Tiara Dara Lugina, 2013
Penerapan Model Kooperative Tipe Student Team Achievtment Division Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Sukajaya Kecamatan Lembang Tahun ajaran 2012-2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
PADA MATERI BILANGAN PECAHAN
(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Sukajaya Kecamatan Lembang Tahun ajaran 2012-2013)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh
Tiana Dara Lugina 0902965
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PEDAGODIK
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Tiara Dara Lugina, 2013
Penerapan Model Kooperative Tipe Student Team Achievtment Division Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Sukajaya Kecamatan Lembang Tahun ajaran 2012-2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan (Penelitian
Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Sukajaya Kecamatan Lembang Tahun Ajaran 2012-2013)” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara yang
tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.
Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada
saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan
dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keasliannya.
Bandung, Juni 2013
Yang Membuat Pernyataan
Tiana Dara Lugina
Tiara Dara Lugina, 2013
Penerapan Model Kooperative Tipe Student Team Achievtment Division Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Sukajaya Kecamatan Lembang Tahun ajaran 2012-2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
TIANA DARA LUGINA
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI BILANGAN PECAHAN
(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Sukajaya Kecamatan Lembang Tahun ajaran 2012-2013)
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH :
Pembimbing I
Dra. Hj. Ani Hendriani, M.Pd
NIP. 19600624 198603 2 001
Pembimbing II
Dr. H. Sufyani Prabawanto, M.Ed
NIP. 196600830 198603 1 003
Mengetahui
Ketua Jurusan PGSD
Tiara Dara Lugina, 2013
Penerapan Model Kooperative Tipe Student Team Achievtment Division Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Sukajaya Kecamatan Lembang Tahun ajaran 2012-2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Dr. Babang Robandi, M. Pd
Tiara Dara Lugina, 2013
Penerapan Model Kooperative Tipe Student Team Achievtment Division Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Sukajaya Kecamatan Lembang Tahun ajaran 2012-2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu ABSTRAK
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Pada Materi Bilangan Pecahan Oleh : Tiana Dara Lugina
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti ini dilatarbelakangi oleh rendahnya skor siswa setelah dilakukannya kegiatan observasi pada materi bilangan pecahan, yaitu dibawah KKM 65. Pembelajaran matematika yang monoton dan guru sebagai center pembelajaran sehingga banyak siswa yang tidak menyukai. Siswa masih belum bisa memahami penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan, terumata pecahan berpengebut tidak sama. Dengan latar belakang tersebut, peneliti menerapkan model pembelajaran kooperatif Tipe Student Team
Achievement Division (STAD) pada materi bilangan pecahan. Berdasarkan
Tiara Dara Lugina, 2013
Penerapan Model Kooperative Tipe Student Team Achievtment Division Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Sukajaya Kecamatan Lembang Tahun ajaran 2012-2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
permasalahnnya sehingga akan memepermudah dalam menerapkan model tersebut. Pada penelitian selanjutnya, hendaknya model STAD ini diterapkan pada materi yang lebih sulit lagi terutama bahasan tentang bilangan pecahan.
Tiara Dara Lugina, 2013
Penerapan Model Kooperative Tipe Student Team Achievtment Division Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Sukajaya Kecamatan Lembang Tahun ajaran 2012-2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah suatu perbuatan atau proses yang didalamnya berupa
pengalaman belajar langsung dalam sepanjang hidup baik didalam lingkungan
atau yang diselenggarakan di lembaga pendidikan formal yang bertujuan
untuk memperoleh pengetahuan.
Tujuan pendidikan Nasional menurut Undang-undang No. 20 Tahun 2003
Pasal 3 yaitu :
Mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangannya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Berdasarkan pemaparan diatas, dalam mencapai tujuan pendidikan yang di
idam-idamkan membutuhkan kerja keras dan usaha serta dukungan dari semua
pihak. Baik itu pemerintah, kepala sekolah, pendidik, siswa dan masyarakat
serta sarana dan prasarana yang layak agar menciptakan sumber daya manusia
yang berkualitas dan mampu berdaya saing secara sehat.
Pendidikan, tidak terlepas dari kegiatan pembelajaran yang memiliki
aturan-aturan tertentu agar tercapainya tujuan-tujuan yang diinginkan.
Kegiatan pembelajaran dapat dilakukan didalam kelas atau dilingkungan luar
kelas, terdapat hubungan sosial antara pendidik dengan siswa maupun siswa
dengan siswa. Menurut peraturan Pemerintah RI No. 19/2005, pasal 19
Tiara Dara Lugina, 2013
Penerapan Model Kooperative Tipe Student Team Achievtment Division Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Sukajaya Kecamatan Lembang Tahun ajaran 2012-2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis siswa.
Kenyataan dilapangan, setelah dilakukannya obeservasi pada tanggal 11
Februari 2013 di SDN Sukajaya Kecamatan Lembang kegiatan proses
pembelajaran terkesan jauh dengan apa yang diharapkan oleh pemerintah.
Pembelajaran terasa monoton dengan metode ceramah, guru menjelaskan
dengan duduk di meja atau menulis dipapan tulis, siswa mendengarkan lalu
menulis dan bertanya ketika tidak memahami tulisan yang pendidik tulis
dipapan tulis. Ruang kelas sebagai tempat proses belajar dan mengajar kurang
memadai dengan jumlah siswa yang banyak tidak diimbangi dengan ruangan
yang besar. Penggunaan model, metode, strategi dan teknik pembelajaran
yang kurang bervariatif sehingga siswa merasa sulit untuk memahami
pelajaran dengan baik dalam setiap materinya, terutama pelajaran matematika.
Menurut Ruseffendi (2005 : 15), “matematika (Ilmu Pasti) bagi anak-anak pada umumnya merupakan pelajaran yang tidak disenangi, kalau bukan
pelajaran yang paling dibenci.” Pernyataan tersebut memang terjadi di SDN Sukajaya kelas empat mengenai pelajaran matematika. Siswa tidak senang
bahkan cenderung membenci pelajaran tersebut karena terlalu banyak rumus
yang harus mereka hafalkan dan kemampuan berhitung yang belum mereka
kuasai dengan baik. Salah satu materi dalam pelajaran matematika yang sulit
dibelajarkan di kelas empat SDN Sukajaya adalah bilangan pecahan.
Pusat Pengembangan Kurikulum dan Sarana Pendidikan Badan
Penelitian dan Pengembangan (Heruman, 2012 : 43) menyatakan bahwa,
“bilangan pecahan merupakan salah satu topik yang sulit untuk diajarkan.
Kesulitan itu terlihat dari kurang bermaknanya kegiatan pembelajaran yang
Tiara Dara Lugina, 2013
Penerapan Model Kooperative Tipe Student Team Achievtment Division Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Sukajaya Kecamatan Lembang Tahun ajaran 2012-2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Setelah dilakukan observasi yang dilaksanakan penulis, kenyataan yang
didapat ketika pembelajaran matematika dengan materi bilangan pecahan
dikelas empat yaitu sebagian besar siswa dari 38 siswa, 34 diantaranya
memperoleh skor dibawah KKM (kriteria kelulusan minimal) dengan rata-rata
skor yang diperoleh 58,68. Hal ini disebabkan karena dari 37 siswa, 30
diantaranya tidak memahami konsep pembelajaran bilangan pecahan, siswa
belum menguasai operasi hitung perkalian sehingga tidak bisa mengerjakan
operasi hitung pecahan berpenyebut beda dan siswa tidak memiliki buku paket
dan hanya memiliki LKS (lembar kerja siswa) yang isinya kurang relevan.
Melihat kenyataan yang ada, penulis mencoba melakukan sebuah inovasi
dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model, metode, strategi
dan teknik yang tepat agar tercapainya hasil belajar siswa yang maksimal.
Menurut Hamid (2011 : 26), “siswa pada masa kini tidak bisa lagi dididik
dengan pola tradisonal tanpa adanya sikap timbal balik atau interaksi dengan
siswa itu sendiri.” Dari pendapat tersebut, penulis mencoba menerapkan model pembelajaran yang relevan dengan kondisi dilapangan yaitu model
pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD)
karena dengan penggunaan model pembelajaran yang tepat dapat terjadi
interaksi hubungan antara pendidik dengan siswa dan siswa dengan siswa
sehingga dapat tercapainya hasil belajar yang memuaskan dengan pencapaian
nilai di atas KKM pada materi bilangan pecahan.
Cooperative learning menurut Sanjaya (2006 : 239) merupakan “kegiatan
belajar siswa dilakukan dengan cara berkelompok. Model pembelajaran
kelompok adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam
kelompok-kelompok tertentu untuk mencapainya tujuan pembelajaran yang
telah dirumuskan.” STAD adalah salah satu variansi model dalam
pembelajaran kooperatif yang didalamnya memiliki Lima komponen utama
143-Tiara Dara Lugina, 2013
Penerapan Model Kooperative Tipe Student Team Achievtment Division Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Sukajaya Kecamatan Lembang Tahun ajaran 2012-2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
146) yaitu, “presentasi kelas (class presentation), tim (teams works), kuis
(quizzes), skor kemajuan individual (individual improvement score) dan
rekognisi tim (team recognation).”
Model kooperatif tipe STAD merupakan model kooperatif yang mudah
diterapkan terutama oleh guru pemula yang baru menerapkan model
kooperatif. STAD dapat diterapkan dalam berbagai mata pelajaran khususnya
pelajaran matematika di sekolah dasar, hal ini sependapat dengan pandangan
Slavin (2005 : 12), “STAD telah digunakan dalam berbagai mata pelajaran yang ada, mulai dari matematika, bahasa, seni, sampai pengetahuan social dan
ilmu pengetahuan ilmiah lain dan telah digunakan mulai dari siswa kelas dua
sampai perguruan tinggi.”
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Arta Setia Murti pada tahun 2011,
mengenai hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika dengan
penggunaan model kooperatif tipe Student Team Achievement Division adalah
siswa dapat bekerja sama dengan orang lain dalam upayanya untuk menguasai materi pembelajaran dan membantu temannya yang kurang mampu menguasai materi. Nilai pada siklus tes pertama 65,79% dan pada siklus kedua naik menjadi 77,90% dengan nilai tes siswa pada siklus ke dua mencapai KKM 100%.
Menurut penulis, model kooperatif tipe STAD mampu membuat siswa
bekerja sama dalam belajar karena dalam pembelajaran kooperatif siswa
dibagi kedalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki kemampuan yang
beraneka ragam, mampu membuat siswa bertanggung jawab terhadap teman
satu timnya, mampu membuat diri mereka belajar dalam kelompoknya dengan
lebih baik dan menimbulkan daya saing yang sehat antar kelompok dalam
memperoleh skor.
Model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini, diharapkan mampu
meningkatkan hasil belajar siswa dikelas, selain itu dapat meningkatkan
Tiara Dara Lugina, 2013
Penerapan Model Kooperative Tipe Student Team Achievtment Division Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Sukajaya Kecamatan Lembang Tahun ajaran 2012-2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
rendah. STAD diharapkan mampu membuat pembelajaran matematika dikelas
terasa menyenangkan dan hidup dengan aktivitas antar siswa dan pendidik
dalam proses pembelajaran.
Maka dalam hal ini, penulis mengkaji penelitian tindakan kelas untuk
dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas empat Sekolah Dasar Negeri
Sukajaya pada mata pelajaran matematika mengenai bilangan pecahan dengan
judul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team
Achievement Division Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi
Bilangan Pecahan”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang di uraikan di atas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah perencanaan dalam penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi
bilangan pecahan di kelas 4 SDN Sukajaya?
2. Bagaimanakah pelaksanaan dalam penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi
bilangan pecahan di kelas 4 SDN Sukajaya?
3. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa dengan penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD pada materi bilangan pecahan di kelas
4 SDN Sukajaya?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh peneliti ini dimaksudkan
untuk mencapai tujuan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui perencanaan dalam penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi
Tiara Dara Lugina, 2013
Penerapan Model Kooperative Tipe Student Team Achievtment Division Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Sukajaya Kecamatan Lembang Tahun ajaran 2012-2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2. Untuk mengetahui pelaksanaan dalam penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi
bilangan pecahan di kelas 4 SDN Sukajaya.
3. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dengan penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada materi bilangan pecahan
di kelas 4 SDN Sukajaya.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah :
1. Bagi Peneliti:
Penulis berharap dengan adanya penelitian ini, penulis mendapatkan
pengetahuan lebih mendalam mengenai pengaruh penggunaan model
Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division terhadap hasil belajar
siswa dalam pelajaran Matematika dengan materi bilangan pecahan di
kelas 4
2. Bagi Guru:
Melalui penelitian ini guru akan mendapatkan pengetahuan baru mengenai
model belajar yang bervariatif khususnya model kooperatif Tipe Student
Team Achievement Division yang dapat diterapkan dalam proses belajar
mengajar.
3. Bagi Siswa:
Siswa dapat merubah pola belajarnya selama ini, dengan berubah menjadi
siswa aktif baik secara individu maupun dalam kelompok agar hasil
belajar yang ingin dicapai mendapatkan hasil yang baik.
E. Hipotesis Tindakan
Hipotesisi tindakan dalam penelitian ini adalah “Jika guru menerapkan
model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division,
maka hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika dalam materi
bilangan pecahan akan meningkat”.
Tiara Dara Lugina, 2013
Penerapan Model Kooperative Tipe Student Team Achievtment Division Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Sukajaya Kecamatan Lembang Tahun ajaran 2012-2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Untuk memperoleh kesamaan pandangan mengenai variable penelitian berikut
batasan istilah yang digunakan dalam penelitian ini, diantaranya :
1. Model Student Team Achievement Division
Student Team Achievement Division adalah pembelajaran kooperatif yang
mudah diterapkan bagi guru dalam pembelajaran kelompok. STAD
merupakan pembelajaran kelompok terdiri dari 4-5 orang siswa yang
heterogen, memiliki kemampuan bervariatif, berbeda jenis kelamin, dan
latar belakang berbeda yang didalamnya menekankan rasa tanggung jawab
antara anggota dan membantu anggota lainnya dalam memahami suatu
materi dan memecahkan materi dengan kerjasama sehingga mencapai hasil
yang memuaskan.
2. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan siswa setelah memperoleh pembelajaran.
Kemampuan ini ditunjukan melalui perolehan skor test setelah
pembelajaran dan nampak pada skor tesebut.
3. Bilangan Pecahan
Bilangan pecahan adalah sebagai bagian dari sesuatu yang utuh,
melambangkan perbandingan bagian yang sama dari suatu benda terhadap
keseluruhan benda tersebut dan dapat dinyatakan dimana a adalah
Tiara Dara Lugina, 2013
Penerapan Model Kooperative Tipe Student Team Achievtment Division Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Sukajaya Kecamatan Lembang Tahun ajaran 2012-2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah penelitian tindakan
kelas, sebagaimana diungkapkan oleh Trianto (2010 : 13),
penelitian tindakan kelas berasal dari dan istilah bahasa Inggris
Classroom Action Research, yang berarti penelitian yang dilakukan pada
sebuah kelas untuk mengetahui akibat tindakan yang diterapkan pada suatu subjek penelitian di kelas tersebut. Pertama kali penelitian tindakan kelas diperkenalkan oleh ahli psikologis sosial Amerika Kurt Lewin pada tahun 1946, yang selanjutnya dikembangkan oleh Stephen Kemmis, Robin Mc Taggat, John Elliot, Dave Ebbut, dan sebagainya.
Menurut Subyantoro (2012 : 10), PTK di Indonesia baru dikenal pada
akhir dekade 80-an, PTK merupakan bentuk kajian yang sistematis reflektif,
dilakukan oleh pelaku tindakan (guru) dan dilakukan untuk memperbaiki
kondisi pembelajaran. Sedangkan menurut Arikunto (2009 : 2-3)
mengemukakan bahwa,
penelitian tindakan kelas (PTK) terdiri dari tiga kata, yaitu penelitian, tindakan dan kelas. Tindakan dan kelas dapat ditarik kesimpulan bahwa PTK merupakan penelitian terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang dilakukan oleh guru atau dengan arahan guru yang dilakukan oleh siswa, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama-sama.
Ditinjau dari luas kajiannya, PTK menurut Chein (Triyanto, 2011 : 2)
dikelompokkan menjadi empat jenis, yaitu PTK diagnostik, PTK partisipan,
PTK empiris dan PTK eksperimental. Dalam penelitian ini peneliti melakukan
penelitian dengan jenis PTK eksperimental, yaitu penelitian diselenggarakan
dengan berupaya menerapkan suatu metode, model, teknik atau startegi yang
ada dalam kegiatan belajar dan mengajar.
Tiara Dara Lugina, 2013
Penerapan Model Kooperative Tipe Student Team Achievtment Division Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Sukajaya Kecamatan Lembang Tahun ajaran 2012-2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
pembelajaran; peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas penggunaan media, alat bantu belajar, dan sumber belajar lainnya; peningkatan atau perbaikan terhadap masalah-masalah pendidikan anak disekolah; dan peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas penerapan kurikulum dan pengembangan kompetensi siswa di sekolah (Depdiknas, 2004 : 3-4)
B. Model Penelitian
Dalam penelitian tindakan kelas di SDN Sukajaya ini, penulis
menggunakan model Kemmis dan Mc. Taggat. Menurut Triyanto (2010 : 30),
model Kemmis dan Mc. Taggat merupakan pengembangan dari konsep dasar
yang diperkenalkan oleh Kurt Lewin. Dalam model Kemmis dan Mc. Taggat,
acting dan observing dijadikan satu kesatuan karena keduanya merupakan
tindakan yang tidak terpisahkan, melainkan terjadi dalam waktu yang sama.
Model Kemmis dan Mc. Taggat menggunakan system spiral refleksi diri yang
dimulai dengan rancangan (planning), tindakan (acting), pengamatan
(observing), refleksi (reflecting), dan perencanaan kembali yang merupakan
dasar untuk mempersiapkan suatu pemecahan permasalah.
Menurut Kemmis dan Mc. Taggat (Kunandar 2011 : 70-77), Penelitian
tindakan kelas dilakukan melalui proses yang dinamis dan kompletansi.
Berikut pemaparannya, yaitu :
1. Tahap Perencanaan (planning). Peneliti merencanakan tindakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan tujuan dari PTK itu sendiri, dalam penelitian ini adalah hasil belajar.
2. Tahap Tindakan (acting). Peneliti melakukan upaya-upaya yang dilakukan dalam hal ini kegiatan guru dikelas dalam memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar siswa.
3. Tahap Pengamatan (observing). Dalam tahap ini guru sebagai peneliti melakukan pengamatan dalam hal ini mengamati hasil dari tindakan guru dan tindakan siswa.
Tiara Dara Lugina, 2013
Penerapan Model Kooperative Tipe Student Team Achievtment Division Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Sukajaya Kecamatan Lembang Tahun ajaran 2012-2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
SIKLUS 1 Tahap Refleksi
Tahap Perencanaan 2
SIKLUS 2
Tahap Observasi
Tahap Refleksi
Tahap Perencanaan 3 Tahap Tindakan
SIKLUS 3 Tahap Refleksi
Tahap Tindakan Tahap Observasi
Perencanaan selanjutnya sampai berhasil Tahap Observasi
Tahap Perencanaan 1
Tiara Dara Lugina, 2013
Penerapan Model Kooperative Tipe Student Team Achievtment Division Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Sukajaya Kecamatan Lembang Tahun ajaran 2012-2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Gambar 3.1 Model Spiral Kemmis dan Mc. Taggart
C. Subjek Penelitian
Penelitian tindakan kelas dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Sukajaya
yang berlokasi di Jalan Kolonel Masturi Nomer 95, Kecamatan Lembang,
Kabupaten Bandung Barat. Waktu pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada
semester genap tahun ajaran 2012/2013. Penelitian ini dilaksanakan di kelas
IV dengan jumlah siswa 37 orang yang terdiri dari 15 orang siswa laki-laki
dan 22 orang siswa perempuan.
D. Prosedur Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam tiga siklus yang setiap
siklusnya terdiri dari dua kali pertemuan. Berikut prosedur penelitian tindakan
kelas di SDN sukajaya, yaitu :
1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan
1) Guru menentukan materi pokok yang akan dibelajarkan kepada
siswa.
2) Merancang pembuatan RPP, mulai dari SK, KD, indikator, tujuan,
materi pokok, metode, model, dan lainnya yang ada di RPP.
3) Menyusun instrument tes, dalam hal ini tes tertulis berupa LKS
sesuai SK dan KD.
4) Uji coba instrument tes untuk menganalisis validitas, reliabilitas,
tingkat kesukaran dan daya pembeda soal.
5) Menyiapkan instrument non tes, yaitu lembar observasi untuk
peneliti dan siswa.
6) Mengkonsultasikan instrument pada dosen pembimbing dan
merivisi instrument kembali jika masih ada kekurangan.
b. Tahap Tindakan
1) Melaksanakan kegiatan pembelajaran matematika dikelas dengan
Tiara Dara Lugina, 2013
Penerapan Model Kooperative Tipe Student Team Achievtment Division Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Sukajaya Kecamatan Lembang Tahun ajaran 2012-2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2) Mengelompokkan siswa secara heterogen yang terdiri dari 4-5
orang siswa.
3) Menjelaskan materi bilangan pecahan, pada siklus satu ini
mengenai operasi hitung penjumlahan bilangan pecahan.
4) Siswa dalam kelompoknya diberikan LKS kelompok untuk
dikerjakan bersama-sama dan saling membantu dalam
mengerjakan. Ketua kelompok harus memastikan semua anggota
kelompoknya menguasai materi.
5) Siswa diberikan LKS individu dan tidak boleh saling memberitahu
jawaban satu sama lain.
6) Membahas LKS bersama-sama dan bertanya jawab.
c. Tahap Pengamatan
1) Mengamati jalannya proses pembelajaran dan situasi kelas dalam
pembelajaran.
2) Mengamati kemampuan siswa dalam mengerjakan LKS.
3) Mengamati keaktifan siswa dalam menerima pembelajaran.
4) Mengamati siswa dalam bekerjasama dikelomponya.
d. Tahap Refleksi
Pada akhir ini, diadakan pengkajian berbagai kejadian yang terjadi
selama proses pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Mengdeskripsikan hasil pelaksanakan tindakan dan mengevaluasi
keseluruhan untuk menilai kekuatan dan kelemahan sebagai dasar
dalam merancang siklus berikutnya.
2. Siklus II
a. Tahap Perencanaan
1) Merancang pembuatan RPP siklus II, mulai dari SK, KD,
indikator, tujuan, materi pokok, metode, model, dan lainnya yang
Tiara Dara Lugina, 2013
Penerapan Model Kooperative Tipe Student Team Achievtment Division Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Sukajaya Kecamatan Lembang Tahun ajaran 2012-2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2) Menyusun instrument tes, dalam hal ini tes tertulis berupa LKS
sesuai SK dan KD
3) Menyiapkan instrument non tes, yaitu lembar observasi untuk
peneliti dan siswa.
b. Tahap Tindakan
1) Melaksanakan tindakan sesuai RPP yang telah disusun.
2) Melaksanakan kegiatan pembelajaran matematika dikelas dengan
penerapan model kooperatif tipe STAD.
3) Mengelompokkan siswa secara heterogen yang terdiri dari 4-5
orang siswa.
4) Menjelaskan materi bilangan pecahan, pada siklus dua ini
mengenai operasi hitung pengurangan bilangan pecahan.
5) Siswa dalam kelompoknya diberikan LKS kelompok untuk
dikerjakan bersama-sama dan saling membantu dalam
mengerjakan. Ketua kelompok harus memastikan semua anggota
kelompoknya menguasai materi.
6) Siswa diberikan LKS individu dan tidak boleh saling
memberitahu jawaban satu sama lain.
7) Membahas LKS bersama-sama dan bertanya jawab.
c. Tahap Pengamatan
1) Mengamati jalannya proses pembelajaran dan situasi kelas dalam
pembelajaran.
2) Mengamati kemampuan siswa dalam mengerjakan ini, LKS.
3) Mengamati keaktifan siswa dalam menerima pembelajaran.
4) Mengamati siswa dalam bekerjasama dikelomponya.
d. Tahap Refleksi
Pada tahap refleksi ini, penulis akan mengumpulkan data-data dari
semua siklus dan akan menyimpulkan kejadian yang terjadi di siklus
Tiara Dara Lugina, 2013
Penerapan Model Kooperative Tipe Student Team Achievtment Division Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Sukajaya Kecamatan Lembang Tahun ajaran 2012-2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
tidak terduga serta kembali merancang pembelajaran di siklus
selanjutnya agar berjalan sempurna.
e. Siklus III
a. Tahap Perencanaan
1) Merancang pembuatan RPP siklus III, mulai dari SK, KD,
indikator, tujuan, materi pokok, metode, model, dan lainnya yang
ada di RPP.
2) Menyusun instrument tes, dalam hal ini tes tertulis berupa LKS
sesuai SK dan KD
3) Menyiapkan instrument non tes, yaitu lembar observasi untuk
peneliti dan siswa serta menyiapkan angket untuk siswa.
b. Tahap Tindakan
1) Melaksanakan tindakan sesuai RPP yang telah disusun.
2) Melaksanakan kegiatan pembelajaran matematika dikelas dengan
penerapan model kooperatif tipe STAD.
3) Mengelompokkan siswa secara heterogen yang terdiri dari 4-5
orang siswa.
4) Menjelaskan materi bilangan pecahan, pada siklus tiga ini
mengenai pemecahan masalah bilangan pecahan.
5) Siswa dalam kelompoknya diberikan LKS kelompok untuk
dikerjakan bersama-sama dan saling membantu dalam
mengerjakan. Ketua kelompok harus memastikan semua anggota
kelompoknya menguasai materi.
6) Siswa diberikan LKS individu dan tidak boleh saling memberitahu
jawaban satu sama lain.
7) Membahas LKS bersama-sama dan bertanya jawab.
c. Tahap Pengamatan
1) Mengamati jalannya proses pembelajaran dan situasi kelas dalam
Tiara Dara Lugina, 2013
Penerapan Model Kooperative Tipe Student Team Achievtment Division Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Sukajaya Kecamatan Lembang Tahun ajaran 2012-2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2) Mengamati kemampuan siswa dalam mengerjakan ini, LKS.
3) Mengamati keaktifan siswa dalam menerima pembelajaran.
4) Mengamati siswa dalam bekerjasama dikelomponya.
d. Tahap Refleksi
Refleksi pada siklus tiga ini, hasil yang diperoleh pada seluruh siklus
dikumpulkan untuk di analisis dan dievaluasi oleh peneliti untuk
mendapatkan kesimpulan.
e. Membuat Kesimpulan Hasil Penelitian
Kesimpulan dalam siklus ketiga ini, untuk melihat sejauh mana
peningkatan hasil belajar siswa dari penerapan model kooperatif tipe
STAD.
E. Instrumen Penelitian
1. Instrument Pembelajaran
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
RPP dalam penelitian PTK ini dibuat per siklus yang memuat standar
kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi
pokok, metode, model teknik atau strategi pembelajaran, skenario
pembelajaran, media, sumber belajar dan evaluasi. Dalam setiap
siklusnya terdapat dua kali pertemuan yaitu, 3x 35 menit.
b. Lembar Kerja Siswa (LKS)
Dalam penelitian ini, LKS memuat masalah-masalah yang harus
diselesaikan oleh siswa dalam proses pembelajaran yang didalamnya
terdapat soal-soal yang sudah dirancang untuk dipecahkan sehingga
siswa mampu berproses dalam menyelesaikannya.
2. Instrument Pengumpul Data
a. Instrument tes
Menurut Arifin (2011 : 221), tes adalah “suatu alat yang berisi
serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau soal-soal yang harus
Tiara Dara Lugina, 2013
Penerapan Model Kooperative Tipe Student Team Achievtment Division Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Sukajaya Kecamatan Lembang Tahun ajaran 2012-2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Sebelum menggunakan soal untuk diujikan kepada siswa, terlebih
dahulu peneliti melakukan uji soal untuk dianalisis validitas,
relibialitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran. Berikut dijelaskan
cara untuk mengukur mengenai validitas, relibialitas, daya pembeda
dan tingkat kesukaran menurut Sumarna Surapranata (2004 : 23-46),
yaitu :
1) Validitas
∑
√ ∑ ∑
Keterangan
= koefesien korelasi antara variable x dan variable y dua variable lain yang dikorelasikan
∑ = jumlah perkalian antara x dengan y = kuadrat dari x
= kuadrat dari y
Tabel 3.1
Makna Koofesien Korelasi Product Moment
Angka Korelasi Makna
0.800 - 1.000 Sangat tinggi
0.600 – 0.800 Tinggi
0.400 – 0.600 Cukup
0.200 – 0. 400 Rendah
0.000 – 0.200 Sangat rendah
2) Daya Pembeda
D = ∑ - ∑
Keterangan :
Tiara Dara Lugina, 2013
Penerapan Model Kooperative Tipe Student Team Achievtment Division Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Sukajaya Kecamatan Lembang Tahun ajaran 2012-2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
∑ A = jumlah peserta tes yang menjawab benar pada kelompok atas
∑ B = jumlah peserta tes yang menjawab benar pada kelompok bawah
= jumlah peserta kelompok atas
= jumlah peserta kelompok bawah
Tabel 3.2
p = prosporsi menjawab benar atau tingkat kesukaran ∑ x = banyaknya peserta tes yang menjawab benar
Tiara Dara Lugina, 2013
Penerapan Model Kooperative Tipe Student Team Achievtment Division Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Sukajaya Kecamatan Lembang Tahun ajaran 2012-2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
= kooefesien relibialitas internal seluruh item k = jumlah
∑st = jumlah variansi tiap-tiap item st = variansi total
Berikut perolehan hasil uji instrument dari siklus I sampai siklus III
yang di ukur berdasarkan validitas, relibialitas, daya pembeda dan
tingkat kesukaran, sebagai berikut:
Tabel 3.5
Analisis Soal Siklus I Sampai III S
Validitas Tingkat Kesukaran Daya Pembeda Ket
Tiara Dara Lugina, 2013
Penerapan Model Kooperative Tipe Student Team Achievtment Division Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Sukajaya Kecamatan Lembang Tahun ajaran 2012-2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu I
Relibialitas siklus 1 0,721
Relibialitas siklus 2 0,98
Relibialitas siklus 3 0,95
b. Instrument non tes
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik non tes berupa
obeservasi dan angket. Observasi menurut Arifin (2004 : 153) adalah “suatu proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis, objektif, dan rasional mengenai berbagai fenomena.” Observasi dalam penelitian ini diberikan kepada peneliti yang diobservasi langsung oleh
guru kelas. Observasi ini digunakan untuk memastikan bahwa kegiatan
pembelajaran sesuai dengan yang dirancang. Sedangkan observasi
yang diberikan kepada siswa diobservasi langsung oleh observer untuk
menganalisa aktivitas siswa dikelas. Observasi yang digunakan adalah
observasi terbuka.
Pada akhir siklus III dilakukan teknik non tes berupa angket
kepada seluruh siswa. Angket yang digunakan adalah jenis angket
tertutup dimana terdapat pernyataan yang bisa siswa pilih sesuai apa
yang dialami.
Tiara Dara Lugina, 2013
Penerapan Model Kooperative Tipe Student Team Achievtment Division Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Sukajaya Kecamatan Lembang Tahun ajaran 2012-2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Data-data yang diperoleh setelah melaksanakan penelitian ini akan diolah
dan dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif agar mendapatkan kesimpulan
yang relevan.
1. Data kuantitatif
a) Penskoran
Sebelum memberikan skor kepada setiap butir soal, maka terlebih
dahulu ditentukan aturan penskoran yang ditetapkan sebagai
berikut :
Tabel 3.6 Rubrik Skor
SKOR KRTITERIA
20 Jawaban benar, cara menulis penyelesaian benar 15 Jawaban benar, cara menulis penyelesaian salah Jawaban salah, cara menulis penyelesaian benar 10 Jawaban salah, sebagian proses penyelesaian benar
5 Jawaban salah, cara menulis penyelesaian salah 0 tidak merespon jawaban sama sekali jawaban
b) Menghitung rata-rata kelas dalam penelitian ini menggunakan
rumus yang dapat dijabarkan sebagai berikut :
Rata-rata nilai siswa =
c) Penentuan presentase tingkat keberhasilan belajar siswa
berdasarkan skor yang diperoleh dengan menggunakan rumus :
Presentase kemampuan siswa =
dengan perhitungan sebagai berikut :
Gain (g) =
Tiara Dara Lugina, 2013
Penerapan Model Kooperative Tipe Student Team Achievtment Division Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Sukajaya Kecamatan Lembang Tahun ajaran 2012-2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Kriteria Gain Menurut Hake R.R
Nilai (g) Intrepretasi Efektivitas
0.00 – 0.30
2. Manurut Sugiyono (2011 : 244), analisis data kuantitatif adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpul data
kualitatif berupa observasi dan angket. Data yang diperoleh akan
dianalisis dan dideskripsikan untuk mengetahui kelebihan dan
kekurangan selama PTK berlangsung kemudian direncanakan
perbaikan-perbaikan untuk penelitian selanjutnya.
Berikut cara menganalisis data angket siswa untuk mengetahui
sikap siswa terhadap mata pelajaran matematika dan model kooperatif
tipe STAD. Penskoran untuk setiap kategori jawaban siswa pada
angket, sebagai berikut :
Tabel 3.8
Penskoran Untuk Setiap Kategori Jawaban
Tiara Dara Lugina, 2013
Penerapan Model Kooperative Tipe Student Team Achievtment Division Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Sukajaya Kecamatan Lembang Tahun ajaran 2012-2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Setelah hasil angket dianalisis dengan menghitung presentase dari
setiap jawaban utuk itu menggunakan rumus sebagai berikut :
P = x 100%
Keterangan :
P = presentase jawaban
f = frekuensi jawaban
n = banyak responden
Tabel 3.9
Klasifikasi Perhitungan Presentase
Presentase Klasifikasi
0 % Tidak ada
1 % - 25 % Sebagian kecil
26 % - 49 % Hampir setengahnya
50 % Setengahnya
51 % - 75 % Sebagian besar
76 % - 99 % Pada umumnya
Tiara Dara Lugina, 2013
Penerapan Model Kooperative Tipe Student Team Achievtment Division Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Sukajaya Kecamatan Lembang Tahun ajaran 2012-2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Dari penelitian yang sudah dilaksanakan dari siklus I sampai III, peneliti
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Perencanaan siklus I sampai III mempersiapkan instrument pembelajaran
berupa RPP dan LKS serta instrument pengumpul data yang sesuai dengan
langkah-langkah model kooperatif tipe STAD yaitu pembelajaran
kelompok yang menekankan kerjasama antar anggota kelompok dengan
membagi siswa kedalam kelompok-kelompok kecil dengan heterogen,
guru menyajikan pelajaran, guru memberi tugas kepada kelompok untuk
dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok, guru memberi LKS kepada
seluruh siswa dan tidak boleh saling membantu, memberi evaluasi serta
penguatan.
2. Pelaksanaan model kooperatif tipe STAD ini berjalan dengan maksimal
sesuai tahap pembelajaran model kooperatif tipe STAD dengan pembagian
kelompok secara heterogen¸ guru menjelaskan materi dengan memberi
stimulus dan siswa merespon, siswa mengerjakan LKS kelompok,
berdiskusi dengan guru dan siswa, mengerjakan LKS individu dan
kegaitan akhir siklus dengan uji akhir siklus sesuai.
3. Berdasarkan pelaksanaan selama tiga siklus dengan dua kali tindakan pada
setiap siklusnya menunjukan peningkatan kerjasama antar siswa, diskusi
antar kelompok dan kemampuan bertanya serta ketuntasan belajar. Dengan
hasil belajar pada siklus I, rata-rata yang diperoleh 74,7 dengan ketuntasan
Tiara Dara Lugina, 2013
Penerapan Model Kooperative Tipe Student Team Achievtment Division Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Sukajaya Kecamatan Lembang Tahun ajaran 2012-2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
ketuntasan belajar mencapai 86,11% dan rata-rata pada siklus III
diperoleh 89,4 dengan ketuntasan hasil belajar mencapai 97,2%. Jadi
dengan menerapkan model kooperatif tipe STAD hasil belajar siswa dapat
meningkat.
B. Rekomendasi
Rekomendasi dari peneliti untuk para pembaca, setelah dilakukannya
penelitian dengan menerapkan model kooperatif tipe STAD adalah :
1. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini mudah sekali diterapkan
pada mata pelajaran apapun, terutama pelajaran matematika dengan
jumlah siswa yang banyak. Agar penelitian mendapatkan hasil yang
maksimal, sebelum menentukan model yang akan digunakan,
sebaikanya dilihat terlebih dahulu akar permasalahnnya sehingga dapat
mempermudah dalam menerapkan model tersebut.
2. Pada penelitian selanjutnya, model kooperatif tipe STAD ini dapat
diterapkan pada materi yang lebih sulit lagi terutama bahasan tentang
Tiara Dara Lugina, 2013
Penerapan Model Kooperative Tipe Student Team Achievtment Division Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Sukajaya Kecamatan Lembang Tahun ajaran 2012-2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal. 2011. Evaluasi Pembelajaran. Bandung : Rosdakarya
Ayuningsih, Diah. 2011. Psikologi Perkembangan Anak. Yogyakarta : Pustaka Larasati
BNSP. 2006. Standar Isi, Standar Kompetensi Dan Kompetensi Dasar Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Sekolah Dasar. Jakarta : BNSP
Departemen Pendidikan Nasional. 2004. Pedoman Usulan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Jakarta : Dirjen Dikti Depdiknas
_____________. 2003. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2003 Tentang Tujuan Pendidikan Nasional. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional
_____________. 2003. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Matematika Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidai’ah. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional
_____________. 2005. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tentang Proses Pembelajaran. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional
Hamid, Moh. Sholeh. 2011. Metode Edutainment. Jogjakarta: Diva Press
Hendriyana, Didik. 2012. Penerapan Pendekatan Kooperatif Tipe Tipe Student
Team Achievement Division (STAD) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa Pada Pembelajaran Matematika Tentang Bangun Ruang. Skripsi FIP UPI Bandung : Tidak Diterbitkan
Tiara Dara Lugina, 2013
Penerapan Model Kooperative Tipe Student Team Achievtment Division Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Sukajaya Kecamatan Lembang Tahun ajaran 2012-2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Heruman. 2012. Model Pembelajaran Matematika Di Sekolah Dasar Bandung : Rosdakarya
Karso. Et Al. 2008. Pendidikan Matematika I. Jakarta :Universitas Terbuka
Kunandar. 2011. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta : Rajawali Pers
Lie, Anita. 2002. Cooperative Learning : Mempraktikan Cooperative Learning Di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta : Grasindo
Majid, Abdul. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung : Rosdakarya
Murti, AS. 2010. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Tentang Pengukuran Sudut Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD. Skripsi FIP UPI Bandung : Tidak Diterbitkan
Riduan. 2011. Belajar Mudah Penelitian. Badung : Alfabeta
Ruseffendi. 2005. Dasar-Dasar Matematika Modern Dan Komputer Untuk Guru. Bandung : Tarsito
Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran Mengembakan Profesionalisme Guru. Jakarta : Rajagrafindo Persada
Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran :Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media Group
Slameto. 2003. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta
Tiara Dara Lugina, 2013
Penerapan Model Kooperative Tipe Student Team Achievtment Division Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Pecahan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Sukajaya Kecamatan Lembang Tahun ajaran 2012-2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Bandung: Nusa Media
Subyantoro. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Semarang : UNNES Press
Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : Rosdakarya
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung : Alfabeta
Suharsimi, Arikunto. 2009. Prosedur Penelitian. Yogyakarja : Rineka Cipta
Surapranata, Sumarna. 2009. Analisis, Validitas, Relibialitas Dan Interpretasi Hasil Tes Implementasi Kurikulum 2004. Bandung : Rosdakarya
Suryani, Wiwin. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Dengan Metode Hensis Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Perkalian Pecahan Desimal. Skripsi FIP UPI Bandung : Tidak Diterbitkan
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta : Prenada Media Group