• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGELOLAAN SEKOLAH DASAR : Studi Tentang Efektivitas Dan Efisiensi Pengelolaan Pada Tingkat Sekolah Dasar Di Kecamatan IV Koto Kabupaten Agam Provinsi Sumatera Barat.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGELOLAAN SEKOLAH DASAR : Studi Tentang Efektivitas Dan Efisiensi Pengelolaan Pada Tingkat Sekolah Dasar Di Kecamatan IV Koto Kabupaten Agam Provinsi Sumatera Barat."

Copied!
121
0
0

Teks penuh

(1)

PENGELOLAAN SEKOLAH DASAR

(STUDI TENTANG EFEKnVTTAS DAN EFISIENSI PENGELOLAAN PADA TINGKAT SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN IV KOTO

KABUPATEN AGAM PROVINSI SUMATERA BARAT)

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian

Dari Syarat Memperofeh Gefar Master Pendidikan Dalam Bidang- Studi Administrasi Pendidikan

O l e h

A K I S A H NDM.9232001

DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN INSnTUT KEGURUAN DAN DLMU PENDDDIKAN

PROGRAM PASCA SARJANA BANDUNG

(2)

Disetujui dan Disyahkan oleh :

Pembimbing-1

in Makmun, MA

(3)

Disetujui oleh i

Koordinator Bidang Studi Administrasi Pendidikan

Pasca Sar jana IKIP Bandung

(4)
(5)

R I N G K A S A N

JUDUL : PENGELOLAAN SEKOLAH DASAR

(Studi tentang Efektivitas dan Efisiensi Pengelolaan pada Tingkat Sekolah Dasar di Kecamatan IV Koto Kabu paten Agam Provinsi Sumatera Barat)

Dasar pemikiran yang melatar belakangi permasalahan penelitian ini adalah bahwa sumber daya manusia yang berkuali-tas merupakan prasyarat bagi berhasilnya penyelenggaraan pembangunan nasional. Untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas diperlukan sistera pendidikan yang berkualitas pada semua jalur, jenjang dan jenisnya, salah satunya adalah pendidikan dasar khususnya sekolah dasar. Peningkatan mutu atau kualitas sekolah dasar ini salah satunya dapat dilakukan melalui manajemen yang efektif dan efisien. Namun kenyataannya sekolah dasar masih menghadapi berbagai masalah yang bertuspu pada masalah efektivitas dan efisiensi pengelolaan yang masih rendah. Keberadaan masalah ini terlihat pada masalah mutu dan profesional tenaga guru, kesenjangan antara kurikulum dan pelaksanaannya, pembinaan guru yang belum profesional, pen-dayagunaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan yang masih rendah, motive berprestasi yang masih rendah, tingkat absensi yang tinggi, tingkat mengulang kelas, dan tingkat putus sekolah yang masih cukup tinggi dan Iain-lain.

Berdasarkan pemikiran dan fenomena-fenomena di atas maka

penulis tertarik untuk meneliti lebih jauh tentang efektivitas dan efisiensi pengelolaan sekolah dasar pada tingkat sekolah di Kecamatan IV Koto Kabupaten Agam Provinsi Sumatera Barat.

Fokus penelitian ini adalah pengelolaan komponen-kompo-nen sekolah yang ditinjau dari perencanaan pengelolaan seko lah, pelaksanaan pengelolaan komponen-komponen sekolah, pelak sanaan supervisi pengajaran oleh kepala sekolah, dan efektivi

tas serta efisiensi edukasi sekolah.

(6)

Bagai-sekolah?. (2) Bagaimana pengelolaan seluruh

komponen-komponen

sekolah

oleh

kepala sekolah dalam

upaya

mewujudkan

tujuan

sekolah

(pengelolaan program pengajaran, kemuridan,

personil

sekolah,

keuangan sekolah, sarana dan

prasarana

pendidikan,

dan pengelolaan hubungan sekolah dan masyarakat) ?. (3) Bagai

mana

pelaksanaan

supervisi pengajaran

oleh

kepala

sekolah

dalam upaya meningkatkan kemampuan profesional guru?, dan

(4)

Sejauhmanakah tingkat efektivitas dan efisiensi internal

atau

edukasi

sekolah

dasar di Kecamatan IV

Koto

Kabupaten

Agam

Provinsi Sumatera Barat?.

Tujuan

dari penelitian ini adalah

mendeskripsikan

dan

meng- anaiisis bagaimana efektivitas dan efisiensi pengelolaan

sekolah

dasar

di Kecamatan IV Koto Kabupaten

Agam

Provinsi

Sumatera Barat, serta menarik kesimpulan dan memberi

rekomen

dasi berdasarkan hasil penelitian, anaiisis dan

pembahasannya

untuk

menjadi bahan masukan bagi para pengelola ekolah

dasar

khususnya

di Kecamatan IV Koto Kabupaten Agam guna

perbaikan

dan peningkatan efektivitas dan efisiensi pengelolaan

sekolah

dasar

di

daerah tersebut. Selanjutnya hasil

penelitian

ini

diharapkan

berguna

sebagai

bahan

masukan

bagi

guru-guru,

kepala

sekolah, dan pengelola atau pembina sekolah

dasar

di

jajaran

Depdikbud dan Dinas Dikbud sebagai bahan masukan

dan

pertimbangan

dalam menentukan tindakan, uasaha dan

kebijakan

untuk

meningkatkan

efektivitas

dan

efisiensi

pengelolaan

sekolah dasar.

Penelitian

ini dilakukan dengan menggunakan

pendekatan

kualitatif. Unit analisisnya adalah efektivitas dan

efisiensi

pengelolalaan

sekolah

oleh kepala

sekolah

dan

efektivitas

serta

efisiensi edukasi sekolah yang dijadikan obyek

peneli

tian

yaitu

Sekolah

Dasar Negri Nomor 33, 7,

dan

nomor

9,

masing-masing

adalah

sekolah

yang

termasuk

kelompok

baik/bagus, sedang dan kurang. Data-data tentang unit anaiisis

di atas diperoleh dari kepala sekolah sebagai sumber utama dan

(7)

serta keadaan yang ditemui dilingkungan sekolah. Data-data

tersebut dikumpulkan dengan cara wawancara, studi dokumentasi

dan observasi, dengan instruEtennya peneliti sendiri

dilengka-pi dengan pedoman wawancara, pedoman observasi, catatan

la-pangan, dan tape recorder untuk merekam hasil wawancara. Data yang terkumpul di olah secara kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa efektivitas dan

efisiensi pengelolaan sekolah dasar di Kecamatan IV Koto

Kabupaten Agam secara umum belum iagi optimal.(a) Perencanaan

pengelolaan sekolah yang sudah terlaksana hanyalah perencanaan kegiatan rutin kepala sekolah, sedangkan rencana pembangunan dan pengembangan sekolah belum ada disusun. Komponen dari

rencana yang disusun itupun hanya berupa jenis kegiatan dan

waktu/minggu pelaksanaannya. Komponen-komponen lain seperti

tujuan, metoda pelaksanaan, penanggungjawab, sumber dana dan

Iain-lain tidak tergambar dalam rencana yang disusun

tertse-but. Penyusunan rencana ini dilakukan kepala sekolah dengan

melibatkan guru-guru yang ada disekolah tersebut. Perencanaan

pengelolaan sekolah ini dapat dilaksanakan secara efisien. (b) Pengelolaan program pengajaran dinilai dari pelaksanaan

kegia-tan-kegiatan pengelolaan program pengajaran tersebut, pelaksa

naan program yang disuson dan partisipasi gugu dalam mengelola program pengajaran ini telah terlaksana dengan efektif, tetapi

dinilai dari penguasaan siswa terdapat perbedaan antara satu

sekolah dengan sekolah lainnya. dimana ada yang sudah cukup

efekif dan ada yang kurang efektif. Dinilai dari pemanfaatan

tenaga, dana, waktu dan fasilitas pengeloladanan program

pengajaran ini cukup efisien. (c) Pengelolaan kemuridan pada

sekolah-sekolah yang diteliti juga bervariasi efektivitas dan

efisiensinya. Kegiatan pengelolaan kemuridan yang masih kurang

terlaksana adalah kegiatan ekstra dan ko kurikuler sera kegia

tan bimbingan dan penyuluhan. Sementara kegiatan pembinaan

UKS, dan koperasi sekolah ada yang sudadah melaksanakan dan

ada yang belum. (d) Pengelolaan personil dinilai dari

(8)

sekolah-kehadiranatau tingkat absensi personil pada SD 9 masih

kurang

efektif, pada SD 7 cukup efektif dan pada SD 33 sudah efektif. (e) kegiatan pengelolaan keuangan umumnya juga sudah terlaksa na pada ketiga sekolah yang diteliti, yang belum terlaksanan adalah penyusunan RAPBS dan pengerjaan buku kas umum sekolah.guru-guru biasanya dilibatkan secara aktif dalam pengeolaan keunagan sekolah ini. (f) Efektivitas dan efisiensi

pengelolaan

sarana dan prasarana pendidikan secara umum

juga

belum

optimal,

terutama dinilai dari pemanfaat-

an,

dimana

banyak buku-buku yang belum dimanfaatkan secara optimal teru tama buku pustaka dan pustaka itu sendiri juga belum dikelola

sebagaimana mestinya. Alat-alat pelajaran seperti alat

peraga

dan media pengajaran, alat-alat kesenian, alat olah raga

juga

masih

kurang pemanfatannya. (g) Kegiatan pengelolaan

hubung-an sekolah dhubung-an masyarakat ternyata juga kurhubung-ang efektif, dimhubung-ana

dari

ketiga sekolah yang diteliti hanya satu sekolah (SD

33)

yang

terlaksanan kegiatan untuk membina hubungan

kerja

sama

sekolah dengan masyarakat, sedangkan pada dua sekolah

lainnya

hampir

tidak ada yang terlaksana dengan lancar. (h)

Pelaksa

naan supervisi nampaknya juga belum efektif pada semua seko

lah, pada SD 7 supervisi kurang mendapat perha*Han dari kepala

sekolah, dimana kegaiatn supervisi yang teklana hanyalah rapat

supervisi. Pada SD 33 kegaiatn supervisi yang sudah terlaksana

adalah observasi tidak langsung (dari luar kelas), pembicaraan

individual dan rapat supervisi, tetapi dalam melaksanakan supervisi ini kepala sekolah tidak menggunakan instrumen atau catatan supervisi. Sedangkan pada SD 9 pelaksanaan supervisi

oleh kepala sekolah sudah lebih baik dari dua sekolah

lainnya

dimana kegiatan observasi kelas telah dilaksanakan secara

teratur,

ditambah Iagi dengan observasi tidak langsung

(dari

luar

kelas),

pembicaraan invidual dan rapat

supervisi

juga

sudah terlaksanan di sekolah ini. di samping itu kepala

seko-lahnya juga sudah menggunakan instrumen dan catatan atau buku

supervisi dalam proses pelaksanaan supervisi ini. (i)

(9)

vitas

dinilai dari prestasi (NEM) pada SD 33 sudah

efektif,

pada SD 7 cukup efektif dan pada SD 9 kurang efektif. Efekti vitas dinilai dari jumlah lulusan dari kohor siswa tertentu

pada

SD

33 cukup efektif, pada SD 7 dan

9

kurang

efektif.

Sedangkan

efisiensi

edukasi dinilai dari juralah

waktu

yang

dihabiskan

untk menghasilkan suatu lulusan, pada Sd 33

cukup

efisien, pada SD7 dan 9 kurang efisien. Efektivitas dan efisi ensi pengelolaan sekolah ini secara umum dipengaruhi oleh empat faktor : (1) perilaku personil, (2) fasilitas dan sarana

pendukung, (3) peraturan yang berlaku, dan (4) faktor

lingkun-gan. Demikianlah secara ringkas gambaran dari isi tesis ini.

(10)
(11)

D A F T A R I S I

Halaman

KATA PENGANTAR i

'UCAPAN TERIMA KASIH

iv

RINGKASAN

""

x

DAFTAR ISI

xv

DAFTAR GAMBAR

xvi

DAFTAR TABEL

\]\

xvii

BAB I

PENDAHULUAN

!

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Permasalahan dan Pertanyaan Penelitian ... 9

C. Tujuana Penelitian 21

D. Kegunaan Penelitian 22

E. Kerangka Acuan Penelitian 23

BAB II EFEFKTIVITAS DAN EFISIENSI PENGELOLAAN .. 25

SEKOLAH DASAR

A. Dimensi-dimensi Efektivitas dan Efisiensi 25 1. Dimensi-dimensi Efektivitas 25

2. Dimensi-dimensi Efisiensi 33

B. Konsep Dasar Pengelolaan Sekolah « 42

C. Hasil Penelitian Terdahulu 81

D. Kesimpulan Teoritis dan Implikasinya

Terhadap Penelitian ini 86

BAB III PROSEDUR PENELITIAN 90

A. Metode Penelitian 90

B. Unit Anaiisis dan Sumber Data 94 C. Teknik dan Alat Pengumpul Data 95

D. Pelaksanaan Penelitian 96

E. Prosedur Anaiisis Data 101

F. Keabsahan Hasil Penelitian 103

BAB IV

DESKRIPSI DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN ...

108

A. Efektivitas dan Efisiensi Perencanaan

Pengelolaan Sekolah 108

B. Efektivitas dan Efisiensi Pengelolaan

Komponen-komponen Sekolah 115

C. Efektivitas dan Efisiensi Pelaksanaan

Supervisi oleh Kepala Sekolah 172 D. Efektivitas dan Efisiensi Edukasi 185

BAB V

PEMBAHASAN, KESIMPULAN, DAN REKOMENDASI

217

A. Pembahasan 217

B. Kesimpulan 254

C. Rekomendasi 262

DAFTAR KEPUSTAKAAN 273

(12)

Halaman

GAMBAR 1 PERANAN PENDIDIKAN DALAM PEMBANGUNAN DAN

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA 4

2 MANAJEMEN SEKOLAH DASAR 13

3 FUNGSI DAN BIDANG OPERASIONAL PENGELOLAAN

SEKOLAH 15

4 PENGELOLAAN SEKOLAH SECARA SISTEM 16

5 KERANGKA ACUAN PENELITIAN 24

6 KEEFEKTIVAN MODEL DIMENSI WAKTU 26

7 WILAYAH KERJA PENGELOLAAN PENDIDIKAN 45

8 HUBUNGAN TUJUAN PRIBADI DAN TUJUAN LEMBAGA 54

9 DINAMIKA PROSES PENUGASAN PERSONIL 56 10 KOHOR SISWA SDN 33 GUGUK RANDAH 1985/86... 192

11 KOHOR SISWA SDN 33 GUGUK RANDAH 1986/87... 133 12 KOHOR SISWA SDN 7 PAHAMBATAN 1985/86 195 13 KOHOR SISWA SDN 7 PAHAMBATAN 1986/87 196

14 KOHOR SISWA SDN 9 PALADANGAN 1985/86 197 15 KOHOR SISWA SDN 9 PALADANGAN 1986/87 198 16 DIAGRAM ARUS SISWA SDN 33 1988/98-94/95 .. 205

[image:12.595.90.506.76.638.2]
(13)

DAFTAR TABEL

Halaman

TABEL

1

ABSENSI GURU SD NO. 33

141

2

ABSENSI GURU SD NO. 7

144

3

ABSENSI GURU SD NO. 9

149

4

NEM SD NEGRI NO. 33

187

5

NEM SD NEGRI NO . 7

188

6

NEM SD NEGRI NO. 9

18g

7

TINGKAT MENGULANG DAN DROP OUT

SD

NEGRI

N0-33

204

8

TINGKAT MENGULANG DAN DROP OUT

SD

NEGRI

N0- 7

211

9

TINGKAT KENGULANG DAN DROP OUT

SD

NEGRI

214

NO. 9

[image:13.595.77.528.73.786.2]
(14)
(15)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam rangka mewujudkan tujuan pembangunan

jangka

panjang

kedua,

yaitu meujudkan bangsa

yang

maju,

dan

mandiri,

serta sejahtera lahir bathin

sebagai

landasan

bagi tahap pembangunan berikutnya menuju masyarakat

adil

dan

makmur

dalam

negara

kesatuan

Republik

Indonesia

berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Maka

sasaran umum dari pembangunan tersebut adalah terciptanya

kualitas

manusia dan kualitas masyarakat Indonesia

yang

maju

dan

mandiri dalam suasana tenteram

dan

sejahtera

lahir

bathin, dengan titik berat pembangunan pada bidang

ekonomi,

yang

nerupakan

penggerak

utama

pembangunan

seiring

dengan

kualitas sumber daya

manusia"

(GBHN

1993).

Gambaran

di

atas

menunjukkan

betapa

besarnya

perhatian pemerintah terhadap masalah sumber daya manusia

dalam

penyelenggaraan

pembangunan. Hal

ini

disebabkan

karena

keberhasilan

pembangunan itu

sangat

ditentukan

oleh faktor manusia dan manusia yang menentukan keberha

silan

ini

haruslah

manusia

yang

mempunyai

kemampuan

membangun

(Gaffar, 1987 : 2). Meskipun ditegaskan

bahwa

titik

berat pembangunan diletakkan pada sektor

ekonomi,

(16)

manusia. Manusia yang menentukan di sini adalah manusia

yang

berkualitas dalam arti pengetahuan, terampil,

ber-disiplin,

mempunyai daya juang yang tinggi yang

memung-kinkan ia berkemampuan untuk membangun ekonomi dan

berke-mampuan

untuk

menanfaatkan

berbagai

faktor

pendorong

terjadinya pertumbuhan ekonomi (Gaffar, 1987 : 6).

Semen-tara

selama

ini dalam kegiatan pembangunan

yang

terus

melaju

masih dihinggapi kesenjangan

fundamental,

yaitu

kesenjangan yang terdapat pada manusia itu sendiri seba

gai

inti

pembangunan nasional

yaitu

kesenjangan

atau

krisis produktivitas kualitas manusia (Engkoswara, 1987 :

10).

Bangsa Indonesia umumnya dan pemerintah

khususnya

telah menyadari benar bahwa masalah kesenjangan kualitas sumber daya manusia ini nerupakan faktor penghassbat dalam

kemajuan

pembangunan, sehingga sumber daya manusia

yang

berkualitas dijadikan prasyarat dalam pembangunan

jangka

panjang

kedua.

Salah

satu

wahana

untuk

meningkatkan

kualitas sumber daya manusia tersebut adalah

pendidikan.

Sebab pendidikan adalah "the process of training and

the

developing

the knowledge, skill, mind,

character,

etc"

(Webster's : 1957). Maka dari itu pendidikan menduduki

peranan yang amat penting dalam upaya kita meningkatkan

kualitas manusia Indonesia baik dalam segi sosial,

spri-tual intelekspri-tual maupun profesional, dan manusia

(17)

(Suyono yahya, 1992). Senada dengan pendapat tersebut

Sanusi (1989 :45) memandang pendidikan sebagai proses pengembangan sumberdaya oanusia, yang merupakan faktor paling penting dalam peebangunan nasional. Pentingnya

peranan pendidikan dalam pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas, juga tercermin dalam tujuan pendidikan nasional Indonesia, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang

Haha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepriba-dian yang mantap dan mandiri serta tanggungjawab kemasya-rakatan dan kebangsaan (UUSPN,1989). Fakry Gaffar (1989)

menggambarkan peranan pendidikan dalam pembangunan dan pengembangan sumberdaya manusia seperti terlihat pada

gambar 1.

Sekarang masalahnya adalah apakah sistem pendidik an yang ada sekarang telah mampu menciptakan atau melaya-ni kebutuhan akan manusia pembangunan yang berkualitas tersebut, atau pendidikan yang bagaimana yang akan meng hasilkan manusia seperti yang diharapkan tersebut. Untuk dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas atau manusia pembangunan yang berkualitas, dituntut agar sistem pendidikan nasional dengan semua jalur, jenis dan

jenjang serta program pendidikannya juga mempunyai

(18)

yaitu-meningkatkan mutu di semua jenjang pendidikan.

Pendidikan

Pembangunan Nasional

->

I

Berbagai sektor PN

SDK yang berkualitas /kemampuan

Pertanian

Perindustrian

Perdagangan Energi

[image:18.595.65.499.136.797.2]

Sosbud dll.

Gambar 1 : Peranan pendidikan dalam pembangunan dan

pengembangan sumber daya manusia

Jelas bahwa upaya untuk mewujudkan manusia

pemba

ngunan yang berkualitas tidak dapat lepas dari peran

pendidikan

terutana pendidikan dasar,

sebab

pendidikan

dasar dimaksudkan untuk memberikan bekal kemampuan

dasar

kepada

peserta

didik untuk

mengembangkan

kehidupannya

sebagai

pribadi,

anggota masyarakat, warga

negara

dan

anggota umat manusia, serta mempersiapkan peserta didik

untuk mengikuti pendidikan menengah (PP.RI No.28/1990,bab

II.

pasal

3). Jadi Pendidikan

dasar.

merupakan

saranjL

kmicjL

dalam.

pembangunan bangsa.

Untuk

itu

kepedulian

terhadap peningkatan kualitas jenjang pendidikan ini

merupakan keharusan yang tidak dapat ditunda-tunda

Iagi,

agar keluaran yang dihasilkan menjadi investasi sumber

daya manusia yang benar-benar bernilai. Keluaran atau

output

dari pendidikan ini adalah kemampuan

intelektual,

(19)

pengembangan

dirinya dalam merealisir cita-cita.

Dengan

. demikian

output

tidak dapat

dinilai

semata-mata

dari

jumlah

siswa yang berhasil menempuh ujian akhir,

tetapi

dari

kemampuannya untuk

memecahkan

persoalan-persoalan

dan

tantangan di kemudian hari (Sarwono Kusuma Atmaja

:

1990).

Sekolah

dasar

mempunyai

peranan

yang

sangat

strategis

dalam

proses mewujudkan

keluaran

pendidikan

dasar yang berkualitas, karena sekolah dasar adalah salah

satu

satuan

pendidikan

dasar

yang

bertanggung

jawab

menyelenggarakan

pendidikan program enam

tahun

pertama

(PP No. 28, 1990 psl. 4 ayat 1). Lebih lanjut B.S.

Mardi-atmadja

(Anaiisis,

CSIS Nomor 5

:

1990)

menjelaskan

bahwa,

"...

isi pendidikan selanjutnya sangat

ditentukan

oleh

pendidikan dasar; mutu proses didik

selanjut

nya sangat dipengaruhi oleh proses didik perdana

yang

terjadi dalam pendidikan dasar. Maka

akhirnya

baik produktivitas maupun mutu manusia Indonesia

selanjutnya

sangat ditentukan oleh dalam

dan

mutu

pendidikan

dasarnya. Maka pada pendidikan

dasarlah

bergantungnya mutu pembangunan kita masa depan ".

Peningkatan mutu pendidikan dasar termasuk seko

lah dasar ini dapat dilakukan dengan berbagai cara.

Abin

Syamsudin

(1986:10) mengemukakan bahwa salah

satu

cara

-^f

atau tindakan yang strategis untuk meningkatkan kualitas

hasil

(produktivitas)

dari suatu sistem,

antara

lain

melalui

manajemen

dan pengendalian, baik

terhadap

ma-sukannya maupun terhadap unsur proses operasi sistem yang

(20)

dan efisien.

Kenyataannya

sekolah

dasar

sebagaimana

lembaga

atau

satuan pendidikan Iain menghadapi berbagai

masalah

yang intinya bertumpu pada masalah efektivitas dan

efesi-ensi

pengelolaan pendidikan yang masih rendah.

Meskipun

secara

kuantitatif sampai tahun 1986/1987 sekolah

dasar

dan

madrasah ibtidaiyah telah mampu menampung

98%

dari

anak

usia

7-12 tahun (Ace Suryadi, 1992 : 110),

namun

secara kualitatif sekolah dasar masih menghadapi berbagai

masalah

yang memerlukan

perhatian dan

usaha

pemecahan

yang tepat.

Keberadaan masalah efektivitas dan efesiensi

ini

terlihat dengan

adanya

beberapa masalah

yang

dihadapi

sekolah dasar seperti

yang dikemukakan Vembriarto, yaitu

tingkat

drop out dan tingkat mengulang kelas yang

masih

cukup

tinggi,

dan kualitas guru yang

belum

memuaskan.

Dalam

identifikasi

masalah yang berkaitan

dengan

mutu

pendidikan

dasar

dan

menengah

yang

disebutkan

dalam

Repelita V, juga ditesaksn berbagai masalah yang dihadapi

sekolah

dasar, aratara lain mutu dan

status

profesional

tenaga

guru, kesenjangan antara kurikulum

dan

pelaksa-naannya, manajemen sekolah yang belum menjamin

terseleng-garanya pembinaan guru secara profesional, serta

masalah

pendayagunaan

dan

pemeliharaan

sarana

dan

prasarana

(21)

Di samping itu, Ahmad Sanusi dalam Engkoswara-^ (1987) mengatakan bahwa dengan memperhatikan tingkat absensi yang relatif tinggi, ditambah Iagi kemampuan profesional yang masih rendah serta motif berprestasi

yang rendah pula, maka produktifitas dalam arti

adminis-tratif pendidikan kita dewasa ini masih belum tinggi.

Sebagai gambaran indikator lainnya tentang masih rendah-nya efektivitas dan efisiensi pengelolaan pendidikan

kita,

Ace Suryadi (1993) mengemukakan bahwa angka

putus -^

sekolah dan mengulang kelas di Indonesia masih cukup

tinggi, yaitu rata-rata nasional putus sekolah di SD sampai dengan tahun 1986/1987 adalah 4,02%, dan belum menunjukkan penurunan sejak tahun 1983/1984 (3,03) bahkan meningkat. Sedangkan angka rata-rata mengulang

kelas tahun 1986/1987 10% yang cenderung tidak menurun secara berarti sejak tahun 1983, yaitu 10,2%. Kemudian Statistik 1991 menunjukkan bahwa pada tahun 1988/1989 ada

sebanyak 2.559.068 murid, 1989/1990 sebanyak 2.602.249 murid, dan 1990/1991 sebanyak 2.537.879 murid SD yang mengulang kelas (Depdikbud, 1991 : 37). Angka-angka ini merupakan petunjuk penting rendahnya produktivitas khu-susnya efisiensi pendidikan dasar. Indikator lain yang dikemukakan adalah rendahnya kemampuan guru dalam

mengua-sai bidang study, dimana dikemukakan bahwa dalam suatu

(22)

"mema-sang" suatu alat IPA, hanya 70% yang dapat menunjukkan

dan kurang dari 50% yang mampu memasang alat IPA.

Muchdarsyah Sinungan (1992) dalam buku lain menge mukakan "banyak kejadian di sekitar kita betapa pemanfaa-tan waktu kerja yang merupakan upaya paling dasar dari produktivitas kerja, banyak diabaikan bahkan secara sengaja dilanggar", lebih lanjut ia mengemukakan bahwa

dalam suatu unit kerja terlihat bahwa sekitar 25% dari pekerja baik tingkat atas, menengah, maupun lapisan

pekerja bawahan yang benar-benar bekerja keras dengan memanfaatkan semua waktu kerja yang ada, sementara itu 75% dari pekerja tidak memanfaatkan jam kerja yang ada,

bahkan cenderung untuk menguranginya.

Memperhatikan indikator-indikator di atas dan dari

hasil pembicaraan informal yang dilakukan dengan beberapa orang tamatan siswa salah satu sekolah dasar di kecamatan IV Koto dan juga salah seorang pemuka masyarakat, dimana diperoleh gambaran bahwa tingkat drop out dan mengulang

pada sekolah tersebut Basin cukup tinggi, dimana dari siswa yang masuk kelas satu, hanya kira-kira 50% dari mereka yang saopai menamatkan pendidikannya hingga kelas VI, dan seringkali sekolah tidak dapat menerima semua usia wajar (6-7 tahun) untuk masuk kelas satu, karena banyaknya anak tinggal kelas pada tahun sebelumnya. Di

samping itu juga dikemukakan, sering guru tidak datang

dalam melaksanakan tugas dan rendahnya nilai EBTANA?

(23)

Beberapa

keresahan

yang

digambarkan

di

atas,

menarik penulis untuk meneliti lebih jauh tentang efekti

vitas

dan

efesiensi

pengelolan SD

di

kecamatan

ini.

Karena seandainya masalah ini juga terdapat pada

sekolah-sekolah

dasar di wilayah yang lain, tentu ini

merupakan

masalah yang cukup berat dan rumit secara Nasional.

B. Permasalahan dan Pertanyaan Penelitian

Sekolah

dasar

sebagai

satuan

pendidikan

yang

bertanggungjawab

menyelenggarakan pendidikan enam

tahun

bagi

anak-anak mempunyai peranan kunci untuk

mewujudkan

tujuan pendidikan nasional umumnya dan tujuan

pendidikan

dasar

khususnya.

Supaya peranan

ini

dapat

terlaksana

secara

efektif dan efisien, maka manajemen

yang

profe

sional

mutlak

diperlukan.

Managemen

atau

pengelolaan V

merupakan

suatu

instrumen

untuk

mengoptimalisasikan

berfungsinya

komponen-komponen dari suatu sistem

secara

terencana, terorganisir, terarah, terkordinir, terkontrol

atau terkendali serta terevaluasi efektivitas dan

efien-sinya (Kauffman, 1972).

Jadi

manajemen

pada

sekolah

dasar:

dimaksudkan

supaya

komponen-komponen sistem persekolahan dapat

ber-fungsi

secara optimal untuk mencapai

tujuan

pendidikan

/

secara

efektif^dan efisien. Maka dari itu untuk

melihat

efektivias

dan

efisiensi manajemen pada

suatu

sekolah

dapat

dilihat dari efektivitas dan efisiensi

pendidikan

(24)

pengelolaan ini merupakan masalah yang sangat penting

karena sumberdaya untuk pembangunan pendidikan sangat

terbatas, sementara masalah yang dihadapi semakin rumit

dan kompleks.

Sebagaimana yang sudah dikemukakan pada bagian latar belakang, pengelolaan pendidikan pada sekolah dasar

masih dihadapkan pada masalah efektivitas dan efisiensi.

Maka dari itu penulis tertarik untuk meneliti lebih jauh

tentang efektivitas dan efisiensi pengelolaan sekolah

dasar di Kecamatan IV Koto Kabupaten Agam Sumate-ra

Barat.

Pencapaian efektivitas dan efisiensi pendidikan

yang optimal dipengaruhi oleh berbagai faktor yang

ter-kait langsung maupun tidak langsung dengan penyelengga

raan pendidikan, karena sekolah sebagai lembaga pendidik

an merupakan sistem terbuka. Ini berarti ia menerima dan

memberi pengaruh dari dan pada lingkungannya, di samping

dipengaruhi oleh komponen-komponen yang merupakan

sub-sistemnya sendiri. Schwerhorn (1984) menggambarkan

penga-ruh lingkungan terhadap sistem terbuka ini sebagai

ber-ikut

"As open system, organizations transform human and

physical resources received as inputs from their

environments into goods and services that are then

returned to the environment for consumption. The

goods or services are the final products of the

resources transformation process. Their production

is made possible by the direct interaction of the

(25)

11

Kutipan tersebut menunjukkan bahwa efektivitas dan efisiensi organisasi termasuk sekolah terlahir karena adanya interaksi proses transformasi yang tidak terlepas

dari lingkungan. Hal ini menunjukan adanya kaitan yang sangat erat antara faktor manusia dengan faktor-faktor

fisik lainnya yang didayagunakan dalam proses pendidikan,

untuk

mencapai

tujuan yang diinginkan.

Maka

dari

itu

-^f

aspek yang paling mendasar dalam kaitan dengan manajemen

sekolah adalah bagaimana kepala sekolah mampu mendayagu-nakan setiap komponen yang ada dan terkait dengan sistem sekolah. Komponen yang harus didayagunakan itu tidak hanya yang ada dalam lingkungan sekolah saja tetapi juga

yang ada di luar sekolah (Ace Suryadi, 1991:20).

Berdasarkan uraian di atas terlihat bahwa masalah

efektivitas dan efisiensi pengelolaan pendidikan merupa kan masalah yang cukup kompleks, karena tidak semua input

dan output dapat dinilai secara moneter. Karena itu untuk menganalisis masalah efektivitas dan efisiensi ini harus

dilakukan secara sistemik, yang melibatkan berbagai aspek mulai dari input proses, dan output bahkan outcomes dari sistem pendidikan. Kajian terhadap pengelolaan sekolah

dasar ini dapat dilihat dari berbagai sudut.

Dilihat dari struktur pengelolaannya, pada tingkat makro dan mezo, sekolah dasar dikelola oleh dua badan .

. . ^

yaitu Departemen Pendidikan dan Kebudayaan beserta jajar-annya, dan Departemen Dalam Negri yang dilaksanakan oleh

(26)

Kebu-dayaan

dan

jajarannya, sedangkan

pada

tingkat

mikro,

yaitu pada tingkat satuan pendidikan atau sekolah dikelo

la

oleh

Kepala Sekolah. Untuk lebih

jelasnya

struktur

[image:26.595.91.502.78.716.2]

pengelolaan ini dapat dilihat pada gambar 2.

Gambaran tentang struktur pengelolaan sekolah tersebut menunjukan kepada kita betapa kompleksnya masa

lah pengelolaan sekolah dasar tersebut, yaitu

menyangkut

pengelolaan pada tingkat makro, mezo dan mikro. Namun

pada penelitian ini akan difokuskan pada pengelolaan pada

tingkat mikro, yaitu pada tingkat sekolah atau satuan

pendidikan,

yang

dalam

hal ini

dikelola

oleh

kepala

sekolah.

Sudut pandang atau kajian lainnya tentang

manaje

men atau pengelolaan sekolah dasar ini dapat dilihat dari fungsi-fungsi atau proses pengelolaan yang harus dilak

sanakan supaya sekolah dapat beroperasi secara efektif

dan

efisien. Kauffman (1972) mengelompokkan

proses

ma

najemen ini menjadi enam kegiatan yaitu :

1. Identification of priority needs and associated

problems.

2. Determining requirements to solve the problem and identify possible solution alternatives for

meeting specified needs.

3. Selecting solution strategies and tools from

alternatives.

4. Selecting

solution

strategies,

including

the

management and control of selected strategies and

tools.

5. Evaluation of performance effetiveness based on the needs and the requirements identified previ

(27)

DEPDIKBUD Dirjen Dikdasmen DEPDAGRI Dirjen Bangda I PEMERINTAH DAERAH

Gubernur KDH Tk.I < ._> _:

r> PP No.6/1988

PENGAWAS, PENGELOLA DAN PEMBINA

<-KANWIL DEPDIKBUD <<: — > > DINAS P DAN K

umpan balik I -•» MASYARA KAT S-ti INPUT anak usia 06-12 th t

I

1

KANDEP DIKBUD

KODYA/KAB < •»

DINAS P DAN K

KODYA/KAB

#---i-umpanbalik

I

KANDEP DIKBUD KECAMATAN

4. > DINAS P DAN K KECAMATAN

l r

SEKOLAH SEBAGAI LEMBAGA PENDIDIKAN FORMAL

KEPALA SEKOLAH

p r o s e s

PENJAGA SEKOLAH BP3 OUTPUT/ keluaran

J

13

I*

lanjut keSLTP

1

4- if J- *• !• 4-

i-Gr.I Gr.II Gr.III Gr.OR Gr.Agm GR.IV GR.V GR.VI

i-

-i—

— -,» — L-I--J {_•-J .»_,, --1-_

-i-Mr.I Mr. II Mr.Ill Mr. IV Mr.V Mr. VI

kemba li ke

masya

rakat

I

umpan balik *

(28)

6. Revision of any or all previous step (at any time in the process) to assure that the educational system is responsive, effective, and efficient. Fakry Gaffar (1989) mengemukakan fungsi pokok manajemen itu pada dasarnya adalah : perencanaan, pelak

sanaan dan pengawasan. Dalam buku Pedoman Adiminisrasi Sekolah Dasar (Dirjen Dikdasmen, 1991) ditegaskan bahwa administrasi dilihat sebagai proses kegiatan manajemen

yang dilaksanakan pimpinan melalui tahapan kegiatan: perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan. Ketiga fungsi ini harus dilaksanakan secara berkesinambungan dan meli-puti semua bidang kegiatan administarasi pendidikan

disekolah tersebut dan semua bidang tugas pimpinan dalam

hal ini adalah kepala sekolah.

Tinjauan terhadap manajemen sekolah juga bisa dilihat dari sudut bidang-bidang tugas yang harus dikelo la. Tim Dosen MKDK Administrasi Pendidikan IKIP Bandung

(1992), yang juga sejalan dengan Dirjen Dikdasmen (1991)

mengemukakan bidang-bidang garapan administrasi pendidik

an sebagai berikut :

1. Program pengajaran.

2. Murid atau peserta didik.

3. Personil lembaga pendidikan.

4. Kantor dan fasilitas lembaga pendidikan. 5. Keuangan Lembaga pendidikan.

6. Pelayanan bantu lembaga pendidikan. 7. Hubungan lembaga dan masyarakat.

Fungsi-fungsi pokok pengelolaan dan

(29)

15

sama

lain

dalam

pelaksanaan

operasionalnya.

Hubungan

antara keduanya dapat dilukiskan pada gambar 3 berikut :

BIDANG FUNGSI

PENG. MURID PERSON FAS. UANG LAYANAN HUMAS

PERENCANAAN PELAKSANAAN

[image:29.595.83.515.87.781.2]

PENGAWASAN

Gambar 3 : Fungsi dan Bidang Operasional Pengelolaan Sekolah

Dilihat dari tanggungjawab kepala sekolah

sebagai

pengelola

pendidikan

pada

sekolah

yang

dipimpinnya,

menurut pasal 12 PP 28 tahun 1990 kepala sekolah

bertang-gungjawab

atas

penyelenggaraan

kegiatan

pendidikan,

administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan

lainnya, dan pendayagunaan serta pemiliharaan sarana dan

prasarana.

Di

samping berdasarkan pendekatan di

atas,

tin-jauan terhadap pengelolaan sekolah juga bisa dilihat dari

komponen-komponen pokok sistem persekolahan atau sistem

pendidikan tersebut. Komponen-kompoenen pokok yang

terli-bat dalam proses pendidikan sebagai suatu sistem dapat dilihat dalam bagan berikut (Depdikbud,1983) :

(30)

MASUKAN INSTRUMENTAL

TENAGA-SARANA/PRASARANA-DANA-KURIKULUM

MASUKAN

PESERTA DIDIK

PENGELOLAAN SEKOLAH

MASUKAN LINGKUNGAN

[image:30.595.89.468.70.243.2]

KELUARAN &LULUSAN

Gambar 4: Pengelolaan Sekolah Secara Sistem

Jadi untuk melihat efektivitas dan efisiensi

pengelolaan suatu sekolah atau lembaga pendidikan, kita

tidak bisa terlepas dari fungsi-fungsi pokok pengelolaan

dan komponen-komponen pokok atau bidang garapan pengelo

laan pada sistem pendidikan atau persekolahan tersebut.

Beberapa sudut tinjauan tentang pengelolaan pen

didikan atau sekolah di atas, menggambarkan bahwa kajian

tentang efektivitas dan efisiensi pengelolaan tersebut

secara komprehensif merupakan pekerjaan yang rumit.

Namun Engkoswara (1988 ;29) mengemukakan bahwa

ukuran atau kriteria keberhasilan administrasi pendidi

kan adalah produktivitas pendidikan, yang dapat dilihat

pada prestasi atau efektivitas dan pada proses suasana

atau efisiensi. Efektivitas dapat dilihat pada : (1)

masukan yang merata,(2) keluaran yang banyak dan bermutu

tinggi, (3) ilmu dan keluaran yang gayut dengan kebutuhan

masyarakat yang sedang membangun,dan (4) pendapatan'""

(31)

17

dapat dilihat pada: (1) kegairahan atau motivasi belajar

yang tinggi,(2) semangat bekerja yang besar, (3)

keper-cayaan berbagai pihak , dan (4) pembiayaan, waktu, dan

tenaga yang sekecil mungkin tetapi hasil yang besar.

Sejalan dengan itu J.Alan Thomas (1971, 12-22) melihat

efektivitas pendidikan dari tiga dimensi yaitu :

1. The administrator's, production function; Fungsi

ini meninjau produktivitas sekolah dari segi out

put administratif, yaitu seberapa besar dan

seberapa baik layanan yang dapat diberikan dalam

suatu proses pendidikan, baik oleh guru, kepala

sekolah maupun personil lainnya.

2. The psychologist's production functions Fungsi

ini melihat produktifitas dari segi out-put

perubahan prilaku yang terjadi pada siswa. Jadi

dapat dilihat dari nilai-nilai yang diperoleh

siswa sebagai suatu gambaran dari prestasi

akade-mik yang telah dicapainya dalam atau selama

periode belajar tertentu di sekolah

3. The economist's production function: produktivi

tas sekolah ditinjau dari segi out-put ekonomis

yang telihat dan yang ditimbulkan dalam rangka

layanan pendidikan di sekolah. Jadi mencakup

"harga" layanan yang diberikan (pengorbanan atau cost) dan "perolehan" (earning) yang ditimbulakan

oleh layanan itu atau disebuf'peningkatan nilai

balik" atau keuntungan dari layanan pendidikan

yang dilaksanakan.

Depdikbud (1988) mengelompokkan efektivitas pen

didikan menjadi dua yaitu : (1) efektivitas internal, dan

(2) efektivitas eksternal. Efektivitas internal menunjuk

pada keluaran pendidikan yang tidak diukur secara moneter

seperti prestasi belajar, jumlah lulusan dan sebagainya.

Sedangkan efektivitas eksternal menunjuk pada keluaran

yang bersifat moneter seperti tingkat penghasilan lulus

(32)

dikelora-pokkan menjadi efisiensi internal dan efisiensi eksternal

Efisiensi

internal menunjuk pada

perbandingan

prestasi

belajar dan masukan biaya pendidikan. sedangkan efesiensi eksternal biasanya diukur dari perbandingan penghasilan dari lulusan dengan seluruh jumlah dana yang dikeluarkan

untuk pendidikan.

Masalah efektivitas dan efisiensi pendidikan begitu kompleks, namun penelitian ini hanya difokuskan

pada

efektivitas

dan efisiensi internal,

seperti

yang

tergambar dalam konsep Depdikbud, yaitu efektivitas dilihat dari prestasi belajar, dan jumlah tamatan, efisi

ensi

dilihat

dari masukan biaya

yang

digunakan,

yang

dapat

dilihat dari banyaknya tahun (student years)

yang

dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu siklus tertentu oleh

kelompok siswa tertentu. Semakin banyak siswa yang

meng

ulang

dan yang putus sekolah, semakin banyak waktu

yang

diboroskan berarti semakin besar nilai input murid

tahun, maka semakin rendah pula nilai efisien. Karena ini berarti semakin besar biaya yang dibutuhkannya untuk mencapai prestasi atau menyelesaikan studinya.

Dilihat dari konsep efektivitas dan efisisensi itu sendiri, menurut Etzioni (1982), efektivitas organisasi diukur dari tingkat sejauhtaana ia berhasil menoapai tujuannya, sedangkan efisiensi organisasi dikaji dari

segi jumlah sumber daya yang digunakan untuk menghasilkan

(33)

1\

dari sudut pencapaian tujuan, rumusan keberhasilan orga nisasi tidak saja mempertimbangkan sasaran organisasi,

tetapi juga mekanismenya mempertahankan diri dan mengejar

sasarannya (Georgopoulos dan Tannembaum, dalam Steers,

1985:50).

Memperhatikan konsep sistem, konsep efektivitas

dan efisiensi secara umum serta efektivitas dan efisiensi

pendidikan, maka yang dimaksud dengan efektivitas dalam

penelitian ini adalah kemampuan sekolah dasar di Kecama

tan IV Koto Kabupaten Agam dalam mengelola

komponen-komponennya secara benar sehingga menghasilkan lulusan

dari satu unit masukan tertentu secara optimal. Sedangkan

efisiensi adalah kemampuan Sekolah Dasar Kecamatan IV

Koto Kabupaten Agam untuk melaksanakan tugas pengelolaan

dan mengahasilkan keluaran dengan menggunakan sumber/

masukan (student years) seminimal mungkin. Maka dari itu

indikator-indikator efektivitas yang digunakan adalah

pelaksanaan tugas-tugas kepala sekolah sebagai pengelola

pendidikan di sekolah yang dipimpinnya dan

indikator-indikator output yang akan dilihat dari jumlah tamatan,

dan prestasi kognitif yang dicapainya. Suharsimi (1988)

1t-mengemukakan indikator dari efektivitas administrator

dapat dilihat dari tujuh daerah tugas, yaitu : kurikulum

dan pengajaran, personil, murid, biaya dan urusan manaje

men, gedung dan sarana, hubungan sekolah dengan masyara

(34)

Berdasarkan pemikiran-pemikiran di atas, maka yang

dijadikan fokus dalam penelitian ini adalah efektivitas

dan efisiensi pengelolaan sekolah dasar yang dilakukan

oleh kepala sekolah dilihat dari pelaksanaan tugas penge-lolaanya dan output yang dihasilkan. Sesuai dengan latar belakang dan fokus penelitian di atas maka yang menjadi permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah Sejauhma-nakah Efektivitas dan efesiensi pengelolaan sekolah dasar

oleh kepala sekolah pada sekolah dasar di Kecamatan IV Koto Kabupaten Agam.

Pertanyaan atau permasalahn pokok di atas dapat dijabarkan Iagi menjadi pertanyaan - pertanyaan berikut : 1. Bagaimana perencanaan pengelolaan sekolah dilakukan

oleh kepala sekolah?

2. Bagaimana pengelolaan seluruh komponen-komponen seko lah oleh kepala sekolah dalam upaya mewujudkan tujuan

sekolah ?

a. Bagaimana pengelolaan program pengajaran dilaksana

kan oleh kepala sekolah ?

b. Bagaimana pengelolaan bidang murid dilaksanakan

oleh kepala sekolah ?

c. Bagaimana pengelolaan bidang personil dilaksanakan

oleh kepala sekolah ?

d. Bagaimana pengelolaan bidang keuangan dilaksanakan

oleh kepala sekolah ?

e. Bagaimana pengelolaan bidang perlengkapan dan

(35)

21

f. Bagaimana pengelolaan hubungan sekolah dan masyara

kat dilaksanakan oleh kepala sekolah ?

3. Bagaimana pelaksanaan supervisi pengajaran oleh kepala

sekolah dalam upaya meningkatkan kemampuan profesional

guru ?

4. Sejauh manakah tingkat efektivitas dan efisiensi internal pendidikan pada sekolah dasar di Kecamatan IV Koto Kabupaten Agam?

a. Bagaimana efektivitas sekolah dilihat dari jumlah lulusan yang dihasilkannya ?

b. Bagaimana efektivitad sekolah dilihat dari prestasi atau nilai yang dicapai lulusannya ?

c. Bagaimana efisiensi sekolah dilihat dari student

years yang digunakan oleh kelompok siswa tersebut ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk menda-patkan gambaran tentang efektivitas dan efisiensi penge lolaan sekolah dasar di Kecamatan IV Koto Kabupaten Agam Sumatera Barat. Sedangkan tujuan khususnya adalah untuk : 1. Mendiskripsikan bagaimana efektivitas dan efisiensi

pengelolaan sekolah dilihat dari pengelolaan komponen-komponen sekolah, pelaksanaan supervisi oleh kepala

sekolah, efektivitas dan efisiensi internal atau

(36)

dijadikan obyek penelitian.

2. Menganalisis bagaimana efektivitas dan efisiensi pe ngelolaan sekolah dilihat dari pengelolaan komponen-komponen sekolah, pelaksanaan supervisi oleh kepala

sekolah, efektivitas dan efisiensi internal atau

edukasi pada sekolah dasar di Kecamanatn IV Koto Kabupaten Agam, khususnya pada sekolah-sekolah yang

dijadikan obyek penelitian.

3. Menarik kesimpulan atau inferensi dan mencari serta memberi rekomendasi berdasarkan hasil penelitian dan pembahasannya (diskripsi dan anaiisis) untuk menjadi

bahan masukan bagi para mengelola sekolah dasar

umum-nya dan pengelola sekolah dasar di Kecamatan IV Koto

Kabupaten Agam khususnya guna perbaikan dan peningkat

an efektivitas dan efisiensi pengelolaan sekolah

dasar.

D. Kegunaan Penelitian

Seandainya tujuan penelitian di atas dapat dicapai maka diharapkan hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan

untuk:

1. Sebagai bahan masukan bagi guru-guru untuk lebih

mamahami tentang konsep efektivitas dan efisiensi pendidikan, sebagai umpan balik dari usaha-usaha yang telah mereka lakukan dalam rangka meningkatkan produk

(37)

2. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi kepala

sekolah untuk menentukan tindakan-tindakan guna me

ningkatkan efektivias dan efesiensi pengelolaan

seko-lahnya melalui pendayagunaan sumberdaya secara efek

tif dan efesien.

3. Dalam skala yang lebih luas, bagi para pembina dan

pengelola pendidikan dasar pada jajaran Depdikbud dan

Dinas Dikbud, hasil penelitian ini dapat dijadikan

bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan guna

meningkatkan efektivitas dan efisiensi sekolah dasar.

E. Kerangka Acuan Penelitian

Kerangka acuan penelitian merupakan landasan atau

dasar pemikiran yang digunakan atau ditempuh dalam

menyo-roti dan mengkaji permasalahan penelitian. Paradigma ini

disusun berdasarkan pada tinjauan terhadap pengelolaan

sekolah dasar dari berbagai sudut pandang. Pertama.

dilihat secara struktur, tanggung jawab operasional dari

pengelolaan sekolah yang paling menentukan terhadap

efektivitas dan efisiensi pendidikan berada di tangan

Kepala Sekolah. Kedua, sebagai pengelola satuan pendidik

an, kepala sekolah harus melaksanakan fungsi-fungsi penge

lolaan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan

(evaluasi dan pembinaan). Ketiga. fungsi di atas dilaksa

nakan secara terpadu dalam melaksanakan tugas-tugas

pengelolaan yang harus dikerjakan oleh kepala sekolah,

(38)

pengajaran, (c) bidang personil, (d) bidang keuangan, (e)

bidang perlengakapan dan fasilitas-sekolah, (f) bidang

hubungan sekolah dan masyarakat, (g) bidang layanan

khusus, (h) bidang supervisi pengajaran. Keempat,

Kese-muanya di atas dimaksudkan untuk menghasilkan output

pendidikan (keluaran) secara efektif dan efisien, sebagai

hasil dari pengelolaan sekolah yang efektif dan efisien.

Berikut ini disajikan kerangka acuan penelitiannya.

Manajemen Sekolah oleh Kepala Sekolah

t *

Perencanaan Pelaksanaan Pengawasan

1

1

+ 4 4- + 4- 4" + +>

Siswa Program Pengajr.

Personil Keuangan Perleng &

Fas. Sek.

Kumas

i

Lay.

Khusus

Super

visi

i 1 1 1 1

^V

Efektivitas & Efisiensi

Pendidikan

[image:38.595.65.492.283.568.2]
(39)
(40)

PROSEDUR PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Tujuan pokok penelitian ini adalah mendiskripsikan

dan

menganalisis efektivitas dan

efisiensi

pengelolaan

sekolah dasar di Kecamatan IV Koto Kabupaten Agam Sumate

ra Barat. Dengan kata lain untuk memahami efektivitas dan

efisiensi

pengelolaan

sekolah secara

kontekstual

yang

dilihat secara sistem mulai dari input,

proses, dan out

put.

Karena

sekolah

adalah suatu

sistem

sosial

yang

bersifat

terbuka, sehingga efektivitas dan

efisiensinya

merupakan

fenomena yang bersifat totalitas,

maka

untuk

mencapai tujuan tersebut dalam penelitian ini

digunakan

pendekatan kualitatif. Nasution (1988) mengemukakan bahwa

penelitian

kualitatif pada hakekatnya

adalah

mengamati

orang

dalam

lingkungan

hidupnya,

berinteraksi

dengan

mereka,

berusaha

memahami

bahasa

dan

pikiran

mereka

tentang dunia mereka. Bogdan dan Biklen (1982) mengatakan

pendekatan

kualitatif berusaha memahami dan

menafsirkan

makna

suatu

peristiwa interaksi prilaku

manusia

dalam

suatu situasi tertentu menurut perspektif sendiri.

Penelitian

kualitatif

ini dapat

dibedakan

dari

penelitian non kualitatif dilihat dari segi karakteristik

yang dimilikinya yaitu :

1. Penelitian

kualitatif

mempunyai

latar

alami

sebagai sumber data langsung.

(41)

91

2. Manusia sebagai alat atau instrumen penelitian.

3. Penelitian kualitatif bersifat diskriptif

anali-tik.

4. Penelitian kualitatif lebih menekankan pada

proses dari pada hasil semata.

5. Dalam penelitian kualitatif , peneliti cendrung

menganalisis datanya secara induktif.

6. Penelitian kualitatif mengutamakan makna.

(lihat, Bogdan dan Bilklen, 1982 : 27-30; Nasu

tion, 1988 : 9-12; Sudjana dan Ibrahim, 1989 :

197-200; Moleong, 1990 : 4-8).

Karakteristik-karakteristik di atas akan

dipertim-bangkan dalam penelitian ini.

Berdasarkan karakteristik yang pertama, berarti dalam penelitian ini peneliti langsung terjun ke lapangan

untuk mengumpulkan data dan informasi dari sumber data

tanpa melakukan perubahan dan intervensi. Dalam hal ini

peneliti langsung pergi ke sekolah-sekolah yang dijadikan obyek penelitian, kemudian mengadakan pengamatan, pembi

caraan nonformal, pembicaraan formal dengan kepala seko

lah dan guru-guru, dengan tujuan untuk memperoleh dan lebih memahami data dan informasi yang diperoleh secara

kontekstual. Lincon dan Guba dalam Moleong (1990:4)

memandang kegiatan ini perlu atas dasar asumsi bahwa :

1. Tindakan pengamatan mempengaruhi apa yang dili

hat, karena hubungan penelitian harus mengambil

tempat pada keutuhan dalam konteks, untuk

keper-luan pemahaman.

2. Konteks sangat menentukan dalam menetapkan apakah

suatu penemuan mempunyai arti bagi konteks lain

nya. yang berarti bahwa satu fenomena harus

diteliti dalam keseluruhan pengaruh lapangan.

3. Sebagian struktur nilai kontekstual bersifat

diterminatif terhadap apa yang akan dicari.

Jadi dengan pendekatan ini diharapkan dapat diper

(42)

di kecamatan IV Koto sebagaimana adanya.

Sesuai dengan karakteristik di atas, karakteristik yang kedua adalah bahwa pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan langsung oleh peneliti. Jadi peneliti

merupakan alat pengumpul data yang utama. Dasar pemikiran dari ciri ini adalah karena manusia dapat mengadakan

penyesuaian terhadap kenyataan-kenyataan yang ada di lapangan, dan hanya manusia yang dapat berhubungan dengan responden atau obyek lainnya dan yang mampu memahami kaitan kenyataan-kenyatan di lapangan. Di samping itu

juga hanya manusia sebagai instrumen pulalah yang dapat menilai apakah kehadirannya menjadi faktor pengganggu,

sehingga apabila terjadi hal demikian ia pasti dapat

menyadarinya dan berusaha mengatasinya. Manusia memiliki senjata "dapat memutuskan" yang secara luwes dapat digu-nakannya, ia senantiasa dapat menilai keadaan dan dapat

mengambil keputusan (Moleong, 1990: 5,19). Dengan kelebi-han-kelebihan tersebut, dalam mengumpulkan data dan informasi manusia dapat memperhalus pertanyaan-pertanyaan

untuk memperoleh data secara rinci dan mendalam sesuai

dengan tujuan yang ingin dicapai (Nasution, 1988 :

54-55).

Karakteristik berikutnya, yaitu penelitian kuali tatif lebih bersifat deskriptif analitis. Dimana data yang diperoleh seperti hasil pengamatan, hasil wawancara,

(43)

93

banyak berupa kata-kata, gambar dan bukan dalam bentuk

bilangan statistik. Hasil analisisnya lebih berupa

gamba

ran mengenai situasi yang diteliti dalam bentuk uraian

naratif

(Sudjana,

1989 : 148). Dengan

demikian

laporan

penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberi

gambaran penyajian laporan tersebut

(Moleong, 1990 : 6).

Hakekat pemaparan pada umumnya menjawab

pertanyaan-perta-nyaan apa, mengapa dan bagaimana suatu fenomena itu

terjadi dalam konteks lingkungannya.

Karakteristik yang keempat, yaitu lebih menekankan

pada

proses

dari pada hasil

semata.

Dalam

penelitian

kualitatif

data

dan informasi

yang

dikumpulkan

lebih

ditekankan

pada kegiatan-kegiatan yang dilakukan,

bukan

hasil dari kegiatan itu semata. Hal ini disebabkan karena

hubungan

bagian-bagian

yang sedang diteliti

akan

jauh

lebih jelas apabila diamati dalam proses (Moleong,

1990 :

7). Jadi dalam penelitian ini akan lebih ditekankan

pada

proses atau kegiatan-kegiatan pengelolaan sekolah yang dilakukan oleh kepala sekolah.

Selanjutnya dalam penelitian kualitatif, periset-nya cenderung menganalisis dataperiset-nya secara induktif. Dalam penelitian kualitatif tidak mencari data atau bukti-bukti untuk membuktikan atau menolak hipotesis yang dibuat

sebelumnya,

tetapi peneliti terjun ke lapangan,

mempela-jari suatu proses atau masalah yang menjadai fokus

pene

litiannya secara alami,

kemudian mencatat,

menganalisis,

(44)

proses tersebut tanpa melakukan generalisasi. Temuan penelitian dalam bentuk konsep, prinsip, hukum, teori dikembangkan dan dibangun dari lapangan bukan dari teori

yang telah ada (Sudjana, 1989 : 199). Maka dari itu sewaktu peneliti turun ke lapangan harus menghilangkan teori-teori yang telah dimilikinya supaya tidak mempenga-ruhi gambaran proses yang ditelitinya. Ia tidak punya

anggapan bahwa ia telah mengetahui cukup banyak hal dan soal penting sebelum menjalankan riset (Bilklan dan Bogdan, 1982). Dengan demikian proses analisisnya

benar-benar dari bawah (data lapangan atau induktif). Karena

karakteristik-karakteristik di atas maka dalam penelitian kualitatif, pemahaman dan penarikan makna dari fenomena yang terjadi melalui pemaparan des-kriptif analitik

merupakan unsur yang utama.

B. Unit Anaiisis dan Sumber Data

Penelitian ini berfokus pada efektivitas dan

efisiensi pengelolaan sekolah dasar di kecamatan IV Koto

[image:44.595.52.493.44.650.2]
(45)

95

Sekolah

Dasar

Negeri 7 Pahambatan,

dan

(3)

Sekolah

Dasar

Negeri

9 Paladangan. Dalam

penelitian

ini

unit

analisisnya

adalah lembaga atau institusi yaitu

sekolah

sebagai lembaga atau satuan pendidikan.

Data dan informasi yang diperlukan guna membuat

deskripsi dan anaiisis didapatkan dari responden ,

yaitu

Kepala Sekolah, Guru-guru dan dokumentasi. Menurut

Lofland dan Lofland dalam Moleong (1990 :112) sumber data

utama

dalam penelitian kualitatif ialah

kata-kata,

dan

tindakan selebihnya seperti dokumen dan Iain-lain adalah

sumber data tambahan, tetapi jelas sumber itu tidak bisa diabaikan. Sumber data disini adalah kata-kata dan

tin-dakan-tindakan

orang yang diamati dan diwawancarai,

dan

sumber-sumber

tertulis dari dokumen, serta keadaan

yang

diamati.

Berdasarkan data dan informasi tersebut,

peneliti

ingin

menggambarkan keadaan yang sebenarnya di

lapangan

tentang profil efektivitas dan efisiensi dari sekolah dasar yang dijadikan obyek penelitian.

C. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam

penelitian

ini adalah observasi, study dokumentasi,

dan

wawancara. Ketiga teknik tersebut dipergunakan untuk

memperoleh data dan informasi yang saling menunjang,

dan

(46)

Agam.

Sedangkan instrumen yang digunakan, sesuai

dengan

karakteristik

penelitian kualitatif yaitu peneliti

sen

diri.

Namun

karena keterbatasan peneliti

untuk

dapat

mengingat semua data dan informasi yang diperlukan,

baik

dalam bentuk jumlah, maupun dari segi waktu, maka peneli

ti menggunakan instrumen pembantu berupa pedoman wawanca

ra,

pedoman observasi yang dilengkapi dengan buku

cata

tan, tape recorder dan kamera, dengan ini diharapkan data

dan

informasi

dapat direkam selengkap

mungkin. ^Karena

menurut

Bogdan

dan Biklen (1982:

73-74)

keberhasilan

penelitian naturalistik sangat tergantung pada ketelitian

catatan lapangan (field notes) yang dibuat oleh peneliti.

D. Pelaksanaan Penelitian

Tahap

penelitian yang dilakukan dalam

penelitian

ini

adalah tahap orientasi, tahap eksplorasi, dan

tahap

membercheck.

1. Tahap Orientasi

Orientasi

dalam penelitian

kualitatif

bertujuan

untuk memperoleh gambaran yang lengkap dan jelas mengenai

masalah yang hendak diteliti. Kegiatan ini dimulai dengan

penjajakan

lapangan untuk menentukan

permasalahan

atau

fokus penelitian. Hal yang dilakukan pada tahap orientasi

ini adalah :

a. Menyusun rancangan penelitian

b. memilih lapangan penelitian.

(47)

97

c. Mengurus perizinan, pengurusan perizinan dimulai dengan mengajukan permohonan surat pengantar kepada

direktur PPS IKIP Bandung yang selanjutnya diteruskan kepada Rektor untuk permohonan izin penelitian dari

Direktorat Sospol tingkat I Jawa Barat. Dari

Direkto-rat Sospol Jawa Barat diteruskan Ke Direktorat

Sospol tingkat I Sumatera Barat. Surat izin yang diperoleh dari Direktorat Sospol tingkat I Sumatera

Barat ini diteruskan ke Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Agam, khususnya Kantor Sosial Politik, dari sini terus ke Kantor Kecamatan IV Koto Kabupaten Agam

yaitu Kasi Pemerintahan/Aparatur Sospol, seterusnya disampaikan pada Kantor Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kecamatan IV Koto Kabupaten Agam, dan ke Kantor Ranting Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kecamatan IV Koto Kabupaten Agam,serta ke

sekolah-sekolah yang menjadi obyek penelitian.

d. Menjajaki dan menilai keadaan lapangan, penjajakan dan penilaian lapangan akan berlangsung dengan baik apabi-la peneliti teapabi-lah membaca terlebih dahulu dari kepus-takaan atau melalui orang "dalam" tentang situasi dan kondisi daerah tempat penelitian dilakukan. Pengenalan dan penjajakan lapangan diteruskan sehingga peneliti

menjadi sebagai anggota kelompok masyarakat yang diteliti. Hal-hal yang perlu diketahui saat-saat

(48)

la-pangan yang berkaitan dengan efektivitas dan efisiensi

pengelolaan sekolah dasar di Kecamatan IV Koto Kabupa

ten Agam.

e. Memilih dan menggunakan informan. Informan adalah

orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Ia

berkewajiban

secara

sukarela

menjadi

anggota

tim

walaupun hanya bersifat informal. Ia dapat memberikan

pandangan dari segi orang "dalam" tentang nilai-nilai,

sikap,

bangunan, proses dan kebudayaan

yang

menjadi

latar penelitian setempat. Persyaratan informan ialah : jujur, taat pada janji, patuh pada peraturan, suka

bicara,

tidak

termasuk anggota salah

satu

kelompok

yang bertentangan dalam latar penelitian, dan mempu

nyai pandangan tertentu tentang suatu

hal atau

peris-tiwa yang terjadi. Informan bagi peneliti berguna agar

dalam waktu yang relatif singkat banyak informasi yang

terjangkau,

ia

sebagai

internal

sampling,

karena

informan dimanfaatkan untuk berbicara, bertukar pikir-an, atau membandingkan suatu kejadian yang ditemukan

dari subjek lainnya (Bogdan dan Biklen,

1982 :63).

f. Menyiapkan perlengkapan penelitian. Jauh sebelum turun

ke lapangan, telah dipersiapkan alat-alat dan perleng

kapan yang diperlukan dalam kancah penelitian, dianta

ranya adalah : pedoman observasi dan wawancara, terma

(49)

99

g. Memperhatikan etika penelitian. Seluruh metode peneli

tian pada dasarnya menyangkut hubungan peneliti dengan

orang atau subyek penelitian. Oleh karena itu dalam

penelitian ini diusahakan mengetahui kebiasaan,

tabu,

dan

semacamnya

yang berlaku

dalam

masyarakat

atau

kelompok

subyek

penelitian.

Persoalan

etika

akan

timbul apabila peneliti tidak mengindahkan nilai-nilai

masyarakat dan kebiasaan tersebut.

Sehubungan dengan ini peneliti melakukan hal-hal

berikut : 1) memberitahu secara jujur dan terbuka

maksud

dan

tujuan

kedatangan, 2) Menghargai

orang-orang

yang

diteliti sama derajatnya dengan peneliti, 3)

menghargai,

dan menghormati semua peraturan, norma, nilai, dan kebia

saan

yang berlaku di latar penelitian, 4)

memegang

dan

menjaga kerahasiaan segala sesuatu yang berkenaan

dengan

informasi yang diberikan subyek, 5) menulis segala

keja-dian,

peristiwa dan Iain-lain secara jujur,

benar,

dan

tidak menambah serta memberi bumbu, dan menyatakan sesuai

dengan keadaan aslinya.

2. Tahap Eksplorasi

Penelitian sudah dimulai pada tahap ekplorasi ini,

yaitu

mengumpulkan data sesuai dengan fokus

dan

tujuan

penelitian

yang

telah ditetapkan. Tahap

ini

dilakukan

setelah

mendapat izin dari direktorat sospol

Tingkat

I

Sumatera

Barat dan jajarannya, serta

pimpinan

instansi

(50)

melalui

: (1) wawancara, (2) observasi, dan

(3)

studi

dokumentasi.

Pada tahap eksplorasi atau tahap pekerjaan lapang

an

ini, Peneliti hendaknya berusaha untuk memahami

beb

erapa

hal

pada tahap eksplorasi

atau

tahap

pekerjaan

lapangan ini, yaitu :

a. Pemahaman latar penelitian dan persiapan diri.

Selektif

yakni membedakan mana informasi yang diperlu

kan

dan menghindari sesuatu yang

dapat

mempengaruhi

data

dilakukan di sini. Tugas peneliti

mengumpulkan

data dan informasi

yang relevan sebanyak mungkin

dari

sudut

pandang

subyek

tanpa

mempengaruhi

mereka.

Peneliti senantiasa berpegang pada tujuan, masalah dan

jadwal yang telah disusun sebelumnya.

b. Tatacara memasuki lapangan.

Peneliti melakukan : 1) keakraban hubungan, 2)

menge

tahui etik di daerah latar penelitian, 3) tetap menya

dari peran diri peneliti sebagai peneliti dalam

mema

suki lapangan.

c. Peran serta dan pengumpulan data.

Kami berusaha memperhitungkan batas waktu, tenaga, dan

biaya

dalam berperan serta mencatat semua data,

atau

merekamnya dengan tape recorder. Dalam mencatat

digu

nakan kata-kata kunci, dan singkatan,.untuk

efisiensi

(51)

101

3. Tahap Member Check

Member check dimaksudkan untuk mengecek

kebenaran

dari data dan informasi yang telah dikumpulkan agar hasil

penelitian

lebih

dapat dipercaya. Pengecekan

data

dan

informasi

ini dilakukan : (1) Mengkomfirmasikan

kembali

hasil

wawancara, (2) meminta koreksi hasil yang

dicatat

dari observasi kepada nara sumber, (3) Triangulasi kepada

para

responderi .atau-nara sumber lain yang kompeten,

dan

pada dokumen-dokumen tertulis. Diantaranya

mengkonfirma

sikan data yang diperoleh dari kepala sekolah, guru,

dan

dokumen-dokumen seperti laporan-laporan triwulan, laporan

awal tahun dan Iain-lain.

E. Prosedur Anaiisis Data

v

Nasution

(1992:

126)

mengatakan

anaiisis

data

adalah

proses

penyusunan data agar

dapat

ditafsirkan.

Menyusun data berarti menggolongkannya dalam pola , thema

atau

kategori.

Tanpa

kategori

atau

klasifikasi

akan

terjadi chaos. Tafsiran atau interpretasi artinya

membe

rikan makna kepada anaiisis, menjelaskan pola atau

kate

gori, dan mencari hubungan antara berbagai konsep. Inter

pretasi menggambarkan perspektif atau pandangan peneliti,

bukan kebenaran. Kebenaran hasil penelitian dinilai orang

lain dan diuji dalam berbagai situasi lain.

Generalisasi

lebih

bersifat

hipotesis kerja

yang

senantiasa

harus

(52)

Anaiisis

memerlukan

daya kreatif

dan

kemampuan

intelektual yang tinggi. Yang dianalisis adalah data yang

diperoleh peneliti agar diketahui maknanya.

Interpretasi

harus

melebihi

diskripsi. Peneliti harus

lebih

berani

berfikir

pada

taraf

yang

melampau

deskripsi

belaka.

Interpretasi harus didukung oleh argumentasi yang kuat.

Interpretasi

berarti menyusun dan merakit

unsur-unsur yang ada dengan cara yang baru, merumuskan hubungan

baru dengan unsur yang lama, mengadakan proyeksi dari apa

yang

ada.

Dalam penelitian kualitatif

biasanya

banyak

dilakukan dengan cara konvergen, yang kreatif dan

mengun-dang resiko serta spekulasi.

Interpretasi dapat dilakukan sepanjang

penelitian

dengan

mencoba

memahami data yang

diperoleh.

Langkah-langkah anaiisis data dalam penelitian ini adalah:

1. Reduksi Data

Reduksi data adalah mencatat atau mengetik kembali

dalam

bentuk uraian atau laporan yang terincci.

Reduksi

data sangat membantu anaiisis data sejak awal

penelitian

dilakukan.

Laporan lapangan yang

direduksi,

dirangkum,

dipilih hal-hal yang pokok, difokuskan pada hal-hal

yang

[image:52.595.57.489.262.747.2]

penting,

diberi

susunan yang

lebih

sistematis

supaya

mudah dikendalikan. Data yang direduksi memberi

gambaran

yang lebih tajam tentang hasil pengamatan, juga

metnpermu-dah

peneliti

mencari kembali data yang

diperoleh

bila

(53)

io:

2. Data Display (menpertunjukan data)

Data display adalah upaya untuk melihat gambaran keseluruhan atau bagian-bagian tertentu data penelitian, untuk itu kami membuat matriks, dan grafiks, dengan demi kian peneliti dapat menguasai data dan tidak tenggelam

dalam tumpukan detail. Membuat display ini juga merupakan

anaiisis.

3. Verification.

Verifikasi adalah upaya untuk mencari makna data yang dikumpulkan. untuk itu peneliti mencari pol

Gambar

DAFTARGAMBAR
DAFTARTABEL
Gambar 1 : Peranan pendidikan dalam pembangunan dan
Gambarantentang
+7

Referensi

Dokumen terkait

“Anggota dewan komisaris, direksi atau pegawai bank yang lain memberikan keterangan yang wajib dipenuhi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (1) dan (2) dan Pasal 34 ayat (1)

Dibiayai oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional Sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Hibah Penelitian. No:

Vocabulary Learning Strategies (Vls) Of High-Achieving Indonesian Efl Undergraduate Students.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Peningkatan layanan jaringan selular dapat menciptakan komunikasi yang meningkat akan menyebabkan kanal-kanal di dalam sebuah sel menjadi tidak mencukupi lagi untuk

Pemberian no klasifikasi pada punggung buku yang diberikan oleh pustakawan Pada Kantor Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Aceh Tengah.. Penyusunan buku di rak pada Kantor

Data tanggapan responden yang diperoleh berupa ceklist. Berikut adalah kriteria penilaian butir soal.. Memberikan skor pada jawaban item dengan menggunakan CVR. Setelah semua

“ Bagaimanakah kualitas tes tertulis Two-tier Multiple Choice yang dikembangkan pada materi pokok Organisasi

Sahabat MQ// Adanya isu yang menyatakan bahwa/ Indonesia akan keluar dari ASEAN adalah tidak benar// Seiring peran Indonesia yang meningkat/ dalam forum kelompok G20/