ABSTRAK
PERANAN PEMERIKSAAN INTERN DALAM MENINGKATKAN KEEFEKTIFAN PENGENDALIAN INTERN ATAS PERSEDIAAN PADA
CV KARYA INDAH EMBROIDERY
Dalam setiap perusahaan baik perusahaan manufaktur maupun perusahaan dagang pasti memiliki persediaan. Persediaan pada perusahaan merupakan aktiva yang bernilai besar dan juga rentan untuk diselewengkan, karena jika terjadi penyelewengan yang bernilai material terhadap persediaan maka hal tersebut akan dapat mengakibatkan kerugian bagi perusahaan. Oleh karena itu diperlukannya suatu pemeriksaan intern yang memadai untuk meminimalkan terjadinya penyelewengan terhadap aktiva perusahaan yang berupa persediaan.
Objek penelitian dari pemeriksaan intern yang dilakukan oleh penulis adalah CV Karya Indah Embroidery, yang bergerak di bidang jasa bordir (embroidery). Penulis dalam melakukan penelitiannya membatasi ruang lingkupnya hanya pada persediaan. Persediaan pada perusahaan berupa benang dan aksesoris bordir, seperti payet, renda dan pita. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pemeriksaan intern yang memadai pada perusahaan tersebut akan meningkatkan keefektifan pengendalian intern atas persediaan juga.
Adapun penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif. Dalam mengumpulkan data penulis menggunakan berbagai langkah pendekatan, antara lain untuk pendekatan primer data dikumpulkan melalui penelitian lapangan dengan melakukan pengamatan, wawancara dan kuesioner. Sedangkan data sekunder diperoleh dengan cara membaca dan mempelajari buku-buku kepustakaan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
Tahap pemeriksaan intern yang dilakukan oleh penulis yaitu tahap persiapan, tahap pendahuluan dan tahap pemeriksaan mendalam. Hal-hal yang dilakukan pada tahap-tahap ini diantaranya adalah melakukan pembicaraan dengan objek yang akan diperiksa, pengamatan fisik, mencari data tertulis, wawancara dengan manajemen, melakukan analisis.
Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan penulis menggunakan statistik dengan metode korelasi spearman maka hipotesa yang diajukan penulis sebagai berikut “Pemeriksaan intern yang memadai akan meningkatkan keefektifan pengendalian intern atas persediaan” dapat diterima. Maka dari itu pemeriksaan intern pada CV Karya Indah Embroidery menunjang peningkatkan keefektifan pengendalian intern persediaan pada perusahaan tersebut.
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK...i
KATA PENGANTAR...ii
DAFTAR ISI...vi
DAFTAR TABEL...ix
DAFTAR LAMPIRAN...x
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah………1
1.2.Identifikasi Masalah………..4
1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian……….5
1.4.Kegunaan Penelitian………..5
1.5.Rerangka Pemikiran………..6
1.6.Metodologi Penelitian ………12
1.7.Lokasi dan Waktu Penelitian………..13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pemeriksaan Intern……….14
2.1.1. Pengertian Pemeriksaan Intern...14
2.1.2. Fungsi dan Tanggung Jawab Pemeriksaan Intern...16
2.1.3. Tujuan dan Ruang Lingkup Pemeriksaan Intern...19
2.1.4. Independensi Pemeriksaan Intern...20
2.1.5. Pelaksanaan Pemeriksaan Intern...21
2.1.6. Program dan Laporan Pemeriksaan Intern...24
2.1.7. Kriteria Pemeriksaan Intern yang Memadai...27
2.2. Pengendalian Intern...29
2.2.1. Pengertian Pengendalian Intern...29
2.2.2. Unsur-unsur Pengendalian Intern...30
2.2.3. Tujuan Pengendalian Intern...36
2.2.4. Keterbatasan Pengendalian Intern...38
2.3. Persediaan...38
2.3.1. Pengertian Persediaan...39
2.3.2. Peran Penting Persediaan...40
2.3.3. Metode Pencatatan Persediaan...41
2.3.4. Metode Penilaian Persediaan...42
2.4. Pengendalian Intern Persediaan...43
2.5. Peranan Pemeriksaan Intern Terhadap Persediaan...44
2.6. Pengertian Efisiensi dan Efektivitas...44
2.7.Peranan Pemeriksaan Intern dalam Meningkatkan Keefektifan Pengendalian Intern atas Persediaan...45
BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian...47
3.1.1. Sejarah Singkat.Perusahaan...47
3.1.2. Struktur Organisasi...48
3.2. Metodologi Penelitian...53
3.2.1. Variabel yang Diteliti...53
3.2.2. Sampel...54
3.2.3. Teknik Pengumpulan Data...54
3.2.4. Metode Pengolahan Data...56
3.2.5. Rancangan Uji Hipotesis...56
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...59
4.1. Hasil Penelitian...59
4.1.1. Aktivitas CV Karya Indah Embroidery...59
4.1.2. Prosedur Pembelian Persediaan pada CV Karya Indah Embroidery...60
4.1.3. Pengendalian Intern Persediaan pada CV Karya Indah Embrodery...61
4.1.3.1. Pelaksanaan Pengendalian Intern Persediaan pada CV Karya Indah Embroidery...61
4.1.4. Pemeriksaan Intern atas Persediaan pada CV Karya Indah Embroidery...65
4.1,4.1. Pelaksanaan Intern atas Persediaan pada CV Karya Indah Embroidery...66
4.2. Hasil Analisis Data dan Pengujian Hipotesis...70
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...74
5.1. Kesimpulan...74
5.2. Saran...77
DAFTAR PUSTAKA...78
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Struktur Organisasi CV Karya Indah Embroidery 80
Lampiran 2 Surat Pengajuan Kuesioner 81
Lampiran 3 Daftar Pertanyaan Kuesioner 82
Lampiran 4 Kartu Pencatatan Persediaan 86
Lampiran 5 Surat Jalan 87
Lampiran 6 Bukti Pengeluaran Kas 88
Lampiran 7 Faktur Pesanan 89
Lampiran 8 Surat Permohonan Penelitian 90
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3-1 Skala Nilai Mutu 57
Tabel 4-1 Hasil Skor Kuesioner 71
Jabatan : Lama bekerja : Keterangan : SS = sangat setuju
S = setuju
RR = ragu-ragu
TS = tidak setuju
STS = sangat tidak setuju
PENGENDALIAN INTERN
No. Pertanyaan SS S RR TS STS
1. Ada catatan-catatan mengenai persediaan
barang-barang.
2. Ditetapkan wewenang garis untuk
mengajukan pembelian barang-barang.
3. Untuk mencegah kecurangan dalam biaya
pengangkutan, harus ada tindakan
pencegahannya.
4. Penerimaan barang-barang dicocokkan
dengan faktur-faktur pembelian atau
order-order pembelian, agar diperoleh
keyakinan bahwa kuantitas barang-barang
yang diterima cocok dengan yang dipesan.
5. Fasilitas pergudangan dibatasi sampai
beberapa petugas yang diberi wewenang,
untuk mencegah pencurian, kecurangan
6. Kartu-kartu persediaan dikerjakan oleh
petugas yang tidak menangani persediaan
barang-barang, untuk mencegah
kecurangan, kecuali jika ada kerja sama
diantara mereka.
7. Sering dilakukannya pemeriksaan fisik
dari barang-barang yang disimpan di
gudang, dicocokkan dengan persediaan
menurut kartu-kartu persediaan untuk
menemukan perbedaannya.
8. Dilakukan pengendalian yang memadai
terhadap persediaan.
9. Fungsi-fungsi pengiriman barang-barang,
pembuatan faktur-faktur dan fungsi kas
dipisahkan satu sama lain untuk
mencegah kecurangan dan pencurian.
10. Dilakukan pencegahan untuk mencegah
pencurian barang-barang di gudang.
11. Pembelian di atas jumlah tertentu diminta
daftar harga dari para penjual. Hal ini
untuk mencegah kerja sama antara
petugas pembelian dan penjual.
12. Adanya penyusunan anggaran-anggaran
pembelian untuk membatasi jumlah
barang yang dapat dibeli.
13. Adanya pembatasan untuk mengawasi
pekerjaan petugas pembelian.
14. Penerimaan barang dicocokkan dengan
order-order pembelian dan faktur-faktur
15. Fungsi pembelian sentralisasi
memberikan tanggung jawab yang lebih
baik dengan prosedur yang rutin untuk
pembelian, pengecekan penerimaan
barang dan pengesahan pembayaran.
16. Adanya pengontrolan dalam pembelian
persediaan.
17. Adanya pemisahan tugas yang jelas antara
bagian pencatatan, peneriomaan dan
pengiriman barang persediaan.
PEMERIKSAAN INTERN
No. Pertanyaan SS S RR TS STS
1. Tanggung jawab untuk pencatatan persediaan
diserahkan pada satu orang.
2. Pengurus persediaan independen dari karyawan
lain.
3. Barang yang keluar atau masuk ke gudang
selalu dicatat.
4. Barang yang keluar dari gudang diperiksa
dahulu kemudian disesuaikan dengan catatan.
5 Petugas yang mencatat dan yang mengotorisasi
barang yang keluar dari gudang dilakukan oleh
orang yang sama.
6. Dilakukan pre-numbered pada
dokumen-dokumen pengambilan atau pembelian
7. Orang yang membeli persediaan juga
merangkap yang mencatat persediaan tersebut.
8. Pembelian persediaan dilakukan ketika barang
persediaan telah habis.
9. Setiap kali melakukan pembelian persediaan
harus diotorisasi terlebih dahulu.
10. Setiap kali membeli persediaan dalam jumlah
yang berbeda.
11. Diperlukannya batasan jumlah tertentu, dimana
persediaan harus ditambah lagi.
12. Jumlah barang yang dibeli disesuaikan dengan
jumlah barang yang ditulis di faktur pembelian.
13. Kepala gudang melakukan tugas membeli,
mencatat dan mengotorisasi barang yang keluar
atau masuk ke gudang.
14. Setiap barang yang masuk atau keluar dari
gudang ada surat pengantarnya.
15. Dokumen-dokumen tetap disimpan setelah
diotorisasi.
16. Kartu catatan jumlah persediaan dipegang oleh
orang yang sama dengan yang mengotorisasi
dokumen-dokumen.
17. Terdapat pengecekan atas kebenaran
(ketepatan) jumlah perkalian, penjumlahan,
STRUKTUR ORGANISASI CV. KARYA INDAH EMBROIDERY
KOMISARIS
DIREKTUR UTAMA AUDITOR
MANAGER MANAGER PERSONALIA MANAGER
PRODUKSI
MANAGER MARKETING
KEPALA PRODUKSI
KEPALA ADMINISTRASI
EKSPEDISI
MARKETING
FOLLOW UP
FOLLOW UP
Bandung, Juni 2006
Hal: Permohonan Pengisian Kuesioner
Kepada Yth.
Bapak Pimpinan CV Karya Indah Embroidery
Jl. Peta No. 99
Bandung
Dengan hormat,
Saya mahasiswi semester akhir Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi
Universitas Kristen Maranatha, dalam rangka penulisan skripsi bermaksud
mendapatkan data untuk penelitian ilmiah di CV Karya Indah Embroidery,
Bandung dengan judul penelitian :
“PERANAN PEMERIKSAAN INTERN DALAM MENINGKATKAN
KEEFEKTIFAN PENGENDALIAN INTERN ATAS PERSEDIAAN”
Sehubungan dengan ini saya memohon kesediaan Bapak untuk mengisi
daftar pertanyaan (kuesioner) yang terlampir. Keberhasilan penelitian sangat
tergantung pada kesediaan Bapak dalam memberikan informasi yang saya
perlukan.
Demikianlah permohonan saya, atas kesediaan Bapak untuk mengisi daftar
pertanyaan ini saya mengucapkan banyak terima kasih.
Mengetahui, Hormat saya,
Santy Setiawan, S.E., M.Si. Dewi Puspa Sari
Hasil Survey
Responden Skor Variabel X Skor Variabel Y
1 60 85
2 60 85
3 65 73
4 57 69
5 56 67
6 58 79
7 65 68
8 65 73
9 58 79
10 85 85
11 60 85
12 60 85
13 57 69
14 57 83
15 62 64
16 57 67
17 60 85
18 57 69
19 78 68
20 65 73
22 57 67
Korelasi untuk two tail. Alpha : 0.05
o Nilai sig yang didapat dari hubungan skor variable X dengan Skor variable
Y adalah : 0.259
Nilai alpha yang ditentukan penulis adalah : 0.05 0.259 > 0.05
Keputusan : terima
Kesimpulan : skor Variabel x berhubungan dengan skor variable y
o Nilai sig yang didapat dari hubungan skor variable Y dengan Skor variable
X adalah : 0.259
0.259 > 0.05 Keputusan : terima
Kesimpulan : skor Variabel Y berhubungan dengan skor variable X
Korelasi untuk two tail. Alpha : 0.05
Nilai sig yang didapat dari hubungan skor variable X dengan Skor variabelY adalah : 0.130
Nilai alpha yang ditentukan penulis adalah : 0.025 0.130>0.025
Keputusan : terima
Kesimpulan : skor Variabel x berhubungan dengan skor variable y
Nilai sig yang didapat dari hubungan skor variable Y dengan Skor variable X adalah : 0.130
Nilai alpha yang ditentukan penulis adalah : 0.025 0.130>0.025
Keputusan : terima
BAB I PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang Masalah
Pada tahun 2005 yang lalu pemerintah Indonesia memutuskan untuk
menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) hampir seratus persen dari harga
semula. Tentu saja hal ini menyebabkan banyak pihak yang merasa keberatan,
kemudian pemerintah memutuskan untuk membagi kenaikan menjadi beberapa
tahap. Pada saat ini kenaikan bahan bakar minyak (BBM) sudah pada tahap
kedua, dan ada kemungkinan pemerintah akan menaikkan lagi, jika hal ini terjadi
maka akan banyak perusahaan yang akan gulung tikar.
Perusahaan-perusahaan yang akan mengalami gulung tikar bukan hanya
perusahaan kecil saja tetapi juga perusahaan-perusahaan besar, terutama
perusahaan yang menggunakan mesin-mesin yang memerlukan BBM. Dampak
dari banyaknya perusahaan-perusahaan yang gulung tikar tentu saja jumlah
pengangguran di Indonesia akan bertambah.
Ternyata selain BBM, pemerintah juga memutuskan untuk menaikan harga
tarif dasar listrik yang cukup besar. Hal ini makin membuat para pengusaha
merasa sangat keberatan karena biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaannya
semakin bertambah besar, padahal seharusnya biaya yang dikeluarkan ditekan
sampai seminimal mungkin agar dapat memperoleh keuntungan semaksimal
mungkin. Tetapi dengan adanya kenaikan BBM dan rencana kenaikan harga tarif
dasar listrik tersebut para pengusaha merasa kesulitan untuk menekan biaya yang
2
dikeluarkan, belum ditambah dengan biaya yang lainnya. Maka dari itu tidak aneh
jika banyak perusahaan yang tidak dapat bertahan dan akhirnya mengalami
gulung tikar. Perusahaan-perusahaan yang banyak mengalami gulung tikar
kebanyakan di bidang tekstil, karena mereka memang menggunakan mesin-mesin
yang cukup banyak dan hal ini membutuhkan BBM dan listrik.
Melihat keadaan di Indonesia saat ini seperti itu maka para pengusaha
harus menyadari perlunya manajemen yang baik dalam perusahaan dengan cara
menerapkan pengendalian intern yang memadai. Selain itu juga seorang manajer
perusahaan selalu berusaha untuk mengendalikan kegiatan perusahaan agar dapat
berjalan sesuai dengan rencana. Semakin berkembangnya perusahaan dan semakin
kompleksnya operasi perusahaan menyebabkan timbulnya masalah-masalah
dalam perusahaan. Maka manajer memerlukan alat bantu baik dalam bentuk
tenaga kerja yang profesional dan juga sistemnya. Oleh sebab itu, perusahaan
perlu menetapkan suatu pengendalian intern yang dapat membantu mengawasi
jalannya operasi perusahaan secara efektif.
Pengendalian intern meliputi rencana organisasi dan semua metode serta
kebijaksanaan yang terkoordinasi dalam suatu perusahaan untuk mengamankan
harta kekayaan perusahaan, mengecek ketelitian dan kebenaran data akuntansi,
mendorong efisiensi, dan mendorong dipatuhinya kebijakan perusahaan yang
telah ditetapkan, hal tersebut sesuai dengan yang dikemukakan oleh H.S. Munawir
(2005:228). Tujuan dari pengendalian intern ini dapat dicapai jika benar-benar
dipatuhi dan dilaksanakan dengan baik. Agar pengendalian tersebut dapat
3
mengevaluasi keefektifan pengendalian intern dan bagian itu adalah pemeriksaan
intern.
Fungsi pengendalian intern berperan penting dalam sebuah perusahaan,
oleh karena itu penulis melakukan penelitian mengenai pemeriksaan intern yang
berkaitan dengan pengendalian intern persediaan. Hal yang menyebabkan penulis
memilih persediaan dikarenakan pada perusahaan-perusahaan industri, persediaan
merupakan unsur terbesar dari keseluruhan modal kerja dan hal ini menyebabkan
persediaan sangat dapat mempengaruhi operasi perusahaan. Selain itu juga
persediaan merupakan aktiva yang sangat peka terhadap pencurian, penggelapan,
kerusakan, atau hal-hal yang dapat menimbulkan kerugian pada perusahaan baik
secara sengaja ataupun tidak sengaja. Oleh karena itu, manajemen perlu
menetapkan suatu pengendalian intern yang memadai.
Perusahaan yang penulis ambil sebagai objek penelitian adalah perusahaan
yang bergerak di bidang jasa bordir. Perusahaan jasa bordir ini timbul akibat dari
adanya perusahaan tekstil, dan perusahaan jasa bordir ini bukan perusahaan yang
membuat baju seperti pada perusahaan tekstil pada umumnya tetapi perusahaan
jasa bordir ini hanya memberikan jasa untuk membordir atau menambah
hiasan-hiasan pada baju, celana, topi atau produk-produk lain yang dibuat oleh
perusahaan tekstil. Selain itu perusahaan yang bergerak di bidang jasa bordir ini
biasanya merupakan perusahaan home industry tetapi tidak menutup kemungkinan
juga berupa perusahaan yang besar. Persediaan dalam perusahaan jasa bordir ini
biasanya berupa benang dan aksesoris bordir, contoh dari aksesoris bordir ini
4
perusahaan jasa bordir sebagai objek penelitian karena persediaan dalam
perusahaan jasa bordir ini sangat mudah untuk diselewengkan jikalau
pengendalian intern dalam perusahaan tersebut tidak memadai. Dikatakan sangat
mudah diselewengkan karena bentuk dari persediaan tersebut tidak begitu besar
dan berat, tapi memiliki nilai yang penting dalam perusahaan jasa bordir tersebut.
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
untuk penyusunan skripsi mengenai fungsi pemeriksaan intern dalam
mengefektifkan pengendalian intern persediaan suatu perusahaan. Setelah
penelitian dilakukan kemudian hasilnya dituangkan dalam penulisan skripsi
dengan judul : “Peranan Pemeriksaan Intern dalam Meningkatkan
Keefektifan Pengendalian Intern Atas Persediaan.”
I.2. Identifikasi Masalah
Dalam penyusunan skripsi ini penulis mengidentifikasikan masalah
sebagai berikut :
1. Apakah pemeriksaan intern persediaan yang diterapkan perusahaan telah
cukup memadai ?
2. Bagaimanakah penerapan pengendalian intern persediaan oleh
perusahaan?
3. Bagaimanakah peranan pemeriksaan intern dalam menunjang keefektifan
5
I.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka penelitian ini bermaksud
untuk:
1. Mengetahui efektivitas pelaksanaan pemeriksaan intern persediaan yang
dilakukan oleh perusahaan.
2. Mengetahui pengendalian intern persediaan telah diterapkan secara
memadai di perusahaan.
3. Mengetahui peranan pemeriksaan intern terhadap keefektifan
pengendalian intern persediaan.
I.4. Maksud dan Tujuan Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian diatas, diharapkan penelitian ini dapat
memberikan kegunaan untuk :
1. Perusahaan
Diharapkan hasil penelitian ini dapat membantu perusahaan dalam
meningkatkan keefektifan dari pengendalian intern sebagai alat kendali
manajemen dalam pengendalian operasi perusahaan khususnya
pengendalian persediaan.
2. Penulis
• Penelitian ini dapat berguna untuk menambah pengetahuan dan
wawasan penulis mengenai pengendalian intern dan pemeriksaan
6
• Menambah pengalaman mengenai penerapan teori yang didapat
penulis di bangku kuliah pada dunia kerja yang nyata.
• Sebagai upaya dalam memenuhi salah satu syarat dalam menempuh
ujian S-1 jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Kristen
Maranatha.
3. Pihak lain
• Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat untuk menambah wawasan
bagi pihak yang ingin mengetahui seperti apa penerapan dengan topik
yang sama dalam sebuah perusahaan.
• Sebagai dasar studi perbandingan dan referensi dalam penelitian untuk
membuat laporan penelitian ilmiah yang bertopik sama.
I.5. Rerangka Pemikiran
Setiap pengusaha mengharapkan agar perusahaannya dapat berkembang,
maka dari itu seluruh aktivitas yang dilakukan oleh suatu perusahaan
dimaksudkan agar dapat terus mengendalikan jalannya perusahaan dan menjaga
agar perusahaan terhindar dari faktor-faktor yang dapat menghambat kemajuan
perusahaan tersebut. Oleh karena itu perusahaan membutuhkan pengendalian
intern yang baik dan memadai, yang mana pengendalian intern ini bertujuan untuk
menjaga kekayaan dan catatan organisasi, mengecek ketelitian, keandalan data
7
Mengenai pengendalian intern ini AICPA, Barry E. Cushing (1990:7)
memberikan pengertian Internal Control sebagai berikut :
“Internal control comprisee the plan of organization and all of coordinate methods and measure adapted within a business to safeguards its assets check the accuracy efficiency, and encourage adherence to prescribed managerial policies.”
Pengendalian intern sangat penting bagi perusahaan untuk mencegah
pemborosan dan penyelewengan dalam perusahaan, hal ini sesuai dengan yng
dikatakan oleh Cushing. Ketika efisiensi usaha dapat dicapai maka perusahaan
dapat memenuhi kewajiban lainnya seperti membayar pajak, kemudian pajak
tersebut dapat digunakan oleh pemerintah sebagai dana investasi bagi negara dan
dapat menjadi pendorong bagi pembangunan di bidang lainnya.
Menurut TH. M. Tuanakota (1982:95) ada tiga prasyarat yang harus ada di
dalam pengendalian intern yang memadai, adalah sebagai berikut :
1. Prosedur
Pertama-tama harus ada prosedur tertentu dan harus dijalankan, jika tidak
dijalankan maka prosedur tersebut tidak berarti dari segi pengendalian.
Perhatian juga tidak hanya fokus pada perencanaan saja tetapi juga pada saat
pelaksanaan perencanaan tersebut.
2. Pelaksanaan
Prosedur yang telah ditetapkan harus dilaksanakan oleh orang-orang yang
kompeten di bidangnya. Kecakapan meliputi kombinasi dari keahlian,
8
3. Pemisahan tugas
Pelaksanaan prosedur ditetapkan oleh orang yang cakap saja tidaklah cukup.
Jika seseorang menjalankan beberapa prosedur yang satu sama lain bertentangan
maka struktur pengendalian tidak akan berfungsi sebagaimana mestinya.
Menurut Arens dan Loebecke dalam bukunya ada enam unsur yang harus
dipenuhi untuk dapat menciptakan suatu pengendalian intern yang baik, yaitu :
1. Adanya pelaksanaan yang kompeten dan dapat dipercaya dengan garis hak
dan kewajiban yang jelas.
2. Adanya pemisahan yang memenuhi setiap tugas.
3. Adanya prosedur otorisasi yang tepat.
4. Tersedianya dokumen dan catatan yang memadai.
5. Adanya pengawasan secara fisik terhadap setiap harta serta catatan
perusahaan.
6. Dilaksanakannya penyelidikan secara independen.
Sebuah perusahaan harus memiliki pengendalian intern yang baik untuk
dapat menunjang keefektifan operasional perusahaan tersebut. Sebuah
pengendalian intern yang baik perlu mengetahui tingkat persediaan yang ada di
gudang. Menurut Bambang Riyanto (1993:61) disebutkan:
9
Persediaan merupakan harta yang sensitif dalam sebuah perusahaan
karena sangat rawan untuk diselewengkan. Oleh karena itu, persediaan yang ada
di gudang harus dapat dikelola dengan sebaik-baiknya karena menurut J.B.
Heckert (1989) yang diterjemahkan oleh Dra. Ak. Tjintjin Fenix Tjendera
(1989:429) adalah sebagai berikut :
“....unsur harta lancar terbesar pada neraca adalah persediaan. Persediaan merupakan inventory penting dan minta perhatian yang besar dari kontroler dalam mengembangkan teknik pengendalian dalam memelihara saldo persediaan yang cukup dengan biaya yang sekecil-kecilnya. Persediaan merupakan harta yang sensitif terhadap kekunoan, penurunan harga pasar, pencurian, pemborosan, kerusakan, dan kelebihan biaya sebagai akibat salah urus.”
Pengelolaan persediaan yang paling efektif haruslah direncanakan dan
diarahkan. Hal tersebut berdasarkan pengalaman telah menunjukan bahwa ada
faktor atau kondisi tertentu yang merupakan prasyarat untuk tercapainya
pengelolaan persediaan. Prasyarat-prasyarat tersebut menurut Arens dan
Loebbecke (1999:629) dapat disimpulkan antara lain sebagai berikut :
1. Penetapan tanggung jawab dan kewenangan yang jelas terhadap persediaan
2. Sasaran dan kebijaksanaan yang dirumuskan dengan baik.
3. Klasifikasi dan identifikasi persediaan yang layak.
4. Fasilitas pergudangan dan penanganan yang memuaskan.
5. Standarisasi dan simplikasi persediaan.
6. Catatan dan laporan yang cukup.
7. Pegawai yang memuaskan.
Maka dari itu pengendalian intern diperlukan dan diawasi terus menerus
10
semestinya dan dimodifikasi sesuai dengan keadaan yang berubah. Dan dengan
semakin besarnya wewenang yang dilimpahkan, mulai dirasakan perlu adanya
bagian khusus yang melaksanakan fungsi dan pengawasan atas seluruh aktivitas
perusahaan, bagian inilah yang disebut sebagai pemeriksaan intern. Menurut
Howard F. Stettler (1987:82) mendefinisikan pemeriksaan intern sebagai berikut :
“Internal auditing is an independent appraisal activity within an organization for review of operational as a service to management. It is a managerial control which functions by measuring and evaluating the effectiveness of other control.”
Fungsi pemeriksaan ini harus independen dari pihak yang diperiksa,
independensi ini diperlukan agar hasil pemeriksaan tidak dipengaruhi oleh
pihak-pihak lain. Dalam hal tersebut dukungan manajemen sangat diperlukan oleh
petugas pemeriksa intern. Informasi yang diperoleh dari pemeriksa intern dapat
membantu manajemen secara efektif dalam setiap tindakan dan pengambilan
keputusan atas kejadian dalam suatu perusahaan.
Perusahaan yang diteliti adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa
bordir. Perusahaan ini merupakan perusahaan yang menberikan jasa bordir bagi
perusahaan-perusahaan tekstil, seperti memberikan hiasan pada baju, topi, celana
atau produk-produk lain yang merupakan hasil dari perusahaan tekstil. Biasanya
perusahaan jasa bordir ini dimulai dari usaha yang merupakan home industry
karena jenis usaha tersebut tidak terlalu memerlukan modal yang besar, tetapi
kemudian ketika perusahaan jasa bordir ini semakin maju maka diperlukan suatu
manajemen perusahaan yang baik. Dan salah satu cara manajemen perusahaan
untuk menghindarkan perusahaan dari kerugian adalah dengan adanya
11
Maka dari itu berdasarkan uraian di atas, penulis mengambil persediaan
sebagai objek penelitian karena persediaan merupakan aset perusahaan yang
sangat mudah diselewengkan, digelapkan dan dicuri. Selain itu diperlukan
pengendalian intern untuk persediaan maksudnya agar perusahaan dapat
menghemat dan tidak terbebani oleh persediaan, dimana persediaan seharusnya
masih cukup tetapi dikarenakan adanya pencurian atau kesalahan pencatatan jadi
perusahaan harus membeli lagi. Hal-hal seperti itulah yang membuat perusahaan
mengeluarkan biaya untuk membeli persediaan menjadi lebih besar, sedangkan
perusahaan harusnya dapat berhemat setelah kenaikan BBM dan listrik agar
perusahaan tidak gulung tikar.
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, penulis menarik suatu hipotesis
sebagai berikut : “Pemeriksaan intern yang dilaksanakan dengan memadai
akan meningkatkan keefektifan pengendalian intern persediaan.” Hipotesis tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh R. Soemita Adikoesoema
(1984:139) sebagai berikut :
“Pemeriksaan intern adalah merupakan penetapan oleh para karyawan perusahaan, bahwa catatan-catatan dan laporan-laporan akuntansi menggambarkan secara wajar hasil-hasil dari operasi. Sedangkan pengendalian intern mengecek pekerjaan dari karyawan. ”
Maka dari itu jika pemeriksaan intern suatu perusahaan dilaksanakan dengan
memadai maka pengendalian intern dalam perusahaan tersebut juga akan
meningkat keefektifannya, karena pemeriksaan intern merupakan salah satu tahap
12
I.6. Metodologi Penelitian
Dalam penyusunan skripsi ini, data dan informasi yang relevan, penulis
peroleh dengan menggunakan teknik sebagai berikut :
1. Data primer ( primary data )
Data diperoleh dari situasi sebenarnya di perusahaan. Data semacam ini
diperoleh penulis dengan cara :
• Pengamatan ( observation )
Yaitu pengumpulan data primer secara langsung terhadap aktivitas
perusahaan yang sedang diteliti.
• Wawancara ( interview )
Yaitu pengumpulan data pihak-pihak yang berwenang untuk
mendapatkan gambaran secara umum mengenai perusahaan.
• Kuesioner ( questionaire )
Yaitu pengumpulan data dengan membuat daftar pertanyaan yang
disampaikan kepada pihak yang berwenang untuk mendapatkan
informasi.
2. Data sekunder ( secondary data )
Diperoleh dari sumber-sumber yang telah tersedia dalam perusahaan. Data
semacam ini diperoleh penulis dari catatan-catatan perusahaan yang
menguraikan mengenai latar belakang, kebijakan-kebijakan dan
13
I.7. Lokasi Dan Waktu Penelitian
Dalam rangka pengambilan data untuk penyusunan skripsi, penulis telah
melakukan penelitian pada CV. Karya Indah Embroidery yang berlokasi di
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan mengenai peranan
pemeriksaan intern dalam menunjang keefektifan pengendalian intern atas
persediaan, penulis mempunyai kesimpulan sebagai berikut :
1. Pemeriksaan intern persediaan yang diterapkan pada CV Karya Indah
Embroidery telah cukup memadai hal tersebut dapat dilihat dari :
a. Kedudukan auditor internal yang independen atau tidak berada di
bawah bagian manapun dalam perusahaan. Dan langsung
mempertanggungjawabkan hasil pemeriksaan intern ke direktur
utama, sehingga auditor intern dapat menjalankan tugasnyas secara
objektif dan tidak memihak.
b. Auditor internal yang melakukan pemeriksaan intern harus
memiliki kompetensi dengan latar belakang pendidikan SI
akuntansi dan sudah berpengalaman karena telah mengikuti
program-program pelatihan atau seminar mengenai pemeriksaan
intern.
c. Dalam pelaksanaannya pemeriksaan intern telah dilakukan melalui
tahap-tahap yang terstruktur dan jelas sehingga dapat dilaksanakan
secara efektif dan efisien. Selain itu juga dengan dilakukannya
75
pemeriksaan yang berkesinambunagn membuat manajemen selalu
dapat mengantisipasi resiko-resiko yang dapat timbul.
d. Hasil-hasil yang diperoleh dari pemeriksaan intern pun masih
dievaluasi kembali, hal ini bertujuan agar hasil-hasil tersebut dapat
diketahui apakah cukup relevan dan memadai untuk digunakan
sebagai dasar bagi auditor internal dalam memberikan saran-saran
bagi manajemen perusahaan. Hal tersebut untuk menghindarkan
auditor internal mengambil keputusan yang salah karena jika salah
memberikan saran atau masukan bagi pihak manajemen akan
mengakibatkan pihak manajemen pun akan membuat kesalahan
dalam pengambilan keputusan.
e. Bagian pemeriksaan intern juga masih tetap melakukan
pemantauan apakah saran-saran yang diberikan dijalankan secara
efektif atau tidak oleh direktur utama. Karena jika saran-saran
tersebut tidak dilakukan maka perusahaan akan tetap menghadapi
resiko-resiko terjadinya penyelewengan persediaan secara terus
menerus dan hal ini akan merugikan perusahaan.
2. Penerapan pengendalian intern persediaan oleh CV Karya Indah
Embroidery telah memadai hal tersebut dapat dilihat dari:
a) Lingkungan pengendalian yang ditetapkan selama pemeriksaan
intern dlakukan sehingga auditor internal dapat mengetahui kondisi
76
b) Adanya penilaian resiko pada perusahaan hal ini dapat membantu
pihak manajemen perusahaan untuk mengantisipasi resiko-resiko
penyelewengan terutama pada peresediaan yang dapat muncul.
Dengan dilakukannya antisipasi tersebut maka pihak manajemen
dapat memperkecil kemungkinan terjadinya
penyelewengan-penyelewengan tersebut.
c) Dengan adanya aktivitas pengendalian maka pemeriksaan intern
yang telah memadai akan semakin efisien.
d) Pemantauan yang dilakuakn secara terus menerus akan
menyebabkan pengendalian yang dilakukan akan sesuai dengan
yang telah ditetapkan. Hal ini dapat menghindarkan terjadinya
penyimpangan dalam menerapkan pengendalian oleh manajemen.
3. Peranan pemeriksaan intern dalam menunjang keefektifan pengendalian
intern persediaan pada CV Karya Indah Embroidery saling berkaitan.
Dimana pemeriksaan intern menunjang keefektifan pengendalian intern
persediaan perusahaan, hal ini berdasarkan penelitian yang dilakukan
penulis dengan memasukan skor yang diperoleh dari hasil pengisian
kuesioner yang dilakukan karyawan CV Karya Indah Embroidery yang
kemudian diolah menggunakan statistik dengan metode korelasi spearman
77
5.2. Saran
Berdasarkan hasil dari penelitian, pembahasan dan kesimpulan maka
penulis memberikan saran yang diharapkan dapat berguna bagi CV Karya Indah
Embroidery, saran yang penulis berikan yaitu agar CV Karya Indah Embroidery
dapat mempertahankan kualitas kinerja dari bagian pemeriksaan intern perusahaan
agar kontribusi yang diberikan bagian ini bagi pihak manajemen dapat tetap
memadai dan diharapkan adanya pemisahan fungsi antara pemeriksa intern
dengan staf. Selain agar pemeriksaan intern tersebut dapat tetap memadai,
pemeriksaan intern tersebut juga akan tetap dapat menunjang keefektifan
DAFTAR PUSTAKA
Arens, Alvin A. and Loebbecke, James K.,2000, Auditing : An Integrated Approach, 8th Edition, New Jersey, Prentice Hall International, Inc.
Adikoesoema, Soemitra R., 1984, Sistem-sistem Akuntansi, buku satu, Bandung, Penerbit Tarsito.
Brink, Victor Z., Cashin, James A., Witt, Herbert, 1981, Modern Internal Auditing, An Operational Approach, 4th Edition, New York, USA, John Wileyard Sons, Inc.
Cushing, Barry E., 1991, Accounting Information System and Bussines Organization, alih bahasa Ruchyat Kosasih, Edisi Tiga, Jakarta : Penerbit Erlangga.
Cashin, James A.; Neuwirth, Paul D.; and Levy, Jhon F., Cashin’s Handbook for Auditors, 2nd ed, Singapore: Mc. Graw Hill Book Company, 1997.
Champion, Dean J., Basic Statistic for Social Research, 2nd edition, New York: Mac Millan Publishing Company., 1981.
Hendriksen, Eldon S., Teori Akuntansi, 4th edition, buku satu, Gelora Aksara Pertama, Jakarta, 1999.
Hartadi, Bambang, 1982. Internal Auditing, Yogyakarta, Andi Ofset.
Ikatan Akuntansi Indonesia, 1999, Standar Akuntansi Keuangan, buku satu, Lembaga Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 1999.
Jogiyanto, H. M., Metodologi Penelitian Bisnis, cetakan pertama, Yogyakarta,
penerbit BPFE.
La, Midjan, 1989, Sistem Akuntansi 1, edisi ke-4, Bandung: Lembaga Informatika Akuntansi.
79
Santoso, Singgih, 2003, Mengatasi Berbagai Masalah Statistik dengan SPSS versi 11.5, edisi ke-2, Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Tuanakotta, Theodorus M.,1982, Auditing Petunjuk Pemeriksaan Akuntan Publik, edisi ke-3, Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Tugiman, Hiro, 1997, Standar Audit Internal, edisi satu, Yogyakarta: BPFE., 1990.
Weygant, Jerry J. and Kieso, Donald F., 2002, Intermediate Accounting, 1st edition, Cincinati Ohio: South western Publishing Co.
Wilson, James D and Jhon B. Heckert, 1989, Contollership, The Work of The Managerial Accountant, alih bahasa Tjintjin Fenix Tjendera, 1996, dalam Controllership: Tugas Akuntansi Manajemen, edisi ke-3, Jakarta: Erlangga.