• Tidak ada hasil yang ditemukan

Nur Wakhidah Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Kata Kunci: Persepsi kepala madrasah, Kinerja, Pengawas Madrasah, Supervisi manajerial

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Nur Wakhidah Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Kata Kunci: Persepsi kepala madrasah, Kinerja, Pengawas Madrasah, Supervisi manajerial"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

9

PERSEPSI KEPALA MADRASAH TERHADAP KINERJA PENGAWAS MADRASAH DALAM MELAKUKAN SUPERVISI MANAJERIAL DI MADRASAH IBTIDAIYAH BINAAN KECAMATAN BRINGIN

KABUPATEN SEMARANG

Nur Wakhidah

Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

ABSTRAK

Salah satu tugas penting pengawas madrasah dalam penjaminan mutu pendidikan yang mempunyai tugas pokok dan fungsi dalam supervisi akademik dan manajerial sesuai dengan Peraturan Menteri Agama No 2 Tahun 2012 PMA No 2 tahun 2012 mengatur pembagian tugas, tanggung jawab, dan wewenang antara pengawas madrasah dengan pengawas pendidikan agama Islam (PAI). Tanggung jawab pengawas madrasah adalah melakukan pengawasan akademik dan manajerial kepada madrasah, sedang pengawas PAI bertanggung jawab melaksanakan pengawasan PAI di sekolah. Banyaknya tantangan yang harus dihadapi pengawas madrasah terutama wilayah dan jumlah binaan juga tantangan revolusi industri 4. 0, selain itu tantangan baru dalam menjalankan pokok dan fungsinya dalam membina kepala madrasah dan guru pada situasi pandemi Covid-19 yang mengharuskan pengawas beradaptasi dengan melakukan desain ulang merubah strategi supervisi yang tepat untuk tetap menjaga kualitas mutu pendidikan tetap terjaga dengan melakukan supervisi secara jarak jauh. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi kepala madrasah terhadap pelaksanaan supervisi manajerial pengawas madrasah yang meliputi program perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kepengawasan. Penelitian ini menggunakan metode kombinasi (MIX Method) yang sifatnya deskriptif dengan gabungan antara metode kuantitatif dengan kualitatif dengan menggunakan penelitian lapangan (Field Research) . Pengolahan data menggunakan model Concurrent Embedded kemudian data di indeks dan dikategorikan dengan menggunakan skala rating (Rating Scale). Adapun hasil dalam penelitian ini tentang persepsi kepala madrasah terhadap supervisi manajerial pengawas madrasah untuk perencanaan program manajerial pengawas dengan score nilai persepsi 77, 88% dengan kategori baik, untuk pelaksanaan program pengawas score nilai persepsi 83, 26% kategori baik, sedangkan untuk evaluasi program supervisi manajerial score nilai persepsi 82, 05 dalam kategori kategori baik.

Kata Kunci: Persepsi kepala madrasah, Kinerja, Pengawas Madrasah, Supervisi manajerial

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu usaha sadar yang dilakukan secara sistematis dalam mewujudkan suasana belajar mengajar agar peserta didik dapat mengembangkan potensi dirinya. Dengan adanya Pendidikan seseorang diharapkan memiliki kecerdasan, akhlak mulia, kepribadian, kekuatan spiritual dan keterampilan yang bermanfaat bagi diri sendiri dan bagi masyarakat (M. Prawiro, 2018). Dalam usaha meningkatkan mutu Pendidikan di sekolah/Madrasah memerlukan guru, kepala sekolah dan pengawas sekolah yang profesional yang dapat menjalankan tugas, peran dan fungsi masing-masing. Kepala sekolah memiliki peran penting dalam pengelolaan kelembagaan secara efektif dan efisien, begitu juga pengawas sekolah. Dalam konteks ini maka diperlukan supervisi.

(2)

10

Supervisi adalah usaha menstimulasi, mengkoordinasi dan membimbing secara kontinu pertumbuhan guru-guru di sekolah baik secara individual maupun secara kolektif agar lebih mengerti dan lebih efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi pengajaran (Suhertian, 2010:17). Tujuan dilaksanakan supervisi adalah mengumpulkan berbagai informasi untuk dapat diberikan bimbingan dan bantuan kepada guru atau personil sekolah agar dapat melaksanakan tugas guna tercapainya tujuan dari proses pendidikan dan manajemen di sekolah. Dapat disimpulkan secara sederhana dan pengertian tersebut bahwa selain perbaikan, fungsi utama supervisi dilaksanakan untuk mengkoordinasi, menstimulasi dan mendorong kearah pertumbuhan dan pengembangan satuan lembaga pendidikan.

Salah satu cita-cita yang dibangun pada Kementerian Agama saat ini adalah mewujudkan slogan Madrasah Hebat Bermartabat (Makmur, 2020) dan Madrasah Mandiri Berprestasi. Cita-cita tersebut dapat diwujudkan melalui keberlangsungan peningkatan mutu pembelajaran di madrasah yang dipengaruhi oleh faktor-faktor pendukung yaitu pengawas madrasah, kepala madrasah, guru dan masyarakat. Keberhasilan pendidikan baik di sekolah maupun madrasah tidak bisa terlepas dari peran penting pengawas dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai satu elemen penjaminan kualitas mutu pendidikan.

Regulasi Produk hukum berkaitan tugas pokok fungsi pengawas telah diterbitkan pemerintah yaitu (1) permendiknas No 12 tahun 2007: (2) Permen PAN RB No 21 Tahun 2010 (3) permendikbud 143 tahun 2014 (4) PMA No 2 Tahun 2012 Jo PMA 31 Tahun 2013 tentang pengawas madrasah dan pengawas PAI PMA No 2 Tahun 2012, mengatur pembagian tugas, tanggung jawab, wewenang tugas pengawas madrasah dan pengawas pendidikan agama Islam (PAI)

Dengan demikian tugas dan tanggung jawab pengawas madrasah adalah melakukan pengawasan di madarasah baik supervisi akademik kepada guru maupun manajerial kepada kepala madrasah. Kegiatan pokok pengawas adalah menyusun program kepengawasan yang memuat program akademik maupun manajerial, program pembinaan guru/kepala madrasah, program pemantauan pelaksanaan standar nasional pendidikan, program penilaian kinerja guru dan kepala madrasah, dan program pembimbingan dan pelatihan profesionalisme guru dan kepala madrasah

Selain tuntutan kompetensi dan profesionalitas pengawas diharapkan mampu membimbing membina guru dan kepala dalam supervisi manajerial menuju madrasah yang efektif dalam menjalin terbinanya administrasi madrasah. Dalam peranya sebagai evaluator pengawas harus memiliki kompetensi penilaian terhadap kinerja guru dan kepala madrasah yang menjadi binaan sekolah untuk meningkatkan kompetensi dan profesionalisme menuju tercapainya tujuan standar nasional pendidikan. Disisi lain, tuntutan pemenuhan kompetensi penelitian dan pengembangan menjadi kendala yang masih dirasakan pengawas terkait beberapa hal terutama kemampuan penelitian masih rendah, keterbatasan anggaran, tidak adanya pembinaan secara khusus tentang penelitian dan pengembangan secara merata. Hal ini yang menjadi kendala pengawas dalam memenuhi kompetensi penelitian dan pengembangan yang diatur dalam Permendiknas N0. 12 Tahun 2007.

Dari uraian diatas maka kualitas dan keberhasilan pendidikan di madrasah binaan menjadi tanggungjawab pengawas dalam muatan progam kepengawasan yang dilakukan pengawas. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang persepsi

(3)

11

Kepala Madrasah terhadap Kinerja Pengawas Dalam Melakukan Supervisi Manajerial di Madrasah Binaan Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang.

KAJIAN TEORI Supervisi Manajerial

Pengertian Supervisi Manajerial Supervisi Manajerial

Pengawasan Manajerial

Supervisi Manajerial Sudjana (2011: 133) mengemukakan bahwa supervisi manajerial atau pengawasan manajerial ialah fungsi pengawasan yg berkenaan dengan aspek pengelolaan sekolah yang terkait dengan peningkatan efisiensi serta efektivitas sekolah yang meliputi perencanaan, koordinasi, aplikasi, evaluasi, pengembangan kompetensi asal daya tenaga pendidik serta kependidikan. target pengawasan manajerial adalah membantu guru ketua sekolah dan staf sekolah lainnya dalam mengelolah administrasi pendidikan, seperti a) administrasi kurikulum; b) administrasi keuangan; c) administrasi sarana prasarana/perlengkapan; d) administrasi personal atau ketenagaan; e) administrasi kesiswaan; f) administrasi humas, ; g) administrasi budaya serta lingkungan sekolah; h) aspek administrasi lainnya dalam upaya menaikkan mutu pendidikan. Adapun kegiatan supervisi manajerial Pengawas Madrasah di masa Pandemi Covid-19 meliputi:

Perencanaan

Perencanaan yg bisa dilakukan oleh pengawas madrasah sebelum melaksanakan pengawasan manajerial di masa pandemi covid-19 di madrasah yg berada pada zona merah, orange atau kuning merupakan menjadi berikut. ∙ menyelidiki program kerja pengawas serta menyelaraskan dengan materi supervisi manajerial yang dibutuhkan madrasah. ∙ Mengidentifikasi akses internet serta fasilitas pada madrasah binaan dan mengidentifikasi taraf literasi digital kepala madrasah dan energi kependidikan jika pelaksanaan supervisi manajerial dilaksanakan secara daring. Menyusun RPPM serta instrumen pengawasan manajerial sesuai menggunakan akses dan instrumen supervisi manajerial sesua i dengan akses serta kebutuhan di madrasah serta mengirimkan instrumen pengawasan kepada kepala madrasah melalui daring atau luring. Mengatur jadwal dan melakukan komunikasi menggunakan kepala Madrasah, pengajar atau tenaga kependidikan

Pelaksanaan

Langkah-langkah pengawasan manajerial di masa pandemi covid-19 madrasah yang berada di zona merah, orange atau kuning. kepala Madrasah mengisi instrumen sebagai bahan penilaian diri. Pengawas melakukan jajak dokumen bukti kinerja (klarifikasi, pembuktian, validasi data pendukung) menggunakan metode bervariasi sesuai syarat madrasah antara lain melalui pemantauan daring dengan cara mengunggah dokumen, foto atau video sinkron buah pada instrumen atau melakukan observasi langsung menggunakan memperhatikan protokol kesehatan serta keselamatan Bila madrasah terletak di zona hijau.

memakai instrumen buat mencatat dilema atau hambatan yang dihadapi kepala madrasah, pengajar dan tenaga Kependidikan selama masa pandemi covid-19

(4)

12 Evaluasi

Langkah-langkah penilaian pelaksanaan pengawasan manajerial di madrasah binaan di dilakukan secara daring ataupun luring dengan tahapan sebagai berikut: melakukan pencatatan masalah atau hambatan pada pengelolaan madrasah. Memberikan beberapa solusi dari masalah atau hambatan yang dihadapi kepala madrasah, guru dan tenaga kependidikan. Melakukan penilaian menggunakan cara diskusi secara daring maupun luring dengan kepala madrasah untuk menemukan alternatif pemecahan masalah. Merencanakan tindak lanjut pendampingan individual juga kelompok secara daring maupun luring atau tatap muka sinkron protokol kesehatan.

Pembinaan

Pembinaan adalah aktivitas memberikan bimbingan, donasi kepada seseorang supaya yang bersangkutan memecahkan dan mengatasi duduk perkara yang dihadapinya (Sudjana, 2011: 191). Tujuan pembinaan pengawas adalah pembinaan kepada kepala madrasah yaitu peningkatan pemahaman dan pengimplenmentasian komper ensiyang di miliki oleh kepala madrasah dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari untuk mencapai standar Nasional Pendidikan (SNP). Ruang lingkup aktivitas pengawas sekolah dalam melakukan pembinaan manajerial mencakup hal-hal berikut. a) Pengelolaan sekolah; b) Membantu kepala sekolah melakukan evaluasi diri sekolah (EDS); c) mengembangkan perpustakaan dan laboratorium serta sumber belajar lainnya, ; d) kemampuan kepala sekolah dalam membimbing program bimbingan konseling di sekolah; e) melakukan pendampingan terhadap kepala sekolah dalam pengelolaan administrasi sekolah, (supervisi manajerial).

Supervisi Manajerial di masa Pandemi Covid-19 menggunakan indikator keberhasilan dalam pembinaan guru, kepala sekolah dan tenaga kependidikan adalah Meningkatnya kompetensi pengajar, kepala Madrasah atau tenaga Kependidikan dalam melaksanakan kinerjanya selama masa pandemi Covid-19 dengan langkah-langkah pembinaan sebagai berikut: (1) Menyusun materi pelatihan berdasarkan kebutuhan yang dapat digali dari informasi atau rencana tindak lanjut hasil supervisi maupun hasil pemantauan; (2) Menyusun RPA/RPM yang sesuai dengan kondisi zona madrasah, materi yang dibutuhkan, akses dan fasilitas pada madrasah maupun kemampuan literasi digital guru, ketua madrasah atau tenaga kependidikan;(3) Melakukan koordinasi dengan kepala madrasah serta memastikan jadwal, materi dan penggunaan moda yang akan dipakai untuk pembinaan;(4) Melaksanakan pembinaan kepala madrasah, guru atau tenaga kependidikan secara daring ataupun luring sesuai dengan skenario kegiatan yang sudah direncanakan dalam RPA/RPM menggunakan media yang telah disepakati;(5) Menyusun laporan pelaksanaan pelatihan guru, kepala madrasah atau tenaga kependidikan dalam bentuk matriks dan narasi yang memuat aspek, kegiatan, sasaran, target, metode, hambatan, ketercapaian, kesimpulan, dan tindak lanjut.

Pemantauan

Pemantauan adalah kegiatan mengamati mencatat, merekam fenomena yang terjadi di sekolah baik pada kontek pembelajaran di kelas , di laboratorium diluar maupun didalam konteks penyelenggaraan pendidikan (Sudjana, 2011: 17). Dalam pemantauan standar Nasional Pendidikan, Peraturan Pemerintah nomor 19 Tahun 2005 tentang standar Nasional Pendidikan mengungkapkan ketentuan umum, antara lain: a) standar kompetensi lulusan; b)

(5)

13

standar isi; c) standar proses; d) standar pendidik serta tenaga kependidikan; e) standar wahana dan prasarana; f) standar pengelolaan; g) standar pembiayaan; h) standar evaluasi pendidikan.

Pemantauan 8 standar Nasional Pendidikan di masa Pandemi Covid-19 dengan indikator keberhasilan yaitu antara data di instrumen tentang keterlaksanaan 8 SN P pada madrasah menggunakan standar yg diharapkan menggunakan prosedur pemantauan aplikasi pemantauan 8 SNP yaitu: (a) Perencanaan meliputi: (1. mengkaji program kerja supervisi serta menyelesaikan materi pemantauan setandar yang di pilih serta memanda ng situasi kedaruratan dan kebutuhan yang terdapat di madrasah 2. mengidentifikasi akses, fasilitas yang tersedia, 3. Menyusun instrumen pendukung dan mensosialisasikan dan mengirimkan pada madrasah secara daring atau luring. 4. memilih moda pemantauan daring atau luring yg sinkron menggunakan kondisi madrasah. 5. Mengatur jadwal serta melakukan komunikasi secara intensif dengan kepala madrasah, guru atau tenaga kependidikan) ; (b) pelaksanaan: (kepala Madrasah mengirimkan respon instrumen sebagai bahan penilaian diri.

2. Melakukan telaah dokumen bukti kinerja (klarifikasi, verifikasi, validasi data pendukung) menggunakan metode bervariasi sesuai kondisi diantaranya melalui pemantauan daring dengan cara mengunggah dokumen, foto atau vidio sesuai butir instrumen atau observasi langsung dengan memperhatikan protokol kesehatan serta keselamatan. 3. menggunakan instrumen untuk mencatat masalah atau hambatan yang dihadapi kepala madrasah, guru serta tenaga Kependidikan);(c) Laporan serta penilaian: (setelah melaksanakan pemantauan 8 SNP hal yg harus dilakukan oleh pengawas madrasah adalah: 1. Melakukan penilaian berasal masalah atau kendala yang dihadapi kepala madrasah, pengajar dan tenaga Kependidikan. 2. memberikan cara lain solusi dari masalah yang dihadapi kepala madrasah, guru serta energi Kependidikan. 3. Merancang tindak lanjut 4. Menyusun laporan hasil pemantauan).

Penilaian.

penilaian

penilaian artinya kegiatan pengumpulan, pengolahan, serta penyimpulan data dan informasi untuk menentukan tingkat keberhasilan tujuan (2011, 17). Senada dikemukakan sudjana (2014) bahwa pengawas madrasah pada saat melaksanakan supervisi manajerial di batasi pada empat aspek yakni (1) Pembinaan kompetensi kepala madrasah (2) peningkatan kemampuan menejerial kepala madrasah pada administrasi dan pengelolaan madrasah. (3) peningkatan kemampuan kepala sekolah dalam evaluasi diri sekolah serta (4) peningkatan kemampuan kepala sekolah dalam penilaian guru dan staf sekolah.

Evaluasi akibat pelaksanaan program supervisi di masa Pandemi Covid-19 adalah kegiatan menilai keberhasilan pelaksanaan program pengawasan yang harus dilaksanakan oleh setiap pengawas madrasah. evaluasi hasil pelaksanaan program supervisi mencakup 3 hal yaitu: 1. Melaksanakan penilaian yang akan terjadi pelaksanaan pembinaan kepala madrasah, guru atau tenaga kependidikan. 2. Melaksanakan evaluasi yang akan terjadi pelaksanaan pemantauan 8 SNP. 3. Melaksanakan evaluasi pelaksanaan evaluasi kinerja guru serta/atau kepala madrasah. sebagai pertanggungjawaban aplikasi supervisi selama masa pandemi Covid-19, Pengawas Madrasah membentuk laporan tertulis yang mencerminkan kegiatan harian akibat pelaksanaan supervisi dalam rangka memenuhi beban kerja Pengawas Madrasah, serta selanjutnya rekapitulasi laporan bulanan diketahui

(6)

14 Ruang Lingkup supervisi Manajerial

Ruang lingkup kegiatan supervisi manajerial intinya ditujukan pada pelaksanaan bidang garapan manajemen sekolah yang meliputi manajemen kurikulum dan pembelajaran;

manajemen siswa; manajemen sarana dan prasarana sekolah; manajemen kepegawaian;

manajemen keuangan; manajemen hubungan masyarakat; serta manajemen layanan khusus. salah satu penekanan penting lainnya pada pengawasan manajerial merupakan berkaitan menggunakan pengelolaan atau manajemen sekolah.

Metode Supervisi Manajerial

Sesuai dengan dirjen peningkatan mutu Pendidikan Dan Kependidikan Depdiknas (2009) bahwa supervisi manajerial dapat dilakukan dengan metode monitoring serta evaluasi FGD: Delpin dan workshop

Pengawas Madrasah

Pengertian Pengawas Madrasah dalam PMA No. 2 tahun 2021 pasal 1 diktum 3 menyatakan pengawas madrasah merupakan guru pegawai negeri sipil yang di angkat dalam jabatan fungsional pengawas satuan pendidikan dimana tugas, tanggung jawab dan mempunyai wewenangnya melakukan supervisi akademik maupunn manajerial kepada madrasah. Dalam peraturan menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi No 21 Tahun 2010 bahwa pengawas madrasah/sekolah adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang diberi tugas, tanggung jawab, dan wewenang secara penuh untuk melaksanakan pengawasan akademik dan menejerial pada satuan pendidikan.

Pengawas termasuk dalam tenaga kependidikan dan kelompok jabatan fungsional.

Jabatan fungsional pengawas madrasah memiliki tugas, pokok dan fungsi melaksanakan kegiatan pengawasan akademik kepada guru dan pengawasan manajerial kepada kepala madrasah. Madrasah yang dimaksud adalah Raudhatul Athfal (RA), Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), Madrasah Aliyah Madrasah (MA) Aliyah Kejuruan, Pendidikan Luar Biasa atau bentuk lain yang sederajat. Keberadaan pengawas madrasah dipayungi oleh sejumlah dasar hukum, yaitu Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 serta dipertegas dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 21 Tahun 2010 merupakan penetapan pengawas sebagai pejabat fungsional yang digunakan sampai saat ini.

Persepsi

Kata persepsi berasal dari bahasa Latin Perceptio atau Percipio yang berarti menyusun, mengenali, dan menafsirkan informasi sensoris guna memberikan gambaran dan pemahaman tentang keadaan (Kamus Webster, America’s Most-trusted online dictionary.

Link https:/www. merriam-webster. com). Persepsi melibatkan keseluruhan dari stasioner pada sistem saraf, yang mana bagian itu merupakan hasil stimulasi fisik atau kimia dari organ pengindraan serta penetrasi organ pengindraan.. Para ahli seperti Bimo Walgito menjelaskan bahwa persepsi adalah reaktualisasi yang diawali pada sistem penginderaan.

(Hal ini merupakan proses alamiah yang berwujud pada penerimaan stimulus oleh seseorang

(7)

15 Kinerja Pengawas

Mangkunegara (dalam Wayan. I. W, 2019) mendefinisikan kinerja sebagai hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Kinerja merupakan terjemahan Iranian kata Performance yang berarti prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja, unjuk kerja atau penampilan kerja. Dalam hal ini dihubungkan dengan Kinerja pengawas adalah unjuk kerja kemampuan pengawas dalam melaksanakan pekerjaan atau tugas yang menjadi tanggung jawabnya berdasarkan tingkat keberhasilan dalam melaksanakan tugas serta kemampuan untuk mencapai sejauh mana target keberhasilan tuj uan rule telah ditetapkan. (Mangkunegara, Anwar Prabu. 2005. Sumber Daya Manusia Perusahaan. Remaja Rosdakarya: Bandung)

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang dipakai adalah penelitian lapangan (field research) ini akan menjelaskan secara valid dan objektif mengenai persepsi kepala madrasah terhadap kine rja pengawas kec Bringin kab Semarang. Adapun metode yang digunakan adalah kombinasi atau (MIx Method) yang sifatnya deskriptif. Model ini adalah model gabungan antara model kualitatif dan model kuantitatif. Sementara model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model concurrent embedded. Model embedded adalah model penelitian dengan menggabungkan data kualitatif dan data kuantitatif secara bersama sama(simultan). Data yang dihasilkan adalah data yang bersifat deskriptif yaitu data yang berupa kata ka ta, ungkapan, pendapat dari subjek penelitian secara lisan. kemudian data di indeks dan di kategorisasikan menggunakan skala rating lajuan atau reting scala

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kegiatan profesional yang dilakukan pengawas madrasah dalam rangka membantu kepala madrasah, guru dan tenaga kependidikan dan kelembagaan dengan tujuan meningkatkan efektifitas penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran. Supervisi pengawas ditujukan dengan dua aspek yaitu supervisi akademik dan manajerial. Supervisi manajerial pengawas menitikberatkan pasa aspek pengelolaan manajerial serta administrasi madrasah yang berfungsi sebagai pendukung terlaksananya pembelajaran.

Dalam Panduan Kerja Pengawas Sekolah Pendidikan Dasar dan Menengah (Direktorat Tenaga Kependidikan, 2017:10) menyatakan bahwa Pengawasan Manajerial Pengawasan manajerial merupakan tugas pengawas sekolah y ang meliputi kegiatan pembinaan, pemantauan, penilaian, serta pembimbingan dan pelatihan profesional kepala madrasah dan tenaga kependidikan lain pada aspek pengelolaan administrasi madrasah yang terkait langsung dengan peningkatan efektifitas dan efisiensi madrasah dalam mendukung terlaksananya proses pembelajaran. Dalam melaksanakan tugas fungsi manajerial pengawas di madrasah berperan sebagai kolaborator dan negosiator dalam proses perencanaan dengan koordinasi dalam mengemban

gkan manajemen mutu madrasah juga selaku assesment dalam identifikasi potensi kelebihan dan kekurangan madrasah. Diharapkan supervisi manajerial pengawas madrasah mampu meningkatkan kualitas manajemen mutu madrasah untuk mencapai tujuan peningkatan pendidikan sesuai standar nasional pendidikan. Dengan uraian diatas maka

(8)

16

peneliti ingin mengetahui sejauh mana persepsi kinerja pengawas madrasah di binaan kecamatan bringin Kabupaten Semarang dengan hasil sebagai berikut:

Persepsi Kepala Madrasah Binaan terhadap Perencanaan Program Supe rvisi Manajerial Pengawas Madrasah Kecamatan Bringin.

Madrasah binaan pengawas madrasah kecamatan bringin berjumlah 13 madrasah Ibtidaiyah, sedang untuk RA berjumlah 16 lembaga. Sehubungan dengan penelitian ini tentang persepsi kepala Madrasah Ibtidaiyah Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang terhadap Perencanaan program supervisi Manajerial pengawas Madrasah adalah sebagai berikut:

Tabel. 1 Hasil Persentase Jawaban Kepala Madrasah Binaan Terhadap Perencanaan Supervisi Manajerial Pengawas Madrasah

Item No. Item Pernyataan 13 Madrasah Binaan

Nilai Jawaban Presentase

1 Program Tahunan 3, 08 12, 82%

2 Program Pembinaan Kepala Madrasah 3, 15 13, 14%

3 Program Pemantauan delapan SNP 3, 23 13, 46%

4 Program penilaian Kepala madrasah 3, 38 14, 10%

5 Rencana Pengawasan Bimbingan Konseling (RPBK) dan

rencana Pengawasan Manajerial (RPM) 3, 00 12, 50%

6 Memiliki program Bimbingan Kepala Madrasah di KKMI 2, 85 11, 86%

Jumlah 18, 69 77, 88%

Tabel. 2 Kategori keterangan

Sangat Baik SB 100%

Cukup Baik CB 75%

Buruk B 50%

Buruk Sekali BS 25%

Berbicara tentang hasil persepsi kepala sehubungan dengan pandangan program kepengawasan supervisi manajerial sebagai deskripsi hasil perencanaan berdasarkan hasil temuan pada tahun sebelumnya. Diman dalam tahun sebelumnya sebagai landasan pembinaan dan pembimbingan dalam skala prioritas berdasarkan laporan kepengawasan di tahun sebelumnya untuk melakukan perbaikan dengan pembinaan pembinaan kepada kepala sekolah, guru dan tenaga kependidikan. Kesinambungan program perencanaan supervisi manajerial bertujuan untuk memaksimalkan tercapainya peningkatan mutu pembelajaran dilihat dari ketercapaian peningkatan hasil prestasi akademik maupun non akademik madrasah serta ketercapaian pengelolaan madrasah dapat dilihat dari kepala madrasah membangun citra yang baik sebagai madrasah yang selalu dituju dan menjadikan kebanggan masyarakat

Persepsi Kepala Madrasah Binaan terhadap Pelaksanaan Program Supervisi Manajerial Pengawas Madrasah Kecamatan Bringin.

Berbicara tentang hasil persepsi kepala sehubungan dengan pandangan program kepengawasan supervisi manajerial sebagai deskripsi antara program yang telah direncanakan pengawas dengan realitas kenyataan dalam pelaksanaannya yang diharapkan antara program dan kenyataan secara ideal dapat terlaksana dengan baik , hal ini dikarenakan dengan berbagai hambatan tugas dilapangan terkait jumlah binaan yang terlalu

(9)

17

banyak juga letak demografi lokasi madrasah yang jauh-jauh. Hal lain dari segi kesibukan pengawas yang sering melaksanakan tugas diluar sebagai tugas pengembangan diri pengawas yang diberikan oleh Kementerian Agama baik pusat dan daerah. Sehubungan dengan hal tersebut dapat dikatakan dalam perencanaan program kepengawasan supervisi manajerial dikategorikan baik dengan nilai rata-rata persepsi dari 13 Kepala madrasah dengan hasil score nilai 77, 88 dapat dikatakan seluruh indikator perencanaan pengawas baik dimasa normal, masa pandemi Covid-19, serta New Normal terlaksana dengan baik meliputi perencanaan program tahunan, perencanaan pembinaan kepala madrasah, pemantauan 8 SNP, Penilaian Kinerja Kepala Madrasah (PKKM), RPBK7RPM. Sayangnya dalam program Bimbingan Kepala Madrasah dirasa kurang oleh kepala madrasah, hal ini menunjukkan bahwa keberadaan pengawas dalam pembinaan bimbingan kepala madrasah dalam forum KKMI perlu ditingkatkan oleh pengawas. Persoalannya sering terjadi agenda kegiatan pembinaan KKMI berbarengan dengan kegiatan pengawas, hal ini diperkuat oleh pernyataan dalam wawancara dengan kepala MI Banding sebagai berikut “ Pembinaan Pengawas dalam KKMI itu sudah rutin dan diagendakan oleh ketua KKMI setiap bulan, akan tetapi kehadiran pengawas kadang harus berbenturan dengan tugas beliau sehingga kadang kami merasa sangat perlu bimbingan secepatnya setiap kali ada regulasi terbaru, sebagai solusi biasanya beliau memberikan pelimpahan kepada ketua KKMI atau pembinaan dilaian waktu setelah melaksanakan tugas yang diberikan oleh atasannya, selain itu apabila ada hal yang sangat urgen dapat dilakukan melalui konsultasi pribadi melalui WA untuk hal-hal yang sangat penting dan mendesak”. Di lain pihak tentang Kepala MI Truko Syamrodin , S. Ag menuturkan “ kami berharap kehadiran pengawas bagi madrasah adalah sebagai problem solving bagi madrasah dalam meningkatkan mutu baik lembaga maupun kinerja guru, seringkali kami minta beliau untuk memberikan pembinaan berkaitan dengan teknis edukatif di lapangan, maupun peningkatan kemampuan IT bagi guru kami di masa pembelajaran PJJ di masa Pandemi Covid-19. Banyak hal ilmu yang kami terima tentang beberapa aplikasi terutama aplikasi e-RKAM dalam pengelolaan BOS maupun Aplikasi -aplikasi di platform G- Suite for Education”

Tabel. 3 Persepsi Kepala Madrasah Binaan Terhadap Pelaksanaan Supervisi Manajerial Pengawas Madrasah

Item No. Item Pernyataan 13 Madrasah Binaan

Nilai Jawaban Presentase 1 Pengawas melaksanakan program pembinaan kepala

madrasah 3, 15 4, 64%

2 Pengawas memiliki instrumen kepengawasan 3, 38 4, 98%

3 Pengawasmelaksanakan pemantauan pelaksanaan

delapan SNP 3, 31 4, 86%

4 Pengawas melaksanakan program penilaian kinerja kepala

madrasah 3, 46 5, 09%

5 Pengawas melaksanakan bimbingan dan pelatihan

profesional kepala madrasah di KKKS/MKKS 3, 62 5, 32%

6 Pengawas melaksanakan program kepelatihan/diklat kepala madrasah dengan tujuan pengelolaan program

madrasah yang baik. 3, 54 5, 20%

7 Pengawas memantau kurikulum madrasah disusun

berdasarkan pengembangan dari kurikulum 3, 23 4, 75%

8 Melaksanakan pemantauan UN dan US 3, 54 5, 20%

9 Pengawas memantau PSB dan ekstrakurikuler 3, 31 4, 86%

10 Pengawas menilai kinerja kepala madrasah 3, 08 4, 52%

11 Pengawas melaksanakan pembinaan madrasah dalam

persiapan akreditasi 3, 54 5, 20%

12 Pengawas menerapkan berbagai inovasi pendidikan dan 3, 46 5, 09%

(10)

18 pembelajaran

13 Pengawas melaksanakan pemantauan penyelenggaraan

administrasi madrasah 3, 38 4, 98%

14 Pemantauan, penilaian dan pembinaan guna memenuhi tuntunan permendiknas No. 19/2002 tentang standar

pengelolaan pendidikan dan tata tertib administrasi 3, 31 4, 86%

15 Memantau, membina dan menilai sesuai pemenuhan tuntutan permendiknas No. 24/2007 tentang standar

sarpras 3, 23 4, 75%

16 Pengawasmelaksanakan bimbingan dan penelitian

madrasah 3, 00 4, 41%

17 Membina kepala madrasah untuk merencanakan pengembangan madrasah diantaranya merumuskan visi

dan misi madrasah 3, 08 4, 52%

Jumlah 56, 62 83, 26%

Persepsi Kepala Madrasah Binaan terhadap Evaluasi Program Supervisi Manajerial Pengawas Madrasah Kecamatan Bringin.

Hasil persepsi kepala madrasah tentang evaluasi program supervisi pengawas madrasah telah sesuai dengan program. Evaluasi pengawas madrasah dalam meningkatkan kinerja administrasi madrasah. Sebagai dampak dari evaluasi program manajerial pengawas madrasah binaan telah mampu mengembangkan program evaluasi untuk mengukur ketercapaian kemajuan lembaganya sebagai evaluasi program efektifitas kerja kepala madrasah dalam mengelola manajemen madrasahnya. Apalagi ditunjang data hasil penilaian kepala madrasah sebagai tolak ukur kinerjanya dalam membangun kualitas mutu yang diembannya.

Evaluasi yang dilakukan pengawas dalam melakukan supervisi pemantauan SNP dilaksanakan berdasarkan skala prioritas masing-masing madrasah. Hal ini berkaitan dengan kondisi riil sumberdaya yang ada madrasah. Sebagai laporan ditekankan evaluasi merupakan hasil dari sebuah proses temuan hasil dilapangan secara sistematis terencana berkesinambungan untuk memberikan gambaran hasil dari data temuan sebagai bahan rujukan untuk ditindaklanjuti pada tataran kebijakan di Kementerian agama kabupaten Semarang. Seperti yang dijelaskan oleh kepala madrasah MI Rembes 01 Bringin M Syaiful Hadi. S. PdI mengatakan:

“ Dalam evaluasi pengawas begitu teliti dan detail dengan alasan harus ada kesinkronan bukti dilihat dari perencanaan program sesuai tidak dengan pelaksanaan, sejauh mana tingkat ketercapaian mutu perencanaan, pelaksanaan, dan hasil harus dibuktikan, baik laporan manajerial kepala madrasah, kelengkapan sarpras, pemantauan SNP , kebersihan lingkungan”

Dari persepsi evaluasi ini hampir semua kepala madrasah merasakan bahwa evaluasi yang dilakukan pengawas bukan mencari-cari kesalahan melainkan sebuah evaluasi dari kekurangan atau ketidaksesuaian untuk diperbaiki selanjutnya. Evaluasi yang dilakukan pengawas dijalankan dengan pendekatan persuasip dengan menyakinkan kepala madrasah untuk selalu melakukan perbaikan terus menerus sebagai upaya meminimalisir kesalahan dalam pengelolaan manajemen madrasah. Hal ini sering dilontarkan oleh pengawas pentingnya evaluasi program, untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan maupun untuk mencari solusi dari hambatan-hambatan yang menjadi penyebab sebuah program tidak

(11)

19 berjalan dengan baik.

Berkaitan dengan kinerja kepala madrasah pengawas sering mengingatkan tentang betapa pentingnya waktu, agar dalam mengelola madrasah dapat terlaksana secara efektif dan efisien. Manajemen waktu yang disinggung beliau tentang tata kelola waktu dengan membagi pekerjaan sesuai dengan tingkat kepentingan, penting atau tidak penting, sedangkan tingkat waktu adalah mendesak atau tidak, dengan demikian tidak akan terjadi konflik kepentingan terutama ditegaskan berkaitan juga dalam pelimpahan wewenang agar tidak terjadi permasalahan dalam pengelolaan rapat maupun pekerjaan dengan membagi tugas dengan jelas pada stafnya sesuai kemampuan masing-masing guru sebagai sumber daya manusia yang profesional. Hasil persepsi dapat digambarkan sebagai gambar dibawah ini;

Tabel. 3 Persepsi Kepala Madrasah Binaan Terhadap Evaluasi Supervisi Manajerial Pengawas Madrasah

No.

Item Item Pernyataan 13 Madrasah Binaan

Nilai Jawaban Presentase 1 Pengawas mengevaluasi hasil pelaksanaan program kepala

madrasah 3, 15 26, 28%

2 Pengawas mengevaluasi hasil pelaksanaan program

pemantauan delapan SNP 3, 38 28, 21%

3 Pengawas melakukan evaluasi hasil pelaksanaan sesesuai pemenuhan tuntutan permendiknas No. 24/2007 tentang

standar sarana dan prasarana 3, 31 27, 56%

Jumlah 9, 85 82, 05%

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Penelitian tentang persepsi kepala madrasah terhadap pelaksanaan super visi manajerial pengawas madrasah kecamatan bringin kabupaten Semarang dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Kinerja supervisi manajerial pengawas madrasah dikategorikan baik dengan skor nilai 77,88%, dibuktikan dengan bukti fisik dokumen penyusunan Program kepengawasan manajerial.

2. Kinerja Pelaksanaan supervisi manajerial pengawas madrasah dalam dikategorikan baik dengan skor nilai 83,26% dibuktikan dengan bukti fisik dokumen Pelaksanaan Program Supervisi manajerial.

3. Kinerja Evaluasi supervisi manajerial pengawas madrasah dalam pelaksanaan dikategorikan baik dengan skor nilai 82, 05% dibuktikan dengan bukti fisik dokumen Evaluasi Supervisi manajerial pengawas madrasah.

Saran

Bagi Pengawas

Pengawas diharapkan lebih mampu meningkatkan kinerjanya berkaitan denga n pembinaan dan pembimbingan kepala madrasa, guru dan tenaga kependidikan. Dengan meningkatnya kinerja pengawas dapat mendorong kinerja kepala sekolah dalam mengelola lembaga pendidikan dengan baik dalam meningkatkan kualitas mutu pendidikan.

(12)

20 Bagi Madrasah

Pengelolaan manajemen madrasah tidak bisa terlepas dari figur kepala madrasah dalam mengelola manajemen madrasahnya. Oleh karena perlu adanya sinergi antara pengawas dengan kepala madrasah, guru dan tenaga kependidikan sebagai mitra yang bertanggung jawab atas terselenggaranya pendidikan yang berkualitas..

Bagi Kementerian Agama

Pengembangan kapasitas diri seperti program workshop, diklat dan seminar diharapkan kemenag mampu memberi kesempatan secara merata kepada kepala madrasah, guru dan tenaga kependidikan dalam rangka meningkatkan kompetensi dan komitmen kerjanya

Bagi Peneliti lain

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk referensi penelitian selanjutnya dalam hasanah supervisi pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA

Falah Nanang, Landasan Manajeman pendidikan (Bandung: remaja Rousdakarya, 2014) hal 13 Al -idaroh Jurnal pendidikan islam (2020)

Harleks H (2016) Pelaksanaan Supervisi Manajerial Pengawas Sekolah di SMA Negeri 1 Campalagian Kabupaten Palowali, Diss Universitas Negri Makasar

Harleks, H. , 2016. Pelaksanaan Supervisi Manajerial Pengawas Sekolah di SMA Negeri 1 Campalagian Kabupaten Polewali Mandar (Doctoral dissertation, Universitas Negeri Makassar).

Imam Machali, Metode penelitian Kuantitatif (Yogyakarta: Prodi Manajemen Pendidikan Islam bekerjasama dengan perkumpulan program studi manajemen pendidikan islam (PPMP) 2018) Hal 49-50 Jurnal Pendidikan islam

Jini, Syarwan, A dkk, Pelaksanaan supervise manajerial pengawas Sekolah pada Sekolah Menegah Atas Swasta Di Kota Banda Aceh. Jurnal Administrasi Pendidikan: Program PascaSarjana Unsyiah

Kemendikbud 2017. Panduan kerja pengawas sekolah Pendidikan dasar dan menengah (Direktorat Tenaga Kependidikan). Jakarta

Kemendikbud (2016) Modul Diklat Calon Pengawas Manajerial Direktorat jendral guru dan tenaga kependidikan, Jakarta.

Mangkunegara, AA Anwar Prabu (2005) "Perilaku dan budaya organisasi PT Refika Bandung Mangkunegara, Anwar Prabu. (2005). Sumber Daya Manusia Perusahaan. Remaja

Rosdakarya: Bandung.

Peraturan Menteri Agama No. 2 Tahun 2012 tentang pengawas madrasah dan pengawas Pendidikan Agama Islam Pada Madrasah/sekolah

Kemendikbud, (2020) Panduan Kerja Pengawas Sekolah Di Masa Pandemi Covid 19, LPPKSPS Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Tiga skenario simulasi diterapkan dalam studi ini dengan menggunakan data SNSE DKI Jakarta Tahun 2000 untuk mengetahui skenario pembangunan air minum yang dapat mengarah

Menurut Buku Tata Cara Penyelenggaraan Umum Tempat Pengolahan Sampah (TPS) 3R Berbasis Masyarakat di Kawasan Permukiman (2012:5-6), Tempat Pengolahan Sampah (TPS)

Analisis dalam penelitian ini antara lain menganalisis pengendalian intern dalam sistem dan prosedur pengajuan klaim dan pembayaran klaim asuransi kebakaran pada

Bapak Helli Ihsan, M.Si., selaku Ketua Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia yang telah memberikan bantuan dan bimbingan selama

Pembiayaan tersebut diperoleh dari lembaga keuangan yang kegiatan usahanya memberikan jaminan, bahwa manfaat pemberian jaminan sebagai salah satu cara memperoleh pinjaman

Tanggapan responden mengenai brand image dalam hal ini atribut, manfaat, sikap, keuntungan, kekuatan, keunikan, dan keputusan pembelian rata-rata berada pada

Hal ini dibuktikan oleh berat umbi segar ha -1 yang tinggi (19,70 t ha -1 ) yaitu 16,9% lebih tinggi diberikan oleh perlakuan dosis 30 t ha -1 dibandingkan perlakuan tanpa pupuk

lembut, hina atau mulia, jauh atau dekat – seseorang melihat segala bentuk materi sebagaimana adanya dengan.. kebijaksanaan benar sebagai berikut: ‘Ini bukan milikku, ini bukan