• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemanfaatan media Adobe Captivate 5.5 sebagai media pembelajaran dalam pengajaran menyimak Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) tingkat dasar di Wisma Bahasa Yogyakarta.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pemanfaatan media Adobe Captivate 5.5 sebagai media pembelajaran dalam pengajaran menyimak Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) tingkat dasar di Wisma Bahasa Yogyakarta."

Copied!
313
0
0

Teks penuh

(1)

viii

ABSTRAK

Prasetyo, Agustinus Bayu. 2012. Pemanfaatan Media Adobe Captivate 5.5 sebagai Media Pembelajaran dalam Pengajaran Menyimak Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) Tingkat Dasar di Wisma Bahasa Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: PBSID, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Skripsi ini merupakan penelitian pengembangan media pembelajaran dengan memanfaatkan media Adobe Captivate 5.5 sebagai media pembelajaran dalam pengajaran pelajaran menyimak Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) tingkat dasar di Wisma Bahasa Yogyakarta?

Pengembangan media ini diawali dengan kegiatan analisis bahan ajar 1B dan analisis kebutuhan. Instrumen yang digunakan untuk analisis kebutuhan adalah instrumen wawancara dan kuesioner analisis kebutuhan pembelajar (need analysis). Analisis bahan ajar 1B dilakukan dengan buku ajar yang dimiliki oleh Wisma Bahasa, sedangkan wawancara ditujukan kepada manager bagian pengajaran Wisma Bahasa dan untuk kuesioner analisis kebutuhan pembelajar (need analysis) ditujukan kepada lima pembelajar di Wisma Bahasa, kegiatan tersebut dilakukan pada bulan Mei-Juli 2012.

Dari hasil analisis kebutuhan di atas, peneliti telah mengembangkan materi ajar yang diperuntukkan untuk tingkat dasar dan dikemas di dalam media interaktif. Materi ajar tersebut, yaitu: (1) unit 1 “Selamat Pagi!”, (2) unit 2 “ Di Kantor Pos”, (3) unit 3 “Kegiatan Sehari-hari”, (4) unit 4 “Halo, Ada Apa?”, dan (5) unit 5 “Pekerjaan”. Materi tersebut sangat perlu dikembangkan dengan menggunakan media Adobe Captivate 5.5 agar kegiatan pembelajaran menjadi menarik dan inovatif juga berbasiskan teknologi informasi di era digital ini, pada masing-masing unit yang ada di media interaktif, terdapat indikator pembelajaran dan empat kegiatan pembelajar, yaitu: (1) percakapan (mendengarkan/menyimak), (2) kosakata, (3) struktur dan (4) soal latihan.

Pengembangan media interaktif ini diadaptasi dari model penelitian dan pengembangan (Research and Development)/R&D yang merujuk pada teori Borg dan Gall. Langkah-langkah tersebut dikelompokkan menjadi lima langkah yakni: (1) melakukan analisis produk yang akan dikembangkan, (2) mengembangkan produk awal, (3) validasi ahli, (4) uji coba lapangan, dan (5) revisi produk.

Guna mengetahui kualitas dan hasil dari pengembangan media ini, peneliti mengadakan uji coba produk dan validasi dari para ahli. Uji coba dilakukan dengan dua tahap, yaitu (1) penilaian dari pengajar Wisma Bahasa, manager bagian pengajaran Wisma Bahasa dan dosen ahli Universitas Sanata Dharma. (2) uji coba lapangan kepada satu pembelajar asing tingkat dasar .

(2)

ix ABSTRACT

Prasetyo, Agustinus Bayu. 2012. The Utilization of Adobe Captivate 5.5 Media as a Learning Media in Teaching Listening of Indonesian Language for The Foreigners at Basic Level in Wisma Bahasa Yogyakarta. Thesis. Yogyakarta: PBSID, Sanata Dharma University Yogyakarta

This thesis is a development research. The issue discussed in this thesis is how to develop and to use Adobe Captive 5.5 as a learning media in teaching listening of Indonesian language for the foreigners at basic level in Wisma Bahasa Yogyakarta.

The development of this media is started by analyzing learning materials 1B and need analysis. The instruments used for need analysis are interview and questionnaire. The analysis of learning material 1B was conducted using the handbook from Wisma Bahasa, while the interview was addressed to the Wisma Bahasa Manager, and the questionnaire was given to five learners in Wisma Bahasa. This activity was conducted on May up to July 2012.

From the need analysis above, the researcher has developed a learning material aimed for the basic level and packaged in an interactive media. The learning materials are like: (1) Unit 1 "Selamat Pagi!", (2) Unit 2 "Di Kantor Pos", (3) Unit 3 "Aktivitas Sehari-hari", (4) Unit 4 "Halo, Ada apa?", and (5) Unit 5 " Pekerjaan". It is necessary to develop the material, using Adobe Captive 5.5, to make the learning activity attractive and innovative, and based on information technology of current digital age. For each topic/unit in interactive media, there are four indicators and learning objectives, i.e. (1) (Percakapan), (2) (Kosakata), (3) (Struktur) and (4) Question.

The development of interactive media is adapted from the model of research and development (Research and Development) / R & D which refers to Borg and Gall’s theory. Those steps are grouped into five, which are: 1) analyse the product to be developed, 2) develop the initial product, 3) validation by expert, 4) field test, and 5) product revision.

In order to see the quality and the result of this development, the researcher conducted field test and validation by experts. The field test is conducted in two steps by (1) tutors of Wisma Bahasa, education of Wisma Bahasa manager and Sanata Dharma University lecturers. (2) one learner in basic level.

(3)

SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DALAM PENGAJARAN MENYIMAK BAHASA INDONESIA UNTUK PENUTUR ASING (BIPA) TINGKAT DASAR

DI WISMA BAHASA YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

Disusun oleh:

AGUSTINUS BAYU PRASETYO

081224047

PRODI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA, DAN DAERAH JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)

i

SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DALAM PENGAJARAN MENYIMAK BAHASA INDONESIA UNTUK PENUTUR ASING (BIPA) TINGKAT DASAR

DI WISMA BAHASA YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

Disusun oleh:

AGUSTINUS BAYU PRASETYO

081224047

PRODI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA, DAN DAERAH JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(5)
(6)
(7)

iv

(8)

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria

yang selalu menyejukan hati dan melimpahkan rahmatnya

Orang tua tercinta Norbertus Tunggak dan Margaretha Hartinah, S.Pd. terima kasih atas kasih sayang dan pengorbanannya sehingga menjadikan

seseorang yang berguna

(9)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa skripsi yang saya tulis ini

tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan

dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 29 Oktober 2012

Penulis,

(10)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Pendidikan Bahasa,

Sastra Indonesia dan Daerah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta:

Nama : Agustinus Bayu Prasetyo

Nomor Induk Mahasiswa : 081224047

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan karya ilmiah ini

kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang berjudul:

PEMANFAATAN MEDIAADOBE CAPTIVATE5.5

SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DALAM PENGAJARAN

MENYIMAK BAHASA INDONESIA UNTUK PENUTUR ASING (BIPA)

TINGKAT DASAR DI WISMA BAHASA YOGYAKARTA

Beserta perangkat yang diperlukan, dengan demikian saya memberikan kepada

Perpustakaan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta hak untuk menyimpan,

mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan

data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau

media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dan memberikan

royaltykepada saya selama tetap mencantumkan nama sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Yogyakarta, 29 Oktober 2012

Yang menyatakan,

(11)

viii

ABSTRAK

Prasetyo, Agustinus Bayu. 2012. Pemanfaatan Media Adobe Captivate 5.5 sebagai Media Pembelajaran dalam Pengajaran Menyimak Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) Tingkat Dasar di Wisma Bahasa Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: PBSID, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Skripsi ini merupakan penelitian pengembangan media pembelajaran dengan memanfaatkan media Adobe Captivate 5.5 sebagai media pembelajaran dalam pengajaran pelajaran menyimak Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) tingkat dasar di Wisma Bahasa Yogyakarta?

Pengembangan media ini diawali dengan kegiatan analisis bahan ajar 1B dan analisis kebutuhan. Instrumen yang digunakan untuk analisis kebutuhan adalah instrumen wawancara dan kuesioner analisis kebutuhan pembelajar (need analysis). Analisis bahan ajar 1B dilakukan dengan buku ajar yang dimiliki oleh Wisma Bahasa, sedangkan wawancara ditujukan kepada manager bagian pengajaran Wisma Bahasa dan untuk kuesioner analisis kebutuhan pembelajar (need analysis) ditujukan kepada lima pembelajar di Wisma Bahasa, kegiatan tersebut dilakukan pada bulan Mei-Juli 2012.

Dari hasil analisis kebutuhan di atas, peneliti telah mengembangkan materi ajar yang diperuntukkan untuk tingkat dasar dan dikemas di dalam media interaktif. Materi ajar tersebut, yaitu: (1) unit 1 “Selamat Pagi!”, (2) unit 2 “ Di Kantor Pos”, (3) unit 3 “Kegiatan Sehari-hari”, (4) unit 4 “Halo, Ada Apa?”, dan (5) unit 5 “Pekerjaan”. Materi tersebut sangat perlu dikembangkan dengan menggunakan media Adobe Captivate 5.5 agar kegiatan pembelajaran menjadi menarik dan inovatif juga berbasiskan teknologi informasi di era digital ini, pada masing-masing unit yang ada di media interaktif, terdapat indikator pembelajaran dan empat kegiatan pembelajar, yaitu: (1) percakapan (mendengarkan/menyimak), (2) kosakata, (3) struktur dan (4) soal latihan.

Pengembangan media interaktif ini diadaptasi dari model penelitian dan pengembangan (Research and Development)/R&D yang merujuk pada teori Borg dan Gall. Langkah-langkah tersebut dikelompokkan menjadi lima langkah yakni: (1) melakukan analisis produk yang akan dikembangkan, (2) mengembangkan produk awal, (3) validasi ahli, (4) uji coba lapangan, dan (5) revisi produk.

Guna mengetahui kualitas dan hasil dari pengembangan media ini, peneliti mengadakan uji coba produk dan validasi dari para ahli. Uji coba dilakukan dengan dua tahap, yaitu (1) penilaian dari pengajar Wisma Bahasa, manager bagian pengajaran Wisma Bahasa dan dosen ahli Universitas Sanata Dharma. (2) uji coba lapangan kepada satu pembelajar asing tingkat dasar .

(12)

ix ABSTRACT

Prasetyo, Agustinus Bayu. 2012. The Utilization of Adobe Captivate 5.5 Media as a Learning Media in Teaching Listening of Indonesian Language for The Foreigners at Basic Level in Wisma Bahasa Yogyakarta. Thesis. Yogyakarta: PBSID, Sanata Dharma University Yogyakarta

This thesis is a development research. The issue discussed in this thesis is how to develop and to use Adobe Captive 5.5 as a learning media in teaching listening of Indonesian language for the foreigners at basic level in Wisma Bahasa Yogyakarta.

The development of this media is started by analyzing learning materials 1B and need analysis. The instruments used for need analysis are interview and questionnaire. The analysis of learning material 1B was conducted using the handbook from Wisma Bahasa, while the interview was addressed to the Wisma Bahasa Manager, and the questionnaire was given to five learners in Wisma Bahasa. This activity was conducted on May up to July 2012.

From the need analysis above, the researcher has developed a learning material aimed for the basic level and packaged in an interactive media. The learning materials are like: (1) Unit 1 "Selamat Pagi!", (2) Unit 2 "Di Kantor Pos", (3) Unit 3 "Aktivitas Sehari-hari", (4) Unit 4 "Halo, Ada apa?", and (5) Unit 5 " Pekerjaan". It is necessary to develop the material, using Adobe Captive 5.5, to make the learning activity attractive and innovative, and based on information technology of current digital age. For each topic/unit in interactive media, there are four indicators and learning objectives, i.e. (1) (Percakapan), (2) (Kosakata), (3) (Struktur) and (4) Question.

The development of interactive media is adapted from the model of research and development (Research and Development) / R & D which refers to Borg and Gall’s theory. Those steps are grouped into five, which are: 1) analyse the product to be developed, 2) develop the initial product, 3) validation by expert, 4) field test, and 5) product revision.

In order to see the quality and the result of this development, the researcher conducted field test and validation by experts. The field test is conducted in two steps by (1) tutors of Wisma Bahasa, education of Wisma Bahasa manager and Sanata Dharma University lecturers. (2) one learner in basic level.

(13)

x

KATA PENGANTAR

Syukur kepada Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria atas berkat, kasih

juga anugerah yang dilimpahkan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul Pemanfaatan Media Adobe Captivate 5.5 sebagai Media

Pembelajaran dalam Pengajaran Menyimak Bahasa Indonesia untuk Penutur

Asing (Bipa) Tingkat Dasar di Wisma Bahasa Yogyakarta. Penulisan skripsi ini

merupakan salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bahasa, Sastra

Indonesia, dan Daerah.

Penulis menyadari bahwa pengerjaan skripsi ini dapat terwujud bukan

hanya oleh kerja keras penulis semata, namun berbagai pihak yang telah

membantu, mendukung dan membimbing dari awal sampai akhir skripsi ini. Oleh

karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan FKIP Universitas Sanata Dharma, terima

kasih atas bantuannya.

2. Dr. Yuliana Setiyaningsih selaku Kaprodi PBSID, atas bimbingan dan

arahannya kepada penulis.

3. Setya Tri Nugraha, S.Pd, M.Pd. selaku dosen pembimbing skripsi, yang

memberikan arahan, masukan dan dukungan kepada penulis.

4. Agus Soehardjono, S.S, M.M. selaku Manager Wisma Bahasa Yogyakarta,

terima kasih atas ijin yang diberikan penulis untuk mengadakan penelitian

di Wisma Bahasa.

5. Agung Siswanto, S.Pd. selaku dosen BIPA PBSID dan Manager

Pengajaran Wisma Bahasa Yogyakarta yang memberikan dukungan,

masukan dan bantuan kepada penulis.

6. Kepala Kantor Pos Cabang (KPC) Plemburan, atas ijin produksi video di

Kantor Pos Plemburan Yogyakarta.

7. Bernadeta Fitri Anita dan Mike Meriana selaku pengajar Wisma Bahasa

yang telah membantu peneliti dalam uji coba dan penilaian produk.

8. Keluarga besar Wisma Bahasa Yogyakarta yang selalu memberikan

(14)

xi

9. Murid-murid Wisma Bahasa Yogyakarta atas kerjasamanya.

10. Keluarga penulis tercinta, Bapak Norbertus Tunggak dan Ibu Margaretha

Hartinah, S.Pd., adik-adik tercinta Antonius Hanri Yunanda dan Fransisca

Gita Ananda terima kasih atas cinta dan kasih sayang yang selalu

diberikan kepada penulis.

11. Sheila Prima, Nugroho, Petrus Kanisius, Lidwina Wimala, Monica Ayu,

Angger, Veronica Kristanti, Puspita Marta, Singgih Dwi, Dimas Dionisius,

Stella Abriyanti dan Nediar yang telah menjadi talent dan membantu

peneliti memproduksi video dan audio.

12. Agatha Viti Anggraeni terima kasih atas bantuannya.

12. Teman-teman skripsi payung; Hartiyah Margaretha, Puspita Martha, Esti

Nuryani dan Yuni yang selalu mendukung dan membantu penulis.

13. Robertus Marsidiq selaku staf sekretariat, terima kasih atas bantuannya.

14. Teman-teman PBSID angkatan 2008 atas semangat dan dukungannya.

15. Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan memberi

dukungan terhadap pembuatan skripsi ini, yang tak dapat disebutkan satu

per satu.

Penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna.

Oleh karena itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan. Penulis berharap

semoga penelitian ini dapat memberikan banyak manfaat terkhusus di bidang

akademis dan dapat dipergunakan sebaik-baiknya.

Yogyakarta, 29 Oktober 2012

(15)

xii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... vi

HALAMAN PUBLIKASI... vii

BAB II KAJIAN PUSTAKA... 14

2.1. Penelitian yang relevan... 14

2.2. Profil Wisma Bahasa Yogyakarta... 16

(16)

xiii

2.2.2. Organisasi Wisma Bahasa Yogyakarta... 18

2.2.3. Lingkungan fisik dan fasilitas lembaga... 18

2.3. Teknologi Komunikasi dan Informasi Pembelajaran... 20

2.3.1. Integrasi Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pembelajaran... 21

2.3.2. Perkembangan Teknologi Informasi... 24

2.4. Media Pembelajaran... 25

2.4.1. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran... 28

2.4.2. Klasifikasi dan Macam-Macam Media Pembelajaran... 29

2.4.3. Prinsip Penggunaan Media Pembelajaran... 31

2.4.4. Peran Media sebagai Alat Komunikasi... 32

2.4.5. Karakteristik Media Pembelajaran... 34

2.5. Media Interaktif... 41

2.6. Pembelajaran Multimedia(Multimedia Learning)... 43

2.6.1. Teori Kognitif tentangMultimedia Learning... 45

2.6.2. Tujuh Prinsip Desain Multimedia... 46

2.7. Pengajaran Bahasa dengan Komputer... 47

2.8. Pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA)... 49

2.8.1. Kurikulum... 50

2.8.2. Bahan Ajar... 50

2.8.3. Tenga Pengajar... 51

2.8.4. Sarana... 51

2.9. Ranah Teknologi Penguasaan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Asing... 52

2.9.1. Ranah Desain... 52

2.9.2. Ranah Pengembangan... 52

2.9.3. Ranah Pemakaian... 53

2.9.4. Ranah Manajemen... 53

2.10. Model Pembelajaran Keterampilan Menyimak... 54

2.11. Pengembangan Media Berbasis MediaAdobe Captivate5.5... 55

(17)

xiv

2.11.2. KelebihanAdobe Captivate5.5... 56

2.11.3. KelemahanAdobe Captivate5.5... 63

2.11.4. Perancangan Pembelajaran Menggunakan MediaAdobe Captivate5.5... 64

2.11.5. Kekhasan MediaAdobe Captivateuntuk Pembelajar BIPA tingkat dasar di Wisma Bahasa Yogyakarta... 65

2.12. Kerangka Berpikir... 66

BAB III METODE PENGEMBANGAN... 68

3.1. Model Pengembangan... 68

3.2. Prosedur Pengembangan... 71

3.2.1. Tahap Pertama: Tahap Analitis... 71

3.2.2. Tahap Kedua: Tahap Desain... 73

3.2.3. Tahap Ketiga: Tahap Pengembangan... 74

3.2.4. Tahap Keempat: Tahap Implementasi... 75

3.2.5. Tahap Kelima: Tahap Penilaian... 76

3.3. Uji Coba Produk... 77

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN... 87

4.1. Hasil Penelitian... 87

4.1.1. Hasil Wawancara Pengembangan Media Interaktif... 87

4.1.2. Hasil Kuesioner Kebutuhan Pengembangan Media Interaktif.... 90

4.1.3. Hasil Kuesioner Data Pribadi dan Tujuan Pembelajaran... 93

4.1.4. Hasil Kuesioner Kebutuhan Cara Belajar... 93

4.1.5. Hasil Analisis Bahan Ajar 1B... 95

(18)

xv

4.2.1. Penilaian Pengajar Wisma Bahasa Yogyakarta... 99

4.2.2. Penilaian Pengajar Ahli Wisma Bahasa Yogyakarta... 104

4.2.3. Penilaian Dosen Ahli Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.... 107

4.2.4. Hasil Uji Coba Lapangan... 109

4.3. Pembahasan... 113

BAB V PENUTUP... 115

5.1. Kajian Produk yang telah Dibuat... 115

5.1.1. Kajian Produk Media Interaktif dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia bagi Pembelajar Asing Tingkat Dasar... 115

5.2. Implikasi... 118

5.3. Saran-saran... 119

5.3.1. Saran Pemanfaatan Produk... 119

5.3.2. Saran untuk Keperluan Pengembangan Lebih Lanjut... 121

5.4. Kesimpulan... 122

DAFTAR PUSTAKA... 125

LAMPIRAN... 127

(19)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Pengelompokan Media... 30

Tabel 2.2 Klasifikasi Media... 30

Tabel 3.3 Kisi-kisi Kuesioner Penilaian Produk... 78

Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Wawancara... 80

Tabel 3.5 Kisi-kisi Analisis Kebutuhan (Data Umum)... 81

Tabel 3.6 Kisi-kisi Analisis Kebutuhan... 82

Tabel 3.7 Kisi-kisi Kebutuhan Cara Belajar... 83

Tabel 3.8 Kriteria Penilaian Kebutuhan Pengembangan... 85

Tabel 3.9 Kriteria Penilaian Terhadap Produk Pengembangan... 85

Tabel 3.10 Penentuan Patokan Skala Lima... 86

Tabel 4.11 Hasil Kuesioner Kebutuhan Pengembangan Media Interaktif ... 90

Tabel 4.12 Data Hasil Penilaian Unit 1... 100

Tabel 4.13 Data Hasil Penilaian Unit 2... 101

Tabel 4.14 Data Hasil Penilaian Unit 3... ... 102

Tabel 4.15 Data Hasil Penilaian Unit 4... 103

Tabel 4.16 Data Hasil Penilaian Unit 5... 103

Tabel 4.17 Data Hasil Penilaian Unit 1... 105

Tabel 4.18 Data Hasil Penilaian Unit 2... 105

Tabel 4.19 Data Hasil Penilaian Unit 3... 105

Tabel 4.20 Data Hasil Penilaian Unit 4... 106

Tabel 4.21 Data Hasil Penilaian Unit 5... 106

Tabel 4.22 Data Hasil Penilaian Unit 1... 107

Tabel 4.23 Data Hasil Penilaian Unit 2... 108

Tabel 4.24 Data Hasil Penilaian Unit 3... 108

Tabel 4.25 Data Hasil Penilaian Unit 4... 108

(20)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerucut Pengalaman(Cone Of Experience)... 27

Gambar 2.2Starting Adobe Captivate5.5... 58

Gambar 2.3 Menu pilihan untukprojectawal... 58

Gambar 2.4(1) toolbar, (2) slide master, (3) timeline... 59

Gambar 2.5 Pilihaninput question slide... 60

Gambar 2.6 Hasil kuis dalam bentukquiz results... 61

Gambar 2.7 Skema LMS(Learning Management System)... 62

Gambar 2.8Adobe Captivate Quiz Results Analyzer... 62

Gambar 2.9 Pilihanpublish... 63

Gambar 3.10 Skema pengembangan... 70

Gambar 3.11 Skema tahap analisis pengembangan... 72

Gambar 3.12 Skematik tahap desain... 73

(21)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1Need Analysis Questionnaire... 128

Lampiran 2 Kuesioner Pembelajar... 153

Lampiran 3 Kuesioner Pengajar... 156

Lampiran 4 Kuesioner Pengajar Ahli... 161

Lampiran 5 Kuesioner Dosen Ahli... 166

Lampiran 8 Data LMS hasil belajar... 171

Lampiran 9 Daftar Hirarkis Media... 175

Lampiran 10 Tutorial Media... 181

Lampiran 11Print Screen Media... 190

Lampiran 12Story Board Media... 229

Lampiran 13 Surat izin penggunaan tempat... 304

(22)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Meningkatkan proses dan hasil belajar para pembelajar di setiap institusi

pendidikan atau lembaga pendidikan perlu diwujudkan agar ketercapaian

tujuan pembelajaran tercapai dengan maksimal sesuai dengan harapan yang

diinginkan. Kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan efektif apabila

pengajar memiliki motivasi dan kreativitas dalam mengolah setiap bahan

pengajaran yang efektif dan efisien bagi pengajaran baik pengajaran secara

umum atau khusus seperti lembaga kursus. Sesuai dengan hakikat pengajaran,

tujuan pengajaran merupakan rumusan kemampuan yang diharapkan dimiliki

pembelajar setelah ia menempuh berbagai pengalaman belajarnya (pada akhir

pengajaran).

Salah satu bentuk upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran adalah

menguasai metodologi pengajaran. Metodologi pengajaran sangat berdampak

langsung terhadap kegiatan pembelajaran dan sangat mempengaruhi hasil akhir

tujuan pengajaran. Dalam metodologi pengajaran, terdapat dua aspek yang

sangat menonjol yakni metodologi mengajar dan media pembelajaran.

Sesuai dengan UU No. 19 tahun 2003, kompetensi pedagogik menuntut

pengajar agar dapat melaksanakan pembelajaran dengan baik. Pembelajaran

(23)

merancang pembelajaran dengan sistematis dan cermat. Salah satu komponen

yang perlu mendapat perhatian dalam perencanaan pembelajaran adalah

pemilihan media pembelajaran yang sesuai.

Dapat diketahui bahwa peran media pembelajaran begitu berdampak besar

sebagai bentuk peningkatan kualitas. Media pembelajaran sangatlah begitu

bervariasi dari segi fungsi dan penggunaan, perkembangannya pun sangat

begitu pesat juga memiliki beragam pilihan, dari yang sederhana sampai yang

rumit seperti Adobe Flash, Adobe Director, Adobe Captivate, SwishMax, dan

juga Microsoft PowerPoint. Pemilihan media ajar dapat disesuaikan dengan

kebutuhan dan situasi pembelajaran, atas dasar hal tersebut pula pengajar

dituntut untuk lebih cermat dalam pengembangannya dan juga dituntut untuk

dapat berinovasi terutama dalam hal pengembangan pembelajaran melalui

media pembelajaran yang kreatif dan inovatif.

Selain itu, hal yang sangat fundamental adalah menilik perkembangan

teknologi dalam arus transformasi informasi terutama bidang multimedia

sangat begitu pesat, dan pengintegrasian teknologi informasi dalam

pembelajaran yang mengalami perkembangan yang sangat signifikan.

Penggunaan media pembelajaran sebagai bahan ajar untuk penutur asing

merupakan hal yang mutlak seiring perkembangan teknologi informasi yang

ada di dunia, dengan mengikuti perkembangan arus teknologi informasi yang

berkembang pesat saat ini, pengajar dapat melakukan penggabungan dua atau

(24)

Dengan kata lain, mengintegrasikan teknologi informasi ke dalam

pembelajaran adalah suatu upaya untuk menggabungkan teknologi informasi

dengan teori-teori pembelajaran guna menghasilkan cara dan strategi baru

dalam melaksanakan pembelajaran. Tentunya hal tersebut sangat

mempermudah proses pengajaran bagi pengajaran Bahasa Indonesia untuk

Penutur Asing (BIPA) apabila pengajar benar-benar dapat memanfaatkan

perkembangan informasi secara relevan dan sesuai dengan kaidahnya.

Selanjutnya, pemilihan Wisma Bahasa yang dipergunakan sebagai tempat

penelitian didasarkan atas belum maksimalnya penggunaan media berbasis

teknologi sehingga penelitian ini layak dikembangkan guna membantu

pembelajar guna memaksimalkan penyampaian pesan dalam pembelajaran.

Penggunaan Adobe Captivate 5.5 sebagai pengolah media juga memiliki

asumsi salah satunya kemudahan dalam pengembangan dan proses produksi

dibandingkan dengan media lainnya.

Oleh karena itu, penulis mencoba untuk mengembangkan media

pembelajaran yang inovatif dengan memanfaatkan media Adobe Captivate 5.5

sebagai media pembelajaran dalam pengajaran menyimak Bahasa Indonesia

untuk Penutur Asing (BIPA) yang akan dipergunakan pada lembaga kursus

(25)

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “bagaimana

mengembangkan dan memanfaatkan media Adobe Captivate 5.5 sebagai media

pembelajaran dalam pengajaran menyimak Bahasa Indonesia untuk Penutur

Asing (BIPA) tingkat dasar di Wisma Bahasa Yogyakarta ?“

1.3 Tujuan Pengembangan

Berdasarkan rumusan masalah, peneliti mengemukakan tujuan

pengembangan yakni: menghasilkan media interaktif pembelajaran dengan

memanfaatkan media Adobe Captivate 5.5 dalam pengajaran menyimak

Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) tingkat dasar di Wisma Bahasa

Yogyakarta.

1.4 Spesifikasi Produk

Adobe Captivate 5.5 merupakan sebuah program yang memungkinkan

penggunanya membuat demonstrasi interaktif dan simulasi interaktif dalam

bentuk format .swf bahkan Windows Executable (.exe) yang dapat berdiri

sendiri (stand alone). Produk yang dihasilkan dalam Adobe Captivate 5.5

berupa media pembelajaran yang interaktif, dilihat dari fungsinya yang

menarik dan inovatif media tersebut sangat cocok diterapkan dalam kegiatan

pembelajaran.

Spesifikasi produk yang dihasilkan dalam penelitian pengembangan ini

(26)

Windows Executable (.exe) (stand alone). Buku ajar dan media interaktif

tersebut sudah disesuiakan dengan kebutuhan dasar pembelajaran serta buku

ajar tingkat dasar yang ada di Wisma Bahasa Yogyakarta.

Dalam buku ajar ini terdapat 5 (lima) unit kegiatan belajar dan masing –

masing unit memiliki sub percakapan, kosa kata, dan struktur. Kelima unit

tersebut memiliki topik tertentu, antara lain yaitu (1) unit 1 Selamat Pagi!, (2)

unit 2 Di Kantor Pos, (3) unit 3 Kegiatan Sehari-hari, (4) unit 4 Halo, Ada apa?

dan (5) unit 5 Pekerjaan.

Pada media interaktif ini terdapat 5 (lima) unit aplikasi yang terdiri atas

beberapa struktur utama atau button, antara lain yaitu (1) button 1 home, (2)

button 2 Indicator, (3) button 3 Learn, (4) button 4 Question, (5) button 5

About. Peneliti membuat media ini dalam bentuk tampilan interaktif dimana di

dalam media tersebut terdapat slide yang secara otomatis menampilkan animasi

jam, sound effect, gambar, suara interaktif, teks interaktif, video dan soal

latihan untuk menguji kemampuan pembelajar.

1.5 Pentingnya Pengembangan

Multimedia atau media interaktif dapat menyajikan suatu informasi yang

simultan dan dapat mengkombinasikan media digital yang ada. Tujuan

penggunaan mutimedia dalam pendidikan dan pelatihan adalah melibatkan

pembelajar dalam pengalaman multi sensori untuk meningkatkan kegiatan

belajar. Pada masa lalu, pengalaman yang paling dominan adalah kata-kata

(27)

multimedia dan berbagai sumber informasi serta metode pembelajaran,

pencapaian hasil pembelajaran diharapkan lebih meningkat dan pada akhirnya

mengarah kepada tujuan utama pembelajar dalam mengikuti kegiatan

pembelajaran.

Selain hal tersebut di atas, pentingnya pengembangan ini didasari oleh

studi teknologi pendidikan yang telah mengalami perkembangan yang sangat

pesat sehingga diperlukan kesiapan untuk mentransformasi pembelajaran yang

konvensional ke ranah teknologi informasi. Dengan cara mengintegrasikan

kegiatan pembelajaran tersebut dapat menciptakan perancangan perubahan

yang menuntut adanya proses adopsi, adaptasi, modifikasi, kreasi, inovasi dan

integrasi. Pemanfaatan teknologi informasi dalam pembelajaran merupakan

langkah strategis untuk menggali potensi yang dibawa manusia sejak lahir

karena dapat mengkontruksi pengetahuan melalui pemanfaatan sumber belajar.

1.6 Asumsi Dasar

1.6.1 Asumsi yang Mendasari Pengembangan

Ada empat asumsi yang mendasari pengembangan ini, yaitu:

1.6.1.1 Media digunakan sebagai dasar pengoptimalan

kemampuan berbahasa Indonesia pembelajar asing

tingkat dasar di Wisma Bahasa.

1.6.1.2 Media interaktif sebagai suatu perkembangan yang

(28)

mentransformasi pembelajaran yang konvensional ke

ranah teknologi informasi.

1.6.1.3 Media interaktif dapat membantu proses pembelajaran

menyimak bahasa Indonesia dan diintegrasikan dengan

berbagai aspek yang mempermudah tingkat pemahaman

pembelajar.

1.6.1.4 Media pembelajaran interaktif dengan menggunakan

media Adobe Captivate 5.5 dapat mendukung efektifitas

pembelajaran.

1.7 Definisi Istilah

1.6.1 Adobe Captivate 5.5

Adobe Captivate 5.5 adalah aplikasi pengolah demontrasi interaktif

dan simulasi dalam berbagai bentuk format termasuk .swf dan Windows

Executable (.exe) yang dapat berdiri sendiri (stand alone). Adobe

Captivate merupakan pengembangan dari Macromedia Captivate yang

dikemas dalam bentuk baru dalam aplikasi Adobe e-Learning 2.5 yang

memungkinkan penggunanya menggunakan aplikasi ini untuk kegiatan

pembelajaran berbasis multimedia (media interaktif).

Perangkat lunak Adobe Captivate ini merupakan basis dari platform

Adobe Flash, media ini dapat secara otomatis menghasilkan konten

interaktif dan kompatibel dengan Flash Player dan hanya dengan

(29)

menginput segala macam animasi, video, teks, sound effect, animasi

flash/.SWF, gambar, hyperlink, dll. Selain itu, yang sangat menarik adalah

dapat membuat soal interaktif (Question Slide) dengan pilihan model yang

bervariasi.

Pemakaian perangkat lunak ini juga dapat diintegrasikan dengan

perangkat lunak lain yang berbasis vector, audio, maupun grafis seperti

Adobe Photoshop, Adobe Soundbooth, Adobe Flash, SwishMax, Corel

Draw, Aurora 3D Animation Maker, Microsoft (Word, PowerPoint) dan

platform lain yang kompatibel dengan Adobe Captivate.

1.6.2 Media

Kata media berasal dari bahasa Latin, yang merupakan bentuk

jamak dari kata medium, yang berarti sesuatu yang terletak di tengah

(antara dua pihak atau kutub) atau suatu alat. Anitah (2009:22)

mengatakan “media atau medium adalah segala sesuatu yang terletak di

tengah dalam bentuk jenjang, atau alat apa saja yang digunakan sebagai

perantara atau penghubung dua pihak atau dua hal”.

Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa media adalah setiap

orang, bahan, alat, atau peristiwa yang dapat menciptakan kondisi yang

memungkinkan pembelajar BIPA untuk menerima pengetahuan,

(30)

1.6.3 Pembelajaran

Pembelajaran adalah proses kerja sama antara pengajar dengan

pembelajar dalam memanfaatkan segala potensi dan sumber yang ada baik

potensi yang bersumber dari dalam diri pembelajar itu sendiri seperti

minat, bakat dan kemampuan dasar yang dimiliki termasuk gaya belajar

maupun potensi yang ada di luar diri pembelajar seperti lingkungan, sarana

dan sumber belajar sebagai upaya untuk mencapai tujuan belajar tertentu

(Sanjaya, 2010:26).

Jadi, pembelajaran tidak hanya menitikberatkan pada kegiatan guru

atau kegiatan pembelajar saja, tetapi bersama-sama berusaha mencapai

tujuan belajar yang telah ditentukan.

1.6.4 Media Pembelajaran

Media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat

dipakai untuk tujuan pendidikan seperti radio, televisi, buku dan

sebagainya. Media pembelajaran tidak hanya berupa alat atau bahan saja

melainkan hal-hal lain yang memungkinkan pembelajar dapat memperoleh

pengetahuan (Sanjaya, 2010:204).

1.6.5 Menyimak

Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang

lisan-lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta

(31)

memahami makna komunikasi yang tidak disampaikan oleh si pembicara

melalui ujaran atau bahasa lisan (Tarigan, 2008:28).

Salah satu jenis menyimak yang dipergunakan dalam pembelajaran

BIPA ini salah satunya adalah menyimak intensif. Pembelajar diarahkan

pada suatu kegiatan yang jauh lebih diawasi dan dikontrol terhadap satu

hal tertentu.

1.8 Sistematika Penelitian

Sistematika penelitian dapat dideskripsikan atas 5 (lima) hal, yaitu: (1)

Pendahuluan, (2) Kajian Pustaka, (3) Metode Pengembangan, (4) Hasil

Pengembangan dan (5) Penutup.

1.8.1 Bab 1 Pendahuluan

Pada bab ini menguraikan bagian pendahuluan terdiri atas delapan

subbab. Bagian awal adalah latar belakang masalah, dari fakta yang ada

peneliti menemukan belum maksimalnya pemanfaatan teknologi informasi

salah satunya media pembelajaran interaktif yang ada di Wisma Bahasa.

Hal tersebut diuraikan secara terperinci di dalam rumusan masalah.

Selanjutnya, peneliti memaparkan tujuan pengembangan,

spesifikasi produk yang dihasilkan, dengan adanya spesifikasi produk

diharapkan dapat menjelaskan karakteristik yang meliputi identitas penting

(32)

dirasa sangat penting dan hal tersebut dijabarkan secara terperinci di dalam

pentingnya pengembangan.

Dalam pengembangan ini peneliti memiliki asumsi dasar yang

mendasari atas pengembangan ini dan dipaparkan dalam asumsi dasar.

Untuk lebih dapat memperjelas tentang definisi atau istilah yang

dipergunakan, peneliti menjelaskannya di dalam definisi istilah guna

membantu pembaca secara operasional sehingga mendapat gambaran yang

jelas tentang masalah yang diteliti dan terakhir adalah sistematikan

penelitian.

1.8.2 Bab 2 Kajian Pustaka

Pada bab ini peneliti menjelaskan teori-teori yang berkaitan dengan

penelitian ini. Bagian awal, peneliti memaparkan tentang teori-teori

terdahulu yang relevan dengan penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti.

Kemudian, peneliti memaparkan profil Wisma Bahasa Yogyakarta yang

digunakan sebagai tempat peneliti dalam meneliti dan mengolah data.

Pada bab II, dijabarkan teori antara lain: (1) teknologi komunikasi

dan informasi pembelajaran, (2) media pembelajaran, (3) media interaktif,

(4) pembelajaran multimedia (multimedia learning), (5) pengajaran bahasa

dengan komputer, (6) pengajaran bahasa Indonesia bagi penutur asing

(BIPA), (7) ranah teknologi penguasaan bahasa indonesia sebagai bahasa

asing, (8) model pembelajaran keterampilan menyimak, (9) pengembangan

(33)

Selain itu, peneliti menjelaskan kekhasan media Adobe Captivate 5.5 yang

digunakan sebagai media untuk memproduksi media pembelajaran

interaktif.

1.8.3 Bab 3 Metode Pengembangan

Pada bagian awal peneliti menjelaskan model pengembangan

dalam bentuk skema, prosedur pengembangan dan terakhir mengenai uji

coba produk.

1.8.4 Bab 4 Hasil Pengembangan

Bab ini menjelaskan tentang analisa data dari hasil uji coba yang

dilakuakan oleh peneliti terhadap pembelajar. hasil uji coba yang

dilakukan berasal dari validasi dan nilai akhir yang ada di dalam media

pembelajar interaktif berupa script nilai LMS (Learning Management

System). Terakhir adalah memaparkan hasil data dari penilaian dosen ahli

atau expertjusment yang berasal dari Universitas Sanata Dharma maupun

Wisma Bahasa Yogyakarta.

1.8.5 Bab 5 Penutup

Bab ini peneliti memaparkan tentang kajian produk pengembangan

berdasarkan paparan hasil penelitian selanjutnya peneliti memaparkan

(34)

saran-saran yang bermanfaat bagi pihak lain yang terkait dengan penelitian

ini dan juga memaparkan kesimpulan hasil penelitian.

(35)

14 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Dalam bab ini, peneliti membahas kajian pustaka yang relevan dengan

pengembangan media pembelajaran. Pengembangan tersebut didasarkan atas

teori yang dijabarkan pada bab II ini, antara lain: (1) Teknologi komunikasi

dan informasi pembelajaran, (2) media pembelajaran, (3) media interaktif, (4)

pembelajaran multimedia (multimedia learning), (5) pengajaran bahasa dengan

komputer, (6) pengajaran bahasa Indonesia bagi penutur asing (BIPA), (7)

ranah teknologi penguasaan bahasa Indonesia sebagai bahasa asing, (8) model

pembelajaran keterampilan menyimak, (9) pengembangan media berbasis

media Adobe Captivate 5.5 dan (10) kerangka berpikir.

2.1 Penelitian yang relevan

Ada dua penelitian yang menurut peneliti relevan dengan penelitian ini,

penelitian tersebut antara lain: (1) Pengembangan Media Power Point sebagai

Media Pembelajaran Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing Tingkat Dasar di

Lembaga All Plus Alam Bahasa diteliti oleh Ekaresta Prihardjati Saputro

mahasiswa PBSID, Universitas Sanata Dharma (2010). (2) Penggunaan Media

Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) di

Lembaga Kursus BIPA Puri Indonesia Language Plus Yogyakarta diteliti Andi

(36)

Penelitian yang pertama, Ekaresta (2010) mengembangkan media

PowerPoint sebagai media pembelajaran di All Plus Alam Bahasa dan

bertujuan untuk menghasilkan produk yang akan digunakan lembaga tersebut

dalam kegiatan pembelajaran. Ekaresta menganggap penelitian tersebut penting

karena atas dasar (1) pengembangan PowerPoint merupakan salah satu untuk

menyajikan media pembelajaran baru dalam bentuk multimedia yang mampu

menjelaskan target secara konkret dan menghadirkan situasi atau konsep yang

tidak mungkin dijangkau pembelajar secara langsung, (2) produk tersebut

mampu menstimulus pembelajar untuk menguasai empat keterampilan

berbahasa seperti berbicara, menyimak, menulis dan membaca, (3) produk

pengembangan tersebut diharapkan oleh peneliti mampu meningkatkan daya

serap pembelajar dalam memahami materi di buku 1 (satu), (4) produk

pengembangan ini bisa dimiliki oleh pembelajar untuk belajar kembali,

mengulang kembali proses belajar yang sudah didapatkan di dalam kelas

sebelumnya, (5) dengan adanya produk pengembangan tersebut diharapkan

pembelajar bahasa Indonesia di All Plus Alam Bahasa akan lebih kondusif dan

menarik.

Penelitian yang kedua, Andi Prasetya (2007) mengkaji media yang

dipergunakan di lembaga tersebut, serta mendeskripsikan media-media yang

dipergunakan di Puri Indonesia Language Plus Yogyakarta. Tujuan penelitian

tersebut: (1) mendeskripsikan media – media pembelajaran yang digunakan

oleh guru dalam pembelajaran BIPA di lembaga kursus BIPA Puri Indonesian

(37)

digunakan guru dalam pembelajaran BIPA di lembaga khusus BIPA Puri

Indonesian Language Plus Yogyakarta, (3) mendeskripsikan hambatan

hambatan yang dialami oleh guru ketika menggunakan media dalam

pembelajaran BIPA di lembaga khusus BIPA Puri Indonesian Language Plus

Yogyakarta, (4) mendeskripsikan langkah-langkah pemecahan masalah yang

ditempuh oleh guru untuk mengatasi hambatan-hambatan yang muncul ketika

menggunakan media dalam pembelajaran BIPA di lembaga khusus BIPA Puri

Indonesian Language Plus Yogyakarta.

Dari kedua penelitian yang relevan tersebut, penelitian yang pertamalah

yang relevan dengan penelitian yang akan dilaksanakan oleh peneliti.

Rasionalisasinya, adanya kesesuaian topik yang diteliti walaupun berbeda

instrumen (aplikasi) yang dipergunakan. Kemudian, subjek atau tempat yang

diteliti pun berbeda. Kendati demikian, kesamaan yang muncul terletak pada

jenis penelitian yaitu penelitian pengembangan (Research and Development) /

R&D.

2.2 Profil Wisma Bahasa Yogyakarta

Berikut ini peneliti akan memaparkan beberapa hal yang berkaitan dengan

Wisma Bahasa Yogyakarta terkait pada lokasi penelitian yang dilaksanakan

oleh peneliti. Pengembangan produk ini tidak lepas dari pengetahuan dasar

tentang sejarah dan juga hasil observasi lingkungan kelas serta fasilitas yang

ada di Wisma Bahasa Yogyakarta. Hal tersebut sangat mendukung proses

(38)

2.2.1 Sejarah singkat Wisma Bahasa Yogyakarta

Wisma Bahasa merupakan lembaga kursus bahasa Indonesia

pertama di Yogyakarta. Wisma Bahasa didirikan pada tahun 1982. Wisma

bahasa pada awalnya disebut Yogyakarta Indonesia Language Centre

(YILC). Diprakarsai oleh Mr. Daniel Pearlmen dari USA, Wisma Bahasa

sekarang dimiliki oleh Suara Bhakti Foundation. Wisma Bahasa telah

menjalankan program pelatihan Bahasa Indonesia bagi pelajar multi-etnis

yang membutuhkan layanan bahasa Indonesia untuk tujuan umum dan

khusus.

Lebih dari 30 tahun pengalaman Wisma Bahasa telah memberikan

pelayanan bahasa yang sangat konsisten dan berkualitas tinggi melalui

komitmen perbaikan. Dari satu jenis layanan bahasa pada tahun-tahun

awal, sekarang organisasi telah meningkatkan dan memperluas produknya

dengan menyediakan bahasa Inggris, Jawa, Madura dan Tetun (Timor

Leste) pelatihan bahasa.

Para pelajar di seluruh dunia telah menemukan dan menunjukkan

minat mereka di Wisma Bahasa karena visi dan misi dari Wisma Bahasa

dipegang teguh oleh para pengajar. Pelajar berasal dari berbagai disiplin

ilmu dan latar belakang, dan sebagian besar terkait dengan lembaga

terkemuka dan organisasi.

Para pengajar di Wisma Bahasa tidak memposisikan diri sebagai

seorang guru untuk peserta didik, tapi sebagai teman. Wisma Bahasa tidak

(39)

menikmati berkomunikasi dalam bahasa target. “Restoran” adalah prinsip

Wisma Bahasa. Inilah sebabnya mengapa lembaga Wisma Bahasa tidak

menamai lembaganya dengan sebutan sebuah perguruan tinggi atau

sekolah, tapi sebuah rumah bahasa, Wisma Bahasa.

Adapun kelas yang di buka di Wisma Bahasa adalah sebagai

berikut : (1) Tingkat 1A, (2) Tingkat 1B, (3) Tingkat 2A, (4) Tingkat 2B,

(5) Tingkat 3A, (6) Tingkat 3B, dan (7) Tingkat 4.

2.2.2 Organisasi Wisma Bahasa Yogyakarta

Wisma Bahasa adalah lembaga bahasa yang berada di bawah

sebuah yayasan yang bernama Yayasan Suara Bakti. Wisma Bahasa

dipimpin oleh seorang direktur. Di bawah organisasi ini terdapat

divisi-divisi. Divisi ini dipimpin oleh seorang manager. Divisi tersebut adalah:

(1) Divisi Pengajaran, (2) Divisi Marketing, (3) Divisi Keuangan, (4)

Divisi Umum dan (5) Divisi Research and Development.

2.2.3 Lingkungan fisik dan fasilitas lembaga kursus

Observasi lingkungan fisik dan fasilitas lembaga kursus dilakukan

di Wisma Bahasa 1 (satu) , Wisma Bahasa 2 (dua), dan Wisma Bahasa 3

(tiga).

Dalam ruang kelas baik di Wisma Bahasa 1 (satu), 2 (dua), dan 3

(tiga) terdapat 1 (satu) meja luas dengan taplak Batik, 3 (tiga) kursi: 1

(40)

1 (satu) kipas angin, 1 (satu) jam dinding, beberapa foto budaya di

Indonesia, 1 (satu) peta pulau di Indonesia, 1 (satu) hasil karya seperti

anyaman. Fentilasi di kelas cukup banyak, tetapi paling banyak jendela di

Wisma Bahasa 1 (satu).

Perpustakaan berada di Wisma Bahasa 1 (satu) dengan buku-buku

yang cukup lengkap dan menunjang pembelajaran BIPA seperti, novel,

cerita rakyat, buku tata bahasa, dan masih banyak lainnya. Media

penunjang pembelajaran juga tersedia sehingga pengajar dapat

menggunakan sewaktu-waktu. Terdapat juga fasilitas untuk internet

sehingga pengajar dapat melakukan Skype dengan pembelajar yang berada

di luar Wisma Bahasa. Kegiatan tersebut merupakan salah satu aktivitas

e-Learning yang di lakukan Wisma Bahasa. Untuk perlengkapan penunjang

media seperti : (1) laptop, (2) komputer, dan (3) sound sudah menunjang

untuk digunakan sebagai media dalam media pembelajaran interaktif.

Ruang staf pengajar berada di Wisma Bahasa 1 (satu). Terdapat 4

ruang: ruang pengajar, ruang pengajaran, dan ruang untuk divisi keuangan,

dan ruang direktur. Dalam setiap ruang terdapat AC dan ruangan cukup

luas. Dalam ruang pengajar terdapat beberapa komputer yang terhubung

dengan internet sehingga ketika jeda pembelajaran, pengajar dapat mencari

informasi tambahan untuk mengajar.

Di Wisma Bahasa 1 (satu), terdapat 7 (tujuh) kelas: Melayu,

Maluku, Bugis, Sunda, Asmat, Jawa, dan Bali. Terdapat juga ruang santai

(41)

(dua) toilet, dapur dan kantin yang menjual makanan Indonesia, taman,

ruang tengah terdapat 1 (satu) televisi dengan beberapa komputer untuk

pembelajar dan beberapa kursi. Biasanya presentasi pembelajar dilakukan

di ruang tengah. Terdapat juga ruang tamu dan kantor depan. Tempat

parkir di Wisma Bahasa 1 (satu) cukup luas dengan sedikit tanaman, dan

terdapat pos jaga.

Di Wisma Bahasa 2 (dua), tempatnya tidak begitu besar namun

tetap nyaman untuk belajar. Terdapat 5 (lima) kelas: Ternate, Sumba,

Mentawai, Tengger, dan Nias. Terdapat 1 (satu) toilet, 1 (satu) ruang

tamu, taman, dapur, dan halaman depan yang tidak begitu luas. Ruang

kelas di Wisma Bahasa 2 (dua) sama dengan Wisma Bahasa 1 (satu),

tetapi di Wisma Bahasa 1 (satu) lebih banyak jendela.

Wisma Bahasa 3 (tiga), lebih luas dari Wisma Bahasa 2 (dua),

tetapi tidak seluas Wisma Bahasa 1 (satu). Terdapat 10 kelas: Lombok,

Madura, Badui, Batak, Aceh, Dayak, Flores, Minang, Toraja, dan Betawi.

Ruang kelas di Wisma Bahas 3 (tiga) juga sama dengan Wisma Bahasa 1

(satu) dan 2 (dua). Terdapat taman, ruang santai, 2 (dua) toilet, dan

halaman depan. Tempat parkir di Wisma Bahasa 3 (tiga) cukup luas.

Terdapat telepon, sama seperti di Wisma Bahasa 1 (satu).

2.3 Teknologi Komunikasi dan Informasi Pembelajaran

Untuk mengetahui relevansi perkembangan teknologi informasi dalam

(42)

dengan integrasi teknologi informasi antara lain: (1) Integrasi Teknologi

Informasi dan Komunikasi dalam Pembelajaran dan (2) Perkembangan

Teknologi Informasi.

2.3.1 Integrasi Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam

Pembelajaran

Menurut Yaumi (2011:8), dalam studi pendidikan telah banyak

mengalami perubahan yang sangat pesat. Perkembangan tersebut terlihat

sejak diperkenalkan istilah media fisik seperti alat peraga, audiovisual,

filmstrip, videotape berkembang menjadi video interaktif, satelit,

teleconference, internet dan berbagai software pembelajaran lainnya.

Mengintegrasikan teknologi informasi ke dalam pembelajaran adalah suatu

upaya untuk menggabungkan teknologi informasi dengan teori-teori

pembelajaran guna menghasilkan cara dan strategi baru dalam

melaksanakan pembelajaran.

2.3.1.1 Peran Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam

Pembelajaran

Teknologi informasi dan komunikasi adalah ilmu yang

mempelajari tentang desain, pengembangan, implementasi,

manajemen sistem informasi yang berbasiskan komputer,

(43)

Teknologi informasi dan komunikasi berhubungan dengan

penggunaan komputer secara elektronik dan software komputer

untuk mengubah, menyimpan, memproteksi, memproses,

mentransmisi, dan memanggil kembali segala informasi secara

aman.

Association of Educational Communication Technology

(AECT) dalam Muhammad (2011:90), memberikan definisi

tentang teknologi pembelajaran, yaitu teori dan praktek desain,

pengembangan, pemanfaatan, manajemen, dan evaluasi terhadap

proses dan sumber-sumber belajar. Teori yang dimaksud dalam

definisi tersebut mencakup konsep, kontruksi, prinsip, dan

proposisi yang berkontribusi pada batang tubuh ilmu pengetahuan.

Teknologi informasi dan komunikasi adalah studi atau

penggunaan peralatan elektronika, terutama komputer, untuk

menyimpan, menganalisis dan mendistribusikan apa saja

teramasuk kata-kata, bilangan, dan gambar. Perkembangan

teknologi informasi telah membawa dampak yang begitu besar

dalam dunia pendidikan. Setidaknya ada lima pergeseran yang

dapat diidentifikasikan dalam hubungannya dengan proses

pembelajaran antara lain: (1) pergeseran dari pelatihan ke

perbaikan kinerja, (2) pergeseran dari ruang kelas ke ruangan maya

yang dapat berlangsung kapan dan di mana saja, (3) pergeseran

(44)

ke fasilitas jaringan kerja, (5) pergeseran dari waktu siklus ke

waktu nyata.

Hal yang paling mutakhir dalam proses pembelajaran saat

ini adalah berkembangnya “cyber teaching” atau pengajar maya,

yaitu proses pengajaran yang dilakukan dengan menggunakan

internet. Istilah tersebut sering dipergunakan dengan istilah

e-learning yaitu satu model pembelajaran dengan menggunakan

media teknologi komunikasi dan informasi khususnya internet.

Dalam Yaumi (2011:92), E-learning merupakan satu penggunaan

teknologi internet dalam penyampaian pembelajaran dalam

jangkauan luas yang berlandaskan tiga kriteria antara lain: (1)

e-learning merupakan jaringan dengan kemampuan untuk

memperbaharui, menyimpan, mendistribusi dan membagi materi

ajar atau informasi, (2) pengiriman sampai ke pengguna dilakukan

melalui komputer dengan menggunakan teknologi internet yang

standar, (3) terfokus pada pandangan luas tentang pembelajaran.

2.3.1.2 Integrasi Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam

Pembelajaran

Untuk dapat mengintegrasikan semua komponen teknologi

informasi perlu dijabarkan beberapa teori dan model integrasi

teknologi ke dalam pembelajaran. Salah satu teori yang dapat

(45)

teori difusi inovasi. Teori ini bukan saja memberikan kerangka

dasar dalam mengadopsi dan mengintegrasi, melainkan juga

beberapa strategi dan skenario yang dapat memberikan kemudahan

dalam melakukan integrasi. Dalam mengintegrasikan teknologi ke

dalam pembelajaran, para integrator atau adopter perlu melakukan

lima fase dalam integrasi menurut Yaumi (2011:97) yakni: (1)

menentukan keuntungan relatif, (2) menentukan tujuan dan

penilaian, (3) mendesain strategi integrasi, (4) mempersiapkan

lingkungan pembelajaran, (5) mengevaluasi dan merevisi strategi

integrasi.

2.3.2 Perkembangan Teknologi Informasi

Teknologi informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk

mengolah data. Pengolahan itu termasuk memproses, mendapatkan,

menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk

menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan,

akurat dan tepat waktu (Hamzah, 2010:57). Perkembangan teknologi

informasi berdampak pada bermunculannya berbagai jenis kegiatan yang

berbasis pada teknologi, seperti government, commerce, ducation,

e-medicine, e-laboratory, dan lainnya, yang semuanya berbasiskan

(46)

2.3.2.1 Peran Teknologi Informasi dalam Bidang Pendidikan

(e-education)

Menurut Hamzah (2010:60) Teknologi dapat

meningkatkan kualitas dan jangkauan apabila digunakan secara

bijak. Pendidikan masa mendatang akan lebih bersifat terbuka dan

dua arah, beragam, multidispliner, serta terkait pada produktivitas

kerja dan kompetitif. Kecendrungan dunia pendidikan di Indonesia

di masa mendatang adalah sebagai berikut: (1) berkembangnya

pendidikan terbuka dengan modus belajar jarak jauh (distance

learning), (2) sharing resource bersama antarlembaga pendidikan

dalam sebuah jaringan perpustakaan dan instrument pendidikan

lainnya berubah fungsi menjadi sumber informasi, (3) penggunaan

perangkat teknologi informasi interaktif, dalam pendidikan secara

bertahap menggantikan televisi dan video, dengan ini

dimungkinkan untuk diadakan belajar jarak jauh dengan

menggunakan media internet untuk menghubungkan antara

pembelajar dengan gurunya.

2.4 Media Pembelajaran

Media berasal dari bahasa Latin yang mempunyai arti antara. Makna

tersebut dapat diartikan sebagai alat komunikasi yang digunakan untuk

membawa suatu informasi dari suatu sumber kepada penerima (Hamzah,

(47)

yang dikemukakan oleh Association of Education and Communication

Technology (AECT) Amerika. Menurut AECT dalam Hamzah (2010:121),

media adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyalurkan

pesan atau informasi.

Apabila dikaitkan dengan kegiatan pembelajaran maka media dapat

diartikan sebagai alat komunikasi yang digunakan dalam proses pembelajaran

untuk membawa informasi dari pengajar ke pembelajar.

Dari batasan tersebut, Hamzah (2010:122) menyimpulkan bahwa

pengertian media dalam pembelajaran adalah segala bentuk alat komunikasi

yang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi dari sumber ke

pembelajar. Tujuannya adalah merangsang mereka untuk mengikuti kegiatan

pembelajar media. Selain digunakan untuk mengantarkan pembelajaran secara

utuh, dapat pula dimanfaatkan untuk menyampaikan bagian tertentu dari

kegiatan pembelajaran, memberikan penguatan maupun motivasi.

Rossi dan Breidle dalam Sanjaya (2010:204), mengemukakan bahwa

media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk

tujuan pendidikan, seperti radio, televisi, buku dan sebagainya, menurut Rossi

alat tersebut dipergunakan dan diprogramkan untuk pendidikan, maka

merupakan media pembelajaran. Media pembelajaran tidak hanya berupa alat

atau bahan saja melainkan hal-hal lain yang memungkinkan pembelajar dapat

memperoleh pengetahuan. Media pembelajaran selalu terdiri atas dua unsur

penting, yaitu (1) unsur peralatan atau perangkat keras (hardware) dan (2)

(48)

memerlukan peralatan untuk menyajikan pesan. Kesimpulannya bahwa (1)

media pembelajaran merupakan wadah dari pesan, (2) materi yang ingin

disampaikan adalah pesan pembelajar dan (3) tujuan yang ingin dicapai ialah

proses pembelajaran.

Edgar Dale melukiskan dalam sebuah kerucut yang kemudian dinamakan

kerucut pengalaman (cone of experience).

Gambar 2.1 kerucut pengalaman (cone of experience)

Kerucut pengalaman yang dikemukakan oleh Edgar Dale memberikan

gambaran bahwa pengalaman belajar yang diperoleh pembelajar dapat melalui

proses perbuatan atau mengalami sendiri apa yang dipelajari, proses

mengamati dan mendengarkan melalui media tertentu dan proses

mendengarkan melalui bahasa. Dari kerucut tersebut dapat ditarik kesimpulan

bahwa pengetahuan itu dapat diperoleh melalui pengalaman langsung dan

pengalaman tidak langsung. Semakin langsung objek yang dipelajari, maka

semakin konkret pengetahuan diperoleh, semakin tidak langsung pengetahuan

itu diperoleh, maka semakin abstrak pengetahuan pembelajar.

Kedudukan komponen media pengajaran dalam sistem proses belajar

(49)

pengalaman belajar dapat diperoleh secara langsung. Dalam keadaan ini media

dapat digunakan agar lebih memberikan pengetahuan yang konkret dan tepat

serta mudah dipahami.

2.4.1 Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran

Pemerolehan pengetahuan pembelajar seperti yang digambarkan

oleh Edgar Dale menuntut agar sebaiknya pembelajar diusahakan agar

pengalaman tersebut menjadi lebih konkret, pesan yang ingin disampaikan

benar-benar dapat mencapai sasaran dan tujuan yang ingin dicapai

(Sanjaya, 2010:208).

Dari penjelasan tersebut, maka secara khusus media pembelajaran

memiliki fungsi dan berperan seperti berikut: (1) menangkap suatu objek

atau peristiwa-peristiwa tertentu, peristiwa-peristiwa penting atau objek

yang langka dapat diabadikan dengan foto, film atau direkam melalui

video atau audio, kemudian peristiwa tersebut dapat disimpan. (2)

memanipulasi keadaan, peristiwa, atau objek tertentu. Melalui media

pembelajaran, pengajar dapat menyajikan bahan pelajaran yang bersifat

abstrak menjadi kongkret sehingga mudah dipahami dan dapat

menghilangkan verbalisme. (3) menambah gairah dan motivasi belajar

pembelajar. Penggunaan media dapat menambah motivasi belajar

pembelajar sehingga perhatian pembelajar terhadap materi pembelajaran

(50)

media dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki pembelajar

dan media dapat mengatasi batas ruang kelas.

2.4.2 Klasifikasi dan Macam-Macam Media Pembelajaran

Menurut Sanjaya (2010:211), media pembelajaran dapat

diklasifikasikan menjadi beberapa klasifikasi diantaranya:

1) Dilihat dari sifatnya, media dapat dibagi ke dalam: (a) Media

auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja, atau media

yang hanya memiliki unsur suara. (b) media visual, yaitu media

yang hanya dapat dilihat saja, tidak mengandung unsur suara. (c)

media audiovisual, yaitu jenis media yang selain mengandung

unsur suara juga mengandung unsur gambar yang dapat dilihat.

2) Dilihat dari kemampuan jangkauannya, media tersebut dapat dibagi

ke dalam: (a) Media yang memiliki daya liput yang luas dan

serentak seperti radio dan televisi. (b) media yang mempunyai daya

liput yang terbatas oleh ruang dan waktu seperti film slide, film

dan lain sebagainya.

3) Dilihat dari cara atau teknik pemakaiannya, media dapat dibagi ke

dalam: (a) Media yang diproyeksikan, seperti film, slide,

transparasi dan sebagainya, (b) media yang tidak diproyeksikan,

seperti gambar, foto, lukisan, radio dan lain sebagainya.

Anderson dalam Sanjaya (2010:213) mengelompokan media

(51)

Tabel 2.1 Pengelompokan Media

Kelompok Media Media Intruksional

1. Audio  Pita audio (rol atau kaset)

 Gambar (dilengkapi audio) 4. Proyek Visual Diam  Film bingkai (slide)

 Film rangkai

5. Proyek Visual Diam dengan Audio  Film bingkai (slide) suara

 Film rangkai suara 9. Komputer  Media berbasis komputer

Dalam pengelompokan tersebut, peneliti memasukan kategori media

yang diteliti ini kedalam kategori ke 9 (sembilan) dengan asumsi bahwa

media interaktif ini berbasiskan komputer. Berbeda dengan pendapat

Hamzah (2010:123) yang menyatakan bahwa salah satu bentuk klasifikasi

yang mudah dipelajari adalah klasifikasi yang disusun oleh Heinich dan

kawan-kawan (1996) sebagai berikut:

Tabel 2.2 Klasifikasi Media

KLASIFIKASI JENIS MEDIA

Media yang tidak diproyeksikan (non

projected media)

Realita, model, bahan grafis (graphic

material), display

Media yang diproyeksikan (projected

media)

(52)

Media video (video) Audio kaset, audio vission, active

audio vission

Media video (video) Video

Media berbasis komputer (computer

based media)

Computer Assisted Instruction (CAI)

Computer Managed Instruction (CMI)

Multimedia kit Perangkat praktikum

Pengklasifikasian yang dilakukan oleh Heinich ini pada dasarnya

adalah penggolongan media berdasarkan bentuk fisiknya, yaitu apakah

media tersebut masuk dalam golongan media yang tidak diproyeksikan,

atau yang diproyeksikan atau apakah media tertentu masuk dalam

golongan media yang dapat didengar lewat audio atau dapat dilihat secara

visual, dan seterusnya.

2.4.3 Prinsip Penggunaan Media Pembelajaran

Menurut Sanjaya (2010:226), Media pembelajaran harus digunakan

untuk membelajarkan pembelajar, maka ada sejumlah prinsip yang harus

diperhatikan diantaranya:

(1) media yang digunakan pengajar harus sesuai dan diarahkan

untuk mencapai tujuan pembelajaran, (2) media yang akan digunakan

harus sesuai dengan materi pembelajaran. Jadi, media yang akan

digunakan harus sesuai dengan kompleksitas materi pembelajaran, (3)

media pembelajaran harus sesuai dengan minat, kebutuhan, dan kondisi

(53)

dan efisien dan (5) media yang digunakan harus sesuai dengan

kemampuan pengajar dalam mengoperasikannya.

2.4.4 Peran Media sebagai Alat Komunikasi

Dalam proses pembelajaran, media memiliki kontribusi dalam

meningkatkan mutu dan kualitas pembelajaran. Kehadiran media tidak saja

membantu pengajar dalam menyampaikan materi ajarnya, tetapi

memberikan nilai tambah kepada kepada kegiatan pembelajaran (Hamzah,

2010:124). Hal ini berlaku bagi segala jenis media, baik yang canggih dan

mahal, ataupun media yang sederhana dan murah. Kemp dalam Hamzah

(2010:124) menjabarkan sejumlah kontribusi media dalam kegiatan

pembelajaran antara lain sebagai berikut: (1) penyajian materi ajar menjadi

lebih standar, (2) kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik, (3)

kegiatan belajar dapat menjadi lebih interaktif, (4) waktu yang dibutuhkan

untuk pembelajaran dapat dikurangi, (5) kualitas belajar dapat

ditingkatkan, (6) pembelajaran dapat disajikan di mana dan kapan saja

sesuai dengan yang diinginkan, (7) meningkatkan sifat positif peserta didik

dan proses belajar menjadi lebih kuat atau baik, dan (8) memberikan nilai

positif bagi pengajar.

Penjabaran tentang peranan media dalam pembelajaran yang

dikemukakan oleh Kemp memberikan wawasan yang luas mengenai

pemanfaatan media dalam pembelajaran. Selain Kemp (1985), Heinich

(54)

pembelajaran secara lebih global ditinjau dari kondisi berlangsungnya

proses pembelajaran, diantaranya:

a) Proses pembelajaran yang bergantung pada kehadiran pengajar.

Pada kondisi ini, penggunaan media dalam proses pembelajaran

umumnya bersifat sebagai pendukung bagi pengajar. Perancangan

media yang tepat akan sangat membantu menguatkan materi

pembelajaran yang disampaikan oleh pengajar secara langsung.

b) Proses pembelajaran tanpa kehadiran pengajar. Ketidakhadiran

pengajar dalam proses pembelajaran dapat disebabkan oleh tidak

tersedianya pengajar atau pengajar tengah bekerja dengan

pembelajar lain. Media dapat digunakan secara efektif pada

pendidikan formal di mana pengajar yang karena suatu hal tidak

dapat hadir di kelas atau tengah bekerja dengan peserta didik lain

c) Pendidikan jarak jauh. Pendidikan jarak jauh telah berkembang

dengan cepat di seluruh dunia. Hal utama yang membedakan

pendidikan jarak jauh dengan pendidikan tatap muka adalah adanya

keterpisahan antara pengajar dan pembelajar dalam proses

pembelajaran.

d) Pendidikan khusus. Media memiliki peran yang penting dalam

pendidikan bagi pembelajar yang memiliki keterbatasan

kemampuan, misalnya mereka yang keterbelakangan mental, tuna

netra atau tuna rungu. Penggunaan media tertentu akan sangat

Gambar

Gambar 2.1 kerucut pengalaman (cone of experience)
Tabel 2.1 Pengelompokan Media
Gambar didefinisikan sebagai  respresentasi visual
 Grafik Grafik
+7

Referensi

Dokumen terkait

pencucian etanol bertingkat pada tepung porang kasar dengan metode maserasi dan ultrasonik dapat meningkatkan derajat warna putih, meningkatkan kadar glukomanan dan

Justru dia lebih aktif dan selektif dalam menentukan aspek-aspek khusus dari tujuan Indonesia yang baru dan berbeda yaitu penciptaan ’pendidikan hukum nasional.’

Perubahan paradigma ini terjadi karena beberapa faktor, diantaranya persiapan yang diberikan oleh perusahaan berupa pengetahuan untuk berwirausaha ketika sudah

Professional Education Quality (HPEQ) melalui skema pendanaan PHK-PKPD, dalam bidang keahlian tertentu untuk perencanaan, pengembangan, atau implementasi suatu

Dengan menggunakan Microtic Routerboard diharapkan manajemen bandwith jaringan kampus di Universitas Katolik Santo Thomas dapat dilakukan dengan baik sehingga

Proses penyusutan aset tetap dilakukan untuk mengetahui nilai aset yang dimiliki perusahaan yang setiap tahunnya akan mengalami pengurangan manfaat. Aset tetap akan

Berdasarkan argumen-argumen yang telah diajukan, maka masalah yang akan diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut: (1) Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara

“ Analisa yang dilakukan dengan membandingkan antara data yang satu dengan data yang lain, antara variabel yang satu dengan variabel yang lain untuk mendapatkan kesamaan