ISTILAH TINGKATAN KEMAMPUAN SISWA DALAM PELAKSANAAN AKMI (ASESMEN KOMPETENSI MADRASAH INDONESIA)
Oleh: Yusuf Ali Imron
Foto Suasana Pelaksanaan AKMI
Pelaksanaan Asesmen Kompetensi Madrasah Indonesia (AKMI) serentak di seluruh Indonesia walaupun tiap kota/kabupaten belum semua Madrasah menjadi sasaran AKMI dan melaksanakannya hanya diambil beberapa Madrasah tapi targetnya di Tahun pelajaran 2023 semua Madrasah sudah pernah melaksanalkan AKMI dan di tahun selanjutnya AKMI wajib dilaksanakan oleh semua Madrasah sebagaimana pelaksanaan ANBK, hal ini dilakukan sebagai upaya untuk mendapatkan data atau informasi dari proses dan hasil pembelajaran. Karena tidak bisa dipungkiri budaya Literasi dalam hal apapun di Indonesia masih minim.
AKMI dilakukan untuk menilai seluruh murid madrasah (untuk jenjang MI, MTs maupun MA) yang menjadi alat ukur untuk Madrasah membenahi diri dalam proses pembelahjarannya baik metode, media dan lain sebagainya serta memetakan level siswa agar memudahkan Madrasah terutama pendidik untuk menyeiapkan pembelajaran dan berkoordinasi dengan pihak lain terutama orang tua siswa. AKMI menjadi asesmen yang dilakukan pada siswa madrasah sebagai metode penilaian untuk mendiagnosis kelebihan dan kelemahan siswa pada literasi membaca, literasi numerasi, literasi sains dan literasi sosial budaya termasuk survei karakter.
Hasil asesmen dapat digunakan oleh guru dan madrasah untuk memperbaiki layanan pendidikan yang dibutuhkan siswa sebagai dasar untuk menyusun suatu rancangan pembelajaran. AKMI dilaksanakan hamper sama dengan ANBK yaitu menilai siswa kelas 5 MI.
Dengan Literasi Membaca, diharapkan siswa dapat memahami, menggunakan, mengevaluasi, merefleksikan berbagai hal yang dibaca dan berkontribusi secara produktif dalam masyarakat.
Dengan Literasi Numerasi, diharapkan individu dapat berpikir menggunakan konsep, prosedur, fakta, dan alat matematika untuk menyelesaikan masalah sehari-hari sebagai warga Indonesia.
Dengan Literasi sains, diharapkan individu dapat mengembangkan kemampuan untuk: 1) bersikap lebih cermat dan berhati-hati, bertanggung jawab, percaya diri, punya motivasi tinggi, pemahaman diri, dan nilai-nilai, 2) menumbuhkan rasa ingin tahu, berpikir ilmiah dan kritis, kemandirian, pengembangan sikap peduli dan tanggung jawab terhadap lingkungan alam dan sosial.
Dengan Literasi Sosial Budaya, diharapkan individu dapat bersikap arif dan bijak dalam menghadapi berbagai persoalan yang sesuai dengan Pancasila dan moderasi beragama.
Adapun Istilah Tingkatan Atau Jenjang Kemampuan Siswa Dalam Akmi (Asesmen Kompetensi Madrasah Indonesia) ada 5 (lima) Level yaitu sebagai berikut:
1. Perlu Intervensi
Siswa mampu menemukan satu informasi yang paling menonjol dalam sebuah kalimat sederhana pada teks sastra maupun teks informasi. Pada level ini, peserta didik memerlukan intervensi khusus atau penangan khusus dari pendidik karena kemampuannya yang masih sangat rendah. Diharapkan orang tua bekerja sama dengan pendidik atau pihak madrasah untuk mendampingi secara intens anaknya.
2. Dasar
Siswa mampu menemukan lebih dari satu informasi, mampu mencari tahu informasi yang relevan dan telah menguasai kompetensi minimal dalam literasi.
Pendidik disarankan memberikan peserta didik sumber belajar pendamping dalam bentuk catatan singkat atau simpulan untuk pemahaman teks yang utuh.
Peserta didik hendaknya dibiasakan membuat peta konsep dari teks yang telah dibaca. Orang tua sebaiknya memfasilitasi dengan menyediakan berbagai bahan bacaan sesuai dengan minat anak.
3. Cakap
Siswa mampu menemukan informasi yang relevan dalam teks dan menyimpulkan berdasarkan informasi dalam teks, membandingkan hal-hal utama yang berbeda, baik pada teks tunggal maupun multiteks. Pada level ini, pendidik perlu memberi pembelajaran mengamati lingkungan dan mengaitkannya dengan isi teks. Pendidik menggunakan media pembelajaran yang inovatif, bacaan yang kontekstual. Peserta didik hendaknya berlatih peka terhadap lingkungan dan melakukan telusur informasi dari sumber-sumber akurat. Orang tua sebaiknya menyediakan bahan bacaan yang bervariasi.
4. Terampil
Peserta didik mampu menemukan informasi, mampu menilai kualitas konten pada teks informasi tunggal maupun multi teks. Peserta didik pada level terampil sudah mampu memahami, menilai, dan mereleksi teks dengan baik, tetapi belum mampu merespon dan membuat saran berdasarkan permasalahan dalam teks. Pendidik dalam pembelajaran diharapkan menggunakan strategi yang variatif, misalnya Problem Based Learning (PBL), Project Based Learning (PJBL), dan lain-lain. Peserta didik hendaknya aktif terlibat dalam proses
pembelajaran, terutama dalam membaca efektif. Orang tua sebaiknya memberikan apresiasi terhadap keaktifan anaknya dalam kegiatan membaca.
5. Perlu Ruang Kreasi
Peserta didik mampu menyimpulkan, merespons dan mencipta berdasarkan permasalahan yang ada dalam teks. Pada level ini, peserta didik telah menguasai semua kompetensi pada literasi membaca, literasi numerasi, literasi sains dan literasi sosial budaya. Peserta didik pada level perlu ruang kreasi sudah menguasai semua kompetensi literasi termasuk merespons dan mencipta. Pendidik melatih peserta didik untuk menjadi tutor teman sebaya. Pendidik menghadirkan tim ahli untuk meningkatkan potensi peserta didik. Peserta didik hendaknya menjalin kerja sama dengan teman, Pendidik, tim ahli untuk meningkatkan potensinya. Orang tua sebaiknya memotivasi anaknya untuk berkarya, misalnya menulis puisi, cerpen, dan sebagainya.
Contoh Hasil AKMI yang menandakan lemahnya atau kurangnya budaya Literasi
Sertifikat didapatkan setelah mengikuti BIMTEK AKMI