PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT (MMP) DAN PEMBELAJARAN LANGSUNG TERHADAP
KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA SMP
(Penelitian kuasi eksperimen terhadap siswa kelas VII salah satu SMP Negeri di Kabupaten Bandung Barat)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika
Oleh ANI PURWANTI
0901929
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT (MMP) TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN
MATEMATIS SISWA SMP
Oleh Ani Purwanti
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
© Ani Purwanti 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Juli 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
LEMBAR PENGESAHAN
ANI PURWANTI NIM. 0901929
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT (MMP) DAN PEMBELAJARAN LANGSUNG TERHADAP
KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA SMP
(Penelitian kuasi eksperimen terhadap siswa kelas VII salah satu SMP Negeri di Kabupaten Bandung Barat)
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH :
Pembimbing I
Prof. Dr. H. Wahyudin, M. Pd. NIP. 195108081974121001
Pembimbing II
Drs. Asep Syarif Hidayat, M. S. NIP. 195804011985031001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Matematika
ABSTRAK
Ani Purwanti (0901929). Pengaruh Model Pembelajaran Missouri
Mathematics Project (MMP) dan Pembelajaran Langsung terhadap Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa SMP.
Penelitian ini bertujuan untuk : 1) Mengetahui apakah kemampuan pemahaman matematis siswa yang belajar dengan model MMP lebih baik daripada siswa yang belajar dengan model pembelajaran langsung 2) Mengetahui bagaimana kualitas peningkatan kemampuan pemahaman matematis siswa yang menggunakan model pembelajaran MMP. Metode dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen dengan menggunakan desain kelompok kontrol pretes-postes. Objek penelitian ini yaitu para siswa pada salah satu SMP Negeri di Kabupaten Bandung Barat. Adapun untuk instrumen penelitiannya meliputi soal tes (tertulis) untuk mengukur kemampuan pemahaman matematis siswa. Berdasarkan penelitian ini diperoleh kesimpulan : 1) Kemampuan pemahaman matematis pada siswa yang belajar dengan model MMP lebih baik daripada siswa yang belajar dengan model pembelajaran langsung, 2) Kualitas peningkatan kemampuan pemahaman matematis pada siswa yang belajar dengan model MMP lebih tinggi dari siswa yang belajar dengan model pembelajaran langsung.
Kata kunci : Pemahaman matematis, Missouri Mathematics Project (MMP),
i Ani Purwanti, 2013
ABSTRACT
Ani Purwanti (0901929). Influence Learning Using Mathematics Project
(MMP) Model and Direct Learning for Improved Ability of Understanding Mathematical Students of Junior High School.
Objectives research are: 1) To know whether the students’ mathematical understanding ability who obtained MMP model were better than students’ who obtained direct learning model 2) To know how to increase the quality of
students’ mathematical understanding ability who obtained MMP model. The method used in this research was quasi-experimental method using pretes-posttes control group design. This study was conducted at one of the Junior High Schools in West Bandung. Instruments of this research include written-test to evaluate
student’ mathematical understanding ability. The result of this research is concluded that: 1) Mathematical understanding ability of students who obtained MMP models were better than students who obtained direct learning model, 2) The qualities of the enchancementof students’ mathematical understanding ability who obtained MMP models were higher than the students who obtained direct learning model.
Keywords: Mathematical Understanding, Missouri Mathematics Project (MMP) ,
DAFTAR ISI
halaman
ABSTRAK………... i
KATA PENGANTAR………. ii
UCAPAN TERIMAKASIH……… iii
DAFTAR ISI……… v
DAFTAR TABEL……… vii
DAFTAR LAMPIRAN………... ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah …... 1
B. Rumusan Masalah………...…………. 3
C. Tujuan Penelitian ..………... 3
D. Hipotesis Penelitian ………...……… 3
E. Definisi Operasional ……… 4
BAB II KAJIAN LITERATUR A. Kemampuan Pemahaman Matematis …... 6
B. Model Pembelajaran MMP ………..………...…………. 8
C. Model Pembelajaran Langsung..………... 11
D. Keterkaitan Model Pembelajaran MMP dengan Kemampuan Pemahaman Matematis...……….. 14
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian dan Desain Penelitian …... 16
B. Populasi dan Sampel ……….………...…………. 17
C. Instrumen Penelitian ..…...……….…… 17
1. Tes ……….…. 17
2. Non Tes ………... 23
D. Alat atau Bahan Ajar ………....……… 23
vi Ani Purwanti, 2013
F. Teknik Pengolahan Data ……….. 25
1. Pengolahan Data Kuantitatif ……….. 26
2. Pengolahan Data Kualitatif ……… 33
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 34
1. Analisis Data Tes ……… 34
2. Analisis Data Non Tes ……… 50
B. Pembahasan ... 52
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ………... 58
B. Saran ………. 58
DAFTAR PUSTAKA ……… 59
LAMPIRAN ……… 62
DAFTAR TABEL
halaman
Tabel 3.1 Klasifikasi Koefisien Korelasi ... 18
Tabel 3.2 Validitas Setiap Butir Soal ... 19
Tabel 3.3 Klasifikasi Reliabilitas... 20
Tabel 3.4 Klasifikasi Daya Pembeda ... 21
Tabel 3.5 Nilai Daya Pembeda Setiap Butir Soal ... 21
Tabel 3.6 Klasifikasi Indeks Kesukaran ... 22
Tabel 3.7 Indeks Kesukaran Setiap Butir Soal ... 22
Tabel 3.8 Kriteria Skor Kemampuan Pemahaman Matematis ... 26
Tabel 3.9 Kriteria Indeks Gain ... 31
Tabel 4.1 Output Analisis Data Skor Pretes dengan SPSS versi 20 for Windows... 35
Tabel 4.2 Rekapitulasi Data Skor Pretes Kemampuan Pemahaman Matematis ... 36
Tabel 4.3 Output Analisis Normalitas Data Skor Pretes dengan SPSS versi 20 for Windows ... 37
Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas Data Skor Pretes ... 37
Tabel 4.5 Output Analisis Uji Mann-Whitney Data Skor Pretes dengan SPSS versi 20.0 for Windows ... 38
Tabel 4.6 Output Analisis Data Skor Postes dengan SPSS versi 20 for Windows... 40
Tabel 4.7 Rekapitulasi Data Skor Postes Kemampuan Pemahaman Matematis ... 40
Tabel 4.8 Output Analisis Normalitas Data Skor Postes dengan SPSS versi 20 for Windows ... 41
Tabel 4.9 Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas Data Skor Potes ... 42
Tabel 4.10 Output Analisis Uji Mann-Whitney Data Skor Pretes dengan SPSS versi 20 for Windows ... 43
Tabel 4.11 Output Analisis Data Indeks Gain dengan SPSS versi 20.0 for Windows... 44
Tabel 4.12 Rekapitulasi Data Indeks Gain ... 44
Tabel 4.13 Interpretasi Peningkatan Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 45 Tabel 4.14 Output Analisis Normalitas Data Indeks Gain dengan SPSS versi 20.0 for Windows ... 46
Tabel 4.15 Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas Data Indeks Gain ... 46
viii Ani Purwanti, 2013
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A.4 Lembar Kerja Mandiri (LKM) ... 112
Lampiran A.5 Tugas/PR ... 116
LAMPIRAN B Lampiran B.1 Kisi-kisi Soal Uji Instrumen/Pretes dan Postes Kemampuan Pemahaman Matematis ... 119
Lampiran B.2 Soal Uji Instrumen/Pretes dan Postes ... 124
Lampiran B.3 Lembar Observasi Guru dan Siswa ... 127
LAMPIRAN C Lampiran C.1 Skor Hasil Uji Coba Instrumen Tes ... 130
Lampiran C.2 Hasil Uji Instrumen dengan ANATES Versi 4.0 ... 131
LAMPIRAN D Lampiran D.1 Data Skor Pretes, Postes dan Indeks Gain Kelas Eksperimen... 139
Lampiran D.2 Data Skor Pretes, Postes dan Indeks Gain Kelas Kontrol ... 140
Lampiran D.3 Output Analisis Data Pretes dengan SPSS versi 20 for windows ... 141
Lampiran D.4 Output Analisis Data Postes dengan SPSS versi 20 for windows ... 143
Lampiran D.5 Output Analisis Data Indeks Gain dengan SPSS versi 20 for windows ... 145
LAMPIRAN E Lampiran E.1 Rekapitulasi Hasil Lembar Observasi Guru ... 148
Lampiran E.2 Rekapitulasi Hasil Lembar Observasi Siswa ... 149
LAMPIRAN F Lampiran F.1 Contoh Jawaban Uji Instrumen ... 151
Lampiran F.2 Contoh Jawaban Pretes Kelas Eksperimen ... 154
Lampiran F.3 Contoh Jawaban Pretes Kelas Kontrol ... 157
Lampiran F.4 Contoh Jawaban Postes Kelas Eksperimen ... 160
Lampiran F.5 Contoh Jawaban Postes Kelas Kontrol ... 162
Lampiran F.6 Contoh Jawaban LK ... 164
Lampiran F.7 Contoh Jawaban LKM ... 184
x Ani Purwanti, 2013
Lampiran F.9 Contoh Isian Lembar Observasi Siswa ... 189
LAMPIRAN G
Lampiran G.1 Surat Izin Uji Instrumen dan Izin Penelitian ... 191 Lampiran G.2 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Uji Instrumen
dan Penelitian ... 192 Lampiran G.3 Kartu Bimbingan ... 193
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Matematika merupakan ilmu dasar yang memiliki peranan penting dalam
proses kehidupan manusia. Dapat dikatakan bahwa perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi dewasa ini dilandasi oleh matematika. Hal ini sesuai
dengan pernyataan Suherman, (2003 :25) bahwa matematika tumbuh dan
berkembang sebagai penyedia jasa layanan untuk pengembangan ilmu-ilmu yang
lain sehingga pemahaman konsep suatu materi dalam matematika haruslah
ditempatkan pada prioritas utama.
Departemen Pendidikan Nasional (2007) menyatakan ada beberapa aspek
yang perlu dikembangkan dalam pembelajaran matematika, diantaranya adalah
pemahaman matematis, pemecahan masalah, serta penalaran dan komunikasi.
Pemahaman matematis dapat dikatakan sebagai fondasi dalam mengembangkan
pembelajaran matematika. Pernyataan tersebut sesuai dengan pendapat O’Connell,
2007 (dalam Sari, 2012) yang menyatakan bahwa dengan pemahaman matematis,
siswa akan lebih mudah dalam memecahkan permasalahan karena siswa akan
mampu mengaitkan serta memecahkan permasalahan tersebut dengan berbekal
konsep yang sudah dipahaminya.
Salah satu tujuan pembelajaran matematika dalam Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) yaitu agar peserta didik memiliki kemampuan untuk
memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep,
mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat dan efisien (Lestari,
2012). Sedangkan dalam National Council of Teachers of Matematics (NCTM)
(2000) merumuskan secara umum bahwa pembelajaran matematika menggariskan
peserta didik harus mempelajari matematika melalui pemahaman dan aktif
membangun pengetahuan baru dari pengalaman dan pengetahuan sebelumnya
(Puspitasari, 2011 dalam Lestari, 2012). Selain itu pula kemampuan matematis
2
Ani Purwanti, 2013
(mathematical understanding) (Lestari, 2012). Dari tiga hal tersebut menujukan
bahwa kemampuan pemahaman matematis begitu penting. Seorang siswa yang
telah mencapai kemampuan pemahaman matematis dapat mencapai kemampuan
matematis lainnya dengan mudah.
Adapun indikator yang menunjukkan pemahaman matematis menurut
Skemp (Herdian, 2010) dibedakan menjadi dua jenis, yaitu pemahaman
instrumental dan relasional. Pemahaman instrumental adalah hafal sesuatu secara
terpisah atau dapat menerapkan sesuatu pada perhitungan rutin/sederhana dan
mengerjakan sesuatu secara algoritmik saja. Pemahaman relasional adalah
kemampuan mengkaitkan sesuatu dengan hal lainnya secara benar dan menyadari
proses yang dilakukan.
Pemahaman matematis siswa dapat ditingkatkan melalui berbagai cara,
salah satunya dengan menerapkan model pembelajaran yang dinilai efektif dalam
menunjang pembelajaran. Pembelajaran yang dinilai efektif dapat terlaksana jika
setiap pengajar mampu mengetahui, memahami, memilih, dan menerapkan model
pembelajaran yang dinilai efektif sehingga dapat menciptakan suasana kelas yang
kondusif dalam menunjang proses pembelajaran yang optimal.
Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran
matematika di sekolah yaitu model pembelajaran Missouri Mathematics Project
(MMP). Gitasari (dalam Puspitasari, 2010) menyatakan bahwa model
pembelajaran MMP merupakan suatu program yang didesain untuk membantu
guru dalam hal efektivitas penggunaan latihan-latihan agar siswa mencapai
peningkatan yang luar biasa. Sedangkan Krismanto (Rohaeti, 2009) menyatakan
bahwa model pembelajaran MMP yang secara empiris melalui penelitian
merupakan model pembelajaran terstruktur yang terdiri atas lima tahap kegiatan,
yaitu review, pengembangan, latihan terkontrol, seatwork dan penugasan/PR.
Karakteristik dari model pembelajaran MMP adalah adanya lembar tugas proyek.
Dengan tugas proyek tersebut siswa diharapkan mampu mengembangkan
kemampuan pemahaman matematis yang ada pada diri siswa dengan cara
menyelesaikan tugas secara individu maupun kelompok dan bertanya jika siswa
3
belajar di dalam kelas saja karena siswa diberikan PR sehingga siswa mempunyai
waktu belajar yang lebih banyak.
Berdasarkan uraian sebelumnya, penulis melakukan penelitian dengan
judul “Pengaruh Model Pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP)
dan Pembelajaran Langsung terhadap Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa SMP”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, penulis merumuskan
masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah kemampuan pemahaman matematis siswa yang belajar dengan model
MMP lebih baik daripada siswa yang belajar dengan model pembelajaran
langsung?
2. Apakah kualitas peningkatan kemampuan pemahaman matematis siswa yang
belajar dengan model MMP lebih tinggi dari siswa yang belajar dengan model
pembelajaran langsung?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan dengan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan
dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui apakah kemampuan pemahaman matematis siswa yang
belajar dengan model MMP lebih baik daripada siswa yang belajar dengan
model pembelajaran langsung
2. Untuk mengetahui bagaimana kualitas peningkatan kemampuan pemahaman
matematis siswa yang menggunakan model pembelajaran MMP.
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka hipotesis dari
4
Ani Purwanti, 2013
1. Kemampuan pemahaman matematis pada siswa yang belajar dengan model
MMP lebih baik daripada siswa yang belajar dengan model pembelajaran
langsung.
2. Kualitas peningkatan kemampuan pemahaman matematis pada siswa yang
belajar dengan model MMP lebih tinggi dari siswa yang belajar dengan model
pembelajaran langsung.
E. Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalah pahaman maka beberapa hal yang penulis
definisikan, yaitu :
1. Kemampuan Pemahaman Matematis
Kemampuan pemahaman matematis yang dimaksud dalam penelitian
ini mencangkup kemampuan pemahaman matematis yang didefinisikan oleh
Skemp (dalam Herdian, 2010), yaitu : a) Pemahaman instrumental, yaitu
pemahaman yang hafal sesuatu secara terpisah atau dapat menerapkan
sesuatu pada perhitungan rutin/sederhana, mengerjakan sesuatu secara
algoritmik saja. b) Pemahaman relasional, yaitu pemahaman yang dapat
mengkaitkan sesuatu dengan hal lainnya secara benar dan menyadari proses
yang dilakukan.
Pemahaman instrumental diartikan sebagai pemahaman konsep yang
saling terpisah dan hanya hafal rumus dalam perhitungan sederhana. Dalam
hal ini seseorang hanya memahami urutan pengerjaan atau algoritma.
Sedangkan pemahaman relasional termuat skema atau struktur yang dapat
digunakan pada penjelasan masalah yang lebih luas dan sifat pemakaiannya
lebih bermakna.
2. Model Pembelajaran MMP
Model pembelajaran MMP yang dimaksud dalam penelitian ini
menurut Krismanto (dalam Rohaeti, 2009) yaitu model pembelajaran
terstruktur yang meliputi review, pengembangan, latihan terkontrol, seatwork,
5
3. Model Pembelajaran Langsung
Model pembelajaran langsung yang dimaksud dalam penelitian ini
menurut Slavin (dalam Faiq, 2013) yaitu model pembelajaran yang
berorientasi pada tujuan (pembelajaran) dan distrukturisasi oleh guru. Sintak
dari model pembelajaran langsung menurut Masriyah 2002 (dalam
Supratman, 2009) adalah Guru mengawali pembelajaran dengan menjelaskan
tujuan pembelajaran dan mempersiapkan siswa untuk memulai pembelajaran
materi baru dengan mengingatkan kembali materi sebelumnya atau materi
yang berkaitan dengan materi yang akan dibahas atau pengetahuan prasyarat
dari materi yang akan disampaikan, menyampaikan materi yang diajarkan,
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan latihan, mengecek
pemahaman siswa, memberi kesempatan pada siswa untuk menerapkan
16 Ani Purwanti, 2013
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode dan Desain Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan kemampuan
pemahaman matematis siswa melalui model pembelajaran Missouri Mathematics
Project (MMP). Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode kuasi eksperimen karena dalam penelitian akan dilihat pengaruh
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran MMP terhadap
peningkatan kemampuan pemahaman matematis siswa. Dalam penelitian ini
sampel penelitian yang akan dibandingkan sudah ada, maka peneliti tinggal
mengambil dua kelompok untuk dijadikan sampel, sebagaimana dikemukakan
oleh Ruseffendi (2010 : 52) bahwa kuasi-eksperimen subyek tidak dikelompokkan
secara acak, tetapi peneliti menerima keadaan subyek seadanya.
Pada penelitian ini diberikan perlakuan terhadap variabel bebas kemudian
diamati perubahan yang terjadi pada variabel terikat. Variabel bebas yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Missouri Mathematics
Project (MMP) sedangkan variabel terikatnya adalah kemampuan pemahaman
matematis siswa. Sebagai pembanding, digunakan kelas kontrol untuk mengetahui
perbedaan kemampuan pemahaman matematis siswa.
Adapun desain penelitiannya adalah desain kelompok kontrol
non-ekuivalen (Ruseffendi, 2010: 53) sebagai berikut:
O X O
O O
Keterangan:
O : Pretes,Postes
17
B. Populasi dan Sampel
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII salah satu SMP
Negeri di Kabupaten Bandung Barat tahun pelajaran 2012/2013, sedangkan untuk
sampel yang dijadikan objek penelitian diambil dengan memilih dua kelas yang
sudah terbentuk dan kelas yang dipilih berdasarkan pertimbangan guru
matematika yang bersangkutan. Selanjutnya dari dua elas tersebut dipilih dipilih
kembali untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen
mendapatkan perlakuan berupa pembelajaran menggunakan model pembelajaran
MMP, dan untuk kelas kontrol menggunakan model pembelajaran langsung.
C. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Instrumen Tes
Instrumen tes merupakan suatu alat untuk mengevaluasi kemampuan
kognitif serta psikomotorik siswa setelah mempelajari matematika. Tes
diberikan untuk mengetahui kemampuan pemahaman matematis siswa
terhadap materi yang diajarkan, Instrumen tes yang digunakan adalah pretes
dan postes.
Tipe pretes dan postes adalah tes subyektif (uraian), soal-soal pada
pretes dan postes menggambarkan indikator yang harus dicapai siswa untuk
mengukur kemampuan pemahaman matematis.
Sebelum instrumen tes diberikan kepada kelas eksperimen dan kelas
kontrol, instrumen tes diujicobakan terlebih dahulu pada kelas ujicoba untuk
mengetahui validitas, reliabilitas, indeks kesukaran, serta daya pembedanya.
Dalam pengolahan data uji instrumen ini penulis menggunakan perhitungan
secara manual dan memanfaatkan hasil perhitungan berdasarkan program
Anates V4 tipe uraian.
a. Validitas
18
Ani Purwanti, 2013
mengevaluasi apa yang seharusnya dievaluasi. Oleh karena itu
keabsahannya tergantung pada sejauh mana ketepatan alat evaluasi itu
dalam melaksanakan fungsinya.
Untuk mendapatkan validitas butir soal bisa digunakan rumus
Product Moment Pearson (Suherman dan Kusumah, 1990: 154), yaitu:
∑ ∑ ∑
√ ∑ ∑ ∑ ∑
Keterangan:
= koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
= skor siswa pada tiap butir soal
= skor total tiap siswa
= jumlah siswa
Hasil perhitungan koefisien korelasi diinterpretasikan dengan
menggunakan kriteria pengklasifikasian dari Guilford (Suherman dan
Kusumah, 1990: 147), yaitu:
Tabel 3.1
Klasifikasi Koefisien Korelasi Koefisien Validitas Interpretasi
Validitas sangat tingggi (sangat baik) Validitas tinggi (baik)
Validitas sedang (cukup) Validitas rendah (kurang) Validitas sangat rendah
Tidak valid
Berdasarkan perhitungan menggunakan anates V4 diperoleh
koefisien korelasi keseluruhan soal adalah rxy = 0,60, ini berarti bahwa
butir soal secara keseluruhan memiliki validitas cukup, adapun validitas
19
Tabel 3.2
Validitas Setiap Butir Soal
No. Soal Koefisien Validitas Interpretasi
1 0,536 Validitas sedang (Cukup)
2 0,468 Validitas sedang (Cukup)
3 0,679 Validitas tinggi (Baik)
4 0,479 Validitas sedang (Cukup)
5 0,353 Validitas rendah(Kurang)
6 0,776 Validitas tinggi (Baik)
7 0,56 Validitas sedang (Cukup)
8 0,747 Validitas tinggi (Baik)
b. Reliabilitas
Reliabilitas suatu alat ukur dimaksudkan sebagai suatu alat yang
memberikan hasil yang tetap sama (konsisten, ajeg), hasil pengukuran itu
harus tetap sama (relatif sama) jika pengukurannya diberikan pada subyek
yang sama meskipun dilakukan oleh orang, waktu dan tempat yang
berbeda, tidak terpengaruh oleh pelaku, situasi dan kondisi (Suherman dan
Kusumah, 1990: 167).
Rumus yang digunakan untuk mencari koefisien reliabilitas bentuk
uraian dikenal dengan rumus Alpha (Suherman dan Kusumah, 1990: 194),
yaitu:
∑
Keterangan:
r11 = korfisien reliabilitas
n = banyak butir soal (item)
20
Adapun klasifikasi derajat reliabilitas menurut Guilford
(Suherman, 1990 : 177) berikut dalam tabel:
Tabel 3.3
Klasifikasi Reliabilitas
Koefisien Reliabilitas Interpretasi
Derajat reliabilitas sangat rendah Derajat reliabilitas rendah Derajat reliabilitas sedang Derajat reliabilitas tinggi Derajat reliabilitas sangat tinggi
Berdasarkan perhitungan menggunakan anates V4 diperoleh
derajat realibilitas r11 = 0,75, ini berarti bahwa butir soal secara
keseluruhan memiliki derajat realibilitas tinggi.
c. Daya Pembeda
Menurut Suherman dan Kusumah (1990: 199-200) daya pembeda
dari sebuah butir soal menyatakan seberapa jauh kemampuan butir soal
tersebut mampu membedakan antara siswa yang mengetahui jawabannya
dengan benar dengan siswa yang tidak dapat menjawab soal tersebut atau
siswa yang menjawab salah. Dengan kata lain, daya pembeda suatu butir
soal adalah kemampuan butir soal itu untuk membedakan antara siswa
yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah.
Daya pembeda tipe uraian dihitung dengan menggunakan rumus berikut:
21
Keterangan
DP = Daya Pembeda
A
X = Rata-rata siswa kelompok atas yang menjawab soal dengan benar
atau rata-rata kelompok atas
B
X = Rata-rata siswa kelompok bawah yang menjawab soal dengan
benar atau rata-rata kelompok bawah
SMI = Skor Maksimal Ideal
Adapun klasifikasi interpretasi untuk daya pembeda (Suherman,
1990 : 202) disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 3.4
Klasifikasi Daya Pembeda
Daya Pembeda (DP) Interpretasi
DP 0,00 Sangat jelek
0,00 < DP 0,20 Jelek
0,20 < DP 0,40 Cukup
0,40 < DP 0,70 Baik
0,70 < DP 1,00 Sangat baik
Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan anates V4, daya
pembeda setiap butir soal digambarkan pada tabel berikut.
Tabel 3.5
22
Ani Purwanti, 2013
d. Indeks Kesukaran
Indeks kesukaran adalah bilangan yang menunjukkan derajat
kesukaran suatu butir soal diantara bilangan real pada interval 0,00 sampai
1,00.
Indeks kesukaran soal tipe uraian dihitung dengan menggunakan
rumus berikut ini: Indeks Kesukaran (IK) Interpretasi
IK = 0,00 Soal terlalu sukar 0,00 < IK 0,30 Soal sukar 0,30 < IK 0,70 Soal sedang 0,70 < IK 1,00 Soal mudah
IK = 1,00 Soal terlalu mudah
Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan anates V4, indeks
kesukaran setiap butir soal digambarkan pada tabel berikut.
Tabel 3.7
23
2. Instrumen Non Tes
Instrumen non-tes yang digunakan unuk mengumpulkan data dalam
penelitian ini adalah angket siswa dan lembar observasi. Lembar observasi
berisi acuan yang harus diisi oleh observer tentang aktivitas siswa dan guru
dalam kegiatan pembelajaran, tujuan adanya lembar observasi ini untuk
mengetahui aktivitas yang dilakukan oleh guru dan siswa selama proses
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran MMP. Hal tersebut
dibuat untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rencana dan
tujuan penelitian.
D. Alat atau Bahan Ajar
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana pelaksanaan pembelajaran merupakan rencana kegiatan
pembelajaran yang dibuat oleh guru, sehingga pelaksanaan pembelajaran
terorganisir dan sistematis untuk mencapai satu kompetensi dasar yang
ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus. Rencana
pelaksanaan pembelajaran ini dibuat oleh guru untuk setiap pertemuan sebagai
persiapan mengajar. RPP kelas eksperimen dan kelas kontrol disajikan pada
lampiran.
2. LK (Lembar Kerja)
Lembar kerja adalah lembaran-lembaran berisi kegiatan dan
permasalahan-permasalahan yang harus dikerjakan oleh siswa. Lembar
kegiatan berisi petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu
permasalahan. Lembar kerja disusun sekreatif mungkin, memuat soal-soal
yang dapat mengukur kemampuan pemahaman matematis.
3. Lembar Kerja Mandiri
Lembar Kerja Mandiri memuat latihan soal yang dikerjakan secara
24
Ani Purwanti, 2013
E. Prosedur Pelaksanaan Penelitian 1. Tahap Persiapan
Tahap-tahap yang dilakukan dalam melakukan persiapan adalah
sebagai berikut :
a. Melakukan studi pendahuluan, yaitu mengidentifikasi dan
merumuskan masalah, dan melakukan studi literatur.
b. Mengurus perizininan ke sekolah yang akan dijadikan tempat
penelitian.
c. Menetapkan pokok bahasan yang akan digunakan dalam penelitian.
d. Membuat instrumen penelitian.
e. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran dan bahan ajar penelitian.
f. Menilai RPP dan instrumen penelitian oleh dosen pembimbing.
g. Melakukan uji coba instrumen penelitian.
h. Merevisi instrumen penelitian.
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
Pada pelaksanaan penelitian dilakukan tahapan-tahapan sebagai
berikut :
a. Mengadakan pretes dengan soal yang sama kepada kelas eksperimen
dan kelas kontrol untuk mengetahui pengetahuan awal siswa.
b. Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran MMP pada eksperimen sedangkan pada kelas kontrol
menggunakan model pembelajaran langsung dengan jumlah jam
pelajaran, pengajar dan pokok bahasan yang sama.
c. Mengadakan postes dengan soal yang sama kepada kelas eksperimen
dan kelas kontrol sebagai evaluasi hasil pembelajaran.
3. Tahap Analisis Data
Pada tahap analisis data dilakukan tahapan-tahapan sebagai berikut:
a. Mengumpulkan hasil data kualitatif dan kuantitatif.
b. Membandingkan hasil tes pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
c. Melakukan analisis data kuantitatif terhadap pretes dan postes.
25
4. Tahap Penyusunan Laporan
a. Membuat kesimpulan hasil penelitian berdasarkan hipotesis yang telah
dirumuskan
b. Menyusun laporan hasil penelitian
c. Merevisi laporan setelah melakukan bimbingan.
F. Teknik Pengolahan Data
Data yang diperoleh pada penelitian ini berupa data kuantitatif yang
berasal dari hasil pretes dan postes, dan data kualitatif meliputi data hasil
observasi.
Untuk memberikan penilaian yang objektif, kriteria pemberian skor untuk
soal tes kemampuan pemahaman matematis berpedoman pada rubrik penskoran
kemampuan pemahaman matematis mengikuti pedoman dari Cai, Lane, dan
26
Ani Purwanti, 2013
Tabel 3.8
Kriteria Skor Kemampuan Pemahaman Matematis Skor Respon Siswa terhadap Soal
4 Menunjukkan kemampuan pemahaman :
a. Penggunaan konsep dan prinsip terhadap soal matematika secara lengkap
b. Penggunaan algoritma secara lengkap dan benar, dan melakukan perhitungan dengan benar
3 Menunjukkan kemampuan pemahaman :
a. Penggunaan konsep dan prinsip terhadap soal matematika hampir lengkap
b. Penggunaan algoritma secara lengkap namun mengandung sedikit kesalahan dalam perhitungan 2 Menunjukkan kemampuan pemahaman :
a. Penggunaan konsep dan prinsip terhadap soal matematika kurang lengkap
b. Penggunaan algoritma namun mengandung perhitungan yang salah
1 Menunjukkan kemampuan pemahaman :
a. Penggunaan konsep dan prinsip terhadap soal matematika sangat terbatas
b. Jawaban sebagian besar mengandung perhitungan yang salah
0 Tidak ada jawaban, kalaupun ada tidak menunjukkan pemahaman konsep dan prinsip terhadap soal matematika
1. Pengolahan Data Kuantitatif
Data kuantitatif diperoleh dari hasil pretes dan postes yang diberikan
pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pengolahan data kuantitatif dengan
menggunakan uji statistik terhadap hasil data pretes, postes, dan indeks gain
dari kedua kelas.
Setelah data diperoleh dilakukan analisis dan pengolahan data.
Pengolahan data dilakukan dengan bantuan program SPSS (Statistical Product
and Service Solution) 20 for Windows. a. Analisis data pretes
Skor pretes kemampuan pemahaman matematis yang diperoleh,
27
1) Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data
yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Normalitas data
diperlukan untuk menentukan pengujian beda dua rerata yang akan
diselidiki. Pengujian normalitas data menggunakan bantuan SPSS
20 for Windows dengan uji statistika Kolmogorov-Smirnov
menggunakan taraf signifikansi 5%.
Perumusan hipotesis yang digunakan pada uji normalitas
adalah sebagai berikut :
H0 : Skor pretes (kelas eksperimen atau kelas kontrol)
berdistribusi normal.
H1 : Skor pretes (kelas eksperimen atau kelas kontrol) tidak
berdistribusi normal.
Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:
a. Jika signifikansi pengujiannya 0,05, maka H0 diterima.
b. Jika signifikansi pengujiannya 0,05, maka H0 ditolak.
Jika kedua kelompok data berdistribusi normal, maka
dilanjutkan dengan uji homogenitas varians. Jika salah satu atau
kedua data yang dianalisis tidak berdistribusi normal, maka tidak
dilakukan uji homogenitas varians melainkan dilakukan uji
statistika nonparametrik yaitu uji Mann-Whitney untuk pengujian
hipotesisnya.
2) Uji Homogenitas
Jika kedua kelompok data berdistribusi normal, maka
pengujian dilanjutkan dengan menguji homogenitas varians
kelompok dengan menggunakan uji Levene’s test dengan nilai
signifikansi 5%. Uji homogenitas dilakukan dengan tujuan melihat
homogenitas beberapa bagian sampel atau seragam tidaknya varians
28
Ani Purwanti, 2013
sama. Perumusan hipotesis yang digunakan pada uji homogenitas
adalah sebagai berikut:
H0 : Data pretes kedua kelompok mempunyai varians yang sama.
H1 : Data pretes kedua kelompok mempunyai varians yang berbeda.
Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:
a. Jika signifikansi pengujiannya 0,05, maka H0 diterima.
b. Jika signifikansi pengujiannya 0,05, maka H0 ditolak.
3) Uji Statistika Nonparametrik
Jika salah satu atau kedua data pretes tidak memenuhi
asumsi normalitas, pengujiannya menggunakan uji statistika
nonparametrik Mann-Whitney.
4) Uji Perbedaan Kemampuan Awal Pemahaman Matematis Siswa
Data yang memenuhi asumsi normalitas dan homogenitas,
untuk pengujian hipotesisnya menggunakan uji t yaitu Independent
Sample T-Test. Sedangkan untuk data yang memenuhi asumsi
normalitas tetapi tidak homogen, maka pengujiannya hipotesisnya
menggunakan pengujian t’ yaitu Independent Sample T-Test dengan
asumsi kedua varians tidak homogen. Perumusan hipotesis yang
digunakan adalah sebagai berikut:
H0 : Tidak terdapat perbedaan rata-rata kemampuan awal
pemahaman matematis antara siswa kelas eksperimen dengan
siswa kelas kontrol.
H1 : Terdapat perbedaan rata-rata kemampuan awal pemahaman
matematis antara siswa kelas eksperimen dengan siswa kelas
29
b. Analisis data postes
Skor postes kemampuan pemahaman matematis yang diperoleh,
dilakukan pengujian sebagai berikut:
1) Uji Normalitas
Uji normalitas data menggunakan bantuan SPSS 20 for
Windows dengan uji statistika Kolmogorov-Smirnov menggunakan
taraf signifikansi 5%.
Perumusan hipotesis yang digunakan pada uji normalitas
adalah sebagai berikut :
H0 : Skor postes (kelas eksperimen atau kelas kontrol)
berdistribusi normal.
H1 : Skor postes (kelas eksperimen atau kelas kontrol) tidak
berdistribusi normal.
Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:
a. Jika signifikansi pengujiannya 0,05, maka H0 diterima.
b. Jika signifikansi pengujiannya 0,05, maka H0 ditolak.
Jika kedua kelompok data berasal berdistribusi normal, maka
dilanjutkan dengan uji homogenitas varians. Jika salah satu atau
kedua kelompok data yang tidak berdistribusi normal, maka tidak
dilakukan uji homogenitas varians melainkan dilakukan uji
statistika nonparametrik yaitu uji Mann-Whitney untuk pengujian
hipotesisnya.
2) Uji Homogenitas
Jika kedua kelompok data berdistribusi normal, maka
pengujian dilanjutkan dengan menguji homogenitas varians
kelompok dengan menggunakan uji Levene’s test dengan nilai
signifikansi 5%. Perumusan hipotesis yang digunakan pada uji
homogenitas adalah sebagai berikut:
30
Ani Purwanti, 2013
Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:
a. Jika signifikansi pengujiannya 0,05, maka H0 diterima.
b. Jika signifikansi pengujiannya 0,05, maka H0 ditolak.
3) Uji Statistika Nonparametrik
Jika salah satu atau kedua data pretes tidak memenuhi asumsi
normalitas, pengujiannya menggunakan uji statistika nonparametrik
Mann-Whitney.
4) Uji Perbedaan Peningkatan Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa
Data yang memenuhi asumsi normalitas dan homogenitas, untuk
pengujian hipotesisnya menggunakan uji t yaitu Independent Sample
T-Test. Sedangkan untuk data yang memenuhi asumsi normalitas tetapi
tidak homogen, maka pengujiannya hipotesisnya menggunakan
pengujian t’ yaitu Independent Sample T-Test dengan asumsi kedua
varians tidak homogen. Perumusan hipotesis yang digunakan adalah
sebagai berikut:
H0 : Kemampuan pemahaman matematis pada siswa yang belajar
dengan model MMP tidak berbeda dengan siswa yang belajar
dengan model pembelajaran langsung.
H1 : Kemampuan pemahaman matematis pada siswa yang belajar
dengan model MMP lebih baik dengan siswa yang belajar dengan
model pembelajaran langsung.
c. Analisis Data Indeks Gain
Apabila hasil pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol
menunjukan kemampuan yang sama, maka data yang digunakan untuk
mengetahui peningkatan kemampuan pemahaman matematis siswa adalah
data postes. Akan tetapi apabila hasil pretes kelas eksperimen dan
31
digunakan untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemahaman
matematis siswa adalah data indeks gain.
Indeks gain ini dihitung dengan menggunakan rumus indeks gain
dari Meltzer (Lestari, 2012), yaitu:
Indeks gain tersebut diinterpretasikan dengan menggunakan
kriteria yang diungkapkan oleh Hake (dalam Lestari, 2012) pada tabel
berikut.
Tabel 3.9 Kriteria Indeks Gain Indeks Gain (g) Kriteria
Tinggi
Sedang
Rendah
1) Uji Normalitas
Uji normalitas data menggunakan bantuan SPSS 20 for
Windows dengan uji statistika Kolmogorov-Smirnov menggunakan taraf
signifikansi 5%. Perumusan hipotesis yang digunakan pada uji
normalitas adalah sebagai berikut :
H0 : indeks gain (kelas eksperimen atau kelas kontrol) berdistribusi
normal.
H1 : indeks gain (kelas eksperimen atau kelas kontrol) tidak
berdistribusi normal.
Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:
a. Jika signifikansi pengujiannya 0,05, maka H0 diterima.
b. Jika signifikansi pengujiannya 0,05, maka H0 ditolak.
Jika kedua data indeks gain berdistribusi normal, maka
dilanjutkan dengan uji homogenitas varians. Jika salah satu atau
kedua data indeks gain yang dianalisis tidak berdistribusi normal, maka
32
Ani Purwanti, 2013
2) Uji Homogenitas
Jika indeks gain kedua kelompok berdistribusi normal, maka
pengujian dilanjutkan dengan menguji homogenitas varians
kelompok dengan menggunakan uji Levene’s test dengan nilai
signifikansi 5%. Perumusan hipotesis yang digunakan pada uji
homogenitas adalah sebagai berikut:
H0 : data indeks gain kedua kelompok mempunyai varians yang sama.
H1 : data indeks gain kedua kelompok mempunyai varians yang
berbeda.
Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:
a. Jika signifikansi pengujiannya 0,05, maka H0 diterima.
b. Jika signifikansi pengujiannya 0,05, maka H0 ditolak.
3) Uji Statistika Nonparametrik
Jika salah satu atau kedua data indeks gain tidak memenuhi
asumsi normalitas, pengujiannya menggunakan uji statistika
nonparametrik Mann-Whitney.
4) Uji Perbedaan Peningkatan Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa
Data yang memenuhi asumsi normalitas dan homogenitas, untuk
pengujian hipotesisnya menggunakan uji t yaitu Independent Sample
T-Test. Sedangkan untuk data yang memenuhi asumsi normalitas tetapi
tidak homogen, maka pengujiannya hipotesisnya menggunakan
pengujian t’ yaitu Independent Sample T-Test dengan asumsi kedua
varians tidak homogen. Perumusan hipotesis yang digunakan adalah
33
H0 : Kualitas peningkatan kemampuan pemahaman matematis pada
siswa yang belajar dengan model MMP tidak berbeda dengan
siswa yang belajar dengan model pembelajaran langsung
H1 : Kualitas peningkatan kemampuan pemahaman matematis pada
siswa yang belajar dengan model MMP lebih tinggi dari siswa
yang belajar dengan model pembelajaran langsung.
2. Pengolahan Data Kualitatif
Data kualitatif diperoleh dari lembar observasi. Observasi kelas
mengacu pada lembar observasi berupa daftar isian yang diisi oleh observer
selama pembelajaran berlangsung di kelas. Lembar observasi ini digunakan
untuk mengamati secara langsung aktivitas dari pembelajaran yang dilakukan
oleh guru dan siswa.
Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini bertujuan untuk
memperoleh gambaran mengenai aspek-aspek proses pembelajaran yang
diterapkan, sehingga dapat melihat peran guru saat pembelajaran, interaksi
yang terjadi antara siswa dengan guru maupun siswa dengan siswa lainnya,
keaktifan siswa selama pembelajaran, pemahaman konsep yang dimiliki
siswa, kendala yang dihadapi dalam pembelajaran, serta kesesuaian RPP
58 Ani Purwanti, 2013
BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan mengenai pengaruh
pembelajaran menggunakan model pembelajaran MMP terhadap kemampuan
pemahaman matematis siswa di salah satu SMP Negeri Kabupaten bandung Barat,
diperoleh kesimpulan :
1. Kemampuan pemahaman matematis pada siswa yang belajar dengan
model MMP lebih baik daripada siswa yang belajar dengan model
pembelajaran langsung.
2. Kualitas peningkatan kemampuan pemahaman matematis pada siswa yang
belajar dengan model MMP lebih tinggi dari siswa yang belajar dengan
model pembelajaran langsung.
B. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh mengenai
pembelajaran menggunakan model pembelajaran MMP terhadap kemampuan
pemahaman matematis siswa, saran yang dapat disampaikan adalah:
1. Penelitian terhadap penerapan model pembelajaran MMP dalam
pembelajaran masih sangat sedikit, maka perlu dilakukan penelitian lebih
luas lagi dengan objek penelitian yang lebih luas agar dapat diambil
generalisasi lebih luas.
2. Bagi penelitian selanjutnya, peneliti sebaiknya bisa mengalokasikan waktu
dengan baik, agar setiap tahap pada model MMP bisa terlaksana dengan
DAFTAR PUSTAKA
Aisyah, N. (2009) Pengaruh Implementasi Model Pembelajaran Missouri
Mathematics Project (MMP) Dengan Teknik Open Ended terhadap Peningkatan Kemampuan Kreativitas Matematika Siswa SMA. [Online]
Tersedia dalam
http://repository.upi.edu/operator/upload/s_pmtk_053782_chapter2.pdf [21 Januari 2013]
Bahri, S.D. dan Zain, A. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Rineka Cipta.
Budiman, A. (2008). Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams-Games-Tournaments
dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemahaman dan Penalaran Matematis Siswa SMP. Tesis UPI Bandung : Tidak diterbitkan
Faiq, M. (2013). Mengenal Direct Instruction (Model Pembelajaran
Langsung/Model Pengajaran Langsung). [Online] tersedia dalam
http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2013/04/direct-instruction-model-pembelajaran-langsung.html [26 Mei 2013]
Fitri, A. (2012). Pembelajaran Matematika Dengan Model Missouri Mathematics
Project (MMP) Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi dan
Berpikir Kritis Matematis Siswa. [Online] Tersedia dalam
http://repository.upi.edu/operator/upload/t_mtk_1007098_chapter2.pdf [21 Januari 2013].
Herdian. (2010). Kemampuan Pemahaman Matematis. [Online] Tersedia dalam http://herdy07.wordpress.com/2010/05/27/kemampuan-pemahaman-matematis/ [25 April 2012].
Kholik, M. (2011). Evaluasi Pembelajaran. [Online] Tersedia dalam
http://muhammadkholik.wordpress.com/2011/11/08/evaluasi-pembelajaran/ [21 Desember 2012].
Lestari, F. (2012). Pengaruh Pembelajaran Menggunakan Model Peta Pikiran
(Mind Mapping) terhadap Peningkatan Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa. Skripsi FPMIPA UPI. Bandung : Tidak Diterbitkan.
Puspitasari, D. (2011). Penggunaan Model Pembelajaran Problem Posing Untuk
60
Ani Purwanti, 2013
Puspitasari, R (2010). Penerapan Model Pembelajaran Missouri Mathematics
Project (MMP) dalam Pembelajaran Matematika untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi Matematis Siswa SMP. [Online] Tersedia
dalam
http://repository.upi.edu/operator/upload/s_mat_0602357_chapter2.pdf [06 Februari 2013].
Rohaeti, A. (2009). Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Missouri
Mathematics Project (MMP) dalam Pembelajaran Matematika terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMA. [Online]
tersedia dalam
http://repository.upi.edu/operator/upload/s_mat_053836_chapter2.pdf [21 Januari 2013]
Ruseffendi, E. (2010). Dasar-dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang
Non-Eksakta lainnya. Bandung : Tarsito.
Rusmiati, S. (2010). Penerapan Model Missouri Mathematics Project (MMP)
untuk meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa. Skripsi
UPI Bandung : Tidak diterbitkan.
Sari, V.T. (2012). Pengaruh Pembelajaran Reciproc. Kooperatif Tipe NHT, dan
Langsung terhadap Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa SMP.
[Online] Tersedia dalam
http://repository.upi.edu/operator/upload/t_mtk_1007376_chapter2.pdf [06 Februari 2013]
Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Sudrajat, A. (2011). Model pembelajaran Langsung (Direct Instruction). [Online] Tersedia dalam
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2011/01/27/model-pembelajaran-langsung/ [26 Mei 2013].
Suherman, Erman. (2008). Belajar dan Pembelajaran Matematika. Diktat Perkuliahan, Bandung: Tidak diterbitkan.
Suherman, E, dkk. (2003). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: JICA Universitas Pendidikan Indonesia.
Suherman, E. dan Kusumah, Y.S. (1990). Petunjuk Praktis untuk Melaksanakan
Evaluasi Pendidikan Matematika. Bandung: Wijayakusumah.
Sunawan, A (2008) Pengaruh Pembelajaran Model Missouri Mathematics
Project (MMP) terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Siswa SMP ditinjau dari Intelligence Quotient (IQ). Tesis UPI Bandung
61
Supratman. (2009). Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika
melalui Pembelajaran dengan Peta Konsep. Tesis UPI Bandung : Tidak
diterbitkan.
Syofiana, M. (2009). Peningkatan Kemampuan Penalaran Matematik Siswa MTs
melalui Pembelajaran dengan Metode Penemuan Terbimbing Berbasis Masalah Kontekstual. Tesis UPI Bandung : Tidak diterbitkan
Tim Peyusun. (2009). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.
Trias, I.(2010). Peningkatan Pemahaman Konsep Matematis Siswa Melalui
Pemberian Tugas Concept Mapping Pada Akhir Pembelajaran. Skripsi