commit to user
PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT)UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS X AKUNTANSI C
SMK WIKARYA KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas)
SKRIPSI
Oleh:
LAIL MARGI SALAMAH K7407098
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT)UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS X AKUNTANSI C
SMK WIKARYA KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas)
Oleh:
LAIL MARGI SALAMAH NIM K7407098
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi
Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
commit to user
iii
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
Skripsi ini telah direvisi sesuai arahan dan anjuran dari Tim Penguji Skripsi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan
diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
commit to user
v
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan
diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada hari :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi ABSTRAK
Lail Margi Salamah. K7407098. PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS X AKUNTANSI C SMK WIKARYA KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010/2011. Skripsi. Surakarta. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Mei 2011.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penerapan model pembelajaran kooperatif dengan tipe NHT dalam upaya meningkatkan prestasi belajar akuntansi siswa kelas X Akuntansi SMK Wikarya Karanganyar tahun ajaran 2010/2011.
commit to user
vii ABSTRACT
Lail Margi Salamah. K7407098. THE USE OF COOPERATIVE LEARNING USING THE TYPE OF NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TO INCREASE STUDENTS’ ACHIEVEMENT IN LEARNING ACCOUNTING (A Classroom Action Research Conducted at the Tenth Grade Students of Accounting Class C of SMK Wikarya Karanganyar in the Academic Year of 2010/2011). Thesis, Surakarta: Teacher Training and Education Faculty of Sebelas Maret University, May, 2011.
The research is aimed at describing the role of cooperative learning using the type of Numbered Head Together (NHT) to increase students’ achievement in learning accounting.
This research was classroom action research. The subject of this research was the tenth grade students of Accounting Class C of SMK Wikarya Karanganyar. There were 33 students. This research was a collaborative classroom action research. There was collaboration among the teacher, the researcher, and the students. The techniques of data collection were observation, interview, test, and documentation. The procedures of the research were: (1) preparation, (2) action planning, (3) doing the action, (4) observation, (5) making a report. The research was conducted in two cycles. Each cycle consisted of four steps: (1) planning, (2) implementing the action, (3) observing, and (4) doing reflection. Each cycle consisted of three meetings and was conducted in 7 x 45 minutes.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii MOTTO
Belajarlah dari kesalahan orang lain, karena sepanjang umurmu tak akan cukup
untuk membuat kesalahan-kesalahan itu.
(Eleanor Roosevelt)
Masing-masing dari kita memiliki kekurangan, ketahuilah dalam
kekurangan-kekurangan itu justru kita dapat menemukan kekuatan kita.
(Penulis)
Tetap semangat.
commit to user
ix
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan sebagai wujud rasa sayang, cinta kasih penulis
dan terima kasih penulis kepada :
Ibu dan Bapak yang aku cintai dan aku hormati, terima kasih atas doa dan
limpahan kasih sayang yang selalu tercurahkan untukku sehingga aku
dapat menyelesaikan studiku dengan lancar.
Kakakku atas nasehat-nasehat yang membuatku selalu lebih bersemangat.
Dedek, Zaky dan Evi kalian adalah sumber semangatku.
Genk Soto (Fitria, Hanita, Nissa, Tika, Arni, Farida NO, Arom, Uni, Eka,
Fajar dan Yoga) thanks atas dukungan dan doanya.
Anak-anak Annur Putri (Resti, Upic, Mb Ufa, Mb Pipit, dll), im very
lucky to have you as my second family, thanks for everything.
Teman-teman Be one 07 dan BKK Akuntansi B (B-Best 07).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
kasih karunia, berkat dan hikmat dari-Nya, skipsi ini dapat diselesaikan dengan
baik oleh penulis untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan.
Hambatan dan kesulitan yang penulis hadapi dalam menyelesaikan
penulisan skipsi ini dapat diatasi berkat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu,
atas segala bentuk bantuannya penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. Saiful Bachri, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial yang telah memberikan ijin penulisan skripsi ini.
3. Drs. Wahyu Adi, M.Pd., selaku Ketua Bidang Keahlian Khusus Pendidikan
Akuntansi yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dengan bijaksana.
4. Dra. Sri Witurachmi, M.M., selaku pembimbing I yang telah memberikan
banyak sekali bimbingan dan arahan dengan penuh kesabaran.
5. Jaryanto, S.Pd, M. Si., selaku pembimbing II yang telah memberikan
dorongan, nasehat dan bimbingan dengan baik.
6. Suhanto, BA, Sh., selaku Kepala SMK Wikarya Karanganyar yang telah
memberikan izin pelaksanaan penelitian., serta guru, karyawan dan
siswa-siswa XI yang telah banyak memberikan bantuan bagi penulis dalam
penyusunan skripsi ini.
7. Yati, S. Pd selaku guru akuntansi SMK Wikarya Karanganyar dan siswa kelas
X Akuntansi C yang telah membantu dalam pelaksanaan peneltian.
8. Ibu dan bapak tercinta, yang selalu memberikan dorongan baik moril maupun
spiritual, kasih sayang serta doa yang tak henti-hentinya mengiringi penulis
hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
9. Teman-teman dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu
commit to user
xi
Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut mendapatkan imbalan dari
Allah SWT. Amin.
Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan,
namun penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya dan perkembangan ilmu pengetahuan pada khususnya.
Surakarta, Mei 2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGAJUAN ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
HALAMAN ABSTRAK ... vi
ABSTRACT ... vii
HALAMAN MOTTO ... viii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR TABEL ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 4
C. Pembatasan Masalah ... 4
D. Perumusan Masalah ... 5
E. Tujuan Penelitian ... 5
F. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II LANDASAN TEORI ... 7
A. Tinjauan Pustaka ... 7
1. Pendidikan ... 7
2. Proses Belajar Mengajar... ... 8
3. Pembelajaran Kooperatif dengan Tipe NHT... 9
a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif ... 9
b. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif ... 10
commit to user
xiii
4. Pengertian Prestasi Belajar ... 13
a. Pengertian Belajar ... 13
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar ... 13
c. Pengertian Prestasi Belajar ... 16
d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 17
5. Pengertian Akuntansi ... 17
B. Penelitian Yang Relevan ... 19
C. Kerangka Berpikir ... 21
D. Hipotesis Tindakan ... 22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 23
A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 23
B. Pendekatan Penelitian ... 24
C. Teknik Pengumpulan Data ... 27
D. Prosedur Penelitian ... 28
E. Proses Penelitian ... 30
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 34
A. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 34
B. Identifikasi Masalah Pembelajaran Akuntansi Kelas X Akuntansi C SMK Wikarya Karanganyar... 36
C. Deskripsi Hasil Penelitian ... 37
1. Siklus I ... 37
a. Perencanaan Tindakan Siklus I ... 37
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I ... 39
c. Observasi dan Interpretasi ... 43
d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus I ... 47
2. Siklus II ... 48
a. Perencanaan Tindakan Siklus II ... 48
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II ... 50
c. Observasi dan Interpretasi ... 54
d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus II ... 57
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 65
A. Simpulan ... 65
B. Implikasi ... 66
1. Implikasi Teoretis... 66
2. Implikasi Praktis ... 67
C. Saran ... 67
DAFTAR PUSTAKA ... 69
commit to user
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kerangka Berpikir Penelitian Tindakan Kelas ... 22
Gambar 2. Siklus Penelitian Tindakan ... 26
Gambar 3. Grafik Tingkat Keaktifan Siswa pada Siklus I ... 46
Gambar 4. Grafik Hasil Evaluasi Belajar Siswa Siklus I ... 46
Gambar 5. Grafik Tingkat Keaktifan Siswa pada Siklus II ... 57
Gambar 6. Grafik Hasil Evaluasi Belajar Siswa Siklus II ... 57
Gambar 7. Grafik Hasil Penelitian ... 62
Gambar 8. Guru Mengarahkan Pelaksanaan NHT ... 144
Gambar 9. Siswa Diskusi Kelompok ... 144
Gambar 10. Siswa Mempresentasikan Jawaban ... 145
Gambar 11. Siswa Melaksanakan Tes Evaluasi ... 145
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Dalam Penelitian ... 24
Tabel 2. Indikator Penguasaan Belajar Siswa ... 32
Tabel 3. Capaian Keaktifan Belajar Siswa Siklus I ... 44
Tabel 4. Hasil Nilai Evaluasi Siklus I ... 45
Tabel 5. Ketuntasan Nilai Evaluasi Siswa Siklus I ... 45
Tabel 6. Capaian Keaktifan Belajar Siswa Siklus II ... 55
Tabel 7. Hasil Nilai Evaluasi Siklus II ... 56
Tabel 8. Ketuntasan Nilai Evaluasi Siswa Siklus II ... 56
Tabel 9. Capaian Keaktifan Siswa Saat Apersepsi Siklus I dan Siklus II.... 59
Tabel 10. Capaian Keaktifan Siswa Saat Diskusi Siklus I dan Siklus II ... 59
Tabel 11. Capaian Keaktifan Siswa Saat Bertanya dan Menjawab Pertanyaan Siklus I dan Siklus II ... 60
Tabel 12. Kemandirian Siswa Saat Evaluasi Siklus I dan Siklus II ... 61
commit to user
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Catatan Lapangan Survey Awal ... 73
Lampiran 2. Pedoman Wawancara Sebelum Tindakan ... 76
Lampiran 3. Catatan Lapangan Siklus I ... 83
Lampiran 4. Catatan Lapangan Siklus II ... 110
Lampiran 7. Pedoman Wawancara Setelah Tindakan ... 147
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu faktor yang mendukung kemajuan suatu negara adalah
pendidikan. Melalui pendidikan diharapkan terjadi peningkatan kualitas sumber
daya manusia yang mempunyai keahlian dan keterampilan untuk memenuhi
pembangunan bangsa di berbagai bidang. Pembangunan di bidang pendidikan ini
harus terus dilanjutkan agar pembangunan bangsa berjalan sesuai dengan yang
diharapkan.
Realisasi dari pelaksanaan pembangunan di bidang pendidikan salah
satunya adalah melalui pendidikan formal sekolah. Sebagai lembaga pendidikan
formal, sekolah merupakan perangkat yang berkewajiban memberikan pelayanan
kepada masyarakat dalam mendidik warga negara. Melalui sekolah, peserta didik
belajar untuk mengembangkan kemampuan konseptual ilmu dan sikap pribadi
yang dapat digunakan untuk mengembangkan dirinya.
Pembelajaran merupakan sesuatu yang dilakukan oleh siswa, bukan
dibuat untuk siswa. Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya pendidik untuk
membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar. Tujuan dari suatu kegiatan
belajar mengajar adalah terwujudnya efisiensi dan efektivitas kegiatan belajar
yang dilakukan oleh peserta didik.
Guru sebagai tokoh yang paling banyak bergaul dan berinteraksi dengan
para peserta didik dibandingkan dengan personel lainnya di sekolah diharapkan
bisa menerapkan suatu cara pembelajaran siswa aktif, dimana dalam kegiatan
pembelajaran tersebut menempatkan peserta didik sebagai subjek yang aktif
melakukan proses berpikir, mencari, mengolah, mengurai, menyimpulkan dan
menyelesaikan masalah. Selain menguasai materi, seorang guru dituntut untuk
menguasai strategi dalam menyampaikan materi tersebut. Cara guru dalam
menciptakan suasana kelas akan berpengaruh terhadap respon siswa dalam
kegiatan pembelajaran. Apabila guru berhasil menciptakan suasana belajar yang
commit to user
menyebabkan siswa termotivasi aktif dalam belajar, akan memungkinkan terjadi
peningkatan prestasi siswa.
SMK Wikarya merupakan salah satu SMK di Karanganyar yang
memiliki berbagai program keahlian salah satunya adalah akuntansi. Dalam
program keahlian akuntansi, secara otomatis mata pelajaran akuntasi merupakan
mata pelajaran yang sering dijumpai dalam kegiatan belajar mengajar termasuk
pada kelas X Akuntansi C. Berdasarkan pengamatan penulis mengenai pelaksanaan
pembelajaran akuntansi di kelas X Akuntansi C, terdapat berbagai permasalahan
yang terjadi, yaitu: siswa kurang aktif di dalam kegiatan pembelajaran, hal ini
terlihat ketika guru memberi kesempatan bertanya, tidak ada yang bertanya, siswa
kurang fokus pada saat menerima pelajaran dan lebih banyak melakukan aktivitas
di luar kegiatan pembelajaran (seperti berbicara dengan temannya). Sementara itu
ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung, guru hanya terfokus pada beberapa
siswa yang pandai yang tempat duduknya di depan.
Tingkat pemahaman siswa terhadap mata pelajaran akuntansi sangat
rendah, hal ini ditunjukkan dengan rendahnya nilai test tertulis mayoritas siswa
yang berada di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu 75. Dari survey
awal yang dilakukan penulis, nilai rata-rata kelas hanya 57,5. Jumlah siswa yang
tuntas belajar hanya 7 siswa sedangkah sisanya sebanyak 26 siswa tidak tuntas.
Berdasarkan pengamatan penulis, rendahnya pemahaman siswa terhadap
mata pelajaran akuntansi disebabkan kondisi kelas yang kurang mendukung untuk
pembelajaran akuntansi. Siswa lebih banyak melakukan aktivitas di luar aspek
pembelajaran seperti yang telah diungkapkan di atas. Selain itu, selama
pembelajaran akuntansi di kelas masih menggunakan metode ceramah dan guru
cenderung hanya memperhatikan sebagian siswa yang dianggap pandai di kelas
tersebut. Merasa kurang diperhatikan selama proses pembelajaran, membuat siswa
memilih untuk melakukan aktivitas lain yang menyebabkan suasana menjadi
gaduh dan pada akhirnya siswa tidak memahami apa yang disampaikan guru.
Setelah melakukan pengamatan, penulis menyimpulkan bahwa guru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
dengan gaya mengajar yang monoton dari guru. Dari suasana pembelajaran
yang demikian mustahil akan dicapai prestasi yang maksimal.
Berangkat dari kondisi tersebut di atas, penulis tergerak untuk melaksanakan
pembelajaran dengan menggunakan Cooperative Learning (Pembelajaran Kooperatif). Unsur-unsur yang terdapat dalam pembelajaran kooperatif sangat baik untuk
menanamkan pengetahuan siswa dalam pembelajaran akuntansi, termasuk di kelas
X Akuntansi C SMK Wikarya Karanganyar.
Cooperative Learning merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dengan
tingkat kemampuan yang berbeda-beda ini diharapkan siswa yang lebih unggul
dapat membantu siswa lain yang kurang menonjol dalam bidang akademik. Dalam
menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling
bekerja sama. Sementara itu, guru bertindak sebagai motivator dan fasilitator
aktivitas siswa. Jadi dalam pembelajaran ini kegiatan aktif dengan pengetahuan
yang dibangun sendiri oleh siswa dan mereka bertanggung jawab atas hasil
pembelajarannya. Selain itu diharapkan terjadi interaksi yang positif antara siswa
dengan siswa sendiri maupun antara siswa dengan guru apabila ada
kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam belajar.
Numbered Heads Together (NHT) adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif dengan cara dibentuknya kelompok-kelompok siswa kemudian setiap
siswa dalam kelompok diberi nomor anggota. Kemudian untuk mengetahui
tingkat pemahaman siswa guru memilih salah satu nomor dari suatu kelompok
untuk mempertanggung jawabkan hasil diskusi siswa.
Pembelajaran tipe NHT ini secara tidak langsung melatih siswa untuk
saling berbagi informasi, mendengarkan dengan cermat serta berbicara dengan
penuh perhitungan sehingga siswa lebih produktif dalam pembelajaran. Selain itu
siswa lebih bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan karena dalam tipe
pembelajaran hanya satu murid yang dipanggil untuk mempresentasikan jawaban.
commit to user
bisa dilakukan secara bervariasi sehingga siswa lebih bersemangat dalam belajar
dan kemudian dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Oleh karena itu, penulis
tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul: “Penggunaan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) Untuk
Meningkatkan Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas X Akuntansi C SMK
Wikarya Karanganyar Tahun Ajaran 2010/2011”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas dapat
diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut :
1. Mayoritas siswa kurang antusias mengikuti pembelajaran akuntansi, hal ini
terlihat ketika pembelajaran akuntansi berlangsung siswa banyak yang
berbicara sendiri dengan teman-temannya.
2. Guru belum menggunakan metode pembelajaran yang mampu meningkatkan
pemahaman siswa dalam pembelajaran akuntansi.
3. Keaktifan siswa terhadap mata pelajaran akuntansi masih sangat rendah. Hal
ini terlihat, ketika diberi kesempatan untuk bertanya dan mengemukakan
pendapat siswa hanya diam.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka penulis membatasi
permasalahan pada “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Akuntansi Siswa
Kelas X Akuntansi C SMK Wikarya Karanganyar Tahun Ajaran 2010/2011”. Untuk memperoleh gambaran dan persepsi yang sama maka disajikan definisi
operasional dari pembatasan masalah sebagai berikut:
1. Subjek penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X Akuntansi C SMK Wikarya
Karanganyar semester genap tahun ajaran 2010 / 2011.
2. Objek penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
a. Penilaian proses dan hasil belajar siswa. Proses pembelajaran adalah
proses kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan di dalam kelas.
Sedangkan hasil belajar dilihat dari peningkatkan prestasi belajar siswa
setelah mengikuti pembelajaran dalam satu siklus.
b. Materi pelajaran yang digunakan dibatasi pada pembelajaran akuntansi
pokok bahasan kertas kerja dan laporan keuangan perusahaan dagang yang
meliputi laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas dan neraca.
c. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran kooperatif
dengan tipe Numbered Heads Together (NHT).
D. Perumusan Masalah
Masalah penelitian ini adalah "Apakah penggunaan model pembelajaran
kooperatif dengan tipe Numbered Heads Together (NHT) dapat meningkatkan prestasi belajar akuntansi siswa kelas X Akuntansi C SMK Wikarya Karanganyar
Tahun Ajaran 2010/2011?”
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan penggunaan model
pembelajaran kooperatif dengan tipe Numbered Heads Together (NHT) untuk meningkatkan prestasi belajar akuntansi siswa kelas X Akuntansi C SMK
Wikarya 1 Karanganyar Tahun Ajaran 2010/2011.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat:
1. Bagi Guru:
Sebagai alternatif pemecahan masalah pembelajaran dengan menerapkan tipe
Numbered Heads Together (NHT) untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa.
2. Bagi Siswa:
Mendapat kemudahan dalam memahami materi pelajaran dengan suasana baru
commit to user 3. Bagi Penulis:
Memberikan pengalaman baru mengenai tipe mengajar inovatif yang tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Pendidikan
Pendidikan merupakan komponen penting bagi kehidupan suatu bangsa.
Melalui pendidikan diharapkan dapat tercipta manusia-manusia pembangunan
yang dapat membangun dirinya sendiri dan bersama-sama bertanggung jawab atas
pembangunan bangsa. Menurut Soedomo Hadi (2005:18) dalam buku Pendidikan
Suatu Pengantar, mengatakan bahwa ”Pendidikan itu adalah pengaruh, bantuan
atau tuntunan yang diberikan oleh orang yang bertanggung jawab kepada anak
didik”. Sedangkan menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS,
“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara”.
Proses pendidikan melibatkan banyak unsur-unsur. Menurut Umar
Tirtarahardja dan La Sulo (2005:51) unsur-unsur dalam pendidikan meliputi:
a. Subyek yang dibimbing (peserta didik). b. Orang yang membimbing (pendidik).
c. Interaksi antara peserta didik dengan pendidik (interaksi edukatif). d. Ke arah mana bimbingan ditujukan (tujuan pendidikan).
e. Pengaruh yang diberikan dalam bimbingan (materi pendidikan). f. Cara yang digunakan dalam bimbingan (alat dan metode).
g. Tempat dimana peristiwa bimbingan berlangsung (lingkungan pendidikan).
Peserta didik adalah anak yang belum dewasa yang memerlukan usaha,
bantuan dan bimbingan orang lain untuk menjadi dewasa guna melaksanakan
tugasnya sebagai makhluk Tuhan, sebagai umat manusia, sebagai warga negara,
sebagai anggota masyarakat dan sebagai suatu pribadi atau individu. Sedangkan
pendidik adalah setiap orang dewasa yang bertanggung jawab dan dengan sengaja
commit to user
mempengaruhi orang lain (anak didik), memberi pertolongan kepada anak yang
masih dalam pertumbuhan dan perkembangan untuk mencapai kedewasaan.
Bertolak pada pendapat yang dikemukakan oleh para ahli diatas maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan merupakan suatu proses atau kegiatan
pembelajaran yang diberikan melalui interaksi antara pendidik kepada peserta
didik dengan mengoptimalkan potensi peserta didik untuk membantu peserta
didik dalam mencapai tujuan hidupnya.
2. Proses Belajar Mengajar
Interaksi atau proses belajar mengajar yang terjadi antara guru dan siswa
dalam kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang pokok dalam
keseluruhan proses pendidikan dan pengajaran di sekolah. Menurut Tabrani
Rusyam (1989:4) “Proses belajar mengajar merupakan suatu interaksi antara
peserta didik dan guru dalam rangka mencapai tujuan”.
Anwar Kholil (2009) berpendapat bahwa: ”Proses belajar mengajar merupakan proses kegiatan interaksi antara dua unsur manusiawi yakni siswa
sebagai pihak yang belajar dan guru sebagai pihak yang mengajar”. Proses belajar
mengajar menempatkan siswa sebagai pusat perhatian.
Tabrani Rusyam (1989:5) berpendapat bahwa setiap proses interaksi
belajar mengajar selalu ditandai dengan sejumlah unsur, yakni:
a.Tujuan yang ingin dicapai,
b.Adanya guru dengan peserta didik sebagai individu yang terlibat dalam proses interaksi tersebut,
c.Adanya bahan pelajaran, dan
d.Adanya metode sebagai alat (wasilah) untuk menciptakan situasi belajar-mengajar.
Berdasarkan pendapat tersebut di atas, dapat dikatakan bahwa proses
belajar mengajar merupakan suatu interaksi atau hubungan timbal balik antara
guru dengan peserta didik dalam situasi pendidikan untuk mencapai suatu tujuan.
Dalam mengajar guru dituntut untuk sabar, ulet, terbuka dan mampu menciptakan
situasi belajar mengajar yang lebih aktif, sedangkan peserta didik diharapkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
prinsipnya tergantung guru dan peserta didik yang melakukan kegiatan belajar
mengajar.
3. Pembelajaran Kooperatif dengan Tipe NHT
a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Cooperative mengandung pengertian bekerja bersama dalam mencapai tujuan bersama. Dalam kegiatan kooperatif terjadi pencapaian tujuan secara
bersama-sama yang sifatnya merata dan menguntungkan setiap anggota
kelompoknya.
“Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran dimana para siswa
bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama
lainnya dalam mempelajari materi pelajaran” (Slavin, 2008:4). Sedangkan
menurut Isjoni (2007:12) “Cooperative Learning merupakan model pembelajaran dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat
kemampuannya berbeda”.
Agus Suprijono (2010: 54) mengemukakan bahwa “Pembelajaran
kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok
termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru”.
Secara umum pembelajaran kooperatif dianggap lebih diarahkan oleh guru, di
mana guru menetapkan tugas dan pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan
bahan-bahan dan informasi yang dirancang untuk membantu peserta didik
menyelesaikan masalah yang dimaksud.
Ciri pembelajaran kooperatif menurut Isjoni (2007:20) adalah:
a.Setiap anggota memiliki peran.
b.Terjadi hubungan interaksi langsung di antara siswa.
c.Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas belajarnya dan juga teman-teman sekelompoknya.
d.Guru membantu mengembangkan keterampilan-keterampilan interpersonal kelompok.
e.Guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan.
commit to user
tujuan pembelajaran. Siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil dan
diarahkan untuk mempelajari materi pelajaran yang telah ditentukan. Tujuan
dibentuknya kelompok kooperatif adalah untuk memberikan kesempatan kepada
siswa agar dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan dalam
kegiatan-kegiatan belajar. Dalam hal ini sebagian besar aktifitas pembelajaran berpusat
pada siswa, yakni mempelajari materi pelajaran serta berdiskusi untuk
memecahkan masalah.
Pembelajaran kooperatif memberi kesempatan siswa untuk berkomunikasi
dan berinteraksi sosial dengan temannya untuk mencapai tujuan pembelajaran,
sementara guru bertindak sebagai motivator dan fasilitator aktivitas siswa. Model
pembelajaran ini tidak hanya unggul dalam membantu siswa memahami konsep
yang sulit, tetapi juga sangat berguna untuk menumbuhkan kemampuan berfikir
kritis, bekerja sama dan membantu teman. Dalam pembelajaran kooperatif,
pembentukan kelompok adalah secara heterogen dengan tujuan agar setiap
anggota dapat belajar bekerja sama dengan semua orang tanpa memandang latar
belakang tingkat kemampuan akademis, ras, budaya dan jenis kelamin.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran
kooperatif merupakan pembelajaran yang dilakukan oleh siswa dengan cara
pembentukan kelompok secara heterogen untuk saling kerja sama sehingga tujuan
pembelajaran dapat tercapai.
b. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif
Jarolimek dan Parker dalam Isjoni (2007: 24) mengemukakan bahwa
model pembelajaran kooperatif memiliki kelebihan dan kekurangan antara lain
sebagai berikut:
Kelebihan pembelajaran kooperatif antara lain: 1) Saling ketergantungan yang positif.
2) Adanya pengakuan dalam merespon perbedaan individu. 3) Siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas. 4) Suasana kelas yang rileks dan menyenangkan.
5) Terjalinnya hubungan yang hangat dan bersahabat antara siswa dengan guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
Kekurangan pembelajaran kooperatif antara lain:
1) Guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang, disamping itu memerlukan lebih banyak tenaga, pemikran dan waktu.
2) Agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar maka dibutuhkan dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai.
3) Selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung, ada kecenderungan topik permasalahan yang sedang dibahas meluas. Sehingga banyak yang tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
4) Saat diskusi kelas, terkadang didominasi oleh seseorang, hal ini mengakibatkan siswa yang lain menjadi pasif.
Keberhasilan pelaksanaan suatu model pembelajaran sangat tergantung
pada kemampuan guru dalam mengelola proses pelaksanaanya. Karena itu
sebelum suatu model pembelajaran diterapkan, guru harus benar-benar memahami
bagaimana pelaksanaan dari model pembelajaran tersebut dan memahami kondisi
kelas dalam kegiatan belajar mengajar supaya kekurangan-kekurangan dalam
penerapan suatu model pembelajaran dapat diminimalkan.
c. Pengertian Tipe Numbered Heads Together (NHT)
Pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan salah satu tipe pembelajaran
kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk
mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan
penguasaan akademik. Tipe ini melibatkan para siswa dalam menelaah bahan yang
tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi
pelajaran tersebut. Tipe ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk
semua tingkatan usia anak didik.
Anita Lie (2010: 59) menyatakan bahwa “Numbered Heads Together (NHT) atau kepala bernomor adalah suatu tipe dari pengajaran kooperatif yang
memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan
mempertimbangkan jawaban yang paling tepat”. Selain itu Numbered Heads Together juga mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerjasama mereka, serta dapat digunakan untuk semua mata pelajaran dan semua tingkatan usia.
Kagan dalam Isjoni (2007:78) berpendapat bahwa: ”Pembelajaran NHT
commit to user
mendengarkan dengan cermat serta berbicara dengan penuh perhitungan,
sehingga siswa lebih produktif dalam pembelajaran”. Tipe ini memberi kesempata kepada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan pertimbangan jawaban yang
paling tepat, selain itu mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerjasama
mereka.
Trianto (2009:82) mengemukakan langkah-langkah pelaksanaan NHT
meliputi empat fase yaitu:
1) Penomoran
Dalam fase ini, guru membagi siswa ke dalam kelompok 3-5 orang dan kepada setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1 sampai 5. 2) Mengajukan pertanyaan
Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan tersebut dapat bervariasi atau spesifik.
3) Berfikir bersama
Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan meyakinkan setiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban tim. 4) Menjawab
Guru memanggil suatu nomor tertentu, kemudian siswa yang nomornya sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba untuk menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas.
Anita Lie (2010: 60) mengemukakan pelaksanaan pengajaran kooperatif
tipe Numbered Heads Together adalah sebagai berikut:
1) Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam kelompok diberi nomor.
2) Guru memberikan soal dan masing-masing kelompok mengerjakannya. 3) Kelompok memutuskan jawaban yang dianggap paling benar dan
memastikan setiap anggota dalam kelompok mengetahui jawaban tersebut.
4) Guru memanggil salah satu nomor, siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka.
Ciri khas dari NHT adalah guru hanya menunjuk seorang siswa yang
mewakili kelompoknya. Dalam menujuk siswa tersebut, guru tanpa memberi tahu
terlebih dahulu siapa yang akan mewakili kelompok tersebut, dengan cara tersebut
diharapkan keterlibatan total semua siswa dan merupakan upaya yang sangat baik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
4. Pengertian Prestasi Belajar
a. Pengertian Belajar
Belajar dilakukan oleh setiap individu di dalam hidupnya. Belajar
merupakan proses yang dilaksanakan seumur hidup dari saat manusia lahir
hingga ia mati. Kegiatan belajar merupakan suatu hal yang penting, mengingat
semakin tingginya tuntutan kehidupan masyarakat. Makna belajar sangat
beragam tergantung sudut pandang individu yang memaknainya.
Oemar Hamalik (1992:45) berpendapat bahwa ”Belajar merupakan terjadinya perubahan dari persepsi dan perilaku”. Sedangkan menurut Muhibbin Syah (1995: 91) “Belajar dapat dipahami sebagai tahapan
perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil
pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses
kognitif”. Sejalan dengan kedua pendapat tersebut, Sardiman A.M (2001:53)
menyatakan bahwa “Belajar merupakan upaya perubahan tingkah laku dengan serangkaian kegiatan seperti membaca, mendengar, mengamati, meniru dan
lain sebagainya”.
Berdasarkan pendapat tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa
belajar adalah proses perubahan tingkah laku individu sebagai hasil
pengalaman dan interaksi dengan lingkungannya. Dengan belajar diharapkan
terjadi perubahan-perubahan ke arah yang lebih baik yang dapat meningkatkan
kualitas kehidupan manusia.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar
Belajar yang merupakan proses kegiatan untuk mengubah tingkah
laku si subyek belajar. Proses belajar banyak dipengaruhi oleh banyak faktor.
Muhibbin Syah (2005:132) menyatakan bahwa secara global
faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dibedakan menjadi:
1) Faktor internal siswa(faktor yang berasal dari dalam diri siswa) yang meliputi aspek fisiologis dan aspek psikologis.
commit to user
3) Faktor pendekatan belajar yakni segala cara atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran materi tersebut.
Berdasarkan pendapat di atas, penulis menguraikan faktor-faktor
yang mempengaruhi belajar sebagai berikut:
1) Faktor internal siswa
(a) Aspek fisiologis
Kondisi umum jasmani yang menandai tingkat kebugaran organ-organ
tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas
siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ yang lemah, dapat
menurunkan kualitas ranah cipta (kognitif) sehingga materi yang
dipelajarinyapun kurang atau tidak terbekas. Sehubungan dengan hal
tersebut, siswa sangat dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan dan
minuman yang bergizi serta memilih pola istirahat dan olahraga ringan
untuk menjaga kesegaran jasmani.
(b) Aspek psikologis
(1) Intelegensi siswa
Intelegensi umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan psikofisik
untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan
dengan cara yang tepat. Jadi, intelegensi sebenarnya bukan kualitas
otak saja, melainkan juga kualitas organ-organ tubuh lainnya.
Tingkat kecerdasan atau intelegensi (IQ) siswa tidak dapat
diragukan lagi, sangat menetukan tingkat keberhasilan belajar
siswa.
(2) Sikap siswa
Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa
kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang
relatif tetap terhadap obyek orang, barang dan sebagainya baik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
merupakan pertanda awal yang baik bagi proses belajar siswa.
Dan begitu pula sebaliknya.
(3) Bakat siswa
Bakat (aptitude) adalah kemampuan individu untuk melakukan tugas tertentu tanpa banyak bergantung pada upaya pendidikan dan
latihan. Bakat akan dapat mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi
belajar bidang-bidang studi tertentu.
(4) Minat siswa
Minat (interest) adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat dapat
mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam
bidang-bidang studi tertentu. Siswa yang menaruh minat besar
terhadap mata pelajaran tertentu akan memusatkan perhatian yang
intensif terhadap materi itu yang memungkinkan siswa untuk
belajar lebih giat dan akhirnya mencapai prestasi yang diinginkan.
(5) Motivasi siswa
Motivasi adalah keadaan internal organisme baik manusia maupun
hewan yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Motivasi
dibedakan menjadi dua yakni motivasi intrinsik (hal atau keadaan
yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang mendorongnya
melakukan tindakan belajar) dan motivasi ekstrinsik (hal atau
keadaan yang datang dari luar siswa yang juga mendorongnya
untuk melakukan tindakan belajar).
2) Faktor eksternal siswa
a) Lingkungan sosial
Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, staf administrasi dan
teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar seorang
siswa. Lingkungan sosial siswa yang lain adalah masyarakat dan
keluarga serta teman sepermainannya.
commit to user
Faktor-faktor yang termasuk dalam lingkungan non sosial adalah
gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan
letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang
digunakan siswa.
3) Faktor pendekatan belajar
Pendekatan belajar adalah segala cara atau strategi yang digunakan siswa
dalam menunjang efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran materi
tertentu. Strategi adalah seperangkat langkah operasional yang direkayasa
sedemikian rupa untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan belajar
tertentu.
c. Pengertian Prestasi Belajar
Sutratinah Tirtonegoro (1988:43) berpendapat bahwa “Prestasi
belajar adalah hasil dari pengukuran serta penilaian usaha belajar yang
dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat yang dapat
mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode
tertentu ”. Dimyati dan Mudjiono (2009:3) mengartikan “Prestasi belajar adalah hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan mengajar”.
Zainal Arifin (1990: 2) mengemukakan fungsi utama prestasi belajar antara lain:
a) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai anak didik.
b) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. c) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi
pendidikan.
d) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan.
e) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap (kecerdasan) anak didik.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa
prestasi merupakan capaian atau hasil akhir yang bisa dilihat setelah proses
belajar yang dapat dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf atau kalimat.
Prestasi belajar diperoleh setelah seseorang melakukan aktivitas baik secara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari
kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan
prestasi merupakan hasil dari proses belajar. Untuk mengetahui berhasil
tidaknya siswa dalam suatu kegiatan belajar, diperlukan evaluasi. Dengan
evaluasi bisa diketahui tingkat prestasi yang diperoleh siswa setelah proses
belajar mengajar berlangsung.
d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Prestasi yang dicapai antara siswa satu dengan siswa yang lainnya
tentunya berbeda-beda. Tinggi rendahnya prestasi yang dicapai siswa sangat
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Karena itu untuk mencapai prestasi belajar
siswa sebagaimana yang diharapkan, maka perlu diperhatikan beberapa faktor
yang mempengaruhi prestasi belajar.
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (2004:131) menyebutkan “Ada
dua faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, yaitu: faktor dari dalam diri
siswa (internal) dan faktor dari luar diri siswa (eksternal)”. Faktor dari dalam
diri siswa meliputi: tingkat intelegensi, minat, motivasi, kreativitas, perhatian,
dan kebebasan belajar. Faktor dari luar diri siswa adalah faktor lingkungan
belajar antara lain: kurikulum, media, model pembelajaran, dan keadaan
lingkungan sekolah.
5. Pengertian Akuntansi
Rudianto (2009:4) mendefinisikan: ”Akuntansi adalah sebuah sistem
informasi yang menghasilkan informasi keuangan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi suatu perusahaan”.
Achmad Tjahjono dan Sulastiningsih (2003:2) berpendapat: ”Akuntansi
didefinisikan sebagai suatu sistem informasi yang berfungsi menyediakan
informasi kuantitatif dari suatu unit organisasi atau kesatuan ekonomi yang
ditujukan kepada para pemakai sebagai dasar dalam pengambilan keputusan
commit to user
Moelyati, Toto Sucipto dan Sumardi (2007:3) berpendapat bahwa
akuntansi berguna untuk pihak intern maupun ekstern perusahaan. Bagi pihak
intern, akuntansi berguna untuk mencapai tujuan-tujuan berikut:
a. Perencanaan
Berdasarkan informasi ekonomi yang tepat, dapat disusun rencana kerja
yang baik untuk pelaksanaan kegiatan tahap berikutnya.
b. Pengendalian
Berdasarkan rencana dan penerapan aturan akuntansi yang baik, dapat
dikontrol atau dinilai jalannya kegiatan perusahaan.
c. Pertanggungjawaban
Setelah diadakan pencatatan terhadap semua transaksi dan kejadian, pada
akhir periode disusun laporan keuangan untuk disampaikan kepada
pemilik atau pihak ekstern lain untuk mendapatkan penilaian.
Kegunaan akuntansi bagi pihak ekstern adalah sebagai alat untuk
mengambil keputusan ekonomi bagi pihak yang memerlukan. Pihak
ekstern merupakan pihak yang berada diluar perusahaan/lembaga, akan
tetapi mereka membutuhkan informasi keuangan perusahaan tersebut,
antara lain : investor, calon investor, kreditor, calon kreditor, pemerintah,
karyawan (pelanggan dan masyarakat).
Akuntansi merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan
pada siswa SMK, khusunya jurusan akuntansi. Mata pelajaran akuntansi
yang diajarkan pada kelas X SMK Wikarya semester genap ini adalah
seputar akuntansi perusahaan dagang. Perusahaan dagang merupakan
perusahaan yang kegiatannya melakukan pembelian barang dagang untuk
dijual kembali tanpa mengubah bentuknya. Yang dapat digolongkan
sebagai perusahaan dagang antara lain distributor, pengecer, toko, swalayan
dan lain-lain.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
akuntansi merupakan salah satu bidang yang menyediakan informasi
kuantitatif dari suatu organisasi atau kesatuan ekonomi yang diperlukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
mata pelajaran dalam kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
khususnya jurusan akuntansi.
Tujuan diberikan mata pelajaran ini agar mereka menguasai dan
mampu menerapkan konsep-konsep dasar, prinsip dan prosedur akuntansi
dengan benar, baik untuk kepentingan melanjutkan pendidikan ke perguruan
tinggi maupun untuk terjun ke dunia kerja sehingga memberikan manfaat bagi
kehidupan siswa.
B. Penelitian yang Relevan
1. Lilis Ernawati (2010) dalam skripsinya yang berjudul “Penerapan
Pembelajaran Kooperatif dengan Tipe Numbered Heads Together (NHT) sebagai Upaya untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Akuntansi pada Siswa
Kelas XI IS 3 SMA Negeri 2 Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010”.
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan bahwa
terdapat peningkatan prestasi belajar mata pelajaran akuntansi baik proses
maupun hasil melalui penerapan model pembelajaran kooperatif dengan tipe
NHT. Hal ini dapat dilihat dari adanya peningkatan keaktifan siswa dalam
apersepsi dari 7 siswa (18,9%) pada siklus I menjadi 15 siswa (40,5%) pada
siklus II dan menjadi 23 siswa (62%) pada siklus III, adanya peningkatan
keaktifan siswa bertanya pada guru dari 9 siswa (24,3%) pada siklus I menjadi
18 siswa (48,6%) pada siklus II dan menjadi 24 siswa (64,8%) pada siklus III,
adanya peningkatan keaktifan siswa dalam diskusi kelompok dari 14 siswa
(37,8%) pada siklus I menjadi 16 siswa (43%) pada siklus II dan menjadi 25
siswa (67,6%) pada siklus III, adanya peningkatan kemampuan siswa dalam
menjawab pertanyaan guru dari 10 siswa (27%) pada siklus I menjadi 20
siswa (54%) pada siklus II dan menjadi 27 siswa (72,9%) pada siklus III,
adanya peningkatan kemandirian siswa dalam mengerjakan evaluasi sendiri
dari 16 siswa (43%) pada siklus I menjadi 24 siswa (64,8%) pada siklus II dan
menjadi 31 siswa (83,7%) pada siklus III, serta adanya peningkatan
commit to user
menjadi 30 siswa (81,08%) pada siklus II dan meningkat menjadi 34 siswa
(91,89%) pada siklus III.
2. Isrokah (2009) dalam jurnal penelitiannya yang berjudul Penggunaan Model
Pembelajaran Kooperatif tipe NHT untuk Meningkatkan Kreatifitas dan Hasil
Belajar Matematika pada Lingkaran Bagi Siswa kelas VIII C SMP N 2
Mayong pada semester II tahun 2009/2010. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa hasil belajar siswa dalam mata pelajaran matematika meningkat dari
siklus ke siklus, sedangkan untuk kreatifitas siswa juga meningkat. Siswa
yang pada kondisi awal pasif dan nilai rata-rata rendah, pada siklus I terjadi
peningkatan keaktifan sebagian siswa yang ditunjukkan dengan siswa mulai
memperhatikan,saat diskusi aktif bertanya dan berpendapat, sedangkan pada
siklus II semua siswa memperhatikan dan aktif dalam diskusi.
3. Ferry Pierterz dan Horasdia Saragih (2010) dalam jurnal penelitan yang
berjudul Pengaruh Penggunaan Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Head Together Terhadap Pencapaian Matematika Siswa di SMP N 1 Cisarua. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together memiliki pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan pencapaian matematika siswa pada pokok bahasan persamaan garis lurus.
Persamaan antara penelitian yang dilakukan oleh penulis dengan
penelitian dari Lilis Ernawati, Isrokah dan Ferry Pierterz dan Horasdia Saragih
adalah sama-sama menggunakan tipe Numbered Heads Together (NHT). Sedangkan perbedaanya adalah:
1. Penelitian yang dilakukan Lilis Ernawati bertempat di SMA Negeri 2
Surakarta kelas XI IS 3.
2. Isrokah menggunakan variabel kreativitas dan hasil belajar matematika siswa
kelas VIII C SMP N 2 Mayong.
3. Ferry Pierterz dan Horasdia Saragih pada mata pelajaran matematika di SMP
N 1 Cisarua menggunakan tipe eksperimen sedangkan penulis menggunakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
C. Kerangka Berpikir
Kerangka pemikiran merupakan alur penalaran yang disesuaikan dengan
tema dan masalah peneliti. Berdasarkan kajian teori yang telah diuraikan penulis
di depan, maka dapat dikemukakan kerangka berpikir dalam penelitian ini.
Proses belajar mengajar melalui tipe pembelajaran yang tepat berkaitan
dengan pencapaian suatu tujuan pembelajaran. Penggunaan tipe pembelajaran
disesuaikan dengan materi dan kebutuhan peserta didik. Tipe mengajar yang tepat
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
Metode ceramah merupakan metode yang paling sering digunakan di
SMK Wikarya Karanganyar khususnya kelas X Akuntansi C. Metode ini
memungkinkan siswa pasif dalam kegiatan belajar mengajar. Perhatian siswa
dalam mengikuti pembelajaran akuntansipun sangat kurang hal ini disebabkan
guru hanya terfokus pada beberapa siswa yang dianggap pandai. Banyak siswa
yang ramai sendiri ketika pembelajaran berlangsung. Kondisi ini menyebabkan
pemahaman mereka rendah dan prestasi belajar merekapun kurang optimal. Untuk
mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan tipe mengajar yang sesuai. Model
pembelajaran kooperatif mendorong siswa aktif dalam proses belajar mengajar.
Model pembelajaran kooperatif yang dimaksud adalah tipe Numbered Heads Together (NHT). Tipe NHT memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling bekerja sama dalam kelompok untuk menyelesaikan tugas baik secara kelompok
maupun individu. Dengan diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe
NHT diharapkan prestasi siswa dalam mata pelajaran akuntansi meningkat.
Berdasarkan penalaran di atas, maka dapat digambarkan kerangka
commit to user
Gambar 1. Kerangka Berpikir Penelitian Tindakan Kelas
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan keterangan diatas, dapat dirumuskan hipotesis bahwa
”Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dapat meningkatkan prestasi belajar akuntansi siswa pada kelas X Akuntansi C SMK Wikarya Karanganyar tahun ajaran 2010/2011”.
Tindakan
1. Siswa pasif
2. Perhatian siswa rendah 3. Pemahaman rendah
Guru menggunakan metode ceramah
Prestasi rendah
Penggunaan Numbered Heads Together (NHT)
1. Siswa aktif 2. Siswa lebih fokus 3. Pemahaman meningkat
Prestasi meningkat Kondisi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMK Wikarya Karanganyar, yang
beralamat di Jln. Ngalian Rt.03/Rw.12 Jungke Karanganyar. Sekolah ini dipimpin
oleh Suhanto, BA, SH yang bertindak sebagai kepala sekolah.
Subyek penelitian yang penulis gunakan adalah siswa kelas X Akuntansi
C dengan jumlah siswa 33 siswa. Alasan pemilihan kelas ini sebagai tempat
penelitian adalah:
a. Menurut observasi awal yang peneliti lakukan terlihat bahwa dalam proses
pembelajaran akuntansi masih menggunakan metode ceramah yang membuat
siswa tidak aktif dalam pembelajaran akuntansi. Kondisi ini menyebabkan
siswa bosan, cenderung tidak memperhatikan penjelasan guru dan gaduh atau
berbicara sendiri dengan teman satu meja.
b. Sekolah tersebut belum pernah dipergunakan sebagai objek penelitian sejenis,
sehingga terhindar dari kemungkinan penelitian ulang.
c. Keterbukaan dari pihak sekolah, sehingga memudahkan penulis di dalam
melakukan penelitian tindakan kelas.
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan secara kolaborasi dengan guru mata
pelajaran akuntansi yaitu ibu Yati, S.Pd, yang membantu dalam pelaksanaan
observasi dan refleksi selama penelitian. Dengan begitu secara tidak langsung
kegiatan penelitian bisa terkontrol sekaligus menjaga kevalidan hasil penelitian.
2. Waktu Penelitian
Penulis merencanakan pelaksanaan penelitian dari bulan Desember 2010
sampai April 2011. Waktu ini meliputi kegiatan persiapan sampai penyusunan
laporan penelitian, dengan jadwal sebagai berikut:
commit to user
Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Dalam Penelitian
Jenis Desember Januari Februari Maret April
Kegiatan 2010 2011 2011 2011 2011
1. Persiapan
Penelitian a. Penyusunan Judul b. Penyusunan
proposal c. Perijinan 2. Perencanaan
Tindakan 3. Implementasi
Tindakan a. Siklus I b. Siklus II 4. Review 5. Penyusunan
Laporan
B. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) atau dalam bahasa Inggris sering disebut Classroom Action Research.
Menurut Basrowi dan Suwandi (2008:25) “ Penelitian Tindakan Kelas adalah
penelitian tindakan dalam bidang pendidikan yang dilaksanakan dalam kawasan
kelas dengan tujuan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas
pembelajaran”.
Suharsimi Arikunto, Suharjono dan Supardi (2007:2) mengemukakan
pengertian PTK berdasarkan tiga kata yang membentuk pengertian tersebut, yaitu
sebagai berikut:
1. Penelitian –menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
3. Kelas –dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik. Seperti sudah lama dikenal dalam bidang pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan istilah kelas adalah sekelompok siswa dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.
Berdasarkan penggabungan batasan tiga kata inti yaitu penelitian,
tindakan dan kelas, dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan
suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja
dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan. Tindakan tersebut
diberikan oleh guru atau dengan arahan guru yang dilakukan oleh siswa.
Fokus penelitian tindakan kelas terletak pada tindakan tindakan alternatif
yang direncanakan, kemudian dicobakan dan selanjutnya dievaluasi apakah
tindakan-tindakan alternatif itu dapat digunakan untuk memecahkan
permasalahan/persoalan pembelajaran yang sedang dihadapi oleh guru. Pelaksanaan
penelitian tindakan ini melalui beberapa siklus, tiap pelaksanaan penelitian
minimal dilakukan 2 siklus. Bila hasil yang diharapkan sampai siklus 2 belum
maksimal, maka akan dilanjutkan pada siklus 3 dan seterusnya.
Suharsimi Arikunto, dkk (2008:16) berpendapat bahwa siklus pelaksanaan
PTK dilakukan melalui empat tahap, yakni: 1. perencanaan tindakan, 2. pelaksanaan
tindakan, 3. pengamatan, dan 4. refleksi. Namun perlu diketahui bahwa pada tahapan
pelaksanaan tindakan dan pengamatan sesungguhnya dilakukan secara bersamaan.
commit to user
Gambar 2. Siklus Penelitian Tindakan Kelas
(Suharsimi Arikunto dalam Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan Sapardi, 2007:74)
1. Tahap Perencanaan (planning)
Dalam tahap ini penulis menyusun rancangan tindakan yang menjelaskan
tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa dan bagaimana tindakan
tersebut dilakukan. Penelitian tindakan yang ideal sebetulnya dilakukan secara
berpasangan antara pihak yang melakukan tindakan dan pihak yang
mengamati proses jalannya tindakan (secara kolaborasi). Cara ini dikatakan
ideal karena adanya upaya untuk mengurangi unsur subjektivitas pengamat
serta mutu kecermatan amatan yang dilakukan. Dalam pelaksanaan
pembelajaran rencana tindakan dalam rangka penelitian dituangkan dalam bentuk
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
2. Pelaksanaan Tindakan (Acting)
Tahap kedua dari penelitian tindakan kelas adalah tentang pelaksanaan yang
merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan. Pada tahap ini
rancangan strategi dan skenario penerapan pembelajaran akan diterapkan. Hal
yang perlu diingat adalah bahwa dalam tahap ini guru harus berusaha menaati Perencanaan
SIKLUS I
Pengamatan
Perencanaan
SIKLUS II
Pengamatan Refleksi
Refleksi
Pelaksanaan
Pelaksanaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan. Dalam refleksi, keterkaitan
antara pelaksanaan dengan perencanaan perlu diperhatikan secara seksama.
3. Pengamatan (Observing)
Tahap ketiga yaitu pengamatan yang dilakukan oleh pengamat (oleh guru
maupun orang lain). Kegiatan observasi atau pengamatan dalam penelitian
tindakan kelas dilakukan untuk mengetahui dan memperoleh gambaran
lengkap secara obyektif tentang perkembangan proses pembelajaran, dan
pengaruh dari tindakan yang dipilih terhadap kondisi kelas dalam bentuk data.
4. Refleksi (Reflecting)
Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang
telah dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian dilakukan
evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya. Kegiatan refleksi sangat
tepat dilakukan ketika semua tindakan telah selesai dilakukan. Melalui refleksi
inilah maka guru bersama peneliti akan memutuskan langkah selanjutnya,
untuk melakukan siklus lanjutan ataukah berhenti karena sudah mencapai
tujuan yang diharapkan.
Keempat tahap dalam penelitian tindakan tersebut adalah unsur untuk
membentuk sebuah siklus, yaitu satu putaran kegiatan beruntun yang kembali ke
langkah semula. Jadi satu siklus adalah dari tahap penyusunan rancangan sampai
dengan refleksi yang tidak lain adalah evaluasi. Hasil refleksi dan evaluasi di tiap
siklus menjadi penentu apakah penelitian perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya
atau tidak.
C. Teknik Pengumpulan Data
Cara memperoleh data dalam kegiatan penelitian diketahui dengan nama
teknik pengumpulan data. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah:
1. Wawancara
Wawancara dilakukan oleh peneliti terhadap guru mata pelajaran akuntansi
dan siswa mengenai proses pembelajaran yang selama ini dilakukan dan
bagaimanakah respon atau hasil yang timbul dari proses pembelajaran
commit to user
dimana pewawancara hanya membuat pokok-pokok masalah yang akan
diteliti, selanjutnya dalam proses wawancara berlangsung mengikuti situasi
jangan sampai proses wawancara kehilangan arah. Data yang dihasilkan dari
kegiatan wawancara ini berupa catatan lapangan yang medeskripsikan atau
menggambarkan proses pembelajaran yang selama ini dilakukan.
2. Observasi
Observasi dilaksanakan oleh peneliti dengan mengamati proses pembelajaran
dikelas saat guru tengah memberikan materi pelajaran. Observasi hanya
dilakukan sebatas mengamati, mengidentifikasi, dan mencatat apa kekurangan
dan kelebihan dalam proses pembelajaran. Data yang dihasilkan dari kegiatan
observasi berupa catatan lapangan yang mendeskripsikan proses pembelajaran
saat observasi awal, siklus I dan siklus II dilakukan. Catatan lapangan ini juga
memuat refleksi yang dilakukan penulis terhadap pembelajaran.
3. Tes
Pemberian tes yang akan dilakukan dalam penelitian dimaksudkan untuk
mengukur seberapa jauh hasil yang diperoleh siswa setelah kegiatan
pemberian tindakan. Tes diberikan pada akhir siklus untuk mengetahui
peningkatan prestasi belajar siswa. Dengan perkataan lain tes disusun dan
dilakukan untuk mengetahui tingkat kemampuan kognitif siswa sesuai dengan
siklus yang ada.
4. Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan untuk memberikan gambaran mengenai pelaksanaan
penelitian tindakan kelas. Kegiatan ini dilaksanakan dengan mengambil
gambar kegiatan para siswa dan guru dalam pelaksanaan pembelajaran saat
penelitian dilaksanakan. Data yang dihasilkan dari kegiatan ini berupa gambar
atau foto kegiatan pembelajaran.
D. Prosedur Penelitian
Prosedur Penelitian merupakan tahapan-tahapan yang ditempuh dalam
penelitian dari awal sampai akhir secara urut. Prosedur penelitian ini terdiri dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
1. Tahap Pengenalan Masalah
Kegiatan yang dilakukan oleh peneliti pada tahap ini adalah :
a. Mengidentifikasi dan menganalisis masalah secara mendalam dengan
mengacu pada teori-teori yang relevan.
b. Menyusun bentuk tindakan yang sesuai dengan siklus pertama.
2. Tahap Persiapan Tindakan
Pada tahap ini peneliti melakukan persiapan yang meliputi :
a. Penyusunan jadwal penelitian.
b. Penyusunan rencana pembelajaran.
c. Penyusunan soal evaluasi.
3. Tahap Penyusunan Rencana Tindakan
Rencana tindakan disusun dalam dua siklus, yaitu : siklus I dan siklus II.
Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu tahap perencanaan tindakan,
pelaksanaan tindakan, observasi dan interpretasi, serta tahap analisis dan
refleksi. Pada tahap ini peneliti menyusun instrumen-instrumen yang
diperlukan dalam pelaksanaan penelitian, yang terdiri dari: RPP, lembar
observasi,pedoman wawancara, serta soal tes untuk siklus I dan siklus II.
4. Tahap Implementasi Tindakan
Dalam tahap ini peneliti melaksanakan hipotesis tindakan, yakni untuk
menumbuhkan minat dan keaktifan siswa dalam pembelajaran akuntansi
sehingga meningkatkan pemahaman yang akhirnya meningkatkan prestasi
belajar akuntansi siswa. Hipotesis tindakan ini dimaksudkan untuk menguji
kebenarannya melalui tindakan yang telah direncanakan.
5. Tahap Pengamatan
Tahap observasi yaitu tahap pelaksanaan pengamatan oleh peneliti. Pada tahap
ini peneliti melakukan pengamatan terhadap siswa yang sedang melakukan
kegiatan belajar-mengajar dibawah bimbingan guru.
6. Tahap Penyusunan Laporan
Pada tahap ini peneliti menyusun laporan. Laporan tersebut berasal dari semua
commit to user
E. Proses Penelitian
Indikator yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatnya
prestasi belajar akuntansi siswa kelas X Akuntansi C SMK Wikarya Karanganyar
melalui pengoptimalan penerapan model pembelajaran kooperatif dengan metode
Numbered Heads Together (NHT). Setiap upaya peningkatan indikator tersebut dirancang dalam satu unit sebagai satu siklus. Setiap siklus terdiri dari empat
tahap, yaitu: (1) Perencanaan Tindakan, (2) Pelaksanaan Tindakan, (3) Observasi
dan Interpretasi, dan (4) Analisis dan Refleksi untuk perencanaan siklus
berikutnya. Penelitian ini direncanakan dalam dua siklus.
1. Rancangan Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti dan guru kelas menyusun:
1) Skenario pembelajaran yang terdiri dari 3 kali pertemuan dengan
rincian sebagai berikut :
a) Pertemuan pertama
(1) Salam pembuka dilanjutkan mengabsen siswa.
(2) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif.
(3) Guru mengadakan apersepsi.
(4) Guru menjelaskan secara singkat mengenai materi kertas
kerja.
(5) Guru memberi penjelasan mengenai pelaksanaan NHT yang
akan digunakan.
(6) Guru menyampaikan indikator-indikator yang akan dinilai.
(7) Membagi siswa menjadi kelompok-kelompok NHT.
(8) Guru memberikan soal latihan untuk dikerjakan secara
kelompok.
(9) Guru menunjuk beberapa nomor untuk presentasi di papan
tulis dan memberi kesempatan siswa lain untuk bertanya.
(10) Guru menunjuk beberapa nomor untuk menjawab pertanyaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
(12) Guru menutup pelajaran.
b) Pertemuan kedua
(1) Guru membuka pelajaran dilanjutkan mengabsen siswa.
(2) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif.
(3) Guru mengadakan apersepsi.
(4) Guru meminta siswa untuk kembali duduk sesuai dengan
kelompoknya.
(5) Guru memberikan waktu kepada siswa untuk mendiskusikan
kembali soal yang sudah dikerjakan pada pertemuan
sebelumnya.
(6) Guru memanggil beberapa siswa untuk presentasi ke depan
kelas.
(7) Setelah semua soal selesai dipresentasikan, guru menunjuk
beberapa siswa untuk menjawab pertanyaan.
(8) Guru dan siswa membuat kesimpulan dari apa yang sudah
dipelajari.
c) Pertemuan ketiga
(1) Salam pembuka, guru mengabsen siswa.
(2) Guru menciptakan suasana kondusif di kelas.
(3) Guru mempersilahkan siswa untuk mempersiapkan diri
mengerjakan evaluasi akhir atas materi yang telah dibahas.
(4) Guru membagikan soal evaluasi berupa soal uraian dan
meminta siswa untuk mengerjakan sesuai kemampua