• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN UMUM ATAS HUBUNGAN DIPLOMATIK DAN HUKUM DIPLOMATIK. A. Pengertian Hubungan Diplomatik dan Hukum Diplomatik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN UMUM ATAS HUBUNGAN DIPLOMATIK DAN HUKUM DIPLOMATIK. A. Pengertian Hubungan Diplomatik dan Hukum Diplomatik"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN UMUM ATAS HUBUNGAN DIPLOMATIK DAN HUKUM DIPLOMATIK

A. Pengertian Hubungan Diplomatik dan Hukum Diplomatik

Setiap negara dalam memenuhi kebutuhannya akan mengadakan hubungan dengan negara lain. Baik dengan tujuan ekonomi, sosial, politik serta kebudayaan. Dengan meluasnya hubungan tersebut maka tidak menutup kemungkinan suatu negara akan mempunyai hubungan dengan tidak hanya dengan satu negara tertentu saja namun hampir seluruh negara di dunia.

Untuk menentukan penerapan arti kata diplomatik itu sendiri belum terdapat keseragaman yang pasti, yang dikarenakan banyaknya pendapat para ahli hukum yang berbeda, sehingga berbeda pula pengertian yang dikemukakan.

Penggunaan kata “Diplomatik” yang berbeda didasarkan menurut penggunaannya:

a. Ada yang menyamakan dengan “politik luar negeri” bila digunakan dalam “Diplomatik RI di Afrika perlu ditingkatkan”.

(2)

b. Diplomatik dapat pula diartikan sebagai “perundingan” seperti sering dinyatakan bahwa “masalah Timur Tengah hanya dapat diselesaikan melalui diplomasi”. Jadi dengan perkataan lain diplomasi disini merupakan satu-satunya mekanisme, yaitu melalui perundingan.

c. Dapat pula diplomasi diartikan sebagai “dinas luar negri” seperti dalam ungkapan “selama ini ia bekerja untuk diplomatik”.

d. Ada juga yang menggunakan secara kiasan seperti “Ia pandai berdiplomasi” yang berarti “bersilat lidah”.8

Sebagai pemahaman lebih jauh, Ian Brownlie memberikan pengertian diplomasi yaitu:

“…. Diplomacy comprises any means by which states establish or maintain mutual relations, communicate with eachother, or carry out political or legal transactions. In each case through their authorize agents”.9

Hal senada juga dijelaskan oleh NA Maryan Green: The Chief purpose of establishing diplomatic relations and permanent missions is to serve as means by Terjemahannya:

Hubungan Diplomatik yang dimiliki tiap-tiap negara untuk mendirikan atau memelihara komunikasi yang secara harmonis satu sama lain, atau melaksanakan politik atau transaksi-transaksi yang sah dalam tiap-tiap kasus melalui wewenang tiap-tiap negara.

Pengertian yang diberikannya lebih memfokuskan kepada obyek dari diplomatik tersebut. Lebih berdasarkan pada alat-alat dan cara perhubungan yang dilakukan.

8

Sumaryo Suryokusumo, Hukum Diplomatik Teori dan Kasus, Alumni, Bandung, 1995, hal.2

9

Ian Brownlie, Principles of Public International Law, 3rd ed, ELBS, Oxford, University Press, 1979, hal.345 dalam Syahmin Ak, SH, Hukum Internasional Publik, Binacipta, Bandung, 1992, hal.228

(3)

and through which states are able to communicate with each other, yang artinya pembukaan hubungan diplomatik dan misi yang tetap yakni untuk melayani dan digunakan sebagai alat sehingga negara-negara tertentu dapat saling berkomunikasi.10

“ Diplomacy is the application of intelegence and act to the conduct of official relations between the governments of independent states, extending sometimes also to their relations with vassal states or more brierly still, the conduct of business between states by peaceful means”.

Sedangkan menurut E. Satow, menjelaskan:

11

Pengertian lain dari diplomacy adalah cara-cara dan bentuk yang dilakukan dalam pendekatan dan berunding dengan negara lain untuk mengembangkan hubungan antar negara.

Terjemahannya:

Penerapan Hubungan Diplomatik secara resmi diantara negara-negara maju dengan negara-negara yang sedang berkembang yang bertujuan membentuk kedamaian.

Pengertian yang diberikannya lebih ditujukan kepada subjek para perwakilan diplomatik yakni mengenai tingkah laku, perbuatan yang diperbolehkan dalam melaksanakan tugasnya sebagai pejabat diplomatik.

12

10

Ernest Satow, A Guide to Diplomatice Practice, London, Longmans & Company, 1957, hal.3 dalam Syahmin Ak, SH, ibid.

11

NA Maryan Green, International Law, 3rd ed., London, Pitman Publishing, 1987, hal.133

12

Boer Mouna, Hukum Internasional Pengertian, Peranan dan Fungsi dalam Era Dinamika Global, Penerbit Alumni, Bandung, 2000, hal.465

(4)

Dari beberapa pengertian tersebut dapat dilihat bahwa untuk adanya hubungan diplomatik itu harus terdapat beberapa faktor yang mendukung, antara lain:

1. Adanya hubungan antar negara untuk merintis kerjasama dan persahabatan 2. Hubungan tersebut dilakukan melalui pertukaran misi diplomatik,

termasuk para pejabatnya

3. Para pejabat diplomatik tersebut harus diakui statusnya sebagai misi diplomatik

4. Agar para diplomat tersebut dapat melakukan tugas dan fungsinya dengan efisien, mereka perlu diberikan kekebalan dan keistimewaan diplomatik yang didasarkan dalam hukum diplomatik, hukum kebiasaan internasional serta perjanjian-perjanjian lainnya yang menyangkut hubungan diplomatik antar negara.13

B. Sejarah Perkembangan Hubungan Diplomatik dan Pengaturannya dalam Hukum Internasional

Hubungan Diplomatik berkembang sesuai dengan perkembangan zaman. Hal ini dapat terjadi bila diperhatikan kebutuhan manusia itu sendiri sehingga ia memerlukan orang lain. Begitu juga dengan hubungan diplomatik sebagai suatu lembaga yang mempunyai maksud untuk bernegosiasi dengan negara lain sebagai pencapaian suatu tujuan adalah sama tuanya dengan sejarah. Perkembangan ini dapat kita lihat melalui contoh-contoh pengiriman perwakilan diplomatik bangsa-bangsa.

13

(5)

Bermula dari hubungan antar manusia, kemudian berkembang kepada kebutuhan suatu kelompok dengan kelompok lainnya dan semakin lama meluas menjadi hubungan yang lebih luas antara satu negara dengan negara lain sebagai kelompok manusia yang paling besar.

Thucydides, seorang sarjana Yunani mengatakan bahwa pada dasarnya hubungan diplomatik tersebut telah lama ada.Negara Yunanai telah mengenal hubungan ini pada zaman Romawi, terbukti dengan upacara yang diadakan setiap tahun dalam rangka menerima misi-misi negara tetangga.Disamping itu telah dikenal pula beberapa perjanjian-perjanjian atau traktat yang mengatur pola hubungan diplomatik tersebut.Missionaris yang datang tersebut selalu diperlakukan dengan khas, dihormati serta dijamin keselamatannya sekaligus diberikan berbagai fasilitas dan keistimewaannya.14

Hubungan antar raja diatur dengan berbagai upacara sudah dilakukan di Tiongkok untuk mengenal kedudukan duta masing-masing negara.

Bukti bahwasanya missi diplomatik telah dikenal sejak dahulu dalam pergaulan antar bangsa dapat kita lihat bahwa terdapat dalam beberapa traktat seperti traktat yang dibuat oleh Raja Ennatum dari negara Lagash (Messopotamia) dengan kota Umma yang dikalahkannya. Perjanjian tersebut diperkirakan berusia diatas 1000 tahun dihitung sejak perjanjian selanjutnya ditemukan orang yang bertuliskan dalam bahasa Someriah.Demikian juga halnya di Mesir, ditemukan pula data (traktat) pada batu yang dipahat yakni mengenai raja-raja Mesir dengan Kheta pada tahun 2000 SM.

14

Mohd. Sanwani Nst, Sulaiman, Bachtiar Hamzah, Hukum Internasional (suatu pengantar), Penerbit Kelompok Studi Hukum & Masyarakat, F.H, USU, Medan, 1992, hal.68

(6)

Pengiriman dan penerimaan oleh bangsa-bangsa kuno ditandai bahwasanya walaupun tidak ada hukum internasional modern yang diketahui, para duta besar dimana-mana menikmati perlindungan khusus dan kekebalan tertentu, walaupun tidak berdasarkan hukum namun berdasarkan agama, duta besar dianggap amat suci.15

Walaupun kedutaan tetap tidak diketahui hingga akhir abad pertengahan, kenyataan bahwa Paus mempunyai perwakilan tetap disebut aprocrisiarri.Namun hal ini tidak sampai pada abad ke-13 bahwa duta tetap yang pertama membuat kemunculannya. Republik Italia dan Venesia khususnya, mengambil contoh dengan terus menempatkan perwakilan-perwakilannya pada ibukota-ibukota yang lain untuk menegosiasikan urusan dan permasalahan internasional mereka dengan lebih baik.16

Dan pada abad ke-15 Republik-republik ini mulai mengirimkan perwakilan tetap di Spanyol, Jerman, Prancis, dan Inggris, negara-negara lain mengikuti usaha tersebut.Perjanjian-perjanjian khusus sering ditandatangani untuk menetapkan duta-duta yang tetap, seperti pada tahun 1520, antara Raja Inggris dan Kaisar Jerman.17

Peristiwa hukum mengenai duta diplomatik yang sangat penting dan menggemparkan terjadi pada tahun 1584, tentang duta Spanyol yang terlihat dalam usaha untuk menjatuhkan Ratu Elisabeth dari Inggris dan ingin

15

L. Oppenheim, International Law A Treaties, Vol 1 peace, 8th.ed, London, Longmans Green & Company, 1960, hal.769

16

Ibid, hal 770 17

(7)

membebaskan Ratu Mary yang beragama Khatolik dari Scotland.Kerajaan Inggris yang pada masa itu sangat dipengaruhi oleh hukum Romawi meminta pendapat sarjana terkemuka dari Romawi (Gentili) tentang penyelesaian kasus tersebut.Gentili menyebutkan bahwa jurisdiksi Inggris tidak berwenang menangani kasus tersebut. Hingga akhirnya duta itu diusir dari Inggris dan selamatlah ia dari kemarahan rakyat Inggris yang ingin menghukumnya.18

Sejak akhir abad ke-15 Inggris, Prancis, Spanyol dan Jerman melanjutkan kedutaan tetap pada pengadilan masing-masing.Namun tidak berlanjut sampai pertengahan kedua abad ke-17 bahwa kedutaan tetap menjadi lembaga umum.19

Sampai dengan tahun 1815 ketentuan-ketentuan yang bertalian dengan hubungan diplomatik berasal dari hukum kebiasaan.Pada Kongres Wina tahun 1815 raja-raja yang ikut dalam konferensi sepakat untuk mengkodifikasikan hukum kebiasaan tersebut menjadi hukum tertulis.Namun tidak banyak yang telah dicapai dan mereka hanya menghasilkan satu naskah saja yaitu hirarki diplomat yang kemudian dilengkapi dengan protokol Aix-La-Chapelle tanggal 21 November 1818.Sebernanya Kongres Wina dari segi substansi praktis tidak menambah apa-apa terhadap praktek yang sudah ada sebelumnya selain menjadikannya sebagai hukum tertulis.20

Dengan adanya Kongres Wina ini maka dapat terwujud satu kesatuan yang mengatur tentang hubungan diplomatik.Walaupun belum begitu sempurna, namun

18

Mohd. Sanwani Nst, Sulaiman, Bachtiar Hamzah, Op.cit, hal.69 19

L. Oppenheim, Loc.cit 20

(8)

sudah tercipta satu kodifikasi yang dapat diterima dan dipergunakan secara internasional.

Kemudian pada tahun 1927 dalam kerangka Liga Bangsa-Bangsa diupayakanlah kodifikasi yang sesungguhnya.Namun hasil-hasil yang telah dicapai Komisi Ahli ditolak oleh dewan Liga Bangsa-Bangsa. Alasannya yaitu belum waktunya untuk merumuskan kesepakatan global mengenai hak-hak istimewa dan kekebalan diplomatik yang cukup kompleks dank arena itu memutuskan untuk tidak memasukkan masalah tersebut dalam agenda Konferensi Den Haag yang diselenggarakan pada tahun 1930 untuk kodifikasi hukum internasional.

Pada tahun 1928, Konferensi ke-6 Organisasi Negara-negara Amerika (OAS) di Havana menerima konvensi dengan namaConvention on Dipomatik Officers.Mengingat sifatnya yang regional, implementasi konvensi ini tidak menyeluruh.

Dengan terjadi perkembangan dan upaya untuk mengembangkan hukum diplomatik, maka pada akhir 1959 Majelis Umum melalui Resolusi 1950 (XIV) memutuskan untuk menyelenggarakan suatu konferensi untuk membahas masalah kekebalan diplomatik. Konferensi dengan nama The United Nations Conference on Diplomatic Intercourse and Immunities yang diselenggarakan di Wina dari tanggal 2 Maret sampai 14 April 1961, menghasilkan 3 instrumen: Vienna Convention on Diplomatic Relations, Optional Protocol Concerning Acquisition of Nationality, dan Optional Protocol Concerning the Compulsory Settlement of Disputes.

(9)

Konvensi itu diterima oleh 72 negara, tiga tahun kemudian tanggal 24 April 1964, konvensi tersebut mulai berlaku, sampai sekarang hampir seluruh negara di dunia telah meratifikasi konvensi tersebut.

C. Fungsi Perwakilan Diplomatik

Untuk menentukan fungsi perwakilan diplomatik terlebih dahulu kita membedakan antara perwakilan tetap dan tidak tetap. Perwakilan diplomatik tidak tetap hanya sementara diberi kuasa untuk tujuan tertentu, fungsinya terbatas pada tugas yang diberikan kepada mereka, hanya untuk menangani masalah tertentu sesuai dengan surat kepercayaan yang diterimanya. Seperti menangani beberapa perundingan, mewakili kongres satu konferensi sesuai dengan penunjukannya.Jika telah selisai mengadakan perundingan atau konferensi tersebut, maka selesai pulalah tugas misi yang diembannya.

Sedangkan tugas dan fungsi perwakilan diplomatik tetap sangat luas. Menurut Oppenheim, fungsi perwakilan diplomatik yang tetap yakni negosiasi, observasi dan proteksi. Tapi disamping fungsi-fungsi tersebut, perwakilan diplomatik dapat ditugaskan yang lainnya dan bermacam-macam fungsi lainnya.21

1. Menyalurkan kepada pemerintah negara pemerintah mengenai politik luar negri pemerintah diplomat tersebut, serta penjelasan seperlunya tentang Disamping itu, menurut Baharuddin A. Ubani, perwakilan diplomatik yang bertindak sebagai saluran diplomasi negara mempunyai fungsi ganda, yaitu:

21

(10)

negaranya untuk menumbuhkan pengertian yang baik dan mendalam mengenai negaranya.

2. Menyalurkan kepada pemerintah negaranya perihal politik luar negri penerima dan melaporkan semua kejadian, peristiwa serta perkembangan setempat, lengkap dengan keterangan dan penjelasan keadaan setempat. Penjelasan dan analisis yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan politik luar negrinya.22

Negara penerima harus dapat menghormati perwakilan diplomatik negara pengirim untuk melaksanakan fungsi-fungsinya seperti diatur dalam Konvensi Wina Tahun 1961. Untuk lebih jelasnya, fungsi-fungsi perwakilan diplomatik akan diuraikan satu persatu.

1. Mewakili negara pengirim didalam negara penerima

Seorang duta besar tetap ataupun perwakilan lainnya mewakili negara pengirimnya secara keseluruhan dalam hubungan internasional negaranya masing-masing. Tidak hanya kepada negara dimana dia diberi kuasa penuh tetapi juga dengan negara lainnya. Dia merupakan penghubung kepala negara dari negara pengirimnya, sebagai penghormatan terhadap komunikasi yang dibentuk dengan negara dimana dia ditunjuk.23

Untuk beberapa tingkatan, bagaimanapun juga, dengan adanya telephone, telegraph, telex, dan fax service, ataupun alat komunikasi lainnya yang semakin

22

Syahmin Ak, Op.cit, hal.239 23

(11)

canggih dan berkembang telah mengurangi pentingnya perwakilan diplomatik yang tradisional dengan memperkuat proses perhubungan.24

2. Proteksi

Namun walaupun demikian, dengan banyaknya jumlah negara-negara baru dan juga perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi yang cepat tersebut sehinnga semakin banyak juga tugas yang dijalankan oleh perwakilan diplomatik.Disamping mewakili negaranya di negara penerima dalam hal kerjasama masalah politik, ekonomi, kebudayaan dan ilmu pengetahuan, tetapi juga dimungkinkan dalam hal berusaha menangani masalah yang bersifat regional setempat ataupun internasional yang tentu saja apabila masalah tersebut berhubungan dengan negara yang diwakilkannya dan menyangkut masalah kepentingan bersama.

Dalam Konvensi Wina tahun 1961 telah ditegaskan bahwa perwakilan diplomatik berfungsi untuk melindungi, didalam negara penerima, kepentingan-kepentingan negara pengirim dan warganegara-warganegaranya, didalam batas-batas yang diizinkan oleh hukum internasional.25

24

Malcolm N. Shaw, International law, 4th.ed, Cambridge University Press, Cambridge, 1997, hal.524

25

Pasal 3 ayat 1 sub b, Konvensi Wina tahun 1961

Begitu juga negara penerima harus memberikan perlindungan kepada para pejabat diplomatik yang bersangkutan di negaranya.Bahkan negara ketiga juga harus memberikan perlindungan kepada para pejabat diplomatik beserta anggota keluarganya apabila

(12)

mereka berada in transit di negara ketiga tersebut, untuk menuju ke posnya atau kembali ke posnya, atau pada saat kembali ke negaranya.26

Perwakilan diplomatik melakukan perlindungan terhadap orang-orang, properti dan kepentingan dari beberapa subyek dari negara pengirim dan kadang-kadang subyek dari negara lain, sampai kepada batas-batas negara dimana mereka ditugaskan dan diberi kuasa.27 Jika orang-orang diperlakukan tidak adil tanpa dapat menemukan ganti kerugian dengan cara hukum yang biasa dan jika mereka meminta pertolongan perwakilan diplomatik dari negara pengirim yang sama dengan negara asal mereka, maka perwakilan diplomatik harus diizinkan untuk memberikan perlindungan kepada teman sebangsanya yakni hukum dari negara asal mereka bukan hukum dari negara penerima.28

Sungguh suatu ironi bahwa perwakilan diplomatik tetap merupakan sasaran dikarenakan mereka kurang mendapat pengamanan walaupun mereka memiliki kekebalan dan keistimewaan berdasarkan Konvensi Wina tahun 1961, diakui oleh hampir semua negara dan dihormati oleh semua bangsa yang beradab. Mereka dijadikan sasaran pembunuhan untuk mendramatisasikan tuntutan suatu kelompok masyarakat, umumnya suatu kelompok ekstrim dan/atau terorisme dari Perlindungan terhadap perwakilan diplomatik juga sangat dibutuhkan sebab sering terjadi pelanggaran terhadap ketentuan hukum internasional khususnya yang mengancam keselamatan perwakilan diplomatik sehingga dapat menghambat pelaksanaan tugas mereka.

26

Pasal 40 Konvensi Wina tahun 1961 27

L. Oppenheim, Op.cit, hal.286 28

(13)

suatu negara yang mengutus diplomatik itu di negara sahabatnya, namun tidak menutup kemungkinan dijadikan incaran kelompok teroris dari kalangan bangsa lain.29

3. Negosiasi (perundingan)

Dengan demikian para perwakilan diplomatik disamping berfungsi untuk melakukan perundingan tetapi juga mereka membutuhkan pengamanan dan perlindungan dalam menunjang fungsinya sebagai penghubung persahabatan dan kerjasama dengan negara lain.

Sebagaimana kita ketahui setiap negara akan melakukan segala macam usaha demi mewujudkan negaranya masing-masing. Salah satu diantaranya yang paling utama adalah dengan menjalankan hubungan dengan negara lain. Dan sudah tentu hubungan tersebut tidak hanya menguntungkan satu negara saja, melainkan hubungan tersebut harus berjalan secara timbal-balik, sehingga kedua negara tersebut dapat memenuhi kebutuhan mereka masing-masing.

Perwujudan dari kerjasama tersebut maka dilaksanakan perundingan-perundingan yang akan tertuang dalam perjanjian-perjanjian yang mengikat para pihak disegala bidang, baik dalam bidang politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan maupun bidang ilmu pengetahuan dan tehnologi. Dalam hukum internasional, perundingan ini (negosiasi) dapat dilaksanakan dengan dua atau lebih negara (law making treaty).Yang dapat ikut dalam perundingan pada umumnya adalah negara yang berdaulat, namun

29 Ibid

(14)

sebagaipengecualian diizinkan juga turut serta dalam perundingan yaitu negara yang belum merdeka dan belum berdaulat penuh.30

Menurut Konvensi Wina tahun 196131, pejabat diplomatik melakukan perundingan dengan pemerintah negara penerima sebagai perwakilan dari negaranya.Namum tidak jarang terjadi bahwa mengenai masalah tertentu dilakukan oleh utusan khusus, terutama jika masalah teknis.32

4. Memberikan Laporan

Konvensi Wina tahun 196133, menyatakan didalamnya bahwa salah satu fungsi perwakilan diplomatik adalah memberikan laporan, yakni dengan mengetahui menurut cara-cara yang sah, keadaan dan perkembangan di dalam negara penerima dan melaporkannya kepada pemerintah negara pengirim.Tugas pelaporan ini merupakan suatu hal yang utama bagi perwakilan diplomatik termasuk didalamnya tugas observasi secara seksama atas setiap peristiwa yang terjadi di negara penerima terutama yang dapat berpengaruh terhadap kepentingan negara pengirim dan melaporkan tiap-tiap observasi kepada pemerintah mereka.34

Tugas pelaporan ini merupakan hal yang pokok bagi kewajiban perwakilan diplomatik, tetapi harus didasarkan kepada hukum yang berlaku, tugas observasi yang dilakukan tidak dibenarkan apabila sudah mencapai tahap spionase

30 Ibid 31

Pasal 3 ayat 1 sub c, Konvensi Wina tahun 1961 32

Syahmin Ak, Op.cit, hal.245 33

Pasal 3 ayat 1 sub d, Konvensi Wina tahun 1961 34

(15)

terhadap segala kegiatan ataupun kejadian di negara penerima, maka tugas pelaporan ini harus didasarkan kepada azas-azas hukum yang berlaku.

5. Meningkatkan hubungan persahabatan antar negara

Fungsi lain dari perwakilan diplomatik adalah untuk memajukan hubungan bersahabat diantara negara pengirim dan negara penerima serta membangun hubungan–hubungan ekonomi, kebudayaan dan ilmiah.35

Bagaimanapun juga, fungsi-fungsi perwakilan tersebut diatas adalah merupakan fungsi umum dari perwakilan diplomatik yang diterima oleh setiap negara.Namun sebuah negara dapat memerintahkan perwakilan diplomatik untuk melakukan tugas-tugas lainnya, seperti pendaftaran kematian, kelahiran, perkawinan dari negara pengirim, pengesahan tanda tangan, permasalahan paspor dan hal-hal yang berkenaan dengan hal-hal tersebut di atas.Tetapi dalam melaksangakan hal-hal ini, sebuah negara harus hati-hati untuk tidak memerintahkan para diplomatnya untuk melaksanakan tugas-tugas yang mana

Sehingga sudah menjadi kewajiban perwakilan diplomatik untuk menjaga hubungan kedua negara tetap terjalin dengan baik.Hubungan persahabatan ini tidak hanya dimaksudkan kepada hubungan antar negara saja tetapi juga kepada hubungan antar rakyat kedua negara.Sehingga hubungan persahabatan antar negar pengirim dan negara penerima tidak saja dilaksanakan oleh pihak negara, tetapi rakyat dari masing-masing negara tersebut juga dapat mengembangkan lebih luas lagihubungan tersebut, baik di bidang sosial ekonomi, kebudayaan dan ilmu pengetahuan.

35

(16)

oleh hukum dari negara penerima telah disediakan untuk petugas anggota misi diplomatik.36

Jadi, dalam suatu negara yang hukumnya memaksa orang-orang yang bermaksud untuk melaksanakan perkawinan untuk menandatangani pada saat kehadirannya ketika mereka melakukan pendaftarannya, tidak mengizinkan perwakilan luar untuk melakukan sebuah perkawinan teman-teman sebangsa sampai setelah pendaftaran yang dilakukan oleh pejabat pendaftaran.Dengan demikian sebuah negara tidak mengizinkan perwakilan luar negri untuk melakukan suatu tindakan dimana telah disediakan oleh jurisdiksi negara tersebut, seperti dalam hal pemeriksaan sumpah dalam kesaksian.37

Tugas-tugas yang dilaksanakan oleh perwakilan diplomatik yang berkenaan dengan hal-hal tersebut di atas apabila negara penerima telah menyediakannya maka mereka tidak diizinkan untuk melakukannya karena dianggap telah melangkahi jurisdiksi hukum dari negara penerima, sehinga dianggap tidak menghormati hukum nasional dari negara penerima.Disamping itu, secara universal kita kenal bahwa para diplomat tidak boleh ikut campur alam kehidupan politik dalam negeri dari suatu negara dimana dia diakreditasikan.38

36 L. Oppenheim, Loc.cit 37 Ibid 38 Ibid, hal.787

Harus diperhatikan bahwa perwakilan diplomatik seperti kita ketahui juga berfungsi untuk melaporkan segala kejadian yang terjadi di negara tersebut, sehingga ia harus mengobservasi dan memperhatikan dengan kewaspadaan terhadap kejadian politik dan juga partai-partai yang ada.

(17)

Tetapi mereka tidak mempunyai hak apapun untuk ikut serta dalam kehidupan politik, untuk mendorong suatu partai politik ataupun mengancam satu dengan lainnya.Tidak peduli apakah seorang perwakilan diplomatik bertindak dengan anggaran pribadinya atau berdasarkan instruksi dari negara pengirimnya.39 Tidak satupun negara yang mempunyai harga diri akan mengizinkan suatu perwakilan luar negri untuk melakukan campur tangan, tetapi mereka akan meminta negara pengirimnya untuk memanggil pulang diplomat tersebut dan menunjuk individu yang lainnya atau dalam hal campur tangannya sudah terlalu menyolok maka mereka akan memintanya untuk menyerahkan paspornya dan bersamaan dengan itu mereka memecatnya.40

D. Cara-cara melakukan hubungan diplomatik

Maka dari itu diperlukan kewaspadaan yang tinggi agar para diplomat tidak sampai terjerumus untuk ikut serta dalam suatu partai politik di negara penerima. Hal itu akan membawa dampak yang besar terhadap posisi diplomatik kedua negara.

Sebagi usaha dalam menjalin persahabatan antar negara, maka tiap-tiap negara akan melakukan hubungan diplomatik. Orang pertama yang dapat mewakili negara di luar negri adalah kepala negara (presiden atau raja).Namun berhubung dengan begitu banyaknya tugas kepala negara maka wewenang dari

39 Ibid 40

(18)

kepala negara ini dalam mewakili negaranya dalam hubungan diplomatik adalah ditentukan oleh undang-undang yang berlaku ditiap-tiap negara.

Pada umumnya wewenang kepala negara dalam hubungan diplomatik tidak mencakup seluruhnya hanya terbatas pada wewenang untuk menerima wakil-wakil diplomatik dan konsul-konsul negara-negara asing, mengangkat dan mengutus wakil-wakil diplomatik dan konsul negaranya sendiri, mengadakan perjanjian-perjanjian internasional, menyatakan perang dengan negara lain, mengadakan perdamaian dengan negara lain.41

Hak legasi ini diterima oleh Konvensi Havana tahun 1928 seperti yang tercantum dalam pasal 1 nya.Selanjutnya bila diperhatikan praktek yang berkembang hak legasi ini berangsur-angsur sudah ditinggalkan, dikarenakan hak legasi ini tidak boleh dipaksakan kepada semua negara seperti disebutkan oleh Prof. Fhauchille (traite de Droit International Public, Vol 1, p.32)

Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa duta dan konsul adalah merupakan wakil di luar negri.Sebelumnya secara umum telah diakui bahwa setiap negara yang merdeka dan berdaulat mempunyai right of legation.Hal legasi ini ada yang bersifat aktif ada juga bersifat pasif. Hak legasi yang aktif adalah hak suatu negara untuk mengakreditasikan wakilnya ke negara lain dan hak legasi pasif adalah kewajiban untuk menerima wakil-wakil negara asing.

42

41

Pasal 11 & 13 UUD 1945 42

Bour Mouna, Op.cit, hal.475

bahwa tidak suatu negara pun yang diharuskan menerima duta besar negara lain, itu adalah persoalan hubungan baik dan bukan masalah hukum murni.

(19)

Suatu negara tidak diharuskan untuk membuka hubungan diplomatik dengan negara lain terutama disebabkan masalah teknis dan bukan atas dasar politis. Ini berarti suatu negara mempunyai hak untuk tidak mengirim perwakilan diplomatiknya ke negara lain dan juga tidak mempunyai hak untuk meminta negara lain untuk dapat menerima perwakilannya di negara tersebut.

Pembukaan hubungan diplomatik harus dilaksanakan apabila telah terdapat kesepakatan bersama antara kedua negara.Hal ini seperti ditegaskan dalam Konvensi Wina tahun 196143

Bila diperhatikan dengan seksama dalam pasal 2 Konvensi Wina menyatakan bahwa antara pembukaan hubungan diplomatik dan pembukaan perwakilan tetap merupakan dua hal yang berbeda. Hal ini berarti apabila suatu negara membuka hubungan diplomatik dengan negara lain belum tentu dia juga , bahwasanya pembukaan hubungan diplomatik antara negara-negara dan pengadaan misi diplomatik tetapnya, terjadi dengan persetujuan timbal balik.Dengan terjadinya kesepakatan bersama yang selanjutnya dituangkan dalam persetujuan bersama atau perjanjian bilateral, maka kedua negara tersebut harus dapat menerima segala konsekwensinya.Kedua negara tersebut harus menyadari bahwa mereka telah melakukan suatu perjanjian tanpa ada tekanan ataupun paksaan dari manapun juga.

Dengan demikian suatu negara yang telah membuka hubungan diplomatik dengan negara lain maka ia telah mengakui negara ataupun pemerintah dari negara tersebut, kerena suatu negara tidak dapat dipaksakan untuk menerima wakil-wakil dari negara yang tidak diakuinya.

43

(20)

langsung membuka perwakilan tetapnya di negara tersebut. Secara hukum kedua hal ini merupakan dua hal yang berbeda. Pembukaan hubungan diplomatik dan pembukaan kantor perwakilan diplomatik di Indonesia ditetapkan dengan Keputusan Presiden.44

Penolakan suatu negara untuk membuka hubungan diplomatik dengan negara lain dengan alasan apapun juga sudah biasa berlaku dalam praktek. Banyak negara-negara yang menolak untuk membuka hubungan negara-negara tertentu.Dan juga sekarang sudah diakui secar umum, hak untuk membuka hubungan diplomatik berasal dari pengakuan sebagai suatu negara yang berdaulat.Suatu negara terlebih dahulu memberikan pengakuan dan kemudian barulah membuka hubungan diplomatik.Dapat juga terjadi bahwa pengakuan sekaligus merupakan pembukaan hubungan diplomatik.45

Cara melakukan hubungan diplomatik (tertulis) yang menyangkut masalah perhubungan antara Departemen Luar Negri dan Para Kepala Perwakilan diplomatik atau konsuler asing sebaliknya, atau antara pemerintah dengan

Negara-negara di dunia sekarang ini tidak selalu mempunyai perwakilan diplomatik tetapnya di setiap negara yang ada.Hal ini disebabkan karena kekurangan dan dan personil negara-negara miskin ataupun yang kecil tidak sanggup membuka banyak misi diplomatik tetap.Hal tersebut hanya dapat dilaksanakan terhadap negara-negara tertentu saja yang lebih menguntungkan bagi mereka.

44

Pasal 9 Undang-Undang Republik Indonesia No. 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negri

45

(21)

pemerintah, organisasi internasional dengan organisasi internasional lainnya, para pejabat diplomatik satu dengan yang lainnya dan/atau masyarakat pada umumnya, antara pejabat diplomatik dengan pejabat pemerintah, pejabat pemerintah dengan penerima dan organisasi internasional adalah sebagai berikut:46

1. Nota (note)

2. Nota Diplomatik (note diplomatique)

3. Nota Kolektif (note collective)

4. Nota-nota Identik (identique notes)

5. Nota Verbale (note verbale)

6. Memorandum

7. Aide Memorie

8. Pro Memorie

9. Circular Notes (nota edaran)

Nota ialah cara melakukan hubungan dari Departeman Luar Negeri dengan seorang Kepala perwakilan diplomat asing atau pejabat tinggi lain dan sebaliknya. Nota merupakan istilah umum untuk surat-surat, terutama dipergunakan dalam melakukan hubungan diplomatik.Nota selalu dipergunakan jika persoalan yang dikemukakan penting sekali atau apabila nota tersebut bersifat pribadi.

46

J. Badri, Perwakilan Diplomatik & Konsuler, Penerbit Tintamas, Jakarta 1960 hal 59 dalam Syahmin Ak, Op.cit, hal.246

(22)

Nota Diplomatik adalah nota yang dikirimkan oleh suatu pemerintah kepada pemerintah lainnya. Atau dengan kata lain perhubungan antara Departemen Luar Negeri dengan Kementrian Luar Negeri asing. Ataupun semacam nota yang dipergunakan dalam hubungan surat menyurat resmi antar pemerintah dengan perantaraan wakil diplomatik yang diakreditasikan di negara penerima.

Nota Kolektif ialah suatu nota yang dikirimkan oleh suatu negara kepada beberapa negara lainnya.Dari suatu Departemen Luar Negeri kepada beberapa Kementrian Luar Negeri asing kepada Departemen Luar Negeri kita.Atau suatu komunikasi tertulis yang diajukan dan ditandatangani bersama atau erat hubungannya dengan kerjasama politik mereka dan dituju kepada negara yang berdiri sendiri diluar persekutuan atau kerjasama mereka.

Nota Identik hampir sama dengan nota kolektif, tetapi isinya berbeda. Nota identik adalah apabila kedua negara atau lebih mengajukan sesuatu kepada negara ketiga, menyampaikan nota yang sama bunyinya, tetapi masing-masing menandatanganinya.

Nota Verbale adalah suatu nota yang dipergunakan semacam bukti tertulis yang merupakan ringkasan dari suatu pembicaraan antar pemerintah, baik langsung maupun pemberitahuan melalui pesan atau kabar karena penyampaiannya umumnya diajukan langsung (by hand), dengan keterangan lisan (oral communication) ataupun sebagai penggantinya, dengan demikian tidak pula diberi paraf penutup (complementary close). Dan biasanya nota jenis ini dibuat di bawah nama Mentri Luar Negeri ataupun Kepala Perwakilan, tergantung keadaan.

(23)

Memorandum merupakan suatu pernyataan tertulis antar pemerintah ataupun dari suatu Kementriaan Luar Negeri kepada kedutaan/perwakilan diplomatik atau sebaliknya.Pengiriman memorandum ini tidak perlu ditandatangani oleh Mentri Luar Negeri.

Aide Memoire adalah sejenis nota yang merupakan bukti tertulis yang informal (inrormal summary) dari suatu pembicaraan diplomatik (diplomatic interview conversation) atau juga suatu percakapan atau catatan tidak resmi dari sebuah interview antara Mentri Luar Negeri atau pihak Departemen Luar Negeri dengan seorang duta asing. Catatan semacam ini lazimnya diserahkan oleh sang duta di Kementrian Luar Negeri atau pihak Departemen Luar Negeri kepad sang duta negara yang dimaksud. Kegunaannya adalah untuk membantu mengingat (aid to memory) mengenai hal-hal yang pernah dibicarakannya.

Pro Memoire merupakan bentuk bukti tertulis resmi dari suatu percakapan pembicaraan yang dilakukan oleh Mentri Luar Negeri ataupun Kepala perwakilan diplomatik.Nota-nota pro memoria ini biasanya ditinggalkan oleh wakil-wakil diplomatik yang mengajukan di Departemen Luar Negeri.Demikian pula sebaliknya, nota-nota dari pihak Luar Negeri diserahkan kepada seorang wakil diplomatik di Departemen Luar Negeri itu juga dengan memberitahukannya terlebih dahulu atau dengan memanggilnya. Pro memoria sama dengan aide memoire, perbedannya hanya terletak pada pro memoria lebih resmi, sedangkan aide memoire tidak resmi.

Yang terakhir dari bentuk pelaksanaan hubungan diplomatik ini adalah Nota Edaran, yaitu merupakan surat edaran dari Kementrian Luar Negeri kepada Korps yang perlu diketahui oleh seluruhnya.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisa data menunjukkan bahwa dengan penambahan konsentrasi enzim papain yang berbeda mempunyai pengaruh yang berbeda nyata (P<5%) terhadap semua parameter

Mereka tidak mampu mengendalikan diri, kurang dapat berpikir, kurangpercaya diri, tidak bisa mandiri, kurang kreatif, kurang dewasa dalam perkembanganmoral, dan rasa ingin

Dengan berhasilnya alat yang telah dibuat maka dapat diperoleh kelinearisasian antara kenaikan suhu dan lebar pulsa, sehinggga setiap kenaikan suhu akan dikendalikan

Penyakit Meniere adalah kelainan telinga bagian dalam yang menyebabkan timbulnya episode vertigo (pusing berputar), tinnitus (telinga berdenging), perasaan penuh

C. NAMA KEGIATAN “STTG Acoustic 2010” (Festival Akustik Se-Priangan Timur & Bandung Raya) D. Waktu & Tempat Kegiatan Rencananya Kegiatan ini akan dilakasanakan pada: Hari, tanggal : Sabtu, januari 2009 Waktu : Pukul 09.00 WIB s.d.

Kesadaran metakognisi mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Sriwijaya pada perkuliahan Fisiologi Manusia menunjukkan bahwa pada pengetahuan

Ber- dasarkan hasil wawancara dengan guru kelas IV SD N Bratan III Surakarta, diperoleh infor- masi antara lain: pelajaran yang bersifat hafa- lan semata membuat siswa

Sebelum kita melakukan estimasi dengan menggunakan model yang sifatnya time series, maka kita wajib untuk mendifine atau mengeset waktu pada data kita... Unit