BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perumahan dan permukiman menjadi salah satu program besar pemerintah dalam tujuannya yaitu mengentaskan kemiskinan dan juga menjadi industry yang masih menjanjikan profit yang cukup tinggi bagi perusahaan properti. Perusahaan properti pun selain melaksanakan misi dalam melayani kebutuhan perumahan dan permukiman masyarakat juga dituntut untuk menghasilkan profit yang tinggi.
Kondisi ini menjadikan bisnis properti memiliki tingkat kompetitif yang tinggi di industri properti. Prediksi dari Persatuan Perusahaan Real Estate Indonesia (REI) memprediksi pasar properti di Indonesia akan tumbuh mencapai 10% pada tahun 2014. Produk perumahan atau residensial akan mendorong pertumbuhan properti tersebut karena kebutuhan rumah yang masih tinggi disamping tingkat kesenjangan antara pasokan dan permintaan rumah yang besar. Ditambah dengan angka backlog perumahan di Indonesia sebesar kurang lebih 13 juta penduduk yang belum memiliki unit hunian adalah sebuah tugas besar pemerintah dalam salah satu program pengentasan kemiskinan di Indonesia. Kedua tujuan tersebut adalah tujuan dari Perum Perumnas yaitu satu-satunya BUMN yang bergerak di bidang Perumahan dan Permukiman dengan salah satu produk misinya yaitu Rumah Sejahtera Tapak (RST) diharapkan dapat meminimalisir angka backlog perumahan di Indonesia.
Perumnas adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berbentuk
Perusahaan Umum (Perum) dimana keseluruhan sahamnya dimiliki oleh Pemerintah. Sejak didirikan tahun 1974, Perumnas selalu tampil dan berperan sebagai pelopor dalam penyediaan perumahan dan permukiman sebagai solusi pemerintah dalam menyediakan perumahan yang layak bagi masyarakat menengah ke bawah. Perumnas terus bergerak untuk merealisasikan target produksi rumah sebanyak 50.000 unit di tahun 2018, menghasilkan pendapatan Rp 5.4 Triliun per tahun dengan rasio keuntungan bersih minimum sebesar 9% sebelum akhir 2018 dan mencapai “recurrent income” minimal 9% per tahun sebelum akhir 2018.
Oleh karena itu Perumnas menyadari pentingnya strategi sebagai bagian dari perencanaan. Berikut adalah gambaran inisiatif strategi beserta kebijakan.
No STRATEGI INISIATIF KEBIJAKAN
1 Peningkatan Laba & Pendapatan
Perbaikan Strategi Pemasaran Perbaikan Strategi Penjualan Perbaikan Strategi Pelayanan Pelanggan
Optimalisasi Bauran Produk (PortoFolio Produk)
Pengembangan Bisnis Anorganik Penguatan Anak Perusahaan Penguatan SDM Penjualan Peluncuran proyek / produk yang efektif
Peningkatan Citra Perusahaan
2 Perbaikan Produktifitas (Karyawan)
Program Perampingan Perusahaan Peningkatan Efisiensi dan Efektifitas Biaya
3 Pengelolaan Aset yang Efektif
Optimalisasi Stok Tanah (penyediaan dan pengelolaan)
Peningkatan Pengamanan Tanah dan Penguatan
Status Hukum Tanah
Resolusi Pengelolaan Aset Tidak Produktif
Perbaikan Prosedur Pembebasan / Pengadaan
No STRATEGI INISIATIF KEBIJAKAN
4 Strategi Permodalan Program Inovasi Permodalan 5 Penyehatan Arus Kas Perbaikan Program Pengelolaan Arus
Kas
6 Revitalisasi Strategi & Model Bisnis
Peningkatan Strategi Perusahaan Peningkatan Strategi Bisnis Peningkatan Strategi Pembangunan peningkatan Strategi Fungsional 7 Pengembangan Produk yg Efektif Pengembangan Produk yang Efektif 8 Perencanaan Ulang Proses Bisnis Perencanaan Ulang Proses Bisnis
9 Peningkatan Sistem Manajemen
Sistem SDM yang Terintegrasi Peningkatan Sistem Keuangan
Pengembangan Kebijakan yang Efektif Otomatisasi Kantor
Optimalisasi Software & Hardware IT Monitoring ICT & Evaluasi Sistem Perbaikan
Pengembangan Masterplan IT Pengembangan Sistem secara Efektif Peningkatan Sistem Pengadaan Barang
& Jasa
Pengembangan Website Perusahaan Standarisasi Pelaporan
Peningkatan Sistem Akuntansi Optimalisasi Manajemen Administrasi Hukum
Optimalisasi Penanganan Hukum Peningkatan Manajemen Pertanahan secara menyeluruh
Implementasi GCG secara Efektif
10
Pengembangan Kapasitas serta Program Pengembangan Karyawan secara Efektif
Kemampuan Karyawan Penerimaan & Penempatan Karyawan secara efektif
Penguatan Kompetensi Karyawan 11 Sinergi Kemitraan secara Strategis Sinergi Kemitraan secara Strategis
12 Budaya Kinerja Tinggi
Program Transformasi Budaya Perusahaan
Peningkatan Visi dan Misi
No STRATEGI INISIATIF KEBIJAKAN 13 Kepemimpian yang Efektif Program Pengembangan
Kepemimpinan
14 Restrukturisasi Organisasi Struktur Organisasi Berorientasi pada Kepuasan Pelanggan
15 Menajemen Resiko Perusahaan Kekuatan Organisasi
16 Optimalisasi Sinergi
Sinergi antara PERUMNAS - BUMN Sinergi antara PERUMNAS - Pemda Hubungan Baik antara Stakeholder Sinergi antara PERUMNAS - PERBANKAN -
BAPERTARUM - JAMSOSTEK - TWPAD - BLUPP
Penguatan Hubungan kepada Media Pencegahan Pemberitaan Negatif
Tabel 1. 1 Inisiatif Strategi Perum Perumnas
Untuk memenuhi target pencapaian, Perumnas menargetkan untuk merealisasi 20 kerjasama strategis dengan Pemerintah, BUMN dan Swasta sebelum akhir 2016 dan memiliki land bank 10.000 ha dengan 10% berada di 10 kota besar sebelum akhir 2018. Menghadapi situasi tersebut, bersinergi adalah langkah besar yang harus terus dilakukan, yakni dengan memanfaatkan peluang yang ada bersama BUMN maupun stakeholder lain. Ini dilakukan untuk mengembangkan landbank yang saat ini masih dirasa belum optimal dan dibawah target. Untuk itu Perumnas akan melakukan sinergi dengan BUMN lain untuk memanfaatkan lahan yang dapat dikembangkan bersama, termasuk kerjasama dengan penyediaan lahan Pemerintah Daerah (Pemda) untuk dikembangkan menjadi kawasan hunian. Sinergi ini tak hanya sebatas pemanfaatan lahan, tetapi saat ini dijajaki pula sinergi untuk pasar kolektif. Contohnya, saat ini Perumnas sedang membangun kurang lebih 35 ribu rumah untuk PNS dan karyawan BUMN.
Ini merupakan strategi dalam membentuk pasar kolektif.
Perumnas sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyadari bahwa target pencapaian kinerja sangat penting dalam membangun usahanya dan pencapaian misi pemerintahnya dalam merumahkan masyarakat. Oleh sebab itu, kepastian pencapaian kinerja harus termonitor dengan baik sebagai induk koordinasi suatu organisasi dengan visi dan misinya. Perumnas telah mengadopsi proses sistem manajemen strategik sejak tahun 2010 dengan diberlakukannya sistem manajemen kinerja dalam Key Performance Indicator yang berbasis Balance Scorecard.
Perumnas menerapkan sistem manajemen strategik berbasis Balanced Scorecard dengan 4 perspektif yang dituangkan dalam Surat Keputusan Direksi
tentang penilaian kinerja karyawan secara unit kerja dan individu. Selanjutnya secara umum penilaian dilakukan per semester meskipun yang menjadi target acuan utama adalah tahunan. Beberapa hal yang melatarbelakangi dibutuhkannya sistem manajemen strategik berbasis Balanced Scorecard di Perumnas yaitu untuk mengukur kinerja secara komprehensif (Mulyadi, 2014) dalam rangka pencapaian target kinerja tahunan. Oleh sebab itu, target kinerja atau Key Performance Indicator dengan berbasis Balanced Scorecard sangat dibutuhkan.
Penerapan Balanced Scorecard di Perum Perumnas diterapkan setelah penetapan penggunaan sistem manajemen kinerja dengan Key Performance Indicator yang diturunkan sampai ke level unit kerja terkecil. Penerapan tersebut
menyentuh 4 perspektif kinerja Balanced Scorecard yaitu perspektif keuangan, pelanggan, internal proses, dan pembelajaran & pertumbuhan. Diharapkan dengan diimplementasikan keempat perspektif tersebut dapat mengukur kinerja yang
obyektif, menyeluruh, terkait, dan berimbang. (Kaplan & Norton, 1996)
1.2 Rumusan Masalah
Perum Perumnas menyadari pentingnya sistem manajemen strategik untuk mendukung pencapaian target kinerja yang telah memiliki metode Balanced Scorecard untuk mengidentifikasi pencapaian kinerja yang harus dicapai dalam
periode dan perspektif tertentu secara komprehensif karena sebagai sebuah korporasi Perum Perumnas juga diharuskan untuk terus tumbuh dan berkembang dengan berorientasi pada strategi bisnis yang terkait tujuan unit kerja dan alokasi sumber daya untuk meningkatkan profitabilitas usaha sebagai ujung atau muara dari keseluruhan perspektif Balanced Scorecard yaitu Perspektif Keuangan (Kaplan & Norton, 1996).
Perspektif Keuangan sebagai muara dari Balanced Scorecard sudah selayaknya menjadi tujuan utama suatu perusahaan yang memiliki Rencana Jangka Panjang yang bertumbuh dan berkembang. Hasil indikator dalam Perspektif Keuangan Balanced Scorecard dapat menjadi sebuah akibat implementasi strategi dari analisa faktor eksternal dan internal perusahaan selain perspektif pendukung lainnya dalam Balanced Scorecard. Oleh sebab itu, penulis ingin mengidentifikasi permasalahan terhadap salah satu indikator dalam perspektif keuangan yang masih belum tercapai yaitu pertumbuhan pendapatan.
1.3 Tujuan Penelitian
Mengingat pentingnya peranan sistem manajemen strategik berbasis
Balanced Scorecard di perusahaan yang merupakan penjabaran dari tujuan
perusahaan, maka tujuan utama penelitian yang ingin dicapai adalah:
1. Mengevaluasi pencapaian perusahaan berdasarkan sistem manajemen strategik berbasis Balanced Scorecard perusahaan.
2. Mengidentifikasi faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam pencapaian sistem manajemen strategik berbasis Balanced Scorecard perusahaan.
3. Merumuskan dan merekomendasikan upaya perbaikan untuk pencapaian kinerja dan persaingan usaha di industri pengembang perumahan dan permukiman.
1.4 Batasan Masalah Penelitian
Penelitian ini memiliki batasan terhadap waktu dan supaya mendapatkan tahapan penelitian yang mendalam dan upaya perbaikan yang terarah, maka penelitian ini dibatasi pada kinerja Perum Perumnas dari tahun 2014 sampai 2015 dikarenakan pada awal 2014 adalah dimana Perumnas memiliki Rencana Jangka Panjang (RJP) yang baru. Adapun permasalahan yang diteliti adalah evaluasi pengaplikasian Balanced Scorecard sebagai alat untuk menterjemahkan visi, misi dan strategi perusahaan ke dalam berbagai tujuan dan ukuran yang tersusun dalam empat perspektif yaitu keuangan, pelanggan, proses internal serta manusia.
1.5 Manfaat Penelitian
Hasil dari studi deskriptif eksploratif ini diharapkan dapat memberi manfaat
setidaknya sebagai berikut:
1. Bagi penulis, dapat memperoleh wawasan yang lebih mendalam di bidang ilmu sistem manajemen strategik berbasis Balanced Scorecard dalam bidang perencanaan kinerja perusahaan.
2. Bagi perusahaan, dapat memberikan umpan balik kepada manajemen tentang efektivitas proses perencanaan kinerja dalam sistem manajemen strategik berbasis Balanced Scorecard sebagai alat penerjemah dan jembatan antara strategi korporasi yang diturunkan (cascade) ke dalam strategi antar unit dan fungsi Divisi dan Departemen sebuah korporasi.
3. Bagi pihak lain, dapat digunakan sebagai tambahan pengetahuan dan wawasan dalam bidang sistem manajemen kinerja khususnya dalam perencanaan kinerja sistem manajemen strategik berbasis Balanced Scorecard.
1.6 Sistematika Pembahasan
Rangkaian penelitian ini akan dibahas dengan sistematika sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini diuraikan latar belakang, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika pembahasan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA / LANDASAN TEORI
Pada bab ini diuraikan landasan teori yang menjadi landasan konseptual dalam penyusunan penelitian yaitu mengenai pengertian kinerja, teori Balanced Scorecard dan beberapa teori manajemen pendukung
lainnya.
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini diuraikan metode pengumpulan data dan metode analisis data dalam penelitian serta gambaran tentang obyek penelitian.
BAB IV : DATA DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini dijelaskan profil organisasi, analisis dan pembahasan strategi manajemen khususnya pengaplikasian metode Balanced Scorecard untuk mengevaluasi kinerja perusahaan.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini disajikan kesimpulan dari penelitian yang dilakukan serta saran dari penulis yang diharapkan dapat berguna bagi perusahaan dan peneliti dalam bidang sejenis.