• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA ANEMIA PADA IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUMAH BERSALIN AMANDA LEMBANG BANDUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA ANEMIA PADA IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUMAH BERSALIN AMANDA LEMBANG BANDUNG"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA ANEMIA PADA IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUMAH

BERSALIN AMANDA LEMBANG BANDUNG

THE RELATIONSHIP BETWEEN ANEMIA ON PREGNANT MOTHERS TO THE INCIDENCE OF LOW BIRTH WEIGHT AT THE AMANDA

MATERNITY HOSPITAL LEMBANG BANDUNG Rut Mika Hutabarat

Universitas Advent Indonesia

ABSTRAK

Penulisan skripsi ini dilatar belakangi tingginya angka kejadian anemia dalam kehamilan. Anemia dalam kehamilan dapat mengganggu pertumbuhan janin dalam kandungan dan akhirnya mengakibatkan BBLR. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis hubungan antara anemia pada ibu bersalin dengan kejadian berat badan lahir rendah di Rumah Bersalin Amanda Lembang Bandung

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 44 ibu bersalin yang tercatat kadar hemoglobinnya dan seluruh populasi dijadikan sampel yang dipilih secara purposive sampling.

Hasi penelitian yang telah dilakukan didapati 29 (66%) orang ibu bersalin mengalami anemia diantaranya 17 (57%) orang ibu melahirkan bayi BBLR dan 12 (43%) orang ibu lainnya melahirkan bayi tidak BBLR. Sesuai hasil uji Chi-square diperoleh x² hitung sebesar 5.95 dan x² tabel dengan α 0.05 sebesar 3.841, sehingga dapat disimpulakan bahwa Ho ditolak dimana x² hitung lebih besar dari x² tabel. Jadi, terdapat hubungan antara anemia pada ibu bersalin dengan kejadian BBLR.

Saran untuk Direktur Rumah Bersalin Amanda Lembang Bandung agar lebih meningkatkan promosi dan penyuluhan kesehatan bagi ibu hamil terutama menekankan pentingnya pemeriksaan kehamilan untuk mencegah terjadinya anemia yang dapat menyebabkan BBLR, serta melengkapi data-data penunjang bagi ibu yang akan melakukan proses persalinan. Untuk bidang penelitian selanjutnya agar hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai data dasar untuk dikembangkan dalam penelitian selanjutnya mengenai hubungan antara kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet zat besi dengan kejadian anemia.

Kata kunci: Hubungan, anemia, berat badan lahir rendah

ABSTRACT

The background of this thesis is the high incidence of anemia during pregnancy. Anemia during pregnancy may interfere the growth of the fetus in the womb and eventually lead to low birth weight. The purpose of this research is to analyze the relationship between anemia on pregnant mothers to the incidence of low birth weight at the Amanda maternity hospital, Lembang, Bandung.

(2)

The method used in this research is descriptive method. The population used in this study were 44 pregnant mothers that have recorded hemoglobin level and the entire population sampled were selected by purposive sampling.

This research found 29 (66%) of pregnant mothers have anemia, among them, 17 (57%) are the mothers who gave birth to low birth weight infants and 12 (43%) of mothers gave birth not to low birth weight infants. Corresponding Chi-square test results obtained x2 count of 5.95 and x² table with α 0:05 of 3,841, so it can be concluded that Ho is rejected where x ² is greater than the x2 table. So, there is a relationship between maternal anemia and the incidence of low birth weight.

Suggestions for the Director of Amanda Maternity Hospital Lembang, Bandung to further improve promotion and health education for pregnant women particularly to emphasize the importance of prenatal care to prevent the occurrence of anemia that can cause low birth weight, and to complete supporting data for the mother who will carry out the delivery process. For further research, the results of this study can be used as a baseline to be developed in future studies on the relationship between adherence of pregnant women taking iron tablets to the incidence of anemia.

Keywords: Relationship, anemia, low birth weight

PENDAHULUAN

Kehamilan adalah suatu keadaan alami yang menjadi dambaan setiap pasangan suami istri. Setiap pasangan suami istri berharap memiliki bayi yang sehat dan sempurna secara lahiriah. Namun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pasangan suami istri saat kehamilan yang kemungkinan dapat mempengaruhi kelahiran bayi, salah satunya adalah anemia.

Karyadi (2012) selaku Director Micronutrient Initiative Indonesian menjelaskan bahwa salah satu yang menjadi masalah besar pada ibu hamil adalah kekurangan zat besi. Adapun contoh masalah yang ditimbulkan akibat kurangnya zat besi pada ibu hamil adalah berat badan lahir rendah (BBLR).

LATAR BELAKANG MASALAH

Menurut Nora (2008:1) didunia terdapat 14-42% kejadian anemia dalam kehamilan. Kemudian prevalensi bayi BBLR diperkirakan mencapai 15% dari seluruh kelahiran di dunia (Pantiawati, 2010). Selanjutnya diperkirakan terdapat sebanyak 40.1% kejadian anemia dalam kehamilan yang terjadi di Indonesia. Prasetyawati (2012) menjelaskan terdapat sebanyak 43% penyebab kematian bayi baru lahir yang disebabkan oleh kegawatdaruratan dan penyulit pada masa neonatus dimana salah satunya adalah BBLR.

Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Barat (2007) mencatat hasil survei di Propinsi Jawa Barat pada tahun 2007 bahwa terdapat sebanyak 15,5-17% bayi yang mengalami kejadian BBLR. Selanjutnya menurut Sinsin (2008:64) angka kejadian anemia pada ibu hamil di Jawa Barat mencapai 43.6% pada tahun 2002.

Penelitian Estiningtyas (2010) di RSUD Dr. Moewardi Surakarta mendapatkan hasil bahwa dari 19 kasus ibu hamil dengan anemia, 15 ibu diantaranya melahirkan bayi dengan BBLR.

(3)

IDENTIFIKASI MASALAH

Dalam penelitian ini, identifikasi masalah yang ingin diteliti oleh peneliti adalah:

1. Berapakah jumlah kejadian ibu bersalin yang mengalami anemia di Rumah Bersalin Amanda Lembang Bandung pada tahun 2010-2012?

2. Berapakah jumlah kejadian bayi BBLR yang dilahirkan oleh ibu dengan anemia di Rumah Bersalin Amanda Lembang Bandung pada tahun 2010-2012?

3. Apakah terdapat hubungan antara anemia pada ibu bersalin dengan kejadian BBLR di Rumah Bersalin Amanda Lembang Bandung?

TUJUAN PENELITIAN

Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk melihat secara ilmiah tentang hubungan antara anemia pada ibu bersalin dengan kejadian BBLR di Rumah Bersalin Amanda Lembang Bandung. Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara anemia pada ibu bersalin dengan kejadian BBLR di Rumah Bersalin Amanda Lembang Bandung tahun 2010-2012.

MANFAAT PENELITIAN

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat serta menjadi bahan pertimbangan kepada:

1. Direktur Rumah Bersalin Amanda Lembang Bandung, agar hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan guna meningkatkan pelayanan kesehatan dan pendidikan bagi ibu dalam mencegah anemia pada masa kehamilan yang mengakibatkan berbagai masalah. 2. Bidang penelitian, agar hasil penelitian dapat digunakan sebagai informasi awal dan masukan

pengembangan penelitian selanjutnya.

TINJAUAN PUSTAKA

Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin kurang dari 11 gr/dl pada trimester I dan III atau kadar hemoglobin kurang dari 10.5 gr/dl pada trimester II Rofiq (2008). Menurut Sinsin (2008:65) gejala anemia yang umum timbul pada ibu hamil adalah sering berdebar-debar, pucat, bernafas lebih cepat, cepat lelah, dan sakit kepala, rasa lemah, letih, pusing, kurang nafsu makan, menurunnya kebugaran tubuh dan gangguan dalam penyembuhan luka.

Menurut Morgan et al., (2009) anemia defisiensi zat besi merupakan anemia yang sering terjadi saat kehamilan. Ramadhan (2008) menjelaskan penyebab anemia defisiensi zat besi selama kehamilan adalah karena hipervolemia yang menyebabkan pengenceran darah, penambahan darah yang tidak sebanding dengan penambahan plasma, kurangnya zat besi dalam makanan, dan kebutuhan zat besi yang meningkat.

Ibu yang tidak patuh mengkonsumsi tablet zat besi memiliki risikko lebih besar untuk mengalami anemia dibandingkan dengan yang patuh mengkonsumsi tablet zat besi (Jamilus &

(4)

Herlina, 2008). Hal tersebut diukur melalui ketetapan jumlah tablet yang dikonsumsi, ketepatan cara mengkonsumsi tablet Fe, frekuensi konsumsi perhari.

Risiko yang dapat terjadi pada kehamilan adalah: abortus, persalinan prematur, mudah terjadi infeksi, ancaman terjadinya dekompensasi kordis, kejadian molahidatidosa, terlambatnya proses pertumbuhan pada janin, hiperemesis gravidarum, perdarahan antepartum dan ketuban pecah dini. Sedangkan risiko anemia pada persalinan adalah: gangguan his, lamanya waktu persalinan, tindakan operasi saat persalinan, subinvolusi uteri, perdarahan postpartum, mudah terjadi infeksi puerperium, produksi air susu ibu berkurang, dekompensasi kosrdis mendadak setelah persalinan, anemia kala nifas, mudah terjadi infeksi payudara (Manuaba, 2007:559-561).

Saat hamil zat besi yang dibutuhkan oleh ibu lebih banyak daripada saat tidak mengalami kehamilan. Pada ibu hamil khususnya pada trimester kedua dan ketiga sebaiknya mendapatkan tambahan zat besi sebanyak 100 mg/hari. Selama masa kehamilan terjadi kehilangan zat besi sebesar 250 mg, kebutuhan janin dan plasenta 315 mg dan kebutuhan untuk meningkatkan massa hemoglobin (termasuk simpanan) 500 mg atau total sekitar 1.1 gr. Pada trimester pertama belum ada kebutuhan yang meningkat drastis sehingga kecukupan besi pada trimester pertama sama dengan kecukupan pada wanita dewasa yang masih menstruasi, yaitu 26 mg/hari (Tristiyanti, 2006:20).

Wanita tidak hamil kebutuhan asam folat sekitar 50-100 mg/hari, sedangkan pada wanita hamil sekitar 100-200 mg per shari hal tersebut karena terjadi peningkatan sintesis jaringan pada ibu dan janinnya (Tarwoto & Wasnidar, 2007). Pencegahannya adalah jika pemberian zat besi tidak berhasil maka akan ditambah dengan asam folat, adapun terapinya adalah asam folat 15-30 mg per hari, vitamin B12 1.25 mg per hari, sulfas ferrosus 500 mg per hari, pada kasus berat penanganan yang dapat dapat diberikan pada ibu yang mengalami anemia megaloblastik adalah dengan melakukan tindakan medis melalui transfusi darah.

Pemeriksaan Antenatal adalah pelayanan kesehatan bagi ibu hamil dan janinnya oleh tenaga profesional meliputi pemeriksaan kehamilan sesuai dengan standar pelayanan yaitu minimal 4 kali pemeriksaan selama kehamilan, 1 kali pada terismester I-II dan 2 kali pada trimester III. Dengan pemeriksaan antenatal kejadian anemia pada ibu dapat dideteksi sedini mungkin sehingga diharapkan ibu dapat merawat dirinya selama kehamilan dan memp mempersiapkan persalinannya (Wahwuddin, 2004).

BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2.500 gram tanpa memandang usia gestasi Purnami (2010). Dahulu bayi ini dikatakan prematur kemudian disepakati dengan sebutan low birth weigth infant atau berat badan lahir rendah, karena bayi tersebut tidak selamanya prematur atau kurang bulan tetapi dapat juga cukup bulan (IUGR) maupun lebih bulan saat kelahirannya (Bobak, 2005).

Menurut Wiknjosastro (2005) ciri klinis bayi dengan BBLR dapat dilihat dari berat lahirnya sama atau kurang dari 2500 gram, panjang badan kurang atau sama dengan 45 cm, lingkar dada kurang dari 30 cm, lingkar kepala kurang dari 33 cm.

Simanjuntak (2009) menjelaskan bahwa penyebab terbanyak terjadinya bayi dengan BBLR adalah kelahiran bayi prematur yang diperkirakan terjadi karena dipengaruhi oleh faktor ibu, faktor janin dan faktor lingkungan. Selain itu bayi BBLR juga dapat terjadi karena kelahiran bayi kecil untuk masa kehamilan (KMK) dimana bayi mengalami retardasi pertumbuhan intra uterin (IUGR) (Proverawati & Siti, 2010:4).

Menurut Suryani (2010) ada dua jenis risiko yang dapat terjadi pada BBLR, yaitu: risiko langsung dan risiko jangka panjang. Risiko Iangsung, dapat terjadi karena hipotermia, hipoglikemia, gangguan cairan, hiperbilirubin, sindrom gawat nafas, paten duktus arteriosus,

(5)

lnfeksi. Risiko jangka panjang, dapat terjadi karena gangguan perkembangan dan pertumbuhan, gangguan penglihatan, gangguan pada pendengaran, penyakit paru kronis dan kenaikan frekuensi kelainan bawaan.

Pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencagah terjadinya bayi BBLR adalah dengan menyarankan agar ibu meningkatkan pemeriksaan kehamilan secara berkala 4 kali selama kurun waktu kehamilan dan dimulai sejak umur kehamilan muda, memberikan dukungan dan penjelasan yang dapat berperan dalam meningkatkan pendidikan ibu dan meningkatkan status ekonomi keluarga agar mereka dapat meningkatkan akses terhadap pemanfaatan pelayanan antenatal dan status gizi ibu selama hamil (Prawiroharjo, 2006 & Dian, 2011).

METODE

Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Menurut Putra (2012:141) metode deskriptif merupakan metode yang digunakan untuk mendapatkan gambaran yang akurat dari sejumlah karakteristik masalah yang diteliti. Melalui penelitian ini, peneliti ingin menganalisis hubungan antara anemia pada ibu bersalin dengan kejadian BBLR di Rumah Bersalin Amanda Lembang Bandung.

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 44 ibu hamil yang tercatat kadar hemoglobinnya serta melahirkan bayi di Rumah bersalin Amanda Lembang Bandung tahun 2010-2012. Dan seluruh populasi dijadikan sampel yang dipilih dengan menggunakan salmpling jenuh.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah data rekam medis pasien di Rumah Bersalin Amanda Lembang Bandung. Adapun data yang dapat dikumpulkan dari data rekam medis adalah data tentang ibu bersalin yang tercatat kadar hemoglobinnya serta berat bayi yang dilahirkan di Rumah Bersalin Amanda Lembang Bandung tahun 2010-2012.

Proses pengumpulan data dilakukan pada tanggal 14-15 April 2013 sesuai dengan persetujuan Direktur rumah bersalin Amanda Lembang Bandung. Hal pertama yang dilakukan adalah perkenalan, lalu menyampaikan maksud dan tujuan penelitian. Selanjutnya menentukan waktu untuk mengadakan penelitian. Setelah waktu telah ditentukan kemudian pengumpulan data ibu bersalin yang mengalami anemia serta berat bayi yang dilahirkan dapat dilakukan.

Pengolahan data dilakukan setelah data dari rekam medis terkumpul guna memberikan informasi tentang penelitian. kemudian data data tersebut dianalisis dan diinterpretasikan untuk dapat menjawab identifikasi masalah pertama sampai ketiga.

HASIL DAN ANALISIS

Untuk memperoleh hasil dalam penelitian ini maka data dari 44 sampel dianalisis sesuai dengan ketiga identifikasi masalah. Data yang dikumpulkan kemudian diintepretasikan. Masalah Pertama: Jumlah Kejadian Ibu Bersalin Yang Mengalami Anemia. Berdasarkan hasil pengolahan data dapat diketahui bahwa jumlah kejadian ibu bersalin yang mengalami anemia di Rumah Bersalin Lembang Bandung tahun 2010-2012 adalah sebanyak 29 (66%) orang dan ibu bersalin tidak anemia sebanyak 15 (34%) orang.

(6)

Analisis data diatas menunjukkan bahwa para ibu bersalin yang mengalami anemia di Rumah Bersalin Amanda Lembang Bandung memiliki presentase yang tinggi. Banyaknya jumlah kejadian ibu bersalin yang mengalami anemia kemungkinan terjadi karena kurangnya asupan makanan yang begizi terlebih zat besi yang dipengaruhi oleh fartor sosial budaya dan sosial ekonomi yang rendah.

Hal ini sesuai dengan pendapat Noorkasiani et al., (2009:49) yang menjelaskan bahwa pada daerah pedesaan selain karena faktor ekonomi yang rendah para ibu memiliki kebiasaan untuk lebih mendahulukan asupan gizi bagi suaminya daripada dirinya sebagai cara untuk menghormati kepala keluarga. Dan pada daerah perkotaan semakin banyak ibu yang bekerja diluar rumah dan semakin berubah pula pola makannya, dimana para ibu diantaranya lebih sering mengkonsumsi makanan cepat saji, praktis enak dan relatif murah tanpa mempertimbangkan nilai gizi yang terkandung dalam makanan tersebut.

Masalah Kedua: Jumlah Kejadian Bayi BBLR. Berdasarkan hasil pengolahan data didapati bahwa jumlah kejadian bayi lahir dengan BBLR di Rumah Bersalin Amanda Lembang Bandung tahun 2010-2012 sebanyak 20 (24%) orang dan bayi tidak BBLR sebanyak 24 (55%) orang.

Analisis data di atas menunjukkan bahwa bayi yang lahir dengan BBLR di Rumah Bersalin Amanda Lembang Bandung memiliki presentase yang rendah. Kejadian Bayi yang mengalami BBLR kemungkinan terjadi karena prematur dan IUGR yang dipengaruhi oleh faktor ibu dan lingkungan.

Hal ini sesuai dengan pendapat Rochayati (2003) yang menyatakan bahwa pada ibu usia yang aman untuk kehamilan dan persalinan adalah usia 20 sampai usia 35 tahun. ibu yang hamil pada usia kurang dari 20 tahun, rahim dan panggul ibu seringkali belum tumbuh seperti ukuran dewasa. Akibatnya diragukan keselamatan dan kesehatan janin dalam kandungan. Kemungkinan bahaya yang dapat terjadi yaitu bayi BBLR dan perdarahan dapat terjadi sebelum atau sesudah bayi lahir. Pada ibu hamil yang berusia 35 tahun atau lebih, terjadi perubahan jaringan alat-alat kandungan dan jalan lahir yang tidak lentur lagi.

Menurut Dekes RI (2009) anemia pada ibu hamil juga dapat berpengaruh terhadap lahirnya bayi BBLR. Hal tersebut terjadi karena kurangnya suplai oksigen dan asupan nutrisi pada plasenta yang akan berpengaruh pada fungsi plasenta terhadap pertumbuhan janin.

Kebersihan lingkungan yang kurang akan dapat berdampak pada kesehatan ibu hamil yang merupakan kelompok rentan terhadap penyakit. Lingkungan yang kurang bersih dapat menyebabkan penyakit infeksi misalnya herpes, diare yang dapat menganggu petumbuhan janin yang dikandungnya (Bobak, 2005).

Masalah Ketiga: Hubungan Anemia Pada Ibu Bersalin Dengan Kejadian BBLR. Berdasarkan hasil pengolahan data didapati bahwa dari data yang diobservasi (Oi) terdapat 29 ibu bersalin yang mengalami anemia dimana sebanyak 17 (57%) orang melahirkan bayi BBLR dengan data yang diharapkan (Ei) sebesar 13.18 dan 12 (43%) orang lainnya melahirkan bayi tidak BBLR dengan data yang diharapkan (Ei) sebesar 15.82. selanjutnya didapati bahwa dari data yang di observasi (Oi) terdapat 15 ibu bersalin yang tidak mengalami anemia dimana sebanyak 3 (20%) orang melahirkan bayi BBLR dengan data yang diharapkan (Ei) sebesar 6.8 dan 12 (80%) orang lainnya melahirkan bayi tidak BBLR dengan data yang diharapkan (Ei) sebanyak 8.2. Setelah dihitung dengan menggunakan rumus Chi-square didapati x² hitung sebesar 5.95.

Sesuai hasil uji Chi-square diperoleh x² hitung sebesar 5.95 dan x² tabel dengan α 0.05 sebesar 3.841. Hasil dari penelitian menyimpulkan bahwa Ho ditolak dimana x² hitung lebih

(7)

besar dari x² tabel. Jadi, terdapat hubungan yang antara anemia pada ibu bersalin dengan kejadian BBLR.

Hal penelitian ini sesuai dengan pendapat Wiknjosastro (2005) yang menjelaskan bahwa anemia pada ibu hamil berhubungan dengan kejadian BBLR. Anemia dalam kehamilan memberi pengaruh kurang baik bagi ibu maupun janin yang dikandung Terhadap janin meningkatkan risiko bayi BBLR. Pertumbuhan janin dipengaruhi oleh karena gangguan suplai O2 dari plasenta ke janin. Terganggunya fungsi plasenta pada anemia kehamilan akan menyebabkan IUGR dan kelahiran bayi BBLR.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian ini adalah:

1. Terdapat sebanyak 29 (66%) orang ibu bersalin yang mengalami anemia di Rumah Bersalin Amanda Lembang Bandung pada tahun 2010-2012.

2. Dari 29 (66%) orang ibu bersalin yang mengalami anemia terdapat sebanyak 17 (57%) orang bayi BBLR yang dilahirkan di Rumah Bersalin Amanda Lembang Bandung pada tahun 2010-2012.

3. Terdapat hubungan antara anemia pada ibu bersalin dengan kejadian BBLR.

Saran bagi Rumah Bersalin Amanda Lembang Bandung agar Direktur di Rumah Bersalin Amanda Lembang Bandung lebih meningkatkan promosi dan penyuluhan kesehatan bagi ibu hamil terutama menekankan pentingnya pemeriksaan kehamilan untuk mencegah terjadinya anemia yang dapat menyebabkan BBLR, serta melengkapi data-data penunjang bagi ibu yang akan menjalani proses persalinan.

Bagi Bidang Penelitian diharapkan agar hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai data dasar untuk dikembangkan dalam penelitian selanjutnya mengenai hubungan antara kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet zat besi dengan kejadian anemia.

DAFTAR PUSTAKA

Bobak. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. –Ed. 4.- Jakarta: EGC Dian. 2011. BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah). [Online]. Available:

http://dianopretz.wordpress.com/2011/11/23/bblr-bayi-berat-lahir-rendah/. [15 Maret 2013]

Dinkes Jabar. 2007. Profil Dinas Kesehatan Jawa Barat Tahun 2007

Djamilus & Herlina. 2008. Faktor Risiko Kejadian Anemia Ibu Hamil di Wilayah Kerja

Puskesmas Bogor. Artikel. [Online]. Available: http://www.motekar.tk/topik/pengkajian-anemia-pada-ibu-hamil.html. [10 Februari 2013]

Estiningtyas. 2010. Hubungan Antara Anemia dalam Kehamilan dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah Di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. [Skripsi]. Tidak diterbitkan. Surakarta Karyadi. 2012. “Bahaya Anemia Buat Ibu Hamil”. [Online]. Available:

http://www.tempo.co/read/news/2012/09/04/060427374/Bahaya-Anemia-buat-Ibu-Hamil. [14 Februari 2013]

(8)

Morgan et al. 2009. Obstetri dan Ginekologi. Jakarta : EGC

Nora, Rika. 2008. Hubungan Pengetahuan dan Perilaku Ibu Hamil dengan Kejadian Anemia Kehamilan di Kabupaten Indragiri Hulu. [Tesis] Tidak diterbitkan. Program Pasca Sarjana Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta

Pantiawati, I. 2010. Bayi dengan BBLR (Berat Badan Lahir Rendah). Yogyakarta: Nuha Medika Prasetyawati, A. E. 2012. Kesehatan Ibu dan Anak (Kia) dalam Millenium Development Goals

(MDGs). Cetakan Pertama. Yogyakarta: Nuha Medika Prawirohardjo. 2006. Berat Bayi Lahir Rendah. [Online].

Available:http://dianopretz.wordpress.com. [4 Februari 2013]

Proverawati, A & Siti Misaroh. 2010. Nutrisi Janin dan Ibu Hamil. Yogyakarta: Nuha Medika Putra, S. R. 2012. Panduan Riset Keperawatan dan Penulisan Ilmiah. Jogyakarta: D-Medika Ramadhan, 2008. Anemia Pada Ibu Hamil. [Online].

Available:http://forbetterhealth.wordpress.com/2008/11/18/anemia-pada-ibu-hamil/. [10 Maret 2013]

Rofiq, Ahmad. 2008. Anemia Pada Ibu Hamil. [Online]. Available:

http://rofiqahmad.wordpress.com/2008/01/24/anemia-pada-ibu-hamil/. [6 Februari 2013] Simanjuntak, N. A. 2009. “Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Berar Bayi

Lahir Rendah (BBLR) Di Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauparapat Kabupaten Lahbuhan Batu Tahun 2008”. [Skripsi]. Tidak diterbitkan. Fakultas

Kesehatan Masyarakat. USU

Sinsin. 2008, Masa kehamilan dan persalinan. Jakarta : PT Alex Media Komputindo

Suryani, I. 2010. Gambaran Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah di Rumah Sakit Umum Daerah Hadji Padjonga Daeng Ngalle Takalar Periode Januari–Desember 2009. [KTI]. Tidak diterbitkan. Akademi Kebidanan Salewangang Maros

Tarwoto & Wasnidar. 2007. Buku Saku Anemia Pada Ibu Hamil Konsep Dan Penatalaksanaan. Dina-Jakarta: TIM

Tristiyanti, W. F. 2006. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Status Anemia Pada Ibu Hamil Di Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. [Skripsi]. Institut Pertanian Bogor. Jawa Barat

Wahyuddin, A . 2004. Studi Kasus Kontrol Faktor Biomedis Terhadap Kejadian Anemia Ibu Hamil di Puskesmas Bantimurung Maros Tahun 2004. Jurnal Medical UNHAS. [Online] Available:http://med.unhas.ac.id/index.php?

option=com_content&task=view&id=160&Itemid=48. [11 Maret 2013]

Winkjosastro, Hanada. 2005.Ilmu Kebidanan.Ed. 3. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirihadjo

Referensi

Dokumen terkait

Indikator penghayatan misi adalah: ( 1) arah dan tujuan strategis yang jelas membawa manfaat bagi organisasi sehingga memperjelas bagaimana setiap karyawan dapat memberi

Satuan Geomorfik Vulkanik dengan Subsatuan Lelehan Lava (V11), Subsatuan ini dicirikan dengan adanya kenampakan aliran lava yang membeku, dalam pengamatan di lapangan

Faktor karakteristik klinis yang bermakna terhadap status bebas kejang pascaoperasi bedah epilepsi lobus temporal adalah usia onset epilepsi yang kurang dari sama

Hasil penelitian terbaik yang didapatkan adalah penyimpanan cabai menggunakan kinetin pada suhu dingin (8 °C) dapat mempertahankan kesegaran cabai muda dan cabai

Untuk mengurangi variasi tahanan jenis tanah akibat pengaruh jenis musim, pentanahan dapat dilakukan dengan menanamkan elektroda pentanahan mencapai kedalaman di mana

Hasil penelitian menunjukan dokumen dan laporan dibuat secara manual, adanya penggabungan beberapa tagihan dalam satu tanda terima (faktur), tidak adanya tanggal jatuh tempo

umur Struktur aktiva, skala perusahaan, tingkat perputaran modal kerja, umur perusahaan Regresi berganda Semua variabel berpengaruh positif terhadap

[r]