Is the Existence of Female Directors on Board Increased the CSR
Disclosure and Affecting the Investment Efficency?
Abstract
The existence of agency conflicts in the company is the root of the problem of investment
efficiency. Moral hazards and adverse selection arise due to the information asymmetry and
result in errors in making investment decisions from both interested parties. It can be overcome
by increasing corporate disclosure. One of which is the disclosure of corporate social
responsibility.
The purpose of this study was to examine the effect of corporate social responsibility disclosure
and the Women on Boards of Director's presence in companies on investment efficiency of
non-financial companies listed on the Indonesia Stock Exchange in 2018-2019. In this study, the
sample used 33 non-financial companies.
The result of this study showed that 76% of the sample companies had overinvestment in the last 2 years. Furthermore, it increased the disclosure of corporate social responsibility and it proved to have an effect on investment efficiency. However, the moderating effect of women's board of directors on investment inefficiency has a negative effect. The Women on Boards of Directors has less effect on the disclosure of corporate social responsibility which affected the level of investment efficiency. The result of the study would contribute to the public in both empirical and practical way, where researcher able to show the effect of CSR disclosure to investment efficiency and also able to give reference to managerial who want to improve their investment efficiency.
Keywords: Investment Efficiency, Disclosure of Corporate Social Responsibility, Women on
Boards of Directors
Apakah Adanya Dewan Direksi Perempuan Meningkatkan Pengungkapan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan dan Mempengaruhi Efisiensi
Investasi?
Abstrak
Adanya konflik keagenan pada perusahaan menjadi akar masalah investasi yang tidak efisien.
Moral hazard dan adverse selection muncul karena asimetri informasi dan mengakibatkan
kesalahan pengambilan keputusan investasi dari kedua belah pihak yang berkepentingan. Hal
ini dapat diatasi dengan meningkatkan pengungkapan perusahaan, salah satunya
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh pengungkapan tanggung jawab sosial
perusahaan dan keberadaan dewan direksi perempuan pada perusahaan terhadap efisiensi
investasi pada perusahaan non keuangan yang terdaftar di BEI tahun 2018-2019. Peneliti
menggnakan sampel sebanyak 33 perusahaan non keuangan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 76% perusahaan sampel mengalami
overinvestment dalam dua tahun terakhir dan pengungkapan tanggung jawab sosial
perusahaan terbukti berpengaruh terhadap efisiensi investasi. Namun hadirnya direksi wanita
masih belum mampu menjadikan investasi tidak efisien. Hasil penelitian ini setidaknya
memberi kontribusi secara empiris dan praktis, di mana peneliti mampu membuktikan adanya
pengaruh CSR terhadap efisiensi investasi serta peneliti dapat memberi referensi bagi
manajerial yang ingin meningkatkan efisiensi investasi perusahaan.
Kata Kunci: Efisiensi investasi, Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan, Dewan
1. Pendahuluan
Efisiensi investasi dijelaskan sebagai tingkat pengembalian modal sesuai yang diharapkan dari sebuah investasi yang tentunya harus membawa keuntungan bagi investor. Dengan mencapai investasi yang baik, perusahaan akan mampu menekan biaya operasional dan memudahkan pengelolaan suatu perusahaan berjalan. Perusahaan akan dianggap berhasil berinvestasi secara efisien jika proyek yang dilakukan memiliki NPV positif tanpa fraksi pasar. Namun, perusahaan tentu akan mengalami kesulitan dalam mengatasi fraksi pasar seperti moral hazard dan adverse
selection. Pada akhirnya, perusahaan yang akan bertanggung jawab atas underinvestment ataupun overinvestment (Zhong & Gao, 2017).
Asimetri informasi yang berhasil ditekan perusahaan menjadikan inefisiensi investasi dapat diatasi. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan pengungkapan perusahaan sehingga baik manajerial atau stakeholder memiliki pengetahuan yang setara mengenai kondisi perusahaan. Selain pengungkapan laporan keuangan, mengungkapkan tanggung jawab sosial perusahaan atau CSR diketahui dapat meningkatkan efisiensi investasi dengan menekan asimetri informasi (Cabeza-García et al., 2017; Tangngisalu et al., 2020). Beberapa penelitian menyatakan adanya pengaruh positif pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap efisiensi investasi peusahaan. (Benlemlih & Bitar, 2018; Benlemlih & Girerd-Potin, 2017; Cook et al., 2019; Samet & Jarboui, 2017; Zhong & Gao, 2017)
Pengungkapan CSR kini menjadi salah satu prioritas utama bagi perusahaan. Hal ini semakin didukung dengan jumlah dewan direksi perempuan yang meningkat dan dipercaya mampu meningkatkan pengungkapan CSR dalam suatu perusahaan. Beberapa studi membuktikan adanya dewan direksi perempuan memberikan nilai tambah terhadap pengungkapan CSR karena perempuan lebih peduli terhadap sekitar dan berorientasi terhadap kepentingan stakeholder (Garcia-Sanchez et al., 2014; Hadya & Susanto, 2018; McGuinness et al., 2017; Setó-Pamies, 2015).
Berdasarkan laporan Women in Business 2020 yang dirilis Grant Thornton International, Indonesia sendiri memiliki dewan direksi perempuan yang menempati 36% posisi senior di perusahaan seluruh Indonesia, menjadikan Indonesia sebagai negara ke-4 dengan dewan direksi perempuan terbanyak di dunia. Fenomena dewan direksi perempuan sudah diaplikasikan di banyak perusahaan Indonesia seperti Gojek, unicorn karya anak bangsa yang memiliki persentase 33% perempuan dalam manajerialnya.
Adanya perempuan dalam dewan direksi diharapkan mampu meningkatkan pengungkapan CSR pada perusahaan yang nantinya akan mempengaruhi efisiensi investasi di perusahaan. Hal ini dikarenakan perempuan dipercaya memberi tambahan pengetahuan dan lebih ketat dalam pengawasan (Fuente et al., 2017; Rao & Tilt, 2016; Shaukat et al., 2016). Beberapa penilitian menunjukan adanya diversitas gender memiliki pengaruh positif terhadap pengungkapan CSR,
seperti penelitian yang dilakukan pada perusahaan di Madrid (Fuente et al., 2017; Ibrahim & Hanefah, 2016; Jia & Zhang, 2012; Rao & Tilt, 2016). Namun, penelitian lain menunjukkan bahwa dewan direksi perempuan tidak memberikan dampak terhadap adopsi dan pelaksanaan CSR (Barka & Dardour, 2015; Giannarakis, 2014; Lau et al., 2016). Bahkan penelitian pada perusahaan di Banglades (Muttakin et al., 2016) menunjukkan dampak negative perempuan dalam pengungkapan CSR.
Di Indonesia, hasil penelitian terhadap sektor keuangan pada perusahaan di BEI (Rahindayati et al., 2015) menunjukkan hasil pengaruh positif adanya dewan direksi perempuan terhadap pengungkapan CSR, adanya dewan direksi dan komisaris beranggotakan perempuan memberikan pengungkapan lebih luas terhadap CSR. Penelitian lainnya juga menunjukkan adanya peningkatan donasi CSR dengan adanya keragaman gender pada perusahaan (Indriyani & Sudaryati, 2020). Meski begitu, penelitian lain yangdilakukan terhadap perusahaan manufaktur di BEI menunjukkan adanya dampak negatif diversitas gender terhadap pengungkapan CSR secara sukarela (Pajaria et al., 2016).
Dapat disimpulkan, terdapat pengaruh pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan berpengaruh terhadap efisiensi investasi yang dipercaya dapat meningkat dengan adanya perempuan pada jajaran dewan direksi. Adanya penelitian ini akan menjawab dua pertanyaan yaitu; (a) apakah terdapat pengaruh pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) terhadap efisiensi investasi dan apakah dengan adanya dewan direksi perempuan terdapat peningkatan terhadap pengungkapan CSR yang akan memberi dampak positif terhadap efisiensi investasi. Penelitian ini akan menggunakan sampel perusahaan non keuangan di Indonesia tahun 2018-2019 yang melakukan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) menggunakan standard GRI sebanyak 33 sampel perusahaan. Sampel ini didapatkan setelah melalui karakterisasi (judgment) yang dilakukan oleh peneliti.
Penelitian ini berhasil membuktikan bahwa pengungkapan CSR berpengaruh terhadap efisiensi investasi perusahaan. Hal ini memunculkan kesimpulan bahwa CSR mampu membantu perusahaan dalam menentukan proyek dengan NPV yang sesuai. Namun, karena terbatasnya jumlah dewan direksi perempuan pada perusahaan non-keuangan di Indonesia sehingga tidak terdapat pengaruh adanya dewan direksi perempuan dalam memperkuat pengungkapan CSR yang mempengaruhi efisiensi investasi.
Berdasarkan hasil penelitian yang kami peroleh, penelitian ini setidaknya memberikan kontribusi baik secara empiris dan praktis. Kontribusi secara empiris, peneliti mampu membuktikan pengaruh CSR terhadap efisiensi investasi serta bagaimana dengan adanya dewan direksi perempuan, pengungkapan CSR sendiri dapat meningkat. Sedangkan secara praktis peneliti mampu memberikan referensi terhadap manajerial yang ingin meningkatkan efisiensi investasi perusahaan
melalui pengungkapan tanggung jawab sosial. Dengan pengungkapan CSR yang baik, perusahaan dapat menekan asimetri informasi yang terjadi di perusahaan dan juga mampu menunjukkan kesan positif bagi investor dan masyarakat. Selain itu, penelitian ini akan memberikan sudut pandang baru bagi perusahaan atas pentingnya keberagaman gender pada dewan direksi terutama dengan meningkatkan jumlah dewan direksi perempuan di perusahaan.
2. Landasan Teori dan Pengembangan Hipotesis
2.1 Landasan Teori
Masalah keagenan berupa adverse selection dan moral hazard dapat mengakibatkan asimetri informasi yaitu ketidak seimbangan informasi yang dimiliki manajerial dan prinsipiel (Berger et al., 2005). Adverse selection melibatkan adanya informasi internal perusahaan yang hanya bisa diketahui oleh salah satu pihak yang mengakibatkan adanya kemungkinan pihak lain mengambil keputusan yang salah (Kreps, 1990). Sedangkan moral hazard melibatkan usaha agen dalam sebuah transaksi yang mempengaruhi penilaian prinsipel terhadap suatu transaksi yang tidak dapat diawasi (Kreps, 1990). Kedua masalah keagenan ini menyebabkan asimetri informasi ini yang nantinya akan mempengaruhi keputusan dari perusahaan dalam melakukan proyek (Myers & Majluf, 1984)
Meningkatkan luas pengungkapan non keuangan menggunakan CSR menjadi bukti bahwa perusahaan melaksanakan kegiatan usahanya tidak hanya bertanggung jawab pada pemilik perusahaan, namun juga kepada pegawai, pemerintah, lingkungan dan masyarakat sekitar serta mereka yang terpengaruh keputusan perusahaan secara langsung ataupun tidak langsung (Hadi & Mangoting, 2014). Dari penelitian yang dilakukan Benlemlih & Bitar (2018), Benlemlih & Girerd-Potin (2017) Cook et al. (2019) Samet & Jarboui (2017) Zhong & Gao (2017) menyatakan adanya pengaruh positif antara pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap efisiensi investasi perusahaan.
Hillman et al., (2000) menyatakan direksi perempuan meningkatkan kualitas dewan direksi karena dua alasan. Yang pertama, perempuan cenderung memiliki tingkat Pendidikan lebih tinggi serta memiliki pengalaman dan latar belakang di luar dunia bisnis sehingga dapat memberikan penilaian dari sudut pandang lain. Alasan kedua, perempuan secara umum lebih berorientasi terhadap isu sosial dan lingkungan. Giannarakis, (2014) mengklaim dari pengalaman dan penelitian terdahulu bahwa dewan direksi perempuan memberikan perbedaan dan keunikan tersendiri dalam perspektif dan gaya kepemimpinan yang akan mengutamakan pelaporan tanggung jawab perusahaan.
Beberapa penelitian terdahulu menunjukkan adanya pengaruh positif keberadaan perempuan pada dewan direksi dalam nilai perusahaan(Ararat et al., 2015; Lückerath-Rovers, 2013). Hadya & Susanto, (2018) mengemukakan bahwa perusahan dengan perempuan pada jajaran dewan direksi dengan persentase tertentu memiliki kemampuan mengungkapkan CSR dengan lebih baik
2.2 Tanggung Jawab Sosial Perusahaan pada Efisiensi Investasi Perusahaan
Inefisiensi investasi yang terjadi pada perusahaan disebabkan oleh berbagai konflik internal. Asimetri informasi dapat disebabkan karena kurangnya pengungkapan secara luas oleh perusahaan, mengakibatkan informasi yang didapatkan investor berbeda dan dapat mempengaruhi pasar. Hal ini dapat dihindari dengan meningkatkan luas pengungkapan yang dapat dilakukan perusahaan, baik secara keuangan dan non keuangan. Untuk pengungkapan non-keuangan dapat digunakan pengungkapan tanggung jawab sosial (CSR) perusahaan yang menjadi bukti bahwa perusahaan dalam melaksanakan kegiatan usahanya tidak hanya bertanggung jawab pada pemilik perusahaan, namun juga kepada pegawai perusahaan, pemerintah, lingkungan dan masyarakat sekitar, minoritas dan mereka yang terpengaruh terhadap keputusan perusahaan baik secara langsung ataupun tidak langsung (Hadi, 2014). Aulia & Siregar (2018), Biddle et al. (2009), Umiyati, (2017)
Tanggung jawab sosial perusahaan membuktikan bahwa perusahaan melakukan pertanggung jawaban atas aktivitas bisnis perusahaan yang berdampak terhadap lingkungan. Tanggung jawab perusahaan dapat berupa tanggung jawab secara ekonomi, lingkungan, komunitas, perundangan, etika perusahaan dan harapan masyarakat pada waktu tertentu (Carroll, 1979). Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) dapat menjadi solusi peningkatan luas pengungkapan secara non keuangan di mana pada penelitian sebelumnya, CSR berpengaruh positif terhadap efisiensi investasi perusahaan (Benlemlih & Girerd-Potin, 2017; Cook et al., 2019; Samet & Jarboui, 2017; Zhong & Gao, 2017). Dengan demikian, hipotesis pertama adalah:
H1 : Pengungkapan tanggung jawab perusahaan berpengaruh positif terhadap tingkat efisiensi
investasi.
2.3 Dewan Direksi Perempuan Memoderasi Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan dan Mempengaruhi Efisiensi Investasi Perusahaan
Perempuan dianggap meningkatkan efisiensi investasi karena memberikan pengetahuan tambahan dan bersifat lebih ketat terhadap pengawasan (Fuente et al., 2017; Rao & Tilt, 2016; Shaukat et al., 2016). Beberapa penelitian telah menunjukan adanya diversitas gender di perusahaan memberikan pengaruh positif terhadap pengungkapan CSR (Rahindayati et al., 2015). Khan & Vieito (2013), Peni (2014) menyatakan bahwa direksi perempuan berpengaruh dalam meningkatkan performa perusahaan ketimbang dewan direksi laki-laki. Khan & Vieito (2013) mengumkapkan adanya dewan direksi perempuan dapat menekan risiko, meskipun mereka juga yang mendorong dewan untuk mengambil risiko yang lebih besar.
Penelitian yang dilakukan di berbagai negara berbeda juga memberikan hasil yang beragam. Di Madrid, adanya dewan direksi perempuan memberikan dampak positif terhadap pengungkapan CSR (Fuente et al., 2017; Ibrahim & Hanefah, 2016; Jia & Zhang, 2012; Rao & Tilt, 2016). Sementara
penelitian lain menunjukkan bahwa dewan direksi perempuan tidak memberikan dampak signifikan (Barka & Dardour, 2015; Giannarakis, 2014; McGuinness et al., 2017) hingga berdampak negatif dalam pengungkapan CSR (Muttakin et al., 2016).
Penelitian di Indonesia yaitu penelitian Rahindayati et al. (2015) menunjukkan hasil pengaruh positif adanya dewan direksi perempuan terhadap pengungkapan CSR, adanya dewan direksi dan komisaris beranggotakan perempuan memberikan pengungkapan lebih luas terhadap CSR. Penelitian lainnya juga menunjukkan adanya peningkatan donasi CSR dengan adanya keragaman gender pada perusahaan (Indriyani & Sudaryati, 2020). Meski begitu, penelitian lain yang dilakukan terhadap perusahaan manufaktur di BEI menunjukkan adanya dampak negatif diversitas gender terhadap pengungkapan CSR secara sukarela. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan dengan dewan direksi perempuan memiliki pengungkapan CSR yang lebih baik di mana pengungkapan CSR yang baik dapat memperluas pengungkapan dan menekan asimetri informasi yang merupakan penyebab terjadinya inefisiensi investasi, hal ini membawa kita kembali kepada penelitian . Benlemlih & Girerd-Potin (2017), Cook et al. (2019), Samet & Jarboui (2017) dan Zhong & Gao (2017) di mana pengungkapan CSR yang baik akan mempengaruhi efisiensi investasi perusahaan. Dengan begitu, hipotesis penelitian sebagai berikut:
H2 : Hadirnya direksi wanita memperkuat pengaruh pengungkapan CSR terhadap efisiensi
investasi.
3. Metodologi Penelitian
3.1 Sampel
Sampel pada penelitian ini dipilih menggunakan metode purposive sampling dengan kriteria sebagai berikut; (a) merupakan perusahaan non-keuangan dan tidak termasuk sektor service, trade
and investment yang terdaftar di BEI dan website GRI. Perusahaan non-keuangan dipilih karena
perusahaan sampel harus melakukan kegiatan jual beri barang dagang atau sales untuk melakukan perhitungan efisiensi investasi, (b) perusahaan sampel juga harus memiliki laporan tahunan lengkap selama 2 tahun yaitu pada tahun 2018 dan 2019. Perusahaan yang memiliki laporan tahunan lengkap termasuk di dalamnya laporan keuangan dan hasil rapat pemegang saham menunjukkan bahwa perusahaan sudah melakukan pengungkapan baik secara keuangan serta menyediakan informasi yang berguna bagi pengguna laporan keuangan seperti dewan direksi yang menjabat pada periode tersebut, (c) perusahaan juga sudah melakukan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan secara lengkap sesuai dengan standar GRI yang berlaku dalam periode 2018-2019. Sebanyak 33 perusahaan non keuangan yang telah memenuhi kriteria tersebut kemudian diuji untuk memenuhi asumsi BLUE. Uji yang digunakan adalah uji normalitas, heteroskedastisitas dan uji multikolinieritas. Kemudian peneliti melakukan uji hipotesis menggunakan uji regresi linier berganda dengan persamaan sebagai berikut:
Model 1: 𝑰𝒏𝒗_𝑬𝒇𝒊 = ∝𝟎+ 𝜷𝑪𝑺𝑹𝒊,𝒕
+ 𝒆
Model 2: 𝑰𝒏𝒗𝑬𝒇𝒊= ∝𝟎+ 𝜷𝟏𝑪𝑺𝑹 + 𝜷𝟐𝑾𝑶𝑴 + (𝜷𝟐𝑪𝑺𝑹 × 𝑾𝑶𝑴) +𝒆
Keterangan: α : Koefisien 𝛽1.. 𝛽6 : KonstantaInvefi : Investment Efficiency CSR : Pengungkapan CSR WOM : Dewan direksi perempuan
e : Error
3.2 Pengukuran 3.2.1 Efisiensi Investasi
Tingkat efisiensi perusahaan yang dihitung menggunakan nilai sisa diperkenalkan oleh Biddle et al., (2009). Model yang diperkenalkan memiliki rumus:
𝑰𝒏𝒗𝒆𝒔𝒕𝒂𝒔𝒊𝒊,𝒕= 𝜷𝟎 + 𝜷𝟏 𝑺𝒂𝒍𝒆𝒔 𝑮𝒓𝒐𝒘𝒕𝒉𝒊,𝒕−𝟏+ 𝜺𝒊,𝒕 Keterangan:
Investasii,t = total investasi perusahaan i pada tahun t, dihitung dari kenaikan aset berwujud dan tidak.
Sales Growth = Presentase perubahan penjualan tahunan perusahaan i dari periode t-1 (1 tahun sebelumnya) ke t. Deviasi dan tingkat investasi perusahaan dicerminkan dari nilai residu model regresi di atas yang nantinya menjadi proksi untuk efisiensi investasi. Variabel ini akan menjadi nilai absolut dari residual dikali -1, menghasilkan nilai paling tinggi sebagai tolak ukur yang menunjukkan efisiensi investasi tinggi.
3.2.2 Pengungkapan CSR
Mengukur pengungkapan CSR menggunakan metode analisis isi (content analysis) berdasarkan GRI yang menjadi indikator pengungkapan perusahaan yang telah terdaftar pada database GRI serta BEI. Rumus perhitungan ini telah digunakan oleh Astini et al., (2017), Muttakin et al., (2016) dan Pajaria et al., (2016).
𝐶𝑆𝑅 𝐺𝑅𝐼 𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 =∑ 𝑋𝑛 148 ∑ 𝑋𝑛 = jumlah pengungkapan perusahaan sampel 148 = jumlah item pengungkapan pada GRI standar
3.2.3 Dewan Direksi Perempuan
Dewan direksi perempuan menjadi variabel pada penelitian ini. Diversitas gender dilihat dari ada atau tidaknya dewan direksi perempuan dan dihitung dengan melihat persentase perempuan pada total jumalh anggota dewan direksi. Rumus ini menggunakan rumus dari penelitian Jia & Zhang (2012) yaitu sebagai berikut:
𝐵𝑜𝑎𝑟𝑑 𝐺𝑒𝑛𝑑𝑒𝑟 𝐷𝑖𝑣𝑒𝑟𝑠𝑖𝑡𝑦 = 𝐷𝑖𝑟𝑒𝑘𝑡𝑢𝑟 𝑃𝑒𝑟𝑒𝑚𝑝𝑢𝑎𝑛 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐷𝑖𝑟𝑒𝑘𝑡𝑢𝑟 3.2.4 Model Penelitian Gambar 1 Model Penelitian
4. Hasil
4.1 HasilPenelitian ini menggunakan SPSS 20 dan peneliti menguji beberapa uji seperti uji statistic deskriptif, uji asumsi klasik seperti uji normalitas, heterokedastisitas dan uji multikolinearitas. Dari pengujian statistic deskriptif, disimpulkan sebagian besar perusahaan mengalami overinvestment. Pada rerata tabulasi efisiensi investasi yang telah dibagi menjadi 3 kuartil.
Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Variabel X) Efisiensi Investasi Perusahaan (Variabel Y)
Anggota Dewan Direksi Perempuan (Variabel Moderasi)
Tabel 1
Penggolongan Efisiensi Investasi Q0 -68,6744 Over Investment 33 50% Q1 -2,5874 Q2 -1,4375 Efisien 16 24% Q3 -0,67604 Underinvestment 17 26% Q4 1,2439 66 100%
Kuartil atas (Q0-Q1) menunjukkan investasi yang overinvestment, kuartil tengah (Q2) menunjukkan investasi yang efisien, dan kuartil bawah (Q3-Q4) menunjukkan investasi
underinvestment yang tidak efisien. Dari total 66 data penelitian, sebanyak 76% perusahaan
mengalami investasi yang tidak efisien. Hanya sebanyak 24% perusahaan sudah berhasil melakukan investasi secara efisien. Dari hasil uji statistic deskriptif, rerata statistika efisiensi investasi adalah sebesar -2,7507 yang berada di range kuartil 1, menunjukkan bahwa investasi yang dilakukan oleh perusahaan di Indonesia pada periode 2018-2019 mengalami overinvestment.
Kemudian peneliti melakukan uji asumsi klasik dengan hasil Asymp Sig 0,000 sehingga peneliti melakukan outlier menggunakan metode boxplot dan menghapus 4 data perusahaan sehingga uji asumsi klasik selanjutnya menampilkan hasil 0,899 dan 0,682 yang berada di atas 0,05. Selanjutnya peneliti melakukan uji multikolinearitas dengan nilai tolerance >0,10 dan VIF <10 di mana terdapat gejala multikolinearitas pada salah satu variabel dikarenakan kurangnya jumlah sampel untuk mendukung penelitian secara maksimal. Pada pengujian heteroskedastisitas menggunakan uji scatterplot, tidak terjadi gejala heteroskedastisitas pada kedua model regresi yang ditunjukkan oleh titik-titik yang menyebar acak secara baik. Peneliti kemudian melakukan uji autokorelasi dan hasil menunjukkan tidak terdapat gejala autokorelasi pada variabel-variabel yang diteliti. Selanjutnya peneliti melakukan uji hipotesis menggunakan uji MRA yang menunjukkan variabel pengungkapan CSR berpengaruh terhadap efisiensi investasi sebesar 7,1% dan dewan direksi perempuan memberikan pengaruh pengungkapan CSR terhadap efisiensi investasi dan meningkatkan pengaruh hingga menjadi 12,3%. Pada pengujian koefisien determinasi (R2) menunjukkan bahwa efisiensi investasi terpengaruh variabel pengungkapan CSR secara lemah meskipun telah dimoderasi oleh dewan direksi perempuan sekalipun. Pada uji F nilai ANOVA untuk model regresi pertama menunjukkan pengungkapan CSR berpengaruh dalam efisiensi investasi dengan nilai ANOVA kurang dari 0,05, sedangkan untuk model regresi dengan dewan direksi perempuan nilai ANOVA sebesar 0,053 sehingga pengungkapan CSR setelah dimoderasi tidak berpengaruh terhadap efisiensi investasi.
Setelah melakukan pengujian terhadap model, selanjutnya uji t atau uji hipotesis secara parsial dengan hasil sebagai berikut:
Tabel 2
Hasil Pengujian Hipotesis
Model Beta Sig
(constant) 0,914 0,441
CSR -6,478 0,027
FCEOs -1,913 0,824
CSR*FCEOs 10.576 0,599 Variabel dependent: Efisiensi Investasi
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa pengungkapan CSR memiliki nilai signifikansi 0,027 yaitu kurang dari probabilitas 0,05 sehingga hipotesis satu diterima. Untuk model persamaan setelah memasukkan efek moderasi dewan direksi perempuan, nilai signifikansi adalah sebesar 0,599 yaitu lebih dari probabilitas 0,05 sehingga hipotesis kedua ditolak.
4.2 Pembahasan
Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan pengungkapan CSR berpengaruh terhadap efisiensi investasi perusahaan dari hasil pengujian terhadap hipotesis satu yang diterima. Ini membuktikan semakin tinggi pengungkapan suatu perusahaan, inefisiensi investasi yang disebabkan oleh asimetri informasi dapat ditekan. Selain pengungkapan secara ekonomi menggunakan laporan keuangan, hasil menunjukkan pengungkapan non-keuangan seperti CSR membantu perusahaan berinvestasi dengan baik.
Hal ini bergaris lurus dengan penelitian yang dilakukan Samet & Jarboui, (2017) yaitu semakin tinggi pengungkapan dan performa CSR, perusahaan akan berinvestasi dengan lebih efisien. Peelitian lain yang dilakukan (Lee, 2020) di Taiwan terhadap pasar Asia juga menunjukkan bahwa pengungkapan CSR menekan tingkat inefisiensi investasi pada perusahaan Taiwan. Di Indonesia sendiri, penelitian yang dilakukan (Erawati et al., 2021) menunjukkan peran CSR dalam efisiensi investasi perusahaan Indonesia dengan kepemilikan keluarga memberikan dampak atas campur tangan kepemilikan keluarga terhadap efisiensi investasi.
Sedangkan untuk hipotesis kedua, hasil menunjukkan bahwa adanya dewan direksi perempuan yang memoderasi pengungkapan CSR tidak berpengaruh terhadap pengungkapan CSR di perusahaan yang akan mempengaruhi efisiensi investasi perusahaan Hal ini dapat dikarenakan kurangnya jumlah dewan direksi perempuan di perusahaan sampel sehingga efek yang ditimbulkan oleh dewan direksi terhadap pengungkapan CSR yang diteliti kurang maksimal.
Hal ini juga didukung oleh beberapa penelitian yang menunjukkan tidak adanya pengaruh dewan direksi perempuan terhadap pengungkapan CSR di perusahaan. Penelitian (Farida, 2019) mengenai pengaruh perempuan terhadap SDGs juga menunjukkan hasil negatif di mana dewan direksi perempuan tidak berpengaruh apapun terhadap keputusan pengungkapan SDGs pada perusahaan. Penelitian lain juga menunjukkan bahwa adanya dewan direksi perempuan tidak berdampak terhadap adopsi dan pelaksanaan CSR di perusahaan (Barka & Dardour, 2015; Giannarakis, 2014; McGuinness et al., 2017)
.
5. Kesimpulan, Implikasi dan Keterbatasan
5.1 Kesimpulan
Penelitian ini menunjukkan bahwa perusahaan di Indonesia masih kurang maksimal dalam menentukan proyek yang memberikan keuntungan bagi perusahaan. Rata-rata perusahaan di Indonesia pada tahun 2018-2019 mengalami overinvestment sehingga perusahaan harus mulai menemukan jalan keluar dalam mengatasi masalah tersebut. Dari hasil pengujian hipotesis menggunakan uji t, pengungkapan CSR berpengaruh terhadap efisiensi investasi perusahaan non-keuangan periode 2018-2019 di Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa dengan meningkatkan pengungkapan baik keuangan atau non-keuangan, seperti pengungkapan CSR, dapat menekan asimetri informasi perusahaan yang dapat mempengaruhi inefisiensi investasi pada perusahaan.
Tentu perusahaan akan mencari cara untuk meningkatkan pengungkapan CSR jika dianggap dapat membantu menekan asimetri informasi di perusahaan. Meningkatkan diversitas gender pada dewan direksi dengan memberikan kesempatan bagi perempuan duduk di kursi jajaran direksi dapat menjadi solusi, terbukti dari penelitian terdahulu. Namun, dalam penelitian ini dewan direksi perempuan ternyata tidak berpengaruh dalam meningkatkan pengungkapan CSR di suatu perusahaan. Hal ini kemungkinan terjadi dikarenakan masih terbatasnya jumlah anggota perempuan pada jajaran direksi sehingga pengaruhnya kurang signifikan terhadap keputusan pengungkapan CSR di perusahaan. Hal ini tentu akan mempengaruhi pengungkapan untuk mengatasi asimetri informasi yang dapat membantu menyelesaikan masalah efisiensi investasi.
5.2 Implikasi
Penelitian ini memberikan implikasi sebagai berikut:
a. Peneliti mampu membuktikan bahwa pengungkapan CSR memang dapat membantu mengatasi inefisiensi investasi pada perusahaan. Meskipun begitu pengujian mengenai dewan direksi perempuan berpengaruh terhadap pengungkapan CSR masih belum dapat dibuktikan.
b. Memberikan pandangan baru kepada manajemen perusahaan atas manfaat dan pentingnya pengungkapan CSR dalam perusahaan dan bagaimana pengaruhnya terhadap efisiensi
perusahaan. Bagi stakeholder dan pemangku kepentingan sendiri, meningkatkan pengungkapan CSR tentu akan memberikan informasi yang luas bagi kedua pihak, terutama prinsipel yang tidak selalu dapat memonitor kinerja perusahaan dari waktu ke waktu.
5.3 Keterbatasan dan saran
Sampel yang digunakan pada penelitian ini hanya menggunakaan 2 tahun sebagai periode pengamatan yaitu 2018 dan 2019, hal ini dikarenakan masih banyak perusahaan di Indonesia yang mayoritas belum merilis laporan keberlanjutan atau laporan keberlanjutan yang mengadopsi standar GRI sebagai guidelines pengungkapan. Selain itu, keterbatasan jumlah dewan direksi perempuan yang dimiliki perusahaan di Indonesia mempengaruhi hasil penelitian. Peneliti berharap di periode yang akan datang, aka nada peningkatan jumlah perempuan dalam jajaran dewan direksi perusahaan di Indonesia. Selain itu, dikarenakan sampel pada penelitian hanya menggunakan perusahaan non keuangan maka hasil penelitian ini tidak dapat digeneralisasi.
Peneliti menyarankan bagi para penelitis selanjutnya beberapa hal berikut untuk memaksimalkan penelitian:
1. Tahun penelitian yang digunakan dapat diperpanjang beberapa tahun kebelakang dan tahun kedepan (data terbaru) sehingga jumlah sampel yang diteliti dapat lebih banyak baik secara perusahaan atau laporan yang dianalisa.
2. Sampel penelitian dapat ditambahkan menggunakan perusahaan pada sektor lainnya agar hasil penelitian semakin luas dan bersifat lebih umum.
Daftar Pustaka
Ararat, M., Aksu, M., & Tansel Cetin, A. (2015). How board diversity affects firm performance in emerging markets: Evidence on channels in controlled firms. Corporate Governance: An International Review, 23(2), 83–103. https://doi.org/10.1111/corg.12103
Astini, L. T., Yuniarta, G. A., & Kurniawan, P. S. (2017). Analisis Penerapan Global Reporting Initiative ( GRI ) G4 Pada Laporan Keberlanjutan Perusahaan Tahun 2013-2016 (Studi pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di BEI). Jurnal S1 Akuntansi Universitas Pendidikan Ganesha, 8(2), 74–84.
Barka, H. Ben, & Dardour, A. (2015). Investigating the relationship board interlocks and corporate between director’s profile, social responsibility. Management Decision, Vol. 53 Is.
Benlemlih, M., & Bitar, M. (2018). Corporate Social Responsibility and Investment Efficiency. Journal of
Business Ethics, 148(3), 647–671. https://doi.org/10.1007/s10551-016-3020-2
Benlemlih, M., & Girerd-Potin, I. (2017). Corporate social responsibility and firm financial risk reduction: On the moderating role of the legal environment. Journal of Business Finance and Accounting, 44(7–8), 1137–1166. https://doi.org/10.1111/jbfa.12251
Berger, A. N., Espinosa-Vega, M. A., Frame, W. S., & Miller, N. H. (2005). Debt maturity, risk, and asymmetric information. Journal of Finance, 60(6), 2895–2923. https://doi.org/10.1111/j.1540-6261.2005.00820.x Biddle, G. C., Hilary, G., & Verdi, R. S. (2009). How does financial reporting quality relate to investment
efficiency? Journal of Accounting and Economics, 48(2–3), 112–131. https://doi.org/10.1016/j.jacceco.2009.09.001
Cabeza-García, L., Sacristán-Navarro, M., & Gómez-Ansón, S. (2017). Family involvement and corporate social responsibility disclosure. Journal of Family Business Strategy, 8(2), 109–122. https://doi.org/10.1016/j.jfbs.2017.04.002
Carroll, A. B. (1979). A three-dimensional conceptual model of corporate performance. Corporate Social
Responsibility, 4(4), 37–45. https://doi.org/10.5465/amr.1979.4498296
Cook, K. A., Romi, A. M., Sánchez, D., & Sánchez, J. M. (2019). The influence of corporate social responsibility on investment efficiency and innovation. Journal of Business Finance and Accounting, 46(3–4), 494–537. https://doi.org/10.1111/jbfa.12360
Erawati, N. M. A., Sutrisno, T., Hariadi, B., & Saraswati, E. (2021). The Role of Corporate Social Responsibility in the Investment Efficiency: Is It Important?*. Journal of Asian Finance, Economics and Business, 8(1), 169–178. https://doi.org/10.13106/jafeb.2021.vol8.no1.169
Farida, D. N. (2019). Pengaruh Diversitas Gender Terhadap Pengungkapan Sustainability Development Goals.
Jurnal Akuntansi Indonesia, 8(2), 89. https://doi.org/10.30659/jai.8.2.89-107
Fuente, J. A., García-Sánchez, I. M., & Lozano, M. B. (2017). The role of the board of directors in the adoption of GRI guidelines for the disclosure of CSR information. Journal of Cleaner Production, 141, 737–750. https://doi.org/10.1016/j.jclepro.2016.09.155
Garcia-Sanchez, I. M., Cuadrado-Ballesteros, B., & Sepulveda, C. (2014). Does media pressure moderate CSR disclosures by external directors? Management Decision, 52(6), 1014–1045. https://doi.org/10.1108/MD-09-2013-0446
Giannarakis, G. (2014). The determinants influencing the extent of CSR disclosure. International Journal of Law
and Management, 56(5), 393–416. https://doi.org/10.1108/IJLMA-05-2013-0021
Hadi, J., & Mangoting, Y. (2014). Pengaruh Struktur Kepemilikan dan Karakteristik Dewan Terhadap Agresivitas Pajak. Tax & Accounting Review, 4(2), 1–10.
Hadya, R., & Susanto, R. (2018). Model Hubungan Antara Keberagaman Gender, Pendidikan Dan Nationality Dewan Komisaris Terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility. Jurnal Benefita, 3(2), 149. https://doi.org/10.22216/jbe.v3i2.3432
Hillman, A. J., Cannella, A. A., & Paetzold, R. L. (2000). The resource dependence role of corporate directors: Strategic adaptation of board composition in response to environmental change. Journal of Management
Ibrahim, A. H., & Hanefah, M. M. (2016). Board diversity and corporate social responsibility in Jordan. Journal
of Financial Reporting and Accounting, 14(2), 279–298. https://doi.org/10.1108/jfra-06-2015-0065
Indriyani, D. A., & Sudaryati, E. (2020). Pengaruh Keragaman Gender Dewan, Industri dan Ukuran Perusahaan
Terhadap Donasi Corporate Social Responsibility. 2009–2024.
Jia, M., & Zhang, Z. (2012). Women on boards of directors and corporate philanthropic disaster response. China
Journal of Accounting Research, 5(1), 83–99. https://doi.org/10.1016/j.cjar.2012.01.001
Jin, X., & Yu, J. (2018). Government governance, executive networks and corporate investment efficiency. China
Finance Review International, 8(2), 122–139. https://doi.org/10.1108/CFRI-06-2016-0053
Lau, C. M., Lu, Y., & Liang, Q. (2016). Corporate Social Responsibility in China: A Corporate Governance Approach. Journal of Business Ethics, 136(1), 73–87. https://doi.org/10.1007/s10551-014-2513-0
Lee, M. Te. (2020). Corporate social responsibility and investment efficiency: Evidence from an emerging asian market. DLSU Business and Economics Review, 29(2), 1–16.
Lückerath-Rovers, M. (2013). Women on boards and firm performance. Journal of Management and Governance,
17(2), 491–509. https://doi.org/10.1007/s10997-011-9186-1
McGuinness, P. B., Vieito, J. P., & Wang, M. (2017). The role of board gender and foreign ownership in the CSR performance of Chinese listed firms. Journal of Corporate Finance, 42, 75–99. https://doi.org/10.1016/j.jcorpfin.2016.11.001
Muttakin, M. B., Khan, A., & Subramaniam, N. (2016). Firm characteristics, board diversity and corporate social responsibility. Pacific Accounting Review, 27, 353–372.
Myers, S. C., & Majluf, N. S. (1984). Corporate financing and investment decisions when firms have information that investors do not have. Journal of Financial Economics, 13(2), 187–221. https://doi.org/10.1016/0304-405X(84)90023-0
Pajaria, Y., Meutia, I., & Widiyanti, M. (2016). Corporate Social Responsibility Perusahaan Sektor Manufaktur.
10(2), 177–200.
Rahindayati, N. M., Ramantha, I. W., & Rasmini, N. K. (2015). Pengaruh Diversitas Pengurus Pada Luas Pengungkapan Corporate Social Responsibility. E-Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Universitas Udayana, 05(4), 312–330.
Rao, K., & Tilt, C. (2016). Board Composition and Corporate Social Responsibility: The Role of Diversity, Gender, Strategy and Decision Making. Journal of Business Ethics, 138(2), 327–347. https://doi.org/10.1007/s10551-015-2613-5
Samet, M., & Jarboui, A. (2017). How does corporate social responsibility contribute to investment efficiency?
Journal of Multinational Financial Management, 40, 33–46. https://doi.org/10.1016/j.mulfin.2017.05.007
Setó-Pamies, D. (2015). The Relationship between Women Directors and Corporate Social Responsibility.
Corporate Social Responsibility and Environmental Management, 22(6), 334–345.
https://doi.org/10.1002/csr.1349
Shaukat, A., Qiu, Y., & Trojanowski, G. (2016). Board Attributes, Corporate Social Responsibility Strategy, and Corporate Environmental and Social Performance. Journal of Business Ethics, 135(3), 569–585. https://doi.org/10.1007/s10551-014-2460-9
Tangngisalu, J., Mappamiring, M., Andayani, W., Yusuf, M., & Perdana Kusuma Putra, A. H. (2020). CSR and Firm Reputation from Employee Perspective. Journal of Asian Finance, Economics and Business, 7(10), 171–182. https://doi.org/10.13106/jafeb.2020.vol7.no10.171
Zhong, M., & Gao, L. (2017). Does corporate social responsibility disclosure improve firm investment efficiency? Evidence from China. Review of Accounting and Finance, 16(3), 348–365. https://doi.org/10.1108/RAF-06-2016-0095
APENDIX
1. Statistik Deskriptif
2. Uji Normalitas
a. Uji normalitas sebelum outlier TANPA MODERASI
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardize d Residual
N 66
Normal Parametersa,b Mean 0E-7
Std. Deviation 8.38870833 Most Extreme Differences Absolute .355 Positive .309 Negative -.355 Kolmogorov-Smirnov Z 2.884
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
DENGAN MODERASI
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardize d Residual
N 66
Normal Parametersa,b Mean 0E-7
Std. Deviation 8.38720396 Most Extreme Differences Absolute .357 Positive .317 Negative -.357 Kolmogorov-Smirnov Z 2.898
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Efisiensi Investasi 66 -68.6744 1.2440 -2.7507 8.4144 Pengungkapan CSR 66 0.2568 0.6757 0.4224 0.0881
Female CEOs 66 0.0000 0.5000 0.0665 0.1325
X*Z 66 0.0000 0.2297 0.0293 0.0580
b. Uji normalitas setelah outlier TANPA MODERASI
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardize d Residual
N 62
Normal Parametersa,b
Mean 0E-7 Std. Deviation 1.50724336 Most Extreme Differences Absolute .073 Positive .064 Negative -.073 Kolmogorov-Smirnov Z .572
Asymp. Sig. (2-tailed) .899
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
DENGAN MODERASI
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardize d Residual
N 62
Normal Parametersa,b Mean 0E-7
Std. Deviation 1.46451732 Most Extreme Differences
Absolute .091
Positive .064
Negative -.091
Kolmogorov-Smirnov Z .718
Asymp. Sig. (2-tailed) .682
a. Test distribution is Normal. c. Calculated from data.
3. Residual Statistics Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) .914 1.179 .775 .441
CSR -6.478 2.850 -.347 -2.273 .027 .650 1.539 FCEOs -1.913 8.548 -.166 -.224 .824 .027 36.416 X*Z 10.576 19.993 .402 .529 .599 .026 38.201 a. Dependent Variable: Efisiensi Investasi
4. Uji Multikolinearitas Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) .914 1.179 .775 .441
CSR -6.478 2.850 -.347 -2.273 .027 .650 1.539 FCEOs -1.913 8.548 -.166 -.224 .824 .027 36.416 X*Z 10.576 19.993 .402 .529 .599 .026 38.201 a. Dependent Variable: Efisiensi Investasi
5. Uji Autokorelasi
TANPA MODERASI
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .267a .071 .056 1.5197518 1.987 a. Predictors: (Constant), CSR
DENGAN MODERASI
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 .351a .123 .078 1.5019153 2.099
a. Predictors: (Constant), X*Z, CSR, FCEOs b. Dependent Variable: Efisiensi Investasi
6. Uji MRA
TANPA MODERASI Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
1 .267a .071 .056
a. Predictors: (Constant), CSR
d. Dependent Variable: Efisiensi Investasi
DENGAN MODERASI Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
1 .351a .123 .078
a. Predictors: (Constant), X*Z, CSR, FCEOs b. Dependent Variable: Efisiensi Investasi
7. Uji Koefisien Determinasi (R2)
TANPA MODERASI Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
1 .267a .071 .056
a. Predictors: (Constant), CSR
DENGAN MODERASI Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
1 .351a .123 .078
a. Predictors: (Constant), X*Z, CSR, FCEOs b. Dependent Variable: Efisiensi Investasi
8. Uji F
TANPA MODERASI
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 10.598 1 10.598 4.588 .036b
Residual 138.579 60 2.310
Total 149.176 61
a. Dependent Variable: Efisiensi Investasi b. Predictors: (Constant), CSR
DENGAN MODERASI
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 18.343 3 6.114 2.711 .053b
Residual 130.833 58 2.256
Total 149.176 61
a. Dependent Variable: Efisiensi Investasi b. Predictors: (Constant), X*Z, CSR, FCEOs
9. Uji T
TANPA MODERASI
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) .480 .987 .486 .629
CSR -4.981 2.325 -.267 -2.142 .036
a. Dependent Variable: Efisiensi Investasi
DENGAN MODERASI
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) .914 1.179 .775 .441 CSR -6.478 2.850 -.347 -2.273 .027 FCEOs -1.913 8.548 -.166 -.224 .824 X*Z 10.576 19.993 .402 .529 .599