• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGAMBILAN KEPUTUSAN MEMILIH PASANGAN UNTUK MENIKAH PEREMPUAN KETURUNAN ARAB.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGAMBILAN KEPUTUSAN MEMILIH PASANGAN UNTUK MENIKAH PEREMPUAN KETURUNAN ARAB."

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

PENGAMBILAN KEPUTUSAN MEMILIH PASANGAN UNTUK MENIKAH PEREMPUAN KETURUNAN ARAB

(Studi Kasus pada empat perempuan keturunan Arab di kota Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi sebagian dari

Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Jurusan Psikologi

Oleh:

Muna Fatimah

0800923

JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

ABSTRAK

Muna Fatimah (0800923). Pengambilan Keputusan Memilih Pasangan untuk Menikah pada Perempuan Keturunan Arab (Studi Kasus pada empat perempuan keturunan Arab di kota Bandung). Skripsi Jurusan Psikologi FIP UPI, Bandung (2013).

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data deskriptif mengenai pengambilan keputusan subjek untuk menikah dengan satu etnik atau berbeda etnik dan apa saja faktor yang melatarbelakanginya. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Teknik pengambilan data dilakukan dengan cara teknik wawancara mendalam. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keempat subyek memiliki perbedaan proses pengambilan keputusan ketika memilih pasangan, ternyata tidak semua subjek melakukan seluruh tahapan pengambilan keputusan dan memiliki perbedaan pertimbangan untuk memilih pasangan dari etnik yang sama atau berbeda. Hal tersebut dipengaruhi oleh orang tua, lingkungan, dan kebutuhan masing-masing subjek. Rekomendasi pada penelitian ini adalah untuk memberi keberagaman pertimbangan pengambilan keputusan memilih pasangan pada perempuan keturunan Arab.

(3)

ABSTRACT

Muna Fatimah (0800923). Decision Making of Choosing Spouse on Arabic Women. Case Study with four Arabic woman in Bandung Minithesis Psychology Department FIP UPI,

Bandung (2013).

The purpose of this research is for knowing description about decision making while choosing spouse in Arabic women with same and different ethnic. Researcher used case study method with qualitative approach. Subjects of this research are four women who was getting married, has Arabic clan, and lives in Bandung. Researcher used in-depth interview for taking data and used decision making’s theory from Janis dan Mann. The result showed that four subjects have different process and factors while making a decision to get spouse. Recommendation of this research is for multiple description in decision making to Arabic women.

(4)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... I

ABSTRACT……… Ii

KATA PENGANTAR ... Iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... Ix BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Fokus Penelitian………... 6

C. Rumusan Masalah... 7

D. Tujuan Penelitian ... 7

(5)

1. Keturunan Arab………...

2. Perempuan Keturunan Arab……….……….

23

27

BAB III METODE PENELITIAN

A.Desain Penelitian...

B. Subjek Penelitian………

C.Data dan Teknik Pengumpulan Data…...

D.Analisis Data ...

E. Pemeriksaan Keabsahan Data ...

F. Prosedur Penelitian ………...

28 28 29 30 31 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 34

A. Profil Subjek Penelitian ...

B. Hasil Penelitian………...

1. Appraising the Challenge (Menimbang atau menilai

tantangan)...

2. Surveying Alternatives (Meninjau alternatif pilihan dari

tantangan)...

3. Weighing Alternatives (Menimbang alternatif pilihan dari

tantangan)...

4. Deliberating about Commitment (Melakukan rundingan atas

pilihan tersebut)...

5. Adhering despite Negative Feedback (Tetap teguh terhadap

komitmennya meskipun mendapat tanggapan yang negatif) .

C. Pembahasan ...

1. Subjek Satu (LS)...

2. Subjek Dua (NS)...

3. Subjek Tiga (EB)………

4. Subjek Empat (BA)………

(6)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ...

B. Saran ...

92

93

DAFTAR PUSTAKA ... 95

LAMPIRAN-LAMPIRAN ...

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Daftar marga Hadrami di Indonesia………....

Tabel 2.2 Daftar marga Keturunan Arab……….

Tabel 4.1 Tabel Appraising the Challenge (Menimbang atau menilai

tantangan)………

Tabel 4.2 Tabel Surveying Alternatives……….

Tabel 4.3 Tabel Weighing Alternatives……….

Tabel 4.4 Tabel Deliberating about Commitment………..

Tabel 4.5 Tabel Proses Pengambilan Keputusan ………..

24

28

46

49

51

52

(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka kerja pengambilan keputusan (Halpern dalam

Suharnan, 2005: 257)………..

Gambar 3.1 Model langkah analisis data Miles & Huberman…...….

Gambar 4.1 Tahapan Pengambilan Keputusan Subjek Satu………...

Gambar 4.2 Faktor yang memengaruhi Pengambilan Keputusan

Subjek Satu……….

Gambar 4.3 Model Pengambilan Keputusan Subjek Satu (LS)…….

Gambar 4.4 Tahapan Pengambilan Keputusan Subjek Dua (NS)….

Gambar 4.5 Faktor yang memengaruhi Pengambilan Keputusan

Subjek Dua………

Gambar 4.6 Model Pengambilan Keputusan Subjek Dua (NS)…...

Gambar 4.7 Tahapan Pengambilan Keputusan Subjek Tiga (EB)...

Gambar 4.8 Faktor-faktor yang memengaruhi tahap tiga pengambilan

keputusan subjek tiga (EB)……….

Gambar 4.9 Faktor yang memengaruhi pengambilan keputusan

subjek tiga………...

Gambar 4.10 Model Pengambilan Keputusan Subjek Tiga (EB)…….

Gambar 4.11 Tahapan Pengambilan Keputusan Subjek Empat (BA)

Gambar 4.12 Faktor yang memengaruhi pengambilan keputusan

subjek empat (BA)……….

Gambar 4.13 Model Pengambilan Keputusan Subjek Empat (BA)

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Memiliki pasangan untuk menikah adalah harapan setiap individu.

Pasangan adalah teman hidup di saat senang maupun susah, setiap orang

mempunyai ekspektasi tersendiri terhadap pasangannya, sehingga kriteria

pasangan yang diinginkan menjadi bermacam-macam sesuai pandangan ideal

masing-masing individu. Namun, terdapat kemiripan pandangan ideal pada

individu yang ada dalam satu kelompok yang sama, karena pasangan mereka pilih

adalah pasangan yang dirasa tepat bagi dirinya dan orang-orang di sekitarnya

(budayanya). Sehingga setiap kelompok masyarakat cenderung menginginkan

pasangan yang memiliki kesamaan sikap, nilai-nilai, dan atribut lainnya (Baron &

Byrne, 2005).

Memilih pasangan memerlukan waktu untuk mengambil keputusan,

tenggang waktunya berbeda-beda tergantung kebutuhan masing-masing individu,

apakah untuk waktu yang singkat ataukah lama. Biasanya kriteria individu

tersebut akan lebih spesifik jika akan membina hubungan untuk jangka waktu

yang lama.

Tindakan pengambilan keputusan memilih pasangan sifatnya tidak rutin,

karena tidak terjadi setiap jangka waktu tertentu namun insidental, biasanya

membutuhkan pertimbangan dari berbagai macam faktor. Faktor-faktor tersebut

(10)

lainnya. Faktor tersebut menunjukkan bahwa terdapat kecenderungan untuk

melestarikan budaya yang ada dalam kelompok tersebut. Beberapa kelompok

memiliki kriteria khusus dalam memilih pasangan. Misalnya saja pada sebagian

besar masyarakat etnik Batak yang cenderung memilih pasangan sesama etnik.

Hal tersebut merepresentasikan bahwa sebagian masyarakat etnik Batak masih

menjunjung tinggi nilai budaya dan ada istiadatnya. Ini juga merupakan salah satu

wujud pelestarian marga yang identik dengan simbol atau identitas dari individu

beretnik Batak (Napitulu, dkk, 1986). Selain etnik batak, etnik Hadrami atau

keturunan Arab yang ada di Indonesia memiliki kriteria serupa.

Pada zaman dahulu kala, bangsa Indonesia kedatangan tamu bangsa Arab.

Tamu ini disambut baik dengan proses asimilasi dengan cara menikah dengan

penduduk asli Indonesia. Sehingga terjadi pernikahan campuran antara bangsa

Arab dan perempuan Indonesia, sehingga lahirlah keturunan Arab campuran atau

disebut Hadrami (Jacobsen, 2009). Sebagian besar pendatang Arab tidak kembali

ke Negara asal mereka, mereka memilih untuk menetap di Indonesia. Sebagian

pendatang berjenis kelamin laki-laki, sehingga mereka mempunyai marga atau

nama belakang yang kemudian di selipkan di belakang nama anak mereka.

Akan tetapi, setelah beberapa generasi, proses asimilasi tersebut menjadi

lambat. Hal ini dikarenakan karena banyaknya orang keturunan Arab yang ingin

mendapatkan pasangan dari etnik yang sama-sama Hadrami atau keturunan Arab

sehingga tetap mendapat marga. Namun, keturunan Arab di Indonesia sudah

(11)

seperti nenek moyang mereka (Berg, 1989). Meskipun demikian, terdapat

beberapa kebudayaan yang terus dilestarikan, seperti pokok-pokok budaya,

pendidikan, pengasuhan anak, dan adat pernikahan.

Salah satu contoh sikap menjaga pernikahan dengan satu etnik bahkan

endogami, yaitu di Negara Arab seperti Sudan, Libya, Saudi Arabia dan Yaman

yang sebagian besar menikah sepupu mereka sendiri (Rashad, Osman & Fahimi,

2005). Di Indonesia juga terjadi beberapa konflik ketika terjadi pernikahan

dengan etnik lain, yaitu kasus pernikahan aktor sinetron Tommy Kurniawan

(Tommy) dengan Fatimah Tania Nadira (Tania), pada 11 April 2011 yang tidak

direstui ibunda Tania yaitu Hana Hasanah Fadel yang memiliki keturunan Arab.

“Mama bilang ini hanya karena ada perbedaan tradisi yang tidak bisa dilanggar di

keluarga”. Pelanggaran tradisi yang dilakukan Tania adalah tidak patuhnya Tania

sebagai perempuan Arab yang tidak menikahi laki-laki dari etnik yang sama

(www.sosbud/kompasiana.com diunduh tanggal 13 November 2011). Kasus yang

terjadi pada Tommy ini menguatkan pendapat di atas bahwa masyarakat

cenderung memilih pasangan dengan ciri-ciri yang sama (Baron & Byrne, 2005).

Sehingga, ketika ada suatu perbedaan yang mendasar, maka akan cenderung

muncul pula suatu penolakan sebagai dampaknya. Hal ini diperkuat pula dengan

hipotesis kemiripan yang dikemukakan oleh Hendrick & Hendrick bahwa

hubungan romantis bisa terjadi karena adanya kesamaan dalam sikap, status

sosial, pendidikan, agama, usia, daya tarik fisik, dan ras (Hendrick & Hendrick

(12)

menonjol, maka akan terjadi penolakan-penolakan pula dari lingkungan sekitar,

seperti yang dilakukan oleh Hana, ibunda Tania terhadap pernikahan anaknya dan

Tommy.

Pernikahan berbeda etnik merupakan proses penyatuan dua budaya, yang

membutuhkan penyatuan pola pikir juga cara hidup yang berbeda agar tercapai

harapan masing-masing pasangan. Dalam kehidupan sebagai manusia sosial,

setiap orang mengalami perbedaan dengan orang lain. Memilih pasangan erat

kaitannya dengan pernikahan. Landis (1977) menyebutkan bahwa pernikahan

yang terjadi antara pasangan yang berasal dari etnik atau ras yang berbeda

kebanyakan mengalami kesulitan penyesuaian dalam pernikahan mereka.

Kemudian, di dalam pernikahan juga disatukan dua budaya dan latar belakang,

dan suku yang berbeda. hal-hal tersebut dapat mengakibatkan ketidakcocokan

yang dapat mengakibatkan konflik (Landis, 1977). Namun, tidak semua

pernikahan antar etnis mengalami konflik. Namun, menurut Schnapper

pernikahan antar etnik adalah jalan yang baik untuk menyatukan perbedaan,

menghindari prasangka juga rasisme (Schnapper dalam Safi, 2008). Selain itu

kecenderungan pernikahan campuran disebabkan karena pencampuran budaya

masyarakat multietnik, seperti yang terjadi di Amerika Serikat ternyata

pernikahan beda etnik telah naik dua kali lipat dalam 30 tahun terakhir

dikarenakan banyak imigran datang ke Amerika (www.analisadaily.com diunduh

tanggal 28 Mei 2012). Faktor pendukung terbesar lainnya dalam memilih

(13)

anak akan melihat contoh pernikahan orang tua mereka baik orang tua mereka

satu etnik ataupun campuran (berbeda etnik) kemudian komunikasi tentang

nilai-nilai, pendapat, dan sikap memilih pasangan yang ditanamkan oleh orang tua

kepada anak (Blood, 1978).

Hal-hal di atas membuat peneliti ingin memahami proses kognitif

pengambilan keputusan dalam memilih pasangan, bagaimana perbedaan berbagai

sudut pandang tersebut. Yaitu, tindakan individu memilih pasangan sama etnik

atau berbeda etnik. Peneliti memilih untuk meneliti proses pengambilan

keputusan memilih pasangan pada perempuan, karena berkebalikan dengan fakta

bahwa kebanyakan yang memilih pasangan beda etnik itu laki-laki (Safi, 2008),

dan peneliti ingin mengetahui hal yang mendasari kebanyakan perempuan

memilih pasangan sesama etnik, sehingga mengetahui pemikiran lain yang

membuat sebagian perempuan berpikiran berbeda dengan kebanyakan perempuan

lainnya untuk memilih pasangan dari etnik yang berbeda.

Proses memilih pasangan, baik memilih pasangan sesama etnik maupun

dengan etnik lain tentu erat kaitannya dengan fungsi kognitif yaitu proses

membuat keputusan untuk menikah dengan calon pasangannya. Para pemilih

pasangan membuat keputusan untuk menikahi calonnya dengan menggunakan

berbagai macam strategi pengambilan keputusan dan mengetahui faktor-faktor

yang memengaruhinya. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mendeskripsikan

(14)

menikahi laki-laki dari etnik yang sama. Kedua, perempuan yang memilih untuk

menikahi laki-laki dari etnik bukan keturunan Arab.

B. Fokus Penelitian

Dari uraian di atas, kebanyakan perempuan etnik Arab memilih pasangan

dari etnik Arab, karena jalur keluarga yang patrilineal. Tidak hanya itu saja, tetapi

kesamaan identitas juga menjadi pertimbangan utama dalam memilih pasangan.

Namun, kenyataannya saat ini perempuan Arab tak lagi terpatok satu etnik dalam

memilih pasangan.

Sehingga, peneliti memfokuskan penelitian kepada dua hal. Fokus

pertama, yaitu perbandingan gambaran setiap tahapan pada masing-masing subjek

dalam mengambil keputusan memilih pasangan untuk menikah. Fokus kedua,

yaitu faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi atau mendukung para subjek

dalam pembuatan keputusan memilih pasangan untuk menikah dengan sesama

etnik atau berbeda etnik pada perempuan etnik Arab.

C. Rumusan Masalah

Kebanyakan perempuan keturunan Arab memilih pasangan dari etnik

yang sama karena jalur keluarga yang patrilineal. Tidak hanya itu saja, tetapi

kesamaan identitas juga menjadi pertimbangan utama dalam memilih pasangan.

(15)

dalam memilih pasangan. Dari rumusan masalah di atas dijabarkan dalam

pertanyaan sebagai berikut.

1. Bagaimanakah perbandingan gambaran setiap tahapan pada

masing-masing subjek dalam mengambil keputusan dalam memilih pasangan

untuk menikah.

2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi atau mendukung para subjek

dalam pembuatan keputusan memilih pasangan untuk menikah dari etnik

yang sama dan etnik yang berbeda pada perempuan keturunan Arab.

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah perbandingan gambaran setiap tahapan pada

masing-masing subjek dalam mengambil keputusan dalam memilih pasangan

untuk menikah?

2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi atau mendukung para

subjek dalam pembuatan keputusan memilih pasangan untuk menikah

dengan sesama etnik atau berbeda etnik pada perempuan keturunan

Arab?

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dapat memberikan manfaat yang bersifat teoritis, praktis dan

(16)

1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang bersifat teoritis,

yaitu menambah kekayaan keilmuan psikologi mengenai pengambilan

keputusan, khususnya kajian budaya dalam pernikahan. Kegunaan lainnya

adalah menjadi bahan masukan empiris dan referensi dalam bidang ilmu

pengetahuan, khususnya mengenai etnik Timur Asing selain Tiong Hoa,

dikarekan masih sedikit kajian mengenai etnik Arab.

2. Kemudian, memperkaya pengetahuan bagi perempuan keturunan Arab

perihal pemilihan pasangan untuk menikah.

3. Selanjutnya, manfaat praktis yang diharapkan dapat diberikan oleh

penelitian ini adalah memberi penjelasan gambaran proses kognitif setiap

individu dalam memilih pasangan baik sesama etnik ataupun berbeda

etnik, sesuai dengan pendapat upaya saling menghargai pemikiran yang

berbeda.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Judul

Daftar Isi

Daftar Tabel

BAB I PENDAHULUAN

BAB II PENGAMBILAN KEPUTUSAN, MEMILIH PASANGAN DAN

(17)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR PUSTAKA

(18)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Pendekatan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif dengan menggunakan metode studi kasus deskriptif. Sugiyono (2011)

menjelaskan bahwa metodologi kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang

mendalam dan merupakan data yang mengandung makna.

Desain penelitian ini adalah studi kasus dilakukan untuk memperoleh

pengertian yang mendalam mengenai situasi dan makna sesuatu atau subjek yang

diteliti (Alsa, 2007). Desain studi kasus diharapkan peneliti dapat memeroleh hasil

penyelidikan yang menyeluruh mengenai subjek dan lingkungannya. Studi kasus

merupakan suatu inkuiri empiris yang menyelidiki fenomena di dalam konteks

kehidupan nyata, bilamana batas-batas antara fenomena dan konteks tak tampak

dengan tegas, dan di mana multisumber bukti dimanfaatkan (Yin, 2009).

B. Subjek Penelitian

Pemilihan subjek penelitian menggunakan teknik purposive sampling yaitu

memilih subjek dengan karakteristik yang telah ditentukan (Sugiono, 2011).

Karakteristik subjek relatif sama karena peneliti bermaksud membandingkan. Kriteria

empat subjek tersebut adalah sebagai berikut:

1. Subjek berjenis kelamin perempuan

2. Subjek keturunan Arab (memiliki marga Arab)

(19)

4. Subjek saat ini tinggal menetap di Bandung

Adapun yang akan menjadi subjek dalam penelitian ini adalah dua perempuan

etnik arab yang telah menikah dengan laki-laki dari etnik arab dan dua perempuan

yang telah menikah dengan laki-laki selain etnik arab.

C. Data dan Teknik Pengumpulan Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah tentang proses pengambilan

keputusan untuk pemilihan pasangan dengan menjelaskan berbagai faktor umur,

sosial, agama, pendidikan, sifat, ekonomi, dan terutama etnik. Data diperoleh dengan

wawancara mendalam kepada subjek.

Pada penelitian kualitatif, pengumpul data dalam penelitian adalah peneliti itu

sendiri. Dalam penelitian ini, data dikumpulkan dengan teknik wawancara mendalam

(in–depth interview) dengan bantuan kerangka pemikiran yang dibuat oleh peneliti

untuk mengetahui faktor-faktor yang melatar belakangi proses atau dinamika

pengambilan keputusan pemilihan pasangan sesama etnik Arab.

1. Wawancara

Wawancara menurut Moleong (2000) adalah percakapan dengan maksud

tertentu, percakapan itu dilakukan oleh dua pihak yaitu interviewer (pewawancara)

yang mengajukan pertanyaan dan interviewee (yang diwawancarai) yang memberikan

jawaban atas pertanyaan itu. Berbagai tujuan mengadakan wawancara menurut

Lincoln dan Guba yaitu: memverifikasi, mengonstruksi, mengubah, dan memperluas

informasi yang diperoleh dari orang lain (Moleong, 2000), sehingga dapat

(20)

Responden penelitian. Peneliti memilih melakukan wawancara semi terstruktur agar

tidak terkesan mengintrogasi, luwes namun terkontrol.

Selanjutnya, peneliti menggunakan pertanyaan terbuka dalam wawancara

yang akan dilakukan. Karena pertanyaan terbuka akan dapat membuat subjek lebih

mengungkapkan informasi yang diperlukan peneliti sehingga subjek memberikan

informasi sejujur-jujurnya dan tidak terpengaruh pemikiran peneliti (Herdiansyah,

2012).

Data yang sudah didapatkan selanjutnya akan dianalisis berdasarkan teori

pengambilan keputusan maupun teori lainnya yang sekiranya berhubungan dengan

hasil wawancara.

D. Analisis Data

Analisis data ini yang melibatkan reduksi data, display data, analisis data,

verifikasi, dan pengambilan kesimpulan yang terus menerus berinteraksi selama

penelitian berlangsung.

Langkah analisis ditunjukkan dengan gambar berikut:

Koleksi Data Display Data

(21)

Gambar 3.1 Model langkah analisis data Miles & Huberman(Sugiyono, 2011)

E. Pemeriksaan Keabsahan Data

Pemeriksaan keabsahan data akan dilakukan dengan maksud meningkatkan

derajat kepercayaan data sehingga data tersebut dapat dipertanggungjawabkan

(Moleong, 2010). Beberapa cara pemeriksaan yang digunakan peneliti adalah dengan

menggunakan teknik triangulasi metode, diskusi teman sejawat dan member check.

Berikut masing- masing penjelasannya:

1. Triangulasi

a) Triangulasi Metode

Triangulasi metode menurut Patton (Moleong, 2010) berarti pengecekan

data untuk diuji keabsahannya beberapa motode pengumpulan data atau

beberapa sumber dengan metode yang sama. Peneliti memilih strategi kedua

yaitu mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber untuk

menguatkan hasil data yang diperoleh dari setiap kategori sumber. Sehingga

untuk Perempuan yang menikah dengan sesama etnik peneliti akan

mewawancara dua orang perempuan yang memutuskan menikah dengan

laki-laki sesama etnik untuk menguatkan gambaran keputusan memilih pasangan

sesama etnik karena dikhawatirkan satu subjek kurang lengkap memberikan

informasi, dan begitu pula dua orang kemudian perempuan yang menikah

dengan laki- laki berbeda etnik untuk memperkaya informasi yang didapat

(22)

2. Diskusi dengan teman sejawat

Proses dan hasil penelitian ini didiskusikan dengan rekan sejawat yang

menggunakan metode yang sama serta dengan dosen pembimbing.

3. Membercheck

Pengecekan pada penelitian ini dilakukan pada data primer terhadap

data hasil wawancara dengan kerabat dekat (keluarga atau teman dekat

subjek). Member check dalam proses pengecekan data adalah yang diambil

oleh peneliti kepada pemberi data, selang satu periode pengumpulan data

selesai, atau setelah mendapat suatu temuan, atau kesimpulan. Caranya

dengan datang pada pemberi data dan mendiskusikan hasilnya apakah ada

yang mau ditambah, dikurangi, lalu disepakati dan ditandatangani (Sugiyono,

2011).

F. Prosedur Penelitian

1. Tahap Persiapan

a. Pencarian tema penelitian yang diminati

b. Melakukan studi literatur

c. Melakukan kaji ulang terhadap penelitian sebelumnya

d. Membuat proposal penelitian

e. Membuat kriteria subjek yang diinginkan

f. Menghubungi subjek yang bersangkutan

(23)

a. Bertemu dengan subjek penelitian untuk menerangkan maksud dan

tujuan penelitian, membuat kesepakatan dengan surat persetujuan dan

membangun kepercayaan bahwa segala informasi yang diberikan

dijamin kerahasiaannya.

b. Membuat kesepakatan waktu untuk wawancara

c. Melakukan wawancara.

3. Tahap Pengolahan Data

a. Mereduksi data

b. Menyajikan data dalam bentuk uraian singkat serta membuat

(24)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian pengambilan keputusan memilih pasangan pada

empat orang perempuan keturunan Arab yang telah dibahas di Bab IV, penelitian ini

tidak menyelesaikan masalah, tetapi memaparkan bahwa masing-masing subjek

memiliki pola pengambilan keputusan yang berbeda-beda, tidak semua subjek

melakukan lima tahap pengambilan keputusan.

1. Perbandingan Gambaaran masing-masing subjek

Pada kasus subjek satu proses pengambilan keputusan dilakukan

dengan empat tahap, subjek melewati satu tahap yaitu meninjau alternatif

pilihan dari pasangan, sedangkan subjek lain mengalami semua tahap

pengambilan keputusan.

2. Faktor-faktor dalam mengambil keputusan

Faktor-faktor yang melatarbelakangi pengambilan keputusan pada

setiap subjek berbeda-beda, baik faktor dalam dirinya atau internal maupun

eksternal atau faktor luar.

Pada kasus subjek pertama, faktor yang memengaruhi di luar maupun

(25)

Pada kasus subjek kedua, faktor luar dipengaruhi budaya dan orang

tua namun faktor dalam dirinya adalah pemenuhan nilai-nilai pribadi yang

didapat dalam pasangan.

Pada kasus subjek ketiga, subjek memiliki proses pengambilan

keputusan yang sangat panjang karena berniat merubah keputusannya untuk

tidak menikah, kemudian mencari dukungan sebagai faktor luar. Karena

faktor dalam yaitu kecocokan terhadap pasangan pilihannya sendiri begitu

kuat, sehingga faktor tersebut mendorong subjek memutuskan untuk menikah

tanpa kehadiran orang tua

Pada kasus subjek keempat, subjek diberi kebebasan oleh orang tua

untuk memilih dan subjek menemukan pasangan yang sesuai kriterianya.

B. Saran

Berikut ini adalah hal yang perlu direkomendasikan bagi pihak-pihak tertentu

berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap empat orang perempuan etnik

Arab.

1. Bagi para keturunan Arab di Indonesia atau jama’ah inilah macam-macam

proses pengambilan keputusan untuk memilih pasangan baik dengan etnik

yang sama maupun berbeda, semoga bisa menambah khazanah pengetahuan

agar menghargai keberagaman pendapat dalam menyikapi pengambilan

(26)

2. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat melengkapi kekurangan dalam

penelitian ini, tentang pengambilan keputusan memilih pasangan untuk

menikah pada perempuan keturunan Arab yang lebih muda umurnya atau

meneliti di saat periode dewasa awal, yaitu saat mereka sedang menimbang

keputusan memilih pasangan untuk menikah. Sehingga hasil penelitian lebih

diperbaharui dan diperoleh gambaran yang jelas mengenai proses

(27)

DAFTAR PUSTAKA

Alsa, A. (2007). Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif serta Kombinasinya dalam

Penelitian Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Baron, R. A., Byrne, D. (2005). Psikologi Sosial Jilid 2. Edisi kesepuluh. Jakarta: Erlangga.

Berg, L.W. C. VAN DEN. (1989). Hadramaut dan Koloni Arab di Nusantara. Jilid tiga. Jakarta: Penerbit Inis.

Blood, R O. (1978). Marriage. Cetakan Ketiga. New York: The Free Press.

Fachrudin, C. (2005). Orang Arab di Medan. Jurnal Antropologi Sosial Budaya Etnovisi. Medan: Universitas Sumatera Utara.

Golschmidt, A. (1983). A Concise History of the Middle East. Edisi Kedua. United States of America: Westview Press.

Herdiansyah, H. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. Cetakan ketiga. Jakarta: Salemba Humanika.

Jacobsen, F F. (2009). Hadrami Arabs un Present-day Indonesia (An Indonesia-

oriented group with an Arab Signature). New York: Taylor& Francis

e-Library.

Janis, I L., Mann, L. (1977). Decision Making A Psychological Analysis of

Conflict, Choice, and Commitment. New York: The Free Press.

Landis, P H. (1977). Your marriage and family living. Mc-Graw Hill, Inc: United States.

Matsumoto, D. (2008). Pengantar Psikologi Lintas Budaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Moleong, L J. (2000). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya.

Moleong, L J. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya.

Napitulu, dkk. (1986). Dampak Modernisasi Terhadap Hubungan Kekerabatan

Daerah Sumatera Utara. Jakarta: Departemen Pendidikan dan

(28)

Tn. (2012). Perkawinan Beda Suku di AS Naik Dua Kali Lipat. Diakses dari http://www.analisadaily.com/news/read/2012/02/18/36116/ perkawinan_ beda_suku_di_as_naik_dua_kali_lipat/ pada tanggal 12 Mei 2012.

Rahman, M A. (2011). Mengapa Perempuan Arab Dilarang Menikah dengan

Laki-laki Non Arab. Diakses dari

http://sosbud.kompasiana.com/2011/04/19/mengapa-perempuan-Arab-dilarang-menikah-dengan-laki-laki-non-Arab/. pada tanggal 13 November 2011.

Ranke, L von. (2007). Buletin Studi dan Riset Kesejarahan (Wie est eigentlich

gewesen) Selayang pandang Dinamika Komunitas Arab di Surabaya. No. I/Mei –Juli.

Rashad, H., Osman, M., & Fahimi, F R., (2005). Marriage in Arab World.. Connecticut USA: Popular Reference Bureau.

Safi, M. (2008). Intermarriage and Assimilation: Disparities in Levels of

Exogamy among Immigrants in France. ProQuest, Vol. 63, Iss. 2; pg. 239,

29 pgs.

Santrock, J. W. (2002). Life Span Development. Eight Edition. New York: Mc Graw Hill.

Shahab, A. (2003). Hadramaut dan Para Kapitan Arab. (2003). Diakses dari http://www.Republika.com/ pada tanggal 08 Maret 2012.

Soekiman, D. (2000). Kebudayaan Indis dan Gaya Hidup Masyarakat

pendukungnya di jawa (Abad XVII- medio abad XX). Cetakan Ke-1 .

Jogjakarta: Penerbit Bentang.

Sternberg, R J. (2008). Psikologi Kognitif. Cetakan Keempat. Jogjakarta: Pustaka Pelajar.

Stinnett, N., James, W., Evelyn, K,. (1984). Relationships in marriage and the

family. Second edition. New York: Macmillan Publishing.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Cetakan Ke-13. Bandung :Alfabeta.

(29)

Supranto, J. (1991). Teknik Pengambilan Keputusan. Cetakan Pertama. Jakarta: Rineka Cipta.

Tn. (2011). Tomi siap cium kaki mertua agar direstui. Diakses dari

http://celebrity.okezone.com/read/2011/04/18/33/447402/tommy-kurniawan-siap-cium-kaki-mertua-agar-direstui. pada tanggal 13 November 2011.

Gambar

Tabel 4.1 Tabel Appraising the Challenge (Menimbang atau menilai

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara variabel independen yang diwakili oleh 3 variabel yaitu features of store , physical environment ,

Dalam hal terdapat perbedaan data antara DIPA Petikan dengan database RKA-K/L-DIPA Kementerian Keuangan maka yang berlaku adalah data yang terdapat di dalam database

Dari tinjauan pustaka yang ada, dapat dibentuk persamaan luas panen kedelai di Indonesia yang dipengaruhi oleh variabel harga kedelai di tingkat petani, harga pupuk,

(Klinis ada manifestasi perdarahan berupa hemartrosis berulang dan ekimosis. Gejala ini sesuai dengan gejala penyakit perdarahan akibat gangguan koagulasi. Adanya

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta.. Riya Muryawinata), 61 tahun, mantan pegawai RRI dan abdi dalem Puro Pakualaman. Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai

Gunung berapi dapat didefniiikan iebagai iuatu iiitem ialuran fluida panai bbatuan dalam buuud cair atau laaa aang memanuang dari kedalaman iekitar 10 km di babah permukaan

Melalui pembelajaran Pendidikan Jasmani siswa akan memperoleh pengalaman yang erat kaitannya dengan kesan pribadi yang menyenangkan, berbagai ungkapan kreatif, inovatif,