PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAME TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN IPA MATERI KENAMPAKAN
BENDA LANGIT
(Penelitian Tindakan Kelas IV Semester II Sekolah Dasar Negeri Cibeunying Kabupaten Bandung Barat Tahun Ajaran 2013 - 2014)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh Syaeful Maulana
1003286
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PEDAGOGIK
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2014
KOOPERATIF TIPE TEAM GAME
TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR SISWA DALAM
MATAPELAJARAN IPA MATERI KENAMPAKAN
BENDA LANGIT
Oleh
Syaeful Maulana Akhmad
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh Gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
© Syaeful Maulana Akhmad 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Juli 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Teams Games Tournament untuk Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA dengan Materi Kenampakan Benda Langit” ini beserta seluruh isinya
adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini”.
Bandung, Juli 2014
Yang membuat pernyataan,
Syaeful Maulana
Syaeful Maulana Akhmad, 2014
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Game Tournament Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Ipa Materi Kenampakan Benda Langit
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined.
KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined.
UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR ISI ... 1 DAFTAR TABEL ... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR GAMBAR ... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR LAMPIRAN ... Error! Bookmark not defined.
BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.
A. Latar Belakang Masalah ... Error! Bookmark not defined.
B. Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined.
C. Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
D. Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
E. Pembatasan Masalah ... Error! Bookmark not defined.
F. Definisi Operasional ... Error! Bookmark not defined.
G. Hipotesis Tindakan ... Error! Bookmark not defined.
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.
A. Hakikat Pembelajaran IPA di SD ... Error! Bookmark not defined.
B. Model Pembelajaran Kooperatif ... Error! Bookmark not defined.
C. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT)
Error! Bookmark not defined.
E. Kerjasama ... Error! Bookmark not defined.
F. Materi Kenampakan Benda Langit Dalam Pembalajaran IPA Sekolah Dasar ... Error! Bookmark not defined.
G. Penelitian Terdahulu ... Error! Bookmark not defined.
H. Kerangka Berpikir ... Error! Bookmark not defined.
BAB III METODE PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined.
A. Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
B. Model Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
C. Subjek Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
D. Tempat dan Waktu Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
E. Prosedur Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
F. Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
G. TeknikAnalisis Data ... Error! Bookmark not defined.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not defined.
A. Deskripsi Kondisi Awal Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
B. Deskripsi Tindakan Penelitian siklus 1 ... Error! Bookmark not defined.
C. Deskripsi Tindakan Penelitian siklus II ... Error! Bookmark not defined.
D. Pembahasan ... Error! Bookmark not defined.
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ... Error! Bookmark not defined.
A. Simpulan ... Error! Bookmark not defined.
B. Rekomendasi ... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.
LAMPIRAN ... Error! Bookmark not defined.
Syaeful Maulana Akhmad, 2014
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Game Tournament Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Ipa Materi Kenampakan Benda Langit
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAME TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR SISWA DALAM MATAPELAJARAN IPA MATERI KENAMPAKAN BENDA LANGIT
Oleh
Syaeful Maulana Akhmad 1003286
ABSTRAK
Penelitian ini berkenaan dengan penerapan model pembelajaran TGT untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA materi pokok kenampakan benda langit (Penelitian Tindakan Kelas di kelas IV SDN Cibeunying Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat semester genap tahun ajaran 2013/2014). Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana penerapan model TGT untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model TGT, serta untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas dengan model spiral yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart yang dilaksanakan sebanyak dua siklus. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan lembar observasi aktivitas guru, lembar observasi keterampilan kerjasama siswa, LKS, dan lembar evaluasi pembelajaran. Hasil temuan dalam penelitian ini antara lain pembentukan kelompok yang efektif yaitu dengan meratakan kemampuan siswa, soal tes evaluasi lebih efektif menggunakan tes essay, pemberian reward secara verbal
dan sentuhan secara personal dapat memotivasi siswa. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN Cibeunying yang berjumlah 24 orang siswa. Pada siklus 1, persentase hasil belajar siswa dengan kategori terampil sebanyak 66,81%. Dan Pada siklus 2 meningkat, peresentase hasil belajar siswa dengan kategori terampil sebanyak 81,81%. Serta penelitian ini dapat meningkatkan keterampilan kerjasama siswa dari 74% menjadi 78%. Saran berdasarkan hasil penelitian ini yaitu penelitian tindakan kelas sebaiknya dilakukan di pagi hari saat konsentrasi siswa masih bagus.
Syaeful Maulana Akhmad, 2014
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Game Tournament Unt Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Ipa Materi Kenampakan Benda Langit
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
APPLICATION OF COOPERATIVE LEARNING MODEL TYPE TEAM GAME TOURNAMENT TO IMPROVE STUDENT LEARNING OUTCOMES IN THE SUBJECT MATTER IPA APPEARANCE SKY
OBJECTS learning outcomes of students in learning science subject matter appearance of celestial bodies (Classroom Action Research on Elementary School fourth grade Cibeunying West Bandung District Lembang second semester of the school year 2013/2014). This study aims to describe in general how the application of TGT model to improve student learning outcomes. In particular, this study aims to determine the implementation of learning by applying TGT model, and to investigate the improvement of student learning outcomes. The research method used in this study was Classroom Action Research spiral model developed by Kemmis and Mc Taggart implemented as two cycles. Data collection techniques using teacher observation sheet activities, student collaboration skills observation sheets, worksheets, and lesson evaluation sheet. The findings in this study include the establishment of an effective group of students is by leveling capability, more effective test item evaluation using essay tests, verbal reward system and a personal touch to motivate students. The subjects were fourth grade students of SDN Cibeunying consisting 24 students. In cycle 1, the percentage of student learning outcomes by as much as 66.81% skilled category. And In cycle 2 increased, peresentase student learning outcomes by as much as 81.81% skilled category. As well as this study can improve student collaboration skills from 74% to 78%. Advice based on the results of this study is action research should be done in the morning when the concentration of students still good.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pengembangan kemampuan siswa dalam bidang Ilmu Pengetahuan Alam
merupakan salah satu kunci keberhasilan peningkatan prestasi belajar siswa di
sekolah. Pendidikan di masa sekarang ini hendaknya dapat mewujudkan
suasana belajar yang menyenangkan agar tujuan dalam pendidikan bisa
tercapai sehingga kedepannya prestasi belajar siswa pun akan meningkat.
Salah satu mata pelajaran yang dipelajari di Sekolah Dasar adalah Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA). Ilmu pengetahuan alam merupakan ilmu
pengetahuan yang mempelajari tentang alam beserta isinya baik mahluk hidup
maupun tak hidup. Pembelajaran IPA diarahkan untuk mencari tahu dan
berbuat sehingga membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih
mendalam tentang alam sekitar (Depdiknas 2004:3).
Suatu proses pembelajaran akan dikatakan baik, apabila proses
pambelajaran tersebut dapat memunculkan keaktifan siswa dan menyenangkan
siswa sehingga hasil belajar yang diinginkan bisa tercapai. Akan tetapi,
kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa proses belajar-mengajar
di sekolah masih memerlukan banyak perbaikan dalam sistem pembelajaran.
Salah satunya adalah dalam hal penggunaan metode pembelajaran yang
kurang bervariasi atau monoton contohnya adalah ceramah dan Tanya jawab
sehingga siswa cenderung mengalami kejenuhan dan berakibat pada
berkurangnya sikap positif mereka terhadap IPA.
Tujuan pembelajaran IPA di SD menurut Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) (Depdiknas, 2006) secara terperinci adalah:
2
Syaeful Maulana Akhmad, 2014
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Game Tournament Unt Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Ipa Materi Kenampakan Benda Langit
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, (3) mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat, (4) mengembangkan ketrampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan, (5) meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan, dan (7) memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan ketrampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP atau MTs.
Sikap positif siswa akan tumbuh dan terpelihara apabila kegiatan belajar
mengajar dilaksanakan secara bervariasi dan dihadapkan pada kehidupan
nyata. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam banyak mencakup
konsep-konsep yang abstrak sehingga siswa menyikapinya secara berbeda-beda,
mungkin menerima dengan baik atau sebaliknya. Agar semua siswa dapat
menerima dengan baik maka perlu adanya inovasi dalam pembelajaran
tersebut.
Pembelajaran merupakan segala usaha yang dilakukan seorang guru agar
terjadi belajar pada diri siswanya. Sedangkan belajar adalah proses perubahan
perilaku yang muncul karena pengalaman dan dapat diamati melalui proses
pembelajaran, tujuan yang ingin dicapai, keteguhan, dan konsistensi terhadap
sesuatu. Perubahan perilaku inilah yang menjadi salah satu indikator
keberhasilan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran.
Dari data yang didapat dalam pembelajaran IPA konsep Kenampakan
benda langit di kelas IV di SDN Cibeuying, miskonsepsi masih serin g
terjadi dalam pembelajaran sehingga tujuan-tujuan pendidikan dalam
materi ini masih banyak yang belum tercapai, tetapi untuk keaktifan
dalam pembelajaran siswa sudah sebagian aktif dalam menjawab
pertanyaan guru. Contohnya ketika guru bertanya tentang rasi bintang,
siswa masih banyak yang menjawab di luar konsep. Kejadian seperti ini
yang di ajarkan, sehingga apa yang di tanyakan oleh guru siswa
menjawabnya secara asal. Contoh lainnya ketika guru menunjukan rasi
bintang kalajengking dalam gambar, siswa banyak yang menjawab rasi
bintang singa, gajah, monyet dan lain lain. Ketika dilakukan evaluasi
tentang bab Kenampakan Bumi dan Benda langit dari 22 siswa kelas IV
SDN Cibeunying hanya 13 orang yang memenuhi KKM. Atau hampir
40% siswa belum memenuhi KKM, atas dasar inilah maka diambil
treatment untuk meningkatkan hasil belajar dan keterampilan kerjasama
siswa adapun model yang diambil yaitu model Team Game Tournament
(TGT).
Teams games tournament (TGT) menurut Suarjana (2000:10) dalam
Istiqomah (2006) dapat meningkatkan hasil belajar sehingga diharapkan dalam
pelaksanaannya selain dapat meningkatkan hasil belajar kognitif, model
ini juga dapat meningkatkan sikap kerjasama siswa dan dapat membuat
pembelajaran yang menyenangkan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana penerapan Model Kooperatif
Tipe Team Game Tournament (TGT) pada materi kenampakan benda langit
untuk meningkatkan hasil belajar siswa?
Berdasarkan rumusan masalah di atas, permasalahan penelitian dapat
dijabarkan menjadi pertanyaan-pertanyaan penelitian berikut:
1. Bagaimana perencanaan pembelajaran model teams games tournament
pada mata pelajaran IPA materi pokok kenampakan benda langit di kelas
IV SDN Cibeunying?
2. Bagaimanakah pelaksanaan model teams games tournament pada
pembelajaran IPA materi pokok kenampakan benda langit di kelas IV
4
Syaeful Maulana Akhmad, 2014
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Game Tournament Unt Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Ipa Materi Kenampakan Benda Langit
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Seberapa besar peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA
materi kenampakan benda langit siswa kelas IV SDN Cibeunying dengan
menerapkan model teams games tournament?
C. Tujuan Penelitian
Beranjak dari pemaparan latar belakang masalah yang dijabarkan diatas,
tujuan dari penelitian ini, adalah :
1. Mengetahui perencanaan model teams games tournament pada
pembelajaran IPA tentang kenampakan benda langit di kelas IV SDN
Cibeunying.
2. Mengetahui penerapan model teams games tournament pada
pembelajaran IPA tentang kenampakan benda langit di kelas IV SDN
Cibeunying.
3. Mengetahui peningkatan hasil belajar kenampakan benda langit siswa
kelas IV SDN Cibeunying pada pembelajaran IPA dengan menggunakan
model teams games tournament.
D. Manfaat Penelitian
Hasil dari pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini akan banyak
memberikan masukan dan manfaat yang berarti bagi perseorangan dan
ataupun institusi, seperti di bawah ini.
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi pada peningkatan
aktivitas dan hasil belajar IPA di Kelas IV SDN Cibeunying secara
nyata, dan memperkaya wawasan mengenai pendidikan yang
berhubungan dengan proses pembelajaran IPA khususnya pada materi
Kenampakan benda langit.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai
pihak, yaitu:
a. Bagi Pendidik
Dengan dilaksanakannya Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini
pendidik memperoleh wawasan dalam memilih dan menggunakan
alternatif pembelajaran yang tepat dalam menyampaikan materi dalam
mata pelajaran IPA, khususnya dalam materi kenampakan benda
langit, sehingga dapat memperbaiki proses pembelajaran, dan
mengembangkan profesionalisme kependidikannya.
Selain itu dapat ikut serta belajar melakukan PTK dalam rangka
proses kenaikan tingkat di kemudian hari.
b. Bagi Siswa
Hasil penelitian ini dapat meningkatkan minat belajar siswa pada
pelajaran IPA materi Bumi Dan Alam Semesta, meningkatkan
aktivitas belajar di kelas, dan menekankan pada pembelajaran yang
bermakna sehingga siswa menyenangi belajar IPA.
c. Bagi Sekolah Dasar
Hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan yang baik bagi
sekolah itu sendiri dalam rangka perbaikan pembelajaran IPA.
Sehingga apa yang menjadi tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan
baik.
d. Bagi pihak lain yang berkepentingan
PTK ini merupakan sumbangan pemikiran dalam rangka mencari
alternatif strategi media pembelajaran yang akan digunakan untuk
meningkatkan mutu pendidikan sesuai dengan tujuan pendidikan
6
Syaeful Maulana Akhmad, 2014
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Game Tournament Unt Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Ipa Materi Kenampakan Benda Langit
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu E. Pembatasan Masalah
Dari diidentifikasi masalah yang terpapar di atas diperoleh gambaran
permasalahan yang begitu luas. Namun menyadari adanya keterbatasan waktu
dan kemampuan, maka penulis memandang perlu memberi batasan masalah
secara jelas dan terfokus.
Selanjutnya masalah yang menjadi obyek penelitian dibatasi hanya pada
analisis pengaruh model pembelajaran teams games tournament dalam
Peningkatan hasil belajar. Pembatasan masalah ini mengandung konsep
sebagai berikut :
1. Model teams games tournament adalah model pembelajaran yang
dilakukan dengan cara mengelompok siswa menjadi 5 kelompok yang
terbagi dalam kelompok pembaca, penantang1, penantang2, penantang3
dan penantang4.
2. Hasil belajar adalah kemampuan siswa dalam menjawab soal soal yang
diberikan oleh guru dan peningkatan keterampilan kerjasama .
F. Definisi Operasional
1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Game Tournament
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Game Tournament adalah
model pembelajaran yang dilakukan dengan cara mengelompokan siswa
menjadi kelompok secara heterogen berdasarkan kemampuan dan jenis
kelamin, lalu setiap siswa menjawab pertanyaan seperti kuis untuk
menjawab soal soal yang diberikan oleh guru, pada model pembelajaran
ini siswa dibagi pada kelompok pembaca, penantang1, penantang2,
penantang3 dan penantang 4.
Kelompok pembaca ini bertugas sebagai pembaca pertanyaan dan
kelompok penantang1 bertugas untuk menyetujui jawaban kelompok
kelompok penantang2 sampai kelompok penantang terakhir. Tujuan utama
model pembelajaran teams games tournament adalah memacu siswa agar
lebih kerjasama dan membantu satu sama lain untuk menguasai materi
yang diajarkan oleh guru.
Model teams games tournament ini dibagi dalam 3 tahap
pembelajaran yaitu: (1) guru membagi kelompok secara heterogen yaitu
pembagian secara jenis kelamin dan kemampuan siswa (teams) (2) guru
memberikan kuis kepada setiap kelompok (games) (3) guru menilai setiap
jawaban benar yang di berikan siswa sampai didapatkan satu kelompok
yang menang (tournament)
2. Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar dalam penelitian ini terdiri dari dua aspek yaitu aspek
kognitif dan keterampilan kerjasama.berikut ini penjelasannya:
a. Hasil belajar kognitif berupa kemampuan siswa menjawab soal-soal
yang di berikan pada awal pembelajaran (pretest) dan akhir
pembelajaran (postest), soal tes ini sudah didasarkan pada indikator
yang telah ditentukan sehingga dapat terlihat peningkatan hasil belajar
siswa. Bentuk instrument tes berupa lembar soal yang yang harus diisi
oleh siswa.
b. Hasil belajar kemampuan keterampilan kerjasama siswa yang
dimaksud adalah peningkatan kerjasama setiap siswa, yang dijaring
melalui observasi menggunakan lembar kemampuan kerjasama
dengan indikator face to face promotive interaction dengan sub
indikator saling membantu secara efektif dan efisien yang selanjutnya
disebut sebagai keaktifan dan indikator personal responsibility yang
selanjutnya disebut kerjasama dalam diskusi. Bentuk instrument tes
8
Syaeful Maulana Akhmad, 2014
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Game Tournament Unt Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Ipa Materi Kenampakan Benda Langit
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu G. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan, peneliti berhipotesa
bahwa penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games
Tournament(TGT) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
IPA dalam materi Kenampakan Benda Langit, terlebih dengan melaksanakan
Model tersebut siswa akan lebih riang dan menyenangkan karena siswa
terlibat langsung dalam pembelajaran yang dibungkus dalam permainan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode Penelitian adalah cara ilmiah untuk memperoleh data dengan tujuan
tertentu. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) atau sering disebut dengan Classroom Action Research.
Ruswandi, dalam Mujono dan Ayi Suherman (2007, hlm.79) mendefinisikan PTK
sebagai berikut:
“Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah suatu bentuk penelitian yang
bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas secara lebih profesional, oleh karena itu PTK terkait erat dengan persoalan-persoalan praktek pembelajaran sehari-hari yang dihadapi oleh guru.”
Ciri khas dari PTK yaitu dengan adanya siklus-siklus. Dalam tiap siklus
terdiri dari empat tahap, yaitu merencanakan (planning), melakukan tindakan
(acting), mengamati (observing), dan merefleksikannya (reflecting).
Alasan memilih metode ini karena dilihat dari tujuan PTK itu sendiri adalah
untuk meningkatkan mutu atau kualitas proses dan hasil pembelajaran. Metode
penelitian ini dirasa cocok untuk guru yang senantiasa meningkatkan kualitas
pembelajaran dalam rangka meningkatkan profesionalisme guru.Fokus penelitian
tindakan kelas adalah pada siswa atau proses pembelajaran di kelas. Tujuan dari
penelitian tindakan kelas adalah meningkatkan atau perbaikan tehadap kinerja
belajar siswa di sekolah; peningkatan atau perbaikan terhadap mutu proses
pembelajaran; peningkatan atau perbaikan tehadap kualitas penggunaan media,
alat bantu belajar dan sumber belajar lainnya; peningkatan atau perbaikan tehadap
masalah-masalah pendidikan anak di sekolah; dan peningkatan atau perbaikan
Syaeful Maulana Akhmad, 2014
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Game Tournament Unt Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Ipa Materi Kenampakan Benda Langit
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sekolah yang dikemukakan oleh Departemen Pendidikan Nasional pada tahun
2004
Tujuan PTK menurut Suhardjono (2012. hlm. 61) adalah meningkatkan mutu
proses dan hasil pembelajaran, mengatasi masalah pembelajaran, meningkatkan
profesionalisme, dan menumbuhkan budaya akademik. Seperti yang telah
dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari PTK adalah untuk mengatasi masalah
yang ada dalam pembelajaran. masalah utama dalam penelitian ini adalah
bagaimana meningkatan kerjasama siswa dengan menerapkan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournament) dalam
pembelajaran IPA. Tujuan utama dalam penelitian ini adalah perubahan,
perbaikan dan peningkatan pada hasil belajar siswa di kelas.
B. Model Penelitian
Penelitian yang dilakukan adalah jenis kualitatif yaitu penelitian tindakan
kelas.Adapun model PTK yang akanpeneliti adopsi pada penelitian ini adalah
Rancangan Penelitian Tindakan Model Kemmis & McTaggart. Berikut ini adalah
Gambar 3.1 PTK Model Spiral Kemmis Taggart (Arikunto 2012)
Adapun Tahapan yang tedapat dalam PTK model Kemmis dan Mc Taggart,
yaitu:
1. Rancangan Tindakan (Planning)
Rancangan tindakan dijelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana,
oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Dalam tahap
menyusun rancangan ini ditentukan fokus peristiwa atau masalah yang
perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati, dalam hal ini berfokus
pada peningkatan keterampilan kerjasama siswa dalam pembeljaran IPA.
Kemudian membuat berbagai instrument yang diperlukan untuk merekam
fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung.
2. Pelaksanaan Tindakan (Acting)
Dalam tahap ini rancangan penelitian diimplementasikan atau
melaksanakan isi, pelaksanaan tindakan menyangkut apa yang dilakukan
Syaeful Maulana Akhmad, 2014
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Game Tournament Unt Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Ipa Materi Kenampakan Benda Langit
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(Planning). Jenis tindakan yang dilakukan dalam PTK didasarkan pada
pertimbangan teoritik dan empirik agar hasil yang diperoleh berupa
peningkatan kinerja dan hasil belajar diperoleh secara optimal.
3. Pengamatan (Observing)
Pengamatan sebenarnya berjalan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan.
Dalam tahap ini dicatat atau direkam semua hal yang diperlukan dan
terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung, peneliti dan observer
mengamati hasil atau dampak dari tindakan yang diberikan kepada siswa
dalam penelitian. Hasil catatan atau rekaman tersebut dipakai sebagai
bahan dalam analisis dan untuk keperluan refleksi.
4. Refleksi (Reflecting)
Pada dasarnya kegiatan refleksi merupakan kegiatan untuk mengkaji
secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan data yang
telah terkumpul, kemudian dilakukan evaluasi guna menyempurnakan
tindakan berikutnya. Refleksi mencakup analisis, sintesis, dan penilaian
hasil pengamatan atas tindakan yang dilakukan. Jika ditemukan masalah
maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus berikutnya hingga
permasalahan dapat teratasi.
C. Subjek Penelitian
Sasaran penelitian pada penelitian ini adalah siswa kelas IV (empat) SDN
Cibeunying yang terdiri dari dua puluh empat (24) orang siswa, 10 orang terdiri
dari siswa laki-laki dan 14 orang terdiri dari siswa perempuan.
D. Tempat dan Waktu Penelitian
Peneliti melakukan kegiatan penelitian di SDN Cibeunying yang berlokasi di
Jl. Cibeunying Ds. Cibodas Kab Bandung Barat pada semester genap Tahun
E. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas IV
terhadap materi kenampakan benda langit dengan menggunakan model siklus
belajar. Menurut Kemmis dan Mc. Taggart (Aqib, 2006: 22) tahap penelitian
tindakan kelas terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan
refleksidalam setiap tindakan, dengan berpatokan pada refleksi awal. Tahap
tindakan penelitian yang akan dilaksanakan dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Perencanaan (planing)
a. Permintaan izin dari Kepala Sekolah Sekolah Dasar Negeri Cibeunying.
b. Observasi dan wawancara
Kegiatan observasi dan wawancara dilakukan untuk mendapatkan gambaran awal
mengenai kondisi dan situasi Sekolah Dasar Negeri Cibeunying secara
keseluruhan, terutama siswa kelas IV yang akan dijadikan sebagai subyek
penelitian.
c. Identifikasi permasalahan
Kegiatan ini dilakukan mulai dari:
1) Melakukan kajian terhadap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
tahun 2006, buku sumber kelas IV, pembelajaran IPA dan model-model
pembelajaran IPA.
2) Menentukan model pembelajaran yang relevan dengan karakteristik siswa,
bahan ajar dan proses belajar mengajar yang sedang berlangsung pada
pembelajaran IPA. Dalam hal ini peneliti memilih menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament karena dilihat dari
karakteristiknya model pembelajaran ini di kembangkan untuk meningkatkan
kerjasama siswa dalam pembelajaran
3) Merumuskan rencana pembelajaran (RPP) pada pembelajaran IPA dengan
model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT)
4) Menyusun atau menetapkan teknik pemantauan pada setiap tahap penelitian.
Syaeful Maulana Akhmad, 2014
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Game Tournament Unt Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Ipa Materi Kenampakan Benda Langit
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pelaksanaan penelitian disesuaikan dengan rencana yang telah dibuat
sebelumnya. Pelaksanaan tindakan terdiri dari proses atau kegiatan belajar
mengajar.
Sebelum melakukan kegiatan pelaksanaan, dilakukan persiapan
perencanaan diantaranya sebagai berikut :
a. Siklus I 1) Perencanaan
a) Wawancara keadaan kelas dan siswa kepada guru.
b) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan langkah-langkah
pembelajaran yang sesuia dengan model pembelajaran kooperatif tipe teams
games tournament.
c) Membuat format penilaian RPP untuk observer, hal ini ditujukan untuk
mengukur sejauh mana perencanaan pelaksanaan pembelajaran di rencanakan
dengan baik atau tidak.
d) Pembuatan media pembelajaran.
e) Membuat lembar observasi untuk mengukur keterampilan kerjasama siswa
dalam pembelajaran.
f) Membuat lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran dengan model
pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament.
g) Membuat lembar wawancara untuk siswa.
2) Pelaksanaan
Pelaksanaan penelitian dilakukan berdasarkan dengan rencana yang telah
dibuat sebelumnya (RPP). Pelaksanaan tindakan terdiri dari proses atau
kegiatan belajar mengajar dengan alokasi waktu selama 4 jam pelajaran yaitu
4 x 35 menit dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe teams
games tournament dengan langkah lngkah pembelajran sebagai berikut.
a) Siswa dibagi ke dalam 5 kelompok heterogen, dimana setiap kelompoknya
b) Guru (peneliti) menyampaikan materi pelajaran dan topik diskusi yang akan
didiskusikan dalam pembelajaran.
c) Setiap kelompok diberikan waktu untuk berdiskusi dengan kelompoknya
tentang materi yang telah di ajarkan
d) Siswa dibimbing oleh guru untuk berdiskusi dan tanya jawab dalam kelompok
dan mengarahkan siswa yang berkemampuan lebih (pandai) untuk
menjelaskan kepada anggota kelompok lainnya.
e) Selama proses diskusi kelompok guru (peneliti) dan observer mengobservasi
keterampilan kerjasama siswa dalam kelompok.
f) Guru memberikan kuis tentang kenampakan matahari dan rasi bintang.
g) Kelompok siswa yang memperoleh nilai tertinggi diberikan Star Reward atau
penghargaan.
h) Observer mengobservasi keterlaksanaan langkah-langkah pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe teams games
tournament
1) Siklus II
Seperti halnya pada siklus pertama, siklus kedua ini juga terdiri dari empat
tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
1) Perencanaan (Planning)
Peneliti membuat perencanaan pembelajaran berdasarkan hasil refleksi
pada siklus pertama.
2) Pelaksanaan (Acting)
Pelaksanaan penelitian dilakukan berdasarkan dengan rencana yang telah
dibuat sebelumnya (RPP). Pelaksanaan tindakan terdiri dari proses atau
kegiatan belajar mengajar dengan alokasi waktu selama 3 x 35 menit dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament
dengan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut.
a) Siswa dibagi ke dalam 5 kelompok heterogen, dimana setiap kelompoknya
Syaeful Maulana Akhmad, 2014
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Game Tournament Unt Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Ipa Materi Kenampakan Benda Langit
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b) Guru (peneliti) menyampaikan materi pelajaran dan topik diskusi yang akan
didiskusikan dalam pembelajaran.
c) Setiap kelompok diberikan waktu untuk berdiskusi dengan kelompoknya
tentang materi yang telah di ajarkan
d) Siswa dibimbing oleh guru untuk berdiskusi dan tanya jawab dalam kelompok
dan mengarahkan siswa yang berkemampuan lebih (pandai) untuk
menjelaskan kepada anggota kelompok lainnya.
e) Selama proses diskusi kelompok guru (peneliti) dan observer mengobservasi
keterampilan kerjasama siswa dalam kelompok.
f) Guru memberikan kuis tentang fase bulan dan penanggalan kalender.
g) Kelompok siswa yang memperoleh nilai tertinggi diberikan Star Reward atau
penghargaan.
h) Observer mengobservasi keterlaksanaan langkah-langkah pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe teams games
tournament
3) Pengamatan (Observation)
Observasi di siklus II sama halnya dengan observasi yang dilakuakn pada
siklus I. Pengamatan atau observasi dilakukan selama proses pembelajaran
dari awal sampai akhir dari pembelajaran. Terdapat dua jenis observasi yang
dilakukan dalam penelitian ini yakni observasi dalam mengukur aktivitas
kerjasama siswa dalam kelompok dan observasi aktivitas guru dalam
melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe teams games tournament yang tertuang dalam lembar
observasi.
4) Refleksi (Reflecting)
Peneliti menganalisis dan mengevaluasi dari data yang di peloleh saat
proses pembeljaran berlangsung, field notes peneliti selama proses
wawancara siswa. Hasil keseluruhan data pada siklus II dijadikan kesimpulan
seberapa besar peningkatan atau perkembangan keterampilan kerjasama siswa
kelas IV SDN Cibeunying dari siklus I dan II sehingga dapat diketahui
kelebihan dan kekurangan pada siklus II, penelitian pada siklus pertama
dianggap berhasil apabila Sebagian besar 80% dari siswa dapat bekerjasama
dengan baik sesuai ketuntasan belajaran yang terdapat pada kurikulum KTSP
2006.
F. Instrumen Penelitian
Instrument penelitian dalam penelitian ada dua hal yaitu tes dan nontest
(observasi, dokumentasi dan wawancara).
a. Tes
Tes adalah salah satu cara untuk dapat memperoleh data dalam penelitian,
menurut Nana Sudjana (2012, hlm.35) menyatakan bahwa, “tes pada
umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa,
terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan
pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran”. Teknik ini
dilakukan untuk mendapatkan data hasil belajar siswa dengan menggunakan
butir-butir soal/instrumen soal yang mengukur hasil belajar siswa secara
kognitif sesuai dengan materi kenampakan benda langit yang diteliti secara
individu atau kelompok.
b. Nontes
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini tidak hanya berupa tes yang
berbentuk uraian ataupun tes objektif, tetapi dilakukan juga penilaian nontes
yaitu sebagai berikut.
1) Lembar Observasi Kerjasama
Melalui kegiatan observasi ini dapat memperoleh data kerjasama antar
siswa dan data ini digunakan untuk melihat peningkatan kerjasama setiap
Syaeful Maulana Akhmad, 2014
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Game Tournament Unt Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Ipa Materi Kenampakan Benda Langit
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dokumentasi adalah sebuah gambaran atau bukti kongkrit yang terjadi
dari setiap pelaksanaan penelitian. Dengan adanya dokumentasi, peneliti
memiliki gambaran untuk membuat laporan penelitian dan dapat melihat bukti
secara berulang-ulang jika diperlukan
3) Pedoman Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data kualitatif dengan
menggunakan instrumen pedoman wawancara. Dalam penelitian ini alat yang
digunakan dalam mewanwancara siswa dan observer adalah lembar
wawancara.
G. TeknikAnalisis Data
1. Kualitatif
Setelah melaksanakan penelitian, data – data yang terkumpul kemudian
diolah dan dianalisis agar mendapatkan kesimpulan yang utuh dan
menyeluruh.
Teknik analisis yang digunakan merupakan teknik analisis kualitatif
digunakan pada data hasil observasi, wawancara dan angket dengan
triangulasi. Triangulasi berdasarkan tiga sudut pandang, yakni sudut pandang
guru sebagai peneliti, sudut pandang siswa dan sudut pandang mitra peneliti
yang melakukan pengamatan (Kunandar, 2008: 108).
a. Analisis Pengukuran persentase keterlaksanaan Pembelajaran
Dalam lembar keterlaksanaan pembelajaran terdapat 14 poin yang harus
dilaksanakan maka penghitungan dapat dilakukan dengan:
PKP =
Keterangan :
%KK = ∑
X : Jumlah langkah-langkah pembeljaran yang terlaksana
Y : Jumlah seluruh Langkah-langkah pembelajaran
Bila keterlaksanaan pembelajaran ≥ 70, maka dikategorikan “baik”. Bila keterlaksanaan pembelajaran < 70, maka dinyatakan “Kurang”.
b. Berikut ini adalah cara untuk menganalisis Persentase keterampilan
kerjasama siswa
Dalam mengukur persentase keterampilan kerjasama terdapat 2 aspek
yang dihitung yaitu keaktifan dan kerjasama dalam diskusi, dalam lembar
observasi ini mempunyai skor maksimal 6 maka hasil dalam observasi ini
dapat di hitung dengan cara:
Keterangan :
% KK : presentase dari keterampilan kerjasama siswa
∑x : total skor dari keseluruhan aspek kerjasama siswa
y : skor maksimal aspek kerjasama siswa (6)
Bila persentase keterampilan kerjasama siswa ≥ 70, maka dikategorikan
“baik”.
Bila persentase keterampilan kerjasma siswa < 70, maka dinyatakan
“Kurang” dan harus dilaksanakan siklus kembali.
2. Kuantitatif
Data kuantitatif diperoleh dari tes tulis siswa mengenai pembelajaran IPA
materi mengenal tokoh pahlawan pejuang kemerdekaan Indonesia. Setelah
Syaeful Maulana Akhmad, 2014
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Game Tournament Unt Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Ipa Materi Kenampakan Benda Langit
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Penyekoran hasil tes.
b. Menghitung nilai rata-rata kelas, dengan rumus: (Purwanto, dalam
Nurlela, 2011:41)
X = ∑
∑
Ket:
�= nilai rata − rata
Σ� = jumlah semua nilai siswa
Σ� = jumlah siswa
Bila rata-rata siswa ≥ 75, maka dikategorikan “baik”.
Bila rata-rata siswa < 70, maka dinyatakan “Kurang” dan harus
dilaksanakan siklus kembali.
c. Menghitung persentase ketuntasan belajar secara klasikal (Nurlela,
2011:41)
TB = ∑ x 100% Ket:
TB = Ketuntasan Belajar
ΣS ≥ 65 = Jumlah siswa yang mendapat nilai ≥ 65
n = banyak siswa
100 = bilangan tetap
Bila persentase hasil belajar siswa ≥ 80, maka dikategorikan “baik”. Bila persentase hasil belajar siswa < 70, maka dinyatakan “Kurang” dan
89
Syaeful Maulana Akhmad, 2014
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Game Tournament Unt Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Ipa Materi Kenampakan Benda Langit
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai penerapan model
untuk meningkatkan hasil belajar kenampakan benda langit pada mata pelajaran
IPA kelas IV di SD Negeri Cibeunying Lembang dapat disimpulkan bahwa:
Pada tahap pelaksanaan penerapan model Teams Games Tournament dibagi dalam
beberapa langkah. Berikut ini langkah-langkahnya :
1. Perencanaan penerapan model teams games tournament pada pembelajaran
IPA materi pokok kenampakan benda langit di kelas IV SDN Cibeunying
ditempuh dengan melakukan wawancara keadaan kelas dan siswa kepada guru
wali kelas lalu membuat rencana pelakasanaan pembelajaran (RPP)
pembelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
teams games tournament yang disusun berdasarkan standar kompetensi (SK),
kompetensi dasar (KD), indikator, tujuan pembelajaran, materi pokok, alokasi
waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, media dan sumber
belajar serta penilaian. Dalam perencanaan siklus 1 dan II dinilai direncanakan
dengan baik untuk perencanaan siklus II mengalami perubahan atas dasar hasil
refleksi pada siklus I yaitu dalam penambahan media pembelajaran (gambar
dan handout materi) dan pengkondisian tempat duduk
2. Pelaksanaan pembelajaran IPA menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe TGT (Teams Games Tournament) dalam penelitian ini dilaksankan
dengan baik dan sesuai dengan rencana yang telah disusun sebelumya
walaupun pada siklus I pelaksanaan kurang begitu optimal karena pada
kegitan pembelajaran awal peneliti tidak melakukan apersepsi dan tidak
menyampaikan tujuan pembelajaran. Namun pada pelaksanaan siklus II
langkah pembelajaran yang terlewat dan menurut observer pada saat peneltian
berlangsung dengan dengan baik. Jika dilihat dari penerapan langkah-langkah
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran STAD, semua
langkah-langkah pembelajaran STAD terlaksana dengan baik.
3. Peningkatan hasil belajar siswa setelah penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) dalam pembelajaran IPA
bisa disimpulkan meningkat berdasarkan hasil observasi, wawancara siswa
dan guru. Hal ini terlihat pada hasil observasi prasiklus penelitian persentase
hasil siswa dipersentasekan sebesar 59,91%. Kemudian saat pelaksanaan
siklus I pembelajaran direncanakan dan dilaksanakan dengan menggunakan
model pembelajaran TGT persentase hasil belajar siswa pada siklus I sebesar
72.27% meningkat 12.32% dari prasiklus sebelum menggunakan model
pembelajaran TGT, sedangkan dalam hal keterampilan kerjasama pada siklus
1 ini mendapatkan data bahwa keterampilan kerjasama siswa adalah 72%.
Pada pelaksanaan siklus II, persentase hasil belajar siswa pada siklus II adalah
sebesar 77.72% atau meningkat 5.45% dari hasil pada siklus I dan pada siklus
kedua mendapatkan data hasil keterampilan kerjasama sebesar 77%.
Peningkatan persentase hasil belajar siswa dari mulai prasiklus, siklus I dan
siklus II menandakan bahwa penggunaan model pembeljaran kooperatif tipe
TGT dapat meningkatkan hasil belajar dan keterampilan kerjasama siswa
secara optimal dalam pembelajaran IPA.
B. Rekomendasi
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai penerapan model
teams games tournament untuk meningkatkan hasil belajar kenampakan benda
langit pada mata pelajaran IPA kelas IV di SD Negeri Cibeunyng Lembang,
peneliti merekomendasikan hal-hal berikut:
1. Bagi sekolah, sekolah harus lebih memfasilitasi siswa dengan sarana dan
prasarana yang cukup agar dalam proses pembelajaran, kamampuan siswa
91
Syaeful Maulana Akhmad, 2014
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Game Tournament Unt Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Ipa Materi Kenampakan Benda Langit
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dengan guru meningkatkan proses pembelajaran, baik dengan metode, media
dan yang lainnya, agar ketuntasan belajar siswa bisa tercapai.
2. Bagi guru, yang akan menerapkan model teams games tournament dalam
pembelajaran IPA, perlu memperhatikan beberapa hal, diantaranya : (a)
mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam games dengan
lengkap. (b) membentuk kelompok secara heterogen dilihat dari tingkat
kognitif. Tujuannya agar siswa yang tingkat kognitifnya tinggi mampu
menjadi tutor sebaya dalam kelompoknya atau paling tidak bisa mendorong
temanya untuk ikut serta dalam games; (c) membimbing dan mengarahkan
siswa dalam melakukan teams games tournament; dan (d) mengoptimalkan
diskusi untuk membahas hasil games.
3. Bagi peneliti berikutnya, yang ingin menerapkan model teams games
tournament diharapkan untuk menerapkannya pada konsep-konsep IPA yang
lainnya. Tujuannya adalah untuk membuktikan bahwa model teams games
tournament adalah model yang efektif untuk digunakan dalam pembelajaran
terutama untuk ilmu-ilmu yang bersifat empiris atau dapat diamati. Namun
perlu juga diperhatikan kesesuaian antara mata pelajaran dengan model teams
DAFTAR PUSTAKA
1. Buku
Arikunto, S., Suhardjono., & Supardi. (2012). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:
Bumi Aksara.
Bahri, Syaiful & Zain. (1995). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
Jakarta : Depdiknas.
Depdiknas. (2003). Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Sekolah Dasar. Jakarta : Depdiknas
---. (2006b). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 tahun 2006 tentang Standar isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdiknas.
---. (2004). Kurikulum 2004 Kerangka dasar. Jakarta : Depdiknas
Dimyati dan Mudjiono. (2002). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah. (2008). Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta
Istiqomah. (2006). Pembelajaran Teams Game Tournament. Jakarta : Raja Grafindo Persada
Johnson, D. W., Johnson, R. T. dan Holubec, E. J. (2013). Colaborative Laerning Strategi Pembelajaran Untuk Sukses Bersama. Jakarta : Gramedia
Kunandar. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Nasution, S. (2009).Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara.
Syaeful Maulana Akhmad, 2014
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Game Tournament Unt Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Ipa Materi Kenampakan Benda Langit
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Purnomo. (2012). Bukan Guru Asal Ngajar. Yogyakarta: PT. Gava Media
Nasution, S. (2009).Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara.
Purwanto, M.N. (1994). Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Roestiyah N.K. (2008), Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta
Ruswandi, Mujono dan Ayi Suherman. (2007). Metode Penelitian Pendidikan Sekolah Dasar. Bandung: UPI Press.
Ruswandi, Mujono dan Ayi Suherman.(2007). Metode Penelitian Pendidikan Sekolah Dasar. Bandung: UPI Press.
Suryosubroto, B. (2002). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. (1995).
Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi Kedua). Jakarta: Balai Pustaka.
2. Web
Abidin, M. Z. (2010). Taksonomi Bloom, Konsep dan Implikasinya bagi
Pendidikan Matematika. [Online] Tersedia
http://www.masbied.com/2010/03/20/taksonomi-bloom-konsep-dan-implikasinya-bagi-pendidikan-matematika/. [04 April 2014]
Amaliyanti. (2013). Pemahaman Siswa dalam Proses Belajar. [Online]. Tersedia: http://cirukem.org/pendidikan-cirukem/penelitian/.[6 Maret 2014].
Chandera, Chan. “Beberapa Pegertian Hasil Belajar Menurut Para ahli” [Online]
Tersedia: http://misterchand89.blogspot.com/ [13 Maret 2014]
Mlarik. (2013, Februari). “Definisi belajar” [Online] Tersedia: http://www.mlarik.com [13 Maret 2014]
Nurhadi (2012, Agustus). “manfaat pembelajaran kooperatif”
DAFTAR PUSTAKA
1. Buku
Arikunto, S., Suhardjono., & Supardi. (2012). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:
Bumi Aksara.
Bahri, Syaiful & Zain. (1995). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
Jakarta : Depdiknas.
Depdiknas. (2003). Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Sekolah Dasar. Jakarta : Depdiknas
---. (2006b). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 tahun 2006 tentang Standar isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdiknas.
---. (2004). Kurikulum 2004 Kerangka dasar. Jakarta : Depdiknas
Dimyati dan Mudjiono. (2002). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah. (2008). Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta
Istiqomah. (2006). Pembelajaran Teams Game Tournament. Jakarta : Raja Grafindo Persada
Johnson, D. W., Johnson, R. T. dan Holubec, E. J. (2013). Colaborative Laerning Strategi Pembelajaran Untuk Sukses Bersama. Jakarta : Gramedia
Kunandar. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Nasution, S. (2009).Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara.
Syaeful Maulana Akhmad, 2014
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Game Tournament Unt Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Ipa Materi Kenampakan Benda Langit
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Purnomo. (2012). Bukan Guru Asal Ngajar. Yogyakarta: PT. Gava Media
Nasution, S. (2009).Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara.
Purwanto, M.N. (1994). Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Roestiyah N.K. (2008), Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta
Ruswandi, Mujono dan Ayi Suherman. (2007). Metode Penelitian Pendidikan Sekolah Dasar. Bandung: UPI Press.
Ruswandi, Mujono dan Ayi Suherman.(2007). Metode Penelitian Pendidikan Sekolah Dasar. Bandung: UPI Press.
Suryosubroto, B. (2002). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. (1995).
Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi Kedua). Jakarta: Balai Pustaka.
2. Web
Abidin, M. Z. (2010). Taksonomi Bloom, Konsep dan Implikasinya bagi
Pendidikan Matematika. [Online] Tersedia
http://www.masbied.com/2010/03/20/taksonomi-bloom-konsep-dan-implikasinya-bagi-pendidikan-matematika/. [04 April 2014]
Amaliyanti. (2013). Pemahaman Siswa dalam Proses Belajar. [Online]. Tersedia: http://cirukem.org/pendidikan-cirukem/penelitian/.[6 Maret 2014].
Chandera, Chan. “Beberapa Pegertian Hasil Belajar Menurut Para ahli” [Online]
Tersedia: http://misterchand89.blogspot.com/ [13 Maret 2014]
Mlarik. (2013, Februari). “Definisi belajar” [Online]
Tersedia: http://www.mlarik.com [13 Maret 2014]
Nurhadi (2012, Agustus). “manfaat pembelajaran kooperatif”