• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi membuat orang berlomba-lomba untuk mempelajari hal-hal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. teknologi membuat orang berlomba-lomba untuk mempelajari hal-hal"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Semakin berkembangnya zaman membuat orang semakin terpacu dalam mengembangkan tren gaya hidup terbaru. Makin tingginya teknologi membuat orang berlomba-lomba untuk mempelajari hal-hal yang baru. Begitu pula dengan kehidupan masyarakat modern yang mana banyak hal-hal dan kebutuhan yang semakin kompleks dan perlu dipenuhi. Begitu banyaknya kebutuhan yang perlu dipenuhi membuat orang melakukan berbagai macam cara untuk memenuhi kebutuhannya. Bahkan hal-hal yang tidak biasa pun dilakukan guna mencukupi kebutuhannya. Normalnya orang-orang bekerja untuk mencukup perekonumiannya. Namun di zaman yang semakin canggih ini semakin susah pula seseorang mendapatkan pekerjaan yang diinginkan. Maka dari itu sebagian orang yang tidak mampu untuk bekerja guna mencukupi kebutuhannya menghalalkan segala cara agar kebutuhannya dapat terpenuhi. Salah satu pekerjaan yang dipilih sebagian orang adalah prostitusi. Prostitusi merupakan pertukaran hubungan seksual dengaan uang atau hadiah sebagai sesuatu transaksi perdagangan.

Semakin berkembangnya teknologi membuat orang semakin gencar dalam mencari informasi melalui dunia maya. Begitu juga dengan prostitusi, dizaman yang modern ini prostitusi bahkan dapat dilakukan lewat media elektronik. Prostitusi Online merupakan gejala

(2)

kemasyarakatan dimana wanita menual diri melakukan perbuatan asusila sebagai mata pencaharian dan media sosial sebagai alat untuk membantu bernegosiasi harga dan tempat dilakukannya prostitusi tersebut.

Pada kondisi yang terbuka serta kebebasan sekarang ini, siapapun mempunyai kebebasan ruang yang luas agar dapat menuangkan beragam macam idenya ataupun pandangannya dalam ruang publik lewat berbagai macam sosial media antara lain : Mozila Firefox maupun Google, tetapi yang sangat diminati dikomunitas para pemakai sosial media antara lain Twitter, Instagram, BBM, Facebook, WhatsApp,dan lain sebagainya.1

Perkembangan internet yang semakin berkembang pesat ibarat bagai uang yang memiliki dua sisi mata, di satu sisi memiliki dampak yang efektif untuk mempermudah ketika akan berinteraksi antar sesama manusia, beralih informasi lalu mengetahui perkembangan teknologi masa kini. Sedangkan dalam perspektif lain juga menyimpan dampak minus contohnya video pornografi dan banyak perbuatan asusila lainnya yang dilakukan melalui internet. Semakin berkembangnya teknologi internet, maka muncul kejahatan yang dilakukan melalui jaringan internet yang mana dikenal dengan kejahatan dalam dunia maya. Bagian dari kejahatan tersebut yakni prostitusi yang dilakukan dengan internet atau dapat dikatakan sebagai pelacuran online.2

1 Illah, I. A., Waty, N., & Alwan, A. (2014). Prostitusi Online Dilihat Dari Instrumen Hukum Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Jurnal Mahupiki, Hlm. 4

2 Maulidya, R. (2017). Pertanggungjawaban Pidana Pekerja Seks Komersial Dalam Tindak Pidana Prostitusi Secara Online Berdasarkan Undang Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik Di Polresta Pekanbaru. Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Bidang Ilmu Hukum, Hlm. 2

(3)

Hasil dari studi atau risetnya adalah bagianbagian tindakan ataupun perbuatan yang tersusun di dalam aturan undang-undang yang melengkapi seluruh bagian-bagian dari tindakan prostitusi atau pelacuran hanya diatur dalam PERDA tidak dalam KUHP. Akan tetapi salah satu unsur dari prostitusinya, yakni hubungan intim disusun menjadi delik berdasarkan (KUHP), walaupun tidak secara spesifik menyelesaikan terhadap tindakan prostitusi atau pelacurannya, akan tetapi melalui aturan yang mengelompokkan tentang hubungan intim yang illegal di dalam KUHP, dapat memidana para prostitusi. Jadi, dengan adanya pemidanaan terhadap para prostitusi, hingga bisa disebut bahwa prostitusi ataupun pelacuran itu adalah delik. untu saat ini secara khusus belum ada aturan yang secara spesifik mengatur tindak pidana prostitusi online. Karenanya agar dapat pelaku prostitusi online di jerat hukum digunakan Pasal 296 KUHP, Pasal 506 KUHP, Pasal 2 ayat (1) UU No. 21 tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang3

Kemenlu melaporkan telah mengidentifikasi 259 kasus

perdagangan orang pada tahun 2019 (tercatat164 kasus pada 2018, 340 kasus pada 2017, dan 478 kasus pada 2016). Jumlah ini termasuk 228 pekerja rumah tangga dan 31 yang bidang pekerjaannya tidak dilaporkan.4 Berdasrkan data tersebut menunjukan bahwa jumlah kasus perdagangan orang di Indonesia sangat banyak dan semakin meningkat dari tahun ke tahun.

3 Raharjo, M., & Mulyaddii, L. (2017). Penerapan Sanksi Pidana Terhadap Pelaku Prostitusi Online Di Yogyakarta. Kajian Hasil Penelitian Hukum, Hlm.. 23-24

4 Anonim, Laporan Perdagangan Orang Tahun 2020, https://id.usembassy.gov/id/our-relationship-id/official-reports-id/laporan-tahunan-perdagangan-orang

2020/#:~:text=Kemenlu%20melaporkan%20telah%20mengidentifikasi%20259,yang%20bidang% 20pekerjaannya%20tidak%20dilaporkan, Diakses pada pada tanggal 19 Desember 2019

(4)

Kasus-kasus prostitusi saat ini tidak hanya melibatkan warga lokal namun juga menjerat kalangan para public figure. Seperti yang baru-baru ini menjadi perbincangan di dunia maya yaitu kasus prostitusi Online yang menjerat seorang artis Ibu Kota. Seorang artis berinisial VA diciduk aparat kepolisian karena kasus Prostitusi Online yang dia lakukannya.

Pengertian perdagangan orang dalam Undang-Undang Perdagangan

Orang adalah tindakan perekrutan, penampungan, pengiriman, pemindahan,

atau penerimaan seseorang dengan ancaman kekerasan, penggunaan kekerasan, penculikan, penyekapan, pemalsuan, penipuan, penyalahgunaan kekuasaan atau posisi rentan, penjeratan utang atau memberi bayaran atau manfaat, sehingga memperoleh persetujuan dari orang yang memegang kendali atas orang lain tersebut, baik yang dilakukan di dalam negara maupun antar negara, untuk tujuan eksploitasi atau mengakibatkan orang tereksploitasi. Dalam penulisan skripsi ini penulis akan khusus membahas mengenai prostitusi yang dilakukan secara online dengan membandingkan dua putusan dengan kasus yang ada di bawah ini.

Dalam Putusan Nomor: 460/Pid.B/2016/PN.Malang, dalam kasus terebut diceritakan bahwa seorang pemuda bernama Agus Fananni Anggara membuat akun facebook bernama Putra Boyndet, angga membuat akun tersebut dengan tujuan untuk mempromosikan seorang wanita untuk di booking dengan cara memasang pin BBM pada status facebooknya. Berdasarkan laporan dan informasi dari masyarakat setempat akun facebook tersebut benar adanya menyediakan pekerja seks komersial (PSK), salah satu petugas Polres Malang melakukan penyelidikan terhadap

(5)

akun tersebut lalu petugas Polres Malang menyelidiki adanya praktek prostitusi di media sosial facebook dengan cara membuka facebook atas nama Putra Boyndet yang mana facebook tersebut menyediakan pin BBM dengan pin 22BD4554. Petugas dari Polres Malang tersebut menginvite pin tersebut dan kemudian petugas menyamar sebagai pemesan. Setelah terjadi kesepakatan maka petugas melakukan penjebakan terhadap terdakwa. Hari selasa pada pukul 00.30 WIB Fajar Bayu selaku petugas dari Polres Malang menunggu di salah satu hotel di Malang bernama Hotel Dewarna bertempat di jl. Letjen Sutoyo Malang, hotel tesebut menjadi tempat yang sudah dipersiapkan oleh terdakwa untuk melakukan seks. Kemudian datangalah seorang wanita bernama Tania Putri Chairani yang diantar leh seorang laki-laki bernama Yudi Harianto alias Bombom ke hotel tersebut. Kemudian wanita tersebut ditinggal di Hotel Dewarna Malang yang mana sudah ditunggu di kamar nomor 2551 di dalam kamar tersebut sudah menunggu petugas Polres Malang Fajar Bayu permana yang sedang menyamar sebagai penguna jasa. Berdasarkan putusan dalam kasus tersebut pelaku dijerat dengan pasal 506 KUHP dengan hukuman 6 bulan pidana penjara.

Sedangkan dalam putusan nomor 75/Pid.B/2020/PN Majalengka, menerangkan bahwa saksi Asep Samsuri dan saksi Agung Ginanjar selaku petugas dari Polres Majalengka mendapatkan informasi dari masyarakat adanya prostitusi wanita pekerja seks komersial (PSK) secara online melalui media social whatsapp. Berdasarkan informasi yang diberikan oleh masyarakat saksi Asep Samsuri dan saksi Agung Ginanjar selaku

(6)

petugas polres majalengka melakukan pengecekan di kelurahan Majalengka wetan tepatnya disebuah warung dekat lampu merah abok kemudian saksi Asep Samsuri dan saksi Agung Ginanjar berteu dengan terdakwa kemudian saling meminta nomor handphone setelah itu terdakwa menawarkan beberapa wanita pekerja seks komersial (PSK) dan sebagai tanda jadi saksi Asep Samsuri memberikan uang Rp.100.000,00 (seratus ribu rupiah) dan meminta nomor handphone terdakwa, setelah itu saksi asep samsuri dan terdakwa berkomunikasi melalui media sosial whatsapp dengan menggunakan handphone merk samsung J7 prime warna putih milik terdakwa yaitu atas nama Alya dengan nomor 082318307035. Kemudian terdakwa mengirimkan 14 gambar wanita pekerja seks komersial kepada saksi asep samsuri beserta tarif harganya.Dari salah satu pekerja seks komesial memasang tarif Rp.1.000.000 (satu juta rupiah ) per sekali hubungan badan, saksi asep samsuri memilih dua orang wanita pekerja seks komersial yaitu bernama Neneng Supriatin dan Ika Herawati, lalu terdakwa langsung menghubungi Neneng Supriatin dan Ika Herawati guna menawarkan pekerjaan seks komersial melalui akun media sosial whatsapp lalu Neneng Supriatin dan Ika Herawati menyetujuinya selanjutya terdakwa bersama Neneng Supriatin dan Ika Herawati menu Hotel Putra Jaya Jalan K.H Abdl Halim No.74 Kelurahan Majalengka Kulon Kabupaten Majalengka, kemudian tidak lama saksi Neneng Supriatin datang, lalu terdakwa meminta saksi Neneng Supriatin dan Ika Herawati masuk kedalam hotel nomor B01 lalu terdakwa menghubungi saksi Asep Samsuri wanita yang dipesannya sudah ada di dalam kamar

(7)

hotel, kemudian saksi Asep Samsuri datang di Hotel Putra Jaya lalu terdakwa meminta uang Rp.100.000 (seratus ribu) sebagai uang pengantar PSK tersebut kemudian terdakwa keluar. Kemudian saksi Asep Samsuri bertemu dengan saksi Neneng Supriatin dan saksi Ika Herawati di dalam kamar hotel, Asep Samsuri menawar dengan kesepakatan harga Rp.1.500.000 (satu juta lima ratus ribu) serta uang tersebut diterima oleh saksi Neneng Supriatain dan Ika Herawati, tidak berseang lama salah satu anggota Kepolisian Majalengka bernama Agung Ginanjar melakukan penangkapan terhadap terdakwa yang sedang berada diluar hotel. Diluar hotel ada salah satu petugas hotel bernama Edang Rusnandar sebagai karyawan melihat penangkapan yang dilakukan oleh anggota kepolisian kemudian terdakwa beserta barang bukti dibawa ke kantor polisi untuk diproses lebih lanjut. Dalam putusannya pelaku dijerat menggunakan pasal 296 KUHP dan dengan 7 bulan pidans penjara.

Dari penulis jelaskan kedua putusan diatas menunjukan bahwa putusannya tidak adil dan kurang tepat dikarenakan perbuatan yang sudah dilakukan pelaku adalah melanggar kesusilaan dengan menggunakan media elektronik sebagai sarananya. Maka dari itu harus lebih tegas lagi dalam membuat hukuman yang diberikan kepada mucikari dan germo tersebut. Berdasarkan hal tersebut penulis akan membuat sebuah analisa mengenai

Penerapan Ketentuan Pidana Perdagangan Orang Dalam Kaitannya Dengan Praktek Prostitusi Online Studi Kasus Putusan Nomor: 460/Pid.B/2016/PN.Malang dan Putusan Nomor: 75/Pid.B/2020/PN. Majalengka.

(8)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan diatas maka dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana penerapan ketentuan pidana perdagangan orang dalam kaitannya dengan praktek prostitusi online dalam putusan nomor 460/Pid.B/2016/PN.Mlg dan putusan nomor 75/Pid.B/2020/PN. Majalengka ?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan merupakan target yang ingin dicapai sebagai pemecahan atas masalah yang diteliti. Tujuan penelitian diperlukan karena berkaitan erat dengan perumusan masalah dalam penelitian dan untuk memberikan arah yang tepat dalam penelitian agar dapat berjalan sesuai dengan apa yang diinginkan.

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Mengetahui penerapan ketentuan pidana perdagangan orang dalam

kaitannya prostitusi dengan praktek online dalam putusan nomor 460/Pid.B/2016/PN.Malang dan putusan nomor 75/Pid.B/2020/PN. Majalengka.

D. Manfaat dan Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis sebagai berikut :

(9)

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, hasil dari penulisan penelitian hukum ini diharapkan akan menjadi tambahan ilmu khususnya dalam bidang ilmu hukum pidana, dan juga menjadi penambah ilmu terhadap ilmu pengetahuan ilmu umum lainnya. Secara khusus, penelitian hukum ini diharapkan menjadi landasan dalam kajian mengenai bagaimana penerapan ketentuan pidana perdagangan orang dalam kaitannya dengan praktek prostitusi online

2. Manfaat praktis

Hasil penelitian ini secara praktis diharapkan dapat menyumbangkan pemikiran terhadap pemecahan masalah yang berkaitan dengan masalah putusan disparitas hakim. Selanjutnya hasil penelitian ini diharapkan menjadi acuan bagi program pemecahan masalah putusan prostitusi online.

E. Kegunaan Penelitian

Atas dasar maksud, tujuan dan alasan yang penulis uraikan di atas maka, penulis berharap peneitian ini akan memiliki kegunaan sebagai berikut :

1. Bagi penulis

Peneitian ini dapat berguna sebagai penambah wawasan dan ilmu pengetauan tentang permasalahan yang di kaji oleh penulis, sekaligus sebagai syarat unuk penulisan tugas akhir dan menyelesaikan studi S1 di Fakutas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang

(10)

Penelitian ini dapat digunakan sebagai sarana penambah wawasan maupun referensi untuk penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan penelitian ini

3. Bagi Masyarakat Umum

Penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi bagi masyarakat dalam pemahaman mengenai penerapan ketentuan pidana perdagangan orang dalam kaitannya prostitusi dengan praktek online

F. Metode Penelitian

Dalam penyusunan penulisan tugas akhir ini, untuk memberikan kebenaran dari penulis maka diperlukan suatu metode penelitian yang tepat, karena metode penelitian sangat penting dalam penulisan tugas akhir sebagai pedoman dalam pelaksanaan analisa terhadap data-data dari penelitian untuk menghasilkan jawaban atas permasalahan yang dibahas. Metode yang digunakan oleh penyusun adalah penelitian hukum Normatif. 1. Metode Pendekatan

Metode pendekatan yang digunakan dalam penulisan hukum ini yaitu pendekatan Yuridis Normatif, berdasarkan ruang lingkup dan identifikasi masalah yang telah diuraikan. Penelitian yuridis normatif adalah suatu proses untuk menemukan suatu aturan hukum, prinsip-prinsip hukum, maupun doktrin-doktrin hukum guna menjawab isu hukum yang dihadapi.

2. Jenis Bahan Hukum a. Bahan Hukum Primer

(11)

Bahan Hukum primer adalah bahan hukum yang diperoleh dari hukum positif atau peraturan perundang-undangan. Dalam penelitian hukum ini penulis menggunakan bahan hukum primer, antara lain:

1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2007 Tentang tindak pidana perdagangan orang

2) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik

3) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP); 4) Riset terdahulu

5) Jurnal-Jurnal 6) Buku ilmiah

b. Bahan Hukum Sekunder

Bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang mendukung bahan hukum primer berupa buku, jurnal hasil penelitian, hasil kegiatan ilmiah, dan lain-lain yang terkait dengan Penerapan Ketentuan Pidana Perdagangan Orang dalam Kaitannya dengan Praktek Prostitusi Online (Studi Putusan Nomor : 406/ Pid.B/ 2016/ PN.Malang dan putusan nomor: 75/Pid.B/2020/PN.Majalengka) c. Bahan Hukum Tresier

Bahan Hukum tersier adalah bahan-bahan hukum yang mendukung bahan hukum primer berupa buku, jurnal penelitian, hasil kegiatan ilmiah dan lain-lain yang terkait dengan Penerapan Ketentuan Pidana Perdagangan Orang dalam Kaitannya dengan Praktek

(12)

Prostitusi Online (Studi Putusan Nomor: 406/ Pid.B/ 2016/ PN.Malang dan putusan nomor: 75/Pid.B/2020/PN.Majalengka) 3. Cara Memperoleh Data

a. Studi Pustaka

b. Studi Putusan Nomor: 406/ Pid.B/ 2016/ PN.Malang dan putusan nomor: 75/Pid.B/2020/PN.Majalengka

4. Cara Analisis Data

Metode yang digunakan dalam menganalisis adalah Analisa Preskriptif terhadap bahan hukum Kualitatif, yaitu dimulai dari peraturan hukumnya kemudian dibawa kedalam permasalahan yang sebenarnya. Analisis Preskriptif yaitu mempelajari tujuan hukum, nilai-nilai keadilan, validitas aturan hukum dan norma-norma hukum mengenai disparitas putusan. Sedangkan kualitatif adalah menganalisis pemaparan hasil-hasil penulisan yang sudah disistematiskan tersebut dengan cara yang didapat dari teori-teori hukum positif untuk dapat menjelaskan permasalahan penelitian hukum ini dalam bentuk kalimat yang mudah dimengerti, logis dan bersifat ilmiah.

penulis juga menggunakan analisis konten atau analisis isi dimana analisis ini digunakan untuk menganalisis semua bentuk komunikasi, baik surat kabar, berita radio, iklan televisi, maupun semua bahan-bahan dokumentasi yang lain. Kemudian penulis juga menambahkan analisis perbandingan yang bertujuan untuk membandingkan antara putusan yang satu dengan yang lain, dengan menunjukkan informasi

(13)

dari putusan tersebut yang nantinya akan menjawab bagaimana perbandingan yang sangat signifikan dari putusan.

G. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut:

1. BAB I : Pada bab I ini berisi latar belakang yang menjadi dasar maupun alasan pemikirian penulis untuk mengangkat masalah yang berkaitan dengan persoalan yang sedang dibahas, serta dilanjutkan dengan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penulisan, metode penelitian dan sistematika penelitian.

2. BAB II : Berisi tinjauan pustaka yang berguna untuk menunjang dan mendukung penulisan skripsi ini, adapun tinjauan pustaka tersebut terdiri dari : Penerapan ketentuan pidana dalam putusan hakim, konsep mengenai pemidanaan, tinjauan pidana prostitusi, tindak pidana perdagangan orang

3. BAB III : Dalam Bab III ini penulis akan menjelaskan tahapan penyelesaian dari permasalahan yang muncul, dalam hal ini disajikan pembahasan mengenai jawaban atas perumusan masalah yang diungkapkan.

4. BAB IV : Dalam Bab III ini penulis akan menjelaskan tahapan penyelesaian dari permasalahan yang muncul, dalam hal ini disajikan pembahasan mengenai jawaban atas perumusan masalah yang diungkapkan.

Referensi

Dokumen terkait

Meta: ndra, kita udah setuju mau baca puisi yang ini, jadi nanti sistemnya kita baca bareng-bareng, sambil di alunin musik dari elu.. terus nanti di bait ini ( sambil

analisis yang dilakukan, dipilih skenario 2, subskenario 2 sebagai skenario terbaik yang memberikan rata-rata total biaya persediaan minimum dengan penentuan waktu pemesanan

Tahuru (2013) melakukan penelitian tentang hubungan tingkat kecemasan pasien post secsio caesarea dengan kemampuan mobilisasi, menunjuk- kan bahwa ada hubungan antara

Deskriptor kualifikasi SDM level 9 pada KKNI yang dihasilkan oleh program subspesialis kedokteran (1) —  Deskripsi generik level 9 (paragraf pertama) ž  Mampu

Simpulan: Ketuban pecah dini, infeksi saat hamil, sosial ekonomi, gawat janin, berat lahir bayi dan skor apgar bukan merupakan faktor yang berpengaruh terhadap

Variabel dalam penelitian adalah Self Assessment System (X) mempunyai indicator meliputi kesadaran wajib pajak, kejujuran wajib pajak, hasrat membayar pajak, kedisiplinan

Ibu Ni Made Swanendri, ST., MT., selaku Dosen Pengampu Seminar Tugas Akhir, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana.. 10.Ibu

Dosen membacakan peraturan teknik brainstorming menggunakan aturan main putaran teratur (Round Robin) yaitu: (1) peserta/mahasiswa berbicara secara bergantian