• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Variasi Bukaan Pintu Sorong Tonjol terhadap Penggerusan Sedimen di Hilir Pintu.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Variasi Bukaan Pintu Sorong Tonjol terhadap Penggerusan Sedimen di Hilir Pintu."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

ix Universitas Kristen Maranatha

PENGARUH VARIASI BUKAAN PINTU SORONG

TONJOL TERHADAP PENGGERUSAN SEDIMEN DI

HILIR PINTU

Adam Reza Fachrudin NRP: 1321060

Pembimbing: Robby Yussac Tallar, Ph.D.

ABSTRAK

Sistem pengairan diperlukan dalam mengatur pergerakan air dari hulu hingga ke hilir. Suatu sistem pengairan memerlukan pula bangunan-bangunan bagi yang jumlahnya disesuaikan dengan daerah irigasi. Salah satu contoh bangunan air adalah pintu sorong tonjol. Pintu sorong tonjol merupakan salah satu modifikasi dari pintu sorong yang berguna mengatur dan meninggikan muka air. Penggerusan di hilir pintu sorong tonjol dimungkinkan akibat aliran bawah pintu yang memiliki energi dan kecepatan yang besar. Dalam perkembangannya masa kini Rip-Rap menjadi salah satu cara menangani permasalahan ini. Penempatan Rip-Rap diletakkan pada hilir pintu sorong tonjol dengan jarak tertentu.

Tujuan penelitian ini adalah menganalisis kedalaman penggerusan pada hilir pintu yang terjadi akibat perubahan bukaan pintu air, perubahan debit, dan penggunaan Rip-Rap. Penelitian ini membahas mengenai penggerusan yang terjadi sebelum dan sesudah penggunaan Rip-Rap. Variasi debit rencana yang melewati saluran terbuka adalah 50%, 60% dan 70% karena jika debit rencana terlalu rendah tidak menimbulkan penggerusan di hilir pintu. Variasi bukaan pintu sorong tonjol yang akan digunakan dalam penelitian adalah 1.5cm, 1.0cm dan 0.5cm.

Penggerusan lokal terjadi akibat aliran bawah pintu sorong memiliki energi dan kecepatan yang besar. Berdasarkan hasil pengujian penggerusan tanpa Rip-Rap diperoleh penggerusan terdalam sebesar -6,5cm pada variabel debit rencana 70% dengan bukaan pintu sorong tonjol 0,5cm. Setelah dilakukan pengujian maka dilakukan evaluasi berdasarkan hasil yang didapat tersebut. Salah satu cara perbaikan yang dipilih adalah dengan penggunaan Rip-Rap pada saluran di hilir pintu sorong tonjol. Hasil dari pengujian ini memperlihatkan perbedaan antara saluran dengan Rip-Rap dan tanpa Rip-Rap. Penggerusan terdalam adalah -2,4cm pada variabel debit rencana 70% dengan bukaan pintu sorong tonjol 0,5cm. Dapat disimpulkan penggunaan Rip-Rap berupa batuan kerikil sangat efektif dalam mengurangi penggerusan di hilir pintu sorong tonjol akibat aliran bawah pintu sorong tonjol.

(2)

x Universitas Kristen Maranatha

THE EFFECT OF VARIATIONS OF OPENING

MODIFIED SLIDING GATE TO LOCAL SCOURING AT

DOWNSTREAM AREA

Adam Reza Fachrudin NRP: 1321060

Supervisor: Robby Yussac Tallar, Ph.D.

ABSTRACT

An irrigation system is needed to control the water flow from upstream to downstream. Due to the length, numbers of water diversion structures are needed in the irrigation area. One example is sliding gate. Sliding gate can be modified to control and increase the water level at irrigation area. Scouring at the downstream in modified sliding gate affected the increasing of flow energy and velocity. Nowadays, Rip-Rap becomes one of the problem solutions, that placed in modified sliding gate in certain location at downstream area.

This research aims to analyze the depth and the position of scouring in downstream caused by the changes of opening gate, discharge, and the aplication of Rip-Rap. This research also compared the aplication of Rip-Rap related with scouring effect. The variations of Discharges releases are 50%, 60%, and 70% from maximum discharge. The variations of opening gate used in the research are 1.5 cm, 1.0 cm, and 0.5 cm.

The effect of local scouring mostly happen due to the increasing the energy and velocity. The results performed the average scouring contour in -4cm and the deepest level in -6.5 cm at variable 70% of maximum discharge with 0,5cm opening gate. The evaluation also provided by applying the Rip-Rap at downstream area. Therefore, the final result shows the decreasing of depth of local scouring level by applying the Rip-Rap. The results performed the average scouring contour in -2cm and the deepest level in -2,4 cm at variable 70% of maximum discharge with 0,5cm opening gate.. It can be concluded that Rip-Rap method is an effective solution in reducing local scouring especially at modified slding gate.

(3)

xi Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PENGESAHAN ii

PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN PENELITIAN iii PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN iv SURAT KETERANGAN TUGAS AKHIR v SURAT KETERANGAN SELESAI TUGAS AKHIR vi

KATA PENGANTAR vii 1.3 Ruang Lingkup Penelitian 2 1.4 Sistematika Penulisan 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 2.1 Saluran Terbuka 4 2.2 Keadaan Saluran 5

2.3 Jenis Aliran 5

2.4 Lengkung Debit 7 2.4.1 Pengukuran Debit Tidak Langsung 8 2.4.2 Pengukuran Debit Langsung 11

2.5 Penggerusan 14

2.6 Bangunan Pengatur Tinggi Muka Air 15 2.6.1 Pintu Skot Balk 15 2.6.2 Pintu Sorong 16 2.6.3 Pintu Sorong Tonjol 17

2.6.4 Mercu Tetap 17

(4)

xii Universitas Kristen Maranatha

3.4.2 Penggerusan Pintu Sorong Tonjol Dengan Rip-Rap 33 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 34 4.1 Analisis Lengkung Debit 34 4.2 Analisis Penggerusan Pintu Sorong Tonjol Tanpa Rip-Rap 35 4.3 Analisis Penggerusan Pintu Sorong Tonjol Dengan Rip-Rap 54 4.4 Perbandingan Hasil Penggerusan 73 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 75

5.1 Simpulan 75

5.2 Saran 75

DAFTAR PUSTAKA 77

(5)

xiii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Jenis-jenis Aliran 7 Gambar 2.2 Metode Satu Titik 9 Gambar 2.3 Metode Dua Titik 10 Gambar 2.4 Metode Tiga Titik 10 Gambar 2.5 Alat Ukur Thompson 12 Gambar 2.6 Alat Ukur Cipoletti 13 Gambar 2.7 Pintu Sorong Tonjol 17 Gambar 2.8 Mercu Tetap 18 Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian 20 Gambar 3.2 Model Fisik Tanpa Rip-Rap 22 Gambar 3.3 Model Fisik Dengan Rip-Rap 22

Gambar 3.4 Benang 23 Gambar 3.14 Milimeter Block 28

Gambar 3.15 Penggaris 28

Gambar 3.16 Peralatan untuk Mencari Lengkung Debit 30 Gambar 4.1 Grafik Lengkung Debit 35 Gambar 4.2 Penggerusan di Hilir Pintu Tanpa Rip-Rap dengan

Variabel Debit Rencana 50% dan Bukaan Pintu Sorong

Tonjol 1,5cm 36

Gambar 4.3 Profil Aliran dan Penggerusan Terdalam dengan Variabel Debit Rencana 50% dan Bukaan

Pintu Sorong Tonjol 1,5cm 37 Gambar 4.4 Penggerusan di Hilir Pintu Tanpa Rip-Rap dengan

Variabel Debit Rencana 50% dan Bukaan

Pintu Sorong Tonjol 1,0cm 38 Gambar 4.5 Profil Aliran dan Penggerusan Terdalam dengan

Variabel Debit Rencana 50% dan Bukaan

Pintu Sorong Tonjol 1,0cm 39 Gambar 4.6 Penggerusan di Hilir Pintu Tanpa Rip-Rap dengan

Variabel Debit Rencana 50% dan Bukaan

(6)

xiv Universitas Kristen Maranatha

Gambar 4.7 Profil Aliran dan Penggerusan Terdalam dengan Variabel Debit Rencana 50% dan Bukaan

Pintu Sorong Tonjol 0,5cm 41 Gambar 4.8 Penggerusan di Hilir Pintu Tanpa Rip-Rap dengan

Variabel Debit Rencana 60% dan Bukaan

Pintu Sorong Tonjol 1,5cm 42 Gambar 4.9 Profil Aliran dan Penggerusan Terdalam dengan

Variabel Debit Rencana 60% dan Bukaan

Pintu Sorong 1,5cm 43 Gambar 4.10 Penggerusan di Hilir Pintu Tanpa Rip-Rap dengan

Variabel Debit Rencana 60% dan Bukaan

Pintu Sorong Tonjol 1,0cm 44 Gambar 4.11 Profil Aliran dan Penggerusan Terdalam dengan

Variabel Debit Rencana 60% dan Bukaan

Pintu Sorong Tonjol 1,0cm 45 Gambar 4.12 Penggerusan di Hilir Pintu Tanpa Rip-Rap dengan

Variabel Debit Rencana 60% dan Bukaan

Pintu Sorong Tonjol 0,5cm 46 Gambar 4.13 Profil Aliran dan Penggerusan Terdalam dengan

Variabel Debit Rencana 60% dan Bukaan

Pintu Sorong Tonjol 0,5cm 47 Gambar 4.14 Penggerusan di Hilir Pintu Tanpa Rip-Rap dengan

Variabel Debit Rencana 70% dan Bukaan

Pintu Sorong Tonjol 1,5cm 48 Gambar 4.15 Profil Aliran dan Penggerusan Terdalam dengan

Variabel Debit Rencana 70% dan Bukaan

Pintu Sorong Tonjol 1,5cm 49 Gambar 4.16 Penggerusan di Hilir Pintu Tanpa Rip-Rap dengan

Variabel Debit Rencana 70% dan Bukaan

Pintu Sorong Tonjol 1,0cm 50 Gambar 4.17 Profil Aliran dan Penggerusan Terdalam dengan

Variabel Debit Rencana 70% dan Bukaan

Pintu Sorong Tonjol 1,0cm 51 Gambar 4.18 Penggerusan di Hilir Pintu Tanpa Rip-Rap dengan

Variabel Debit Rencana 70% dan Bukaan

Pintu Sorong Tonjol 0,5cm 52 Gambar 4.19 Profil Aliran dan Penggerusan Terdalam dengan

Variabel Debit Rencana 70% dan Bukaan

Pintu Sorong Tonjol 0,5cm 53 Gambar 4.20 Penggerusan di Hilir Pintu Dengan Rip-Rap serta

Variabel Debit Rencana 50% dan Bukaan

Pintu Sorong Tonjol 1,5cm 55 Gambar 4.21 Profil Aliran dan Penggerusan Terdalam dengan

Rip-Rap serta Variabel Debit Rencana 50%

dan Bukaan Pintu Sorong Tonjol 1,5cm 56 Gambar 4.22 Penggerusan di Hilir Pintu dengan Rip-Rap serta

Variabel Debit Rencana 50% dan Bukaan

(7)

xv Universitas Kristen Maranatha

Gambar 4.23 Profil Aliran dan Penggerusan Terdalam dengan Rip-Rap serta Variabel Debit Rencana 50%

dan Bukaan Pintu Sorong Tonjol 1,0cm 58 Gambar 4.24 Penggerusan di Hilir Pintu dengan Rip-Rap serta

Variabel Debit Rencana 50% dan Bukaan

Pintu Sorong Tonjol 0,5cm 59 Gambar 4.25 Profil Aliran dan Penggerusan Terdalam dengan

Rip-Rap serta Variabel Debit Rencana 50%

dan Bukaan Pintu Sorong Tonjol 0,5cm 60 Gambar 4.26 Penggerusan di Hilir Pintu dengan Rip-Rap serta

Variabel Debit Rencana 60% dan Bukaan

Pintu Sorong Tonjol 1,5cm 61 Gambar 4.27 Profil Aliran dan Penggerusan Terdalam dengan

Rip-Rap serta Variabel Debit Rencana 60%

dan Bukaan Pintu Sorong Tonjol 1,5cm 62 Gambar 4.28 Penggerusan di Hilir Pintu dengan Rip-Rap serta

Variabel Debit Rencana 60% dan Bukaan

Pintu Sorong Tonjol 1,0cm 63 Gambar 4.29 Profil Aliran dan Penggerusan Terdalam dengan

Rip-Rap serta Variabel Debit Rencana 60%

dan Bukaan Pintu Sorong Tonjol 1,0cm 64 Gambar 4.30 Penggerusan di Hilir Pintu dengan Rip-Rap serta

Variabel Debit Rencana 60% dan Bukaan

Pintu Sorong Tonjol 0,5cm 65 Gambar 4.31 Profil Aliran dan Penggerusan Terdalam dengan

Rip-Rap serta Variabel Debit Rencana 60%

dan Bukaan Pintu Sorong Tonjol 0,5cm 66 Gambar 4.32 Penggerusan di Hilir Pintu dengan Rip-Rap serta

Variabel Debit Rencana 70% dan Bukaan

Pintu Sorong Tonjol 1,5cm 67 Gambar 4.33 Profil Aliran dan Penggerusan Terdalam dengan

Rip-Rap serta Variabel Debit Rencana 70%

dan Bukaan Pintu Sorong Tonjol 1,5cm 68 Gambar 4.34 Penggerusan di Hilir Pintu dengan Rip-Rap serta

Variabel Debit Rencana 70% dan Bukaan

Pintu Sorong Tonjol 1,0cm 69 Gambar 4.35 Profil Aliran dan Penggerusan Terdalam dengan

Rip-Rap serta Variabel Debit Rencana 70%

dan Bukaan Pintu Sorong Tonjol 1,0cm 70 Gambar 4.36 Penggerusan di Hilir Pintu dengan Rip-Rap serta

Variabel Debit Rencana 70% dan Bukaan

Pintu Sorong Tonjol 0,5cm 71 Gambar 4.37 Profil Aliran dan Penggerusan Terdalam dengan

Rip-Rap serta Variabel Debit Rencana 70%

dan Bukaan Pintu Sorong Tonjol 0,5cm 72 Gambar 4.38 Grafik Hubungan Debit Rencana 50%, Penggerusan

(8)

xvi Universitas Kristen Maranatha

Gambar 4.39 Grafik Hubungan Debit Rencana 60%, Penggerusan

Terdalam, dan Bukaan Pintu Sorong Tonjol 74 Gambar 4.40 Grafik Hubungan Debit Rencana 70%, Penggerusan

(9)

xvii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

(10)

xviii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR NOTASI

α sudut ambang tajam (°)

∆h Bacaan debit Thompson-elevasi awal Thompson a Konstanta dari kalibrasi alat

A Luas penampang melintang saluran (m2) b Lebar ambang (m)

B Konstanta dari kalibrasi alat C Koefisien Chezy

Cd Koefisien kontraksi

d Kedalaman muka air

ds Kedalaman penggerusan (m) D Jarak antar 2 titik (m)

Nr Banyaknya putaran rata-rata propeller atau kerucut kecil (baling-baling) per detik

Q Debit (m3/detik)

t Waktu (detik)

T Waktu yang dibutuhkan untuk melewati jarak D (detik) v Volume bejana m

V Kecepatan rata-rata yang dihitung berdasarkan pengamatan suatu alat (m/det)

��,6 Kecepatan pada kedalaman 0,6d (m/det)

�� Kecepatan pada permukaan air (m/det)

��, Kecepatan pada kedalaman 0,2d (m/det)

��,8 Kecepatan pada kedalaman 0,8d (m/det)

(11)

xix Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

(12)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia dikenal sebagai negara agraris karena sebagian besar penduduk Indonesia mempunyai mata pencaharian di bidang pertanian atau bercocok tanam. Hal ini didukung oleh beberapa hal seperti letak astronomis dan geografis. Selain itu, sebuah sistem pengairan diperlukan dalam mengatur pergerakan air dari hulu hingga ke hilir. Daerah-daerah pertanian/irigasi biasanya berada diantara hulu hingga hilir sebuah sungai.

Irigasi memiliki pengertian usaha penyediaan, pengaturan, dan pembuangan air untuk menunjang pertanian. Air yang dialirkan ke lahan pertanian/irigasi diatur dengan sebuah sistem pengairan. Sistem pengairan pada irigasi dimulai dari bendung melewati bangunan pengambilan (intake), selanjutnya saluran induk (primer) dialirkan ke saluran kedua (sekunder) melalui bangunan bagi (untuk membagi air yang diperlukan untuk masing-masing daerah) dan seterusnya sampai air dapat masuk ke lahan pertanian (daerah irigasi).

Suatu sistem pengairan memerlukan pula bangunan-bangunan bagi yang jumlahnya disesuaikan dengan daerah irigasi. Bangunan bagi berguna untuk membagi dan mengatur air supaya banyaknya air yang keluar dari saluran primer ke saluran sekunder atau seterusnya dapat diatur sesuai dengan kebutuhannya. Pengaturan air yang mengalir ke setiap saluran dilakukan dengan pintu sorong tonjol.

(13)

2 Universitas Kristen Maranatha

Dalam perkembangannya masa kini Rip-Rap menjadi salah satu cara menangani permasalahan ini. Penempatan Rip-Rap diletakkan pada hilir pintu sorong tonjol dengan jarak tertentu. Penggunaan Rip-Rap dimaksudkan sebagai peredam energi pada hilir pintu sorong tonjol.

1.2 Tujuan Penelitian

Berdasarkan pemaparan sebelumnya, maka diperoleh sebuah tujuan utama dari penelitian ini yaitu menganalisis penggerusan pada hilir yang terjadi akibat perubahan bukaan pintu sorong tonjol, perubahan debit, dan penggunaan Rip-Rap. Dari tujuan utama tersebut maka diperoleh beberapa tujuan khusus yang ingin dicapai, antara lain:

1. Menganalisis pengaruh perubahan debit terhadap penggerusan yang terjadi; 2. Menganalisis pengaruh pengaturan bukaan pintu sorong tonjol terhadap

penggerusan yang terjadi;

3. Membandingkan nilai penggerusan yang dihasilkan akibat sebelum dan setelah penggunaan Rip-Rap.

1.3 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah:

1. Pelaksanaan penelitian dilakukan pada Laboratorium Hidraulika, Program Studi S-1 Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Maranatha; 2. Saluran yang digunakan adalah dengan panjang 15,19m; lebar 1 meter dan

tinggi 63cm serta bangunan pengatur tinggi muka air yang digunakan adalah pintu sorong tonjol;

3. Variasi debit rencana yang melewati saluran terbuka adalah 50%, 60% dan 70%;

4. Variasi bukaan pintu sorong tonjol yang akan digunakan dalam penelitian adalah 1,5cm; 1,0cm; dan 0.5cm;

5. Sedimen yang digunakan berupa pasir Galunggung;

6. Diameter Rip-Rap batuan kerikil berkisar antara 0,8-2,5cm;

(14)

3 Universitas Kristen Maranatha

8. Tinggi kekasaran saluran terbuka akibat dinding tidak diperhitungkan;

9. Temperatur yang digunakan saat penelitian adalah temperatur ruangan (25ºC) dengan kekentalan viskositas air adalah 0,0009;

10. Kedalaman sedimen yang digunakan 16,5cm.

11. Panjang sedimen di hulu sepanjang 1m dengan perbandingan kemiringan pasir di hulu 1:1,5.

1.4 Sistematika Penulisan

Sistem penulisan dalam Tugas akhir dapat dijabarkan sebagai berikut: BAB I, Pendahuluan berisi penjelasan secara singkat mengenai latar belakang, tujuan penelitian, ruang lingkup penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II , Tinjauan Pustaka menjelaskan tentang landasan-landasan teori hidraulika dan penjelasan-penjelasan lainnya berkaitan dengan masalah yang akan dibahas. BAB III, Metode Penelitian berisi tentang diagram alir, deskripsi model fisik, alat dan bahan, tahap-tahap pengujian di Laboratorium Hidraulika Universitas Kristen Maranatha.

BAB IV, Analisis Data dan Pembahasan berisi tentang data hasil penggerusan di Laboratorium serta analisis perbandingan hasil penggerusan yang terjadi.

BAB V, Simpulan dan saran berisi mengenai simpulan dan saran yang didapat dari penelitian ini.

(15)

75 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN SARAN

5.1 Simpulan

Penggerusan lokal (local scouring) terjadi akibat kecepatan dan aliran bawah pintu sorong tonjol menjadi pembahasan dalam penelitian ini. Untuk menguji masalah penggerusan lokal ini maka digunakan beberapa variabel seperti debit rencana 50%, 60%, dan 70% dari debit maksimum serta dengan bukaan pintu sorong tonjol 0,5cm; 1,0cm; dan 1,5cm. Dari hasil pengujian dengan beberapa variabel di atas maka dapat disimpulkan:

1. Terjadi penggerusan lokal di hilir pintu akibat aliran bawah pintu sorong tonjol. Berdasarkan data penelitian tanpa RipRap penggerusan terdalam sebesar -6,5cm pada debit rencana 70% dengan bukaan pintu sorong tonjol 0,5cm. 2. Berdasarkan hasil di atas maka dilakukan perbaikan saluran dengan

penggunaan Rip-Rap pada saluran di hilir pintu sorong tonjol. Hasil dari pengujian ini terlihat perbedaan dengan pengujian tanpa Rip-Rap. Penggerusan terdalam adalah -2,4cm pada debit rencana 70% dengan bukaan pintu sorong tonjol 0,5cm.

3. Perbedaan hasil penggerusan antara tanpa Rip-Rap dan dengan Rip-Rap sangat terlihat ketika dibanding menggunakan grafik. Sehingga disimpulkan penggunaan Rip-Rap berupa batuan kerikil sangat efektif dalam mengurangi penggerusan di hilir pintu sorong tonjol akibat aliran bawah pintu.

5.2 Saran

Dari hasil penelitian ini disarankan untuk penelitian selanjutnya, antara lain:

(16)

76 Universitas Kristen Maranatha

2. Dalam menentukan lokasi terdalam, diperlukan ketelitian mata yang tinggi karena selisih pada kontur yang ada cukup kecil.

(17)

PENGARUH VARIASI BUKAAN

PINTU SORONG TONJOL TERHADAP

PENGGERUSAN SEDIMEN DI HILIR PINTU

Diajukan sebagai syarat untuk menempuh ujian sarjana di Program Studi S-1 Teknik Sipil Fakultas Teknik

Universitas Kristen Maranatha Bandung

Disusun Oleh:

ADAM REZA FACHRUDIN

NRP: 1321060

Pembimbing:

ROBBY YUSSAC TALLAR, Ph.D.

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BANDUNG

(18)

vii Universitas Kristen Maranatha

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat yang dilimpahkan oleh-Nya, sehingga dapat menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir. Tugas Akhir merupakan pembahasan laporan penelitian dengan judul

PENGARUH VARIASI BUKAAN PINTU SORONG TONJOL TERHADAP PENGGERUSAN SEDIMEN DI HILIR PINTU. Tugas Akhir diajukan sebagai syarat untuk menempuh ujian sarjana di Program Studi S-1 Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Maranatha, Bandung.

Dalam penyusunan Tugas Akhir ini penyusun telah banyak menerima bantuan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih khususnya kepada:

1. Bapak Robby Yussac Tallar, Ph.D, selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan Tugas Akhir.

2. Ibu Olga C. Pattipawaej, Ph.D., selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan masukan dan saran dalam penyusunan Tugas Akhir.

3. Ibu Ir. Kanjalia T. T., M.T., selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan masukan dan saran dalam penyusunan Tugas Akhir.

4. Ibu Ir. Endang Ariyani, Dipl. H.E., selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan masukan dan saran dalam penyusunan Tugas Akhir.

5. Bapak Dr. Yosafat Aji Pranata, S.T., M.T., selaku Ketua Program Studi S-1 Teknik Sipil, Universitas Kristen Maranatha.

6. Ibu Tan Lie Ing, S.T., M.T., selaku Koordinator Tugas Akhir yang telah banyak memberikan masukan dan saran dalam penyusunan Tugas Akhir.

7. Seluruh dosen Program Studi S-1 Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Maranatha, yang telah mendidik dan membina sejak awal perkuliahan. 8. Seluruh staf administrasi Program Studi S-1 Teknik Sipil, Fakultas Teknik,

(19)
(20)

77 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

[1] Chow, V.T., 1989, Open-Channel Hydraulic, Erlangga, Bandung.

[2] Direktorat Jenderal Pengairan Departemen Pekerjaan Umum, 1986, Standar Perencanaan Irigasi, Kriteria Perencanaan, Bagian Bangunan Utama KP-02,

Badan Penerbit Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta.

[3] Direktorat Jenderal Pengairan Departemen Pekerjaan Umum, 1986, Standar Perencanaan Irigasi, Kriteria Perencanaan, Bagian Bangunan Utama KP-04,

Badan Penerbit Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta.

[4] Sidharta, S.K. 1997, Irigasi dan Bangunan Air, Badan Penerbit Gunadarma. [5] Soeherman dan Memed, M., 1990, Pintu Sorong Tonjol Sebagai Alat Pengatur

Dan Pengukur Debit, Institute of Hydraulic Engineering Agency For Research

And Development Ministry Of Public Works Of The Republic Of Indonesia, Bandung.

Gambar

Gambar 4.40 Grafik Hubungan Debit Rencana 70%, Penggerusan
Tabel 4.2 Hasil Penggerusan Pintu Sorong Tonjol Tanpa Rip-Rap  Tabel 4.3 Hasil Penggerusan Pintu Sorong Tonjol Dengan Rip-Rap

Referensi

Dokumen terkait

Pada variasi tinggi bukaan pintu air menghasilkan berbagai bentuk perubahan aliran, baik di bagian hulu maupun di hilir bendung di antaranya perubahan kedalaman,

Tundaan di lokasi penelitian kendaraan dan sepeda motor yang dipengaruhi beberapa kondisi seperti akibat jumlah lajur, akibat lebar bukaan median, dan akibat jenis kendaraan,

Gerusan lokal dapat terjadi pada titik-titik dimana terdapat perubahan arah aliran secara mendadak, misalnya pada kaki lereng sungai yang bermeander, sisi hulu

Dalam pengoperasian pompa dapat terjadi berbagai masalah yang menimbulkan kerusakan, salah satunya disebabkan oleh getaran akibat variasi bukaan valve sesuai dengan penggunaan atau

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kedalaman gerusan akibat variasi debit dan bukaan pintu dengan variabel-variabel yang mempengaruhinya

Penelitian kali ini memperlihatkan beberapa fenomena yang pada umumnya juga terjadi pada jenis loncat hidraulis klasik, yaitu antara lain adalah terjadi perubahan jenis

konsisten pola meningkat atau menurunnya pada setiap peningkatan bukaan pada model tirai yang memperlihatkan secara jelas aliran turbulen yang terjadi akibat

Grafik Pressure Drop pada Perubahan Penampang 1 Inci ke 1 1/4 Inci pada Setiap Bukaan Katup Pengujian pressure drop perubahan penampang pipa 1 inci ke ¼ inci yang dapat dilihat pada