perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tingkat kemajuan suatu negara dapat dilihat dari kualitas pendidikannya.
Pendidikan yang berkualitas akan melahirkan sumber daya manusia yang
berkualitas dan mampu beradaptasi dengan perkembangan IPTEK, sehingga dapat
membangun bangsa dan negaranya secara bertanggung jawab. Pendidikan
memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap kemajuan suatu bangsa.
Sejarah telah membuktikan bahwa kemajuan dan kejayaan suatu bangsa di dunia
ditentukan oleh pembangunan di bidang pendidikan. Melalui proses pendidikan,
suatu bangsa dapat mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan, baik untuk
menumbuh kembangkan watak kepribadian bangsa, maupun memajukan
kehidupan dan kesejahteraan bangsa dalam berbagai kehidupan. Oleh sebab itu,
hampir semua negara menempatkan variabel pendidikan sebagai sesuatu yang
penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara.
Pendidikan berkualitas yang mampu mendukung pembangunan di masa
mendatang adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi peserta
didik. Hal ini karena pada dasarnya setiap peserta didik memiliki potensi yang
dapat dikembangkan menjadi kemampuan untuk dapat hidup di masyarakat.
Pendidikan harus menyentuh potensi nurani maupun potensi kompetensi peserta
didik, sehingga peserta didik mampu menghadapi dan memecahkan problema
kehidupan yang dihadapinya. Dalam undang-undang No.20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.
Berdasarkan pengertian pendidikan di atas, untuk mencapai tingkat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
mengembangkan potensi peserta didik. Padahal sistem pembelajaran di Indonesia
belum mampu mengembangkan potensi peserta didik dengan baik, sehingga
terjadilah inovasi dalam sistem pembelajaran. lnovasi yang dilakukan pemerintah
adalah pembaharuan kurikulum yang mengacu pada standar nasional pendidikan
yang diwujudkan dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Hal
tersebut sejalan dengan apa yang diamatkan oleh GBHN 1999-2004 Bab IV E
yang merekomendasikan perlunya pembaharuan sistem pendidikan nasional
termasuk di dalamnya pembaruan kurikulum ke arah kurikulum diversifikasi
(Trianto, 2010: 2).
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), kimia adalah
salah satu mata pelajaran yang ada pada kurikulum SMA. Ilmu kimia merupakan
bagian dari ilmu sains yang berisi sekumpulan konsep, teori dan hukum.
Konsep-konsep yang ada pada ilmu kimia adalah Konsep-konsep abstrak, sehingga banyak siswa
yang beranggapan bahwa kimia adalah salah satu pelajaran yang dianggap sulit
dipahami dan membosankan. Oleh sebab itu, proses pembelajaran kimia di
sekolah perlu ditingkatkan agar kualitas pembelajaran dan hasil pembelajaran
dapat memenuhi tujuan pembelajaran yang ditetapkan.
Untuk meningkatkan kualitas dan hasil pembelajaran diperlukan
pemilihan model pembelajaran yang sesuai. Model pembelajaran adalah suatu
perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam
merencanakan pembelajaran di kelas untuk membantu peserta didik sehingga
tujuan pembelajaran tercapai (Trianto, 2010: 22). Dalam proses belajar mengajar
pemilihan dan penggunaan model pembelajaran yang tepat dalam memberikan
suatu materi dapat membantu siswa dalam mempelajari serta memahami sesuatu
yang diberikan oleh guru, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil
belajar siswa ini adalah indikator peningkatan kualitas pendidikan.
SMA Negeri 4 Surakarta merupakan salah satu Sekolah Menengah Atas
Negeri yang ada di kota Surakarta. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan
dengan guru mata pelajaran kimia di SMA Negeri 4 Surakarta, salah satu
permasalahan yang terjadi di sekolah tersebut adalah masih banyaknya siswa yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan. Tingkat ketuntasan materi Kelarutan
dan Hasil Kali Kelarutan tahun pelajaran 2012/2013 yakni sekitar 58,64% dari
188 siswa dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 74 terlihat pada Tabel 1.1.
Tabel 1.1. Presentase Ketuntasan Belajar Siswa pada Materi Kelarutan dan Hasil
Kali Kelarutan
Kelas Jumlah siswa Presentase (%)
Tuntas Tidak tuntas Tuntas Tidak tuntas
XI IPA 1 10 22 31,25 68,75
XI IPA 2 18 12 60,00 40,00
XI IPA 3 13 19 40,62 59,38
XI IPA 4 25 7 78,12 21,88
XI IPA 5 21 9 70,00 30,00
XI IPA 6 23 9 71,88 28,12
Rata-rata 58,64 41,36
(Sumber data : Daftar kumpulan nilai guru MAPEL Kimia kelas XI)
Faktor yang bisa menyebabkan hasil belajar siswa di bawah Kriteria
Ketuntasan Minimal (<74) kemungkinan bisa disebabkan karena penggunaan
metode pembelajaran yang kurang bervariasi. Di SMA Negeri 4 Surakarta cara
mengajar guru pada materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan masih didominasi
menggunakan metode diskusi informatif yang cenderung berpusat pada guru. Hal
ini menunjukkan bahwa metode yang digunakan di SMA Negeri 4 Surakarta
masih berupa metode kurang bervariasi, karena belum divariasikan dengan model
pembelajaran lain yang melibatkan siswanya secara aktif. Metode yang kurang
variasi ini membuat siswa kurang aktif, jenuh sehingga kurang motivasi belajar.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan siswa kelas XI
SMA Negeri 4 Surakarta, menyatakan bahwa metode yang diajarkan oleh guru
kimia di kelas XI membuat mereka menjadi kurang aktif, kurang menyenangkan
dan bosan. Siswa menyatakan bahwa metode tersebut membuat mereka kesulitan
dalam memahami materi. Hal ini karena siswa kurang terlibat aktif dalam
pembelajaran, sehingga siswa menjadi kurang kreatif dan kurang memahami apa
yang disampaikan guru. Selain itu materi yang mereka peroleh juga hanya yang
sebatas guru sampaikan, akibatnya banyak siswa yang belum mencapai KKM.
Oleh karena itu, untuk mengatasi pembelajaran yang kurang variasi tersebut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
dan menyenangkan yang membuat mereka tertarik dan mudah memahami materi
pembelajaran.
Kurnia (2013) menyatakan bahwa materi Kelarutan dan Hasil Kali
Kelarutan merupakan materi yang memerlukan hitungan dan terdapat banyak
pemahaman konsep. Sunarya (2009: 201) juga menyebutkan bahwa materi
Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan berupa pemahaman konsep. Konsep-konsep
dalam materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan memiliki keterkaitan antara satu
dengan yang lainnya, sehingga kemampuan untuk memahami konsep pada materi
ini sangat diperlukan. Oleh karena itu, selain penggunaan model pembelajaran
bervariasi yang melibatkan siswa secara aktif dan menyenangkan, dibutuhkan
juga metode yang mampu meningkatkan pemahaman konsep siswa.
Model pembelajaran bervariasi yang dapat dijadikan alternatif
pembelajaran adalah model pembelajaran kooperatif. Menurut Slavin (2005: 4)
pembelajaran kooperatif merupakan variasi metode mengajar yang melibatkan
siswa bekerja dalam kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lain dalam
mempelajari suatu materi pembelajaran. Pembelajaran kooperatif dapat
membangkitkan pembelajaran yang menarik perhatian siswa. Selain itu
pembelajaran kooperatif juga dapat meningkatkan keterampilan sosial, membantu
menyesuaikan diri, mengurangi perbedaan etnis dan meningkatkan rasa percaya
diri siswa.
Model pembelajaran kooperatif memiliki beberapa model yang
bervariasi, salah satunya adalah model pembelajaran TGT (Teams Games
Tournament) yang mampu melibatkan siswa secara aktif, menyenangkan dan mampu meningkatkan pemahaman konsep siswa. Pembelajaran kooperatif TGT
adalah salah satu tipe model pembelajaran kooperatif yang melibatkan aktivitas
seluruh siswa dan mengandung unsur permainan. Dalam model pembelajaran
TGT ini siswa diberi sebuah permainan yang membuat iklim pembelajaran di
kelas menjadi lebih menyenangkan bagi siswa sehingga membuat siswa tidak
bosan dalam belajar. Permainan ini terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
Selain itu, dalam pembelajaran TGT juga terdapat turnamen yang akan
menghasilkan skor turnamen dan skor yang paling tinggi akan mendapat
penghargaan. Penghargaan ini dapat digunakan untuk memberikan motivasi
kepada masing-masing kelompok, sehingga ketika diskusi kelompok siswa
benar-benar saling bertukar ide dan saling melengkapi pengetahuan antar anggota
kelompok sampai semua anggota kelompok memahami materi yang di ajarkan.
Turnamen pada TGT ini juga dapat berperan sebagai review materi pembelajaran.
Menurut Slavin (2005: 179) TGT sangat berguna dalam meninjau kembali
materi-materi yang telah dipelajari. Dengan menggunakan model TGT ini selain siswa
dapat aktif dan senang dalam belajar kimia, juga dapat mengarahkan siswa untuk
lebih memahami konsep. Oleh karena itu, model pembelajaran TGT ini cocok
untuk diterapkan pada materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan.
Namun, pada model TGT kreatifitas siswa kurang dikembangkan.
Dalam model TGT paparan masalah (soal) pada waktu tahapan permainan masih
diberikan oleh guru, siswa tidak terlibat aktif dalam perumusan masalah. Hal ini
akan menyebabkan kreatifitas siswa belum maksimal karena tidak ada tantangan
untuk membuat soal, sehingga siswa kurang menggali pemikirannya dan
pemahaman konsep siswa menjadi kurang maksimal. Maka, pada penelitian ini
model pembelajaran kooperatif TGT perlu divariasikan denganProblem Posing.
Pembelajaran dengan Problem Posing ini merupakan pembelajaran
dengan memberi kesempatan, menekankan serta melibatkan siswa dalam
merumuskan (membentuk) soal dari suatu kondisi yang diberikan. Belajar dengan
menggunakan Problem Posing melibatkan siswa aktif dalam merumuskan
(membentuk) soal, dimana siswa harus memikirkan dan menciptakan ide-ide dari
suatu yang diberikan untuk diajukan sebagai masalah. Dengan pembelajaran
semacam ini kreativitas siswa dapat tumbuh. Hal ini menyebabkan pemahaman
konsep siswa lebih meningkat. Dari hasil penelitian Herawati, Siroj, dan Basir
(2011) dalam jurnalnya menunjukkan pelaksanaan pembelajaran dengan
menggunakan Problem Posing membuat siswa lebih aktif dan kreatif dalam
membentuk pengetahuannya, sehingga dapat meningkatkan kemampuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
Dalam model pembelajaran TGT dengan metode Problem Posing ini
siswa diberi kegiatan untuk membuat/membentuk soal yang selanjutnya soal ini
digunakan untuk mengisi permainan. Sehingga dari pembelajaran ini diharapkan
selain meningkatkan keaktifan, minat dan motivasi siswa juga dapat
meningkatkan kreatifitas siswa sehingga akan membiasakan siswa dalam
merumuskan, menghadapi dan menyelesaikan soal sehingga mampu mencapai
penguasaan suatu konsep yang lebih baik. Pada penelitian ini model TGT dengan
metode Problem Posing akan dibandingkan dengan model TGT dan
Konvensional (diskusi informatif). Pada model TGT dengan metode Problem
Posing soal untuk permainan akan dirumuskan oleh siswa berdasarkan indikator
yang ditetapkan. Sedangkan pada model TGT pertanyaan soal untuk permainan
berasal dari guru. Pemberian Problem Posing pada model pembelajaran TGT
diharapkan lebih efektif untuk meningkatkan hasil belajar materi Kelarutan dan
Hasil Kali Kelarutan yang merupakan materi kimia yang mencakup hitungan
matematik dan pemahaman konsep.
Berdasarkan hasil belajar siswa pada materi Kelarutan dan Hasil Kali
Kelarutan yang masih banyak di bawah KKM dengan metode pembelajaran
diskusi informatif, diperlukan model pembelajaran yang meningkatkan keaktifan,
minat, motivasi serta meningkatkan pemahaman konsep siswa, maka peneliti
melakukan penelitian dengan judul“EFEKTIVITAS PEMBERIANPROBLEM
POSING PADA MODEL PEMBELAJARAN TGT TERHADAP HASIL
BELAJAR KIMIA PADA MATERI POKOK KELARUTAN DAN HASIL
KALI KELARUTAN KELAS XI SEMESTER 2 SMA NEGERI 4
SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah disampaikan di atas,
dapat diidentifikasi permasalahan sebagai berikut:
1. Hasil belajar siswa di SMA Negeri 4 Surakarta pada materi pokok Kelarutan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
2. Metode pembelajaran yang diterapkan di SMA Negeri 4 Surakarta masih
belum sesuai yaitu menggunakan metode diskusi informatif.
3. Siswa mengalami kesulitan dalam memahami dan menguasai konsep materi
kimia.
4. Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan merupakan materi yang dirasa sulit bagi
siswa yang mencakup hitungan dan pemahaman konsep.
5. Model Pembelajaran Kooperatif TGT dengan metode Problem Posing
mempunyai karakteristik yang sesuai dengan karakteristik siswa dan
karakteristik materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan belum diterapkan.
6. Perlu dibuktikan bahwa model Pembelajaran Kooperatif TGT dengan metode
Problem Posing dapat secara efektif digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan.
C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini mempunyai arah dan ruang lingkup yang jelas, maka
perlu adanya pembatasan masalah. Adapun pembatasan masalah tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Subjek penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 4 Surakarta kelas XI IPA
semester 2 tahun pelajaran 2013/2014
2. Model pembelajaran
a. Model pembelajaran yang digunakan pada kelas eksperimen I adalah model
TGT dengan metodeProblem Posing(Pengajuan Masalah)
b. Model pembelajaran yang digunakan pada kelas eksperimen II adalah model
TGT
c. Model pembelajaran yang digunakan untuk kelas kontrol adalah metode
diskusi informatif.
3. Hasil belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
4. Materi ajar
Penyampaian materi dibatasi pada materi pokok Kelarutan dan Hasil Kali
Kelarutan.
5. Efektif
Efektif yang dimaksud dalam penelitian ini adalah memberikan hasil yang
memuaskan, apabila hasil belajar siswa yang ditunjukkan dengan nilai posttest
siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran TGT dengan
metode Problem Posing lebih tinggi dibanding model pembelajaran TGT dan
model pembelajaran TGT lebih tinggi dibanding metode diskusi informatif,
serta jumlah siswa yang mencapai KKM pada pembelajaran dengan model
pembelajaran TGT dengan metode Problem Posing lebih banyak (persentase)
dibanding model pembelajaran TGT dan model pembelajaran TGT lebih
banyak (persentase) dibanding metode diskusi informatif.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan
masalah diatas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan
sebagai berikut:
1. Apakah penggunaan model pembelajaran TGT lebih efektif dibanding metode
diskusi informatif terhadap hasil belajar siswa pada materi Kelarutan dan Hasil
Kali Kelarutan kelas XI IPA semester 2 SMA Negeri 4 Surakarta tahun
pelajaran 2013/2014?
2. Apakah penggunaan model pembelajaran TGT dengan metodeProblem Posing
lebih efektif dibanding diskusi informatif terhadap hasil belajar siswa pada
materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan kelas XI IPA semester 2 SMA
Negeri 4 Surakarta tahun pelajaran 2013/2014?
3. Apakah penggunaan model pembelajaran TGT dengan metodeProblem Posing
lebih efektif dibanding model pembelajaran TGT terhadap hasil belajar siswa
pada materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan kelas XI IPA semester 2 SMA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka
penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui efektivitas model pembelajaran TGT terhadap hasil belajar siswa
pada materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan kelas XI IPA semester 2 SMA
Negeri 4 Surakarta tahun pelajaran 2013/2014 pada aspek kognitif dan afektif.
2. Mengetahui efektivitas model pembelajaran TGT dengan metode Problem
Posing terhadap hasil belajar siswa pada materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan kelas XI IPA semester 2 SMA Negeri 4 Surakarta tahun pelajaran
2013/2014 pada aspek kognitif dan afektif.
3. Mengetahui efektivitas model pembelajaran TGT dengan metode Problem
Posing dan model pembelajaran TGT terhadap hasil belajar siswa pada materi
Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan kelas XI IPA semester 2 SMA Negeri 4
Surakarta tahun pelajaran 2013/2014 pada aspek kognitif dan afektif.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat teoritis
a. Memberikan masukan kepada guru dalam usaha mencari sebuah model
pembelajaran yang tepat dalam upaya untuk meningkatkan hasil belajar
siswa.
b. Memberikan masukan kepada peneliti lain untuk menggunakan dan
mengembangkan model TGT dengan metode Problem Posing pada materi
pokok yang lain.
2. Manfaat praktis
a. Memberikan bantuan kepada siswa sebagai usaha peningkatan hasil belajar
kimia khususnya materi pokok Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan.
b. Memberikan inovasi kepada dunia pendidikan khususnya dalam pemilihan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
c. Memberikan informasi kepada guru untuk menggunakan model TGT
dengan metode Problem Posing dalam rangka meningkatkan hasil belajar
siswa pada materi pokok Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan.
d. Sumbangan dalam rangka perbaikan pembelajaran dan peningkatan mutu
i
EFEKTIVITAS PEMBERIANPROBLEM POSINGPADA MODEL
PEMBELAJARAN TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENTS) TERHADAP
HASIL BELAJAR KIMIA PADA MATERI POKOK KELARUTAN
DAN HASIL KALI KELARUTAN KELAS XI SEMESTER 2
SMA NEGERI 4 SURAKARTA
TAHUN PELAJARAN
2013/2014
SKRIPSI
Oleh:
MUKAROMAH
K3310058
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
ii
EFEKTIVITAS PEMBERIANPROBLEM POSINGPADA MODEL
PEMBELAJARAN TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENTS) TERHADAP
HASIL BELAJAR KIMIA PADA MATERI POKOK KELARUTAN
DAN HASIL KALI KELARUTAN KELAS XI SEMESTER 2
SMA NEGERI 4 SURAKARTA
TAHUN PELAJARAN
2013/2014
Oleh:
MUKAROMAH
K3310058
Skripsi
Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
iii
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Persetujuan Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Sugiharto, Apt., MS NIP. 19490317 197603 1 002
iv
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Hari : Selasa
Tanggal : 26 Agustus 2014
Tim Penguji Skripsi :
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Drs. Haryono, M.Pd ...
Sekretaris : Dr. Suryadi Budi Utomo, M.Si ...
Anggota I : Drs. Sugiharto, Apt., MS ...
Anggota II : Prof. Sulistyo Saputro, M.Si., Ph.D ...
Disahkan Oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan,
Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd.
v
PERNYATAAN
Dengan ini, saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat
karya yang pernah diajukan untuk memenuhi persyaratan dalam mendapatkan
gelar sarjana pendidikan di suatu Perguruan Tinggi dan sepanjang pengetahuan
saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis dan diterbitkan
oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan
dalam daftar pustaka.
Apabila ternyata kelak di kemudian hari terbukti ada ketidakbenaran
dalam pernyataan saya di atas, maka saya akan bertanggungjawab sepenuhnya.
Surakarta, Agustus 2014
Penulis
Mukaromah
vi
ABSTRAK
Mukaromah (K3310058). EFEKTIVITAS PEMBERIAN PROBLEM POSING
PADA MODEL PEMBELAJARAN TGT (TEAMS GAMES
TOURNAMENTS) TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA PADA MATERI
POKOK KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN KELAS XI SEMESTER 2 SMA NEGERI 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2014.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) efektivitas model pembelajaran TGT terhadap hasil belajar siswa pada materi Kelarutan dan Hasil
Kali Kelarutan, (2) efektivitas model pembelajaran TGT dengan metodeProblem
Posing terhadap hasil belajar siswa pada materi Kelarutan dan Hasil Kali
Kelarutan, (3) efektivitas model pembelajaran TGT dengan metode Problem
Posing dan model pembelajaran TGT terhadap hasil belajar siswa pada materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan desain
”Randomized Control Group Postest Only Design”.Populasi penelitian ini adalah
siswa SMA Negeri 4 Surakarta kelas X1 IPA semester 2 tahun pelajaran
2013/2014. Pengambilan sampel menggunakan cluster random sampling. Sampel
terdiri dari 3 kelas, yaitu kelas eksperimen I, eksperimen II dan kontrol. Sumber data dalam penelitian ini adalah berupa data tes dan angket. Teknik analisis data untuk pengujian hipotesis digunakan uji anava satu jalan dengan sel tak sama.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Penggunaan model
pembelajaran TGT lebih efektif dibanding metode diskusi informatif terhadap hasil belajar siswa pada materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan. Rata-rata nilai posttest pada penggunaan model pembelajaran TGT lebih tinggi dibanding metode diskusi informatif dengan rata-rata nilai posttest kognitif berturut-turut 83,76 dan 77,94 serta afektif berturut-turut 83,53 dan 77,97. (2) Penggunaan
model pembelajaran TGT dengan metode Problem Posinglebih efektif dibanding
metode diskusi informatif terhadap hasil belajar siswa pada materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan. Rata-rata nilai posttest pada penggunaan model
pembelajaran TGT dengan metodeProblem Posinglebih tinggi dibanding metode
diskusi informatif dengan rata-rata nilai posttest kognitif berturut-turut 89,38 dan 77,94 serta afektif berturut-turut 89,47 dan 77,97. (3) Penggunaan model
pembelajaran TGT dengan metode Problem Posinglebih efektif dibanding model
pembelajaran TGT terhadap hasil belajar siswa pada materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan. Rata-rata nilai posttest pada penggunaan model pembelajaran
TGT dengan metode Problem Posing lebih tinggi dibanding model pembelajaran
TGT dengan rata-rata nilai posttest kognitif berturut-turut 89,38 dan 83,76 serta afektif berturut-turut 89,47 dan 83,53.
vii
ABSTRACT
Mukaromah (K3310058). THE EFFECTIVENESS OF PROVISION
PROBLEM POSING ON THE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENTS) LEARNING MODEL TO THE CHEMICAL LEARNING OUTCOMES IN THE SUBJECT MATTER OF SOLUBILITY AND SOLUBILITY PRODUCT FOR XI CLASS ON 2nd SEMESTER SMA NEGERI 4 SURAKARTA IN THE ACADEMIC YEAR OF 2013/2014. Minor Thesis. Teacher Training and Education Faculty Sebelas Maret University Surakarta. 2014.
This study aimed to determine (1) The effectiveness of TGT learning model to the students learning outcomes in the subject matter of solubility and solubility product, (2) The effectiveness of TGT with Problem Posing learning model to the students learning outcomes in the subject matter of solubility and solubility product, (3) The effectiveness of TGT with Problem Posing learning model and TGT learning model to the students learning outcomes in the subject matter of solubility and solubility product.
This study used an experimental method with design of "Randomized Control Group Design posttest Only". The population in this study were students of SMAN 4 Surakarta X1 science class 2nd semester of academic year 2013/2014. Sampling using cluster random sampling. The sample consisted of three classes, namely the experimental class I, experimental class II and control class. Sources of data in this study are result of test and questionnaire. The analysis techniques used for hypothesis testing is analysis of one way anova with different cells.
The results showed that: (1) The use of the TGT learning model is more effective than informative discussion method to the student learning outcomes in the subject matter of solubility and solubility product. The average value of the posttest on the use of TGT learning model is higher than that of the informative discussion method with the average value of cognitive posttest 83.76 and 77.94, respectively and affective 83.53 and 77.97, respectively. (2) The use of TGT with Problem Posing learning model is more effective than informative discussion method to the student learning outcomes in the subject matter of solubility and solubility product. The average value of the posttest on the use of TGT with Problem Posing learning model is higher than that of informative discussion method with the average value of cognitive posttest 89.38 and 77.94, respectively and affective 89.47 and 77.97, respectively. (3) The use of TGT with Problem Posing learning models is more effective than TGT learning model to the student learning outcomes in the the subject matter of solubility and solubility product. The average posttest score on the use of TGT with Problem Posing learning model is higher than that of informative discussion method with the average value of cognitive posttest 89.38 and 83.76, respectively and affective 89.47 and 83.53, respectively.
viii
MOTTO
“Kegagalan hanya terjadi jika kita menyerah dengan cepat, tanpa
usaha yang keras. (Penulis)
Menunggu kesuksesan adalah tindakan yang sia-sia, maka berusahalah untuk datang pada kesuksesan.
(Penulis)
Sebab sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan.
ix
PERSEMBAHAN
Karya ini penulis persembahkan kepada :
1. Bapak dan ibu tercinta atas doa, restu,
perhatian dan semangatnya.
2. Adikku tersayang atas doa dan semangat
tanpa pernah putus.
3. Bapak Drs. Sugiharto, Apt., MS dan Bapak
Prof. Sulistyo Saputro, M.Si., Ph.D selaku
pembimbing skripsi, terimakasih atas
bimbingan dan semangatnya.
4. Bapak dan ibu dosen pendidikan kimia
FKIP UNS, terimakasih atas ilmunya.
5. Sahabat dekat dan rekanseperjuangan “Kost
Tisanda”, terimakasih untuk dukungan dan
bantuannya.
6. Teman-teman FKIP Kimia angkatan 2010.
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini dengan judul “Efektivitas Pemberian Problem Posing pada Model
Pembelajaran TGT (Teams Games Tournaments) terhadap Hasil Belajar Kimia
pada Materi Pokok Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan Kelas XI Semester 2
SMA Negeri 4 Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014”. Penyusunan skripsi ini
dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan dalam rangka menyelesaikan studi
tingkat sarjana (S1) di Program Kimia Jurusan P. MIPA, FKIP Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam penelitian skripsi
ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan-kesulitan yang
timbul dapat teratasi. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan UNS yang telah memberikan izin menyusun skripsi ini.
2. Sukarmin, S.Pd, M.Si, Ph.D., selaku Ketua Jurusan P. MIPA FKIP UNS yang
telah memberikan izin menyusun skripsi ini.
3. Dra. Bakti Mulyani, M.Si., selaku Ketua Program P. Kimia FKIP UNS yang
telah memberikan izin menyusun skripsi ini.
4. Drs. Haryono, M.Pd., selaku Koordinator Skripsi Program P.Kimia FKIP
UNS yang telah membimbing penulis selama ini.
5. Drs. Sugiharto, Apt., MS, selaku pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan, dukungan, kepercayaan, kemudahan dan berbagai masukan yang
sangat membantu dalam penulisan skripsi ini.
6. Prof. Sulistyo Saputro, M.Si., Ph.D, selaku pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan, dukungan, kepercayaan, kemudahan dan berbagai
masukan yang sangat membantu dalam penulisan skripsi ini.
7. Budi Hastuti S.Pd., M.Si, selaku Pembimbing Akademik yang telah memberi
xi
8. Drs. Yusmar Setyobudi, M.M, M.Pd, selaku Kepala SMA N 4 Surakarta yang
telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian.
9. Yohanes Sutopo S.Pd, selaku guru bidang studi kimia SMA N 4 Surakarta
yang telah memberikan kesempatan, kepercayaan, dan bimbingannya selama
penulis melakukan penelitian.
10. Siswa-siswi kelas XI IPA 1, XI IPA 3 dan XI IPA 4 yang telah memberikan
respon yang baik dalam pembelajaran.
11. Orangtua dan adik tercinta yang telah memberikan motivasi, pengorbanan,
dan do’a restu yang tulus.
12. Teman-teman Pendidikan Kimia 2010 serta berbagai pihak yang tidak
mungkin disebutkan satu-persatu yang telah membantu menyelesaikan
penulisan skripsi ini.
Demikian skripsi ini disusun, penulis menyadari masih banyak kekurangan
dalam karya ini. Demi sempurnanya karya ini, maka segala keterbatasan dan
kekurangan tersebut perlu senantiasa diperbaiki. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan saran, ide, dan kritik yang membangun dari semua pihak.
Semoga karya ini dapat memberikan manfaat bagi penulis dan
memberikan sedikit kontribusi serta masukan bagi dunia pendidikan.
Surakarta, Agustus 2014
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...
HALAMAN PENGAJUAN... HALAMAN PERSETUJUAN... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... HALAMAN ABSTRAK... HALAMAN MOTTO... HALAMAN PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR...
DAFTAR ISI………...
DAFTAR TABEL...
DAFTAR GAMBAR...
DAFTAR LAMPIRAN...
BAB I. PENDAHULUAN………....
A. Latar Belakang Masalah ………...
B. Identifikasi Masalah………...
C. Pembatasan Masalah………..
D. Perumusan Masalah………....
E. Tujuan Penelitian………....
F. Manfaat Penelitian………..
BAB II. LANDASAN TEORI………...
A. Tinjauan pustaka ………...
1. Metode Pembelajaran...………....
2. Metode Diskusi Informatif...….……...
3. Pembelajaran Kooperatif...
4. Model pembelajaran Kooperatif tipe TGT…….…..
5. PembelajaranProblem Posing...
6. HasilBelajar ……….……...
xiii
7. Efektivitas...
8. Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan……...…...
B. Kerangka Berpikir ………...
C. PerumusanHipotesis ………...
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN………....
A. Tempat dan Waktu Penelitian………...
1. Tempat Penelitian ...
2. Waktu Penelitian ...
B. DesainPenelitian ………...
C. Populasi dan Sampel Penelitian...
1. Populasi Penelitian..………...
2. Sampel Penelitian...………...
D. Teknik Pengambilan Sampel...
E. Teknik Pengumpulan Data ...
F. Instrumen Penilaian ...
1. Instrumen Pembelajaran...
a. Silabus...
b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)...
c. Media...
2. Instrumen Penilaian...
a. Aspek Kognitif ...
1) Uji Validitas...
2) Uji Reliabilitas ...
3) Taraf Kesukaran Soal...
4) Daya Pembeda Soal ...
b. Aspek Afektif ...
1) Uji Validitas...
2) Uji Reliabilitas ...
G. Analisis Data ...
1. Uji Prasyarat Analisis...
a. Uji Normalitas ...
xiv
b. Uji Homogenitas...
c. Uji Kesamaan Rata-rata...
2. Uji Hipotesis ...
3. Uji Pasca Anava...
4. Prosedur Penelitian...
BAB IV. HASIL PENELITIAN...
A. Pengujian Instrumen...
1. Instrumen Pembelajaran...
2. Instrumen Penilaian...
B. Deskripsi Data...
1. Perbandingan Hasil Belajar antara Kelas
Eksperimen II (Model Pembelajaran TGT) dengan
Kelas Kontrol (Metode Diskusi Informatif)...
2. Perbandingan Hasil Belajar antara Kelas
Eksperimen I (Model Pembelajaran TGT dengan
metode Problem Posing) dengan Kelas Kontrol
(Metode Diskusi Informatif)...
3. Perbandingan Hasil Belajar antara Kelas
Eksperimen I (Model Pembelajaran TGT dengan
metode Problem Posing) dengan Kelas
Eksperimen II (Model Pembelajaran TGT)...
C. Pengujian Prasyarat Analisis...
1. Uji Normalitas...
2. Uji Homogenitas...
3. Uji Kesamaan Rata-rata...
D. Pengujian Hipotesis...
1. Uji Anava Satu Jalan (One Way Anova) Sel Tak
Sama...
2. Uji Lanjut Pasca Anava...
E. Pembahasan...
1. Hipotesis Pertama (Perbandingan Hasil Belajar
xv
antara Kelas Eksperimen II dengan Kelas
Kontrol)...
2. Hipotesis Kedua (Perbandingan Hasil Belajar
antara Kelas Eksperimen I dengan Kelas
Kontrol)...
3. Hipotesis Ketiga (Perbandingan Hasil Belajar
antara Kelas Eksperimen I dengan Kelas
Eksperimen II)...
BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN...
A. Simpulan...
B. Implikasi...
C. Saran...
DAFTAR PUSTAKA………....
LAMPIRAN...
92
95
98
102
102
103
103
105
xvi DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1.1 Tabel 2.1 Tabel 2.2 Tabel 3.1 Tabel 3.2 Tabel 3.3 Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 4.3 Tabel 4.4 Tabel 4.5 Tabel 4.6 Tabel 4.7 Tabel 4.8 Tabel 4.9 Tabel 4.10
Presentase Ketuntasan Belajar Siswa pada Materi
Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan...
Perbedaan Kelompok Belajar Kooperatif dengan
Kelompok Belajar Konvensional...
Harga Tetapan Hasil Kali Kelarutan Beberapa Larutan
pada Suhu 25°C...
Alokasi Waktu Penelitian...
Bagan desain ”Randomized Control Group Postest Only
Design”...
Skor Penilaian Afektif...
Hasil Validitas Isi Silabus...
Hasil Validitas Isi RPP...
Hasil Perhitungan Uji Kelayakan Kartu Soal Kelas
TGT-PP...
Hasil Perhitungan Uji Kelayakan Kartu Soal Kelas
TGT...
Hasil Uji Validitas Isi Instrumen Penilaian Aspek
Kognitif...
Hasil Uji Validitas Item Instrumen Penilaian Aspek
Kognitif ...
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penilaian Aspek
Kognitif...
Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal Kognitif...
Hasil Perhitungan Daya Pembeda Soal Kognitif...
Hasil Uji Validitas Isi Instrumen Penilaian Aspek
xvii Tabel 4.11 Tabel 4.12 Tabel 4.13 Tabel 4.14 Tabel 4.15 Tabel 4.16 Tabel 4.17 Tabel 4.18 Tabel 4.19 Tabel 4.20 Tabel 4.21
Hasil Uji Validitas Item Instrumen Penilaian Aspek
Afektif...
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penilaian Aspek
Afektif...
Hasil Belajar Aspek Kognitif dan Afektif
Siswa...
Perbandingan Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Aspek
Kognitif Siswa Kelas Eksperimen II dengan Kelas
Kontrol...
Perbandingan Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Aspek
Afektif Siswa Kelas Eksperimen II dengan Kelas
Kontrol...
Perbandingan Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Aspek
Kognitif Siswa Kelas Eksperimen I dengan Kelas
Kontrol...
Perbandingan Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Aspek
Afektif Siswa Kelas Eksperimen I dengan Kelas
Kontrol...
Perbandingan Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Aspek
Kognitif Siswa Kelas Eksperimen I dengan Kelas
Eksperimen II...
Perbandingan Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Aspek
Afektif Siswa Kelas Eksperimen I dengan Kelas
Eksperimen II...
Perbandingan Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Aspek
Kognitif Siswa Kelas Eksperimen I, Kelas Eksperimen II
dan Kelas Kontrol...
Perbandingan Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Aspek
Afektif Siswa Kelas Eksperimen I, Kelas Eksperimen II
xviii Tabel 4.22
Tabel 4.23
Tabel 4.24
Tabel 4.25
Tabel 4.26
Tabel 4.27
Tabel 4.28
Hasil Uji Normalitas terhadap Hasil Belajar Kognitif
Siswa pada Materi Pokok Kelarutan dan Hasil Kali
Kelarutan...
Hasil Uji Normalitas terhadap Hasil Belajar Afektif Siswa
pada Materi Pokok Kelarutan dan Hasil Kali
Kelarutan...
Hasil Uji Homogenitas terhadap Hasil Belajar Kognitif
dan Afektif Siswa pada Materi Pokok Kelarutan dan
Hasil Kali Kelarutan...
Hasil Uji Kesamaan Rata-rata Siswa Kelas XI IPA SMA
Negeri 4 Surakarta Tahun Ajaran 2013/2014...
Hasil Uji Anava Satu Jalan Sel Tak Sama pada Posttest
Kognitif Siswa pada Materi Kelarutan Dan Hasil Kali
Kelarutan...
Hasil Uji Anava Satu Jalan Sel Tak Sama pada Posttest
Afektif Siswa pada Materi Kelarutan dan Hasil Kali
Kelarutan...
Hasil Uji Lanjut Pasca Anava pada PosttestKognitif dan
Afektif Siswa pada Materi Kelarutan Dan Hasil Kali
Kelarutan...
82
82
83
84
85
86
xix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1
Gambar 4.1
Gambar 4.2
Gambar 4.3
Gambar 4.4
Gambar 4.5
Gambar 4.6
Gambar 4.7
Gambar 4.8
Bagan Kerangka Berpikir...
Histogram Perbandingan Distribusi Frekuensi Nilai
Posttest Aspek Kognitif Siswa Kelas Eksperimen II
dengan Kelas Kontrol...
Histogram Perbandingan Distribusi Frekuensi Nilai
Posttest Aspek Afektif Siswa Kelas Eksperimen II dengan Kelas Kontrol...
Histogram Perbandingan Distribusi Frekuensi Nilai
Posttest Aspek Kognitif Siswa Kelas Eksperimen I dengan Kelas Kontrol...
Histogram Perbandingan Distribusi Frekuensi Nilai
PosttestAspek Afektif Siswa Kelas Eksperimen I dengan Kelas Kontrol...
Histogram Perbandingan Distribusi Frekuensi Nilai
Posttest Aspek Kognitif Siswa Kelas Eksperimen I dengan Kelas Eksperimen II...
Histogram Perbandingan Distribusi Frekuensi Nilai
PosttestAspek Afektif Siswa Kelas Eksperimen I dengan Kelas Eksperimen II...
Histogram Perbandingan Distribusi Frekuensi Nilai
PosttestAspek Kognitif Siswa Kelas Eksperimen I, Kelas Eksperimen II dan Kelas Kontrol...
Histogram Perbandingan Distribusi Frekuensi Nilai
Posttest Aspek Afektif Siswa Kelas Eksperimen I, Kelas
Eksperimen II dan Kelas Kontrol...
49
74
75
76
77
78
79
80
xx
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN Halaman
1. Perangkat dan Media Pembelajaran
A. Silabus...
B. RPP Model TGT dengan metodeProblem Posing...
C. RPP Model Pembelajaran TGT...
D. RPP Metode Diskusi Informatif...
E. Soal Diskusi...
F. Soal Posttest...
G. Media Kartu Soal Kelas TGT-PP...
H. Media Kartu Soal Kelas TGT...
I. Soal Turnamen...
2. Hasil Analisis Instrumen SebelumTry Out
A. Validasi Silabus...
B. Validasi RPP...
C. Validasi Media Kartu Soal Kelas TGT-PP...
D. Validasi Media Kartu Soal Kelas TGT...
E. Validasi Aspek Kognitif...
F. Validasi Aspek Afektif...
G. Validitas Isi Silabus...
H. Validitas Isi RPP...
I. Validitas Isi Media...
J. Validitas Isi Aspek Kognitif...
K. Validitas Isi Aspek Afektif...
3. InstrumenTry Out
A. Kisi-kisi Aspek Kognitif (Try Out)... B. Soal Aspek Kognitif (Try Out)...
C. Lembar Jawaban Soal Aspek Kognitif (Try Out)...
D. Kunci Jawaban Soal Aspek Kognitif (Try Out)...
xxi
E. Pedoman Penilaian Aspek Kognitif (Try Out)...
F. Kisi-kisi Aspek Afektif (Try Out)... G. Angket Afektif (Try Out)...
H. Pedoman Penilaian Aspek Afektif (Try Out)...
4. Hasil Analisis Instrumen SetelahTry Out
A. Aspek Kognitif...
B. Aspek Afektif...
5. Instrumen Penelitian
A. Kisi-kisi Aspek Kognitif ...
B. Soal Aspek Kognitif...
C. Lembar Jawaban ...
D. Kunci Jawaban ...
E. Pedoman Penilaian Aspek Kognitif ...
F. Kisi-kisi Aspek Afektif...
G. Angket Afektif ...
H. Pedoman Penilaian Aspek Afektif ...
6. Data Penelitian
A. Nilai Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan tahun
2012/2013...
B. Nilai SPU...
C. Data Hasil Belajar...
D. Distribusi Frekuensi Data Nilai Kognitif Siswa...
E. Distribusi Frekuensi Data Nilai Afektif Siswa...
7. Hasil Uji Prasyarat Analisis
A. Uji Normalitas...
B. Uji Homogenitas...
C. Uji Kesamaan Rata-rata...
8. Hasil Uji Hipotesis
A. Uji Hipotesis...
B. Uji Lanjut Pasca Anava...
xxii
9. Dokumentasi Pembelajaran
A. Kelas Eksperimen I...
B. Kelas Eksperimen II...
10. Perijinan
411