• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM SUPERVISI AKADEMIK SMA SWASTA TUNAS HARAPAN KABUPATEN SIMALUNGUN KECAMATAN UJUNG PADANG TAHUN PELAJARAN 2020/2021

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PROGRAM SUPERVISI AKADEMIK SMA SWASTA TUNAS HARAPAN KABUPATEN SIMALUNGUN KECAMATAN UJUNG PADANG TAHUN PELAJARAN 2020/2021"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

PROGRAM SUPERVISI AKADEMIK

SMA SWASTA TUNAS HARAPAN

KABUPATEN SIMALUNGUN KECAMATAN UJUNG PADANG

TAHUN PELAJARAN 2020/2021

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipersembahkan ke hadirat Allah Yang Maha Kuasa , atas rahmat dan karunia-Nya jualah kami dapat menyelesaikan penyusunan Program Supervisi Tahun 2020/2021pada SMA Swasta Tunas Harapan.

Program Supervisi Tahun 2020/2021 pada SMA SWASTA TUNAS HARAPANini disusun dengan latar belakang tuntutan untuk memenuhi implementasi salah satu kompetensi yang harus dikuasai dan dilaksanakan seorang Kepala Sekolah yaitu Kompetensi Supervisi. Pogram Supervisi tahun 2020/2021ini meliputi Supervisi Manajerial dan Supervisi Akademis. Supervisi Akademis dilakukan sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan profesionalisme guru dalam melaksanakan tugas pokoknya sedangkan Supervisi Manajerial dilakukan untuk meningkatkan kinerja pengelolaan dan administrasi sekolah.

Harapan kami semoga Program Supervisi Tahun Pelajaran 2020/2021dapat terlaksana dengan efektif dan bermanfaat bagi peningkatan kualitas pembelajaran dan kualitas pengelolaan setiap unit kegiatan dan administrasi sekolah.

Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan Program Supervisi Tahun 2020/2021ini terutama Pengawas Pembina yang memberi masukan bagi terwujudnya Program Supervisi ini.

Sayur Matinggi, 10 Agustus 2021 Kepala SMA Swasta Tunas Harapan

MESDI, S.Pd

(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...

KATA PENGANTAR ...

DAFTAR ISI ...

BAB I. PENDAHULUAN ...

A. Latar Belakang ...

B. Landasan Hukum ...

C. Tujuan ...

BAB II. PEMANTAUAN (MONITORING) ... ...

A. Peroses Pemantauan ...

1. Tahap Perencanaan ...

2. Tahap Pelaksanaan ...

B. Teknik Monitoring ...

BAB III. SUPERVISI

A. Teknik Supervisi Akademik ...

1. Teknik Supervisi individual ……….

2. Teknik Supervisi Kelompok ……….

B. Sasaran Kegiatan ...

C. Waktu Pelaksanaan ...

BAB VI. EVALUASI, PELAPORAN DAN TINDAK LANJUT...

A. Evaluasi ...

B. Pelapuran ...

C. Tindak Lanjut ...

LAMPIRAN

1. Teknik pemantauan 2. Jadwal supervisi

3. Instrument penilaian RPP

4. Instrumen penilaian pelaksanaan pembelajaran 5. pelaporan

(4)

BAB I

P E N D A H U L U A N

A. Latar Belakang.

Permendiknas Nomor 13 Tahun 2007 menyatakan bahwa seorang Kepala Sekolah harus menguasai Standar Kompetensi Kepala Sekolah yang terdiri atas : kompetensi kepribadian, kompetensi manajerial, kompetensi supervisi, kompetensi kewirausahaan dan kompetensi sosial.

Penjabaran kompetensi supervisi pada intinya adalah supervisi akademis dimana langkah-langkah yang dilakukan adalah merencanakan program supervisi akademik dalam rangka peningkatan profesionalisme guru, melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan menggunakan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat serta menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam rangka peningkatan profesionalismenya.

Mencermati hasil analisis Program Supervisi Tahun 2019-2020 pada SMA SWASTA TUNAS HARAPANsecara umum ditemukan beberapa kelemahan yang perlu diperbaiki bagi peningkatan kualitas pembelajaran sekaligus peningkatan profesionalisme guru, seperti : pengembangan indikator dan materi pembelajaran, penggunaan metode pembelajaran yang belum variatif, lemahnya penguasaan guru dalam model-model pembelajaran aktif , dan sebagainya.

Karena itu dalam rangka melaksanakan tugas Kepala Sekolah sebagai Supevisor/Penyelia maka perlu disusun program supervisi yang secara menyeluruh dan sistematis menjabarkan rencana kegiatan yang akan dilakukan serta apa tindak lanjut dari hasil supervisi setelah kegiatan dilakukan agar terjadi perbaikan yang signifikan dalam kegiatan akademis di SMA Swasta Tunas Harapan.

B. Landasan Hukum.

1. Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional 2. Undang Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

3. Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

4. Permendiknas RI Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Kepala Sekolah / Madrasah

5. Permendiknas RI Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru

(5)

6. Permendiknas RI Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan

7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah;

8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah.

9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah;

10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan.

C. Tujuan.

Secara umum tujuan monitoring dan supervisi proses pembelajaran bagi guru pada satuan pendidikan dasar dan menengah adalah dalam rangka menjamin mutu proses pembelajaran pada setiap satuan pendidikan dasar dan menengah, agar terlaksana monitoring proses pembelajaran yang efektif dan efisien.

Secara rinci, tujuan monitoring dan supervisi pembelajaran adalah pengawas diharapkan dapat: 1) memahami berbagai metode supervisi dan mampu mempraktikkannya dalam membina kepala sekolah/guru, 2) memahami teknik-teknik supervisi dan mampu mempraktikkannya dalam membina kepala sekolah/guru, 3) memahami prinsip-prinsip supervisi dan mampu mempraktikkannya dalam membina kepala sekolah/guru, dan 4) mengembangkan metode dan taknik supervisi sesuai dengan karakteristik permasalahan sekolah/guru yang dihadapi.

Manfaat ditetapkannya standar monitoring proses pembelajaran untuk satuan pendidikan dasar dan menengah adalah sebagai: 1) pedoman umum bagi pengawas dan kepala sekolah dalam menyelenggarakan monitoring kegiatan pembelajaran di setiap satuan pendidikan dasar dan menengah, 2) dasar bagi Pemerintah dan Pemerintah Daerah dalam mengarahkan, membimbing, membantu, dan mengawasi penyelenggaraan pembelajaran di setiap satuan pendidikan dasar dan menengah, dan 3) petunjuk bagi masyarakat atas peran sertanya dalam perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan pengawas program pembelajaran di setiap satuan pendidikan dasar dan menengah.

Penyusunan Program Supervisi Tahun 2020/2021pada SMA SWASTA TUNAS HARAPANini bertujuan sebagai berikut :

1. Acuan bagi pelaksanaan kegiatan supervisi di lingkungan SMA Swasta Tunas Harapan

(6)

2. Meningkatkan profesionalisme guru dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai pendidik

3. Meningkatkan kualitas proses pembelajaran pada setiap mata pelajaran yang bermuara pada peningkatan kualitas tamatan.

4. Selain supervisi akademis , program supervisi ini juga dilengkapi dengan supervisi manajerial pada setiap unit kegiatan di lingkungan SMA SWASTA TUNAS HARAPANyang merupakan supervisi internal dalam rangka meningkatkan kualitas pengelolaan unit kegiatan dan administrasi sekolah

(7)

BAB II PEMANTAUAN

A. Proses Pemantauan

Monitoring dan supervisi pembelajaran merupakan upaya penjaminan mutu pembelajaran bagi terwujudnya proses pembelajaran yang efektif dan efisien ke arah tercapainya kompetensi yang ditetapkan. Monitoring dan supervisi perlu didasarkan pada prinsip-prinsip tanggung jawab dan kewenangan, periodik, demokratis, terbuka, dan keberlanjutan.

Metode supervisi pembelajaran terdiri dari supervisi individual dan sipervisi kelompok. Supervisi individual meliputi: 1) kunjungan kelas, 2) observasi kelas, 3) pertemuan individual, 4) kunjungan antar kelas, dan 5) menilai diri sendiri.

Supervisi pembelajaran esensinya berkenaan dengan tugas pengawas untuk untuk membina guru dalam meningkatkan mutu pembelajarannya, sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

Upaya supervisi pembelajaran pada hakikatnya merupakan tanggung jawab bersama semua pihak yang terkait, sesuai dengan ketentuan tentang hak, kewajiban warga negara, orangtua, masyarakat, dan pemerintah.

1 Tahap Perencanaan

Perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada Standar Isi. Perencanaan pembelajaran meliputi penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dan penyiapan media dan sumber belajar, perangkat penilaian pembelajaran, dan skenario pembelajaran.

Penyusunan Silabus dan RPP disesuaikan pendekatan pembelajaran yang digunakan.

Silabus

Silabus merupakan acuan penyusunan kerangka pembelajaran untuk setiap bahan kajian mata pelajaran. Silabus paling sedikit memuat:

a. Identitas Tema, Subtema, Muatan pelajran

b. Identitas sekolah meliputi nama satuan pendidikan dan kelas;

c. Kompetensi inti, merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran;

(8)

d. kompetensi dasar, merupakan kemampuan spesifik yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang terkait muatan atau mata pelajaran;

e. materi pokok, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi;

f. pembelajaran, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dan peserta didik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan;

g. penilaian, merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik;

h. alokasi waktu sesuai dengan jumlah jam pelajaran dalam struktur kurikulum untuk satu semester atau satu tahun; dan

i. sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar atau sumber belajar lain yang relevan.

Silabus dikembangkan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah sesuai dengan pola pembelajaran pada setiap tahun ajaran tertentu. Silabus digunakan sebagai acuan dalam pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD). Setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. RPP disusun berdasarkan KD atau subtema yang dilaksanakan kali pertemuan atau lebih. Komponen Utama RPP terdiri atas:

a. identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan;

b. identitas mata pelajaran atau tema/subtema;

c. kelas/semester;

d. tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan;

(9)

e. langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan pendahuluan, inti, dan penutup; dan

f. penilaian hasil pembelajaran.

g. Dan diintegrasikan dengan Kemampuan 4C, HOTS, Literasi dan Karakter.

Prinsip Penyusunan RPP Dalam menyusun RPP hendaknya memperhatikan prinsip- prinsip sebagai berikut:

a. Perbedaan individual peserta didik antara lain kemampuan awal, tingkat intelektual, bakat, potensi, minat, motivasi belajar, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik.

b. Partisipasi aktif peserta didik.

c. Berpusat pada peserta didik untuk mendorong semangat belajar, motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, inovasi dan kemandirian.

d. Pengembangan budaya membaca dan menulis yang dirancang untuk mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.

e. Pemberian umpan balik dan tindak lanjut RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedi.

f. Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduan antara KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indicator pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar.

g. Mengakomodasi pembelajaran tematik-terpadu, keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya.

h. Penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.

2 Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan Pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP, meliputi kegiatan pendahuluan, inti dan penutup.

Kegiatan Pendahuluan

Dalam kegiatan pendahuluan, guru wajib:

a. menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran;

(10)

b. memberi motivasi belajar peserta didik secara kontekstual sesuai manfaat dan aplikasi materi ajar dalam kehidupan sehari-hari, dengan memberikan contoh dan perbandingan lokal, nasional dan internasional, serta disesuaikan dengan karakteristik dan jenjang peserta didik;

c. mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari;

d. menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai; dan e. menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.

Kegiatan Inti

Kegiatan inti menggunakan model pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran. Pemilihan pendekatan tematik dan /atau tematik terpadu dan/atau saintifik dan/atau inkuiri dan penyingkapan (discovery) dan/atau pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning) disesuaikan dengan karakteristik kompetensi dan jenjang pendidikan.

a. Sikap Sesuai dengan karakteristik sikap, maka salah satu alternatif yang dipilih adalah proses afeksi mulai dari menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, hingga mengamalkan. Seluruh aktivitas pembelajaran berorientasi pada tahapan kompetensi yang mendorong peserta didik untuk melakuan aktivitas tersebut.

b. Pengetahuan Pengetahuan dimiliki melalui aktivitas mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, hingga mencipta. Karakteritik aktivititas belajar dalam domain pengetahuan ini memiliki perbedaan dan kesamaan dengan aktivitas belajar dalam domain keterampilan. Untuk memperkuat pendekatan saintifik, tematik terpadu, dan tematik sangat disarankan untuk menerapkan belajar berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning). Untuk mendorong peserta didik menghasilkan karya kreatif dan kontekstual, baik individual maupun kelompok, disarankan yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning).

c. Keterampilan Keterampilan diperoleh melalui kegiatan mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. Seluruh isi materi (topik dan sub topik) mata pelajaran yang diturunkan dari keterampilan harus mendorong peserta didik untuk melakukan proses pengamatan hingga penciptaan. Untuk mewujudkan keterampilan tersebut perlu melakukan pembelajaran yang menerapkan modus belajar berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning) dan

(11)

pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning).

Kegiatan Penutup

Dalam kegiatan penutup, guru bersama peserta didik baik secara individual maupun kelompok melakukan refleksi untuk mengevaluasi:

a. seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran dan hasil-hasil yang diperoleh untuk selanjutnya secara bersama menemukan manfaat langsung maupun tidak langsung dari hasil pembelajaran yang telah berlangsung;

b. memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;

c. melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian tugas, baik tugas individual maupun kelompok; dan

d. menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya Penilaian proses pembelajaran menggunakan pendekatan penilaian otentik (authentic assesment) yang menilai kesiapan peserta didik, proses, dan hasil belajar secara utuh. Keterpaduan penilaian ketiga komponen tersebut akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan perolehan belajar peserta didik yang mampu menghasilkan dampak instruksional (instructional effect) pada aspek pengetahuan dan dampak pengiring (nurturant effect) pada aspek sikap. Hasil penilaian otentik digunakan guru untuk merencanakan program perbaikan (remedial) pembelajaran, pengayaan (enrichment), atau pelayanan konseling.

Selain itu, hasil penilaian otentik digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki proses pembelajaran sesuai dengan Standar Penilaian Pendidikan. Evaluasi proses pembelajaran dilakukan saat proses pembelajaran dengan menggunakan alat: lembar pengamatan, angket sebaya, rekaman, catatan anekdot, dan refleksi. Evaluasi hasil pembelajaran dilakukan saat proses pembelajaran dan di akhir satuan pelajaran dengan menggunakan metode dan alat:

tes lisan/perbuatan, dan tes tulis. Hasil evaluasi akhir diperoleh dari gabungan evaluasi proses dan evaluasi hasil pembelajaran.

B. Teknik Monitoring

Pengawasan proses pembelajaran dilakukan melalui kegiatan pemantauan, supervisi, evaluasi, pelaporan, serta tindak lanjut secara berkala dan berkelanjutan.

Pengawasan proses pembelajaran dilakukan oleh kepala satuan pendidikan dan pengawas.

1. Prinsip Pengawasan Pengawasan dilakukan dengan prinsip objektif dan transparan guna peningkatan mutu secara berkelanjutan.

(12)

2. Sistem dan Entitas Pengawasan Sistem pengawasan internal dilakukan oleh kepala sekolah, pengawas, dan dinas pendidikan dan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan.

a. Kepala Sekolah, Pengawas dan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan melakukan pengawasan dalam rangka peningkatan mutu.

b. Kepala Sekolah dan Pengawas melakukan pengawasan dalam bentuk supervisi akademik dan supervise manajerial.

3. Proses Pengawasan

a. Pemantauan Pemantauan proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran. Pemantauan dilakukan melalui antara lain, diskusi kelompok terfokus, pengamatan, pencatatan, perekaman, wawancara, dan dokumentasi.

b. Supervisi Supervisi proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran yang dilakukan melalui antara lain, pemberian contoh pembelajaran di kelas, diskusi, konsultasi, atau pelatihan.

c. Pelaporan Hasil kegiatan pemantauan, supervisi, dan evaluasi proses pembelajaran disusun dalam bentuk laporan untuk kepentingan tindak lanjut pengembangan keprofesionalan pendidik secara berkelanjutan. 15

d. Tindak Lanjut Tindak lanjut hasil pengawasan dilakukan dalam bentuk: 1) Penguatan dan penghargaan kepada guru yang menunjukkan kinerja yang memenuhi atau melampaui standar; dan 2) pemberian kesempatan kepada guru untuk mengikuti program pengembangan keprofesionalan berkelanjutan.

(13)

BAB III SUPERVIS A. Teknik Supervisi Akademik

1. Teknik Supervisi Individual

Teknik supervisi individual adalah pelaksanaan supervisi perseorangan terhadap guru. Supervisor di sini hanya berhadapan dengan seorang guru. Dari hasil supervisi ini dapat diketahui kualitas pembelajaran guru bersangkutan.

Teknik supervisi individual ada lima macam adalah sebagai berikut.

a. Kunjungan Kelas, (Classroom Visitation)

Kepala sekolah atau supervisor datang ke kelas untuk mengobservasi guru mengajar. Dengan kata lain, untuk melihat apa kekurangan atau kelemahan yang sekirannya

perlu diperbaiki.

Tahap-tahap kunjungan kelas terdiri dari empat tahap yaitu:

(1) tahap persiapan. Pada tahap ini, supervisor merencanakan waktu, sasaran, dan cara mengobservasi selama kunjungan kelas,

(2) tahap pengamatan selama kunjungan. Pada tahap ini, supervisor mengamati jalannya proses pembelajaran berlangsung,

(3) tahap akhir kunjungan. Pada tahap ini, supervisor bersama guru mengadakan perjanjian untuk membicarakan hasil-hasil observasi, dan

(4) tahap terakhir adalah tahap tindak lanjut.

b. Kunjungan Observasi (Observation Visits)

Guru-guru ditugaskan untuk mengamati seorang guru lain yang sedang mendemonstrasikan cara-cara mengajar suatu mata pelajaran tertentu. Kunjungan observasi dapat dilakukan di sekolah sendiri atau dengan mengadakan kunjungan ke sekolah lain.

Secara umum, aspek-aspek yang diobservasi adalah: (1) usaha-usaha dan aktivitas guru- siswa dalam proses pembelajaran, (2) cara menggunakan media pengajaran, (3) variasi metode, (4) ketepatan penggunaan media dengan materi, (5) ketepatan penggunaan metode dengan materi, dan (6) reaksi mental para siswa dalam proses belajar mengajar.

Pelaksanaan observasi melalui tahap: persiapan, pelaksanaan, penutupan, penilaian hasil observasi;dan tindak lanjut.

Dalam rangka melakukan observasi, seorang supervisor hendaknya telah mempersiapkan instrumen observasi, menguasai masalah dan tujuan supervisi.

(14)

c. Pertemuan Individual

Pertemuan individual adalah satu pertemuan, percakapan, dialog, dan tukar pikiran antara supervisor dan guru.

Tujuannya adalah:

(1) mengembangkan perangkat pembelajaran yang lebih baik, (2) meningkatkan kemampuan guru dalam pembelajaran, dan (3) memperbaiki segala kelemahan dan kekurangan pada diri guru

Swearingen (1961) mengklasifikasi empat jenis pertemuan (percakapan) individual sebagai berikut.

(1) Classroom-conference, yaitu percakapan individual yang dilaksanakan di dalam kelas ketika murid-murid sedang meninggalkan kelas (istirahat).

(2) Office-conference, yaitu percakapan individual yang dilaksanakan di ruang kepala sekolah atau ruang guru, di mana sudah dilengkapi dengan alat-alat bantu yang dapat digunakan untuk memberikan penjelasan pada guru.

(3) Causal-conference. yaitu percakapan individual yang bersifat informal, yang dilaksanakan secara kebetulan bertemu dengan guru

(4) Observational visitation. yaitu percakapan individual yang dilaksanakan setelah supervisor melakukan kunjungan kelas atau observasi kelas.

Hal yang dilakukan Supervisor dalam pertemuan individu : (1) berusaha mengembangkan segi-segi positif guru,

(2) mendorong guru mengatasi kesulitan-kesulitannya, (3) memberikan pengarahan, dan

(4) menyepakati berbagai solusi permasalahan dan menindaklanjutinya.

d. Kunjungan Antar Kelas

Kunjungan antar kelas adalah guru yang satu berkunjung ke kelas yang lain di sekolah itu sendiri. Tujuannya adalah untuk berbagi pengalaman dalam pembelajaran. Cara-cara melaksanakan kunjungan antar kelas adalah sebagai berikut.

(1) Jadwal kunjungan harus direncanakan.

(2) Guru-guru yang akan dikunjungi harus diseleksi.

(3) Tentukan guru-guru yang akan mengunjungi (4) Sediakan segala fasilitas yang diperlukan.

(15)

(5) Supervisor hendaknya mengikuti acara ini dengan pengamatan yang cermat.

(6) Adakah tindak lanjut setelah kunjungan antar kelas selesai? misalnya dalam bentuk percakapan pribadi, penegasan, dan pemberian tugas-tugas tertentu.

(7) Segera aplikasikan ke sekolah atau ke kelas guru bersangkutan, dengan menyesuaikan pada situasi dan kondisi yang dihadapi;

(8) Adakan perjanjian-perjanjian untuk mengadakan kunjungan antar kelas berikutnya.

2. Supervisi Kelompok

Teknik supervisi kelompok adalah satu cara melaksanakan program supervisi yang ditujukan pada dua orang atau lebih. Guru-guru yang yang akan disupervisi berdasarkan hasil analisis kebutuhan, dan analisis kemampuan kinerja guru, kemudian dikelompokan berdasarkan kebutuhan guru. Kemudian guru diberikan layanan supervisi sesuai dengan permasalahan atau kebutuhan yang diperlukan. Dalam teknik supervisi kelompok, terdapat beberapa kegiatan yang dapat dilakukan antara lain adalah sebagai berikut.

(1) Mengadakan pertemuan atau rapat (meeting), Seorang kepala sekolah menjalankan tugasnya berdasarkan rencana yang telah disusun. Termsuk mengadakan rapat-rapat secara periodik dengan guru-guru, dalam hal ini rapat- rapat yang diadakan dalam rangka kegiatan supervisi. Rapat tersebut antara lain melibatkan KKG, MGMP, dan rapat dengan pihak luar sekolah.

(2) Mengadakan diskusi kelompok (group discussions), Diskusi kelompok dapat diadakan dengan membentuk kelompok-kelompok guru bidang studi sejenis. Di dalam setiap diskusi, supervisor atau kepala sekolah memberikan pengarahan, bimbingan, nasihat-nasihat dan saran-saran yang diperlukan.

(3) Mengadakan penataran-penataran (inservice-training), Teknik ini dilakukan melalui penataran-penataran, misalnya penataran untuk guru bidang studi tertentu.

Mengingat bahwa penataran pada umumnya diselenggarakan oleh pusat atau wilayah, maka tugas kepala sekolah adalah mengelola dan membimbing pelaksanaan tindak lanjut (follow-up) dari hasil penataran.

B. Sasaran Kegiatan

Sasaran supervisi akademik adalah guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, yang terdiri dari materi pokok dalam proses pembelajaran, penyusunan silabus dan RPP,

(16)

pemilihan strategi/metode/teknik pembelajaran, penggunaan media dan teknologi informasi dalam pembelajaran, menilai proses dan hasil pembelajaran serta penelitian tindakan kelas.

Sasaran Supervisi Ditinjau dari objek yang disupervisi, ada 3 macam bentuk supervisi :

1. Supervisi Akademik, Menitikberatkan pengamatan supervisor pada masalah-masalah akademik, yaitu hal-hal yang berlangsung berada dalam lingkungan kegiatan pembelajaran pada waktu siswa sedang dalam proses mempelajari sesuatu

2. Supervisi Administrasi, Menitikberatkan pengamatan supervisor pada aspek-aspek administrasi yang berfungsi sebagai pendukung dan pelancar terlaksananya pembelajaran.

3. Supervisi Lembaga, Menyebarkan objek pengamatan supervisor pada aspek-aspek yang berada di sekolah. Supervisi ini dimaksudskan untuk meningkatkan nama baik sekolah atau kinerja sekolah secara keseluruhan. Misalnya: Ruang UKS (Unit Kesehatan Sekolah), Perpustakaan dan lain-lain.

C. Waktu Kegiatan

Jadwal Pelaksanaan Supervisi Akademis Tahun Pelajaran 2020/2021disusun dengan mempertimbangkan hari efektif belajar dan disusun atas Jadwal Pelaksanaan Supervisi Akademis Semester Ganjil dan Jadwal Supervisi Akademis Semester Genap. Jadwal selengkapnya terlampir

(17)

BAB IV

EVALUASI PELAPORAN DAN TINDAK LANJUT

A. EVALUASI

Dalam supervisi seorang pengawas/supervisor melakukan penilaian atas kinerja guru dalam kegiatan pembelajaran, misalnya apakah instrument rencana kegiatan pembelajaran yang disusun oleh guru telah memenuhi kriteria perumusan perencanaan yang sesuai dengan ketentuan BSNP atau tidak, melaksanakan kegiatan pembelajaran terkini sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi atau tidak, serta menilai hasil pembelajaran dan lain-lain sebagainya.

Menurut Nur Aedi, pengawas melakukan penilaian atas kinerja guru dalam hal-hal sebagai berikut[:

a) Merencanakan pembelajaran b) Melaksanakan pembelajaran c) Menilai hasil pembelajaran

d) Membimbing dan melatih peserta didik

e) Melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan tugas pokok sesuai dengan beban kerja guru.

Seorang guru harus menyusun suatu rencana program kegiatan belajar dengan mempersiapkan beberapa intrumen yang dapat digunakan sebagai pedoman atau acuan dalam kegiatan pembelajaran, agar kegiatan tersebut berlangsung secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.

Menurut Dr. Kunandar, “program atau perencanaan yang harus disusun oleh guru sebelum melakukan pembelajaran antara lain: (1) program tahunan, (2) program semester, (3) silabus, dan (4) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)”.[8]

Program tahunan berisi kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan pembelajaran yang akan dikaukan guru selama satu tahun pelajaran, misalnya berapa jumlah minggu efektif dan berapa jumlah minggu tidak efektif dalam satu tahun pelajaran, yang penyusunannya harus disesuaikan dengan Kalender Pendidikan.

Sedangkan pelaksanaan pembelajaran harus disesuaikan dengan rencana program yang telah dirumuskan dalam Silabus dan RPP. Oleh karena itu, jika perumusan perencanaan yang baik dan pelaksanaan pembelajaran yang baik sesuai dengan rencana, maka akan mendapatkan hasil belajar yang baik pula. Ketika melaksanakan kegiatan pembelajaran guru harus benar-benar melaksanakan rencana

(18)

program tersebut, misalnya memulai pembelajaran dengan kegiatan pendahuluan, inti dan penutup.

Salah satu hal yang tidak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran adalah melakukan penilaian terhadap kegiatan pelaksanaan pembelajaran, penilaian dilakukan ketika pendahuluan untuk mengukur tingkat kemampuan yang dimiliki siswa terhadap kompetensi yang akan dipelajari, penilaian ketika sedang proses, dan penelaian diakhir kegiatan pembelajaran.

Guru juga harus membimbing dan melatih siswa yang mengalami hambatan belajar, agar ia dapat melaksanakan tugasnya secara mandiri untuk menyelesaikan semua kompetensi yang telah dipelajari, membangkitkan minat siswa agar ia dapat beradaptasi dan berinteraksi dengan lingkungannya dengan baik. Di samping itu guru harus melaksanakan tugas-tugas tambahan yang dibebankan kepadanya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.Hal-hal inilah yang menjadi focus penilaian seorang pengawas terhadap guru dalam melakukan kegiatan supervise akademik di sekolah.

B. PELAPORAN

Laporan berarti segala sesuatu yang dilaporkan, dan pelaporan berarti perihal melaporkan. Laporan hasil supervisi merupakan media yang digunakan oleh pengawas untuk mengkomunikasikan hasil supervisi manajerial maupun supervisi akademik kepada pimpinan organisasi, unit-unit kerja, serta pihak lain yang berkepentingan untuk meningkatkan kinerja organisasi.

Pelaporan hasil supervisi manajerial dan supervisi akademik kepada pihak- pihak yang berkepentingan merupakan hal yang penting dan nilai tambah pekerjaan pengawas terletak pada penilaian dan penyajian informasi tersebut. Penerimaan dan perhatian pihak yang berkepentingan terhadap simpulan akhir laporan hasil supervisi, serta tindak lanjut terhadap permasalahan yang dilaporkan merupakan ukuran kesuksesan supervisi manajerial dan supervisi akademik.

Laporan hasil supervisi menginformasikan hasil penilaian kebenaran, kecermatan, kredibilitas , efektivitas, efisiensi, dan keandalan informasi pelaksanaan tugas dan fungsi sekolah. Laporan hasil supervisi menginformasikan apakah kegiatan tersebut telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan, standar , rencana, atau norma yang telah ditetapkan. Laporan juga menginformasikan hasil penilaian kemajuan suatu program/kegiatan.

Dari berbagai pendapt yang telah dikemukakan di atas, kami menyimpulkan bahwa laporan supervisi itu perlu dilaksanakan dengan baik, karena tujuan

(19)

dilakukannya supervisi adalah untuk membantu guru meningkatkan kompetensi pedagogic dan kemampuan profesionalnya untuk tercapainya kegiatan pembelajaran secara efektif dan efisien.

C. TINDAK LANJUT

Salah satu tindakan yang dilakukan dalam supervisi akademis adalah membandingkan antara kondisi objektif pelaksanaan tugas pokok guru dengan standar yang telah ditetapkan sesuai dengan tututan regulasi yang berlaku. Hasil supervisi ditindak lanjuti dengan pemberian feed back yang berfungsi untuk memperbaiki kinerja guru agar dapat memperkecil kesenjangan antara kondisi objektif dengan tuntutan satndar (regulasi). Tujuan pemberian feed back dalam pelaksanaan supervisi akademik antara lain : (1) peningkatan kualitas proses pembelajaran, (2) mendukung peran pengawas sekolah sebagai inovator, fasilitator, motivator, inisiator, dan inspiratory. Salah satu model yang dapat digunakan atau dijadikan alternative dalam pemberian feed back yaitu melalui model GROW ME. Model GROW dapat berfungsi untuk mengembangkan kompetensi guru secara mandiri.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah: untuk mengetahui peningkatan kemampuan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran materi pelajaran teori musik melalui supervisi akademik teknik

Pelaksanaan Supervisi Akademik Kepala Sekolah Terhadap Kegiatan Belajar Mengajar yang mengacu pada buku panduan tugas pokok kepala sekolah supaya terarah sesuai sasaran

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) Perencanaan supervisi akademik di MI Muhammadiyah PK Kartasura ; (2) Pelaksanaan supervisi akademik di MI Muhammadiyah

Hasil penelitian menunjukan bahwa: efektifitas pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah pada SD Negeri lingkup UPTD Kecamatan Palangga Selatan dilihat dari: perencanaan,

1) Pemantauan Perencanaan Pembelajaran. Pemantauan perencanaan pembelajaran menggunakan teknik dokumentasi, yaitu dengan melihat dan meneliti dokumen perencanaan

Teknik-teknik yang dipergunakan kepala sekolah ketika melakukan supervisi akademik ini adalah teknik-teknik yang dilakukan pada saat observasi perencanaan yang meliputi

Cara melaksanakan supervisi akademik agar berjalan optimal , yaitu (1) diawali dengan pembentukan tim Supervisi akademik pelaksanaan pembelajaran oleh kepala

Sehingga dalam pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah akan melakukan pengawasan terkait tugas pokok guru sesuai dengan Permendikbud nomor 15 tahun 2018 yakni menyusun perencanaan