahwa tingkat umur berpengaruh terhadap kemampuan fisik tenaga kerja dalam memproduksi barang dan jasa. Apabila umur tenaga kerja lebih dari 55 tahun, maka curahan jam kerjanya menurun karena umur yang sudah tua.

Industrilisasi menempati posisi sentral dalam ekonomi masyarakat modern dan merupakan motor penggerak yang memberikan dasar bagi peningkatan kemakmuran dan mobilitas perorangan yang belum pernah terjadi sebelumnya pada sebagian besar penduduk dunia, terutama negara-negara maju. Bagi negara-negara berkembang, industri sangat esensial untuk memperluas pembangunan dan memenuhi kebutuhan masyarakat yang terus meningkat. Banyak kebutuhan umat manusia dapat dipenuhi oleh barang dan jasa yang disediakan oleh sektor industri (Ifadah, 2014:9).

Industri kecil merupakan industri yang banyak melibatkan perempuan, baik di pedesaan maupun diperkotaan. Hal ini berkaitan dengan proses produksi industri kecil ini dikerjakan didalam rumah dengan menggunakan teknologi sederhana yang tidak membutuhkan keterampilan khusus atau merupakan keterampilan masyarakat secara turun temurun dan tidak memerlukan modal yang besar. Di samping itu perempuan masih dapat melakukan peran ganda sekaligus sebagai ibu rumah tangga (mengurus anak dan suami) dan pekerja.Keterlibatan perempuan dalam sektor publik terutama pada kelompok ekonomi rumah tangga menengah mulai meningkat, karena tuntutan tambahan pendapatan keluarga (Prasetia dkk, 2015:3).

(3)

107 pekerjaan dan peningkatan pendapatan rumah tangga salah satunya adalah industri rumah tangga batu bata. Batu bata merupakan industri rumah tangga yang memanfaatkan bahan baku berupa tanah liat dan diolah dengan proses yang sederhana (Ifadah, 2014:2).

Batu bata awalnya muncul di Indonesia akibat dari Perang Dunia (1914-1918), ekspor dari Hindia Belanda sangat menurun. Demikian juga dengan kebutuhan barang impor dari luar negeri yang selama ini didatangkan dari Eropa terpaksa berhenti. Untuk mengatasi masalah tersebut pemerintah Hindia Belanda membentuk Panitia Pembangunan Industri (1915) dengan tugas merencanakan pembangunan industri yang mengganti barang-barang impor salah satunya adalah batu bata (Anggraini, 2007 dalam Ifadah :2014:4).

Aceh merupakan provinsi yang kaya akan sumber daya alam, salah satu hasil dari industri di Aceh yakni batu bata bahan baku untuk membuat bangunan dan sebagainya. Salah satu daerah yang memproduksi batu bata adalah Kecamatan Baitussalam kabupaten Aceh Besar tepatnya berada di Desa Kajhu dimana mayoritas warganya adalah yang mengusahakan di bidang industri batu bata. Dimana banyak para ibu rumah tangga yang bekerja tetap sebagai buruh cetak batu bata di industri tersebut, serta beberapa di antaranya merupakan pemilik dan pengelola langsung industri tersebut.

Usaha produksi batu bata tersebut berkembang pesat karena tingginya permintaan akan batu bata. Sehingga berkembangnya industri batu bata di desa Kajhu dan sekitarnya disebabkan oleh banyaknya permintaan batu bata untuk pembangunan perumahan-perumahan, rumah sakit, pertokoan, serta rumah sekolah di Kota Banda Aceh dan Aceh Besar. Namun usaha batu bata yang berada di desa Kajhu tersebut masih menggunakan cara tradisional sehingga pengrajin batu bata sangat tergantung pada musim untuk proses penjemuran.

Pendapatan industri batu bata dapat memberikan tambahan bagi masyarakat sehingga dapat meningkatkan pendapatan ibu rumah tangga guna membantu perekonomian keluarganya. Sehingga dari uraian penjelasan diatas, penulis tertarik untuk melihat pengaruh pendidikan, umur, dan curahan jam kerja ibu rumah tangga di industri batu batu terhadap pendapatan keluarganya.

TINJAUAN PUSTAKA Pendidikan

Pendidikan merupakan bentuk investasi dalam sumber daya manusia, dimana pendidikan memberikan sumbangan langsung terhadap pertumbuhan pendapatan nasional melalui peningkatan keterampilan dan produktivitas kerja. Pendidikan diharapkan dapat mengatasi keterbelakangan ekonomi melalui efeknya pada peningkatan sumber daya manusia dan motivasi manusia untuk berprestasi. Pendidikan berfungsi menyiapkan salah satu input dalam proses produksi yaitu tenaga kerja, agar dapat bekerja dengan kualitas produksi yang bagus. Hal ini selanjutnya akan mendorong peningkatan output yang diharapkan bermuara pada kesejahteraan penduduk (Subri, 2003:41).

Umur

Menurut Simajuntak Pekerja di sektor informal yang banyak mengandalkan kemampuan fisik akan sangat terpengaruh oleh variabel umur. Hal ini menunjukkan bahwa umur berpengaruh positif terhadap pendapatan keluarga. Namun disisi lain, pada umur yang tidak lagi produktif, keterampilan dan fisik seseorang akan mengalami penurunan. Ini sesuai dengan kenyataan bahwa dalam umur tersebut, banyak orang yang pensiun atau yang secara fisik sudah kurang mampu untuk bekerja lagi seperti saat umur masih muda (Dewi, 2012:120).

(4)

108

Curahan jam kerja

Curahan jam kerja adalah proporsi waktu bekerja (yang dicurahkan untuk kegiatan-kegiatan tertentu di sektor pertanian dan di luar sektor pertanian) terhadap total waktu kerja angkatan kerja. Curahan jam kerja tergantung pada jenis pekerjaan yang dilakukan. Ada jenis-jenis kegiatan yang memerlukan curahan jam kerja yang banyak dan terus-menerus, tapi sebaliknya adapula jenis-jenis kegiatan yang memerlukan curahan jam kerja yang terbatas (Nurmanaf, 2006:26).

Pendapatan

Pendapatan keluarga dapat didefinisikan sebagai seluruh penerimaan dari seluruh pendapatan anggota keluarga. Sumbangan pendapatan perempuan terhadap pendapatan keluarga disebut kontribusi pendapatan perempuan terhadap pendapatan keluarga (Suyanto, 1996).

PENGARUH VARIABEL PENDIDIKAN, UMUR DAN CURAHAN JAM KERJA TERHADAP PENDAPATAN KELUARGA

Pengaruh Pendidikan Terhadap Pendapatan

Pendidikan mempunyai hubungan terhadap responbilitas seseorang dalam meningkatkan pendapatannya, seseorang yang memiliki pendidikan tinggi akan mempunyai kemampuan berfikir secara rasional dan objektif untuk dapat menghadapi masalah. Pendidikan merupakan unsur modernisasi yang menuju kepada terciptanya suatu cara berfikir rasional dan gaya hidup yang akan mendorong seseorang untuk mampu mengaplikasikan teknologi modern sehingga dapat meningkatkan pendapatan kerjanya (Suardiman, 2001:76).

Pengaruh Umur Terhadap Pendapatan

Variabel umur memiliki hubungan terhadap pendapatan ibu rumah tangga. Semakin bertambahnya umur seseorang maka akan berpengaruh terhadap tingkat pendapatan yang akan dicapai. Semakin dewasa seseorang maka keterampilan dalam bidang tertentu pada umumnya akan semakin meningkat, kekuatan fisik juga meningkat sehingga akan meningkatkan pendapatan yang diterimanya (Dewi, 2012:120).

Pengaruh Curahan Jam Kerja Terhadap Pendapatan

Tingginya waktu yang dicurahkan oleh pekerja perempuan untuk melakukan pekerjaan dalam berproduksi barang dan jasa, maka makin tinggi pula kesempatan perempuan untuk mendapatkan tambahan pendapatan. Artinya jam kerja memiliki pengaruh yang positif terhadap pendapatan keluarga (Dewi, 2012:121).

Berdasarkan landasan teoritis dan penelitian sebelumnya, adapun kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 1 berikut :

(5)

109 Berdasarkan uraian perumusan masalah dan penelitian sebelumnya, maka hipotesis dalam penelitian ini yaitu :

1. Tingkat pendidikan ibu rumah tangga yang bekerja di industri batu bata mempunyai hubungan negatif terhadap pendapatan keluarga.

2. Umur mempunyai pengaruh positif atau negatif terhadap pendapatan keluarga karena umur seseorang memiliki fase setiap tingkatannya yaitu pada umur 15 tahun kebawah hanya sebagian kecil yang dapat berproduksi menghasilkan barang atau jasa. Sedangkan umur 15 hingga 25 tahun dapat dikatakan curahan jam kerjanya akan semakin meningkat dilihat dari kesehatan fisiknya. Kemudian pada umur 35 sampai 55 tahun curahan jam kerja cenderung stabil tetapi ada kalanya juga berpengaruh pada kemampuan fisik yang semakin menurun sehingga menurunkan produktivitasnya. Hal ini biasa terjadi pada umur yang melebihi 55 tahun dimana tenaga akan berkurang. 3. Curahan jam kerja mempunyai hubungan positif terhadap pendapatan keluarga.

METODE PENELITIAN

Analisis dilakukan untuk melihat sejauh mana pendidikan, umur, dan curahan jam kerja ibu rumah tangga mempengaruhi pendapatan keluarga dilakukan dengan menggunakan model regresi linier berganda menurut Gudjarati (1996) yang diformulasikan sebagai berikut:

𝑌 = 𝛽$+ 𝛽&𝑋&+ 𝛽(𝑋(+ 𝛽)𝑋)+ 𝑒+ ... (1)

Fungsi faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan adalah sebagai berikut:

𝑌 = 𝑓(𝑃, 𝑈, 𝐶𝐽𝐾) ... (2) Kemudian model dimodifikasi dengan cara memasukkan variabel bebas dan varibel terikat dalam penelitian ini, sehingga model regresi linier berganda dapat diformulasikan sebagai berikut : 𝑌 = 𝛽$+ 𝛽&𝑃 + 𝛽(𝑈 + 𝛽)𝐶𝐽𝐾 + 𝑒+ ... (3) Keterangan: Y= Pendapatan Keluarga P= Pendidikan U= Umur

CWK= Curahan jam kerja β0,1,2,3= Parameter

et = Error Term Metode Analisis

Dalam penelitian ini, model analisis dilakukan dengan metode regresi linier berganda dengan bantuan pengolah data primer menggunakan program SPSS.

HASIL PEMBAHASAN

Analisis Regresi Linier Berganda

Pengujian parameter secara serentak dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya parameter yang berpengaruh signifikan terhadap respon. Hipotesis yang digunakan adalah

(6)

110 sebagai berikut:

H0 :β1= β2=β3 =0

H1 : minimal ada satu βi ≠ 0, i=1,2,3

Nilai F-statistik dan nilai P-Value untuk uji serentak ditampilkan pada tabel 1 sebagai berikut:

Tabel 1. ANOVA

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Regression 3220598834522,9 48 3 1073532944840, 983 2,03 7 0,12 2 Residual 24243463665477, 050 46 527031818814,719 Total 27464062500000, 000 49

Sumber : Hasil Regresi (2016)

Berdasarkan tabel 1 di atas dapat diketahui bahwa nilai P-Value adalah sebesar 0,122. Nilai ini lebih besar dari nilai α=5 persen sehingga dapat diputuskan terima H0 yang berarti

bahwa tidak ada pengaruh signifikan secara serentak variabel pendidikan, umur, jumlah curahan jam kerja ibu rumah tangga terhadap pendapatan keluarga. Selanjutnya dilakukan uji signifikansi parameter secara individu untuk mengetahui pengaruh secara individu variabel pendidikan, umur, jumlah curahan jam kerja ibu rumah tangga terhadap pendapatan keluarga. Berikut adalah nilai estimasi parameter dan nilai signifikansi yang dihasilkan.

Tabel 2. Uji Signifikansi Parameter Secara Individu

Model Unstandardized Coefficients B Std. Error T P-Value

(Constant) 1318506,264 763571,02 7 1,727 0,091 Pendidikan 94032,726 103844,37 4 0,90 6 0,370 Umur 8992,374 10923,452 0,82 3 0,415

Curahan jam kerja 5090,954 2144,970 2,37

3 0,022

R-Sq= 0,117 d= 1,635

Sumber : Hasil Regresi (2016)

Maka persamaan garis regresi yang terbentuk adalah sebagai berikut :

Pendapatan Keluarga = 1.318.506 + 94.032 Pendidikan + 8.992 Umur + 5.090 Curahan jam kerja

Hasil persamaan regresi linier tersebut diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Nilai koefisien regresi (b0) sebesar 1.318.506 artinya bahwa apabila pendidikan, umur dan curahan jam kerja =0, maka pendapatan keluarga (Y) sebesar 1.318.506 per bulan

2. Pengaruh pendidikan (P) terhadap pendapatan keluarga mempunyai nilai koefisien sebesar 94.032 yang berarti bahwa apabila terjadi pertambahan satu tingkatan pendidikan pada ibu rumah tangga di industri batu bata, maka akan meningkatkan rata-rata pendapatan keluarga sebesar Rp 94.032 per bulannya dengan asumsi bahwa semua variabel tetap.

3. Pengaruh umur (U) terhadap pendapatan keluarga mempunyai nilai koefisien sebesar 8.992 yang berarti bahwa jika terjadi pertambahan umur ibu rumah tangga sebesar 1

(7)

111 tahun maka pendapatan akan mengalami peningkatan sebesar Rp 8.992 per bulannya dengan asumsi semua variabel tetap.

4. Pengaruh curahan jam kerja terhadap pendapatan keluarga ibu rumah tangga yakni mempunyai nilai koefisien sebesar 5.090 dimana apabila terjadi pertambahan curahan jam kerja ibu rumah tangga sebesar 1 jam perbulan makan akan meningkatkan pendapatan keluarga sejumlah Rp 5.090 per bulannya dengan asumsi bahwa semua varibel pendidikan, umur dan curahan jam kerja tetap atau konstan.

Nilai R-sq yang dihasilkan adalah sebesar 0,117 yang berarti bahwa model regresi yang terbentuk di atas dapat menjelaskan keragaman dari pendapatan keluarga sebesar 11,7 persen semantara 88,3 persen lainnya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diikutkan dalam pemodelan regresi di atas.

Deteksi Kasus Multikolinieritas

Analisis yang menggunakan metode Regressi Linier Berganda perlu dilakukan pengujian multikolinieritas terhadap data yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi yang tinggi antar variabel prediktor. Pada penelitian ini digunakan kriteria VIF (Variance Inflation Factor) untuk melakukan deteksi adanya multikolinieritas. Jika nilai VIF lebih dari 10 maka dapat disimpulkan terdapat kasus multikolinieritas. Berikut ini merupakan nilai VIF yang dihasilkan.

Tabel 3. Variance Inflation Factor (VIF)

Variabel Prediktor VIF

Pendidikan 1,305

Umur 1,210

Curahan Jam Kerja 1,087

Sumber: Hasil olah data (2016)

Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai VIF dari masing-masing variabel prediktor memiliki nilai yang kurang dari 10, maka dapat disimpulkan bahwa semua variabel pendidikan, umur dan curahan jam kerja tidak terjadi kasus multikolinieritas.

Uji Asumsi Residual Berdistribusi Normal

Asumsi normalitas adalah asumsi residual yang berdistribusi normal. Asumsi ini harus terpenuhi untuk model regresi yang baik. Uji normalitas dilakukan pada nilai residual model regresi. Secara nonformal, pengujian asumsi normalitas residual dapat dilihat pada gambar 2

Berdasarkan gambar 2 dapat diketahui bahwa titik-titik data residual tersebar mengikuti garis regresi yang dihasilkan. Artinya, data residual telah mengikuti distribusi normal. Untuk lebih meyakinkan, maka dilakukan pengujian asumsi residual dengan cara formal yakni melalui pengujian hipotesis dengan statistik uji Kolmogorov-Smirnov sebagai berikut :

H0 : Residual berdistribusi normal

H1 : Residual tidak berdistribusi normal

Asumsi residual terpenuhi ketika pengujian normalitas menghasilkan P-value (Sign.) lebih besar dari α yang telah ditentukan yakni α= 5 persen. Berdasarkan hasil pengujian diperoleh nilai P-value (Sign.) sebesar 0,735. Nilai ini lebih besar dari α= 5 persen yang berarti bahwa residual data telah mengikuti distribusi normal.

(8)

112

Gambar 2. Uji Asumsi Residual Berdistribusi Normal Uji Asumsi Residual Independen

Asumsi Autokorelasi merupakan asumsi residual yang memiliki komponen atau nilai yang berkorelasi berdasarkan urutan waktu pada himpunan data itu sendiri. Proses autokorelasi terjadi ketika kovarian antara ei dan ej tidak sama dengan nol.

Cov (ei, ej) ≠ 0; i ≠ j.

Kesimpulan untuk uji asumsi residual independen adalah sebagai berikut : 1. Jika d < 2 dan d <dL , maka residual bersifat autokorelasi positif.

2. Jika d < 2 dan d >dU , maka residual tidak bersifat autokorelasi.

3. Jika d < 2 dan dL ≤ d ≤ du, maka hasil pengujian tidak dapat disimpulkan.

4. Jika d > 2 dan 4 - d <dL, maka residual bersifat autokorelasi negatif.

5. Jika d > 2 dan 4 - d >dU, maka residual tidak bersifat autokorelasi.

6. Jika d > 2 dan dL≤ 4 - d ≤dU, maka hasil pengujian tidak dapat disimpulkan, dimana d

adalah nilai statistik Durbin Watson.

Sesuai hasil pemodelan regresi linier berganda yang telah dilakukan, diperoleh nilai statistik Durbin-Watson sebesar 1,635. Dengan N= 50, k=3 (banyaknya variabel independen) dan α=0,05 diperoleh nilai dL= 1,24 dan dU=1,49. Karena nilai d<2 dan d>dU maka residual tidak bersifat autokorelasi atau sudah memenuhi asumsi residual independen.

Uji Asumsi Residual Identik

Asumsi identik (Homoskedastisitas) adalah asumsi residual dari model regresi yang memiliki varian konstan. Pada pemeriksaan ini, diharapkan asumsi homoskedastisitas terpenuhi. Identifikasi adanya homoskedastisitas dilakukan dengan uji Glejser yakni dengan cara meregresikan nilai absolut residual dengan variabel independen yang digunakan. Berikut adalah output yang ditunjukkan pada tabel 4.

Residual data disebut identik jika semua nilai P-value bernilai lebih dari α=0,05. Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa semua nilai P-Value lebih dari taraf signifikansi α=0,05 Hal ini menunjukkan bahwa asumsi homoskedastisitas residual data terpenuhi.

(9)

113

Tabel 4. Uji Glejser

Model Unstandardized Coefficients B Std. Error T P-Value

(Constant) 507160 445533 1,14 0,261

Pendidikan 2206 60592 004 0,971

Umur -3829 6374

-0,60 0,551

Curahan Waktu Kerja 1145 1252 0,91 0,365

Sumber : Hasil Regresi Data (2016)

Setelah dilakukan pengujian asumsi klasik didapatkan hasil bahwa semua asumsi residual telah terpenuhi sehingga model regresi yang dihasilkan dapat digunakan untuk meramalkan nilai pendapatan keluarga berdasarkan pendidikan, umur dan jumlah curahan jam kerja ibu rumah tangga.

Hasil Analisis

Terlibatnya seorang perempuan dalam pekerjaan merupakan hal yang dapat meningkatkan serta membantu perekonomian sebuah keluarga baik itu bekerja dengan dorongan adanya kesempatan kerja maupun bekerja karena tuntutan perekonomian yang rendah untuk membantu suami. Lapangan kerja yang sering dimasuki oleh tenaga kerja perempuan adalah industri kecil, salah satunya adalah industri batu bata . Dimana pekerjaan itu tidak membutuhkan keterampilan khusus atau modal besar untuk dapat berproduksi dan juga pekerjaan ini mampu sekaligus melaksanakan peran gandanya sebagai seorang ibu rumah tangga.

Hasil regresi dalam penelitian ini dapat dijelaskan bahwa pengaruh pendidikan (P) terhadap pendapatan keluarga (Y) tidak memiliki pengaruh signifikan, ini sesuai dengan hipotesis yang menyatakan pendidikan ibu rumah tangga yang bekerja di industri batu bata tidak berpengaruh signifikan karena diketahui pada industri batu bata tidak dibutuhkannya pendidikan tinggi dan hanya memerlukan keterampilan dan pengalaman dalam mencetak batu bata yang berkualitas baik.

Menurut Sudaryati (1993) menyatakan bahwa tingkat pendidikan seorang perempuan dapat mencerminkan cara berfikir perempuan tersebut dalam bertindak secara rasional. Semakin tingginya tingkat pendidikan perempuan maka semakin mampu menangkap peluang ekonomi yang lebih baik disekitarnya dan berkesempatan mendapatkan penghasilan yang lebih tinggi dengan pendidikan yang tinggi. Hal ini jelas terlihat pada hasil penelitian di industri batu bata yang menunjukkan bahwa pendidikan ibu rumah tangga masih relatif rendah sehingga mereka memilih jenis pekerjaan yang tidak membutuhkan tingkat pendidikan tinggi.

Umur (U) tidak berpengaruh terhadap pendapatan keluarga ibu rumah tangga di industri batu bata dimana variabel umur sama dengan variabel pendidikan yang tidak disyaratkan secara khusus pada industri tersebut. Sesuai dengan hipotesis yang dikemukakan bahwa Umur mempunyai pengaruh positif atau negatif terhadap pendapatan keluarga karena umur seseorang memiliki fase setiap tingkatannya yaitu pada umur 15 tahun kebawah hanya sebagian kecil yang dapat berproduksi menghasilkan barang atau jasa. Sedangkan umur 15 hingga 25 tahun dapat dikatakan curahan jam kerjanya akan semakin meningkat dilihat dari kesehatan fisiknya. Kemudian pada umur 45 sampai 55 tahun curahan jam kerja cenderung stabil tetapi ada kalanya juga berpengaruh pada kemampuan fisik yang semakin menurun sehingga menurunkan produktivitasnya. Hal ini biasa terjadi pada umur yang melebihi 55 tahun dimana tenaga akan berkurang. Hipotesis ini sesuai dengan yang dinyatakan oleh Sudaryati (1993) bahwa bertambahnya umur akan menambah keterampilan dan pengetahuan seseorang. Tetapi hal itu tidak akan bertahan seumur hidupnya melainkan hanya pada umur tertentu saja yaitu sekitar umur 45 sampai 54 tahun, dimasa tersebut merupakan puncak sebuah karir. Selain itu Dewi

(10)

114 (2012:120) juga mengungkapkan tentang umur perempuan dalam mempengaruhi pendapatan yakni pertambahan umur seseorang akan berpengaruh terhadap tingkat pendapatan yang akan dicapai. Semakin dewasa seseorang maka keterampilan dalam bidang tertentu pada umumnya akan semakin meningkat, kekuatan fisik juga meningkat sehingga akan meningkatkan pendapatan yang diterimanya.

Variabel curahan jam kerja (CJK) berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan keluarga sesuai dengan hipotesis yang dikemukankan bahwa curahan jam kerja berpengaruh terhadap pendapatan. Hal ini juga sesuai dengan yang di tunjukkan di lapangan dimana semakin banyak jam kerja seorang ibu rumah tangga dalam berproduksi maka akan semakin tinggi peluang untuk mencetak batu bata dengan jumlah yang lebih banyak sehingga akan meningkatkan pendapatan mereka. Karena upah didapatkan sesuai dengan hasil yang diproduksi setiap harinya. Jika produksi dihentikan maka otomatis akan menurunkan produktivitas dan pendapatan ibu rumah tangga.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang telah dibahas pada bab-bab sebelumnya dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Besar kecilnya curahan jam kerja yang dihabiskan oleh ibu rumah tangga akan berpengaruh pada kapasitas produksi batu bata yang dihasilkan sehingga akan mempengaruhi perolehan upah bekerja yang berpengaruh pada peningkatan pendapatan keluarga. Umumnya curahan jam kerja ibu rumah tangga adalah 6-9 jam perhari

2. Variabel pendidikan dan umur tidak berpengaruh terhadap pendapatan keluarga ibu rumah tangga karena pada industri batu bata tidak adanya syarat khusus pada proses penerimaan tenaga kerja.

3. Ibu rumah tangga yang bekerja di industri batu bata umumnya berusia produktif yang bekerja selama 6-9 jam perhari dan berpendidikan menengah keatas.

4. Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda diperoleh hasil penjelasan bahwa semua variabel yang diteliti yaitu pendidikan, umur dan curahan jam kerja tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan keluarga ibu rumah tangga yang bekerja pada industri batu bata di Desa Kajhu kecamatan Aceh Besar. Sedangkan pengujian secara parsial uji t terdapat pengaruh yang signifikan pada variabel curahan jam kerja terhadap pendapatan ibu rumah tangga, hal ini berdasarkan yang ditampilkan pada tabel koefisien (lampiran) menunjukkan signifikan < dari 5 persen atau <0.05. 5. Analisis tabel Anova menunjukkan seluruh variabel independen (predictor) yaitu

pendidikan, umur dan curahan jam kerja tidak berpengaruh terhadap pendapatan keluarga menerima hipotesis H0 yang berarti tidak ada pengaruh signifikan secara serentak dimana

signifikansi 0,122.

Saran-saran

Adapun saran-saran yang dapat penulis berikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Sebaiknya para ibu rumah tangga pintar dan cermat dalam mengatur waktu untuk bekerja sehingga lebih banyak dapat memproduksi batu bata sehingga meningkatkan pendapatannya.

(11)

115 2. Dibutuhkan peran lembaga pemerintah dalam memberikan pelatihan keterampilan seperti pelatihan peternakan dan perkebunan kepada ibu rumah tangga yang bekerja di industri batu bata untuk dapat meningkatkan produktivitas dan pendapatan selain dari pendapatan yang didapatkan pada industri batu bata.

3. Perempuan bekerja untuk melakukan perubahan sosial salah satunya dalam kehidupan berumah tangga, akan tetapi kaum perempuan juga harus mampu mengurus keperluan domestiknya sehingga tidak mengabaikan perannya dalam tugas kerumahtanggaan yang semakin lama akan semakin pudar.

4. Saran bagi penulis selanjutnya yang ingin meneliti masalah yang sama untuk turut menambahkan variabel baru yang dianggap juga dapat berpengaruh bagi pendapatan ibu rumah tangga yang bekerja di industri batu bata yaitu variabel kesehatan fisik, pelatihan dan pengalaman kerja.

DAFTAR PUSTAKA

Dewi, P. M. (2012). Jurnal Partisipasi Tenaga Kerja Perempuan Dalam Meningkatkan Pendapatan Keluarga. Jurnal Ekonomi Kuantitatif Terapan Vol. 5 No. 2 , 120.

Dimas Prasetia, S. S. (2015). Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Tenaga Kerja Perempuan Pada Industri Manik-Manik Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember. Artikel Ilmiah Mahasiswa 2015.

Ifadah, M. (2014). Kehidupan Social Ekonomi Penduduk Pembuat Batu Bata Di Desa Rejosari Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal. Semarang: Universitas Negeri Semarang, Skripsi.

Simanjuntak, P. (2001). Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia.

Subri, M. (2003). Ekonomi Sumber Daya Manusia Dalam Perspektif Pembangunan. Jakarta: Rajawali Pers.

Sukirno, S. (2010). Makro Ekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo.

Suroto. (1992). Strategi Pembangunan dan Perencanaan Tenaga Kerja. Yogyakarta: BPFE Gajah Mada UnivPress.

Wirasuhardjo. (1996). Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineke Cipta.

Nurmanaf, A Rozani (2006). Struktur Kesempatan Kerja dan Pendapatan Rumah Tangga di Pedesaan. Jurnal Kajian Ekonomi. Vol. 5 No.2: 166-186.

Suyanto, B. (1996). Kemiskinan Dan Kebijaksanaan Pembangunan. Aditya Media. Yogyakarta. Suardiman, (2001). Perempuan Kepala Rumah Tangga, Yogyakarta,Jendela.

Gujarati, Damodar (1996). Ekonometrika.

Sudarijati (1993). Analisis Curahan Kerja Dalam Kegiatan Ekonomi Rumah Tangga Pedesaan, Institut Pertanian Bogor, Bogor, Skripsi.

Gambar

Gambar 1. Kerangka Pemikiran
Tabel 1. ANOVA
Gambar 2. Uji Asumsi Residual Berdistribusi Normal

Referensi

Dokumen terkait

Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitan dengan tema yang akan dibelajarkan (pertanyaan penggunaan link pada halaman web

Proses ritual ini terdiri dari tiga (3) fase, yaitu: pertama, pemisahan, di mana seseorang tidak terlibat dari peran atau status sosial, (manusia menjadi objek dari upacara itu

Struktur membran pneumatik merupakan salah satu sistem struktur soft shell, dimana struktur dapat berdiri akibat perbedaan tekanan udara di dalam struktur pneumatik dengan

Variabel akses informasi yang diukur dalam penelitian ini adalah : sumber informasi yang diperoleh pemberi persetujuan untuk mendapatkan penjelasan tentang tindakan medik yang

Terdapat dua aliran teori belajar, yakni aliran teori belajar tingkah laku (behavioristic) dan teori belajar kognitif. Teori belajar behavioristik.. Didalamnya terdapat

memenuhi SNP. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dapat diperoleh peserta didik dari satuan pendidikan yang bersangkutan atau dari satuan pendidikan nonformal yang

Sumber-sumber burnout yang terjadi pada pelayan restoran kapal pesiar diantaranya berkaitan dengan karakteristik individu, lingkungan kerja dan keterlibatan emosional

Hubungan koefisien alat dan kapasitas produksi kapasitas produksi Koefisien alat adalah waktu yang diperlukan (dalam satuan jam) oleh suatu alat Koefisien alat adalah waktu