• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP MUTU SEKOLAH PADA SEKOLAH DASAR NEGERI DI KECAMATAN CIRANJANG KABUPATEN CIANJUR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP MUTU SEKOLAH PADA SEKOLAH DASAR NEGERI DI KECAMATAN CIRANJANG KABUPATEN CIANJUR."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

Yati Nurhayati, 2015

PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH

DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP MUTU SEKOLAH

PADA SEKOLAH DASAR NEGERI DI KECAMATAN CIRANJANG

KABUPATEN CIANJUR

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh Yati Nurhayati

1308046

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN

SEKOLAH PASCASARJANA

▸ Baca selengkapnya: contoh sambutan kepala sekolah lama pada sertijab

(2)

Yati Nurhayati, 2015

Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah

dan Iklim sekolah terhadap Mutu Sekolah pada

Sekolah Dasar Negeri

di Kecamatan Ciranjang Kabupaten Cianjur

Oleh

Yati Nurhayati (1308046) S.Pd UPI Bandung, 2006

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Administrasi Pendidikan SPS UPI

© Yati Nurhayati 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Yati Nurhayati, 2015

HALAMAN PENGESAHAN TESIS

PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP MUTU SEKOLAH PADA SEKOLAH DASAR NEGERI DI KECAMATAN CIRANJANG

KABUPATEN CIANJUR

Disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing

DR. Hj. AAN KOMARIAH, M.Pd NIP. 197005291994022001

Mengetahui

Ketua Program Studi Administrasi Pendidikan

(4)
(5)

Yati Nurhayati, 2015

Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Iklim Sekolah terhadap Mutu Sekolah pada Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Ciranjang

Kabupaten Cianjur

Oleh: Yati Nurhayati

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oeh terpuruknya mutu pendidikan di Kabupaten Cianjur, dimana nilai ujian nasional tingkat sekolah dasar yang dicapai Kabupaten Cianjur pada tahun 2011/2012 berada pada peringkat ke 26 dari 26 kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh perilaku kepemimpinan kepala sekolah dan iklim sekolah terhadap mutu sekolah. Permasalahan penelitian ini adalah apakah mutu sekolah dipengaruhi oleh perilaku kepemimpinan kepala sekolah dan iklim sekolah. Tujuan penelitian adalah untuk mendeskripsikan perilaku kepemimpinan kepala sekolah, iklim sekolah, dan mutu sekolah pada sekolah dasar negeri di Kecamatan Ciranjang Kabupaten Cianjur, serta menganalisis seberapa besar pengaruh perilaku kepemimpinan kepala sekolah dan iklim sekolah terhadap mutu sekolah pada sekolah dasar negeri di Kecamatan Ciranjang baik secara parsial maupun simultan. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan metode survey. Populasi adalah seluruh guru PNS pada 32 sekolah dasar negeri di Kecamatan Ciranjang. Jumlah sampel sebanyak 68 orang yang diambil berdasarkan purposive sampling dari seluruh sekolah dasar negeri di Kecamatan Ciranjang. Penjaringan data menggunakan kuesioner dan dianalisis melalui korelasi dan regresi. Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, ditemukan bahwa perilaku kepemimpinan kepala sekolah, iklim sekolah, dan mutu sekolah pada sekolah dasar negeri di Kecamatan Ciranjang berada pada katagori sangat tinggi. Perilaku kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh secara signifikan terhadap mutu sekolah dan berada pada katagori kuat, iklim sekolah berpengaruh secara signfikan terhadap mutu sekolah dan berada pada katagori kuat, dan secara bersama-sama perilaku kepemimpinan kepala sekolah dan iklim sekolah berpengaruh secara signfikan terhadap mutu sekolah dan berada pada katagori kuat. Rekomendasi yang disarankan untuk mengoptimalkan mutu sekolah adalah sebagai berikut: (1) adanya komitmen bersama dalam meningkatkan dan menjaga mutu output yang dicapai, (2) motivasi yang tinggi dari warga sekolah untuk mencapai mutu yang diharapkan, (3) meningkatkan kompetensi baik kepala sekolah, guru maupun siswa, (4) melengkapi sarana dan prasarana yang diperlukan untuk menunjang berbagai kegiatan baik akademik maupun non akademik.

(6)

Yati Nurhayati, 2015

The Influence of Principal Leadership Behavior and School Climatetoward School Quality at Elementary School in Kecamatan Ciranjang Kabupaten Cianjur

By: Yati Nurhayati

ABSTRACT

The background of this study is the dropped educational quality in Kabupaten Cianjur, where the grade of national exam that achieved by elementary school in Kabupaten Cianjur in 2011/2012 was in 26th rank out of 26 districts/city in West Java Province. This study is conducted to know the influence of principal leadership behavior and school climate toward school quality. The problem of this study is whether the principal leadership and the school climate influence the school quality. The aim of this study is to describe the principal leadership, the school climate, and the school quality in elementary schools in Kecamatan Ciranjang Kabupaten Cianjur, also analyze how much the influence of the principal leadership and school climate toward the school quality in elementary schools in Kecamatan Ciranjang Kabupaten Cianjur either partially or simultaneously. The approach used in this study is quantitative approach with survey method. The population is all PNS teacher of 32 elementary schools in Kecamatan Ciranjang. The sample used is 68 people that selected by purposive sampling from all elementary school in Kecamatan Ciranjang. The data is collected by questionnaire and analyzed by correlation and regression. Based on data processing and analysis, the researcher found that the principal leadership, the school climate, and the school quality in elementary school in Kecamatan Ciranjang are at very high category. Both the principal leadership and the school climate significantly influence the school quality and they are in the strong category, and collectively the principal leadership and the school climate significantly influence the school quality and it is in the strong category.

The suggested recommendations to optimize the school quality are: (1) the existence of collective commitment in improving and keeping the output quality that achieved, (2) high motivation of the school society to achieve the expected school quality, (3) improving the competence of the principal, teachers and students, (4) completing the required facilities and infrastructure to support various activities, either academic or non-academic.

(7)

Yati Nurhayati, 2015

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat dewasa ini

tidak lepas dari kehadiran sekolah sebagai organisasi yang menyelenggarakan

pendidikan secara formal. Kegiatan pendidikan yang berlangsung di sekolah

menjadikan sekolah sebagai salah satu institusi yang keberadaannya berfungsi

melaksanakan kegiatan pembinaan potensi siswa dan transformasi budaya. Dalam

Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

pasal 3 dinyatakan bahwa Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya

potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,

dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Sebagai lembaga pendidikan formal, sekolah merupakan tempat terjadinya

proses bimbingan yang terencana, terarah, dan terpadu dalam rangka membina

dan mengembangkan potensi siswa untuk menguasai ilmu pengetahuan,

nilai-nilai, dan keterampilan yang akan sangat menentukan masa depan suatu bangsa,

serta terwujudnya tujuan pendidikan seperti yang tersurat dalam Undang-Undang

Sistem Pendidikan Nasional. Di sekolahlah siswa dengan segala potensi yang

dimilikinya dikembangkan untuk menjadi sumber daya manusia yang unggul,

dan mampu bersaing di dunia global.

Berbicara tentang sekolah tidak terlepas dari pembicaraan mengenai

sebuah sistem. Sekolah sebagai sebuah sistem merupakan organisasi yang terdiri

dari input, proses, dan output. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Komariah

dan Triatna (2010, hlm.1) yang menyatakan bahwa sebagai sebuah sistem,

sekolah memiliki komponen inti yang terdiri dari input, proses, dan output.

Komponen-komponen tersebut tidak dapat dipisahkan satu sama lain karena

merupakan satu kesatuan utuh yang saling terkait, terikat, mempengaruhi,

membutuhkan, dan menentukan. Sekolah sebagai sistem sosial mengambil sumber

daya berupa input yang mencakup karyawan (kepala sekolah, guru, dan tenaga

(8)

2

Yati Nurhayati, 2015

selanjutnya akan mengalami proses transformasi pendidikan untuk menghasilkan

siswa dan lulusan yang terpelajar dan berpendidikan.

Berdasarkan kenyataan tersebut, maka peranan sekolah berkaitan langsung

dengan pengembangan sumber daya manusia. Setiap program sekolah harus

diorientasikan kepada pemantapan proses pengembangan SDM sebagai salah satu

modal dasar pembangunan. Sekolah dituntut untuk dapat memperbaiki dan

meningkatkan mutu atau kualitas belajar siswa. Idris (2009, hlm. 107)

menyatakan bahwa mutu pendidikan sangat tergantung oleh kemampuan suatu

bangsa dalam mengelolanya. Kemampuan tersebut tidak hanya dengan niat

semata, melainkan dengan usaha keras dan berkesinambungan dengan

menggunakan berbagai cara.

Tuntutan peningkatan mutu sekolah tidak saja terletak pada perbaikan dan

peningkatan mutu input dan output, tetapi juga mutu proses yang digerakkan oleh

kekuatan manajerial dan kepemimpinan pengelola kependidikan, yaitu kepala

sekolah dan guru. Fatah dalam Suharsaputra (2013, hlm. 280 ) menyebutkan

upaya peningkatan mutu dan perluasan pendidikan membutuhkan

sekurang-kurangnya tiga faktor utama, yaitu (1) kecukupan sumber-sumber pendidikan

dalam arti kualitas tenaga kependidikan, biaya dan sarana belajar, (2) mutu proses

belajar mengajar yang mendorong siswa belajar efektif, dan (3) mutu keluaran

dalam bentuk pengetahuan, sikap, keterampilan, dan nilai-nilai.

Sagala (2010, hlm. 171-172), menyatakan bahwa indikator yang

menentukan kualitas sekolah yaitu (1) Efektivitas proses pembelajaran yang lebih

menekankan pada internalisasi mengembangkan aspek kognitif, afektif,

psikomotor, dan kemandirian, (2) Kepemimpinan kepala sekolah yang kuat, (3)

Pengelolaan tenaga kependidikan yang efektif, (4) Sekolah memiliki budaya

mutu, (5) Sekolah memiliki team work yang kompak, (6) Sekolah memiliki

kemandirian, (7) Partisipasi warga sekolah dan masyarakat, (8) Sekolah memiliki

transparansi, (9) Sekolah memiliki kemauan perubahan, (10) Sekolah melakukan

perbaikan yang berkelanjutan, (11) Sekolah memiliki akuntabilitas dan

sustainabilitas, dan (12) Output sekolah yang berkualitas.

Sementara itu, Suharsaputra (2013, hlm 279), menyatakan bahwa kualitas

(9)

3

Yati Nurhayati, 2015

organisasi, kualifikasi guru, anggaran, kecukupan fasilitas belajar, dan

sebagainya. Edward Salis (2012, hlm. 30-31) menyatakan, ”ada banyak sumber

mutu dalam pendidikan, misalnya gedung yang bagus, guru yang terkemuka, nilai

moral yang tinggi, hasil ujian yang memuaskan, spesialisasi atau kejuruan,

dukungan orang tua, bisnis dan komunikasi lokal, sumber daya yang melimpah,

aplikasi teknologi yang mutakhir, kepemimpinan yang baik dan efektif, perhatian

terhadap pelajaran anak didik, kurikulum yang memadai, atau juga kombinasi dari

faktor-faktor tersebut”.

Dalam proses pendidikan, didalamnya terdapat aktivitas guru dalam

mengajar, peran serta siswa dalam belajar, sistem pengelolaan pendidikan, serta

mekanisme kepemimpinan kepala sekolah yang merupakan faktor penentu yang

perlu dioptimalkan fungsinya agar kualitas pendidikan dapat ditingkatkan. Uraian

tersebut memberikan gambaran bahwa proses pendidikan bukanlah proses yang

mudah. Untuk terlaksananya proses pendidikan dengan lancar dapat dimulai dari

manajemen yang baik. Manajemen yang baik hanya akan terbentuk jika

kepemimpinan kepala sekolah berjalan secara efektif.

Studi yang berkaitan dengan kepala sekolah menunjukkan bahwa kepala

sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang paling berperan dalam

meningkatkan kualitas pendidikan (Mulyasa, 2009, hlm. 24). Kepala sekolah

adalah seseorang yang menentukan titik pusat dan irama suatu sekolah

(Wahjosumidjo, 2010, hlm. 82). Lebih lanjut Supriadi (Suhardiman, 2012, hlm. 17) menyatakan bahwa; “Erat hubungannnya antara mutu kepala sekolah dengan berbagai aspek kehidupan sekolah seperti disiplin sekolah, iklim budaya sekolah,

dan menurunnya perilaku nakal peserta didik. Penelitian Edmonds (dalam Sagala,

2012, hlm 149) menyimpulkan bahwa tidak akan pernah ditemui lembaga pendidikan yang baik dipimpin oleh “pemimpin yang mutunya rendah”. Dengan kata lain lembaga pendidikan yang baik akan dipimpin oleh pemimpin yang baik

pula.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan kepala

sekolah merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pencapaian mutu

sekolah. Selain kepemimpinan kepala sekolah, mutu sekolah dipengaruhi pula

(10)

4

Yati Nurhayati, 2015

kondusifitas iklim sekolah akan memberikan efek pada mutu pendidikan dan

pembelajaran. Suharsaputra (2013, hlm.81), menyatakan bahwa “ Iklim

sekolah merupakan atmosfer sosial dari suatu lingkungan belajar sebagai ciri

utama dari suatu sekolah”. Kondisi lingkungan belajar tersebut memberikan

gambaran bagaimana proses pendidikan terjadi, dan peran guru merupakan hal

yang utama dalam proses tersebut. Oleh karena itu, persepsi guru akan kondisi

lingkungan kerja di sekolah akan menggambarkan bagaimana iklim sekolah, yang

tentunya akan berdampak pada perilaku/kinerja guru yang bersangkutan dalam

menjalankan tugasnya.

Dalam rangka upaya meningkatkan mutu sekolah, masih banyak

permasalahan yang terjadi di lapangan. Secara umum masalah yang dihadapi

sekolah antara lain (1) administrasi sekolah yang belum dibenahi dengan baik.

Sebagai contoh data profil sekolah yang kurang dinamis. (2) team working

sekolah yang lemah yaitu sebagian pejabat sekolah sulit berkoordinasi dengan

para guru dan personal lainnya dalam melaksanakan strategi sekolah, (3)

kurangnya kelengkapan kearsipan sekolah. Hal ini dapat dilihat dari SOTK

sekolah, peta sekolah dan profil sekolah yang masih menggunakan data yang

lama, (4) kurangnya partisipasi masyarakat terhadap pembangunan pendidikan di

daerahnya, (5) kurangnya fasilitas dan kelengkapan belajar di kelas, (6) di

beberapa daerah rendahnya kualitas sumber daya manusia dari masyarakat sekitar

sekolah karena rata-rata tingkat pendidikan masih rendah. (7) kesibukan

masyarakat terdidik di sekitar sekolah dalam menjalankan aktivitas, sehingga

hampir tidak ada waktu luang untuk bersama-sama memikirkan kemajuan sekolah

di sekitarnya, (8) karang taruna sebagai wadah bagi pemuda desa untuk

mengembangkan kreativitas dalam menunjang kemajuan desa tidak diberi peran

yang berarti untuk kemajuan sekolah, dan (9) hal lain yang dimungkinkan dapat

mendorong kemajuan sekolah. (Sagala, 2010: 39).

Disamping itu, permasalahan lain yang menjadi isu sentral berkaitan

dengan rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia, sebagaimana dikemukakan

oleh Depdiknas (2004) yang menyebutkan bahwa ada 4 aspek yang dinilai masih

menjadi persoalan dan harus menjadi perhatian, yaitu (1) ketersediaan pendidik

(11)

5

Yati Nurhayati, 2015

kuantitas maupun kualitas; (2) prasarana dan sarana belajar yang terbatas dan

belum didayagunakan secara optimal; (3) pendanaan pendidikan yang belum

memadai untuk menunjang mutu pembelajaran; (4) proses pembelajaran yang

belum efisien dan efektif. Rendahnya keempat aspek tersebut dapat berakibat

pada rendahnya prestasi belajar siswa.

Pernyataan di atas memberikan pemahaman bahwa mutu pendidikan atau

mutu sekolah seringkali tertuju pada mutu output dalam bentuk prestasi yang

dicapai siswa, tetapi merupakan kemustahilan jika pencapaian mutu sekolah

diperoleh tanpa melalui proses pendidikan yang bermutu pula. Sebagian sekolah,

terutama di kota-kota menunjukkan mutu pendidikan yang cukup

menggembirakan, namun sebagian besar lainnya terutama di pedesaan masih

sangat memprihatinkan (Mulyasa, 2012, hlm. 158-159).

Apabila membandingkan mutu pendidikan Indonesia dengan mutu

pendidikan di negara lain, mutu pendidikan Indonesia masih jauh tertinggal.

Rendahnya Kualitas pendidikan Indonesia ditunjukkan data dari Programme for

International Study Assement (PISA) pada tahun 2012 menempatkan Indonesia

sebagai salah satu negara dengan peringkat terendah dalam pencapaian mutu

pendidikan. Pemeringkatan tersebut dilihat dari skor yang dicapai pelajar usia 15

tahun dalam kemampuan membaca, matematika, dan sains. Dalam studi yang

dilakukan PISA, mutu pendidikan Indonesia yang rendah dikonfirmasikan dengan

anggaran dan biaya yang langsung dibayar masyarakat naik signifikan dari tahun

ke tahun (Priansa & Somad, 2014, hlm. 2).

Berdasarkan laporan Liga Global yang diterbitkan oleh Firma Pendidikan

Pearson dinyatakan bahwa sistem pendidikan di Indonesia masih belum optimal

dalam menunjang peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia. Ranking

dilakukan berdasarkan hasil tes internasional dan berbagai data pendidikan,

diantaranya data tingkat kelulusan antara 2006 dan 2010. Hasil studi menyatakan

bahwa Indonesia berada di peringkat terbawah bersama Meksiko dan Brazil.

Mulyasa (2011, hlm 203) menyatakan bahwa tantangan berat yang harus

dihadapi oleh pendidikan nasional yang merupakan bukti anomali, terjadinya

(12)

6

Yati Nurhayati, 2015

budaya malu, dan budaya kerja baik dikalangan para pemimpin maupun di

kalangan masyarakat pada umumnya.

Berdasarkan studi pendahuluan melalui observasi langsung dan interview

dengan dua orang pengawas dan beberapa orang guru, bahwa kepemimpinan

kepala sekolah dalam mengembangkan mutu sekolah saat ini adalah: 1) Kepala

sekolah belum mempunyai visi, misi dan rogram yang jelas tentang

pengembangan mutu sekolah, 2) Kepala sekolah kurang memiliki value

(nilai-nilai) kepemimpinan yang seharusnya diterapkan dalam menjalankan tugas

kepemimpinannnya, 3) Kurangnya upaya peningkatan profesionalisme

kepemimpinan kepala sekolah.

Sementara itu, hasil observasi awal yang penulis lakukan terhadap kondisi

Sekolah Dasar di Kecamatan Ciranjang Kabupaten Cianjur menemukan fakta

sebagai berikut:

Tabel 1.1. Data Hasil Ujian Nasional (UN) Sekolah Dasar Tahun Ajaran 2013/2014

Nilai Ujian B. Indonesia Matematika IPA Jumlah

Nilai

Sumber: Pusat Pembinaan Pendidikan TK/SD Kec. Ciranjang

Berdasarkan tabel di atas dapat kita lihat bahwa mutu prestasi akademik

siswa di Kecamatan Ciranjang, jika dibandingkan dengan target yang ditetapkan

oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Cianjur yang menetapkan nilai minimal yang

harus dicapai oleh siswa dalam UN pada tahun ajaran 2013/2014 adalah 7,50.

Maka dapat disimpulkan bahwa prestasi akademik yang dicapai siswa belum

tercapai, hal tersebut ditandai oleh masih ada siswa yang memperoleh nilai di

bawah standar yang ditentukan. Penetapan target yang cukup tinggi untuk

pencapaian nilai UN tersebut, dikarenakan pada tahun ajaran 2011/2012

kabupaten Cianjur menempati peringkat ke-26 dari 26 kabupaten/kota se-provinsi

(13)

7

Yati Nurhayati, 2015

menetapkan target nilai UN tingkat sekolah dasar sebesar 7,50 untuk

mendongkrak peringkat Kabupaten Cianjur di tingkat Provinsi.

Faktor lain yang bisa dilihat untuk mengukur keberhasilan mutu sekolah

adalah dengan melihat hasil akreditasi sekolah. Kondisi sekolah di Kecamatan

Ciranjang bila dilihat dari hasil akreditasi sekolah dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 1.2. Data Hasil Akreditasi SD Negeri di Kecamatan Ciranjang

No. Kecamatan Akreditasi

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Cianjur

Dari tabel diatas, jelaslah bahwa mutu sekolah dasar di Kecamatan

Ciranjang masih jauh dari harapan. Karena mayoritas sekolah dasar di Kecamatan

Ciranjang berada pada akreditasi peringkat B. Hal tersebut belum sesuai dengan

target yang ditetapkan Kantor Pusbindik TK/SD Kecamatan Ciranjang yang

menargetkan 60% sekolah dasar negeri di wilayah kerjanya harus memperoleh

nilai akreditasi A dan tidak ada sekolah yang memperoleh nilai C pada tahun

ajaran 2013/2014. Oleh karena itu, peningkatan mutu sekolah dasar di Kecamatan

Ciranjang memerlukan akselerasi dan manajemen yang tepat agar dapat mencapai

tingkatan yang lebih baik dalam hasil akreditasi sekolah.

Berdasarkan telaah kepustakaan, berikut dikemukakan penelitian terdahulu

yang relevan dengan variabel-variabel yang akan diteliti. Sibaweh (2013) dalam

penelitiannya tentang pengaruh perilaku kepemimpinan kepala sekolah dan iklim

sekolah terhadap mutu sekolah menunjukkan bahwa secara bersama-sama

perilaku kepemimpinan kepala sekolah dan iklim sekolah memberikan kontribusi

sebesar 21,1%, sehingga berpengaruh cukup kuat sdan signifikan terhadap mutu

sekolah. Supriana (2009) dalam penelitiannya tentang kontribusi kepemimpinan

transformasional kepala sekolah dan iklim organsasi terhadap mutu sekolah

menunjukkan bahwa kontribusi kepemimpinan kepala sekolah dan iklim

organisasi terhadap mutu sekolah tergolong tinggi yaitu 88,3%. Hal ini

menunjukkan bahwa kepemimpinan kepala sekolah dan iklim sekolah sangat

(14)

8

Yati Nurhayati, 2015

Dari paparan di atas jelaslah bahwa mutu sekolah dipengaruhi oleh banyak

faktor diantaranya kepemimpinan kepala sekolah, kinerja mengajar guru, iklim

sekolah, partisipasi orang tua, sarana dan prasarana, dan masih banyak lagi.

Keseluruhan faktor tersebut perlu pengkajian agar dapat menjawab faktor apa

yang berpengaruh terhadap mutu sekolah dasar di Kecamatan Ciranjang

Kabupaten Cianjur.

B. Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dalam

penelitian ini dirasa perlu untuk mempelajari atau mencermati mengenai mutu

sekolah. Berbicara tentang mutu sekolah, maka terdapat beberapa variabel yang

dimungkinkan dapat mempengaruhi mutu sekolah seperti yang dijelaskan dalam

gambar 1.1 di bawah ini:

Gambar 1.1. Identifikasi Masalah Ditinjau dari Faktor-faktor yang Mempengaruhi Mutu Sekolah

Dari beberapa faktor tersebut, peneliti mengidentifikasi dua faktor yang

diduga lebih banyak memberikan pengaruh terhadap mutu sekolah pada sekolah

MUTU

(15)

9

Yati Nurhayati, 2015

dasar negeri di Kecamatan Ciranjang Kabupaten Cianjur yaitu kepemimpinan

kepala sekolah dan iklim sekolah. Alasan peneliti memilih kedua variabel tersebut

adalah: Pertama, kepala sekolah merupakan key person bagi keberhasilan

sekolah, sehingga pola kepemimpinannya akan sangat berpengaruh terhadap

pencapaian mutu sekolah. Dari uraian tersebut, apakah dengan perilaku

kepemimpinan kepala sekolah yang baik mampu memberikan pengaruh terhadap

mutu sekolah? Kedua, kondusifitas iklim sekolah selain memberikan pengaruh

terhadap mutu sekolah, juga berpengaruh pada kinerja guru, dan mutu proses

pembelajaran yang terjadi di kelas. Dari uraian tersebut, apakah iklim sekolah

yang kondusif memberikan pengaruh terhadap mutu sekolah? Selain itu, peneliti

ingin merintis penelitian tentang mutu sekolah dengan variabel perilaku

kepemimpinan kepala sekolah dan iklim sekolah, karena sebelumnya belum

pernah dilakukan penelitian dengan variabel tersebut di wilayah Kecamatan

Ciranjang Kabupaten Cianjur.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik mengambil judul untuk

penelitian “ Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Iklim Sekolah

Terhadap Mutu Sekolah pada Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Ciranjang

Kabupaten Cianjur “.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka rumusan

masalah yang menjadi fokus permasalahan dalam penelitian ini adalah

bagaimanakah pengaruh perilaku kepemimpinan kepala sekolah dan iklim sekolah

terhadap mutu sekolah di Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Ciranjang. Secara

rinci rumusan-rumusan masalah dalam penelitian ini diuraikan sebagai berikut:

a. Bagaimanakah gambaran perilaku kepemimpinan kepala sekolah pada

Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Ciranjang Kabupaten Cianjur?

b. Bagaimanakah gambaran iklim sekolah pada Sekolah Dasar Negeri di

Kecamatan Ciranjang Kabupaten Cianjur?

c. Bagaimanakah gambaran mutu sekolah pada Sekolah Dasar Negeri di

(16)

10

Yati Nurhayati, 2015

d. Seberapa besar pengaruh perilaku kepemimpinan kepala sekolah terhadap

mutu sekolah pada Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Ciranjang Kabupaten

Cianjur?

e. Seberapa besar pengaruh iklim sekolah terhadap mutu sekolah pada Sekolah

Dasar Negeri di Kecamatan Ciranjang Kabupaten Cianjur?

f. Seberapa besar pengaruh perilaku kepemimpinan kepaka sekolah dan iklim

sekolah terhadap mutu sekolah pada Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan

Ciranjang Kabupaten Cianjur?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Secara umum tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh

perilaku kepemimpinan kepala sekolah dan iklim sekolah terhadap mutu sekolah

pada sekolah dasar negeri di Kecamatan Ciranjang Kabupaten Cianjur.

2. Tujuan Khusus

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di atas, maka secara

khusus tujuan penelitian ini adalah:

a. Memperoleh gambaran mengenai perilaku kepemimpinan kepala sekolah

pada Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Ciranjang Kabupaten Cianjur.

b. Memperoleh gambaran mengenai iklim sekolah pada Sekolah Dasar Negeri

di Kecamatan Ciranjang Kabupaten Cianjur.

c. Memperoleh gambaran mengenai mutu sekolah pada Sekolah Dasar Negeri

di Kecamatan Ciranjang Kabupaten Cianjur.

d. Menganalisis seberapa besar pengaruh perilaku kepemimpinan kepala

sekolah terhadap mutu sekolah pada Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan

Ciranjang Kabupaten Cianjur.

e. Menganalisis seberapa besar pengaruh iklim sekolah terhadap mutu sekolah

pada Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Ciranjang Kabupaten Cianjur.

f. Menganalisis seberapa besar pengaruh perilaku kepemimpinan kepala

sekolah dan iklim sekolah terhadap mutu sekolah pada Sekolah Dasar Negeri

(17)

11

Yati Nurhayati, 2015 D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian mengenai pengaruh perilaku kepemimpinan kepala sekolah

dan iklim sekolah terhadap mutu sekolah ini diharapkan dapat memberikan

manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat teoritis

a. Secara teoritis penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai bahan kajian

untuk mengklarifikasi temuan-temuan atau hasil-hasil penelitian

terdahulu terutama penelitian-penelitian mengenai perilaku

kepemimpinan kepala sekolah, iklim sekolah, dan mutu sekolah di SD.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi

organisasi atau lembaga khususnya berkaitan dengan perilaku individu

dalam organisasi atau lembaga sekolah.

2. Manfaat praktis

Secara praktis, hasil penelitian diharapkan sebagai berikut:

a. Penelitian ini diharapkan akan bermanfaat bagi peneliti maupun pembaca

lainnya untuk menambah wawasan, pengetahuan, dan kemampuan dalam

menganalisis perilaku kepemimpinan kepala sekolah, iklim sekolah, dan

mutu sekolah di SD.

b. Bahan informasi bagi kepala sekolah dan guru khususnya di Sekolah

Dasar Kecamatan Ciranjang Kabupaten Cianjur, untuk dapat memahami

hal-hal yang berkaitan dengan mutu sekolah, sehingga faktor-faktor

kepemimpinan kepala sekolah dan iklim sekolah dapat dijadikan acuan

untuk meningkatkan mutu sekolah.

c. Masukan bagi dinas pendidikan terkait dalam memberikan penilaian

kepemimpinan kepala sekolah dan iklim sekolah di Sekolah Dasar

Negeri Kecamatan Ciranjang Kabupaten Cianjur.

E. Struktur Organisasi Tesis

Untuk memudahkan pemahaman dan pemecahan masalah secara lebih

terstruktur serta sistematis, maka tesis dalam penelitian ini terbagi dalam lima

(18)

12

Yati Nurhayati, 2015

Bab I Pendahuluan, dimulai dengan latar belakang yang menjelaskan dasar

alasan masalah yang diteliti, dilanjutkan dengan identifikasi dan perumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta struktur organisasi tesis.

Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian yang

berisi penjelasan konsep/teori yang berkaitan dengan masalah yang diteliti yakni

posisi teoritik peneliti yang diturunkan dalam kerangka penelitian dan hipotesis.

Dalam kajian pustaka pada penelitian ini diuraikan teori yang berkaitan dengan

variabel-variabel yang diteliti yaitu mutu sekolah, perilaku kepemimpinan kepala

sekolah dan iklim sekolah.

Bab III Metodologi Penelitian yang menjabarkan secara rinci mengenai

metode dan pendekatan penelitian, lokasi/tempat penelitian, populasi dan sampel

penelitian, desain penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses

pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data serta teknik analisis data.

Bab IV Temuan dan Pembahasan yang terdiri atas dua hal utama, yaitu

pengolahan atas analisis data untuk menghasilkan temuan yang berkaitan dengan

masalah penelitian, hipotesis, dan pembahasan atau analisis temuan.

Bab V Kesimpulan dan Rekomendasi yang menyajikan penafsiran dan

(19)

Yati Nurhayati, 2015

DAFTAR PUSTAKA

Akdon. (2007). Aplikasi statistika dalam pendidikan (Modul). Program Magister Pendidikan Dasar. Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung

Amri. S. (2013). Peningkatan mutu pendidikan sekolah dasar dan menengah dalam teori, konsep dan analisis. Jakarta: Prestasi Pustakaraya

Arcaro. J.S. (2007). Pendidikan berbasis mutu: Prinsip-prinsip perumusan dan tata langkah penerapan. Penerjemah Yosal Irianta. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian. Suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Asmani, M.J. (2012). Tips menjadi kepala sekolah profesional. Jogjakarta: Diva Press

Cherubini, L. (2008). Teacher Candidates’ Perceptions of School Culture: A Mixed Methods Investigation. Journal of Teaching and Learning. 5(2), 39-54. [Online]. Tersedia: http://www.phaenex.uwindsor.ca/ojs/leddy/ index.php/JTL/ article/view/157/51. [24-02-2015]

Danim, S. (2006). Agenda pembaharuan sistem pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

_________ (2007). Visi baru manajemen sekolah: dari unit birokrasi ke lembaga sekolah. Jakarta: Bumi Aksara

_________ (2010). Kepemimpinan pendidikan: Kepemimpina jenius (IQ dan EQ), etika, perilaku motivasional, dan mitos. Bandung: Alfabeta

Darmawan, A.D. (2012). Kontribusi kepemimpinan kepala sekolah, pendanaan sekolah, iklim sekolah, dan kinerja guru terhadap mutu sekolah dasar di Kabupaten Sumedang. (Desertasi). Sekolah Pascasarjana, UPI, Bandung.

Dwiningrum, S.I.A. (2011). Desentralisasi dan partisipasi masyarakat dalam pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Engkoswara dan Komariah, A. (2012). Administrasi pendidikan. Bandung: Alfabeta

Fattah, N. 2012. Sistem penjaminan mutu pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosda Karya

(20)

146

Yati Nurhayati, 2015

Ginting, R. dan Haryati, T. (2012). Kepemimpinan dan Konteks Peningkatan Mutu Pendidikan. Jurnal Ilmiah CIVIS, II(2). [Online]. Tersedia http://download.

portalgaruda.org/article.php?article=252457&val=6803&title=mutu pendidikan dan sistem informasi mutu.pdf. [23-05-2015]

Gunbayi, Ilhan. (2007). School Climate and Teachers’ Perceptions on Climate

Factors: Research Into Nine Urban High Schools. The Turkish Online Journal of Educational Technology (TOJET). 6(3). 1-10. [Online]. Tersedia: http://www.eric.ed.gov/ERICDocs/data/ericdocs2sql/content_

storage_01/00000 19b/80/3d/04/58.pdf. [24-02-2015]

Hoffman, Lorrie L., Hutchinson, Cynthia J., dan Reiss, Elayne., (2009). On Improving School Climate: Reducing Reliance on Rewards and Punishment. International Journal Of Whole Schooling. 5 (3). [Online]. Tersedia:http://www.wholeschooling.net/Journal_of_Whole_Schooling/ articles/ 5-1%20Hoffman.pdf. [24-02-2015]

Hoy, W. K. & Miskel, C. G. (2014). Administrasi pendidikan: Teori, riset, dan praktis. Penerjemah Daryatno dan Rianayati. Yogyakarta: Pustaka Ilmu.

Idris, R. (2009). Pendekatan Pendidikan Berbasis Mutu. Jurnal: Lentera Pendidikan, 12(1), hlm. 107-114.

Karwati, E. & Priansa J.D. (2013). Kinerja dan profesionalisme kepala sekolah: Membangun sekolah yang bermutu. Bandung: Alfabeta.

Komariah, A., dan Triatna. (2010). Visionary leadership menuju sekolah efektif. Jakarta: Bumi Aksara.

Marshall, Megan L. (2002). Examining School Climate: Defining Factors And Educational Influences. Center for Research on School Safety, School Climate and Classroom Management Georgia State University. [Online]. Tersedia:http://education.gsu.edu/schoolsafety/download%20files/wp%20 2002%20school%20climate.pdf.[24-02-2015]

Mulyasa, E. (2009). Menjadi kepala sekolah profesional. Bandung: Rosda.

_________ (2013). Manajemen dan kepemimpinan kepala sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.

Mulyasana, D. (2011). Pendidikan bermutu dan berdaya saing. Bandung. Rosda

(21)

147

Yati Nurhayati, 2015

NEA (National Education Association). (2014). Indicators of School Quality. [online]. Tersedia: http://keysonline.org/about/indicators.html. [15-03-2015].

Notoatmodjo, S. (2007). Promosi kesehatan dan ilmu perilaku. Jakarta. Rineka Cipta

Nurzazin. (2011). Gerakan menata mutu pendidikan, Teori dan aplikasi. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media

Permadi, D. & Arifin, D. (2007). Kepemimpinan transformasional kepala Sekolah dan komite sekolah. Bandung: Sarana Panca Karya Nusa.

Pinkus, Lyndsay M. (2009). Moving Beyond AYP: High School Performance Indicators. Alliance for Excellent Education. 1-20. [Online]. Tersedia: http://www.all4ed.org/files/SPIMovingBeyondAYP.pdf.[24-02-2015]

Priansa,.D.J. & Somad, R. (2014). Manajemen supervisi dan kepemimpinan kepala sekolah. Bandung: Alfabeta.

Purwanto, N. (2009). Administrasi dan supervisi pendidikan. Bandung: Rosda

Riduan. (2010). Metode dan teknik menyusun tesis. Bandung: Alfabeta.

Ridwansyah. (2012). Mutu Sekolah. [online]. Tersedia: http://readwansyah.wordpress.com/2012/03/24/mutusekolah. [2-04-2015]

Rohiat. (2010). Manajemen sekolah. Teori Dasar dan praktik. Bandung: Refika Aditama

Rosmiati. (2013). Pengendalian Mutu Pendidikan Konsep dan Aplikasi. Jurnal Ilmiah Islamic Resources FAI UMI. 10 (28), hlm. 701-703.

Sagala, S. (2010). Manajemen stratejik dalam peningkatan mutu pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sagala, S. (2012). Administrasi pendidikan kontemporer. Bandung: Alfabeta.

Sallis, E. (2012). Total quality management in education, manajemen mutu pendidikan. Cetakan ke-15. Alih bahasa Achmad Ali Riyadi dan Fahrurrozi. Jogjakarta: IRCiSoD

(22)

148

Yati Nurhayati, 2015

Stichter, K. (2008). Student school climate perception as a measure of school district goal attainment. Journal of education research and policy studies. [online]. Tersedia: http://www.erics.ed.gov/ERICSDOCs/data/pdf. [15-04-2015]

Sudharto. (2012). Pengaruh pola kepemimpinan kepala sekolah dan suasana kerja terhadap kinerja guru. JMP. 1(2). Hlm. 212-223

Sugiyono. (2012). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Cetakan ke-15. Bandung: Alfabeta.

Suhardiman, B. (2012). Studi pengembangan kepala sekolah, konsep dan aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta.

Suharsaputra, U. (2013). Administrasi pendidikan. Bandung: Refika Aditama.

Suhendar, D. (2013). Pengaruh kepemimpinan kepala sekolah, kinerja mengajar guru, fasilitas belajar, dan lingkungan belajar terhadap mutu sekolah. (Desertasi). Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Supardi. (2013). Sekolah efektif. Konsep dasar dan praktiknya. Jakarta: Rajawali Press

Supriana, Y. (2009). Kontribusi kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan iklim organsasi terhadap mutu sekolah pada SMP Negeri Se-Kota Bandung. (Tesis). Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Suyanto, B. (2007). Manajemen pendidikan berbasis sekolah, model pengelolaan sekolah di era otonomi daerah. Jakarta: Sagung Seto

Suyatno, T. (2013). Faktor-Faktor Penentu Kualitas Pendidikan Sekolah Menegah

Umum di Jakarta. Tersedia:

http://www.stiks-tarakanita.ac.id/files/JurnalVol.1 No.2/141.Faktor-faktor penentu kualitas pendidikan SMU (Thomas).pdf. [23-05-2015]

Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI. (2010). Manajemen pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman penulisan karya ilmiah. Bandung: UPI Press.

(23)

149

Yati Nurhayati, 2015

Wahab, A,A. (2008). Anatomi Organisasi dan kepemimpinan pendidikan. Bandung: Alfabeta

Wahjosumidjo. (2010). Kepemimpinan kepala sekolah, tinjauan teoritik dan permasalahannya. (cetakan ke-7). Jakarta: Grafindo

Yukl, G. (2009). Kepemimpinan dalam organisasi. (edisi kelima). Penerjemah Budi Supriyanto. Jakarta: Indeks.

Yusron, A. (2014). Pengaruh kepemimpinan autenthik kepala sekolah dan iklim sekolah terhadap mutu sekolah. (Tesis). Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Zahroh. A. (2014). Total quality management (Teori dan praktek manajemen untuk mendongkrak mutu pendidikan). Yogyakarta: Ar-Ruz Media

Gambar

Tabel 1.1. Data Hasil Ujian Nasional (UN) Sekolah Dasar  Tahun Ajaran 2013/2014
Tabel 1.2. Data Hasil Akreditasi SD Negeri di Kecamatan Ciranjang
gambar 1.1 di bawah ini:

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Analisis Pelaksanaan Tindakan Kelas dalam Penerapan Media Poster untuk Meningkatkan Partisipasi Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

Pemberian no klasifikasi pada punggung buku yang diberikan oleh pustakawan Pada Kantor Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Aceh Tengah.. Penyusunan buku di rak pada Kantor

Data tanggapan responden yang diperoleh berupa ceklist. Berikut adalah kriteria penilaian butir soal.. Memberikan skor pada jawaban item dengan menggunakan CVR. Setelah semua

Sepakbola merupakan cabang olahraga yang populer dan banyak digemari, tapi tidak semua orang mengenal taktik-taktik dalam sepakbola oleh karena itu penulis mencoba membuat

“ Bagaimanakah kualitas tes tertulis Two-tier Multiple Choice yang dikembangkan pada materi pokok Organisasi

Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Tindakan Dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Onan Hasang kecamatan Pahae Julu Kabupaten

Untuk pengereman motor induksi satu fasa pada Tugas Akhir ini menggunakan pengereman dinamik (dynamic braking) yang efektif dilakukan dengan cara menginjeksikan arus dari