• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KULTUR ORGANISASI DENGAN KINERJA GURU SMK NEGERI DI KABUPATEN ASAHAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KULTUR ORGANISASI DENGAN KINERJA GURU SMK NEGERI DI KABUPATEN ASAHAN."

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH

DAN KULTUR ORGANISASI DENGAN KINERJA GURU

SMK NEGERI Dl KABUPATEN ASAHAN

TESIS

Oleh:

ARDI ALIANSY AH

~~

: 809132025

PROGRAM PASC,ASARJANA

lJNIV'ERSITAS

Ni~GERI

MEDAN

ME DAN

2012

(2)

HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH

DAN KULTUR ORGANISASI DENGAN KINERJA GURU

SMK NEGERI Dl KABUPATEN ASAHAN

TESIS

Oleh:

ARDI ALIANSY AH

~~

: 809132025

PROGRAM PASC,ASARJANA

lJNIV'ERSITAS

Ni~GERI

MEDAN

ME DAN

2012

(3)

..

'

TESIS

HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KULTUR ORGANISASI DENGAN KINERJA GURU

SMK NEGERI DI KABUPATEN ASAHAN

Disusun dan diajukan oleh:

ARDI ALIANSYAH NIM.809132025

Telah Dipertahankan di Depan Panitia Ujian Tesis Pada Tanggal 07 Maret 2012 dan Dinyatakan Telah Memenuhi Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Administrasi Pendidikan

Pembimbing I

u

Menyetujui Tim Pembimbing

Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si NIP. 19630520 198703 1 004

Program Studi

Administrasi Pendidikan Ketua,

Mengetahui

(4)

.

.

PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

UJIAN TESIS MAGISTER PENDIDIKAN

NO NAMA

1. Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si.

NIP. 19630520 198703 1 004

(Pembimbing I)

2.

Prof. Dr. Muhammad Badiran, M.Pd.

NIP. 19441030 197603 1 001

(Pembimbing IT)

3.

Prof. Dr. Sumarno, M.Pd.

NIP. 19630320 199102 1 001

(Penguji)

4.

Pruf.

Dr. H. Syaiful Sagal3, M.Pd.

NIP. 19580509198611 1 001

(Peaguji)

. S.

Dr. Irsan Rangkuti, M.Pd.

NIP. 19610323 198703 1 001

(Penguji)

Mahasiswa

(5)

.

.

PERNYATAAN TIDAK MELAKUKAN PLAGIAT

DAN MEMALSUKAN DATA

Saya yang bertandatangan di bawah ini: Nama ARDI ALIANSY AH NIM 809132025

XVII

Angkatan

Judul HUBUNGAN GA YA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KULTUR ORGANISASI DENGAN KINER.IA GURU SMK NEGERI DI KABUPA TEN A SA HAN

Dengan ini menyatakan bahwa:

l. Benar tesis saya adalah karya saya sendiri, bukan dikerjakan orang lain;

2.

saya tidak melakukan plagiat dalam penulisa tesis saya;

3. saya tidak merubah atau memalsukan penelitian saya.

Jika di kemudian hari terbukti saya telah melakukan salah satu hal di atas,

maka saya bersedia dikenakan sanksi yang berlaku berupa pencopotan

gelar saya

Demikian pemyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Diketahui oleh:

Syarifuddin, M. Sc, Ph.d NIP. 19591122 198601 1001

Medan, 31 Januari 2012

(6)

-

.

ABSTRAK

Ardi Aliansyab: Hubungan Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Kultur Organisasi dengan Kinelja Guru SMK Negeri di Kabupaten Asahan. Tesis. Medan: Program Pascasarjana UNIMED, 2012.

Kinelja guru merupakan salah satu faktor yang berpengaruh dalam meningkatkan mutu pendidikan. Bila guru mempunyai kinelja yang baik maka basil proses belajar mengajar juga akan baik. Kinelja guru dapat dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya kepemimpinan kepala sekolah dan kultur organisasi sekolab tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (I) hubungan gaya kepem.impinan dengan kinelja guru SMK Negeri di K.abupaten Asahan; (2) hubungan kultur organisasi dengan kinerja guru SMK Negeri di Kabupaten Asahan; dan {3) hubungan gaya kepemimpinan kepala sekolah dan kultur organisasi sekolah secara bersama-sama dengan kinerja guru SMK Negeri di Kabupaten Asahan.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode korelasional. Populasi penelitian

ini

adalah guru SMK Negeri di Kabupaten Asahan yang selurulmya berjumlah 290 guru. Sampel penelitian sebanyak 87 orang guru di SMK Negeri di Kabupaten Asaban, yang ditentukan dengan teknik proportional random

sampling.

lnstrumen penelitian menggunakan angket. Teknik analisis yang digunakan analisis korelasi ganda.

Hasil

penelitian dan pengujian hipotesis disimpulkan bahwa: 1) terdapat hubungan positif yang signifikan antara gaya kepemimpinan kepala sekolah dengan kinelja guru SMK Negeri di Kabupaten Asahan dengan nilai r sebesar 0,406 dan l!.itung sebesar 4,096 serta sumbangan efektif sebesar 14,35%; 2) terdapat hubungan positif yang signifikan antara kultur organisasi dengan kinelja para guru SMK Negeri di Kabupaten Asahan dengan nilai r sebesar 0,417 dan lbitung sebesar

4,230 serta sumbangan efektif sebesar 15,25%; 3) terdapat hubungan positif yang signifikan antara gaya kepemimpinan kepala sekolah dan kultur organisasi secara simultan (bersama-sama) dengan kinelja para guru SMK Negeri di Kabupaten

Asahan dengan nilai R sebesar 0,296 dan nilai F11itung 17,693. Sebagai tindak lanjut

(7)

-

.

ABSTRACT

Ardi Aliansyah: The Relations Between Principal Leadership Style and Organizational Culture with SMK Teachers Performance in Asahan Regency. Tesis. Medan: Postgraduate Program ofUNIMED, 2012.

Teacher's performance is one factor in improving the quality of education. When teachers have a good performance then the results of teaching and learning process will also be good. Teacher's performance can be affected by many factors, including school leadership and culture of organization. This research

aimed

to know: (I) the relationship of leadership style with the performance of teachers at SMK

Asahan

Regency, (2) the relationship with the organization's culture in teacher performance at SMK Asahan Regency, and (3) the relationship of principal leadership style and organizational culture of schools together with the performance of teachers at SMK Asahan Regency.

The research method used is a correlational method. The study population

was

a teacher at SMK Asahan Regency teacher who totaled 290. Study sample as many as 87 teachers at SMK Asahan Regency, which is determined by proportional random sampling technique. Research using a questionnaire instrument. Analytical techniques used correlation of multiple analysis.

The results of hypothesis testing concluded that: 1) there is a significant positive relationship between principal leadership style with the performance of teachers at SMK Asahan Regency with a value of r

=

0.406 and ~~

=

4.096 and the effective contribution of 14.35%; 2) there is a positive relationship significant relationship between organizational culture with the performance of teachers at SMK Asahan Regency with a value of r = 0.417 and 1oount = 4.230 and the effective contribution of 15.25%~ 3) there is a significant positive relationship between principal leadership styles and organizational cultures simultaneously (with both) with the performance of teachers at SMK Asahan Regency with a value of R

=

0.296 and the value F

count=

17.693. As a follow-up then in order to improve the . performance of teachers is expected to head to school can be an effective leader, more open, and treat the teachers as colleagues (fellow teachers) and hoped the cooperation of school personnel (principals, teachers and students) in creating a culture or a positive organizational culture and conducive school, so teachers can improve their performance in carrying out duties as an educator.

ll

(8)

KATAPENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah swt yang selalu memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulisan tesis ini dapat diselesaikan dengan

baik. Tesis betjudul ..

Hubungan Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah dan

Kultur Organisasi dengan Kinerja Guru SMK Negeri di Kabupateo

Asahan",

disusun untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Administrasi Pendidik.an. Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Penulisan tesis

ini

dapat diselesaikan berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak baik moril maupun materil, semoga bantuan yang telah diberikan

menjadi amal ibadab dan mendapatkan rahmat dan hidayah dari Allah swt, Amin. Maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan

kepada:

1. Prof.

Dr.

lbnu Hajar Damanik, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan sekaligus Dosen pembimbing I yang selalu dan tidak bosan-bosannya memberikan bimbingan dan saran kepada penulis sejak awal sampai selesainya penyusunan tesis ini.

2. Prof.

Dr.

Muhammad Badiran, M.Pd, selaku pembimbing II yang juga telah banyak memberikan bimbingan, saran, gagasan, masukan yang sangat

berharga dalam menyelesaikan tesis ini.

3. Prof.

Dr.

Belferik Manullang, selaku Direktur Program Pascasatjana Universitas Negeri Medan.

4. Prof.

Dr.

H. Syaiful Sagala, S.Sos, M.Pd selaku Ketua Program Studi Administrasi Pendidikan. sekaligus nara sumber yang telah memberikan

masukan yang begitu berarti dalam penyusunan tesis ini.

5. Prof. Dr. Sumamo, M.Pd dan

Dr.

Irsan Rangkuti, M.Pd selaku nara sumber yang sangat banyak memberikan masukan dan saran sehingga banyak

membantu penulis dalam menyelesaikan tesis ini.

6. Para Dosen di Sekolah Pascasatjana Universitas Negeri Medan yang telah

membekali penulis dengan ilmu, pengalaman, dan kematangan berpikir, yang

dapat digunakan untuk penyelesaian tesis ini.

(9)

.

.

7. Drs.H. Zainal Aripin Sinaga, SH selaku kepala Dinas Pendidikan Kabupaten

Asahan yang telah memberi izin bagi penulis

untuk

mengadakan penelitian dalam menyelesaikan tesis ini.

8. Semua kepala sekolah SMK Negeri yang ada di Kabupaten Asahan yang telah

memfasilitasi penulis dalam melakukan penelitian di lapangan.

9. Ayahanda tercinta Ali dan Ibwtda Tasrini yang telah mendidik. membesarkan dan selalu memberikan dorongan serta doa bagi penulis dalam menjalani

bidup dan meraih cita-cita.

10. Ayahanda dan Ibunda mertua, Arifin Manurung dan Omiyah, yang telah

memotivasi penulis dalam meraih cita-cita.

11.

Istriku tercinta Erlinawati Manurung, S.Pd serta anak-anakku tersayang Alfin

Al

Fikri, Afifah An Nur dan Abyakta

AI

Ghazy yang selalu setia dan penuh kesabaran mendampingi penulis dalam suka dan duka serta telah banyak

berkorban dan memberikan motivasi, semangat dan masukan sehingga penulis

bisa menyelesaikan studi tepat waktu.

12. Rekan-rekan mahasiswa Pascasmjana Unimed khususnya mahasiswa

Administrasi Pendidikan angkatan XVII yang telah memberi motivasi dan konstribusi yang sangat berharga di saat perkuliahan sampai selesainya penulisan tesis ini.

13.

Serta semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan tesis ini, semoga Allah swt

membalas semua kebaikannya, Amin.

Penulis menyadari tesis ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu

dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran yang

membangun dari semua pihak demi penyempurnaannya. Semoga tesis ini

bermanfaat bagi

kita

semua, khususnya bagi kemajuan pendidikan di Kabupaten Asahan.

iv

Medan, 7 Maret 2012 Penulis,

(10)

DAFTAR lSI

Halaman

ABSTRAK ... .

ABSTRACT ... ...

ii

K.A

T A PENGANT AR ... .... ... ...

111

DAFTAR

lSI ...

v

DAFTAR

TABEL ... vii

DAFT

AR

GAMBAR ... viii

DAFT AR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ...

1

A. Latar Belakang Masalah ... ... ... ... ...

I

B. Identifikasi Masalah ...

10

C.

Pembatasan Masalah ... ...

11

D. Rumusan Masalah ...

12

E. Tujuan Penelitian ...

12

F. Manfaat Penelitian ...

12

BAB

II

LANDASAN TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR DAN

PENGAJUAN HIPOTESIS . ... ... .... ... ... ...

14

A.

Landasan Teoretis ...

14

1.

Hakikat Kinelj a Guru .. . ... .. .. . .. .. . .. .. .. . .. .. .. ... .. . ... .. . .. ... .... ....

14

2. Hakikat Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 23

3. Hakikat Kultur Organisasi ... 35

B. Penelitian yang Relevan ...

45

C.

Kerangka Berpikir ...

48

1.

Hubungan antara Gaya kepemimpinan Kepala Sekolah

dengan Kinetja Guru ...

48

2. Hubungan antara Kultur Organisasi dengan Kinetja Guru ....

48

3.

Hubungan Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah

dan

Kultur Organisasi Secara Bersama-sama dengan Kinerja

Guru ... 51

D. Hipotesis Penelitian ... 54

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 56

A. Tempat

dan

Waktu Penelitian ... 56

B. Metode Penelitian ... ... ... .... ... ... .. . .. . . ... .. .. . .. ... ... ... 56

C. Populasi

dan

Sampel ... 57

D. Defenisi Operasional Variabel Penelitian ... 58

E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ... 60

F. Pengembangan Instrumen Penelitian ... 60

G. Teknik Analisis Data... 65

(11)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN oooo·•·o•ooooooooOoooooo··· 68

A. Deskripsi Hasil Penelitian ... ... ... .... ... ... ... 68

1. Deskripsi Data Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 68

2. Deskripsi Data Kultur Organisasi ... 70

3. Deskripsi Data Kineija Guru... 72

B. Uji

Prasyarat

Analisis Data ...

74

1.

Uji

Nonnalitas ... 74

2.

Uji

Linieritas ... 75

C. Pengujian Hipotesis .... . ... ... ... ... ... ... .... ... 76

1. Uji Koefisien Korelasi ... 76

2. Uji Koefisien Korelasi Parsial ... 78

3. Uji Keberartian Koefisien Korelasi ... 79

4. Sumbangan Relatif dan EfektifVariabel Bebas ... 81

D. Pembahasan ... 81

1. Hubungan Gaya Kepemimpinana Kepala Sekolah dengan KineJja Guru ... .... .. .. .. ... ... .. ... .. ... ... ... .. ... .... ... 81

2. Hubungan Kultur Organisasi dengan Kinerja Guru... 84

3. Hubungan Gaya Kepemimpinana Kepala Sekolah dan Kultur Organisasi Secara Simultan dengan Kinerja Guru ... 86

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 88

A. Simp ulan ... 0 . . . 0 . . . . . . . . . . . . • 88

B. lmplikasi ... 0 ... 0000... 89

C. Saran ... 0 . . . 0 . . . 92

DAFT AR PUST AKA ... 94

vi

(12)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Populasi Penelitian ... 57

3.2 Sampel Penelitian ... 58

3.3 Kisi-Kisi Instrumen Kinerja Guru ... 61

3.4 Kisi-Kisi lnstrumen Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 61

3.5

Kisi-Kisi Instrumen Kultur Organisasi ...

62

3.6 Hasil Perhitungan Validitas dan Reliabilitas ...

65

4.1 Distribusi Frekuensi Data Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah.... 68

4.2 Distribusi Frekuensi Data Kultur Organisasi ... 70

4.3 Distribusi Frekuensi Data Kinerja Guru ... ... 72

4.4 Hasil Uji Nonnalitas Data ... 74

4.5 Hasil Pengujian Koefisien Korelasi Varia bel Penelitian ... ... 77

4.6 Hasil Pengujian Koefisien Korelasi Parsial ... 78

4. 7

Hasil Pengujian Keberartian Koefisien Korelasi . .. .. ... ... ...

80

4.8 Bobot Sumbangan Variabel Bebas ... 81

[image:12.550.28.476.63.598.2]
(13)

DAFT AR GAMBAR

Halaman

Gam bar 3.1 Paradigma antara V ariabel Penelitian ... 58

4.1 Histogram Data Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah SMK Negeri di Kabupaten Asahan .... .... .. ... .. .. ... ... ... 69

4.2.

Diagram Batang Tingkat Kecenderungan Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah SMK Negeri di Kabupaten Asahan... 70

4.3. Histogram Data Kultur Organisasi SMK Negeri di Kabupaten Asahan ... 71

4.4. Diagram Batang Tingkat Kecenderungan Kultur Organisasi SMK Negeri di Kabupaten Asahan . ... .... ... ... ... ... 72

4.5.

Histogram Data Kinerja Guru SMK Negeri di Kabupaten Asahan ... 73

4.6.

Diagram Batang Tingkat Kecenderungan Kinerja Guru SMK Negeri di Kabupaten Asahan ...

74

viii

(14)

DAFT AR LAMPIRAN

Halaman

Lamp iran 1. lnstrumen Angket ... ... ... 98

2. Tabulasi Data Ujicoba Validitas

dan

Reliabilitas Angket Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 112

3. Tabulasi Data Ujicoba V aliditas dan Reliabilitas Angket Kultur Organisasi . ... . . .. . . .. . . ... . .. . . .. . . .. .. .. ... . . .. . . . .... ... ... . . . .. .. . . .. .. . . .... . 113

4. Tabulasi Data Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 114

5.

Tabulasi Data Kultur Organisasi ... 115

6. Tabulasi Data Kinetja Guru ... 116

7. Tabulasi Data Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah, Ku1tur Organisasi, Kinetja Guru ... 117

8. Perhitungan Distribusi Frekuensi Data Penelitian ... 118

9. Perhitungan Tingkat Kecenderungan Variabel Penelitian ... 127

10. Prosedur Pengujian Persamaan Regresi X atas Y ... 130

11. Uji Normalitas Data ... 134

12. Pengujian Kelinieran dan Keberartian Persamaan Regresi X atas Y ... 138

13.

Perhitungan Koefisien Korelasi ... 145

14. Perhitungan Kooefisien Korelasi Parsial .. ... ... ... 148

15. Perhitungan Uji Keberartian Koefisien Korelasi ... 150

16. Perhitungan Sumbangan Relatif dan Efektif ... ... 152

lX

(15)

A. Latar Belakang Masalah

BABI

PENDAHULUAN

Seiring dengan bertambah pesatnya jumlah penduduk di Indonesia dalarn

era globalisasi dan industrialisasi dewasa ini menimbulkan banyak permasalahan,

termasuk menyempitnya lapangan pekerjaan. Kesempatan kerja dengan orang

yang mencari kerja lebih banyak orang yang ingin mencari kerja, sehingga banyak

orang yang tidak mendapatkan kesempatan untuk bekerja. Akibatnya jumlah

pengangguran semakin besar yang berdarnpak pada kondisi perekonomian di

Indonesia. Pengangguran tidak hanya disebabkan oleh terbatasnya kesempatan

kerja, tetapi juga oleh ketidakmarnpuan pencari kerja untuk memenuhi

persyaratan atau kualifikasi yang diminta oleh dunia usaha.

Dengan melihat masalah lapangan pekerjaan, kurang tersedianya lapangan

pekerjaan akan berimbas pada kemapanan sosial dan eksistensi pendidikan dalarn perspektif masyarakat. Pada masyarakat yang tengah berkembang, pendidikan

diposisikan sebagai sarana untuk peningkatan kesejahteraan melalui pemanfaatan

kesempatan kerja yang ada. Dalarn arti lain, tujuan akhir program pendidikan bagi

masyarakat pengguna jasa pendidikan adalah mendapatkan lapangan kerja yang

diharapkan atau setelah lulus dapat bekerja di sektor formal yang memiliki nilai

gengsi atau nilai yang lebih tinggi dibanding sektor informal.

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) lebih banyak memberi penguatan

kepada penguasaan kemarnpuan produktif. Disadari bahwa untuk membekali

(16)

2

penguasaan kemampuan untuk berinteraksi dengan masyarakat melalui

pembinaan kepribadian, pengembangan bakat, minat dan pengembangan diri

secara optimal, sebagai bekal memasuki dunia kerja. Hal ini juga berkaitan erat

dengan

guru

yang mendidik di sekolah.

Peranan

guru

sangat menentukan dalam usaha peningkatan mutu pendidikan formal. Untuk itu

guru

sebagai agen pembelajaran dituntut untuk

mampu menyelenggarakan proses pembelajaran dengan sebaik-baiknya dalam

kerangka pembangunan pendidikan. Guru mempunyai fungsi dan peran yang

sangat strategis dalam pembangunan bidang pendidikan, dan oleh karena itu perlu dikembangkan sebagai profesi yang bermartabat. UU No. 14 tahun 2005 tentang

Guru

dan

Dosen Pasal 4 menegaskan bahwa guru sebagai agen pembelajaran

berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional.

Namun kenyataan yang ada, salah satu permasalahan pendidikan yang paling mendasar dan sedang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah rendahnya

mutu pendidikan pada setiap jerijang dan satuan pendidikan dasar dan menengah.

Bangsa yang memiliki sumber daya pendidikan yang rendah mencerminkan

rendahnya kinetja guru dan buruknya sistem pengelolaan pendidikan pada suatu

bangsa (Ahmadi dan Prasetya, 1997:77).

Apabila ditelaah lebih mendalam dari segi proses, maka pendidikan selalu

merupakan proses pencernaan dan internalisasi nilai. Dalam hal ini sosok guru

menjadi manusia teladan dan tokoh panutan, karena pelajaran yang disampaikan

oleh guru kepada siswa dalam proses belajar mengajar ada1ah ilmu pengetahuan,

(17)

3

kehidupannya. Menurut Sardiman (2005:125) "guru adalah salah satu komponen

manusiawi dalam proses belajar mengajar, yang ikut berperan dalam usaha

pembentukan sember daya manusia yang potensial dalam pembangunan". Itulah

sebabnya

guru

merupakan salah satu unsur dalam bidang pendidikan yang ikut

secara aktif berperan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga profesional

sesuai dengan keinginan masyarakat.

Guru sebagai pelaksana pendidikan yang berhubungan langsung dengan

anak didik mempunyai peranan penting dalam meningkatkan mutu pendidikan serta menentukan tercapai tidaknya tujuan pendidikan. Pentingnya peranan

guru

dalam pencapaian tujuan pendidikan dikemukakan oleh Mulyasa (2004:185)

bahwa guru merupakan faktor penting yang besar pengaruhnya terhadap

keberhasilan pendidikan, bahkan sangat menentukan berhasil tidaknya siswa

dalam belajar. Lebih lanjut menurut Ahmadi dan Prasetya (1997:78) betapapun

baik dan lengkapnya kurikulum, metode, media, sumber sarana dan prasarana,

namun keberhasilan pendidikan terletak pada kinerja (performance) guru.

Hal ini berarti bahwa kinerja

guru

dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai pendidik merupakan salah satu faktor paling penting dalam meningkatkan

mutu pendidikan. Zhang and Fang (2010:3), menyebutkan "Teachers'

performance is among the most important issues in education sectors". Lebih

lanjut David and Macayan (2010:66), menyebutkan "Assessing the performance

of teachers then seems to be as important as assessing the students or learners".

Namun, berbagai kasus menunjukkan bahwa di antara para guru banyak

(18)

4

menunjukkan alasan yang mendasari asumsi itu. Asumsi keliru tersebut seringkali

menyesatkan dan menurunkan kinerja, sehingga banyak guru yang suka

mengambil jalan pintas dalam pembelajaran, baik dalam perencanaan,

pelaksanaan maupun evaluasi. Sebenamya para guru menyadari bahwa persiapan

memiliki peran penting dalam pembelajaran, meskipun demikian berdasarkan

pengamatan peneliti di SMK Negeri 1 Kisaran dari 62 orang guru, terdapat 19

orang atau 31% guru yang enggan dan tidak membuat persiapan mengajar,

khususnya persiapan tertulis dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran

(RPP).

Menurunnya kinerja guru juga dapat disebabkan karena kurangnya

penghargaan dari berbagai pihak tentang apa yang telah dilakukan guru. Di satu

sisi guru atau pendidik sering kali disalahkan oleh pemerintah, masyarakat, orang

tua, bahkan siswa, karena guru dianggap tidak mampu membimbing siswa secara

maksimal. Ketidakmampuan ini ditunjukkan oleh hasil ujian nasional, ketika hasil

ujian nasional jelek, pendidik (guru) dituding sebagai penyebab utama bahkan

peran serta

guru

tidak pemah dihargai sedikit pun (Taufik, 2007:2). Siswa kurang

bergairah dalam belajar, kurang memiliki kemandirian, dan kurang kreatif,

mengakibatkan siswa lulus tidak memiliki kompetensi yang memadai, baik dari

segi afektif, kognitif maupun psikomotoriknya. Hal ini merupakan bagian dari

tanggung jawab guru sekaligus merupakan konsekwensi dari semakin

kompeleksnya persoalan yang dihadapi guru.

Karenanya semangat mengajar, kesungguhan, jujur, rasa syukur, rasa

(19)

5

pengabdian dan beljiwa besar, sepertinya kurang diimplementasikan dalam sikap

dan kepribadian guru-guru tersebut. Akhimya kompetensi guru hanya beljalan ketika ada pengawasan yang ketat, bertugas hila ada peraturan yang mengikat dan

taat

karena ada sanksi yang menjerat.

Guru sebagai pendidik yang profesional dapat terlihat dari kemampuannya

dalam menyajikan keterampilan mengajar, menilai, membimbing, berkomunikasi

dengan siswa, menggunakan alat bantu mengajar, serta keterampilan membuat

persiapan pelaksanaan pembelajaran. Seorang guru yang memiliki tingkat kinelja

tentu akan memiliki kualitas mengajar yang tinggi (Sagala, 2009:71 ). Kualitas

mengajar yang tinggi tentu akan dapat meningkatkan antusiasme siswa dalam

menerima materi pelajaran, antusiasme siswa ini tentu pada gilirannya akan

meningkatkan output siswa yang pada akhimya dapat meningkatkan kualitas

sumber daya manusia Indonesia.

Bila guru mempunyai kinelja yang baik maka hasil proses belajar

mengajar juga akan baik. Kinerja memiliki peranan penting dalam pencapaian

tujuan pengajaran yang optimal. Oleh karena itu, pemberdayaan guru sebagai

ujung tombak peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia perlu terus

dilakukan agar salah satu tujuan nasional bangsa Indonesia yang tercantum dalam

Pembukaan UUD 1945 alinea IV yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dapat

terwujud. Berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan

nasional antara lain melalui berbagai pelatihan dan peningkatan kualifikasi guru,

(20)

6

indikator mutu pendidikan belum menunjukan peningkatan yang merata. sebagian

sekolah terutama di kota-kota menunjukkan peningkatan mutu pendidikan yang

cukup menggembirakan tetapi sebagian lainnya masih memprihatinkan.

Pada kenyataannya banyak faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan

sekolah termasuk

guru

dalam meningkatkan mutu pendidikan sekolah.

Akan

tetapi peningkatan pendidikan di sekolah tidak hanya dibebankan pada komponen

aspek mengajar

guru

saja, tetapi kondisi yang menyertai proses pembelajaran itu

juga

harus

diperhatikan. Seperti diungkapkan oleh Sagala (2009:72) bahwa

sekolah sebagai organisasi dalam melaksanakan fungsinya diharapkan dapat

memungsikan seluruh sumber daya yang ada. Kepala sekolah sebagai manager

tertinggi dalam satuan pendidikan di sekolah adalah orang yang paling

bertanggung jawab dalam memungsikan seluruh sumber daya pendidikan yang

ada di sekolah. Menurut Sergiovanni dalam Sagala (2009:88) kualitas

~ndidikan

yang

diterima di sekolah

akan

menghasilkan kualitas belajar sebagai produk

dari
(21)

7

Menurut Trisnantari (2009:20), kepemimpinan merupakan sesuatu yang

sangat vital karena merupakan motor penggerak bagi segenap sumber daya yang

tersedia di lingkungan organisasi sekolah, terutama terhadap sumber daya

manusia yang terdiri dari para karyawan dan guru. Lebih lanjut menurut Mulyasa (2004:182), kepemimpinan kepala sekolah merupakan salah satu faktor yang

dapat mendorong sekolah untuk dapat mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran

sekolah melalui program-program yang dilakukan secara terencana dan bertahap.

Oleh karena itu kepala sekolah dituntut memiliki kemampuan manajemen dan

kepemimpinan yang tangguh agar mampu mengambil keputusan dan prakarsa

untuk meningkatkan kinerja para guru serta mutu sekolah.

Dengan diberlakukannya UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah, berarti Pemerintah Daerah memiliki kewenangan dalam seluruh bidang

pemerintahan termasuk di dalamnya penyelenggaraan sistem pendidikan.

Manajemen yang selama ini dil~an secara terpusat akan dikurangi

konsentrasinya dan bahkan sepenuhnya akan diserahkan ke daerah melalui sistem

desentralisasi penyelenggaraan sistem pendidikan sesuai dengan kebutuhan

masyarakat. Secara operasional, sesungguhnya desentralisasi memberikan banyak

keuntungan bagi para pemimpin-pemimpin kreatif untuk mengembangkan

lembaganya. Desentralisasi menjadi peluang besar untuk menciptakan sekolah

yang efektif.

Era desentralisasi menuntut perubahan berbagai komponen dalam

organisasi dan juga gaya kepemimpinan. Artinya, dalam situasi yang tidak

(22)

8

manajerial yang baik, sekaligus dapat mengembangkan keahliannya dalam bidang

kepemimpinan. Seorang pemimpin yang efektif haruslah mampu membangun

motivasi staf, menentukan

arab,

menangani perubahan secara benar dan menjadi

katalisator yang mampu mewarnai sikap dan perilaku staf.

Kepala sekolah dengan segala kemampuan manajerialnya dapat

mempengaruhi iklim organisasi yang dipimpinnya, yang pada akhimya akan

berpengaruh pula pada kinerja guru. Keberhasilan kepala sekolah dalam

melaksanakan tugasnya tergantung pada kepemimpinannya. Oleh karena itu gaya

kepemimpinan kepala sekolah merupakan faktor penting dalam menentukan

kinetja

guru.

Persoalannya sekarang adalah dapatkah para pemimpin (kepala

sekolah) memanfaatkan dan memiliki kesadaran penuh bahwa tugas dan tanggung

jawabnya untuk membangun bangsa di mulai dari kebijakan-kebijakan

kepemimpinannya untuk menciptakan profesionalisme yang memiliki

kemandirian dan dapat memberdayakan berbagai potensi yang ada.

Selain kepemimpinan kepala sekolah, kultur organisasi sekolah juga ikut

mempengaruhi kualitas pendidikan di sekolah. Menurut Trisnantari (2009:21 ),

sekolah sebagai lembaga pendidikan merupakan organisasi pendidikan yang

mempunyai beberapa unsur yang terkandung dalam sistem pendidikan, yaitu:

tujuan, personil, fasilitas, dan aktivitas pengelolaan. Apabila ditinjau dari unsur

sistem organisasi, sekolah akan menjadi lebih berkualitas apabila memiliki tujuan

yang jelas, personel yang baik, sarana yang memadai, kultur (budaya) organisasi

(23)

.

.

9

k.arena kultur organisasi akan memberikan pengaruh yang kuat pada kinerja

individu dan organisasi.

Kotter dan Hesket dalam Purba (2010:33) menyatakan bahwa variabel

penting yang mempengaruhi kemajuan dan produktivitas organisasi atau

perusahaan. bukan hanya pada faktor manajemen, fungsi-fungsi penyelesaian

tugas atau struktur organisasi, tetapi juga pada aspek kultur (budaya) yang ada

dalam organisasi atau perusahaan tersebut. Lebih lanjut para ahli manajemen

dalam Komariah dan Triatna (2008:98) mengungkapkan bahwa budaya atau

kultur

organisasi dapat mempengaruhi persepsi, pandangan, dan cara kerja orang

yang ada di dalamnya. Apakah karyawan menunjukkan kegairahan, disiplin, rasa

suka atau moral-moral yang negatif seperti malas, kurang responsif, apatis, dan

sebagainya dapat ditentukan oleh pengaruh-pengaruh kultur yang terjadi pada

organisasi.

Demikian pula sebaliknya, bahwa perbedaan kultural memiliki dampak

besar terhadap kinerja organisasi dan kualitas pengalaman kerja yang dialami para

anggota organisasi. Dengan demikian, kultur organisasi merupakan suatu

kekuatan yang tidak terlihat tetapi dapat mempengaruhi pikiran, perasaan, dan

tindakan orang-orang yang berkeija dalam suatu organisasi termasuk organisasi sekolah.

Sekolah memiliki kultur tersendiri yang dibentuk dan dipengaruhi oleh

nilai-nilai, persepsi, kebiasaan-kebiasaan, kebijakan-kebijakan pendidikan dan

perilaku orang-orang yang berada di dalamnya. Sekolah memiliki kekhasan sesuai .

(24)

10

sekolah semestinya menunjukkan kapabilitas yang sesuai dengan tuntutan

pembelajaran yaitu menumbuh kembangkan siswa sesuai dengan prinsip-prinsip

kemanusiaan. Kultur sekolah yang efektif merupakan nilai-nilai, kepercayaan dan

tindakan sebagai

basil

kesepakatan bersama yang melahirkan komitmen seluruh personel untuk melaksanakan secara konsekuen dan konsisten. Kultur sekolah

yang kuat dan kondusif akan dapat meningkatkan semangat dan kinerja guru

dalam mensukseskan pembelajaran.

B. IdentirJkasi Masalab

Berdasarkan Jatar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi

sejumlah permasalahan penelitian yang didasari pada diri guru khususnya kinerja

mengajar guru. Kinerja guru-guru SMK Negeri di Kabupaten Asahan dapat

diidentifikasi berdasarkan berbagai pertanyaan diantaranya: I) Bagaimana kinerja para guru SMK Negeri di Kabupaten Asahan?; 2) Apakah guru memilik.i

kebiasaan belajar yang baik sehingga dapat membantu terhadap peningkatan

kinerjanya?; 3) Faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi kinerja guru

dalam mengelola pembelajaran?; 4) Bagaimanakah kepemimpinan kepala sekolah

SMK Negeri di Kabupaten Asahan?; 5) Usaha-usaha apa saja yang dilakukan

kepala sekolah untuk meningkatkan kinerja

guru

dalam mengelola pembelajaran?;

6) Apakah ada hubungan antara gaya kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja guru?; 7) Bagaimanakah kultur organisasi SMK Negeri di Kabupaten

Asahan?; 8) Apakah kultur organisasi sekolah berhubungan dengan kinerja

mengajar guru?; dan 9) Apakah gaya kepemimpinan kepala sekolah dan kultur

(25)

.

.

11

C.

Pembatasan Masalab

Berdasarkan identifikasi masalah yang dipaparkan di atas ada banyak

masalah yang muncul bisa diteliti. Setiap masalah yang muncul tentu memerlukan

penelitian sendiri. Dalam hal ini penulis memiliki dua aspek saja yaitu: gaya

kepemimpinan kepala sekolah dan kultur organisasi sekolah, sedangkan kinerja

guru akan dibatasi pada unjuk kerja guru dalam menjalankan tugasnya secara rutin seperti memulai pelajaran, mengelola kegiatan belajar-mengajar, mengorganisasi

waktu, melaksanakan penilaian proses dan basil belajar serta mengakhiri

pelajaran .

Pengambilan kedua aspek

ini

didasarkan keterkaitan penulis pada hal

terse but, karena sangat berhubungan dengan profesi penulis sebagai salah seorang

guru/pendidik pada salah satu SMK Negeri di Kabupaten Asahan dan juga ilmu

yang penulis peroleh selama menuntut ilmu pada program Pasca Sarjana

Universitas Negeri Medan. Kedua aspek penelitan tersebut yaitu gaya

kepemimpinan kepala sekolah dan kultur organisasi di SMK Negeri se Kabupaten

Asahan dalam hubungannya dengan kinerja guru apakah mempunyai hubungan yang berarti atau tidak.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dan penjelasan di atas, maka masalah dalam penelitian

ini

dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah terdapat hubungan positif yang signifikan antara gaya kepemimpinan

(26)

12

2. Apakah terdapat hubungan positif yang signifikan antara kultur organisasi

dengan kineija guru SMK Negeri di Kabupaten Asahan?

3. Apakah terdapat hubungan positif yang signifikan antara gaya kepemimpinan

kepala sekolah dan kultur organisasi sekolah secara bersama-sama dengan

kineija guru SMK Negeri di Kabupaten Asahan?

E. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka penelitian ini

dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui:

1. Hubungan gaya kepemimpinan kepala sekolah dengan kineija guru SMK

Negeri di Kabupaten Asahan.

2. Hubungan kultur organisasi dengan kineija guru SMK Negeri di Kabupaten

Asahan.

3. Hubungan gaya kepemimpinan kepala sekolah dan kultur organisasi sekolah

secara bersama-sama dengan kineija guru SMK Negeri di Kabupaten Asahan.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoretis dan

sekaligus manfaat praktis dalam dunia pendidikan. Manfaat teoretis yang

diharapkan dari penelitian ini adalah munculnya pengetahuan baru dalam bidang

pendidikan atau dukungan terhadap pengetahuan bidang pengajaran sebelumnya yang berkisar pada variabel yang menjadi objek penelitian ini yaitu gaya

(27)

. .

13

basil penelitian ini dapat dijadikan landasan empiris atau kerangka acuan bagi

peneliti pendidikan berikutnya.

Manfaat prak:tis yang diharapkan adalah bahwa temuan dari penelitian ini

akan dapat menjadi acuan dalam pengambilan kebijakan pendidikan dalam rangka peningkatan kinerja guru dan peningkatan pemberdayaan guru dalam upaya

(28)

BABV

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan basil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan,

diperoleh beberapa simpulan, antara lain:

1. Terdapat hubungan positif yang signiftkan antara gaya kepemimpinan kepala

sekolah dengan kineija para guru SMK Negeri di Kabupaten Asahan. Variabel

gaya kepemimpinan kepala sekolah memberikan swnbangan efektif sebesar 14,35% terhadap kinerja guru. Hal ini sekaligus memberi indikasi bahwa

kinerja guru dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai pendidik

di~ngaruhi oleh bagaimana persepsi guru tentang kepemimpinan kepala

sekolah.

2. Terdapat hubungan positif yang signifikan antara kultur organisasi dengan

kinerja para guru SMK Negeri di Kabupaten Asahan. V ariabel kultur organisasi memberikan swnbangan efektif sebesar 15,25% terhadap kinerja guru. Hal ini juga memberi indikasi bahwa tinggi rendahnya kinerja guru

dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai pendidik sangat dipengaruhi oleh bagaimana persepsi guru tentang kultur organisasi sekolah. Karena pada

dasamya kultur organisasi dapat mempengaruhi persepsi, pandangan, dan cara

kerja orang (guru) yang ada di dalamnya. Apakah guru menunjukkan

kegairahan, disiplin, rasa suka atau moral-moral yang negatif seperti malas,

kurang responsif, apatis, dan sebagainya dapat ditentukan oleh pengaruh

kultur yang terjadi pada organisasi.

88

(29)

..

89

3. Terdapat hubungan positif yang signiftkan antara gaya kepemimpinan kepala

sekolah dan kultur organisasi secara simultan (bersama-sama) dengan kinerja

para

guru SMK Negeri di Kabupaten Asahan. Total sumbangan efektif variabel gaya kepemimpinan kepala sekolah dan kultur organisasi terhadap

kinerja

guru

sebesar 29,60% Hal ini memberi indikasi bahwa gaya

kepemimpinan kepala sekolah dan kultur organisasi secara simultan akan

memberikan pengaruh yang lebih besar terhadap kinerja guru.

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan-kesimpulan di atas, ada beberapa hal yang

menjadi implikasi dari hasil penelitian ini, antara lain:

1. Upaya meningkatkan kinerja guru melalui kepemimpinan kepala sekolah

Guru merupakan faktor penting yang besar pengaruhnya terhadap

keberhasilan pendidikan, bahkan sangat menentukan berhasil tidaknya siswa

dalam belajar. Betapapun baik dan lengkapnya kurikulum, metode, media, sumber

belajar, sarana dan prasarana, namun keberhasilan pendidikan terletak pada

kinerja (performance) guru. Bila guru mempunyai kinetja yang baik maka hasil

proses belajar mengajar yang dilaksanakan juga akan baik.

Akan tetapi peningkatan pendidikan di sekolah tidak hanya dibebankan pada komponen aspek mengajar guru saja, tetapi kondisi yang menyertai proses

pembelajaran itu juga harus diperhatikan termasuk kepemimpinan kepala sekolah.

Kepala sekolah sebagai manager tertinggi dalam satuan pendidikan di sekolah,

bertanggung jawab dalam memungsikan seluruh sumber daya pendidikan yang

(30)

90

Kepemimpinan pada dasarnya merupakan kemampuan seorang pemimpin

untuk mempengaruhi, menggerakkan dan mengarahkan suatu tindakan pada diri

seseorang atau sekelompok orang untuk tujuan tertentu. Oleh karena itu, untuk

meningkatkan mutu pendidikan sekolah melalui peningkatan kineija guru, maka

kepala sekolah sebagai pemimpin dituntut agar mampu membangkitkan semangat,

motivasi dan kegairahan guru untuk menjalankan tugas dan fungsinya sebagai

pendidik dengan baik.

Guru yang memiliki persepsi yang baik tentang gaya kepemimpinan

kepala sekolah tentu akan lebih termotivasi dalam meningkatkan kineijanya. Agar

guru memiliki persepsi yang baik tentang kepemimpinannya, kepala sekolah harus

lebih bersikap demokratis dalam menghadapi berbagai persoalan maupun dalam

mengambil suatu keputusan atau kebijakan. Kepala sekolahjuga diharapkan untuk

lebih memberikan kebebasan kepada para guru untuk mengembangkan potensi, minat dan kreativitasnya demi kemajuan sekolah yang dipimpinnya dengan tetap memberikan pengawasan. Dengan kepemimpinan yang demokratis dari kepala

sekolah diharapkan dapat mempengaruhi, menggerakkan dan mengarahkan para

guru untuk dapat meningkatkan kineijanya.

2. Upaya meningkatkan kineija guru melalui kultur organisasi.

Sekolah sebagai lembaga pendidikan merupakan organisasi pendidikan

yang mempunyai beberapa unsur yang terkandung dalam sistem pendidikan,

yaitu: tujuan, personil, fasilitas, dan aktivitas pengelolaan. Apabila ditinjau dari

unsur sistem organisasi, sekolah akan menjadi lebih berkualitas apabila memiliki tujuan yang jelas, personel yang baik, sarana yang memadai, kultur atau budaya

(31)

91

organisasi yang kondusif atau adanya kegiatan pengelolaan yang efektif. Hal ini

disebabkan karena kultur organisasi akan memberikan pengaruh yang kuat pada

kinetja individu dan organisasi.

Kultur organisasi termasuk sekolah dapat mempengaruhi persepsi,

pandangan, dan cara kerja para guru maupun personel sekolah lainnya. Apakah

guru menunjukkan kegairahan, disiplin, rasa suka atau moral-moral yang negatif

seperti malas, kurang responsif, apatis, dan sebagainya dapat ditentukan oleh

pengaruh-pengaruh kultur yang terjadi dalam sekolah. Sekolah sebagai organisasi

pendidikan haruslah mampu menciptakan kultur atau budaya positif dan kondusif

dengan memberikan peluang sekolah beserta warganya berfungsi secara optimal,

beketja secara efisien, energik, penuh vitalitas, memiliki semangat tinggi, dan

akan mampu terus berkembang.

Agar guru dapat meningkatkan kinerjanya, perlu adanya ketjasama semua

pihak yang ada di dalam organisasi sekolah baik guru itu sendiri, kepala sekolah

sebagai pemimpin dan personel lainnya seperti pegawai atau staf tata usaha,

maupun para siswa dalam menciptakan budaya atau kultur yang positif. Para

personel sekolah harus dapat menumbuhkan sikap disiplin, kegairahan dan

semangat dalam menjalankan tugas baik sebagai pendidik (guru) maupun sebagai

pelajar (siswa) serta dapat melaksanakan atau mengaplikasikan berbagai norma,

asumsi, nilai-nilailkeyakinan serta kebiasaan yang dapat dimanivestasikan dalam artifak nyata yang mudah diamati terutama perilaku warganya. Kultur organisasi sekolah yang kuat dan kondusif akan dapat meningkatkan semangat dan kinetja

(32)

92

C.

Saran

Sebagai tindak lanjut dari basil penelitian, kesimpulan dan implikasi yang

telah diuraikan, maka disarankan beberapa hal sebagai berikut:

1. Kepada pihak sekolah khususnya kepala-kepala sekolah SMK Negeri di

Kabupaten Asahan sebagai solusi yang mungkin dapat dikembangkan dari

basil penelitian ini setelah dilakukan analisis teoritik dan data sebagai temuan penelitian, maka diharapkan kepada para kepala sekolah untuk lebih bersikap demokratis dalam menghadapi berbagai persoalan maupun dalam mengambil suatu keputusan atau kebijakan demi kepentingan warga sekolah. Kepala sekolah juga diharapkan untuk lebih memberikan kebebasan kepada para guru

untuk mengembangkan potensi, minat dan kreativitasnya demi kemajuan sekolah yang dipimpinnya dengan tetap memberikan pengawasan. Dengan

kepemimpinan yang demokratis dari kepala sekolah diharapkan dapat mempengaruhi, menggerakkan dan mengarahkan para guru untuk dapat meningkatkan kinerjanya.

2. Kepada para guru diharapkan untuk lebih meningkatkan kinerjanya dengan lebih memahami dan menerapkan 4 (empat) domain kompetensi guru meliputi: I) kompetensi pedagogik, 2) kepribadian, 3) sosial, dan 4)

profesional. Ada suatu bentuk forum yang dapat dikembangkan untuk

meningkatkan dialog instruksional dalam meningkatkan kinetja guru yaitu

Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP). Oleh karena itu disarankan agar

kiranya para guru melaksanakan diskusi-diksusi dengan sesama guru dalam

(33)

93

3. Dalam upaya meningkatkan kinerja guru diharapkan adanya kerjasama para

personel sekolah (kepala sekolah, guru maupun siswa) dalam menciptakan kultur atau budaya organisasi sekolah yang positif dan kondusif, dengan

menumbuhkan motivasi, semangat dan kegairahan dalam melaksanakan

berbagai norma, asumsi, nilai-nilailkeyakinan serta kebiasaan yang positif dan

kondusif pula, sehingga guru dapat meningkatkan kinerjanya dalam

melaksanakan tugas sebagai pendidik.

4. Kepada peneliti dan pemerhati pendidikan. Karena penelitian ini baru sampai mengangkat hubungan gaya kepemimpinan kepala sekolah dan kultur organisasi dengan kinerja guru, maka peneliti merekomendasi atau menyarankan kiranya para peneliti selanjutnya dapat melanjutkan pasca

penelitian ini. Hal ini penting agar hasil penelitian ini bermanfaat sebagai

penyeimbang teori maupun sebagai refonnasi terhadap dunia pendidikan

(34)

DAFT AR PUST AKA

Ahmadi,

A.

dan Prasetya, J.T.

1997.

Strategi Be/ajar Mengajar Untuk Faku/tas Tarbiyah Komponen MKDK, Bandung: Pustaka Setia.

Aidla, A., and V adi, M. 2007. Relationships Between Organizational Culture and Performance in Estonian School with Regard to Their Size and Location.

Baltic Journal of Economic, Vol. 7, No. I, 2007.

Arikunto, 8.1990. Manajemen Pengajaran secara Manusiawi. Jakarta: Rineka

Cipta.

_ _ _ _ ,. 2003. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bwni Aksara.

_ _ _ _ . 2006. Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan. Jakarta: Grafindo Persada.

Azwar, S. 2010. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Burhanuddin. 1994. Ana/isis Administrasi Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

David, A.P., and Macayan., J.V. Assessment of Teacher Performance, The

Assessment Handbook, Vol. 3, 2010. ISSN 2094-1412, PEMEA, July

2010. http://pemea.club.officelive.com/Documents/ AH V3 A5.

Depdiknas. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Depdiknas. 2008. Penilaian Kinerja Guru, Jakarta: Direktorat Tenaga

Kependidikan, Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan

Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional.

Faules. Q.W., dan Pace, D.F. 2005. Komunikasi Organisasi Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Handoko, H.T. 1995. Manajemen. Yogyakarta: BPFE.

Herujito, Y.M. 2001. Dasar-Dasar Manajemen.Jakarta: Grasindo.

Honari, H., Goudarzi, M., Heidari, A., and Darbani, H. 2011. The relationship Between School Principals' Leadership Styles and Physical Education Teachers' Efficiency. Business Administration and Management (BAM).

(35)

95

Vol. 1(4), pp. 132-136, March 29th 2011. http://www.primejoumal.org/ BAM/pdf/20 II /apr/Honari et al.

Kementerian Pendidikan Nasional. 2010. Pembinaan dan Pengembangan Profresi Guru Buku 2: Pedoman Pelaksanaan Peni/aian Kinerja Guru (PK Guru),

Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan.

Komaria.h. A., dan Triatna, C. 2008. Visionary Leadership - Menuju Sekolah Efektif, Jakarta: Bumi Aksara.

Le Clear, E. 2005. Relationships Among Leadership Styles, School Culture, and Student Achievement. A Dissertation Presented to The Graduate School of The University of Florida In Partial Fulfillment of The Requirements For The Degree of Doctor of Education, University of Florida.

http://etd.fcla.edu/UF/UFE0013022/leclear e.

Luthans, F. 2006. Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Andi Offset.

Niemann, R., and Kotze, T. 2006. The Relationship Between Leadership Practices and Organisational Culture: an Education Management Perspective. South African Journal of Education Copyright © 2006 EASA

Vol. 26, No. 4, 609-624. http://www.ajol.info/index.php/saje/article/ viewFi le/25094/20763.

Maslowski, R. 2001. School Culture and School Performance. Thesis, University

ofTwente. http://doc.utwente.nl/361 2211/tOOOOO 12.

Moerdiyanto, 2010. Potret Kultur Sekolah Menengah Atas: Tantangan dan Peluang, http://stafT. unv .a c. id/sites/defaul tlti les/penel it ian/Drs. Moerdi yanto koms M.Pd./ Artikel Budaya Sekolah 20 l 0 Baru .

Moslow, A. 1994. Motivation and Personality. Newyork: Harper and Business

Review.

_ _ _ _ .2003. Budaya Organisasi.Jakarta: Rineka Cipta.

Mulyasa, E. 2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, Karalcteristik dan /mplementasi. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset.

----=~·· 2005. Kurikulum Tinglcat Satuan Pendidikan, Suatu Panduan Praktis. Bandung: Rem~a Rosdakarya Offset.

(36)

96

Nurjanah. 2008. Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi Terhadap Komitrnen Organisasi dalam Meningkatkan Kinerja Karyawan (Studi Pada Biro Lingkup Departemen Pertanian). Tesis. Program Studi Magister Manajemen Program Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang.

Prayitno. 2009. Dasar Teori dan Praktis Pendidikan. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.

Purba, S. 2009. Kinerja Pemimpin Jurusan di Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Laksbangpressindo.

Risminawati. 2007. Kontribusi Gaya Kepemimpinan Demokratis Kepala Sekolah dan Kompetensi Profesional Guru Terhadap Keberhasilan SMP Muhammadiyah di Kota Surakarta. Varia Pendidikan, Vol. 19, No. 2, Desember 2007. http://jumal.pdii.lipi.go.id/admin/jumal/19207139155.

Rivai, V. 2006. Performance Appraisal. Jakarta: Raja Grafmdo Persada.

Rivai & Murni. 2009. Educational Management -Ana/isis Teori dan Praktek.

Jakarta: Rajawali Pers.

Robbins, S.P. 2006. Perilaku Organisasi. Klaten: Gramedia lntan Sejati.

Sagala, S. 2007. Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan.

Bandung: Alfabeta.

- - - · 2009. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan.

Bandung: Alfabeta.

Sardiman, A.M. 2005. Interaksi dan Motivasi Be/ajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Siagian, S.P. 1994. Teori dan Praktek Kepemimpinan. Jakarta: Rineka Cipta.

Siregar, S. 2009. Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Kemampuan Berkomunikasi Kepala Bidang Terhadap Kinerja Pegawai Pelayanan Keperawatan Jiwa di Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Sumatera Utara. Tesis, Medan: Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

(37)

97

Sugiyono, 2005. Metode Penelitian Administrasi, Bandung: Alfabeta.

Sukmawati, M. 2009. Gaya Kepemimpinan Kepa/a Sekolah SMA Muhammadiyah 3 Tangerang. http://w\Vw.gunadarma.ac.id/library/articles/graduate/ psycho\ogy/2009/ Artikcl 10505123.

Supriyo, 2008. Hubungan Antara Motivasi Berprestasi dan Siluzp Guru Terhadap Manajemen Peningluztan Mutu Pendidiluzn dengan Kinerja Guru,

http://guruvalah.20m.com/motivasi mutu kinerja.

Sutisna,

0.

1985. Administrasi Pendidiluzn. Bandung: Alumni.

Taufik, M. 2007. Carut-Marut Ujian Nasional, http://n-sho.blogspot.com/2008/

04/carut-marut 26.html.

Trisnantari, H.E. 2009. Hubungan Antara Gaya Kepemimpinan Kepa1a Sekolah dengan Budaya Organisasi di SMP Negeri Kabupaten Tulungagung.

Dinamiluz, Vol. 9, No. 1, Juli 2009.

UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem pendidikan Nasional.

Wang, F.J., Shieh, C.J and Tang, M.L. 2010. Effect of Leadership Style on Organizational Performance as Viewed from

Human

Resource Management Strategy, African Journal of Business Management. Vol.

4(18), pp. 3924-3936, 18 December, 2010. ISSN 1993-8233 ©2010 Academic Journals. http:/ /academicjoumals.org/ajbrn/PDF /pdf20 1 0/18Dec /Wang e al 2.

Winardi. 1990. Asas-Asas manajemen. Bandung: Mandar Madju.

_ _ _ _ . 1990. Kepemimpinan dalam Manajemen. Jakarta: Rineka Cipta.

- - - - · 2001. Motivasi dan Pemotivasian da/am Manajemen. Jakarta: Raja

Grafindo Persada.

_ _ _ _ .. 2004. Manajemen perilaku Organisasi. Jakarta: Kencana.

Gambar

Tabel 3.1 Populasi Penelitian .........................................................................

Referensi

Dokumen terkait

Persoalan yang sering muncul dalam pengaturan kewenangan bidang perindustrian pasca otonomi daerah di Propinsi DIY (Kota Yogyakarta & Kabupaten Sleman) adalah dalam

buku asli atau fotokopi yang secara jelas menunjukkan nama penulis atau nama. penulis-penulis

Demikian pula dengan hasil penelitian (Leary, 1983) yang menyatakan bahwa wanita memiliki skor yang lebih tinggi dalam pengukuran ketakuatan dalam situasi sosial dibanding

[r]

Dari hasil penelitian dan pengukuran kekasaran permukaan terhadap benda kerja yang dibuat dengan proses pemesinan menggunakan mesin Milling CNC didapat bahwa nilai

jauh lebih kecil dari pada ukuran atom besi sehingga atom-atom karbon akan. masuk terintitisi kedalam ruang-ruang diantara atom besi

Dari hasil survei yang dilakukan oleh peneliti di Rumah Sakit, bahwa seluruh perawat ruangan memiliki tingkat pengetahuan yang berbeda sehingga masih banyak yang belum

Berdasarkan Surat Penetapan Penyedian Barang dan Jasa Nomor: 19/PPBJ/02.12/DPKP/VI/2014, Tanggal 23 Juni 2014, Dengan ini Pejabat Pengadaan Barang dan Jasa Dinas Pertanian