• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI. Tabel 1. Penelitian Terdahulu. No Nama Judul Hasil Penelitian Perbedaan Penelitian. dilakukan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II KAJIAN TEORI. Tabel 1. Penelitian Terdahulu. No Nama Judul Hasil Penelitian Perbedaan Penelitian. dilakukan"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

10

Andaris Bayu Dewanto,2020

REPRESENTASI MAKNA BELA NEGARA DALAM FOTO KEGIATAN “FISIP CARE 2019” PADA INSTAGRAM BEM FISIP UPNVJ (Studi Analisis Semiotika Roland Barthes)

UPN Veteran Jakarta, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Ilmu Komunikasi www.upnvj.ac.id – www.library.upnvj.ac.id – www.repository.upnvj.ac.id

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Penelitian Terdahulu

Berdasarkan penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian dan pengembangan ilmu komunikasi khususnya tentang Semiotika Visual maka dapat disajikan beberapa penelitian terdahulu sebagai berikut:

Tabel 1. Penelitian Terdahulu

No Nama Judul Hasil Penelitian Perbedaan

Penelitian 1 Arifin

(2016).

Representasi Jihad Bela Negara Dalam Film Jenderal Soedirman (Studi Analisis Semiotika Roland Barthes)

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan saudara Rico Arifin, dengan

menggunakan teori analisis semiotika dari Roland Barthes, diambil kesimpulan bahwa hasil analisis film yang telah dilakukan

menunjukan bahwa makna bela negara melalui sebuah film yang bertemakan perjuangan seorang pahlawan yaitu Jenderal Soedirman untuk berjuang demi ngara melalu sebuah peperangan yang sengit terhadap penjajahan kolonial pada zaman itu.

Selain itu dengan mempertimbangkan pesan yang ada di

Perbedaan

penelitian ini dengan penelitian penulis yaitu, penelitian ini fokus terhadap sebuah film yang memiliki unsur bela negara

yang di

implementasikan dengan cara berperang. Peneliti fokus terhadap setiap scene dan dan analisis dialog yang ada di dalam film tersebut untuk mencari konotasi, denotasi dan mitos dalam sebuah film tersebut. Sedangkan jika dibandingkan dengan penulis yang melakukan

penelitian

berdasarkan foto dalam dokumentasi sebuah kegiatan

(2)

11

Andaris Bayu Dewanto,2020

REPRESENTASI MAKNA BELA NEGARA DALAM FOTO KEGIATAN “FISIP CARE 2019” PADA INSTAGRAM BEM FISIP UPNVJ (Studi Analisis Semiotika Roland Barthes)

UPN Veteran Jakarta, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Ilmu Komunikasi www.upnvj.ac.id – www.library.upnvj.ac.id – www.repository.upnvj.ac.id

dalam resensei film tersebut , penelitian ini meneliti lebih lanjut mengenai perjuangan Jenderal Soderiman dibalik segala keterbatasan yang dimilikinya

misalnya ;

kecerdasan seorang Jenderal Soedirman untuk mengelabui musuh dalam bergerilya, dan teknik perang lainya dalam film tersebut di jelaskan bahwa bela negara bisa dilakukan oleh berbagai hal salah satunya dengan berperang melawan penjajahan, akan tetapi makna bela negara yang sesungguhnya bukan hanya bisa dilakukan dengan peperangan saja, dengan hal-hal lain selain berperang seperti, belajar yang baik, membantu sesama warga negara, dll. Dalam penelitian ini di jelaskan film ini memiliki relevansi dengan semua hal yang berhubungan dengan bela Negara

untuk mecari makna berdasarkan analisis semiotika Roland Barthes.

2 Maulidi (2018).

Representasi Nilai-Nilai Bela Negara Dalam

Berdasarkan

analisis, penelitian ini berfokus

Perbedaan penelitan

yang ada

denganpenelitian

(3)

12

Andaris Bayu Dewanto,2020

REPRESENTASI MAKNA BELA NEGARA DALAM FOTO KEGIATAN “FISIP CARE 2019” PADA INSTAGRAM BEM FISIP UPNVJ (Studi Analisis Semiotika Roland Barthes)

UPN Veteran Jakarta, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Ilmu Komunikasi www.upnvj.ac.id – www.library.upnvj.ac.id – www.repository.upnvj.ac.id

Iklan

Sidomuncul Versi History of Tolak Angin di Youtube

(Analisis Semiotika Charles Sanders Pierce)

terhadap iklan yang di tayangkan oleh perusahaan

Sidomucul dengan produknya yaitu Tolak Angin, peneliti berusaha menganalisis iklan ini dengan analisis semiotika dari Charles Sanders Pierce. Dengan pendekatan

kualitatif dengan mewawancarai pembuat iklan yang bersangkutan untuk memperkuat makna dari simbol yang berada dalam iklan tersebut. Iklan Sido Muncul dianalisa dengan keterangan para informan yang dikombinasikan dengan kesimpulan dari objek yang ingin diteliti. Iklan tersebut di hubngkan dengan bela negara dikarenakan produk dari perusahaan Sido Muncul merupakan karya anak bangsa yang mendunia, dengan produk yang mendunia mampu mengenalkan

Indonesia kepada masyarakat

mancanegara bahwa Indoneisa memiliki suatu produk yang

penulis adalah objek yang akan diteliti berbeda, jika Ahmad Farhan Maulidi meneliti berdasarkan iklan suatu produk yang mencerminkan identitas bangsa sebagai makna bela negara, berbeda dengan penulis yang berusaha meneliti sebuah foto yang dimana di dalam foto kegiatan tersebut ada sebuah makna sosial bela negara yang mendalam.

Kemudian analisis semiotika yang digunakan berbeda, dikarenakan penulis menggunakan analisis semiotika menurut Rolan Barthes, sedangkan Ahmad Farham Maulidi selaku peneliti dari karya tersebut

menggunakan analisis semiotika menurut Charles Sanders Pierce.

(4)

13

Andaris Bayu Dewanto,2020

REPRESENTASI MAKNA BELA NEGARA DALAM FOTO KEGIATAN “FISIP CARE 2019” PADA INSTAGRAM BEM FISIP UPNVJ (Studi Analisis Semiotika Roland Barthes)

UPN Veteran Jakarta, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Ilmu Komunikasi www.upnvj.ac.id – www.library.upnvj.ac.id – www.repository.upnvj.ac.id

bermanfaat bagi masyarakat dunia.

Hal ini tentu menjadi salah satu implementasi bela negara melalui sebuah usaha pembuatan produk yang mencerminkan identitas bangsa negara Indonesia.

3 Fatima (2019).

Representasi Nilai

Kebangsaan Dalam Film Soekarno (Analisis

Semiotika John Fiske)

Penelitian ini berfokus terhadap suatu film yang berjudul Soekarno, Perwujudan sebuah nilai kenegaraan dapat dilakukan melalu berbagai macam cara atau sarana, bisa sebuah kegiatan

pembelajaran dalam bidang-bidang tertentu, maupun dituangkan ke dalam sebuah karya tulis, hingga dipertontonkan melalui sebuah film.

Dalam penelitian ini peneliti

menceritakan

sebuah film yang menceritakan

perjalanan seorang presiden pertama Republik Indonesia yaitu Soekarno yang dimana

memperlihatkan sosok seorang pemimpin yang selalu menunjukan

Penelitian Amelia Azka Fatima ini berfokus terhadap film sebuah tokoh negara Indonesia yang memiliki semangat bela negara, sehingga bisa memerdekakan negaranya.

Perbedaan yang ada dengan penelitian saya yaitu, Amelia Azka Fatima menganalisis film menggunakan analisis semiotika versi John Fiske untuk mencari nilai nilai bela negara yang terkandung

dalam film

Soekarno. Penulis lebih menganalisis sebuah foto dokumentasi

kegiatan untuk mencari makna bela negara melalui analisis semiotika Roland Barthes untuk mengetahui konotasi, denotasi

(5)

14

Andaris Bayu Dewanto,2020

REPRESENTASI MAKNA BELA NEGARA DALAM FOTO KEGIATAN “FISIP CARE 2019” PADA INSTAGRAM BEM FISIP UPNVJ (Studi Analisis Semiotika Roland Barthes)

UPN Veteran Jakarta, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Ilmu Komunikasi www.upnvj.ac.id – www.library.upnvj.ac.id – www.repository.upnvj.ac.id

kehidupan penuh dengan ideologi bela negara dalam penelitian ini Amelia Azka Fatima selaku peneliti melakukan berbagai cara untuk menentukan metode penelitian untuk dapat mengungkap nilai-nilai bela negara dalam film Soekarno. Hasil dari penelitian ini yang menggunakan analisis semiotika

John Fiske

menunjukan secara garis besar

dan mitos yang berada dalam foto kegiatan tersebut.

4 Fardana (2014).

Representasi Nasionalisme dalam Video Klip Jadilah Legenda Group Band Superman Is Dead

Penelitian berfokus terhadap makna nasionalisme yang berarti bela negara dalam video klip bang Superman Is Dead, band yang berasal dari bali ini memiliki sebuah lagu yang berjudul

“Jadilah legenda”, lagu ini sendiri sendiri

menceritakan

bagaimana kita sebagai warga negara yang cinta akan tanah air, harus mengabdi kepada nusa dan bangsa dan meraih kesempatan sebagai negara yang melegenda di dunia.

Penelitian ini memiliki perbedaan dengan penelitian yang

penulislakukan, yaitu dalam penelitian saya teliti tentang

merepresentasikan makna bela negara terhadap

fotokegiatan “Fisip Care2019” BEM Fisip UPNVJ.

Sedangkan Reza Ariyan Fradana meneliti sebuah video klip dari band Superman Is Dead untuk mencari makna

Nasionalisme atau bisa disebut bela

(6)

15

Andaris Bayu Dewanto,2020

REPRESENTASI MAKNA BELA NEGARA DALAM FOTO KEGIATAN “FISIP CARE 2019” PADA INSTAGRAM BEM FISIP UPNVJ (Studi Analisis Semiotika Roland Barthes)

UPN Veteran Jakarta, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Ilmu Komunikasi www.upnvj.ac.id – www.library.upnvj.ac.id – www.repository.upnvj.ac.id

Dalam penelitian ini Reza Ariyan Fradana meneliti

video klip

berdasarkan scene dan dikaitkan dengan isu sosial yang berlaku di masyarkat sseperti, toleransi, konflik kedaerahan, dan diskriminasi

terhadap kaum minoritas, yang nantinya di sambungkan kepada inti dari lagu yang mengandung makna bela negara yaitu nasionalisme.

Kerangka analisis dari fiske yang digunakan sebagai dasar acuan teoriuntuk meneliti realitas, representasi dan level ideologi yang berada dalam video klip. Dari level realitas yang ada dianalis, bagaimana perilaku, ucapan, ekspresi, dan temuan yang dianalisis peneliti menunjukan bahwa video klip tersebut mempresentasikan nasionalisme di Indonesia.

negara yang terkandung dalam video klip “Jadilah Legenda”

5 Sari (2013).

Representasi Nasionalisme Dan Patriotisme Dalam Film “

Peneliti

menyimpulkan

bahwa film

merupakan media

Penelitian ini memiliki perbedaan dengan penelitian yang penulis

(7)

16

Andaris Bayu Dewanto,2020

REPRESENTASI MAKNA BELA NEGARA DALAM FOTO KEGIATAN “FISIP CARE 2019” PADA INSTAGRAM BEM FISIP UPNVJ (Studi Analisis Semiotika Roland Barthes)

UPN Veteran Jakarta, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Ilmu Komunikasi www.upnvj.ac.id – www.library.upnvj.ac.id – www.repository.upnvj.ac.id

Tanah Surga..

Katanya”

massa yang bisa mempresentasikan nilai-nilai

kehidupan dari kehidupan nyata yang berada di dunia. Di dalam film sendiri terdapat banyak tanda-tanda yang bisa dilihat maupun tidak yang mampu

melambankang suatu makna dan kemudian dapat di analisis dan di presentasikan.

Dalam penelitian ini Rina Fakum Indira Sari Menggunakan analisis semiotika Roland Barthes.

Peneliti mengatkan dengan analisis ini peneliti dapat menjabarkan

makna-makna yang berada di dalam film. Dalam film didapat kesimpulan oleh peneliti yaitu jiwa nasionalisme dan patriotisme yang ada di dalam masyarakat di perbatasan

Kalimantan Barat semakin menurun dikarenakan

kurangnya jaminan terhadap kehidupan mereka, dalam hal ini mereka lebih memilih untuk beralih pergi ke

lakukan, yaitu dalam penelitian saya teliti tentang representasi suatu fotod

dokumentasikegiata n yang memiliki makna bela negara, sedangkan Rina Fakum Indira Sari meneliti sebuah film untuk mencari makna nasionalisme dan patriotisme yang berada dalam simbol-simbol dalam film “Tanah Surga..Katanya”

dengan menggunakan analisis yang sama dengan penulis yaitu analisis semiotika Roland Barthes, walau menggunakan analisis yang sama akan tetapi hal yang diteliti jelas berbeda dari hal yang diteliti oleh Rina Fakum indira Sari dengan hal yang di teliti oleh penulis.

(8)

17

Andaris Bayu Dewanto,2020

REPRESENTASI MAKNA BELA NEGARA DALAM FOTO KEGIATAN “FISIP CARE 2019” PADA INSTAGRAM BEM FISIP UPNVJ (Studi Analisis Semiotika Roland Barthes)

UPN Veteran Jakarta, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Ilmu Komunikasi www.upnvj.ac.id – www.library.upnvj.ac.id – www.repository.upnvj.ac.id

Malaysia yang dimana

kesejahteraan kehidupan mereka lebih di perhatikan disana sehingga meninggalkan Indonesia yang kurang

mensejahterakan kehidupan merkea di negara ini, tetapi dalam film “Tanah Surga..Katanya” ini juga menyajikan bahwa masih adanya jiwa-jiwa nasionalisme dan patriotisme yang dimiliki oleh masyarkat

Kalimantan Barat ini, meskipun ada di dalam simbol dan tindakan yang terlihat kecil yang ditunjukan terhadap negara Indonesia.

Telah dijelaskan penelitian terdahulu di atas sebagai referensi, bahan dasar, dan acuan penulis untuk melaksanakan penelitian. Berharap penulis mampu memperkaya teori dan metode yang dipergunakan dalam mengkaji penelitian yang dilaksanakan. Penulis menemukan lima jurnal penelitian terdahulu yang memiliki kesamaan terhadap penelitian yang akan peneliti tulis, yaitu berfokus pada representasi bela negara dari berbagai topik masalah yang diangkat dan dari media yang di gunakan.

Terdapat beberapa perbedaan analisis yang dipakai, ada yang sama menggunakan analisis semiotika Roland Barthes dan ada yang menggunakan

(9)

18

Andaris Bayu Dewanto,2020

REPRESENTASI MAKNA BELA NEGARA DALAM FOTO KEGIATAN “FISIP CARE 2019” PADA INSTAGRAM BEM FISIP UPNVJ (Studi Analisis Semiotika Roland Barthes)

UPN Veteran Jakarta, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Ilmu Komunikasi www.upnvj.ac.id – www.library.upnvj.ac.id – www.repository.upnvj.ac.id

analisis semiotika lainya. Selain itu, terdapat perbedaan konsep penelitian yang digunakan, kemudian media yang diteliti dan makna bela negara yang berbeda.

2.2 Konsep-Konsep Penelitian 2.2.1 Representasi

Dalam sebuah fotografi biasanya semua memiliki sebuah pesan atau makna yang dapat disampaikan oleh sebuah foto. Pesan dalam fotografi bisa disampaikan melalui tanda-tanda yang bermunculan dari sebuah visual fotografi. Semua tergantung pada jenis media apa yang akan digunakan dalam penyebaran atau penyampaian foto tersebut. Agar dapat mengenali atau mengerti apa yang disampaikan dalam foto, khayalak harus memahami isi dari foto tersebut.

Pemahaman terhadap fotografi yang ada untuk mengerti isi pesan yang akan di sampaikan dalam foto biasanyaa di sebut representasi.

Representasi berasal dari bahasa inggris yaitu, representation yang berarti perwakilan atau penggambaran seseorang terhadap suatu objek, kemudian menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki arti, apa yang mewakili, atau perbuatan yang mewakili. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), representasi adalah proses dimana seseorang menangkap sebuah objek oleh indera seseorang, lalu di proses oleh akal manusia yang hasilnya adalah pemaknaan terhadap sesuatu objek yang dilihat atau diterima melalui pemahaman seseorang individu berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya.

Menurut Danesi (2010), di dalam bukunya Pengantar Memahami Semiotika Media, dikatakan bahwa makna representasi adalah sebagai alat penggunaan dari sebuah tanda-tanda (gambar, simbol, bunyi dan lain-lainnya) sebagai penghubung, penggambaran, memotret, atau alat untuk mereproduksi dari satu hal yang dapat dilihat, diinderakan, dibayangkan, atau dirasakan secara fisik atau realistis. Konsep representasi digunakan untuk menggambarkan ekspresi hubungan antara teks (media) dengan realitas. Representasi merupakan proses di mana para anggota sebuah budaya menggunakan bahasa untuk memproduksi sebuahpemaknaan baru.

(10)

19

Andaris Bayu Dewanto,2020

REPRESENTASI MAKNA BELA NEGARA DALAM FOTO KEGIATAN “FISIP CARE 2019” PADA INSTAGRAM BEM FISIP UPNVJ (Studi Analisis Semiotika Roland Barthes)

UPN Veteran Jakarta, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Ilmu Komunikasi www.upnvj.ac.id – www.library.upnvj.ac.id – www.repository.upnvj.ac.id

Bahasa dalam hal ini didefinisikan secara lebih luas lagi, dan di dalamnya sebagai sistem apapun yang menggunakan tanda-tanda. Tanda-tanda di sini dapat berupa vrbal maupun non verbal.

Menurut Hall, dkk. (2017) dalam buku Representation: Cultural Represetation and Signifying Practices Second Edition dijelaskan bahwa representasi sendiri biasanya salah satu praktek penting yang bisa dilakukan oleh setiap individu dalam mengelola informasi atau objek yang di dapat. Hal ini memberikan penjelasan bahwa suatu objek merupakan konsep yang perlu dipahami lebih lanjut terutama hal ini berkaitan dengan idelogi manusia.

Selain itu menurut Sabirin(2014) representasi merupakan bentuk dari interpretasi sebuah pemikiran seorang siswa terhadap suatu bentuk masalah, digunakan sebagai pembantu untuk mencari solusi dari sebuah masalah yang ingin dicari. Bentuk interpretasi berupa kata-kata verbal maupun non-verbal, gambar, tabel maupun tulisan..

Representasi Menurut Hall dan Gay (1997), identitas selalu saja berkaitan dengan pertanyaan-pertanyaan yang bisa digunakan untuk sumber sejarah, bahasa verbal maupun non-verbal, hingga budaya di dalam proses becoming menjadi being.Menjadi singkatnya identitas adalah sebuah proses yang bisa menjadi beragam. Siapa diri seseorang sekarang adalah hasil dari sebuah ”persetujuan”

antara bagaimana kita bisa melihat diri kita sendiri dan bagaimana seseorang dilihat oleh orang lain.

Melalui proses representasi seharusnya kita mampu memproduksi sebuah makna melalui tanda atau simbol. Pemberian makna tidak hanya dilakukan pada sebuah objek yang berasal dari benda mati saja, namun mencoba memproduksi makna dapat dilakukan kepada manusia untuk manusia lainnya, dan ketika seseorang manusia memberikan sebuah makna kepada manusia lain bisa disimpulkan bahwa mereka saling mengakui keberadaan atau eksistensi orang lain tersebut.

(11)

20

Andaris Bayu Dewanto,2020

REPRESENTASI MAKNA BELA NEGARA DALAM FOTO KEGIATAN “FISIP CARE 2019” PADA INSTAGRAM BEM FISIP UPNVJ (Studi Analisis Semiotika Roland Barthes)

UPN Veteran Jakarta, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Ilmu Komunikasi www.upnvj.ac.id – www.library.upnvj.ac.id – www.repository.upnvj.ac.id

Konsep representasi menurut Hall dan Gay(1997) melalui gambaran circuit of culture yang di rumuskan oleh Paul du Gay, sebagai berikut :

Gambar 1.Circuit of Culture (Sumber: Medium.com, 2018)

Selain hal diatas Hall (1997) menjelaskan bahwa relasi antara budaya dan makna yaitu “We interpret the world in roughly similar ways and are able to create a shared culture of meanings and thereby construcet a social wold which we inhabit together. This is why culture is sometimes defined in terms of “ shared meanings of shared conceptual maps”.

Konsep representasi di atas hampir semuanya sejalan. Representasi berfokus kepada konstuksi dari segala bentuk media yang ada (terutama pada media massa) terhadap aspek-aspek kenyataan, contohnya seperti objek, peristiwa, hingga indetitas. Representasi dapat berbentuk kata, tulisan, hingga gambar atau foto, dan

(12)

21

Andaris Bayu Dewanto,2020

REPRESENTASI MAKNA BELA NEGARA DALAM FOTO KEGIATAN “FISIP CARE 2019” PADA INSTAGRAM BEM FISIP UPNVJ (Studi Analisis Semiotika Roland Barthes)

UPN Veteran Jakarta, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Ilmu Komunikasi www.upnvj.ac.id – www.library.upnvj.ac.id – www.repository.upnvj.ac.id

itu semua menghasilkan makna. Tetapi, bahasa yang berada disini bukanlah dalam artian sempit, tetapi sebagai segala sesuatu bentuk yang berupa tanda, simbol, kode yang semuanya saling berhubungan satu sama lain.

2.2.2 Bela Negara

Pengertian bela negara adalah suatu konsep yang sudah disusun oleh sebuah perangkat perundangan negara dan petinggi yang ada di suatu negara tentang sebuah nasionalisme, maupun patriotisme. Suatu individu, kelompok atau seluruh komponen yang ada di dalam sebuah negara dalam kepentingan mempertahankan suatu negara, mengenalkan suatu negara dan guna menjalin kelangsungan hidup bangsa dan negara yang seutuhnya.

Menurut Hartini dan Funsika (2018) Isu mengenai sebuah keutuhan pondasi dan kedaulatan yang ada di dalam sebuah negara merupakan bentuk pertahanan nasional negara yang berarti merupakan hal sentral yang mampu menjadi sebuah kajian yang cukup strategis di setiap wilayah maupun negara. Keberadaan sebuah negara akan menjadi suatu harga mahal yang patut dipertahankan oleh warga negara dan komponen negara sebagai suatu bentuk penghargaan atas kelahiran sebuah negara, ketika terlahirnya negara dapat diperoleh melalui berbagai macam jalan yang berliku atau jalan panjang dengan perjuangan yang tidak mudah bahkan pahit yang tak jauh dari sebuah pengorbanan jiwa dan raga sekalipun sebagai taruhan untuk suatu negara. Sehingga, hal tersebyt sangat beralasan bila berbagai langkah ditempuh demi suatu bentuk keutuhan dan kedaulatan Negara. Bela negara sendiri secara umum dapat diartikan sebagai upaya setiap warga negara Republik Indonesia terhadap ancaman, baik dari luar maupun dari dalam negeri. Definisi tersebut memberikan pemahaman bahwa upaya bela negara merupakan kewajiban bagi setiap warga negara Indonesia.

Dalam konsepnya bela negara, seseorang individu, kelompok dan komponen negara bisa melakukannya secara fisik maupun non-fisik. Bela negara yang diartikan secara fisik yaitu bisa dikaitkan dengan usaha pertahanan

(13)

22

Andaris Bayu Dewanto,2020

REPRESENTASI MAKNA BELA NEGARA DALAM FOTO KEGIATAN “FISIP CARE 2019” PADA INSTAGRAM BEM FISIP UPNVJ (Studi Analisis Semiotika Roland Barthes)

UPN Veteran Jakarta, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Ilmu Komunikasi www.upnvj.ac.id – www.library.upnvj.ac.id – www.repository.upnvj.ac.id

menghadapi sebuah serangan atau agresi dari pihak luar yang bisa mengancam keutuhan negara, sedangkan bela negara secara non-fisik bisa dilakukan dengan kegiatan non-fisik seperti ; berperan dalam memajukan sektor-sektor atau bidang- bidang yang ada di negara dengan pengetahuan dan pendidikan, memajukan moral anak bangsa, mewujudkan kesejahteraan sosial di lingkungan masyarakat, dan masih banyak lagi.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), bela negara adalah menjaga baik-baik ; memelihara; melepaskan bahaya.Menurut Boediono (2020) bela negara adalah sebuah konsep yang disusun secara sistematis yang di buat oleh negara untuk negara, dimana warga negara berhak membela negara secara langsung maupun tidak, berbagai macam cara untuk menjaga eksistensi suatu negara.

Selain itu menurut Primasari(2017) ancaman terhadap nasionalisme, dalam bidang ideologi, politik, ekomomi, sosial dan bahkan budaya menjadi perhatian penting dalam era globalisasi sekarang ini yang perlu ditindak lanjuti melalui pengembangan ideologi bela negara. Pemahaman bela negara oleh seluruh masyarakat maupun komponen negara menjadi suatu pendongkrak dan pondasi untuk berdirinya sebuah negara yang kokoh dari ancaman luar maupun dalam.

Bela negara adalah sebuah sikap dan tindakan dari warga negara yang di landasi oleh fundamental yaitu rasa cinta tanah air. Implementasi bela negara terus dilakukan sebagai sarana untuk menumbuhkan rasa nasionalisme yang dapat menghadapi ancaman globalisasi di era sekarang ini. Kemudian bela negara sebagai alat perlindungan yang sangat kuat terhadap negara dari ancaman luar dan dalam negeri.

Menurut Soekarno (2006) dalam bukunyamengatakan bahwa kita warga negara di dalam pancasila merupakan elemen perjuangan Indonesia yang harus terus berjuang. Walaupun bangsa ini sudah merdeka, tetapi semangat perjuangan bela negara harus terus berlanjut. Dalam hal ini di tekankan bahwa bela negara memang sangatlah penting dalam kehidupan bernegara, mengimplementasikan bela

(14)

23

Andaris Bayu Dewanto,2020

REPRESENTASI MAKNA BELA NEGARA DALAM FOTO KEGIATAN “FISIP CARE 2019” PADA INSTAGRAM BEM FISIP UPNVJ (Studi Analisis Semiotika Roland Barthes)

UPN Veteran Jakarta, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Ilmu Komunikasi www.upnvj.ac.id – www.library.upnvj.ac.id – www.repository.upnvj.ac.id

negara adalah salah satu ajaran yang patut di terapkan agar tidak terbawa arus globalisasi yang semakin deras di era ini. Dengan mengedepankan semangat bela negara maka negara beserta warga negara memiliki sebuah pondasi yang kuat untuk mepertahankan negara, dengan bela negara juga bisa menumbuhkan rasa cinta yang begitu kuatterhadap negara dan dapat tercipta kesejahteraan sosial yang menyeluruh di seluruh negeri.

2.2.3 Fotografi

Fotografi berasal dari bahasa yunani,yaitu “Fos” yang berarti cahaya kemudian “Grafo” yang berarti melukis. Arti fotografi dalam bahasa inggris

“Photography” yaitu sebuah seni, ilmu melukiskan dan praktik menciptakan sebuah gambar atau istilah lain fotografi berarti adalah melukis cahaya. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) fotografi artinya adalah seni dan penghasilan gambar dan cahaya pada film atau permukaan yang dipekakan.

Fotografi juga merupakan sebuah gambar atau citra dan merupakan sebuah alat atau media visual yang sangat efektif untuk memvisualisasikan sebuah gambar menjadi lebih detail dan konkrit, sehingga dapat mengatasi ruang dan waktu yang ada. Sesuatu yang telah terjadi di tempat lain juga dapat dilihat oleh orang lain yang jauh melalui foto yang di dokumentasikan dalam sebuah kejadian atau kegiatan.

Pada dasarnya hakikat fotografi adalah komunikasi, komunikasi yang dimaksud dalam fotografi adalah komunikasi antara fotografer sebagai pengaambil gambar atau perekam sebuah kejadian untuk disajikan kepada khayalak umum melalui media foto atau gambar. Secara garis besar, arti foto adalah sebuah proses untuk menghasilkan suatu objek dengan menangkap atau merekam cahaya yang mengenai objek tersebut pada media yang dipapar cahaya.

Menurut Herlina (2003) seni fotografi merupakan perpaduan antara teknologi yang ada dan seni yang berlaku. Berbagai nilai-nilai estetika atau sebuah keindahan yang tidak mencakup dalam teknologi fotografi harus mampu diselaraskan dengan sebuah proses teknis untuk memberikan keindahan pada hasil

(15)

24

Andaris Bayu Dewanto,2020

REPRESENTASI MAKNA BELA NEGARA DALAM FOTO KEGIATAN “FISIP CARE 2019” PADA INSTAGRAM BEM FISIP UPNVJ (Studi Analisis Semiotika Roland Barthes)

UPN Veteran Jakarta, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Ilmu Komunikasi www.upnvj.ac.id – www.library.upnvj.ac.id – www.repository.upnvj.ac.id

visualnya. seni fotografi yang ada di dunia sekarang bukan hanyasekedar merupakan penangkapan gambar apa adanya dari dunia nyata akantetapi menjadisebuah karya seni yang menghasilkan estetika, kompleks, dan media gambar yang juga memberi makna dan pesan yang tersirat.

Berdasarkan hal yang dilampirkan tersebut, fotografi tidak bisa dimengerti hanya dengan pemahaman teori tentang teknis memotret belaka. Fotografi yang dihasilkan harus disajikan dengan menampilkan sebuah perasaan yang mendalam dan seni yang menarik agar tidak membosankan sehingga visual yang ditampilkan menarik dan memiliki makna yang sangat kuat.

2.2.4 Unsur-Unsur Komposisi Fotografi

Fotografi memiliki banyak unsur-unsur komposisi yang saling mendukung,setelah membahas pengertian dan latar belakang fotografi secara mendalam penulis akan menulis unsur-unsur komposisi yang ada di dalam fotografi itu sendiri. Ada beberapa unsur-unsur komposisi penting dalam fotografi menurut (Chaptentier,1993) dalam jurnal “Komposisi Dalam Fotografi,Jurusan Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni dan Desain –Universitas Kristen Petra“ oleh Yuliadewi (2000), yaitu:

1. Ujud (shape), yaitu tatanan dua dimensional, yang dimulai dari titik, garis lurus dan garis lengkung. Teknik dalam pengambilan ini dengan berupa pencahayaan yang ekstrim seperti bayangan atau siluet. Wujud benda dapat diambil melalui berbagai macam posisi kamera, seperti pengambilan dari bawah subjek. Menggunakan berbagai lensa juga bisa untuk memanipulasi pengambilan ujud sendiri. Ujud sendiri digunakan untuk mengambil foto-foto seperti foto seseorang di antara matahari senja maupun memfoto semua hal yang bisa dijadikan gambar siluet.

2. Bentuk (form), yaitu merupakan tatanan yang mampu memberikan kesan gambar tiga dimensi, seperti sebuah kubus, balokdan bola. Di dalam fotografi sendiri ditunjukkan gradasi cahaya dan kekuatan

(16)

25

Andaris Bayu Dewanto,2020

REPRESENTASI MAKNA BELA NEGARA DALAM FOTO KEGIATAN “FISIP CARE 2019” PADA INSTAGRAM BEM FISIP UPNVJ (Studi Analisis Semiotika Roland Barthes)

UPN Veteran Jakarta, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Ilmu Komunikasi www.upnvj.ac.id – www.library.upnvj.ac.id – www.repository.upnvj.ac.id

bayangan maupun warna. Hal ini digunakan sebagai penghasil foto yang baik dengan sudut-sudut tertentu dan guna menghindari pencahayaan formal.

3. Pola (pattern), merupakan tatanan dari beberapa kelompok yang sejenis bisa diulang untuk mengisi bagian-bahian tertentu dalam sebuah bingkai foto, hal ini dapat memberikan kesan tentang keseragaman sebuah foto. Biasanya digunakan untuk mengambil foto segerombolan hewan atau apapun hal-hal yang berkelompok atau berkerumun.

4. Tekstur (teksture), yaitu sebuah hal yang memberikan kesan tentang sebuah keadaaan permukaan dari suatu benda. Tekstur akan tampak dari gelap terang atau bayangan dari kekontrasan yang timbul pada sebuah objek yang terkena pencahayaan saat pemotretan. Contoh pemotretan untuk hal ini adalah foto detail sebuah hewan yang bisa terlihat tekstur dari kulitnya.

5. Kontras (contrast), biasa disebut juga sebagai nada, yaitu kesan gelap maupun terang yang menentukan bagaimana sebuah suasana dalam sebuah foto. Warna dari kontras berasal dari warna-warna primer seperti, merah, biru, hijau dan kuning. Warna yang ada di dalam kontras sangat banyak dan saling melengkapi sehingga terbentuk sebuah foto yang indah dan terkesan berwarna. Pemotretan yang sesuai dengan kontras yaitu, foto pemandangan tepi sungai atau danau dengan aksentuasi rumah dengan cat yang memiliki warna menyala.

6. Warna (colour), unsur warna yang fungsinya sebagai pembeda sebuah objek, menentukan perasaan daripada foto yang diambil, serta memberikesan nilai tambah untuk mengundang daya tarik seseorang terhadap sebuah foto. Warna dapat ditampilkan melalui berbagai pilihan cahaya, penggunaan filter warna akan menampilkan hasil warna yang kontras dan menampilkan keindahan dalam foto.

(17)

26

Andaris Bayu Dewanto,2020

REPRESENTASI MAKNA BELA NEGARA DALAM FOTO KEGIATAN “FISIP CARE 2019” PADA INSTAGRAM BEM FISIP UPNVJ (Studi Analisis Semiotika Roland Barthes)

UPN Veteran Jakarta, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Ilmu Komunikasi www.upnvj.ac.id – www.library.upnvj.ac.id – www.repository.upnvj.ac.id

Unsur-unsur komposisi yang di jelaskan ini sangat mempengaruhi kualitas serta makna sebuah foto dan semua itu sangat di pengaruhi oleh sebuah cahaya, karena inti dari fotografi adalah menangkap cahaya, dikarenakan cahayamemberikan segalanya untuk fotografi dan kunci utama fotografi berupa cahaya.

2.2.5 Media Sosial

Van djiek dalam Nasrullah(2015) yang berjudul “Media Sosial; Persfektif Komunikasi, Budaya dan Sosioteknologi“, mengatakan di dalam pengertian yaitu media sosial adalah sebuah platform media yang fokus terhadap eksistensi atau keberadaan dari pengguna yang memfasilitasi para pengguna dalam beraktifitas.

Oleh karena itu media sosial bisa dilihat sebagai perantara online menggunakan internet yang mampu memperkuat hubungan komunikasi antar pengguna sekaligus membuat sebuah ikatan sosial yang lebih luas lagi. Young dan meikie masih dalam buku yang sama, mengartikan media sosial sebagai alat penyambung antara komunikasi personal dalam pemberian sesuatu dari satu individu ke individu lain (to be share one-to-one) dan media khayalak atau publik sebagai sarana untuk berbagi kepada siapa saja tanpa ada sesuatu hal yang khusus terhadap indivdu lain.

Kemudian menurut ahli lain yaitu Boyd dalam buku Nasrullah (2015), mengatakan bahwa media sosial sebagai sekumpulan perangkat-perangkat lunak yang menghubungkan dariindividu maupun kelompok untuk bersosial melakukan perkumpulan, berbagi sesuatu ke pada sesama, berkomunikasi secara online, dan dalam kasus tertentu saling bekerja dalam setiap usaha atau suatu projek. Media sosial memiliki kekuatan yang sangat besar dimana konten yang bisa dihasilkan oleh pengguna, bukan oleh editor sebagaimana yang berada di instansi besar sebuah media massa.

Menurut Aprilia(2015) media sosial juga adalah media yang sudah didesain sebagai suatu karya untuk mempermudahkan interaksi sosial yang bersifat interaktif. Media sosial yang berbasis teknologi internet ini mampu merubah pola penyampaian informasi dari yang sebelumnya hal ini bersifat brodcast media

(18)

27

Andaris Bayu Dewanto,2020

REPRESENTASI MAKNA BELA NEGARA DALAM FOTO KEGIATAN “FISIP CARE 2019” PADA INSTAGRAM BEM FISIP UPNVJ (Studi Analisis Semiotika Roland Barthes)

UPN Veteran Jakarta, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Ilmu Komunikasi www.upnvj.ac.id – www.library.upnvj.ac.id – www.repository.upnvj.ac.id

monologue (satu ke banyak audiens lain yang saling berinteraksi). Media sosial juga mampu mendukung terciptanya demokratisasi sosial yang bersifat informasi dan mencakup ilmu pengetahuan yang luas, hal ini mampu merubah perilaku audiens yang tadinya bersifat konsumtif dalam mengonsumsi sebuah konten mampu beralih terhadap untuk memproduksi konten.

Pada intinya media sosial adalah salah satu media yang bisa melakukan komunikasi secara dua arah, adanya timbal balik komunikasi satu sama lain membuat, komunikasi terasa hidup dan membuat jaringan komunikasi menjadi lebih luas lagi dengan media sosial.

Saat teknologi internet dan khususnya smartphone yang semakin maju maka media sosial pun ikut tumbuh dengan pesat dan berkembang jauh lebih maju dari yang diperkirakan. Sekarang bahkan untuk mengakses instagram contohnya, bisa dilakukan dimana dan kapan saja hanya dengan bermodalkan gadget smartphone.

Saking cepatnya pengaksesan media sosial di era ini, sehingga orang bisa mengakes media sosial tanpa batas dan mengakibatkan munculnya fenomena besar terhdap arus informasi tidak bisa dibendung dimana bukan hanya beradadi negara-negara maju, tetapi juga di negara-negara berkembang seperti Indonesia. Menurut (Alyusi, 2016) dalam buku “Media Sosial,Interaksi,Identitas dan Modal Sosial”, dikatakan bahwa fenomena interaksi sosial online yang saat ini sedang marak terjadi merupakan salah satu karakteristik dari masyarakat yang membutuhkan berbagai macam informasi dari media sosial. Perubahan masyarakat yang dulunya hanya mengenal interaksi secara langsung dalam kehidupan dan bergeser kini masyarakat dapatberinteraksi dengan orang lain melalui internet melalu perantara media sosial.

2.2.6 Karakteristik Media Sosial Modern

Karakteristik dari media sosial tidak jauh berbeda dengan media cyber, yaitu dimana media sosial adalah salah satu platform yang berada dari media cyber (Nasrullah, 2015). Akan tetapi, di dalam media sosial memiliki berbagai karakter khusus, menurutFeri Sulianta (2015) dalam buku “Keajaiban Media Sosial“ yaitu:

(19)

28

Andaris Bayu Dewanto,2020

REPRESENTASI MAKNA BELA NEGARA DALAM FOTO KEGIATAN “FISIP CARE 2019” PADA INSTAGRAM BEM FISIP UPNVJ (Studi Analisis Semiotika Roland Barthes)

UPN Veteran Jakarta, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Ilmu Komunikasi www.upnvj.ac.id – www.library.upnvj.ac.id – www.repository.upnvj.ac.id

1. Transparansi, yaitu sebuah keterbukaan informasi yang ada karena konten dalam media sosial ditunjukkan kepada khalayak luas pengguna media sosial atau sebagai konsumsi publik yang di lihat dalam sekelompok orang.

2. Dialog dan komunikasi, di dalam media sosial terjalin sebuah percakapan atau dialog yang sangat besar sehingga membuat jaringan komunikasi interaktif yang sangat luas di dalamnya, di dalam media sosial seseorang bisa membicarakan hal yang ingin di bicarakan bebas dengan lawan bicaranya secara Online, berbagai ragam fitur disediakan untuk para penggunanya dan sangat bervariasi.

3. Jejaring relasi, hubungan antara pengguna dengan pengguna lain di dalam media sosial layaknya jarig-jaring yang saling membentuk dan terhubung satu sama lain dan semakin besar dan kompleks seperti mereka menjalin sebuah komunikasi dan terus membangun pertemanan virtual maupun nyata. Komunitas sosial dalam media sosial memiliki peranan kuat yang akan saling mempengaruhi audiensnya.

4. Multi opini, setiap orang dengan sangat mudahnya bisa mengungkapkan kritikan, argumen atau pendapat di media sosial, hal ini yang membuat terkadang permasalahan atau konflik besar terjadi di dalam media sosial, dikarenakan terlalu berlebihan dan tanpa batas hal tersebut berdampak negatif terhadap kehidupan sosial di media sosial.

5. Informan sosial, pengaksesan informasi tanpa batas disajikan dalam ragam konten dan ragam saluran, wujudnya dapat berupa, foto, video, portal web dan elemen lainya.

6. Kekuatan promosi online, yaitu media sosial bukan hanya tempat untuk saling bercakap atau membagikan informasi saja, akan tetapi media sosial dapat digunakan sebagai media untuk berjualan atau berwirausaha, menawarkan suatu produk, menjual, bahkan proses transaksi kini mampu digunakan dalam media sosial.

(20)

29

Andaris Bayu Dewanto,2020

REPRESENTASI MAKNA BELA NEGARA DALAM FOTO KEGIATAN “FISIP CARE 2019” PADA INSTAGRAM BEM FISIP UPNVJ (Studi Analisis Semiotika Roland Barthes)

UPN Veteran Jakarta, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Ilmu Komunikasi www.upnvj.ac.id – www.library.upnvj.ac.id – www.repository.upnvj.ac.id

Karateristik media sosial yang ada harus bisa diberdayakan secara baik, semua akan bisa terjalin dengan baik jika kita menggunakan media sosial secara bijak dan positif, semakin teknologi berkembang pesat, maka semakin canggih kemampuan media sosial dalam proses interaksi komunikasinya.

2.2.7 Jenis-Jenis Media Sosial

Menurut Nasrullah (2015) ada enam kategori besar untuk melihat pembagian pada media sosial, yaitu:

1. Media Jejaring Sosial (Social networking)

merupakan media yang sangat popular di era ini. Media jejaring sosial ini merupakan sarana yang bermanfaat jika digunakan pengguna untuk melakukan hubungan sosial untuk menjalin sebuah komunikasi, termasuk di dalamnyaa terdapat konsekuensi atau efek dari hubungan sosial yang terjaadi dalam dunia media sosial virtual. Poin utama dari situs jejaring sosial adalah para pengguna yang mampu membuat jaringan pertemanan yang sangat luas, baik terhadap pengguna yang sudah berteman di dunia nyata (offline) dan kemungkinan akan bertambah maupun membentuk jaringan pertemanan baru yang di dapat dari media jejaring sosial ini. Contoh hal yang banyak ditemukan dan digunakan dalam jejaring sosial adalah twitter, facebook dan instagram.

Contoh jejaring media tersebut merupakan media sosial yang memungkinkan penggunanya untuk mengunggah kehidupan keseharian, saling berdiskusi di dalam kolom komentar dan berbagi, baik tautan web, informasi seputar dunia dan apapun yang sifatnya bisa di bagikan.

2. Jurnal online (blog)

Weblog atau blog yaitu jurnal online yang memuat beragam informasi di dalamnya di dalam blog banyak menampilkan postingan terbaru di bagian atas halaman. Sebuah konten pada blog dapat diperbarui secara berkala, dan biasanya hal ini bisa dikelola oleh satu atau lebih dari satu

(21)

30

Andaris Bayu Dewanto,2020

REPRESENTASI MAKNA BELA NEGARA DALAM FOTO KEGIATAN “FISIP CARE 2019” PADA INSTAGRAM BEM FISIP UPNVJ (Studi Analisis Semiotika Roland Barthes)

UPN Veteran Jakarta, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Ilmu Komunikasi www.upnvj.ac.id – www.library.upnvj.ac.id – www.repository.upnvj.ac.id

orang bahkan bisa dikelola olehsekelompok kecil user. Meski hal ini sudah diatur oleh banyak user, misalnya, pemikiran dan pendapat yang ditulis tetap harus berfokus pada satu topik. Inilah pengertian dan definisi blog secara garis besar. Tetapi, belakangan ini garis perbedaan blog dan website semakin kabur. Secara teknis, jenis media sosial ini dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu personal homepage,yang artinya yaitu pemilik menggunakan nama domain sendiri seperti .com atau.net dan yang kedua dengan menggunakan fasilitas penyedia halaman weblog yang gratis.

3. Jurnal online sederhana (micro-blogging)

Tidak jauh berbeda dengan jurnal online (blog), jurnal online sederhana merupakan jenis media sosial yang dapat memfasilitasi para penggunanya untuk menulis dan memberikan aktifitas konten atau pendapatnya di dalamnya untuk berinteraksi. Contoh jurnal online sederhana yang paling banyak digunakan adalah Twitter.

4. Media berbagi interaksi (media sharing)

Situs berbagi yang berada pada media merupakan jenis-jenis media sosial yang mampu memberikan fasilitas terhadap penggunanya untuk berbagi apapun bahkan saling bertukar satu sama lain seperti mulai dari, dokumen, foto, video, audio dan sebagainya. Contoh media ini adalah: Youtube, Soundcloud, Instagram, dan Snapchat.

5. Penanda sosial (social bookmarking)

Yaitu merupakan media sosial yang tugasnya adalah untuk mengorganisasi suatu informasi, menyimpan sesuatu data, mengelola data infomasi, dan mencari informasi atau berita-berita terbaru secara online yang diakses melalu internet. Beberapa situs penanda sosial yang sangat populer dalam internet adalah delicious.com, Reddit.com, dan untuk di Indonesia ada Lintas 6, detik.com dan masih banyak lagi.

6. Media konten bersama

(22)

31

Andaris Bayu Dewanto,2020

REPRESENTASI MAKNA BELA NEGARA DALAM FOTO KEGIATAN “FISIP CARE 2019” PADA INSTAGRAM BEM FISIP UPNVJ (Studi Analisis Semiotika Roland Barthes)

UPN Veteran Jakarta, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Ilmu Komunikasi www.upnvj.ac.id – www.library.upnvj.ac.id – www.repository.upnvj.ac.id

Media sosial yang satu ini merupakan situs yang memiliki sebuah konten hasil kerjasama dari para penggunanya. Mirip dengan kamus atau ensiklopedia umum yang ada, media konten bersama ini dapat menghadirkan sesuatu yang berbeda dan terstruktur kepada penggunanya untuk memberi informasi seputar definisi atau pengertian, sejarah hingga rujukan buku atau tautan tentang sebuah kata. Dalam prakteknya, penjelasan tersebut dikerjakan oleh pengunjung, artinya ada kerjasama sukarela dari semua pengunjung untuk mengisikonten-konten informasi yang berada dalam situs ini.

2.2.8 Media SosialInstagram

Menurut Hidayat (2018) di zaman yang serba canggih sekarang ini, teknologi semakin terdepan dan unggul. Hal ini terlihat dengan semakin banyaknya aplikasi atau hal baru yang bermunculan ke dalam teknologi baru, dan salah satunya yang menarik perhatian adalah sebuah aplikasi yang bisa mepublikasikan sebuah foto maupun video kehidupan keseharian pada media sosial yang bernama Instagram. Instagram sendiri berasal dari beberapa kata “Insta” yang dimaksudkan seperti sebuah kamera cepat yaitu polaroid yang dikenal dengan sebutan "foto yang instan" dan “Gram” sendiri yang berarti “telegram”, maka terbentuklah sebutan Instagram yaitu aplikasi terbaru dengan fungsinya mengupload setiap foto yang dihasilkan dan foto tersebut, dankemudianlangsung dapat dibagikan kepada khayalak umum secara onlinemelalui internet yang menggunakan aplikasi Instagram itu sendiri. sebagai penyedia informasi yang paling cepat saat ini Instagram merupakan aplikasi yang sangat digemari masyarakat di dunia.

Meskipun pada awalnya aplikasi ini hanya bisa diakses dan digunakan oleh pengguna smartphone IOS, namun semakin berkembangnya aplikasi ini yang kemudian smartphone tipe android lah yang pada akhirnya membuat Instagram menjadi booming di masyarakat hingga saat ini. Jadi kesimpulannya bahwa Instagram merupakan sebuah aplikasi pada smartphone yang digunakan untuk membagikan foto dan video.

(23)

32

Andaris Bayu Dewanto,2020

REPRESENTASI MAKNA BELA NEGARA DALAM FOTO KEGIATAN “FISIP CARE 2019” PADA INSTAGRAM BEM FISIP UPNVJ (Studi Analisis Semiotika Roland Barthes)

UPN Veteran Jakarta, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Ilmu Komunikasi www.upnvj.ac.id – www.library.upnvj.ac.id – www.repository.upnvj.ac.id

2.2.9 Pengguna Instagram

Followers adalah sistem pengguna di dalam Instagram yang menjadikan akun pengguna menjadi pengikut dari suatu akun instagram ke pengguna instagram lainnya. adanya sistem ini mempermudah penggunaan sesama pengguna akun Instagram untuk mengetahui siapa saja yang mengikuti akun Instagram dari seorang pengguna. Setiap individu yang menggunakan suatu media pasti selalu mengharapkan kepuasan dari penggunaan media yang digunakan. Dalam penggunaan media sosial tersebut akan timbul suatu hubungan antara individu dengan individu lainnya yang mengkonsumsi sisi media tersebut dengan media sosial ini. Jika sudah timbulrasa puas akan penggunaan media tersebut, maka dapat dikatakan manfaat yang terjalin antar keduanya mendapatkan hubungan positif.

Namun hal sebaliknya akan timbul hubungan yang negatif bila seorang pengguna media tersebut merasa tidak mendapat kepuasan dikarenakan mereka tidak mendapatkan kebutuhan dan keinginannya dalam media tersebut. Menurut penelitian dari Chris Heuer yaitu seorang pendiri klub media sosial dan seorang inovator media baru,ia berpendapat dalam buku yaitu Engage: The Complete Guide for Brands and Businesses to Build Cultivate and Measure Success on The Web 19 (Solis, 2010) bahwa di dalamnya terdapat setidaknya 4 C dalam penggunaan media sosial, diantaranya yaitu Instagram memiliki :

1. Context

“How we frame our stories.” Yaitu bagaimana seseorang membentuk sebuah pesan atau cerita seperti bentuk dalam sebuah pesan yang dibuat itu sendiri, di dalam penggunaan bahasa yang ada maupun isi atau inti dari sebuah pesan yang disampaikan tersebut.

2. Collaboration

“Working together to make things better and more efficient and effective.” Yang dimaksud dalam kalimat ini adalah kerjasama yang terjadi pada sebuah akun atau perusahaan dengan penggunanya di

(24)

33

Andaris Bayu Dewanto,2020

REPRESENTASI MAKNA BELA NEGARA DALAM FOTO KEGIATAN “FISIP CARE 2019” PADA INSTAGRAM BEM FISIP UPNVJ (Studi Analisis Semiotika Roland Barthes)

UPN Veteran Jakarta, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Ilmu Komunikasi www.upnvj.ac.id – www.library.upnvj.ac.id – www.repository.upnvj.ac.id

media sosial lainnya untuk membuat hal-hal positif yang lebih efektif dan mudah dimengerti.

3. Communication

“The practice of sharing our story as well as listening, responding, and growing.” Adalah sebuah cara untuk berbagi cerita dan informasi yang meliputi berbagai cara yaitu, mendengarkan, merespon, dengan berbagai cara seperti menambahkan berbagai konteks seperti gambar maupun pengemasan pesan yang akan membuat para pengguna media merasa lebih nyaman dan pesan yang berusaha disampaikan akan tersampaikan dengan baik.

4. Connection

“The relationships we forge and maintain.” Yaitu maksudnya adalah pemeliharaan suatu hubungan yang sudah dijalin dan terbina dengan baik. Hal ini bisa dilakukan dengan sesuatu yang bersifat berkelanjutan atau kontinu sehingga disini diharapkan para pengguna merasa lebih dekat dan nyaman dengan pengguna akun lainnya maupun perusahaan pengguna media sosial.

Teori yang di kemukakan oleh Chris Heuer tersebut dapat menjelaskan komponen-komponen 4C merupakan sebuah komponen efektif yang harus ada dalam setiap media sosial yang ada di zaman sekarang ini.Tujuannya adalah untuk membuat media sosial tersebut mudah digunakan, nyaman untuk para pengguna, informatif dan mengedukasi, serta bisa memberi kepuasan yang menjadi tujuan dari individu yang menggunakannya.

2.3 Teori Penelitian 2.3.1 Semiotika

Menurut Sobur (2013) Istilah semiotika atau semiotik, yang muncul pada abad-19 oleh seorang filsuf aliran pragmatik Amerika Charles Sanders Peirce, memfokuskan pada "doktri“ tentang “tanda-tanda” telah menjadi dasar semiotika adalah konsep tentang tanda, melainkan dunia itu terkait kepada pemikiran manusia

(25)

34

Andaris Bayu Dewanto,2020

REPRESENTASI MAKNA BELA NEGARA DALAM FOTO KEGIATAN “FISIP CARE 2019” PADA INSTAGRAM BEM FISIP UPNVJ (Studi Analisis Semiotika Roland Barthes)

UPN Veteran Jakarta, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Ilmu Komunikasi www.upnvj.ac.id – www.library.upnvj.ac.id – www.repository.upnvj.ac.id

yang seluruhnya identik dengan tanda-tanda yang ada di dalam pemikiran manusia, karena jika semua tidak berjalan seperti itu, manusia tidak akan bisa menjalin sebuah hubungan yang ada dengan realitas yang berlaku. Bahasa yang paling fundamental bagi manusia adalah tanda-tanda itu sendiri, sedangkan ada tanda- tanda nonverbal yaitu seperti, gerak-gerik, bentuk-bentuk dari berbagai aneka ragam pakaian, dan beraneka praktik sosial konvesional, dapat dilihat sebagai jenis- jenis bahasa yang tersusun berdasarkan tanda yang sangat bermakna dan mampu dikomunikasikan berdasarkan relasi

Selain itu Menurut Segers (2000), pembahasan yang sangat lusa tentang sebuah nama bidang studi yang di sebut-sebut “Semiotika“ telah muncul di berbagai negara-negara Anglo-Saxon, istilah semiotics digunakan dalam kaitannya dengan karya-karya dari Charles Sanders Pierce dan Charles Morris.Semiotika sendiri berasal dari bahasa Yunani yang berarti semion yang memilki arti “tanda“. Tanda merupakan sebuah basis dari seluruh komunikasi, dan menurut Littlejohn (1996), kemudian menurut Sobur (2013) Manusia dengan banyak perantaraan dari sebuah tanda-tanda, dapat melakukan kegiatan komunikasi dengan sesama manusia lainnya, maka dalam hal bisa dikomunikasikandi dalam dunia ini

Isitilah lain menurut Sobur (2013) semiotika merupakan suatu metode analisis yang digunakan untuk mengkaji sebuah tanda-tanda. Tanda adalah salah satu perangkat yang kita gunakan, dalam upaya usaha dalam mencari sebuah jalan di dunia ini, di tengah-tengah manusia dan tumbuh bersama manusia.Semiotika atau dalam istilah ahli yaitu barthes, semiologi, dan pada dasarnya semiotika mempelajari bagaimana sisi kemanusiaan (humanity) memaknai hal-hal apapun (things), dan salah satunya memaknai (to signify), kemudian dalam semiotika tidak dapat dicampuradukan dengan mengomunikasikan (to communicate).

Menurut Budiman (2005) dalam buku Ikonisitas: Semiotika Sastra dan Seni Visual, dikatakan bahwa semiotika adalah sebuah model penelitian yang sangat memperhatikan tanda-tanda. Tanda tersebut dapat mewakili sesuatu pada objek

(26)

35

Andaris Bayu Dewanto,2020

REPRESENTASI MAKNA BELA NEGARA DALAM FOTO KEGIATAN “FISIP CARE 2019” PADA INSTAGRAM BEM FISIP UPNVJ (Studi Analisis Semiotika Roland Barthes)

UPN Veteran Jakarta, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Ilmu Komunikasi www.upnvj.ac.id – www.library.upnvj.ac.id – www.repository.upnvj.ac.id

yang representatif. Arti semiotik yang biasanya sering digunakan bersama dengan istilah semiologi. Arti pertama merujuk pada sebuah kedisiplinan sedangkan arti kedua lebih terfokus pada ilmu tentangnya. Istilah semiotik lebih mengarah pada sebuah tradisi Saussurean yang kemudian tradisi tersebut diikuti oleh Charles Sanders Peirce dan Umberto Eco, sedangkan istilah semiologi lebih banyak dipakai oleh Barthes.

Menurut Sobur (2013) salah satu ahli semiotika yaitu Charles Sanders Peirce dikenal di dunia dikarenakan mengungkapkan dalam teori tanda yang berada di ruang lingkup semiotika,ia mengatakan bahwa sebuah tanda itu sendiri merupakan kepertamaan, objeknya merupakan kekeduaan, dan tafsirannya merupakan unsur perantara adalah bentuk keketigaan. Keketigaan yang ada didalamnya terdapat di dalam sebuah konteks pembentukkan yang dimana tanda turut membangkitkan semiotika menjadi lebih hidup dan tak terbatas, selama suatu tafsiran (gagasan) yang membaca sebuah tanda sebagai tanda bagi yang lainnya (yaitu sebagai wakil dari sebuah makna atas penanda-penanda lainya) bisa ditangkap penafsir lainnya.

MenurutSobur (2013) di dalam bukunya dikatakan berdasarkan objek Peirce membagi beberapa tanda berdasarkan ikon, indeks, dan simbol. Ikon(icon) merupakan sebuah hubungan diantara tanda dan objek atau yang lainnya adalah acuan memiliki sifat kemiripan. Indeks (Index), merupakansebuah tanda yang bisa menunjukkan terdapatnya sebuah hubungan alamiah diantara tanda dan petanda yang bersifat kausal atau hubungan sebab danakibat. Simbol (symbol) adalah sebuah tanda dari tanda yanglainnya yang menunjukkan hubunganalamiah yang bersifat arbiter, hubungan yang berdasarkan konvensi (perjanjian di dalam masyarakat). Berdasarkan interpretant, tanda (sign, representament) dibagi atas rheme, dicent sign, atau dicsign dan argument. Rhemeyaitu digunakan sebagai sebuah tanda yang dapat memungkinkan orang untuk menafsirkan berdasarkan pilihan-pilihan yang ada. Dicent sign atau dicisign adalah sebuah tanda yang ada

(27)

36

Andaris Bayu Dewanto,2020

REPRESENTASI MAKNA BELA NEGARA DALAM FOTO KEGIATAN “FISIP CARE 2019” PADA INSTAGRAM BEM FISIP UPNVJ (Studi Analisis Semiotika Roland Barthes)

UPN Veteran Jakarta, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Ilmu Komunikasi www.upnvj.ac.id – www.library.upnvj.ac.id – www.repository.upnvj.ac.id

berdasarkan kenyataan. Argumen (Argument)atau pendapat adalah tanda yang langsung memberikan alasan tentang sesuatu .

Selain itu Sobur (2013) juga mengatakan sebuah penanda yang ada di dalamnya namun tanpa petanda tidak akan memiliki arti apa-apa atau pemaknaan apapun oleh karena itu hal tersebut tidak dikatakan sebagai sebuah tanda.

Sebaliknya, suatu atau sebuah petanda tidak akan mungkin disampaikan jika hal tersebutterlepas dari sebuah penanda; petanda atau yang ditandakan merupakan bagian dari tanda itu sendiri, maka didasarkan dari hal tersebut dapat dikatakan bahwa hal tersebut merupakan sebuah faktor linguistis. Penanda dan petanda satu hal yang tidak bisa dipisahkan merupakan kesatuan seperti dua sisi dari sehelai kertas.

Menurut Sobur (2013) dalam bukunya dijelaskan bahwa seorang ahli bernamaSaussure mengatakan bahwa, sebuah tanda merupakan salah satu bentuk kesatuan dari suatu penanda (signifier) dengan sebuah ide atau sebuah petanda(signified) yang ada di dalamnya. Berdasarkan hal tersebut, penanda dapat diartikan sebagai “bunyi yang bermakna” atau “coretan yang sangat bermakna”.

Jadi sebuah penanda merupakan salah satu bentuk material dari bahasa yang ada di dunia yaitu apa yang dikatakan atau didengar, dan apa yang ditulis atau dibaca oleh orang-orang. Petanda adalah gambaran mental, pikiran, atau konsep. Jadi, petanda adalah bentuk mental dari bahasa.

Setidaknya ada lima pandangan dari Saussure yaitu padangan tentang signifer (penanda), dan signifed(petanda) ; form (bentuk) dan content (isi) ; langue(bahasa) dan parole (ujaran) ; Synchronic (sinkronik) dan diachronic (diakronik) ; serta yang terakhir adalah syntagmatic (sintagmatik) associative (paradigmatik).

Menurut Sobur (2013) tanda menurut ahli yaitu Roland Barthes, tanda tidak bisa lepas dari sebuah bahasa. Roland Barthes berpendapat bahwa bahasa adalah sebuah sistem yang berada di dalam sebuah tanda yang bisa menjelaskan asumsi-

(28)

37

Andaris Bayu Dewanto,2020

REPRESENTASI MAKNA BELA NEGARA DALAM FOTO KEGIATAN “FISIP CARE 2019” PADA INSTAGRAM BEM FISIP UPNVJ (Studi Analisis Semiotika Roland Barthes)

UPN Veteran Jakarta, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Ilmu Komunikasi www.upnvj.ac.id – www.library.upnvj.ac.id – www.repository.upnvj.ac.id

asumsi dari suatu tatanan masyarakat tertentu dan juga dalam waktu tertentu.

Bahasa dianggap sebuah unsur terpenting yang tidak bisa dilepaskan satu sama lain dalam komunikasi

Ada 3 teori semiotika menurut sobur (2013) yang mengatakan bahwa para ahli yaitu berdasarkan pemahaman yang berbeda yaitu yang pertama menurut Charles Morris, Semiotika itu menurutnya adalah menambahkan bahwa hubungan tanda-tanda untuk designata mereka dan benda-benda yang memungkinkan atau acara; dan, penawaran pragmatik dengan aspek biotik dari semiosis, yaitu dengan semua fenomena psikologis, biologis, dan sosiologis yang terjadi dalam tanda-tanda fungsi. Kemudian menurut Menurut Ferdinand De Saussure dan Charles Sanders Pierce, Semiotika sebagai metode untuk mempelajari berbagai cabang ilmu pengetahuan ini dimungkinkan karena ada kecenderungan untuk melihat berbagai wacana sosial sebagai fenomena bahasa, Konsep semiotika menurut Charles Sanders Peirce mengungkapkan bahwa semua cara berpikir bergantung pada penggunaan tanda-tanda. Peirce berpendapat bahwa setiap pikiran adalah tanda, dan bahwa setiap tindakan penalaran terdiri dari penafsiran tanda. Dan yang terakhir semiotika menurut Roland Barthes yang di mana pada awalnya teori semiotika Roland Barthes awalnya adalah teori dari Saussure yang disempurnakan oleh Barthes,hanya saja Barthes melakukan perluasan makna dengan adanya pemaknaan yang berlangsung dalam dua tahap. Gagasan barthes mengenai signifikasi dua tahap ( two order of signification ) dan hal ini menyempurnakan teori-teori sebelumnya secara lebih lengkap , oleh karena itu peneliti mennggunakan teori ini untuk menganalisis foto yang akan di teliti untuk merepresentasikan makna bela negara dalam sebuah simbol yaitu sebuah fotografi.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat diambil kesimpulan secara garis besar bahwa semiotika adalah ilmu yang meneliti dan mengkaji mengenai simbol atau tanda dan konstuksi makna yang terkandung di dalamnya berupa tanda tersebut, apa yang ingin disampaikan dari suatu hal lewat tanda-tanda yang terkandung di dalamnya, untuk dapat mudah dilihat dan dimengerti oleh manusia.

(29)

38

Andaris Bayu Dewanto,2020

REPRESENTASI MAKNA BELA NEGARA DALAM FOTO KEGIATAN “FISIP CARE 2019” PADA INSTAGRAM BEM FISIP UPNVJ (Studi Analisis Semiotika Roland Barthes)

UPN Veteran Jakarta, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Ilmu Komunikasi www.upnvj.ac.id – www.library.upnvj.ac.id – www.repository.upnvj.ac.id

Para ahli ini mempelajari semiotika yang dimana didalamnya adalah hakikat tentang keberadaan tanda dan memiliki hubungan-hubungannya. Namun tetap saja terkadang setiap ahli memiliki perbedaan secara spesifik dalam melihat semiotika sebagai sebuah ilmu pengetahuan.

Dalam penelitian ini penulis ingin menganalisis foto dari kegiatan “ Fisip Care2019 “ yang diselenggarakan oleh BEM Fisip UPNVJ. Dari 10 foto yang berada di media sosial Instagram, penulis memeilih beberapa foto berikut sebagai contoh foto yang menurut penulis memiliki makna bela negara yang kuat di dalamnya.

(30)

39

Andaris Bayu Dewanto,2020

REPRESENTASI MAKNA BELA NEGARA DALAM FOTO KEGIATAN “FISIP CARE 2019” PADA INSTAGRAM BEM FISIP UPNVJ (Studi Analisis Semiotika Roland Barthes)

UPN Veteran Jakarta, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Ilmu Komunikasi www.upnvj.ac.id – www.library.upnvj.ac.id – www.repository.upnvj.ac.id

Gambar 2. Foto Kegiatan 1 Fisip Care2019 (Sumber: Instagram.com@bemfisipupnvj, 2019)

(31)

40

Andaris Bayu Dewanto,2020

REPRESENTASI MAKNA BELA NEGARA DALAM FOTO KEGIATAN “FISIP CARE 2019” PADA INSTAGRAM BEM FISIP UPNVJ (Studi Analisis Semiotika Roland Barthes)

UPN Veteran Jakarta, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Ilmu Komunikasi www.upnvj.ac.id – www.library.upnvj.ac.id – www.repository.upnvj.ac.id

Gambar 3. Foto Kegiatan 2 Fisip Care 2019.

(Sumber: Instagram.com@bemfisipupnvj, 2019)

(32)

41

Andaris Bayu Dewanto,2020

REPRESENTASI MAKNA BELA NEGARA DALAM FOTO KEGIATAN “FISIP CARE 2019” PADA INSTAGRAM BEM FISIP UPNVJ (Studi Analisis Semiotika Roland Barthes)

UPN Veteran Jakarta, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Ilmu Komunikasi www.upnvj.ac.id – www.library.upnvj.ac.id – www.repository.upnvj.ac.id

` Gambar 4. Foto Kegiatan 3 Fisip Care 2019.

(Sumber: Instagram.com@bemfisipupnvj, 2019)

(33)

42

Andaris Bayu Dewanto,2020

REPRESENTASI MAKNA BELA NEGARA DALAM FOTO KEGIATAN “FISIP CARE 2019” PADA INSTAGRAM BEM FISIP UPNVJ (Studi Analisis Semiotika Roland Barthes)

UPN Veteran Jakarta, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Ilmu Komunikasi www.upnvj.ac.id – www.library.upnvj.ac.id – www.repository.upnvj.ac.id

Alasan penulis dalam pemilihan objek foto tersebut ingin menganalisis foto- foto tersebut karena dalam foto tersebut terdapat makna bela Negara. Foto kegiatan Fisip Care 2019 ini mempunyai makna implementasi bela Negara dalam realita kehidupan sosial khususnya di bidang pendidikan. Foto kegiatan tersebut didalamnya terdapat mahasiswa UPNVJ yang sedang melakukan pengabdian kepada masyarakat khususnya murid SDN Muara I, SDN Muara II, dan SDN Muara III di Desa Cibunian, Bogor. Oleh karena itu, penulis ingin meneliti agar masyarakat tahu bahwa bela Negara tidak hanya diimplementasikan melalui perang dan sejenisnya tetapi bisa melalui berbagai sektor atau bidang untuk memajukan Negara khususnya masyarakat Indonesia agar menciptakan kesejahteraan sosial.

Dalam penelitian ini peneliti akan membandingkan foto-foto tersebut dengan kegiatan lain yang berada di lingkungan kampus Univesitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta, yang mana dikenal dengan kampus bela negara, dan di dalamnya sudah pastimemiliki berbagai macam kegiatan yang serupa yang berlandaskan pemahaman bela negara. Berikut foto-foto kegiatan sebagai pembanding untuk foto yang akan di analisis, dan dengan foto pembanding ini dijelaskan mengapa peneliti akhirnya menetapkan foto kegiatan Fisip Care 2019 sebagai pilihan untuk di teliti.

(34)

43

Andaris Bayu Dewanto,2020

REPRESENTASI MAKNA BELA NEGARA DALAM FOTO KEGIATAN “FISIP CARE 2019” PADA INSTAGRAM BEM FISIP UPNVJ (Studi Analisis Semiotika Roland Barthes)

UPN Veteran Jakarta, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Ilmu Komunikasi www.upnvj.ac.id – www.library.upnvj.ac.id – www.repository.upnvj.ac.id

Gambar 5. Foto Pembanding 1Public Health in Action (Sumber: Instagram.com@hmkmupnvj, 2018)

Dalam contoh foto analisis pertama yang peneliti gunakan adalah foto kegiatan yang di lakukan oleh Himpunan Mahasiswa Kesehatan Masyarakat dari kampus Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta. Di dalam foto kegiatan tersebut dilihat bahwa kegiatan yang di lakukan hampir menyerupai

(35)

44

Andaris Bayu Dewanto,2020

REPRESENTASI MAKNA BELA NEGARA DALAM FOTO KEGIATAN “FISIP CARE 2019” PADA INSTAGRAM BEM FISIP UPNVJ (Studi Analisis Semiotika Roland Barthes)

UPN Veteran Jakarta, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Ilmu Komunikasi www.upnvj.ac.id – www.library.upnvj.ac.id – www.repository.upnvj.ac.id

dengan kegiatan Fisip Care 2019, akan tetapi di dalam foto tersebut kegiatan di gambarkan hanya melakukan bakti sosial di sekolah madrasah, dilihat yang mana kegiatan tersebut tidak memberikan sebuah pemahaman atau pengajaran terperinci atas bela negara, dan kurang menggambarkan nilai bela negara di dalam foto tersebut oleh karena itu peneliti lebih memilih foto Fisip Care 2019 untuk dijadikan sebagai foto penelitian dikarenakan foto Fisip Care 2019 lebih menonjolkan sisi kegiatan serta foto yang kuat atas makna bela negara di dalamnya.

Gambar 6. Foto Pembanding 2 Bakti Sosial BEM Fikes 2019 (Sumber: Instagram.com@bemfikesupnvj, 2019)

Gambar

Tabel 1. Penelitian Terdahulu
Gambar 1.Circuit of Culture  (Sumber: Medium.com, 2018)
Gambar 2. Foto Kegiatan 1 Fisip Care2019  (Sumber: Instagram.com@bemfisipupnvj, 2019)
Gambar 3. Foto Kegiatan 2 Fisip Care 2019.
+6

Referensi

Dokumen terkait

Perlu dilakukan ident� kasi lebih lanjut senyawa-senyawa aktif pada ekstrak etil asetat dan kloroform tumbuhan meniran (Phyllantus niruri Linn) dan penelitian

Dengan mengunakan data yang sama pada motor sebenarnya, data input dan output dari hasil simulasi disimpan kedalam workspace Matlab untuk dijadikan sebagai masukan dan

Hal ini didukung dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Tendean dan Widodo (2015) menyatakan bahwa variabel store atmosphere yang teridiri dari: exterior, general

Menurut Pasal 1 angka 28 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) berbunyi bahwa: “Keterangan ahli adalah keterangan yang diberikan oleh seoang yang

“Kopi Good Day Gaul itu salah satu terobosan baru dalam dunia minuman terutama kopi, dimana kopi yang biasanya berkemasan sachet dan perlu diseduh, kali ini kopi instan yang

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah mengaruniakan berkat dan kasih-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan hukum (tesis) dengan judul : “HAK

fasilitas relaksasi stres sangat memperhatikan ketenangan dan kenyamanan dalam penyelesainan masalah stres, dimana fasilitas yang tidak membutuhkan tingkat ketenangan yang

Ketiga tekni tersebut adalah P1 dengan pemanasan selama 40 hari, perendaman air (3 hari), perendaman enzim ligninase (1 hari) dan perendaman enzim selulase (2 hari);