• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh asimetri informasi dan ukuran perusahaan terhadap manajemen laba pada perusahaan pertambangan yang terdapat di bursa efek indonesia | Manggau | AKUNTABEL 1177 1843 1 PB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh asimetri informasi dan ukuran perusahaan terhadap manajemen laba pada perusahaan pertambangan yang terdapat di bursa efek indonesia | Manggau | AKUNTABEL 1177 1843 1 PB"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

103

PENGARUH ASIMETRI INFORMASI DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN

PERTAMBANGAN YANG TERDAPAT DI BURSA EFEK INDONESIA

Anastasia Wenny Manggau

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mulawarman, Indonesia

ABSTRACT

The research aims to investigate about asymmetric information and size of company toward earning management on mining companies which listed by Indonesia Stock Exchange for the period 2011-2013. The type of data used in this research is a secondary data that sourced by official website of Indonesia Stock Exchange. The analyisis Method used in this research is multiple linear regression analysis and helped by IMB®SPSS® 21 version.

The result of research partially shown that the variable of asymmetric information have a significant effect on earning management by result of the � �� � of 3,532 with significance level of 0,001. The reacerch result is supported by the research of Muliati (2011) which stated the asymmetric information has a positive significant effect on earnings management, while the size of company has no significant effect on earnings management with the � �� � -0,863 with a significance level of 0, 392 which the results of this research are also supported by previous study conducted by Limantara (2009) which states that the result of size of company is negatively affectively affect toward earning management. This research suggested the company to more effectively provide the financial reports and use many factors that effected to earning management beside total asset to measure the size of company.

Keywords : Earning management, asymmetric information and size company

PENDAHULUAN

(2)

104

subyektifitas dalam menyusun estimasi. Kelemahan inilah yang merupakan salah satu hal yang memberikan peluang atau kesempatan bagi pihak manajemen untuk melakukan manajemen laba. Asimetri informasi dapat terjadi karena manajer lebih mengetahui informasi perusahaan dibandingkan dengan pemilik atau pemegang saham, sehingga manajemen akan berusaha memanipulasi kinerja perusahaan yang dilaporkan untuk kepentingan sendiri.

Para peneliti telah menemukan bahwa asimetri informasi dapat mempengaruhi manajemen laba. Teori keagenan (agency theory) mengimplikasikan adanya asimetri informasi antara manajer sebagai agen dan pemilik (dalam hal ini adalah pemegang saham) sebagai kepala. Asimetri informasi muncul ketika manajer lebih mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan dimasa yang akan datang dibandingkan pemegang sahan dan stakeholder lainnya. Jika dikaitkan dengan peningkatan nilai perusahaan, ketika terdapat asimetri informasi, manajer dapat memberikan sinyal mengenai kondisi perusahaan kepada investor guna memaksimalisasi nilai saham perusahaan. Sinyal yang diberikan dapat dilakukan melalui pengungkapan (dislosure) informasi akuntansi.

Selain asimetri informasi, faktor lain yang mempengaruhi praktik manajemen laba yaitu ukuran perushaan. Ukuran perusahaan juga menanggung peranan penting dalam perusahaan yang melakukan praktik manajemen laba. Ukuran perusahaan yang kecil dianggap lebih banyak melakukan praktik manajemen daripada perusahaan besar. Hal ini disebabkan karena semakin besar ukuran perusahaan, biasanya informasi yang tersedia untuk investor dalam pengambilan keputusan sehubungan dengan investasi dalam saham perusahaan tersebut semakin banyak dan perusahaan besar yang besar lebih diperhatikan oleh masyarakat sehingga mereka lebih berhati – hati dalam melaporkan laporan keuangan, sehingga berdampak perusahaan tersebut melaporkan kondisinya lebih akurat. Berbeda dengan perusahaan yang kecil yang cenderung melakukan praktik manajemen laba, karena perusahaan kecil ingin cenderung memperhatikan kondisi perusahaan yang selalu berkinerja baik agar para calon investor menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut.( Restuwulan,2013).

Kondisi seperti ini merupakan masalah agensi yang sering terjadi dalam beberapa perusahaan yang ada di dunia. Asimetri informasi yang terjadi antara agent dan principal ini dapat menimbulkan suatu peluang kepada agent untuk melakukan praktik manajemen laba di perusahaan, karena dengan adanya informasi yang dimiliki oleh agent lebih banyak daripada principal maka agent dengan mudah dapat memanipulasi informasi yang ada di perusahaan. Beberapa penelitian telah dilakukan mengenai hubungan asimetri informasi dengan praktik manajemen laba. Salah satu penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati, dkk (2006) dan Muliati (2011) meneliti pengaruh asimetri informasi terhadap praktik manajemen laba pada perusahaan perbankan di BEI yang menghasilkan bahwa asimetri informasi mempunyai hubungan signifikan positif terhadap praktik manajemen laba.

(3)

105

yang disampaikan ke BEJ pada 27 Desember 2002. Akibat adanya dua laporan dengan informasi yang berbeda, tim pemeriksa Bapepam melakukan penelahaan atas data dan dokumen terkait dan mengambil kesimpulan bahwa perbedaan tersebut hanya disebabkan oleh: (1) adanya penyesuaian penilaian kembali atas AYDA dan penyisihan penghapusan aset produktif (PPAP); (2) kurangnya prinsip kehati-hatian Bank LIPPO dalam mencantumkan kata “diaudit” dan opini wajar tanpa pengecualian pada surat kabar; dan (3) adanya kelalaian akuntan publik dalam menyampaikan peristiwa penting dan material mengenai AYDA Bank LIPPO pada Bapepam. Akibat kasus ini baik Bank LIPPO maupun KAP bersangkutan dikenakan sanksi. Sedangkan, Dalam kasus yang terjadi pada PT Perusahaan Gas Negara yang melakukan pelanggaran prinsip pengungkapan laporan keuangan. Pelanggaran tersebut adalah menunda publikasi informasi material atas penurunan volume gas yang sudah diketahui manajemen sejak 12 September 2006, tetapi baru dipublikasikan pada bulan Maret 2007. Penurunan volume gas yang tidak dilaporkan sejak September 2006 tersebut telah memberikan informasi yang menyesatkan kepada investor (Yamaditya,2014). Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai tempat transaksi perdagangan saham dari berbagai jenis perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia. Ada beberapa jenis pengelompokan perusahaan di Bursa Efek Indonesia berdasarkan sektor-sektor yang dikelola. Sektor-sektor tersebut terdiri dari sektor pertanian, sektor pertambangan, sektor industri dasar dan kimia, sektor aneka industri, sektor industri barang konsumsi, sektor properti, sektor infrastruktur, sektor keuangan dan sektor perdagangan jasa investasi. Sektor pertambangan merupakan salah satu sektor yang memberikan sumbangsih besar bagi indonesia mulai dari peningkatan ekspor, pembangunan daerah, peningkatan aktivitas ekonomi, pembukaan lapangan kerja dan sumber pemasukan terhadap anggaraan pusat serta anggaran daerah. Aktifitas perusahaan pertambangan adalah rangkaian kegiatan dalam rangka upaya pencarian, pengembangan (pengendalian), pengolahan, pemanfaatan dan penjualan bahan galian (mineral, batu bara, panas bumi, migas). Ada beberapa macam risiko di bidang pertambangan yaitu (eksplorasi) yang berhubungan dengan ketidakpastian penemuan cadangan (produksi), risiko teknologi yang berhubungan dengan ketidakpastian biaya, risiko pasar yang berhubungan dengan perubahan harga, dan risiko kebijakan pemerintah yang berhubungan dengan perubahan pajak dan harga domestik.

(4)

106

terbesar ketujuh untuk komoditas emas, dan posisi kedelapan untuk komoditas batu bara. Namun demikian kegiatan pertambangan apabila tidak dilaksanakan secara tepat dapat menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan terutama gangguan keseimbangan tanah yang cukup besar sehingga tingkat risiko yang dihadapi investor akan berbeda setiap tahunnya.

Perusahaan pertambangan indonesia memiliki banyak sumber daya alam yang menarik minat para investor untuk menanamkan modal tersebut, karena pada saat ini merupakan salah satu sumber daya alam potensial yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber devisa untuk pembangunan nasional, merupakan industri yang memiliki kemungkinan terbesar untuk berkembang, sebagaimana fakta bahwa indonesia memiliki banyak sumber daya alam yang menarik minat para investor untuk menanamkan modal tersebut. Adanya industri pertambangan memberikan pengaruh besar kepada kondisi perekonomian indonesia dan juga daerah-daerah tempat adanya industri pertambangan tersebut.

Motivasi Penelitian ini yaitu perusahaan pertambangan merupakan perusahaan yang aktivitasnya secara langsung dapat berdampak negatif terhadap lingkungan, seperti masalah limbah dan polusi. Hal tersebut menyebabkan perusahaan pertambangan memiliki tingkat risiko industri dan lingkungan yang tinggi oleh karena itu perusahaan pertambangan wajib untuk melaporkan dan mengungkapkan tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaannya sebagaimana yang telah diatur dalam UU Nomor 40 Tahun 2007. Pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan tersebut perlu dilaporkan agar masyarakat mengetahui seberapa jauh para pengguna laporan keuangan tersebut melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungannya. Dan hasil-hasil penelitian yang terdapat banyak kontradiksi yaitu adanya perbedaan hasil yang positif, negatif dan signifikan juga menjadi bagian dari motivasi dalam penelitian ini.

(5)

107

yang berkepentingan. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi konseptual bagi pengembangan literatur tentang manajemen laba sehingga dapat dijadikan bahan rujukan dalam penelitian selanjutnya. Teori keagenan dapat dipandang sebagai suatu model kontraktual antara dua atau lebih orang (pihak), dimana salah satu pihak disebut manajer (agent) dan pihak yang lain disebut pemilik perusahaan (principal). Pemilik perusahaan mendelegasikan pertanggungjawaban atas pembuat keputusan kepada agent, hal ini dapat pula dikatakan bahwa pemilik perusahaan memberikan suatu amanah kepada manajer untuk melaksanakan tugas tertentu sesuai dengan kontrak kerja yang telah di sepakati. Wewenang dan tanggungjawab manajer maupun pemilik perusahaan diatur dalam kontrak kerja atas persetujuan bersama.

Menurut Eisenhardt (1989) dalam Ujiyanto dan Bambang (2007) menyatakan bahwa teori agensi menggunakan tiga asumsi sifat manusia yaitu: (1) manusia pada umumya mementingkan diri sendiri (self interest), (2) manusia memiliki daya pikir terbatas mengenai persepsi masa mendatang (bounded

rationality), dan (3) manusia selalu menghindari resiko (risk averse). Berdasarkan

asumsi sifat dasar manusia tersebut manajer sebagai manusia akan bertindak

opportunistic, yaitu mengutamakan kepentingan pribadinya.

Oleh karena itu, terkadang kebijakan-kebijakan tertentu yang dilakukan oleh manajemen perusahaan tanpa sepengetahuan pihak pemilik modal atau investor.

Teori agensi (Agency theory) memiliki asumsi bahwa masing-masing individu semata-mata temotivasi oleh kepentingan diri sendiri sehingga memimbulkan konflik kepentingan antara pemilik perusahaan dan manajer. Pemegang saham sebagai pihak principal mengadakan kontrak untuk memaksimumkan kesejahteraan dirinya dengan profitabilitas yang selalu meningkat. Manajer termotivasi untuk memaksimalkan pemenuhan kebutuhan ekonomi dan psikologinya antara lain dalam memperoleh investasi, pinjaman,maupun kontrak kompensasi. Masalah keagenan muncul karena adanya perilaku oprtunistik dari manajer, yaitu perikalu manajemen untuk memaksimunkan kesejahteraannya sendiri yang berlawanan dengan kepentingan pemilik perusahaan. Manajer memiliki dorongan untuk memilih dan menerapkan metode akuntansi yang dapat memperhatikan kinerjanya yang baik untuk tujuan mendapatkan hadiah/bonus dari pemilik perusahaan. Para manajer memiliki fleksibilitas untuk memilih di antara beberapa cara alternatif dalam mencatat transaksi sekaligus opsi-opsi yang ada dalam perlakuan akuntansi yang sama. Fleksibilitas ini, yang dimaksud untuk memungkinkan para manajer beradaptasi terhadap berbagai situasi ekonomi dan menggambarkan konsekuensi ekonomi yang sebenarnya dari transaksi tersebut, dapat juga digunakan untuk memengaruhi tingkat pendapatan pada suatu waktu tertentu dengan tujuan untuk memberikan keuntungan bagi para manajemen dan pemangku kepentingan (stakeholder).

Pada dasarnya manajemen laba memiliki beberapa definisi lain tersendiri, antara lain :

(Riahi,Belkaoui,2006:74): yaitu “suatu kemampuan untuk “memanipulasi”

pilihan-pilihan yang tersedia dan mengambil pilihan yang tepat untuk dapat mencapai tingkat laba yang diharapkan. Hal ini adalah salah satu contoh lain yang

(6)

108

Menurut Muliati (2011): “Manajemen laba adalah intervensi manajemen terhadap

laporan keuangan, yaitu berupa pilihan yang dilakukan oleh manajemen terhadap kebijakan-kebijakan akuntansi, yang diperankan dalam proses pelaporan eksternal untuk mencapai tujuan/maksud tertentu, sehingga dapat mengurangi kredibilitas

laporan keuangan”.

Restuwulan (2013):“manajemen laba merupakan suatu tindakan yang dilakukan

oleh manajer dengan cara memanipulasi data atau informasi akuntansi agar jumlah laba yang tercatat dalam laporan keuangan sesuai dengan keinginan

manajer,baik untuk kepentingan pribadi maupun kepentingan perusahaan”.

Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa manajemen laba adalah tindakan yang dilakukan oleh manajerial untuk memantipulasi laporan keuangan dengan mengatur besar kecilnya laba perusahaan demi kepentingan pribadi atau demi meninggkatkan nilai saham perusahaan. Sulistyanto (2008) menyebutkan secara umum terdapat tiga kelompok model empiris manajemen laba yang diklasifikasikan atas dasar basis pengukuran yang digunakan yaitu model yang berbasis akrual agregat (aggregate accruals), akrual khusus (specific

accruals) dan distribusi laba (distribution of earnings). Model Jones

menggunakan sisa regresi total akrual dari perubahan penjualan dan property,

plant and equipment sebagai proksi manajemen laba. Model Healy merupakan

model yang relatif sederhana karena menggunakan total akrual (total accruals) sebagai proksi manajemen laba. Total akrual disini merupakan penjumlahan

discretionary accruals dan nondiscretionary accruals. Discretionary accruals

merupakan komponen akrual yang dapat diatur dan direkayasa sesuai dengan kebijakan (discretion) manajerial, sementara undiscretionary accruals merupakan komponen akrual yang tidak dapat diatur dan direkayasa sesuai dengan kebijakan manajer perusahaan.

Akrual Modal Kerja (t) Akrual modal kerja (t-1) (ML) : -

Penjualan (t) Penjualan (t-1)

Akrual Modal Kerja = Laba Bersih Operasi – aliran arus kas aktivitas operasi

Data akrual modal kerja dapat diperoleh langsung dari laporan arus kas aktivitas operasi, sehingga investor dapat langsung memperoleh data tersebut tanpa melakukan perhitungan yang rumit. Manajer sebagai pengelola perusahaan lebih banyak mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan dimasa yang akan datang dibandingkan pemilik (pemegang saham). Oleh karena itu sebagai pengelola, manajer berkewajiban memberikan sinyal mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik. Sinyal yang diberikan dapat dilakukan melalui pengungkapan informasi akuntansi seperti laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan salah satu alat yang digunakan oleh pihak manajemen perusahaaan untuk mengkomunikasikan informasi keuangan kepada pihak- pihak yang berkepentingan. Menurut IAI (Ikatan Akuntan Indonesia ) tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang berkaitan dengan posisi keuangan,prestasi (hasil usaha) perusahaan, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi pemakai dalam pengambilan keputusan

(7)

109

ekonomi. Laporan keuangan sangat diperlukan oleh setiap perusahaan untuk mengetahui kemajuan dan kemunduran dari usahanya. Selain itu, laporan keuangan digunakan sebagai dasar untuk menentukan atau menilai posisi keuangan tersebut.

Salah satu kendala yang akan muncul antara manajer (agent) dan pemilik perusahaan (principal) adalah adanya asimetri informasi. Asimetri informasi adalah suatu keadaan dimana agent mempunyai informasi yang lebih banyak dengan principal, kondisi ini memberikan kesempatan kepada agent menggunakan informasi yang diketahuinya untuk memanipulasi pelaporan keuangan sebagai usaha untuk memaksimalkan kemakmurannya. Asimetri informasi ini mengakibatkan terjadinya moral hazard berupa usaha manajemen untuk melakukan manajemen (Rahmawati,dkk.2006).Informasi yang lebih banyak dimiliki oleh manajer dapat memicu untuk melakukan tindakan-tindakan sesuai dengan keinginan dan kepentingan untuk mekasimumkan utilitynya. Sedangkan bagi pemilik modal dalam hal ini investor, akan sulit untuk mengontrol secara efektivitas/tindakan yang dilakukan oleh manajemen karena hanya memiliki sedikit informasi yang ada. Oleh karena itu, terkadang kebijakan-kebijakan tertentu yang dilakukan oleh manajemen perusahaan tanpa sepengetahuan pihak pemilik modal atau investor.

SPREAD i,t = (aski,t – bidi,t)/{(aski,t + bidi,t)/2} x 100%

Ukuran perusahaan merupakan salah satu indikator yang digunakan investor dalam menilai asset maupun kinerja perusahaan. Ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana dapat diklasifikasikan besar atau kecil perusahaan menurut berbagai cara antara lain total aktiva. Log size, total penjualan, nilai pasar saham, dan lain-lain. Berdasarkan uraian tentang ukuran perusahaan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan merupakan suatu indikator yang dapat menunjukkan suatu kondisi atau karakteristik suatu organisasi atau perusahaan dimana terdapat beberapa parameter yang dapat digunakan untuk menentukan ukuran (besar/kecilnya) suatu perusahaan, seperti banyaknya jumlah karyawan yang digunakan dalam perusahaan untuk melakukan aktivitas operasional perusahaan, jumlah aktiva yang dimiliki perusahaan, total penjualan yang dicapai oleh perusahaan dalam suatu periode, serta jumlah saham yang beredar.

Teori Bid Ask Spread Jika seseorang investor ingin membeli atau

menjual suatu saham atau sekuritas lain di pasar modal, dia biasanya melakukan transaksi melalui broker/dealer yang memiliki spesalisasi dalam sekuritas.

Broker/dealer inilah yang siap untuk menjual pada investor untuk harga ask jika

investor ingin membeli suatu sekuritas. Jika investor sudah mempunyai suatu sekuritas dan ingin menjualnya, maka broker/dealer ini yang akan membeli sekuritas bid. Perbedaan antara harga bid dan harga ask ini adalah spread. Jadi

bid-ask spread adalah selisih harga beli tertinggi bagi broker/dealer bersedia

untuk membeli suatu saham dan harga jual diman broker/dealer bersedia untuk menjual saham tersebut,(Restuwulan,2013). Pembahasan lebih lanjut mengenai

spread dikemukakan oleh Cohen, dkk (1986) dalam Muliati (2011) yang

(8)

110

suatu saham merupakan perbedaan harga bid dan ask yang ditentukan oleh dealer secara individual ketika dealer hendak memperdagangkan saham tersebut, sedangkan spread pasar untuk suatu saham merupakan perbedaan harga bid tertinggi dan ask terendah diantara beberapa dealer yang sama-sama melakukan transaksi untuk saham tersebut. Berdasarkan perbedaan tersebut, maka spread pasar dapat lebih kecil dibandingkan dengan spread dealer.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini meneliti pengaruh asimetri informasi dan ukuran perusahaan terhadap manajemen laba pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2011-2013. Jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif, yang dinyatakan dalam angka-angka, yang menunjukkan nilai besaran variabel. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dari IDXMonthly Stasistic yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia stock Exchange pada tahun 2011-2013..Populasi yang digunakan adalah seluruh perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2011-2013 sebanyak 17 perusahaan. Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan yang bergerak pada bidang pertambangan sebanyak 17 perusahaan dan dikali 3 tahun dengan total sampel 51. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah

purposive sampling, yaitu pemilihan sampel tidak secara acak tetapi dengan

menggunakan pertimbangan dan kriteria-kriteria tertentu yang ditetapkan peneliti. Sebelum dapat melakukan analisis data Multiple Regression Analysis dengan menggunakan bantuan program SPSS, maka terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik.

Berikut akan dijelaskan tentang pengujian asumsi klasik. Pengujian asumsi klasik meliputi uji normalitas, uji multikolonieritas, uji autokorelasi, dan uji heterokesdastisitas. Hal ini bertujuan agar dalam model regresi memenuhi syarat

BLUE (Best Linier unbiased estimator). Uji normalitas menggunakan metode

dengan melihat distribusi normal probability plot yang membandingkan distribui kumulatif dari distribusi normal. (Uji Multikolinearitas menggunakan metode VIF

(Variance Inflation Factor). Apabila terhadap variabel independen yang memiliki

(9)

111

berganda/analisis regresi berganda (Multiple Regression Analysis). Alasan menggunakan metode analisis regresi berganda adalah untuk mengetahui pengaruh suatu variabel bebas (variabel bebas lebih dari satu) terhadap variabel terikat.Uji analisis regresi linier berganda pada penelitian ini mengandung unsur interaksi uji parsial (t).

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian yang menguji pengaruh asimetri informasi dan ukuran perusahaan terhadap manajemen laba pada perusahaan pertambangan diatas, maka ada beberapa hal yang dapat di jelaskan dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut :

Pengaruh asimetri informasi dan ukuran perusahaan terhadap manajemen laba secara parsial ; Pengaruh Asimetri Informasi terhadap Manajemen Laba Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa asimetri informasi berpengaruh positif pada manajemen laba dengan nilai �ℎ� �� sebesar 3,532 dengan tingkat signifikansi 0,001. Pengujian hipotesis menunjukkan bahwa asimetri informasi berpengaruh positif pada manajemen laba, maka dapat disimpulkan bahwa � diterima artinya secara parsial variabel asimetri informasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel manajemen laba. Hasil pengujian ini mendukung hasil penelitian Muliati (2011) yang menyatakan bahwa asimetri informasi mempunyai pengaruh signifikan positif terhadap manajemen laba. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi asimetri informasi semakin tinggi peluang yang dimiliki manajer untuk melakukan manajemen laba.

Asimetri informasi terjadi karena manajer lebih mengetahui informasi perusahaan dibandingkan pihak lain (pemilik atau pemegang saham). Oleh karena itu sebagai pengelola, manajer berkewajiban memberikan sinyal mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik. Sinyal yang diberikan dapat dilakukan melalui pengungkapan informasi akuntansi seperti laporan keuangan. Akan tetapi informasi yang disampaikan terkadang diterima tidak sesuai dengan kondisi perusahaan sebenarnya. Asimetri antara manajemen (agent) dengan pemilik

(principal) memberikan kesempatan kepada manajer untuk bertindak oportunis,

yaitu memperoleh keuntungan pribadi (manajemen laba).

(10)

112

berpengaruh negatif terhadap manajemen laba. Ukuran perusahaan diduga mampu mempengaruhi besaran pengelolaan laba perusahaan, dimana jika pengelolaan laba tersebut oportunis maka semakin besar perusahaan maka semakin kecil pengelolaan laba ( berhubungan negatif) tetapi jika pengelolaan laba efisien maka semakin besar ukuran perusahaan semakin tinggi pengelolaan labanya (berhubungan positif). perusahaan-perusahaan yang lebih besar memiliki dorongan yang lebih besar pula untuk melakukan perataan laba dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan yang lebih kecil

Hasil pengujian dalam penelitian ini mendukung pandangan yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan memiliki hubungan negatif dengan manajemen laba, artinya perusahaan yang lebih besar kurang memiliki dorongan untuk melakukan manajemen laba dibandingkan perusahaan -perusahaan kecil dan perusahaan besar dipandang lebih kritis oleh pemegang saham dan pihak luar.

KESIMPULAN

(11)

113

total aktiva untuk mengukur ukuran perusahaan seperti total penjualan untuk mengetahui perbedaan hasil yang diperoleh dengan menggunakan proksi yang berbeda.Untuk periode pengamatan diharapkan menggunakan tahun yang terbaru agar dapat memberikan gambaran terkini mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap mananjemen laba dan juga subjek dan variabel penelitian juga perlu di tingkatkan.

DAFTAR PUSTAKA

Achmad. 2007. Investigasi Motivasi dan Strategi Manajemen Laba Pada Perusahaan Publik Di Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi X. Arief Ujiyanto,bambang.2007. Asimetri Informasi dan Manajemen Laba: Suatu

Tinjauan Dalam Hubungan Keagenan. http//www.google.co.id diakses tanggal 17 Januari 2016

Christina Tarigan,Theresia.2011. “Pengaruh Asimetri Informasi, Corporate

Governance, Dan ukuran Perusahaan Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdapat di BEI”.(Skripsi

dipublikasikan). Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”

YOGYAKARTA.

Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Multivariate Dengan Program SPSS. Balai Penerbit.

Ghozali,Imam.2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS IBM 19. Badan Penerbit Universitas Diponegoro UNDIP

http://silfisulfiyah.blogspot.co.id/2010/12/ukuran-perusahaan.html diakses tanggal 17 januari 2016

Ikatan Akuntan Indonesia. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.

Limantara, Mira.2009.”Pengaruh asimetri Informasi dan Ukuran Perusahaan Pada

manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek

Indonesia”(Skripsi dipublikasikan). Universitas Katolik Widya

Mandala Jawa Timur.

Muliati.(2011).”Pengaruh asimetri informasi dan ukuran perusahaan pada praktik

manajemen laba di perusahaan perbankan yang terdapat di BEI.(Skripsi dipublikasikan). Universitas Udayana Bali.

Munawir,S.2005.Analisis laporan Keuangan, Edisi Keempat,Cetakan KetigaBelas, YBP Universitas Gadjah Mada,Liberty, Yogyakarta. Nuryaman. 2008. Pengaruh Konsentrasi Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, dan

Mekanisme Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba.

Simposium Nasional Akuntansi XI.

Priyanto, Bambang. 2013.Dasa r-Dasa r Pembelajaran Perusahaan. Penerbit Andi, Yogyakarta.

Putu Adi, Ni Kadek,Nyoman Ari Surya.2014.” Pengaruh asimetri informasi dan

ukuran perusahaan terhadap praktek manajemen laba pada

perusahaan manufaktur yang terdapat di BEI”.(skripsi

(12)

114

Rahmawati. 2006. “Pengaruh Asimetri Informasi terhadap Praktik Manajemen

Laba pada Perusahaan Perbankan Publik yang terdaftar di Bursa

Efek Jakarta”, Simposium Nasional Akuntansi IX.

Restuwulan.2013.“Pengaruh Asimetri Informasi dan Ukuran perusahaan Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Sektor Industri Food and

Beverages yang terdapat di BEI”. (Skripsi dipublikasikan).

Universitas Widyatama

Riahi,Belkaoui.2006.Accounting Theory- teori akuntansi .penerbit salemba empat, Jakarta.

Riduwan.2010. Dasar-Dasa r statistika.Alfabeta,Bandung. Rusdin, 2005. Pasar Modal. Alfabeta. Bandung.

Sulistiono. (2010). Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Struktur Modal dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur di BEI Tahun 2006-2008.Skripsi. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Tarigan,Theresia Christina.(2011).Pengaruh asimetri informasi,Corporate Governance,dan ukuran perusahaan terhadap praktik manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdapat di BEI.(Skripsi

dipublikasikan).Universitas pembangunan Nasional “Veteran”

Yogyakarta.

Umar, Husein. 2008. Metode Riset Akuntansi Terapan. Ghala Indonesia Jakarta.

Yamaditya,Vanian.2014. “Pengaruh Asimetri informasi,Leverage, dan Ukuran

Perusahaan terhadap praktik Manajemen Laba pada Perusahaan

Manufaktur yang terdapat di BEI”.(Skripsi dipublikasikan).

Universitas Diponegoro.

Yunita,Sari Aprillia.2010. “Pengaruh Asimetri Informasi Dan ukuran Perusahaan

Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Food And Beverages

yang Go Public yang terdapat di BEI”.( Skripsi dipublikasikan). Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Sulistyanto, Sri. 2008. Manajemen Laba: Teori dan Model Empiris, Jakarta: Grasindo.

Referensi

Dokumen terkait

Dari perspektif finansial, menunjukan kinerja perusahaan dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2007 sudah cukup baik karena keuangannya diatas ratarata yang diajukn ole hank

[r]

Berdasarkan dapatan kajian sebanyak 51.8% responden bersetuju bahawa Sebagai anggota tentera mereka merasa bangga apabila dapat melakukan semua aktiviti sosial yang dilarang

Menurut Herlina Mustikasari selaku Ketua Komunitas Magma, program daur ulang sampah plastik yang dilakukan oleh Komunitas Magma akan dilakukan di 7 Taman Bacaan

Dari seluruh pengujian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh pH, kecepatan putar dan konsentrasi imidazoline terhadap laju korosi pada baja AISI 1045 didapatkan hasil bahwa

Berdasarkan hasil kesimpulan tentang analisis metode Simple Additive Weighting (SAW) untuk pemilihan desain user interface yang sesuai dengan prinsip Usability , maka

Outstanding Kewajiban pada Bank Lain pada Triwulan III mengalai penurunan dibandingkan dengan posisi Juni 2016. Selain penurunan dari sisi Arus Kas Keluar, penurunan NCO selama

Dan nilai Sig sebesar 0,000 < 0,05 maka sesuai dasar pengambilan keputusan dalam Uji Paired Sample T-Test, dapat disimpulkan Ho ditolak dan Ha diterima, yang