Oleh :
Adrina Mona H. Sidabalok NIM. 409111005
Program Studi Pendidikan Matematika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala rahmat dan kasih-Nya yang memberikan kesehatan dan hikmat kepada
penulis sehingga penelitian dan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak
Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd, sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak
memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal penyusunan
proposal penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima
kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Dr. M. Manullang, M.Pd, Bapak Drs.
Asrin Lubis, M.Pd, dan Bapak Drs. Zul Amry, M.Si, selaku dosen penguji yang
telah memberikan saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai selesainya
skripsi ini dan kepada Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si selaku dosen pembimbing
akademik yang telah memberikan bimbingan dan saran-saran selama perkuliahan.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Ibnu
Hajar, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan beserta jajarannya, Bapak
Prof. Drs. Motlan Sirait, M.Sc., Ph.D, selaku Dekan Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan beserta jajarannya, Bapak Drs.
Syafari, M.Pd selaku Ketua Jurusan Matematika FMIPA UNIMED, Bapak Drs.
Yasifati Hia, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Matematika FMIPA UNIMED,
Bapak Drs. Zul Amry, M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika
FMIPA UNIMED serta kepada seluruh Bapak dan Ibu dosen beserta staf pegawai
Jurusan Matematika yang telah membantu dan memberikan kelancaran selama
penyusunan skripsi ini.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Bantu Ketaren
selaku kepala sekolah SMP Swasta Katolik Budi Murni-2 Medan yang telah
memberikan izin kepada penulis untuk mengadakan penelitian , guru bidang studi
matematika Bapak Drs. P. Silalahi dan para guru SMP Swasta Katolik Budi
Murni-2 Medan beserta siswa-siswi kelas VIII-A yang telah membantu penulis
v
Teristimewa penulis menyampaikan terima kasih kepada Ayahanda
tercinta R.Benhard Sidabalok, S.E dan Ibunda yang terkasih, Ratna Rosdiana, S.E,
S.H yang telah begitu banyak memberikan kasih sayang, doa, motivasi dan
semangat serta dukungan moral maupun material kepada penulis dalam
menyelesaikan pendidikan di Unimed. Serta kepada abang Christian Sidabalok
dan adik Pretty Imelda Sidabalok yang telah memberikan doa dan semangat
kepada penulis selama perkuliahan dan dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada sahabat-sahabat penulis
(Melan Siagian, Ratu Natalia, Reni Sirait, Fransisca Yulwinner serta keluarga
besar DIK. B’09). Penulis secara khusus mengucapkan terima kasih kepada
Agustinus Lumban Gaol yang selalu setia memberi dukungan, motivasi dan doa
kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis juga mengucapkan
terima kasih kepada seluruh pihak yang tidak bisa penulis tulis namanya satu
persatu yang telah memberikan doa dan membantu penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam menyelesaikan
skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi
maupun bahasa, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini
bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan matematika. Semoga
Tuhan Yang Maha Esa senantiasa mencurahkan rahmat-Nya kepada kita semua.
Medan, Januari 2014
Penulis,
PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN
PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA DI KELAS VIII SMP SWASTA KATOLIK
BUDI MURNI-2 MEDAN
Adrina Mona H. Sidabalok (409111005)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas VIII-A SMP Swasta Katolik Budi Murni-2 Medan melalui penerapan pendekatan pembelajaran matematika realistik pada materi sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV).
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam 2 siklus yang masing-masing dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII-A SMP Swasta Katolik Budi Murni-2 Medan berjumlah 48 orang. Objek dalam penelitian ini adalah kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dengan menerapkan pendekatan pembelajaran matematika realistik (PMR). Data penelitian diperoleh dari hasil observasi pelaksanaan pembelajaran dan tes kemampuan pemecahan masalah.
Berdasarkan hasil tes diagnostik diketahui tingkat kemampuan pemecahan masalah matematika siswa berkategori sangat rendah dengan skor rata-rata 28,25 yang dilihat dari total skor siswa tiap indikator per jumlah siswa. Setelah pemberian tindakan pada siklus I, tingkat kemampuan pemecahan masalah matematika siswa berkategori rendah dengan skor rata-rata 54,35 dimana jumlah siswa yang telah mencapai ketuntasan belajar sebanyak 27 siswa atau 56,25% dari keseluruhan siswa. Selanjutnya, setelah pelaksanaan tindakan pada siklus II, tingkat kemampuan pemecahan masalah matematika siswa berkategori tinggi dengan skor rata-rata 69,02 dimana jumlah siswa yang telah mencapai ketuntasan belajar sebanyak 43 siswa atau 89,58% dari keseluruhan siswa.
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar isi vi
Daftar Gambar viii
Daftar Tabel ix
Daftar Lampiran x
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang Masalah 1
1.2. Identifikasi Masalah 6
1.3. Batasan Masalah 6
1.4. Rumusan Masalah 6
1.5. Tujuan Penelitian 7
1.6. Manfaat Penelitian 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8
2.1. Kerangka Teoritis 8
2.1.1. Hakikat Matematika 8
2.1.2. Pengertian Belajar 8
2.1.3. Pembelajaran Matematika 9
2.1.4. Masalah dalam Matematika 10
2.1.5. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika 11 2.1.6. Alat Evaluasi Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa 15
2.1.7. Aktivitas Belajar 15
2.1.8. Pendekatan Pembelajaran Matematika 17 2.1.9. Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik 19 2.1.9.1. Prinsip Pembelajaran Matematika Realistik 21 2.1.9.2. Karakteristik Pembelajaran Matematika Realistik 22 2.1.9.3. Teori-Teori yang Melandasi Pembelajaran
Matematika Realistik 24 2.1.9.4. Implementasi Pembelajaran Matematika Realistik 27 2.1.9.5. Kelebihan dan Kekurangan PMR 29 2.1.10. Uraian Materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel 32
2.2. Kerangka Konseptual 36
2.3. Hipotesis Tindakan 37
BAB III METODE PENELITIAN 38
3.1. Jenis Penelitian 38
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 38
3.3.1. Subjek Penelitian 38
3.3.2. Objek Penelitian 38
3.4. Prosedur Penelitian 38
3.5. Alat Pengumpul Data 41
3.5.1. Lembar Observasi 41
3.5.2. Tes Kemampuan Pemecahan Masalah 42
3.6. Teknik Analisis Data 43
3.6.1. Reduksi Data 43
3.6.2. Paparan Data 43
3.6.2.1. Analisis Hasil Observasi 43 3.6.2.2. Analisis Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah 44 3.6.2.3. Analisis Data dengan Uji-t 47 3.6.2.4. Hasil Dokumentasi 49
3.7.3. Penarikan Kesimpulan 49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 50
4.1. Deskripsi Hasil Penelitian 50
4.1.1. Deskripsi Hasil Tes Diagnostik 50 4.1.2. Alternatif Pemecahan Masalah I (Perencanaan Tindakan I) 52
4.1.3. Pelaksanaan Tindakan I 53
4.1.3.1. Pertemuan Pertama 53 4.1.3.2. Pertemuan Kedua 55
4.1.3.3. Pertemuan Ketiga 57
4.1.4. Analisis Data I 58
4.1.4.1. Deskripsi Hasil Observasi I 58 4.1.4.2. Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 61
4.1.4.3. Refleksi I 62
4.1.5. Alternatif Pemecahan Masalah II (Perencanaan Tindakan II) 65
4.1.6. Pelaksanaan Tindakan II 67
4.1.6.1. Pertemuan Pertama 67
4.1.6.2. Pertemuan Kedua 69
4.1.6.3. Pertemuan Ketiga 72
4.1.7. Analisis Data II 72
4.1.7.1. Deskripsi Hasil Observasi II 72 4.1.7.2. Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 76 4.1.7.3. Hasil Data dengan Uji-t 77
4.1.7.4. Refleksi II 81
4.2. Pembahasan Hasil Penelitian 85
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 88
5.1. Kesimpulan 88
5.2. Saran 89
ix
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1. Alternatif Pemberian Skor Pemecahan Masalah 15 Tabel 2.2. Pendekatan Pembelajaran dalam Pendidikan Matematika 18
Tabel 3.1. Norma Absolut Skala Lima 45
Tabel 3.2. Kualifikasi Persentase Langkah-Langkah dalam
Memecahkan Masalah 45
Tabel 3.3. Kriteria Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah 46 Tabel 4.1. Persentase KPM Siswa Kelas VIII-A SMP Swasta Katolik Budi Murni-2 Medan Berdasarkan Langkah-Langkah
Pemecahan Masalah pada Tes Diagnostik 51 Tabel 4.2. Persentase KPM Siswa Kelas VIII-A SMP Swasta Katolik Budi Murni-2 Medan Berdasarkan Langkah-Langkah
Pemecahan Masalah pada TKPM I 61
Tabel 4.3. Hasil Refleksi pada Siklus I 63
Tabel 4.4. Persentase KPM Siswa Kelas VIII-A SMP Swasta Katolik Budi Murni-2 Medan Berdasarkan Langkah-Langkah
Pemecahan Masalah pada TKPM II 76
Tabel 4.5. Rekap Tindakan 82
Tabel 4.6. Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Tiap
Tindakan 86
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1. Alur Pemecahan Masalah Menggunakan Matematika 13 Gambar 2.2. Model Matematisasi Konseptual 20 Gambar 3.1. Alur dalam Penelitian Tindakan Kelas 39 Gambar 4.1. Persentase Penguasaan Langkah-Langkah Pemecahan
Masalah Kelas VIII-A SMP Swasta Katolik Budi
Murni-2 Medan Berdasarkan Tes Diagnostik 52 Gambar 4.2. Persentase Penguasaan Langkah-Langkah Pemecahan
Masalah Kelas VIII-A SMP Swasta Katolik Budi
Murni-2 Medan Berdasarkan TKPM I 62
Gambar 4.3. Persentase Penguasaan Langkah-Langkah Pemecahan Masalah Kelas VIII-A SMP Swasta Katolik Budi
Murni-2 Medan Berdasarkan TKPM II 77
x
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I (Siklus I) 93 Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II (Siklus I) 103 Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran III (Siklus II) 110 Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IV (Siklus II) 117
Lampiran 5. Lembar Kerja Siswa I 124
Lampiran 6. Lembar Kerja Siswa II 131
Lampiran 7. Lembar Kerja Siswa III 135
Lampiran 8. Lembar Kerja Siswa IV 140
Lampiran 9. Alternatif Penyelesaian LKS I 144 Lmapiran 10. Alternatif Penyelesaian LKS II 150 Lampiran 11. Alternatif Penyelesaian LKS III 154 Lampiran 12. Alternatif Penyelesaian LKS IV 159 Lampiran 13. Kisi-Kisi Tes Diagnostik Kemampuan Pemecahan
Masalah 163
Lampiran 14. Kisi-Kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 164 Lampiran 15. Kisi-Kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 165 Lampiran 16. Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Pemecahan
Masalah 166
Lampiran 17. Tes Diagnostik Kemampuan Pemecahan Masalah 167 Lampiran 18. Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 168 Lampiran 19. Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 169 Lampiran 20. Alternatif Penyelesaian Tes Diagnostik Kemampuan
Pemecahan Masalah 170 Lampiran 21. Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Pemecahan
Masalah I 174
Lampiran 22. Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Pemecahan
Masalah II 181
Lampiran 23. Lembar Validitas Tes Diagnostik Kemampuan
Pemecahan Masalah 186 Lampiran 24. Lembar Validitas Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 189 Lampiran 25. Lembar Validitas Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 192 Lampiran 26. Lembar Observasi Proses Pembelajaran (Siklus I) 195 Lampiran 27. Lembar Observasi Proses Pembelajaran (Siklus II) 197 Lampiran 28. Lembar Observasi Aktivitas Siswa (Siklus I) 199 Lampiran 29. Lembar Observasi Aktivitas Siswa (Siklus II) 201 Lampiran 30. Daftar Nama Siswa Kelas VIII-A SMP Swasta Katolik
Budi Murni-2 Medan 203
Lampiran 31. Hasil Tes Diagnostik 204
Lampiran 32. Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 206 Lampiran 33. Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 208 Lampiran 34. Uji Pertumbuhan (Uji-t) Hasil Tes Kemampuan
Pemecahan Masalah 210
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu kebutuhan manusia yang harus dipenuhi
dalam mengembangkan potensi dirinya untuk menghadapi setiap perubahan yang
akan terjadi di masa mendatang. Trianto (2009: 1) mengemukakan bahwa: “Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan di masa mendatang adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi peserta didik, sehingga yang
bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan problema kehidupan yang dihadapinya.”
Matematika merupakan suatu wahana pendidikan yang mempunyai
kontribusi yang berarti bagi masa depan bangsa, khususnya dalam mencerdaskan
kehidupan bangsa. Matematika juga dapat membentuk kepribadian siswa serta
mengembangkan keterampilan tertentu. Dengan belajar matematika orang dapat
mengembangkan kemampuan berpikir secara matematis, logis, kritis dan kreatif
yang sungguh dibutuhkan dalam kehidupan. Seperti yang diungkapkan Cornelius
(Abdurrahman, 2009:253) bahwa alasan perlunya belajar matematika adalah
sebagai berikut :
“Lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan (1) sarana berpikir yang jelas dan logis, (2) sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, (3) sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman, (4) sarana untuk mengembangkan kreativitas dan (5) sarana unutk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya.”
Selanjutnya Hudojo (1988: 74) juga menyatakan bahwa “Matematika bukanlah
ilmu yang hanya untuk keperluan dirinya sendiri, tetapi ilmu yang bermanfaat
untuk sebagian besar ilmu-ilmu lain. Dengan perkataan lain, matematika
mempunyai peranan yang sangat esensial untuk ilmu lain, yang utama sains dan teknologi.”
Pembelajaran matematika merupakan salah satu sarana untuk
mengembangkan kemampuan pemecahan masalah. Pemecahan masalah
2
memperoleh pengalaman menggunakan pengetahuan serta keterampilan yang
sudah dimiliki untuk diterapkan pada pemecahan masalah. Oleh sebab itu, salah
satu aspek yang ditekankan dalam kurikulum adalah meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah siswa. Hal ini senada dengan yang diungkapkan Lerner (dalam Abdurrahman, 2009: 253) mengemukakan bahwa: “Kurikulum bidang studi matematika hendaknya mencakup 3 elemen, (1) konsep, (2) keterampilan,
(3) pemecahan masalah.”
Untuk itu, guru diharapkan dapat mengembangkan kemampuan
pemecahan masalah sehingga siswa dapat memecahkan masalah matematika
secara terstruktur, sistematis dan logis. Abdurrahman (1999: 254) menyatakan bahwa: “Pemecahan masalah adalah aplikasi dari konsep dan keterampilan. Dalam pemecahan masalah biasanya melibatkan beberapa kombinasi konsep dan keterampilan dalam suatu situasi baru atau situasi yang berbeda”. Namun, pembelajaran matematika saat ini masih kurang menyentuh kepada substansi
pemecahan masalah. Siswa lebih cenderung menghafalkan konsep-konsep
matematika sehingga kemampuan siswa dalam memecahkan masalah sangat
kurang.
Namun jika dilihat pada proses belajar mengajar, matematika adalah salah
satu pelajaran yang tidak diminati karena siswa menganggap bahwa matematika
adalah pelajaran yang sulit. Sedikit siswa yang mampu mengerjakan soal yang
bersangkutan dengan mengembangkan keterampilan dan kemampuan berpikir
dalam mengerjakannya.
Terlebih jika soal yang diberikan adalah soal cerita terkait kemampuan
pemecahan masalah kehidupan sehari-hari. Siswa kesulitan dalam menyelesaikan
soal-soal yang berbentuk pemecahan masalah dan siswa juga mengalami kesulitan
untuk menafsirkan masalah yang diberikan dalam bentuk soal cerita kedalam
model matematika. Maka, siswa tidak mampu menyelesaikan masalah yang
diberikan sehingga siswa cenderung mengambil kesimpulan untuk melakukan
operasi bilangan-bilangan yang ada dalam soal cerita tanpa memahami apa
salah satu guru matematika SMP Swasta Budi Murni-2 Medan (Bapak Drs.
P.Silalahi) pada tanggal 27 Februari 2013 dan pemberian tes diagnostik kepada
siswa kelas VIII SMP Swasta Budi Murni-2 Medan menunjukkan bahwa siswa
mengalami kesulitan mengerjakan soal-soal di dalam pemecahan masalah
khususnya pada pokok bahasan sistem persamaan linear dua variabel. Dimana
pemecahan masalah biasanya melibatkan beberapa kombinasi konsep, menuntut
kemampuan berpikir dan keterampilan siswa. Sehingga jika diberikan soal yang
berbeda dengan soal yang sebelumnya siswa sulit mengerjakan soal tersebut.
Dari hasil survei peneliti yang diberikan berupa tes diagnostik kepada 41
siswa kelas VIII-D SMP Swasta Budi Murni-2 Medan, tes yang diberikan berupa
tes berbentuk uraian untuk melihat kemampuan siswa dalam memecahkan
masalah dalam matematika, seperti berikut ini:
1. Dina memiliki sejumlah uang. Sepertiganya ia belanjakan ke toko buku. Jika
sekarang uang Dina tinggal Rp 20.000. Berapakah uang Dina mula-mula?
2. Selisih usia ayah dan ibu 4 tahun (ayah lebih tua dari ibu). Dua kali usia ayah
ditambah usia ibu sama dengan 68 tahun. Berapakah usia mereka
masing-masing?
Dari hasil observasi peneliti berupa pemberian tes diagnostik pemecahan
masalah kepada siswa, terlihat jelas bahwa kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa masih sangat rendah. Dalam mengukur kemampuan pemecahan
masalah, dilihat dari empat indikator yaitu: memahami masalah, merencanakan
penyelesaian masalah, melaksanakan penyelesaian masalah, dan memeriksa
kembali. Hasil pengamatan diperoleh bahwa siswa yang mampu memahami
maslah dengan tuntas ada 9 orang dengan persentase 21,95%; siswa yang mampu
merencanakan penyelesaian masalah dengan tuntas ada 1 siswa dengan persentase
2,44%; tidak ada siswa yang mampu melaksanakan penyelesaian masalah dengan
tuntas dengan persentase 0%; dan tidak ada siswa yang mampu memeriksa
kembali dari penyelesaian yang dikerjakan dengan persentase 0%. Dari hasil tes
diagnostik ini terlihat bahwa siswa belum mampu menyelesaikan soal-soal cerita
4
matematika siswa masih sangat rendah dengan nilai rata-rata tes diagnostik adalah
20,1. Dari hasil pekerjaan siswa diketahui bahwa siswa tidak memahami masalah
yang diberikan sehingga siswa kesulitan untuk merancang atau menyusun strategi
untuk menyelesaikan soal dan selanjutnya siswa tidak mampu menyelesaikannya.
Setelah menelusuri dari hasil observasi yang dilakukan di SMP Budi
Murni-2 Medan, ditemukan salah satu penyebab tingkat kemampuan pemecahan
masalah siswa masih sangat rendah yaitu pembelajaran matematika disekolah ini
masih didominasi dengan penggunaan metode ceramah dan kegiatan lebih
berpusat pada guru. Penyebab lainnya adalah didalam proses pembelajaran masih
tampak adanya kecenderungan meminimalkan peran dan keterlibatan siswa.
Berdasarkan wawancara, guru pernah melatih siswa dalam pemecahan
masalah tetapi siswa kurang mampu menerapkan konsep dalam pemecahan
masalah matematika dikarenakan penguasaan siswa terhadap konsep-konsep
matematika tidak mendalam. Dan juga guru mencoba memvariasikan pendekatan
pembelajaran yaitu dengan pendekatan pembelajaran matematika realistik, namun
hasil belajar siswa masih rendah. Hal ini tidak sejalan dengan beberapa penelitian
tentang PMR yang telah dilakukan di Indonesia. Hasil-hasil penelitian tersebut
memberikan bukti empiris tentang prospek pengembangan dan implementasi
PMR di tanah air. Salah satunya hasil penelitian Hadi (2005: 43), dalam
penelitiannya yang dilaksanakan di Yogyakarta dengan mengambil sampel
siswa-siswa SLTP ditemukan hasil positif dalam penggunaan materi PMR dalam
pembelajaran matematika, yaitu siswa menjadi lebih termotivasi, aktif dan kreatif
dalam proses belajar mengajar disebabkan oleh materi yang menarik karena
dilengkapi dengan gambar-gambar dan cerita. Siswa juga menunjukkan kemajuan
dalam belajar matematika, yang ditunjukkan dengan pemahaman konsep
matematika yang mereka pelajari dan peningkatan pemecahan masalah
matematika yang mereka peroleh dari pretest ke postest.
Dengan menerapkan pembelajaran matematika realistik, didalam
pembelajaran diharapkan siswa akan memiliki sikap menghargai matematika
sehari-hari, proses pembelajaran matematika tidak menimbulkan kebosanan
karena tidak langsung ke bentuk yang formal (abstrak).
Konsep belajar dalam pendekatan pembelajaran realistik, guru
menghadirkan dunia nyata ke dalam kelas sedemikian rupa sehingga ide atau
pengetahuan matematikanya dapat muncul dari masalah realistik tersebut.
Menurut Freudenthal (dalam Aryadi, 2012 : 20) menyatakan bahwa:
“Suatu pengetahuan akan menjadi bermakna bagi siswa jika proses pembelajaran dilaksanakan dalam suatu konteks atau pembelajaran menggunakan permasalahan realistik. Suatu masalah realistik tidak harus selalu berupa masalah yang ada di dunia nyata dan bisa ditemukan dalam kehidupan sehari-hari siswa. Suatu masalah disebut „realistik‟ jika masalah tersebut dapat dibayangkan (imagineable) atau nyata (real) dalam pikiran siswa.”
Selama proses memecahkan masalah kontekstual yaitu proses memahami
sampai menyelesaikan masalah, para siswa akan mempelajari langkah pemecahan
masalah dan bernalar dengan membangun pengetahuannya sendiri. Hasil yang
diperoleh selama pembelajaran akan lebih bertahan lama karena ide
matematikanya ditemukan siswa sendiri dengan bantuan guru.
Dalam pembelajaran matematika realistik, masalah realistik yang
dimaksud adalah jika masalah tersebut dapat dibayangkan atau nyata dalam
pikiran siswa. Setelah siswa dapat membayangkan masalah tersebut lalu siswa
dapat mendeskripsikan bagaimana penyelesaian sesuai dengan pengalaman
mereka. Strategi ini dikembangkan sendiri oleh siswa berdasarkan pengetahuan
yang dimiliki sebelumnya. Guru hanya membantu dan membimbing siswa untuk
mengambil keputusan. Oleh karena itu, melalui pembelajaran matematika realistik
ini diharapkan kemampuan pemecahan masalah siswa akan meningkat dengan
memahami dan menyelesaikan masalah kontekstual sesuai dengan langkah
pemecahan masalah. Dengan demikian pembelajaran realistik dapat membantu
siswa dalam mengembangkan kemampuan pemecahan masalah siswa.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk
6
Matematika Realistik Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa di Kelas VIII SMP Swasta Budi Murni-2 Medan”.
1.2.Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka identifikasi
masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Rendahnya kemampuan siswa menyelesaikan soal pemecahan masalah
matematika.
2. Siswa mengalami kesulitan penyelesaian soal-soal apabila guru memberikan
yang tidak sesuai dengan contoh.
3. Model pembelajaran yang digunakan guru kurang memperhatikan keterlibatan
siswa dalam belajar.
1.3. Batasan Masalah
Sesuai dengan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, maka
peneliti membatasi masalah yang akan dikaji agar hasil penelitian ini dapat lebih
jelas dan terarah. Masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini dibatasi pada
penerapan pendekatan pembelajaran matematika realistik untuk meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah siswa di kelas VIII SMP Swasta Budi Murni-2
Medan Tahun Ajaran 2013/2014.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah, maka yang menjadi rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana strategi penerapan pendekatan Pembelajaran Matematika
Realistik untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa di kelas
VIII SMP Swasta Budi Murni-2 Medan?
2. Bagaimana aktivitas siswa dalam belajar ketika diterapkan pendekatan
Pembelajaran Matematika Realistik untuk meningkatkan kemampuan
3. Bagaimana peningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa setelah
diterapkan pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik di kelas VIII SMP
Swasta Budi Murni-2 Medan?
1.5.Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui strategi penerapan pendekatan Pembelajaran Matematika
Realistik dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika
siswa di kelas VIII SMP Swasta Budi Murni-2 Medan.
2. Untuk mengetahui aktivitas siswa pada saat diterapkannya pendekatan
Pembelajaran Matematika Realistik untuk meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah matematika di kelas VIII SMP Swasta Budi Murni-2
Medan.
3. Untuk mengetahui apakah dengan diterapkannya pendekatan Pembelajaran
Matematika Realistik dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
matematika di kelas VIII SMP Swasta Budi Murni-2 Medan.
1.6.Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan setelah melakukan penelitian ini adalah:
1. Bagi siswa, melalui pembelajaran matematika realistik diharapkan dapat
mengatasi kesulitan dalam menyelesaian persoalan matematika dan dapat
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah pada materi sistem persamaan
linear dua variabel.
2. Bagi guru, sebagai bahan pertimbangan dalam memilih model pembelajaran
yang dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa.
3. Bagi sekolah, sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil alternatif
kebijakan penerapan model pembelajaran yang inovatif di sekolah.
4. Bagi Peneliti, hasil-hasil penelitian dapat dijadikan masukan dalam
pengembangan penerapan model pembelajaran kepada siswa untuk berbagai
88
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan pada Bab IV maka diperoleh
kesimpulan sebagai berikut:
1. Strategi penerapan Pembelajaran Matmatika Realistik yang dilakukan oleh
peneliti adalah:
a. Memberikan motivasi kepada siswa dengan menyampaikan keterkaitan
(manfaat) materi dengan kehidupan nyata sehari-hari.
b. Memaksimalkan diskusi kelompok dengan menjelaskan pentingnya
diskusi dengan kelompok agar siswa aktif berdiskusi dengan teman
kelompoknya (ada dialog antar teman) demi pencapaian yang sempurna
dalam mengerjakan LKS.
c. Pembagian kelompok belajar secara heterogen yang menyebabkan
siswa dapat saling berbagi ilmu.
d. Memberi nilai tambah bagi siswa yang bertanya/memberi tanggapan
sehingga memicu setiap siswa untuk aktif dalam pembelajaran. Dengan
demikian terjadi tanya jawab yang dapat menghidupkan suasana belajar
di kelas dan keaktifan siswa dalam pembelajaran meningkat.
2. Aktifitas belajar siswa ketika diterapkan Pembelajaran Matematika
Realistik adalah:
a. Perhatian siswa ketika peneliti menuntun siswa untuk memahami
materi mengalami perubahan ke arah yang lebih baik. Siswa fokus
memperhatikan karena peneliti sudah mampu menguasai kelas.
b. Keaktifan siswa dalam bertanya mengalami perubahan ke arah yang
lebih baik. Sudah banyak siswa yang berani bertanya karena peneliti
memberikan nilai tambahan bagi siswa yang aktif.
c. Keaktifan siswa dalam mengerjakan LKS mengalami perubahan ke
baik karena siswa sudah mulai mengerti dan terbiasa mengerjakan
dengan langkah-langkah pemecahan masalah.
d. Diskusi dalam kelompok mengalami perubahan ke arah yang lebih
baik. Sudah banyak siswa yang aktif dalam kelompok karena
kelompok diskusi disusun secara heterogen berdasarkan hasil TKPM I.
e. Perhatian siswa ketika kelompok penyaji mempersentasikan hasil
diskusinya mengalami perubahan ke arah yang lebih baik. Siswa fokus
memperhatikan kelompok penyaji karena peneliti akan menunjuk
kelompok lain untuk menanggapinya.
f. Keaktifan siswa dalam menanggapi hasil diskusi mengalami perubahan
ke arah yang lebih baik. Banyak kelompok yang berminat menanggapi
karena ingin tahu kebenarannya dan juga ingin mendapatkan nilai
tambahan.
g. Dalam menuliskan kesimpulan materi juga mengalami perubahan ke
arah yang lebih baik. Siswa fokus nmenuliskan kesimpulan materi
karena sudah benar-benar mengerti mengenai materi yang dibahas.
3. Peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dengan
menggunakan Pembelajaran Matematika Realistik secara klasikal sebesar
33,33% yaitu 56,25% pada siklus I menjadi 89,58% pada siklus II.
Hal ini dapat dilihat pada siklus I jumlah siswa yang mencapai ketuntasan
sebanyak 27 orang, yaitu 5 orang dengan kategori sangat tinggi, 12 orang
dengan kategori tinggi dan 10 orang dengan kategori sedang. Sedangkan
pada siklus II sebanyak 43 orang, yaitu 25 orang dengan kategori sangat
tinggi, 9 orang dengan kategori tinggi dan 9 orang dengan kategori sedang.
5.2 Saran
Adapun saran-saran yang dapat diajukan dari penelitian ini adalah :
1. Kepada guru khususnya guru matematika disarankan memperhatikan
kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dan melibatkan siswa
dalam pembelajaran serta menerapkan pendekatan pembelajaran
90
2. Kepada siswa disarankan lebih berani dalam menyampaikan pendapat atau
ide-ide, lebih aktif dalam proses pembelajaran dan dapat mempergunakan
seluruh potensi yang dimiliki dalam pelajaran matematika.
3. Kepada peneliti lanjutan agar hasil dan perangkat penelitian ini dapat
dijadikan pertimbangan untuk menerapkan pembelajaran matematika
realistik pada materi sistem persamaan linear dua variabel ataupun materi
Abdurrahman, Mulyono, (2009), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Rineka Cipta, Jakarta.
Arifin, Zainal, (2009), Evaluasi Pembelajaran, PT Remaja Rosdakarya, Bandung.
Arikunto, Suharsimi (2010), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara,
Bandung.
Dimyati & Mudijono, (2002), Belajar dan Pembelejaran, Rineka Cipta, Jakarta.
Firdaus, (2009) , Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika ,
http://madfirdaus.wordpress.com/2009/11/23/kemampuan-pemecahan-masalah-matematika/, diakses 20 Februari 2013.
Hadi, Surtato., (2005), Pendidikan Matematika Realistik dan Implementasinya,
Tulip, Banjarmasin.
Hudojo, H., (1988), Mengajar Belajar Matematika, Depdikbud, Jakarta.
Sardiman, A. M, (2010), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Rajawali Pers,
Jakarta.
Sudjana, Nana, (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Remaja
Rosdakarya, Bandung.
Sudjana, (1996), Metoda Statistika, Tarsito, Bandung.
Slameto, (2010), Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi (edisi revisi),
Rineka Cipta, Jakarta.
92
Trianto, (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif – Progresif, Kencana,
Jakarta.
Trianto, (2012), Mendesain Pembelajaran Kontekstual di Kelas, Cerdas Pustaka,
Jakarta.
Uno, Hamzah, (2007), Model Pembeljaran Menciptakan Proses Belajar
Mengajar yang Kreatif dan Efektif, Bumi Aksara, Jakarta.
Wijaya, Aryadi, (2012), Pendidikan Matematika Realistik Suatu Alternatif
Pendekatan Pembelajaran Matematika, Graha Ilmu, Yogyakarta.