• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA MATERI PENCERMINAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS 4 SDN 2 SUNTENJAYA: Penelitian Tindakan Kelas Pembelajaran Matematika di kelas IV SDN 2 Suntenjaya DesaSuntenjaya Kecamatan Lembang.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA MATERI PENCERMINAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS 4 SDN 2 SUNTENJAYA: Penelitian Tindakan Kelas Pembelajaran Matematika di kelas IV SDN 2 Suntenjaya DesaSuntenjaya Kecamatan Lembang."

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA MATERI PENCERMINAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

SISWA KELAS 4 SDN 2 SUNTENJAYA

(PenelitianTindakanKelasPembelajaranMatematika di kelas IV SDN 2

SuntenjayaDesaSuntenjayaKecamatanLembang)

SKRIPSI

DiajukanUntukMemenuhiSebagian Dari

SyaratUntukMemperolehGelarSarjanaPendidikan Program StudiPendidikan Guru

SekolahDasarJurusanPedagogikFakultasIlmuPendidikan

Oleh

Sylvia Rabbani

0902921

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA

MATERI PENCERMINAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS 4 SDN 2 SUNTENJAYA

(PenelitianTindakanKelasPembelajaranMatematika di kelas IV SDN 2

SuntenjayaDesaSuntenjayaKecamatanLembang)

Oleh Sylvia Rabbani

DiajukanUntukMemenuhiSebagian Dari

SyaratUntukMemperolehGelarSarjanaPendidikan Program StudiPendidikan Guru SekolahDasarJurusanPedagogikFakultasIlmuPendidikan

© Sylvia Rabbani 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

SYLVIA RABBANI

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI PENCERMINAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS 4 SDN 2

SUNTENJAYA

(PenelitianTindakanKelasPembelajaranMatematika di kelas IV SDN 2 SuntenjayaDesaSuntenjayaKecamatanLembang)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

PEMBIMBING:

PEMBIMBING I

Prof. Dr. H. JoharPermana, M.A NIP. 195908141985031004

PEMBIMBING II

Dr. SufyaniPrabawanto, M.Ed NIP. 196008301986031003

Mengetahui : KetuaJurusanPedagogik FakultasIlmuPendidikan UniversitasPendidikan Indonesia

(4)

v Abstrak

Sylvia Rabbani (NIM 0902921)

PenerapanPembelajaranKontekstualPadaMateriPencerminanUntukMeningkatkanHasi

lBelajarPesertaDidikKelas 4 SDN 2

Suntenjaya(PenelitianTindakanKelasPembelajaranMatematika di kelas IV SDN 2 SuntenjayaDesaSuntenjayaKecamatanLembang). Skripsi. Program StudiPendidikan Guru SekolahDasarJurusanPedagogik FIP UPI. (2013)

PenelitianTindakanKelasinidilatarbelakangikesulitan guru danpesertadidikdalampembelajaranmatematikamateripencerminan di kelas 4 SDN 2 Suntenjaya. Kesulitan guru dalampembelajaran, terlihatdari rata-rata hasilbelajarpesertadidik yang masihrendahyaitu 60 dengan KKM 68. Guru

sulitmenentukanteknik, metodedanpendekatan yang

tepatuntukpembelajaranmatematikamateripencerminan.

Sedangkansiswasulitmemahamikonseppencerminan yang

dijelaskansecaraabstrakolehgurunyasehinggamempengaruhihasilbelajar. Salah satupendekatanuntukmeningkatkanhasilbelajarsiswaadalahpendekatanpembelajarank ontekstual. pendekatanpembelajarankontekstualmerupakansalahsatupendekatan yang mengaitkanmateri yang diajarkandengankehidupansehari-hari. Denganmenerapkanpendekatanpembelajarankontekstual,

pembelajaranmatematikamateripencerminandapatdilaksanakansecarakontekstual agar pesertadidikdapatlebihmemahanikonseppencerminan.

Tujuanpenelitianiniadalahmengungkappeningkatanhasilbelajarpesertadidikkelas IV di

SDN 2

Suntenjayapadamateripencerminanmelaluipenerapanpendekatanpembelajarankonteks tual. PenelitianTindakanKelas (PTK) initerdiridariduasiklus. Tiapsiklusterdiridariempatkegiatan, terdiridari: perencanaanpembelajaran, pelaksanaanpembelajaran, kegiatanobservasidanrefleksi. Dalam PTK inipenelitimelibatkanduatemansejawatdansatu guru kelas IV untukmenjadi observer dalamkegiatanpelaksanaanpembelajaran. Subjekpenelitianadalahsiswakelas IV SDN

Suntenjaya yang berjumlah 33 orang.

(5)

v Abstract

Sylvia Rabbani (NIM 0902921)

PenerapanPembelajaranKontekstualPadaMateriPencerminanUntukMeningkatkanHasi

lBelajarPesertaDidikKelas 4 SDN 2

Suntenjaya(PenelitianTindakanKelasPembelajaranMatematika di kelas IV SDN 2 SuntenjayaDesaSuntenjayaKecamatanLembang). Skripsi. Program StudiPendidikan Guru SekolahDasarJurusanPedagogik FIP UPI. (2013)

(6)

v

learning can improve learning outcomes of students in the fourth grade reflection material in SDN 2 Suntenjaya.

(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN ………... i

PERNYATAAN ……….... ii

KATA PENGANTAR ………... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ……….. iv

ABSTRAK……….. v

DAFTAR ISI ……….. vii

DAFTAR DIAGRAM ………...……… ix

DAFTAR TABEL ………. x

DAFTAR LAMPIRAN ……….. xi

BAB I PENDAHULUAN ……….. 1

A. Latar Belakang Penelitian ……….. 1

B. Rumusan Masalah ……….. 5

C. Tujuan Penelitian ……….. 6

D. Manfaat Penelitian ………. 6

E. Definisi Operasional ……….. 7

F. Struktur Organisasi Skripsi……… 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA……… 10

A. Pendekatan Kontekstual……… 10

B. Pencerminan……….. 19

C. Hasil Belajar Peserta Didik……… 26

D. Penelitian yang Relevan……… 27

BAB III METODE PENELITIAN……… 28

A. Lokasi dan Subyek Penelitian……… 28

B. Desain Penelitian……… 30

(8)

D. Instrumen Penelitian………... 38

E. Proses Pengembangan Instrumen……… 40

F. Teknik Pengumpulan Data……….. 43

G. Analisis Data………... 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……… 47

A. Hasil Penelitian ……….. 47

B. Pembahasan ……… 58

BAB V KESIMPUlAN DAN SARAN……….. 70

A. Kesimpulan ……… 70

B. Saran ……….. 71

DAFTAR PUSTAKA……… 73

(9)

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 2.1 Pencerminan Terhadap Sumbu X ………. 20

Diagram 2.2 Pencerminan Terhadap Sumbu Y……….. 21

Diagram 2.3 Pencerminan Terhadap Garis Y = X………. 22

Diagram 2.4 Pencerminan Terhadap Garis Y = -X……… 23

Diagram 2.5 Pencerminan Terhadap Garis X = h……….. 24

Diagram 2.6 Pencerminan Terhadap Garis Y = h………. 25

Diagram 3.7 Alur Penelitian……….. 33

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Profil Observer 1……….. 29

Tabel 3.2 Profil Observer 2……….. 29

Tabel 3.3 Profil Observer 3……….. 29

Tabel 3.4 Pedoman Observasi Kegiatan Guru……….. 38

Tabel 3.5 Pedoman Observasi Kegiatan Peserta Didik……… 39

Tabel 3.6 Uji Instrumen Siklus 1……….. 41

Tabel 3.7 Uji Instrumen Siklus 2……….. 42

Tabel 3.8 Kriteria Skor Kegiatan Guru dan Peserta Didik……… 45

Tabel 3.9 Redaksi Penskoran……… 46

Tabel 4.10 Hasil Belajar Peserta Didik Siklus 1……… 51

Tabel 4.11 Hasil Belajar Peserta Didik Siklus 2……… 56

Tabel 4.12 Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik………. 57

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman Lampiran A Instrumen Pembelajaran

1. RPP dan Lembar Kerja Siklus I... 75

2. RPP dan Lembar Kerja Siklus II... 80

Lampiran B Instrumen Pengumpul Data 1. Kisi-kisi Tes Hasil Belajar... 86 2. Tes Hasil Belajar Siklus 1 sebelum diuji... 88

3. Tes Hasil Belajar Siklus 1 setelah diuji... 92

4. Tes Hasil Belajar Siklus 2 sebelum diuji... 94

5. Tes Hasil Belajar Siklus 2 setelah diuji... 97

6. Format Lembar Observasi Guru... 99

Format Lembar Observasi Peserta Didik... 100

Lampiran C Hasil Uji Instrumen 1. Validitas Siklus I... 101

2. Reliabilitas Siklus I... 102

3. Indeks Kesukaran Siklus I... 103

4. Daya Pembeda Siklus I... 104

6. Validitas Siklus II... 105

7. Reliabilitas Siklus II... 106

8. Indeks Kesukaran Siklus II... 107

(12)

Lampiran D Dokumentasi

1. Dokumentasi Siklus I... 109

2. Dokumentasi Siklus II... 112

Lampiran E Data Penelitian 1. Lembar Kerja Siklus 1 ... 116

2. Lembar Kerja Siklus 1 ... 126

3. Tes Hasil Belajar Siklus 1... 142

4. Penyekoran Tes Hasil Belajar Siklus 2... 152

5. Tes Hasil Belajar Siklus 1... 153

6. Penyekoran Tes Hasil Belajar Siklus 2... 165

7. Lembar Observasi Guru... 166

8. Lembar Observasi Peserta Didik... 169

Lampiran F Surat Penelitian 1. Surat Keterangan Dosen Pembimbing... 170

2. Permohonan Izin Mengadakan Penelitian... 171

3. Permohonan Izin Penelitian... 172

4. Surat Keterangan Izin Penelitian... 173

(13)
(14)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Di era modern ini, semua orang memerlukan pendidikan untuk kelangsungan hidupnya. Pendidikan sudah menjadi kebutuhan pokok yang harus dipenuhi oleh setiap insan. Pendidikan yang diperoleh manusia akan menjadi bekal untuk hidup di era modern ini. Hal ini sejalan dengan Kunandar (2007:10) “pendidikan adalah kunci modernisasi atau pendidikan adalah investasi manusia untuk memperoleh pengakuan dalam kalangan ahli”.

Sesuai dengan pernyataan di atas pendidikan itu memang dirasa sangat penting dan bermanfaat untuk masa depan. Terutama pendidikan dasar yang dapat diperoleh di PAUD dan Sekolah Dasar. Di sekolah dasar kita dapat memperolah pendidikan dasar dari lima mata pelajaran pokok antaralain : Matematika, IPA, IPS, PKn dan Bahasa Indonesia. Dari lima mata pelajaran pokok tersebut, pelajaran matematika menjadi mata pelajaran yang dianggap susah oleh sebagian peserta didik.

“Matematika adalah ilmu pasti, yang kesemuanya berkaitan dengan penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep atau pernyataan diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya sehingga kaitan antar konsep atau pernyatan dalam matematika bersifat konsisten”( Depdikbud 2002 : 1). Dalam pembelajaran matematika terkadang peserta didik sekolah dasar mengalami kesulitan, karena peserta didik belum memahami konsep matematika seutuhnya.

(15)

Dalam pembelajaran matematika bagi peserta didik sekolah dasar, harus menggunakan hal-hal yang sifatnya konkrit, karena mereka berada pada usia 7 – 12 tahun. Hal tersebut diungkapkan oleh Piaget dalam Makmun (1995 :99), “ usia 7 – 12 tahun termasuk fase operasional kongkrit. Fase operasional kongkrit, yaitu kemampuan anak dalam melakukan proses berfikir untuk mengoperasikan kaidah-kaidah logika masih terikat dalam obyek yang sifatnya konkrit”. Maka dalam proses pembelajaran pada anak usia ini, diperlukan suatu pendekatan atau model yang dapat mengaitkan materi pelajaran dengan benda nyata serta dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari supaya lebih cepat dimengerti peserta didik.

Keterkaitan mata pelajaran matematika dengan kehidupan sehari-hari, hal ini sejalan dengan salah satu Standar Kompetensi Lulusan (SKL) mata pelajaran matematika SD dalam kurikulum 2006 adalah sebagai berikut “Mempersiapkan peserta didik agar dapat menggunakan matematika dan pola pikir matematika dalam kehidupan sehari- hari, dan dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan“.

Standar Kompetensi Lulusan dapat tercapai peserta didik apabila guru memiliki kualifikasi dan kompetensi sebagai guru. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Kualifikasi guru yang diharapkan memiliki pendidikan minimal S1 atau D IV kependidikan. Sedangkan kompetnsi yang harus dimiliki oleh guru ada empat kompetensi, yaitu 1) kompetensi pedagogik 2) kompetensi personal 3) kompetensi profesional, serta 4) kompetensi sosial.

(16)

tepat, mendorong peserta didik untuk bertanya, mengamati,multi media sehingga terjadi suasana belajar sambil bekerja, sambil bermain sesuai dengan konteks materi serta menghubungkan dengan kehidupan sehari-hari dimana anak tersebut tinggal.

Sebagai hasil pengalaman di sekolah khususnya dalam pembelajaran matematika padapeserta didik sekolah dasar ditemukan banyak permasalahan yang peneliti hadapi, yang tentunya berakibat pada hasil belajar peserta didik yang tidak optimal. Adapun permasalahan yang peneliti hadapi adalah sebagai berikut;

Pembelajaran matematika selama ini yang dilakukan guru hanya berupa tentang penjelasan konsep melalui ceramah dan penyelesaian operasi hitung hanya mengikuti contoh pola hitungan berdasarkan buku sumber. Hal tersebut dilakukan berulang-ulang, peserta didik lebih banyak menulis langkah-langkah penyelesaian soal-soal, tidak pernah dilibatkan dalam menemukan konsep, formula, aturan atau rumus. Hal tersebut mengakibatkan peserta didik menjadi pasif dan selalu menunggu informasi dari guru tanpa bisa belajar secara mandiri, motivasi dan kegairahan belajar peserta didik menjadi menurun, bahkan sering nampak ada rasa ketakutan pada diri peserta didik kalau belajar matematika.

Permasalahan lain yang dihadapi peneliti adalah kemampuan menghubungkan antara materi pembelajaran matematika yang akan diajarkan dengan kehidupan peserta didik sehari-hari sebagai tuntutan SKL matematika, sehingga hal ini berakibat bahwa mata pelajaran matematika seolah-olah asing bagi kehidupan peserta didik sehari-hari.

Sehubungan dengan hal itu peneliti menemukan masalah dalam pembelajaran matematika terutama dalam hal pencerminan. Terbukti dengan nilai rata-rata peserta didik yang rendah yaitu 55. Nilai tersebut belum mencapai KKM mata pelajaran matematika yang bernilai 68. Nilai peserta didik yang rendah tersebut belum sesuai dengan harapan peneliti yaitu 75.

(17)

tidak merasa asing dengan pembelajarannya, tentu guru harus paham betul berbagai model pembelajaran yang mengarah kepada kepada kehidupan nyata, serta melibatkan peserta didik sehingga peserta didik membangun serta menemukan pengetahuan itu melalui proses bertanya, diskusi kelompok dan memecahkan masalah yang dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari dimana peserta didik tersebut tinggal.

Model pembelajaran kontekstual merupakan salah satu model yang merupakan konsep belajar yang dapat membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata peserta didik dan mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat ( Nurhadi, 2002)

Peneliti mencoba menggunakan Model pembelajaran kontekstual ini karena pada hahehatnya model ini adalah suatu pembelajaran yang berusaha mengaitkan aktifitas kehidupan sehari-hari, agar pembelajaran berjalan lebih produktif.

Model pembelajaran kontekstual dapat dilaksanakan di SD pada kelas dan topik manapun yang tentu saja disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik. Topik yang diambil peneliti adalah konsep pencerminan di kelas 4 sebab topik pecahan selama ini dirasakan sulit bagi guru dalam mengajarkannya hal ini terlihat dalam hasil belajar yang kurang memuaskan.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan penelitian tindakan kelas karena sesuai Asrori.M (2007:88) menyatakan bahwa,

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah sebuah penelitian yang dilakukan guru di kelasnya sendiri dengan jalan merancang, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja sebagai guru sehingga hasil belajar peserta didik dapat meningkat.

(18)

mempraktekan RPP yang telah dibuat dengan penerapkan pembelajran kontekstual agar dapat meningkatkan hasil belajar sissa. Tahap selanjutnya adalah tahap pengamatan, teman sejawat melakukan observasi ketika peneliti sedang melaksanakan pembelajaran. Tahapan ini diakhiri dengan melakukan refleksi untuk perbaikan di silkus selanjutnya.

Dengan memperhatikan hal-hal di atas maka penelitian difokuskan kepada PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA MATERI PENCERMINAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS 4 SDN 2 SUNTENJAYA(Penelitian Tindakan

Kelas Pembelajaran Matematika di kelas IV SDN 2 Suntenjaya Desa Suntenjaya

Kecamatan Lembang)

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang yang telah dikemukakan, secara umum rumusan masalah yang diteliti adalah: Bagaimana hasil belajar peserta didik kelas IV pada pembelajaran matematika materi pencerminan melalui penerapan pendekatan pembelajaran kontekstual?

Sedangkan secara lebih khusus rumusan masalah tersebut dapat dijabarkan menjadi beberapa rumusan di bawah ini.

1. Bagaimana perencanaan penerapan pembelajaran kontekstual pada pembelajaran matematika materi pencerminan?

2. Bagaimana pelaksanaan pelaksanaan penerapan pembelajaran kontekstual pada pembelajaran matematika materi pencerminan?

3. Bagaimana hasil belajar peserta didik dalam pelaksanaan pelaksanaan penerapan pembelajaran kontekstual pada pembelajaran matematika materi pencerminan?

C.Tujuan Penelitian

(19)

pada pembelajaran matematika materi pencerminan melalui penerapan pendekatan pembelajaran kontekstual.Sedangkan secara lebih rinci, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui perencanaan penerapan pembelajaran kontekstual padapembelajaran matematika materi pencerminan.

2. Untuk mengetahui pelaksanaan penerapan padapembelajaran matematika materi pencerminan.

3. Untuk mengetahui hasil belajar peserta didik dalam pelaksanaan pelaksanaan penerapan pembelajaran kontekstual pada pembelajaran matematika materi pencerminan.

D.Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini antara lain : 1. Bagi Guru

Bagi guru diharapkan dapat menambah pengetahuan dan keterampilan dalam melaksanakan tugas, guna meningkatkan kualitas pembelajaran matematika serta memotivasi guru untuk senantiasa menerapkan pendekatan pembelajaran kontekstual dalam setiap pembelajaran.

2. Bagi peserta didik

Bagi peserta didik diharapkan dapat memotivasi dalam mengikuti pembelajaran karena peserta didik belajar secara kontekstual.

3. Bagi Sekolah

Bagi sekolah diharapkan dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi pembelajaran, meningkatkan kualitas atau mutu sekolah melalui peningkatan hasil belajar dan kinerja guru.

4. Bagi Peneliti

(20)

E.Hipotesis Tindakan

Berdasarkan permasalahan yang diuraikan di muka, maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah jika peserta didik diberikan pembelajaran dengan pendekatan kontekstual, maka hasil belajar peserta didik pada materi pencerminan meningkat.

F.Definisi Operasional dan Fokus Penelitian 1. Pendekatan Pembelajaran Kontekstual

Nurhadi (Rusman:189; 2011) menyatakan :

Pembelajaran kontekstual ( contextual teaching and learning) merupakan konsep belajar yang dapat membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata dan mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.

Pendekatan kontekstual dalam penelitian ini adalah pembelajaran yang dimulai dengan peserta didik menemukan dan mengkontruksikan sendiri pengetahuannya, mengembangkan keterampilan bertanya peserta didik melalui kegiatan tanya jawab, belajar kelompok untuk mengerjakan LKS, melakukan refleksi setelah pembelajaran dan melakukan penilian autentik.

2. Pencerminan

Definisi pencerminan menurut berbagai pendapat antara lain : Pencerminan yaitu proses membuat bayangan suatu bangun atau benda tepat sama dengan aslinya (http://mastugino.blogspot.com : 2013).

Pencerminan dalam penelitian ini adalah pembuatan bayangan suatu benda menggunakan cermin dan menghasilkan bayangan yang sama besar dengan bendanya, sama panjang dengan bendanya dan sama jauh jarak benda.

(21)

Nana Sudjana (2009: 22) “hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimilki peserta didik setelah ia menerima pengalaman belajarnya”. Hasil belajar dalam penelitian ini adalah skor yang diperoleh peserta didik saat mengikuti tes evaluasi.

G.Struktur Organisasi Skripsi

Struktur penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Bab I : Pendahuluan, yang didalamnya membahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, hipotesis tindakan, definisi operasional serta struktur penulisan.

Bab II : Kajian Pustaka, di dalamnya membahas tentang pengertian pendekatan pembelajaran kontekstual, karakteristik pendekatan pembelajaran kontekstual, prinsip pendekatan pembelajaran kontekstual, kelebihan dan kekurangan pembelajaran kontekstual, langkah-langkah pendekatan pembelajaran kontekstual dalam pembelajaran, pencerminan, hasil belajar peserta didik, penelitian yang relevan, kerangka berfikir.

Bab III Metodologi Penelitian, didalamnya membahas tentang jenis penelitian, prinsip penelitian tindakan kelas, tempat dan waktu, subyek penelitian, rancangan penelitian, metode pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik analisis data, dan jadwal penelitian.

Bab IV Pemaparan dan Pembahasan Data, didalamnya memaparkan data yang diperoleh dari tiap siklus hasil instrument yang digunakan, serta membahas tentang hasil dan analisis data masing masing siklus, analisis kegiatan guru, analisis kegiatan peserta didik dan hasil belajar.

(22)

28

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan subyek penelitian 1. Lokasi

Lokasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah di SDN 2 Suntenjaya Desa Suntenjaya Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat, hal ini dikarenakan dengan keterkaitan tugas mengajar peneliti dengan permasalahan yang akan diteliti di kelas sendiri.

2. Subyek penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas 4 di SDN 2 Suntenjaya Desa Suntenjaya Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Peneliti dalam penelitian ini menjadi guru yang melaksanakan tindakan pembelajaran kontekstual, sedangkan yang menjadi observer sebagai teman sejawat dan guru yang mengajar di SDN 2 Suntenjaya, yang dianggap oleh peneliti bisa memberikan masukan, arahan dan membantu proses tindakan pembelajaran kontekstual. Profil peserta didik, dan observer adalah sebagai berikut :

a. Profil Peserta didik

Peserta didik yang menjadi subjek penelitian adalah peserta didik kelas 4 di SDN 2 Suntenjaya Desa Suntenjaya Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Peserta didik kelas 4 terdiri dari 18 peserta didik laki-laki dan 21 peserta didik perempuan.Peserta didik kelas 4 berusia 10-12, karena ada beberapa peserta didik yang tinggal kelas. Kemampuan matematika peserta didik rata-rata masih rendah, karena kurangnya motivasi peserta didik untuk belajar. Lokasi sekolah yang dikelilingi oleh kebun sayuran dan sebagian besar mata pencaharian orang tua peserta didik adalah petani sayuran, hal ini menyebabkan motivasi peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke sekolah menengah sangat k.urang. Mereka lebih tetarik untuk membantu orang tuanya berkebun dan mencari uang.

(23)

29

1) Guru SDN 2 Suntenjaya

Tabel 3.1 Profil observer 1

No Komponen Gambaran Profil Observer

1 Nama Inisial LM

2 Jenis Kelamin Wanita

3 Status Guru honor

4 Pendidikan Sarjana PGSD tahun 2012Universitas terbuka

2) Teman Sejawat

Tabel 3.2 Profil observer 2

No Komponen Gambaran Profil Observer

1 Nama Inisial ES

2 Jenis Kelamin Wanita

3 Status Mahasiswa

4 Pendidikan terakhir SMA

Tabel 3.3 Profil observer 3

No Komponen Gambaran Profil Observer

1 Nama Inisial IM

2 Jenis Kelamin Wanita

(24)

30

4 Pendidikan SMA

B. Desain Penelitian

Desain penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang difokuskan kepada situasi kelas atau lazim disebut classroom action research. ini digunakan berbentuk siklus, yang direncanakan terdiri 3 siklus. Setiap siklus terdiri perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Berikut langkah – langkah yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan

Adapun perencanaan yang dilakukan dalam tahap ini adalah sebagai berikut 1) Membuat skenario pembelajaran konsep pencerminan

2) Membuat lembar observasi 3) Menyiapkan media pembelajaran

4) Menyiapkan media elektronik untuk perekaman 5) Membuat alat evaluasi

b. Tindakan

Kegiatan tindakan ini dilaksanakan sesuai dengan tahap scenario pembelajaran. Akan tetapi pelaksanaannya fleksibel bisa berubah disesuaikan dengan situasi asal perubahan itu mendukung tercapainya perbaikan.Langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1) Siklus 1 a) Perencanaan

Pada tahap perencanaan, peneliti menyusun RPP dan LKS serta menyiapkan media untuk menunjang pembelajaran.

b) Pelaksanaan

(25)

31

peserta didik, menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi peserta didik, menyajikan informasi secara kontekstual, mengorganisasi peserta didik ke dalam kelompok-kelompok belajar, membimbing kelompok untuk bekerja sama dan belajar, dan melakukan evaluasi berupa test di akhir pembelajaran

c) Pengamatan

Pada tahap pengamatan, peneliti membandingkan nilai test yang diperoleh peserta didik pada setiap siklus.

d) Refleksi

Pada tahap refleksi, peneliti mencermati, mengkaji, dan menganalisis secara mendalam dan menyeluruh tindakan yang telah dilaksanakan yang didasarkan data yang telah terkumpul pada langkap observasi. Dalam tahap refleksi peneliti menentukan tindakan selanjutnya.

2) Siklus 2 a) Perencanaan

Pada tahap perencanaan, peneliti menyusun RPP dan LKS serta menyiapkan media untuk menunjang pembelajaran.

b) Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan, peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi peserta didik, menyajikan informasi secara kontekstual, mengorganisasi peserta didik ke dalam kelompok-kelompok belajar, membimbing kelompok untuk bekerja sama dan belajar, dan melakukan evaluasi berupa tes untuk mengukur keberhasilan peserta didik setelah pembelajaran.

c) Pengamatan

(26)

32

tes pada siklus ketiga belum sesuai dengan yang diharapkan maka penelitian berlanjut ke siklus keempat.

c. Observasi

Pada tahap ini dilaksanakan observasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi terhadap guru dan peserta didik

d. Refleksi

Kegiatan ini adalah mencermati, mengkaji, dan menganalisis secara mendalam dan menyeluruh tindakan yang telah dilaksanakan yang didasarkan data yang telah terkumpul pada langkap observasi. Hasil yang didapat dalam tahap observasi dan penilaian hasil belajar setiap siklus dikumpulkan serta dianalisis bersama, dan membuat rencana scenario yang diinginkan.

(27)

33

Diagram Alur Penelitian

Pelaksanaan Tindakan I

permasalahan Alternative Pemecahan

(Rencana Tindakan I

Pelaksanaan Tindakan I

SIKLUS I

Refleksi I Analisis Data Observasi I

Belum

terselesaikan

Alternative Pemecahan

(Rencana Tindakan II)

Observasi II Analisis Data II

Refleksi II

SIKLUS II

Belum

(28)

34

Diagram 3.7 Gambar alur penelitian

C. Metode Penelitian

Berdasarkan kajian dari permasalahan penelitian maka metode yang akan digunakan yaitu metode penelitian tindakan kelas (PTK). Metode penelitian tindakan kelas digunakan sebab melalui metode ini guru lebih mengenal keadaan kelasnya sehingga dapat melakukan penelitian secara langsung untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran sekolah. Dengan penelitian ini pula diharapkan guru dapat memperbaiki kinerjanya sehingga dapat mencapai tujuan pendidikan secara ideal.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang difokuskan kepada sitruasi kelas atau lazim disebut classroom action research. Menurut Asrori.M (2007:88)” Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah sebuah penelitian yang dilakukan guru di kelasnya sendiri dengan jalan merancang, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja sebagai guru sehingga hasil belajar peserta didik dapat meningkat”.

(29)

35

mengenai apa yang telah guru lakukan dalam pembelajaran. Refleksi dilakukan agar guru dapat memperbaiki pembelajaran yang selanjutnya.

Dengan melakukan hal tersebut, guru diharapkan dapat memperbaiki kinerjanya dalam melakukan pembelajaran. Guru akan senantiasa terbiasa dengan pembelajaran yang baik dan bermakna. Hal ini akan berbanding lurus dengan hasil belajar peserta didik, karena peserta didik dapat mengikuti pembelajaran dengan baik.

Selain itu menurut Tukiran dkk (2012:16) Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang mengangkat masalah-masalah yang actual yang dilakukan oleh para guru yang merupakan pencermatan kegiatan belajar yang berupa tindakan untuk memperbaiki dan peningkatkan praktik pembelajaran di kelas secara lebih professional.

Masalah yang diangkat untuk bahan penelitian tindakan kelas harus masalah yang nyata agar guru dapat mengatasi maslaah tersebut dengan tepat. Masalah-masalah yang dirasa sangat penting untuk diatasi secepatnya. Penelitian tindakan kelas ini nenekankan kepada perbaikan kegiatan pembelajaran yang dilakukan peserta didik dan guru. Hal ini akan menentukan tinggi rendahnya hasil belajar peserta didik. Oleh karena itu guru harus merencanakan kegiatan pembelajaran yang baik dengan cara membuat RPP. Perencanaan itu harus dibuat secara matang utnuk memperkecil kemumngkinan gagal.

Menurut Hopkin dalam Tukiran dkk (2011:17) ada beberapa prinsip dasar yang melandasi PTK antara lain :

1. Tugas pendidik dan tenaga kependidikan yang utama adalah menyelenggarakan pembelajaran yang baik dan berkualitas.

2. Meneliti merupakan bagian integral dari pembelajaran yang tidak menuntut kekhususan waktu maupun metode pengumpulan data.

3. Kegiatan peneliti yang merupakan bagian integral dari pembelajaran harus diselenggarakan dengan tetap bersandar pada alur dan kaidah ilmiah.

4. Masalah yang ditangani adalah masalah-masalah pembelajaran yang riil merisaukan tanggung jawab professional komitmen terhadap diagnosis masalah bersandar pada kejadian nyata yang berlangsung dalam konteks pembelajaran yang sesungguhnya.

(30)

36

6. Cakupan permasalahan penelitian tidakseharusnya dibatasi pada masalah pembelajaran di kelas, tetapi dapat diperluas pada tataran di luas kelas

Penelitian tindakan kelas ini mempunyai beberapa prinsip yang harus kita pegang teguh dalam pelaksanaanya. Pertama, hakikat seorang guru sebagai pendidik adalah menyelanggarakan pembelajaran yang baik dan berkualitas. Ini dapat dilakukan dengan mempuat perencanaan yang baik, pelaksanaan pembelajran yang bermakna dan evaluasi yang baik. Guru harus kreatif dalam merancang pembelajaran dengan metode atau pendekatan yang cocok. Selain itu guru juga harus dapat menentukan media pembelajaran yang ada di sekitar peserta didik dan mudah didapat.

Kedua, dalam penelitian tindakan kelas ini guru harus meneliti pembelajaran yang telah dilakukan dengan baik. Guru dapat mengumpulkan data dengan metode apapun dan pada waktu yang tidak ditentukan. Data tersebut dapat berupa hasil belajar peserta didik, sikap peserta didik dikelas, kemampuan peserta didik, keaktifan kelas dan lain-lain.

Ketiga, guru sebagai peneliti harus melakukan penelitian ini dengan tetap dan bersandar pada kaidah ilmiah. Guru tidak sembarangan dlam mengumpulkan data harus sesuai dengan kaidah ilmiah yang ada. Sebagai peneliti menurut kaidah yang ada kita harus bersikap jujur dan terbuka dalam mengumpilkan data. Hal ini dapat berpengaruh terhadap keberhasilan penelitian kita.

Keempat, masalah yang diangkat dalam penelitian tidakan kelas adalah masalah yang riil dan penting untuk diatasi segera. Banyak masalah yang pasti terjadi pada kelas, namun kita harus selektif dalam menentukan masalah yang kiranya harus lebih dulu ditangani. Masalah tersebut harus berdasarkan pada rendahnya hasil belajar yang diperoleh peserta didik setelah mengikuti pembelajaran.

(31)

37

melakukan penelitian dengan cara tetap mengikuti alur dan kaidah ilmiah yang ada.

Keenam, masalah yang terjadi pada kelas kita mungkin pernah terjadi pula pada kelas yang lain. Dengan kita melakukan penelitian tindakan kelas pada kelas maka itu dapat menjadi referensi kelas lain apabila menemukan masalah yang sama. Penelitian tindakan kelas yang kita lakukan akan bermanfaat untuk kelas-kelas lain dalam memperbaiki kualitas pembelajaran.

Selain itu menurut Sudukin dkk dalam Tukiran dkk (2012:19) karakteristik Penelitian Tindakan Kelas antara lain, (1) problema yang diangkat untuk dipecahkan melalui PTK harus selalu berangkat dari persoalan praktik pembelajaran sehari-hari yang dihadapi guru, adakalanya dapat dilakukan kolaboratif dengan penetili lain. (2) adanya tindakan-tindakan atau aksi tertentu untuk memperbaiki proses belajar mengajar di kelas.

Selain prinsip PTK, kita juga harus memperhatikan karekteristik PTK dalam melakukan penelitian. Ada dua karakteristik PTK yang harus kita perhatikan. Pertama, permasalah yang akan diatasi harus diangkat dari permalahan dalam praktik pembelajaran sehari-hari yang dialami oleh guru. Dalam menemukan masalah guru dapat meminta bantuan kepada guru-guru lain agar permasalah yang diangkat tersebut benar-benar tepat. Selain itu dalam PTK harus adanya tindakan-tindakan yang bertujuan untuk memperbaiki proses belajar. Kegiatan-kagiatan tersebut harus direncanakan secara matang karena akan mempengaruhi keberhasilan PTK yang kita lakukan.

Dari uraian di atas peneliti menyimpulkan bahwa penggunaan penelitian tindakan kelas (PTK) dalam penelitian adalah agar guru mampu mengatasi permasalahan-permasalahan yang dihadapi di sekolah dasar, karena guru mengetahui permasalahan yang dihadapi secara detail sehingga meningkatnya kullitas dan rasa percaya diri seorang guru

(32)

38

Ada beberapa model PTK yang sering digunakan dalam dunia pendidikan menurut Depdiknas dalam Tukiran dkk (2012:23) antara lain : (1) model Kurt Lewin ; (2) model Kemmis & McTaggart; (3) model Dave Ebbutt, (4) model John Elliot; dan (5) model Hopkins.

Dalam penelitian tindakan kelas (PTK) peneliti menggunakan model penelitian yang dikembangkan oleh Stephen Kemmis dan Robbin McTaggart yang merupakan model pengembangan dari Kurt Lewin sehingga masih tidak jauh berbeda dengan model Kurt Lewin.

Menurut Depdiknas dalamTukiran dkk (2012:24) „Model Kemis dan McTaggart pada hakikatnya berupa perangkat-perangkat atau untaian-untaian dengan satu perangkat terdiri dari empat komponen yaitu perncanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi yang keempatnya merupakan satu siklus.

Model spiral Kemis McTaggart dimulai dengan tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Tahap perencanaan ditanda dengan guru merencanakan pembelajaran, pembuatan media, pembuatan LKS dan lain-lain. Setelah itu guru melaksanakan pembelajaran yang sudah direncanakan sebelumnya dan memberikan tes untuk mengukur hasil belajar. Guru lain atau teman sejawat melakukan pengamatan ketika guru melaksanakan pembelajaran. Setelah tahapan itu guru melakukan refleksi terhadap kegiatan yang telah dilakukan dan hasil belajar peserta didik. jika ada peningkatan hasil belajar yang signfikan maka siklus berhenti, namun jika peningkatan hasil belajar tidak signifikan maka penelitian dilanjutkan ke siklus berikutnya.

D. Intrumen Penelitian

1. Pedoman Observasi Kegiatan Guru dan Peserta didik

Adapun Intrumen Penelitian berupa lembar observasi untuk melihat kegiatan dan kegiatan peserta didik. Pedoman oobservasi kegiatan guru dapat dilihat pada tabel 3.4 berikut,

Tabel 3.4

(33)

39

Adapun pedoman observasi kegiatan peserta didik dapat dilihat pada tabel 3.5 berikut,

Tabel 3.5

Pedoman Observasi Kegiatan Peserta didik No Aspek yangdiamati

Hasil observasi 1 2 3 4 5 1. Mengkondisikan peserta didik

2. Menyebutkan tujuan pembelajaan

3. Menyebutkan langkah-langkah pembelajaan 4. Memberikan motivasi

[image:33.595.121.518.124.653.2]

5. Melakukan apersepsi 6. Melakukan pre tes 7. Menjelaskan materi 8. Penggunaan media

Tabel 3.4

Tabel Pedoman Observasi Kegiatan Guru (Lanjutan) 9. Keterampilan bertanya

10. Pemberian penguatan 11. Menghadirkan model 12. Pengelolaan kelas

13. Melibatkan peserta didik dalam kelompok 14. Membimbing peserta didik

15. Mempresentasikan hasil belajar peserta didik 16. Keterampilan menjawab pertanyaan peserta

didik

(34)

40

No Aspek yang Diamati Hasil Observasi

1 2 3 4 5 1. Keterlibatan peserta didik

2 Kegairahan belajar 3 Antusias dalam belajar

4 Keterlibatan dalam diskusi kelompok 5 Mengkontruksikan pengetahuan sendiri 6 Keberanian untuk bertanya

7 Keberanian untuk menggunakan media 8 Ketidaktergantungan pembelajaran pada guru 9 Kemampuan menjawab pertanyaan

10 Menanggapi jawaban peserta didik lain

2. Test

Soal test terdiri dari 10 soal untuk setiap siklus untuk mengukur hasil belajar. Pada siklus 1 soal terdiri dari 10 soal mengenai sifat-sifat pencerminan dan menggambarkan bayangan hasil pencerminan bangun datar sederhana. Pada siklus 2 soal test terdiri dari 10 soal mengenai menggambarkan hasil pencerminan bangun datar menentukan bayangan hasil pencerminan dan menentukan sumbu simetri dari bayangan hasil pencerminan.

E. Proses Pengembangan Intrumen

Instrumen dalam penelitian ini menggunakan observasi terhadap kegiatan guru dan peserta didik, serta hasil belajar melalui tes tertulis. Instrumen observasi

(35)

41

sebelum digunakan dikonsultasikan dengan kedua pembimbing, serta dibaca oleh pengawas sekolah supaya instrument yang digunakan sesuai dengan yang diharapkan.

[image:35.595.93.516.242.752.2]

Adapun untuk mengukur hasil belajar peserta didik penulis menggunakan sepuluh soal isian. Dalam pembuatan soal penulis mengacu pada standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ada serta indicator yang telah dirumuskan sebelumnya. Soal dan kisi-kisi soal dikonsultasikan kepada kedua pembimbing, dibaca oleh ahli matematika SD dan seorang guru SD. Untuk mengetahui validitas, reliabelitas, daya pembeda dan indeks kesukaran peneliti menggunakan Anates. Untuk lebih jelasnya lihat Tabel 3.6 dan 3.7

Tabel 3.6 Uji Instrument Siklus 1

NO validitas IK DP KET

Nilai Kesimpulan Nilai Kesimpulan Nilai Kesimpulan

1 - - 100 S Mudah 1 S. Tinggi -

2 0.45 valid 75 Mudah 0.4 Rendah -

3 0.61 Valid 75 Mudah 0.6 Sedang Digunakan

4 0.68 Valid 62.5 Sedang 0.6 Sedang Digunakan

5 0.04 - 75 Mudah 0.2 S. Rendah -

6 0.82 Valid 62.5 Sedang 0.6 Sedang Digunakan

7 0.75 Valid 75 Mudah 0 S. Rendah Digunakan

8 - - 100 S Mudah 0 S. Rendah -

9 0.29 - 75 Mudah 0 S. Rendah Digunakan

10 0.04 - 100 S Mudah 0.2 S. Rendah -

11 0.55 Valid 87.5 S Mudah 0 S. Rendah -

12 0.63 Valid 75 Mudah 0 S. Rendah -

(36)

42

14 0.03 - 100 S Mudah 0.2 S. Rendah -

15 0.49 Valid 62.5 Sedang 0.4 Rendah Digunakan

16 0.03 - 100 S Mudah 0 S. Rendah -

17 - - 100 S Mudah 0 S. Rendah -

18 0.46 Valid 62.5 Sedang 0.2 S. Rendah Digunakan 19 0.64 valid 87.5 S Mudah 0.2 S. Rendah Digunakan

20 0.49 Valid 25 Sukar 0.6 Sedang Digunakan

21 0.43 Valid 62.5 Sedang 0.6 Sedang Digunakan

22 0.10 - 87.5 S Mudah 0.2 S. Rendah -

23 0.33 - 50 Sedang 0 S. Rendah -

[image:36.595.88.514.109.750.2]

Reliabelitas 0.823 Sangat tinggi

Tabel 3.7 Uji Instrument Siklus 1

NO Validitas IK DP KET

Nilai Kesimpulan Nilai Kesimpulan Nilai Kesimpulan

1 0.84 Valid 62.5 Sedang 0.2 S. Rendah Digunakan

2 -0.09 - 100 S. Mudah 0.05 S. Rendah -

3 0.55 Valid 75 Mudah 0.25 Rendah Digunakan

4 0.28 - 62.5 Sedang 0.25 Rendah -

5 0.57 Valid 87.5 S. Mudah 0.25 Rendah -

6 0.76 Valid 75 Mudah 0.25 Rendah Digunakan

7 0.44 Valid 75 Mudah 0 S. Rendah -

8 - - 100 S. Mudah 0.05 S. Rendah -

9 0.07 - 75 Mudah 0 S. Rendah -

10 0.18 - 37.5 Sedang 0.25 Rendah -

11 0.36 Valid 87.5 S. Mudah 0.05 S. Rendah -

12 0.76 Valid 75 Mudah 0.3 Rendah Digunakan

(37)

43

14 0.81 Valid 62.5 Sedang 0.35 Sedang Digunakan

15 0.07 - 0 S. Sukar 0.5 Sedang -

16 0.76 Valid 75 Mudah 0.05 S. Rendah -

17 0.34 - 87.5 S. Mudah 0.25 Rendah -

18 0.28 - 75 Mudah 0.25 Rendah -

19 0.31 - 75 Mudah 0.25 Rendah -

20 0.31 - 87.5 S. Mudah 0.05 S. Rendah -

21 0.21 - 87.5 S. Mudah 0.25 Rendah -

22 0.24 - 75 Mudah 0.5 Sedang -

23 0.41 Valid 87.5 S. Mudah 0.25 Rendah Digunakan 24 0.63 Valid 37.5 Sedang 0.25 Rendah Digunakan

25 0.40 Valid 50 Sedang 0.35 Sedang -

[image:37.595.92.514.106.635.2]

26 0.07 - 62.5 Sedang 0.3 Rendah -

Tabel 3.7

Uji Instrument Siklus 2 (Lanjutan)

27 0.22 - 87.5 S. Mudah 0.05 S. Rendah -

28 0.63 Valid 37.5 Sedang 0.25 Rendah Digunakan

29 0.58 Valid 37.5 Sedang 0.6 Sedang Digunakan

30 - - 100 S. Mudah 0.6 Sedang -

Reliabelitas 0.840 Sangat tinggi

F. Teknik Pengumpulan data

Teknik pengumpulan data yang digunakan ini adalah melalui observasi terhadap guru dan peserta didikserta tes hasil belajar.

1. Observasi

Sudjana Ibrahim (2001: 109) mengemukakan “Observasi sebagai alat pengumpul data banyak digunakan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati baik dalam situasi yang sebenarnya ataupun buatan”.

(38)

44

kegiatan guru dan kegiatan peserta didik dalam pelaksanaan pembelajaran. Banyak aspek yang harus diperhatikan dalam mengemati pelaksanaan pembelajaran baik itu dalam kegiatan guru atau kegiatan peserta didik. oleh karena itu penulis menggunakan observasi terstruktur.

Menurut Wardani (2006: 34) mengemukakan “observasi terstruktur menggunakan intrumen yang terstruktur dan siap pakai, sehingga pengamat hanya tinggal membubuhi ceklis (v) pada tempat yang disediakan”.

Observasi terstruktur ini terdiri dari beberapa aspek yang harus diperhatikan oleh observer. Observer cukup membubuhi tanda ceklis (v) pada kolom yang sudah disediakan. Instrument yang digunakan terdiri dari dua puluh poin untuk kegiatan guru dan sepuluh poin untuk kegiatan peserta didik dalam mengobservasi pelaksanaan pembelajaran.

Berkaitan dengan kegiatan observasi, maka observasi yang dilakukan harus mempunyai prinsip dasar atau karakteristik yang harus diperhatikan, baik oleh pengamat ataupun yang diamati. Menurut Hopkins dalam Wardani, (2006: 88) menyebutkan ada 5 prinsip dasar atau karakteristik kunci observasi yang meliputi (a) perencanaan bersama (b)Fokus yang sempit dan terinci (c) membangun kriteria (d) keterampilan observasi (e) balikan (feedback)

Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi dua hal yaitu:

a. Observasi pada kegiatan guru dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual dalam materi pencerminan pada peserta didik kelas 4 di SDN 2 Suntenjaya.

b. Observasi pada kegiatanpeserta didik dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual dalam materi pencerminan pada peserta didik kelas 4 di SDN 2 Suntenjaya.

Observasi dalam penelitian tindakan berfungsi untuk mendokumentasi pengaruh tindakan terkait dengan orientasi ke tindakan berikutnya sebagai dasar bagi refleksi yang akan dilakukan pada putaran siklus berikutnya, maka disusunlah lembar panduan observasi.

(39)

45

Skor kegiatan guru = . Skor kegiatan peserta

didik . Skor tersebut akan mempengaruhi baik tidaknya kegiatan guru dan peserta didik pada pembelajaran. Semakin tinggi skor yang diperoleh, akan semakin baik dalam kegiatan guru dan peserta didik, sedangkan semakin rendah skor yang diperoleh, akan semaki buruk kegiatan guru dan peserta didik pada pembelajaran.

[image:39.595.113.516.199.597.2]

Hasil perhitungan hasil observasi kegiatan guru dan peserta didik, kemudian diinterpretasikan dengan kriteria skor pada Tabel 3.8sebagai berikut:

Tabel 3.8

Kriteria Skor Kegiatan Guru dan Peserta didik No Analisa Peserta didik/Guru

yang Melakukan Kegiatan

Nilai Huruf Predikat

1. 81% - 100% A Baik sekali

2. 61% - 80% B Baik

3. 41% - 60% C Cukup

4. 21% - 40% D Kurang

5. 0 % - 20% E Kurang sekali

2. Tes Hasil Belajar . 1) Test

(40)

46

siklus, maka setiap akhir siklus diberi tes dalam bentuk lembar kerja peserta didik.

G. Analisis Data

Tim Proyek GSM (1999: 43) “Analisis data adalah proses menyeleksi menyederhanakan memfokuskan mengabstrasikan, mengorganisasikan data secara sistimatis dan rasional untuk menampilkan bahan-bahan yang dapat digunakan untuk menyusun jawaban terhadap tujuan PTK”, Analisis data dalam PTK menurut dilakukan tiga tahap yaitu:

1. Reduksi data adalah proses penyeleksian data mentah menjadi informasibermakna

2. Paparan data adalah proses penampilan data dalam bentuk paparan naratif. 3. Penyimpulan data adalah proses pengambilan intisari dari sajian data yang

[image:40.595.112.510.252.720.2]

telah terorganisir dalam bentuk pernyataan kalimat yang padat dan singkat. Hasil belajar antara nilai test setiap siklus dianalisis dan dibandingkan dengan tujuan untuk melihat ada tidaknya peningkatan hasil belajar peserta didik pada setiap siklusran dengan menerapkan pendekatan pembelajaran kontekstual. Adapun rentang skor jawaban untuk tiap soal antara 0 sampai 10 dengan criteria pada Tabel 3.9

Tabel 3.9 Redaksi Penskoran

No Kriteria Skor

1 Jawaran benar, alasan benar dan relevan 10 2 Jawaban benar, alasan benar dan tidak relevan 8

3 Jawaban benar, alasan salah 6

4 Jawaban salah , alasan benar 4

5 Jawaban salah, alasan salah 2

(41)

47

Skor di atas oleh peneliti konversikan skala 0 – 100, karena dalam penentuan nilai kriteri ketuntasan minimal (KKM) peserta didik untuk tingkat SD kelas 4 menggunakan skala 0-100. Soal yang diberikan sebanyak 10 soal, maka skor maksimalnya adalah 100. Untuk penilaiannya adalah sebagai berikut :

(42)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas tentang “Penerapan Pendekatan Pembelajaran Kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi pencerminan ” yang dilaksanakan di SDN 2 Suntenjaya dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Perencanaan yang dilakukan dalam menerapkan pendekatan pembelajaran kontekstual pada pembelajaran matematika materi pencerminan meliputi pembuatan RPP, LKS serta menyediakan media kongkrit untuk membantu peserta didik dalam mengkontruksi pengetahuannya yang mereka dapat dari pembelajaran. Hal ini membuktikan bahwa guru akan lebih baik daam merencanakan pembelajaran yang akan dilakukan setiap siklusnya.

2. Pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan pembelajaran kontekstual dapat membantu dan meningkatkan kegiatan guru dan peserta didik pada pembelajaran matematika materi pencerminan. Hal ini membuktikan bahwa dengan menerapkan pendektan pembelajaran kontekstual kegiatan guru dan peserta didik menjadi lebih aktif dalam pembelajaran. 3. Hasil belajar peserta didik dengan menerapkan pendekatan pembelajaran

kontekstual pada pembelajaran matematika dengan materi pencerminan terjadi peningkatan hasil belajar yang signifikandari hasil siklus 1 dengan siklus 2. Hal ini membuktikan bahwa penerapan pendekatan pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar pada pembelajarn matematika materi pencerminan bagi peserta didik kelas 4 di SDN 2 Suntenjaya.

B. Saran

(43)

1. Bagi Guru SD Dalam penelitian ini

Guru SD hendaknya dapat mengembangkan pendekatan pembelajaran kontektual dalam setiap pembelajaran khususnya matematika. Hal ini disebabkan taraf berpikir peserta didik yang masih kongkrit sehingga dalam kegiatan pembelajaran guru harus mengaitkan pembelajaran dengan kehidupan nyata agar dapat membantu taraf berpikir peserta didik. Pencerminan merupakan salah satu pokok bahasan yang harus dilakukan denga menerapkan pendekatan pembelajaran kontekstual, karena dalam kehidupan nyata peserta didik sering melakukan kegiatan yang berhubungan dengan pencerminan. Guru juga harus menghadirkan media nyata yang dapat membantu peserta didik dalam mengkontruksi pengetahuannya. Peserta didik dapat menentukan dan menggambarkan bayangan dari hasil pencerminan secara kongkrit dan menyenangkan. Selain itu, pendekatan pembelajaran kontekstual ini diharapkan dapat membantu guru dan peserta didik dalam memecahkan permasalahan matematika khususnya pencerminan. .

2. Peneliti selanjutnya

Masih terdapat kelemahan dan kekurangan dalam penelitian seperti keterampilan bertanya yang masih kurang, guru kurang dalam mamberikan penguatan dan tindak lanjut sehingga bagi peneliti selanjutnya dapat memperhatikan hal-hal sebagai berikut.

a. Mengkaji permasalah pembelajaran matematika di SD dengan lebih mendalam agar dapat menemukan solusi yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan tersebut

b. Membiasakan melakukan tanya jawab bersama peserta didik agar keterampilan bertanya guru lebih baik karena kebiasaan.

c. Membiasakan memberikan penguatan kepada peserta didik pada tahap konfirmasi agar peserta didik dapat menkontruksikan pengetahuanya dengan benar.

(44)
(45)

DAFTAR PUSTAKA

Aqib, Zaenal (2009). PenelitianTindakanKelas. Bandung :Yramawidya

Astrori,Muhamad. (2008). PenelitianTindakanKelas. Bandung: CV Wacana Prima

DepdiknasDirjenPendasmen. (2002). ManajemenPeningkatanMutusekolahbuku 5Pembelajaran danPengajaranKontekstual. Jakarta

DepdiknasDirjenPendasmen. (2002). PendekatanKontekstual . Jakarta

Harfiani (2013). Penerapan ModelPembelajaranKontekstualBerbasisDeef Dialogue/ Critical Thinking untukMeningkatkanKemampuanKomunikasiMatematikaSiswa SMP (Tesis), Bandung. UniversitasPendidikan Indonesia

Heruman. (2003). PembelajaranKontekstualterhadapHasilBelajarSiswapada Mata PelajaranMatematika di Kelas IV SekolahDasar (Tesis). Bandung: UniversitasPendidikan Indonesia

Heruman. (2007). Model PembelajaranMatematika. Bandung :RosdaKarya

Komalasari, K ( 2010). PembelajaranKontekstuialKonsepdanAplikasinya. Bandung: RefikaAditama

Kunandar (2007). Guru Ptofesional. Jakarta :RajawaliPers Makmun. (2003). PsikologiPendidikan. Bandung. RosdaKarya

Mastugino (2011).Pencerminan.[online].

Tersediadalamhttp://mastugino.blogspot.com [2 Maret 2013]

Nurhadi. (2002). PendekatanKontekstual (Contextual Teaching and Learning). Jakarta: DepdiknasDirjenDikdasmen

Purwanto (2011). EvaluasiHasilBelajar. Yogyakarta :PustakaPelajar

Rusman. (2010) Model-model PembelajaranmengembangkanProfesionalisme Guru.

Bandung: PT RajaGrafindoPersada.

(46)

Sujana, Nana (2009). PenilaianHasil Proses BelajarMengajar.Bandung : PT RemajaRosdaKarya.

Sukmadinata, Nana Saodih. MetodePenelitianPendidikan. Bandung: RosdaKarya Suwaningsih, Erna danTuirliana (2006). Model PembelajaranMatematika.Bandung :

UPI PRESS

Tanireja, Tukirandkk (2010). PenelitianTindakanKelas. Bandung :Alfabeta

Tim PelatihProyek PGSM. (1999). PenelitianTindakankelas (Classroom Research). Jakarta: DirjenDiktiDepdikbud

Tim Pengembang MKDP (2009). KurikulumdanPembelajaran. Bandung :JurusanKurikulumdanTeknologiPendidikan.

Gambar

Tabel 3.1 Profil observer 1
Tabel 3.4 Tabel Pedoman Observasi Kegiatan Guru (Lanjutan)
Tabel 3.6 Uji Instrument Siklus 1
Tabel 3.7 Uji Instrument Siklus 1
+4

Referensi

Dokumen terkait

Eq; ingin punya anak kembar 36 Jika saya memiliki anak saya akan mengikuti pengajaran dalam tayangan The Return of Superman 37 Setelah melihat tayangan membuat saya tidak

Untuk batas-batas wilayahnya, Kecamatan Suruh berbatasan dengan Kecamatan Tengaran di sebelah barat, berbatasan dengan Kecamatan Boyolali di sebelah Timur, dan di

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, atas berkat, kesetiaan, dan penyertaanNya yang selalu menyertai sehingga Penulisan Hukum/Skripsi ini dapat diselesaikan dengan

Pada akhir tahun 2010 telah terimplementasikan sistem informasi manajemen terpadu yang mensinergikan sistem informasi akademik (SIKADU), kepegawaian

merancang alat pencetak keripik biji-bijian yang bisa mengolah biji melinjo. menjadi empingserta biji dari komoditas lain menjadi keripik biji-bijian

Jakarta: Depertemen Jenderal Pendidikan Dasar dan Menegah Bekerja Sama Dengan Direktorat Jenderal Olahraga.. Jakarta: Depertemen Pendidikan

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra. © Cica Taptiani 2014 Universitas

Terminal angkutan umum penumpang merupakan penyedia jasa angkutan umum yang berfungsi untuk dapat memberikan