• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS X AKUNTANSI C SMK WIKARYA KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010 2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS X AKUNTANSI C SMK WIKARYA KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010 2011"

Copied!
88
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT)UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS X AKUNTANSI C

SMK WIKARYA KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas)

SKRIPSI

Oleh:

LAIL MARGI SALAMAH K7407098

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT)UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS X AKUNTANSI C

SMK WIKARYA KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas)

Oleh:

LAIL MARGI SALAMAH NIM K7407098

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi

Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(3)

commit to user

iii

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi

(4)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

Skripsi ini telah direvisi sesuai arahan dan anjuran dari Tim Penguji Skripsi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan

diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

(5)

commit to user

v

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan

diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada hari :

(6)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi ABSTRAK

Lail Margi Salamah. K7407098. PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS X AKUNTANSI C SMK WIKARYA KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010/2011. Skripsi. Surakarta. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Mei 2011.

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penerapan model pembelajaran kooperatif dengan tipe NHT dalam upaya meningkatkan prestasi belajar akuntansi siswa kelas X Akuntansi SMK Wikarya Karanganyar tahun ajaran 2010/2011.

(7)

commit to user

vii ABSTRACT

Lail Margi Salamah. K7407098. THE USE OF COOPERATIVE LEARNING USING THE TYPE OF NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TO INCREASE STUDENTS’ ACHIEVEMENT IN LEARNING ACCOUNTING (A Classroom Action Research Conducted at the Tenth Grade Students of Accounting Class C of SMK Wikarya Karanganyar in the Academic Year of 2010/2011). Thesis, Surakarta: Teacher Training and Education Faculty of Sebelas Maret University, May, 2011.

The research is aimed at describing the role of cooperative learning using the type of Numbered Head Together (NHT) to increase students’ achievement in learning accounting.

This research was classroom action research. The subject of this research was the tenth grade students of Accounting Class C of SMK Wikarya Karanganyar. There were 33 students. This research was a collaborative classroom action research. There was collaboration among the teacher, the researcher, and the students. The techniques of data collection were observation, interview, test, and documentation. The procedures of the research were: (1) preparation, (2) action planning, (3) doing the action, (4) observation, (5) making a report. The research was conducted in two cycles. Each cycle consisted of four steps: (1) planning, (2) implementing the action, (3) observing, and (4) doing reflection. Each cycle consisted of three meetings and was conducted in 7 x 45 minutes.

(8)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii MOTTO

Belajarlah dari kesalahan orang lain, karena sepanjang umurmu tak akan cukup

untuk membuat kesalahan-kesalahan itu.

(Eleanor Roosevelt)

Masing-masing dari kita memiliki kekurangan, ketahuilah dalam

kekurangan-kekurangan itu justru kita dapat menemukan kekuatan kita.

(Penulis)

Tetap semangat.

(9)

commit to user

ix

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan sebagai wujud rasa sayang, cinta kasih penulis

dan terima kasih penulis kepada :

Ibu dan Bapak yang aku cintai dan aku hormati, terima kasih atas doa dan

limpahan kasih sayang yang selalu tercurahkan untukku sehingga aku

dapat menyelesaikan studiku dengan lancar.

Kakakku atas nasehat-nasehat yang membuatku selalu lebih bersemangat.

Dedek, Zaky dan Evi kalian adalah sumber semangatku.

Genk Soto (Fitria, Hanita, Nissa, Tika, Arni, Farida NO, Arom, Uni, Eka,

Fajar dan Yoga) thanks atas dukungan dan doanya.

Anak-anak Annur Putri (Resti, Upic, Mb Ufa, Mb Pipit, dll), im very

lucky to have you as my second family, thanks for everything.

Teman-teman Be one 07 dan BKK Akuntansi B (B-Best 07).

(10)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas

kasih karunia, berkat dan hikmat dari-Nya, skipsi ini dapat diselesaikan dengan

baik oleh penulis untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan.

Hambatan dan kesulitan yang penulis hadapi dalam menyelesaikan

penulisan skipsi ini dapat diatasi berkat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu,

atas segala bentuk bantuannya penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. Saiful Bachri, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial yang telah memberikan ijin penulisan skripsi ini.

3. Drs. Wahyu Adi, M.Pd., selaku Ketua Bidang Keahlian Khusus Pendidikan

Akuntansi yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dengan bijaksana.

4. Dra. Sri Witurachmi, M.M., selaku pembimbing I yang telah memberikan

banyak sekali bimbingan dan arahan dengan penuh kesabaran.

5. Jaryanto, S.Pd, M. Si., selaku pembimbing II yang telah memberikan

dorongan, nasehat dan bimbingan dengan baik.

6. Suhanto, BA, Sh., selaku Kepala SMK Wikarya Karanganyar yang telah

memberikan izin pelaksanaan penelitian., serta guru, karyawan dan

siswa-siswa XI yang telah banyak memberikan bantuan bagi penulis dalam

penyusunan skripsi ini.

7. Yati, S. Pd selaku guru akuntansi SMK Wikarya Karanganyar dan siswa kelas

X Akuntansi C yang telah membantu dalam pelaksanaan peneltian.

8. Ibu dan bapak tercinta, yang selalu memberikan dorongan baik moril maupun

spiritual, kasih sayang serta doa yang tak henti-hentinya mengiringi penulis

hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

9. Teman-teman dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu

(11)

commit to user

xi

Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut mendapatkan imbalan dari

Allah SWT. Amin.

Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan,

namun penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada

umumnya dan perkembangan ilmu pengetahuan pada khususnya.

Surakarta, Mei 2011

(12)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGAJUAN ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

HALAMAN ABSTRAK ... vi

ABSTRACT ... vii

HALAMAN MOTTO ... viii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah ... 4

D. Perumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 5

F. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II LANDASAN TEORI ... 7

A. Tinjauan Pustaka ... 7

1. Pendidikan ... 7

2. Proses Belajar Mengajar... ... 8

3. Pembelajaran Kooperatif dengan Tipe NHT... 9

a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif ... 9

b. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif ... 10

(13)

commit to user

xiii

4. Pengertian Prestasi Belajar ... 13

a. Pengertian Belajar ... 13

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar ... 13

c. Pengertian Prestasi Belajar ... 16

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 17

5. Pengertian Akuntansi ... 17

B. Penelitian Yang Relevan ... 19

C. Kerangka Berpikir ... 21

D. Hipotesis Tindakan ... 22

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 23

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 23

B. Pendekatan Penelitian ... 24

C. Teknik Pengumpulan Data ... 27

D. Prosedur Penelitian ... 28

E. Proses Penelitian ... 30

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 34

A. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 34

B. Identifikasi Masalah Pembelajaran Akuntansi Kelas X Akuntansi C SMK Wikarya Karanganyar... 36

C. Deskripsi Hasil Penelitian ... 37

1. Siklus I ... 37

a. Perencanaan Tindakan Siklus I ... 37

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I ... 39

c. Observasi dan Interpretasi ... 43

d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus I ... 47

2. Siklus II ... 48

a. Perencanaan Tindakan Siklus II ... 48

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II ... 50

c. Observasi dan Interpretasi ... 54

d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus II ... 57

(14)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 65

A. Simpulan ... 65

B. Implikasi ... 66

1. Implikasi Teoretis... 66

2. Implikasi Praktis ... 67

C. Saran ... 67

DAFTAR PUSTAKA ... 69

(15)

commit to user

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Berpikir Penelitian Tindakan Kelas ... 22

Gambar 2. Siklus Penelitian Tindakan ... 26

Gambar 3. Grafik Tingkat Keaktifan Siswa pada Siklus I ... 46

Gambar 4. Grafik Hasil Evaluasi Belajar Siswa Siklus I ... 46

Gambar 5. Grafik Tingkat Keaktifan Siswa pada Siklus II ... 57

Gambar 6. Grafik Hasil Evaluasi Belajar Siswa Siklus II ... 57

Gambar 7. Grafik Hasil Penelitian ... 62

Gambar 8. Guru Mengarahkan Pelaksanaan NHT ... 144

Gambar 9. Siswa Diskusi Kelompok ... 144

Gambar 10. Siswa Mempresentasikan Jawaban ... 145

Gambar 11. Siswa Melaksanakan Tes Evaluasi ... 145

(16)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Dalam Penelitian ... 24

Tabel 2. Indikator Penguasaan Belajar Siswa ... 32

Tabel 3. Capaian Keaktifan Belajar Siswa Siklus I ... 44

Tabel 4. Hasil Nilai Evaluasi Siklus I ... 45

Tabel 5. Ketuntasan Nilai Evaluasi Siswa Siklus I ... 45

Tabel 6. Capaian Keaktifan Belajar Siswa Siklus II ... 55

Tabel 7. Hasil Nilai Evaluasi Siklus II ... 56

Tabel 8. Ketuntasan Nilai Evaluasi Siswa Siklus II ... 56

Tabel 9. Capaian Keaktifan Siswa Saat Apersepsi Siklus I dan Siklus II.... 59

Tabel 10. Capaian Keaktifan Siswa Saat Diskusi Siklus I dan Siklus II ... 59

Tabel 11. Capaian Keaktifan Siswa Saat Bertanya dan Menjawab Pertanyaan Siklus I dan Siklus II ... 60

Tabel 12. Kemandirian Siswa Saat Evaluasi Siklus I dan Siklus II ... 61

(17)

commit to user

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Catatan Lapangan Survey Awal ... 73

Lampiran 2. Pedoman Wawancara Sebelum Tindakan ... 76

Lampiran 3. Catatan Lapangan Siklus I ... 83

Lampiran 4. Catatan Lapangan Siklus II ... 110

Lampiran 7. Pedoman Wawancara Setelah Tindakan ... 147

(18)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu faktor yang mendukung kemajuan suatu negara adalah

pendidikan. Melalui pendidikan diharapkan terjadi peningkatan kualitas sumber

daya manusia yang mempunyai keahlian dan keterampilan untuk memenuhi

pembangunan bangsa di berbagai bidang. Pembangunan di bidang pendidikan ini

harus terus dilanjutkan agar pembangunan bangsa berjalan sesuai dengan yang

diharapkan.

Realisasi dari pelaksanaan pembangunan di bidang pendidikan salah

satunya adalah melalui pendidikan formal sekolah. Sebagai lembaga pendidikan

formal, sekolah merupakan perangkat yang berkewajiban memberikan pelayanan

kepada masyarakat dalam mendidik warga negara. Melalui sekolah, peserta didik

belajar untuk mengembangkan kemampuan konseptual ilmu dan sikap pribadi

yang dapat digunakan untuk mengembangkan dirinya.

Pembelajaran merupakan sesuatu yang dilakukan oleh siswa, bukan

dibuat untuk siswa. Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya pendidik untuk

membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar. Tujuan dari suatu kegiatan

belajar mengajar adalah terwujudnya efisiensi dan efektivitas kegiatan belajar

yang dilakukan oleh peserta didik.

Guru sebagai tokoh yang paling banyak bergaul dan berinteraksi dengan

para peserta didik dibandingkan dengan personel lainnya di sekolah diharapkan

bisa menerapkan suatu cara pembelajaran siswa aktif, dimana dalam kegiatan

pembelajaran tersebut menempatkan peserta didik sebagai subjek yang aktif

melakukan proses berpikir, mencari, mengolah, mengurai, menyimpulkan dan

menyelesaikan masalah. Selain menguasai materi, seorang guru dituntut untuk

menguasai strategi dalam menyampaikan materi tersebut. Cara guru dalam

menciptakan suasana kelas akan berpengaruh terhadap respon siswa dalam

kegiatan pembelajaran. Apabila guru berhasil menciptakan suasana belajar yang

(19)

commit to user

menyebabkan siswa termotivasi aktif dalam belajar, akan memungkinkan terjadi

peningkatan prestasi siswa.

SMK Wikarya merupakan salah satu SMK di Karanganyar yang

memiliki berbagai program keahlian salah satunya adalah akuntansi. Dalam

program keahlian akuntansi, secara otomatis mata pelajaran akuntasi merupakan

mata pelajaran yang sering dijumpai dalam kegiatan belajar mengajar termasuk

pada kelas X Akuntansi C. Berdasarkan pengamatan penulis mengenai pelaksanaan

pembelajaran akuntansi di kelas X Akuntansi C, terdapat berbagai permasalahan

yang terjadi, yaitu: siswa kurang aktif di dalam kegiatan pembelajaran, hal ini

terlihat ketika guru memberi kesempatan bertanya, tidak ada yang bertanya, siswa

kurang fokus pada saat menerima pelajaran dan lebih banyak melakukan aktivitas

di luar kegiatan pembelajaran (seperti berbicara dengan temannya). Sementara itu

ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung, guru hanya terfokus pada beberapa

siswa yang pandai yang tempat duduknya di depan.

Tingkat pemahaman siswa terhadap mata pelajaran akuntansi sangat

rendah, hal ini ditunjukkan dengan rendahnya nilai test tertulis mayoritas siswa

yang berada di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu 75. Dari survey

awal yang dilakukan penulis, nilai rata-rata kelas hanya 57,5. Jumlah siswa yang

tuntas belajar hanya 7 siswa sedangkah sisanya sebanyak 26 siswa tidak tuntas.

Berdasarkan pengamatan penulis, rendahnya pemahaman siswa terhadap

mata pelajaran akuntansi disebabkan kondisi kelas yang kurang mendukung untuk

pembelajaran akuntansi. Siswa lebih banyak melakukan aktivitas di luar aspek

pembelajaran seperti yang telah diungkapkan di atas. Selain itu, selama

pembelajaran akuntansi di kelas masih menggunakan metode ceramah dan guru

cenderung hanya memperhatikan sebagian siswa yang dianggap pandai di kelas

tersebut. Merasa kurang diperhatikan selama proses pembelajaran, membuat siswa

memilih untuk melakukan aktivitas lain yang menyebabkan suasana menjadi

gaduh dan pada akhirnya siswa tidak memahami apa yang disampaikan guru.

Setelah melakukan pengamatan, penulis menyimpulkan bahwa guru

(20)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

dengan gaya mengajar yang monoton dari guru. Dari suasana pembelajaran

yang demikian mustahil akan dicapai prestasi yang maksimal.

Berangkat dari kondisi tersebut di atas, penulis tergerak untuk melaksanakan

pembelajaran dengan menggunakan Cooperative Learning (Pembelajaran Kooperatif). Unsur-unsur yang terdapat dalam pembelajaran kooperatif sangat baik untuk

menanamkan pengetahuan siswa dalam pembelajaran akuntansi, termasuk di kelas

X Akuntansi C SMK Wikarya Karanganyar.

Cooperative Learning merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dengan

tingkat kemampuan yang berbeda-beda ini diharapkan siswa yang lebih unggul

dapat membantu siswa lain yang kurang menonjol dalam bidang akademik. Dalam

menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling

bekerja sama. Sementara itu, guru bertindak sebagai motivator dan fasilitator

aktivitas siswa. Jadi dalam pembelajaran ini kegiatan aktif dengan pengetahuan

yang dibangun sendiri oleh siswa dan mereka bertanggung jawab atas hasil

pembelajarannya. Selain itu diharapkan terjadi interaksi yang positif antara siswa

dengan siswa sendiri maupun antara siswa dengan guru apabila ada

kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam belajar.

Numbered Heads Together (NHT) adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif dengan cara dibentuknya kelompok-kelompok siswa kemudian setiap

siswa dalam kelompok diberi nomor anggota. Kemudian untuk mengetahui

tingkat pemahaman siswa guru memilih salah satu nomor dari suatu kelompok

untuk mempertanggung jawabkan hasil diskusi siswa.

Pembelajaran tipe NHT ini secara tidak langsung melatih siswa untuk

saling berbagi informasi, mendengarkan dengan cermat serta berbicara dengan

penuh perhitungan sehingga siswa lebih produktif dalam pembelajaran. Selain itu

siswa lebih bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan karena dalam tipe

pembelajaran hanya satu murid yang dipanggil untuk mempresentasikan jawaban.

(21)

commit to user

bisa dilakukan secara bervariasi sehingga siswa lebih bersemangat dalam belajar

dan kemudian dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Oleh karena itu, penulis

tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul: “Penggunaan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) Untuk

Meningkatkan Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas X Akuntansi C SMK

Wikarya Karanganyar Tahun Ajaran 2010/2011”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas dapat

diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut :

1. Mayoritas siswa kurang antusias mengikuti pembelajaran akuntansi, hal ini

terlihat ketika pembelajaran akuntansi berlangsung siswa banyak yang

berbicara sendiri dengan teman-temannya.

2. Guru belum menggunakan metode pembelajaran yang mampu meningkatkan

pemahaman siswa dalam pembelajaran akuntansi.

3. Keaktifan siswa terhadap mata pelajaran akuntansi masih sangat rendah. Hal

ini terlihat, ketika diberi kesempatan untuk bertanya dan mengemukakan

pendapat siswa hanya diam.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka penulis membatasi

permasalahan pada “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Akuntansi Siswa

Kelas X Akuntansi C SMK Wikarya Karanganyar Tahun Ajaran 2010/2011”. Untuk memperoleh gambaran dan persepsi yang sama maka disajikan definisi

operasional dari pembatasan masalah sebagai berikut:

1. Subjek penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X Akuntansi C SMK Wikarya

Karanganyar semester genap tahun ajaran 2010 / 2011.

2. Objek penelitian

(22)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

a. Penilaian proses dan hasil belajar siswa. Proses pembelajaran adalah

proses kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan di dalam kelas.

Sedangkan hasil belajar dilihat dari peningkatkan prestasi belajar siswa

setelah mengikuti pembelajaran dalam satu siklus.

b. Materi pelajaran yang digunakan dibatasi pada pembelajaran akuntansi

pokok bahasan kertas kerja dan laporan keuangan perusahaan dagang yang

meliputi laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas dan neraca.

c. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran kooperatif

dengan tipe Numbered Heads Together (NHT).

D. Perumusan Masalah

Masalah penelitian ini adalah "Apakah penggunaan model pembelajaran

kooperatif dengan tipe Numbered Heads Together (NHT) dapat meningkatkan prestasi belajar akuntansi siswa kelas X Akuntansi C SMK Wikarya Karanganyar

Tahun Ajaran 2010/2011?”

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan penggunaan model

pembelajaran kooperatif dengan tipe Numbered Heads Together (NHT) untuk meningkatkan prestasi belajar akuntansi siswa kelas X Akuntansi C SMK

Wikarya 1 Karanganyar Tahun Ajaran 2010/2011.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat:

1. Bagi Guru:

Sebagai alternatif pemecahan masalah pembelajaran dengan menerapkan tipe

Numbered Heads Together (NHT) untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa.

2. Bagi Siswa:

Mendapat kemudahan dalam memahami materi pelajaran dengan suasana baru

(23)

commit to user 3. Bagi Penulis:

Memberikan pengalaman baru mengenai tipe mengajar inovatif yang tidak

(24)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Pendidikan

Pendidikan merupakan komponen penting bagi kehidupan suatu bangsa.

Melalui pendidikan diharapkan dapat tercipta manusia-manusia pembangunan

yang dapat membangun dirinya sendiri dan bersama-sama bertanggung jawab atas

pembangunan bangsa. Menurut Soedomo Hadi (2005:18) dalam buku Pendidikan

Suatu Pengantar, mengatakan bahwa ”Pendidikan itu adalah pengaruh, bantuan

atau tuntunan yang diberikan oleh orang yang bertanggung jawab kepada anak

didik”. Sedangkan menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS,

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

negara”.

Proses pendidikan melibatkan banyak unsur-unsur. Menurut Umar

Tirtarahardja dan La Sulo (2005:51) unsur-unsur dalam pendidikan meliputi:

a. Subyek yang dibimbing (peserta didik). b. Orang yang membimbing (pendidik).

c. Interaksi antara peserta didik dengan pendidik (interaksi edukatif). d. Ke arah mana bimbingan ditujukan (tujuan pendidikan).

e. Pengaruh yang diberikan dalam bimbingan (materi pendidikan). f. Cara yang digunakan dalam bimbingan (alat dan metode).

g. Tempat dimana peristiwa bimbingan berlangsung (lingkungan pendidikan).

Peserta didik adalah anak yang belum dewasa yang memerlukan usaha,

bantuan dan bimbingan orang lain untuk menjadi dewasa guna melaksanakan

tugasnya sebagai makhluk Tuhan, sebagai umat manusia, sebagai warga negara,

sebagai anggota masyarakat dan sebagai suatu pribadi atau individu. Sedangkan

pendidik adalah setiap orang dewasa yang bertanggung jawab dan dengan sengaja

(25)

commit to user

mempengaruhi orang lain (anak didik), memberi pertolongan kepada anak yang

masih dalam pertumbuhan dan perkembangan untuk mencapai kedewasaan.

Bertolak pada pendapat yang dikemukakan oleh para ahli diatas maka

dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan merupakan suatu proses atau kegiatan

pembelajaran yang diberikan melalui interaksi antara pendidik kepada peserta

didik dengan mengoptimalkan potensi peserta didik untuk membantu peserta

didik dalam mencapai tujuan hidupnya.

2. Proses Belajar Mengajar

Interaksi atau proses belajar mengajar yang terjadi antara guru dan siswa

dalam kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang pokok dalam

keseluruhan proses pendidikan dan pengajaran di sekolah. Menurut Tabrani

Rusyam (1989:4) “Proses belajar mengajar merupakan suatu interaksi antara

peserta didik dan guru dalam rangka mencapai tujuan”.

Anwar Kholil (2009) berpendapat bahwa: ”Proses belajar mengajar merupakan proses kegiatan interaksi antara dua unsur manusiawi yakni siswa

sebagai pihak yang belajar dan guru sebagai pihak yang mengajar”. Proses belajar

mengajar menempatkan siswa sebagai pusat perhatian.

Tabrani Rusyam (1989:5) berpendapat bahwa setiap proses interaksi

belajar mengajar selalu ditandai dengan sejumlah unsur, yakni:

a.Tujuan yang ingin dicapai,

b.Adanya guru dengan peserta didik sebagai individu yang terlibat dalam proses interaksi tersebut,

c.Adanya bahan pelajaran, dan

d.Adanya metode sebagai alat (wasilah) untuk menciptakan situasi belajar-mengajar.

Berdasarkan pendapat tersebut di atas, dapat dikatakan bahwa proses

belajar mengajar merupakan suatu interaksi atau hubungan timbal balik antara

guru dengan peserta didik dalam situasi pendidikan untuk mencapai suatu tujuan.

Dalam mengajar guru dituntut untuk sabar, ulet, terbuka dan mampu menciptakan

situasi belajar mengajar yang lebih aktif, sedangkan peserta didik diharapkan

(26)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

prinsipnya tergantung guru dan peserta didik yang melakukan kegiatan belajar

mengajar.

3. Pembelajaran Kooperatif dengan Tipe NHT

a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Cooperative mengandung pengertian bekerja bersama dalam mencapai tujuan bersama. Dalam kegiatan kooperatif terjadi pencapaian tujuan secara

bersama-sama yang sifatnya merata dan menguntungkan setiap anggota

kelompoknya.

“Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran dimana para siswa

bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama

lainnya dalam mempelajari materi pelajaran” (Slavin, 2008:4). Sedangkan

menurut Isjoni (2007:12) “Cooperative Learning merupakan model pembelajaran dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat

kemampuannya berbeda”.

Agus Suprijono (2010: 54) mengemukakan bahwa “Pembelajaran

kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok

termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru”.

Secara umum pembelajaran kooperatif dianggap lebih diarahkan oleh guru, di

mana guru menetapkan tugas dan pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan

bahan-bahan dan informasi yang dirancang untuk membantu peserta didik

menyelesaikan masalah yang dimaksud.

Ciri pembelajaran kooperatif menurut Isjoni (2007:20) adalah:

a.Setiap anggota memiliki peran.

b.Terjadi hubungan interaksi langsung di antara siswa.

c.Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas belajarnya dan juga teman-teman sekelompoknya.

d.Guru membantu mengembangkan keterampilan-keterampilan interpersonal kelompok.

e.Guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan.

(27)

commit to user

tujuan pembelajaran. Siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil dan

diarahkan untuk mempelajari materi pelajaran yang telah ditentukan. Tujuan

dibentuknya kelompok kooperatif adalah untuk memberikan kesempatan kepada

siswa agar dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan dalam

kegiatan-kegiatan belajar. Dalam hal ini sebagian besar aktifitas pembelajaran berpusat

pada siswa, yakni mempelajari materi pelajaran serta berdiskusi untuk

memecahkan masalah.

Pembelajaran kooperatif memberi kesempatan siswa untuk berkomunikasi

dan berinteraksi sosial dengan temannya untuk mencapai tujuan pembelajaran,

sementara guru bertindak sebagai motivator dan fasilitator aktivitas siswa. Model

pembelajaran ini tidak hanya unggul dalam membantu siswa memahami konsep

yang sulit, tetapi juga sangat berguna untuk menumbuhkan kemampuan berfikir

kritis, bekerja sama dan membantu teman. Dalam pembelajaran kooperatif,

pembentukan kelompok adalah secara heterogen dengan tujuan agar setiap

anggota dapat belajar bekerja sama dengan semua orang tanpa memandang latar

belakang tingkat kemampuan akademis, ras, budaya dan jenis kelamin.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran

kooperatif merupakan pembelajaran yang dilakukan oleh siswa dengan cara

pembentukan kelompok secara heterogen untuk saling kerja sama sehingga tujuan

pembelajaran dapat tercapai.

b. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif

Jarolimek dan Parker dalam Isjoni (2007: 24) mengemukakan bahwa

model pembelajaran kooperatif memiliki kelebihan dan kekurangan antara lain

sebagai berikut:

Kelebihan pembelajaran kooperatif antara lain: 1) Saling ketergantungan yang positif.

2) Adanya pengakuan dalam merespon perbedaan individu. 3) Siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas. 4) Suasana kelas yang rileks dan menyenangkan.

5) Terjalinnya hubungan yang hangat dan bersahabat antara siswa dengan guru.

(28)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Kekurangan pembelajaran kooperatif antara lain:

1) Guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang, disamping itu memerlukan lebih banyak tenaga, pemikran dan waktu.

2) Agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar maka dibutuhkan dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai.

3) Selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung, ada kecenderungan topik permasalahan yang sedang dibahas meluas. Sehingga banyak yang tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

4) Saat diskusi kelas, terkadang didominasi oleh seseorang, hal ini mengakibatkan siswa yang lain menjadi pasif.

Keberhasilan pelaksanaan suatu model pembelajaran sangat tergantung

pada kemampuan guru dalam mengelola proses pelaksanaanya. Karena itu

sebelum suatu model pembelajaran diterapkan, guru harus benar-benar memahami

bagaimana pelaksanaan dari model pembelajaran tersebut dan memahami kondisi

kelas dalam kegiatan belajar mengajar supaya kekurangan-kekurangan dalam

penerapan suatu model pembelajaran dapat diminimalkan.

c. Pengertian Tipe Numbered Heads Together (NHT)

Pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan salah satu tipe pembelajaran

kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk

mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan

penguasaan akademik. Tipe ini melibatkan para siswa dalam menelaah bahan yang

tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi

pelajaran tersebut. Tipe ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk

semua tingkatan usia anak didik.

Anita Lie (2010: 59) menyatakan bahwa “Numbered Heads Together (NHT) atau kepala bernomor adalah suatu tipe dari pengajaran kooperatif yang

memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan

mempertimbangkan jawaban yang paling tepat”. Selain itu Numbered Heads Together juga mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerjasama mereka, serta dapat digunakan untuk semua mata pelajaran dan semua tingkatan usia.

Kagan dalam Isjoni (2007:78) berpendapat bahwa: ”Pembelajaran NHT

(29)

commit to user

mendengarkan dengan cermat serta berbicara dengan penuh perhitungan,

sehingga siswa lebih produktif dalam pembelajaran”. Tipe ini memberi kesempata kepada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan pertimbangan jawaban yang

paling tepat, selain itu mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerjasama

mereka.

Trianto (2009:82) mengemukakan langkah-langkah pelaksanaan NHT

meliputi empat fase yaitu:

1) Penomoran

Dalam fase ini, guru membagi siswa ke dalam kelompok 3-5 orang dan kepada setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1 sampai 5. 2) Mengajukan pertanyaan

Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan tersebut dapat bervariasi atau spesifik.

3) Berfikir bersama

Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan meyakinkan setiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban tim. 4) Menjawab

Guru memanggil suatu nomor tertentu, kemudian siswa yang nomornya sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba untuk menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas.

Anita Lie (2010: 60) mengemukakan pelaksanaan pengajaran kooperatif

tipe Numbered Heads Together adalah sebagai berikut:

1) Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam kelompok diberi nomor.

2) Guru memberikan soal dan masing-masing kelompok mengerjakannya. 3) Kelompok memutuskan jawaban yang dianggap paling benar dan

memastikan setiap anggota dalam kelompok mengetahui jawaban tersebut.

4) Guru memanggil salah satu nomor, siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka.

Ciri khas dari NHT adalah guru hanya menunjuk seorang siswa yang

mewakili kelompoknya. Dalam menujuk siswa tersebut, guru tanpa memberi tahu

terlebih dahulu siapa yang akan mewakili kelompok tersebut, dengan cara tersebut

diharapkan keterlibatan total semua siswa dan merupakan upaya yang sangat baik

(30)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

4. Pengertian Prestasi Belajar

a. Pengertian Belajar

Belajar dilakukan oleh setiap individu di dalam hidupnya. Belajar

merupakan proses yang dilaksanakan seumur hidup dari saat manusia lahir

hingga ia mati. Kegiatan belajar merupakan suatu hal yang penting, mengingat

semakin tingginya tuntutan kehidupan masyarakat. Makna belajar sangat

beragam tergantung sudut pandang individu yang memaknainya.

Oemar Hamalik (1992:45) berpendapat bahwa ”Belajar merupakan terjadinya perubahan dari persepsi dan perilaku”. Sedangkan menurut Muhibbin Syah (1995: 91) “Belajar dapat dipahami sebagai tahapan

perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil

pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses

kognitif”. Sejalan dengan kedua pendapat tersebut, Sardiman A.M (2001:53)

menyatakan bahwa “Belajar merupakan upaya perubahan tingkah laku dengan serangkaian kegiatan seperti membaca, mendengar, mengamati, meniru dan

lain sebagainya”.

Berdasarkan pendapat tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa

belajar adalah proses perubahan tingkah laku individu sebagai hasil

pengalaman dan interaksi dengan lingkungannya. Dengan belajar diharapkan

terjadi perubahan-perubahan ke arah yang lebih baik yang dapat meningkatkan

kualitas kehidupan manusia.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar

Belajar yang merupakan proses kegiatan untuk mengubah tingkah

laku si subyek belajar. Proses belajar banyak dipengaruhi oleh banyak faktor.

Muhibbin Syah (2005:132) menyatakan bahwa secara global

faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dibedakan menjadi:

1) Faktor internal siswa(faktor yang berasal dari dalam diri siswa) yang meliputi aspek fisiologis dan aspek psikologis.

(31)

commit to user

3) Faktor pendekatan belajar yakni segala cara atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran materi tersebut.

Berdasarkan pendapat di atas, penulis menguraikan faktor-faktor

yang mempengaruhi belajar sebagai berikut:

1) Faktor internal siswa

(a) Aspek fisiologis

Kondisi umum jasmani yang menandai tingkat kebugaran organ-organ

tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas

siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ yang lemah, dapat

menurunkan kualitas ranah cipta (kognitif) sehingga materi yang

dipelajarinyapun kurang atau tidak terbekas. Sehubungan dengan hal

tersebut, siswa sangat dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan dan

minuman yang bergizi serta memilih pola istirahat dan olahraga ringan

untuk menjaga kesegaran jasmani.

(b) Aspek psikologis

(1) Intelegensi siswa

Intelegensi umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan psikofisik

untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan

dengan cara yang tepat. Jadi, intelegensi sebenarnya bukan kualitas

otak saja, melainkan juga kualitas organ-organ tubuh lainnya.

Tingkat kecerdasan atau intelegensi (IQ) siswa tidak dapat

diragukan lagi, sangat menetukan tingkat keberhasilan belajar

siswa.

(2) Sikap siswa

Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa

kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang

relatif tetap terhadap obyek orang, barang dan sebagainya baik

(32)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

merupakan pertanda awal yang baik bagi proses belajar siswa.

Dan begitu pula sebaliknya.

(3) Bakat siswa

Bakat (aptitude) adalah kemampuan individu untuk melakukan tugas tertentu tanpa banyak bergantung pada upaya pendidikan dan

latihan. Bakat akan dapat mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi

belajar bidang-bidang studi tertentu.

(4) Minat siswa

Minat (interest) adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat dapat

mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam

bidang-bidang studi tertentu. Siswa yang menaruh minat besar

terhadap mata pelajaran tertentu akan memusatkan perhatian yang

intensif terhadap materi itu yang memungkinkan siswa untuk

belajar lebih giat dan akhirnya mencapai prestasi yang diinginkan.

(5) Motivasi siswa

Motivasi adalah keadaan internal organisme baik manusia maupun

hewan yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Motivasi

dibedakan menjadi dua yakni motivasi intrinsik (hal atau keadaan

yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang mendorongnya

melakukan tindakan belajar) dan motivasi ekstrinsik (hal atau

keadaan yang datang dari luar siswa yang juga mendorongnya

untuk melakukan tindakan belajar).

2) Faktor eksternal siswa

a) Lingkungan sosial

Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, staf administrasi dan

teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar seorang

siswa. Lingkungan sosial siswa yang lain adalah masyarakat dan

keluarga serta teman sepermainannya.

(33)

commit to user

Faktor-faktor yang termasuk dalam lingkungan non sosial adalah

gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan

letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang

digunakan siswa.

3) Faktor pendekatan belajar

Pendekatan belajar adalah segala cara atau strategi yang digunakan siswa

dalam menunjang efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran materi

tertentu. Strategi adalah seperangkat langkah operasional yang direkayasa

sedemikian rupa untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan belajar

tertentu.

c. Pengertian Prestasi Belajar

Sutratinah Tirtonegoro (1988:43) berpendapat bahwa “Prestasi

belajar adalah hasil dari pengukuran serta penilaian usaha belajar yang

dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat yang dapat

mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode

tertentu ”. Dimyati dan Mudjiono (2009:3) mengartikan “Prestasi belajar adalah hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan mengajar”.

Zainal Arifin (1990: 2) mengemukakan fungsi utama prestasi belajar antara lain:

a) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai anak didik.

b) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. c) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi

pendidikan.

d) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan.

e) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap (kecerdasan) anak didik.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa

prestasi merupakan capaian atau hasil akhir yang bisa dilihat setelah proses

belajar yang dapat dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf atau kalimat.

Prestasi belajar diperoleh setelah seseorang melakukan aktivitas baik secara

(34)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari

kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan

prestasi merupakan hasil dari proses belajar. Untuk mengetahui berhasil

tidaknya siswa dalam suatu kegiatan belajar, diperlukan evaluasi. Dengan

evaluasi bisa diketahui tingkat prestasi yang diperoleh siswa setelah proses

belajar mengajar berlangsung.

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Prestasi yang dicapai antara siswa satu dengan siswa yang lainnya

tentunya berbeda-beda. Tinggi rendahnya prestasi yang dicapai siswa sangat

dipengaruhi oleh beberapa faktor. Karena itu untuk mencapai prestasi belajar

siswa sebagaimana yang diharapkan, maka perlu diperhatikan beberapa faktor

yang mempengaruhi prestasi belajar.

Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (2004:131) menyebutkan “Ada

dua faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, yaitu: faktor dari dalam diri

siswa (internal) dan faktor dari luar diri siswa (eksternal)”. Faktor dari dalam

diri siswa meliputi: tingkat intelegensi, minat, motivasi, kreativitas, perhatian,

dan kebebasan belajar. Faktor dari luar diri siswa adalah faktor lingkungan

belajar antara lain: kurikulum, media, model pembelajaran, dan keadaan

lingkungan sekolah.

5. Pengertian Akuntansi

Rudianto (2009:4) mendefinisikan: ”Akuntansi adalah sebuah sistem

informasi yang menghasilkan informasi keuangan kepada pihak-pihak yang

berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi suatu perusahaan”.

Achmad Tjahjono dan Sulastiningsih (2003:2) berpendapat: ”Akuntansi

didefinisikan sebagai suatu sistem informasi yang berfungsi menyediakan

informasi kuantitatif dari suatu unit organisasi atau kesatuan ekonomi yang

ditujukan kepada para pemakai sebagai dasar dalam pengambilan keputusan

(35)

commit to user

Moelyati, Toto Sucipto dan Sumardi (2007:3) berpendapat bahwa

akuntansi berguna untuk pihak intern maupun ekstern perusahaan. Bagi pihak

intern, akuntansi berguna untuk mencapai tujuan-tujuan berikut:

a. Perencanaan

Berdasarkan informasi ekonomi yang tepat, dapat disusun rencana kerja

yang baik untuk pelaksanaan kegiatan tahap berikutnya.

b. Pengendalian

Berdasarkan rencana dan penerapan aturan akuntansi yang baik, dapat

dikontrol atau dinilai jalannya kegiatan perusahaan.

c. Pertanggungjawaban

Setelah diadakan pencatatan terhadap semua transaksi dan kejadian, pada

akhir periode disusun laporan keuangan untuk disampaikan kepada

pemilik atau pihak ekstern lain untuk mendapatkan penilaian.

Kegunaan akuntansi bagi pihak ekstern adalah sebagai alat untuk

mengambil keputusan ekonomi bagi pihak yang memerlukan. Pihak

ekstern merupakan pihak yang berada diluar perusahaan/lembaga, akan

tetapi mereka membutuhkan informasi keuangan perusahaan tersebut,

antara lain : investor, calon investor, kreditor, calon kreditor, pemerintah,

karyawan (pelanggan dan masyarakat).

Akuntansi merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan

pada siswa SMK, khusunya jurusan akuntansi. Mata pelajaran akuntansi

yang diajarkan pada kelas X SMK Wikarya semester genap ini adalah

seputar akuntansi perusahaan dagang. Perusahaan dagang merupakan

perusahaan yang kegiatannya melakukan pembelian barang dagang untuk

dijual kembali tanpa mengubah bentuknya. Yang dapat digolongkan

sebagai perusahaan dagang antara lain distributor, pengecer, toko, swalayan

dan lain-lain.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa

akuntansi merupakan salah satu bidang yang menyediakan informasi

kuantitatif dari suatu organisasi atau kesatuan ekonomi yang diperlukan

(36)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

mata pelajaran dalam kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

khususnya jurusan akuntansi.

Tujuan diberikan mata pelajaran ini agar mereka menguasai dan

mampu menerapkan konsep-konsep dasar, prinsip dan prosedur akuntansi

dengan benar, baik untuk kepentingan melanjutkan pendidikan ke perguruan

tinggi maupun untuk terjun ke dunia kerja sehingga memberikan manfaat bagi

kehidupan siswa.

B. Penelitian yang Relevan

1. Lilis Ernawati (2010) dalam skripsinya yang berjudul “Penerapan

Pembelajaran Kooperatif dengan Tipe Numbered Heads Together (NHT) sebagai Upaya untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Akuntansi pada Siswa

Kelas XI IS 3 SMA Negeri 2 Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010”.

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan bahwa

terdapat peningkatan prestasi belajar mata pelajaran akuntansi baik proses

maupun hasil melalui penerapan model pembelajaran kooperatif dengan tipe

NHT. Hal ini dapat dilihat dari adanya peningkatan keaktifan siswa dalam

apersepsi dari 7 siswa (18,9%) pada siklus I menjadi 15 siswa (40,5%) pada

siklus II dan menjadi 23 siswa (62%) pada siklus III, adanya peningkatan

keaktifan siswa bertanya pada guru dari 9 siswa (24,3%) pada siklus I menjadi

18 siswa (48,6%) pada siklus II dan menjadi 24 siswa (64,8%) pada siklus III,

adanya peningkatan keaktifan siswa dalam diskusi kelompok dari 14 siswa

(37,8%) pada siklus I menjadi 16 siswa (43%) pada siklus II dan menjadi 25

siswa (67,6%) pada siklus III, adanya peningkatan kemampuan siswa dalam

menjawab pertanyaan guru dari 10 siswa (27%) pada siklus I menjadi 20

siswa (54%) pada siklus II dan menjadi 27 siswa (72,9%) pada siklus III,

adanya peningkatan kemandirian siswa dalam mengerjakan evaluasi sendiri

dari 16 siswa (43%) pada siklus I menjadi 24 siswa (64,8%) pada siklus II dan

menjadi 31 siswa (83,7%) pada siklus III, serta adanya peningkatan

(37)

commit to user

menjadi 30 siswa (81,08%) pada siklus II dan meningkat menjadi 34 siswa

(91,89%) pada siklus III.

2. Isrokah (2009) dalam jurnal penelitiannya yang berjudul Penggunaan Model

Pembelajaran Kooperatif tipe NHT untuk Meningkatkan Kreatifitas dan Hasil

Belajar Matematika pada Lingkaran Bagi Siswa kelas VIII C SMP N 2

Mayong pada semester II tahun 2009/2010. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa hasil belajar siswa dalam mata pelajaran matematika meningkat dari

siklus ke siklus, sedangkan untuk kreatifitas siswa juga meningkat. Siswa

yang pada kondisi awal pasif dan nilai rata-rata rendah, pada siklus I terjadi

peningkatan keaktifan sebagian siswa yang ditunjukkan dengan siswa mulai

memperhatikan,saat diskusi aktif bertanya dan berpendapat, sedangkan pada

siklus II semua siswa memperhatikan dan aktif dalam diskusi.

3. Ferry Pierterz dan Horasdia Saragih (2010) dalam jurnal penelitan yang

berjudul Pengaruh Penggunaan Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Head Together Terhadap Pencapaian Matematika Siswa di SMP N 1 Cisarua. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together memiliki pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan pencapaian matematika siswa pada pokok bahasan persamaan garis lurus.

Persamaan antara penelitian yang dilakukan oleh penulis dengan

penelitian dari Lilis Ernawati, Isrokah dan Ferry Pierterz dan Horasdia Saragih

adalah sama-sama menggunakan tipe Numbered Heads Together (NHT). Sedangkan perbedaanya adalah:

1. Penelitian yang dilakukan Lilis Ernawati bertempat di SMA Negeri 2

Surakarta kelas XI IS 3.

2. Isrokah menggunakan variabel kreativitas dan hasil belajar matematika siswa

kelas VIII C SMP N 2 Mayong.

3. Ferry Pierterz dan Horasdia Saragih pada mata pelajaran matematika di SMP

N 1 Cisarua menggunakan tipe eksperimen sedangkan penulis menggunakan

(38)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

C. Kerangka Berpikir

Kerangka pemikiran merupakan alur penalaran yang disesuaikan dengan

tema dan masalah peneliti. Berdasarkan kajian teori yang telah diuraikan penulis

di depan, maka dapat dikemukakan kerangka berpikir dalam penelitian ini.

Proses belajar mengajar melalui tipe pembelajaran yang tepat berkaitan

dengan pencapaian suatu tujuan pembelajaran. Penggunaan tipe pembelajaran

disesuaikan dengan materi dan kebutuhan peserta didik. Tipe mengajar yang tepat

dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

Metode ceramah merupakan metode yang paling sering digunakan di

SMK Wikarya Karanganyar khususnya kelas X Akuntansi C. Metode ini

memungkinkan siswa pasif dalam kegiatan belajar mengajar. Perhatian siswa

dalam mengikuti pembelajaran akuntansipun sangat kurang hal ini disebabkan

guru hanya terfokus pada beberapa siswa yang dianggap pandai. Banyak siswa

yang ramai sendiri ketika pembelajaran berlangsung. Kondisi ini menyebabkan

pemahaman mereka rendah dan prestasi belajar merekapun kurang optimal. Untuk

mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan tipe mengajar yang sesuai. Model

pembelajaran kooperatif mendorong siswa aktif dalam proses belajar mengajar.

Model pembelajaran kooperatif yang dimaksud adalah tipe Numbered Heads Together (NHT). Tipe NHT memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling bekerja sama dalam kelompok untuk menyelesaikan tugas baik secara kelompok

maupun individu. Dengan diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe

NHT diharapkan prestasi siswa dalam mata pelajaran akuntansi meningkat.

Berdasarkan penalaran di atas, maka dapat digambarkan kerangka

(39)
[image:39.595.110.478.100.553.2]

commit to user

Gambar 1. Kerangka Berpikir Penelitian Tindakan Kelas

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan keterangan diatas, dapat dirumuskan hipotesis bahwa

”Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dapat meningkatkan prestasi belajar akuntansi siswa pada kelas X Akuntansi C SMK Wikarya Karanganyar tahun ajaran 2010/2011”.

Tindakan

1. Siswa pasif

2. Perhatian siswa rendah 3. Pemahaman rendah

Guru menggunakan metode ceramah

Prestasi rendah

Penggunaan Numbered Heads Together (NHT)

1. Siswa aktif 2. Siswa lebih fokus 3. Pemahaman meningkat

Prestasi meningkat Kondisi

(40)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMK Wikarya Karanganyar, yang

beralamat di Jln. Ngalian Rt.03/Rw.12 Jungke Karanganyar. Sekolah ini dipimpin

oleh Suhanto, BA, SH yang bertindak sebagai kepala sekolah.

Subyek penelitian yang penulis gunakan adalah siswa kelas X Akuntansi

C dengan jumlah siswa 33 siswa. Alasan pemilihan kelas ini sebagai tempat

penelitian adalah:

a. Menurut observasi awal yang peneliti lakukan terlihat bahwa dalam proses

pembelajaran akuntansi masih menggunakan metode ceramah yang membuat

siswa tidak aktif dalam pembelajaran akuntansi. Kondisi ini menyebabkan

siswa bosan, cenderung tidak memperhatikan penjelasan guru dan gaduh atau

berbicara sendiri dengan teman satu meja.

b. Sekolah tersebut belum pernah dipergunakan sebagai objek penelitian sejenis,

sehingga terhindar dari kemungkinan penelitian ulang.

c. Keterbukaan dari pihak sekolah, sehingga memudahkan penulis di dalam

melakukan penelitian tindakan kelas.

Pelaksanaan penelitian ini dilakukan secara kolaborasi dengan guru mata

pelajaran akuntansi yaitu ibu Yati, S.Pd, yang membantu dalam pelaksanaan

observasi dan refleksi selama penelitian. Dengan begitu secara tidak langsung

kegiatan penelitian bisa terkontrol sekaligus menjaga kevalidan hasil penelitian.

2. Waktu Penelitian

Penulis merencanakan pelaksanaan penelitian dari bulan Desember 2010

sampai April 2011. Waktu ini meliputi kegiatan persiapan sampai penyusunan

laporan penelitian, dengan jadwal sebagai berikut:

(41)
[image:41.595.113.517.135.474.2]

commit to user

Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Dalam Penelitian

Jenis Desember Januari Februari Maret April

Kegiatan 2010 2011 2011 2011 2011

1. Persiapan

Penelitian a. Penyusunan Judul b. Penyusunan

proposal c. Perijinan 2. Perencanaan

Tindakan 3. Implementasi

Tindakan a. Siklus I b. Siklus II 4. Review 5. Penyusunan

Laporan

B. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas

(PTK) atau dalam bahasa Inggris sering disebut Classroom Action Research.

Menurut Basrowi dan Suwandi (2008:25) “ Penelitian Tindakan Kelas adalah

penelitian tindakan dalam bidang pendidikan yang dilaksanakan dalam kawasan

kelas dengan tujuan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas

pembelajaran”.

Suharsimi Arikunto, Suharjono dan Supardi (2007:2) mengemukakan

pengertian PTK berdasarkan tiga kata yang membentuk pengertian tersebut, yaitu

sebagai berikut:

1. Penelitian –menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

(42)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

3. Kelas –dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik. Seperti sudah lama dikenal dalam bidang pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan istilah kelas adalah sekelompok siswa dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.

Berdasarkan penggabungan batasan tiga kata inti yaitu penelitian,

tindakan dan kelas, dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan

suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja

dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan. Tindakan tersebut

diberikan oleh guru atau dengan arahan guru yang dilakukan oleh siswa.

Fokus penelitian tindakan kelas terletak pada tindakan tindakan alternatif

yang direncanakan, kemudian dicobakan dan selanjutnya dievaluasi apakah

tindakan-tindakan alternatif itu dapat digunakan untuk memecahkan

permasalahan/persoalan pembelajaran yang sedang dihadapi oleh guru. Pelaksanaan

penelitian tindakan ini melalui beberapa siklus, tiap pelaksanaan penelitian

minimal dilakukan 2 siklus. Bila hasil yang diharapkan sampai siklus 2 belum

maksimal, maka akan dilanjutkan pada siklus 3 dan seterusnya.

Suharsimi Arikunto, dkk (2008:16) berpendapat bahwa siklus pelaksanaan

PTK dilakukan melalui empat tahap, yakni: 1. perencanaan tindakan, 2. pelaksanaan

tindakan, 3. pengamatan, dan 4. refleksi. Namun perlu diketahui bahwa pada tahapan

pelaksanaan tindakan dan pengamatan sesungguhnya dilakukan secara bersamaan.

(43)
[image:43.595.111.521.120.506.2]

commit to user

Gambar 2. Siklus Penelitian Tindakan Kelas

(Suharsimi Arikunto dalam Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan Sapardi, 2007:74)

1. Tahap Perencanaan (planning)

Dalam tahap ini penulis menyusun rancangan tindakan yang menjelaskan

tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa dan bagaimana tindakan

tersebut dilakukan. Penelitian tindakan yang ideal sebetulnya dilakukan secara

berpasangan antara pihak yang melakukan tindakan dan pihak yang

mengamati proses jalannya tindakan (secara kolaborasi). Cara ini dikatakan

ideal karena adanya upaya untuk mengurangi unsur subjektivitas pengamat

serta mutu kecermatan amatan yang dilakukan. Dalam pelaksanaan

pembelajaran rencana tindakan dalam rangka penelitian dituangkan dalam bentuk

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

2. Pelaksanaan Tindakan (Acting)

Tahap kedua dari penelitian tindakan kelas adalah tentang pelaksanaan yang

merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan. Pada tahap ini

rancangan strategi dan skenario penerapan pembelajaran akan diterapkan. Hal

yang perlu diingat adalah bahwa dalam tahap ini guru harus berusaha menaati Perencanaan

SIKLUS I

Pengamatan

Perencanaan

SIKLUS II

Pengamatan Refleksi

Refleksi

Pelaksanaan

Pelaksanaan

(44)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan. Dalam refleksi, keterkaitan

antara pelaksanaan dengan perencanaan perlu diperhatikan secara seksama.

3. Pengamatan (Observing)

Tahap ketiga yaitu pengamatan yang dilakukan oleh pengamat (oleh guru

maupun orang lain). Kegiatan observasi atau pengamatan dalam penelitian

tindakan kelas dilakukan untuk mengetahui dan memperoleh gambaran

lengkap secara obyektif tentang perkembangan proses pembelajaran, dan

pengaruh dari tindakan yang dipilih terhadap kondisi kelas dalam bentuk data.

4. Refleksi (Reflecting)

Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang

telah dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian dilakukan

evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya. Kegiatan refleksi sangat

tepat dilakukan ketika semua tindakan telah selesai dilakukan. Melalui refleksi

inilah maka guru bersama peneliti akan memutuskan langkah selanjutnya,

untuk melakukan siklus lanjutan ataukah berhenti karena sudah mencapai

tujuan yang diharapkan.

Keempat tahap dalam penelitian tindakan tersebut adalah unsur untuk

membentuk sebuah siklus, yaitu satu putaran kegiatan beruntun yang kembali ke

langkah semula. Jadi satu siklus adalah dari tahap penyusunan rancangan sampai

dengan refleksi yang tidak lain adalah evaluasi. Hasil refleksi dan evaluasi di tiap

siklus menjadi penentu apakah penelitian perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya

atau tidak.

C. Teknik Pengumpulan Data

Cara memperoleh data dalam kegiatan penelitian diketahui dengan nama

teknik pengumpulan data. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah:

1. Wawancara

Wawancara dilakukan oleh peneliti terhadap guru mata pelajaran akuntansi

dan siswa mengenai proses pembelajaran yang selama ini dilakukan dan

bagaimanakah respon atau hasil yang timbul dari proses pembelajaran

(45)

commit to user

dimana pewawancara hanya membuat pokok-pokok masalah yang akan

diteliti, selanjutnya dalam proses wawancara berlangsung mengikuti situasi

jangan sampai proses wawancara kehilangan arah. Data yang dihasilkan dari

kegiatan wawancara ini berupa catatan lapangan yang medeskripsikan atau

menggambarkan proses pembelajaran yang selama ini dilakukan.

2. Observasi

Observasi dilaksanakan oleh peneliti dengan mengamati proses pembelajaran

dikelas saat guru tengah memberikan materi pelajaran. Observasi hanya

dilakukan sebatas mengamati, mengidentifikasi, dan mencatat apa kekurangan

dan kelebihan dalam proses pembelajaran. Data yang dihasilkan dari kegiatan

observasi berupa catatan lapangan yang mendeskripsikan proses pembelajaran

saat observasi awal, siklus I dan siklus II dilakukan. Catatan lapangan ini juga

memuat refleksi yang dilakukan penulis terhadap pembelajaran.

3. Tes

Pemberian tes yang akan dilakukan dalam penelitian dimaksudkan untuk

mengukur seberapa jauh hasil yang diperoleh siswa setelah kegiatan

pemberian tindakan. Tes diberikan pada akhir siklus untuk mengetahui

peningkatan prestasi belajar siswa. Dengan perkataan lain tes disusun dan

dilakukan untuk mengetahui tingkat kemampuan kognitif siswa sesuai dengan

siklus yang ada.

4. Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan untuk memberikan gambaran mengenai pelaksanaan

penelitian tindakan kelas. Kegiatan ini dilaksanakan dengan mengambil

gambar kegiatan para siswa dan guru dalam pelaksanaan pembelajaran saat

penelitian dilaksanakan. Data yang dihasilkan dari kegiatan ini berupa gambar

atau foto kegiatan pembelajaran.

D. Prosedur Penelitian

Prosedur Penelitian merupakan tahapan-tahapan yang ditempuh dalam

penelitian dari awal sampai akhir secara urut. Prosedur penelitian ini terdiri dari

(46)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

1. Tahap Pengenalan Masalah

Kegiatan yang dilakukan oleh peneliti pada tahap ini adalah :

a. Mengidentifikasi dan menganalisis masalah secara mendalam dengan

mengacu pada teori-teori yang relevan.

b. Menyusun bentuk tindakan yang sesuai dengan siklus pertama.

2. Tahap Persiapan Tindakan

Pada tahap ini peneliti melakukan persiapan yang meliputi :

a. Penyusunan jadwal penelitian.

b. Penyusunan rencana pembelajaran.

c. Penyusunan soal evaluasi.

3. Tahap Penyusunan Rencana Tindakan

Rencana tindakan disusun dalam dua siklus, yaitu : siklus I dan siklus II.

Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu tahap perencanaan tindakan,

pelaksanaan tindakan, observasi dan interpretasi, serta tahap analisis dan

refleksi. Pada tahap ini peneliti menyusun instrumen-instrumen yang

diperlukan dalam pelaksanaan penelitian, yang terdiri dari: RPP, lembar

observasi,pedoman wawancara, serta soal tes untuk siklus I dan siklus II.

4. Tahap Implementasi Tindakan

Dalam tahap ini peneliti melaksanakan hipotesis tindakan, yakni untuk

menumbuhkan minat dan keaktifan siswa dalam pembelajaran akuntansi

sehingga meningkatkan pemahaman yang akhirnya meningkatkan prestasi

belajar akuntansi siswa. Hipotesis tindakan ini dimaksudkan untuk menguji

kebenarannya melalui tindakan yang telah direncanakan.

5. Tahap Pengamatan

Tahap observasi yaitu tahap pelaksanaan pengamatan oleh peneliti. Pada tahap

ini peneliti melakukan pengamatan terhadap siswa yang sedang melakukan

kegiatan belajar-mengajar dibawah bimbingan guru.

6. Tahap Penyusunan Laporan

Pada tahap ini peneliti menyusun laporan. Laporan tersebut berasal dari semua

(47)

commit to user

E. Proses Penelitian

Indikator yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatnya

prestasi belajar akuntansi siswa kelas X Akuntansi C SMK Wikarya Karanganyar

melalui pengoptimalan penerapan model pembelajaran kooperatif dengan metode

Numbered Heads Together (NHT). Setiap upaya peningkatan indikator tersebut dirancang dalam satu unit sebagai satu siklus. Setiap siklus terdiri dari empat

tahap, yaitu: (1) Perencanaan Tindakan, (2) Pelaksanaan Tindakan, (3) Observasi

dan Interpretasi, dan (4) Analisis dan Refleksi untuk perencanaan siklus

berikutnya. Penelitian ini direncanakan dalam dua siklus.

1. Rancangan Siklus I

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti dan guru kelas menyusun:

1) Skenario pembelajaran yang terdiri dari 3 kali pertemuan dengan

rincian sebagai berikut :

a) Pertemuan pertama

(1) Salam pembuka dilanjutkan mengabsen siswa.

(2) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif.

(3) Guru mengadakan apersepsi.

(4) Guru menjelaskan secara singkat mengenai materi kertas

kerja.

(5) Guru memberi penjelasan mengenai pelaksanaan NHT yang

akan digunakan.

(6) Guru menyampaikan indikator-indikator yang akan dinilai.

(7) Membagi siswa menjadi kelompok-kelompok NHT.

(8) Guru memberikan soal latihan untuk dikerjakan secara

kelompok.

(9) Guru menunjuk beberapa nomor untuk presentasi di papan

tulis dan memberi kesempatan siswa lain untuk bertanya.

(10) Guru menunjuk beberapa nomor untuk menjawab pertanyaan.

(48)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

(12) Guru menutup pelajaran.

b) Pertemuan kedua

(1) Guru membuka pelajaran dilanjutkan mengabsen siswa.

(2) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif.

(3) Guru mengadakan apersepsi.

(4) Guru meminta siswa untuk kembali duduk sesuai dengan

kelompoknya.

(5) Guru memberikan waktu kepada siswa untuk mendiskusikan

kembali soal yang sudah dikerjakan pada pertemuan

sebelumnya.

(6) Guru memanggil beberapa siswa untuk presentasi ke depan

kelas.

(7) Setelah semua soal selesai dipresentasikan, guru menunjuk

beberapa siswa untuk menjawab pertanyaan.

(8) Guru dan siswa membuat kesimpulan dari apa yang sudah

dipelajari.

c) Pertemuan ketiga

(1) Salam pembuka, guru mengabsen siswa.

(2) Guru menciptakan suasana kondusif di kelas.

(3) Guru mempersilahkan siswa untuk mempersiapkan diri

mengerjakan evaluasi akhir atas materi yang telah dibahas.

(4) Guru membagikan soal evaluasi berupa soal uraian dan

meminta siswa untuk mengerjakan sesuai kemampua

Gambar

Gambar 1. Kerangka Berpikir Penelitian Tindakan Kelas
Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Dalam Penelitian
Gambar 2. Siklus Penelitian Tindakan Kelas
Tabel 2. Indikator Ketercapaian Belajar Siswa
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sebelum UU Nomor 17 Tahun 2003 dan UU Nomor 1 Tahun 2004 ditetapkan, sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Departemen Keuangan di bidang fi skal, Menteri Keuangan RI telah

Seperti yang disampaikan oleh guru Akidah Akhlak berikut ini. Buku Kurikulum 2013 memiliki tahapan-tahapan sebagai berikut. Yang pertama ini berisi cerita secara

Media sosial dalam hal ini adalah media berbasis jaringan internet yang memungkinkan penggunanya membuat akun, melihat daftar akun pengguna lain, serta mengundang

3.7 Anggota pengganti yang gagal mematuhi perkara 3.6 di atas akan dipenalti sebaik masuk ke dalam litar di bawah perkara item pakaian asas atau aksesori yang tidak di

Pokja Barang/Jasa Konsultansi dan Jasa Lainnya pada Unit Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Aceh Barat Daya akan melakukan klarifikasi dan/atau verifikasi kepada penerbit

Dalam perencanaan dan penyususnan Laporan Akhir yang berjudul “Implementasi IP Camera Untuk Monitoring Ruang Teori dan Lab Praktikum Berbasis Web Server di

b) Izin - izin Usaha yang dipersyaratkan (TDP, SITU/SIGU/Domisili) c) SIUJK (Jasa Konstruksi Bidang Instalasi Mekanikal dan Elektrikal). d) SBU Sub Klasifikasi MK001 Jasa

Selain itu pengobatan dengan menggunakan tanaman obat merupakan langkah efektif tanpa menimbulkan efek samping, tanaman obat (buah mahkota dewa) yang mengandung