• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN INOVATIF STOIKIOMETRI SESUAI KURIKULUM 2013 BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN INOVATIF STOIKIOMETRI SESUAI KURIKULUM 2013 BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELJARAN INOVATIF S T O I K I O M E T R I S E S U A I K U R I K U L U M 2 0 1 3

B E RB AS I S MO DE L PE MB E L AJA RA N PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

Oleh :

Joko Cahyono NIM 4103131029

Program Studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala

berkah dan hidayahNya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

Shalawat dan salam senantias penulis ucapkan kepada Nabi Muhammad

SAW, semoga penulis termasuk umatnya yang mendapat syafaat dikemudian

hari kelak. Skripsi ini berjudul “Pengembangan Modul Pembelajaran Inovatif

Stoikiometri Sesuai Kurikulum 2013 Berbasis Model Pembelajaran Problem

Based Learning (PBL). Skripsi ini juga disusun untuk memenuhi satu syarat

memperoleh sarjana pendidikan kimia Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam UNIMED.

Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan dari

berbagai pihak, oleh sebab itu sudah sewajarnya apabila penulis mengucapkan

terima kasih kepada Bapak Prof.Dr. Ramlan Silaban, M,Si selaku pembimbing

skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan dan saran guna

kesempurnaan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan pada Bapak

Drs. Amser Simanjuntak, M.Pd, Bapak Dr. Mahmud, M.Sc dan Ibu Dra. Ida

Duma Riris, Msi yang telah memberikan masukan dan saran dalam perbaikan

skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan pada Bapak Drs. Bajoka

Nainggolan, Msi selaku Dosen Pembimbing Akademik dan kepada seluruh

Bapak dan Ibu dosen serta staf pegawai jurusan Matematika FMIPA

UNIMED yang telah banyak membantu penulis.

Teristimewa penulis mengucapkan terima kasih kepada Ayahanda Muriadi

dan Ibunda Sri Waryanti untuk jerih payahnya selama ini terima kasih telah

menjadi orang tua terbaik untuk penulis yang telah memberikan segalanya

kepada penulis yang terus memberikan motivasi dan doa demi keberhasilan

penulis menyelesaikan skripsi ini, juga kepada kakak – kakak tercinta

Ernawati, S.Pd, Erni Rahayu, S.Pd dan Rahmawati beserta abang dan adik

ipar serta adik – adik tercinta Misriani, Supriono dan Sri Rahayu

Murwaningsih. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Erlina,

S.Pd selaku guru penanggung jawab mata pelaaran kimia di sekolah tempat

(4)

Asmaruddin, S.Pd.I Kepala Sekolah SMA Cerdas Murni Medan yang telah

banyak membantu penulis selama penelitian.

Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan terkhusus kepada Abangda Khoir

Matondang, S.Pd dan Abangda Dedi Masari, S.Si yang telah bersedia berbagi

ilmunya dan membimbing ruhiyah penulis selama masa perkuliahan di

UNIMED. Terima kasih penulis ucapkan kepada Elsa Br Ginting, Agnes

Sianturi, dan Renata Hutagalung sebagai teman satu perjuangan dalam

penulisan skripsi ini. Teristimewa juga penulis ucapkan rasa bangga dan

terima kasih untuk Ardiansyah Harahap yang telah membantu penulis dalam

penelitian untuk menyelesaikan skripsi ini juga kepada Herry Purwanto, Indra

Lasmana, Rifzal Adiansyah dan para sahabat kelas dik A 2010 yang tak

terlupakan, serta teman-teman lainnya yang telah banyak membantu penulis

selama perkuliahan sampai menyelesaikan skripsi ini.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini,

namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun

tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat

membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini

bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pengetahuan.

Medan, 23 Juni 2014

Penulis,

(5)

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN INOVATIF STOIKIOMETRI SESUAI KURIKULUM 2013 BERBASIS MODEL

PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

Joko Cahyono ( NIM 4103131029 )

ABSTRAK

Pengembangan modul pembelajaran inovatif untuk pengajaran stoikiometri sesuai kurikulm 2013 dijelaskan dalam penelitian ini. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Cerdas Murni Medan yang terdiri dari 3 kelas pararel, kemudian diambil secara acak 2 kelas utuk dijadikan polulasi, satu kelas sebagai kelas eksperimen dan satu kelas lainnya sebagai kelas kontrol. Instrument yang digunakan untuk mengumpulkan data disediakan 40 soal setelah divalidasi diambil 20 soal dan digunakan untuk mengumpulkan data dari kelas eksperimen dan kontrol. Penelitian dilakukan untuk mengembangkan dan menstandarisasi modul pembelajaran stoikimetri untuk mengetahui efektivitas peningkatan hasil belajar siswa. Standarisasi modul pembelajaran diketahui dari pemberian angket terhadap guru dan siswa. Efektivitas modul pembelajaran dalam pengajaran stoikiometri diketahui dari kemampuan siswa mengerjakan soal kimia sebelum dan sesudah proses pengajaran yang dilakukan sebanyak 2 kali dalam selang waktu sebulan. Setelah melakukan uji coba modul stoikiometri hasil penilaian guru kimia terhadap modul sangat baik dikisaran 3,26 – 4,00 tepatnya pada 3,35 yang berarti modul valid dan tidak perlu direvisi, dan memenuhi standart sebagai media pembelajaran. Modul pembelajaran inovatif diitegrasikan dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) untuk mempermudah penyampaian konsep modul. Pembelajaran dengan modul sangat efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata post test siswa di kelas eksperimen adalah (76,83) lebih tinggi dari kelas kontrol ( 69,83) dengan thitung > ttabel (8,23>1,319). Persen peningkatan hasil belajar pada kelas eksperimen adalah = 53,50 % dan pada kelas kontrol adalah = 50,12 %. Setelah dilakukan perhitungan maka didapat perbedaan signifikasi peningkatan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah = 14, 96 % pada pokok bahasan stoikiometri.

(6)

THE DEVELOPMENT OF INNOVATIVE TEACHING MODULE STOIKIOMETRI BASED 2013 CURICULUM AND BASED TEACHING MODEL OF PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

Joko Cahyono (NIM 4103131029)

ABSTRACK

The development of innovative module for teaching stoikiometri based 2013 curiculum explained ini this research. The population in this research is all off students in X Class of SMA Cerdas Murni Medan which haven three parallel class and then we have random sampling to be two class for population, one class as eksperiment class and another class as control class. Instrument used in this research is 40 guestions of multiple choise, which valided and taken 20 guestions of multiple choise, used ekperiment class and control class. The research aims to development and standardized of innovative module for teaching stoikiometri to showed effectivites for increase students outcomes. Standarized of innovatife teaching module knew from angket was given teachers and students. The effektivites module of teaching in increase outcomes students knews from students capability to do question of chemistry before and after teaching which have done twice during one month. Stoikiometri module have tried to the chemistry teachers and given posotif value around 3,26 - 4,00 exacly 3,35 it’s means module valied and haven’t repair also based as teching media. Innovative module of teaching fusioned with model of teaching that Problem Based Learning (PBL) for easy explained of module concept. Teaching with module was effective to increase students outcomes. The increased showed from means post - test value from eksperiment class is ( 76,83) higher than control class (69,83) with thitung > ttabel (8,23>1,319). Presentase of increased outcomes eksperiment class =53,50% and in control class = 50,12%. After calculated increase of students outcomes than knew of significant difference increase of students outcomesin eksperiment class and control class = 14,96% in topic stoikiometri.

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN i

RIWAYAT HIDUP ii

ABSTRAK iii

KATA PENGANTAR v

DAFTAR ISI vii

DAFTAR GAMBAR ix

DAFTAR TABEL x

DAFTAR LAMPIRAN xi

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1.Latar Belakang Masalah 1

1.2.Identifikasi Masalah 5

1.3.Rumusan Masalah 5

1.4.Batasan Masalah 6

1.5.Tujuan Penelitian 6

1.6.Manfaat Penelitian 7

1.7.Defenisi Operasional 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9

2.1. Bahan Ajar 9

2.2 Buku Sebagai Bahan Ajar 10

2.3. Standar Buku ajara Berdasarkan BSNP 11

2.4.Modul 13

2.5Kurikulum2013 17

2.6. Pembelajaran Kimia pada Kurikulum 2013 18

2.7.Model Pembelajaran 19

2.8.Deskripsi Tentang Materi Stoikiometri 23

2.9. Kerangka Konseptual 38

(8)

BAB III METODE PENELITIAN 41

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 41

3.2. Populasi dan Sampel 41

3.3. Variabel Penelitian 41

3.4 Rancangan Penelitian 41

3.5. Instrumen Penelitian 42

3.6. Prosedur Penelitian 44

3.7. Teknik Analisis Data 48

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN 50

4.1. Peninjauan Buku Kimia SMA 50

4.2. Pengembangn dan Standarisasi Modul Kimia SMA 52

4.3.Kemampuan Awal Siswa Sebelum Proses Pembelajaran 53

4.4Kemampuan Akhir Siswa Setelah Proses Pembelajaran 54

4.5Persen ( %) Peningkatan Hasil Belajar 55

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN 56

3.1. Kesimpulan 56

3.2. Saran 57

(9)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Peran Guru dalam PBL 21

Tabel 3.1 Rancangan Penelitian 39

Tabel 4.1. Hasil Analisis Buku TeksOleh Guru Kimia 51

Tabel 4.2 Nilai Rata-rata Post-tes Kelas Eksperimen

(10)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Skema Pengubahan satuan Jumlah Mol 33 Gambar 3.1 Prosedur Penelitian Pada Pengembangan dan

Standarisasi Modul Kimia di SMA 43

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya

dan masyarakat. Lee, dkk (2010) menyatakan bahwa salah satu upaya untuk

meningkatkan mutu pendidikan adalah melalui pengadaan materi pelajaran yang

bermutu.

Pengadaan materi pelajaran bermutu menjadi salah satu upaya untuk

meningkatkan mutu pendidikan , dan dapat dilakukan melalui bahan ajar

bermutu. Bahan ajar bermutu harus mampu menyajikan materi ajar sesuai

dengan tuntutan kurikulum, mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi (IPTEK), dan dapat menjembatani pembelajaran agar kompetensi

yang telah ditetapkan dapat tercapai. Di samping itu, inovasi pembelajaran dan

integrasi pendidikan karakter di dalam materi ajar dapat memberi peluang

meningkatkan mutu pendidikan dan meningkatkan karakter baik bangsa sesuai

dengan budaya di Indonesia (Situmorang, 2013).

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu

tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan

pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja

tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat

menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam

sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam

kehidupan sehari-hari. Kimia merupakan ilmu yang termasuk rumpun IPA, oleh

karenanya kimia mempunyai karakteristik sama dengan IPA. Karakteristik

tersebut adalah objek ilmu kimia, cara memperoleh, serta kegunaannya. Ada dua

hal yang berkaitan dengan kimia yang tidak terpisahkan, yaitu kimia sebagai

(12)

temuan ilmuwan dan kimia sebagai proses (kerja ilmiah). Oleh sebab itu,

pembelajaran kimia dan penilaian hasil belajar kimia harus memperhatikan

karakteristik ilmu kimia sebagai proses dan produk (Mardapi, 2007).

Kurikulum merupakan ciri utama pendidikan disekolah, dengan kata lain

kurikulum merupakan syarat mutlak bagi pendidikan atau pengajaran. Dapat kita

bayangkan bagaimana bentuk pelaksanaan suatu pendidikan atau pengajaran

disekolah yang tidak memiliki kurikulum. Dalam dunia pendidikan banyak

permasalahan yang berkaitan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi yang semakin berkembang pesat (Yamin, 2013).

Permasalahan yang timbul pada setiap perubahan kurikulum adalah

persoalan sosialisasi dan implementasi. Dalam konteks implementasi kurikulum

2013, kegiatan untuk membantu peserta didik tersebut diharapkan dapat memberi

pengalaman proses pembelajaran yang tidak hanya meningkatkan pengetahuan

saja, tetapi harus meningkatkan kreativitas, inovasi, berpikir kritis, dan

berkarakter kuat, diantaranya bertanggung jawab, mandiri, toleran, produktif,

bekerja sama, dan lain-lain, disamping dukungan kemampuan memanfaatkan

informasi dan berkomunikasi.

Untuk terselenggaranya kurikulum 2013 di sekolah, sangat tergantung

pada kesiapan guru, kepala sekolah, dan pengawas sekolah sebagai unsur paling

terdepan dalam mengimplementasikan kurikulum baru tersebut di sekolah sasaran.

Kurikulum 2013 kini telah mulai dilaksanakan sejak tanggal 15 Juli 2013 di

sejumlah sekolah di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pengembangan kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan pengembangan

kurikulum berbasis kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP

2006 yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara

terpadu.

Kimia sebagai salah satu mata pelajaran wajib peminatan bidang MIPA

dalam kurikulum 2013 pembelajaran di Kelas X SMA merupakan ilmu yang kaya

akan konsep yang bersifat abstrak. Kimia bukanlah pelajaran yang baru bagi

siswa, namun seringkali dijumpai siswa-siswi yang menganggap materi kimia

(13)

mampu untuk mempelajarinya. Hal ini mungkin disebabkan oleh penyajian materi

yang rumit, kurang menarik, monoton dan membosankan, dimana konsep dasar

kimia menjadi tidak menarik dan semakin sulit dipahami siswa. Di samping itu,

ketersediaan buku teks kimia berkualitas sesuai tuntutan kurikulum masih sangat

minim. Beberapa siswa masih kurang memahami buku teks kimia saat ini. Buku

teks yang dirancang hanya lebih fokus pada memberikan pengetahuan dan bukan

pengalaman. Wayan (2012) mengemukakan kondisi di atas berimplikasi terhadap

rendahnya prestasi belajar kimia dan konsep diri siswa. Pentingnya konsep diri

tidak terlepas dari menurunnya penerapan nilai-nilai universal dalam

pembelajaran di sekolah.

Salah satu faktor utama yang dianggap sebagai penyebab kurangnya hasil

belajar siswa dalam pembelajaran kimia adalah kesalahpahaman pada siswa

tentang topik kimia dan juga kurangnya penggunaan bahan ajar untuk pelajaran

kimia. Oleh karena itu, untuk mengatasi masalah ini, seorang guru harus

kompeten dalam melaksanakan tugasnya, salah satunya adalah untuk

mengembangkan bahan ajar. Pengembangan bahan ajar penting dilakukan oleh

guru sehingga pembelajaran lebih efektif, efisien dan tidak menyimpang dari

kompetensi yang dicapai.

Untuk mengatasinya, diperlukan inovasi dalam penerapan model maupun

metode pengajaran kimia yang dihubungkan dalam kehidupan sehari-hari. Inovasi

tersebut selain dilakukan oleh guru pada proses belajar mengajar di kelas, secara

tidak langsung juga dapat dilakukan dengan mengembangkan modul yang

digunakan dalam belajar kimia. Dalam pengembangannya, modul juga dapat

dikolaborasikan dengan model pembelajaran yang sesuai. Salah satunya adalah

model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning). Pembelajaran

berbasis masalah adalah suatu pembelajaran yang bukan hanya tentang

penyelesaian masalah tetapi lebih jauh lagi penyelesaian masalah dengan

meningkatkan pengetahuan dan pemahaman. Hasil penelitian Ratno (2013)

menyimpulkan bahwa Penerapan pembelajaran berbasis masalah dan advance

organizer berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar siswa pada materi

(14)

Penggunaan modul dalam pembelajaran telah terbukti memberikan hasil

yang baik dalam meningkatkan prestasi siswa. Hal ini dapat dilihat dari hasil

penelitian yang dilakukan oleh Elnovreny (2012) tentang pengembangan modul

pembelajaran pada pengajaran hidrokarbon untuk RSBI dan SBI membuktikan

bahwa dengan menggunakan modul dapat meningkatkan prestasi siswa sebanyak

23,316 % pada kelompok tinggi dan untuk kelompok rendah adalah 48,662 % .

Penelitian lain yang dilakukan oleh Hardilla (2012) tentang pengaruh

pengembangan berpikir kritis dalam pembelajaran konsep hidrolisis garam

melalui modul kimia untuk meningkatkan kelas XI prestasi siswa di mana hasil

post test di kelas eksperimen lebih tinggi daripada di kelas kontrol , sebanyak

79,17 % di kelas eksperimen dan kelas kontrol hanya 72,57 % dan juga persentase

kenaikan rata-rata siswa di kelas eksperimen adalah 74 % dan di kelas kontrol

adalah 61 %.

Hal yang sama dikemukakan oleh hasil penelitian Naiborhu (2012) tentang

efektivitas pembelajaran modul untuk meningkatkan prestasi siswa pada

pengajaran Termokimia dimana persentase rata-rata kelompok atas menggunakan

modul 46,45 % lebih tinggi daripada menggunakan buku 44,59 % dan persentase

rata-rata kelompok bawah menggunakan modul 75.50 % kurang dari

menggunakan buku 70.83 %. Jumlah persentase efektivitas menggunakan modul

98,46 % lebih tinggi dari 95,07 %. Standarisasi modul pembelajaran kimia telah

dinilai oleh dosen (3,52), dinilai oleh guru kimia (3,47), dan total rata-rata (3,49),

itu berarti bahwa modul pembelajaran kimia adalah valid dan tidak perlu revisi.

Demikian halnya dengan hasil penelitian Ginting (2013) tentang pengaruh

pengembangan modul kimia interaktif terhadap prestasi siswa pada pengajaran

kelarutan dan hasil kali kelarutan di SMA dimana rata-rata persentase kenaikan

prestasi siswa dikelas eksprimen sebesar 79% dan dikelas kontrol sebesar 54%.

Penelitian lain mengenai model pembelajaran problem based learning

yang dikemukakan oleh Faizah dkk (2013) yaitu pengembangan perangkat

pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan softskill dan pemahaman

konsep menyimpulkan bahwa perangkat pembelajaran berbasis masalah pada

(15)

sebesar 0,46, sebanyak 72,72% siswa mencapai ketuntasan soft skill dengan

kriteria tinggi, pemahaman konsep siswa juga meningkat, dan sebanyak 84,85% siswa mencapai ketuntasan belajar dengan KKM ≥ 76, serta siswa memberikan respon positif.

Berdasarkan latar belakang di atas , maka peneliti melakukan penelitian

dengan judul " Pengembangan Modul Pembelajaran Inovatif Stoikiometri Sesuai

Kurikulum 2013 Berbasis Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) “

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diidentifikasi beberapa

permasalahan yang dijadikan acuan dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Buku teks sebagai bahan ajar yang umunya digunakan guru, masih

banyak yang kurang sesuai dengan tujuan kurikulum 2013 yang

mengembangkan tiga aspek yakni kognitif, psikomotorik dan afektif

siswa.

2. Modifikasi dalam penerapan metode pembelajaran masih jarang

dilakukan dalam pembelajaran kimia.

3. Penyajian materi yang diberikan kurang dimodifikasi, cenderung

monoton dan membosankan, sehingga konsep dasar kimia menjadi

kurang menarik dan semakin sulit dipahami siswa. Hal ini menyebabkan

rendahnya prestasi belajar siswa

1.3Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang yang telah dikemukan diatas, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pendapat guru tentang buku teks kimia untuk kelas X pada

materi stoikiometri ?

2. Bagaimana mengembangkan modul kimia stoikiometri berdasarkan tujuan

(16)

3. Apakah hasil belajar kimia siswa yang diajarkan dengan menggunakan

modul pembelajaran inovatif yang telah disusun berbeda secara signifikan

dibandingkan dengan siswa yang diajarkan dengan menggunakan buku

text yang ada pada materi stoikimetri ?

1.4Batasan Masalah

Dalam hal ini pembatasan masalah perlu dilakukan agar penelitian dilakukan

dengan baik dan terarah. Batasan masalah yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Pengajaran dilakukan dengan menggunakan modul inovatif pembelajaran

Modul inovatif pembelajaran yang dimaksud adalah modul yang disusun

secara ringkas oleh peneliti sesuai dengan kurikulm 2013 dan berbasis

problem based learning (PBL) dan nantinya diberikan kepada siswa dan

hanya memuat 1 bab pelajaran yakni stoikiometri.

2. Dilaksanakan pada siswa kelas X SMA Cerdas Murni Medan T.A 2013 –

2014 pada pokok bahasan Stoikiometri.

1.5Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, adapun yang menjadi tujuan

penelitian ini adalah :

1. Memperoleh data tentang presepsi guru kimia atas materi

stoikiometri dalam buku – buku kimia kelas X.

2. Memperoleh modul pembelajaran kimia stoikiometri yang inovatif

sesuai tujuan kurikulum 2013.

3. Mengetahui gambaran hasil belajar kimia siswa yang diajarkan

dengan menggunakan modul pembelajaran inovatif stiokiometri yang

telah disusun dibandingkan dengan siswa yang diajarkan dengan

(17)

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil dari penelitian yang dilakukan penulis antara lain :

1. Bagi Peneliti : sebagai bahan masukan bagi peneliti secara pribadi sebagai

calon guru bidang studi kimia dalam hal upaya meningkatkan hasil belajar

siswa dalam pengajaran kimia dengan menggunakan modul inovatif dan

model pembelajaran PBL.

2. Bagi guru: sebagai bahan masukan untuk mempersiapkan dan menentukan

usaha perbaikan segala sesuatu yang mendukung pencapaian kesiapan

siswa dan menyususn persiapan belajar dalam mengikuti proses

pembelajaran sehingga dapat membantu peningkatan hasil belajar siswa.

3. Bagi siswa : memberikan masukan, membantu meningkatkan prestasi

belajar siswa dan meningkatkan kemandirian siswa

4. Bagi penelitian lanjutan : sebagai bahan kajian dan studi literature untuk

pengembangan modul dan model Problem Based Learning (PBL)

1.7 Defenisi Operasional

Bahan ajar yang digunakan sebagai sarana belajar sangat erat kaitannya

denga prestasi siswa. Salah satu jenis bahan ajar yang sering digunakan adalah

modul. Modul adalah sarana pembelajaran dalam bentuk tertulis, atau cetak yang

disusun secara sistematis, memuat materi pembelajaran, metode, tujuan

pembelajaran berdasarkan kompetensi dasar atau indikator pencapaian

kompetensi, petunjuk kegiatan belajar mandiri, dan memberikan kesempatan

kepada siswa untuk menguji diri sendiri melalui latihan yang disajikan dalam

modul tersebut.

Strategi pembelajaran berbasis masalah adalah menyodorkan masalah

kepada peserta didik untuk dipecahkan secara individu atau kelompok, strategi ini

pada intinya melatih keterampilan kognitifnya peserta didik terbiasa dalam

pemecahan masalah, mengambil keputusan, menarik kesimpulan, mencari

(18)

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,

isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

tertentu. Sebagai acuan dalam system pendidikan, maka segala sesuatu yang

berkaitan dalam proses belajar mengajar harus mengacu pada kurikulum,

demikian pula halnya dengan bahan ajar yang juag harus disesuaiakan dengan

(19)

DAFTAR PUSTAKA

Arends, (2004), Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta,

Chang, R., (2004), Kimia Dasar Konsep – Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid I,

Erlangga , Jakarta

Elnovreny, J., (2012), The Development of Learning Module on the Teaching of

Hydrocarbon for RSBI and SBI Students. Skripsi S-1 FMIPA Universitas

Negeri Medan (UNIMED), Medan

Faizah, S. S. Miswadi, S. Haryani., (2013), Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Soft Skill dan Pemahaman Konsep, Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 2 (2) : 120-128

Fogarty, R., (1997), Problem –based learning abd other curriculum models for the multiple intelligences classroom, Arlington Heights Illionis, Sky

Light

Ginting, J., (2013), The Influence of Interactive Chemistry Module Development

Towards Student’s Achievement on The Teaching of Solubility and

Solubility Product in Senior High School. Skripsi S-1 FMIPA Universitas

Negeri Medan (UNIMED), Medan

Hamdani, (2011), Strategi Belajar Mangajar, Pustaka Setia, Medan

Hardilla, Vika., (2012), The Influence of Critical Teaching Development in

Learning Salt Hydrolysis Concept through Chemistry Modules to

Increase Student’s Achievement Grade XI. Skripsi S-1 FMIPA

Universitas Negeri Medan (UNIMED), Medan

Lee, A.D., Green, B.N., Johnson, C.D. dan Nyquist, J., (2010), How to Write a Scholarly Book Review for Publication in a Peer-Reviewed Journal a Review of the Literature, The Journal of Chiropractic Education, 24(1): 57-59

Mardapi, D., (2007), Bada Standar Nasional Pendidikan, Jakarta

Naiborhu, P., (2012), The Effectiveness of Learning Module to Increase Student’s

Achievement on The Teaching of Thermochemistry. Skripsi S-1 FMIPA

Universitas Negeri Medan (UNIMED), Medan

(20)

Petrucci, R., (1987), Kimia Dasar ( Prinsip dan Terapan Modern ) edisi Keempat

Jilid I, Erlangga, Jakarta

Prastowo, (2010), Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, UNY-Press, Jogjakarta

Purba, M, (2006), Kimia untuk SMA Kelas X, Erlangga, Jakarta

Ratno, Suyit., (2013), Analisis Kreativitas dan Hasil Belajar Pada Pembelajaran

Berbasis Masalah dan Advance Organizer yang Diintegrasikan dengan Media Berbasis Komputer dan Media Benda Riil Pada Materi Larutan Penyangga. Tesis. Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan

(UNIMED), Medan

Rosenberg, J., ( 1996), Teori dan Soal – Soal Kimia Dasar Edisi Keenam,

Erlanga, Jakarta

Silitonga, P.M, (2011), Metodologi Penelitian Pendidikan, FMIPA Universitas Negeri Medan (UNIMED), Medan

, (2011), Statistik Teori dan Aplikasi dalam Penelitian, FMIPA Universitas Negeri Medan (UNIMED), Medan

Simatupang, N., (2013), Pengembangan Buku Ajar Kimia Inovatif untuk SMA/MA

Kelas X Semester II. Tesis. Program Pasca Sarjana Universitas Negeri

Medan (UNIMED), Medan

Situmorang, M., (2013), Pengembangan Buku Ajar Kimia SMA Melalui Inovasi Pembelajaran dan Integrasi Pendidikan Karakter untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa, Prosiding Seminar Hasil Lembaga Penelitian

Unimed

Sudarmo, Unggul.2013. KIMIA UNTUK SMA/ MA KELAS X. Erlangga, Jakarta

Wayan, I., (2012), Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap

Prestasi Belajar Kimia dan Konsep Diri Siswa Ditinjau Dari Gaya Kognitif. Tesis. Program Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Ganesha,

Bali

Gambar

Tabel 2.1 Peran Guru dalam PBL
Gambar 2.1 Skema Pengubahan satuan Jumlah Mol Gambar 3.1 Prosedur  Penelitian Pada Pengembangan dan

Referensi

Dokumen terkait

Yaitu kombinasi antara interview bebas dan interview terpimpin. Dalam melakukan interview, pewawancara membawa pedoman yang hanya berisi garis besar tentang hal yang akan

[r]

Pemerintah dapat melakukan campur tangan di dalam menentukan kurs valuta asing, biasanya campurtangan tersebut adalah dengan menentukan suatu

ini, maka perlu adanya pembatasan masalah untuk memudahkan dalam melaksanakan penelitian, maka dalam penelitian ini penulis batasi pada , “Berapa besar kontribusi hasil

Dalam pasar forex isu perubahan tingkat suku bunga sangat sensitif, oleh karenanya komentar seorang gubernur atau kepala bank sentral akan sangat mempengaruhi fluktuasi nilai tukar

Kontribusi adalah “S umbangan variabel terhadap variabel lain (Suprian A.S,1996, hlm. 22), yaitu “Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah

laporan tugas akhir ini dibahas mengenai pembuatan aplikasi yang dapat.. mengelola dan mencatat data-data kepegawaian dengan baik

Reducing energy related emissions: using an energy systems optimisation model to support policy planning in Finland.. Proyeksi dan Optimasi Pemanfaatan Energi Ter- barukan