• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONTRIBUSI WISATA ZIARAH KOMPLEK PEMAKAMAN SYEKH BURHANUDDIN TERHADAP PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT DESA ULAKAN TAPAKIS KABUPATEN PADANG PARIAMAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KONTRIBUSI WISATA ZIARAH KOMPLEK PEMAKAMAN SYEKH BURHANUDDIN TERHADAP PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT DESA ULAKAN TAPAKIS KABUPATEN PADANG PARIAMAN"

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Islam Dalam Jurusan Ekonomi Islam

Oleh:

PIPI MUSTIKA WATI NIM : 3214.119

PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BUKITTINGGI

2018 M/1439 H

(2)
(3)
(4)
(5)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan taufik dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dan pendidikan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi. Shalawat dan salam penulis ucapkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah mewariskan Al-Qur’an dan sunnah sebagai petunjuk kebenaran sampai akhir zaman.

Skripi ini disusun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan studi pada Jurusan Ekonomi Islam untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Islama. Adapun judul skripsi ini adalah “KONTRIBUSI WISATA ZIARAH KOMPLEK

PEMAKAMAN SYEKH BURHANUDDIN TERHADAP

PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT DESA UALAKAN TAPAKIS KABUPATEN PADANG PARIAMAN.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menghadapi berbagai macam halangan dan rintangan. Namun, penulisan skripsi ini dapat penulis selesaikan berkat bantuan dan bimbingan berbagai pihak. Maka, penulis mengucapkan terima kasih tak terhingga khusus penulis sampaikan kepada kedua orang tua tercinta Ayahanda HAYANI dan Ibunda NURMANI, atas untaian bait-bait do’a tulus yang tak putus dari beliau setiap saat, dan telah memberikan cinta kasih, mengasuh, mendidik, membimbing dan memberikan motivasi dalam mencapai cita-cita. Hal ini juga penulis sampaikan kepada kakak Okta Ferdian, Popi

(6)

Fransisko, dan adik bungsu ku Katrun Nada Hafifah yang telah memberikan semangat dalam menyelesaikan pendidikan penulis. Serta atas bantuan dan arahan yang telah diberikan, penulis juga mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Ibu Dr Ridha Ahida, M. Hum selaku rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi.

2. Bapak Harfandi, SE, M.Si Selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Binis Islam.

3. Bapak Yefri Joni, MA selaku Ketua Jurusan Ekonomi Islam dan Bisnis Islam yang telah memberikan fasilitas kepada penulis untuk menuntut ilmu di IAIN Bukittinggi.

4. Ibu Era Sonita SE, M.Si selaku pembimbing I dan Ibu Rahmi, MA selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan menyumbangkan buah pikiran untuk memberikan arahan dan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu Tartila Devy SE, M.Ak selaku Pembimbing Akademik (PA) yang memberikan nasehatnya demi kelancaran proses belajar penulis.

6. Bapak dan Ibu dosen IAIN Bukittinggi yang juga memberikan masukan dan arahan dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

7. Bapak kepala beserta Staf perpustakaan IAIN Bukittinggi yang telah menyediakan fasilitas peminjaman buku yang penulis butuhkan dalam penulisan skripsi ini.

8. Bapak Wali Nagari Manggopoh Palak Gadang Ulakan Tapakis serta masyarakat Kenagarian Manggopoh Palak Gadang Kecamatan Ulakan

(7)

Tapakis Kabupaten Padang Pariaman Provinsi Sumatera Barat, yang telah bersedia meluangkan waktu dan membantu segala hal demi kelancaran penelitian yang penulis lakukan.

9. Sahabat-sahabat penulis Jurusan Ekonomi Islam ’14 khususnya EI.C yang selalu memberikan semangat dan juga bantuan dalam penyelesain skripsi ini.

10. Sahabat yang tersayang Ella Putri Syafrina, Elsa Yuniara dan Nisa Arianti kebersamaan kita mungkin sebentar namun kenangan yang kita miliki tidak dapat untuk dilupakan, terimakasih sahabat.

11. Untuk kakak dan adik sepupu khususnya Ade Candra, dan Sulastri Nengsih terimakasih atas bantuannya sehingga skripsi ini bisa penulis selesaikan.

Selanjutnya penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. Penulis berharap dan berdo’a kepada Allah SWT semoga amal dan kebaikan kita semua diridhai oleh Allah SWT dan bernilai ibadah di hadapan-Nya.

Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari bahwa di dalamnya masih belum terlepas dari kekurangan dan kesalahan, baik dari segi penulisan maupun penyampaian. Untuk itu, penulis sangat menghargai kritik dan saran dari pembaca untuk lebih sempurnanya skripsi ini. Atas kritik dan saran yang disampaikan, penulis ucapkan terima kasih.

Bukittinggi, Juli 2018 Penulis

PIPI MUSTIKA WATI NIM : 3214.119

(8)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL SURAT PERNYATAAN

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING HALAMAN PENGESAHAN TIM PENGUJI LEMBAR PERSEMBAHAN

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI... iv

DAFTAR TABEL ...vii

DAFTAR GAMBAR... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

ABSTRAK BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah ...10

C. Rumusan Masalah ...10

D. Batasan Masalah...11

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...11

F. Penjelasan Judul ...13

G. Kajian Terdahulu...14

H. Sistematika Penulisan...16

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pariwisata 1. Pengertian Pariwisata ...17

2. Pengertian Wisata Ziarah...18

3. Prasarana dan Sarana Pariwisata ...20

4. Wisata dalam Al-Qur’an...25

5. Dampak Ekonomi Pariwisata ...27

(9)

6. Dampak Positif Pariwisata Bagi Ekonomi ...28

7. Dampak Negatif Pariwisata Bagi Ekonomi...30

B. Pemberdayaan Masyarakat 1. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat...32

2. Prinsip-Prinsip Pemberdayaan Masyarakat...34

3. Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat ...36

4. Pemberdayaan Masyarakat Ditinjau dari Aspek Ekonomi...37

5. Hukum dan Pendapat Ulama Tentang Wisata Ziarah ...40

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ...42

B. Lokasi Penelitian ...42

C. Jenis Sumber Data...42

D. Informan Penelitian ...43

E. Teknik Pengumpulan Data ...44

F. Teknik Analisis Data...45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ...47

1. Sejarah Nagari Ulakan Tapakis ...47

2. Lambang Daerah Kabupaten Padang Pariaman ...49

3. Arti Motto Saiyo Sakato...50

4. Letak Geografis ...51

5. Keadaan Penduduk ...52

6. Sosial dan Budaya ...54

B. Deskripsi Responden...57

C. Gambaran Umum Tentang Makam Syekh Burhanuddin...58

D. Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Desa Ulakan Tapakis Kabupaten Padang Pariaman...61

(10)

E. Kontribusi Wisata Ziarah Komplek Pemakaman Syekh Burhanuddin Terhadap Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Desa Ulakan Tapakis Kabupaten Padang Pariaman...66

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan...70 B. Saran...71

KEPUSTAKAAN

LAMPIRAN – LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 : Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan Ke Makam Syekh

Burhanuddin...6

Tabel 1.2 : Jumlah Penduduk di Kecamatan Ulakan Tapakis...7

Tabel 1.3 : Data Jumlah KK Miskin di Kecamatan Ulakan Tapakis ...7

Tabel 1.4 : Jumlah dan Jenis Usaha ...8

Tabel 4.1 : Jumlah Angkatan Kerja Menurut Tingkat Pendidikan ...53

Tabel 4.2 : Tingkat Kesejahteraan Keluarga...53

Tabel 4.3 : Sarana Pendidikan Kec. Ulakan Tapakis...55

Tabel 4.4 : Banyak Rumah Ibadah di Kec. Ulakan Tapakis ...56

Tabel 4.5 : Responden Berdasarkan Jenis Kelamin...57

Tabel 4.6 : Responden Berdasarkan Umur ...58

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar : Lambang Daerah Kabupaten Padang Pariaman... 49

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Permohonan Penelitian dari Kampus Lampiran 2 : Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian Lampiran 3 : Surat Keterangan Wawancara

Lampiran 4 : SK Pembimbing Skripsi Lampiran 5 : Biodata Penulis

(14)

Mustika Wati, Nim 3214.119. Jurusan Ekonomi Islam, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI), Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi, Tahun 2018.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Kontribusi Wisata Ziarah Komplek Pemakaman Syekh Burhanuddin Terhadap Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Desa Ulakan Tapakis Kabupaten Padang Pariaman. Penelitian ini dilakukan dengan latar belakang bahwa industri pariwisata merupakan salah satu cara yang tepat dalam meningkatkan kemajuan ekonomi baik lokal maupun global. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui Kontribusi Wisata Ziarah Komplek Pemakaman Syekh Burhanuddin sebagai desa wisata apakah dapat memberikan sumbangan terhadap daerah dan mendorong masyarakat sekitar dalam kegiatan pemberdayaan ekonomi.

Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) dengan pendekatan kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi dan wawancara. Adapun informan dalam penelitian ini adalah pedagang disekitar Makam Syekh Burhanuddin termasuk Pengelola Makam dan Kepala Desa Ulakan.

Berdasarkan hasil penelitian, wisata ziarah komplek pemakaman Syekh Burhanuddin masih menjadi daya tarik tersendiri bagi orang Sumatera Barat.

Keberadaan makam Syekh Burhanuddin membawa kontribusi yang cukup luas pada kawasan sekitarnya, baik berupa berkembangnya ekonomi, serta perkembangan pemukiman lainya. Pemberdayaan ekonomi masyarakat di suatu daerah sangat penting, dengan adanya wisata ziarah komplek pemakaman Syekh Burhanuddin di Desa Ulakan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar dengan membuka usaha untuk merubah kehidupan yang lebih baik lagi. Perubahan matapencaharian dari penganguran menuju penduduk yang bermata pencaharian.

Wisata ziarah komplek pemakaman Syekh Burhanuddin sangat berkontribusi terhadap pemberdayaan ekonomi masyarakat Desa Ulakan.

Kata Kunci : Wisata Ziarah, Komplek Pemakaman dan Pemberdayaan Ekonomi

(15)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Mayoritas literatur dan kajian studi lapangan tentang kepariwisataan menunjukkan bahwa pembangunan pariwisata pada suatu daerah mampu memberikan dampak ekonomi seperti peningkatan pendapatan masyarakat, peningkatan pendapatan devisa, peningkatan kesempatan kerja dan peluang usaha. Pariwisata diharapkan mampu menghasilkan angka pengganda (multiplier effect) yang tinggi. Dapat disadari pentingnya sektor pariwisata terhadap perekonomian Indonesia dikarenakan pertumbuhan pariwisata Indonesia selalu di atas pertumbuhan ekonomi Indonesia.1

Industri pariwisata merupakan salah satu cara yang tepat dalam meningkatkan kemajuan ekonomi masyarakat baik lokal maupun global.

Pariwisata telah menjadi suatu sektor andalan Indonesia, sektor ini telah memberikan konstribusi terhadap ekonomi lokal di berbagai daerah melalui pengeluaran wisata domestik nasional dan perusahaan internasioanal.

Pariwisata mampu memberikan manfaat dalam bentuk penguatan ekonomi lokal, yang antara lain berupa devisa, pendapatan tambahan kepada masyarakat serta peluang pekerjaan yang dapat ditangkap oleh masyarakat.

1Soebagyo,” Strategi Pengembangan Pariwisata Di Indonesia,” Jurnal Liquidity Fakultas Ekonomi Universitas Pancasila 18:2 (Desember 2016)

(16)

Banyak sektor usaha di bidang pariwisata seperti usaha akomodasi, biro perjalanan, transportasi dan usaha-usaha terkait lainnya yang dapat memberikan konstribusi dalam memompa perekonomian lokal, regional maupun internasional. Pariwisata telah dimulai sejak dimulainya peradaban manusia itu sendiri, ditandai oleh adanya pergerakan manusia yang melakukan ziarah dan perjalanan agama lainnya.

Menurut prof. Salah Wahab dan Oka A. Yoeti mengemukakan definisi pariwisata, yaitu: pariwisata adalah salah satu jenis industri baru yang mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi dan penyediaan lapangan kerja, peningkatan penghasilan, standar hidup serta menstimulasi sektor-sektor produktif lainnya. Selanjutnya, sebagai sektor yang komplek, pariwisata juga merealisasi industri-industri klasik seperti industri kerajinan tangan dan cinderamata, penginapan dan transportasi.2 Pariwisata mampu memberikan manfaat dalam bentuk penguatan ekonomi lokal, yang antara lain berupa devisa, pendapatan tambahan kepada masyarakat serta peluang pekerjaan yang dapat ditangkap oleh masyarakat. Banyak sektor usaha di bidang pariwisata seperti usaha akomodasi, biro perjalanan, transportasi dan usaha- usaha terkait lainnya yang dapat memberikan konstribusi dalam memompa perekonomian lokal, regional maupun nasional.

2Oka A Yoeti, Pengantar Ilmu Pariwisata, (Bandung : Angkasa, 1994),hal.166

(17)

Wisata ziarah merupakan salah satu jenis produk wisata yang berkaitan erat dengan ziarah atau keagamaan yang dianut oleh manusia.

Wisata ziarah dimaknai sebagai kegiatan wisata ke tempat yang memiliki makna khusus bagi umat beragama, biasanya berupa tempat ibadah, makam ulama atau situs-situs kuno yang memiliki kelebihan. Kelebihan ini misalnya dilihat dari sisi sejarah, adanya mitos dan legenda.

Potensi wisata ziarah di negara kita sangatlah besar. Hal ini dikarenakan sejak dahulu Indonesia dikenal sebagai negara religius. Banyak bangunan atau tempat bersejarah yang memiliki arti khusus bagi umat beragama. Selain itu, besarnya jumlah penduduk Indonesia, dimana hampir semuanya adalah umat beragama, merupakan sebuah potensi tersendiri bagi berkembangnya wisata ziarah.

Arti penting wisata ziarah bukan hanya bersenang-senang dan mencari hiburan saja, artinya bersenang-senang dan cari hiburan diperbolehkan dan halal tetapi yang lebih penting adalah memperluas wawasan untuk menyaksikan ayat-ayat kebesaran Allah yang tersebar di persada bumi ciptaan Allah ini, seperti mengunjungi tempat rekreasi atau makam orang saleh sebagai wisata rohani atau wisata spiritual. Dengan menyaksikan keindahan alam kemanapun mata memandang dapat merasakan wisata rohani yang

(18)

indah, dan mata hati dapat melihat dengan jelas keindahan sang pencipta, pelukis agung yang Maha Indah.3

Allah SWT berfirman dalam QS.Al-Ankabut:20:









































Katakanlah: “Berjalanlah di (muka) bumi, maka perhatikanlah bagaimana Allah menciptakan (manusia) dari permulaanya, kemudian Allah menjadikannya sekali lagi. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS.Al-Ankabut:20)

Setelah perintah berjalan dimuka bumi, maka diperintah untuk memperhatikan bagaimana Allah menciptakan makhluk dari permulaan-Nya.

Manusia melihat di bumi ini sesuatu yang menunjukkan proses penciptaan kehidupan yang pertama, dan bagaimana permulaan penciptaan makhluk itu, kemudian Allah menjadikannya sekali lagi.4

Wisata ziarah di Indonesia yang menonjol adalah pada makam wali Allah terutama pada makam Syekh Burhanuddin yang di kenal oleh masyarakat Sumatera Barat. Zairah kubur merupakan wisata religi. Ziarah kubur adalah satu dari sekian tradisi yang ada di Sumatera Barat. Tradisi dengan niat ziarah pada hakikatnya merupakan salah satu bagian dari sunah Rasul, dengan maksud mengingatkan kepada orang-orang hidup akan adanya

3Hasan Mahgrobhi,http://mahgrobhi.bloqspot.com/2013/01/Skripsi.html?m=1. Diakses 13 Januari 2017

4Al-Qur’an dan Terjemahnya (Madinah Munawaroh: Khadim al-Haramain asy Syarifain al- Maliki Fahd Li thiba’at al Mush-haf, 1431H),631.

(19)

kematian dan akhirat, agar mereka menyadari dirinya pada suatu saat nanti yang bersangkutan juga akan meninggal dunia.5

Tradisi basapa merupakan sebuah ritual dalam bentuk ziarah secara serentak ke makam Syekh Burhanuddin di Nagari Ulakan, Kecamatan Ulakan Tapakis, Kabupaten Padang Pariaman. Ziarah itu dilakukan untuk memperingati wafatnya sang ulama penyebar agama islam di wilayah Sumatera Barat tersebut. Selain itu, Syekh Burhanuddin juga merupakan pengagas munculnya surau di Minangkabau. Dalam setiap tahunya, ziarah bersama ini dilakukan pada hari rabu setelah tanggal 10 safar, dan oleh karena jatuh pada bulan safar. Penentuan acara basapa setelah tanggal 10 safar sendiri berkaitan dengan hari yang diyakini sebagai tanggal wafatnya Syekh Burhanuddin Ulakan, yaitu 10 safar 1111 H/1691 M.

Semenjak itu, Basapa menjadi ritual rutin tahunan yang tak pernah terlewatkan oleh masyarakat pariaman dan sumatera barat lainnya.

Pengunjung yang datang tak hanya di Sumatera Barat saja, melainkan juga dari berbagai provinsi lainnya seperti Jambi, Palembang, Riau, Sumatera Utara, bahkan dari luar negeri juga seperti Malaysia dan Brunei Darussalam.

Pengunjung yang datang setiap harinya berjumlah 30-40 orang sedangkan pada musim basapa tiba pengunjung yang datang sebanyak 5000 orang.6

5Mahir al-Buhairi.Muhammad, Ziarah Kubur (Jakarta.Ziyad: 2009),hal.36

6Sumber: Pak Bakhri Pengelola Makam Syekh Burhanuddin

(20)

Tabel 1.1

Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Makam Syekh Burhanuddin

Wisatawan Tahun

2013 2014 2015 2016 2017

Dalam

Negeri 5.480 5.954 6.867 8.578 8.875

NegeriLuar 50 65 78 89 120

Sumber :Badan Pusat Statistik Kabupaten Padang Pariaman 2017

Dalam pelaksanaanya sendiri, ritual basapa umumnya diisi dengan tiga kegiatan utama, yaitu: pertama, ziarah dan berdoa di makam Syekh Burhanuddin; kedua, shalat baik shalat wajib maupun shalat sunnat; dan ketiga, zikir.

Berwisata dengan mengunjungi makam Syekh Burhanuddin, sebagai tokoh penyebar agama Islam di Sumatera Barat. Lokasi makam Syekh Burhanuddin ini terletak di desa ulakan dan menjadi pusat ziarah. Para pengunjung yang datang dengan niat berziarah semakin banyak, sehingga merangsang penduduk setempat untuk beradaptasi dengan kondisi dan situasi lingkungan yang terus berubah, dan turut menimba berkah dari peninggalan wali yang bersejarah.

(21)

TABEL 1.2

JUMLAH PENDUDUK DI KECAMATAN ULAKAN TAPAKIS TAHUN 2017

No Nagari Jumlah

KK Jumlah Penduduk

(Jiwa)

L P Jumlah

1. Ulakan 3.169 6.673 6.878 13.551

2. Tapakis 1.238 2.292 2.501 4.793

4.407 8.965 9.379 18.344

Sumber : Laporan Kependudukan Kec. Ulakan Tapakis Bulan Agustus 2017 Adanya obyek wisata ziarah makam Syekh Burhanuddin diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap daerah dan mendorong masyarakat sekitar dalam peluang usaha. Keberadaan obyek wisata religi makam Syekh Burhanuddin berpengaruh terhadap ekonomi para penduduk yang berjualan di sekitar komplek pemakaman Syekh Burhanuddin. Oleh masyarakat komplek pemakaman Syekh Burhanuddin ini digunakan untuk berjualan barang-barang yang mempunyai ciri khas, warung makan dan penitipan kendaraan.

Tabel 1.3

Data Jumlah KK Miskin Di Kecamatan Ulakan Tapakis Tahun 2017

No NAGARI JUMLAH

1 ULAKAN 689

2 TAPAKIS 450

JUMLAH 1.139

(22)

TABEL 1.4

JUMLAH DAN JENIS USAHA PERDAGANGAN DI MAKAM SYEKH BURHANUDDIN TAHUN 2017

No Nama Usaha Jumlah

1 Warung Makan 7

2 Kedai Minuman 8

3 Kerajinan Tangan 12

4 Kios Sala Lauak 30

5 Juru Parkir 2

Jumlah 59

Sumber: Wali Nagari Mangopoh Palak Gadang Ulakan

Dari jenis barang komoditi yang diperjualbelikan dapat dikelompokkan menjadi 4 jenis usaha meliputi warung makan, kedai minuman, kerajianan tangan, dan kios sala lauak. Keseluruhan jenis usaha tersebut berdagang di lokasi Makam Syekh Burhanuddin. Usaha yang mendominasi di Makam Syekh Burhanuddin ialah usaha makanan yaitu sala lauak hampir keseluruhan pedagang yang berjualan sala lauak. Karena sala lauak merupakan makanan khas pariaman yang bisa dijadikan oleh-oleh bagi para penggunjung yang datang.7

7Laporan Keterangan pertanggung Jawaban Korong Wali Nagari Manggopoh Palak Gadang Ulakan Tapakis

(23)

Namun demikian, sampai saat ini belum banyak melakukan perubahan wisata ziarah di Desa ini. Berdasarkan pengamatan yang penulis lihat disana masih kurangnya fasilitas yang disediakan oleh pemerintah daerah untuk para pedagang seperti kurangnya kios untuk berjualan serta kurangnya lahan parkir yang disediakan. Pada musim Basapa banyak pengunjung yang datang itu akan menyebabkan kurangnya lahan parkir, lahan parkir yang sempit tidak dapat menampung kendaraan para penggunjung yang datang dan akhirnya ada sebagian parkir dibuat di depan rumah warga yang halamannya luas. Serta kurangnya kios yang disediakan oleh pemerintah daerah Ulakan untuk para pedagang dan itu menyebabkan banyak pedagang liar yang berjualan disembarang tempat dan menyebabkan lingkungan di sekitar Makam Syekh Burhanuddin menjadi kotor. Pemberdayaan secara umum kerap dipahami sebagai bagian dari peraturan ekonomi yang bertujuan meningkatkan usaha rakyat kecil atau masyarakat tertinggal melalui metode-metode alternative.

Pemberdayaan dalam bidang ekonomi merupakan pemberdayaan yang secara langsung paling cepat dirasakan hasilnya oleh masyarakat di sekitar.

Berdasarkan uraian di atas penulis akan mengadakan penelitian terkait dengan pemberdayaan ekonomi masyarakat setempat yaitu, dengan adanya peluang usaha untuk para pedagang, perubahan mata pencaharian masyarakat sekitar dengan adanya tempat wisata religi di daerahnya, penyediayaan kios oleh pemerintah daerah untuk masyarakat di sekitar komplek pemakaman

(24)

Syekh Burhanuddin dan pemanfaatan lahan parkir untuk kegiatan usaha bagi masyarakat setempat. Sehingga penulis mengambil judul “Konstribusi Wisata Ziarah Komplek Pemakaman Syekh Burhanuddin Terhadap Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Desa Ulakan Tapakis Kabupaten Padang Pariaman.”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas penulis dapat mengidentifikasi masalah yang terjadi sebagai berikut:

1. Makam Syekh Burhanuddin adalah Makam ulama penyebar agama Islam di Sumatera Barat yang terletak di Nagari Ulakan Tapakis Kabupaten Padang Pariaman.

2. Jumlah penggunjung yang datang setiap tahunnya selalu meningkat.

3. Masyarakat di sekitar komplek pemakaman Syekh Burhanuddin menjadikan komplek tersebut sebagai tempat menimba rezeki.

4. Fasilitas yang disediakan pemerintah daerah ulakan masih kurang untuk para pedagang yang berjualan di sekitar komplek pemakaman Syekh Burhanuddin.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka pokok masalah penelitian dirumuskan sebagai berikut:

(25)

Bagaimana Konstribusi Wisata ZiarahKomplek Pemakaman Syekh Burhanuddin terhadap Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Desa Ulakan Tapakis Kabupaten Padang Pariaman?

D. Batasan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah di atas di peroleh gambaran dimensi permasalahan yang begitu luas. Namun menyadari keterbatasan kemampuan, waktu, biaya dan tenaga maka penulis memandang perlu memberi batasan masalah secara lebih rinci dan terfokus agar masalah tidak melebar kemana- mana, maka dibatasai pada Konstribusi Wisata Ziarah Komplek Pemakaman Syekh Burhanuddin terhadap Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Desa Ulakan Tapakis Kabupaten Padang Pariaman.

E. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka yang menjadi landasan dalam tujuan penelitian ini adalah:

Untuk Mengetahui Konstribusi dari Wisata Ziarah Komplek Pemakaman Syekh Burhanuddin terhadap Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat.

(26)

2. Penelitian ini memiliki manfaat sebagai berikut:

a. Manfaat Teoritis

1) Menambah pengetahuan dan wawasan ilmiah tentang sejarah pada umumnya dan tentang obyek wisata ziarah makam Syekh Burhanuddin.

2) Dengan penelitian ini diaharapkan dapat memberikan masukan pada setiap pembaca agar dapat digunakan sebagai tambahan bacaan sumber data dalam penulisan sejarah.

3) Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menambah referensi di bidang karya ilmiah.

b. Manfaat Praktis 1) Bagi akademisi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan mengenai pengaruh obyek wisata di suatu daerah terhadap kondisi sosial dan ekonomi masyarakat. Diharapkan penelitian ini digunakan sebagai literatur dan acuan untuk penelitian lebih dalam tentang pengaruh obyek wisata.

2) Bagi perencanaan dan pengembangan sektor pariwisata dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk meningkatkan kondisi ekonomi masyarakat.

3) Bagi pemerintah daerah dapat dijadikan sebagai masukan dalam menentukan arah kebijakan terkait dengan aktivitas pariwisata.

(27)

c. Manfaat Prasyarat

Penelitian ini dilakukan dalam rangka memenuhi prasyarat untuk mengajukan proposal penelitian demi memenuhi syarat pengambilan Gelar Strata 1 Ekonomi Islam.

F. Penjelasan Judul

Agar tidak terjadi keraguan dalam memahami istilah-istilah dalam judul skripsi ini, maka penulis memberi penjelasan terhadap beberapa istilah dan maksud dari kata yang ada dalam judul sebagai berikut:

Konstribusi

Wisata Ziarah

Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat

:

:

:

Sesuatu yang dilakukan untuk membantu menghasilkan atau mencapai sesuatu bersama.8

Perjalanan wisata yang semua prosesnya sejalan dengan nilai-nilai islam yang berkaitan erat dengan agama, adat- istiadat atau kelompok dalam masyarakat.9

Perwujudan peningkatan harkat dan martabat lapisan masyarakat untuk melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan.10

8Kamus Besar Bahasa Indonesia, ( Jakarta : Balai Pustaka,1982)

9Tohir Bawazir, Panduan Praktis Wisata Syariah, (Jakarta:Pustaka Al-Kautsar,2013),hal.22

10H. Abdul Bashith, Ekonomi Kemasyarakatan, (UIN-Maliki Press, 2012), hal. 27

(28)

Maka maksud dari penjelasan judul diatas adalah untuk melihat Bagaimana Konstribusi Wisata Ziarah Komplek Pemakaman Syekh Burhanuddin terhadap Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Desa Ulakan Tapakis Kabupaten Padang Pariaman.

G. Kajian Terdahulu

Ada beberapa penelitian terdahulu yang memiliki pendekatan dengan penelitian ini. Penelitian-penelitian tersebut dalam bentuk skripsi untuk memenuhi tugas akhir dalam strata satu di berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Beberapa penelitian tersebut antara lain:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Emi Rohma yang berjudul

“Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat di Desa Wisata Tembi”.

Penelitian yang dilakukan pada tahun 2014 memiliki kesimpulan bahwa kegiatan pemberdayaan ekonomi masyarakat Desa Wisata Tembi, hasil yang dicapai dalam pemberdayaan ekonominya melalui homestay, kerajinan, outbound, kuliner dan kesenian musik membuat perekonomian masyarakat meninggkat dibanding sebelumnya. Masyarakat sekarang mampu memenuhi kebutuhan sehari-harinya bahkan yang bersifat sekunder maupun tersier.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Deddy Ariwibowo yang berjudul

“Kajian Pemberdayaan Ekonomi Oleh Pengelolaan Masyarakat Sekitar Pada Objek Wisata Ziarah (Studi Kasus Pada Komplek

(29)

Makam Bung Karno di Kota Blitar). Penelitian yang dialakukana pada tahun 2011 memiliki kesimpulan bahwa dalam peran pengelola terhadap pemberdayaan ekonomi masyarakat di Makam Bung Karno telah memberikan lokasi perdagangan wisata untuk sarana membuka peluang usaha. Pemberdayaan diri oleh masyarakat di Wisata Ziarah Makam Bung Karno dirasakan masyarakat sekitar sebagai peluang usaha baru masyarakat dan masyarakat juga membentuk suatu paguyuban berbasis kelompok pedagang yang diberi nama PPMBK (Paguyuban Pedagang Makam Bung Karno).

3. Penelitian yang dilakukan oleh Dyah Ivana Sari yang berjudul

“Obyek Wisata Religi Sunan Muria Studi Kehidupan Ekonomi Masyarakat Desa Colo, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus.”

Penelitian yang dialakukan pada tahun 2010 memiliki kesimpuln bahwa keberadaan Makam Sunan Muria membawa pengaruh bagi perekonomian masyarakat sekitar. Salah satunya membawa peluang kerja bagi masyarakat sekitar. Dengan terbukanya peluang usaha tentunya akan membawa pengaruh terhadap pendapatan masyarakat sekitar.

(30)

H. Sistematika Penulisan

Untuk lebih terarahnya penulisan skripsi ini, maka penulis mengemukakan sistematika penulisan sebagai berikut:

Bab I

Bab II

Bab III

Bab IV

Bab V :

:

:

:

:

Pendahuluan yang terdiri dari Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Rumusan Masalah, Batasan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Penjelasan Judul, Kajian Terdahulu, dan Sistematika Penulisan.

Landasan Teori yang membahas tentang Kontribusi Wisata Ziarah Terhadap Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Desa.

Metode Penelitian yang terdiri dari Jenis Penelitian, Lokasi Penelitian, Jenis Sumber Data, Informan Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, Teknik Analisis Data.

Hasil Penelitian yang terdiri dari Gambaran Umum Lokasi Penelitian, Deskripsi Responden, Gambaran Umum tentang Makam Syekh Burhanuddin, Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Desa Ulakan Tapakis, dan Kontribusi Wisata Ziarah Komplek Pemakaman Syekh Burhanuddin Terhadap Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Desa Ulakan Tapakis Kabupaten Padang Pariaman.

Penutup yang terdiri dari Kesimpulan dan Saran.

(31)

BAB II

LANDASAN TEORI A. Pariwisata

1. Pengertian Pariwisata

Pariwisata merupakan salah satu jenis industri baru yang mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi dan penyediaan lapangan pekerjaan, peningkatan penghasilan, standar hidup serta menstimulasi sektor-sektor produktif lainnya. Selanjutnya, sebagai sektor yang komplek, pariwisata juga merealisasi industri-industri klasik seperti industri kerajinan tangan dan cinderamata, penginapan dan transportasi.

Undang-undang nomor 10 tahun 2009, menyebutkan pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan.

obyek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang berhubungan dengan penyelenggaraan pariwisata, dengan demikian pariwisata meliputi: semua orang kegiatan yang berhubungan dengan perjalanan pariwisata dan pengusaha jasa dan sarana pariwisata yaitu: usaha jasa pariwisata perjalanan wisata dan agen perjalanan wisata.11

Istilah pariwisata berhubungan erat dengan pengertian perjalanan wisata, yaitu sebagai suatu perubahan tempat tinggal sementara seseorang di luar tempat tinggalnya karena suatu alasan dan bukan untuk melakukan kegiatan yang menghasilkan upah. Dengan demikian dapat dikatakan

11Yoeti,Oka A, Pengantar Ilmu Pariwisata,( Jakarta: Bumi Aksara,1996),hal.100

(32)

bahwa perjalanan wisata merupakan suatu perjalanan yang dilakukan oleh seorang atau lebih dengan tujuan antara lain untuk mendapatkan kenikmatan dan memenuhi hasrat ingin mengetahui sesuatu. Dapat juga karena kepentingan yang berhubungan dengan kegiatan olah raga untuk kesehatan, konvensi, keagamaan dan keperluan usaha yang lainnya.

Pada hakikatnya berpariwisata adalah salah suatu proses kepergian sementara dari seseorang atau lebih menuju tempat lain di luar tempat tinggalnya. Dorongan kepergiannya adalah karena berbagai kepentingan, karena kepentingan ekonomi, sosial, kebudayaan, politik, agama, kesehatan maupun kepentingan lain seperti karena sekedar ingin tahu, menambah pengalaman atau pun untuk belajar.12

2. Wisata ziarah

Ziarah adalah kunjungan ke tempat yang dianggap keramat atau mulia.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, berziarah yaitu kunjungan ke tempat yang dianggap keramat atau mulia (seperti makam) untuk berkirim doa. Ziarah mempunyai maksud untuk mensyukuri kebesaran Allah SWT dan menyampaikan doa agar arwah diterima disisi-Nya.

Tradisi ziarah adalah suatu kebiasaan mengunjungi makam, entah itu makam sanak saudara, leluhur, maupun makam yang dikeramatkan untuk ini merupakan tradisi ziarah dari para pendahulu yang tidak pernah tergoyahkan oleh berbagai paham baru. Pemahaman mengenai kegiatan

12Suwantoro Gamal, Dasar-Dasar Pariwisata, (Yogyakarta: Andi, 2004),hal.3

(33)

ziarah ke tempat-tempat suci tidak hanya sebagai wujud pelaksanaan ajaran agama semata, namun sudah menjadi budaya rutin yang harus dilakukan dalam kurun waktu tertentu.13

Wisata ziarah adalah salah satu jenis produk wisata yang berkaitan erat dengan religi atau keagamaan yang dianut oleh manusia. Wisata religi diamaknai sebagai kegiatan wisata ke tempat yang memiliki makna khusus bagi umat beragama, biasanya berupa tempat ibadah, makam ulama yang memiliki kelebihan. Kelebihan ini misalnya memiliki sejarah adanya mitos dan legenda mengenai tempat tersebut.

Terkait dengan ziarah ini Syeh Sulhawi el-Gamel dalam bukunya menjelaskan bahwa dalam pelaksanaan ziarah sesungguhnya terkandung misi lain, yaitu sebuah bentuk ajakan kepada umat Islam dan umat beragama lainnya, bahwa suatu saat kita ini juga akan wafat seperti mereka yang berada di alam barzah. Dengan itu kita wajib harus mengingat mati, dan selalau berusaha menyiapkan bekal hidup di alam kubur kelak. Kita jangan lengah dengan kehidupan duniawi yang serba indah dan mewah ini. Hal ini seperti yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW yang diperbolehkan ziarah kubur dengan tujuan supaya ingat akan mati dan mendoakan arwah yang sudah ada di alam barzah.14

13Purwadi,dkk, Jejak Para Wali dan Ziarah Spiritual, (Jakarta: Kompas, 2006),hal.12

14Seh Suhawi el-Gamel, Kebajikan dan Kebijakan Emha Sheh Harto, Presiden Seribu Satu Masjid, (Sidoarjo: Garisi, 2008), hal.94

(34)

Wisata ziarah adalah jenis wisata yang dikaitkan dengan agama, kepercayaan atau adat istiadat dalam masyarakat. Wisata ziarah dilakukan baik perseorangan atau rombongan dengan berkunjung ke tempat-tempat suci, atau pimpinan yang diagungkan. Tujuanya adalah untuk mendapatkan restu, berkah, kebahagiaan dan ketentraman.15

3. Prasarana dan Sarana Pariwisata

Wisatawan adalah orang yang melakukan perjalanan untuk sementara waktu ke tempat atau daerah yang sama sekali masih asing baginya.

Karena jauh dari tempat tinggalnya, maka ia memerlukan pelayanan sesuai dengan kebutuhan dan keingginannya, yaitu semenjak ia berangkat sampai di tempat tujuan, hingga ia kembali ke rumahnya. Oleh karena itu sebelum seorang wisatawan melakukan perjalanan wisata, terlebih dahulu ia ingin mengetahui tentang:

a. Fasilitas transfortasi yang akan membawanya dari dan ke daerah tujuan wisata yang akan dikunjunginya.

b. Fasilitas akomodasi, yang merupakan tempat tinggal sementara di tempat atau di daerah tujuan yang akan dikunjunggi.

c. Fasilitas Catering Servis, yang dapat memberi pelayanan mengenai makanan dan minuman sesuai dengan selera masing-masing.

15Nyoman.S.Pendit, Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana, (Jakarta: Predya Paramita, 2002), hal.1

(35)

d. Obyek dan atraksi wisata yang ada di daerah tujuan yang akan dikunjungginya.

e. Aktivitas rekreasi yang dapat dilakukan di tempat yang akan dikunjunggi tersebut.

f. Fasilitas perbelanjaan, dimana ia dapat membeli barang-barang pada umumnya dan sourvenir pada khususnya.

g. Tempat atau toko, dimana ia dapat membeli atau reparasi kamera dan mencuci serta mencetak film hasil pemotretannya.

Prasarana (infrastructures) adalah semua fasilitas yang dapat memungkinkan proses perekonomian berjalan dengan lancar sedemikian rupa, sehingga dapat memudahkan manusia untuk dapat memenuhi kebutuhannya.

Kelompok prasarana kepariwisataan adalah sebagai berikut:

a) Prasarana perhubungan, seperti jaringan jalan raya dan kereta api, pelabuhan udara (airport), pelabuhan laut (sea port), terminal dan stasiun.

b) Instalasi pembangkit tenaga listrik dan isntalasi penjernihan air bersih.

c) Instlasi penyulingan bahan bakar minyak, dan lain-lain.

(36)

d) Sistem pengairan atau irigasi untuk kepentingan pertanian, peternakan dan perkebunan.

e) Sistem perbankan dan moneter.

f) Sistem telekomunikasi, seperti telpon, pos, dan telegraf, telex, dan lain-lain.

g) Pelayanan kesehatan, keamanan dan pendidikan.

Adapun yang dimaksud dengan sarana (superstructure) adalah perusahaan-perusahaan yang memberikan pelayanan kepada wisatawan, baik secara langsung atau tidak langsung dan hidup serta kehidupannya banyak tergantung pada kedatangan wisatawan.

Kelompok sarana kepariwisataan adalah sebagai berikut:

a) Travel Agent dan Tour Operator.

b) Perusahaan- perusahaan Angkutan Wisata.

c) Hotel dan jenis Akomodasi lainnya.

d) Bar dan restoran, serta rumah makan lainnya.

e) Obyek wisata dan atraksi wisata.

(37)

Menurut Nyoman S. Pendit sarana pokok kepariwisataan disebut dengan istilah “perusahaan utama yang langsung” dan dibaginya atas dua bagian yang penting, yaitu: perusahaan yang termasuk “Objek sentra” dan “Subjek sentra”.

Perusahaan yang termasuk objek sentra adalah:

1. Perusahaan akomodasi: termasuk hotel, penginapan, motel, pension, losmen, peristirahatan, tempat berlibur, asrama, pemondokan, bungalow, kamar sewaan, perkemahan, dan lain- lain.

2. Tempat peristirahatan khusus bagi pengunjung yang sakit beserta kliniknya: termasuk pemandian khusus untuk orang sakit, spa, peristirahatan dengan tukang pijatnya, sanatorium, dan lain-lain.

3. Perusahaan pengangkutan pariwisata: pengangkutan udara, laut ataupun pengangkuta kereta api dan bus.

4. Perusahaan manufaktur, seperti perusahaan kerajinan tangan atau barang-barang kesenian (terkenal dengan nama souvenir).

5. Toko-toko yang menjual barang-barang souvenir atau benda-benda lain khusus untuk wisatawan.

6. Badan-badan atau usaha yang khusus menyajikan hiburan-hiburan atau menyediakan pemanduan (guides), penterjemaah atau lain sebagainya.

(38)

7. Lembaga dan institute yang khusus untuk promosi pariwisata, perkumpulan yang mengatur perbaikan dan kebersihan obyek- obyek yang dikunjungi oleh wisatawan-wisatawan dan luar negeri.

Perusahaan pariwisata yang termasuk dala kategori “subjek sentra”

adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha agar orang merasa tertarik akan kebutuhan untuk mengadakan perjalanan atau memberikan kesempatan pada mereka untuk menikmati perjalanan apabila mereka sendiri tidak mampu untuk berbuat demikian, ini termasuk:

a. Perusahaan penerbitan kepariwisataan yang memajukan promosi pariwisata secara umum ataupun khusus.

b. Kantor yang membiayai kepariwisataan, seperti Bank Pariwisata (Travel Bank), badan-badan travel Credit, badan yang membiayai pariwisata sosial (social tourism, atau pariwisata pemuda (Youth Travel).

c. Asuransi pariwisata (seperti kecelakaan, sakit dan biaya hospital pada waktu mengadakan perjalanan).

Sedangkan yang dimaksud dengan sarana pelengkap kepariwisataan adalah perusahaan-perusahaan atau tempat-tempat yang menyediakan fasilitas uantuk rekreasi yang fungsinya tidak hanya melengkapi sarana pokok kepariwisataan, tetapi yang

(39)

terpenting adalah untuk membuat agar para wisatawan dapat lebih lama tinggal pada suatu daerah tujuan wisata.16

4. Wisata dalam Al-Quran

Diantara bentuk kelengkapan al-Qur’an yaitu adanya motivasi dan informasi tentang perjalanan wisata. Di antara ayat-ayat al-Qur’an yang menggambarkan hal tersebut adalah:

a. Mereka berkata: Ya Tuhan Kami, tidakkah engkau ciptakan alam ini sia-sia (Qs. Ali ‘Imran:191)













































Artinya: “orang –orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), ya Tuhan Kami, tidaklah engkau menciptakan semua ini sia-sia; maha suci engkau, lindungilah kami dari azab neraka”.

Maksud ayat diatas adalah dalam keadaan apapun kita hendaknya menginggat Sang Pencipta dan bersyukur atas rahmat nikmat kehidupan yang diberikan hingga bisa membaca tanda-tanda kebesaran Allah.

16Yoeti, Oka. A, Pengantar Ilmu Pariwisata, (Bandung: Angkasa 1982), hal.185-203

(40)

b. Katakanlah berjalanlah dimuka bumi perhatikanlah bagaimana akibat perbuatan orang-orang masa lalu (Qs. Al-An’am: 11)























“Katakanlah (Muhammad), jelajahilah bumi kemudian perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan ini.”

c. Kenapa mereka tidak melakukan perjalanan dimuka bumi dan memperhatikan perihal ummat masa lalu yang mereka yang memiliki kekuatan tetapi tetap lemah berhadapan denagan azab Allah (Qs.Al-Fathir:44)































































Artinya: “ Dan katakanlah mereka berpergian di bumi lalu melihat bagaimana kesudahan orang-orang yang sebelum mereka (yang mendustakan Rasull), padahal orang-orang itu lebih besar kekuataannya dari mereka? Dan tidak ada sesuatupun yang dapat melemahkan Allah baik dilangit maupun di bumi. Sungguh, Dia maha mengetahui, Maha kuasa”.

(41)

Dari ayat-ayat tersebut terkandung berapa makna diantaranya:

a. Objek wisata, ketika Allah menyebut “berjalanlah dimuka bumi”.itu artinya Allah mengingatkan kita kepada alam ini, sehingga ada wisata alam. Banyak hal dialam ini yang bisa dijadikan objek wisata karena Allah menciptakan alam ini dengan ke khasan berbeda-beda.

b. Tujuan wisata, ketika Allah menerangkan kepada kita tujuan wisata seperti melihat tanda-tanda kekuasaan Allah SWT sehingga bisa menambah keimanan.

c. Macam-macam wisata, dalam Al-quran ada wisata sejarah, ketika Allah memerintahkan agar manusia melihat tempat-tempat bersejarah agar dapat di ambil pelajaran darinya. Terungkap disana ada wisata sejarah, ada juga wisata alam, wisata religius seperti ada perintah untuk pergi ke mekkah untuk melaksanakan haji atau umrah.17

5. Dampak Ekonomi Pariwisata

Suatu destinasi wisata yang dikunjungi wisatawan dapat dipandang sebagai konsumen sementara. Mereka datang ke daerah tersebut dalam jangka waktu tertentu, menggunakan sumber daya dan fasilitasnya dan biasanya mengeluarkan uang untuk berbagai keperluan, dan kemudian meninggalkan tempat tersebut untuk kembali ke rumah atau negaranya.

Jika wisatawan yang datang ke destinasi tersebut sangat banyak, mengeluarkan segitu banyak uang untuk membeli berbagai keperluan

17M.Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, (Jakarta: Lentara Hati, 2002), hal.95

(42)

selama liburannya, tidak dapat dibantah bahwa hal itu akan berdampak pada kehidupan ekonomi daerah tersebut, baik langsung maupun tidak langsung. Dampak ekonomi yang ditimbulkannya dapat bersifat positif maupun negatif.

Cohen mengemukakan bahwa dampak pariwisata terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat lokal dapat dikategorikan menjadi delapan kelompok besar, yaitu:

a. Dampak terhadap penerimaan devisa b. Dampak terhadap kesempatan kerja c. Dampak terhadap harga-harga

d. Dampak terhadap distribusi manfaat/keuntungan e. Dampak terhadap pembangunan

f. Dampak terhadap pendapatan pemerintah18

6. Dampak Positif Pariwisata bagi Ekonomi

Ada banyak dampak positif pariwisata bagi perekonomian, di antaranya adalah sebagai berikut Leiper:

a) Pendapatan dari penukaran valuta asing

Hal ini terjadi pada wisatawan asing. Walau di beberapa negara pendapatan dari penukaran valuta asing tidak begitu besar, namun beberapa negara, misalnya New Zeland dan Australia, pendapatan

18Pitana I Gde,dkk, Pengantar Ilmu Pariwisata, hal.184-185

(43)

dari penukaran valuta asing ini sangat besar nilainya dan berperan secara signifikan.

b) Penyerapan tenaga kerja

Banyak individu mengantungkan hidupnya dari sektor pariwisata. Pariwisata merupakan sektor yang tidak bisa berdiri sendiri tetapi memerlukan dukungan dari sektor lain. Baik sektor pariwisata maupun sektor-sektor lain yang berhubungan dengan sektor pariwisata tidak dapat dipungkiri merupakan lapangan kerja yang menyerap begitu banyak tenaga kerja.

c) Multiplier effects

Efek multiplier merupakan efek ekonomi yang ditimbulkan kegiatan ekonomi pariwisata terhadap kegiatan ekonomi secara keseluruhan suatu wilayah (daerah atau negara) tertentu.

d) Pendapatan pemerintah

Pemerintah memperoleh pendapatan dari sektor pariwisata dari beberapa cara. Beberapa negara di dunia, termasuk Indonesia, telah membuktikan sumbangan sektor pariwisata terhadap pendapatan pemerintah. Oleh karena itu, pemerintah negara manapun menaruh perhatian besar untuk berusaha menarik diri sebanyak-banyaknya wisatawan asing untuk berlibur ke negaranya.

(44)

Sumbangan pendapatan terbesar dari pariwisata bersumber dari pengenaan pajak. Sebagai contoh, pengenaan pajak hotel dan restoran.

e) Pendapatan dari usaha atau bisnis pariwisata

Pengeluaran dari wisatawan secara langsung ataupun tidak langsung merupakan sumber pendapatan dari beberapa perusahaan, organisasi, atau masyarakat perorangan yang melakukan uasaha di sektor pariwisata.19

7. Dampak Negatif Pariwisata bagi Ekonomi

Di samping dampak positif pariwisata terhadap ekonomi yang telah diuraikan di atas, juga tidak dapat dipungkiri terdapat beberapa dampak negatif dari keberadaan pariwisata bagi ekonomi suatu daerah atau negara.

Dampak negatif tersebut di antaranya adalah sebagai berikut.

a) Ketergantungan terlalu besar pada pariwisata

Beberapa daerah tujuan wisata sangat menggantungkan pendapatan atau kegiatan ekonominya pada sektor pariwsata.

Sebagaimana diketahui, pariwisata sangat rentan terhadap fluktuasi karena berbagai isu. Akibatnya, kegiatan ekonomi juga mengalami penurunan tajam akibat proporsi terbesar disumbangkan dari aktivitas pariwisata. Begitu pariwisata mengalami penurunan,

19Pitana I Gde,dkk, Pengantar Ilmu Pariwisata, hal.185-188

(45)

langsung atau tidak hal itu akan menyebabkan penurunan kegiatan ekonomi secara berantai.

b) Meningkatnya angka inflasi dan meroketnya harga tanah

Perputaran uang dalam aktivitas ekonomi di daerah tujuan wisata sangat besar. Permintaan barang konsumsi juga meningkat yang pada akhirnya juga memicu laju inflasi. Di sisi lain, dibangunya berbagai fasilitas pariwisata akan segera memicu harga tanah di sekitar lokasi tersebut sampai harga yang tidak masuk akal.

c) Sifat pariwisata yang musiman, tidak dapat diprediksi dengan tepat, menyebabkan pengembalian modal investasi juga tidak pasti waktunya.

d) Meningkatnya kecendrungan untuk mengimpor bahan-bahan yang diperlukan dalam pariwisata sehingga produk lokal tidak terserap.

e) Timbulnya biaya-biaya tambahan lain bagi perekonomian setempat.

Hal ini berhubungan dengan degredasi alam, munculnya limbah yang besar, polusi, transportasi, dan sebagainya yang memerlukan biaya untuk memperbaikinya.20

20Pitana I Gde,dkk, Pengantar Ilmu Pariwisata, hal.191-192

(46)

B. Pemberdayaan Masyarakat

1. Pengertian pemberdayaan masyarakat

Pemberdayaan masyarakat (komunitas setempat) yang berada di destinasi melalui kegiatan usaha kepariwisataan merupakan salah satu model pembangunan yang sedang mendapatkan banyak perhatian dari berbagai kalangan dan akan menjadi agenda penting dalam proses pembangunan kepariwisataan kedepan.

Pemberdayaan masyarakat menurut beberapa ahli seperti Adimihardja telah dimengerti sebagai suatu proses yang tidak saja hanya mengembangkan potensi ekonomi masyarakat yang sedang tidak berdaya, namun demikian juga harus berupaya dapat meningkatkan harkat dan martabat, rasa percaya diri dan harga diri, serta terpeliharanya tatanan nilai budaya setempat.

Sementara itu, menurut Tjokrowinoto dan Pranarka proses pemberdayaan masyarakat dalam suatu sektor pembangunan seharusnya diarahkan tidak hanya menyasar pada sasaran individu (secara individual) saja, akan tetapi juga harus diarahkan secara kolektif, dan kesemuanya harus menjadi bagian dari aktualisasi dan eksistensi manusia dan kemanusiaan itu sendiri. Dengan kata lain, manusia dan kemanusianlah yang menjadi tolak ukur normatif, struktur dan subtansial dari proses pembangunan sektor tersebut.

(47)

Konstruksi pemberdayaan masyarakat seperti dipahami dalam pengertian diatas, pada akhirnya juga telah diadopsi sebagai suatu strategi pembangunan sosial-ekonomi dan budaya yang diimplementasikan dalam kerangka design pembangunan kepariwisataan yang berpusat pada rakyar, yang mempunyai sasaran tidak saja hanya menumbuhkan dan nilai tambah ekonomi, tetapi juga nilai tambah yang bersifat beyond economic (sosial budaya).

Pada prinsipnya, pemberdayaan masyarakat (people empowerment) dapat juga dimaknai suatu upaya untuk menguatkan power (daya) atau empowering dari golongan masyarkat yang powerless (tidak berdaya), yaitu biasanya mereka yang sedang tergolong kedalam masyarakat marjinal.

Pada sisi lain, pemberdayaan masyarakat juga dapat diartikan sebagai suatu proses untuk memotivasi individu/masyarakat yang sedang tidak berdaya agar memiliki kemampuan/keberdayaan untuk menentukan apa yang menjadi pilihan hidupnya.

Sebagai subyek pembangunan kepariwisataan, masyarakat menjadi pelaku penting dan harus terlibat secara aktif dalam perencanaan dan implementasi program kegiatan kepariwisataan; Sementara sebagai penerima manfaat, masyarakat memperoleh nilai manfaat ekonomi yang signifikan dari pengembangan kegiatan kepariwisataan yang akan

(48)

meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan sosial, ekonomi dan budayanya.

Dengan mendasarkan pada konsep pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan kepariwisataan seperti telah dibicarakan tadi, maka upaya pemberdayaan masyarakat melalui kepariwisataan pada hakekatnya harus diarahkan pada beberapa hal sebagai berikut:

a. Meningkatkan kapasitas, peran dan inisiatif masyarakat sebagai subyek atau pelaku penting dalam pengembangan kepariwisataan.

b. Meningkatkan posisi dan kualitas keterlibatan atau partisipasi masyarakat dalam pengembangan kepariwisataan.

c. Meningkatnya nilai manfaat positif pembangunan kepariwisataan bagi kesejahteraan ekonomi masyarakat.

d. Meningkatnya kemampuan masyarakat dalam melakukan perjalanan wisata.21

2. Prinsip-Prinsip Pemberdayaan Masyarakat

Untuk melakukan pemberdayaan masyarakat secara umum dapat diwujudkan dengan menerapkan prinsip-prinsip dasar pendampingan masyarakat, sebagai berikut:

21Sunaryo Bambang, Kebijakan Pembangunan Destinasi Pariwisata Konsep dan Aplikasinya di Indonesia, (Yogyakarta: Gava Media, 2013),hal.215-221

(49)

a. Belajar dari masyarakat

Prinsip yang paling mendasar adalah melakukan pemberdayaan masyarakat adalah dari, oleh, dan untuk masyarakat. Ini berarti, dibangun pada pengakuan serta kepercayaan akan nilai dan relevansi pengetahuan tradisional masyarakat serta kemampuan masyarakat untuk memecahkan masalahnya-masalahnya sendiri.

b. Saling belajar

Pemberdayaan masyarakat harus memiliki prinsip-prinsip diantaranya:

1. Mengerjakan, artinya dalam kegiatan pemberdayaan harus melibatkan masyarakat untuk mengerjakan atau menerapkan sesuai. Karena dengan mengerjakan mereka akan mengalami proses belajar.

2. Akibat, artinya kegiatan pemberdayaan harus memberikan akibat atau pengaruh yang bermanfaat.

Karena hasil pemberdayaan akan mempengaruhi semangat untuk mengetahui kegiatan belajar atau kegiatan pemberdayaan di masa mendatang.

3. Asosiasi, artinya setiap kegiatan pemberdayaan harus dikaitkan dengan kegiatan yang lainya, sebab setiap

(50)

orang cenderung mengaitkan atau menghubungkan suatu kegiatan dengan kegiatan lainnya.22

3. Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat.

Pemberdayaan ekonomi masyarakat merupakan perwujudan peningkatan harkat dan martabat lapisan masyarakat untuk melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan. Langkah ini menjadi bagian dalam meningkatkan kemampuan dan peningkatan kemandirian ekonomi masyarakat.

Menurut Charles Elliot, pemahaman terhadap pemberdayaan (powerment) dapat dilakukan dengan mengunakan tiga pendekatan, yaitu:

a. The Welfare Approach (pendekatan kesejahteraan).

Pendekatan ini mengarah pada pendekatan manusia dan bukan untuk memperdaya (melemahkan) masyarakat dalam menghadapi proses politik dan kemiskinan rakyat. Akan tetapi justru memperkuat keberadaan masyarakat dalam pendekatan sentrum of power (pusat kekuasaan) yang dilatar belakangi dengan kekuatan potensial lokal masyarakat.

22Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, Jakarta: Rineka Cipta, 2009.Hal.67

(51)

b. The Development Approach (pendekatan perkembangan).

Pendekatan ini bertujuan untuk mengembangkan proyek pembangunan guna meningkatkan kemempuan, kemandirian dan keswadayaan masyarakat.

c. The Powerment Approach (pendekatan keberdayaan).

Pendekatan ini melihat bahwa kemiskinan adalah sebagai akibat dari proses politik dan berusaha memberdayakan atau melatih rakyat untuk mengatasi ketidakberdayaan masyarakat.23 4. Pemberdayaan Masyarakat Ditinjau dari Aspek Ekonomi

Kebijakan pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan oleh pemerintah bertujuan untuk mengembangkan dan mendorong peran serta aktif dan pelibatan anggota masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan.

Pemberdayaan masyarakat merupakan salah satu pendekatan pembangunan yang telah lama dilaksanakan dalam masyarakat Indonesia.

Kebijakan pemberdayaan yang dilaksanakan selama ini telah memberikan dampak positif terhadap pembangunan dari aspek ekonomi.

Pemberdayaan masyarakaat ditinjau dari aspek ekonomi adalah sebagai berikut:

a. Kurang berkembangnya sistem kelembagaan berskala kecil dalam mengembangkan kegiatan usaha ekonomi yang bertujuan meningkatkan taraf hidup masyarakat.

23Bashitd Abdul, Ekonomi Kemasyarakatan, (Malang: UIN-Maliki Press, 2012), hal.34

(52)

b. Kurangnya akses masyarakat kepada input sumberdaya ekonomi berupa modal usaha, informasi pasar dan teknologi.

c. Lemahnya kemampuan masyarakat golongan ekonomi lemah untuk membangun organisasi ekonomi masyarakat (perusahaan) yang memiliki posisi tawar (bergaining power) dan daya saing menghadapi perusahaan besar.

Dengan melaksanakan kebijakan pemerintah untuk mendorong berkembangnya masyarakaat kecil, menengah, dan koperasi, dengan memberikan bantuan modal dengan bunga rendah, memberikan kesempatan dan kemudahan mengembangkan usaha dan berusaha, serta membekali pengetahuan atau keterampilan yang dibutuhkan, serta menyediakan informasi pasar dan teknologi yang sangat bermanfaat, maka diharapkan akan dapat mendorong berkembangnya berbagai kegiatan ekonomi produktif dalam masyarakat. Berkembang kegiatan ekonomi produktif akan berhasil meningkatkan poduksi dan produktivitas, meningkatkan taraf hidup masyarakat, yang berarti meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat secara luas.

Pemberdayaan secara umum kerap dipahami sebagai bagian dari peraturan ekonomi yang bertujuan meningkatan usaha masyarakat kecil atau masyarakat tertinggal melalui metode-metode alternatif. Sedangkan dalam pemasalahan yang luas, pemberdayaan memiliki keterkaitan dengan upaya

(53)

untuk mengimbangi kekuatan yang “mengancam” atau “mendominasi” suatu kegiatan yang mengalami hambatan untuk berkembang. Dalam lingkup transformasi budaya, pemberdayaan dapat dipandang sebagai upaya-uapaya masyarakat untuk memberdayakan dan menyesuaikan diri terhadap dinamika budaya yang tengah berlangsung. Sedangkan dalam masyarakat modern, gerakan-gerakan pemberdayaan kerap ditafsirkan sebagai upaya perlawanan, perimbangan, penyertaan, ataupun pendinamisasian satu kegiatan yang mengalami pernapasan, kurang kreatif, atau mereka yang lagi terpinggirkan.

Pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui desa wisata diharapkan dapat memberikan konstribusi ekonomi, baik langsung maupun tidak langsung kepada masyarakat setempat, dan peningkatan kehidupan ekonomi.

Selain masyarakat setempat memperoleh manfaat dari kedatangan wisatawan, merekapun dapat sekaligus menjaga dan mempertahankan budaya lokal serta pelestarian alam di wilayah mereka, karena hal itulah yang menjadi modal utama masyarakat lokal. Peningkatan ekonomi dapat dilihat dari peningkatan pendapatan, peningkatan kesempatan kerja, peningkatan asset fisik, dan peningkatan nilai tanah.24

24Adisasmita Raharjo, Manajemen Pemerintah Daerah, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011),hal.133-135

(54)

5. Hukum dan Pendapat Ulama tentang Wisata Ziarah

Hukum asal perjalanan wisata adalah mubah yaitu diperbolehkan.

disebut mubah atau diperbolehkan jika wisata ini semata-mata hanya untuk mencari hiburan dan kesenangan jiwa, selama di tempat tujuan wisata tidak terjadi kemaksiatan dan dekadensi moral secara terang- terangan.

Hukum wisata ziarah kubur pada asalnya boleh. Nabi Muhammad SAW bersabda:

َﻓ , ِروُﺑُﻘﻟا ِةَرﺎَﯾ ِز ْنَﻋ مُﻛُﺗْﯾَﮭَﻧ ُتْﻧُﻛ ﻲِﻓ َو ,ﺎَھوُروُز

ةرﺧﻵﺎﺑ ..مُﻛُرﱢﻛَذُﺗ ﺎَﮭﱠﻧﺈَﻓ ٍﺔَﯾا َو ِر

“Dulu aku pernah melarang ziarah kubur, sekarang berziarahlah kalian ke kuburan karena itu akan mengingatkan kalian pada akhirat.”(HR.Muslim)25

Dari penjelasan hadist di atas, terkandung manfaat yang dapat diperoleh dari aktivitas ziarah ke kubur yaitu:

1. Untuk mengambil manfaat dan pelajaran dari kematian itu sendiri. Dengan demikian, setiap kali berkunjung dan melihat bangunan kuburan kita menjadi sadar bahwa sesungguhnya diri kita juga kelak akan menyusul ke alam kubur,entah cepat atau lambat.

25Tohir Bawazir, Panduan Praktis Wisata Syariah, hal.85

(55)

2. Berbuat baik kepada yang meninggal adalah mendoakan dan memintakan ampun untuk ahli kubur (hanya untuk kuburan kaum muslimin).

3. Diharapkan kita mampu menggambil suri tauladan dari kebesaran dan kemuliaan orang yang makamnya diziarahi, sambil membayangkan perjuangan almarhum semasa hidupnya.

Pendapat ulama mengenai wisata ziarah:

1. Menurut Ibnu Taimiyah

Menyatakan bahwa sah-sah saja bersafar untuk ziarah kekuburan orang sholeh asalkan dengan niat yang baik karena Allah SWT.

2. Menurut Syafi’iyah dan Malikiyah

Menyatakan bahwa hukum ziarah kubur itu adalah mubah yakni apabila dikerjakan tidak berpahala dan tidak berdosa, jika ditinggalkanpun tidak berdosa dan tidak berpahala.26

26Tohir Bawazir, Panduan Praktis Wisata Syariah, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar,2013),hal.15

(56)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang penulis gunakan untuk penelitian ini yaitu metodefiel research atau penelitian lapangan yang bersifat kualitatif deskriptif yaitu mengumpulkan dan menggambarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian dan menggamati semua yang berkaitan dengan masalah yang terdapat didalam penelitian itu.27

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Ulakan Kecamatan Ulakan Tapakis Kabupaten Padang Pariaman.

C. Jenis Sumber Data

Jenis-jenis data dari penelitian terdiri dari 2, yaitu:

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung baik yang dilakukan melalui wawancara dan observasi.28Yang menjadi data primer dalam penelitian ini adalah data tentang pendapatan masyarakat sekitar obyek wisata, rata-rata omset penjualan yang dimiliki masyarakat sekitar obyek wisata. Dalam penelitian ini

27Leksy J Melerong, Metodologi penelitian Kualitatif, (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 1995), hal.3

28Nugroho J Setiadi, Prilaku Konsumen Konsep dan Implikasi untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran, (Jakarta: Kencana, 2003),hal 35

(57)

penulis melakukan observasi dan wawancara langsung kepada Kepala Desa Ulakan dan pedagang serta masyarakat desa ulakan.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data untuk mendukung permasalahan yang akan dibahas, yang diperoleh dari atau berasal dari bahan kepustakaan.29 Dari penelitian ini penulis memperoleh data dari dokumentasi, buku, surat kabar, internet, dan lainnya yang berkitan dengan penelitian ini diantaranya data tentang sejarah obyek wisata, jumlah pedagang.

D. Informan

Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Informan penelitian di dalam penelitian kualitatif berkaitan dengan bagaimana langkah yang ditempuh penelitian agar data atau informasi dapat diperolehnya. Menentukan informan bisa dilakukan oleh peneliti apabila peneliti memahami masalah umum penelitian serta memahami anatomi masyarakat dimana penelitian itu dilaksanakan.30

29Muhammad Teguh, Metodologi Penelitian Ekonomi, (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 1999),hal.117

30M. Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial, (Jakarta: Kencana, 2007),hal.107

(58)

Adapun yang menjadi informan kunci dari penelitian yang penulis teliti adalah kepala desa ulakan dan masyarakat desa ulakan dengan menggunakan metode teknik analysis deskriptif melalui pendekatan kualitatif.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a) Observasi

Observasi atau pengamat dapat didefinisikan sebagai perhatian yang terfokus terhadap kejadian, gejala, atau sesuatu. Sedangkan observasi ilmiah adalah perhatian terfokus terhadap gejala, kejadian atau sesuatu dengan maksud menafsirkannya, mengungkapkan faktor-faktor penyebabnya dan menemukan kaidah-kaidah yang mengaturnya.

Observasi yaitu dengan melakukan pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti, dalam hal ini adalah pedagang yang berjualan disekitar komplek pemakaman Syekh Burhanuddin, juru parkir dan masyarakat ulakan.

b) Wawancara

Wawancara (interview) adalah suatu kejadian atau suatu proses interaksi antara pewancara (interview) dan sumber informasi atau orang yang diwawancarai (interview) melalui komunikasi langsung.31 Wawancara yang dilakukan langsung dengan pedagang yang melakukan usaha di sekitar obyek wisata makam Syekh Burhanuddin

31Emzir, Metode Penelitian Kualitatif: Analisis Data, (Jakarta: Rajawali Pers,2011),hal.37-38

(59)

dan juru parkir untuk mengetahui Konstribusi Wisata Ziarah terhadap Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Desa Ulakan Tapakis Kabupaten Padang Pariaman.

c) Studi Pustaka

Dalam teknik studi pustaka, peneliti mencatat dan mengumpulkan data atau literatur yang berkaitan dengan permasalahan yang ada di dalam penelitian ini yang di peroleh dari buku-buku, majalah-majalah, artikel serta laporan orang lain yang berhubungan dengan penelitian yang sedang diteliti.

F. Teknik Analisis Data

Data yang peneliti dapat akan di analisa menggunakan metode deskriptif kualitatif. Data yang muncul berupa data-data tertulis atau lisan dari orang atau perilaku yang diamati dan diproses melalui catatan, kemudian disusun dalam teks dan diperluas. Data yang diperoleh akan dianalisis dengan beraturan dan instruksional yang terdiri dari:

1. Pengumpulan data sekaligus reduksi data

Reduksi data merupakan proses penggumpulan data penelitian, seorang peneliti dapat menemukan kapan saja, waktu untuk mendapatkan data. Dalam penelitian ini data-data yang di kumpulkan melalui observasi dan wawancara yang berhubungan dengan subjekyang di teliti.

2. Penyajian data, setelah data direduksi disajikan dalam bentuk narasi

Referensi

Dokumen terkait

(3) Dalam hal status tindak lanjut hasil Pengawasan Intern telah sesuai dengan rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, Inspektorat Jenderal harus

Kemampuan registrasi gambar memungkinkan pengembang menyesuaikan posisi dan orientasi virtual objek, seperti 3D, model dan media lain dengan gambar dunia nyata ketika ini

Berdasarkan fakta yang ada dalam melakukan pengenalan kerangka tubuh manusia, agar lebih memperbanyak sumber untuk mendapatkannya dan tidak tergantung pada media yang sudah ada

Kedua, iman juga bisa dijabarkan dalam konteks kehidupan masyarakat Islam, dan ketiga, iman adalah perjuangan yang berlangsung terus-menerus untuk membumikan keesaan Tuhan

sebesar 0,827 yang memiliki arti bahwa 82,7 persen kinerja karyawan Warung Mina Peguyangan di Denpasar dipengaruhi variabel motivasi, komunikasi, disiplin kerja

Hasil penelitian ini didukung teori yang dikemukan oleh Aaker (dalam Alinegoro, 2014) bahwa: (1) ketika konsumen memiliki kesadaran terhadap suatu merek, maka

Jumlah individu ikan target terbanyak di stasiun 1 pada tahun 2009 yaitu 965 individu, sedangkan paling sedikit di stasiun 3 pada tahun 2011 yang hanya berjumlah 218 individu

Acara ini melibatkan semua elemen pendukung dunia fesyen, mulai dari industri, komunitas, pencipta/desainer, hingga pemerintah dan tak hanya menghadirkan