21 BAB III
METODE PENELITIAN
1.1 Desain Penelitian
Desain penelitian didefinisakan sebagai struktur, strategi penyelidikan dan rencana yang akan dilakukan guna mendapatkan jawaban dari suatu permasalahan.
Desain penelitian yang digunakan adalah desain kausal dimana difokuskan untuk menjelaskan hubungan sebab akibat sekaligus mencari tahu bagaimana keterkaitan antara variabel dan masalahnya yang merujuk pada tujuan penelitian.
3.2 Jenis Data
Jenis data yang digunakan yakni data primer. Data primer diperoleh secara turun langsung kelapangan. Data didapat dengan cara wawancara langsung ke petani tambak dengan menggunakan kuesioner. Data yang dikumpulkan berupa informasi tentang karakteristik petambak dan usaha tambak udang vaname seperti usia petambak, luas lahan, benur, pakan, obat, dan kapur.
3.3 Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Rayunggumuk, Desa Dukuh Tunggal, dan Desa Bangkok di Kecamatan Glagah. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive sampling) yaitu sampel ditetapkan secara sengaja oleh peneliti berdasarkan kriteria atau pertimbangan tertentu. Kecamatan Glagah merupakan daerah penghasil udang vaname dengan produktivitas dan pendapatan petambak yang cukup
22
tinggi. Oleh karena itu, dapat dilihat beberapa fenomena yang terjadi saat penelitian adalah sebagai berikut :
a. Kurang sigapnya petambak terhadap penanganan penyakit jamur pada udang vaname sehingga dapat mempengaruhi produksi udang.
b. Pengapuran terhadap lahan yang kurang maksimal sehingga berpengaruh terhadap pembentukan kulit udang vaname.
Fenomena tersebut dianggap selaras dengan tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui faktor-faktor pendapatan udang vaname. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli – Agustus 2020.
3.4 Teknik Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode simple random sampling atau dapat juga disebut dengan sample acak sederhana. Pada teknik ini, setiap
populasi petambak diberikan kesempatan yang sama untuk menjadi sampel pada penelitian.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam sebuah penelitian adalah salah satu hal yang sangat penting. Teknik penggumpulan data pada penelitian ini adalah wawancara langsung ke responden, observasi dilapangan, dan studi literatur. Adapun teknik pengumpulan data untuk penelitian ini adalah
1. Wawancara
Wawancara adalah proses komunikasi atau interaksi secara langsung untuk mengumpulkan informasi dengan cara tanya jawab antara peneliti dengan informan atau
23
petani yang membudidaya udang vaname di Desa Rayunggumuk, Desa Dukuh Tunggal, dan Desa Bangkok di Kecamatan Glagah. Wawancara merupakan kegiatan untuk memperoleh informasi secara mendalam tentang sebuah isu atau tema yang diangkat dalam penelitian. Proses pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang telah diperoleh lewat teknik yang lain sebelumnya.
2. Observasi
Observasi merupakan pengamatan secara langsung. Pengamatan dilakukan dengan terjun langsung ke lapangan atau ke petani yang membudidaya udang vaname di Desa Rayunggumuk, Desa Dukuh Tunggal, dan Desa Bangkok di Kecamatan Glagah.
Hasil observasi berupa aktivitas budidaya udang vaname . Observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran riil suatu peristiwa atau kejadian untuk menjawab pertanyaan penelitian.
3.6 Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif.
Metode deskriptif kuantitatif merupakan suatu penelitian yang mempunyai tujuan untuk mendeskripsikan suatu fenomena, peristiwa, gejala, dan kejadian yang terjadi secara faktual, sistematis, dan akurat. Analisis deskriptif dapat digambarkan melalui statistik deskriptif (Hasan, 2004). Statistik deskriptif merupakan statistik yang berguna untuk mengumpulkan, mengolah, dan menganalisa data dan kemudian disajikan dalam bentuk kesimpulan yang dapat menguraikan suatu masalah (Raysad, 1998).
24
Analisis statistik yang digunakan Structural Equation Modeling (SEM) dengan proses perhitungan yang dibantu program aplikasi software SmartPLS 3.
3.6.1 Structural Equation Model
Analisis terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pendapatan usaha tambak udang vaname menggunakan metode SEM berbasis komponen-PLS, dengan bantuan program SmartPLS 0.3. Penggunaan alat analisis ini dengan pertimbangan: (1) jumlah sampel yang diambil dalam penelitian tidak besar dan (2) untuk menganatisipasi sebaran data yang tidak normal (Arya et al., 2014). Structural Equation Model (SEM) adalah teknik multivariate yang menunjukkan cara merepresentasikan suatu deret atau seri hubungan kausal (causal relationship) dalam suatu diagram jalur (path diagram).
Analisis SEM menggabungkan analisis faktor, regresi, dan jalur sehingga secara simultan dapat mengukur nilai konstruk loading dari indikator-indikator variabel laten, menghitung model jalur dari variabel-variabel laten, dan menghitung hubungan antara varibel laten (Ririn Widiyasari and Mutiarani, 2014). Keunggulan dari SEM yaitu memiliki kemampuan memodelkan banyak variabel dependent dan variabel independent. Selain itu jumlah sampel SEM SmartPLS ini >100, dan adanya indikator
Analisis SEM yang digunakan adalah Partial Least Square (PLS) dengan proses perhitungan yang dibantu program aplikasi software SmartPLS 03. Evaluasi model PLS bedasarkan pada pengukuran prediksi yang menguji Outer model, inner model, dan pengujian hipotesis sebagai berikut
a. Evaluasi Model Pengukuran Outer model dengan PLS dilakukan untuk menilai uji validitas dan reliabilitas model.
25
b. Evaluasi Model Struktural Inner model dengan PLS dapat dilihat dari Model Fit, nilai R-Square pada setiap variabel laten. Menurut Ghozali, dalam
Susanto (2015) nilai R-Square merupakan uji goodness of fiit model. Apabila nilai R-Square sebesar 0.67, 0.33, dan 0.19 menunjukkan bahwa model
“baik”, “moderat”, dan “lemah”. Selain itu evaluasi model struktural PLS dapat juga dilakukan dengan Q2- Square. Menurut Ghozali, dalam Sinaga et al (2017) apabila nilai Q2- Square > 0 maka menunjukkan nilai prediktif
yang baik, dengan nilai yang didapatkan 0,02 (rendah), 0,15 (sedang), dan 0,35 (tinggi).
c. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dapat dilihat dari nilai probabilitas. Kriteria pengujian dengan tingkat signifikasi (α) 5% ditentukan sebagai berikut. Apabila p-value
> 0,05 maka hasil tidak signifikan. Apabila p-value < 0,05 maka hasil signifikan (Nadiah et al, 2017). Variabel eksogen dalam penelitian ini adalah karakteristik petambak dan usaha tambak, sedangkan variabel endogen adalah pendapatan udang vaname.
3.6.2 Uji Instrumen 1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur derajat ketepatan dalam penelitian tentang isi atau arti sebenarnya yang diukur. Uji validitas akan dilakukan dengan menghitung koefesien korelasi antar subjek pada item pertanyaan dengan skor test yang diperoleh dari hasil kuesioner(Bram, 2005). Uji validitas dilakukan
26
dengan menggunakan SmartPLS 3.0. Pengujian validitas data dilakukan dengan menggunakan korelasi antara skor konstruk dengan skor indikator (Alfa et al., 2017). Ukuran individual dapat dikatakan valid jika memiliki korelasi loading dengan variabel laten konstruk yang ingin diukur adalah ≥ 0,5. Jika salah satu indikator memiliki nilai loading < 0,5 diartikan bahwa indikator tidak valid atau tidak cukup baik untuk mengukur konstruk secara tepat, sehingga indikator tersebut harus dibuang (Ridwan, 2013).
2. Uji Reliabilitas
Keandalan atau reliabilitas diartikan sebagai seberapa jauh pengukuran bebas dari varian kesalahan acak (free from random error). Kesalahan acak akaan menurunkan tingkat keandalan hasil pengukuran. Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan SmartPLS 3.0. Indikator dapat dikatakan konsisten atau memenuhi uji reliabilitas apabila memiliki nilai reliabilitas atau composite reliability > 0.70 (Hadiwidjaja & Diah, 2014). Untuk mengestimasi pengaruh dari indkator-indikator dibangun sebuah model, seperti pada Gambar 3.1 di bawah ini
27
Gambar 3. 1 Struktur model PLS (Partial Least Square)
3.7 Pengukuran Variabel
Pengukuran variabel dalam penelitian ini diharapkan mampu mewakili tema penelitian yang akan diteliti. Variabel yang digunakan adalah,
1. Variabel laten dan variabel terukur
Variabel laten adalah variabel yang tidak dapat diukur secara langsung, kecuali diukur dengan satu atau lebih variabel manifest. Variabel terukur adalah variabel yang digunakan untuk mengukur sebuah variabel laten Data dari variabel terukur harus diperoleh dari penelitian lapangan (Ginting, 2009).
28 Tabel 3. 1 Variabel Laten dan Variabel Terukur
No. Variabel Laten Variabel Terukur Indikator 1. Karakteristik
Petambak (X1)
Usia (X1.1)
Luas Lahan (X1.2)
Usia petambak saat menjalankan usaha tambak
( Tahun).
Luas lahan usaha tambak yang dijalankan (Ha)
2. Faktor Produksi (X2) Pakan (X2.1) Benur (X2.2) Obat (X2.3) Kapur (X2.4)
Jumlah pakan yang digunakan untuk budidaya udang vaname (Rp).
Jumlah benur yang digunakan untuk budidaya udang vaname (Rp)
Jumlah obat yang digunakan untuk budidaya udang vaname (Rp)
Jumlah kapur yang dipakai untuk pengapuran lahan sebelum bertambak (Rp)
3. Pendapatan (Y) Pendapatan (Y1.1) Produksi (Y1.2)
Jumlah uang yang diperoleh petambak (Rp) Hasil yang diperoleh petambak setiap panen (Ton/Kg)
Sumber : Data primer, diolah 2020.
2. Skala Rasio
Metode pengukuran data penelitian ini juga menggunakan skala rasio dimana skala ini menunjukan kategori, peringkat, jarak dan perbandingan konstruk yang diukur. Skala rasio merupakan salah satu jenis pengukuran yang memiliki nol alamiah atau nol absolute, sehingga memungkinkan kita membandingkan magnitude angka-angka absolute. Variabel independen yang digunakan yaitu karakteristik petambak dan faktor produksi. Variabel dependen yang digunakan adalah pendapatan usaha tambak.