• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP REMAJA PUTRI TENTANG SEKS PRANIKAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP REMAJA PUTRI TENTANG SEKS PRANIKAH"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Vol. 1 No 05 januari 2015

1

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP REMAJA PUTRI TENTANG SEKS PRANIKAH

Martalina Limbong

Dosen Akademi Keperawatan Surya Nusantara E-mail: martalinalimbong@gmail.com

ABSTRAKSI

Masa remaja merupakan masa kritis bagi remaja. Remaja yang memasuki masa peralihan, memiliki pengetahuan yang kurang tentang hubungan seks pranikah. Sikap seks pranikah remaja dapat dipengaruhi oleh banyak hal, selain dari faktor pengetahuan juga dipengaruhi oleh faktor kebudayaan, media massa, pengalaman pribadi, lembaga pendidikan, lembaga agama dan emosi dari dalam diri individu. Seks pranikah adalah salah satu permasalahan yang terbesar dari berbagai kasus kenakalan remaja. Tujuan penelitian ini untuk mendapat hubungan pengetahuan dan sikap Remaja Putri mengenai seks pranikah. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan 70 orang sampel dengan tehnik random sample. Uji statistik yang digunakan adalah uji korelasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan tentang seks pranikah adalah baik dengan nilai rata-rata 79%. Dan tingkatan sikap positif yaitu sebanyak 40 orang (73.6%), sedangkan sebagian kecil responden dengan perilaku negatif yaitu sebanyak 30 orang (26.4%). Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat hubungan antara pengetahuan seks pranikah dan perilaku seks pra nikah pvalue = 0,184, maka korelasi kedua variable bersifat satu arah yang artinya jika pengetahuan seks pranikah bertambah meningkat, maka nilai prilaku (sikap) seks pranikah akan tinggi pula Karena korelasi antara kedua variabel tidak ada tanda (**) maka nilai signifikasinya adalah sebesar 0,05. (0,05 <

0,001). Maka dapat disimpulkan hubugan antara variabel pengetahuan seks. Saran-saran penelitian ditujukan pada Siswa supaya meningkatkan pengetahuan perihal pornografi dan tidak mengkonsumsi porno aksi, Bagi sekolah disarankan agar ikut berupaya meningkatkan pengetahuan pornografi dalam upaya memberikan pengetahuan yang benar dan bagi petugas kesehatan supaya meningkatkan penyuluhan terkait seks pra nikah.

Kata Kunci : Seks Pranikah, Pengetahuan, Sikap.

(2)

Vol. 1 No 05 januari 2015

2

Pendahuluan

Masa remaja merupakan periode perkembangan yang menjembatani antara masa kanak-kanak dan masa dewasa. Tahap ini seorang individu harus beradaptasi dan menyesuaikan prilaku kanak-kanak terhadap norma norma masyarakat yang diterima secara budaya. Selama masa remaja, anak laki laki dan anak perempuan bereksperimen dengan berbagai peran orang dewasa dan berusaha untuk mengembangkannya sensasi diri yang realistis (Reeder, 2003).

Menurut Marcia (2003) para remaja sering kali melakukan pencobaan dengan aktifitas baru, banyak dari aktivitas tersebut yang mengundang bahaya, seperti melakukan hubungan seksual pranikah. Eksperimen seksual dapat menyebabkan kehamilan yang tidak direncanakan atau terjangkit penyakit menular seksual (PMS). Menurut Howe (1986) Dalam Reeder ( 2003) Sebagian besar kehamilan remaja merupakan kejadian yang tidak diinginkan dan merupakan hasil dari kombinasi perilaku mengambil resiko, pengetahuan reproduksi yang tidak adekuat, dan keyakinan umum terhadap kekebalan.

Perubahan kognitif remaja yang meningkat sering diwujudkan dengan dengan rasa keingintahuan yang besar tentang berbagai hal dan akan mencari tahu dengan pemikirannya sendiri. Survei Yayasan Kita dan Buah Hati (2008) menunjukkan 66% anak pernah menyaksikan pornograf. Penyebab utama akses pornograf yakni 36% di rumah,

Salah satu bentuk persoalan yang dihadapi remaja adalah seks bebas. Remaja yang selalu mempunyai rasa ingin tahu yang besar, karena tidak memiliki

pengetahuan yang cukup maka mereka mencoba mencari informasi-informasi itu sendiri melalui berbagai macam media informasi, yang tentunya informasi tersebut belum tentu kebenarannya. Dengan rasa ingin tahu yang besar dan disertai pengetahuan yang

minim membuat remaja tidak bisa memilahmilih mana yang baik dan mana yang buruk. Apalagi dengan keadaan saat ini dimana setiap item informasi telah dibumbui dengan kata-kata atau dibumbui dengan pornografi.

Hawari (2010) menyatakan bahwa dari 4500 remaja yang ada di Indonesia ternyata 97 % dari remaja perna menonton pornografi dan 93,7 % pernah berciuman.

Pengonsumsian yang berlebihan dan tidak disertai dengan sikap yang bijaksana maka remaja akan terjerumus kedalam perilaku seks bebas.

Kementrian Kesehatan (Kemenkes, 2009) pernah merilis perilaku seks bebas remaja dari penelitian di empat kota (Jakarta, Medan, Bandung dan Surabaya).

Sebanyak 35,9 % remaja punya teman yang sudah pernah melakukan hubungan seksual sebelum menikah, bahkan 6,9% telah melakukan hubungan seksual dan 21,2 % remaja SMA pernah menggugurkan kandungannya. Perilaku seks bebas dapat mengakibatkan aborsi, penularan penyakit seperti HIV atau AIDS, dll.

Analisa data menggunakan uji Chi Squere untuk menguji hipotesis yaitu pengetahuan sek dan perilaku sek remaja putri. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner untuk mengukur pengetahuan dan perilaku seks remaja putri. Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

(3)

Vol. 1 No 05 januari 2015

3

memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. (Nasir, Muhith dan Ideputri, 2011: 256).

Tipe pertanyaan adalah pertanyaan tertutup atau terstruktur dimana kuesioner tersebut dibuat sedemikian rupa sehingga responden hanya tinggal memilih atau menjawab pada jawaban yang sudah ada. (Hidayat, 2007).

Untuk mengukur pengetahuan menggunakan kuesioner dengan menggunakan skala Guttman dan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang sebelumnya telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas di lokasi lain.

Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan pendekatan Cross-sectional. Populasi penelitian adalah remaja putri di SMU Swasta Advent Martoba Pematangsiantar.Teknik pengambilan sampel adalah secara acak sederhana (simple random sampling).

Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 70 orang. Analisa data menggunakan uji Chi Squere untuk menguji hipotesis yaitu pengetahuan

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

Penelitian yang dilaksanakan, pada bulan Mei 2015 ini mempunyai tujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan tentang seks pra nikah dengan perilaku seks pada remaja di SMU Swasta Advent Martoba Pematangsiantar.

Analisa data menggunakan uji Chi Squere untuk menguji hipotesis yaitu pengetahuan

Seks pra nikah dan perilaku seks.Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Tipe pertanyaan adalah pertanyaan tertutup atau terstruktur dimana kuesioner tersebut dibuat sedemikian rupa sehingga responden hanya tinggal memilih atau menjawab pada jawaban yang sudah ada. (Hidayat, 2007:86). Untuk mengukur pengetahuan seks pra nikah mengunakan kuesioner dengan menggunakan skala Guttman dan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang sebelumnya telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas di lokasi lain dengan criteria responden yang sama.

1. Analisis Univariat

Analisis Univariat dalam penelitian ini berupa informasi,usia, pengetahuan, perilaku. Berdasarkan hasil penelitian dari 70 responden didapatkan Tabel 1. distribusi frekuensi sebagai berikut.

Tabel 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

No Usia Responden Persentase

1. 15 14 20%

2. 16 34 49%

3. 17 22 20%

Dari hasil Tabel 1, maka didapati responden berusia 15 tahun yaitu sebanyak 14 responden (20%), responden yang berusia 16 tahun yaitu sebanyak 34 oresponden (49%) dan responden yang berusia 17 tahun sebanyak 22 responden

(20%).

2. Analisis Bivariat

(4)

Vol. 1 No 05 januari 2015

4

Analisis bivariat dalam penelitian ini adalah untuk mengetahuai hubungan antara pengatahuan seks pra nikah dengan perilaku

seks pra nikah pada remaja putrid.

Berdasarkan hasil peneliatian di dapatkan

hasil sebagai beriku

Tabel 2 Karakteristik Responden Berdasarkan Perilaku

No Perilaku Frekuensi Jumlah

1. Positif 40 73.6 %

2. Negatif 30 26.5 %

Total 70 100 %

Berdasarkan Tabel 2 diketahui bahwa sebagian besar responden dengan perilaku positif yaitu sebanyak 40 orang (73.6%), sedangkan sebagian kecil responden dengan perilaku negatif yaitu sebanyak 30 orang (26.4%).

(5)

Vol. 1 No 05 januari 2015

5

Tabel 3

Gambaran Hubungan Pengetahuan dengan perilaku Seks Pra Nikah Correlations

pengetahuansekspranik

ah sikapsekspranikah

Pengetahuansekspranika h

Pearson Correlation 1 ,184

Sig. (2-tailed) ,128

N 70 70

Sikapsekspranikah

Pearson Correlation ,184 1

Sig. (2-tailed) ,128

N 70 70

Tabel 4 terlihat angka koefesien korelasi person sebesar ,184. Artinya besar korelasi antara variabel pengetahuan seks pranikah dan sikap seks pranikah 0,184, maka korelasi kedua variable bersifat satu arah yang artinya jika pengetahuan seks pranikah bertambah meningkat, maka nilai prilaku (sikap) seks pranikah akan tinggi pula Karena korelasi antara kedua variabel tidak ada tanda (**) maka nilai signifikasinya adalah sebesar 0,05. (0,05 < 0,001). Maka dapat disimpulkan hubugan antara variabel pengetahuan seks pranikah dan sikap seks pranikah, signifikan dan searah.

3. PEMBAHASAN a. Perilaku

Berdasarkan hasil penelitian terhadap 70 orang remaja putri, ditemuka tingkat pengetahuan mereka baik yaitu 79 %.

Sebanyak 40 orang ( 73,6 %) memiliki perilaku positif dan 30 orang ( 26,4%) memiliki perilaku negatif. Menurut Rogers (1974, Wawan dan Dewi, 2010: 15) perilaku adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia yang baik yang dapat diamati oleh pihak luar. Sedangkan sebelum mengadopsi perilaku baru didalam diri orang tersebut terjadi proses berurutan, yakni a) Awareness (kesadaran) dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih

dahulu terhadap stimulus (objek) b) Interest (merasa tertarik) dimana individu mulai menaruh

perhatian dan tertarik pada stimulus. c) Evaluation (menimbang-nimbang) individu akan mempertimbangkan baik buruknya tindakan terhadap

stimulus tersebut bagi dirinya, hal ini berati sikap responden sudah lebih baik lagi. d) Trial, dimana individu mulai mencoba perilaku baru e) Adaption, dan sikapnya terhadap stimulus. Dari uraian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa pengadopsian perilaku yang melalui proses seperti diatas dan didasari oleh pengetahuan, kesadaran yang positif, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng namun sebaliknya jika perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran, maka perilaku tersebut bersifat sementara

atau tidak akan berlangsung lama.

Beberapa hal yang dapat menjadi faktor pendorong remaja dalam mengkonsumsi media fornografi yaitu:

1)Diri sendiri, kecanggihan teknologi terutama internet. Internet memberikan kemudahan akses melalui beberapa webiste yang di sediakan dan secara langsung menyajikan link yang bertemakan seksual.

2)Teman sebaya, data porno yang didownload juga dibuat agar dapat

(6)

Vol. 1 No 05 januari 2015

6

digunakan oleh banyak orang sesama remaja.

Jaringan ini dibuat oleh pengguna yang kebanyakan adalah remaja, sehingga yang menjadi distributor juga adalah remaja 3) Keluarga, Greenfield, 2004 dalam Nufus, 2010, menyatakan bahwa keikut sertaan orang tua berperan penting. Dalam mengontrol penggunaan internet.

b. Pengetahuan dengan perilaku

Hasil penelitian menunjukkan pValue 0. 128 artinya bahwa terdapat hubungan yang signifikan dimana hubungan korelasi kedua variable bersifat satu arah yang artinya jika pengetahuan seks pranikah meningkat, maka prilaku (sikap) seks pranikah akan lebih positif. Karena korelasi antara kedua variabel tidak ada tanda (**) maka nilai signifikasinya adalah sebesar 0,05. (0,05 <

0,001). Maka dapat disimpulkan hubugan antara variabel pengetahuan seks pranikah dan sikap seks pranikah, signifikan dan searah. Pengetahuan yang baik mengenai pornografi perlu di dapatkan karena hal itu dapat mempengaruhi perilaku mereka.

Berkaitan dengan hal ini Notoatmodjo (2003, dalam Wawan dan Dewi, 2010: 12) memaparkan pengetahuan memiliki tingkatan, di antaranya adalah memahami dan aplikasi. Memahami artinya sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dimana dapat menginterpretasikan secara benar. Sedangkan aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi ataupun kondisi riil (sebenarnya).

Dengan demikian pengetahuan yang baik dapat mencegah seseorang berperilaku seks yang negatif karena mereka tahu akan dampak buruk yang akan terjadi dengan mengakses situs porno. Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian sebelumnya yang di lakukan oleh Haryanti (2013:54) meneliti tentang “ Hubungan antara akses media

pornografi dengan dengan perilaku seks pra nikah pada remaja di SMA 1 Gemolong”.

Peneliti menggunakan metode observasional dengan pendekatan cross sectional.Alat pengambilan data menggunakan kuesioner.

Hasil penelitiannya adalah adanya hubungan akses pornografi dengan perilaku seks pra nikah.

KESIMPULAN DAN SARAN 1. Siswa

Siswa Bagi siswa disarankan untuk meningkatkan pengetahuan perihal pornografi dan tidak mengkonsumsi porno aksi karena hal ini dalam mempengaruhi perilaku seks bebas

2. Sekolah

Sekolah Bagi sekolah disarankan agar ikut berupaya meningkatkan pengetahuan pornografi dalam upaya memberikan pengetahuan yang benar.

3. Petugas kesehatan

Bagi petugas kesehatan disarankan

untuk lebih meningkatkan kegiatan dalam memberikan pengetahuan mengenai dampak pornografi dan dampak melakukan seks bebas baik melalui penyuluhan ataupun gerakan anti seks bebas terutama di sekolah- sekolah.

DAFTAR PUSTAKA

Dewi.2012.Memahami Perkembangan Fisik Remaja. Yogyakarta: Gosyen Publishing

Hidayat, A.A. 2007.

MetodePenelitianKeperawatandanTeknikAn alisis Data. Jakarta:

Salemba Medika.

http : kemenkes. Tentang seks bebas, hal:1, pada persi (pusat data dan informasi persi).co.id diterbitkan 20012

(7)

Vol. 1 No 05 januari 2015

7

Kusmiran.2011. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta: Salemba Medika

Mubarak. Wahit iqbal. 2011. Promosi kesehatan untuk kebidanan.Jakarta : salemba medika

Nasir, Muhith dan Ideputri, 2011. Dasar- dasar keperawatan jiwa pengantar dan teori.

Jakarta. Salemba medika.

Notoatmodjo.2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: RinekaCipta

Nupus, O.H. 2010. Hubungan antara tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi dengan Sikap terhadap seks pra nikah pada penghuni kos-kosan kebidanan di kentingan jebres

Surakarta.

Pratiwi. 2006.Pendidikan seks untuk remaja.

Yogyakarta : tugu publisha

Soetjiningsih. 2007. Tumbuh kembang remaja dan permasalahannya, Jakarta : sagung seto

Referensi

Dokumen terkait

Karya tulis ilmiah penatalaksanaan fisioterapi pada kondisi kontraktur otot hamstring akibat monoparase inferior sinistra e.c virus polio dimaksudkan untuk memberikan

terhadap protein ini tidak dapat diinduksi oleh vaksin virus yang

unsafe action dalam penggunaan gadget, Kebiasaan menggunakan gadget lebih dari 2 jam dalam sehari mengalami penurunan ketajaman penglihatan sebesar 63,6

Penelitian ini adalah penelitian multi tahun yang telah mencapai tahun kedua tujuan penelitian pada tahun kedua adalah : 1). Menyusun buku ajar berbasis riset tentang model

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Hipertrofi Kordis pada Monyet Ekor Panjang ( Macaca fasicularis ) Pasca Obes Induksi Diet Obesitogenik Diikuti Asupan Nikotin

Bila sayap atas dan bawah balok dilas langsung ke sayap kolom dengan las tumpul penetrasi penuh, dengan kapasitas tarik sebesar 0.9FyA, maka dapat terjadi gaya tarik pada

3.2 Mengenal teks cerita narasi sederhana kegiatan dan bermain di lingkungan dengan bantuan guru atau teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan

Definition of Missing User-defined missing values are treated as missing.