• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fenomena Sosial Ijime Pada Film Nobuta Wo Produce 野ブタをプロゲュース.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Fenomena Sosial Ijime Pada Film Nobuta Wo Produce 野ブタをプロゲュース."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ……… i

Daftar Isi Bab I Pendahuluan ……… 3

1.1Latar Belakang ……… 3

1.2 Pembatasan Masalah ……… 6

1.3 Tujuan Penelitian ……….. 6

1.4 Metodologi ……… 6

1.5 Organisasi Penulisan ……… 10

Bab II 2.1 Ijime ……… 11

2.1.1 Bentuk Ijime ……… 14

2.1.2 Akibat Ijime ……… 15

2.2 Kelompok 2.2.1 Pembentukan Kelompok secara Umum ……… 16

2.2.2 Pembentukan Kelompok di Jepang ……… 18

Bab III 3.1 Tindakan Ijime ……… 23

3.1.1 Tindakan secara Tak Langsung ……… 23

(2)

C. Tindakan berupa Gosip……… 29

D. Tindakan berupa Perusakan ……… 31

E. Tindakan berupa Menjadikan Korban sebagai Kambing Hitam … 34 F. Tindakan berupa Pengucilan ……… 36

3.1.2 Tindakan secara Langsung G. Tindakan berupa Kekerasan ……… 37

3.2 Korban Ijime ……… 42

3.3 Pelaku Ijime ……… 51

Bab IV Kesimpulan ……… 63

Daftar Pustaka ……… 65

Sinopsis ……… 66

(3)

映画

ュース

社会的

現象

分析

ーキ

教大学

文学部日本語学科

(4)

序論

苛 弱 い 者 痛 け こ あ 痛 け 方 法

肉 体 的 非 肉 体 的 精 神 的 為 こ 出 来

苛 受け 人間 苦悩 味わう あ

く 言 わ う 日 本 社 会 集 団 大 役 割 果

い あ 中 根 Japanese Society 集 団 同 様

目 的 持 相 互 相 手 必 要 人 間 同 士 構 成 さ

日 本 社 会 生 活 い 人 必 あ 集 団 一 員 あ

従 集 団 入 い 人 間 正 常 人 間 思 わ い

日 本 社 会 う 性 質 あ 集 団 苛

起こ い あ

本 論 文 映 画 野 ロ ュ ー ス け 苛 問 題

分 析 あ 本 論 文 苛 生 理由 探

本論

映 画 野 ロ ュ ー ス あ 学 校 編 入 生 コ

コ い う 女 子 学 生 入 こ 始 こ ン

ー ン い う 女 学 生 率 い ー あ こ

ー ン 入 四 人 こ ー 構 成 員

ン 言 う こ 聞 ン さ 従 う あ 従

こ ー 同 様 意 志 行 動 持 見 え あ

一 方 ン ー い ス 編 入 コ 異

質 学 生 あ 思 わ 彼 女 ン ー い

(5)

ン ー コ 対 苛 さ さ 方 法

行 わ 例 え コ 変 う わ さ 流 小 谷 持

壊 あ い 小谷 村 部 ス ー ·コ

ン ス メ ー ン ス ー ー 見 え

こ こ 学 校 文 化 祭 実 施 さ ン 実 施 委

員 長 こ 分 ン コ い

コ ス 文化 祭 出 催 計 画 こ け

べ 責任 コ 負わ あ

コ い 沈 黙 い 陰 質 雰 囲 気 い こ あ

コ ン ー 苛 受け あ

結論

映 画 野 ロ ュ ー ス け 苛 問 題 分 析

結果 次 結論 引 出 こ

― 行動 共 い人間 苛 受け こ くあ

― 苛 集 団 行 わ こ 多 い こ 日 本 社 会 的 性

質 当

― コ 集 団 あ ン ー 異 質 人 間 あ

思 苛 受け

(6)

I. PENDAHULUAN

Ijime merupakan tindakan menindas kepada yang lemah, yang dilakukan secara fisik ataupun nonfisik, yang dapat menimbulkan penderitaan pada korban. Sedangkan kelompok merupakan kumpulan yang terdiri dari dua orang atau lebih. Terbentuknya suatu kelompok dapat disebabkan kerena adanya faktor kesamaan atau saling membutuhkan. Suatu kelompok yang melakukan ijime biasanya tidak menyadari atau menganggap serius tindakan ijime yang mereka lakukan.

Menurut Chie Nakane, terbentuknya suatu kelompok dapat disebabkan karena adanya kesamaan atau saling membutuhkan. Individu-individu dalam masyarakat Jepang, sesuai dengan nalurinya akan selalu mencari kelompok dan tidak mungkin hidup di luarnya, manusia dianggap tidak normal tanpa menjadi anggota suatu kelompok, bagi orang tersebut akan lebih mudah untuk bertindak bersama-sama dengan kelompok.

II. ISI

Pada film Nobuta wo Produce, menceritakan seorang murid perempuan bernama Kotani Nobuko yang mendapat perlakuan ijime dari teman-teman sekelasnya yaitu kelompok Bando. Kelompok ini terdiri dari 4 orang murid perempuan, yang dipimpin oleh seorang murid bernama Bando.

Pada film Nobuta wo Produce menceritakan seorang murid baru bernama Kotani Nobuko yang mendapat perlakuan ijime dari teman sekelasnya yaitu kelompok Bando. Tindakan ijime yang Kotani alami secara tak langsung antara lain: dijahili, diejek, digosipkan, barang-barang milik Kotani dirusakkan, menjadikan Kotani sebagai kambing hitam, dikucilkan, dan juga Kotani mendapat perlakuan secara langsung yaitu dengan kekerasan, ia dipukuli dan ditendang serta disiram dengan air secara beramai-ramai oleh kelompok Bando.

(7)

keputusan Bando yang menjadikan Kotani sebagai orang yang bertanggung jawab serta melaksanakan acara kelas untuk Bunkasai seorang diri.

Selain kelompok Bando, kelas juga merupakan satu kelompok yang utuh, dimana anggota-anggotnya saling berhubungan. Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, dalam suatu kelompok jika terdapat seseorang yang dianggap berbeda atau tidak disukai oleh kelompok maka orang tersebut oleh kelompok akan dianggap tidak ada, dikucilkan, bahkan kelompok akan berusaha mengeluarkan dan tidak dianggap menjadi bagian dari kelompok.

III. KESIMPULAN

Tindakan Ijime yang terdapat pada film Nobuta wo Produce ada bermacam-macam baik secara langsung maupun tidak langsung. Ijime seringkali dilakukan secara berkelompok. Seperti Kotani yang mendapat perlakuan ijime dari kelompok Bando. Meskipun hanya Bando yang tidak menyukai Kotani, anggota kelompok Bando yang lainnya juga ikut tidak menyukai Kotani. Bando sendiri tidak pernah melakukan ijime kepada Kotani seorang diri, setiap tindakan ijime yang dilakukan Bando selalu bersama-sama dengan kelompoknya.

Pelaku ijime pada film Nobuta wo Produce terdiri dari 4 orang murid yang tergabung dalam kelompok Bando, juga murid-murid di kelas yang sama dengan Kotani. Kelas juga merupakan suatu kelompok karena anggotanya lebih dari 2 orang dan memiliki kesamaan.

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Ijime adalah kata yang sering terdengar di Jepang. Banyak terjadi kasus ijime di Jepang yang akhirnya menyebabkan korban dari ijime itu sendiri memutuskan untuk mengakhiri hidup dengan cara bunuh diri. Ijime dalam bahasa Inggris disebut juga bullying, berasal dari kata bully, artinya seseorang yang menggunakan kekuatannya untuk menakuti atau menyakiti yang lemah. Sedangkan menurut kamus bahasa Jepang Matsuura, ijime berasal dari kata

ijimeru (苛める) yang berarti menganiaya, menyakiti atau mengusik. Dari sini dapat disimpulkan bahwa ijime adalah tindakan menindas kepada yang lemah, yang dilakukan secara fisik ataupun nonfisik, yang dapat menimbulkan penderitaan yang dalam pada korban.

Awal terungkapnya kasus ijime ke media massa(sekitar tahun 1990), adalah pada saat Kiyoteru Okochi, murid SMP yang berusia 13 tahun, memutuskan untuk bunuh diri. Ia meninggalkan catatan bahwa ia berusaha untuk menghindari ijime dari teman sekelasnya. Faktanya, ia menderita karena perlakuan ijime. Wajahnya ditenggelamkan ke sungai, sepedanya selalu dirusakkan, bahkan setiap hari dituntut untuk membawakan uang yang jumlahnya tidak sedikit. Hal ini memang bukan pertama terjadinya ijime, tetapi kasus ini menjadi patokan pertama ijime terungkap ke media massa dan masyarakat Jepang. Catatan yang ditinggalkan oleh Kiyoteru mengungkapkan bahwa ia mendapat perlakuan ijime dari teman sekolahnya yang berkelompok.

(9)

terdiri dari teman sekolah, sasarannya orang yang tidak disukai oleh kelompok, dianggap lemah atau dianggap berbeda dari mereka.

Pada film Nobuta wo Produce 野 タ を ロ デ ュ ー ス menceritakan seorang murid bernama Kotani Nobuko yang mendapat perlakuan ijime dari teman-teman sekelasnya. Kotani Nobuko merupakan murid pindahan, tetapi karena ia anak yang pendiam, di hari pertama sekolah ia sudah mendapat perlakuan ijime dari teman-teman sekelasnya yaitu kelompok Bando.

Sedangkan kelompok Bando terdiri dari 4 orang murid, yang dipimpin oleh seorang murid bernama Bando. Kelompok Bando itu sendiri dianggap oleh murid-murid lainnya merupakan kelompok yang kuat, sehingga mereka sebisa mungkin tidak mencari masalah dengan kelompok Bando. Karena mereka takut akan dijadikan sasaran ijime oleh kelompok Bando.

Berbagai macam tindakan ijime yang dilakukan oleh kelompok Bando kepada Kotani. Karena Kotani merupakan anak yang pendiam dan tertutup, ia dianggap berbeda oleh teman-teman sekelasnya. Ketika menjadi sasaran ijime oleh kelompok Bando maka murid-murid di kelas mengabaikan dan menjauhi Kotani sehingga ia tidak memiliki teman.

Tidak ingin menyia-nyiakan masa sekolahnya dan perasaan ingin membuat sesuatu yang berbeda untuk dikenang, Kiritani Shuji dan Kusano Akira, bergabung untuk menjalankan suatu rencana yaitu membuat Kotani Nobuko yang merupakan sasaran ijime dari kelompok Bando, menjadi terkenal di sekolahnya. Menjadikan Kotani Nobuko menjadi populer di sekolah tidaklah mudah, tidak hanya dengan membuat Kotani menjadi terkenal saja tetapi dengan persahabatan mereka yang terjalin, membentuk pribadi mereka masing-masing menjadi lebih percaya diri.

(10)

Kelompok atau Grup adalah kumpulan yang terdiri dari dua orang atau lebih yang dianggap memiliki kesamaan. Dalam bahasa Jepang disebut “グルーグルーグルーグルー

”, dalam bahasa Indonesia disebut dengan kelompok, maka dalam penulisan ini selanjutnya akan digunakan dengan sebutan kelompok. Dalam hal ini grup sangat berkaitan dengan istilah Shudan Shugi (集団主義) yaitu pemahaman mengenai kelompok yang didalamnya terdapat aturan-aturan atau prinsip mengenai kelompok. Juga mengenai terbentuknya suatu kelompok serta hubungan antaranggota (stuktur kelompok).

Suatu kelompok yang melakukan ijime biasanya tidak menyadari atau menganggap serius akan tindakan ijime yang mereka lakukan. Hal paling mendasar secara umum dalam kaitannya dengan grup adalah, karakteristik masyarakat Jepang yang homogeneous (seragam), yaitu memiliki rasa yang sama atau tidak ingin berbeda dari yang lain. Misalnya: orang Jepang apabila berkunjung ke negara lain akan berusaha tetap menggunakan bahasanya sendiri. Begitu pula keinginan untuk dapat diterima dalam suatu kelompok, karena takut dianggap berbeda dari orang lain, terkadang menjadikan suatu kecenderungan untuk merubah dirinya menjadi seperti orang lain atau berpura–pura menjadi orang lain.

Pelaku ijime biasanya tidak memperdulikan siapa korban, dengan kata lain pelaku merasa tidak perlu mengetahui siapa korban, apakah orang kaya ataupun miskin, anak pejabat ataupun dari kelurga biasa saja. Pelaku ijime hanya ingin merasa senang dengan cara melakukan ijime pada korban, yang tidak disukai oleh kelompoknya.

Beberapa ciri – ciri sifat dari ijime: 1. ijime tersembunyi dari guru sekolah.

2. yang melakukan ijime dapat menjadi korban. (salah satu contoh apabila ada seorang anggota dalam kelompok yang sama melawan/berselisih dengan anggota lain atau pemimpinnya, dia juga akan menjadi sasaran ijime kalau ia tidak disukai lagi oleh kelompoknya.)

(11)

4. banyak yang tidak diketahui dari suatu grup yang melakukan ijime mengenai korban. (kelompok yang melakukan ijime tidak akan peduli sasaran yang diijime ini orang pintar atau bodoh, orang kaya atau miskin, bahkan mereka tidak peduli dan merasa tidak perlu mengetahui latar belakang sasarannya.)

5. sangat sedikit murid yang mencoba menghentikan ijime.

Dari hal tersebut penulis melihat bahwa ijime terjadi karena terkaitannya dengan kelompok. Hal ini yang membuat penulis ingin meneliti lebih lanjut mengenai ijime yang terjadi pada film Nobuta wo Produce, khususnya yang dilakukan oleh kelompok.

1.2

Pembatasan Masalah

Pada pembahasan mengenai ijime ini hanya dibatasi pada:

- Tindakan ijime pada tokoh utama yaitu Kotani Nobuko yang ada pada film Nobuta wo Produce

- Konsep kelompok dalam film Nobuta wo Produce

1.3

Tujuan Penelitian

Untuk membuktikan bahwa terjadinya Ijime berkaitan dengan Shudan Shugi (paham berkelompok) yang terjadi pada film Nobuta wo Produce.

1.4 Metodologi

(12)

Dengan mengerti suatu fenomena yang terjadi, dapat memperkirakan kapan akan terjadinya fenomena tersebut dan bagaimana fenomena tersebut dapat terjadi. Seperti, bila sedang berada di jalan raya, melihat pengendara motor yang menyenggol kendaraan lain, sehingga yang terjadi adalah pengendara motor tersebut jatuh dam mungkin akan menabrak pengendara motor yang lain atau kendaraan lain, bahkan mungkin akan menabrak seseorang yang sedang berjalan, atau menyebarang jalan. Hal tersebut mengakibatkan kecelakaan lalu lintas. Dengan memiliki kemampuan untuk memperkirakan suatu fenomena, dapat mengendalikan suatu fenomena hingga batas-batas tertentu, ini merupakan tujuan dari ilmu Psikologi Sosial.

Psikologi sosial dianggap sebagai ilmu khusus yang mempelajari tingkah laku manusia dalam lingkungan sosialnya. Sasarannya adalah tingkah laku manusia itu sendiri sebagai individu. Definisi dari psikologi sosial itu sendiri

“social psyhology is the scientific study of individual behavior as

a function of social stimuli”.

Ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku individu sebagai fungsi dari pengaruh – pengaruh sosial.

(Shaw & Costanzo 1970:3).

Pada dasarnya psikologi sosial mempelajari mengenai pikiran–pikiran individu sebagai akibat dari pengaruh sosial, tetapi pada masa sekarang psikologi sosial dapat diartikan sebagai suatu ilmu yang mempelajari mengenai masalah sosial, secara lengkapnya mempelajari hubungan individual dengan grup, dan masyarakat, juga mempelajari adanya grup untuk dapat mengerti anggota (individu) di dalam grup tersebut. Psikologi sosial tidak hanya bertujuan untuk mengerti suatu gejala sosial atau fenomena tetapi juga untuk mempelajari tingkah laku individu atau grup, serta pengertian individu sebagai anggota grup.

Sasaran dari penelitian psikologi sosial yaitu, tingkah laku manusia sebagai individu. Ada 3 wilayah dalam psikologi sosial:

(13)

2. proses-proses individual bersama ( seperti bahasa yang digunakan, ataupun sikap/ tingkah laku.)

3. interaksi kelompok (misalnya, kepemimpinan, hubungan antar sesama, kerja sama, hubungan antar kelompok atau hubungan antar anggota kelompoknya, peran dan sebagainya.)

Sebagai acuan, penulis akan menggunakan wilayah no.3 yaitu, interaksi kelompok. Karena mengacu pada hubungan antarkelompok atau hubungan antaranggota dalam suatu kelompok. Dalam suatu kelompok ada sikap saling bergantung yang satu dengan yang lain. Kelompok tersebut bahkan mempunyai ciri-cirinya sendiri seperti tingkah laku, emosi, ataupun hal-hal lain yang menjadi ciri khas kelompok tersebut.

“social psyhology is the scientific study of the experience and

behavior of individuals in relation to other individuals, grups, and culture”

Psikologi sosial adalah penelitian studi tingkah laku dari individu dengan individu yang lain, grup, dan kebudayaan.

(Mc. David & Harari 1986:13).

“social psyhology is the scientific study of human interaction”

Psikologi sosial adalah studi yang meneliti hubungan manusia. (Watson 1966:1).

(14)

ini yang membuat seseorang cenderung melakukan imitasi/meniru sesuai ciri kelompok tersebut agar diterima dalam kelompok.

Pada psikologi sosial tidak hanya dilakukan dengan cara imitasi/meniru saja tetapi dalam suatu kelompok juga terdapat interaksi, misalnya saja interaksi antaranggota dalam suatu kelompok. Contoh yang sederhana ialah, ketika dewasa dan mulai bekerja pada suatu perusahaan, akan dituntut untuk mengikuti peraturan yang ada di perusahaan tersebut, misalnya, apabila perusahaan tersebut menuntut agar karyawannya berpakaian rapih seperti ciri perusahaan tersebut, maka akan meniru atau berpakaian seperti peraturan dengan ciri perusahaan tersebut, bila tidak mengikutinya kita tidak akan diterima dengan sikap baik di perusahaan tersebut. Terlebih lagi apabila kita mempunyai sikap ego, maka akan dianggap tidak dapat bekerjasama dengan karyawan lain, mungkin kita akan dimusuhi ataupun dijauhi oleh karyawan lain.

Saat seseorang bergabung dengan suatu kelompok, ia akan berubah sikap, tingkah laku ataupun pola pikir, dengan begitu ia bisa menyesuaikan diri dengan kelompoknya dan merasa dirinya merupakan bagian dari kelompok tersebut. Dengan adanya perubahan tersebut, dapat dikatakan dia bukanlah orang yang sama dengan sebelum bergabung dengan suatu kelompok. Ia membuang sebagian besar atau bahkan semua kepribadian dalam dirinya hanya untuk diterima dalam suatu kelompok. Sekali ia bergabung dengan suatu kelompok dia akan menyesuaikan dan mengekspresikan tingkah lakunya seperti ciri kelompok tersebut, sehingga kepribadiannya juga akan sesuai dengan ciri kelompok dimana ia diterima sebagai anggota kelompok tersebut.

(15)

tersebut menganggap dia sebagai seseorang yang dapat memimpin anggota-anggotanya, dapat menjadi leader di antara semua anggota yang ada.

1.5

Organisasi Penulisan

Bab I, merupakan penjelasan mengenai latar belakang permasalahan ijime, disertai juga dengan pembatasan masalah dan tujuan penelitian, serta metodologi yang digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini.

Bab II, akan dipaparkan lebih jelas lagi mengenai ijime dan shudan shugi (pemahaman mengenai kelompok). Yang terbagi dalam beberapa sub bab. Mengenai ijime dan kelompok, seperti: pengertian dari kelompok, terbentuknya kelompok, ciri-ciri kelompok, interaksi antar anggota kelompok.

Bab III, akan merupakan analisis tindakan ijime yang terjadi pada film Nobuta wo Produce, serta menjelaskan keterkaitannya dengan kelompok.

(16)

BAB IV

KESIMPULAN

Tindakan Ijime merupakan penindasan atau penyiksaan terhadap yang lemah. Pada film Nobuta wo Produce ini yang menjadi korban ijime dari kelompok Bando yaitu Kotani Nobuko. Pelaku ijime pada film ini adalah kelompok yang beranggotakan kelompok Bando ataupun murid-murid di kelas. Semua pelaku lebih dari 2 orang. Kelompok Bando terdiri dari 4 orang murid perempuan, sebagai pemimpinnya adalah murid yang bernama Bando.

Adapun tindakan ijime tersebut bermacam-macam, baik itu secara langsung ataupun tidak langsung. Tindakan ijime secara tidak langsung seperti: menjahili korban, mengejek, gosip, perusakan, menjadikan korban sebagai kambing hitam, pengucilan. Tindakan ijime secara langsung berupa: kekerasan yang menyerang fisik. Dengan menendang korban ataupun memukul korban.

Ciri kelompok Bando adalah bersama-sama, berjalan bersama-sama, kemanapun selalu bersama. Mekipun tidak terdapat kesamaan dalam pakaian untuk menandakan identitasnya sebagai anggota kelompok, tetapi dari kebersamaan dan kegiatan yang mereka lakukan dapat dikatakan sebagai kelompok.

Pada tindakan pengucilan biasanya dilakukan tidak hanya dengan kelompok saja, tetapi merupakan dilakukan oleh seluruh murid di kelas. Kelas pun tergolong dalam suatu kelompok karena anggotanya terdiri dari 2 orang lebih. Karena korban dianggap tidak dapat menyesuaikan diri atau dianggap aneh oleh kelas, maka mereka akan mengucilkan dan mengabaikan korban.

(17)

seorang diri, setiap tindakan ijime yang dilakukan Bando selalu bersama-sama dengan kelompoknya.

Dilihat dari pengertian Shudan Shugi 集団主義yaitu merupakan suatu pemikiran yang menempatkan kelompok lebih penting dan berarti daripada diri sendiri. Meskipun hanya satu orang saja yang memiliki masalah, tetapi anggota-anggota lainnya merasa menjadi bagian didalamnya, sehingga seluruh anggota-anggota kelompok merasa hal tersebut adalah masalah kelompoknya.

Kelompok memiliki pemikiran dan keinginan yang sama dari tiap-tiap anggotanya, adanya saling membutuhkan dan ketergantungan antara yang satu dengan yang lain menjadikan kelompok menjadi utuh. Adanya kelompok terkadang memicu timbulnya tindakan ijime, tetapi hal ini didukung pula dengan sikap korban itu sendiri.

Apabila kelompok merasa ada seseorang yang mereka tidak sukai dan dianggap tidak sesuai dengan mereka, maka yang terjadi kelompok akan mencoba untuk menyingkirkan orang tersebut dengan cara melakukan ijime kepada orang tersebut.

Pada film Nobuta wo Produce, terlihat adanya kelompok yang terbentuk berdasarkan tempat yaitu sekolah. Jika ada seseorang yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan kelompok, maka ia dianggap bukan merupakan bagian dari kelompok.

Kotani yang pendiam dianggap tidak dapat menyesuaikan diri dengan kelas maka dianggap bukan sebagai anggota kelas. Kotani pada akhirnya akan selalu mendapat perlakuan ijime dari kelas ataupun dari kelompok Bando. Tetapi menghindari dari siksaan yang lebih berat lagi Kotani memutuskan tidak melawan ataupun membalas tindakan ijime yang dilakukan oleh kelompok Bando.

(18)

DAFTAR PUSTAKA

Napier, Rodney and Gershenfeld, Matti K. 1993 “Groups Theory and

Experience”. USA : Houghton Miffin Company

Bellah, Robert N. 1992. “Religi Tokugawa”. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama

Waronoff, Jon. 1981 “Japan The Comin Social Crisis”. Tokyo : Lotus Press

Lewis, Catherine C. 1999 “Educating Heart and Minds”. USA : Cambridge University Press

Brehm, Sharon S and Kasmin, Saul M. 1990 “Social Psychology”. Boston : Houghton Mifflin Company

Shaw, Marvin E. and Costanzo, Philip R. 1982. “Theories of Social

Psychology”. Aucland : Mc Graw Hill Book Co.

Sarwono, Dr. Sarlito Wirawan. 1995. ”Teori-teori Psikologi Sosial”. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

Doi, Takeo. 1992 “Anatomi Dependensi” (terjemahan Arifin Bey). Jakarta : PT. Gramedia

Nakane, Chie. 1997 “Japanese Society” (terjemahan Charles E. Tuttle Co:Publiser). Tokyo : Bunkyo-ku

Nakane, Chie. 1972 “Human Relations in Japan”. Japan : Ministry of Foreign Affairs

苛めについて言る会 www.j-world.com

http://usjp.org/jpeducation_en/jpEdProblems_en.html http://perso.fraise.net/liberation-japan-ijime.html http://en.wikipedia.org/wiki/bully

Referensi

Dokumen terkait

soia,t Pd.nour eaao rttuttu Pe'nokzn ltniinna andtlB. JURUSAN PRODUKSI TD}T\AK fAKULTAS

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: (1) Melalui Media Pembelajaran Interaktif Sistem Skeletal Pada Mata Kuliah Dasar Keperawatan I ini, maka proses belajar mengajar

Hasil eksperimen menunjukkan bahwa nilai akurasi hasil prediksi menggunakan algoritma BPNN adalah 96,65 % dan algoritma BPNN dengan metode Adaboost menjadi 99,29 %, sehingga

[r]

Pembahasan arsitektur tidak akan lepas dari pembahasan ruang, baik ruang semu maupun ruang masif. Hasil-hasil pemaknaan dan pemahaman akan “ruang” mengakomodasi juga

Puji dan syukur penulis haturkan atas kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya tetas kokon cacing tanah ( Lumbricus rubellus ) di bawah pengaruh pemberian insektisida organofosfat.. Jenis penelitian

Proton Pump Inhibitor (PPI) terapi LPR yang utama dan paling efektif dalam menangani kasus refluks disamping modifikasi gaya hidup. Rekomendasi dosis PPI adalah 2