• Tidak ada hasil yang ditemukan

Anna L Yusuf: Formulasi Gel Rambut Dengan Carbomer 940 Sebagai Bahan Pembentuk Gel

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Anna L Yusuf: Formulasi Gel Rambut Dengan Carbomer 940 Sebagai Bahan Pembentuk Gel"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Volume 1 | Nomor 2 | Agustus 2014 ISSN:2089-3906 1 FORMULASI GEL RAMBUT DENGAN CARBOMER 940

SEBAGAI BAHAN PEMBENTUK GEL

Anna L Yusuf, Siti Rahmah KR, Oki Haryono Prodi D-III Farmasi STIKes Muhammadiyah Ciamis

Email: anna_yusuf08@gmail.com

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian untuk formulasi gel rambut dengan carbomer 940 dengan tujuan untuk memperoleh formula gel dengan variasi konsentrasi basis carbomer 940. Dalam formulasi gel rambut ini digunakan carbomer 940 sebagai gelling agent karena sifatnya hidrofilik, sehingga mudah terdispersi dalam air.

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental, dimana dilakukan formulasi gel rambut dengan variasi konsentrasi carbomer 940 pada empat formulasi yaitu formulasi 1 konsentrasi 0 % ( tanpa carbomer ), formulasi 2 konsentrasi 0,6 %, formulasi 3 konsentrasi 1,2 %, dan formulasi 4 konsentrasi 1,8 %. Kemudian dilakukan evaluasi sifat fisika yang meliputi evaluasi organoleptis, evaluasi homogenitas, evaluasi daya sebar, evaluasi daya lekat, evaluasi pengukuran pH, evaluasi viskositas dan evaluasi proteksi.

Hasil penelitian menunjukkan ada perbandingan pada setiap formulasinya. Pengaruh variasi konsentrasi carbomer 940 memberikan perbedaan terhadap evaluasi gel yang meliputi evaluasi organoleptik, evaluasi homogenitas, evaluasi daya lekat, evaluasi daya sebar, evaluasi pengukuran pH, evaluasi viskositas dan evaluasi uji proteksi.

(2)

Volume 1 | Nomor 2 | Agustus 2014 ISSN:2089-3906 2 FORMULATION HAIR GEL WITH CARBOMER GER 940

AS FORMING MATERIALS GEL

Anna L Yusuf, Siti Rahmah KR, Oki Haryono STIKes Muhammadiyah Ciamis

Email: anna_yusuf08@gmail.com

ABSTRACT

Research has been done to the hair gel formulations with carbomer 940 in order to obtain a gel formula with 940 carbomer concentration variation in hair gel formulation is used as a gelling agent carbomer 940 because it is hydrophilic, so easily dispersed in water.

This research is an experimental study, which carried out the hair gel formulations with various concentration of carbomer 940 on the four formulations formulations 1 concentration of 0% (without carbomer), formulation 2 concentration of 0.6%, 1.2% formulation 3 concentration, and formulation 4 concentration 1.8%. Then the physicochemical properties evaluated include organoleptic evaluation, the evaluation of homogeneity, evaluation dispersive power, adhesion evaluation, evaluation of pH measurement, evaluation and evaluation viscosity protection.

The results showed there was no comparison in each formulation. The influence of variations in the concentration of carbomer 940 gel makes a difference to the evaluation which include organoleptic evaluation, the evaluation of homogeneity, evaluation of adhesion, dispersive power evaluation, evaluation of pH measurement, evaluation and test evaluation viscosity protection.

(3)

Volume 1 | Nomor 2 | Agustus 2014 ISSN:2089-3906 3 PENDAHULUAN

Berkembangnya ilmu

pengetahuan dan tekhnologi, perkembangan tekhnologi di dunia farmasi pun tidak ketinggalan. Semakin hari semakin banyak jenis dan ragam produk yang memiliki banyak khasiatnya. Perkembangan

pengobatan pun terus

dikembangkan. Berbagai macam bentuk sediaan obat mulai dari bahan kosmetika, bahan minuman dan makanan kesehatan, sampai dengan bahan untuk perawatan rambut baik itu liquid, solid, dan semisolid telah dikembangkan oleh ahli farmasi dan industri.

Ahli farmasi

mengembangkan obat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, yang bertujuan untuk memberikan efek terapi obat, dosis yang sesuai untuk dikonsumsi oleh masyarakat. Selain itu, sediaan semisolid digunakan untuk pemakaian luar seprti krim, salep, gel, pasta, dan suppositoria yang digunakan melalui rektum. Kelebihan dari sediaan semisolid ini yaitu praktis, mudah dibawa, mudah dipakai, mudah pada pengabsorbsiannya.

Juga untuk memberikan

perlindungan pengobatan pada kulit. Gel didefinisikan sebagai suatu sistem setengah padat yang terdiri dari suatu dispersi yang tersusun baik dari partikel anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar atau saling diserapi cairan. Gel satu fase merupakan gel dalam makro molekulnya disebarkan keseluruh cairan sampai tidak terlihat ada batas diantaranya. Dalam hal dimana massa gel terdiri dari kelompok- kelompok partikel kecil yang berbeda, maka gel dikelompokkan sebagai sistim dua fase dan sering disebut magma atau

susu. Gel dan magma dianggap sebagai dispersi koloidal oleh karena masing- masing mengandung partikel-partikel dengan ukuran koloidal (Ansel, 2005).

Sediaan bentuk gel jarang dijumpai dipasaran dibandingkan bentuk krim atau lotion padahal bentuk gel memiliki beberapa keuntungan diantaranya tidak lengket, tidak mengotori pakaian, mudah dioleskan, mudah dicuci, tidak meninggalkan lapisan berminyak pada kulit, viskoitas gel tidak mengalami perubahan yang terjadi selama penyimpanan (lieberman,1989).

Standardisasi dalam kefarmasian tidak lain adalah serangkaian parameter, prosedur dan cara pengukuran yang hasilnya merupakan unsur-unsur terkait paradigma mutu kefarmasian. Standarisasi dilakukan untuk menjamin mutu dalam artian memenuhi syarat standar, termasuk jaminan stabilitas sebagai produk kefarmasian.

Maka dari itu dilakukan beberapa evaluasi untuk standarisasi sediaan gel, diantaranya : Evaluasi organoleptis (panca indra, mulai dari bau, warna, tekstur sedian), eveluasi homogenitas, evaluasi ukuran partikel, pengukuran viskositas, evaluasi nilai pH, evaluasi nilai daya sebar, evaluasi daya lekat, dan uji proteksi.

Berdasarkan uraian yang di atas, peneliti tertarik untuk membuat formulasi gel rambut dengan karbomer 940 sebagai bahan pembentuk gel.

METODE PENELITIAN Bahan:

Carbomer 940, trietanolamin, gliserin, propilen glikol, metil

(4)

Volume 1 | Nomor 2 | Agustus 2014 ISSN:2089-3906 4 paraben, aquades

Alat:

Timbanagn analitik, gelas kimia, gelas ukur, mortir stamfer, batang pengaduk, spatula, viskometer, pH meter, pot salep

Prosedur Penelitian: Pembuatan Formulasi Gel

Berikut adalah langkah pembuatan fomulasi gel rambut dengan menggunakan basis carbomer 940. Sebelum dilakukan formulasi gel, dibuat tabel formulasi basis gel dengan variasi konsentrasi carbomer 940.

a) Formula 1

1) Dalam mortir masukkan air suling panas (suhu 80°) sejumlah 10 kali bobotnya selama setengah jam tanpa basis karbomer 940.

2) Dalam sebuah mortir

masukkan 5 gram

propilenglikol, tambahkan gliserin 25 gram, tambahkan 0,81 triethanolamin, tambahkan 0,18 gram metilparaben kemudian larutkan dengan air suling panas (suhu 80°) sedikit demi sedikit hingga volume 100 ml sampai terbentuk massa gel. 3) Gel dikemas dalam tube atau

pot salep. Wadah harus diisi

penuh dan kedap udara untuk mencegah penguapan.

b) Formula 2

1) Dalam sebuah mortir masukkan 0,6 gram karbomer 940 dikembangkan dengan air suling panas (suhu 80°) sejumlah 10 kali bobotnya selama setengah jam. Carbomer digerus halus lalu ditambahkan air sedikit demi sedikit sampai didapat bentuk gel.

2) Dalam sebuah mortir

masukkan 5 gram

propilenglikol, tambahkan gliserin 25 gram, tambahkan 0,81 triethanolamin, tambahkan 0,18 gram metilparaben dilarutkan. Kemudian dicampurkan dengan karbomer 940 yang telah dikembangkan dan tambahkan air suling sedikit demi sedikit hingga volume 100 ml. Lalu aduk sampai homogen dan terbentuk masa gel.

3) Gel dikemas dalam tube atau pot salep. Wadah harus diisi penuh dan kedap udara untuk mencegah penguapan.

c) Formula 3

1)Dalam sebuah mortir masukkan 1,2 gram karbomer 940 dikembangkan dengan air suling panas (suhu 80°) sejumlah 10 kali bobotnya selama setengah jam. Carbomer digerus halus lalu ditambahkan air sedikit demi sedikit sampai didapat bentuk gel.

2) Dalam sebuah mortir

masukkan 5 gram

(5)

Volume 1 | Nomor 2 | Agustus 2014 ISSN:2089-3906 5 gliserin 25 gram, tambahkan

0,81 triethanolamin, tambahkan 0,18 gram metilparaben dilarutkan. Kemudian dicampurkan dengan karbomer 940 yang telah dikembangkan dan tambahkan air suling sedikit demi sedikit hingga volume 100 ml. Lalu aduk sampai homogen dan terbentuk masa gel.

3) Gel dikemas dalam tube atau pot salep. Wadah harus diisi penuh dan kedap udara untuk mencegah penguapan.

d) Formulasi 4

1) Dalam sebuah mortir

masukkan 1,8 gram

karbomer 940 dikembangkan dengan air suling panas (suhu 80°) sejumlah 10 kali bobotnya selama setengah jam. Carbomer digerus halus lalu ditambahkan air sedikit demi sedikit sampai didapat bentuk gel.

2) 2) Dalam sebuah mortir

masukkan 5 gram

propilenglikol, tambahkan 25 gram gliserin, tambahkan 0,81 triethanolamin, tambahkan 0,18 metilparaben dilarutkan. Kemudian

dicampurkan dengan

karbomer 940 yang telah

dikembangkan dan

tambahkan air suling sedikit demi sedikit hingga volume 100 ml. Lalu aduk sampai homogen dan terbentuk masa gel.

3) Gel dikemas dalam tube atau pot salep. Wadah harus diisi penuh dan kedap udara untuk mencegah penguapan.

Evaluasi Sediaan Gel

Pada tahap selanjutnya yaitu melakukan uji evaluasi pada sediaan gel. Penelitian evaluasi ini meliputi Evaluasi organoleptis (panca indra meliputi bau, warna dan tekstur sediaan gel), evaluasi homogenitas, evaluasi pH, evaluasi Daya Sebar, evaluasi daya lekat, uji proteksi dan Pengukuran viskositas.

Berikut adalah langkah evaluasi sediaan gel rambut :

a. Organoleptis

1) Ambil sedikit gel, letakkan sekeping kaca lalu amati dengan panca indra meliputi bau, bentuk, dan warna. 2) Catatan hasil pengamatan

Sediaan harus menunjukkan susunan yang homogen dan tidak terlihat adanya butir – butir yang kasar.

b. Homogenitas

1.Berikut adalah langkah evaluasi sediaan gel rambut. 2. Amati sediaan gel. Sediaan

harus menunjukkan susunan yang homogen dan tidak terlihat adanya butir – butir yang kasar

3. Catat hasil pengamatan. c. Evaluasi pH

1. Gel dimasukkan kedalam wadah, lalu diukur pHnya dengan pH meter

2. ) Timbang 60 gram gel dan 200 ml air yang digunakan untuk mengencerkan, kemudian aduk hingga homogen, dan diamkan agar mengendap airnya yang diukur dengan pH meter

3. Catat hasil yang tertera pada pH meter.

4. Ulangi masing–masing 3 kali untuk setiap gel yang diperiksa.

(6)

Volume 1 | Nomor 2 | Agustus 2014 ISSN:2089-3906 6 d. Evaluasi daya sebar

1. Timbang 0,5 gram sampel gel diletakkan di atas kaca bulat berdiameter 15 cm.

2). Timbang terlebih dahulu kaca penutup, letakkan kaca tersebut di atas massa gel dan biarkan selama 1 menit.

3) Ukurlah berapa diameter gel yang menyebar (dengan mengambil panjang dan pendek rata-rata dari ke dua sisi).

4) Setelah itu ditambahkan 150 gram beban tambahan dan didiamkan selama 1 menit dan ukur diameter gel yang menyebar seperti sebelumnya (Astuti et al.,2010).

5) Daya sebar 5 – 7 cm menunjukkan konsistensi semisolid yang sangat nyaman dalam penggunaan (Garg et al.,2002).

6) Ulangi masing-masing 3 kali untuk setiap gel yang diperiksa.

e. Evaluasi Daya Lekat

1) Letakkan gel secukupnya di atas objek glass yang telah ditentukan luasnya.

2) Letakkan objek glass yang lainnya di atas gel tersebut, tekanlah dengan beban 1 kg selama 5 menit.

3) Pasanglah objek glass pada alat uji.

4) Lepaskan beban seberat 80 gram dan catat waktunya hingga kedua objek glass tersebut terlepas.

5) Ulangi sebanyak 3 kali. f. Pengukuran Viskositas

1) Sediaan gel disiapkan dalam beker glass 100 ml.

2) .Kemudian masukkan pada alat

Viskometer Brookfield yang dilengkapi dengan spindle no. 7 dengan kecepatan 100 rpm (putaran per menit).

3) Kemudian catat data yang diperoleh.

4) .Ulangi masing-masing 3 kali untuk setiap gel yang

diperiksa. g. Uji Proteksi

1).Potong kertas saring sebanyak 6 buah dengan potongan sama besar , 3 bagian kertas saring direndam dengan parafin padat yang sudah dicairkan dan 3 bagian lagi dengan indikator pp (phenol ptyalin). 2) Setelah kering, oleskan kertas

saring tersebut dengan sediaan gel lalu tempelkan kedua kertas saring tersebut yang sudah direndam dengan parafin padat dan indikator pp (phenol ptyalin).

3) Kemudian tetesi dengan KOH 0,1% pada kertas saring yang dibasahi parafin padat berada di bagian atas kertas saring yang dibasahi indikator pp (phenol ptyalin). 4) Tunggu selama 3 menit dan

amati adakah perubahan warna yang terjadi.

5) Ulangi masing-masing 3 kali untuk setiap gel yang diperiksa.

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil uji Organoleptik

Dari hasil pengamatan organoleptik sediaan gel yang dibuat dari setiap formulasi

mempunyai karakter

organoleptik berwarna bening, berbau aroma khas gliserin, dan berbentuk setengah padat

(7)

Volume 1 | Nomor 2 | Agustus 2014 ISSN:2089-3906 7 kental (semisolid). Pada setiap

formulasi dapat disimpulkan

bahwa semakin besar

konsentrasi carbomer maka semakin berbeda warna bening gel tersebut, aroma khas gliserin semakin berkurang dan teksturnya semakin kental. 2. Hasil Uji pH

Dari hasil pengamatan pH pada sediaan yang telah dibuat yaitu pH gel pada setiap formulasi berkisar antara 5-7. Pada setap formulalsi dapat disimpulkan bahwa semakin besar konsentrasi carbomer pada sediaan maka semakin rendah nilai pH kulitnya, menunjukkan bahwa semakin besar konsentrasi carbomer pada sediaan tersebut maka semakin rendah tingkat keasaman pada sediaan gel. Untuk formulasi 1 tidak memakai basis carbomer. 3. Hasil Uji viskositas

Dari hasil pengamatan uji viskositas penelitian ini pada tiap formulasi yaitu antara 2610 – 3360 yang telah sesuai dengan nilai viskositas yang baik yaitu antara 2000 – 4000 cps. Pada setiap formulasi sediaan gel menunjukkan bahwa semakin besar konsentrasi carbomer pada sediaan maka semakin rendah tingkat kekentalan pada sediaan gel. Untuk formulasi 1 tidak memiliki tingkat kekentalan karena tanpa basis carbomer. 4. Hasil Uji Homogenitas

Dari hasil pengamatan uji homogenitas penelitian ini pada tiap formulasi menunjukkan bahwa

sediaan gel telah homogen karna tidak ada gumpalan dan butiran-butiran kasar pada sediaan gel.

5. Hasil Uji daya Lekat

Dari hasil pengamatan uji daya lekat penelitian ini pada tiap formulasi menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi carbomer pada sediaan gel maka semakin meningkat konsistensi gel dan daya lekat menjadi lebih besar. Untuk formulasi 1 tidak memiliki nilai daya lekat karena tanpa basis carbomer. 6. Hasil Ui Daya Sebar

Dari hasil pengamatan uji daya sebar penelitian ini pada tiap formulasi menunjukkan bahwa semakin meningkat konsentrasi carbomer maka terjadi penurunan nilai daya sebar pada sediaan gel. Untuk formulasi I memiliki daya sebar yang tinggi karena tanpa basis carbomer.

7. Hasil Uji Proteksi.

Dari hasil pengamatan uji proteksi penelitian ini pada tiap formulasi menunjukkan bahwa sediaan gel ini memiliki daya proteksi yang baik karena tidak terdapat noda pada pengujiannya. Tetapi pada formulasi 1 tidak memiliki daya proteksi karena tanpa basis carbomer.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa :

(8)

Volume 1 | Nomor 2 | Agustus 2014 ISSN:2089-3906 8 1. Dari hasil pengamatan

organoleptik sediaan gel yang dibuat sesuai rancangan,

mempunyai karakter

organoleptik berwarna bening, berbau aroma khas gliserin, dan memiliki tekstur setengah padat kental (semisolid).

2. Semakin besar konsentrasi carbomer maka nilai pH akan semakin kecil.

3. Evaluasi viskositas sediaan gel ini memenuhi standar literatur yaitu sebesar 2000 – 4000 cps. Yakni berkisar 2610 – 3360 cps. 4. Evaluasi homogenitas terlihat homogen dan teksturnya tidak terdapat butiran kasar.

5. Evaluasi daya lekat sediaan gel rambut ini tidak memenuhi parameter yaitu 5 – 7 detik. Karena hanya berkisar 0,5 – 0,8 detik.

6. Evaluasi daya sebar sediaan gel ini yaitu sekitar 5,1 – 5,5 cm, sesuai dengan parameter yaitu 5 – 7 cm.

7. Evaluasi proteksi pada sediaan gel ini menunjukkan gel yang memiliki daya proteksi yang baik dan nyaman untuk digunakan.

Saran

1. Untuk penelitian selanjutnya perlu dilakukan penelitian lanjut dengan memvariasikan konsentrasi basis gel pada formulasi gel rambut.

2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan formulasi gel lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Allen, L.V. 2002. Secundum artem:

current & practical compounding information for the pharmacist. Volume 4, 5. Oklahoma: University of Oklahoma.

Anonim. 1998. Acute dermal irritation.http://www.epa.gov/opp tsfrs/ OPPTS harmonized/870 Health effect test guideline/ series/870-2500.pdf. diakses PHARMACY, Vol.10 No. 01 Juli 2013 ISSN 1693-3591 20 Oktober 2012.

Ansel, H,C. 1989 Pengantar bentuk sediaan farmasi. Edisi IV, Hal

390-395, 490, 513.

Diterjemahkan oleh Farida Ibrahim. Jakarta: UI Press.

Nugroho, K.S, 2010. Optimasi Formula dan kontrol kualitas Repelan Gel Minyak Atsiri Tanaman Sereh (Cymbopongon sp) dengan Carbopol dan Propilen Glikol Sebagai Gelling Agent Secara Desain Faktorial, Skripsi,30.

Kurniawan, D.W, B.A Sobri.2012. Formulation and Effectiveness of antiseptic Hand Gel Preparation essential Oil Galanga (Alpinia galanga) Asian.J. Pharm.Biol Res 2: 4.

Rowe. R.C. 2009. Hanbook Of Pharmaceutical Excipient. Sixth Ed. Pharmaceutical Press London.p: 110-115.

Ansel, H,C. 1989 Pengantar bentuk sediaan farmasi. Edisi IV, Hal 390-395, 490, 513. Diterjemahkan oleh Farida Ibrahim. Jakarta: UI Press. Fardiaz, Srikandi, Dewanti, R.,

(9)

Volume 1 | Nomor 2 | Agustus 2014 ISSN:2089-3906 9 Seminar; Bahan tambahan kimiawi

(food additive) Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Jagtap, N.S., Khadabadi, S.S., Ghorpade, D.S., Banarase, N.B., Naphade, S.S. 2009. Antimicrobial and antifungal activity of Centella asiatica (L.) Urban, Umbeliferae. Research Journal Pharmacy and Technology, 2(2):328-330.

Oetary, S. 1987. Pengaruh surfaktan non ionik yang dicampur dalam basis salep hidrofil (USP) terhadap pelepasan asam salisilat secara in vitro. Thesis. Fakultas Farmasi UGM, Yogyakarta.

Somboonwong, J., Kankaisre, M., Tantisira, B., Tantisira, M.H, 2012. Wound healing activities of different extracts of Centella asiatica in incision and burn wound models: an experimental

animal study, BMC

Complementary and Alternative Medicine, 12:103.

Referensi

Dokumen terkait

Landasan Masyarakat Mengokupasi Kawasan Hutan Di Desa Sesaot, Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat, Provinsi NTB adalah tidak adanya pemberitahuan mengenai

Dalam hal tidak disetujui, Kepala Seksi Pelayanan Kepabeanan dan Cukai dan Dukungan Teknis mengembalikan konsep surat penerusan permohonan, BA pemeriksaan lokasi dan berkas

Bagi peneliti yang berminat, hendaknya dapat mengkaji lagi permasalahan- permasalahan dan variabel-variabel penelitian dalam bidang pembelajaran keterampilan, misalnya

Pengangkatan permasalahan tersebut sebagai ide penciptaan karya seni diharapkan dapat membuka cara pandang masyarakat terhadap kasus-kasus

Berdasarkan hasil penelitian diatas, maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1) kesiapan sekolah termasuk di dalamnya tenaga pengajar, kurikulum yang

Uji Chow maupun uji Hausman menunjukkan bahwa model yang sesuai untuk menjelaskan data banyaknya penduduk, banyaknya penduduk usia kerja, banyaknya desa, besarnya

Hasil wawancara dari 10 orang katim pada tanggal 22 dan 23 April 2016, mengenai fungsi pengawasan kepala ruang dalam pelaksanaan komunikasi SBAR saat timbang

Kajian yang dilakukan ini adalah bertujuan untuk mengenalpasti tahap sikap dan kemahiran mengakses terhadap penggunaan e-pembelajaran di kalangan pelajar tahun akhir