• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS PEMBERIAN PROBLEM POSING PADA MODEL PEMBELAJARAN TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENTS) TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA PADA MATERI POKOK KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN KELAS XI SEMESTER 2 SMA NEGERI 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEKTIVITAS PEMBERIAN PROBLEM POSING PADA MODEL PEMBELAJARAN TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENTS) TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA PADA MATERI POKOK KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN KELAS XI SEMESTER 2 SMA NEGERI 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014."

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tingkat kemajuan suatu negara dapat dilihat dari kualitas pendidikannya.

Pendidikan yang berkualitas akan melahirkan sumber daya manusia yang

berkualitas dan mampu beradaptasi dengan perkembangan IPTEK, sehingga dapat

membangun bangsa dan negaranya secara bertanggung jawab. Pendidikan

memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap kemajuan suatu bangsa.

Sejarah telah membuktikan bahwa kemajuan dan kejayaan suatu bangsa di dunia

ditentukan oleh pembangunan di bidang pendidikan. Melalui proses pendidikan,

suatu bangsa dapat mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan, baik untuk

menumbuh kembangkan watak kepribadian bangsa, maupun memajukan

kehidupan dan kesejahteraan bangsa dalam berbagai kehidupan. Oleh sebab itu,

hampir semua negara menempatkan variabel pendidikan sebagai sesuatu yang

penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara.

Pendidikan berkualitas yang mampu mendukung pembangunan di masa

mendatang adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi peserta

didik. Hal ini karena pada dasarnya setiap peserta didik memiliki potensi yang

dapat dikembangkan menjadi kemampuan untuk dapat hidup di masyarakat.

Pendidikan harus menyentuh potensi nurani maupun potensi kompetensi peserta

didik, sehingga peserta didik mampu menghadapi dan memecahkan problema

kehidupan yang dihadapinya. Dalam undang-undang No.20 tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar

dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

negara.

Berdasarkan pengertian pendidikan di atas, untuk mencapai tingkat

(2)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

mengembangkan potensi peserta didik. Padahal sistem pembelajaran di Indonesia

belum mampu mengembangkan potensi peserta didik dengan baik, sehingga

terjadilah inovasi dalam sistem pembelajaran. lnovasi yang dilakukan pemerintah

adalah pembaharuan kurikulum yang mengacu pada standar nasional pendidikan

yang diwujudkan dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Hal

tersebut sejalan dengan apa yang diamatkan oleh GBHN 1999-2004 Bab IV E

yang merekomendasikan perlunya pembaharuan sistem pendidikan nasional

termasuk di dalamnya pembaruan kurikulum ke arah kurikulum diversifikasi

(Trianto, 2010: 2).

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), kimia adalah

salah satu mata pelajaran yang ada pada kurikulum SMA. Ilmu kimia merupakan

bagian dari ilmu sains yang berisi sekumpulan konsep, teori dan hukum.

Konsep-konsep yang ada pada ilmu kimia adalah Konsep-konsep abstrak, sehingga banyak siswa

yang beranggapan bahwa kimia adalah salah satu pelajaran yang dianggap sulit

dipahami dan membosankan. Oleh sebab itu, proses pembelajaran kimia di

sekolah perlu ditingkatkan agar kualitas pembelajaran dan hasil pembelajaran

dapat memenuhi tujuan pembelajaran yang ditetapkan.

Untuk meningkatkan kualitas dan hasil pembelajaran diperlukan

pemilihan model pembelajaran yang sesuai. Model pembelajaran adalah suatu

perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam

merencanakan pembelajaran di kelas untuk membantu peserta didik sehingga

tujuan pembelajaran tercapai (Trianto, 2010: 22). Dalam proses belajar mengajar

pemilihan dan penggunaan model pembelajaran yang tepat dalam memberikan

suatu materi dapat membantu siswa dalam mempelajari serta memahami sesuatu

yang diberikan oleh guru, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil

belajar siswa ini adalah indikator peningkatan kualitas pendidikan.

SMA Negeri 4 Surakarta merupakan salah satu Sekolah Menengah Atas

Negeri yang ada di kota Surakarta. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan

dengan guru mata pelajaran kimia di SMA Negeri 4 Surakarta, salah satu

permasalahan yang terjadi di sekolah tersebut adalah masih banyaknya siswa yang

(3)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan. Tingkat ketuntasan materi Kelarutan

dan Hasil Kali Kelarutan tahun pelajaran 2012/2013 yakni sekitar 58,64% dari

188 siswa dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 74 terlihat pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1. Presentase Ketuntasan Belajar Siswa pada Materi Kelarutan dan Hasil

Kali Kelarutan

Kelas Jumlah siswa Presentase (%)

Tuntas Tidak tuntas Tuntas Tidak tuntas

XI IPA 1 10 22 31,25 68,75

XI IPA 2 18 12 60,00 40,00

XI IPA 3 13 19 40,62 59,38

XI IPA 4 25 7 78,12 21,88

XI IPA 5 21 9 70,00 30,00

XI IPA 6 23 9 71,88 28,12

Rata-rata 58,64 41,36

(Sumber data : Daftar kumpulan nilai guru MAPEL Kimia kelas XI)

Faktor yang bisa menyebabkan hasil belajar siswa di bawah Kriteria

Ketuntasan Minimal (<74) kemungkinan bisa disebabkan karena penggunaan

metode pembelajaran yang kurang bervariasi. Di SMA Negeri 4 Surakarta cara

mengajar guru pada materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan masih didominasi

menggunakan metode diskusi informatif yang cenderung berpusat pada guru. Hal

ini menunjukkan bahwa metode yang digunakan di SMA Negeri 4 Surakarta

masih berupa metode kurang bervariasi, karena belum divariasikan dengan model

pembelajaran lain yang melibatkan siswanya secara aktif. Metode yang kurang

variasi ini membuat siswa kurang aktif, jenuh sehingga kurang motivasi belajar.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan siswa kelas XI

SMA Negeri 4 Surakarta, menyatakan bahwa metode yang diajarkan oleh guru

kimia di kelas XI membuat mereka menjadi kurang aktif, kurang menyenangkan

dan bosan. Siswa menyatakan bahwa metode tersebut membuat mereka kesulitan

dalam memahami materi. Hal ini karena siswa kurang terlibat aktif dalam

pembelajaran, sehingga siswa menjadi kurang kreatif dan kurang memahami apa

yang disampaikan guru. Selain itu materi yang mereka peroleh juga hanya yang

sebatas guru sampaikan, akibatnya banyak siswa yang belum mencapai KKM.

Oleh karena itu, untuk mengatasi pembelajaran yang kurang variasi tersebut

(4)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

dan menyenangkan yang membuat mereka tertarik dan mudah memahami materi

pembelajaran.

Kurnia (2013) menyatakan bahwa materi Kelarutan dan Hasil Kali

Kelarutan merupakan materi yang memerlukan hitungan dan terdapat banyak

pemahaman konsep. Sunarya (2009: 201) juga menyebutkan bahwa materi

Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan berupa pemahaman konsep. Konsep-konsep

dalam materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan memiliki keterkaitan antara satu

dengan yang lainnya, sehingga kemampuan untuk memahami konsep pada materi

ini sangat diperlukan. Oleh karena itu, selain penggunaan model pembelajaran

bervariasi yang melibatkan siswa secara aktif dan menyenangkan, dibutuhkan

juga metode yang mampu meningkatkan pemahaman konsep siswa.

Model pembelajaran bervariasi yang dapat dijadikan alternatif

pembelajaran adalah model pembelajaran kooperatif. Menurut Slavin (2005: 4)

pembelajaran kooperatif merupakan variasi metode mengajar yang melibatkan

siswa bekerja dalam kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lain dalam

mempelajari suatu materi pembelajaran. Pembelajaran kooperatif dapat

membangkitkan pembelajaran yang menarik perhatian siswa. Selain itu

pembelajaran kooperatif juga dapat meningkatkan keterampilan sosial, membantu

menyesuaikan diri, mengurangi perbedaan etnis dan meningkatkan rasa percaya

diri siswa.

Model pembelajaran kooperatif memiliki beberapa model yang

bervariasi, salah satunya adalah model pembelajaran TGT (Teams Games

Tournament) yang mampu melibatkan siswa secara aktif, menyenangkan dan mampu meningkatkan pemahaman konsep siswa. Pembelajaran kooperatif TGT

adalah salah satu tipe model pembelajaran kooperatif yang melibatkan aktivitas

seluruh siswa dan mengandung unsur permainan. Dalam model pembelajaran

TGT ini siswa diberi sebuah permainan yang membuat iklim pembelajaran di

kelas menjadi lebih menyenangkan bagi siswa sehingga membuat siswa tidak

bosan dalam belajar. Permainan ini terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang

(5)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

Selain itu, dalam pembelajaran TGT juga terdapat turnamen yang akan

menghasilkan skor turnamen dan skor yang paling tinggi akan mendapat

penghargaan. Penghargaan ini dapat digunakan untuk memberikan motivasi

kepada masing-masing kelompok, sehingga ketika diskusi kelompok siswa

benar-benar saling bertukar ide dan saling melengkapi pengetahuan antar anggota

kelompok sampai semua anggota kelompok memahami materi yang di ajarkan.

Turnamen pada TGT ini juga dapat berperan sebagai review materi pembelajaran.

Menurut Slavin (2005: 179) TGT sangat berguna dalam meninjau kembali

materi-materi yang telah dipelajari. Dengan menggunakan model TGT ini selain siswa

dapat aktif dan senang dalam belajar kimia, juga dapat mengarahkan siswa untuk

lebih memahami konsep. Oleh karena itu, model pembelajaran TGT ini cocok

untuk diterapkan pada materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan.

Namun, pada model TGT kreatifitas siswa kurang dikembangkan.

Dalam model TGT paparan masalah (soal) pada waktu tahapan permainan masih

diberikan oleh guru, siswa tidak terlibat aktif dalam perumusan masalah. Hal ini

akan menyebabkan kreatifitas siswa belum maksimal karena tidak ada tantangan

untuk membuat soal, sehingga siswa kurang menggali pemikirannya dan

pemahaman konsep siswa menjadi kurang maksimal. Maka, pada penelitian ini

model pembelajaran kooperatif TGT perlu divariasikan denganProblem Posing.

Pembelajaran dengan Problem Posing ini merupakan pembelajaran

dengan memberi kesempatan, menekankan serta melibatkan siswa dalam

merumuskan (membentuk) soal dari suatu kondisi yang diberikan. Belajar dengan

menggunakan Problem Posing melibatkan siswa aktif dalam merumuskan

(membentuk) soal, dimana siswa harus memikirkan dan menciptakan ide-ide dari

suatu yang diberikan untuk diajukan sebagai masalah. Dengan pembelajaran

semacam ini kreativitas siswa dapat tumbuh. Hal ini menyebabkan pemahaman

konsep siswa lebih meningkat. Dari hasil penelitian Herawati, Siroj, dan Basir

(2011) dalam jurnalnya menunjukkan pelaksanaan pembelajaran dengan

menggunakan Problem Posing membuat siswa lebih aktif dan kreatif dalam

membentuk pengetahuannya, sehingga dapat meningkatkan kemampuan

(6)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

Dalam model pembelajaran TGT dengan metode Problem Posing ini

siswa diberi kegiatan untuk membuat/membentuk soal yang selanjutnya soal ini

digunakan untuk mengisi permainan. Sehingga dari pembelajaran ini diharapkan

selain meningkatkan keaktifan, minat dan motivasi siswa juga dapat

meningkatkan kreatifitas siswa sehingga akan membiasakan siswa dalam

merumuskan, menghadapi dan menyelesaikan soal sehingga mampu mencapai

penguasaan suatu konsep yang lebih baik. Pada penelitian ini model TGT dengan

metode Problem Posing akan dibandingkan dengan model TGT dan

Konvensional (diskusi informatif). Pada model TGT dengan metode Problem

Posing soal untuk permainan akan dirumuskan oleh siswa berdasarkan indikator

yang ditetapkan. Sedangkan pada model TGT pertanyaan soal untuk permainan

berasal dari guru. Pemberian Problem Posing pada model pembelajaran TGT

diharapkan lebih efektif untuk meningkatkan hasil belajar materi Kelarutan dan

Hasil Kali Kelarutan yang merupakan materi kimia yang mencakup hitungan

matematik dan pemahaman konsep.

Berdasarkan hasil belajar siswa pada materi Kelarutan dan Hasil Kali

Kelarutan yang masih banyak di bawah KKM dengan metode pembelajaran

diskusi informatif, diperlukan model pembelajaran yang meningkatkan keaktifan,

minat, motivasi serta meningkatkan pemahaman konsep siswa, maka peneliti

melakukan penelitian dengan judulEFEKTIVITAS PEMBERIANPROBLEM

POSING PADA MODEL PEMBELAJARAN TGT TERHADAP HASIL

BELAJAR KIMIA PADA MATERI POKOK KELARUTAN DAN HASIL

KALI KELARUTAN KELAS XI SEMESTER 2 SMA NEGERI 4

SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah disampaikan di atas,

dapat diidentifikasi permasalahan sebagai berikut:

1. Hasil belajar siswa di SMA Negeri 4 Surakarta pada materi pokok Kelarutan

(7)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

2. Metode pembelajaran yang diterapkan di SMA Negeri 4 Surakarta masih

belum sesuai yaitu menggunakan metode diskusi informatif.

3. Siswa mengalami kesulitan dalam memahami dan menguasai konsep materi

kimia.

4. Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan merupakan materi yang dirasa sulit bagi

siswa yang mencakup hitungan dan pemahaman konsep.

5. Model Pembelajaran Kooperatif TGT dengan metode Problem Posing

mempunyai karakteristik yang sesuai dengan karakteristik siswa dan

karakteristik materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan belum diterapkan.

6. Perlu dibuktikan bahwa model Pembelajaran Kooperatif TGT dengan metode

Problem Posing dapat secara efektif digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan.

C. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini mempunyai arah dan ruang lingkup yang jelas, maka

perlu adanya pembatasan masalah. Adapun pembatasan masalah tersebut adalah

sebagai berikut:

1. Subjek penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 4 Surakarta kelas XI IPA

semester 2 tahun pelajaran 2013/2014

2. Model pembelajaran

a. Model pembelajaran yang digunakan pada kelas eksperimen I adalah model

TGT dengan metodeProblem Posing(Pengajuan Masalah)

b. Model pembelajaran yang digunakan pada kelas eksperimen II adalah model

TGT

c. Model pembelajaran yang digunakan untuk kelas kontrol adalah metode

diskusi informatif.

3. Hasil belajar

(8)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

4. Materi ajar

Penyampaian materi dibatasi pada materi pokok Kelarutan dan Hasil Kali

Kelarutan.

5. Efektif

Efektif yang dimaksud dalam penelitian ini adalah memberikan hasil yang

memuaskan, apabila hasil belajar siswa yang ditunjukkan dengan nilai posttest

siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran TGT dengan

metode Problem Posing lebih tinggi dibanding model pembelajaran TGT dan

model pembelajaran TGT lebih tinggi dibanding metode diskusi informatif,

serta jumlah siswa yang mencapai KKM pada pembelajaran dengan model

pembelajaran TGT dengan metode Problem Posing lebih banyak (persentase)

dibanding model pembelajaran TGT dan model pembelajaran TGT lebih

banyak (persentase) dibanding metode diskusi informatif.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan

masalah diatas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan

sebagai berikut:

1. Apakah penggunaan model pembelajaran TGT lebih efektif dibanding metode

diskusi informatif terhadap hasil belajar siswa pada materi Kelarutan dan Hasil

Kali Kelarutan kelas XI IPA semester 2 SMA Negeri 4 Surakarta tahun

pelajaran 2013/2014?

2. Apakah penggunaan model pembelajaran TGT dengan metodeProblem Posing

lebih efektif dibanding diskusi informatif terhadap hasil belajar siswa pada

materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan kelas XI IPA semester 2 SMA

Negeri 4 Surakarta tahun pelajaran 2013/2014?

3. Apakah penggunaan model pembelajaran TGT dengan metodeProblem Posing

lebih efektif dibanding model pembelajaran TGT terhadap hasil belajar siswa

pada materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan kelas XI IPA semester 2 SMA

(9)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka

penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui efektivitas model pembelajaran TGT terhadap hasil belajar siswa

pada materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan kelas XI IPA semester 2 SMA

Negeri 4 Surakarta tahun pelajaran 2013/2014 pada aspek kognitif dan afektif.

2. Mengetahui efektivitas model pembelajaran TGT dengan metode Problem

Posing terhadap hasil belajar siswa pada materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan kelas XI IPA semester 2 SMA Negeri 4 Surakarta tahun pelajaran

2013/2014 pada aspek kognitif dan afektif.

3. Mengetahui efektivitas model pembelajaran TGT dengan metode Problem

Posing dan model pembelajaran TGT terhadap hasil belajar siswa pada materi

Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan kelas XI IPA semester 2 SMA Negeri 4

Surakarta tahun pelajaran 2013/2014 pada aspek kognitif dan afektif.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah:

1. Manfaat teoritis

a. Memberikan masukan kepada guru dalam usaha mencari sebuah model

pembelajaran yang tepat dalam upaya untuk meningkatkan hasil belajar

siswa.

b. Memberikan masukan kepada peneliti lain untuk menggunakan dan

mengembangkan model TGT dengan metode Problem Posing pada materi

pokok yang lain.

2. Manfaat praktis

a. Memberikan bantuan kepada siswa sebagai usaha peningkatan hasil belajar

kimia khususnya materi pokok Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan.

b. Memberikan inovasi kepada dunia pendidikan khususnya dalam pemilihan

(10)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

c. Memberikan informasi kepada guru untuk menggunakan model TGT

dengan metode Problem Posing dalam rangka meningkatkan hasil belajar

siswa pada materi pokok Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan.

d. Sumbangan dalam rangka perbaikan pembelajaran dan peningkatan mutu

(11)

i

EFEKTIVITAS PEMBERIANPROBLEM POSINGPADA MODEL

PEMBELAJARAN TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENTS) TERHADAP

HASIL BELAJAR KIMIA PADA MATERI POKOK KELARUTAN

DAN HASIL KALI KELARUTAN KELAS XI SEMESTER 2

SMA NEGERI 4 SURAKARTA

TAHUN PELAJARAN

2013/2014

SKRIPSI

Oleh:

MUKAROMAH

K3310058

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(12)

ii

EFEKTIVITAS PEMBERIANPROBLEM POSINGPADA MODEL

PEMBELAJARAN TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENTS) TERHADAP

HASIL BELAJAR KIMIA PADA MATERI POKOK KELARUTAN

DAN HASIL KALI KELARUTAN KELAS XI SEMESTER 2

SMA NEGERI 4 SURAKARTA

TAHUN PELAJARAN

2013/2014

Oleh:

MUKAROMAH

K3310058

Skripsi

Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana

Pendidikan Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(13)

iii

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Sugiharto, Apt., MS NIP. 19490317 197603 1 002

(14)

iv

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Hari : Selasa

Tanggal : 26 Agustus 2014

Tim Penguji Skripsi :

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Drs. Haryono, M.Pd ...

Sekretaris : Dr. Suryadi Budi Utomo, M.Si ...

Anggota I : Drs. Sugiharto, Apt., MS ...

Anggota II : Prof. Sulistyo Saputro, M.Si., Ph.D ...

Disahkan Oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Dekan,

Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd.

(15)

v

PERNYATAAN

Dengan ini, saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat

karya yang pernah diajukan untuk memenuhi persyaratan dalam mendapatkan

gelar sarjana pendidikan di suatu Perguruan Tinggi dan sepanjang pengetahuan

saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis dan diterbitkan

oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan

dalam daftar pustaka.

Apabila ternyata kelak di kemudian hari terbukti ada ketidakbenaran

dalam pernyataan saya di atas, maka saya akan bertanggungjawab sepenuhnya.

Surakarta, Agustus 2014

Penulis

Mukaromah

(16)

vi

ABSTRAK

Mukaromah (K3310058). EFEKTIVITAS PEMBERIAN PROBLEM POSING

PADA MODEL PEMBELAJARAN TGT (TEAMS GAMES

TOURNAMENTS) TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA PADA MATERI

POKOK KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN KELAS XI SEMESTER 2 SMA NEGERI 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2014.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) efektivitas model pembelajaran TGT terhadap hasil belajar siswa pada materi Kelarutan dan Hasil

Kali Kelarutan, (2) efektivitas model pembelajaran TGT dengan metodeProblem

Posing terhadap hasil belajar siswa pada materi Kelarutan dan Hasil Kali

Kelarutan, (3) efektivitas model pembelajaran TGT dengan metode Problem

Posing dan model pembelajaran TGT terhadap hasil belajar siswa pada materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan.

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan desain

Randomized Control Group Postest Only Design”.Populasi penelitian ini adalah

siswa SMA Negeri 4 Surakarta kelas X1 IPA semester 2 tahun pelajaran

2013/2014. Pengambilan sampel menggunakan cluster random sampling. Sampel

terdiri dari 3 kelas, yaitu kelas eksperimen I, eksperimen II dan kontrol. Sumber data dalam penelitian ini adalah berupa data tes dan angket. Teknik analisis data untuk pengujian hipotesis digunakan uji anava satu jalan dengan sel tak sama.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Penggunaan model

pembelajaran TGT lebih efektif dibanding metode diskusi informatif terhadap hasil belajar siswa pada materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan. Rata-rata nilai posttest pada penggunaan model pembelajaran TGT lebih tinggi dibanding metode diskusi informatif dengan rata-rata nilai posttest kognitif berturut-turut 83,76 dan 77,94 serta afektif berturut-turut 83,53 dan 77,97. (2) Penggunaan

model pembelajaran TGT dengan metode Problem Posinglebih efektif dibanding

metode diskusi informatif terhadap hasil belajar siswa pada materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan. Rata-rata nilai posttest pada penggunaan model

pembelajaran TGT dengan metodeProblem Posinglebih tinggi dibanding metode

diskusi informatif dengan rata-rata nilai posttest kognitif berturut-turut 89,38 dan 77,94 serta afektif berturut-turut 89,47 dan 77,97. (3) Penggunaan model

pembelajaran TGT dengan metode Problem Posinglebih efektif dibanding model

pembelajaran TGT terhadap hasil belajar siswa pada materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan. Rata-rata nilai posttest pada penggunaan model pembelajaran

TGT dengan metode Problem Posing lebih tinggi dibanding model pembelajaran

TGT dengan rata-rata nilai posttest kognitif berturut-turut 89,38 dan 83,76 serta afektif berturut-turut 89,47 dan 83,53.

(17)

vii

ABSTRACT

Mukaromah (K3310058). THE EFFECTIVENESS OF PROVISION

PROBLEM POSING ON THE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENTS) LEARNING MODEL TO THE CHEMICAL LEARNING OUTCOMES IN THE SUBJECT MATTER OF SOLUBILITY AND SOLUBILITY PRODUCT FOR XI CLASS ON 2nd SEMESTER SMA NEGERI 4 SURAKARTA IN THE ACADEMIC YEAR OF 2013/2014. Minor Thesis. Teacher Training and Education Faculty Sebelas Maret University Surakarta. 2014.

This study aimed to determine (1) The effectiveness of TGT learning model to the students learning outcomes in the subject matter of solubility and solubility product, (2) The effectiveness of TGT with Problem Posing learning model to the students learning outcomes in the subject matter of solubility and solubility product, (3) The effectiveness of TGT with Problem Posing learning model and TGT learning model to the students learning outcomes in the subject matter of solubility and solubility product.

This study used an experimental method with design of "Randomized Control Group Design posttest Only". The population in this study were students of SMAN 4 Surakarta X1 science class 2nd semester of academic year 2013/2014. Sampling using cluster random sampling. The sample consisted of three classes, namely the experimental class I, experimental class II and control class. Sources of data in this study are result of test and questionnaire. The analysis techniques used for hypothesis testing is analysis of one way anova with different cells.

The results showed that: (1) The use of the TGT learning model is more effective than informative discussion method to the student learning outcomes in the subject matter of solubility and solubility product. The average value of the posttest on the use of TGT learning model is higher than that of the informative discussion method with the average value of cognitive posttest 83.76 and 77.94, respectively and affective 83.53 and 77.97, respectively. (2) The use of TGT with Problem Posing learning model is more effective than informative discussion method to the student learning outcomes in the subject matter of solubility and solubility product. The average value of the posttest on the use of TGT with Problem Posing learning model is higher than that of informative discussion method with the average value of cognitive posttest 89.38 and 77.94, respectively and affective 89.47 and 77.97, respectively. (3) The use of TGT with Problem Posing learning models is more effective than TGT learning model to the student learning outcomes in the the subject matter of solubility and solubility product. The average posttest score on the use of TGT with Problem Posing learning model is higher than that of informative discussion method with the average value of cognitive posttest 89.38 and 83.76, respectively and affective 89.47 and 83.53, respectively.

(18)

viii

MOTTO

“Kegagalan hanya terjadi jika kita menyerah dengan cepat, tanpa

usaha yang keras. (Penulis)

Menunggu kesuksesan adalah tindakan yang sia-sia, maka berusahalah untuk datang pada kesuksesan.

(Penulis)

Sebab sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan.

(19)

ix

PERSEMBAHAN

Karya ini penulis persembahkan kepada :

1. Bapak dan ibu tercinta atas doa, restu,

perhatian dan semangatnya.

2. Adikku tersayang atas doa dan semangat

tanpa pernah putus.

3. Bapak Drs. Sugiharto, Apt., MS dan Bapak

Prof. Sulistyo Saputro, M.Si., Ph.D selaku

pembimbing skripsi, terimakasih atas

bimbingan dan semangatnya.

4. Bapak dan ibu dosen pendidikan kimia

FKIP UNS, terimakasih atas ilmunya.

5. Sahabat dekat dan rekanseperjuangan “Kost

Tisanda”, terimakasih untuk dukungan dan

bantuannya.

6. Teman-teman FKIP Kimia angkatan 2010.

(20)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini dengan judul “Efektivitas Pemberian Problem Posing pada Model

Pembelajaran TGT (Teams Games Tournaments) terhadap Hasil Belajar Kimia

pada Materi Pokok Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan Kelas XI Semester 2

SMA Negeri 4 Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014”. Penyusunan skripsi ini

dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan dalam rangka menyelesaikan studi

tingkat sarjana (S1) di Program Kimia Jurusan P. MIPA, FKIP Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam penelitian skripsi

ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan-kesulitan yang

timbul dapat teratasi. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima

kasih kepada:

1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan UNS yang telah memberikan izin menyusun skripsi ini.

2. Sukarmin, S.Pd, M.Si, Ph.D., selaku Ketua Jurusan P. MIPA FKIP UNS yang

telah memberikan izin menyusun skripsi ini.

3. Dra. Bakti Mulyani, M.Si., selaku Ketua Program P. Kimia FKIP UNS yang

telah memberikan izin menyusun skripsi ini.

4. Drs. Haryono, M.Pd., selaku Koordinator Skripsi Program P.Kimia FKIP

UNS yang telah membimbing penulis selama ini.

5. Drs. Sugiharto, Apt., MS, selaku pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan, dukungan, kepercayaan, kemudahan dan berbagai masukan yang

sangat membantu dalam penulisan skripsi ini.

6. Prof. Sulistyo Saputro, M.Si., Ph.D, selaku pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan, dukungan, kepercayaan, kemudahan dan berbagai

masukan yang sangat membantu dalam penulisan skripsi ini.

7. Budi Hastuti S.Pd., M.Si, selaku Pembimbing Akademik yang telah memberi

(21)

xi

8. Drs. Yusmar Setyobudi, M.M, M.Pd, selaku Kepala SMA N 4 Surakarta yang

telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian.

9. Yohanes Sutopo S.Pd, selaku guru bidang studi kimia SMA N 4 Surakarta

yang telah memberikan kesempatan, kepercayaan, dan bimbingannya selama

penulis melakukan penelitian.

10. Siswa-siswi kelas XI IPA 1, XI IPA 3 dan XI IPA 4 yang telah memberikan

respon yang baik dalam pembelajaran.

11. Orangtua dan adik tercinta yang telah memberikan motivasi, pengorbanan,

dan do’a restu yang tulus.

12. Teman-teman Pendidikan Kimia 2010 serta berbagai pihak yang tidak

mungkin disebutkan satu-persatu yang telah membantu menyelesaikan

penulisan skripsi ini.

Demikian skripsi ini disusun, penulis menyadari masih banyak kekurangan

dalam karya ini. Demi sempurnanya karya ini, maka segala keterbatasan dan

kekurangan tersebut perlu senantiasa diperbaiki. Oleh karena itu, penulis

mengharapkan saran, ide, dan kritik yang membangun dari semua pihak.

Semoga karya ini dapat memberikan manfaat bagi penulis dan

memberikan sedikit kontribusi serta masukan bagi dunia pendidikan.

Surakarta, Agustus 2014

(22)

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...

HALAMAN PENGAJUAN... HALAMAN PERSETUJUAN... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... HALAMAN ABSTRAK... HALAMAN MOTTO... HALAMAN PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR...

DAFTAR ISI………...

DAFTAR TABEL...

DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR LAMPIRAN...

BAB I. PENDAHULUAN………....

A. Latar Belakang Masalah ………...

B. Identifikasi Masalah………...

C. Pembatasan Masalah………..

D. Perumusan Masalah………....

E. Tujuan Penelitian………....

F. Manfaat Penelitian………..

BAB II. LANDASAN TEORI………...

A. Tinjauan pustaka ………...

1. Metode Pembelajaran...………....

2. Metode Diskusi Informatif...….……...

3. Pembelajaran Kooperatif...

4. Model pembelajaran Kooperatif tipe TGT…….…..

5. PembelajaranProblem Posing...

6. HasilBelajar ……….……...

(23)

xiii

7. Efektivitas...

8. Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan……...…...

B. Kerangka Berpikir ………...

C. PerumusanHipotesis ………...

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN………....

A. Tempat dan Waktu Penelitian………...

1. Tempat Penelitian ...

2. Waktu Penelitian ...

B. DesainPenelitian ………...

C. Populasi dan Sampel Penelitian...

1. Populasi Penelitian..………...

2. Sampel Penelitian...………...

D. Teknik Pengambilan Sampel...

E. Teknik Pengumpulan Data ...

F. Instrumen Penilaian ...

1. Instrumen Pembelajaran...

a. Silabus...

b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)...

c. Media...

2. Instrumen Penilaian...

a. Aspek Kognitif ...

1) Uji Validitas...

2) Uji Reliabilitas ...

3) Taraf Kesukaran Soal...

4) Daya Pembeda Soal ...

b. Aspek Afektif ...

1) Uji Validitas...

2) Uji Reliabilitas ...

G. Analisis Data ...

1. Uji Prasyarat Analisis...

a. Uji Normalitas ...

(24)

xiv

b. Uji Homogenitas...

c. Uji Kesamaan Rata-rata...

2. Uji Hipotesis ...

3. Uji Pasca Anava...

4. Prosedur Penelitian...

BAB IV. HASIL PENELITIAN...

A. Pengujian Instrumen...

1. Instrumen Pembelajaran...

2. Instrumen Penilaian...

B. Deskripsi Data...

1. Perbandingan Hasil Belajar antara Kelas

Eksperimen II (Model Pembelajaran TGT) dengan

Kelas Kontrol (Metode Diskusi Informatif)...

2. Perbandingan Hasil Belajar antara Kelas

Eksperimen I (Model Pembelajaran TGT dengan

metode Problem Posing) dengan Kelas Kontrol

(Metode Diskusi Informatif)...

3. Perbandingan Hasil Belajar antara Kelas

Eksperimen I (Model Pembelajaran TGT dengan

metode Problem Posing) dengan Kelas

Eksperimen II (Model Pembelajaran TGT)...

C. Pengujian Prasyarat Analisis...

1. Uji Normalitas...

2. Uji Homogenitas...

3. Uji Kesamaan Rata-rata...

D. Pengujian Hipotesis...

1. Uji Anava Satu Jalan (One Way Anova) Sel Tak

Sama...

2. Uji Lanjut Pasca Anava...

E. Pembahasan...

1. Hipotesis Pertama (Perbandingan Hasil Belajar

(25)

xv

antara Kelas Eksperimen II dengan Kelas

Kontrol)...

2. Hipotesis Kedua (Perbandingan Hasil Belajar

antara Kelas Eksperimen I dengan Kelas

Kontrol)...

3. Hipotesis Ketiga (Perbandingan Hasil Belajar

antara Kelas Eksperimen I dengan Kelas

Eksperimen II)...

BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN...

A. Simpulan...

B. Implikasi...

C. Saran...

DAFTAR PUSTAKA………....

LAMPIRAN...

92

95

98

102

102

103

103

105

(26)

xvi DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1.1 Tabel 2.1 Tabel 2.2 Tabel 3.1 Tabel 3.2 Tabel 3.3 Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 4.3 Tabel 4.4 Tabel 4.5 Tabel 4.6 Tabel 4.7 Tabel 4.8 Tabel 4.9 Tabel 4.10

Presentase Ketuntasan Belajar Siswa pada Materi

Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan...

Perbedaan Kelompok Belajar Kooperatif dengan

Kelompok Belajar Konvensional...

Harga Tetapan Hasil Kali Kelarutan Beberapa Larutan

pada Suhu 25°C...

Alokasi Waktu Penelitian...

Bagan desain ”Randomized Control Group Postest Only

Design...

Skor Penilaian Afektif...

Hasil Validitas Isi Silabus...

Hasil Validitas Isi RPP...

Hasil Perhitungan Uji Kelayakan Kartu Soal Kelas

TGT-PP...

Hasil Perhitungan Uji Kelayakan Kartu Soal Kelas

TGT...

Hasil Uji Validitas Isi Instrumen Penilaian Aspek

Kognitif...

Hasil Uji Validitas Item Instrumen Penilaian Aspek

Kognitif ...

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penilaian Aspek

Kognitif...

Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal Kognitif...

Hasil Perhitungan Daya Pembeda Soal Kognitif...

Hasil Uji Validitas Isi Instrumen Penilaian Aspek

(27)

xvii Tabel 4.11 Tabel 4.12 Tabel 4.13 Tabel 4.14 Tabel 4.15 Tabel 4.16 Tabel 4.17 Tabel 4.18 Tabel 4.19 Tabel 4.20 Tabel 4.21

Hasil Uji Validitas Item Instrumen Penilaian Aspek

Afektif...

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penilaian Aspek

Afektif...

Hasil Belajar Aspek Kognitif dan Afektif

Siswa...

Perbandingan Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Aspek

Kognitif Siswa Kelas Eksperimen II dengan Kelas

Kontrol...

Perbandingan Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Aspek

Afektif Siswa Kelas Eksperimen II dengan Kelas

Kontrol...

Perbandingan Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Aspek

Kognitif Siswa Kelas Eksperimen I dengan Kelas

Kontrol...

Perbandingan Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Aspek

Afektif Siswa Kelas Eksperimen I dengan Kelas

Kontrol...

Perbandingan Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Aspek

Kognitif Siswa Kelas Eksperimen I dengan Kelas

Eksperimen II...

Perbandingan Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Aspek

Afektif Siswa Kelas Eksperimen I dengan Kelas

Eksperimen II...

Perbandingan Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Aspek

Kognitif Siswa Kelas Eksperimen I, Kelas Eksperimen II

dan Kelas Kontrol...

Perbandingan Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Aspek

Afektif Siswa Kelas Eksperimen I, Kelas Eksperimen II

(28)

xviii Tabel 4.22

Tabel 4.23

Tabel 4.24

Tabel 4.25

Tabel 4.26

Tabel 4.27

Tabel 4.28

Hasil Uji Normalitas terhadap Hasil Belajar Kognitif

Siswa pada Materi Pokok Kelarutan dan Hasil Kali

Kelarutan...

Hasil Uji Normalitas terhadap Hasil Belajar Afektif Siswa

pada Materi Pokok Kelarutan dan Hasil Kali

Kelarutan...

Hasil Uji Homogenitas terhadap Hasil Belajar Kognitif

dan Afektif Siswa pada Materi Pokok Kelarutan dan

Hasil Kali Kelarutan...

Hasil Uji Kesamaan Rata-rata Siswa Kelas XI IPA SMA

Negeri 4 Surakarta Tahun Ajaran 2013/2014...

Hasil Uji Anava Satu Jalan Sel Tak Sama pada Posttest

Kognitif Siswa pada Materi Kelarutan Dan Hasil Kali

Kelarutan...

Hasil Uji Anava Satu Jalan Sel Tak Sama pada Posttest

Afektif Siswa pada Materi Kelarutan dan Hasil Kali

Kelarutan...

Hasil Uji Lanjut Pasca Anava pada PosttestKognitif dan

Afektif Siswa pada Materi Kelarutan Dan Hasil Kali

Kelarutan...

82

82

83

84

85

86

(29)

xix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1

Gambar 4.1

Gambar 4.2

Gambar 4.3

Gambar 4.4

Gambar 4.5

Gambar 4.6

Gambar 4.7

Gambar 4.8

Bagan Kerangka Berpikir...

Histogram Perbandingan Distribusi Frekuensi Nilai

Posttest Aspek Kognitif Siswa Kelas Eksperimen II

dengan Kelas Kontrol...

Histogram Perbandingan Distribusi Frekuensi Nilai

Posttest Aspek Afektif Siswa Kelas Eksperimen II dengan Kelas Kontrol...

Histogram Perbandingan Distribusi Frekuensi Nilai

Posttest Aspek Kognitif Siswa Kelas Eksperimen I dengan Kelas Kontrol...

Histogram Perbandingan Distribusi Frekuensi Nilai

PosttestAspek Afektif Siswa Kelas Eksperimen I dengan Kelas Kontrol...

Histogram Perbandingan Distribusi Frekuensi Nilai

Posttest Aspek Kognitif Siswa Kelas Eksperimen I dengan Kelas Eksperimen II...

Histogram Perbandingan Distribusi Frekuensi Nilai

PosttestAspek Afektif Siswa Kelas Eksperimen I dengan Kelas Eksperimen II...

Histogram Perbandingan Distribusi Frekuensi Nilai

PosttestAspek Kognitif Siswa Kelas Eksperimen I, Kelas Eksperimen II dan Kelas Kontrol...

Histogram Perbandingan Distribusi Frekuensi Nilai

Posttest Aspek Afektif Siswa Kelas Eksperimen I, Kelas

Eksperimen II dan Kelas Kontrol...

49

74

75

76

77

78

79

80

(30)

xx

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN Halaman

1. Perangkat dan Media Pembelajaran

A. Silabus...

B. RPP Model TGT dengan metodeProblem Posing...

C. RPP Model Pembelajaran TGT...

D. RPP Metode Diskusi Informatif...

E. Soal Diskusi...

F. Soal Posttest...

G. Media Kartu Soal Kelas TGT-PP...

H. Media Kartu Soal Kelas TGT...

I. Soal Turnamen...

2. Hasil Analisis Instrumen SebelumTry Out

A. Validasi Silabus...

B. Validasi RPP...

C. Validasi Media Kartu Soal Kelas TGT-PP...

D. Validasi Media Kartu Soal Kelas TGT...

E. Validasi Aspek Kognitif...

F. Validasi Aspek Afektif...

G. Validitas Isi Silabus...

H. Validitas Isi RPP...

I. Validitas Isi Media...

J. Validitas Isi Aspek Kognitif...

K. Validitas Isi Aspek Afektif...

3. InstrumenTry Out

A. Kisi-kisi Aspek Kognitif (Try Out)... B. Soal Aspek Kognitif (Try Out)...

C. Lembar Jawaban Soal Aspek Kognitif (Try Out)...

D. Kunci Jawaban Soal Aspek Kognitif (Try Out)...

(31)

xxi

E. Pedoman Penilaian Aspek Kognitif (Try Out)...

F. Kisi-kisi Aspek Afektif (Try Out)... G. Angket Afektif (Try Out)...

H. Pedoman Penilaian Aspek Afektif (Try Out)...

4. Hasil Analisis Instrumen SetelahTry Out

A. Aspek Kognitif...

B. Aspek Afektif...

5. Instrumen Penelitian

A. Kisi-kisi Aspek Kognitif ...

B. Soal Aspek Kognitif...

C. Lembar Jawaban ...

D. Kunci Jawaban ...

E. Pedoman Penilaian Aspek Kognitif ...

F. Kisi-kisi Aspek Afektif...

G. Angket Afektif ...

H. Pedoman Penilaian Aspek Afektif ...

6. Data Penelitian

A. Nilai Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan tahun

2012/2013...

B. Nilai SPU...

C. Data Hasil Belajar...

D. Distribusi Frekuensi Data Nilai Kognitif Siswa...

E. Distribusi Frekuensi Data Nilai Afektif Siswa...

7. Hasil Uji Prasyarat Analisis

A. Uji Normalitas...

B. Uji Homogenitas...

C. Uji Kesamaan Rata-rata...

8. Hasil Uji Hipotesis

A. Uji Hipotesis...

B. Uji Lanjut Pasca Anava...

(32)

xxii

9. Dokumentasi Pembelajaran

A. Kelas Eksperimen I...

B. Kelas Eksperimen II...

10. Perijinan

411

Gambar

Tabel 1.1. Presentase Ketuntasan Belajar Siswa pada Materi Kelarutan dan Hasil

Referensi

Dokumen terkait

This result shown that for the elderly, visual task performance score of the newspaper was highest at the front position, followed by the back position that have brighter

KONSERVASI FURNITUR BERLANGGAM GOTHIC PADA ARSITEKTUR GEREJA KATOLIK SANTO YUSUF.

Dalam bab ini akan dideskripsikan pemakaian bahasa Jawa di Kabu- paten Tuban, terutama hal-hal yang berkenan dengan (a) bunyi&#34;bunyi BJ yang digunakan, (b)

Kalau memang pernah ada la- poran, kalau benar selama saya menjadi Ketua MK, ada yang memberi saya uang baik secara langsung maupun melalui orang lain atau rekening tertentu,.

Banjarmasin Pusat Arkeologi Nasional 60 Pamong Budaya S1 III/a Arkeologi 1 Balai Arkeologi Makassar Pusat Arkeologi Nasional 61 Pamong Budaya D3 II/c Seni Rupa 1

Setelah itu Allah Ta’ala menerangkan kebodohan orang-orang musyrik dalam pendapat mereka yang salah, yang menghalalkan bangkai-bangkai dan binatang-binatang yang disembelih

SMA Negeri 1 Kradenan adalah suatu sekolah negeri yang berlokasi di Desa Kuwu Kecamatan Kradenan kabupaten Grobogan. Maksud judul skripsi &#34;Pengaruh Persepsi

Biaya Peralatan Usahatani Padi Sawah di Kecamatan Padang Bolak : Pompa Air (Metode Garis Lurus)... Jumlah Biaya Penyusutan Alat Usahatani Padi Sawah di Kecamatan Padang Bolak