• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN DENGAN PRE EKLAMPSIA BERAT DI RUANG PONEK RSUD KABUPATEN JOMBANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN DENGAN PRE EKLAMPSIA BERAT DI RUANG PONEK RSUD KABUPATEN JOMBANG"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN DENGAN

PRE EKLAMPSIA BERAT DI RUANG PONEK RSUD KABUPATEN JOMBANG

(On Mother Maternity Midwifery Care With Preeclampsia Weight In Space PONEK

Jombang district hospitals)

Alfiah Sa’adah

1

,Rini Hayu Lestari

2 1

Program Studi D3 Kebidanan STIKES Pemkab Jombang

2

STIKES Pemkab Jombang

ABSTRAK

Pendahuluan : Pre eklampsia atau eklampsia merupakan penyebab morbiditas dan mortalitas yang cukup tinggi pada ibu dan bayi, jika pre eklampsia tidak segera ditangani dengan cepat dan tepat maka hal ini dapat berubah menjadi eklampsia atau kejang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin dengan Pre Eklamsia Berat di Ruang PONEK RSUD Kabupaten Jombang. Metode : Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan analisis deskriptif dalam bentuk study kasus dengan melakukan pendekatan pendekatan asuhan kebidanan yang meliputi pengkajian data, identifikasi diagnosa/masalah, identifikasi masalah potensial, identifikasi kebutuhan segera, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi . Subyek penelitian yang digunakan adalah 2 responden dengan Diagnosa kebidanan yang sama yaitu ibu bersalin dengan pre eklampsia berat tanpa komplikasi penyakit lain. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2015 dengan lama waktu penelitian 3 hari di Ruang PONEK RSUD Kabupaten Jombang. Hasil : Hasil penelitian ini menunjukkan kedua ibu bersalin dengan diagnosa pre eklampsia berat di Ruang PONEK RSUD Kabupaten Jombang dapat bersalin secara normal tanpa komplikasi, ibu dan bayi sehat serta nifas berjalan normal. Pembahasan : Berdasarkan hasil penelitian tersebut kepada tenaga kesehatan khususnya bidan dapat melakukan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin dengan Pre eklampsia Berat sesuai dengan standar asuhan yang sudah ditetapkan.

Kata kunci : Ibu bersalin, Pre Eklampsia Berat, MgSO4. ABSTRACT

Introduction: Pre eclampsia or eclampsia is the leading cause of morbidity and mortality is quite high in mothers and infants, pre-eclampsia if not treated quickly and correctly then it can turn into eclampsia, or seizures. The purpose of this study was to perform Midwifery Care On Mother Maternity with Pre Eclampsia weight at room PONEK Jombang District General Hospital. Methods: This study used qualitative research methods with deskriptif anality in the form of a case study with the approach of midwifery care management varney and to prove the quality of data obtained from three sources, namely clients, families, and health professionals (including: Midwives ANC, midwife RS, Dr. SpOG). The subjects of the study is a 2 respondents with similar obstetric diagnoses that birth mothers with pre-eclampsia without the complications of other diseases. The study was conducted in July 2015 with long time 3 days in space research PONEK Jombang District General Hospital. Results: The results showed both birth mothers with pre-eclampsia diagnosis in hospitals PONEK Lounge Jombang can be normal uncomplicated delivery, mother and baby healthy and running normal parturition. Discussion: Based on these results for health workers, especially midwives can perform Midwifery Care On Mother Maternity Pre eclampsia by weight in accordance with the standards of care that have been defined

.

Keywords: Mother care, Pre Eclampsia, MgSO4. PENDAHULUAN

Di negara berkembang seperti

Indonesia, Penyakit hipertensi merupakan penyebab morbiditas dan mortalitas yang cukup tinggi pada ibu dan bayi. Dan merupakan 7%-10% dalam kehamilan secara umum, dan dari seluruh penderita secara hipertensi dalam kehamilan setengah sampai

dua pertiganya merupakan penderita pre eklampsia atau eklampsia. (Setiyaningrum

Erna, 2013). Preeklampsia merupakan

sindrom yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah dan proteinuria yang muncul ditrimester kedua kehamilan (Jason dalam buku Gary Cunningham, 2012)

Preeklampsia dapat terjadi pada masa antenatal, intranatal, dan postnatal, Ibu yang

(2)

mengalami hipertensi akibat kehamilan berkisar 10%, 3-4% diantaranya mengalami pre eklampsia, 5% mengalami hipertensi dan 1-2% mengalami hipertensi kronik (Gary Cunningham,2012)

Lebih dari 50% kematian ibu di Indonesia disebabkan oleh pre eklampsia (DEPKES RI, 2013) Di Jawa Timur, capaian Angka Kematian Ibu (AKI) cenderung meningkat dalam 5 (lima) tahun terakhir, yaitu berkisar antara 7-11 point di tahun 2012 mencapai 97,43 per 100.000 KH. Dari proporsi tahun 2012, faktor PE/E masih menjadi faktor dominan (Dinkes Jawa Timur ,2015) Di Kabupaten Jombang Jumlah AKI Tahun 2014 adalah 26 orang, 10 diantaranya karena faktor pre eklampsia dan 16 orang karena faktor lainnya. Untuk penderita Pre eklampsia di Puskesmas PONED Tahun 2014 Se- Kabupaten Jombang berjumlah 333 orang yang kemudian dirujuk ke Rumah Sakit (Dinkes Jombang, 2013). Berdasarkan data yang didapat dari rekam medik di RSUD

Kab. Jombang jumlah penderita pre

eklampsia berat selama 2014 sebanyak 264 orang. Dari jumlah tersebut 154 orang partus spontan, 92 orang dengan partus SC, dan 18 orang perawatan konservatif.

Jika pre eklampsia tidak segera ditangani dengan cepat dan tepat maka hal ini dapat berubah menjadi eklampsia atau

kejang. Nyeri kepala atau gangguan

penglihatan seperti skotomata, dapat

merupakan gejala pendahulu eklampsia (Gary Cunningham,2012). Kejang ini dapat menimbulkan komplikasi bagi ibu dan janin,

seperti bagi ibu diantaranya dapat

menimbulkan perdarahan otak dan kegagalan jantung mendadak, sedangkan bagi janin dalam rahim dapat menimbulkan asfiksia

mendadak yang disebabkan spasme

pembuluh darah, solusio plasenta, dan

persalinan prematuritas (Gary

Cunningham,2012).

Pre eklampsia dan eklampsia

merupakan komplikasi kehamilan yang sangat berbahaya bagi ibu dan janin, kejadian pre eklampsia dan eklampsia sulit dicegah. Oleh karena itu, pencegahan atau diagnosis

dini dapat mengurangi kejadian dan

menurunkan angka kesakitan dan kematian. Untuk menegakkan diagnosis diperlukan pengawasan hamil yang teratur, frekuensi kunjungan antenatal bertambah sering pada trimester 3 dengan memperhatikan keluhan

ibu, kenaikan berat badan, kenaikan tekanan darah dan pemeriksaan protein urine (Gary

Cunningham,2012).Dari uraian di atas maka

peneliti ingin melakukan asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan pre eklampsia berat.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dalam bentuk study kasus

dengan melakukan pendekatan asuhan

kebidanan yang meliputi pengkajian data, identifikasi diagnosa/masalah, identifikasi masalah potensial, identifikasi kebutuhan

segera, perencanaan, pelaksanaan, dan

evaluasi (Nursalam, 2013)

Setelah data-data terkumpul melalui

observasi,wawancara dan analisis

dokumen,maka selanjutnya menganalisis

data-data tersebut. Adapun teknik analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif.

Penelitian dilaksanakan pada Tanggal 28 juli sampai 3 Agustus 2015 dengan lama waktu penelitian 3 hari. di Ruang PONEK RSUD Kab. Jombang. Jalan KH. Wahid Hasyim No 52, Jombang, Jawa Timur.

Adapun jumlah subyek penelitian adalah dua 2 responden dengan Diagnosa kebidanan yang sama yaitu ibu bersalin dengan pre eklampsia berat tanpa komplikasi penyakit lain. Untuk membuktikan kualitas data yang diperoleh melalui tiga sumber yaitu klien, keluarga, dan tenaga kesehatan (meliputi: Bidan ANC, bidan RS, dr SpOG)( Nursalam, 2013).

HASIL PENELITIAN

Penelitian telah dilaksanakan masing-masing selama kurun waktu 3 hari. Subyek penelitian yang dipergunakan adalah 2 responden dengan Diagnosa kebidanan yang sama yaitu ibu Bersalin dengan Pre eklampsia berat tanpa komplikasi penyakit lain.

Pada kasus 1 adalah jenis keluarga inti yaitu terdiri dari ayah, ibu, anak dan pada kasus 2 adalah jenis keluarga inti yaitu terdiri dari ayah, ibu, dan 2 orang anak.

1. Persalinan Patient

Kasus 1 G1P00000 UK 39-40 minggu,

ibu mengatakan pusing, pandangan mata kabur, agak mual dan kenceng-kenceng tetapi

(3)

belum mengeluarkan lendir ataupun darah. Berdasarkan hasil informasi dari sang suami bahwa ibu belum mengeluarkan cairan lendir apapun hanya mengeluh kenceng-kenceng dan pusing. Petugas (bidan) juga mengatakan

bahwa ibu mengeluh kenceng-kenceng

disertai pusing, kaki bengkak, Tekanan darah 160/110 mmHg dan protein urine positif 3. Sedangkan kasus 2 GIIIP10011 UK 37-38

Minggu, ibu mengatakan pusing, pandangan mata kabur, dan kenceng-kenceng serta keluar cairan merembes sedikit. Berdasarkan informasi dari sang suami bahwa tadi ibu

sudah mengeluarkan cairan merembes

disertai pusing, pandangan mata kabur. Petugas (bidan) juga mengatakan bahwa ibu ketubannya sudah pecah, tekanan darahnya tinggi 150/110 mmHg dan protein urinenya +3, namun tidak ada odema pada ekstremitas maupun muka.

Intervensi

Yang dapat diberikan pada ke dua kasus tersebut ialah melakukan observasi TTV, KU, kemajuan persalinan, intake out put dan menjalankan advis dokter untuk pemberian obat anti kejang (MgSO4) dan antihipertensi (Setiyaningrum Erna, 2013).

Comparasion

Setelah intervensi dilakukan pada kedua kasus tersebut terdapat KU ibu baik dan kemajuan persalinan bertambah.

Outcome

Pada kasus 1 ibu dapat bersalin secara spontan tanpa komplikasi dan berat badan bayi 2650 gram serta panjangnya 49 cm. Sedangkan pada kasus 2 ibu juga dapat bersalin secara spontan tanpa komplikasi dan berat badan bayi 2480 gram serta panjangnya 49 cm.

2. Post Partum hari ke-1 Patient

Kasus 1 P10001 post partum hari ke-1

dengan pre eklampsia berat, ibu mengatakan nyeri luka jahitan dan masih sedikit pusing. Berdasarkan informasi dari keluarga (suami) bahwa ibu mengeluh nyeri pada luka jahitan dan agak pusing. Berdasarkan informasi dari petugas (bidan) bahwa ibu masih sedikit pusing, tekanan darahnya 140/90 mmHg dan protein urine +2. Sedangkan kasus 2 P30012

post partum hari ke-1 dengan pre eklampsia berat, ibu mengatakan nyeri pada luka jahitan tetapi pusingnya sudah agak berkurang. Berdasarkan informasi dari keluarga (suami)

bahwa ibu mengeluh nyeri pada luka jahitannya dan kadang pusing. Berdasarkan informasi dari petugas (bidan) keluhan ibu kadang masih pusing, nyeri luka jahitan, tekanan darahnya 130/90 mmHg dan protein urinenya +1.

Intervensi

Yang dapat diberikan pada kedua kasus tersebut yaitu melakukan observasi keluhan, KU, TTV, input out put dan menjelaskan kebutuhan dasar ibu nifas.

Comparasion

Dari intervensi yang telah diberikan pada kedua ibu post partum ini pada kasus 1 tekanan darah dan protein urine berkurang, namun masih pusing. Sedangkan pada kasus 2 keluhan pusing, tekanan darah dan protein urine ibu juga berkurang.

Outcome

Pada kedua kasus tersebut tidak ada tanda-tanda impending eklampsia, serta ibu dapat mengerti kebutuhan dasar ibu nifas.

3. Post Partum hari ke-2 Patient

Kasus 1 P10001 post post partum hari

ke-2, ibu mengatakan bahwa nyeri luka jahitannya berkurang, dan pusingnya juga berkurang namun ASInya belum lancar. Berdasarkan informasi dari keluarga (suami) bahwa ibu sudah tidak mengeluh sakit lagi hanya ASInya yang belum keluar banyak. Petugas (bidan/perawat) juga mengatakan bahwa ibu pusingnya berkurang, tekanan darah dan protein urinnya juga berkurang namun ASInya belum lancar. Sedangkan kasus 2 P30012 post partum hari ke-2, ibu

mengatakan sudah aktif dalam memberikan ASI kepada bayinya, tidak ada keluhan. Berdasarkan informasi dari keluarga (suami) bahwa bayi sudah mulai menyusu dengan baik dan ASI sudah keluar. Petugas (bidan/perawat) juga mengatakan ibu sudah aktif dalam pemberian ASI, tidak ada keluhan.

Intervensi

Intervensi yang dapat diberikan pada kedua kasus tersebut yaitu memberikan KIE tentang ASI eksklusif minimal sampai bayi umur 6 bulan serta faktor-faktor yang mempengaruhi produksi ASI.

Comparasion

Dari intervensi yang telah diberikan, pada kasus 1 ibu sudah aktif memberikan ASI pada bayinya walaupun kurang lancar.

(4)

Sedangkan pada kasus 2 ibu juga sudah mulai aktif memberikan ASI dan tidak ada keluhan apapun.

Outcome

Pada kasus 1 keluhan ibu sudah berkurang ibu juga sudah aktif memberikan ASI kepada bayinya serta bersedia mengikuti saran bidan. Berdasarkan informasi dari keluarga (suami) bahwa ibu tidak ada keluhan dan bayi sudah menyusu dengan

baik walupun kurang lancar. Petugas

(bidan/perawat) juga mengatakan bahwa ibu keluhannya berkurang, dan aktif menyusui. Sedangkan pada kasus 2 ibu juga sudah tidak ada keluhan apapun. Berdasarkan informasi dari keluarga (suami) ibu sudah melakukan

kegiatan tanpa bantuan. Petugas

(bidan/perawat) juga mengatakan bahwa ibu sudah sehat dan tidak ada keluhan.

PEMBAHASAN

Hasil penelitian pada saat persalinan sesuai teori tentang, Magnesium sulfat (MgSO4) merupakan obat pilihan untuk mencegah dan mengatasi kejang pada PEB dan Eklampsia dengan dosis awal 4 gr MgSO4 (20 cc MgSO4 20%) diberikan secara I.V dalam waktu 5 menit dan selanjutnya 25 cc MgSO4 40% (10 gram) kedalam 500 cc RD5 diberikan per drip dengan kecepatan 1-2 gr/jam (Setiyaningrum Erna, 2013).

Hasil penelitian post partum pada hari 1 sesuai dengan teori, Pengawasan dan pemantauan pre eklampsia berat pasca partum menjadi prioritas penting untuk meminimalkan terjadinya komplikasi yang tidak diinginkan, kejang bisa timbul pada periode ini walaupun sebelum melahirkan ibu

tidak pernah mengalami kejang

(Prawirohardjo Sarwono, 2010).

Perawatan nifas untuk ibu dengan pre eklampsia berbeda dalam beberapa aspek dari perawatan nifas normal. Variasi tersebut ditekankan dalam proses perawatan dan

pemantauannya, diantaranya dengan

melakukan observasi keluhan, KU, TTV, dan input out put karena observasi yang cermat pada ibu dengan pre eklampsia sangat

dianjurkan sepanjang periode ini

(Prawirohardjo Sarwono, 2010).

Hasil penelitian post partum hari ke 2 sesuai dengan teori, Kebutuhan dasar ibu nifas dan menyusui yang berguna untuk

memulihkan kondisi ibu dan melancarkan produksi ASI sangat bervariasi mulai dari nutrisi serta cairan, mobilisasi, psikososial, istirahat, eliminasi, dan personal higiene atau kebersihan diri semuanya harus terpenuhi.

Pemberian ASI sampai bayi minimal umur 6 bulan dan tidak diberi makanan lain memiliki banyak manfaat yaitu komposisi

ASI cukup untuk pertumbuhan dan

perkembangan bayi dan mengandung zat antibodi mencegah infeksi serta merangsang pertumbuhan sistem kekebalan tubuh.

Dari dua kasus tersebut secara

keseluruhan hampir sama, sama-sama

rujukan dari BPM yang mengeluh pusing, pandangan mata kabur serta kenceng-kenceng namun, responden kedua tidak

mengalami pembengkakan pada muka,

tangan dan kaki. Kedua responden saat ini sedang mengalami penyakit hipertensi yang muncul di trimester tiga kehamilannya yang disertai dengan protein urine +3.

Identifikasi diagnosa pada kasus 1 dan kasus 2 sama yaitu Ibu bersalin dengan pre eklampsia berat. Diagnosa potensial pada kasus I dan kasus 2 yakni eklampsia, namun pada kedua kasus tidak muncul karena sudah mendapatkan antisipasi dan penanganan yang tepat. Obat anti kejang yaitu 4 gr MgSO4 (20 cc MgSO4 20%) diberikan secara I.V dalam waktu 5 menit menjadi kebutuhan segera yang harus diberikan pada kedua kasus ini.

Intervensi yang sudah diberikan pada kasus 1 dan kasus 2 secara keseluruhan hampir sama yaitu pendekatan pada klien dan keluarga, cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan, kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi, observasi syarat pemberian MgSO4 (RR, reflek patella, produksi urine), dan observasi TTV, kemajuan persalinan dan intake out put.

Implementasi yang diberikan pada kasus 1 dan kasus 2 adalah sesuai dengan

intervensi yang telah diberikan yaitu

melakukan Asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan pre eklampsia berat.

Dari hasil evaluasi pada kasus 1 dan kasus 2, ibu dapat bersalin secara normal dan lancar tanpa komplikasi serta keadaan ibu dan bayi sehat.

KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN

(5)

Dan dapat disimpulkan diagnosa pada kasus 1 dan kasus 2 sama yaitu Ibu bersalin dengan pre eklampsia berat. Diagnosa potensial pada kasus I dan kasus 2 yakni eklampsia, namun pada kedua kasus tidak muncul karena sudah mendapatkan antisipasi dan penanganan yang tepat. Obat anti kejang yaitu 4 gr MgSO4 (20 cc MgSO4 20%) diberikan secara I.V dalam waktu 5 menit menjadi kebutuhan segera yang harus diberikan pada kedua kasus ini. Setelah 2 hari dari hasil evaluasi pada kasus 1 dan kasus 2, ibu dapat bersalin secara normal dan lancar tanpa komplikasi serta keadaan ibu dan bayi sehat

SARAN

Disarankan bagi Institusii Pendidikan,

dengan adanya penelitian ini dapat

melakukan pengabdian masyarakat untuk meminimalkan angka kejadian pre eklampsia berat pada ibu hamil di dalam masyarakat. Disarankan bagi peneliti selanjutnya mampu melaksanakan implementasi sesuai dengan protap yang sudah ditetapkan.

Disarankan bagi tenaga kesehatan

khususnya bidan lebih meningkatkan

keterampilannya dalam memberikan asuhan kebidanan sesuai dengan standar asuhan yang sudah ditetapkan. Disarankan untuk tempat

pelayanan kesehatan untuk dapat

memfasilitasi atau memberikan kebijakan

terhadap tenaga kesehatan untuk lebih memahami dan terampil, Sehingga asuhan kebidanan dapat dilakukan sesuai dengan standar dan dapat memberikan hasil sesuai dengan apa yang diharapkan. Disarankan untuk Klien, Dengan asuhan kebidanan yang telah diberikan, diharapkan klien tidak mengalami pre eklamsia pada kehamilan selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Setiyaningrum Erna, SST,. M.Kes,. 2013. Asuhan Kegawatdaruratan Maternitas (Asuhan Kebidanan Patologi). Jakarta: IN Media.

Cunningham, F. Gary. 2012. Obstetri William Volum 2. Jakarta: EGC.

DEPKES RI. 2013. Profil Kesehatan

Republik Indonesia.http://www.depkes RI.go.id.Diakses tanggal 10 April 2015. Jam 12.45 WIB.

Dinas Kesehatan Jawa Timur 2015.

http://www.depkes.go.id. Diakses tanggal 04 Mei 2015. Jam 11.06 WIB. Dinas Kesehatan Jombang, 2013. Profil

Kesehatan Jombang.

Nursalam, prof. Dr. 2013. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Prawirohardjo Sarwono, prof, dr. 2010. Buku Acuan Nasional Pelayanan

Referensi

Dokumen terkait

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung, Peraturan Menteri Pemerintah Pekerjaan Umum Nomor 26/PRT/M/2007 Tahun 2007 tentang Pedoman Tim Ahli

Because HTML5 needs to support existing content, the doc- type could be applied to an existing HTML 4.01 or XHTML 1.0 document.. Any future versions of HTML will also need to

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran tubuh yang dapat dijadikan sebagai pembeda jenis kelamin benih ikan Betutu yaitu A2 (pangkal moncong atas – ujung dorsal kepala), A4

Bullshit #3 "Terobosan bukan keharusan" dibantah Ippho dengan, penamaan yang memancing rasa ingin tahu, penyajian dengan cara berbeda, promosi dengan cara berbeda,

Dari tabel 4.9 diatas, dilihat dari usianya variabel Pelaksanaan ERM ( Enterprise Risk Management ), Efektivitas Sistem ERP ( Enterprise Resource Planning ), Kemampuan

Tujuan pen elitian ini adalah un tuk mengetahui pengaruh penggunaan ampas tahu fermentasisebagai bahan pakan terhadap efisiensi penggunaan protein (konsumsi protein,

Hasil penelitian ini adalah sebuah produk aplikasi sistem informasi untuk pengajuan pengadaan ATK oleh program studi dan unit pada Politeknik Harapan Bersama dan

Berdasarkan uraian latar belakang dan rumusan permasalahan, maka studi ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengaruh pemanfaatan remitan buruh migran yang dialokasikan untuk