Dalam Meningkatkan Kompetensi Membaca dan Menghafal juz-amma Di Surabaya)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pada Program Studi Ilmu Komunikasi
FISIP UPN “Veteran” Jawa Timur
Disusun Oleh:
Ida Rizky Amilia 0943010276
YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN
UNIVERSITAS PEMBAGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA
TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
SURABAYA
(Studi Deskr iptif Kualitatif Komunikasi inter per sonal Gur u dan
Siswa TPA AL-ISLAMIYAH dalam Meningkatkan Kompetensi
Membaca dan Menghafal J uz-Amma di Sur abaya)
Disusun Oleh :
IDA RIZKY AMILIA
0943010276
Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Skripsi
Menyetujui, Pembimbing Utama
Dra. Diana Amalia, M.Si NPT. 19863009071991032001
Islamiyah dalam Meningkatkat Kompetensi Membaca dan Menghafal juz-amma di Sur abaya)
Oleh:
IDA RIZKY AMILIA NPM 0943010276
Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skr ipsi J urusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” J awa Timur Pada Tanggal 10 J anuar i 2014
Pembimbing Utama Tim Penguji
1. Ketua
Dr a. Diana Amalia, MSi
Dr a.Sumar djijati M.Si
NIP. 19863009071991032001
NIP.196203231993091001
2. Sekr etaris
Mengetahui,
DEKAN
rahmatnya sehingga penulis dapat menyelsaikan Skripsi yang berjudul
“KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU DAN SISWA TPA
AL-ISLAMIYAH SURABAYA”. Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan
proposal ini banyak terdapat kekurangan-kekurangan. Namun penulis tidak lepas
dari arahan dan bimbingan yang diberikan dengan perhatiandan kesabaran
meluangkan waktu untuk penulis.
Pada kesempatan ini penulis juga menyampaikan banyak terima kasih yang
sebanyak-banyaknya pada semuah pihak yang telah membantu penulis dalam
menyelsaikan Skripsi ini diantaranya.
1. Dra.Hj. Suparwati, M.Si. Dekan Fakultas iImu Sosial dan ilmu politik
UPN “veteran” Jatim.
2. Dra. Diana Amalia. M.Si. Dosen pembimbing Skripsi serta memberikan
banyak ilmu untuk menyusun Skripsi ini.
3. Juwito, S.sos M.Si, ketua jurusan ilmu komunikasi UPN “Vetran” Jatim.
4. Dosen-dosen program studi ilmu komunikasi yang telah banyak
memberikan ilmu dan dorongan dalam menyelsaikan Skripsi ini.
5. Ayah, umik dan kakak, serta adik-adikku yang memberikan motivasi dan
doanya untuk menyelsaikan Skripsi ini.
8. Keluarga kkn 29, terima kasih juga semagatnya.
9. Teman-teman semuah dikantor humas, terima kasih semagatnya.
10.Adik-adik di TPA, terima kasih doanya.
Dalam penyusunan ini penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih
banyak terdapat kekurangan dalam penulisan skripsi ini, untuk ini
dengan kerendahan hati penulis mengharapkan saran serta kritik yang
membangun demi perbaikan perkembangan di masa mendatang.
Surabaya, 05 januari 2014
Penulis
DAFTAR ISI iii
DAFTAR LAMPIRAN... vi
DAFTAR GAMBAR... vii
ABSTRAKSI... viii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 8
1.3 Tujuan Penelitian 9
1.4 Kegunaan Penelitian 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA 10
2.1 Penelitian Terdahulu 10
2.2 Landasan Teori ... 15
2.2.1 Pengertian Komunikasi Interpersonal 15
2.2.2 Tujuan Komunikasi Interpersonal 17
2.2.3 Ciri-Ciri Komunikasi Interpersonal 19
2.3 Pengertian Komunikasi... 21
2.4 Komunikasi Interpersonal Efektif 24
2.5 Bahasa Verbal dan Non Verbal 25
2.9 Kerangka Berpikir 32
BAB III METODE PENELITIAN 34
3.1 Definisi Operasional Konsep 34
3.2 Karakteristik Guru TPA... 37
3.2.1 Karakteristik Menghafal Al-Qur’an... 37
3.2.2 Subyek dan Obyek Penelitian 37
3.3 Unit Analisis Penelitian 39
3.4 Teknik Pengumpulan Data 39
3.5 Teknik Analisis Data 41
BAB IV HASIL PEMBAHASAN... 42
4.1 Gambaran Obyek Penelitian... 42
4.1.1 Gambaran Kota Surabaya... 42
4.2 Penyajian Data... 45
4.2.1 Karakteristik Informan... 45
4.3 Analisis Data... 46
4.4 Pembahasan... 55
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...58
5.1 Kesimpulan...58
DAFTAR PUSTAKA...61
Lampiran interview guaide siswa... 63
Informan 1 ... 64
Informan 2... 66
Imforman 3 ... 68
Informan 4 ... 69
Informan 5 ... 71
Gambar 2. Interview dengan informan 2 ( arif amrul... 74
Gambar 3. Interview dengan informan 3(M. wahid)... 75
Gambar 4. Interview dengan informan 4(ibu yuli)... 75
Gambar 5. Interview dengan informan 5(pak kiki) ... 76
Gambar 6. Interview dengan informan 6 (umik ibah) ... 76
Komunikasi guru dan siswa harus dibanguan secara efektif untuk menanamkan pendidikan komunikasi interpersonal yang seimbang antara keduanya. Guru yang peduli dan yang penuh perhatian terhadap siswanya akan membuat siswanya tak segan untuk mengajaknya berdiskusi tentang berbagai hal, guru juga berperan sebagai teladan bagi siswanya. Tujuan komunikasi interpersonal ada 6 yaitu: menemukan diri sendiri, menemukan dunia luar, membentuk dan menjaga hubungan yang penuh arti, berubah sikap dan penuh arti, untuk bermain dan kesenagan dan untuk membantu. Sikap penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan jenis data kualitatif.
Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan sumber data utama adalah wawancara mendalam(indepht interview) yang menghasilkan data berupa kata-kata dan teknik pengambilan data informan menggunakan teknik purposive sampling yaitu teknik pengambilan informan berdasarkan karakteristik tertentu.
Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian, maka dapat dikemukakan bahwa secara dominan komunikasi interpersonal guru dan siswa cenderung mengarah pada keakraban dan kedekatan antara komunikator dan komunikan berani membuka hati dan sikap menerima keterusterangan antara keduanya.
Kata Kunci : Komunikai Interpersonal, Guru dan Siswa, TPA AL- Islamiyah
ABSTRACT
IDA RIZKY Amilia , INTERPERSONAL COMMUNICATION TEACHER AND
STUDENT TPA al-Islamiyah SURABAYA ( Qualitative Descr iptive Study of Inter per sonal Communication Teacher And Student TPA al-Islamiyah In Memor izing J uz Amma incr ease competence in Sur abaya )
Communication teachers and students should dibanguan effectively to instill a balanced education interpersonal communication between the two. Teachers are caring and attentive to their students that will make the students do not hesitate to ask her to talk about various things , teachers also serving as role models for their students . The purpose of interpersonal communication there 6 are: finding yourself , finding the outside world , forming and maintaining meaningful
relationships , changing attitudes and meaningful , to play and kesenagan and to help . Attitude research used in this study was a descriptive study with qualitative data .
The technique used to collect the primary data source is the in-depth interviews ( indepht interview) that produces data in the form of words and data capture techniques informants using purposive sampling techniques informants retrieval techniques based on specific characteristics . Based on the data analysis and discussion of the research results , it can be argued that
interpersonal communication is predominantly teachers and students tend to lead to intimacy and closeness between the communicator and the communicant dare to open your heart and receive candor attitude between the two.
1.1 Latar Belakang Masalah
Komunikasi adalah sesuatu yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan
manusia sejak pertama manusia itu dilahirkan sudah melakukan kegiatan
komunikasi dan sampai kapanpun manusia akan tetap melakukan kegiatan
komunikasi.
Sebagai mahluk sosial, manusia hidup dengan manusia lainnya yang satu
dengan yang lainya membutuhkan. Hubungan antara manusia akan tercipta melalui
komunikasi, baik komunikasi verbal maupun nonverbal (simbol, gambar,atau
media komunikasiyang lainnya).
Kata komunikasi atau communication dalam bahasa inggris berasal dari
kata communis yang berarti “sama”. Comunico, communication, atau
communicare yang berarti “ membuat sama” (to make common)
(Mulyana,2002:41)
Judy C pearson dan paul E Nelson mengemukakan bahwa komunikasi
mempunyai dua fungsi umum pertama, untuk kelangsungan hidup diri sendiri yang
meliputi: keselamatan fisik, meningkatkan kesadaran pribadi. Kedua, untuk
kelangsungan hidup masyarakat, tepatnya untuk memperbaiki hubungan sosial dan
Liliweri (1997) juga menambahkan pada hakikatnya komunikasi antar
pribadi adalah komunikasi antara seseorang komunikator dengan komunikan yang
dianggap paling efektif untuk mengubah sikap atau pendapat serta perilaku
manusia. Dan suatu kesimpulan yang bisa terlihat dari berbagai peneliti terdahulu
menunjukan bahwa komunikasi antar pribadi mempunyai hubungan erat dengan
sikap dan perilaku manusia.
Komunikasi merupakan suatu kebutuhan pokok, karena setiap sendi
kehidupan manusia selalu membutuhkan komunikasi. Sebagai suatu fenomena,
komunikasi selalu ada dimana saja dan kapan saja. Kualitas hidup dan hubungan
kita dengan sesama dapat membaik jika kita memahami dan memperbaiki
komunikasi yang kita lakukan.
Dalam komunikasi, setiap pesan yang disampaikan oleh komunikator
bertujuan untuk mempengrui komunikan kearah pemikiran yang diinginkan
komunikator. Sebagaimana tujuan universal dari komunikasi itu sendiri, yaitu
menciptakan saling pengertian (mutual understanding) sehingga terdapat
perubahan terhadap pendapat yang berbeda dan memantapkan pendapat yang sama.
Komunikasi adalah faktor yang amat penting dalam kehidupan.
Komunikasi juga memberikan implikasi yang besar jika kita dapat menggunakan
dengan baik. Pada dasarnya komunikasi berarti penyampaian pesan dari
komunikator kepada komunikan melalui media yang dapat menimbulkan efek.
persamaan makna tersebut, maka komunikasi dapat dikatakan efektif dan
lingkungan sekolah.
Komunikasi interpersonal adalah komunikasi antara orang-orang secara
tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain
secara langsung, baik secara verbal ataupun nonverbal.( mulyana, 2005:81).
Dalam lingkungan TPA AL-ISLAMIYAH komunikasi merupakan hal
yang sangat penting, karena dalam lingkungan ini siswa mulai menerima pelajaran
agama diluar lingkungan keluarga, yang diterima oleh siswa mulai dari pelajaran
agama, cara bergaul, dan hubungan interaksi dengan masyarakat serta
pembelajaran secara langgsung dari guru kepada siswa dalam mengajarkan ilmu
agama seperti mengaji/ membaca al – qur-an, hafalan doa-doa serta surat-surat
pendek pada juz-amma.
TPA AL-ISLAMIYAH merupakan lingkungan sosial yang pertama bagi
siswa. Pada masa sekarang masalah perhatian guru pada siswa dinilai baik dan
mampu untuk meberi pembelajaran tentang agama , karena siswa dinilai kurang
mampu menerima pembelajaran atau orang tua yang kurang faham dan fasih dalam
mengajarkan ilmu agama memicu orang tua untuk berkeinginan menitipkan
anaknya kelembaga TPA AL-ISLAMIYAH yang mengharapkan agar anaknya bisa
mengerti tentang cara membaca al – qur’an dengan baik serta memperhatikan
pentingnya pelajaran ilmu agama. Dengan kehadiran seorang siswa dalam
lingkungan TPA AL-ISLAMIYAH, komunikasi interpersonal dalam lingkungan
meningkat, dalam arti sebuah lingkungan TPA AL-ISLAMIYAH perlu adanya
komunikasi yang efektif antara guru dan siswa untuk mencapai komunikasi
intrpersonal yang diinginkan. Sehingga guru dinilai mampu dalam memberi
perhatian tentang pembelajaran agama, agar siswa mampu dan bisa mudah dalam
menerima pelajaran tentang agama dengan baik.
Pada TPA AL-ISLAMIYAH siswa diajarkan ilmu agama mulai dari cara
mengerjakan sholat, beserta doa-doa setelah sholat, dan surat-surat pendek pada
juz-amma tidak hanya itu TPA AL-ISLAMIYAH juga mengajarkan pada siswanya
menghafal doa-doa dan surat-surat pendek dalam al-qur’an serta mengajarkan
siswa untuk berahlakul karimah dan tidak hanya itu TPA AL-ISALMIYAH juga
sering menjuarai lomba membaca dan menghafal juz amma yang diadakan oleh
keluarahan sutorejo dan masjid- masjid disekitar kelurahan dukuh
sutorejo.sedangkan pada TPA yang lain seperti 1. TPA al-HIDAYAH 2. TPA
BABUSALAM 3. AR-RIBATH siswanya hanya diajarkan cara mengaji dan
membaca al-qur’an dengan benar saja ( tidak di ajarkan kompetensi menghafal).
Dengan demikian maka fungsi komunikasi merupakan instrument untuk
membangun konsep diri kita, aktualisasi diri dan memupuk hubungan dengan
orang lain. Orang yang tidak perna berkomunikasi dengan orang lain bisa
dipastikan ia akan “tersesat” karena tidak berkesempatan menata dirinya dalam
suatu kerangka rujukan dan menggunakannya sebagai panduan untuk menafsirkan
situasi apapun yang ia hadapi. Komunikasi pula yang memungkinkan individu
mempelajari dan menerapkan strategi-strategi adaptif untuk mengatasi masalah
tau bagaimana makan, minum, berbicara sebagai manusia dan memperlakukan
manusia lain secara baik karena cara-cara berperilaku harus dipelajari dengan
berkomunikasi. (mulyana2007:6)
Oleh karena itu komunikasi interpersonal guru dan siswa sangat penting
dalam menghadapi perkembangan siswa seiring jaman globalisasi sekarang. Peran
guru membentuk kepribadian siswa dengan cara mengembangkan komunikasi
interpersonal dan interaksi dengan sesamanya agar menjadi pribadi yang mantap
dan utuh serta mempunyai kemandirian. Kemandirian merupakan salah satu sifat
yang tidak bergantung pada diri orang lain. Ia akan berusaha menyelesaikan
masalah dalam hidupnya sendiri. Ia akan berusaha menggunakan segenap
kemampuan, inisiatif, daya kreasi, kecerdasannya dengan sebaik-baiknya. Dengan
kemampuan inilah justru merupakan tantangan dalam membuktikan kreatifitasnya.
Dengan demikian akan mendorong diri dalam mengaktualisasikan dirinya dengan
sebaik-baiknya (Dariyo, 2002:82).
Menurut Devito (2007:5), definisi komunikasi interpersonal atau
komunikasi antar pribadi adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan
antara dua orang, atau lebih diantara sekelompok kecil orang-orang dengan
beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika.
Komunikasi interpersonal diartikan sebagai komunikasi yang terjadi
dalam suasana pendidikan baik formal maupun non formal. Dengan demikian,
komunikasi intpersonal adalah proses perjalanan pesan atau informasi yang
lagi bebas atau netral, tetapi dikendalikan dan dikondisikan untuk tujuan-tujuan.
Proses pembelajaran adalah hakikatnya adalah proses komunikasi, penyampaian
pesan dari pengantar ke penerima pesan yang disampaikan berupa isi/ ajaran yang
dituangkan kedalam simbol-simbol komunikasi, baik verbal (kata-kata dan tulisan)
maupun non verbal.(Naim.2011:27-28)
Komunikasi yang digunakan oleh guru kepada siswa
TPA-AL-ISLAMIYAH yaitu metode pembelajaran Iqra’ (artinya membaca), guru
mengajarkan kepada siswanya untuk membaca doa-doa atau surat-surat pendek
setiap akan pulang atau selesai mengaji. Dengan cara tersebut diharapkan agar
siswa didik TPA AL-ISLAMIYAH bisa cepat membaca dan menghafal apa yang
diajarkan oleh guru. Dari masalah yang timbul diatas serta gejala sosial peneliti
tertarik untuk melihat komunikasi yang seperti apa yang dilakukan guru TPA
dalam mendidik siswa pada TPA-AL-ISLAMIYAH, sehingga sering siswanya
mendapat juara lomba-lomba yang diadakan kelurahan sutorejo atau
masjid-masjid disekitar TPA.
Baiknya relasi guru dan siswa menjadi prasyarat utama terciptanya proses
pembelajaran yang efektif. Disekolah, guru dan siswa merupakan pelaku utama
dalam proses pembelajaran. Kedua pelaku ini menjalankan peran penting dalam
mencapai tujuan pembelajaran yang dilangsungkan disekolah. Oleh sebab itu,
diantara kedua pelaku utama ini sudah semestinya terjalin relasi edukasi yang
Guru yang peduli, yang penuh perhatian terhadap siswanya akan membuat
siswa tak segan untuk mengajakanya berdiskusi tentang berbagai hal, guru juga
akan berperan sebagai pembimbing dan teladan bagi siswanya sehingga siswa
berkembang kemampuannya dalam menghadapi berbagai masalah pribadi dan
dalam menghadapi lingkungan yang mengalami perubahan cepat. Reaksi yang
baik antara guru dan siswa berpengaruh terhadap prestasi akademi siswa, juga
berpengaruh terhadap prestasi dan motivasi belajar serta mengembangkan
kemampuan siswa dalam melakukan penyesuaian sosial dan emosional.
(Syaripudin.2013:72)
Interaksi guru dan siswa dikelas adalah komunikasi pembelajaran
(insturcatianaol communication). Membelajarkan berarti membangun komunikasi
efektif dengan siswa. Oleh karena itu, penting untuk diinsyafi oleh para guru,
bahwa guru yang baik adalah guru yang memahami bahwa komunikasi dan
pembelajaran adalah dua hal yang saling bergantung, yang lebih mementingkan
apa yang siswa sudah pelajari dari pada apa yang sudah diajarkannya, dan yang
terus menerus memilih dan menentukan apa yang harus dikomunikasikan dan
bagaimana cara mengkomunikasikannya . intinya guru yang baik adalah
komunikator yang baik atau guru yang efektif adalah komunikator yang
efektif.(Syaripudin.2013:73-74)
Menurut Effendy (2008 :8), komunikasi yang efektif adalah komunikasi
yang menimbulkan suatu pengertian, kesenangan, pengaruh pada sikap, hubungan
yang makin baik dan tindakan, sehingga setiap nasehat-nasehat yang dilontar oleh
Penelitian ini dilakukan diwilayah Surabaya, di daerah Tempurejo, pada
TPA AL-ISLAMIYAH yang sering menjuarai lomba membaca dan menghafal
juz-amma atau doa-doa diwilayah kelurahan sutorejo sehingga peneliti tertarik
untuk meneliti permasalahan yang terjadi di TPA AL-ISLAMIYAH komunikasi
apa yang diajarkan kepada siswanya, sehingga dapat membaca dan menghafal
dengan baik meskipun siswa didiknya lebih dari 50 siswa yang ingin belajar dan
mengembangkan diri dalam hal menghafal juz-amma dan doa-doa.
1.2 Perumusan Masalah
Dari uraian ditatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini yakni
mengenai bagaimana komunikasi interpersonal guru dan siswa di TPA
AL-ISLAMIYAH Surabaya.
1.3 Manfaat penelitian
Manfaat penelitian untuk mengetahui seberapa besar kemampuan yang
dimiliki siswa dalam membaca dan menghafal juz amma, serta bacaan doa-doa
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui komunikasi interpersonal
guru dan siswa di TPA AL-ISLAMIYAH Surabaya.
1. Kegunaan Teoritis
Sebagai bahan tambahan pemikiran untuk ilmu komunikasi terutama topik
bahasan yang berhubungan dengan sikap masyarakat terhadap komunikasi
intrpersonal guru dan siswa dalam meningkatkan kompetensi membaca dan
menghafal juz-amma.
2. Kegunaan pr aktis
Diharapkan hasil penelitian bisa menambah pengetahuan masyarakat dan
memberi masukan kepada masyarakat luas khususnya guru di taman pendidikan
BAB II
KAJ IAN PUSTAKA
2.1 Penelitihan Terdahulu
Dari jurnal terdahulu dengan judul KOMUNIKASI INTERPERSONAL
ORANG TUA DAN ANAK DALAM PENDIDIKAN SEKSUAL
Masa remaja adalah merupakan masa transisi dari masa anak menuju
dewasa, yang ditandai adanya proses perubahan pada aspek fisik maupun
psikologis(Hurlock,1988:21). Hubungan seksual diluar pernikahan yang terjadi
dikalangan remaja begitu mencemaskan banyak kalangan. Fenomene ini semakin
diperparah ketika terbongkar kasus video porno yang melibatkan dua mahasiswa
sebuah perguruan tinggi swasta (PTS) di Bandung. Diduga meningkatnya perilaku
seksual pada saat pacaranyang menyerempet bahaya dikarenakan remaja kurang
terbuka dalam mendapatkan informasi yang benar dan sehat tentang seks.
Kenyataaan yang menunjukan bahwa orang tua yang seharusnya menjadi sumber
informasi yang utama mengenai seksualitas pada anak-anaknya, namun dalam
memberikan informasi tentang seks sering kali tidak memadai, sepotong-potong
,bahkan tidak jarang remaja semakin bingung.
Permasalahan yang dihadapi remaja nampaknya kurang mampu ditanggapi
secara empati orang tua,hal ini yang kemudian menimbulkan adanya semacam
“gap” antara remaja dan orang tua. Orang tua dipandang kurang mampu
memahami jiwa remaja, sebaliknya remaja dianggap oleh orang tua kurang bisa
komunikasi interpersonal yang efektik antara remaja dengan orang tua. Disinilah
peran orang tua dirasakan penting, karena orang tua wajibuntuk mengarahkan
secra bijaksana informasi yang benar dan tepat sesuai dengan kebutuhan remaja.
Sikap permisif remaja terhdap hubungan seksual disebabkanoleh banyak faktor
antara lain miniminya informasi tentang pacaran secra sehat sehingga tidak sedikit
ketika remaja berpacaran tidak mampu mengendalikan nafsunya sehingga mereka
terlibat hubungan seksual. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui
bagaimana hubungan seks dilakukan oleh keluarga: (2) memperoleh gambaran
mengenai tanggung jawab orang tua dalam memberikan pendidikan seks pada
remaja:(3) mengetaui pola asuh terhadap tanggung jawab pendidikan seks pada
keluarga serta:(4) untuk mengetahui bagaimana komunikai interpersonal yang
terjadi antara orang tua dan anak terhadap kontribusi pengetahuan seksual remaja.
Manfaat penelitian ini adalah untuk memberikan rekomendasi bagi
pihak-pihak yang terkait dalam upaya mengoptimalkan pendidikan seksual bagi remaja,
serta untuk memberikan rekomendasi bagi pengembangan pendidikan seksual
remaja dalam kurikulum pendidikan sekolah menengah, sehingga diharapkan
pendidikan seksual menjadi tanggung jawab bersama anatara orang tua dan guru
disekolah, demi menyiapkan generasi yang lebih baik dimasa
mendatang.komunikasi interpersonal merupakan proses pengiriman pesan diantara
dua orang atau diantara sekelompok kecil orang(Devito,1995:56). Komunikasi
interpersonal dimengerti sebv bagai umpan balik yang bertujuan untuk membantu
seseorang meningkatkan efektifitas antar pribadi(Devito,1995:60). Komunikasi
orang atau lebih(Liliweri,1991:25), sehingga iharapkan ekspresi wajah, sikap
tubuh para pelakunya dapat terlihat sehingga efek yang muncul dapat terlihat
langsung.
Metode penelitian survai digunakan untuk mengumpulkan data-data yang
berkaian dengan ada tidakanya pendidikan seksual pada keluarga di perkotaan.
Sejauh diperlukan dan dimungkin kan, metode analisa data sekunder atas
dokumen-dokumen dan laporan-laporan penelitian yang sudah ada juga akan
dipergunakan. Penggunaan in-deph interview terutama akan dipakai untuk
mengungkapkan data –data tentang tangung jawab pendidikan seksual yang
dilakukan orang tua terhadap anaknya yang berusia remaja, sejauh mana orang tua
menganggap penting pendidikan seksual diberikan kepada anak dan
kendala-kendala apa yang muncul dalam upaya menumbuhkan kemitra kesejajaran dalam
tanggung jawab pendidikan seksual pada remaja. Analisis interaktif yang
dilakukan pertama kali adalah pengumpulan datadengan in-depht interview,
penelitian melakukan wawancara kepada sejumlah remaja yang menjadi
responden dalam penelitian ini, serta melakukan dilapangan.
KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU DAN ORANG TUA
DALAM MENCEGAH KENAKALAN REMAJ A PADA SISWA (STUDI
DESKRIPTIF PADA SISWA KELAS XI SMA KOLOMBO SLEMAN)
Dalam kehidupan sehari-hari dapat dikatakan bahwa pada dasarnya
seseorang akan melakukan interaksi dengan orang lain, sebagai konsekuensi
yang dilakukannya itu membutuhkan media atau sarana sebagai alat yang dapat
membantu memperdalam interaksinya. Demikian pula yang terjadi dalam diri
remaja, kehadiran orang lain dalam rangkah mengembangkan kepribadiannya
sangat dibutuhkan oleh remaja. Kehadiran orang ain bukan semata-matasebagai
teman berdialog saja, tetapi lebih jauh dari pada itu orang lain tersebut dapat
memberikan saran, pendapat, masukan, nasehat kepada para remaja ketika mereka
sedang menghadapi masalah atau persoalan. Siswa SMAyang umumya berusia
15-18 tahun merupakan remaja yang memiliki emosi labil dan sangat kritis
menanggapi apapun. Pada usia-usia tersebut remaja mulai mengahiri masa transisi,
yaitu perkenbagan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang umumnya
dimulai pada usia 12-13 tahun dan berakhir data terhadapsajian data yang
diperoleh tersebut peneliti dapat mereduksi beberapa data sehingga dapat ditarik
kesimpulan dalam penelitian.
Menurut Devito , ada 5 karakteristik yang perlu dimiliki oleh individu agar
dapat menciptakan efektivitas komunikasi interpersonal, yaitu (a) empati (
Empahty) yaitu empati perlu dimiliki oleh orang-oramg yang terlibat dalam
komunikasi interpersonal.(b) keterbukaan (oppeness)yaitu keterbukaan merupakan
kemampuan dalam membuka diri pada orang lain,(c) dukungan (supportiveness)
yaitu dukungan dari seseorang dalam menghadapi suatu masalah tidak bersikap
bertahan(defensif), (d) kesamaan (Equality) ksamaan juga merupakan ciri dalam
komunikasi interpersonal, seperti kesamaan dalam berpikir atau pandangan tang
Metode penelitian deskriptif kualitatif yang mengarahkan kajianya pada
perilaku manusia sehari-hari dalam keadannya yang rutin secara apa adanya
(Sutopo,2002:34). Penelitian kualitatif merupakan proedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang diamati. Sumber data yang digunakan penulis adalah data
primer yaitu data yang diperoleh langgsung dari penelitian melalui observasi
(pengamatan) secara langsung dilokasi serta wawancara dengan subjek penelitian.
Penulis mengunakan analisis data model analisis interaktif, 3 komponen
analisisnya yaitu reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan,aktivitas
dilakukan dalam bentuk interaktif dengan proses pengumpulan data sebagai siklus.
Teknik analisis data dilakukan dengan pertama-tama melakukan pengumpulan
data yang dilakukan dengan wawancara, observasi dan studi pustaka. Dalam
proses wawancara digabung dengan hasil observasi dan studi pustaka. Dalam
proses wawancara, penulis melakukan wawancara dengan kepala sekolah,
kordinator bimbingan konseling, guru yang mengajar, orang tua siswa serta siswa
kelas XI. Hasil wawancara digabung dengan hasil observai yang ada dilapangan
kemudian dianalisis dengan data yang diperoleh dari studi pustaka baik itu berasal
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Komunikasi Interper sonal
Ada beberapa definisi komunikasi interpersonal, diantaranya:
a. Menurut Devito (1989), komunikasi interpersonal adalah proses pengiriman
dan peneriman pesan-pesan antra dua orang, atau diantranya sekelompok kecil
orang-orang dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik
seketika.(Effendy,2003:60).
b. Komunikasi interpersonal adalah proses pertukaran informasi diantara
seseorang dengan paling kurang seseorang lainnya atau biasanya diantara dua
orang yang dapat langsung diketahui balikannya. Komunikasi interpersonal
adalah membentuk hubungan dengan orang lain.( Muhammad 2005:159).
c. Komunikasi interpersonal adalah komunikasi satu lawan satu,dan beberapa ahli
komunikasi menganggap sama dengan hubungan interpersonal. Komunikasi
dapat berupa pertemuan face to face atau secara online. (Shedletsky &
Aiteken,2004:143).
Komunikasi antar pribadi (interpersonal communication) adalah komunikasi
antara orang-orang secara langsung, baik verbal maupun non verbal
(Mulyana,2004:73).
Komunikasi interpersonal atau komunikasi antar pribadi adalah proses
pengiriman dan penerimaan pesan-pean antara dua orang diantara sekelompok
kecil orang-orang merupakan komunikasi didalam diri sendiri, didalam diri
saluran penerima dan balikan dalam komuniasi interpersonal hanya seseorang
yang terlibat. Pesan mulai dan berakhir dalam diri individu masing-masing.
Komunikasi interpersonal mempengarui komunikasi dan hubungan dengan
orang lain. Suatu pesan yang dikomunikasikan, bermula dari seseorang
(Muhammad, 1995:158).
Setelah memulai komunikasi interpersoanal tersebut, maka pesan-pesan
disampaikan kepada orang lain. Komunikasi interpersonal merupakan proses
pertukaran informasi antara seseorang dengan seseorang lainnya atau biasanya
diantara dua orang yang dapat langsung balikannya. Dengan bertambahnya orang
yang terlibat dalam komunikasi menjadi bertambah kompelekslah komunikasi
tersebut (Munammad,1995,159).
Komunikasi natar pribadi juga di definisikan sebagai komunikasi yang
terjadi dalam dua orang yang mempunyai hubungan yang terlihat jelas diantara
mereka, misalanya percakapan orang tua dengan anaknya atau guru dengan
muridnya dan sebagainnya. Dalam definisi ini setiap komunikasi baru dipandagan
dan dijelaskan sebagai bahan-bahan yang berintegerasi dalam tindakan
komunikasi antar pribadi (Devito, 1997:231).
Pentingnya suatu komunikasi interpersonal ialah karena prosesnya
memungkinkan berlangsung secara dialogis. Dialog adalah bentuk komunikasi
antar pribadi yang menunjukan terjadinya interaksi. Mereka yang terlibat dalam
komunikasi bentuk ini berfungsi ganda masing-masing menjadi pembicara dan
pendegar secara bergantian. Dalam proses komunikasi dialogis nampaknya
(mutual understanding) dan empati. Dari proses ini terjadi saling menghormati
bukan disebabkan status sosial melainkan di dasarkan pada anggapan bahwa
masing-masing adalah manusia yang berhak dan wajib, pantas dan wajar dihargai
dan dihormati sebagai manusia.
Komunikasi interpersonal dibandingkan dengan komunikasi lainnya dinilai
paling ampuh dalam kegiatan mengubah sikap, kepercayaan, opini, dan perilaku
komunikasi itulah maka bentuk komunikasi interpersonal sering kali dipergunakan
untuk melantarkan komunikasi persuasif (persuasif communication) yakni suatu
teknik komunikasi secara psikologis manusiawi yang sifatnya halus, luwes berupa
ajakan, bujukan atau rayuan. Dengan demikian maka setiap pelaku komunikasi
akan melakukan tempat tindakan yaitu membentuk, menyampaikan, dan menerima
mengelolah pesan dan keempat tindakan tersebut lazimnyz berlangsung secara
beruntun, dimanamembentuk pesan diartikan sebagai menciptakan ide atau
gagasan dengan tujuan tertentu.
2.2.2 Tujuan komunikasi interpersonal
Ada beberapa tujuan komunikasi interpersonal, antara lain (Muhammad,
2005:165):
1. Menemukan diri sendiri
Salah satu tujuan komunikasi inerpersonal adalah menemukan personal
atau pribadi. Bila terlihat dalam pertemuan intrerpersonal dengan orang
lain. Komunikasi interpersonal memberikan kesempatan kepada kita
untuk berbicara tentang apa yang kita sukai, atau mengenai diri kita.
perasaan, pikiran, dan tingkah laku kita sendiri. Dengan membicarakan
diri kita dengan orang lain, kita memberikan sumber balikan yang luar
biasa perasaan, pikiran dan tingkah laku kita.
2. Menemukan dunia luar
Hanya komunikasi interpersonal menjadi kita dapat memahami lebih
banyak informasi yang kita ketahui yang datang dari komunikasi
interpersonal, meskipun lebih banyak jumlah komunikasi yang datang
pada kita dari media massa hal ini di diskusikan dan akhirnya
dipelajari atau didalam melalui interaksi interpersonal.
3. Membentuk dan menjaga hubungan yang penuh arti
Salah satu keinginan orang yang paling besar adalah membentuk dan
memelihara hubungan dengan orang lain. Banyaknya dari waktu kita
pergunakan dalam komunikasi interpersonal diabadikan untuk
membentuk dan menjaga hubungan sosial dengan orang lain.
4. Berubah sikap dan penuh arti
Banyaknya waktu kita pergunakan untuk mengubah sikap dan tingkah
laku orang lain dengan pertemuan interpersonal. Kita boleh
menginginkan mereka memilih cara tertentu, misalnya berpikir dalam
cara tertentu, misalnya berpikir dalam cara tertentu dan percaya bahwa
sesuatu itu benar atau salah. Kita banyak menggunakan waktu terlihat
dalam posisi interpersonal.
Bermain mencakup semuah aktivitas yang mempunyai tujuan utama
adalah mencari kesenagan. Berbicara dengan teman mengenai aktivitas
kita pada umumnya hal ini merupakan pembicaraan yang untuk
menghabiskan waktu. Dengan melakukan komunikasi interpersonal
semacam itu dapat memberikan rileks dari semuah keseriusan
dilingkungan kita.
6. Untuk membantu
Ahli-ahli kejiwaan, ahli psikologi klinis dan terapi menggunakan
komunikasi interpersonal dalam kegiatan profesional mereka untuk
mengarahkan kliennya. Kita semuah juga berfungsi membantu orang
lain dalam interaksi interpersonal kita sehari-hari. Kita berkonsultai
dengan seorang teman yang putus cinta, berkonsultasi dengan
mahasiswa tentang mata kulia yang sebaiknya diambil dan lain
sebagainya.
2.2.3 ciri-ciri komunikasi interper sonal
Ada lima aspek yang merupakan ciri-ciri dari komunikasi interpersonal
(Sunarto,2003:13) antara lain:
1. Komunikasi interpersonal biasanya terjadi secara spontan dan tanpa
tujuan terlebih dahulu. Maksudnya, bahwa biasanya komunikasi
interpersonal terjadi secara kebetulan tanpa terencana sehingga
2. Komunikasi interpersonal mempunyai akibata yang direncanakan
maupun tidak terencana.
3. Komunikasi interpersonal biasanya berlangsung berbalasan. Salah
satu ciri khas komunikasi interpersonal adalah adanya timbal balik
bergantian dan saling memberi maupum menerima informasi antara
komunikator dan komunikan secara bergantian sehingga tercipta
suasana dialogis.
4. Komunikasi interpersonal biasanya dalam kedekatan atau
cenderung menghendaki keakraban. Untuk mengarah kepada
suasana kedekatan atau keakraban tentunya kedua belah pihak yaitu
komunikator dan komunikan harus berani membuka hati, siap
menerima keterusteragan pihak lain.
5. Komunikasi interpersonal dalam pelaksanannya lebih menonjol
dalam pendekatan psikologis dari pada unsur sosiologisnya.
Hal ini karena adanya unsur kedekatan atau keakraban yang
terbatas pada dua atau dengan paling banyak tiga individu saja yang
terlibat. Sehingga faktor-faktor yang mempengaruhi kejiwaan
eseorang lebih muda terungkap dalam interaksi komunikasi
tersebut.
2.3 Pengertian Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses penerimaan pesan atau berita antara dua
orang atau lebih dengan cara yang tepat secara timbal balik sehingga pesan yang
dimaksudkan dapat dipahami oleh kedua belah pihak (Djamarah,2004:2)
Komunikasi adalah peristiwa sosial yaitu peristiwa yang terjadi ketika
manusia berinteraksi dengan manusia yang lain. Ilmu komunikasi apabila
dipublikasikan secara benar akan mampu mencegah dengan menghilangnya konflik
antar pribadi, antar kelompok, antar suku, antar bangsa dan antar ras membina
kesatuan dan persatuan umat manusia penghuni bumi (Effendy,2002:27)
Komunikasi terjadi antara satu orang dengan lainnya, mempunyai tujuan
untuk mengubah atau membentuk perilaku orang menjadi sasaran komunikasi.
Disamping itu komunikasi merupakan proses yang penyampainnya mengunakan
simbol-simbol dalam kata-kata, gambar-gambar dan angka-angka.
Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa komunikasi memiliki pengertian
yang luas beragam walaupun secara singkat komunikasi memiliki pengertian yang
luas dan beragam walaupun secara singkat komunikasi merupakan suatu proses
pembentukan, penyampaian, penerimaan, dan pengolahan pesan yang terjadi dalam
diri seseorang atau dantara dua orang atau lebih dengan tujuan tertentu. Dengan
demikian dapat diketahui bahwa komunikasilah yang berhubungan dengan manusia
2.4 Pengertian Komunikasi Interpersonal
Komunikasi antar pribadi (interpersonal communication) adalah
komunikasi antar orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap
pesertanya menagkap reaksi orang lain secara langgsung, baik verbal maupun non
verbal. (Mulyana, 2004:73)
Menurut Joseph A. Devito dalam buku “ The interpersonal communication
Book” (Devito 1989:4) sebagai proses pengiriman pesan antara dua orang atau
diantara sekelompok kecil orang-orang, dengan beberapa efek dan umpan balik
seketika.
Berdasarkan definisi Devito itu, komunikasi interpersonal dapat berlangsung
antara dua orang yang sedang berdua-dua seperti suami istri yang sedang
bercakap-cakap, atau antara dua orang dalam satu pertemuan, misalnya antara
penyaji makalah dengan peserta seminar dan ketika seseorang memberikan nasehat
kepada anaknya yang nakal, seseorang instruktur yang memberikan petunjuk
tentang cara mengoperasikan sebuah mesin dan sebagainya. Pentingnya suatu
komunikasi intrpersonal ialah karena prosesnya memungkinkan berlangsung secara
dialogis. Dialog adalah bentuk komunikasi antar pribadi yang menunjukan adanya
interaksi. Mereka yang terlihat dalam komunikasi dalam bentuk ini berfungsi
ganda, masing-masing menjadi pembicara dan pendegar secara bergantian. Dalam
proses dialogis nampak adanya upaya dari para pelaku komunikasi untuk terjadinya
pergantian bersama (mutual understanding) dan empati. Disitu terjadi rasa saling
bahwa masing-masing adalah manusia yang wajib, berhak, pantas, dan wajar
dihargai dan dihormati sebagai manusia.
Dibandingkan dengan bentuk komunikasi lainya, komunikasi antar pribadi
dinilai paling ampuh dalam kegiatan mengubah sikap, kepercayaan, opini, dan
pelaku komunikan. Alasanya karena komunikasi ini berlangsung tatap muka, oleh
karena itu terjadi kontak pribadi (personal contact) yaitu pribadi komunikator
menyetir pribadi komunikan. Ketika menyampaian pesan, umpan balik
berlangsung seketika (immediate feedback) pada saat itu tanggapan komunikan
terhadap pesan yang dilontarkan, pada eksperesi wajah, dan gaya bicara. Apabila
umpan balik positif, artinya tangapan itu menyenangkan, kita akan terus
mempertahankan gaya komunikasi, sebaliknya jika tanggapan komunikasi
negative, maka harus mengubah gaya komunikasi berhasil.
Oleh karena itu dalam mengubah sikap, kepercayaan, opini, dan perilaku
komunikan itulah, maka bentuk komunikasi antar pribadi acap kali dipergunakan
untuk melontarkan komunikasi persuasive communication yakni satu teknik
komunikasi secara psikologis manusiawi yang sifatnya halus luwes berupa ajakan,
bujukan dan rayuan. Dengan demikian maka setiap pelaku komunikasi akan
melakukan empat tindakan, yaitu membentuk, menyampaikan, menerima, dan
mengolah pesan dan keempat tindakan tersebut lazimnya berlangsung secara
berurutan, oleh karena itu membentuk pesan yang diartikan sebagai menciptakan
2.4.1 Komunikasi interpersonal Yang Efektif
Pada dasarnya seorang guru adalah seorang komunikator, proses
pembelajaran yang berlangsung didalam kelas merupakan proses komunikasi.
Dalam konteks komunikasi interpersonal, guru seyoginya memenuhi segala
persyaratan komunikasi yang efektif dalam menyampaikan pelajaran. Jika tidak,
proses pembelajaran akan sulit mendapatkan hasil maksimal. Berbagai persoalan
akan muncul manakala hubungan komunikatif antara guru dan siswa tidak berjalan
dengan optimal. Aspek yang penting untuk diperhatikan oleh guru, yaitu
bagaimana ia menjadi sosok yang disukai oleh para siswanya. Memang, aspek ini
tidak secara langsung berkaitan dengan pembelajaran, tetapi aspek ini cukup
menentukan. Satu syarat yang tidak bisa ditawar dalam proses komuniksai guru
dan siswa adalah keterbukaan pikiran dan perasaan. Sangat mungkin seorang guru
telah memenuhi syarat komunikasi yang efektif, tetapi tetap saja komunikasi tidak
berjalan dengan optimal karena antara keduanya terdapat persoalan dan hubungan.
Misalnya, guru menyukai para siswanya, atau siswanya secara pribadi tidak
menyukai para gurunya. Hal ini berarti menutup kemungkinan bagi pikiran dan
perasaan masing-masing untuk menerima apa yang disampaikan. Dalam kondisi
semacam ini, teramat sulit untuk dipastikan terciptanya makna yang sama yang
menjadi tujuan komunikasi.
Menurut Joshep A. Devito dalam bukunya “The Interpersonal
communication Book” (Devito 1989:4), yang dikutip oleh soemiati ada beberapa
1. Keterbukaan, yaitu adanya kemauan untuk membuka diri, menyatakan
tentang keadaan dirinya sendiri yang tadinya tetep disembuyikan yang
berhubungan dengan komunikasi pada saat itu serta keterbukaan dalam
memberikan tanggapan secara spontan dan tanpa dalih terhadap
komunikasi dan umpan balik orang lain.
2. Empati, sebagai suatu perasaan individu yang dirasakan orang lain
(menempatkan diri pada posisi orang lain).
3. Dukungan, suatu dukungan situasi terhadap kritik maupun caci maki.
4. Rasa positif, dimana komunikasi akan positif bila dirasakan situasi
yang positif sehingga mau aktif dan membuka diri.
5. Kesamaan, kesamaan dalam bidang pengalaman, seperti sikap,
perilaku, nilai dan sebagainya serta kesamaan dalam hal mengirim dan
menerima pesan.
2.5 Bahasa Verbal dan Nonverbal
Pada dasarnya komunikasi adalah pertukaran pesan (baik secara verbal
maupun nonverbal) dari komunikator ke komunikan yang dilakukan melalui suatu
media tertentu, yang pada akhirnya menimbulkan umpan balik kepada
komunikatornya. Ketika pesan ini disampaikan dari satu orang keorang lain, akan
terjadi proses penciptaan makna yang disebut juga dengan persepsi. Proses
pencipaan makna atau persepsi ini tidak lepas dari bagaimana seseorang
menangkap dan menafsirkan pesan yang diterimanya, sedangkan penyampaian
pesan ini sendiri tidak semata-mata dilakukan hanya menggunakan bahasa verbal
menyangkut komunikasi verbal dan nonverbal untuk memperjelas proses persepsi
yang terjadi ketika seseorang menangkap suatu pesan dari orang lain.
1. Pengertian Pesan Verbal Dan Nonverbal
Mulyana dalam bukunya Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (2001:237-239),
simbol yang menggunakan satu kata atau lebih. Hampir semuah rangsangan bicara
yang disadari termasuk kedalam kategori pesan verbal yang disegaja, yaitu
usaha-usaha yang dilakukan secara sadar untuk berhubungan dengan orang lain secara
lisan.bahasa dapat juga dianggap sebagai suatu sistem kode verbal. Bahasa dapat
didefenisikan sebagai seperagkat simbol, dengan aturan untuk mengombinasikan
simbol-simbol tersebut, yang digunakan dan dipahami suatu komunitas.
Bahasa verbal adalah sarana utama menyatakan pikiran, perasaan, dan
maksud seseorang. Bahasa verbal mengunakan kata-kata yang mempresentasikan
berbagai aspek realitas individual. Berikut ini fungsi bahasa menurut para pakar,
yaitu:
1. Menurut Larry L. baker dalam Mulyana (2001:243), bahasa memiliki tiga
fungsi:
a. Penanamaan (naming namatau laebling), interaksi, dan transisi
informasi.Penamaan atau penjulukan merujuk pada usaha
mengidentifikasikan objek, tindakan atau orang dengan
b. Fungsi interaksi menekankan berbagai gagasan dan emosi, yang
dapat mengundang simpati dan pengertian atau kemarahan dan
kebingugan.
c. Bahasa sebagai fungsi informasi. Seseorang menerima informasi
setiap hari, sejak bangun tidur hingga tidur kembali, dari orang
lain baik secara langsung atau tidak (melalui media massa
misalnya). Fungsi bahasa inilah yang disebut sebagai fungsi
transmisi. Keistimewaan bahasa sebagai sarana tranmisi
informasi yang lintas waktu, dengan menghubungkan masa lalu,
masa kini, dan masa depan, memungkinkan kesinambungan
budaya dan tradisi kita. Tanpa bahasa seseorang tidak mungkin
menghadirkan semua objek dan tempat untuk rujukan dalam
komunikasi.
2. Book dalam Mulyana (2001:243), mengemukakan bahwa agar komunikasi
berhasil, setidaknya bahasa harus memenuhi 3 fungsi, yaitu:
a. Untuk mengenal dunia sekitar, fungsi pertama bahasa ini jelas tidak
terelekkan. Melalui bahasa nada dapat mempelajari apa saja
yang menarik minat, mulai sejarah suatu bangsa yang hidup pada
masa lalu yang tidak perna ditemui.
b. Untuk berhubungan dengan orang lain. Fungsi kedua dari bahasa,
yakni sebagai sarana untuk berhubumgan dengan orang lain,
c. Untuk menciptakan koherensi dalam kehidupan, fungsi ketiga dari
bahasa, yakni memungkinkan seseorang untuk hidup lebih
teratur, saling memahami mengenai diri masing-masing,
kepercayaan-kepercayaan, dan tujuan-tujuan. Seseorang tidak
mungkin menjelaskan semuah itu dengan menyusun kata-kata
secara acak, melainkan berdasarkan aturan-aturan tertentu yang
telah di sepakati bersama. Akan tetapi, sebenarnya tidak
selamanya dapat memenuhi ketiga fungi bahasa tersebut, oleh
karena meskipum bahasa meripakan sarana komunikasi dengan
manusia lain, sarana ini secara interen mengandung kendala,
karena sifatnya yang cair dan keterbatasannya.
Seseorang mempersepsi orang lain tidak hanya lewat bahasa verbalnya:
bagaimana bahasanya (halus, kasar, intelektual, maupun berbahasa asing, dan
sebagainya), namun juga melalui perilaku verbalnya, seseorang dapat mengetahui
suasana emosional seseorang, apakah ia sedang bahagia, binging, atau sedih.
Kesan awal pada seseorang sering didasarkan perilaku nonverbalnya, yang
mendorong untuk mengenalnya lebih jauh. Secara sederhana, pesan nonverbal
sangat berpengaruh dalam komunikasi.
Sementara kebanyakan perilaku verbal biasanya bersifat eksplit dan
diproses secara kognitif, perilaku nonverbal bersifat spontan, ambigu, sering
berlangsung cepat, dan diluar kesadaran atau kendali. Karena itulah Edward T.Hall
menamai bahasa nonverbal ini sebagai “bahasa diam”(silent language) dan
terdapat variasi bahasa nonverbal, misalnya bahasa tubuh, tergantung pada jenis
kelamin, agama, usia, pekerjaan, kelas sosial, tingkat ekonomi, lokasi geografis,
dan sebagainya(Mulyana,2001:308-310).
2.6 Pengertian Gur u
Dalam kamus besar bahasa indonesia, definisi guru adalah “orang yang
pekerjaan, mata pencarian atau profesinya mengajar”. Guru merupakan sosok
yang mengemban tugas mengajar, mendidik dan membimbing.jika ketiga sifat
ketiga tersebut tidak melekat pada seseorang guru, maka ia tidak dapat dipandang
sebagai guru. Menurut Henry Adam, seperti yang dikutip A.Malik Fadjar,”guru
itu berdampak abadi, ia tidak pernah tahu, dimana pengaruhnya itu
berhenti”(Mujtahid,2011:33).
Pada TPA AL-ISLAMIYAH siswa diajarkan ilmu agama mulai dari cara
mengerjakan sholat, beserta doa-doa setelah sholat, dan surat-surat pendek pada
juz-amah tidak hanya itu TPA AL-ISLAMIYAH juga mengajarkan pada santrinya
menghafal doa-doa dan surat-surat pendek dalam al-quaran sedangkan pada TPA
yang lain siswa hanya diajarkan cara mengaji dan membaca al-qur’an dengan benar
saja.
2.7 Pengertian Siswa
Siswa/Siswi istilah bagi peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah. Siswa adalah komponen masukan dalam sistem pendidikan, yang
berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Sebagai suatu komponen
pendidikan, siswa dapat ditinjau dari berbagai pendekatan, antara lain: pendekatan
social, pendekatan psikologis, dan pendekatan edukatif/pedagogis.
Adapun doa-doa yang diajarkan pada TPA AL-ISLAMIYAH (1) doa
qunut;(2) doa iftitah;(3) doa setelah sholat fardu(selamat) (4) doa sholat
tahadjud:(5) doa dulha dan doa-doa yang lain.
Disamping mengajarkan hal-hal diatas, TPA AL-ISLAMIYAH juga
mengajarkan siswanya untuk berbuat dan membiasakan diri melaksanakan
akhlakul karimah, seperti (1) mengucapkan salam, bila bertemu dengan kawan
atau guru diluar lingkungan TPA maupun didalamnya (2) membacakan basmalah
pada saat mengajarkan sesuatu ; (3) membacakan hamdalah pada saat
mendapatkan kenikmatan dan setelah mengerjakan sesuatu; (4) memberi
shodaqoh; (5) memelihara kebersihan (kesehatan) diri sendiri, (seperti
mengunakan baju yang bersih saat akan mengaji, dan berwudlu saat hendak
mengaji).
(http://wikipedia.com/pengertian_definisi_siswa_info3478.html)
2.8 Hubungan Gur u Dan Siswa
Dalam kehidupan sehari-hari manusia senantiasa hidup dalam satu
lingkungan, baik fisik, psikis, ataupun spiritual. Di dalam lingkungan tersebut
manusia mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan pada umumnya,
memiliki berbeda latar belakang kebiasaan dan budaya yang berbeda sehingga
tidak dipungkiri mampu menimbulkan berbedaan yang sangat tinggi dalam hal
pemahaman agama.
Dalam lingkungan TPA, hubungan antara guru dengan siswa dipengarui
oleh sikap, norma, perilaku ,dan Pengertian tentang pemahaman agama.
Keberadaan siswa kerap menimbulkan kesalapahaman terhadap guru akibat dari
kurangnya rasa perhatian siswa dalam memahami materi yang diberikan oleh guru
sehingga dapat mempengarui pola komunikasi antara guru dengan siswa .
Oleh karena itu masyarakat harus melakukan komunikasi lebih efektif
kepada siswa dan guru agar para siswa mengetahui dan sadar bahwa apa yang
mereka lakukan selama ini. Dalam hal ini dibutuhkan pengertian dan pemahaman
diantara keduanya.
2.9Kerangka Berpikir
Komunikasi intrepersonal atau kelompok merupakan komunikasi anatar
pribadi yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang berbeda latar belakang
pengetahuan tentang agama, baik perbedaan dalam ras, etnik, kebiasaan, mampu
perbedaan sosial dan pengetahuan tentang agama. Komunikasi antar pribadi terjadi
perbedaan persepsi dan kebiasaan antra komunikator dengan komunikan. Karena
ada perbedaan tersebut, maka pada umumnya komunikasi yang terjadi selalu
difokuskan pada pesan-pesan yang menghubungkan individu atau kelompok dari
Adanya perbedaan ini mampu menimbulkan konflik anatara komunikator
dengan komunikan karena makna (meaning) yang diperoleh mengalami ketidak
pastian. Namun, ketidak pastian tersebut bisa dikurangi apabila komunikator
dengan komunikan mampu melakukan proses komunikasi yang efektif.
Komunikasi yang efektif atau tidaknya suatu proses pertukaran anatra
masing-masing individu tersebut tidak hanya dipengarui faktor-faktor internal, tetapi juga
faktor eksternal contohnya adalah hubungan komunikasi antara guru dengan
siswa. Guru dengan siswa yang memiliki latar belakang yang berbeda. Guru
adalah seorang pendidik yang mengajarkan ilmu pada siswnya serta faham akan
agama bersikap dewasa serta bijaksana dan beraktifitas disebuah lembaga baik
untuk kepentingan dakwah di sebuah TPA AL-ISLAMIYAH ataupun dikehidupan
bermasyarakat. Sedangkan siswa adalah seseorang yang memiliki keinginan untuk
mencari ilmu dalam bidang agama, sedikit kurang teratur dan susah
mengendalikan emosi.
Untuk mengurangi ketidakpastian serta kesalah pahaman diantara guru
dengan siswa, maka komunikasi antara keduanya harus dilakukan setiap hari.
Komunikasi interpersonal yang terbentuk apakah produktif ataupun bergantung
dari masing-masing individu yang berinteraksi tersebut.
Dalam penelitian ini, penelitian ingin mengetahui bagaiman komunikasi
interpersonal yang dilakukan oleh siswa dengan guru sehingga saling terwujud
keselarasan dengan baik dari kedua belah pihak, dimana komunikasi ini
kelompok. Peneliti mengunakan metode kualitatif dengan mencari informan
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Definisi Operasional Konsep
Pada penelitian ini penulis tidak membicarakan hubungan antar variabel
bebas dan variabel terikat. Penelitian ini difokuskan pada komunikasi interpersonal
guru TPA AL-ISLAMIYAH dengan siswa dalam meningkatkan kompetensi
menghafal juz-amma di surabaya, sehingga tipe penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah tipe penelitian deskriptif dan menggunakan analisis kualitatif.
Tipe penelitian deskriptif bertujuan membuat gambaran atau fakta-fakta
dan sifat-sifat populasi atau objek tertentu. Priset sudah mempunyai konsep
(biasanya satu konsep) dan kerangka konseptual (landasan teori), priset melakukan
operasionalisasi konsep yang menghasilkan variabel beserta indikatornya. Priset ini
untuk mengambarkan realitas yang sedang terjadi tanpa menjelaskan hubungan
antara variabel (Rahmat,2006:69).
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif adalah suatu pendekatan yang tidak menggunakan statistik atau
angka-angka tertentu. Hasil penelitian kualitatif ini tidak dapat digeneralisasikan
(membuat kesimpulan yang berlaku umum) atau bersifat universal, jadi hanya
dapat berlaku pada situasi dan keadaan yang sesuai dan keadaan dimana penelitian
Menurut Rahmat dalam bukunya riset komunikasi (2006:59), secara umum riset
menggunakan metodelogi kualitatif mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1. Intensif, partisipasi priset dalam waktu lama pada setting lapangan, priset
adalah instrumen pokok riset.
2. Perekaman yang sangat hati-hati terhadap apa yang terjadi dengan
catatan-catatan dilapangan dan tipe-tipe dari bukti-bukti dokumenter.
3. Analisis data lapangan.
4. Melaporkan hasil, termasuk dekriptif detail, quotes (kutipan-kutipan) dan
komentar.
5. Tidak ada realitas yang tunggal, setiap peneliti mengkritis realitas sebagai
bagian penelitiannya. Realitas dipandang sebagai dinamis dan produk
konstruksi sosial.
6. Subjektif dan berada hanya dalam refrensi peneliti. Priset sebagai sarana
penggalian interprestai data.
7. Realitas adalah holistik dan tidak dapat dipilah-pilah.
8. Priset memproduksi penjelasan unik tentang situasi yang terjadi dan
individu-individunya.
9. Lebih pada kedalaman (depth) dari pada keluasan (breadth).
10.Prosedur riset: empiris - rasional dan tidak berstruktur.
11.Hubungan antara teori, konsep dan data-data memunculkan atau membentuk
teori baru.
Pendekatan kualitatif dipilih dengan pertimbangan lebih mudah apabila
hubungan antara peneliti dengan informan. Lebih peka dan dapat lebih
menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama terhadap
komunikasi interpersonal nilai yang dihadapi. Metode kualitatif yang
digunakan adalah pendekatan fenomonologis, artinya peristiwa dan
kaitan-kaitannya orang-orang biasa dalam situasi-situasi tertentu dengan menekankan
aspek subyektif dari perilaku orang, dan pendekatan interaksi simbolik yang
berasumsi bahwa pengalaman manusia ditengahi oleh penafsiran, dimana
menjadi paradigma konseptual melebihi dorongan dari dalam, sifat-sifat
pribadi, motivasi yang tidak disadari, kebetulan, status sosial ekonomi,
kewajiban peranan, resep budaya, mekanisme pengawasan masyarakat atau
lingkungan fisik lainnya.
Untuk meneliti komunikasi interpersonal dan perubahan gejala sosial yang
ada, peneliti menggunakan pendekatan fenomonologis, dimana berusaha “
menguap” proses interprestasi dan melihat segala aspek “subjek” dari perilaku
manusia dengan cara masuk kedunia konseptual orang-orang yang diteliti
sehingga dapat dimengerti apa dan bagaimana suatu pengertian dikembangkan
pada peristiwa dalam kehidupan sehari-harinya, pendekatan ini bukan berarti
bahwa peneliiti mengetahui arti sesuatu bagi orang-orang yang diteliti.
(Moleong,2002:4-13).
Penelitian kualitatif mempunyai karakteristik pokok yang lebih
mementingkan makna dan konteks, dimana proses penelitiannya lebih bersifat
siklus dari pada linier. Dengan demikian pengumpulan data dan analisa
keluasan penelitian, sementara penelitian sendiri merupakan penelitian yang
menggunakan pengamatan.
3.2 Kompetensi gur u
a. Bisa membaca al qur-an.
b. faham tajwid( tata cara membaca al qur-an).
c. Berahlakul karimah.
3.2.1 Kompetensi membaca AL QUR-AN
a. Mengenal huruf / hafal huruf hijaiyah.
b. Mengenal harokat.
c. Bisa merangai huruf/ melafalkan.
d. Mengenal tanda-tanda pada al qur-an seperti panjang atau pendeknya
3.3 Subyek Dan Infor man Penelitian
1. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah informan yang merupakan siswa TPA
dengan kategori usia 13-15 tahun( remaja awal) karena pada usia
tersebut merupakan proses dimana remaja sudah dapat membentuk
operasi-operasi mental atas pengetahuaan yang mereka miliki. Mereka
Operasi ini memungkinkanya untuk dapat memecahkan masalah secara
logis. Informan lain yang juga akan menjadi subyek dalam penelitian ini
adalah guru TPA yang melakukan komunikasi secara intensif dengan
siswa. Dan menghasilkan narasi-narasi kualitatif dalam wawancara
mendalam (depth interview).
Obyek penelitian ini adalah guru dari siswa TPA AL-ISLAMIYAH
yang menitipkan anaknya dilembaga TPA di surabaya, yang memiliki
pandangan tentang lembaga TPA.
1. Informan Penelitian
Informan penelitian ini tidak ditentukan jumlahnya, hal ini
disebabkan karena dalam penelitian kualitatif tidak mempersoalkan
berapa besar jumlah informan, melainkan yang terpenting adalah
seberapa jauh penjelasan informan yang diperoleh dalam menjawab
permasalahan. (Sumady Suryabrata,1998:60).
Namun demikian peneliti berusaha akan mencari sebanyak
mungkin informasi yang berkaitan dengan tujuan penelitian dari
beberapa sumber. Peneliti akan mencari variasi informasi
sebanyak-banyaknya dari sumber informasi dengan menggunakan teknik sampling
wawancara mendalam (indepth interview), yaitu orang-orang yang
dianggap mengetahui, memahami permasalahan yang terjadi sesuai
dengan substansi penelitian sehingga dapat menghasilkan kata-kata dan
tindakan, memungkinkan nara sumber untuk mendefinisikan dirinya
Berikut ini merupakan syarat untuk menjadi seorang informan
dalam penelitian ini, antara lain adalah siswa serta guru TPA
AL-ISLAMIYAH yang melakukan komunikasi interpersonal pembelajaran
serta cara menghafal doa-doa. Informan dalam penelitian ini adalah
siswa usia 13-15 tahun, serta guru TPA AL-ISLAMIYAH di surabaya.
3.4 Unit Analisis Penelitian
Dalam penelitian ini menekankan pada komunikasi interpersonal guru dan
siswa di TPA yang dilatar belakangi oleh perbedaan kemampuan ilmu agama yang
dimiliki. Siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalalah siswa yang belajar
ilmu agama seperti membaca dan menghafal juz-amma. Namun, dalam penelitian
ini lebih menekankan pada siswa yang masih berusia remaja awal. Dan juga
tentang faktor yang mempengaruhi komunikasi interpersonalnya. Hal ini dapat
diamati dari proses komunikasi dalam kehidupan sehari-hari para siswa yang
berkaitan langsung dengan guru TPA AL-ISLAMIYAH . Dan menghasilkan
narasi-narasi kualitatif dalam wawancara mendalam.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
a. Wawancara Mendalam (depth interview)
Pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab dengan informan dan
bertatap muka antara penanya dan penjawab, dengan menggunakan alat yang
dinamakan dengan interview guide (panduan wawancara). Wawancara mendalam
kenyataan yang tertangkap dan observasi sehingga sesuatu fenomena sosial
menjadi bisa dipahami. Dengan wawancara mendalam, bisa digali apa yang
tersembunyi disanubari, apakah menyangkut masa lampau, masa kini, maupun
masa depan.
Berikut yang akan disajikan teknis wawancara yang akan dilakukan
peneliti:
1. Peneliti menyiapkan daftar pertanyaan ( interview guide).
2. Peneliti akan melakukan wawancara kepada informan.
3. Waktu dan tempat wawancara akan ditentukan setelah ada kesepakatan
peneliti dengan informan.
4. Peneliti sebagai pewawancara.
5. Wawancara akan dilakukan secara tatap muka atau langsung dengan
informan.
6. Dimungkinkan jika tempat wawancara pada seseorang informan juga sama
dengan wawancara terhadap seorang informan yang lain, namun dipastikan
tidak dalam waktu yang sama.
7. Pendokumentasian data akan dilakukan dengan menggunakan tape
recorder, buku catatan, dan bolpoin. Selain itu juga menggunakan literatur
yaitu teknik pengumpulan data dengan mencari data pendukung dengan
mengelolah buku-buku dan sumber lain yang berkaitan dengan masalah
3.6 Teknik Analisis Data
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui bagaimana komunikasi
interpersonal yang digunakan oleh guru TPA terhadap siswanya dalam
meningkatkan kompetensi membaca dan menghafal juz-amma. Setelah
seluruh data diperoleh dengan cara teknik indepth interview dan observasi,
peneliti akan menganalisis komunikasi interpersonal guru TPA
AL-ISLAMIYAH dengan siswa di surabaya dalam bentuk uraian atau penjelasan
deskriptif, sehingga analisis ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan,
serta tidak membuat hipotesis atau membuat prediksi.
Dalam dunia pendidikan, komunikasi menjandi kunci yang cukup
determinan dalam mencapaian tujuan. Seorang guru , betapa pun pandai dan
luas pengetahuannya, kalau tidak mampu mengkomunikasikan pikiran,
pengetahuan, dan wawasannya, tentu tidak akan mampu memberikan
transformasi pengetahuannya kepada para siswanya. Seorang guru yang
mengajar siswnya. Oleh karena itu, kemampuan komunikasi dalam dunia
pendidikan sangat penting artinya seorang guru yang mengajar siswanya
dikelas harus memikirkan bentuk komunikasi yang efektif agar pesan yang
disampaikan dapat tepat sasaran dan mencapai hasil optimal sebagaimana yang
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Obyek Penelitian
4.1.1. Gambaran Umum Kota Sur abaya
Kota Surabaya sebagai Ibu Kota Propinsi Jawa Timur terletak di wilayah
utara Jawa Timur dan memiliki wilayah pantai dan laut. Kota Surabaya di utara
berbatasan dengan Selat Madura, di timur berbatasan dengan Selat Madura dan
Laut Jawa, di selatan berbatasan dengan Kabupaten Sidoarjo dan di Barat
berbatasan dengan Kabupaten Gresik. Sekarang Kota Surabaya telah terhubung ke
pulau madura oleh jembatan Suramadu.
Secara geografis, Kota Surabaya merupakan dataran rendah dengan
ketinggian rata-rata antara 3-6 meter diatas permukaan laut tapi ada beberapa
daerah yang tingginya 25-50 meter diatas permukaan laut. Luas wilayah Kota
pahlawan mencapai 326,36 km2 yang dibagi menjadi 31 Kecamatan dan 163
Kelurahan.Secara astronomis terletak diantara 07009’-07021’ Lintang Selatan dan
112036’-112054’ Bujur Timur.Iklim yang ada di Kota yang namanya berasal dari
kata Sura dan Buaya ini adalah iklim tropis dimana hanya ada dua musim dalam
setahun yaitu musim hujan dan kemarau.
(http://id.wikipedia.org/wiki/kota_surabaya)
Selain menjadi Ibu Kota Provinsi Jawa Timur, Kota Surabaya juga dikenal