1
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
Industri tekstil dan produk tekstil merupakan salah satu industri yang terus berkembang karena memiliki peran yang strategis dalam perekonomian nasional saat ini. Industri tekstil dan produk tekstil menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang cukup besar, dan diandalkan untuk memenuhi kebutuhan sandang nasional.
Berdasarkan gambar I.1 Industri tekstil dan produk tekstil merupakan sektor industri manufaktur ketiga terbesar dengan penyerapan tenaga kerja terbanyak di Indonesia.
Gambar I. 1 Penyerapan Tenaga Kerja Terbanyak ITPT Di Indonesia Tahun 2017 (GAIKINDO , 2018)
Tingginya permintaan di Asia Tenggara menjadi salah satu faktor dalam penyerapan tenaga kerja. Hal tersebut secara otomatis menyebabkan permintaan pasar terus bertambah. Pentingnya peran tenaga kerja dalam suatu proses bisnis, perusahaan perlu mengelola sumber daya manusia secara profesional agar dapat menyeimbangkan antara kebutuhan perusahaan dan kemampuan tenaga kerja (Sutrisno, 2015).
PT LGI merupakan perusahaan manufaktur di Indonesia yang bergerak dalam bidang pembuatan pakaian dengan skala besar yang berlokasi di Jl.
Mengger No 97 Cigelereng, Bandung 40256 Jawa Barat, Indonesia. PT LGI dalam menjalankan bisnisnya menggunakan sistem paralel yaitu memproduksi pesanan konsumen yang berbeda dalam waktu bersamaan. Hal ini terjadi karena
3,300,000,00
3,000,000,00
2,730,000,00
2,500,000,00
0.00 500,000.00 1,000,000.00 1,500,000.00 2,000,000.00 2,500,000.00 3,000,000.00 3,500,000.00
Makanan dan minuman
Otomotif Tekstil dan Produk Tekstil
Furnitur
2
bagian produksi mengerjakan pesanan awal maka ada kemungkinan bagian produksi mengerjakan pesanan lain secara bersamaan. Tingginya permintaan produksi membuat perusahaan harus merencanakan jadwal dan target produksi setiap hari.
Departemen produksi memiliki peran penting dalam proses produksi sehingga berpengaruh dalam menghasilkan serta menambah nilai guna suatu produk. Sewing merupakan divisi yang memiliki aktivitas cukup banyak pada departemen produksi. Target yang diberikan Departemen PPIC kepada operator sewing cukup besar yaitu 100%, namun sebagai acuan delivery hanya 80% dari
target awal. Tabel I.1 menunjukkan pencapaian pada bulan Januari, Maret dan Mei belum memenuhi target sehingga aktivitas pengiriman barang terhambat dari jadwal yang ditentukan. Berikut merupakan output delivery PT LGI Gedung F bulan Januari sampai September 2018:
Tabel I. 1 Output Delivery PT LGI Gedung F bulan Januari sampai September 2018
Bulan PO Output Delivery % Januari 381707 276627 72.47%
Februari 390831 318487 81.49%
Maret 340455 271719 74.81%
April 387638 315895 81.49%
Mei 447482 328711 73.46%
Juni 520739 444859 85.43%
Juli 308601 266843 86.47%
Agustus 507298 443655 87.45%
September 249867 223469 89.44%
Berdasarkan wawancara Supervisor Produksi (wawancara langsung, Supervisor produksi, Ilham , 9 Oktober 2018), permasalahan terkait output yang
dihasilkan kurang dari 80% dipetakan dalam fishbone diantaranya adalah man, methods, material dan machine.
[4] Target yang ditetapkan operator terlalu besar
[3] Penyesuaian Sendiri Methods
[1.1] Kompleksitas Tiap Pekerjaan berbeda-beda
[2] perbaikan yang tidak lulus pemeriksaan Man
Output yang dihasilkan
<80%
Material Machine
[6] Menunggu bahan datang [5] Mengubah
setelan mesin ketika pergantian
order
[1] Tidak ada standar pekerja
Gambar I. 2 Fishbone
3
Faktor man, no [1.1] pekerjaan yang dibebankan pada tiap operator sewing memiliki kompleksitas yang berbeda dalam satu line dan saling terintegrasi, akibatnya output yang didapatkan oleh tiap operator sewing bervariasi. Kategori kompleksitas didasarkan pada tingkat kesulitan style yang dikerjakan dari tingkat rendah, sedang, dan tinggi. Pembagian pekerjaan yang tidak rata seringkali mengakibatkan penumpukkan pada salah satu work station dikarenakan pada no [1] tidak ada standar pekerja untuk operator sewing dalam pembagian kerja. Pada no [2] Operator sewing kurang menguasai jenis style sehingga produk yang tidak lulus saat pemeriksaan akan dikembalikan untuk dilakukan perbaikan.
Faktor methods, no [3] operator dituntut agar memiliki keahlian dan ketelitian yang tinggi. Hal ini terjadi karena setiap mengganti order, operator diminta untuk memahami jenis style customer sehingga memerlukan waktu penyesuaian yang cukup lama. Operator hanya berpacu pada sampel pesanan customer dengan masa percobaan yang diberikan sebanyak lima kali. Namun,
dengan kemampuan tiap operator berbeda-beda, seringkali operator belum terlalu paham, akibatnya learning curve masih rendah. Pada no [4] berdasarkan hasil wawancara dengan leader sewing (wawancara langsung, leader sewing, Yati, 16 November 2018), banyak operator yang mengeluh dikarenakan target produk yang harus dihasilkan terlalu besar.
Faktor machine, no [5] saat pergantian order operator sewing diminta untuk mengganti setelan mesin sesuai instruksi kerja. Faktor material, no [6]
apabila stock persediaan kain habis, operator sewing seringkali menunggu kedatangan material yang telah selesai pada proses cutting. Oleh sebab itu, waktu kerja operator terhambat dan mengakibatkan target tidak terpenuhi.
Permasalahan yang diselesaikan pada tugas akhir ini adalah pada fishbone no [1] mengenai standar pekerja operator sewing dalam pembagian pekerjaan.
Standar pekerja menyangkut pada no [1.1] kategori kompleksitas tiap operator sewing yang beda-beda dalam satu line. Hal ini menyebabkan waktu penyelesaian
akan lama karena operator kurang menguasai pekerjaannya sehingga mempengaruhi output yang dihasilkan. Target diasumsikan sebagai beban pekerjaan yang harus ditanggung oleh operator dalam jangka waktu tertentu.
Operator merasa beban yang dialami sangat berat, seperti pada penyelesaian tugas
4
yang tidak sesuai dengan kapasitas dan kemampuan. Sedangkan menurut supervisor proporsi pekerjaan yang diberikan sudah dalam batas normal.
Ketidakseimbangan antara pencapaian target dan kemampuan operator, maka beban kerja yang diterima oleh operator akan semakin besar. Analisis beban kerja digunakan agar operator sewing memiliki beban kerja sama besar dan menghasilkan spesifikasi pekerjaan dan keterampilan yang baik . Metode yang digunakan pada analisis beban kerja adalah work sampling dan NASA-TLX.
Kombinasikan dalam kedua metode tersebut diharapkan secara bersamaan mendapatkan hasil objektif dan subjektif. Penelitian ini diharapkan menjadi solusi alternatif yang dapat digunakan dalam membantu PT LGI mengoptimalkan beban kerja operator sewing.
I.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka perumusan masalah tugas akhir ini yaitu :
1. Bagaimana tingkat beban kerja operator sewing masing-masing kategori kompleksitas menggunakan metode work sampling dan NASA-TLX?
2. Berapa rentan beban kerja optimal operator sewing masing-masing kategori kompleksitas?
3. Bagaimana usulan perbaikan untuk mengoptimalkan beban kerja operator sewing masing-masing kategori kompleksitas?
I.3 Stakeholder Dan Hirarki Sistem
Menurut Daelenbach tahun 2005 dalam menggambarkan permasalahan perlu adanya identifikasi stakeholder permasalahan dan hirarki sistem. Setiap penyelesaian masalah pada konteks sistem melibatkan Stakeholder. Berdasarkan hasil identifikasi terdapat tiga stakeholder yang terkait:
1. Problem owner, adalah pihak yang meninjau aspek-aspek dari permasalahan juga mengambil keputusan dari permasalahan tersebut.
Problem owner disini yaitu kepala bagian produksi.
2. Problem user, adalah pihak yang langsung merasakan dampak dari
keputusan yang dibuat oleh problem owner. Problem user disini yaitu
operator sewing.
5
3. Problem analys, adalah pihak yang menganalisis permasalahan yang ada di perusahaan dan memberikan solusi untuk disetujui oleh problem owner.
Problem analys disini yaitu penulis.
Gambar I.3 merupakan hirarki sistem, Mengacu pada buku Daelenbach terdapat tiga controlling system yaitu environment, wider system of interest, dan narrow system of interest. Hirarki sistem bertujuan untuk melihat sebuah sistem yang mempengaruhi aspek dalam lingkungan relevan (Daellenbach & Mcnickle).
Narrow system merupakan fokus yang diamati oleh penulis, narrow system disini
yaitu lantai produksi sewing. Wider system merupakan pihak yang mengendalikan SDM dan memberikan Input dari narrow system, wider system disini yaitu PT LGI. Environment system adalah pihak yang dibatasi.
I.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah, maka tujuan penelitian tugas akhir ini yaitu :
1. Menghitung beban kerja operator sewing masing-masing kategori kompleksitas menggunakan metode work sampling dan NASA-TLX.
2. Mengetahui rentan beban kerja optimal operator sewing masing- masing kategori kompleksitas.
Narrow system
Wider System : PT LGI
Environment System : Customer
Environment System : Consumer Irrelevant environment
Lantai Produksi Sewing