• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upacara Tradisi Perkawinan Suku Dayak Kayong : Studi Kasus Desa Betenung, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upacara Tradisi Perkawinan Suku Dayak Kayong : Studi Kasus Desa Betenung, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

UPACARA TRADISI PERKAWINAN SUKU DAYAK KAYONG

(Studi Kasus Desa Betenung, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat)

Skripsi

diajukan untuk memenuhi syarat memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Sejarah

Oleh

Maria Fitri Dayanti 152007003

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

MOTTO :

“SEGALA PERKARA DAPAT KUTANGGUNG DI DALAM DIA YANG MEMBERIKAN KEKUATAN KEPADAKU “ (Filipi 4 : 13) .

(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas segala rahmatnya sampai tuntasnya penulisan skripsi ini. Penulisan skripsi ini merupakan sebagai syarat tugas akhir dalam menyelesaikan Studi pada Program Studi Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.

Adapun judul skripsi yang peneliti ambil yaitu : “Upacara Tradisi Perkawinan Suku Dayak Kayong (Studi Kasus Desa Betenung, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat)”. Setelah melalui suka dan duka akhirnya skripsi ini dapat peneliti selesaikan. Penulis sadar dalam proses penulisan ini tidak lepas dari dukungan, bantuan, bimbingan, serta kerja sama dari semua pihak yang terkait dengan penulisan skripsi ini. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

- Dra. Yari Dwikurnaningsih, M.Pd, selaku Dekan FKIP UKSW Salatiga yang telah memberikan izin penelitian kepada penulis.

- Sunardi, S.Pd., M.Pd, selaku Ketua Program Studi Sejarah FKIP UKSW dan pembimbing I yang telah memberi masukan kepada peneliti selama penulisan skripsi.

- Drs. Tri Widiarto, M.Pd selaku pembimbing II yang telah memberikan masukan kepada peneliti selama penulisan skripsi.

(8)

- Bapak Yohanes Sedia (Pateh Temiang Pancong) selaku sesepuh kampung, desa Betenung, Kalimantan Barat yang telah memberikan gambaran dan wawancara.

- Orang Tua, Suami serta anak yang sangat saya cintai yang telah memberikan dukungan baik moral maupun material serta doa restu.

- Serta semua pihak, namun belum sempat peneliti ungkapkan, yang telah membantu penulis dalam usaha menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari akan kelemahan dan kekurangan dari skripsi ini, untuk itu segala bentuk saran, kritik, dan masukan sangat diperlukan.

Salatiga, Mei 2013

(9)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSTUJUAN ... ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN ... iii

PERNYATAAN ... iv

4. Jenis-jenis upacara tradisi ... 10

5. Fungsi upacara tradisi ... 11

6. Tujuan upacara tradisi ... 12

7. Unsur-unsur upacara tradisi ... 13

(10)

9. Nilai-nilai budaya ... 16

10.Sistem kerukunan dalam upacara tradisi ... 17

B. Solidaritas sosial masyarakat ... 18

C. Kerangka perfikir ... 21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi penenlitian... 22

B. Bentuk dan strategi penelitian ... 22

C. Data dan sumber data ... 23

D. Pendekatan ... 23

E. Teknik pengumpulan data ... 24

F. Analisa data ... 25

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Gambaran umum Desa Betenung, Kecamatan Tayap ... 26

1. Letak geografis ... 26

2. Demografi ... 27

3. Pola perkampungan ... 28

4. Sistem mata pencaharian hidup dan ekonomi ... 29

5. Sistem kepercayaan dan religi ... 31

6. Kesenian ... 32

B. Asal usul suku Dayak Kayong... 39

C. Pembagian sub-sub suku Dayak ... 41

D. Syarat adat dalam Perkawinan Suku Dayak Kayong ... 42

E. Adat Pinang Pintak (Meminang) ... 43

F. Proses ritual upacara perkawinana Suku Dayak Kayong ... 45

1. Persiapan upacara dan makan bersama ... 47

2. Tahapan persiapan ... 47

3. Ritual upacara perkawinan ... 48

4. Acara begendang ... 49

5. Penulaan tamu... 50

6. Hukum adat... 51

(11)

BAB V PENUTUP

A. Simpulan ... 58

B. Saran ... 59

C. Implikasi ... 59

(12)

DAFTAR GAMBAR

1. Gendang ... 66

2. Gerantong (gong) ... 66

3. Tajau ... 67

4. Orang yang sedang memainkan alat musik tradisional Dayak yang disebut dengan begendang... 67

5. Tuan rumah sedang memberikan arak atau tuak kepada para tamu undangan ... 68

6. Penganten; Penganten sedang duduk di gerantong dan menyandar di belange. Penganten laki-laki sedang memegang tombak ... 68

7. Penganten sedang diperciki dengan darah ayam oleh dukun kampung untuk mensyahkan perkawinan secara adat ... 69

8. (Koyen di kepale tajau ke buhu) pemberian gelar kepada pihak laki-laki sebagai tanda penghormatan ... 69

9. Bekal yang disiapkan untuk dibawa pulang oleh demung ... 70

10.Orang-orang tua yang sedang menari atau bersilat ... 70

11.Mempersiapkan makanan untuk dimakan bersama ... 71

(13)

DAFTAR KATA

Asam, Riam Batu, Batu Bulan dan Sungai Demit.

3. Domong Adat : Kepala Adat 4. Beliung : Kapak Kalimantan 5. Pantak : Seni Patung

6. Ponti : Patung

7. Tulah atau kualat : mendapat sial

8. Menoreh : melukai pohon karet, supaya mendapatkan airnya. 9. Torap : pohon yang seratnya bisa dibuat baju

10.Sandangan : tempat untuk menyimpan padi yang terbuat dari rotan

11.Sandung Tinggi: seperti monumen, yang di puncaknya terdapat tajau yang berisi tulang-tulang.

12.Jengkal atau kilan : jari

13.Tuak : minuman khas Kalimantan yang tebuat dari beras ketan merah 14.Tetawak setotak : satu buah gong

15.Begawi : Penanaman padi yang dilakukan secara bersama-sama, tanpa dipungut biaya.

16.Tinggil : bambu yang berukuran sangat kecil

17.Begendang : memainkan alat musik tradisoanal Dayak dalam sebuah acara.

18.Gerantong : Gong yang berukuran besar

19.Domong di totai manter di baresan : kepala-kepala adat dan dukun duduk

(14)

20.Hondak urang due olek urang sikok : Perkawinan terjadi atas kehendak berdua dan jika bercerai adalah keinginan salah satu dari pasangan.

21.Dudok di gerantong nyandar di belange : Duduk di gong menyandar di

tajau.

22.Pepalet betanar dengan darah manok : Ritual adat dengan mempercikan

darah ayam kepada penganten.

23.Koyen di kepale tajau ke buhu, supaye kocek bedame bosar begolar : Di

atas kepala pengantin dikasi kain dan ini merupakan ritual memberian nama adat kepada penganten laki-laki sebagai tanda penghormatan.

24.Sohet susi pakau gengalang, piring 6 gelas 6 : ini merupakan sebuah

matrai atas perkawinan adat yang sah.

25.Sarak isah pakau puah : Perceraian

26.Pulang bebokal balek besangu : Tamu yang pulang akan dibekali

makanan.

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

1.

DAFTAR PERTANYAAN ...

62

(16)

ABSTRAKSI

Maria Fitri Dayanti 152007003, Upacara Tradisi Perkawinan Suku Dayak Kayong, di Desa Betenung, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat. Skripsi Studi Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Sejarah, Universitas Kristen Satya Wacana. (Pembimbing: Sunardi, S.Pd., M.Pd. dan Drs. Tri Widiarto, M.Pd).

Masyarakat Dayak Kayong, Kalimantan Barat sampai sekarang masih menjalankan upacara tradisi, karena upacara tradisi ini sangat penting. Sehingga tidak boleh ditinggalkan dan harus terus dikembangkan, upacara tradisi ini dilakukan secara turun temurun. Salah satunya adalah Upacara Tradisi Perkawinan Suku Dayak Kayong, tradisi ini pasti dilaksanakan setiap ada pasangan yang ingin menikah secara adat.

Hasil penelitian yang penulis peroleh bahwa masih bertahannya upacara tradisi perkawinan di Suku Dayak Kayong. Dan semua warga masih melestarikannya sehingga dapat terwujudnya nilai-nilai yang terkandung dalam upacara tradisi perkawinan tersebut, sehingga menciptakan sikap bergotong royong, kebersamaan dan kerukunan antar warga.

Teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah studi dokumentasi dan wawancara. Disamping itu pula peneliti mengamati secara langsung jalannya upacara serta terlibat langsung dalam upacara tersebut sehingga peneliti benar-benar tahu, sehingga penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif dengan maksud memberikan gambaran tentang pelaksanaan Tradisi Perkawinan Dayak Kayong Kalimantan Barat.

(17)

ABSTRACT

Maria Fitri Dayanti 152007003, The Tradition of Dayak Kayong Tribe Wedding Ceremony, in Betenung Village, Ketapang Regency, West Kalimantan. A Thesis of History Education Study, Faculty of Teaching and History Education, Satya Wacana Christian University. (Advisers : Sunardi, S.Pd., M.Pd. and Drs. Tri Widiarto, M.Pd)

The people in Dayak Kayong, West Kalimantan, still carry out the traditional ceremonies because they are very important. Therefore, they should not be abandoned and must always be developed. These kinds of ceremonies are carried out hereditary. One of them is The Tradition of Dayak Kayong Tribe Wedding Ceremony, which is always performed every time there is a couple who wants to get married in a traditional way using the local custom.

The result of the research is that The Tradition of Dayak Kayong Tribe Wedding Ceremony is still hold out. All of the people who live there still perpetuate it in order to maintain the important values in that traditional wedding ceremony. Thus, it will create the positive attitude such as mutual cooperation, togetherness and harmonious society.

The data collection technique used by the researcher is the study of documentation and interview. Besides that, the researcher makes an observation of the traditional wedding ceremony and also participates in it so that she would exactly knows about it. For that reason, this research is descriptive and qualitative with the purpose to give a clear description about the performance of The Tradition of Dayak Kayong Tribe Wedding Ceremony in West Kalimantan. Key word : Traditional Wedding, Dayak Kayong, Betenung Village, attitude

help

Referensi

Dokumen terkait

berpengaruh terhadap pemanfaatan Posyandu oleh ibu-ibu balita di wilayah kerja. Puskesmas Johan Pahlawan, Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten

Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama R.I, menyatakan bahwa lembaga di bawah ini telah melakukan updating data Pendidikan Islam (EMIS) Periode Semester GENAP

Screen Maker, yaitu alat yang digunakan untuk proses penyinaran dengan. menggunakan sinar

[r]

faktor yang mempengaruhi produksi susu yaitu : umur ternak, kondisi sapi waktu. beranak, banyaknya ransum waktu diberikan pada ternak yang sedang

--- Bahwa ia terdakwa Ir.MUHARMAN REGE selaku Pejabat Pembuat Komitmen/Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan pada Proyek Peningkatan Jalan Pulau Sumatera Lk.II s/d

Hasil penelitian menunjukkan proses esterifikasi minyak nyamplung yang optimum diperoleh pada suhu suhu 60 o C, asam klorida 6% dan rasio mol metanol-FFA 20 : 1, lama reaksi 1 jam

Letakan tang las (torch) pada tempat dimana tidak akan terjadi kontak dengan masa saat tidak digunakan (digantung).. Jangan menyalakan busur nyala listrik pada