• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI BILANGAN PECAHAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI BILANGAN PECAHAN."

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

Tiara Dara Lugina, 2013

Penerapan Model Kooperative Tipe Student Team Achievtment Division Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Sukajaya Kecamatan Lembang Tahun ajaran 2012-2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PADA MATERI BILANGAN PECAHAN

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Sukajaya Kecamatan Lembang Tahun ajaran 2012-2013)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

Tiana Dara Lugina 0902965

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PEDAGODIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Tiara Dara Lugina, 2013

Penerapan Model Kooperative Tipe Student Team Achievtment Division Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Sukajaya Kecamatan Lembang Tahun ajaran 2012-2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul Penerapan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan (Penelitian

Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Sukajaya Kecamatan Lembang Tahun Ajaran 2012-2013)” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara yang

tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.

Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada

saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan

dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keasliannya.

Bandung, Juni 2013

Yang Membuat Pernyataan

Tiana Dara Lugina

(3)

Tiara Dara Lugina, 2013

Penerapan Model Kooperative Tipe Student Team Achievtment Division Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Sukajaya Kecamatan Lembang Tahun ajaran 2012-2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

TIANA DARA LUGINA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION

UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI BILANGAN PECAHAN

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Sukajaya Kecamatan Lembang Tahun ajaran 2012-2013)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH :

Pembimbing I

Dra. Hj. Ani Hendriani, M.Pd

NIP. 19600624 198603 2 001

Pembimbing II

Dr. H. Sufyani Prabawanto, M.Ed

NIP. 196600830 198603 1 003

Mengetahui

Ketua Jurusan PGSD

(4)

Tiara Dara Lugina, 2013

Penerapan Model Kooperative Tipe Student Team Achievtment Division Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Sukajaya Kecamatan Lembang Tahun ajaran 2012-2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Dr. Babang Robandi, M. Pd

(5)

Tiara Dara Lugina, 2013

Penerapan Model Kooperative Tipe Student Team Achievtment Division Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Sukajaya Kecamatan Lembang Tahun ajaran 2012-2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu ABSTRAK

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Pada Materi Bilangan Pecahan Oleh : Tiana Dara Lugina

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti ini dilatarbelakangi oleh rendahnya skor siswa setelah dilakukannya kegiatan observasi pada materi bilangan pecahan, yaitu dibawah KKM 65. Pembelajaran matematika yang monoton dan guru sebagai center pembelajaran sehingga banyak siswa yang tidak menyukai. Siswa masih belum bisa memahami penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan, terumata pecahan berpengebut tidak sama. Dengan latar belakang tersebut, peneliti menerapkan model pembelajaran kooperatif Tipe Student Team

Achievement Division (STAD) pada materi bilangan pecahan. Berdasarkan

(6)

Tiara Dara Lugina, 2013

Penerapan Model Kooperative Tipe Student Team Achievtment Division Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Sukajaya Kecamatan Lembang Tahun ajaran 2012-2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

permasalahnnya sehingga akan memepermudah dalam menerapkan model tersebut. Pada penelitian selanjutnya, hendaknya model STAD ini diterapkan pada materi yang lebih sulit lagi terutama bahasan tentang bilangan pecahan.

(7)

Tiara Dara Lugina, 2013

Penerapan Model Kooperative Tipe Student Team Achievtment Division Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Sukajaya Kecamatan Lembang Tahun ajaran 2012-2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah suatu perbuatan atau proses yang didalamnya berupa

pengalaman belajar langsung dalam sepanjang hidup baik didalam lingkungan

atau yang diselenggarakan di lembaga pendidikan formal yang bertujuan

untuk memperoleh pengetahuan.

Tujuan pendidikan Nasional menurut Undang-undang No. 20 Tahun 2003

Pasal 3 yaitu :

Mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangannya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Berdasarkan pemaparan diatas, dalam mencapai tujuan pendidikan yang di

idam-idamkan membutuhkan kerja keras dan usaha serta dukungan dari semua

pihak. Baik itu pemerintah, kepala sekolah, pendidik, siswa dan masyarakat

serta sarana dan prasarana yang layak agar menciptakan sumber daya manusia

yang berkualitas dan mampu berdaya saing secara sehat.

Pendidikan, tidak terlepas dari kegiatan pembelajaran yang memiliki

aturan-aturan tertentu agar tercapainya tujuan-tujuan yang diinginkan.

Kegiatan pembelajaran dapat dilakukan didalam kelas atau dilingkungan luar

kelas, terdapat hubungan sosial antara pendidik dengan siswa maupun siswa

dengan siswa. Menurut peraturan Pemerintah RI No. 19/2005, pasal 19

(8)

Tiara Dara Lugina, 2013

Penerapan Model Kooperative Tipe Student Team Achievtment Division Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Sukajaya Kecamatan Lembang Tahun ajaran 2012-2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis siswa.

Kenyataan dilapangan, setelah dilakukannya obeservasi pada tanggal 11

Februari 2013 di SDN Sukajaya Kecamatan Lembang kegiatan proses

pembelajaran terkesan jauh dengan apa yang diharapkan oleh pemerintah.

Pembelajaran terasa monoton dengan metode ceramah, guru menjelaskan

dengan duduk di meja atau menulis dipapan tulis, siswa mendengarkan lalu

menulis dan bertanya ketika tidak memahami tulisan yang pendidik tulis

dipapan tulis. Ruang kelas sebagai tempat proses belajar dan mengajar kurang

memadai dengan jumlah siswa yang banyak tidak diimbangi dengan ruangan

yang besar. Penggunaan model, metode, strategi dan teknik pembelajaran

yang kurang bervariatif sehingga siswa merasa sulit untuk memahami

pelajaran dengan baik dalam setiap materinya, terutama pelajaran matematika.

Menurut Ruseffendi (2005 : 15), “matematika (Ilmu Pasti) bagi anak-anak pada umumnya merupakan pelajaran yang tidak disenangi, kalau bukan

pelajaran yang paling dibenci.” Pernyataan tersebut memang terjadi di SDN Sukajaya kelas empat mengenai pelajaran matematika. Siswa tidak senang

bahkan cenderung membenci pelajaran tersebut karena terlalu banyak rumus

yang harus mereka hafalkan dan kemampuan berhitung yang belum mereka

kuasai dengan baik. Salah satu materi dalam pelajaran matematika yang sulit

dibelajarkan di kelas empat SDN Sukajaya adalah bilangan pecahan.

Pusat Pengembangan Kurikulum dan Sarana Pendidikan Badan

Penelitian dan Pengembangan (Heruman, 2012 : 43) menyatakan bahwa,

“bilangan pecahan merupakan salah satu topik yang sulit untuk diajarkan.

Kesulitan itu terlihat dari kurang bermaknanya kegiatan pembelajaran yang

(9)

Tiara Dara Lugina, 2013

Penerapan Model Kooperative Tipe Student Team Achievtment Division Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Sukajaya Kecamatan Lembang Tahun ajaran 2012-2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Setelah dilakukan observasi yang dilaksanakan penulis, kenyataan yang

didapat ketika pembelajaran matematika dengan materi bilangan pecahan

dikelas empat yaitu sebagian besar siswa dari 38 siswa, 34 diantaranya

memperoleh skor dibawah KKM (kriteria kelulusan minimal) dengan rata-rata

skor yang diperoleh 58,68. Hal ini disebabkan karena dari 37 siswa, 30

diantaranya tidak memahami konsep pembelajaran bilangan pecahan, siswa

belum menguasai operasi hitung perkalian sehingga tidak bisa mengerjakan

operasi hitung pecahan berpenyebut beda dan siswa tidak memiliki buku paket

dan hanya memiliki LKS (lembar kerja siswa) yang isinya kurang relevan.

Melihat kenyataan yang ada, penulis mencoba melakukan sebuah inovasi

dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model, metode, strategi

dan teknik yang tepat agar tercapainya hasil belajar siswa yang maksimal.

Menurut Hamid (2011 : 26), “siswa pada masa kini tidak bisa lagi dididik

dengan pola tradisonal tanpa adanya sikap timbal balik atau interaksi dengan

siswa itu sendiri.” Dari pendapat tersebut, penulis mencoba menerapkan model pembelajaran yang relevan dengan kondisi dilapangan yaitu model

pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD)

karena dengan penggunaan model pembelajaran yang tepat dapat terjadi

interaksi hubungan antara pendidik dengan siswa dan siswa dengan siswa

sehingga dapat tercapainya hasil belajar yang memuaskan dengan pencapaian

nilai di atas KKM pada materi bilangan pecahan.

Cooperative learning menurut Sanjaya (2006 : 239) merupakan “kegiatan

belajar siswa dilakukan dengan cara berkelompok. Model pembelajaran

kelompok adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam

kelompok-kelompok tertentu untuk mencapainya tujuan pembelajaran yang

telah dirumuskan.” STAD adalah salah satu variansi model dalam

pembelajaran kooperatif yang didalamnya memiliki Lima komponen utama

(10)

143-Tiara Dara Lugina, 2013

Penerapan Model Kooperative Tipe Student Team Achievtment Division Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Sukajaya Kecamatan Lembang Tahun ajaran 2012-2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

146) yaitu, “presentasi kelas (class presentation), tim (teams works), kuis

(quizzes), skor kemajuan individual (individual improvement score) dan

rekognisi tim (team recognation).”

Model kooperatif tipe STAD merupakan model kooperatif yang mudah

diterapkan terutama oleh guru pemula yang baru menerapkan model

kooperatif. STAD dapat diterapkan dalam berbagai mata pelajaran khususnya

pelajaran matematika di sekolah dasar, hal ini sependapat dengan pandangan

Slavin (2005 : 12), “STAD telah digunakan dalam berbagai mata pelajaran yang ada, mulai dari matematika, bahasa, seni, sampai pengetahuan social dan

ilmu pengetahuan ilmiah lain dan telah digunakan mulai dari siswa kelas dua

sampai perguruan tinggi.”

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Arta Setia Murti pada tahun 2011,

mengenai hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika dengan

penggunaan model kooperatif tipe Student Team Achievement Division adalah

siswa dapat bekerja sama dengan orang lain dalam upayanya untuk menguasai materi pembelajaran dan membantu temannya yang kurang mampu menguasai materi. Nilai pada siklus tes pertama 65,79% dan pada siklus kedua naik menjadi 77,90% dengan nilai tes siswa pada siklus ke dua mencapai KKM 100%.

Menurut penulis, model kooperatif tipe STAD mampu membuat siswa

bekerja sama dalam belajar karena dalam pembelajaran kooperatif siswa

dibagi kedalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki kemampuan yang

beraneka ragam, mampu membuat siswa bertanggung jawab terhadap teman

satu timnya, mampu membuat diri mereka belajar dalam kelompoknya dengan

lebih baik dan menimbulkan daya saing yang sehat antar kelompok dalam

memperoleh skor.

Model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini, diharapkan mampu

meningkatkan hasil belajar siswa dikelas, selain itu dapat meningkatkan

(11)

Tiara Dara Lugina, 2013

Penerapan Model Kooperative Tipe Student Team Achievtment Division Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Sukajaya Kecamatan Lembang Tahun ajaran 2012-2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

rendah. STAD diharapkan mampu membuat pembelajaran matematika dikelas

terasa menyenangkan dan hidup dengan aktivitas antar siswa dan pendidik

dalam proses pembelajaran.

Maka dalam hal ini, penulis mengkaji penelitian tindakan kelas untuk

dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas empat Sekolah Dasar Negeri

Sukajaya pada mata pelajaran matematika mengenai bilangan pecahan dengan

judul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team

Achievement Division Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi

Bilangan Pecahan”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang di uraikan di atas, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah perencanaan dalam penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi

bilangan pecahan di kelas 4 SDN Sukajaya?

2. Bagaimanakah pelaksanaan dalam penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi

bilangan pecahan di kelas 4 SDN Sukajaya?

3. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa dengan penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD pada materi bilangan pecahan di kelas

4 SDN Sukajaya?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh peneliti ini dimaksudkan

untuk mencapai tujuan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui perencanaan dalam penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi

(12)

Tiara Dara Lugina, 2013

Penerapan Model Kooperative Tipe Student Team Achievtment Division Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Sukajaya Kecamatan Lembang Tahun ajaran 2012-2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Untuk mengetahui pelaksanaan dalam penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi

bilangan pecahan di kelas 4 SDN Sukajaya.

3. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dengan penerapan

model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada materi bilangan pecahan

di kelas 4 SDN Sukajaya.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah :

1. Bagi Peneliti:

Penulis berharap dengan adanya penelitian ini, penulis mendapatkan

pengetahuan lebih mendalam mengenai pengaruh penggunaan model

Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division terhadap hasil belajar

siswa dalam pelajaran Matematika dengan materi bilangan pecahan di

kelas 4

2. Bagi Guru:

Melalui penelitian ini guru akan mendapatkan pengetahuan baru mengenai

model belajar yang bervariatif khususnya model kooperatif Tipe Student

Team Achievement Division yang dapat diterapkan dalam proses belajar

mengajar.

3. Bagi Siswa:

Siswa dapat merubah pola belajarnya selama ini, dengan berubah menjadi

siswa aktif baik secara individu maupun dalam kelompok agar hasil

belajar yang ingin dicapai mendapatkan hasil yang baik.

E. Hipotesis Tindakan

Hipotesisi tindakan dalam penelitian ini adalah “Jika guru menerapkan

model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division,

maka hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika dalam materi

bilangan pecahan akan meningkat”.

(13)

Tiara Dara Lugina, 2013

Penerapan Model Kooperative Tipe Student Team Achievtment Division Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Sukajaya Kecamatan Lembang Tahun ajaran 2012-2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Untuk memperoleh kesamaan pandangan mengenai variable penelitian berikut

batasan istilah yang digunakan dalam penelitian ini, diantaranya :

1. Model Student Team Achievement Division

Student Team Achievement Division adalah pembelajaran kooperatif yang

mudah diterapkan bagi guru dalam pembelajaran kelompok. STAD

merupakan pembelajaran kelompok terdiri dari 4-5 orang siswa yang

heterogen, memiliki kemampuan bervariatif, berbeda jenis kelamin, dan

latar belakang berbeda yang didalamnya menekankan rasa tanggung jawab

antara anggota dan membantu anggota lainnya dalam memahami suatu

materi dan memecahkan materi dengan kerjasama sehingga mencapai hasil

yang memuaskan.

2. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan siswa setelah memperoleh pembelajaran.

Kemampuan ini ditunjukan melalui perolehan skor test setelah

pembelajaran dan nampak pada skor tesebut.

3. Bilangan Pecahan

Bilangan pecahan adalah sebagai bagian dari sesuatu yang utuh,

melambangkan perbandingan bagian yang sama dari suatu benda terhadap

keseluruhan benda tersebut dan dapat dinyatakan dimana a adalah

(14)

Tiara Dara Lugina, 2013

Penerapan Model Kooperative Tipe Student Team Achievtment Division Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Sukajaya Kecamatan Lembang Tahun ajaran 2012-2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah penelitian tindakan

kelas, sebagaimana diungkapkan oleh Trianto (2010 : 13),

penelitian tindakan kelas berasal dari dan istilah bahasa Inggris

Classroom Action Research, yang berarti penelitian yang dilakukan pada

sebuah kelas untuk mengetahui akibat tindakan yang diterapkan pada suatu subjek penelitian di kelas tersebut. Pertama kali penelitian tindakan kelas diperkenalkan oleh ahli psikologis sosial Amerika Kurt Lewin pada tahun 1946, yang selanjutnya dikembangkan oleh Stephen Kemmis, Robin Mc Taggat, John Elliot, Dave Ebbut, dan sebagainya.

Menurut Subyantoro (2012 : 10), PTK di Indonesia baru dikenal pada

akhir dekade 80-an, PTK merupakan bentuk kajian yang sistematis reflektif,

dilakukan oleh pelaku tindakan (guru) dan dilakukan untuk memperbaiki

kondisi pembelajaran. Sedangkan menurut Arikunto (2009 : 2-3)

mengemukakan bahwa,

penelitian tindakan kelas (PTK) terdiri dari tiga kata, yaitu penelitian, tindakan dan kelas. Tindakan dan kelas dapat ditarik kesimpulan bahwa PTK merupakan penelitian terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang dilakukan oleh guru atau dengan arahan guru yang dilakukan oleh siswa, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama-sama.

Ditinjau dari luas kajiannya, PTK menurut Chein (Triyanto, 2011 : 2)

dikelompokkan menjadi empat jenis, yaitu PTK diagnostik, PTK partisipan,

PTK empiris dan PTK eksperimental. Dalam penelitian ini peneliti melakukan

penelitian dengan jenis PTK eksperimental, yaitu penelitian diselenggarakan

dengan berupaya menerapkan suatu metode, model, teknik atau startegi yang

ada dalam kegiatan belajar dan mengajar.

(15)

Tiara Dara Lugina, 2013

Penerapan Model Kooperative Tipe Student Team Achievtment Division Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Sukajaya Kecamatan Lembang Tahun ajaran 2012-2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

pembelajaran; peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas penggunaan media, alat bantu belajar, dan sumber belajar lainnya; peningkatan atau perbaikan terhadap masalah-masalah pendidikan anak disekolah; dan peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas penerapan kurikulum dan pengembangan kompetensi siswa di sekolah (Depdiknas, 2004 : 3-4)

B. Model Penelitian

Dalam penelitian tindakan kelas di SDN Sukajaya ini, penulis

menggunakan model Kemmis dan Mc. Taggat. Menurut Triyanto (2010 : 30),

model Kemmis dan Mc. Taggat merupakan pengembangan dari konsep dasar

yang diperkenalkan oleh Kurt Lewin. Dalam model Kemmis dan Mc. Taggat,

acting dan observing dijadikan satu kesatuan karena keduanya merupakan

tindakan yang tidak terpisahkan, melainkan terjadi dalam waktu yang sama.

Model Kemmis dan Mc. Taggat menggunakan system spiral refleksi diri yang

dimulai dengan rancangan (planning), tindakan (acting), pengamatan

(observing), refleksi (reflecting), dan perencanaan kembali yang merupakan

dasar untuk mempersiapkan suatu pemecahan permasalah.

Menurut Kemmis dan Mc. Taggat (Kunandar 2011 : 70-77), Penelitian

tindakan kelas dilakukan melalui proses yang dinamis dan kompletansi.

Berikut pemaparannya, yaitu :

1. Tahap Perencanaan (planning). Peneliti merencanakan tindakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan tujuan dari PTK itu sendiri, dalam penelitian ini adalah hasil belajar.

2. Tahap Tindakan (acting). Peneliti melakukan upaya-upaya yang dilakukan dalam hal ini kegiatan guru dikelas dalam memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar siswa.

3. Tahap Pengamatan (observing). Dalam tahap ini guru sebagai peneliti melakukan pengamatan dalam hal ini mengamati hasil dari tindakan guru dan tindakan siswa.

(16)

Tiara Dara Lugina, 2013

Penerapan Model Kooperative Tipe Student Team Achievtment Division Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Sukajaya Kecamatan Lembang Tahun ajaran 2012-2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

SIKLUS 1 Tahap Refleksi

Tahap Perencanaan 2

SIKLUS 2

Tahap Observasi

Tahap Refleksi

Tahap Perencanaan 3 Tahap Tindakan

SIKLUS 3 Tahap Refleksi

Tahap Tindakan Tahap Observasi

Perencanaan selanjutnya sampai berhasil Tahap Observasi

Tahap Perencanaan 1

(17)

Tiara Dara Lugina, 2013

Penerapan Model Kooperative Tipe Student Team Achievtment Division Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Sukajaya Kecamatan Lembang Tahun ajaran 2012-2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Gambar 3.1 Model Spiral Kemmis dan Mc. Taggart

C. Subjek Penelitian

Penelitian tindakan kelas dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Sukajaya

yang berlokasi di Jalan Kolonel Masturi Nomer 95, Kecamatan Lembang,

Kabupaten Bandung Barat. Waktu pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada

semester genap tahun ajaran 2012/2013. Penelitian ini dilaksanakan di kelas

IV dengan jumlah siswa 37 orang yang terdiri dari 15 orang siswa laki-laki

dan 22 orang siswa perempuan.

D. Prosedur Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam tiga siklus yang setiap

siklusnya terdiri dari dua kali pertemuan. Berikut prosedur penelitian tindakan

kelas di SDN sukajaya, yaitu :

1. Siklus I

a. Tahap Perencanaan

1) Guru menentukan materi pokok yang akan dibelajarkan kepada

siswa.

2) Merancang pembuatan RPP, mulai dari SK, KD, indikator, tujuan,

materi pokok, metode, model, dan lainnya yang ada di RPP.

3) Menyusun instrument tes, dalam hal ini tes tertulis berupa LKS

sesuai SK dan KD.

4) Uji coba instrument tes untuk menganalisis validitas, reliabilitas,

tingkat kesukaran dan daya pembeda soal.

5) Menyiapkan instrument non tes, yaitu lembar observasi untuk

peneliti dan siswa.

6) Mengkonsultasikan instrument pada dosen pembimbing dan

merivisi instrument kembali jika masih ada kekurangan.

b. Tahap Tindakan

1) Melaksanakan kegiatan pembelajaran matematika dikelas dengan

(18)

Tiara Dara Lugina, 2013

Penerapan Model Kooperative Tipe Student Team Achievtment Division Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Sukajaya Kecamatan Lembang Tahun ajaran 2012-2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2) Mengelompokkan siswa secara heterogen yang terdiri dari 4-5

orang siswa.

3) Menjelaskan materi bilangan pecahan, pada siklus satu ini

mengenai operasi hitung penjumlahan bilangan pecahan.

4) Siswa dalam kelompoknya diberikan LKS kelompok untuk

dikerjakan bersama-sama dan saling membantu dalam

mengerjakan. Ketua kelompok harus memastikan semua anggota

kelompoknya menguasai materi.

5) Siswa diberikan LKS individu dan tidak boleh saling memberitahu

jawaban satu sama lain.

6) Membahas LKS bersama-sama dan bertanya jawab.

c. Tahap Pengamatan

1) Mengamati jalannya proses pembelajaran dan situasi kelas dalam

pembelajaran.

2) Mengamati kemampuan siswa dalam mengerjakan LKS.

3) Mengamati keaktifan siswa dalam menerima pembelajaran.

4) Mengamati siswa dalam bekerjasama dikelomponya.

d. Tahap Refleksi

Pada akhir ini, diadakan pengkajian berbagai kejadian yang terjadi

selama proses pembelajaran yang telah dilaksanakan.

Mengdeskripsikan hasil pelaksanakan tindakan dan mengevaluasi

keseluruhan untuk menilai kekuatan dan kelemahan sebagai dasar

dalam merancang siklus berikutnya.

2. Siklus II

a. Tahap Perencanaan

1) Merancang pembuatan RPP siklus II, mulai dari SK, KD,

indikator, tujuan, materi pokok, metode, model, dan lainnya yang

(19)

Tiara Dara Lugina, 2013

Penerapan Model Kooperative Tipe Student Team Achievtment Division Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Sukajaya Kecamatan Lembang Tahun ajaran 2012-2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2) Menyusun instrument tes, dalam hal ini tes tertulis berupa LKS

sesuai SK dan KD

3) Menyiapkan instrument non tes, yaitu lembar observasi untuk

peneliti dan siswa.

b. Tahap Tindakan

1) Melaksanakan tindakan sesuai RPP yang telah disusun.

2) Melaksanakan kegiatan pembelajaran matematika dikelas dengan

penerapan model kooperatif tipe STAD.

3) Mengelompokkan siswa secara heterogen yang terdiri dari 4-5

orang siswa.

4) Menjelaskan materi bilangan pecahan, pada siklus dua ini

mengenai operasi hitung pengurangan bilangan pecahan.

5) Siswa dalam kelompoknya diberikan LKS kelompok untuk

dikerjakan bersama-sama dan saling membantu dalam

mengerjakan. Ketua kelompok harus memastikan semua anggota

kelompoknya menguasai materi.

6) Siswa diberikan LKS individu dan tidak boleh saling

memberitahu jawaban satu sama lain.

7) Membahas LKS bersama-sama dan bertanya jawab.

c. Tahap Pengamatan

1) Mengamati jalannya proses pembelajaran dan situasi kelas dalam

pembelajaran.

2) Mengamati kemampuan siswa dalam mengerjakan ini, LKS.

3) Mengamati keaktifan siswa dalam menerima pembelajaran.

4) Mengamati siswa dalam bekerjasama dikelomponya.

d. Tahap Refleksi

Pada tahap refleksi ini, penulis akan mengumpulkan data-data dari

semua siklus dan akan menyimpulkan kejadian yang terjadi di siklus

(20)

Tiara Dara Lugina, 2013

Penerapan Model Kooperative Tipe Student Team Achievtment Division Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Sukajaya Kecamatan Lembang Tahun ajaran 2012-2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

tidak terduga serta kembali merancang pembelajaran di siklus

selanjutnya agar berjalan sempurna.

e. Siklus III

a. Tahap Perencanaan

1) Merancang pembuatan RPP siklus III, mulai dari SK, KD,

indikator, tujuan, materi pokok, metode, model, dan lainnya yang

ada di RPP.

2) Menyusun instrument tes, dalam hal ini tes tertulis berupa LKS

sesuai SK dan KD

3) Menyiapkan instrument non tes, yaitu lembar observasi untuk

peneliti dan siswa serta menyiapkan angket untuk siswa.

b. Tahap Tindakan

1) Melaksanakan tindakan sesuai RPP yang telah disusun.

2) Melaksanakan kegiatan pembelajaran matematika dikelas dengan

penerapan model kooperatif tipe STAD.

3) Mengelompokkan siswa secara heterogen yang terdiri dari 4-5

orang siswa.

4) Menjelaskan materi bilangan pecahan, pada siklus tiga ini

mengenai pemecahan masalah bilangan pecahan.

5) Siswa dalam kelompoknya diberikan LKS kelompok untuk

dikerjakan bersama-sama dan saling membantu dalam

mengerjakan. Ketua kelompok harus memastikan semua anggota

kelompoknya menguasai materi.

6) Siswa diberikan LKS individu dan tidak boleh saling memberitahu

jawaban satu sama lain.

7) Membahas LKS bersama-sama dan bertanya jawab.

c. Tahap Pengamatan

1) Mengamati jalannya proses pembelajaran dan situasi kelas dalam

(21)

Tiara Dara Lugina, 2013

Penerapan Model Kooperative Tipe Student Team Achievtment Division Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Sukajaya Kecamatan Lembang Tahun ajaran 2012-2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2) Mengamati kemampuan siswa dalam mengerjakan ini, LKS.

3) Mengamati keaktifan siswa dalam menerima pembelajaran.

4) Mengamati siswa dalam bekerjasama dikelomponya.

d. Tahap Refleksi

Refleksi pada siklus tiga ini, hasil yang diperoleh pada seluruh siklus

dikumpulkan untuk di analisis dan dievaluasi oleh peneliti untuk

mendapatkan kesimpulan.

e. Membuat Kesimpulan Hasil Penelitian

Kesimpulan dalam siklus ketiga ini, untuk melihat sejauh mana

peningkatan hasil belajar siswa dari penerapan model kooperatif tipe

STAD.

E. Instrumen Penelitian

1. Instrument Pembelajaran

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

RPP dalam penelitian PTK ini dibuat per siklus yang memuat standar

kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi

pokok, metode, model teknik atau strategi pembelajaran, skenario

pembelajaran, media, sumber belajar dan evaluasi. Dalam setiap

siklusnya terdapat dua kali pertemuan yaitu, 3x 35 menit.

b. Lembar Kerja Siswa (LKS)

Dalam penelitian ini, LKS memuat masalah-masalah yang harus

diselesaikan oleh siswa dalam proses pembelajaran yang didalamnya

terdapat soal-soal yang sudah dirancang untuk dipecahkan sehingga

siswa mampu berproses dalam menyelesaikannya.

2. Instrument Pengumpul Data

a. Instrument tes

Menurut Arifin (2011 : 221), tes adalah “suatu alat yang berisi

serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau soal-soal yang harus

(22)

Tiara Dara Lugina, 2013

Penerapan Model Kooperative Tipe Student Team Achievtment Division Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Sukajaya Kecamatan Lembang Tahun ajaran 2012-2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Sebelum menggunakan soal untuk diujikan kepada siswa, terlebih

dahulu peneliti melakukan uji soal untuk dianalisis validitas,

relibialitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran. Berikut dijelaskan

cara untuk mengukur mengenai validitas, relibialitas, daya pembeda

dan tingkat kesukaran menurut Sumarna Surapranata (2004 : 23-46),

yaitu :

1) Validitas

√ ∑ ∑

Keterangan

= koefesien korelasi antara variable x dan variable y dua variable lain yang dikorelasikan

= jumlah perkalian antara x dengan y = kuadrat dari x

= kuadrat dari y

Tabel 3.1

Makna Koofesien Korelasi Product Moment

Angka Korelasi Makna

0.800 - 1.000 Sangat tinggi

0.600 – 0.800 Tinggi

0.400 – 0.600 Cukup

0.200 – 0. 400 Rendah

0.000 – 0.200 Sangat rendah

2) Daya Pembeda

D = ∑ - ∑

Keterangan :

(23)

Tiara Dara Lugina, 2013

Penerapan Model Kooperative Tipe Student Team Achievtment Division Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Sukajaya Kecamatan Lembang Tahun ajaran 2012-2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

∑ A = jumlah peserta tes yang menjawab benar pada kelompok atas

∑ B = jumlah peserta tes yang menjawab benar pada kelompok bawah

= jumlah peserta kelompok atas

= jumlah peserta kelompok bawah

Tabel 3.2

p = prosporsi menjawab benar atau tingkat kesukaran ∑ x = banyaknya peserta tes yang menjawab benar

(24)

Tiara Dara Lugina, 2013

Penerapan Model Kooperative Tipe Student Team Achievtment Division Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Sukajaya Kecamatan Lembang Tahun ajaran 2012-2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

= kooefesien relibialitas internal seluruh item k = jumlah

∑st = jumlah variansi tiap-tiap item st = variansi total

Berikut perolehan hasil uji instrument dari siklus I sampai siklus III

yang di ukur berdasarkan validitas, relibialitas, daya pembeda dan

tingkat kesukaran, sebagai berikut:

Tabel 3.5

Analisis Soal Siklus I Sampai III S

Validitas Tingkat Kesukaran Daya Pembeda Ket

(25)

Tiara Dara Lugina, 2013

Penerapan Model Kooperative Tipe Student Team Achievtment Division Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Sukajaya Kecamatan Lembang Tahun ajaran 2012-2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu I

Relibialitas siklus 1 0,721

Relibialitas siklus 2 0,98

Relibialitas siklus 3 0,95

b. Instrument non tes

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik non tes berupa

obeservasi dan angket. Observasi menurut Arifin (2004 : 153) adalah “suatu proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis, objektif, dan rasional mengenai berbagai fenomena.” Observasi dalam penelitian ini diberikan kepada peneliti yang diobservasi langsung oleh

guru kelas. Observasi ini digunakan untuk memastikan bahwa kegiatan

pembelajaran sesuai dengan yang dirancang. Sedangkan observasi

yang diberikan kepada siswa diobservasi langsung oleh observer untuk

menganalisa aktivitas siswa dikelas. Observasi yang digunakan adalah

observasi terbuka.

Pada akhir siklus III dilakukan teknik non tes berupa angket

kepada seluruh siswa. Angket yang digunakan adalah jenis angket

tertutup dimana terdapat pernyataan yang bisa siswa pilih sesuai apa

yang dialami.

(26)

Tiara Dara Lugina, 2013

Penerapan Model Kooperative Tipe Student Team Achievtment Division Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Sukajaya Kecamatan Lembang Tahun ajaran 2012-2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Data-data yang diperoleh setelah melaksanakan penelitian ini akan diolah

dan dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif agar mendapatkan kesimpulan

yang relevan.

1. Data kuantitatif

a) Penskoran

Sebelum memberikan skor kepada setiap butir soal, maka terlebih

dahulu ditentukan aturan penskoran yang ditetapkan sebagai

berikut :

Tabel 3.6 Rubrik Skor

SKOR KRTITERIA

20 Jawaban benar, cara menulis penyelesaian benar 15 Jawaban benar, cara menulis penyelesaian salah Jawaban salah, cara menulis penyelesaian benar 10 Jawaban salah, sebagian proses penyelesaian benar

5 Jawaban salah, cara menulis penyelesaian salah 0 tidak merespon jawaban sama sekali jawaban

b) Menghitung rata-rata kelas dalam penelitian ini menggunakan

rumus yang dapat dijabarkan sebagai berikut :

Rata-rata nilai siswa =

c) Penentuan presentase tingkat keberhasilan belajar siswa

berdasarkan skor yang diperoleh dengan menggunakan rumus :

Presentase kemampuan siswa =

dengan perhitungan sebagai berikut :

Gain (g) =

(27)

Tiara Dara Lugina, 2013

Penerapan Model Kooperative Tipe Student Team Achievtment Division Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Sukajaya Kecamatan Lembang Tahun ajaran 2012-2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Kriteria Gain Menurut Hake R.R

Nilai (g) Intrepretasi Efektivitas

0.00 – 0.30

2. Manurut Sugiyono (2011 : 244), analisis data kuantitatif adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpul data

kualitatif berupa observasi dan angket. Data yang diperoleh akan

dianalisis dan dideskripsikan untuk mengetahui kelebihan dan

kekurangan selama PTK berlangsung kemudian direncanakan

perbaikan-perbaikan untuk penelitian selanjutnya.

Berikut cara menganalisis data angket siswa untuk mengetahui

sikap siswa terhadap mata pelajaran matematika dan model kooperatif

tipe STAD. Penskoran untuk setiap kategori jawaban siswa pada

angket, sebagai berikut :

Tabel 3.8

Penskoran Untuk Setiap Kategori Jawaban

(28)

Tiara Dara Lugina, 2013

Penerapan Model Kooperative Tipe Student Team Achievtment Division Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Sukajaya Kecamatan Lembang Tahun ajaran 2012-2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Setelah hasil angket dianalisis dengan menghitung presentase dari

setiap jawaban utuk itu menggunakan rumus sebagai berikut :

P = x 100%

Keterangan :

P = presentase jawaban

f = frekuensi jawaban

n = banyak responden

Tabel 3.9

Klasifikasi Perhitungan Presentase

Presentase Klasifikasi

0 % Tidak ada

1 % - 25 % Sebagian kecil

26 % - 49 % Hampir setengahnya

50 % Setengahnya

51 % - 75 % Sebagian besar

76 % - 99 % Pada umumnya

(29)

Tiara Dara Lugina, 2013

Penerapan Model Kooperative Tipe Student Team Achievtment Division Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Sukajaya Kecamatan Lembang Tahun ajaran 2012-2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Dari penelitian yang sudah dilaksanakan dari siklus I sampai III, peneliti

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Perencanaan siklus I sampai III mempersiapkan instrument pembelajaran

berupa RPP dan LKS serta instrument pengumpul data yang sesuai dengan

langkah-langkah model kooperatif tipe STAD yaitu pembelajaran

kelompok yang menekankan kerjasama antar anggota kelompok dengan

membagi siswa kedalam kelompok-kelompok kecil dengan heterogen,

guru menyajikan pelajaran, guru memberi tugas kepada kelompok untuk

dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok, guru memberi LKS kepada

seluruh siswa dan tidak boleh saling membantu, memberi evaluasi serta

penguatan.

2. Pelaksanaan model kooperatif tipe STAD ini berjalan dengan maksimal

sesuai tahap pembelajaran model kooperatif tipe STAD dengan pembagian

kelompok secara heterogen¸ guru menjelaskan materi dengan memberi

stimulus dan siswa merespon, siswa mengerjakan LKS kelompok,

berdiskusi dengan guru dan siswa, mengerjakan LKS individu dan

kegaitan akhir siklus dengan uji akhir siklus sesuai.

3. Berdasarkan pelaksanaan selama tiga siklus dengan dua kali tindakan pada

setiap siklusnya menunjukan peningkatan kerjasama antar siswa, diskusi

antar kelompok dan kemampuan bertanya serta ketuntasan belajar. Dengan

hasil belajar pada siklus I, rata-rata yang diperoleh 74,7 dengan ketuntasan

(30)

Tiara Dara Lugina, 2013

Penerapan Model Kooperative Tipe Student Team Achievtment Division Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Sukajaya Kecamatan Lembang Tahun ajaran 2012-2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ketuntasan belajar mencapai 86,11% dan rata-rata pada siklus III

diperoleh 89,4 dengan ketuntasan hasil belajar mencapai 97,2%. Jadi

dengan menerapkan model kooperatif tipe STAD hasil belajar siswa dapat

meningkat.

B. Rekomendasi

Rekomendasi dari peneliti untuk para pembaca, setelah dilakukannya

penelitian dengan menerapkan model kooperatif tipe STAD adalah :

1. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini mudah sekali diterapkan

pada mata pelajaran apapun, terutama pelajaran matematika dengan

jumlah siswa yang banyak. Agar penelitian mendapatkan hasil yang

maksimal, sebelum menentukan model yang akan digunakan,

sebaikanya dilihat terlebih dahulu akar permasalahnnya sehingga dapat

mempermudah dalam menerapkan model tersebut.

2. Pada penelitian selanjutnya, model kooperatif tipe STAD ini dapat

diterapkan pada materi yang lebih sulit lagi terutama bahasan tentang

(31)

Tiara Dara Lugina, 2013

Penerapan Model Kooperative Tipe Student Team Achievtment Division Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Sukajaya Kecamatan Lembang Tahun ajaran 2012-2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. 2011. Evaluasi Pembelajaran. Bandung : Rosdakarya

Ayuningsih, Diah. 2011. Psikologi Perkembangan Anak. Yogyakarta : Pustaka Larasati

BNSP. 2006. Standar Isi, Standar Kompetensi Dan Kompetensi Dasar Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Sekolah Dasar. Jakarta : BNSP

Departemen Pendidikan Nasional. 2004. Pedoman Usulan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Jakarta : Dirjen Dikti Depdiknas

_____________. 2003. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2003 Tentang Tujuan Pendidikan Nasional. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional

_____________. 2003. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Matematika Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidai’ah. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional

_____________. 2005. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tentang Proses Pembelajaran. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional

Hamid, Moh. Sholeh. 2011. Metode Edutainment. Jogjakarta: Diva Press

Hendriyana, Didik. 2012. Penerapan Pendekatan Kooperatif Tipe Tipe Student

Team Achievement Division (STAD) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar

Siswa Pada Pembelajaran Matematika Tentang Bangun Ruang. Skripsi FIP UPI Bandung : Tidak Diterbitkan

(32)

Tiara Dara Lugina, 2013

Penerapan Model Kooperative Tipe Student Team Achievtment Division Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Sukajaya Kecamatan Lembang Tahun ajaran 2012-2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Heruman. 2012. Model Pembelajaran Matematika Di Sekolah Dasar Bandung : Rosdakarya

Karso. Et Al. 2008. Pendidikan Matematika I. Jakarta :Universitas Terbuka

Kunandar. 2011. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta : Rajawali Pers

Lie, Anita. 2002. Cooperative Learning : Mempraktikan Cooperative Learning Di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta : Grasindo

Majid, Abdul. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung : Rosdakarya

Murti, AS. 2010. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Tentang Pengukuran Sudut Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD. Skripsi FIP UPI Bandung : Tidak Diterbitkan

Riduan. 2011. Belajar Mudah Penelitian. Badung : Alfabeta

Ruseffendi. 2005. Dasar-Dasar Matematika Modern Dan Komputer Untuk Guru. Bandung : Tarsito

Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran Mengembakan Profesionalisme Guru. Jakarta : Rajagrafindo Persada

Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran :Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media Group

Slameto. 2003. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta

(33)

Tiara Dara Lugina, 2013

Penerapan Model Kooperative Tipe Student Team Achievtment Division Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Sukajaya Kecamatan Lembang Tahun ajaran 2012-2013)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Bandung: Nusa Media

Subyantoro. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Semarang : UNNES Press

Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : Rosdakarya

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung : Alfabeta

Suharsimi, Arikunto. 2009. Prosedur Penelitian. Yogyakarja : Rineka Cipta

Surapranata, Sumarna. 2009. Analisis, Validitas, Relibialitas Dan Interpretasi Hasil Tes Implementasi Kurikulum 2004. Bandung : Rosdakarya

Suryani, Wiwin. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Dengan Metode Hensis Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Perkalian Pecahan Desimal. Skripsi FIP UPI Bandung : Tidak Diterbitkan

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta : Prenada Media Group

Gambar

Gambar 3.1 Model Spiral Kemmis dan Mc. Taggart
Tabel 3.1  Makna Koofesien Korelasi Product Moment
Tabel 3.2 Kriteria Daya Pembeda
Tabel 3.4  Klasifikasi Koefesien Realibilitas
+4

Referensi

Dokumen terkait

Untuk menarik minat pencari informasi bentuk elektronik misalnya website, maka dapat dibuatkan tampilan gambar yang menarik sekaligus informasi yang up to date. Pada kesempatan

Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui bagaimana kebijakan Dinas Kehutanan dalam menanggulangi upaya menanggulangi pembalakan hutan di wilayah KPH Malang.Ingin

Pada Mega Electronik Store, pengolahan data dalam hal pemesanan barang electronik masih dilakukan secara manual, dalam penulisan ilmiah ini akan dibahas tentang pembuatan

Nilai daya dukung dan penurunan berdasarkan program Metode Elemen Hingga sebesar 285,46 ton dan 11,42 mm nilai ini tidak jauh berbeda dengan secara analitis.. Kata Kunci :

Data atau Variabel yang digunakan adalah perkiraan ( Estimasi ) pendapatan dari asset asset yang sudah ada pada Warnet MyNet untuk tahun 2008 ke depan yang beralamat di jalan Akses

Untuk menghitung daya dukung ultimate dan penurunan pondasi tiang pancang dari data Sondir dan SPT digunakan secara analitis dan menggunakan program Metode

Tabel 3.28 Hasil Uji Homogenitas Varians Skor Postes Keterampilan Sosial 124 Tabel 3.29 Hasil Uji Kesamaan Rata-Rata Skor Postes Keterampilan Sosial 125 Tabel 3.30

c) SPPB yang terbit satu hari sebelum hari libur nasional, setelah hari ke-3 (ke- tiga) sejak tanggal penerbitan SPPB, dikenakan tambahan sebesar 200% (dua ratus persen) dari