• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengetahuan dan Sikap Pekerja dalam Penggunaan Alat Pelindung Diri pada Industri Informal Pengelasan di Desa Singajaya, Indramayu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengetahuan dan Sikap Pekerja dalam Penggunaan Alat Pelindung Diri pada Industri Informal Pengelasan di Desa Singajaya, Indramayu"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

19

Pengetahuan dan Sikap Pekerja dalam Penggunaan Alat Pelindung Diri pada

Industri Informal Pengelasan di Desa Singajaya, Indramayu

Knowledge and Attitudes Workers in the use of Personal Protective Equipment at Industrial

Welding Informal in Singajaya Village, Indramayu

Agung Budiyanto, Ismail

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Wiralodra

Abstrak

Pengelasan merupakan suatu bagian yang memiliki resiko dan bahaya yang tinggi terhadap pekerja di industri sektor informal. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap pekerja dalam penggunaan alat pelindung diri pada industri informal pengelasan di Desa Singajaya Indramayu tahun 2015. Metode penelitian ini menggunakan cross sectional study. Populasi pada penelitian ini adalah 11 industri informal pengelasan dengan pekerja sebanyak 30. Sampel terdiri atas seluruh pekerja yang ada pada 11 industri informal pengelasan di Desa Singajaya dengan jumlah sampel seluruhnya adalah 30 pekerja. Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan Chi-square didapatkan nilai P-value = 0,044, karena nilai P-value < 0,05 sehingga H0 ditolak, artinya ada hubungan antara pengetahuan dengan penggunaan APD. Sedangkan untuk variabel sikap hasil uji statistik menggunakan Chi-square di dapatkan nilai P-value 0,003 karena nilai p-value < 0,05 sehingga Ho ditolak, artinya ada hubungan antara Sikap dengan penggunaan APD. Terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan, sikap pekerja pengelasan dengan penggunaan APD pada pekerja las di Desa Singajaya Indramayu. Diusahakan menyediakan alat pelindung diri pengelasan yang lengkap bagi para pekerja pengelasan serta menggunakannya dengan benar sesuai prosuder.

Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, penggunaan Alat

Pelindung Diri (APD).

Abstract

Welding is a part that has a high risk and a danger to workers in the informal sector of the industry. The aim of this study was to determine the correlation between knowledge and attitudes of workers in the use of personal protective equipment in the welding industry informal in the village Singajaya Indramayu. This research method using a cross sectional study. The population in this study was 11 informal welding industry with 30 employees. The sample consists of all existing workers in 11 industrial welding informal village Singajaya with a total sample is 30 workers. Based on the statistical test using Chi-square value obtained P-value = 0.044, because the value of the P-value <0,05 so that ho is rejected, meaning that there is a relationship between knowledge and use of PPE. As for the attitude variable test

results statistically using Chi-Square, get the value of P-value of 0.003 as the value of the P-value < 0,05 so that Ho is rejected, meaning that there is a relationship between attitudes to the use of PPE. There is a significant relationship between knowledge, attitudes worker welding with the use of PPE in welding workers in the village of Singajaya Indramayu. In trying to provide personal protective equipment for the welding complete welding workers and use them correctly in accordance prosuder.

Keywords: Knowledge, Attitude, the use of Personal Protective Equipment (PPE).

Pendahuluan

Perkembangan industri yang pesat di Indonesia saat ini, baik di sektor formal maupun informal, akan menimbulkan lapangan kerja baru dan menyerap angkatan kerja baru. Pada tahun 2001 angkatan kerja berjumlah 101 juta orang yang sebagian besar (70-80%) berada disektor informal.1

Kondisi industri informal saat ini dalam hal keselamatan dan kesehatan kerja (K3) masih sangat kurang memadai dan juga kurang mendapat perhatian dari instansi terkait. Pekerja di industri informal kurang mendapatkan promosi dan pelayanan kesehatan yang memadai, tidak sesuai rancangan tempat kerja, kurang baiknya prosedur atau pengorganisasian kerja, dan kurangnya peralatan pelindung bagi pekerja. Usaha bidang pengelasan merupakan salah satu industri informal yang kurang memiliki fasilitas memadai terkait keselamatan kesehatan kerja. Pengelasan merupakan suatu bagian yang memiliki resiko dan bahaya yang tinggi terhadap pekerja.2

OSHA (Occupational Safety and Health Administration) telah melakukan penelitian dimana menyatakan bahwa telah terjadi 200 kasus kematian yang berhubungan dengan kegiatan pengelasan pada umumnya disebabkan karena kurangnya kehati-hatian, cara memakai alat yang

(2)

20 salah, pemakaian pelindung diri yang kurang baik, dan kesalahan-kesalahan lainya.2

Secara umum penyebab kecelakaan dikarenakan oleh faktor manusia (unsafe action) dan faktor lingkungan (unsafe condition). Berdasarkan hirarki pengendalian resiko bahaya dapat dikendalikan dengan cara eliminasi, substitusi, pengendalian teknis, pengendalian administratif dan penggunaan APD. Penggunaan APD terhadap tenaga kerja merupakan pilihan terakhir, apabila eliminasi, substitusi, pengendalian teknis dan pengendalian administratif tidak dapat dilakukakn atau dapat dilakukan namun masih terdapat potensi bahaya terhadap pekerja.3

Perilaku pemakaian APD dipengaruhi atau ditentukan oleh faktor-faktor baik dari dalam diri maupun dari luar subjek.4 Selain itu ada beberapa faktor yang memungkinkan seorang pekerja berperilaku dalam menggunakan APD pada saat melakukan pekerjaannya. Sesuai dengan teori Lawrence Green, terdapat tiga faktor yaitu faktor predisposisi, faktor enabling, faktor reinforcing. Teori ini menjelaskan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang antara lain: pengetahuan, sikap (predisposisi) kemudian dipengaruhi oleh faktor pendukung (enabling) yaitu ketersediaan atau fasilitas dan sarana prasarana kemudian diperkuat dengan adanya faktor pendorong (reinforcing) yaitu adanya pengawasan dari pihak perusahaan.

Proses pengelasan merupakan proses penyambungan dua potong logam dengan pemanasan sampai keadaan plastis atau cair, dengan atau tanpa tekanan. Selama proses itu berlangsung sering menimbulkan bahaya-bahaya misalnya terpapar sinar las, debu, asap las, dan luka bakar. Untuk menghindari hal tersebut salah satu upaya pencegahan bahaya industri pengelasan yaitu dengan menggunakan APD dikarenakan lebih efektif. Akibat yang ditimbulkan dari pekerja pengelasaan yang tidak menggunakan APD antara lain dapat menyebabkan iritasi mata, mata berair, kulit wajah terklupas, tangan terbakar, sesak nafas.5

Berdasarkan hasil survei pendahuluan pada bulan juni tahun 2015 di pengelasan sektor informal yang berada di Desa Singajaya Kecamatan Indrmayu Kabupaten Indramayu terdapat 11 industri rumahan dengan berjumlah pekerja 30 orang. Dari observasi yang dilakukan

masih banyak pekerja las yang masih kurang lengkap dalam penggunaan APD, sehingga dapat menyebabkan kecelakaan dalam bekerja seperti tertimpa benda yang berat, luka bakar pada bagian wajah, tangan dan kaki akibat percikan bunga api, penyakit mata akibat pajanan sinar UV pengelasan. Kurangnya penggunaan APD dikarenakan kurangnya pengetahuan pekerja las dalam penggunaan APD.

Masih banyak diantaranya pekerja tidak menggunakan alat pelindung diri secara lengkap pada saat melakukan pekerjaannya. Hal ini yang mendasari peneliti untuk melakukan penelitian tentang hubungan pengetahuan dan sikap pekerja dalam penggunaan APD pada industri informal pengelasan di Desa Singajaya Indramayu 2015. Metode

Desain penelitian ini adalah penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat.6

Penelitian ini akan dilakukan di Desa Singajaya Kecamatan Indramayu Kabupaten Indramayu pada bulan juni–juli tahun 2015. Populasi pada penelitian ini adalah 11 industri informal pengelasan dengan pekerja sebanyak 30, yang terdapat di Desa Singajaya Indramayu. Sampel terdiri atas seluruh pekerja yang ada pada 11 industri informal pengelasan di Desa Singajaya Kecamatan Indramayu Kabupaten Indramayu dengan jumlah sampel seluruhnya adalah 30 pekerja.

Pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh dari 2 (dua) sumber data primer yang didapat langsung dari lapangan dengan menggunakan kuesioner dan observasi terhadap responden. Data sekunder meliputi jumlah pekerja pengelasan di sektor informal yang ada di Desa Singajaya Indramayu tahun 2015.

Analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat. Menurut Notoatmodjo, menyatakan bahwa analisis bivariat adalah analisis yang digunakan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi.6 Uji statistik Chi-square dengan menggunakan Program Komputer SPSS versi 16.0, Uji statistik yang digunakan

(3)

21 adalah Chi-square (X2) dengan menggunakan α = 0,05 dan 95%.

Hasil uji statistik untuk mengetahui apakah H0ditolak atau diterima. Dengan ketentuan apabila

p-value < 0,05 maka H0 ditolak, artinya ada

hubungan, jika p > 0,05 H0 diterima, artinya tidak

ada hubungan yang bermakna antar variabel. Untuk mengetahui tingkat keeratan hubungan antar variabel bebas dan variabel terikat, maka digunakan nilai Spearman Correlation.7

Hasil

a. Analisis Univariat

Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa dari 30 pekerja yang mempunyai pengetahuan baik sebanyak 12 orang (40.0%), yang mempunyai pengetahuan cukup sebanyak 18 orang (60.0%), sebagian besar pekerja las termasuk dalam kategori pengetahuan kurang.

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Pekerja Las

No. Kategori Jumlah Persen

1 Kurang 18 60,0%

2 Baik 12 40.0%

Total 30 100 %

Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa dari 30 pekerja las yang termasuk dalam kategori sikap mendukung terdapat 14 Orang, dan 16 orang termasuk dalam kategori sikap yang tidak mendukung, sebagian besar pekerja las termasuk dalam kategori sikap yang tidak mendukung.

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sikap Pekerja Las

No. Kategori Jumlah Persen

1 Mendukung 14 46,7%

3 Tidak

mendukung 16

53.3%

Total 30 100 %

Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa dari 30 pekerja, pekerja yang menggunakan APD 11 Orang, dan 19 orang tidak menggunakan APD, sebagian pekerja las tidak menggunakan APD. Tabel 3. Distribusi Frekuensi Responden

Berdasarkan penggunaan APD pada Pekerja Las

No. Kategori Jumlah Persen

1 Menggunakan 11 36,7% 3 Tidak menggunakan 19 63,3% Total 30 100 b. Analisis Bivariat

Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa dari 18 pekerja yang mempunyai pengetahuan kurang pekerja yang menggunakan APD adalah 4 orang dan pekerja yang tidak mengguanakan APD adalah 14 orang, sedangkan dari pekerja yang mempunyai pengetahuan baik pekerja yang menggunakan APD terdapat 7 orang dan yang tidak menggunakan APD adalah 5 orang. Hasil uji statistik menggunakan Chi-square didapatkan nilai p-value 0,044, karena nilai p-value < 0,05 sehingga H0 ditolak, artinya ada hubungan antara

pengetahuan dengan penggunaan APD. Tabel 4. Hubungan Pengetahuan dengan Pengggunaan APD pada Pekerja Las

No Tingkat Pengetahuan Penggunaan APD Jumlah P- Value SC RR 95 % CI Menggunakan Tidak

Menggunakan Lower Upper

1. Kurang 4 13,3% 14 46,7% 18 60,0% 0,044 0,367 1,867 0,914 3,810 2. Baik 7 23,3% 5 16,7% 12 40,0% Jumlah 11 36,7% 19 63,3% 30 100.% Untuk mengetahui tingkat kekuatan hubungan

dapat dilihat dari nilai Spearman Correlation (SC), dari dua variabel yaitu pengetahuan dengan

penggunaan APD, berdasarkan hasil perhitungan dengan uji statistik Spearman Correlation dengan menggunakan SPSS versi 16.0 menunjukan

(4)

22 hubungan kuat antara pengetahuan pekerja las dengan penggunaan APD yaitu dengan nilai SC = 0,367 atau 36,7 % dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan sedang antara pengetahuan dengan penggunaan APD pada pekerja las di Desa Singajaya Indramayu Tahun 2015.

Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa nilai Relatif Risk (RR) 1,867dan nilai CI 95% (0,914- 3,810) sehingga RR bermakna. Ini berarti bahwa pekerja yang mempunyai pengetahuan tidak baik lebih beresiko 1,867 kali tidak menggunakan APD, dibandingkan dengan pekerja yang mempunyai pengetahuan baik.

Tabel 5. Hubungan Sikap dengan Penggunaan APD pada Pekerja Las

No. Sikap Penggunaan APD Jumlah P- Value SC RR 95 % CI Menggunakan Tidak

Menggunakan Lower Upper

1. Mendukung 30,0% 9 16,7% 5 14 46,7% 0,003 0,536 5.143 1.326 19.916 2. Tidak mendukung 2 6,7 % 14 46,7% 16 53,3% Jumlah 11 36,7% 19 63,3% 30 100.% Berdasarkan tabel 5 diatas diketahui bahwa dari

14 pekerja yang mempunyai mendukung pekerja yang menggunakan APD adalah 9 orang dan pekerja yang tidak menggunakan APD adalah 5 Orang, Sedangakan dari pekerja yang mempunyai sikap yang tidak mendukung pekerja yang menggunakan APD terdapat 2 orang dan yang tidak menggunakan APD adalah 14 orang.

Hasil uji statistik menggunakan Chi-square di dapatkan nilai P-value 0,003 karena nilai P-value < 0,05 sehingga Ho ditolak, artinya ada hubungan antara Sikap dengan penggunaan APD.

Untuk mengetahui tingkat kekuatan hubungan dapat dilihat dari nilai Spearman Correlation (SC), dari dua variabel yaitu pengetahuan dengan penggunaan APD, berdasarkan hasil perhitungan dengan uji statistik Spearman Correlation dengan menggunakan SPSS versi 16.0 menunjukan hubungan kuat antara sikap pekerja las dengan penggunaan APD yaitu dengan nilai SC = 0,536 atau 53,6 % dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan kuat antara Sikap dengan penggunaan APD pada pekerja las di Desa Singajaya Kecamatan Indramayu Kabupaten Indramayu tahun 2015.

Berdasarkan tabel 5 diketahui bahwa nilai Relatif Risk (RR) 5.143 dan nilai CI 95% (1.326-19.916 ) sehingga RR bermakna. Ini berarti bahwa pekerja yang mempunyai sikap tidak baik/ tidak mendukung lebih beresiko 5.143 kali tidak menggunkan APD, dibandingkan dengan pekerja yang mempunyai sikap mendukung/ baik.

Pembahasan

1. Hubungan Pengetahuan dengan

Pengggunaan APD pada Pekerja Las di Desa Singajaya Indramayu.

Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa hasil uji statistik menggunakan Chi-square di dapatkan nilai p-value 0,044, karena nilai p-value < 0,05 sehingga H0 ditolak, artinya ada hubungan antara

pengetahuan dengan penggunaan APD.

Pengetahuan adalah sebagai ingatan atas bahan-bahan yang telah dipelajari dan mungkin ini menyangkut tentang mengikat kembali sekumpulan bahan yang luas dari hal-hal yang terperinci oleh teori, tetapi apa yang diberikan menggunakan ingatan akan keterangan yang sesuai.8 Pengetahuan adalah reaksi dari manusia atas rangsangannya oleh alam sekitar melalui persentuhan melalui objek dengan indera dan pengetahuan merupakan hasil yang terjadi setelah orang melakukan penginderaan sebuah objek tertentu.8

Pengetahuan ialah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yaitu : indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.9

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Rorimpandey “Hubungan Antara Pengetahuan Dan

(5)

23 Sikap Dengan Tindakan Penggunaan Alat Pelindung Diri Pada Pekerja Pengelasan Di Bengkel Las Kota Manado “ terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan tindakan penggunaan APD pada pekerja pengelasan di bengkel las di Bogor.10

2. Hubungan Sikap dengan Penggunaan APD pada Pekerja Las di Desa Singajaya Indramayu

Berdasarkan tabel 5 diketahui bahwa hasil uji statistik menggunakan Chi-square di dapatkan nilai p-value 0,003 karena nilai p-value < 0,05 sehingga Ho ditolak, artinya ada hubungan antara Sikap dengan penggunaan APD.

Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau obyek. Manifestasi sikap itu tidak dapat langsung dilihat tetapi hanya dapat menafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup, sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial.4

Sikap merupakan evaluasi umum yang dibuat manusia terhadap dirinya sendiri, orang lain, obyek atau isu. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Meilany Rorimpandey “Hubungan antara Pengetahuan dan Sikap dengan Tindakan Penggunaan Alat Pelindung Diri pada Pekerja Pengelasan di Bengkel Las Kota Manado “ terdapat hubungan yang bermakna antara sikap dengan tindakan penggunaan APD pada pekerja pengelasan di bengkel las di Bogor.10

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pengetahuan pekerja las di Desa Singajaya Indramayu sebagian besar pekerja las termasuk dalam kategori pengetahuan kurang dengan persentase 60,0%.

2. Distribusi frekuensi responden berdasarkan sikap pekerja las di Desa Singajaya Indramayu sebagian besar pekerja las termasuk dalam

kategori sikap yang tidak mendukung dengan persentase 53,3 %.

3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan penggunaan APD pada pekerja las di Desa Singajaya Indramayu sebagian pekerja las tidak menggunakan APD, dengan persentase 63,3 %.

4. Terdapat hubungan sedang antara pengetahuan dengan penggunaan APD pada pekerja las di Desa Singajaya Indramayu dengan nilai Spearman Correlation (SC) = 0,367 atau 36,7 %

5. Terdapat hubungan kuat antara sikap dengan penggunaan APD pada pekerja las di Desa Singajaya Indramayu dengan nilai Spearman Correlation (SC) = 0,536 atau 53,6 %.

Saran

1. Saran bagi pemilik bengkel las.

a. Di usahakan menyediakan APD pengelasan yang lengkap bagi para pekerja pengelasan.

b. Memberikan teguran dan peringatan bagi pekerja pengelasan yang tidak memakai APD pengelasan yang lengkap.

c. Memberikan penjelasan kepada pekerja tentang pentingnya menggunakan APD pengelasan yang lengkap dan benar. d. Memberikan penjelasan kepada pekerja

tentang bahaya bila tidak menggunakan APD pengelasan.

2. Bagi pekerja pengelasan.

a. Diusahakan memakai APD pengelasan yang lengkap untuk mengurangi dampak buruk bila terjadi kecelakaan pada saat proses pengelasan.

b. Dibiasakan memakai APD pengelasan pada saat melakukan pekerjaan mengelas. c. Memakai APD pengelasan dengan benar.

Daftar Pustaka

1. Sugiharto. 1994. Upaya Kesehatan Kerja Sektor Informal di Indonesia. Departemen Kesehatan RI: Jakarta.

2. Vitriyansyah P., Benny. 2012. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pekerja Pengelasan Industri Informal Dalam Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) di Jalan Raya Bogor-Dermaga, Kota Bogor tahun 2011. Depok Skripsi

(6)

24 Program Sarjana Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.

3. Arikunto, Arikunto. 2005. Manajemen Penelitian. Rineka Cipta: Jakarta.

4. Purwanto. 1998. Sikap Manusia. Yogyakarta: Pustaka pelajar.

5. Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta: Jakarta 6. Sutanto Priyo Hastono, dkk. 2010. Statistik

Kesehatan. Rajawali Pers: Jakarta.

7. Supri Erniatin. 2014. Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Kesehatan Kerja Dengan Kejadian Penyakit Akibat Kerja Pada Perajin Batu Bata Di Desa Plosokerep Kecamatan Trisi Kabupaten Indramayu Tahun 2014

8. Tarwaka. 2008. Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Manajemen dan Implementasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Tempat Kerja. Harapan Press: Surakarta.

9. Suizer, A.B. 1999. Safer Behavior; Fewer Injuries. www.behavior.org

10. Benny Vitriansyah Purta. 2011. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Pekerja Pengelasan Industri Informal Dalampenggunaan Alat Pelindung Diri (ADP) Dijln Raya Bogor-Dermaga, Kota Bogor 2011.

Referensi

Dokumen terkait

Litoral merupakan bagian dari zona benthal yang masih dapat ditembus oleh cahaya matahari, sedangkan zona profundal merupakan bagian dari zona benthal di bagian perairan yang

Tujuan penelitian ini yakni untuk mengetahui apakah ada hubungan antara persepsi terhadap lingkungan psikososial kerja dengan komitmen organisasi, sehingga penulis

So, kalo ada orang bisa jatuh cinta pada saat ketemuan pertama kali, sebenarnya bukan sedang jatuh cinta tuh, tapi sedang tertarik satu sama lain dengan ketertarikan yang amat

Seluruh pihak independen anggota komite pemantau risiko tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham, dan atau hubungan keluarga dengan dewan

Pensamos que la obra de Murakami Haruki no apunta a un lenguaje íntimo como podemos ver en la literatura latinoamericana sino a una esencialidad reflexionada, casi filosófica,

Berbagai contoh perilaku (tindakan) tidak aman yang sering ditemukan di tempat kerja pada dasarnya adalah perilaku tidak patuh terhadap prosedur kerja/operasi,

on how writing skills knowledge support students in answering reading texts test:.. First, Paragraph Texts (Narrative, Expository,

Dalam penulisan ilmiah ini dibahas bagaimana cara membuat suatu objek menggunakan bahasa pemrograman VRML97, mulai dari pembuatan ukuran objek hingga penulisan coding