• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEMENTERIAN KESEHATAN RI BADAN PPSDM KESEHATAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TENAGA KESEHATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KEMENTERIAN KESEHATAN RI BADAN PPSDM KESEHATAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TENAGA KESEHATAN"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI BADAN PPSDM KESEHATAN

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TENAGA KESEHATAN TAHUN 2012

(2)
(3)

Standar Lahan Praktik D-III Akupunktur i

KATA PENGANTAR

Untuk melaksanakan proses pendidikan tenaga kesehatan dengan baik, khususnya tenaga kesehatan Akupunktur sangat diperlukan lahan praktik. Dengan adanya lahan praktik mahasiswa dapat belajar menerapkan teori yang diperolehnya di ruang kelas dan di ruang laboratorium dalam situasi nyata sehingga dapat mencapai kompetensi yang sesuai dengan tuntutan kurikulum.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan Badan PPSDM Kesehatan mencoba menyusun suatu standar lahan praktik Diploma III Akupunktur untuk memberi rambu–rambu mengingat semakin berkembangnya ilmu Akupunktur dan kebutuhan Akupunktur di lapangan. Diharapkan hal ini akan dapat mendukung tercapainya lulusan yang memiliki kompetensi yang sesuai dan pada saatnya nanti dapat memberi kontribusi pada pembangunan kesehatan.

Standar lahan praktik ini merupakan standar minimal yang dapat dikembangkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Diharapkan standar lahan praktik ini dapat dijadikan acuan bagi penyelenggara pendidikan dalam menyelenggarakan seluruh kegiatan praktik klinik Akupunktur di institusi pendidikan Diploma III Akupunktur yang sesuai dengan peran dan fungsi serta kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum inti program pendidikan Diploma III Akupunktur tahun 2011.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada tim kelompok kerja dan kami mengharapkan masukan-masukan dari semua pihak pengguna standar lahan praktik ini agar di masa depan kualitas pendidikan Diploma III Akupunktur dapat ditingkatkan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan masyarakat baik pada tingkat nasional maupun Internasional.

Jakarta, 2 Nopember 2012 Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan

Tenaga Kesehatan,

Dr. Donald Pardede, MPPM NIP. 195804021986111001

(4)

Standar Lahan Praktik D-III Akupunktur ii

SAMBUTAN

KEPALA BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh

Dalam era globalisasi dewasa ini dituntut tersedianya sumber daya manusia yang mampu bekerja secara profesional dalam segala bidang termasuk upaya pelayanan kesehatan. Peranan tenaga kesehatan sangat menentukan keberhasilan pelaksanaan program pembangunan di bidang kesehatan. Guna menghasilkan tenaga kesehatan sesuai dengan kebutuhan baik dari segi kuantitas dan kualitas diperlukan pengelolaan pendidikan yang profesional.

Saya menyambut baik terbitnya Standar Lahan Praktik Diploma III Akupunktur ini, karena standar ini akan merupakan rambu-rambu bagi institusi pendidikan dalam mengelola penyelenggaraan pembelajaran di lahan praktik. Selain itu perlu disadari bahwa dalam pendidikan tenaga kesehatan hampir 60% dari proses pembelajaran adalah pembelajaran praktik.

Semoga Tuhan Yang maha Kuasa senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua.

(5)

Standar Lahan Praktik D-III Akupunktur i

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBERDAYA MANUSIA KESEHATAN

Jl.Hang Jebat III/F.3 Kebayoran Baru Kotak Pos No. 6015/JKS/GN Jakarta 12120 Telepon : (021) 7245517 – 72797302 Fax : (021) 72797508 Website : www.bppsdmk.depkes.go.id

Telepon : Pusdiknakes (021) 7256720 Pusrengun SDM Kes (021) 7258830 Puspronakes LN (021) 7257822 Pusdiklat SDM Kes (021) 7262977

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.03.05/III/3/02109.2/2012

TENTANG

STANDAR LAHAN PRAKTIK PENDIDIKAN TENAGA KESEHATAN UNTUK DIPLOMA III AKUPUNKTUR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa Kementerian Kesehatan bertanggungjawab melakukan pembinaan teknis penyelenggaraan pendidikan tenaga kesehatan dalam rangka pengadaan dan peningkatan mutu tenaga kesehatan;

b. bahwa dalam rangka pengadaan dan peningkatan mutu tenaga kesehatan Kementerian Kesehatan perlu membuat Standar Lahan Praktik Pendidikan Tenaga Kesehatan untuk Diploma III Akupunktur dalam rangka pencapaian kompetensi lulusan perlu dilakukan penilaian terhadap peserta didik;

c. bahwa agar penilaian hasil belajar peserta didik dapat dilaksanakan secara terencana, terarah dan berkesinambungan yang dikemas secara komprehensif dan dilaksanakan sesuai kebutuhan mengacu pada program pembelajaran dan kurikulum;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, b dan c perlu menetapkan Keputusan Menteri Kesehatan tentang Standar Lahan Praktik Pendidikan Tenaga Kesehatan untuk Diploma III Akupunktur.

Mengingat : 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);

2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4586);

3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);

4. Peraturan Pemerintahan Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3637);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5157);

7. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa;

8. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 045/U/2002 tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi;

9. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : OT.02.03/I/4/03440.1 Tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi dan tatalaksana Politeknik Kesehatan Departemen Kesehatan;

10. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 374/MENKES/SK/V/2009 tentang Sistem Kesehatan Nasional;

11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/Menkes/Per/VIII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan;

12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 890/Menkes/Per/VIII/2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Politeknik Kesehatan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1988/Menkes/Per/IX/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Politeknik Kesehatan;

13. Keputusan Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumberdaya Manusia Nomor HK.02.05/I/III/2/2208/2012 tentang Kurikulum Program Pendidikan Diploma III Akupunktur.

(6)

Standar Lahan Praktik D-III Akupunktur ii

MEMUTUSKAN

Menetapkan :

Kesatu : KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG STANDAR LAHAN PRAKTIK PENDIDIKAN TENAGA KESEHATAN UNTUK DIPLOMA III AKUPUNKTUR;

Kedua : Standar Lahan Praktik Pendidikan Tenaga Kesehatan untuk Diploma III Akupunktur sebagaimana dimaksud dalam Diktum Kesatu, tercantum dalam Lampiran dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Keputusan ini;

Ketiga : Standar Lahan Praktik Pendidikan Tenaga Kesehatan untuk Diploma III Akupunktur sebagaimana dimaksud dalam Diktum Kedua digunakan untuk Institusi Pendidikan Tenaga Kesehatan Jenjang Pendidikan Diploma III Akupunktur;

Keempat : Standar Lahan Praktik Pendidikan Tenaga Kesehatan untuk Diploma III Akupunktur terdiri dari Standar Lahan Praktik Pendidikan Diploma III Akupunktur dan Standar Praktik Berdasarkan Kompetensi Pendidikan Diploma III Akupunktur;

Kelima : Standar Lahan Praktik Pendidikan Tenaga Kesehatan untuk Diploma III Akupunktur sebagaimana dimaksud dalam Diktum Keempat, terdiri dari :

a. Tenaga Pembimbing;

b. Prasarana dan Sarana Lahan Praktik;

c. Sasaran/Target.

Keenam : Standar Lahan Praktik Berdasarkan Kompetensi Pendidikan Tenaga Kesehatan untuk Diploma III Akupunktur, berisi tentang Kelompok Kompetensi, Sub Kompetensi, Lahan Praktik dan Kriteria Lahan Praktik;

Kutujuh : Standar Lahan Praktik Pendidikan Tenaga Kesehatan untuk Diploma III Akupunktur sebagaimana dimaksud dilakukan secara berkesinambungan untuk mencapai tujuan pembelajaran secara maksimal diperlukan penatalaksanaan pembelajaran baik teori maupun parktik yang efektif dan efisien;

Kedelapan : Keputusan ini berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : JAKARTA

Pada Tanggal : 2 NOPEMBER 2012

Tembusan :

1. Menteri Kesehatan;

2. Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan;

3. Inspektur Jenderal Kementerian Kesehatan;

4. Para Dirjen di Lingkungan Kementerian Kesehatan;

5. Para eselon II di Lingkungan Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan;

6. Kepala Biro Hukum dan Organisasi Kementerian Kesehatan;

7. Kepala Dinas Kesehatan Propinsi seluruh Indonesia;

8. Para Direktur Politeknik Kesehatan Seluruh Indonesia;

9. Direktur Akademi / Penyelenggara Program Diploma III Akupunktur.

(7)

Standar Lahan Praktik D-III Akupunktur iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i SAMBUTAN ... ii DAFTAR ISI ... iii BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...

B. Tujuan ...

C. Dasar Hukum ...

D. Pengertian ...

1 4 4 6 BAB II STANDAR LAHAN PRAKTIK PENDIDIKAN DIPLOMA III

AKUPUNKTUR

A. Tenaga Pembimbing ...

B. Prasarana Dan Sarana Lahan Praktik ...

C. Sasaran/Target ...

9 10 15 BAB III STANDAR LAHAN PRAKTIK BERDASARKAN KOMPETENSI

PENDIDIKAN DIPLOMA III AKUPUNKTUR ... 17 BAB IV PENUTUP ... 23 DAFTAR PUSTAKA

(8)

Standar Lahan Praktik D.III Akupunktur 1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional, diarahkan untuk mencapai Visi Kementerian Kesehatan yaitu mewujudkan masyarakat yang mandiri dan berkeadilan melalui pelaksanaan Misi (1) Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta dan madani, (2) Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata, bermutu dan berkeadilan, (3) Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan, (4) menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik.

Tujuan pembangunan kesehatan diwujudkan melalui penyelenggaraan berbagai upaya kesehatan yang harus didukung antara lain oleh tenaga kesehatan yang memadai sesuai dengan kebutuhan pembangunan kesehatan. Tenaga kesehatan tersebut harus memiliki kompetensi serta etika yang sesuai dengan apa yang diperlukan di pelayanan. Untuk mendapatkan tenaga kesehatan seperti itu dibutuhkan berbagai upaya diantaranya melalui peningkatan mutu serta profesionalisme tenaga kesehatan.

Salah satu upaya kesehatan yang harus dicapai adalah upaya kesehatan mata dan pencegahan kebutaan dalam rangka optimalisasi fungsi penglihatan masyarakat dengan melibatkan tenaga kesehatan yang

(9)

Standar Lahan Praktik D.III Akupunktur 2

mampu memberikan pelayanan yang sesuai dengan tanggung jawab dan kewenangan yang ada pada profesinya.

Tenaga kesehatan yang profesional dan bermutu dihasilkan oleh institusi pendidikan tenaga kesehatan yang bermutu. Dimana tenaga kesehatan memiliki spesifikasi tertentu karena kesalahan dalam pelayanan dapat berdampak kematian atau kecacatan yang bersifat irrevesibel. Untuk itu diperlukan pengaturan dalam rangka meningkatkan mutu lulusan dan mutu institusi pendidikan tenaga kesehatan. Peningkatan mutu lulusan diperoleh melalui pengaturan seleksi, proses pembelajaran, evalusi/ujian akhir, dan penataan ijazah sedangkan peningkatan mutu institusi melalui pengaturan perizinan pendirian institusi, sarana dan prasarana, tenaga pendidik dan kependidikan, pengelola, akreditasi, dan Sistem Informasi Pendidikan Tenaga Kesehatan.

Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pada pasal 91 menyebutkan bahwa setiap satuan pendidikan wajib melakukan penjaminan mutu pendidikan. Penjaminan mutu pendidikan dilakukan secara bertahap, sistematis, dan terencana.

Dalam implementasinya institusi diknakes harus menyusun berbagai standar yang pengembangannya harus mengacu pada Standar Nasional Pendidikan. Salah satu dari 8 standar tersebut adalah standar sarana dan prasarana yang diantaranya mengatur tentang lahan praktik bagi institusi pendidikan.

Pelayanan Akupunktur adalah bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada

(10)

Standar Lahan Praktik D.III Akupunktur 3

ilmu, hukum dan kaidah Akupunktur, berbentuk pendekatan bio-fisika- bioenergi-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat, baik sakit maupun sehat, yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia. Upaya yang dilakukan adalah dalam meningkatkan derajat kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan, pemulihan serta pemeliharaan kesehatan, untuk memungkinkan setiap individu memiliki kemampuan hidup sehat dan produktif. Kegiatan dilakukan sesuai dengan wewenang, tanggung jawab dan etika profesi Akupunktur.

Proses pembelajaran pendidikan Diploma III Akupunktur meliputi pembelajaran teori dan praktik. Beban studi pendidikan Diploma terdiri dari 40% teori dan 60% praktik. Sehubungan dengan hal tersebut, untuk mencapai tujuan pembelajaran secara maksimal diperlukan penatalaksanaan pembelajaran baik teori maupun praktik yang efektif dan efisien.

Pada Kurikulum Inti Program Pendidikan Diploma III Akupunktur tahun 2011 pembelajaran praktik terdiri pembelajaran praktik laboratorium dan pembelajaran praktik klinik/lapangan. Pembelajaran praktik klinik/lapangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem program pengajaran serta merupakan wadah yang tepat untuk mengaplikasikan pengetahuan (kognitif), sikap (afektif) dan keterampilan (psikomotor). Dalam pengelolaan pendidikan Akupunktur masih ditemukan berbagai kendala terutama dalam pengelolaan praktik klinik antara lain; belum adanya kesamaan persepsi tentang proses pembelajaran praktik antara institusi pendidikan dengan pengelola lahan

(11)

Standar Lahan Praktik D.III Akupunktur 4

praktik, kuantitas maupun kualitas clinical teacher dan clinical instructor belum memadai, serta keberadaan lahan praktik yang belum memadai secara kualitas dan kuantitas sehingga pembelajaran praktik belum efektif yang akhirnya kompetensi mahasiswa tidak tercapai, sehingga diperlukan standar lahan praktik sebagai acuan bagi institusi pendidikan maupun lahan praktik dalam mengelola praktik klinik Akupunktur bagi mahasiswa.

B. Tujuan

Standar lahan praktik Pendidikan Diploma III Akupunktur ini bertujuan untuk :

1. Memberikan acuan bagi Pengelola institusi pendidikan dan lahan praktik dalam pengelolaan praktik di lahan/lapangan supaya sesuai dengan kompetensi yang disyaratkan dalam kurikulum dan kewenangan profesinya;

2. Memberikan acuan bagi Pengelola institusi pendidikan dalam memilih lahan praktik yang menunjang pencapaian kompetensi.

3. Membantu Pengelola institusi pendidikan dan pengelola lahan praktik dalam meningkatkan mutu pembelajaran praktik klinik Akupunktur.

C. Dasar Hukum

Standar lahan praktik ini disusun mengacu pada landasan hukum sebagai berikut:

(12)

Standar Lahan Praktik D.III Akupunktur 5

1. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Tahun 2003 No.78, Tambahan Lembaran Negara No.4301).

2. Undang-Undang RI Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Tahun 2005 No.157, Tambahan Lembaran Negara No.4586).

3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 2009 No.144, Tambahan Lembaran Negara Tahun No.5063).

4. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Tahun 2010 No. 23, Tambahan Lembaran Negara No.5105).

5. Peraturan Pemerintah Nomor 66 tahun 2010 tentang Perubahan atas PP Nomor 17 tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan.

6. Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1996 No.49, Tambahan Lembaran Negara No.3637).

7. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Tahun 2005 No.41, Tambahan Lembaran Negara No.4496)

8. Peraturan Pemerintah Nomor 37 tahun 2009 tentang Dosen (Lembaran Negara Tahun 2009 No.6, Tambahan Lembaran Negara No. 5007)

(13)

Standar Lahan Praktik D.III Akupunktur 6

9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1796/MENKES/PER/VIII/2011 Tentang Registrasi Tenaga Kesehatan;

10. Kepmendiknas Nomor 232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa.

11. Kepmendiknas Nomor 045/U/2002, tentang Kurikulum Inti Perguruan Tinggi.

12. Keputusan Kepala Badan PPSDM No. HK.02.05/I/III/2/05032/2011, Tentang Kurikulum Inti Program Pendidikan Diploma III Akupunktur.

D. Pengertian

1. Kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung jawab, yang dimiliki seseorang sebagai syarat kemampuan untuk mengerjakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu;

2. Standar Praktik adalah Kriteria minimal yang harus dipenuhi dalam melaksanakan pembelajaran praktik untuk mencapai kompetensi mahasiswa;

3. Lahan Praktik adalah Tempat yang memenuhi kriteria yang dipersyaratkan yang berada di luar institusi pendidikan untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang telah didapat mahasiswa di institusi dalam pencapaian kompetensi Akupunktur yang diharapkan di dalam kurikulum Pendidikan Diploma III Akupunktur;

4. Praktik Klinik adalah Kegiatan pembelajaran praktik dengan menggunakan target kompetensi yang harus dicapai oleh

(14)

Standar Lahan Praktik D.III Akupunktur 7

mahasiswa pada situasi nyata sesuai dengan waktu yang dijadwalkan;

5. Clinical Instructor adalah Akupunkturis, Ahli Madya Akupunktur, dan atau dokter Akupunktur yang memiliki sertifikat kompetensi, bekerja di lahan praktik dan memiliki tugas dan tanggung jawab memfasilitasi dan membimbing serta mengevaluasi mahasiswa dalam melaksanakan praktik klinik.

6. Clinical Teacher adalah Dosen dari institusi pendidikan yang bertanggungjawab dalam pengajaran / praktik klinik mahasiswa;

7. Briefing adalah Merupakan proses awal sebelum mahasiswa mengelola pasien / klien dimana pembimbing mengevaluasi kesiapan mahasiswa dalam mengelola pasien/klien di lahan praktik untuk mencapai kompetensi;

8. Clinical Practice adalah Proses interaksi mahasiswa dengan pasien/klien dibawah bimbingan dan supervisi yang dilakukan oleh clinical instructor atau clinical teacher;

9. Debriefing adalah Kegiatan akhir dari proses bimbingan yang dilakukan segera setelah mahasiswa menyelesaikan praktik klinik;

10. Supervisi adalah Metode pembelajaran praktik yang dilakukan dengan cara pembimbing mengontrol dan mengawasi kegiatan praktik klinik mahasiswa;

11. Sarana Lahan Praktik adalah Segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai tujuan pada kegiatan praktik klinik;

12. Prasarana lahan praktik adalah Segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya kegiatan praktik klinik;

(15)

Standar Lahan Praktik D.III Akupunktur 8

13. Nota Kesepahaman (MoU) adalah Dokumen yang memuat saling pengertian dan kerjasama antara institusi pendidikan dan lahan praktik dalam penyelenggaraan kegiatan praktik klinik.

(16)

Standar Lahan Praktik D.III Akupunktur 9

BAB II

STANDAR LAHAN PRAKTIK DIPLOMA III AKUPUNKTUR

A. Tenaga Pembimbing 1. Clinical Teacher

a. Pengertian

Clinical teacher adalah dosen dari institusi pendidikan Akupunktur yang bertanggungjawab dalam pengajaran/praktik mahasiswa di lahan praktik. Fungsi utama dari clinical teacher adalah melaksanakan supervisi, pembimbingan, dan menguji mahasiswa sehingga dapat mencapai kompetensi sesuai tuntutan kurikulum.

b. Kriteria clinical teacher

1) Dosen atau dosen tim mata ajar yang terlibat dalam pembelajaran Akupunktur di kelas atau laboratorium dengan pengalaman klinik minimal 1 (satu) tahun.

2) Memiliki Sertifikat Kompetensi atau Surat Ijin Pengobat Tradisional Akupunktur atau Surat Tanda Registrasi (STR) Akupunktur atau setidak-tidaknya memiliki Surat Keputusan sebagai clinical teacher dari institusi pendidikan yang menaunginya.

3) Memahami dan menguasai peran fungsinya sebagai clinical teacher.

2. Clinical Instructor a. Pengertian

Clinical instructor adalah Akupunkturis, Ahli Madya Akupunktur, dan atau dokter Akupunktur yang bekerja di lahan praktik dan memiliki

(17)

Standar Lahan Praktik D.III Akupunktur 10

tugas dan tanggungjawab memfasilitasi dan membimbing mahasiswa dalam melaksanakan praktik. Fungsi utama dari instruktur klinik adalah memfasilitasi, melaksanakan bimbingan praktik, supervisi dan menguji pada mahasiswa sehingga dapat mencapai kompetensi sesuai tuntutan kurikulum DIPLOMA III Akupunktur.

b. Kriteria

1) Tenaga kesehatan yang memiliki sertifikat kompetensi di bidang Akupunktur yang dikeluarkan oleh lembaga yang berwenang dan sah dengan pengalaman klinik minimal 3 (tiga) tahun.

2) Memiliki Sertifikat Kompetensi atau Surat Ijin Pengobat Tradisional Akupunktur atau Surat Tanda Registrasi (STR) Akupunktur atau setidak-tidaknya memiliki Surat Keputusan sebagai clinical Instructor dari institusi pendidikan yang menaunginya.

3) Memiliki SK pengangkatan sebagai Clinical Instructor

4) Memahami dan menguasai peran fungsinya sebagai clinical instructor

B. Prasarana dan Sarana Lahan Praktik 1. Prasarana lahan praktik

a. Pengertian

Prasarana lahan praktik adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya kegiatan praktik klinik Akupunktur. Dalam hal ini adalah lahan praktik itu sendiri yang terdiri

(18)

Standar Lahan Praktik D.III Akupunktur 11

dari Rumah Sakit, Puskesmas, Klinik Akupunktur, Institusi pelayanan kesehatan lainnya.

b. Kriteria prasarana lahan praktik adalah sebagai berikut : 1) Rumah Sakit

a) Rumah sakit pendidikan dan non pendidikan meliputi rumah sakit tipe A, tipe B, dan tipe C.

b) Memiliki unit pelayanan Akupunktur

c) Memiliki Clinical Instructor (CI) yang memenuhi kriteria dengan jumlah yang memadai (Rasio CI dan mahasiswa adalah 1 : 5-8).

d) Tersedianya berbagai jenis kasus Akupunktur dan jumlah pasien / klien yang memadai untuk mencapai kompetensi yang diinginkan.

e) Tersedianya tempat / ruangan untuk pelaksanaan bimbingan, yang meliputi kegiatan briefing, debriefing, clinical practice, presentasi kasus, evaluasi dan seminar.

f) Memiliki Nota kesepahaman (MoU) g) Tersedia fasilitas media pembelajaran

h) Tersedia sarana hygiene, sanitasi (termasuk penanganan limbah) dan pelindung diri untuk menjamin keselamatan pasien, Akupunkturis, ahli madya Akupunktur, dokter Akupunktur, dan mahasiswa.

i) Tersedianya ruang dan peralatan Akupunktur sesuai dengan standar pelayanan minimal untuk melakukan asuhan Akupunktur.

(19)

Standar Lahan Praktik D.III Akupunktur 12

2) Puskesmas

a) Memiliki unit pelayanan Akupunktur

b) Memiliki Clinical Instructor (CI) yang memenuhi kriteria dengan jumlah yang memadai (Rasio CI dan mahasiswa adalah 1: 5-8).

c) Tersedianya berbagai jenis kasus Akupunktur dan jumlah pasien/klien yang memadai untuk mencapai kompetensi yang diinginkan

d) Tersedianya berbagai jenis kasus Akupunktur dan jumlah pasien / klien yang memadai untuk mencapai kompetensi yang diinginkan.

e) Tersedianya tempat / ruangan untuk pelaksanaan bimbingan, yang meliputi kegiatan briefing, debriefing, clinical practice, presentasi kasus, evaluasi dan seminar.

f) Memiliki nota kesepahaman (MoU) g) Tersedia fasilitas media pembelajaran

h) Tersedia sarana hygiene, sanitasi (termasuk penanganan limbah) dan pelindung diri untuk menjamin keselamatan pasien, Akupunkturis, ahli madya Akupunktur, dokter Akupunktur, dan mahasiswa.

i) Tersedianya ruang dan peralatan Akupunktur sesuai dengan standar pelayanan minimal untuk melakukan asuhan Akupunktur.

(20)

Standar Lahan Praktik D.III Akupunktur 13

3) Klinik Akupunktur

a) Memiliki unit pelayanan Akupunktur

b) Memiliki Clinical Instructor (CI) yang memenuhi kriteria dengan jumlah yang memadai (Rasio CI dan mahasiswa adalah 1: 5-8).

c) Tersedianya berbagai jenis kasus Akupunktur dan jumlah pasien/klien yang memadai untuk mencapai kompetensi yang diinginkan

d) Tersedianya tempat / ruangan untuk pelaksanaan bimbingan, yang meliputi kegiatan briefing, debriefing, clinical practice, presentasi kasus, evaluasi dan seminar.

e) Memiliki nota kesepahaman (MoU) f) Tersedia fasilitas media pembelajaran

g) Tersedia sarana hygiene, sanitasi (termasuk penanganan limbah) dan pelindung diri untuk menjamin keselamatan pasien, Akupunkturis, ahli madya Akupunktur, dokter Akupunktur, dan mahasiswa.

h) Tersedianya ruang dan peralatan Akupunktur sesuai dengan standar pelayanan minimal untuk melakukan asuhan Akupunktur.

4) Institusi Pelayanan Kesehatan Lainnya a) Memiliki unit pelayanan Akupunktur

b) Memiliki Clinical Instructor (CI) yang memenuhi kriteria dengan jumlah yang memadai (Rasio CI dan mahasiswa adalah 1: 5-8).

(21)

Standar Lahan Praktik D.III Akupunktur 14

c) Tersedianya berbagai jenis kasus yang memadai untuk mencapai kompetensi yang diinginkan.

d) Tersedianya tempat / ruangan untuk pelaksanaan bimbingan, yang meliputi kegiatan briefing, debriefing, clinical practice, presentasi kasus, evaluasi dan seminar.

e) Memiliki nota kesepahaman (MoU) f) Tersedia fasilitas media pembelajaran

g) Tersedia sarana hygiene sanitasi dan pelindung diri untuk menjamin keselamatan pasien, Akupunkturis, dan mahasiswa.

h) Tersedianya ruang dan peralatan Akupunktur sesuai dengan standar pelayanan minimal untuk melakukan asuhan Akupunktur.

2. Sarana lahan praktik a. Pengertian

Sarana lahan praktik adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai tujuan pada kegiatan praktik klinik.

b. Kelengkapan Sarana Lahan Praktik 1) Sarana Pemeriksaan

No Jenis

Rumah Sakit

Puskesmas Klinik Akupunktur

Institusi Pelayanan Kesehatan Lainnya Tipe

A

Tipe B

Tipe C

1. Form

Pemeriksaan

2. Stetoskop

3. Tensimeter

(22)

Standar Lahan Praktik D.III Akupunktur 15

4. Antropometri

5. Senter kecil

2) Sarana Terapi

No Jenis

Rumah Sakit

Puskesmas Klinik Akupunktur

Institusi Pelayanan Kesehatan Lainnya Type

A

Type B

Type C

1. Tempat Tidur

2. Jarum Akupunktur filiform berbagai ukuran

3.

Elektroterapi

a. Elektrostimulator

4.

Terapi Panas a. Thermal Deep

Penetration

b. Moksa

C. Sasaran/Target

Tersedianya pasien / klien sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai setiap mahasiswa, dengan target pencapaian keterampilan minimal sebagai berikut :

No. KOMPETENSI TARGET

MINIMAL

LAHAN PRAKTIK 1. Mampu melakukan komunikasi efektif kepada

pasien, keluarga pasien, sejawat, dan tim pelayanan kesehatan.

10 kali RS, Puskesmas, Klinik Akupunktur, Instansi Kesehatan Lainnya 2. Mampu melakukan pemeriksaan Akupunktur 10 kali RS, Puskesmas, Klinik

Akupunktur, Instansi Kesehatan Lainnya

(23)

Standar Lahan Praktik D.III Akupunktur 16

No. KOMPETENSI TARGET

MINIMAL

LAHAN PRAKTIK 3. Mampu melakukan asuhan Akupunktur pada

kasus,

a. Muskuloskeletal

b. Gangguan sistem syaraf c. Gangguan imunologi

d. Gangguan sistem pernafasan e. Gangguan sistem pencernaan f. Gangguan sistem reproduksi g. Gangguan sistem endokrin h. Gangguan sistem kardiovaskuler i. Gangguan kulit

10 kali 10 kali 1 kali 5 kali 5 kali 5 kali 5 kali 5 kali 2 kali

RS, Puskesmas, Klinik Akupunktur, Instansi Kesehatan Lainnya

6. Mampu melakukan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain

10 kali RS, Puskesmas, Klinik Akupunktur, Instansi Kesehatan Lainnya 7. Mampu memberikan penyuluhan kepada klien 10 kali RS, Puskesmas, Klinik

Akupunktur, Instansi Kesehatan Lainnya 8. Mampu mendokumentasikan hasil asuhan

Akupunktur

10 kali RS, Puskesmas, Klinik Akupunktur, Instansi Kesehatan Lainnya 9. Mampu mengidentifikasi dan menangani tanda dan

gejala kegawatdaruratan

10 kali RS, Puskesmas, Klinik Akupunktur, Instansi Kesehatan Lainnya

(24)

Standar Lahan Praktik D.III Akupunktur 17

BAB III

STANDAR LAHAN PRAKTIK BERDASARKAN KOMPETENSI PENDIDIKAN DIPLOMA III AKUPUNKTUR

Standar lahan praktik Diploma III Akupunktur mengacu kepada kompetensi kurikulum inti pendidikan Diploma III Akupunktur tahun 2011.

Untuk pencapaian kompetensi sesuai dengan kurikulum dibutuhkan standar tenaga pembimbing yang memenuhi kualifikasi akademik, sarana prasarana lahan praktik, jumlah dan variasi kasus/pasien/klien. Secara spesifik standar tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut :

No. KELOMPOK

KOMPETENSI SUB KOMPETENSI LAHAN PRAKTIK KRITERIA LAHAN PRAKTIK 1. Mampu melakukan

komunikasi efektif kepada pasien

a. Mampu mengum- pulkan data umum.

b. Mampu melakukan komunikasi dengan pasien dan keluar- ga pasien.

c. Mampu memahami aspek kebudayaan klien.

d. Mampu memahami aspek latar be- lakang sosial buda- ya klien

1) RS Umum 2) Puskesmas 3) Klinik Akupunktur 4) Institusi

Pelayanan Kesehatan lainnya

a) Memiliki tenaga pembimbing, sara- na dan prasarana lahan praktik se- perti tersebut di BAB II

b) Mempunyai pelaya- nan / program Aku- punktur untuk pasi- en, klien, keluarga, dan masyarakat c) Memiliki pelayanan

Akupunktur sesuai dengan standar pelayanan

Akupunktur

d) Memiliki suasana kondusif untuk belajar

2. Mampu melakukan pengkajian pada ber-

a. Mampu melakukan pemeriksaan fisik

1) RS Umum 2) Puskesmas

a) Memiliki tenaga pembimbing, sara-

(25)

Standar Lahan Praktik D.III Akupunktur 18

No. KELOMPOK

KOMPETENSI SUB KOMPETENSI LAHAN PRAKTIK KRITERIA LAHAN PRAKTIK bagai kasus Akupun-

ktur

inspeksi (Wang) b. Mampu melakukan

pemeriksaan fisik dengan cara men- dengar dan mem- bau (Wen)

c. Mampu melakukan pemeriksaan anamnesis atau wawancara (Wen) d. Mampu melakukan

pemerikasaan fisik Palpasi (Cie) e. Mampu memahami

dan melakukan pemeriksaan penunjang seperti pengukuran tensi, berat badan, tinggi badan dll.

3) Klinik Akupunktur 4) Institusi Pela-

yanan Kesehatan lainnya

na dan prasarana lahan praktik se- perti tersebut di BAB II

b) Mempunyai pela- yanan / program Akupunktur untuk pasien, klien, ke- luarga, dan mas- yarakat

c) Memiliki pelayanan Akupunktur sesuai dengan standar pelayanan

Akupunktur

d) Memiliki suasana kondusif untuk belajar

e) Memiliki dokumen- tasi dengan pende- katan SOAP 3. Mampu melakukan

analisis pemeriksaan dan menegakkan asuhan Akupunktur

a. Mampu mengana- lisis berdasarkan delapan dasar diagnosa

b. Mampu menen- tukan differensiasi sindrom Akupunk- tur

c. Mampu menegak- kan asuhan Aku- punktur

1) RS Umum 2) Puskesmas 3) Klinik Akupunktur 4) Institusi Pelaya-

nan Kesehatan lainnya

a) Memiliki tenaga pembimbing, sara- na dan prasarana lahan praktik se- perti tersebut di BAB II

b) Mempunyai pela- yanan / program Akupunktur untuk pasien, klien, ke- luarga, dan mas- yarakat

c) Memiliki pelayanan Akupunktur sesuai dengan standar pelayanan Aku- punktur

d) Memiliki suasana kondusif untuk

(26)

Standar Lahan Praktik D.III Akupunktur 19

No. KELOMPOK

KOMPETENSI SUB KOMPETENSI LAHAN PRAKTIK KRITERIA LAHAN PRAKTIK belajar

e) Memiliki dokumen- tasi dengan pende- katan SOAP 4. Mampu melakukan

perencanaan asuhan Akupunktur

a. Mampu memper- siapkan sarana dan prasarana pelaya- nan Akupunktur b. Mampu menen-

tukan prinsip terapi dan cara terapi c. Mampu menen-

tukan titik Akupunk- tur

d. Mampu menen-

tukan alat

Akupunktur yang sesuai

1) RS Umum 2) Puskesmas 3) Klinik Akupunktur 4) Institusi Pelaya- nan Kesehatan lainnya

a) Memiliki tenaga pembimbing, sara- na dan prasarana lahan praktik se- perti tersebut di BAB II

b) Mempunyai pela- yanan / program Akupunktur untuk pasien, klien, kelu- arga, dan mas- yarakat

c) Memiliki pelayanan Akupunktur sesuai dengan standar pelayanan

Akupunktur

d) Memiliki suasana kondusif untuk belajar

e) Memiliki dokumentasi dengan

pendekatan SOAP 5. Mampu melakukan

terapi Akupunktur

a. Mampu menerap- kan metode penu- sukan

b. Mampu melakukan rangsangan manu- al

c. Mampu melakukan rangsangan termik d. Mampu melakukan

rangsangan elektrik e. Mampu meman-

faatkan atau mene-

1) RS Umum 2) Puskesmas 3) Klinik Akupunktur 4) Institusi Pelaya- nan Kesehatan lainnya

a) Memiliki tenaga pembimbing, sara- na dan prasarana lahan praktik se- perti tersebut di BAB II

b) Mempunyai pela- yanan / program Akupunktur untuk pasien, klien, ke- luarga, dan mas- yarakat

(27)

Standar Lahan Praktik D.III Akupunktur 20

No. KELOMPOK

KOMPETENSI SUB KOMPETENSI LAHAN PRAKTIK KRITERIA LAHAN PRAKTIK rapkan hasil pene-

litian bidang Aku- punktur

c) Memiliki pelayanan Akupunktur sesuai dengan standar proses Akupunktur d) Memiliki suasana

kondusif untuk belajar

e) Memiliki dokumen- tasi dengan pende- katan SOAP 6. Mampu melakukan

kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain

a. Mampu melakukan kolaborasi tindakan dengan tenaga kesehatan lain b. Mampu mengiden-

tifikasi kasus yang perlu dilakukan rujukan

1) RS Umum 2) Puskesmas 3) Klinik Akupunktur 4) Institusi Pelaya- nan Kesehatan lainnya

a) Memiliki tenaga pembimbing, sara- na dan prasarana lahan praktik seper-ti tersebut di BAB II

b) Mempunyai pela- yanan / program Akupunktur untuk pasien, klien, ke- luarga, dan mas- yarakat

c) Memiliki pelayanan Akupunktur sesuai dengan standar pe-layanan

Akupunktur

d) Memiliki suasana kondusif untuk belajar

e) Memiliki dokumen- tasi dengan pende- katan SOAP 7. Mampu memberikan

promosi kesehatan

a. Mampu melakukan penyuluhan tentang konsep sehat dan sakit

b. Mampu membe- rikan anjuran dan

1) RS Umum 2) Puskesmas 3) Klinik Akupunktur 4) Institusi Pelaya- nan Kesehatan lainnya

a) Memiliki tenaga pembimbing, sara- na dan prasarana lahan praktik se- perti tersebut di BAB II

(28)

Standar Lahan Praktik D.III Akupunktur 21

No. KELOMPOK

KOMPETENSI SUB KOMPETENSI LAHAN PRAKTIK KRITERIA LAHAN PRAKTIK saran yang sesuai

dengan kondisi pasien berdasarkan ilmu Akupunktur c. Mampu melakukan

penyuluhan kese- hatan yang berhu- bungan dengan Akupunktur

b) Mempunyai pela- yanan / program Akupunktur untuk pasien, klien, ke- luarga, dan mas- yarakat

c) Memiliki pelayanan Akupunktur sesuai dengan standar pelayanan

Akupunktur

d) Memiliki suasana kondusif untuk belajar

e) Memiliki dokumen- tasi dengan pende- katan SOAP 8. Mampu mendoku-

mentasikan asuhan Akupunktur

a. Mampu melakukan pencatatan dan pelaporan asuhan Akupunktur

b. Mampu membuat rekapitulasi asuhan Akupunktur

c. Mampu menggu- nakan teknologi informasi penun- jang

1) RS Umum 2) Puskesmas 3) Klinik Akupunktur 4) Institusi Pelaya- nan Kesehatan lainnya

a) Memiliki tenaga pembimbing, sara- na dan prasarana lahan praktik se- perti tersebut di BAB II

b) Mempunyai pela- yanan / program Akupunktur untuk pasien, klien, ke- luarga, dan mas- yarakat

c) Memiliki pelayanan Akupunktur sesuai dengan standar pelayanan Aku- punktur

d) Memiliki suasana kondusif untuk belajar

e) Memiliki dokumen- tasi dengan pende- katan SOAP

(29)

Standar Lahan Praktik D.III Akupunktur 22

No. KELOMPOK

KOMPETENSI SUB KOMPETENSI LAHAN PRAKTIK KRITERIA LAHAN PRAKTIK 9. Mampu

mengidentifikasi dan menangani tanda dan gejala

kegawatdaruratan

a. Mampu

mengidentifikasi kasus

kegawatdaruratan b. Mampu

mengidentifikasi dan menangani kegawatdaruratan akibat tindakan Akupunktur

c. Mampu melakukan bantuan hidup dasar

1) RS Umum 2) Puskesmas 3) Klinik Akupunktur 4) Institusi Pelaya- nan Kesehatan lainnya

a) Memiliki tenaga pembimbing, sara- na dan prasarana lahan praktik se- perti tersebut di BAB II

b) Mempunyai pela- yanan / program Akupunktur untuk pasien, klien, ke- luarga, dan mas- yarakat

c) Memiliki pelayanan Akupunktur sesuai dengan standar pelayanan Aku- punktur

d) Memiliki suasana kondusif untuk belajar

e) Memiliki dokumen- tasi dengan pende- katan SOAP

Catatan :

Kompetensi Pada Standar Lahan Praktik ini disusun dengan berdasarkan pengelompokan area kompetensi tanpa mengurangi esensi pada Standar Kompetensi Lulusan.

(30)

Standar Lahan Praktik D.III Akupunktur 23

BAB IV PENUTUP

Standar lahan praktik Diploma III Akupunktur ini merupakan acuan bagi pengelola pendidikan Diploma III Akupunktur termasuk clinical teacher yang bertanggung jawab terhadap praktik klinik Akupunktur. Disamping itu, buku ini juga sebagai acuan bagi institusi lahan praktik dan para clinical instructor di lahan praktik dalam upaya meningkatkan kualitas praktik klinik Akupunktur secara optimal yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas kompetensi lulusan.

Buku standar lahan praktik pendidikan Diploma III Akupunktur ini digunakan sebagai acuan yang bersifat umum dalam mengelola praktik klinik Akupunktur. Dalam implementasinya masih dimungkinkan mengadakan pengaturan sesuai kebutuhan praktik klinik program Diploma III Akupunktur dan kondisi setempat yang tidak bertentangan dengan standar lahan praktik Akupunktur ini serta tidak mengabaikan kompetensi lulusan.

Selanjutnya, bagi pengelola institusi pendidikan dan pengelola pelayanan Akupunktur hendaknya senantiasa mengikuti perkembangan ilmu Akupunktur di setiap area pelayanan Akupunktur yang digunakan sebagai lahan praktik.

(31)

Standar Lahan Praktik D.III Akupunktur

KONTRIBUTOR

Standar Lahan Praktik Diploma III Akupunktur ini berhasil disusun atas partisipasi aktif dan kontribusi positif dari berbagai pihak, antara lain:

Tingkat Pusat :

Dr. Donald Pardede, MPPM; Dr. Asjikin Iman Hidayat Dachlan, MHA; Dra. Trini Nurwati, M.Kes; Sri Sunarsih, DFM, Msi; Asep Fithri Hilman, S.Si, M.Pd; Ismawiningsih, SKM, MKM; Yuyun Widyaningsih, S.Kep, MKM; Eric Irawati, S.SiT; Ns I Ratnah, S.Kep; Dora Handyka, S.ST; Matadih, S.Sos.

Tingkat Daerah : Ns. Sumanto, S.Kep, ,M.Kes (Poltekkes Kemenkes Surakarta);

Hanung Prasetya, S.Kep, M.Si (Poltekkes Kemenkes Surakarta); Sri Yatmihatun, S.Kep, Ns, MSc (Poltekkes Kemenkes Surakarta); Jatmiko Rinto Wahyudi, AMd.,Akp (Poltekkes Kemenkes Surakart); Purwanto, AMd.Akp (Poltekkes Kemenkes Surakarta);

Risna Widowati, AMd.,Akp (Poltekkes Kemenkes Surakarta), dr. Shirley Andriani (Akademi Akupunktur Surakarta); Amal Prihatono, S.Ked (Poltekkes Soepraoen Malang), Ikhwan Abdullah, AMd.Akp (Poltekkes Soepraoen Malang), Frida Aprilia Damayanti, AMd.Akp (Akademi Akupunktur Surabaya).

Dan semua individu/pihak yang telah membantu penyusunan Standar Lahan Praktik D.III Akupunktur yang tidak dapat disebutkan satu – persatu.

(32)

Standar Lahan Praktik D.III Akupunktur

(33)

Standar Lahan Praktik D.III Akupunktur

Referensi

Dokumen terkait

Apabila penerapan itu akan dilakukan berdasarkan ketentuan Bab XII bagian 3 KUHPerdata, maka juga harus konsisten dengan apa yang diatur dalam pasal 867 ayat

Persiapan paling awal yang dilakukan oleh praktikan adalah mengikuti kuliah pembelajaran microteaching. Di dalam pembelajaran ini mahasiswa PPL disiapkan untuk melakukan

Fungsi manajemen yang dapat diterapkan di dalam pengelolaan perpustakaan madrasah salah satunya adalah fungsi yang dikemukakan oleh Iskandar (2016:11-39)

Hal itu dapat terjadi karena limbah tomat adalah salah satu jenis limbah or- ganik yang dapat dimanfaatkan sebagai media biakan (inokulan) yang mengan- dung mikroba-mikroba

Ichsan Anshory AM, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang telah membantu dalam proses penyelesaian segala urusan administrasi yang

Pastikan untuk melepas tumpuan dengan cara berikut ini bila menggunakan siku-siku untuk pemasangan di dinding atau saat mengemas kembali TV.. 1 Lepas sekrup rakitan Model

Salah satu metode untuk pemasangan pipa yaitu metode S-lay, disebut S-lay karena kurva pipa yang keluar dari kapal pemasang sampai seabed berbentuk