PERATURAN BUPATI ACEH UTARA NOMOR 26 TAHUN 2009
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS TUNTUTAN PERBENDAHARAAN DAN TUNTUTAN GANTI RUGI KEUANGAN DAN BARANG DAERAH KABUPATEN ACEH UTARA
BUPATI ACEH UTARA,
Menimbang : a. bahwa untuk mengembalikan kerugian Daerah yang disebabkan oleh perbuatan melanggar hukum atau kelalaian karena tidak melaksanakan kewajiban sebagai Pegawai Negeri Sipil dan /atau tenaga lain yang digaji/atau memiliki penghasilan dari Anggaran Pendapatan Daerah, sehingga tindakannya baik langsung atau tidak langsung Daerah menderita kerugian, maka kepadanya dibebankan mengganti kerugian;
b. bahwa untuk kelancaran pelaksanaan tugas Majelis sebagaimana diatur dalam Pasal 136 peraturan pemerintah Nomor 58 Tahun 2009 dipandang perlu mengatur Petunjuk Teknis Tuntutan Perbendaharaan dan Tuntutan Ganti Rugi Keuangan dan Barang Daerah Kabupaten Aceh Utara;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b perlu mengatur peratura Bupati Aceh Utara tentang Petunjuk Teknis Tuntutan Perbendaharaan dan Tuntutan Ganti Rugi Keuangan dan Barang Daerah Kabupaten Aceh Utara;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 7 Drt. Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten-kabupaten dalam lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Utara;
2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999;
3. Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara;
5. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundangan ;
6. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara;
7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah kedua kali dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
8. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh 9. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 tentang Dispilin
10. Peraturan Pemerintah Nomor 6 tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah;
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 1997 tentang Tuntutan Perbendaharaan dan Tuntutan Ganti Rugi Keuangan dan Barang Daerah;
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah;
13. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 Pengelolaan Keuangan Daerah;
14. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah; 15. Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 1997 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 1997 tentang Tuntutan Perbendaharaan dan Tuntutan Ganti Rugi Keuangan dan Barang Daerah;
MEMUTUSKAN
Menetapkan : PERATURAN BUPATI ACEH UTARA TENTANG PETUNJUK TEKNIS TUNTUTAN PERBENDAHARAAN DAN TUNTUTAN GANTI RUGI KEUANGAN DAN BARANG DAERAH KABUPATEN ACEH UTARA.
BAB I
KETENTUAN UMUM Pasal 1
Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan :
a. Pemerintah adalah Pemerintah Kabupaten Aceh Utara; b. Bupati adalah Bupati Aceh Utara;
c. Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten adalah Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Aceh Utara;
d. Tuntutan Perbendaharaan selanjutnya disingkat TP adalah suatu tata cara perhitungan terhadap Bendaharawan, jika dalam pengurusannya terdapat kekurangan perbendaharaan dan kepada Bendaharawan yang bersangkutan diharuskan mengganti kerugian;
e. Tuntutan Ganti Rugi selanjutnya disingkat TGR adalah proses tuntutan terhadap Pegawai dalam kedudukannya bukan sebagai Bendaharawan dengan tujuan menuntut penggantian kerugian disebabkan oleh perbuatan melanggar hukum dan atau melalaikan kewajibannya atau tidak melaksanakan kewajibannya sebagaimana mestinya sehingga baik secara langsung ataupun tidak langsung Daerah menderita kerugian;
f. Tuntutan Perbendaharaan dan Tuntutan Ganti Rugi selanjutnya disingkat TP-TGR, adalah suatu proses Tuntutan melalui TP dan TGR bagi Bendaharawan dan atau pegawai bukan Bendaharawan yang merugikan keuangan dan barang Daerah;
g. Kekurangan Perbedaharaan adalah selisih kurang antara saldo Buku Kas dengan saldo Kas atau selisih kurang antara Buku Persediaan
Barang dengan sisa barang yang sesungguhnya terdapat di dalam gudang atau tempat lain yang ditunjuk;
h. Kerugian Daerah adalah berkurangnya kekayaan Daerah yang disebabkan oleh suatu tindakan melanggar hukum atau kelalaian Bendaharawan atau Pegawai bukan Bendaharawan, dan/atau disebabkan sesuatu keadaan diluar dugaan dan diluar kemampuan manusia (force majeure);
i. Barang adalah semua kekayaan Pemerintah Daerah baik yang dimiliki maupun dikuasai yang berwujud, baik bergerak maupun tidak bergerak beserta bagian-bagiannya ataupun yang merupakan satuan tertentu yang dapat dinilai, dihitung, diukur ataupun ditimbang termasuk hewan dan tumbuh-tumbuhan kecuali uang dan surat-surat berharga lainnya;
j. Bendaharawan adalah seseorang yang ditugaskan untuk menerima, menyimpan dan membayar atau menyerahkan uang Daerah, surat-surat berharga dan barang milik Daerah, serta bertanggung jawab kepada Bupati;
k. Pegawai adalah mereka yang telah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan negara atau diserahi tugas negara lainnya yang ditetapkan berdasarkan suatu peraturan perundang-undangan yang berlaku meliputi :
1. Pegawai Daerah;
2. Pegawai Negeri/Pegawai Daerah yang
diperbantukan/dipekerjakan; 3. Pegawai Perusahaan Daerah; 4. Pekerja Daerah;
5. TNI/Polri dan atau Purnawirawan TNI/POLRI yang dikaryakan/dipekerjakan pada Daerah;
l. Ahli Waris adalah orang yang menggantikan pewaris dalam kedudukannya terhadap warisan, hak, kewajiban dan tanggungjawab untuk seluruhnya atau sebagian;
m. Pejabat yang berwenang adalah Pejabat yang karena kewenangan dapat memberikan keterangan dan atau menyatakan sesuatu hal atau peristiwa sesungguhnya yang secara hukum dapat dipertanggungjawabkan;
n. Aparat pengawas Fungsional adalah Badan Pemeriksan Keuangan, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, Inspektorat Jenderal, Inspektorat Provinsi, Kabupaten/Kota;
o. Perhitungan ex offcio adalah suatu perhitungan perbendaharaan yang dilakukan oleh Pejabat yang ditunjuk ex offcio apabila Bendaharawan yang bersangkutan meninggal dunia, melarikan diri atau berada dibawah pengampuan dan/atau apabila yang bersangkutan tidak membuat pertanggungjawaban dimana telah ditegur oleh atasan langsungnya, namun sampai batas waktu yang diberikan berakhir yang bersangkutan tetap tidak membuat perhitungan dan pertanggungjawaban;
p. Pencatatan adalah mencatat jumlah kerugian Daerah yang proses TP nya untuk sementara ditangguhkan karena yang bersangkutan meninggal dunia tanpa ahli waris, melarikan diri tidak diketahui alamatnya;
q. Daluwarsa adalah jangka waktu yang menyebabkan gugurnya hak untuk melakukan tuntutan perbendaharaan dan tuntutan ganti rugi terhadap pelaku kerugian Daerah;
r. Pembebasan adalah membebaskan/meniadakan kewajiban seseorang untuk membayar hutang kepada Daerah yang menurut hukum menjadi tanggungannya, tetapi atas dasar pertimbangan keadilan atau alasan penting tidak layak ditagih darinya dan yang bersangkutan terbukti tidak bersalah;
Dalam hal ini Daerah melepaskan hak tagihnya sehingga “hak tagih” itu menjadi bebas seluruhnya atau hanya sebagian tertentu;
s. Penghapusan adalah penghapusan tagihan daerah dari Administrasi Pembukuan karena alasan tertentu (tidak mampu membayar) seluruhnya maupun sebagian dan apabila dikemudian hari yang bersangkutan mampu, kewajiban dimaksud akan ditagih kembali; t. Hukuman disiplin adalah hukuman yang dijatuhkan kepada Pegawai
yang melanggar Peraturan Disiplin Kepegawaian berdasarkan ketentuan yang berlaku;
u. Tidak layak adalah suatu keadaan seseorang yang bersangkutan dilihat dari aspek kemanusiaan baik yang menyangkut fisik dan non fisik dipandang tidak mampu menyelesaikan kerigian Daerah;
v. Pembebanan adalah penetapan jumlah kerugian Daerah yang harus dikembalikan kepada Daerah oleh Pegawai yng terbukti menimbulkan kerugian Daerah;
w. Surat Keterangan Tanggung Jawab Mutlak (SKTJM) adalah surat pernyataan pertanggungjawaban pegawai untuk mengembalikan kerugian Daerah, disertai jaminan minimal sama dengan nilai kerugian Daerah, dilengkapi dengan Berita Acara Pemeriksaa (BAP) dan surat kuasa menjual;
x. Banding adalah upaya Pegawai mencari keadilan ketingkat yang lebih tinggi setelah dikeluarkannya penetapan pembebanan;
y. Mejelis Pertimbangan TP-TGR selanjutnya disebut Majelis Pertimbangan adalah para pejabat yang secara ex offcio ditunjuk dan ditetapkan oleh Bupati untuk melaksanakan tugas dan atau yang bertugas membantu Bupati dalam penyelesaian kerugian Daerah;
BAB II RUANG LINGKUP
Pasal 2
Pelaksanaan TP-TGR dalam Keputusan ini diberlakukan terhadap Bendaharawan dan atau Pegawai bukan Bendaharawan baik langsung atau tidak langsung merugikan Daerah.
Pasal 3
Majelis Pertimbangan Tuntutan Perbendaharaan dan Tuntutan Ganti Rugi Keuangan dan Barang Daerah dalam menjalankan tugasnya berlandaskan pada Pedoman Petunjuk Teknis Tuntutan Perbendaharaan dan Tuntutan Ganti Rugi Keuangan dan Barang Daerah Kabupaten Aceh Utara, sebagaimana dimaksud pada lampiran I Peraturan ini dan berdasarkan ketentuan Peraturan Perundang-undangan lainnya.
Pasal 4
Majelis Pertimbangan Tuntutan Perbendaharaan dan Tuntutan Ganti Rugi Keuangan dan Barang Daerah dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh Sekretariat Majelis Pertimbangan Tuntutan Perbendaharaan dan Tuntutan Ganti Rugi Keuangan dan Barang Daerah.
Pasal 5
(1) Majelis Pertimbangan Tuntutan Perbendaharaan dan Tuntutan Ganti Rugi Keuangan dan Barang Daerah menyelenggarakan rapat secara periodik setiap bulan pada minggu pertama bulan yang bersangkutan atau sewaktu-waktu apabila dipandang perlu.
(2) Sekretariat Majelis Pertimbangan Tuntutan Perbendaharaan dan Tuntutan Ganti Rugi Keuangan dan Barang Daerah menyelenggarakan rapat teknis atau sidang guna memproses kerugian Daerah atau memantau pelaksanaan pengembalian kerugian Daerah sekurang-kurangnya dua kali dalam satu bulan yang waktunya dijadwalkan lebih lanjut oleh Sekretaris Majelis Pertimbangan Tuntutan Perbendaharaan dan Tuntutan Ganti Rugi Keuangan dan Barang Daerah.
Pasal 6
(1) Sekretariat Majelis Pertimbangan Tuntutan Perbendaharaan dan Tuntutan Ganti Rugi Keuangan dan Barang Daerah menyampaikan laporan kepada Majelis Pertimbangan Tuntutan Perbendaharaan dan Tuntutan Ganti Rugi Keuangan dan Barang Daerah tentang hasil rapat/hasil pembahasan/hasil pemantauan pelaksanaan pemulihan kerugian Daerah paling lambat pada hari ketiga sesudah rapat/pembahasan/pemantau dilaksanakan.
(2) Majelis Pertimbangan Tuntutan Perbendaharaan dan Tuntutan Ganti Rugi Keuangan dan Barang Daerah menyampaikan laporan setiap bulan tentang pelaksanaan kerja Tuntutan Perbendaharaan dan Tuntutan Ganti Rugi Keuangan dan Barang Daerah kepada Bupati. (3) Majelis Pertimbangan Tuntutan Perbendaharaan dan Tuntutan Ganti
Rugi Keuangan dan Barang Daerah menyiapkan laporan Bupati kepada Pemerintah Provinsi setiap tiga bulan satu kali.
Pasal 7 (1)
Bentuk dan produk hukum yang diperlukan dalam pelaksanaan Tuntutan perbendaharaan dan Tuntutan Ganti Rigi Keuangan dan Barang Daerah, sesuai bentuk formulir I s/d sebagaimana tercantum pada Lampiran II peraturan ini.
Pasal 8
Hal-hal yang belum cukup diatur dalam peraturan ini sepanjang menyangkut teknis pelaksanaannya diatur lebih lanjut oleh Ketua Majelis berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 9
Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan
Ditetapkan di Lhokseumawe pada tanggal Februari 2009 M
Safar 1430 H
BUPATI ACEH UTARA