• Tidak ada hasil yang ditemukan

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 56 TAHUN 2015 TENTANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 56 TAHUN 2015 TENTANG"

Copied!
450
0
0

Teks penuh

(1)

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 56 TAHUN 2015

TENTANG

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA PEKANBARU

TAHUN 2016

(2)

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR TAHUN 2015

TENTANG

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA PEKANBARU TAHUN 2016

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKANBARU,

Menimbang : a. bahwa ketentuan Pasal 129 ayat (2) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, menyebutkan bahwa Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) kabupaten/kota ditetapkan dengan Peraturan Bupati/Walikota setelah RKPD Provinsi ditetapkan;

b. bahwa untuk memenuhi maksud sebagaimana tersebut pada huruf a, perlu menetapkan Peraturan Walikota Pekanbaru tentang RKPD Kota Pekanbaru Tahun 2016 ;

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonomi Daerah Kecil dalam Lingkungan Provinsi Sumatera Tengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 19);

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia, Nomor 4286)

3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421)

4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844) ;

5. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara

(3)

Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

7. Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817)

10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terkahir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah ;

11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

13. Keputusan menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor : 131.14-34 Tahun 2012 tentang Pemberhentian Penjabat Walikota Pekanbaru dan Pengesahan Pengangkatan Walikota Pekanbaru Provinsi Riau;

14. Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 8 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 7 Tahun 2008 Tentang Pembentukan Susunan Organisasi, Kedudukan dan Tugas Pokok Sekretaris Daerah, Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Kecamatan dan Kelurahan di Lingkungan Pemerintah Kota Pekanbaru;

15. Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 9 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Pembentukan Susunan Organisasi, Kedudukan dan Tugas Pokok Dinas-dinas di Lingkungan Pemerintah Kota Pekanbaru;

16. Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 10 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 9 Tahun 2008 Tentang Pembentukan Susunan Organisasi, Kedudukan dan Tugas Pokok Lembaga Teknis Daerah di Lingkungan Pemerintah Kota Pekanbaru;

17. Peraturan Daerah Nomor 07 Tahun 2014 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Pekanbaru Tahun Anggaran 2015;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA PEKANBARU TAHUN 2016

(4)

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Walikota ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kota Pekanbaru.

2. Pemerintah Kota adalah Pemerintah Kota Pekanbaru.

3. Walikota adalah Walikota Pekanbaru.

4. Rencana Kerja Pembangunan Daerah adalah Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Pekanbaru.

5. RAPBD adalah Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Pekanbaru.

6. Kebijakan Umum Anggaran adalah kebijakan umum anggaran Pemerintah Kota Pekanbaru yang memuat kebijakan bidang pendapatan, belanja, dan pembiayaan serta asumsi, yang mendasarinya untuk priode satu tahun.

7. Prioritas Plafon Anggaran Sementara adalah plafon anggaran sementara masing-masing satuan kerja perangkat daerah.

BAB II RENCANA KERJA

Pasal 2

1. Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2016 yang selanjutnya disebut RKPD Tahun 2016 merupakan dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode 1 (satu) tahun yaitu Tahun 2016 yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2016 dan berakhir pada tanggal 31 Desember 2016.

2. RKPD Tahun 2016 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan sistematika sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

BAB II : EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN PENCAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN

BAB III : RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB IV : PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH BAB VI : PENUTUP

Pasal 3

Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Pekanbaru Tahun 2016 menjadi acuan dalam penyusunan Kebijakan Umum Anggaran (KUA), Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS) untuk Penyusunan RAPBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran 2016.

(5)

Pasal 4

Uraian lebih lanjut mengenai RKPD Tahun 2016 sebagaimana dimaksud dalam pasal 1, tercantum pada lampiran yang merupakan satu kesatuan dan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Walikota ini.

Pasal 5

Kegiatan prioritas yang ada dalam rencana kerja ini akan dibiayai dan disesuaikan dengan kemampuan keuangan daerah.

BAB III PENUTUP

Pasal 6

Peraturan Walikota ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Walikota ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kota Pekanbaru.

Ditetapkan di Pekanbaru,

pada tanggal Mei 2015 WALIKOTA PEKANBARU,

FIRDAUS Diundangkan di Pekanbaru,

pada tanggal Mei 2015 SEKRETARIS DAERAH KOTA PEKANBARU

H.M . SYUKRI HARTO. SE, MSi.

Pembina Utama Madya NIP.19590726 198603 1 011

BERITA DAERAH KOTA PEKANBARU TAHUN 2015 NOMOR ...

(6)

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Pekanbaru Tahun 2016 i

DAFTAR ISI

Daftar Isi ………... ... i

BAB I : PENDAHULUAN ... I-1 1.1. Latar Belakang ... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan ... I-2 1.3. Hubungan Antar Dokumen ... I-3 1.4. Sistematika Dokumen RKPD ... I-4 1.5. Maksud dan Tujuan ... I-5

BAB II : EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU

DANCAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN .... II-1 2.1. Gambaran Umum Kondisi Daerah ... II-1 2.1.1. Aspek Geografi dan Demografi ... II-1 2.1.3. Aspek Kesejahteraan Masyarakat ... II-12 2.1.4. Aspek Pelayanan Umum ... II-21 2.1.5. Aspek Daya Saing Daerah ... II-24

2.2. Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Sampai

TahunBerjalan dan Realisasi RPJMD ... II-35 2.3. Permasalahan Pembangunan Daerah ... II-36 2.3.1. Permasalahan Daerah yang Berhubungan dengan

Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah ... II-36 2.3.2. Identifikasi Permasalahan Penyelenggaraan Urusan

Pemerintahan Daerah ... II-36

BAB III : RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAN KEBIJAKAN

KEUANGAN DAERAH ... III-1 3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah ... III-1 3.1.1. Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2013, 2014 dan 2015 .... III-2 3.1.2. Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah Tahun

2015 dan 2016 ... III-5 3.2. Arah Kebijakan Keuangan Daerah ... III-8 3.2.1. Proyeksi Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan ... III-11 3.2.2. Arah Kebijakan Keuangan Daerah ... III-14

(7)

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Pekanbaru Tahun 2016 ii BAB IV : PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH ... IV-1

4.1. Tujuan dan Sasaran Pembangunan ... IV-6 4.2. Prioritas Pembangunan ... IV-14

BAB V : RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH ... V-1 BAB VI : PENUTUP ... VI-1

(8)

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Pekanbaru Tahun 2016 I-1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) merupakan implementasi dari pelaksanaan Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Untuk pencapaian target pembangunan selama 5 (lima) tahun, RKPD merupakan dokumen perencanaan tahunan yang setiap tahunnya disusun sebagai hasil dari Musyawarah Pembangunan (Musrenbang) yang telah diselaraskan dengan RPJMD.

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Pekanbaru Tahun 2016 merupakan rencana pelaksanaan program dan kegiatan tahun ke-5 (lima) dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Pekanbaru Tahun 2012-2017. RKPD ini secara normative mengacu pada Rencana Program Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan RPJMD Propinsi Riau dalam rangka menyelaraskan dan mensinergikan target capaian secara nasional melalui program prioritas pembangunan dengan Pemerintah kabupaten/kota khususnya Kota Pekanbaru.

Pencapaian sasaran-sasaran pembangunan Kota Pekanbaru untuk tahun anggaran 2016, dilakukan dengan mempedomani Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Pekanbaru Tahun 2012-2017 sebagaimana telah disahkan dengan Peraturan Daerah nomor 19 Tahun 2012, yang selanjutnya menjadi RKPD Kota Pekanbaru Tahun 2016 yang berisi tujuan, sasaran, program prioritas dan kegiatan sebagai hasil dari suatu proses berjenjang yang dimulai dari Musyawarah Perencanaan Pembangunan Tingkat Kelurahan, Kecamatan hingga Tingkat Pemerintah Kota Pekanbaru. Selain itu Rencana Strategis SKPD yang diselaraskan dengan RKPD merupakan dokumen perencanaan yang juga menjadi acuan. Dengan demikian materi dalam RKPD adalah refleksi dari kebutuhan masyarakat secara bottom up yang dipaduserasikan dengan program dan kegiatan yang direncanakan SKPD melalui renstra yang bersifat top down yang diselaraskan dengan sasaran indicator serta target capaian program dan kegiatan dalam RPJMD.

(9)

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Pekanbaru Tahun 2016 I-2 Penyusunan RKPD ditujukan sebagai upaya mewujudkan perencanaan pembangunan daerah yang sistematis dan terpadu antara perencanaan pembangunan nasional, provinsi dan kabupaten/kota, dengan daerah perbatasan baik dengan provinsi maupun kabupaten/kota lainnya yang berbatasan serta keterpaduan dan sinergitas antar SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Pekanbaru. Dengan demikian, maka substansi RKPD mengacu kepada RPJM Daerah dan Rencana Strategis SKPD, RPJP Daerah, RPJM Nasional, serta RKPD memuat rancangan kerangka kerja daerah dalam suatu system kerangka ekonomi Daerah sebagai hasil akhir dari tujuan dari pelaksanaan Program Prioritas Pembangunan Daerah, rencana kerja dan pendanaannya, serta prakiraan maju capaian ke depannya dengan mempertimbangkan kerangka pendanaan dan pagu indikatif.

Berdasarkan acuan dan kerangka tersebut, maka rencana kerja dan pendanaan RKPD akan dilaksanakan oleh berbagai pemangku kepentingan seperti Pemerintah Kota Pekanbaru dengan seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di bawahnya, Pemerintah Daerah Provinsi Riau, Pemerintah pusat, dan swasta sebagai wujud dari pola perencanaan partisipatif yang bersifat holistic dan berkesinambuangan. RKPD akan memuat kebijakan publik dan arah kebijakan pembangunan daerah selama setahun, yang diharapkan dapat menciptakan kepastian kebijakan sebagai komitmen pemerintah daerah yang harus dilaksanakan secara konsisten. RKPD merupakan acuan bagi SKPD dalam menyempurnakan Rencana Kerja (Renja) SKPD untuk tahun yang sama.

1.2. Dasar Hukum Penyusunan

Penyusunan RKPD Tahun 2016 mengacu pada beberapa peraturan perundang-undangan antara lain:

1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan,

2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional,

3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerahsebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008,

4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah,

(10)

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Pekanbaru Tahun 2016 I-3 5. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Nasional,

6. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, 7. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik,

8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah,

9. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan,Pengawasan, dan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah,

10. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota,

11. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah,

12. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah,

13. Peraturan Presiden RI Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010 – 2014,

14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah,

15. Peraturan Daerah Nomor 19 Tahun 2012 tentang Rencana Program Jangka Menengah (RPJMD) Kota Pekanbaru.

1.3. Hubungan Antar Dokumen Perencanaan

Rencana Kerja Pembangunan Daerah, yang selanjutnya disingkat dengan RKPD adalah dokumen perencanaan Pemerintah Daerah untuk periode satu (1) tahun yang merupakan penjabaran dari RPJM Daerah, Rencana Kerja Pemerintah Provinsi dan RKP Nasional. RKPD memuat rancangan kerangka ekonomi Daerah, prioritas pembangunan Daerah, rencana kerja, dan pendanaannya, baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat. Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Pekanbaru Tahun 2016 merupakan acuan dalam penyusunan KUA (Kebijakan Umum Anggaran) serta Prioritas Plafon Anggaran

(11)

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Pekanbaru Tahun 2016 I-4 (PPA) yang selanjutnya diuraikan dalam usulan Rencana Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (RAPBD) Tahun 2016 yang mensinergikan kebijakan dan program strategis dari Pemerintah Propinsi, Kabupaten/kota dan kebutuhan masyarakat serta dunia usaha dalam rangka mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan RPJMD.

Disamping itu penyusunan RKPD merupakan tahapan system perencanaan pembangunan daerah yang dimulai dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang kemudian diimplementasikan dengan mengacu pada Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW).

RKPD merupakan acuan bagi daerah dalam menyusun RencanaAnggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD), dengan demikian Kepala Daerah dan DPRD dalam menentukan Kebijakan Umum APBD (KUA), serta penentuan Prioritas dan Pagu Anggaran Sementara (PPAS) didasarkan atas dokumen RKPD. KUA dan PPAS yang telah disepakati selanjutnya digunakan sebagai acuan dalam proses penyusunan APBD.

Dari segi kerangka waktu, penyelesaian penyusunan dokumen RKPD sampai dengan ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah dalam hal ini Peraturan Walikota pada bulan Mei, sedangkan dokumen APBD harus sudah disahkan paling lambat tanggal 31 Desember. Substansi RKPD memuat program dan kegiatan SKPD dan dokumen RKPD merupakan acuan bagi SKPD dalam menyempurnakan Renja SKPD untuk tahun yang sama. Proses penyusunan RKPD dilakukan secara paralel dan sifatnya saling memberi masukan dengan proses penyusunan Rencana KerjaSKPD (Renja SKPD).

1.4. Sistematika Dokumen RKPD

Sistematika dokumen RKPD terdiri dari:

BAB I PENDAHULUAN

Berisikan Latar Belakang, Dasar Hukum Penyusunan, Hubungan Antar Dokumen, Sistematika Dokumen RKPD, Maksud dan Tujuan

(12)

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Pekanbaru Tahun 2016 I-5 BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU

DANCAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Berisikan gambaran umum kondisi daerah yang terdiri dari: aspek geografi dan demografi, aspek kesejahteraan masyarakat, aspek pelayanan umum, aspek daya saing daerah dan evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan sampai tahun berjalan dan realisasi RPJMD.

Selain itu dipaparkan juga permasalahan pembangunan daerah yang terdiri dari : Permasalahan Daerah yang Berhubungan dengan Prioritasdan Sasaran Pembangunan Daerah serta identifikasi permasalahan penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah.

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

Berisikan arah kebijakan ekonomi daerah yang terdiri dari : Kondisi ekonomi daerah tahun 2013 dan tah serta tantangan dan prospek perekonomian daerah tahun 2015 dan tahun 2016.

Selain itu memaparkan arah kebijakan keuangan daerah yang terdiri dari : proyeksi keuangan daerah dan kerangka pendanaan, arah kebijakan pendapatan daerah, arah kebijakan belanja daerah, dan arah kebijakan pembiayaan daerah.

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

Berisikan tujuan dan sasaran pembangunan serta prioritas pembangunan

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH BAB VI PENUTUP

1.5. Maksud dan Tujuan Penyusunan RKPD

Maksud Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) adalah untuk memberikan landasan bagi para penyelenggara pemerintahan dan para pelaku/pelaksana pembangunan dalam menyusun Rancangan Kebijakan Umum APBD (KUA) dan PPAS untuk tahun 2016. Adapun tujuan umumnya adalah

(13)

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Pekanbaru Tahun 2016 I-6 untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan serta mempertajam skala prioritas pembangunan di Kota Pekanbaru yang dibiayai dari sumber dana APBD Kota Pekanbaru.

Tujuan khususnya adalah :

1. Sebagai acuan dalam penyusunan Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD) tahun 2016 dan merupakan landasan penyusunan usulan RAPBD Kota Pekanbaru Tahun 2016.

2. Agar seluruh urusan/program/sasaran kegiatan dapat sejalan dengan target kinerja sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).

(14)

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Pekanbaru Tahun 2016 II- 1

BAB II

EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAH

2.1. Gambaran Umum Kondisi Daerah

Evaluasi hasil pelaksanaan RKPD tahun lalu dan capaian kinerja penyelenggaraan pemerintah dimulai dengan analisis gambaran Umum Kondisi Daerah. Hal ini ditujukan untuk menjelaskan dan menyajikan secara logis gambaran umum kondisi daerah yang meliputi aspek geografi, demografi/kepedudukan serta aspek kesejahteraan masyarakat yang berhubungan dengan isu strategis daerah, permasalahan pembangunan daerah, visi/misi kepala daerah dan kebutuhan perumusan starategi.

2.1.1. Aspek Geografi dan Demografi A. Aspek Geografi

1. Letak, Luas dan Batas Wilayah

Secara geografis, Kota Pekanbaru terletak pada koordinat 101’ 14’ – 101’ 34’ Bujur Timur dan 0’ 25’ – 0’ 45’ Lintang

Utara, dengan batas admistrasi sebagai berikut :

- Sebelah Utara : Kabupaten Siak dan Kabupaten Kampar - Sebelah Selatan : Kabupaten Kampar dan Kabupaten Pelalawan - Sebelah Timur : Kabupaten Siak dan Kabupaten Pelalawan - Sebelah Barat : Kabupaten Kampar

Kota Pekanbaru memiliki luas wilayah 632,26 Km2, yang terdiri dari 12 (dua belas) kecamatan dan 58 (lima puluh delapan) kelurahan.

Kota Pekanbaru memiliki posisi yang sangat strategis sebagai Kota transit yang menghubungkan kota-kota utama di Pulau Sumatera. Keuntungan posisi wilayah seperti ini harus dicermati sebagai potensi sekaligus masalah yang harus diantisipasi agar pembangunan Kota kedepan benar-benar dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dan mampu mereduksi kemungkinan adanya pengaruh negatif yang akan ditimbulkan.

Untuk lebih jelasnya, letak dan orientasi Kota Pekanbaru dalam

(15)

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Pekanbaru Tahun 2016 II- 2 lingkup Provinsi Riau dapat dilihat pada Gambar 2.1 dan Tabel 2.1 di bawah ini.

Gambar 2.1

Peta Kota Pekanbaru dalam Lingkup Provinsi Riau

Tabel 2.1

Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kota Pekanbaru NO. KECAMATAN LUAS (Km2) PERSENTASE LUAS

1. Tampan 59,81 9,46

2. Payung Sekaki 43,24 6,84

3. Bukit Raya 22,05 3,49

4. Marpoyan Damai 29,74 4,70

5. Tenayan Raya 171,27 27,09

6. Lima Puluh 4,04 0,64

7. Sail 3,26 0,52

8. Pekanbaru Kota 2,26 0,36

9. Sukajadi 3,76 0,59

10. Senapelan 6,65 1,05

11. Rumbai 128,85 20,38

12. Rumbai Pesisir 157,33 24,88

Jumlah 632,26 100,00

Sumber : Pekanbaru Dalam Angka, 2014

(16)

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Pekanbaru Tahun 2016 II- 3 Gambar 2.2

Peta Administrasi Kota Pekanbaru

Sumber : Profil Sanitasi Kota Pekanbaru, 2009

2. Kondisi Topografi a) Ketinggian

Kota Pekanbaru terletak pada ketinggian 10 – 50 meter di atas permukaan laut. Kawasan pusat kota dan sekitarnya relatif datar dengan ketinggian rata-rata antara 10-20 meter di atas permukaan laut. Sedangkan kawasan Tenayan dan sekitarnya umumnya mempunyai ketinggian antara 25-50 meter di atas permukaan laut. Kawasan yang relatif tinggi dan berbukit terutama di bagian utara kota, khususnya di Kecamatan Rumbai dan Rumbai Pesisir dengan ketinggian rata- rata sekitar 50 meter di atas permukaan laut.

Sebagian besar wilayah Kota Pekanbaru (sekitar 44%) mempunyai tingkat kemiringan antara 0-2% atau relatif datar.

Sedangkan wilayah kota yang agak landai hanya sekitar 17%, landai (21%), dan sangat landai (13%). Sedangkan wilayah dengan kemiringan relatif curam hanya sekitar 4-5% terdapat di Kecamatan Rumbai Pesisir.

(17)

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Pekanbaru Tahun 2016 II- 4 b) Kemiringan Lereng

Secara umum kondisi sebagian besar areal wilayah Kota Pekanbaru mempunyai kelas lereng datar, dengan luas 38.624 Ha, yang terdiri dari 2 (dua) kelas kemiringan lereng yaitu kemiringan lereng datar (0–2%) dengan luas 27.819 Ha dan kemiringan lereng agak landai (2–8%) dengan luas 10.805 Ha yang sesuai untuk pengembangan pembangunan kota.

Wilayah dengan kemiringan 0–2% terletak di bagian Selatan Kota Pekanbaru, sedangkan wilayah dengan kemiringan lereng 2–8% terletak menyebar di bagian Tenggara dan sebagian wilayah Utara Kota Pekanbaru.

Untuk kemiringan dengan kelas kelerengan 26–40% yang merupakan daerah agak curam mempunyai luasan relatif kecil yaitu 2.915 Ha, yang terletak di daerah Utara dan Tenggara Kota Pekanbaru, tepatnya di Kecamatan Rumbai, Rumbai Pesisir dan Kecamatan Tenayan Raya. Lahan dengan kondisi morfologi demikian umumnya cenderung memiliki faktor pembatas yang cukup tinggi terutama untuk kegiatan terbangun, oleh karena itu pengembangan lokasi dengan tipikal kemiringan tersebut lebih diarahkan sebagai kawasan konservasi.

Luas masing-masing kelas lereng (kemiringan) di Kota Pekanbaru dapat dilihat pada 2.2 berikut.

Tabel 2.2

Luas Kelas Kemiringan Lereng Kota Pekanbaru

No. Kemiringan

Lereng Luas

(Ha) Persentase

(%) Kemiringan (%)

1. Datar 27.819 44,00 0-2

2. Agak Landai 10.805 17,09 2-8

3. Landai 13.404 21,20 9-15

4. Sangat Landai 8.283 13,10 16-25

5. Agak Curam 2.915 4,61 26-40

Jumlah 63.226 100,00

Sumber : Profil Sanitasi Kota Pekanbaru, 2009

(18)

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Pekanbaru Tahun 2016 II- 5 c) Morfologi

Morfologi Kota Pekanbaru sebagian besar terdiri dari dataran aluvium yang datar dan sebagian kecil terdiri dari perbukitan. Bentuk morfologi Kota Pekanbaru dapat dibagi menjadi :

(1) Satuan Morfologi Dataran

Sebarannya menempati daerah Kecamatan Kota Pekanbaru, Kecamatan Senapelan, Kecamatan Lima Puluh, Kecamatan Sukajadi, Kecamatan Sail, sebagian wilayah Kecamatan Rumbai, sebagian wilayah Kecamatan Rumbai Pesisir, Kecamatan Bukit Raya, sebagian wilayah Kecamatan Tenayan Raya, wilayah Kecamatan Tampan, Kecamatan Marpoyan Damai dan Kecamatan Payung Sekaki dengan persentase kurang lebih 65% dari luas keseluruhan Kota Pekanbaru. Daerah ini merupakan daerah endapan sungai dan rawa. Sebagian merupakan daerah dataran banjir (Flood plain), sedangkan daerah rawa meliputi daerah bagian barat daya dan tengah.

Daerah ini memiliki kemiringan lereng kurang dari 5%.

Adapun daerah dengan ketinggian kurang dari 50 meter di atas permukaan laut tersusun oleh batuan yang terdiri dari material lepas berukuran lempung, lempung tufan, pasir, kerikil, sisa-sisa tumbuhan (vegetasi) hasil proses abrasi dan erosi sungai dan rawa gambut. Pemanfaatan lahan ini di Kota Pekanbaru pada umumnya telah dimanfaatkan sebagai kawasan pemukiman, kebun campuran, area pertanian dan perladangan.

(2) Daerah Morfologi Perbukitan

Satuan morfologi ini terdapat pada kawasan bagian utara, selatan dan sebagian wilayah Barat dan Timur memanjang dari barat laut–Tenggara. Satuan morfologi ini tersusun oleh batu lumpur, batu pasir, sedikit batu lanau, batuan malihan dan granit.

(19)

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Pekanbaru Tahun 2016 II- 6 Ketinggian satuan ini berkisar antaras 20–35 meter di atas permukaan laut, membentuk perbukitan rendah yang ditumbuhi dengan semak dan alang-alang. Kawasan ini memiliki kemiringan lereng kurang dari 20 %.

(3) Satuan Morfologi Perbukitan Sedang

Satuan morfologi ini menempati bagian utara wilayah Kota Pekanbaru, yang merupakan wilayah perbukitan dengan arah memanjang dari Barat Laut–Tenggara.

Wilayah ini ditumbuhi vegetasi tanaman keras sebagai hutan lindung. Ketinggiannya adalah sekitar 40 di atas permukaan laut.

Daerah perbukitan ini disusun oleh batuan lava, lahar dan batuan malihan yang umumnya bertonjolan besar dan agak tajam. Wilayah ini memiliki kemiringan lereng kurang dari 40 %.

3. Klimatologi

Kota Pekanbaru mempunyai iklim tropis dengan suhu udara maksimum berkisar antara 32,40C-33,80C dan suhu udara minimum berkisaran antara 23,00C-24,20C. Curah hujan antara 66,3-392,4 mm/tahun dengan curah hujan dan hari hujan terbanyak berada pada Bulan November. Kelembaban maksimum berkisar antara 82%-83% dan kelembaban minimum berkisar antara 68-69% (Pekanbaru dalam Angka, 2013) .

4. Geologi

Berdasarkan peta geologi Lembar Pekanbaru dan sekitarnya (M.C.G. Clarke dkk, 1982) dengan skala 1:250.000, struktur geologi yang terdapat di Kota Pekanbaru terdiri dari sesar mendatar dengan arah umum Barat Laut–Tenggara, Lipatan Sinklin dan Antiklin dengan arah penunjaman berarah relatif Timur Laut–

Barat Daya.

Struktur–struktur geologi tersebut masuk dalam sistem Patahan Sumatera, sementara itu sesar–sesar mendatar ini termasuk dalam sistem Patahan Semangko, diduga terjadi pada Kala Miosen Tengah.

(20)

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Pekanbaru Tahun 2016 II- 7 5. Hidrologi

Kota Pekanbaru sebagian besar termasuk dalam DAS Siak (94,77

%) dan sebagian kecil DAS Kampar. Kota Pekanbaru dibelah oleh Sungai Siak yang mengalir dari barat ke timur dengan beberapa anak sungai yaitu : Sungai Sibam, Sungai Air Hitam, Sungai Senapelan, Sungai Sago, Sungai Sail dan Sungai Tenayan yang terletak di bagian selatan Kota Pekanbaru, sedangkan Sungai Umban Sari, Sungai Setukul, Sungai Pengambang dan Sungai Ukai terletak di bagian utara Kota Pekanbaru. Informasi mengenai DAS dan Sub DAS Kota Pekanbaru dapat dilihat pada Tabel 2.3 di bawah ini.

Tabel 2.3

DAS dan Sub-DAS Kota Pekanbaru

No. DAS / Sub DAS Luas

(Ha) (%)

1 DAS Siak 59.919 94,77

a Sub DAS Takuana 5.760 9,11

b Sub DAS Umban 5.418 8,57

c Sub DAS Meranti 1.657 2,62

d Sub DAS Limbungan 5.488 8,68

e Sub DAS Ukai 8.112 12,83

f Sub DAS Lukud 2.156 3,41

g Sub DAS Siban 2.251 3,56

h Sub DAS Air Hitam 3.743 5,92

i Sub DAS Senapelan 3.401 5,38

j Sub DAS Sail 12.007 18,99

k Sub DAS Tenayan 7.005 11,08

l Sub DAS Pendanau 2.921 4,62

2 DAS Kampar 3.307 5,23

a Sub DAS Kelulud 3.307 5,23

Jumlah 63.226 100,00

Sumber : Profil Sanitasi Kota Pekanbaru, 2009

6. Penggunaan Lahan

Pola penggunaan lahan Kota Pekanbaru dapat dibagi atas 2 kelompok utama, yaitu lahan terbangun (built up areas) dan lahan belum terbangun (non-built up areas). Dari luas Kota Pekanbaru,

(21)

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Pekanbaru Tahun 2016 II- 8 yaitu 63.226 Ha, diperkirakan sekitar 23,55% merupakan areal yang telah terbangun.

Luas lahan terbangun sebagian besar didominasi oleh pembangunan Kawasan Perumahan (73,29%), Kawasan Industri (12,05%) danKawasan Perdagangan (4,47%). Sedangkan untuk lahan yang belum terbangun masih cukup luas dan pada umumnya merupakan kawasan potensial untuk dikembangkan pada masa mendatang. Luas lahan belum terbangun di Kota Pekanbaru diantaranya meliputi 24.733,49 Ha Kawasan Semak Belukar dan 18.372, 33 Ha merupakan kawasan perkebunan Areal ini sebagian besar terdapat di wilayah utara Kota Pekanbaru, yaitu pada Kecamatan Rumbai, Kecamatan Rumbai Pesisir, Kecamatan Tenayan Raya dan sekitarnya. Informasi tentang Penggunaan Lahan di Kota Pekanbaru dapat dilihat pada Tabel 2.4 berikut.

Tabel 2.4

Penggunaan Lahan di Kota Pekanbaru

No. Jenis Penggunaan Tanah Luas (Ha)

A. Lahan Terbangun (built up areas)

1. Kawasan Perumahan 10.914,44

2. Kawasan Pemerintahan 100,23

3. Kawasan Pendidikan 282,30

4. Kawasan Perdagangan 666,07

5. Kawasan Industry 1.794,94

6. Militer 134,93

7. Bandara 276

8. Lain-lain 723,07

Jumlah A: 14.891,98

B. Lahan Tidak Terbangun (non-built up areas)

1. Kawasan Lindung 2.605,75

2. Kawasan Perkebunan 18.372,33

3. Kawasan Semak Belukar 24.733,49

4. Hutan 2.622,45

Jumlah B: 48.334,02

Jumlah A + B 63.226,00

Sumber : Profil Sanitasi Kota Pekanbaru, 2009

Hubungan antara kondisi geografis Kota Pekanbaru dengan potensi pengembangan wilayah dapat dilihat pada gambar 2.2 berikut:

(22)

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Pekanbaru Tahun 2016 II- 9 Gambar 2.3

Diagram Hubungan antara kondisi geografis dengan potensi pengembangan wilayah Kota Pekanbaru

Berdasarkan kondisi geografis dan karakteristik wilayahKota Pekanbaru, dapat disimpulkan bahwa Kota Pekanbaru memiliki potensi untuk pengembangan Kawasan Pendidikan, Kawasan Permukiman, Kawasan Perdagangan, Kawasan Pertanian, Kawasan Lindung, Kawasan Industri, Kawasan Pergudangan dan Kawasan Pariwasata dengan berpedoman pada Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Pekanbaru.

Kondisi geografis dan karakteristik Kota Pekanbaru juga menjelaskan bahwa wilayah kota Pekanbaru dapat diidentifikasi sebagai wilayah yang tidak berpotensi terhadap bencana alam (rendah terhadap rawan bencana alam), seperti banjir, tsunami, longsor, kebakaran hutan, gempa tektonik/vulkanik dan lain-lain, sehingga kawasan ini relatif aman dibanding dengan daerah kabupaten/kota/provinsi tetangga.

B. Aspek Demografi

Jumlah penduduk Kota Pekanbaru pada tahun 2013 adalah 999.031 jiwa. Jika dibandingkan dengan jumlah penduduk pada tahun 2012 terdapat penambahan sebanyak 34.473 jiwa atau sebesar 3,57%.

Apabila jumlah penduduk pada tahun 2013 dibandingkan dengan luas wilayah Kota Pekanbaru,didapat rata-rata kepadatan penduduk Kota Pekanbaru pada tahun 2013 sebanyak 1.580,10 jiwa/km2.

(23)

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Pekanbaru Tahun 2016 II- 10 Tabel 2.5 berikut menginformasikan tentang kondisi Kependudukan Kota Pekanbaru dilihat dari Jumlah Penduduk, Kepala Keluarga (KK) dan Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin.

Tabel 2.5

Penduduk Kota Pekanbaru berdasarkan Jumlah, Kepala Keluarga (KK) dan Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin

Tahun 2009 – 2013

NO. URAIAN TAHUN

2009 2010 2011 2012 2013

1 Jumlah penduduk 802,788 897.768 937.939 964.558 999.031 2 Kepala Keluarga 188,341 213.795 223.388 229.939 237.938 3 Penduduk

berdasarkan jenis kelamin :

- Laki-laki

- Perempuan 403,900

398,888 459.533

444.369 477.151

460.788 490.339

474.219 508.961 490.070 Sumber : Pekanbaru Dalam Angka, 2014

Pada Tabel 2.6 berikut digambarkan tentang sebaran penduduk kota Pekanbaru menurut kecamatan. Kecamatan Tampan dan Kecamatan Tenayan Raya memiliki jumlah penduduk terbanyak dibandingkan dengan kecamatan lain yang ada di Kota Pekanbaru.

Terlihat pada tabel bahwa semua kecamatan Kota Pekanbaru mengalami kenaikan jumlah penduduk pada Tahun 2013. Disamping faktor bayi lahir yang hidup semakin membaik, yaitu 19.484 jiwa pada Tahun 2012 dan 13.847 jiwa pada Tahun 2013, kenaikan jumlah penduduk Kota Pekanbaru juga dapat terjadi karena peningkatan jumlah penduduk yang masuk ke Kota Pekanbaru dari beberapa kabupaten/ kota/ provinsi tetangga. Masuknya/ bermigrasinya penduduk dari beberapa kabupaten/kota/provinsi tetangga dikarenakan pesatnya pembangunan Kota Pekanbaru beberapa tahun terakhir, yang memberikan efekpengganda terhadap beberapa sektor pembangunan seperti lapangan pekerjaan dan perumahan, sehingga dapat menyediakan tempat bekerja dan tempat tinggal yang lebih baik dari tempat asal penduduk yang melakukan migrasi tersebut.

(24)

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Pekanbaru Tahun 2016 II- 11 Tabel 2.6

Sebaran Penduduk Kota Pekanbaru Menurut Kecamatan Tahun 2009 – 2013

NO KECAMATAN JUMLAH PENDUDUK (JIWA)

2009 2010 2011 2012 2013 1 Tampan 106,160 169.655 179.470 188.806 191.941 2 Payung Sekaki 74,439 86.584 90.991 93.479 97.667 3 Bukit Raya 87,586 91.914 97.094 101.548 104.519 4 Marpoyan Damai 127,369 125.697 130.244 130.349 139.707 5 Tenayan Raya 102,494 123.155 130.236 136.716 140.359 6 Lima Puluh 42,759 41.333 41.971 41.994 43.675 7 Sail 22,335 21.438 21.796 21.809 22.766 8 Pekanbaru Kota 30,092 25.062 25.764 25.784 26.862 9 Sukajadi 52,989 47.174 47.791 47.814 49.123 10 Senapelan 37,614 36.434 37.004 37.024 38.004 11 Rumbai 51,772 64.624 67.915 70.219 72.338 12 Rumbai Pesisir 67,179 64.698 67.663 69.016 72.070

Total 802,788 897,768 937.93

9 964.558 999.031 Sumber : Pekanbaru Dalam Angka, 2014

Penduduk Kota Pekanbaru yang berada di pusat kota atau Wilayah Pengembangan (WP) I adalah yang terpadat diantara kecamatan lainnya, yaitu Kecamatan Lima Puluh (10.811 Jiwa/Km2), Kecamatan Sail (6.983 Jiwa/Km2), Kecamatan Pekanbaru Kota (11.886 Jiwa/Km2), Kecamatan Sukajadi (13.065 Jiwa/Km2) dan Kecamatan Senapelan (5.715 Jiwa/Km2). Hal ini terjadi karena 5 (lima) kecamatan tersebut memiliki luas wilayah terkecil dibandingkan kecamatan lainnya, yaitu berkisar diantara 2,26 Km2 (Kecamatan Pekanbaru Kota) hingga 6,65 Km2 (Kecamatan Senapelan). Untuk lebih jelasnya, Informasi kepadatan penduduk Kota Pekanbaru dapat dilihat pada tabel 2.7 di bawah ini.

Tabel 2.7

Kepadatan Penduduk Kota Pekanbaru Menurut Kecamatan Tahun 2009 – 2013 N

O KECAMATAN KEPADATAN PENDUDUK (JIWA/KM2) 2009 2010 2011 2012 2013 1 Tampan 1.775 2.837 3.001 3.157 3.209 2 Payung Sekaki 1.722 2.002 2.104 2.162 2.259 3 Bukit Raya 3.972 4.168 4.403 4.605 4.740 4 Marpoyan Damai 4.283 4.227 4.379 4.383 4.698

5 Tenayan Raya 598 719 760 798 820

6 Lima Puluh 10.584 10.231 10.389 10.394 10.811

7 Sail 6.851 6.576 6.686 6.690 6.983

8 Pekanbaru Kota 13.315 11.089 11.400 11.409 11.886 9 Sukajadi 14.093 12.546 12.710 12.716 13.065 10 Senapelan 5.656 5.479 5.565 5.567 5.715

(25)

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Pekanbaru Tahun 2016 II- 12 N

O KECAMATAN KEPADATAN PENDUDUK (JIWA/KM2) 2009 2010 2011 2012 2013

11 Rumbai 402 502 527 545 561

12 Rumbai Pesisir 427 411 430 439 458

Rata-rata 1.270 1,420 1.483 1.526 1.580 Sumber : Pekanbaru Dalam Angka, 2014

Untuk mengetahui penduduk suatu daerah tergolong

“penduduk muda” atau “penduduk tua”, dapat dilihat dari komposisi umur penduduk untuk kelompok usia dibawah 15 tahun dan di atas 65 tahun. Dikatakan mempunyai struktur umur muda bila kelompok penduduk yang berumur dibawah 15 tahun jumlahnya lebih besar dari 35%, sedangkan kelompok penduduk usia 65 tahun ke atas kurang dari 3%. Sedangkan dikatakan berstruktur umur tua bila kelompok penduduk yang berumur 15 tahun ke bawah jumlahnya kurang dari 35% dan persentase jumlah penduduk diatas 65 tahun lebih dari 3%.

Pada Tabel 2.8 berikut dapat dilihat struktur penduduk Kota Pekanbaru menurut kelompok umur.

Tabel 2.8

Persentase Struktur Penduduk Kota Pekanbaru Menurut Kelompok Umur Tahun 2009 – 2013 NO KELOMPOK

UMUR TAHUN

2009 2010 2011 2012 2013

1 0 – 14 tahun 30% 29,33% 29,30% 29,11% 15,09%

2 15 – 64 tahun 68% 68,39% 68,41% 68,66% 76,22%

3 65 tahun ke atas 2% 2,28% 2,29% 2,23% 8,71%

Sumber : Pekanbaru Dalam Angka, 2014

Dilihat dari tabel di atas, jumlah penduduk Kota Pekanbaru terbesar berada pada usia produktif yaitu pada kelompok umur 15 – 64 tahun. Dari data tahun terakhir, yaitu tahun 2013, jumlah penduduk usia produktif Kota Pekanbaru sebanyak 76,22%.

Dibandingkan Kelompok Umur 0-14 tahun (15,09%) dan Kelompok Umur 65 tahun ke atas (8,71%), jumlah tersebut menunjukkan bahwa Kota Pekanbaru memiliki potensi yang baik untuk terus berkembang, karena sebagian besar penduduknya berada pada usia produktif.

2.1.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat

Aspek kesejahteraan masyarakat terdiri dari kesejahteraan dan pemerataan ekonomi, kesejahteraan sosial, serta seni budaya dan olahraga

(26)

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Pekanbaru Tahun 2016 II- 13 dengan berbagai indikator- indikator yang mengukurnya. Untuk menganalisa gambaran umum kondisi daerah pada aspek kesejahteraan masyarakat dalam menyusun rancangan awal RKPD Kota Pekanbaru, terlebih dahulu disusun tabel capaian indikator setiap variabel. Indikator variabel aspek kesejahteraan masyarakat dimaksud terdiri dari :

A. Fokus Kesejahteraan Masyarakat dan Pemerataan Ekonomi 1) Pendapatan Domestik Regional Bruto

Kondisi perekonomian di Kota Pekanbaru berdasarkan indikator PDRB sangat baik. Hal ini terlihat pada nilai pertumbuhan PDRB pada tahun 2012 berdasarkan PDRB harga konstan 10,57% dan nilai pertumbuhan PDRB berdasarkan PDRB harga berlaku 23,33%.

Data secara lengkap tersaji pada Tabel 2.9 berikut ini.

Tabel 2.9

Produk Domestik Regional Bruto dan Pertumbuhan Ekonomi Kota Pekanbaru Tahun 2009-2013

Tahun Harga Berlaku Harga Konstan

Juta Rupiah Pertumbuhan

(%) Juta Rupiah Pertumbuhan (%) 2009 30.037.936,86 20,55 8.302.631,95 8,81 2010 36.753.481,40 22,36 9.047.929,45 8,98 2011 45.257.046,38 23.14 9.913.360,31 9.05 2012 55.816.890,62 23,33 10.961.317,98 10,57 2013 67.144.673,92 20,00 12.135.325,22 9,01 Sumber : Pendapatan Ekonomi Regional Kota Pekanbaru Menurut Lapangan

Usaha 2009-2013

Pertumbuhan PDRB Kota Pekanbaru pada tahun 2013 sebesar 9,01 persen. Pertumbuhan ini sudah mengacu pada penggunaan tahun dasar 2000. Besarnya pertumbuhan ekonomi Kota Pekanbaru ini merupakan perpaduan masing-masing sektor yang ada dimana pertumbuhan di dominasi dari sektor-sektor yang dominan seperti keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan, perdagangan, dan sektor angkutan dan komunikasi. Dengan kondisi yang sama pada tahun 2013, dimana ketiga sektor tersebut juga mendominasi pertumbuhan ekonomi Kota Pekanbaru.

Diharapkan dengan berkembangnya sektor-sektor unggulan tersebut akan dapat memacu pertumbuhan sektor-sektor lainnya sehingga akan tercipta struktur ekonomi yang kokoh, seimbang, dan dinamis.

Data secara lengkap tersaji pada Tabel 2.10 berikut ini.

(27)

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Pekanbaru Tahun 2016 II- 14 Tabel 2.10

Pertumbuhan Tiap Sektor Atas Dasar Harga Konstan Kota Pekanbaru Tahun 2009-2013

No Lapangan Usaha Pertumbuhan per Sektor (%) 2009 2010 2011 2012 2013 1 Pertanian 3,95 3,78 3,74 3,66 3,68 2 Pertambangan dan

Penggalian 3,89 3,47 3,88 3,94 3,69 3 Industri Pengolahan 6,13 5,98 5,46 4,76 6,93 4 Listrik, Gas dan Air Bersih 5,53 5,57 5,31 6,09 6,12

5 Bangunan 8,85 8,96 9,04 9,26 9,18

6 Perdagangan, Hotel dan

Restoran 9,66 9,83 10,08 12,61 9,76 7 Angkutan dan Komunikasi 9,38 9,83 10,11 14,24 10,01 8 Keuangan, Sewa dan Jasa

Perusahaan 10,50 10,86 10,50 11,16 9,06 9 Jasa-jasa 8,34 8,37 8,32 8,52 8,13 PDRB 8,81 8,98 9,05 10,57 9,01 Sumber : Pendapatan Ekonomi Regional Kota Pekanbaru Menurut Lapangan

Usaha 2009-2013

Namun jika dilihat dari peranan per sektor terhadap PDRB, pada tahun 2013 sektor yang memberikan kontribusi terbesar adalah sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran sebesar 32,00%. Hal ini dapat kita cermati dari pertumbuhan Hotel dan Restoran yang semakin menjamur di Kota Pekanbaru dalam beberapa tahun belakangan ini, terutama untuk memenuhi kebutuhan penginapan yang mana Kota Pekanbaru akan menjadi salah satu destinasi untuk kota bisnis dan jasa tentunya akan dibanjiri oleh banyak orang dari berbagai daerah di Indonesia.

Tabel 2.11

Kontribusi Per Sektor Atas Dasar Harga Konstan Kota Pekanbaru Tahun 2009-2013

No Lapangan Usaha Distribusi Persentase PDRB (%) 2009 2010 2011 2012 2013

1 Pertanian 1,45 1,38 0,68 1,23 1,17

2 Pertambangan dan

Penggalian 0,03 0,03 0,02 0,02 0,02

3 Industri Pengolahan 10,14 9,86 17,20 8,99 8,82 4 Listrik, Gas dan Air Bersih 1,15 1,12 0,82 1,03 1,00

5 Bangunan 16,75 16,75 27,72 16,67 16,69

6 Perdagangan, Hotel dan

Restoran 31,68 31,93 25,65 32,67 32,00

7 Angkutan dan Komunikasi 14,83 14,95 6,58 15,80 15,95 8 Keuangan, Sewa dan Jasa

Perusahaan 6,94 7,06 13,46 7,16 7,16

9 Jasa-jasa 17,02 16,93 7,88 16,42 16,29

PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Sumber : Pendapatan Ekonomi Regional Kota Pekanbaru Menurut Lapangan

Usaha 2009-2013

(28)

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Pekanbaru Tahun 2016 II- 15

Pendapatan per kapita lebih sering disebut PDRB per kapita yang merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat kesejahteraan penduduk. Perkembangan pendapatan per kapita Kota Pekanbaru dari tahun 2009 hingga tahun 2013 menunjukkan adanya peningkatan dari tahun ke tahun dengan pertumbuhan sebesar 20,00% berdasarkan harga berlaku dan 9,01% berdasarkan harga konstan.

Untuk lebih meningkatkan pendapatan per kapita, maka laju pertumbuhan ekonomi harus ditingkatkan dan sebaliknya laju pertumbuhan penduduk perlu untuk dikendalikan. Karena pada dasarnya laju pertumbuhan penduduk yang cepat akan berpengaruh terhadap pembangunan ekonomi terutama sekali terhadap perkembangan pendapatan regional. Semakin tinggi laju pertumbuhan penduduk maka semakin rendah pendapatan regionalnya dan sebaliknya semakin rendah laju pertumbuhan penduduk maka semakin tinggi pendapatan regionalnya dengan asumsi laju pertumbuhan ekonominya tetap. Oleh sebab itu pengendalian penduduk guna meningkatkan pendapatan regional harus dipikirkan baik oleh pemerintah maupun masyarakat.

Tabel 2.12

PDRB Per Kapita Kota Pekanbaru dan Pertumbuhannya Tahun 2007 - 2013

Tahun

PDRB Per Kapita (Rp) Pertumbuhan (%) Atas Dasar

Harga Berlaku Atas Dasar

Harga Konstan Atas Dasar

Harga Berlaku Atas Dasar Harga Konstan 2007 23.260.324,51 8.089.508,46 17,46 5,73 2008 27.724.764,22 8.490.412,65 19,19 4,96 2009 32.177.108,43 8.893.909,38 16,06 4,75 2010 38.032.079,80 9.362.693,32 18,20 5,27 2011 45.197.933,90 9.853.473,37 18.84 5.24 2012 57.867.782,71 11.364.072,06 28,03 15,33 2013 67.144.673,92 12.135.325,22 20,00 9,01

Rata-Rata Pertumbuhan 19,68 7,18

Sumber : Pekanbaru dalam angka 2014

(29)

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Pekanbaru Tahun 2016 II- 16 2) Laju Inflasi

Inflasi adalah kenaikan tingkat harga barang dan jasa secara umum yang dihitung dalam persentase. Secara tahunan (yoy), inflasi Kota Pekanbaru pada triwulan IV-2013 tercatat mengalami peningkatan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, bahkan jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan rata-rata historisnya sejak tahun 2009-2013 (7,18%). Kelompok transportasi (13,48%) tercatat mengalami inflasi tertinggi diikuti oleh kelompok bahan makanan (12,36%). Namun apabila dilihat dari andilnya, kelompok bahan makanan memberikan kontribusi tertinggi sebesar 3,12% terhadap inflasi Kota Pekanbaru diikuti oleh kelompok transportasi yang tercatat sebesar 1,89%. Kenaikan harga bumbu-bumbuan (pembatasan impor hortikultura) yang diikuti dengan kenaikan harga BBM bersubsidi dan tarif listrik, merupakan pendorong utama meningkatnya inflasi pada kelompok tersebut.

Sumber : BPS, diolah

Berdasarkan komoditasnya, inflasi tertinggi dialami oleh komoditas cabe hijau diikuti oleh petai dan cabe merah. Namun, jika dilihat dari andilnya terhadap inflasi Pekanbaru triwulan IV-2013 maka bensin (1,39%) tercatat memberikan kontribusi tertinggi diikuti oleh cabe merah (0,65%) dan beras (0,51%). Di sisi lain, penurunan harga emas perhiasan, gula pasir, beberapa jenis ikan, dan bawang putih merupakan faktor yang meredam tekanan inflasi Pekanbaru pada triwulan laporan.

(30)

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Pekanbaru Tahun 2016 II- 17 B. Fokus Kesejahteraan Sosial

Aspek kesejahteraan berikutnya adalah kesejahteraan sosial yang berfokus pada beberapa indikator seperti Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Angka Partisipasi Murni (APM), Angka Partisipasi Kasar (APK), angka kematian bayi, angka harapan hidup.

APM merupakan salah satu tolok ukur yang digunakan MDGs dalam mengukur pencapaian kesetaraan gender dibidang pendidikan.

APM mengukur proporsi anak yang bersekolah tepat waktu, yang dibagi dalam tiga kelompok jenjang pendidikan yaitu SD untuk penduduk usia 7-12 tahun, SMP untuk penduduk usia 13-15 tahun, dan SMA untuk penduduk usia 16-18 tahun.

Indikator yang lain yang sering digunakan untuk mengukur pencapaian kesetaraan gender pada bidang pendidikan adalah Angka Partisipasi Kasar (APK). APK menurut ”The UN Guidelines Indicators for Monitoring the Millenium Development Goals”, angka ini lebih baik daripada perbandingan jumlah absolute murid laki-laki dan perempuan. APK diperlukan karena adanya perbedaan yang relatif besar antara jumlah penduduk perempuan dan laki-laki, sehingga rasio jumlah siswa saja belum dapat menggambarkan kesetaraan dan keadilan gender. APK juga digunakan, mengingat masih tingginya siswa berusia lebih tua dari kelompok usia yang semestinya (overage), sehingga APM di tingkat SD, SLTP dan SMU lebih rendah dibandingkan dengan APK. Nilai APK dan APM Kota Pekanbaru selengkapnya bisa dilihat pada tabel 2.13 berikut.

Tabel 2.13

Angka Partisipasi Kasar dan Angka Partisipasi Murni Kota Pekanbaru Tahun 2009-2013

NO URAIAN SATUAN Tahun

2009 2010 2011 2012 2013 1 Angka Partisipasi Kasar

(APK) :

- SD/MI % 121.55 122.74 102.36 99,61 103,62 - SMP/MTs % 110.72 111.32 98.56 99,28 110,92 - SMA/MA/SMK % 89.07 89.69 102.6 114,70 116,72

2 Angka Partisipasi Murni (APM) :

- SD/MI % 104.59 102.00 92.27 98,92 98,13 -SMP/MTs % 94.15 .92 71.01 78,79 88,31 -SMA/MA/SMK % 64.98 63.62 75.26 118,97 74,81

(31)

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Pekanbaru Tahun 2016 II- 18

Sumber : Pekanbaru dalam angka 2014

Program atau kebijakan pemerintah dewasa ini dalam bidang pendidikan pada hakekatnya adalah bertujuan untuk menampung jumlah murid sebanyak-banyaknya. Penekanan program adalah pada aspek kuantitas. Hal ini sangat dimaklumi karena pemerintah ingin agar penduduk Riau khususnya dan penduduk Indonesia pada umumnya terbebas dari masalah buta huruf, buta bahasa Indonesia dan pemerataan kesempatan pendidikan dasar.

Kemampuan baca tulis adalah kemampuan dasar untuk meningkatkan kualitas manusia, sehingga diharapkan dengan meningkatnya kemampuanbaca tulis maka akan meningkat akses terhadap berbagai informasi yang pada akhirnya pengetahuannya pun akan ikut meningkat. Kemampuan baca tulis tercermin dari angka melek huruf, dalam hal ini merupakan persentase penduduk usia 15 tahun keatas yang dapat membaca dan menulis huruf latin dan huruf lainnya. Jika dilihat dari indikator melek huruf, terlihat bahwa penduduk Kota Pekanbaru yang bisa membaca dan menulis meningkat dari 99,7 persen pada tahun 2008 menjadi 99,90 persen pada tahun 2013.

Secara umum pembangunan manusia di Kota Pekanbaru selama periode 2008-2013 mengalami peningkatan. Hal ini erat kaitannya dengan situasi perekonomian Kota Pekanbaru yang secara keseluruhan cenderung membaik. Membaiknya situasi perekonomian ini ditandai dengan adanya peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional per tahun yang secara rata-rata tumbuh sekitar 5-7 persen selama enam tahun terakhir. Harus diakui, bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan syarat perlu dalam pembangunan manusia yang secara langsung maupun tidak langsung akan membawa dampak perbaikan terhadap peningkatan kapasitas dasar penduduk. Namun demikian masih ada persyaratan lain yang harus dilaksanakan secara konsisten, yakni pemerataan distribusi pendapatan dan alokasi belanja publik yang memadai. Dengan melakukan dua hal ini maka kapabilitas dasar penduduk secara bertahap akan dapat ditingkatkan yang kesemuanya akan terangkum dalam nilai IPM .

(32)

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Pekanbaru Tahun 2016 II- 19 Pada tahun 2013, IPM Kota Pekanbaru tercatat sebesar 79,47 Angka IPM ini cenderung meningkat dibandingkan angka IPM tahun 2011 yang sebesar 78,72 dan dengan IPM tahun 2012 yang sebesar 79,16. Menurut kategori, IPM Kota Pekanbaru masuk dalam status menengah atas.

Tabel 2.14

Perkembangan IPM Kota Pekanbaru Tahun 2007-2013

Tahun IPM

2009 77,86

2010 78,27

2011 78,72

2012 79,16

2013 79,47

Sumber : Keadaan Sosial Ekonomi Kota Pekanbaru 2014 Tabel 2.15

Perkembangan Komponen IPM Kota Pekanbaru Tahun 2009-2013

NO URAIAN Tahun

2009 2010 2011 2012 2013

1 IPM 77,86 78,27 78,72 79,16 79,47

2 Angka Harapan Hidup 71,24 71,45 71,67 71,88 71,94 3 Angka Melek Huruf 99,80 99,87 99,89 99,90 99,90 4 Rata-rata Lama Sekolah 11,32 11,33 11,34 11,35 11,42 5 Rata-rata

Pengeluaran per Kapita Riil (Rp.000)

640,6 644,0 648,05 652,20 655,07

Sumber : Keadaan Sosial Ekonomi Kota Pekanbaru 2014

C. Fokus Seni Budaya dan Olahraga

Aspek kesejahteraan masyarakat yang terakhir adalah Seni budaya dan olahraga. Kota Pekanbaru telah banyak melakukan event- event seni budaya yang menandakan klub-klub dan sanggar sanggar kesenian telah berkembang di Kota Pekanbaru. Event-evet kesenian itu antara lain : Terlaksananya acara Petang Megang, Festival lampu colok, Karnaval/ Pawai Ta’ruf, Pawai budaya yang bernuansa Islami dalam rangka Musabaqah Tilawatil Qur’an tingkat kecamatan, kota dan provinsi, Kegiatan Pelaksanaan Aqiqah Adat Melayu serta Festival Rebana setiap tahunnya dalam rangka pelestarian budaya melayu.

(33)

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Pekanbaru Tahun 2016 II- 20 Fasilitas olahraga di kota Pekanbaru sudah ada tapi belum memadai.

Tabel berikut adalah data Fasilitas Olahraga di Kota Pekanbaru.

Tabel 2.16

Data Fasilitas Olahraga di Wilayah Kota Pekanbaru

NO JENIS FASILITAS ALAMAT/KEC. MILIK/ASSET KONDISI 1. Stadion Utama Riau Kampus UNRI Pemprov. Riau Baru 2. Venue Soft Ball Jl. Yos Sudarso Pemprov. Riau Baru 3. Rumbai Sport Center Jl. Yos Sudarso Pemprov. Riau Baru 4. Arena Panjat Tebing Kampus UNRI Pemprov. Riau Baru 5. Stadion Panahan Riau Kampus UIR Pemprov. Riau Baru 6. Hall Olahraga Volley

Indoor Kampus UIR Pemprov. Riau Baru

7. Hall Olahraga Sepak

Takraw Kawasan Purna MTQ Pemprov. Riau Baru 8. Arena Softball Kampus UNILAK Pemprov. Riau Baru 9. Arena Baseball Kampus UIR Pemprov. Riau Baru 10. Hall Olah Raga Basket Kampus UNRI Pemprov. Riau Baru 11. Hall Olah Raga Senam Kawasan SCR Pemprov. Riau Baru 12. Hall Olah Raga Wushu Kawasan SCR Pemprov. Riau Baru 13. Hall Olah Raga Tinju Kawasan SCR Pemprov. Riau Baru 14. Gedung PKM UNILAK

(anggar) Kampus UNILAK Pemprov. Riau Baru 15. Kolam Renang Rumbai Jl. Pattimura Pemprov. Riau Baik 16. HALL Basket Rumbai Jl. Pattimura Pemprov. Riau Baik 17. GOR Tribuana Jl. Diponegoro Pemprov. Riau Baik 18. Gelanggang Olahraga

Remaja Jl. Jend. Sudirman Pemprov. Riau Baik 19. HALL Indor Tenis Jl. Komp.

Gubernuran Pemprov. Riau Baik 20. Lapangan Tenis DPRD Jl. Jend. Sudirman Pemprov. Riau Baik

21. Lapangan Sepak Bola Jl. Subrantas ARHANUD Kurang Baik 22. Lapangan Sepak Bola Jl. Adi Sucipto AURI Kurang Baik 23. Lapangan Sepak Bola Jl. Sutomo KOREM Kurang Baik 24. Lapangan Sepak Bola Jl. Imam Munandar ARHANUD Kurang Baik 25. Lapangan Sepak Bola

SMEA Jl. Hangtuah Pemko Kurang Baik

26. Lapangan Basket Jl. Senapelan Masyarakat Kurang Baik 27. Stadion UNRI Komp. UNRI UNRI Kurang Baik 28. Lapangan Sepak Bola Caltex Caltex Kurang Baik 29. Lapangan Sepak Bola Jl. Belimbing Pemko Kurang Baik 30. GOR Bumi Sejahka Jl. Tengku Bey Pemko Kurang Baik 31. GOR Badminton Tanjung Raya Pribadi Kurang Baik 32. GOR Exandi I Jl. Rajawali Pribadi Kurang Baik 33. GOR Surya Dumai Jl. Kuantan I SDG Kurang Baik 34. Lapangan Sepakbola Jl. Kaharuddin Nst. Perhubungan Kurang Baik 35. GOR Hotel Nuansa Jl. Tanjung Datuk Pribadi Kurang Baik 36. Lapangan Palapa Jl. Susanto Pemprov. Riau Kurang Baik 37. GOR Tugimin Jl. Pattimura POLDA Riau Kurang Baik 38. GOR 45 Jl. Empat Lima Pribadi Kurang Baik 39. Gedung Badminton Jl. Tanjung Raya Pribadi Kurang Baik 40. GOR Bulutangkis Air

Dingin Jl. Kaharuddin Nst. Pribadi Kurang Baik 41. Lapangan Sepak Bola Jl. Sapta Taruna Pribadi Kurang Baik 42. GOR Exandi 2 Jl. Paus Pribadi Kurang Baik 43. Lapangan Basket

Senapelan Jl. A. Yani Swasta Baik

44. Gor Bulutangkis Jl. Selindit Pribadi Baik 45. GOR Bulutangkis Jl. Panam Pribadi Baik

(34)

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Pekanbaru Tahun 2016 II- 21

NO JENIS FASILITAS ALAMAT/KEC. MILIK/ASSET KONDISI 46. Lapangan Voli Ball Jl. Kandis Pribadi Baik 47. Lapangan Sepak Bola Jl. Kesehatan Pemko Baik 48. Lapangan Sepak Bola Jl. Cipta Karya Pemko Baik 49. Lapangan Sepak Bola Jl. Lily Pemko Baik 50. Lapangan Tenis Jl. Sumatera Pemko Baik

Sumber : Dinas Pemuda dan Olah Raga Tahun 2013.

2.1.3. Aspek Pelayanan Umum

Pelayanan publik atau pelayanan umum merupakan segala bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang menjadi tanggung jawab pemerintah daerah kota dalam upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat sesuai dengan ketentuan perundang- undangan. Indikator variabel aspek pelayanan umum terdiri dari: Fokus Layanan Urusan Wajib dan Fokus Layanan Urusan Pilihan.

A. Fokus Layanan Urusan Wajib

Analisis kinerja atas layanan urusan wajib dilakukan terhadap indikator-indikator kinerja penyelenggaraan urusan wajib pemerintahan daerah, yaitu bidang urusan pendidikan, kesehatan, pekerjaan umum, perumahan, penataan ruang, perencanaan pembangunan, perhubungan, lingkungan hidup, pertanahan, kependudukan dan catatan sipil, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, keluarga berencana dan keluarga sejahtera, sosial, ketenagakerjaan, koperasi dan usaha kecil menengah, penanaman modal, kebudayaan, kepemudaan dan olah raga, kesatuan bangsa dan politik dalam negeri, otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian, dan persandian, ketahanan pangan, pemberdayaan masyarakat dan desa, statistik, kearsipan, komunikasi dan informatika dan perpustakaan.

Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2.17

Indikator-Indikator Kinerja Penyelenggaraan Urusan Wajib

NO URUSAN INDIKATOR CAPAIAN KINERJA

2009 2010 2011 2012 2013 1 Pendidikan

Pendidikan Anak

Usia Dini (PAUD) 146 196 - - 196

Penduduk yang berusia >15 tahun melek huruf (tidak

71,24 71,45 71,67 71,88 71,94

Gambar

Diagram Hubungan antara kondisi geografis dengan potensi   pengembangan wilayah Kota Pekanbaru
Tabel berikut adalah data Fasilitas Olahraga di Kota Pekanbaru.

Referensi

Dokumen terkait

Perbandingan Jenis-Jenis Ketentuan Pidana Tindak Pidana Penganiayaan Hewan dalam Peraturan Perundang-Undangan Indonesia dengan Negara Bagian Illinois, Amerika Serikat

*2+ Mer!m!skan standar pela$anan as!han keperawatan% standar peralatan% standar tenaga keperawatan dan standarstandar lainn$a $ang ses!ai dengan kode etik pro=esi%

Sumber data menggunakan kanji ber-bushu sanzui hen (氵) dengan kategori kata benda dalam jōyō kanji revisi tahun 2010 yang berjumlah 47 karakter. Sampel akan dianalisis

Anak kesulitan belajar mengalami hambatan dalam keterampilan membaca akan berdampak pada proses tahapan selanjutnya, pada SDN Masangan Kulon Sukodono Sidoarjo

GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN GURU YANG DIANGKAT DALAM JABATAN PENGAWAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DIREKTORAT PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SEKOLAH KUOTA 2009.. PROVINSI : NUSA

Dari pernyataan di atas dapat terlihat bahwa sebuah Gemeinschaft atau komunitas dapat terbentuk dari ideologi yang sama, dengan kata lain persepsi yang sama

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulisan skripsi yang berjudul “Metode Elektrospining untuk Menghasilkan

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pola tanam, jenis tanaman dalam setahun dan tenaga pengolah yang tepat untuk kondisi budidaya padi sawah di Subak Jatiluwih