• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN TAMBANG BATUBARA YANG TERDAFTAR PADA BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN TAMBANG BATUBARA YANG TERDAFTAR PADA BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN"

Copied!
116
0
0

Teks penuh

(1)

PADA BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2011-2015

( Study Kasus Pada PT BUKIT ASAM (PERSERO)Tbk)

SULFIANAH 105720397412

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR 2016

(2)
(3)
(4)

iii

(5)

iv

(6)

v Assalamu’ Alaikum Wr.Wb

Segala puji syukur bagi Allah, sang pencipta alam semesta beserta isinya untuk kepentingan hidup manusia. Shalawat dan salam semoga dicurahkan kepada Nabi penutup semua risalah samawi, yaitu Muhammad S.A.W. beserta keluarga, para sahabat dan pengikutnya.

Alhamdulillah dengan izin Allah penulis kami menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Likuiditas Dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Tambang Batubara Yang Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2011-2015 (Study Kasus Pada PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk).”. yang menjadi tugas akhir untuk memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas dan Bisnis Jurusan Manajemen Univesitas Muhammadiayah Makassar.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masi banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini, saran dan kritik yang membangun dari semua pihak merupakan salah satu bahan masukan demi kesempurnaan isi yang terkandung dalam skripsi ini.

Tidak sedikit hambatan dan tantangan yang penulis hadapi dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini, namun berkat ketabahan , kesabaran, bimbingan, doa, dan dukungan yang begitu besar dari berbagai pihak yang telah

(7)

vi kepada ;

1. Dr, H. Abd, Rahman Rahim, SE, MM, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar

2. Dr. H. Mahmud Nuhung, SE.,MA selaku Dekan dan beserta seluru Staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiah Makassar.

3. Moh. Aris Pasigai, SE., MM, selaku ketua Jurusan beserta Bapak/Ibu Dosen. Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar

4. Bapak Drs. Asdi, MM, selaku pembimbing I, dan Ibu Syarthini Indrayani, SE,. M. Si, selaku pembimbing II, yang tulus iklas meluangkan waktu untuk memberikan sumbangan berupa pikiran, motivasi, arahan, dan nasehat kepada penulis sejak penulisan proposal hingga penulisan skripsi.

5. Pimpinan dan pegawai Bursa Efek Indonesi cabang di Ratulangi Makassar yang telah memberikan surat penelitian.

6. Teman seperjuanganku : Ermi, Jum, Ica, Lia, Nur, Enni, Darwi, Sabir, Udin, ayu, aim, hikma, novel, vina, Ririn, Nana, Biah, ada juga teman-teman kost : Mega, Nurmi, Ipa, Rasmi, Harmin, Riska, Wati, Jannah

7. Sahabat yang selalu memberikan sumbangan pikiran motivasi, arahan, dan nasehat; Rais, Ven, Ana, Ermi, Nita.

(8)

vii Terima kasih atas bantuanya.

10. Teristimewa kepada kedua orang tuaku, Bapak Gafar dan Ibu Rosmiati, Saudara (i) Rusli, Muh Ridwan, Alfarizi , Alimatun Nisa, tante Marni, Inda, Enna, Nia, Ammi, Ati, Enni, Salma, Rusna Nenek Ali Abu, Makkalu, Hawa, Jawi, Anggi, Om Suradi, Haris, Baim, Alwi dan sepupuku, Adi, Ulis, Fitri, Nur beserta seluruh keluarga besarku, terima kasih atas segala bantuan, dukungan, kasih sayang, dan doa’nya.

Semoga segala bantuan, dukungan dan doa yang diberikan kepada penulis bernilai ibadah dan senantiasa dapat pahala dan rahmat dari Allah Subehana Wa Ta’ala. Akhirnya penulis berharap kiranya skripsi ini dapat memberi manfaat kepada semua pihak yang memerlukanya, Amin yarabbal alamin.

Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Makassar, Agustus 2016 Penulis

Sulfianah 105720397412

(9)

viii

BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk, dibimbing oleh Asdi,dan Syartini Indrayani.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui serta menganalisis kemampuan likuiditas dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan PT Bukit Asam ( Persero) Tbk, sedangkan metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio likuiditas dengan menggunakan rumus Net Working Capital, rasio lancar dan rasio cepat sedangkan rasio profitabilitas menggunakan rumus net profit margin, return on investmen, dan return on equity.

Hasil analisis rasio likuiditas dan rasio profitabilitas memperlihatkan bahwa dalam perhitungan rasio likuiditas pada tahun 2011 s/d 2015 di mana Net Working Capital, rasio lancar dan rasio cepat meningkat pada tahun 2012.

Sedangkan perhitungan rasio profitabilitas pada tahun 2011 s/d tahun 2015 di mana net profit margin, return on investmen, dan return on equity meningkat pada tahun 2011 dan tahun 2013.

Dari hasil analisis rasio likuiditas dan rasio profitabilitas tersebut dapat menunjukkan bahwa perusahaan mampu membayar kewajiban jangka pendeknya pada saat jatu tempo dan perusahaan juga mampu memperoleh keuntungan sehingga nilai perusahaan dapat meningkat.

Kata kunci : Likuiditas, Profitabilitas, Nilai perusahaan

(10)

ix

HALAMAN PERSETUJUAN... ii

MOTTO... iii

PERSEMBAHAN... iv

KATA PENGANTAR... v

ABSTRAK... vii

DAFTAR ISI...ix

DAFTAR TABEL... xii

DAFTAR GAMBAR... xiii

DAFTAR LAMPIRAN... xiv

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1

B. Rumusan Masalah...3

C. Tujuan Penelitian... 3

D. Manfaat Penelitian... 4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan ... 5

2. Analisis laporan keuangan... 8

3. Rasio Keuangan... 9 B. Likuiditas

(11)

x

4. Resiko Likuiditas... 15

5. Risiko dan Nilai Saham Serta Reaksi Investor... 17

6. Solusi Untuk Mengatasi Risiko Likuiditas... 18

C. Profabilitas 1. Pengertian Rasio Profitabilitas... 20

2. Pengukuran Tingkat Profitabilitas... 21

3. Analisis Profitabilitas dan Risiko... 23

D. Nilai Perusahaan... 26

E. Kerangka Pikir... 30

F. Hipotesis ... 32

BAB III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian... 34

B. Variabel dan Devenisi Oprasional... 34

C. Metode Pengumpulan Data... 36

D. Jenis dan Sumber Data... 36

E. Metode Analisis Data... 37

BAB IV. GAMBAR UMUM OBJEK PENELITIAN A. Sejarah Singkat... 41

B. Visi Misi... 43

(12)

xi

A. Hasil Penelitian dan Pembahasan... 50

BAB VI. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan... 65

B. Saran... 66

DAFTAR PUSTAKA... 68

LAMPIRAN-LAMPIRAN... 70

(13)

xii

Tabel 4.2 Jenis produk batubara sesuai dengan kadar kualitas yang

terkandung di dalamnya... 49

Tabel 5.1 Modal Kerja Bersih Tahun 2011 s/d Tahun 2015... 52

Tabel 5.2 Rasio Lancar Tahun 2011 s/d Tahun 2015... 53

Tabel 5.3 Rasio Cepat Tahun 2011 s/d Tahun 2015... 55

Tabel 5.4 Net profit margin Tahun 2011 s/d Tahun 2015... 57

Tabel 5.5 Return On Investmen Tahun 2011 s/d Tahun 2015... 59

Tabel 5.6 Return On Equity Tahun 2011 s/d Tahun 2015... 61

Tabel 5.7 Nilai Perusahaan dengan Rasio Likuiditas... 62

Tabel 5.8 Nilai Perusahaan dengan Rasio Profitabilitas... 63

(14)

xiii

(15)

xiv

Lampiran 1.2 NERACA KONSOLIDASIAN TAHUN 2011... 70 Lampiran 1.3 LAPORAN POSISI KEUANGAN TAHUN 2011... 71 Lampiran 1.4 LAPORAN LABA-RUGI KONSOLIDASIAN TAHUN

2011... 72 Lampiran 2.1 LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN

TAHUN 2012... 73 Lampiran 2.2 LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN

TAHUN 2012... 74 Lampiran 2.3 LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN

TAHUN 2012... 75 Lampiran 2.4 LAPORAN PENDAPATAN KOMPREHENSIF

KONSOLIDASIAN TAHUN 2012... 76 Lampiran 3.1 LAPORAN POSISI KEUANGAN INTERIM

KONSOLIDASIAN 31 MARET 2013... 77 Lampiran 3.2 LAPORAN POSISI KEUANGAN INTERIM

KONSOLIDASIAN TAHUN 2013 ... 78 Lampiran 3.3 LAPORAN POSISI KEUANGAN INTERIM

KONSOLIDASIAN TAHUN 2013... 79 Lampiran 3.4 LAPOR AN PENDAPATAN KOMPREHENSIF INTERIM

KONSOLIDASIAN TAHUN 2013... 80 Lampiran 4.1 LAPORAN POSISI KEUANGAN INTERIM

KONSOLIDASIAN TAHUN 2014... 81 Lampiran 4.2 LAPORAN POSISI KEUANGAN INTERIM

KONSOLIDASIAN TAHUN 2014... 82 Lampiran 4.3 LAPORAN POSISI KEUANGAN INTERIM

KONSOLIDASIAN TAHUN 2014... 83

(16)

xv

Lampiran 5.2 LAPORAN POSISI KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN TAHUN 2015... 86 Lampiran 5.3 LAPORAN POSISI KEUANGAN INTERIM

KONSOLIDASIAN TAHUN 2015... 87 Lampiran 5.4 LAPORAN PENDAPATAN KOMPREHENSIF INTERIM

KONSOLIDASIAN TAHUN 2015... 88

SURAT KEPUTUSAN PENGANGKATAN DOSEN PEMBIMBINNG SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN

SURAT BALASAN PERMOHONAN PENELITIAN

(17)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Peningkatan nilai perusahaan yang tinggi merupakan tujuan utama perusahaan untuk kemakmuran pemilik atau para pemegang saham. Bila harga saham meningkat berarti nilai perusahaan meningkat dan kesejahteraan pemilik meningkat. Hal ini sesuai dengan tujuan utama perusahaan yang telah go public adalah meningkatkan kemakmuran pemilik atau para pemegang saham guna mempengaruhi nilai perusahaan.

Nilai perusahaan sangat penting karena dengan nilai perusahaan yang tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham, semakin tinggi harga saham semakin tinggi pula nilai perusahaan. Kekayaan pemegang saham dipresentasikan oleh harga pasar dari saham yang merupakan cerminan dari keputusan investasi, pendanaan (financing) dan manajemen aset. Harga pasar dari saham perusahaan yang terbentuk antara pembeli dan penjual di saat terjadi transaksi disebut nilai pasar perusahaan, karena harga pasar saham dianggap cerminan dari nilai aset perusahaan sesungguhnya.

Di masa sekarang alat elektronik banyak yang digunakan oleh masyrakat sehingga memerlukan banyak tenaga listrik salah satu pembagkit listrik yang digunakan adalah batubara.

Batubara atau bahan bakar fosil adalah sumber energi terpenting untuk pembangkit listrik dan berfungsi sebagai bahan bakar pokok untuk produksi baja

(18)

dan semen. Salah satu perusahaan tambang utama di Indonesia adalah PT Bukit Asam (Persero) Tbk Sumatra Selatan.

Tujuan persero ialah berusaha dalam bidang pengembangan bahan-bahan galian, terutama pertambangan batubara Perseroan menetapkan kebijakan penggunaan laba bersih hasil operasional selama satu tahun buku dan membayar dividen secara tunai atas laba bersih setelah memperhatikan tingkat laba yang diperoleh.

Krisis perekonomian global di masa sekarang semakin akut. Perusahaan di bidang pertambangan paling parah terkena dampaknya. Banyak perusahaan pertambangan batubara telah mengalami kebangkrutan.

Untuk mengatasi hal ini, maka PT Bukit Asam (persero) Tbk Sumatra Selatan memerlukan suatu kebijaksanaan pengelolaan perusahaan yang baik untuk mewujudkan sasaran yang ingin dicapai. Pada umumnya suatu perusahaan mempunyai sasaran tertentu yang ingin dicapai, yaitu mencapai laba atau keuntungan.

Salah satu aspek yang perlu diperhatikan bagi perusahaan adalah bagaimana mengelolah kebijaksanaan keuntungan dengan baik guna meningkatkan nilai perusahaan. Karena pihak manajemen perusahaan menyusun suatu laporan keuangan yang akan menggambarkan kegiatan perusahaan selama periode tertentu. Dalam menjaga kelangsungan hidup suatu perusahaan berarti mempertimbangkan aspek likuiditas dan profitabilitas merupakan dua hal yang sangat penting. Adapun likuiditas perusahaan menyangkut kemampuan perusahaan melunasi kewajiban jangka pendeknya pada saat jatuh tempo.

(19)

Sedangkan profitabilitas perusahaan menyangkut kemampuan perusahaan menghasilkan laba atau keuntungan.

Berdasarkan uraian dari penjelasan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk mengangkat judul penelitian “Analisis Likuiditas Dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Tambang Batubara Yang Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2011-2015 (Study Kasus Pada PT BUKIT ASAM (Persero) Tbk).”

B. Rumusan Masalah

1. Apakah Perusahaan Tambang Batubara yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2011-2015 (study kasus pada Pt Bukit Asam (persero) Tbk ). Mampu memenuhi kewajiban likuiditas guna meningkatkan nilai perusahaan ?

2. Apakah Perusahaan Tambang Batubara yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2011-2015 (study kasus pada Pt Bukit Asam (persero) Tbk ). Mampu memperoleh profitabilitas guna meningkatkan nilai perusahaan ?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk menganalisis kemampuan Perusahaan Tambang Batubara yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2011-2015 (study kasus pada Pt Bukit Asam (persero) Tbk ) dalam memenuhi kewajiban likuiditas guna meningkatkan nilai perusahaan.

2. Untuk menganalisis kemampuan Perusahaan Tambang Batubara yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2011-2015 (study

(20)

kasus pada Pt Bukit Asam (persero) Tbk ) dalam memperoleh profitabitas guna meningkatkan nilai perusahaan.

D. Manfaat Penelitian

1. Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi perusahaan Tambang Batubara Pt Bukit Asam (persero) Tbk sebagai informasi tentang perkembangan rasio keuangan khususnya kemampuan likuiditas dan profitabilitas guna meningkatkan nilai perusahaan yang mana untuk dapat menarik simpati para investor.

2. Sebagai informasi untuk mengetahui kondisi ekonomi serta pertumbuhan dan perkembangan dalam perusahaan Tambang Batubara Pt Bukit Asam (persero) Tbk. Sehingga karyawan merasa nyaman dalam bekerja yang mana tidak berdampak pada PHK.

3. Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk menganalisis rasio keuangan dengan menambahkan rasio-rasio keuangan lainnya selain rasio likuiditas dan rasio profitabilitas dalam meningkatkan nilai perusahaan.

(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Manajemen Keuangan

1. Pengertian Manajemen Keuangan

Menurut Bambang Riyanto (2005:3) “ Manajemen keungan meliputi semua aktiva yang bersangkutan dengan usaha mendapatkan dana yang dibutuhkan oleh perusahaan beserta usaha untuk menggunakan dana tersebut seefien mungkin”.

Sedangkan menurut Munawir (2007: 13) “Manajemen keuangan merupakan semua kegiatan perusahaan yang ditujukan untuk mendapatkan dan menggunakan dana dengan cara efisien dan efektif”.Efisien yang dimaksud adalah perbandingan antara input dan output dari antara daya usaha dan hasil yang dicapai. Sedangkan efektif adalah usaha pencapaian prestasi yang sebesar- besarnya dari suatu kegiatan untuk mencapai tujuan.

Dengan demikian manajemen keuangan atau sering disebut pembelanjaan dapat diartikan sebagai semua aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan usaha-usaha mendapatkan dana perusahaan dengan biaya yang murah serta usaha untuk menggunakan dan mengalokasikan dana tersebut secara efisien.

Menurut Sutrisno (2008: 3) Manajemen keuangan memegang peranan yang sangat penting bagi perusahaan, seiring dengan perkembangannya tugas manajemen keuangan tidak hanya mencatat, membuat laporan, mengendalikan posisi kas, membayar tagihan-tagihan, dan mencari dana. akan tetapi manajemen keuangan juga harus juga menginvestasikan dana mengatur kombinasi sumber dana yang optimal, serta pendistribusian keuntungan (pembagian deviden) dalam

(22)

rangka meningkatkan perusahaan. Penginvestasian dana merupakan tolak ukur besar kecilnya suatu perusahaan, baik dilihat dari aspek laba, risiko usaha maupun likuiditasnya.

Menurut Harmono (2015:1) “Tujuan manajemen keuangan perusahaan adalah memaksimalkan nilai kekayaan para pemegang saham”. Nilai kekayaan dapat dilihat melalui perkembangan harga saham (common stock) perusahaan di pasar. Dalam hal ini, nilai saham dapat merefleksikan investasi keuangan perusahaan dan kebijakan dividen. Oleh karena itu, dalam teori-teori keuangan, variabel yang sering digunakan dalam penelitian pasar modal untuk mewakili nilai perusahaan adalah harga saham, dengan berbagai jenis indikator, antara lain return saham, harga saham biasa, abnormal return (kembali normal), price earning ratio atau PER(nilai harga perlembar saham), dan indikator lain yang merepresentasikan harga saham biasa dipasar modal. Dengan demikian, bisa dimaknai bahwa tujuan manajemen keuangan adalah memaksimalkan kekayaan para pemegang saham, yang berarti meningkatkan nilai perusahaan yang merupakan ukuran nilai objektif oleh publik dan orientasi pada kelangsungan hidup perusahaan.

Fungsi manajemen keuangan dapat dirinci kedalam tiga bentuk kebijakan perusahaan, yaitu (1) keputusan investasi, (2) keputusan pendanaan, dan (3) kebijakan dividen. Setiap fungsi harus mempertimbangkan tujuan perusahaan, mengoptimalkan kombinasi tiga kebijakan keuangan yang mampu meningkatkan nilai kekayaan bagi para pemegang saham.

(23)

Ketiga fungsi manajemen keuangan harus dipertimbangkan yang membawa dampak sinergis terhadap harga saham perusahaan dipasar. Damodaran (1997) Rao (1995), Van Horne (1980) dan Husnan (1994) dalam Harmono (2015:8)

“menjelaskan bahwa tujuan dan fungsi manajemen keuangan adalah pemaksimalan kekayaan para pemegang saham”.

Adapun fungsi manajemen keuangan melingkupi fungsi pendanaan, investasi, dan kebijakan dividen, dengan berbagai fungsi manajemen keuangan tersebut pada akhirnya mengarah pada menaikkan nilai perusahaan yang terefleksi pada harga saham, atau dapat dimaknai pemaksimalan kekayaan perusaan bagi para pemegang saham. Namun, sesuai konsep nilai perusahaan maka asumsi yang harus dipenuhi adalah pasar modal dalam keadaan efisien, dan terdapat proteksi bunga obligasi guna mengantisipasi klaim oleh para pemegang obligasi.

Menurut Tampubolon (2013:3) Dalam melaksanakan fungsi manajemen keuangan, terdapat tujuan korporasi antara lain:

• Untuk mencapai kesejahteraan pemegang saham, secara maksimum.

• Mencapai keuntungan maksimum dalam jangka panjang.

• Mencapai hasil manajerial yang maksimum

• Mencapai pertanggungjawaban sosial dalam pengertian: peningkatan kesejahteraan dari karyawan korporasi.

Peningkatan kesejahteraan yang maksimum dari pemegang saham adalah meningkatkan nilai korporasi yang dicerminkan dalam peningkatan pembayaran deviden dan peningkatan harga saham korporasi di bursa. Disamping itu peningkatan kesejahteraan karyawan juga harus dilakukan dalam usaha mencapai

(24)

tujuan-tujuan korporasi tersebut, sehingga tercapai apa yang dimaksud dengan full of comitmen atau komitmen sepenuhnya antara karyawan dengan korporasi.

Dengan adanya manajer keuangan dalam mencari dana dan mengalokasikan dana tersebut kedalam investasi yang dilakukan tujuannya ialah untuk meningkatkan nilai korporasi dan memaksimumkan keuntungan dalam jangka panjang serta meningkatkan kesejahteraan karyawan korporasi.

2. Analisis Laporan Keuangan

Menurut Harmono (2015: 104) Analisis laporan keuangan merupakan alat analisis bagi manajemen keuangan perusahaan yang bersifat menyeluruh, dapat digunakan untuk mendeteksi/ mendiagnosis tingkat kesehatan perusahaan, melalui analisis kondisi arus kas atau kinerja organisasi secara keseluruhan.

Sedangkan menurut Munawir (2007: 1) “Laporan keuangan adalah suatu hasil akhir dari proses pencatatan, yang merupakan suatu ringkasan dari transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan”.

Sedangkan menurut Syamsuddin (2011:37) “Analisis laporan keuangan perusahaan pada dasarnya merupakan perhitugan ratio-ratio untuk menilai keadaan keuangan perusahaan dimasa lalu, saat ini, dan kemungkinannya di masa depan”.

Sedangkan sedangkanTampubolon (2013:39) “Laporan keuangan suatu korporasi umumnya meliputi naraca, laporan rugi laba dan laporan sumber dan penggunaan dana. Laporan kuangan ini digunakan untuk berbagai macam tujuan.

Selanjutnya menurut Zaki Baridwan (2005:4) “Laporan keuangan suatu perusahaan dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi pemakainnya”.

Dengan demikian analisis laporan keuangan adalah alat analisis bagi manajemen keuangan perusahaan secara menyeluruh dan menghasilkan informasi

(25)

tentang penilaian dan keadaan keuangan korporasi, baik yang telah lampau, atau saat sekarng serta ekspektasinya dimasa depan.

Analisis laporan keuagan umumnya dilakukan oleh para pemberi modal seperti kreditor, investor dan oleh perusahaan itu sendiri berkaitan dengan kepentingan manajerial dan penilaian kinerja perusahaan. Kerangka konsep analisis keuangan adalah analisis laporan keuangan yang diawali dari analisis kondisi lingkungan perusahaan yang memperhatikan berbagai pihak yang berkepentingan, kemudian informasi manajerial mulai dari visi dan misi manajemen, pengendalian manajemen, pengendalian manajemen, samapi tingkat kebijakan tingkat oprasional perusahaan, yang direfleksikan dalam bentuk kinerja laporan keuangan standar mencakup laporan keuangan neraca, laba rugi, perubahan ekuitas, dan laporan arus kas ditambah catatan atas laporan keuangan.

3. Analisis Rasio Keuangan

Menurut Harmono (2015: 106) “Analisis rasio keuangan dapat diklasifikasikan ke dalam lima aspek rasio keuangan perusahaan, yaitu (1) rasio likuiditas, (2) rasio aktivitas, (3) rasio profitasbilitas, (4) solfabilitas (rasio leverage), dan (5) rasio nilai perusahaan”.

Hasil penelitian Chesnick (2000) meneliti tentang perbedaan tujuan manajemen keuangan yang berorentasi pada investor dan para kreditor. Kinerja keuangan perusahaan akan dinilai melalui analisis rasio keuangan oleh para investor dan lembaga perbangkan sebagai kreditor pada umumnya.

Dasar evaluasi yang digunakan dalam penilaian kinerja keuangan adalah memanfaatkan alat analisis rasio keuangan sebelum memberikan kredit. Hasil

(26)

penelitian menunjukkan bahwa rasio keuangan yang digunakan dalam praktik men cakup rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio leverage, dan rasio profitabilitas.

Selanjutnyamenurut Bambang Riyanto (2002 : 331) mengelompokkan rasi- rasio finansial tersebut menjadi empat ratio yaitu :

1. Rasio Likuiditas adalah rasio yang dimaksudkan untuk mengukur likuiditas perusahaan.

2. Rasio Leverage adalah rasio-rasio yang dimaksudkan untuk mengukur sampai berapa jauh aktiva perusahaan dibiayai utang (debt to total assets ratio, net worth to debt ratio dan sebagainya).

3. Rasio Aktivitas yaitu rasio yang dimaksudkan untuk mengukur sampai seberapa besar aktifitas perusahaan dalam mengerjakan sumber-sumber dananya (inventory turnover, average collection period dan lain sebagainya).

4. Rasio Profitabilitas yaitu rasio yang menunjukkan hasil akhir dari sejumlah kebijaksanaan dan keputusan seperti (profit margin on sales, return on total assets, return on net worth dan lain sebagainya).

Dengan demikian analisis rasio keuangan merupakan alat utama dalam menganalisis keuangan, karena analisis rasio keuangan dapat digunakan untuk menjawab berbagai pertanyaan tentang keadaan keuangan dalam suatu perusahaan.

B. Rasio Likuiditas

1. Pengertian Rasio Lekuiditas

Menurut Irham Fahmi ( 2012: 87) bahwa “Likuiditas merupakan gambaran kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya

(27)

secara lancar dan tepat waktu sehingga likuiditas sering disebut dengan short term liquidity”. Selanjutnya Aktiva likuid adalah aktiva yang diperdagangkan dalam suatu pasar yang akan aktif sehingga akibatnya dapat dengan cepat diubah menjadi kas dengan menggunakan harga pasar yang berlaku.

Sedangkan menurut Syamsuddin (2011: 41) “Likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiaban finansial jangka penedek pada saat jatu tempo dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia”. Likuiditas tidak hanya berkenaan dengan keadaan keseluruh keuangan perusahaan, tetapi juga berkaitan dengan keadaan keseluruhan keuangan perusahaan , tetapi juga berkaitan dengan kemampuannya untuk mengubah aktiva lancar tertentu menjadi uang kas.

Selanjutnya menurut Evans (2000) dalam Harmono (2015:106) “Rasio likuiditas menjelaskan mengenai kesanggupan perusahaan untuk melunasi utang jangka pendek”.

Dengan demikian likuiditas dapat diartikan sebagai kemampuan perusahaan dalam melunasi hutang jangka pendeknya dan tepat waktu, umumnya kurang dari satu tahun.

Tingkat likuiditas yang tinggi menunjukkan kemampuan melunasi utang jangka pendek semakin tinggi pula”. Current rasio dapat diukur menggunakan aktiva lancar dibagi utang lancar. Adapun yang dimaksud aktiva lancar mencakup kas, piutang, surat-surat berharga jangka pendek, persediaan, dan persekot.

(28)

Adapun yang termasuk utang lancar adalah utang dagang, utang wesel, utang gaji, utang pajak, uatang obligasi jangka panjang yang sudah jatuh tenpo, dan utang gaji. Dalam memahami konsep likuiditas antar komponen aktiva lancar

dan utang lancar tidak bisa dilepaspisahkan. Oleh sebab itu, dibutuhkan tidak hanya current rasio, tetapi dibutuhkan rasio likuiditas lainnya.

Berkaitan dengan analisis likuiditas perusahaan dapat ditinjau melalui rasio aktivitas yang relevan dengan kerangka konsep likuiditas, yaitu perputaran persediaan, dan perputaran piutang untuk mengetahui sejauh mana efektivitas perputaran modal kerja yang terinvestasi dalam aktiva lancar. Berdasarkan tingkat aktivitas modal kerja akan dapat diketahui komposisi elemen aktiva lancar yang efektif dan efisien.

2. Pengukuran Tingkat Likuiditas

Menurut Syamsuddin (2011:43) Likuiditas perusahaan secara keseluruhan dimaksudkan bahwa aktiva lancar dan utang lancar di pandang masing-masing sebagai satu kelompok. Ada tiga cara pentig dalam pengukuran tingkat likuiditas yaitu:

a. Net Working Capital

Net working capital merupakan selisih antara current assets (aktiva lancar) dengan current liabilites (utang lancar). Jumlah net working capital ini akan lebih berguna untuk kepentingan pengawasan intern di dalam suatu perusahaan daripada digunakan sebagai angka perbandingan dengan perusahaan lain. Tidak jarang terjadi apabila perusahaan bermaksud untuk mencari pinjaman jangka panjang, maka kreditur

(29)

menetapkan beberapa persyaratan di mana salah-satu di antaranya adalah penempatan jumlah minimum net working capital harus tetap dipertahankan. Hal ini digunakan untuk memaksa perusahaan agar tetap mempertahankan jumlah “operating liquidity” pada tingkat tertentu serta untuk menjamin pinjam-pinjaman yang dilakukan oleh perusahaan.

Perbandingan net working capital dari tahun ke tahun juga bisa memberikan gambaran tentang jalannya perusahaan. Jumlah net working capital yang semakin besar menunjukkan tingkat likuiditas yang semakin tinggi pula.

Net working capital dihitung sebagai berikut:

b. Current Ratio

Current Ratio merupakan salah satu rasio finansial yang sering digunakan. Current Ratio digunakan untuk mengukur kemampuan korporasi dalam memenuhi kewajiban jangka pendek, dengan asumsi bahwa, semua aktiva lancar dikonversikan ke dalam kas”.

Tingkat current ratio dapat ditentukan dengan jalan membandingkan antara current assets dengan current liabilities. Apabila yang dibandingakan adalah perusahaan yang berbeda, maka sebaiknya di gunakan current ratio.

Current Ratio dihitung sebagai berikut :

Net working capital = Aktiva lancar ˗ utang lancar

Aktiva lancar Current Ratio =

Pasiva lancar

(30)

c. Quick Ratio

Quick rasio “hampir sama dengan current ratio hanya saja jumlah persediaan (inventory) sebagai salah satu komponen dari aktiva lancar harus dikeluarkan”. Alasan yang melatar belakangi hal tersebut adalah bahwa persediaan merupakan komponen aktiva lancar yang paling tidak likuid atau sulit untuk diuangkan dengan segera tanpa menurunkan nilainya, sementara dengan acid-test ratio dimaksud untuk membandingkan aktiva yang lebih lancar (Quick assets) dengan utang lancar.

Quick Ratio di hitung sebagai berikut :

3. Likuiditas dan Financial Distress

Menurut plat dalam Irham Fahmi (2012: 93) “Mendefenisikan financial distress sebagai tahap penurunan kondisi keuangan yang terjadi sebelum terjadinya kebangkrutan atau likuiditasi”. Financial distress dimulai dari ketidak mampuan dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya, terutama kewajiban yang bersifat jangka pendek termasuk kewajiban likuiditas, dan juga termasuk kewajiban dalam kategori solfabilitas. Permasalahan terjadinya insolvency biasa timbul karena faktor berawal dari kesulitan likuiditas.

Menurut Irham Fahmi (2012:93) Jika suatu perusahaan mengalami masalah likuiditas maka sangat memungkinkan perusahaan tersebut mulai memasuki masa kesulitan keuangan (Financial Distress), dan jika kondisi kesulitan tersebut mulai memasuki masa kesulitan keuangan (Financial Distress), dan jika kondisi

Aktiva Lancar ˗˗ Persediaan Quick Rasio =

Passiva Lancar

(31)

kesulitan tersebut tidak cepat diatasi maka ini bisa berakibat kebangkrutan usaha.

Untuk menghindari kebangkrutan ini dibutuhkan berbagai kebijakan, strategi dan bantuan baik bantuan dari pihak internal maupun eksternal.

Menurut Ilya Avianti dalam Irham Fahmi (2012: 93) “Ketidak mampuan tersebut dapat ditunjukkan dengan dua metod yaitu stock-based dan flow-based insolvency”. Stock-based insolvency adalah kondisi yang menunjukkan suatu kondisi ekuitas negatif dari neraca perusahaan (negatife net whot), sedangkan flow-based insolvecy ditunjukkan oleh kondisi arus kas opesasi (operating cash flow) yang tidak dapat memenuhi kewajiban-kewajiban lancar perusahaan.

4. Risiko Likuiditas

Menurut Irham Fahmi (2012:96) Risiko likuiditas merupakan bentuk risiko yang di alami suatu perusahaan karena ketidak mampuanya suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya, sehingga itu memberi pengaruh kepada tergaggunya aktifitas perusahaan ke posisi tidak berjalan secara normal.

Untuk menganalisis terlebih dalam tentang risiko likuiditas dapat dilakukan dengan menganalisis kondisi kemampuan suatu perusahaan yang dapat dilihat dari segi :

a) Analisis arus kas

b) Analisis kewajiban jangka pendek, dan

c) Melakukan analisis terhadap arus dana jangka pendek.

Menurut Irham Fahmi (2012:26-27) Saat perusahaan mengalami risiko likuiditas ada beberapa sebab yang melatar belakangi yaitu :

a. Utang perusahaan yang berada pada posisi extreme leverage, extreme leverage artinya hutang perusahaan sudah berada dalam kategori yang membahayakan perusahaan itu sendiri.

(32)

b. Jumlah utang dan berbagai tagihan yang datang disaat jatuh tempo sudah begitu besar, baik utang di perbangkan, leasing, mitra bisnis, utang dagang, termasuk utang dalam bentuk bunga obligasi yang sudah jatuh tempo yang harus secepatnya dibayar, dan berbagai bentuk tagihan lainnya.

c. Kepemilikan aset perusahaan tidak lagi mencukupi untuk menstabilkan perusahaan, yaitu sudah terlalu banyak aset yang sudah dijual sehingga aset yang tersisa tersebut masi ingin dijual maka itu juga tidak mencukupi untuk menstabilkan perusahaan.

d. Perusahaan telah melakukan kebijakan strategi yang salah sehingga memberi pengaruh pada kerugian yang bersifat jangka pendek dan jangka panjang.

e. Penjualan dan hasil keuntungan yang diperoleh adalah terjadi penurunan yang sistematis serta fluktuatif. Jika penjualan dan keuntugan diperoleh bersifat fluktuatif, maka artinya perusahaan harus melakukan perubahan konsep sebelum terlambat karena jika terjadi keterlambatan akan menyebabkan perubahan memperoleh profit secara fluktuatif. Sementara kondisi profit yang baik adalah yang bersifat

“konstan bertumbuh”. Konstan bertumbuh artinya penjualan dan keuntugan perusahaan mengalami pertumbuhan yang stabil dari waktu kewaktu tampa mengalami fluktuatif yang membahayakan.

f. Perusahaan sering melakukan kebijakan gali lubang dan tutup lobang pada kewajiban jangka pendek. Seperti dana untuk memenuhi

(33)

kewajiban atau menyelesaikan persoalan likuiditas di pakai dari dana untuk mebayar utang, sehingga pembayaran utang menjadi tertunda, dan begitu pula sebaliknya pada dana yang harus dialokasika untuk mebayar utang yang sudah jatuh tenpo namun di pakai untuk membayar gaji karyawan, listrik, dan sejenisnya yang termasuk kategori short therm liquidity (singkat likuiditas panas).

5. Risiko Likuiditas dan Nilai Saham Serta Reaksi Investor

Menurut Irfan Fahmi (2012: 98-99) Manajemen perusahaan selalu menjaga kondisi likuiditas perusahaan yang sehat dan terpenuhi secara tepat waktu. Ini dilakukan dengan maksud untuk memberi reaksi kepada para calon investor dan para pemegang saham khususnya bahwa kondisi perusahaan selalu berada dalam kondisi yang aman dan stabil, yang otomatis maka harga saham perusahaan juga cenderung stabil dan bahkan diharapkan terus mengalami kenaikan.

Dalam rangka memperkecil risiko likuiditas maka perusahaan harus memperkuat nilai rasio likuiditas. Karena, perusahaan yang memiliki rasio likuiditas tinggi akan diminati para investor dan akan berimbas pula pada harga saham yang cenderung akan naik karena tingginya permintaan.

Sudah menjadi karakter investor untuk selalu meminati saham yang cenderung bersifat aman dan terus mengalami kenaikan, penguatan pada rasio likuiditas perusahaan akan menjadi “good news” yang selanjutnya dikaji secara pendekatan signaling theory bahwa ini cenderung akan memberi pengaruh pada kenaikan harga saham. Maka memutuskan pembelian saham pada saat rasio

(34)

likuiditas perusahaan cenderung sehat dan stabil adalah lebih baik dari pada membeli saham pada rasio likuiditas perusahaan yang berisiko serta bermasalah.

Harus diingat bahwa hampir semua investor adalah berkarakter menjauh atau menghindari dari resiko (risk adverse) dan mendekat pada keuntugan yang maksimal (maximality profit). Karena investor selalu mengiginkan keuntungan yang maksimal dari setiap investasi yang dilakukan, dan mengambil keuntungan dari hasil investasi tersebut untuk selanjutnya diinvestasikan ketempat lain dengan tingkat resiko yang kecil juga, dan begitu seterusnya. Dengan keputusan seperti itu diharapkan perolehan keuntungan dari berbagai tempat investasi tersebut akan memberikan kenyamanan dan ketenangan secara batin/psikologis bagi investor tersebut dalam keputusannya mengelola finansial.

6. Solusi Untuk Mengatasi Risiko Likuiditas

Menurut Irfan Fahmi (2012:99-100) Ada beberapa solusi yang dapat diberikan agar suatu perusahaan terhindar dari timbulnya risiko likuiditas, yaitu:

a. Melakukan kebijakan keuangan dengan prinsip kehati-hatian (prudential principle).

b. Menempatkan setiap keputusan perusahaan sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada, yaitu berdasaran analisa jangka pendek dan jangka panjang.

c. Menghidari keputusan yang bersifat mengejar keuntungan yang bersifat jangka pendek, namun mampu memberikan kerugian yang bersifat jangka panjang. Bahwa memperoleh profit secara “konstan bertumbuh”

(35)

adalah lebih aman dari pada secara maksimal profit, namun bersifat fluktuatif.

d. Memperhatikan dan mengamati dengan baik setiap kebijakan moneter yang diterapkan oleh pemerintah, seperti kebijakan suku bunga. Seperti suku bunga kredit, obligasi, deposito, SBI, dan sebagainya. Serta memperhatikan kondisi target pencapaian pertumbuhan ekonomi dan realita inflasi yang terjadi saat ini.

e. Pihak manajemen perusahaan sebaiknya juga memahami kondisi mikro dan makro ekonomi secara baik, seperti kondisi politik dalam dan luar negri, dan berbagai permasalahan lainya yang bisa dianggap memiliki pengaruh bagi pembentukan kondisi mikro dan makro ekonomi.

Sehingga dengan pemahaman yang mendalam dan kompleks seperti itu perusahaan tidak akan melakukan tindakan yang bersifat kurang perhitungan, seperti melakukan ekspansi penambahan modal dan pembukaan kantor cabang dalam kondisi ekonomi yang fluktuatif.

f. Melakukan pendekatan hedging untuk menyesuaikan jatuh tenpo antara aktiva dan kewajiban.

g. Melakuakn perbaikan dalam biaya dan pengendalian produksi, seperti melakukan analisis varian dalam operasi atau departeman

h. Melakukan perjanjian dengan bank dalam penyediaan kredit, dengan menghindari utang berlebihan, mempertahankan pembayaran utang, dan memperpanjang jatuh tenpo pembayaran utang.

i. Menghindari operasi luar negeri dinegara-negara berisiko tinggi.

(36)

j. Menurunkan hargan pada jenis barang yang susah dijual dan meningkatkan harga pada barang yang tingkat permintaanya tinggi.

C. Rasio Profitabilitas

1. Pengertian Rasio Profitabilitas

Menurut Sutrisno (2003:122), “Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri”.

Sedangkan menurut J. Fred Weston and E. Thomas (1996:2) “Profitabilitas adalah efektifitas manajemen yang ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan atau investasi perusahaan.

Selanjutnya menurut Saud Husnan (1993:72), Profitabilitas atau efisiensi adalah rasio untuk mengukur efisiensi penggunaan aktiva perusahaan atau mungkin juga dikaitkan dengan efisiensi penjualan yang berhasil diciptakan lebih lanjut.

Dengan demikian profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba atau keuntungan. Semakian baik rasio profitabilitas maka semakin tinggi pula keuntungan yang akan diperoleh suatu perusahaan.

Menurut Harmono (2015:110) Konsep profitabilitas ini dalam teori keuangan sering digunakan sebagai indikator kinerja fundamental perusahaan mewakili kinerja manajemen. Sesuai dengan perkembangan model penelitian bidang manajemen keuangan, umumnya dimensi proitabilitas memiliki hubungan kausalitas terhadap nilai perusahaan. Sedangkan nilai perusahaan secara konsep dapat dijelaskan oleh nilai yang ditentukan oleh harga saham yang diperjualbelikan di pasar modal. Hubungan kausalitas ini menunjukkan bahwa

(37)

apabila kinerja manajemen perusahaan yang diukur menggunakan dimensi- dimensi profitabilitas dalam kondisi baik, maka akan memberikan dampak positif keputusan investor dipasar modal untuk menanamkan modalnya dalam bentuk penyertaan modal, demikian halnya juga akan berdampak pada keputusan kreditor dalam kaitannya dengan pendanaan perusahaan melalui utang.

Jadi, secara konsep dapat disimpulkan bahwa kinerja fundamental perusahaan yang diproksikan melalui dimensi profitabilitas perusahaan memiliki hubungan kausalitas terhadap nilai perusahaan melalui indikator harga saham dan struktur modal perusahaan dengan besarnya komposisi utang perusahaan.

2. Pengukuran Tingkat Profitabilitas

Menurut Syamsuddin (2011:59) Ada beberapa pengukuran terhadap profitabilitas perusahaan di mana masing-masing pengukuran dihubungkan dengan volume penjualan, total aktiva dan modal sendiri. Secara keseluruhan ketiga pengukuran ini akan memungkinkan seorang penganalisa untuk mengevaluasi tingkat earning dalam hubungan volume penjualan. Di sini perhatian ditekankan pada proitabilitas, karena untuk dapat melangsungkan hidupnya, suatu perusahaan haruslah berada dalam keadaan menguntungkan/profitable. Tampa adanya keuntungan akan sangat sulit bagi perusahaan untuk menarik modal dari luar. Para kreditur, pemilik perusahaan dan terutama sekali pihak manajemen perusahaan akan berusaha meningkatkan keutungan ini, karena disadari betul betapa pentingnya arti keutungan bagi masa depan perusahaan.

(38)

Ada beberapa ratio dalam pengukuran profitabilitas yang bisa digunakan adalah sebagai berikut :

a. Net Profit Margin

Net profit margin adalah merupakan ratio antara laba bersih (net profit) yaitu penjualan sesudah dikurangi dengan seluruh beban (expenses) termasuk pajak dibandingkan dengan penjualan. Semakin tinggi net profit margin semakin baik operasi suatu perusahaan. Suatu net profit margin dikatakan “baik” akan sangat tergantung dari jenis industri di dalam mana perusahaan berusaha.

Kalkulasi net proit margin adalah sebagai berikut:

b. Return On Investment (ROI) atau Return On Assets (ROA)

Return on investment (ROI) atau yang sering juga di sebut “return on assets (RAE)” “adalah merupakan pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan di dalam penghasilan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan”. Semakin tinggi ratio ini, semakin baik keadaan suatu perusahaan.

Return on investment dihitung sebagai berikut:

Laba Bersih Sesudah Pajak Return on investment =

Total Asset

Labah bersih sesudah pajak Net profit margin =

Penjualan

(39)

c. Return On Equity (ROE)

Return on equity merupakan suatu pengukuran dari penghasilan (income) yang tersedia bagi pemeilik perusahaan (baik pemegag saham biasa maupun pemegang saham preferen) atas modal yang mereka investasikan di dalam perusahaan”.

Return on equity dihitung sebagai berikut:

3. Analisis Profitabilitas dan Risiko

Menurut Syamsuddin (2011: 208) Apabila perusahaan bermaksud untuk meningkatkan keuntungan yang diperolehnya maka peningkatan keuntungan tersebut akan diikuti pula oleh risiko yang semakin besar. Demikian pula kalau perusahaan ingin melakukan yang sebaliknya, menurunkan risiko, maka penurunan tingkat risiko ini akan diikuti oleh menurunnya tingkat profitabilitas.

Pengaruh perubahan aktiva lancar dan pasiva lancar atas trade-off antara profitabilitas dan risiko perusahaan

a. Aktiva Lancar

Pengaruh dari tingkat aktiva lancar atas trade-off antara profitabilitas dan risiko dapat diilustrasikan dengan menggunakan ratio sederhana, yaitu ratio antara aktiva lancar atas total aktiva. Persentase yang diperoleh akan menunjukkanberapa bagian dari total aktiva yang tertanam dalam pos-pos yang lancar.

1) Pengaruh dari peningkatan aktiva lancar

Laba bersih sesudah pajak Return on equity =

Modal sendiri

(40)

Bilamana ratio aktiva lancar atas total aktiva meningkat maka baik profitabilitas maupun risiko yang dihadapi akan menurun.

Menurunya profitabilitas disebabkan karena, seperti yang suda dikemukakan diatas, aktiva lancar mengasilkan lebih sedikit dibandingkan dengan aktiva tetap. Risiko “technical insolvency”

menurun karena (asumsikan utang lancar tidak berubah) peningkatan aktiva lancar akan semakin memperbesar net working capita.

2) Pengaruh dari penurunan aktiva lancar

Penurunan ratio aktiva lancar atas total aktiva akan mengakibatkan meningkatnya baik profitabilitas maupun risiko yang dihadapi oleh perusahaan. Peningkatan profitabilitas ini disebabkan karena lebih banyak modal yang diinvestasikan dalam aktiva tetap yang dapat memberikan profitabilitas yang lebih besar dibandingakan dengan aktiva lancar. Akan tetapi dengan meningkatnya profitabilitas ini juga akan diikuti oleh meningkatnya risiko karena jumlah net working capital akan menurun dengan semakin kecilnya jumlah aktiva lancar. Pengaruh penurunan ini berbanding terbalik dengan pengaruh dari peningkatan risiko aktiva lancar atas total aktiva perusahaan.

b. Utang Lancar

Pengaruh dari perusahaan utang lancar atas trade-off antara profitabilitas dan risiko dapat pula diilustrasikan dengan menggunakan

(41)

suatu ratio yang sederhana yang dalam hal ini adalah ratio antara utang lancar dengan total aktiva. Ratio ini menunjukkan beberapa besar (dalam persentase) total aktiva yang dibiayai oleh modal jangka pendek atau utang lancar.

1) Pengaruh dari peningkatan utang lancar

Dengan meningkatnya utang lancar maka peningkatan ini akan memperbesar ratio utang lancar atas total aktiva. Adapun pengaruh dari semakin besarnya ratio utang lancar ini adalah meningkatnya profitabilitas, akan tetapi demikian pula halnya dengan risiko.

Meningkatnya profitabilitas disebabkan karena menurunya biaya- biaya yang dikaitkan dengan penggunaan modal jangka panjang.

Kalau diasumsikan bahwa jumlah aktiva lancar tidak berubah, maka dengan meningkatnya utang lancar berarti jumlah net working capital akan menurun, di mana hal ini berarti meningkatnya risiko yang dihadapi oleh perusahaan.

2) Pengaruh dari penurunan utang lancar

Penurunan ratio utang lancar atas total aktiva akan menyebabkan penurunan tingkat proitabilitas dan risiko yang dihadapi oleh perusahaan. Menurunya tingkat profitabilitas desebabkan karena perusahaan menggunakan lebih banyak modal yang mempunyai biaya yang lebih tinggi (modal jangka panjang) dibandingkan dengan modal jangka pendek yang biayanya lebih murah. Namun demikian, penurunan profitabilitas ini akan diikuti pula oleh

(42)

menurunnya risiko yang dihadapi oleh perusahaan karena dengan semakin kecilnya utang lancar berarti net working capital akan semakin besar.

D. Nilai Perusahaan

1. Pengertian nilai perusahaan

Menurut Harmono (2015: 50) “Nilai perusahaan dapat diukur melalui nilai haga saham dipasar, berdasarkan terbentuknya harga saham perusahaan di pasar, yang merupakan refleksi penilaian oleh publik terhadap kinerja perusaan secara riil”. Dikatakan secara riil karena terbentuknya harga di pasar merupakan bertemunya titik-titik kestabilan kekuatan permintaan dan titik-titik kestabilan kekuatan penawaran harga yang secara riil terjadi transaksi jual beli surat berharga di pasar modal antara para penjual (emiten) dan para investor, atau sering disebut sebagai ekuilibrium. Oleh karena itu, dalam teori keuangan pasar modal harga saham di pasar disebut sebagai konsep nilai perusahaan.

Sedangkan menurut Fakhrudin and Hadianto (2001) dalam Wardani dan Hermuningsih (2009:174) “Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap perusahaan, yang sering dikaitkan harga saham”. Harga saham yang tinggi membuat nilai perusahaan juga tinggi. Harga saham merupakan harga yang terjadi pada saat saham diperdagangkan di pasar.

Dengan demikian nilai perusahaan adalah nilai jual perusahaan atau nilai harga saham di pasar. Nilai perusahaan akan tercermin dari harga pasar sahamnya. Sehingga nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran pemegang saham secara maksimum apabila harga saham perusahaan meningkat. Oleh karena

(43)

itu Semakin tinggi harga saham, maka semakin tinggi pula kemakmuran pemegang saham.

Semula teori perusahaan didasarkan pada asumsi bahwa maksud atau tujuan perusahaan adalah memaksimumkan laba sekarang atau jangka pendek. Akan tetapi, berdasarkan pengamatan perusahaan sering kali mengorbangkan laba jangka pendek untuk meningkatkan laba masa depan atau jangka panjang. Karna baik keuntungan jangka pendek maupun jangka panjang sangat penting. Teori perusahaan (theory of the firm) sekarang mempostulatkan bahwa maksud atau tujuan utama perusahaan adalah untuk memaksimumkan kekayaan atau nilai perusahaan (value of the firm). Hal ini dicerminkan dari nilai sekarang atau semua keuntungan perusahaan yang di harapkan di masa depen.

2. Harga Saham

Menurut Suad Husnan dan Eny Pudjiastuti (2004: 151) “Harga Saham adalah merupakan nilai sekarang (Present Value) dari penghasilan yang akan diterima oleh pemodal dan diterima oleh pemodal di masa akan yang akan datang”.

Sedangkan menurut Jogiyanto (2008: 143)” Harga saham merupakan harga yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu dan harga saham tersebut ditentukan oleh pelaku pasar”.

Selanjutnya Menurut Abdul Halim (2003: 16) dalam Priatinah dan Kusuma (2012:53 ) “Harga saham yang terjadi di pasar modal merupakan harga yang terbentuk dari kekuatan permintaan dan penawaran yang ada di bursa”. Oleh karena itu sebelum mengambil keputusan untuk menjual atau membeli saham,

(44)

investor berkepentingan untuk menilai harga saham untuk menentukan tingkat keuntungan yang diharapkan.

Dengan demikian harga saham merupakan pengasilan atau keuntungan yang akan diterima oleh investor di masa yang akan datang.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Saham

Menurut Brigham dan Houston (2006: 33) harga saham dipengaruhi oleh beberapa faktor utama yaitu faktor internal dan faktor eksternal perusahaan.

Faktor internal perusahaan yang mempengaruhi harga saham yaitu:

a. Seluruh aset keuangan perusahaan, termasuk saham dalam menghasilkan arus kas

b. Kapan arus kas terjadi, yang berarti penerimaan uang atau laba untuk diinvestasikan kembali untuk meningkatkan tambahan laba Tingkat risiko arus kas yang diterima. Sedangkan faktor eksternal yang dapat mempengaruhi harga saham adalah batasan hukum, tingkat umum aktivitas ekonomi, undang-undang pajak, tingkat suku bunga dan kondisi bursa saham.

Sedangkan menurut Marzuki Usman dalam Robin Wiguna (2008: 133) Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap harga saham dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu:

a) Faktor yang bersifat fundamental Merupakan faktor yang memberikan informasi tentang kinerja perusahaan dan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhinya. Faktor-faktor ini meliputi:

• Kemampuan manajemen dalam mengelola kegiatan operasional

(45)

• Prospek bisnis perusahaan di masa datang.

• Prospek pemasaran dari bisnis yang dilakukan.

• Perkembangan teknologi dalam kegiatan operasi perusahaan.

• Kernampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan.

b) Faktor yang bersifat teknis Faktor teknis menyajikan informasi yang menggambarkan pasaran suatu efek baik secara individu maupun secara kelompok. Dalam menilai harga saham para analis banyak memperhatikan beberapa hal seperti berikut:

• Keadaan pasar modal.

• Perkembangan kurs.

• Volume dan frekuensi transaksi suku bunga.

• Kekuatan pasar modal dalam mempengaruhi harga saharn perusahaan.

c) Faktor sosial politik Faktor sosial politik suatu negara juga turut mempengaruhi harga saham di bursa sebagai akibat respon dari kondisi ekternal yang dapat berpengaruh terhadap kondisi perusahaan. Hal-hal tesebut antaralain sebagai berikut:

• Tingkat inflasi yang terjadi.

• Kebijaksanaan moneter yang dilakukan oleh pemerintah.

• Kondisi perekonomian.

• Keadaan politik suatu negara.

Berdasarkan pendapat diatas dapat diketahui bahwa harga saham suatu perusahaan tidak hanya dipengaruhi oleh faktor eksternal perusahaan tetapi juga

(46)

dapat dipengaruhi oleh faktor internal perusahaan. Faktor internal yang dapat mempengaruhi harga saham antaralain adalah faktor fundamental perusahaan, seperti kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dan arus kas dapat mempengaruhi harga saham.

4. Jenis-Jenis Nilai Saham

Menurut Abdul Halim (2003) dalam Priatinah dan Kusuma, (2012:53 ), nilai saham terbagi atas tiga jenis yaitu:

a. Nilai Buku

Nilai buku saham mencerminkan nilai perusahaan, dan nilai perusahaan tercermin pada nilai kekayaan bersih ekonomis yang dimilikinya. Nilai buku saham bersifat dinamis dan tergantung pada perubahan nilai kekayaan bersih ekonomis pada suatu saat.

b. Harga Pasar

Harga pasar adalah harga yang terbentuk di pasar jual beli saham.

Harga pasar merupakan harga saham yang terrjadi karena adanya kekuatan permintaan dan penawaran yang terjadi di bursa saham.

c. Nilai Intrinsik

Nilai intrinsik adalah nilai saham yang sebenarnya atau seharusnya terjadi. Nilai intrinsik saham merupakan nilai sebenarnya dari saham sesuai dengan keadaan pasar saham.

E. Kerangka Pikir

PT Bukit Asam (persero) Tbk Sumatra Selatan bergerak dalam pertambangan yaitu batubara atau bahan bakar fosil yaitu sumber energi

(47)

terpenting untuk pembangkit listrik dan berfungsi sebagai bahan bakar pokok untuk produksi baja dan semen.

Rasio keuangan merupakan alat utama dalam menganalisis keuangan, karena analisis rasio keuangan dapat digunakan untuk menjawab berbagai pertanyaan tentang keadaan keuangan dalam suatu perusahaan.

Dalam menjaga kelangsungan hidup suatu perusahaan berarti mempertimbangkan aspek likuiditas dan profitabilitas merupakan dua hal yang sangat penting. Adapun likuiditas perusahaan menyangkut kemampuan perusahaan melunasi kewajiban jangka pendeknya pada saat jatuh tempo.

Sedangkan profitabilitas perusahaan menyangkut kemampuan perusahaan menghasilkan laba atau keuntungan.

Nilai perusahaan yang tinggi merupakan tujuan utama perusahaan untuk kemakmuran pemilik atau para pemegang saham. Bila harga saham meningkat berarti nilai perusahaan meningkat dan kesejahteraan pemilik meningkat. Hal ini sesuai dengan tujuan utama perusahaan yang telah go public adalah meningkatkan kemakmuran pemilik atau para pemegang saham guna mempengaruhi nilai perusahaan.

(48)

Dengan demikian peneliti menggambarkan kerangka pikir sebagai berikut :

Gambar 2.1. Kerangka Pikir F. Hipotesis

Berdasarkan Rumusan Masalah dan Kerangka pikir, maka peneliti mengemukakan hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Diduga bahwa Perusahaan Tambang Batubara yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2011-2015 (study kasus pada PT Likuiditas

1. Net working capital 2. Current Ratio 3. Quick Ratio

Nilai Perusahaan

Profitabilitas 1. Net Profit Margin 2. Return On Investment 3. Return On Equity Pt. Bukit Asam (Persero)

Tbk Sumatra Selatan

Rasio Keuangan

(49)

Bukit Asam (persero) Tbk) mampu memenuhi kewajiban likuiditas guna meningkatkan nilai perusahaan.

2. Diduga bahwa Perusahaan Tambang Batubara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2011-2015 (study kasus pada PT Bukit Asam (persero) Tbk) mampu memperoleh profitabilitas guna meningkatkan nilai perusahaan.

(50)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini, lokasi yang dijadikan tempat untuk mengambil data-data keuangan pada perusahaan Tambang Batubara yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2011-2015 (study kasus Pt Bukit Asam (persero) Tbk) adalah kantor idx di makassar.

2. Waktu Penelitian

Penelitian akan di laksanakan setelah proposal skripsi ini di seminarkan, dengan kurun waktu penelitian selama satu bulan, mulai tanggal 10 Mei – 10 Juni 2016 .

B. Variabel dan Defenisi Oprasional Variabel 1. variabel Penelitian

Likuiditas adalah kemampuan perusahaan Tambang Batubara Pt Bukit Asam (persero) Tbk dalam menunaikan kewajibannya membayar utang atau bunga kepada investor. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh keuntungan melalui penjualan dan pemanfaatan modal secara tepat. Nilai Perusahaan adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi keuntungan atau kekayaan yang dimiliki oleh pemegang saham dan para investor.

(51)

2. Defenisi Oprasional Variabel

Definisi operasional dari masing-masing variabel tersebut adalah sebagai berikut :

a) Rasio likuiditas terbagi tiga yaitu Current Rasio untuk menghitung dimana kemampuan perusahaan dalam membayar utang lancar dengan aktiva lancar yang tersedia, Quick Rasio untuk menghitung kemapuan perusahaan dalam membayar kewajiban-kewajiban atau utang lancar dengan aktiva yang lebih likuid. dan net working capital untuk menjamin pinjaman- pinjaman yang dilakukan oleh perusahaan.

b) Rasio profitabilitas terbagi tiga yaitu Net Profit Margin mengukur laba bersih sesuda pajak dibandingkan dengan volume penjualan, Return On Invesment mengukur tingkat penghasilan bersih yang diperoleh dari total aktiva perusahaan, dan Return On Equty mengukur tingkat penghasilan bersih yang diperoleh oleh pemilik perusahaan atas modal yang diinvestasikan.

c) Nilai perusahaan terbagi atas price earning ratio dan Earning Per Share. Dimana price earning ratio mengukur harga saham.

sedangkan Earning Per Share mengukur jumlah pendapatan perlembar saham biasa

(52)

C. Metode Pengumpulan Data

Dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data dengan cara menduplikasi data-data dari dokumen-dokumen perusahaan yang berkaitan dengan variabel penelitian ini.

Metode yang di gunakan dalam instrumen pengumpulan data yang berkaitan dengan pembahasan ini adalah melalui dokumentasi yakni teknik pengumpula

data yang dilakukan dengan cara mengumpulkan sejumlah data-data tertulis, dokumen-dokumen penting baik yang berasal dari perusahaan Tambang Batubara Pt Bukit Asam (persero)Tbk Sumatra Selatan (study kasus pada Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2015 maupun sejumlah literatur dan bahan pustaka.

D. Jenis dan Sumber Data 1. Jenis data

a. Data primer, adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber penelitian tampa melalui media perantara.

b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh atau dikumpulkan melalui dokumen-dokumen perusahaan yang berhubungan dengan peneliti 2. Sumber data

Data yang digunakan adalah data sekunder. Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan, atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) baik yang dipublikasikan maupun yang tidak dipublikasikan. Data sekunder dalam penelitian ini berupa likuiditas, profitibilitas dan nilai perusahaan, dimana data-data tersebut bersumber dari

(53)

laporan keuangan perusahaan Tambang Batubara yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2011-2015.

Sedangkan data-data yang digunakan dalam penelitian ini adalah ringkasan kinerja perusahaan yang bersumber dari situs internet www.idx.co.id pada perusahaan Tambang Batubara yang terdaftar pada

Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2011-2015 (study kasus pada Pt Bukit Asam (persero) Tbk).

E. Metode Analisis Data

Untuk membuktikan hipotesis yang dilakukan, penulis malakukan analisis sebagai berikut:

1. Analisis Rasio Likuiditas

Syamsuddin (2011: 41) “Likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka penedek pada saat jatu tempo dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia”. Untuk mengukur tingkat likuiditas dapat di hitung dengan tiga cara yaitu:

a. Net Working Capital

Net working capital merupakan “selisih antara current assets (aktiva lancar) dengan current liabilites (utang lancar)”. Jumlah net working capital ini akan lebih berguna untuk kepentingan pengawasan intern di dalam suatu perusahaan daripada digunakan sebagai angka perbandingan dengan perusahaan lain. capital harus tetap dipertahankan.

(54)

Net working capital dihitung sebagai berikut:

b. Current Ratio

Current Ratio perbandigan antara aktiva lancar dengan utang lancar. Rasio ini menunjukkan kesanggupan membayar utang jangka pendek.

Current Ratio dihitung sebagai berikut :

c. Quick Ratio

Quick ratio digunakan untuk mengukur hal yang sama dalam perspektif waktu yang lebih singkat.

Quick Ratio di hitung sebagai berikut :

2. Analisis Rasio Profitabilitas

profitabilitas adalah mengukur efektifitas manajemen secara keseluruhan yang ditujukan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan maupun investasi”.

Semakin baik rasio profitabilitas maka semakin baik menggambarkan Net working capital = Aktiva Lancar ˗ Utang Lancar

Aktiva Lancar Current Ratio =

Pasiva Lancar

Aktiva Lancar ˗˗ Persediaan Quick Rasio =

Passiva Lancar

(55)

kemampuan tingginya perolehan keuntungan perusahaan. Untuk mengukur tingkat Profitabilitas dapat dihitung dengan cara yaitu:

a. Net Profit Margin

Net profit margin adalah merupakan ratio antara laba bersih (net profit) yaitu penjualan sesudah dikurangi dengan seluruh expenses termasuk pajak dibandingkan dengan penjualan.

Semakin tinggi net profit margin semakin baik operasi suatu perusahaan. Suatu net profit margin dikatakan “baik” akan sangat tergantung dari jenis industri di dalam mana perusahaan berusaha.

Kalkulasi net proit margin adalah sebagai berikut:

b. Return On Investment (ROI) atau Return On Assets (ROA)

Return on investment (ROI) atau yang sering juga di sebut “return on assets (RAE)” “adalah merupakan pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan di dalam penghasilan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan”. Semakin tinggi ratio ini, semakin baik keadaan suatu perusahaan.

Return on investment dihitung sebagai berikut:

Labah Bersih Sesudah Pajak Net profit margin =

Penjualan

Laba Bersih Sesudah Pajak Return on investment =

Total Asset

(56)

c. Return On Equity (ROE)

Return on equity merupakan suatu pengukuran dari penghasilan (income) yang tersedia bagi pemeilik perusahaan (baik pemegag saham biasa maupun pemegang saham preferen) atas modal yang mereka investasikan di dalam perusahaan”.

Return on equity dihitung sebagai berikut:

Laba Bersih Sesudah Pajak Return on equity =

Modal Sendiri

(57)

BAB IV

GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

A. Sejarah Singkat Pt Bukit Asam (Persero) Tbk

Sejarah pertambangan batubara di tanjum enim dimulai sejak zaman kolenial Belanda tahun 1919 dengan menggunakan metode penambangan terbuka (open pin mining) di wilayah operasi pertama, yaitu tambang air laya. Selanjutnya mulai tahun 1923 beroperasi dengan metode penambangan bawah tanah (underground mining) hingga tahun 1940. Sedangkan produksi untuk kepentingan komersial dimulai pada tahun 1938.

Seiring dengan berakhirnya kekuasaan kolonial Belanda di tanah air, para karyawan Indonesia kemudian berjuang menuntut perubahan status tambang menjadipertambangan nasional. Pada tahun 1950, pemerintah RI kemudian mengesahkan pembentukan Perusahaan Negara Tambang Arang Bukit Asam (PN TABA).

Pada tanggal 2 Maret 1981, PN TABA kemudian berubah status menjadi persero terbatas dengan nama PT Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 42 tahun 1980 dengan Akta Notaris Mohamad Ali No. 1, yang telah diubah dengan Akta Notaris No. 5 tanggal 6 Maret 1984 dan No. 51 tanggal 29 Mei 1985 dari notaris yang sama. Akta pendirian dan perubahan tersebut disahkan oleh Menteri Kehakiman dalam Surat Keputusan No. C2-7553- HT.01.04.TH.85 tanggal 28 Nopember 1985 serta diumumkan dalam Berita Negara No. 33, Tambahan No. 550, tanggal 25 April

(58)

1986. Pada tanggal 23 Desember 2002, persero mencatatkan diri sebagai perusahaan publik di Bursa Efek Indonesia dengan kode “PTBA”.

Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, yang terakhir mengenai penyesuaian seluruh Anggaran Dasar Perusahaan terhadap Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (“PT”) dan nama Perusahaan dapat disingkat menjadi PT Bukit Asam (Persero) Tbk. Perubahan tersebut disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia No. AHU- 50395.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 12 Agustus 2008 serta diumumkan dalam Berita Negara No. 76, Tambahan No. 18255 tanggal 19 September 2008 Pada tahun 1993, Perusahaan ditunjuk oleh Pemerintah Indonesia untuk mengembangkanSatuan Kerja Pengusahaan Briket.

Bukit Asam (Persero) Tbk (PTBA) sebagai salah satu perusahaan tambang utama di Indonesia, di tahun 2010 mulai mewujudkan rencana optimalisasi potensinya dengan membangun infrastruktur untuk menunjang kegiatan produksi maupun transportasi, meningkatkan kapasitas produksi dan mengintegrasikan sistem pengelolaan hasil produksi dengan pemasokan batubara ke konsumen.

Pelaksanaan program tersebut merupakan bagian dari rencana pengembangan Perseroan di masa mendatang yang kini mulai menunjukkan hasilnya.

Perubahan terakhir pada Anggaran Dasar Perusahaan berdasarkan surat notaris No. 21/PT-GP/Ket/III/2015 tanggal 30 Maret 2015, mengenai perubahan pada susunan Dewan Komisaris. Sampai dengan 31 Maret 2015, perubahan tersebut masih menunggu pengesahan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia.

(59)

B. Visi Misi 1. Visi

Menjadikan sumber daya manusia yang dimiliki persero, sebagai salah satu keunggulan kompetitif perusahaan

2. Misi

Menyediakan sumber daya manusia dan sistem manajemen sumber daya manusia yang terbaik, untuk menunjang pengembangan perusahaan.

C. Struktur Organisasi

Perseroan menerapkan struktur organisasi yang dinamis, efisien dan efektif sesuai dengan perkembangan industri serta dalam rangka mencapai pertumbuhan kinerja yang optimal. Struktur organisasi yang mampu mengakomodir tuntutan pengembangan usaha harus disertai kemampuan untuk mengarahkan semua sistem yang terlibat di dalamnya agar bekerja lebih efisien, efektif dan produktif.Struktur organisasi kami diformulasikan berdasarkan spesialisasi dan fungsi masing-masing anggota di dalam unit kerja perusahaan. Struktur ini mampu mengantisipasi kebutuhan organisasi yang lebih baik dan kinerja yang lebih efisien dalam mencapai target dan tujuan perusahaan.

(60)

Gambar

Tabel 4.1  Produksi batubara
Tabel  4.2  Perseroan  memiliki  beragam  jenis  produk  batubara  sesuai dengan kadar kualitas yang terkandung di dalamnya
Tabel  tersebut  memperlihatkan  kemapuan  perusahaan  untuk  membayar utangnya dari tahun 2011 s/d tahun 2015 berturut turut terlihat  dari  Net  working  capital  pada  tahun  2011  berjumlah  6,25%,  pada  tahun  2012  berjumlah  7,67%,  pada  tahun  20
Tabel  tersebut  memperlihatkan  kemapuan  perusahaan  dalam  memperoleh  keuntungan  yaitu  dari  tahun  2011  s/d  2015  berturut  turut  telihat dari Net profit margin pada tahun 2011 sebesar 33%, pada  tahun  2012  sebesar  29%,  pada  tahun  2013  seb

Referensi

Dokumen terkait

“Tanggungjawab Perawat Terhadap Pasien Dalam Pelimpahan Kewenangan Dokter Kepada Perawat”, JOM Fakultas Hukum Volume II Nomor 1. INTERNET :

Pаdа sааt konsumеn mеrаsа sеnаng dаn puаs dеngаn аpа yаng tеlаh dibеrikаn olеh kаfе dаn rеstorаn dеngаn kеnyаmаnаn suаsаnа dаn kеpuаsаn mеnu mаkаnаn yаng

Suatu sistem operasi terdistribusi yang sejati adalah yang berjalan pada beberapa buah mesin, yang tidak melakukan sharing memori, tetapi ter- lihat bagi user sebagai satu buah

Peneli nelitan tan yang yang saya saya lak lakukan ukan bert bertujuan ujuan untuk untuk meng menganalis analisis is kiner kinerja ja karyawan khususnya bagian

Hal ini memicu sebuah kesalahan yang dapat menjadikan keadaan semakin sulit untuk ditangani serta kebijakan untuk penanganan pasien yang dalam keadaan darurat.Pihak rumah

Tulisan ini dibuat untuk memenuhi tugas seleksi Mahasiswa Berprestasi tingkat prodi Sastra Arab dan kewajiban sebagai mahasiswa untuk menganalisis isu-isu nasional

Untuk menghasilkan produk yang bermutu dalam memenuhi kepuasan Client , faktor yang sangat penting dalam pencapaian tujuan tersebut adalah menjamin bahwa semua

Dari gambar tersebut maka pengaruh variasi pahat Insert, pahat HSS Bohler, pahat karbida terhadap hasil foto mikro mengalami perubahan struktur mikro namun tidak