• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan kemajuan dibidang teknologi dan informasi sangat pesat. Ini bisa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan kemajuan dibidang teknologi dan informasi sangat pesat. Ini bisa"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1 1.1 Konteks Penelitian

Seiring berkembangnya zaman, dan mobilitas masyarakat di suatu negara mengakibatkan kemajuan dibidang teknologi dan informasi sangat pesat. Ini bisa dilihat dalam penyampaian informasi atau berita yang saat ini banyak dikemas melalui media online yang berasal dari masyarakat umum. Fenomena ini akrab disebut citizen journalism.

Citizen journalism (CJ) ini sendiri dapat diartikan sebagai proses

pengumpulan, dan penyampaian informasi dari masyarakat non jurnalis ke khalayak umum. Menurut Wikipedia, Jurnalisme warga (bahasa inggris: citizen journalism) adalah kegiatan partisipasi aktif yang dilakukan oleh masyarakat dalam kegiatan pengumpulan, pelaporan, analisis serta penyampaian informasi dan berita1.

Perkembangan CJ atau jurnalisme warga sering mendapat perhatian lebih dari pengakses media online, sebagai bentuk partisipasinya terhadap perkembangan berita baru, jurnalisme warga saat ini sudah memiliki ruang khusus dalam kegiatannya, ditambah banyaknya masyarakat yang haus akan informasi aktual sehingga jurnalisme warga dapat mencuri perhatian mereka untuk mendapatkan informasi terkini.

1 Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Jurnalisme_warga diakses pada 3 September 2012 pukul 14.25 WIB.

(2)

Perkembangan CJ didukung pula dengan perkembangan citizen media dan sosial media. Sejak tahun 2002, citizen media telah berkembang pesat yang mencoba mencari eksistensi di tengah atmosfer media tradisional. Dengan adanya internet, citizen media mampu menyebarkan informasi dalam bentuk teks, audio, video, foto,

komentar dan analisis. Bahkan mampu menjalankan fungsi pers seperti watchdog, filter informasi, pengecekan fakta bahkan pengeditan.

Konten atau isi dari citizen journalism bisa berupa peristiwa, pengalaman, dan reportase yang termasuk ke dalam berita, bisa juga pendapat, ulasan, atau analisa yang termasuk ke dalam opini, selain itu bisa merupakan gagasan atau ide seperti tulisan ringan atau catatan harian, fiksi, tips dan tutorial.

Memang tidak dapat dipungkiri kecepatan jurnalisme warga dalam menyampaikan informasi tidak bisa ditandingi oleh media massa resmi. Faktor yang mempengaruhi adalah kemajuan didunia cyber dan keberadaan jurnalis profesional pada saat kejadian berlangsung, suatu kejadian datang tiba-tiba dan sangat kecil kemungkinan jurnalis profesional bisa langsung datang beberapa menit setelah kejadian itu berlangsung. Maka, secara tidak langsung masyarakat dan wartawan profesional membutuhkan peran jurnalisme warga pada saat itu untuk melaporkan kejadian terkini. Faktor inilah yang menyebabkan semakin bertambahnya citizen journalism di setiap negara.

Di Indonesia sendiri jurnalisme warga mulai marak terjadi pada 2004 lalu, ketika video amatir dari Cut Putri beredar luas di media elektronik. Ia yang berhasil merekam detik-detik sebelum terjadinya Tsunami Aceh beberapa tahun silam, dan

(3)

ketika air bah itu mulai menghantam apa saja yang ada disekelilingnya. Rekaman hasil warga berdarah Aceh pada saat tsunami terjadi telah menjadi tonggak sejarah penting perihal perkembangan citizen journalism di tanah air. Hasil rekamannya tidak hanya menyentakkan kesadaran publik dan dunia perihal dahsyatnya peristiwa tsunami Aceh, tetapi juga menyadarkan semua orang bahwa warga pun berperan penting dalam menyebarkan berita dan informasi yang penting dan akurat.

Kemudian setelah video dari Cut Putri ini muncul video-video lainnya yang berasal dari warga yang dikirim ke media massa resmi, seperti video Gempa Padang, longsornya tanah di Bukit tinggi, atau video sesaat setelah kejadian Bom Marriot-Ritz Calton pada 17 Juli lalu, dan masih banyak lagi contoh-contoh video lain yang dikirim warga ke media massa resmi untuk dipublikasikan ke khalayak umum. Tidak hanya video saja jurnalisme warga yang banyak ditayangkan di media massa resmi, ada juga jurnalisme warga yang memanfaatkan fasilitas media baru (internet) untuk menyalurkan apa yang mereka ketahui tentang informasi penting ke masyarakat.

Misalnya mereka menulis di blog pribadi, atau situs jejaring sosial lainnya (facebook, twitter, msn, dll).

Pada tahun 2004, ketika hasil rekaman salah satu warga Aceh perihal detik- detik ketika Tsunami 26 Desember 2004 ditayangkan Metro TV dua hari setelah itu (tsunami), barulah pada ketika itu media dan juga publik tanah air ramai memperbincangkan tentang CJ. Walaupun jika dilihat dari segi kualitas cara pengambilan gambar kurang, tetapi warga Aceh itu lah yang pertama kali merekam kejadian tersebut dan akhirnya ditayangkan di berbagai media massa. Beberapa media

(4)

massa tampak tanggap dan mulai menyediakan celah waktu untuk menayangkan dan mempublikasikan berita dan informasi warga. Di media elektronik terdapat program I-Witness di Metro TV, sementara di media cetak, surat kabar Kompas mempopulerkan Kompasiana.

Kehadiran media massa di tengah kehidupan masyarakat semakin diperlukan sebagai alat pemenuhan kebutuhan akan informasi. Media massa yang bisa menjadi sumber informasi salah satunya adalah televisi sebagai sebuah media komunikasi yang menyediakan berbagai informasi yang update, dan menyebarkannya kepada khalayak umum. Televisi sebagai hasil produk teknologi tinggi (hi-tech) yang menyampaikan isi pesan dalam bentuk audiovisual gerak. Isi pesan audiovisual gerak memiliki kekuatan yang sangat tinggi untuk mempengaruhi mental, pola pikir, dan tindak individu.

Melihat kesempatan trend jurnalisme warga, Metro TV membuat sebuah program baru yang diberi nama Wide Shot. Program Wide Shot adalah sebuah gagasan untuk menyuguhkan berita-berita menarik, unik, lucu dan penuh inspirasi yang luput dari perhatian media. Program Wide Shot adalah bentuk baru dari program I-Witness. Perbedaannya adalah I-Witness yang konsepnya hanya sebatas warga mengirimkan video-video hasil liputannya ke kantor Metro TV, setelah proses penyaringan lalu ditayangankan di televisi, sedangkan Wide Shot mengajak warga untuk ikut berpartisipasi langsung menjadi seorang reporter yang nantinya didampingi oleh camera person saat peliputan dan kemudian ditayangkan di telivisi.

(5)

Salah satu terobosan yang menjadi bagian penting dalam program Wide Shot adalah menyajikan citizen journalism atau jurnalisme warga yang memberikan ruang bagi publik untuk turut serta terlibat dalam dunia jurnalistik. Tujuan dari lahirnya program Wide Shot adalah untuk memberikan ruang yang lebih luas bagi perkembangan citizen journalism di tanah air dan menjadi satu-satunya program TV yang memberikan support khusus bagi citizen journalism.

Melihat begitu besarnya kekuatan jurnalisme warga dalam kedekatannya dengan masyarakat, mainstream media mulai membuat media sejenis yang mengakomodasikan informasi masyarakat. Sebut saja Kompas dengan Kompasiana, Detik dengan detikblognya, dll. Metro TV dengan program Wide Shotnya mencoba memadukan antara mainstream media (khususnya televisi) dengan citizen journalism.

Pada dasarnya tujuan aktivitas public relations yang dijalankan organisasi adalah membangun pemahaman publik terhadap organisasi sehingga dapat terbangun hubungan yang baik antara organisasi dengan publiknya untuk menciptakan, memelihara dan meningkatkan citra yang baik dari organisasi kepada publik yang disesuaikan dengan kondisi-kondisi daripada publik yang bersangkutan. Publik dalam Public Relations terbagi menjadi beberapa kategori, salah satunya adalah publik masa

depan yaitu publik potensial.

Dalam hal ini, Metro TV mencoba merangkul publik potensialnya yaitu masyarakat yang mempunyai ketertarikan khusus dalam jurnalisme warga untuk ikut bergabung menjadi citizen journalist Wide Shot. Tujuan Metro TV membuat program

(6)

baru Wide Shot adalah untuk menjadi stasiun TV berita pertama yang mengangkat citizen journalism.

Dengan adanya program Wide Shot terbentuklah kolaborasi antar media ini, masyarakat mendapatkan informasi menarik dan berharga yang tentu saja dekat dengan realita kehidupannya. Sadar ataupun tidak sadar akan dapat membentuk masyarakat yang terbuka dengan informasi dan diharapkan tingkat partisipasi warga dalam menyampaikan pendapat serta memberikan informasi dapat meningkat.

Program acara ini dibawakan oleh tiga presenter yang tayang pukul 13.05- 17.00. Selama program ini berlangsung, tak lupa presenter selalu mengingatkan pemirsa bahwa Wide Shot membuka peluang bagi para citizen journalist yang ingin merasakan atau belajar menjadi seorang reporter (citizen reporter) akan meliput satu berita yang menarik bagi masyarakat dalam sehari secara langsung di televisi dengan cara mendaftarkan diri ke email redaksi Wide Shot. Dalam acara ini, diberitahukan tahapan apa saja yang akan dilewati dan menggambarkan secara garis besar pengetahuan yang akan didapat saat menjadi citizen journalist, serta terdapat tayangan beberapa testimoni yang sedikit bercerita mengenai pengalaman member yang telah ikut bergabung menjadi citizen journalist di Wide Shot.

Dalam prosesnya, setelah mendaftar, tim redaksi Wide Shot akan menghubungi peserta untuk menentukan jadwal briefing dan supervisi dari tim redaksi Wide Shot berikut jadwal peliputannya. Saat sesi coaching, citizen journalist yang telah dihubungi oleh tim redaksi masing-masing telah mempersiapkan tema apa

(7)

yang akan diliput, kemudian mereka akan diberikan bekal pengetahuan mengenai bagaimana melakukan proses peliputan terhadap tema yang akan diliput. Yang bertugas memberikan pelajaran ini adalah para produser di Wide Shot yang khusus menangani citizen journalist. Mereka akan mengajari mulai dari cara reportasi, mewawancarai narasumber, visual yang harus didapatkan di lapangan, carastand up, dan sebagainya. Dalam sesi coaching ini, produser selalu mengingatkan kepada para peserta untuk tidak menangkap fenomena yang fiktif untuk dijadikan tema tetapi mencoba menangkap fenomena nyata yang luput dari perhatian media.

Dalam kegiatan coaching, peserta diminta untuk menyesuaikan jadwal peliputan dengan tim redaksi. Setelah jadwal cocok, peserta diminta membuat naskah dari tema yang diajukan yang nantinya akan diperiksa oleh produser. Dalam proses ini terjadi diskusi panjang antara produser dan peserta. Karena coaching ini tidak bersifat formal, maka terlihat peserta bebas mengajukan pertanyaan maupun opini mereka.

“Saya melihat citizen journalism Wide Shot ini sangat menarik karena dapat membuat warga untuk ikut peduli memperhatikan perkembangan negara, khususnya anak muda, dengan ikut meliput kejadian atau peristiwa apapun disekitarnya.”2

Kemudian tim Wide Shot yang akan menilai apakah hasil liputan tersebut layak tayang atau tidak. Banyak materi yang tidak memenuhi syarat sehingga tidak dapat ditayangkan, seperti tayangan yang mengandung SARA atau tayangan yang melibatkan institusi lain guna menyelipkan kegiatan promosi. Terdapat beberapa

2 Hasil wawancara dengan Andi Marsa Nadhira, salah satu member citizen journalist Wide Shot, pada 18 September 2012, pkl. 15.00

(8)

elemen lain yang menjadi pertimbangan adalah kualitas gambar, kualitas audio, topik yang disampaikan, dan beberapa elemen lain.

Selain menunggu peminat citizen journalism melalui email redaksi, Wide Shot juga berusaha untuk mencari para citizen journalist berbakat ke kampus-kampus dalam event Metro TV on Campus. Wide Shot membuka untuk umum bagi pelajar atau mahasiswa yang ingin sekolah atau universitasnya didatangi oleh pihak Metro TV untuk ikut serta dalam pelatihan jurnalisme warga dan bagi yang berminat bisa ikut langsung praktik sebagai reporter dilapangan bersama crew Wide Shot.

Member citizen journalist Wide Shot merupakan para citizen journalist yang

sudah berkesempatan untuk meliput atau yang sudah mengikuti coaching. Sebagai tanda pengenal para member citizen journalist Wide Shot akan mendapatkan kartu member. Dalam hal ini, peneliti memfokuskan member khususnya di Bandung

sebagai sampel dalam penelitian ini.

Terdapat beberapa stasiun TV lain yang memiliki program dengan tujuan mencari citizen journalist, namun menurut salah satu member citizen journalist:

“Program wide shot merupakan salah satu program yang benar-benar membuat pesertanya merasakan menjadi seorang reporter sungguhan dengan terjun langsung ke lapangan yang sebelumnya telah diberikan bekal pengetahuan melalui coaching mengenai bagaimana menjadi seorang reporter yang baik. Dimulai dari cara reportasi, teknik mewawancarai narasumber, gambaran visual yang harus didapatkan di lapangan, dan sebagainya”3

Merupakan sebuah tantangan tersendiri apabila para member dapat memaknai adanya citizen journalism ini dalam bentuk terjun langsung sebagai reporter. Oleh

3 Hasil wawancara dengan Ruliani Fitri, salah satu member citizen journalist Wide Shot, pada 18 September 2012, pkl. 15.45

(9)

karena itu peneliti tertarik untuk menggali Bagaimana konstruksi makna Citizen Journalism oleh member Program Wide Shot PT. Media Televisi Indonesia (Metro

TV).

Peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana para member program Wide Shot membangun makna Citizen Journalism melalui kegiatan peliputan dengan meliput peristiwa yang luput dari media yang menjadi salah satu tujuan dari Program Wide Shot Metro TV. Karena cukup banyak peristiwa atau kejadian disekitar yang masih luput dari liputan media. Terlebih lagi di tengah-tengah kemajuan teknologi yang membuat setiap warga dapat mengabadikan sesuatu peristiwa secara langsung melalui kamera handphone, handycam, dll.

Penelitian ini juga mencoba untuk menyingkap atau memaparkan bagaimana masyarakat, khususnya pemuda zaman sekarang memanfaatkan media yang ada untuk memotret dan menyingkap fenomena-fenomena di masyarakat yang tersembunyi yang mungkin selama ini tidak kita ketahui sebagai bagian dari masyarakat.

Peneliti menganggap bahwa para peserta yang menjadi member program Wide Shot ini memiliki pemahaman yang lebih mengenai makna citizen journalism dibanding masyarakat lainnya. Kebanyakan masyarakat kurang peka dan peduli terhadap sesuatu peristiwa kecil disekitarnya. Padahal peristiwa kecil tersebut dapat menjadi informasi penting yang dapat disampaikan melalui media sehingga masyarakat dan tokoh penting negara dapat tergerak hatinya untuk lebih memperhatikan hal-hal yang mungkin tidak terlihat selama ini.

(10)

Setiap member memiliki pemahaman dan pemaknaan tersendiri dalam tiap kegiatan yang mereka jalani, begitu juga pengalaman yang mereka alami dari awal coaching hingga pada peliputan selesai. Masing-masing mereka juga memiliki motif

dan latar belakang yang berbeda kenapa pada akhirnya memutuskan untuk ikut bergabung menjadi citizen journalist. Fenomena ini penulis jadikan sebagai penelitian dimana penulis tertarik dengan para member citizen journalist yang memiliki kepedulian terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi di sekitarnya.

Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan oleh peneliti, disini peneliti ingin mengetahui lebih dalam mengenai bagaimana konstruksi makna citizen journalism oleh member program Wide Shot Metro TV.

1.2 Fokus Penelitian

Berdasarkan konteks penelitian yang telah diuraikan diatas, maka fokus kajian pada penelitian ini adalah sebagai berikut: ”Bagaimana Konstruksi Makna Citizen Journalism oleh Member Program Wide Shot PT. Media Televisi Indonesia (Metro TV) di Bandung?”

1.3 Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana motif member bergabung menjadi Citizen Journalist Wide Shot?

2. Bagaimana member program Wide Shot memaknai citizen journalism?

(11)

3. Bagaimana pengalaman komunikasi member selama menjadi citizen journalist Wide Shot?

1.4 Maksud dan Tujuan Penelitian

1.4.1 Maksud Penelitian

Untuk menemukan, mengembangkan dan membuktikan pengetahuan mengenai “Konstruksi Makna Citizen Journalism oleh Member Program Wide Shot Metro TV di Bandung” sehingga diharapkan dapat mengetahui pemaknaan citizen journalism oleh member.

1.4.2 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui motif member bergabung menjadi citizen journalist Wide Shot.

2. Untuk mengetahui pemaknaan member Wide Shot mengenai citizen journalism.

3. Untuk mengetahui pengalaman komunikasi member selama menjadi citizen journalist Wide Shot.

1.5 Kegunaan Penelitian

1.5.1 Kegunaan Teoretis

Secara teoretis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan sumbangan bagi kajian ilmu komunikasi terutama kajian yang berkembang sesuai

(12)

dengan fokus penelitian ini yaitu pemaknaan individu tentang citizen journalism yang dapat dilihat dari motif, pemaknaan, dan pengalaman individu. Penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan referensi dan sumber informasi atau masukan bagi penelitian selanjutnya.

1.5.2 Kegunaan Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan gambaran secara detail kepada citizen journalist atau masyarakat lainnya yang bergerak dan fokus terhadap trend citizen journalism atau jurnalisme warga lebih dalam. Juga diharapkan dapat memberikan saran dan evaluasi terhadap pihak Wide Shot Metro TV dalam meningkatkan kualitasnya dalam merangkul publik potensialnya, dalam hal ini member citizen journalist. Disamping itu, penelitian ini juga diharapkan dapat membantu perusahaan dalam memberikan informasi untuk mengetahui apa yang menjadi penilaian member terhadap program perusahaan.

Referensi

Dokumen terkait

Perendaman telur ikan gurami (O. gouramy) pada larutan ekstrak kunyit (C. domestical) dengan konsentrasi yang berbeda ternyata efektif terhadap daya tetas telur

Melihat pada tingkat atau kelas peserta didik yang merupakan awal pada jenjang menengah, untuk mengoptimalkan hasil belajar siswa dan kemampuan siswa dalam

Magnetic Levitation Ball sendiri adalah suatu rangkaian sistem yang terdiri atas bola baja padat yang bersifat ferromagnetic , dimana akan melayang diatas

 MRM adalah proses sistematis untuk mengurangi atau menghilangkan risiko terhadap mutu.. CPOTB : Manajemen Risiko

Pada tahap observasi, peneliti akan melakukan observasi terhadap aktivitas yang telah dilakukian oleh guru dan siswa pada saat pembelajaran dilaksanakan. Hal ini akan

Pengesahan bunyi naskah (authentication of the text) yang diterima sebagai naskah yang terakhir, dilakukan menurut cara yang disetujui antara negara-negara peserta yang

Nilai, norma dan pola perilaku yang diwariskan secara turun-temurun ini dapat berlanjut karena telah menjadi budaya birokrasi, sehingga seseorang yang bergabung dalam

Penelitian ini menggunakan sayuran sawi hijau dari berbagai jenis bahan kemasan plastik, aluminium foil, kertas dan daun pisang segar, serta tanpa kemasan sebagai variabel kontrol