• Tidak ada hasil yang ditemukan

FONEM BAHASA INDONESIA DAN BAHASA JEPANG : KAJIAN KOMPARATIF

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FONEM BAHASA INDONESIA DAN BAHASA JEPANG : KAJIAN KOMPARATIF"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

FONEM BAHASA INDONESIA DAN BAHASA

JEPANG : KAJIAN KOMPARATIF

Oleh

I Gusti Ngurah Ketut Putrayasa

UNIVERSITAS UDAYANA

FAKULTAS ILMU BUDAYA

PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA

2016

(2)

i

ABSTRAK

Perbandingan antar bahasa dapat memberi landasan dasar bagi pemahaman antarbangsa. Usaha yang paling mudah dilakukan adalah rneneliti unsur-unsur serapan (pinjaman) dari bahasa lain ke dalam sebuah bahasa. Begitu pula, dengan membandingkan sistem bunyi (fonem) antara BI dan BJ akan dapat memberikan informasi yang jelas, mengapa bunyi (fonem) tertentu dalam BI dapat dijumpai pada BJ.

Secara umum penelitian ini bertujuan mengetahui sistem bunyi (fonem) segmental antara BI dan BJ. Di samping itu, untuk mengetahui persamaan dan perbedaan sistem bunyi (fonem) antara kedua bahasa. Untuk mencapai tujuan itu, maka diterapkan metodologi yang menggunakan metode observasi, simak libat cakap, simak bebas libat cakap, deskriptif, komparatif, dan metode formal serta informal.

Temuan penelitian ini secara ringkas dapat dinyatakan bahwa fonem vokal BI dan BJ, yakni i, u, e, o, a, ə dan i,u,e,o,a yang berdistribusi lengkap dengan varian I, U, E, O (BI) dan I (BJ). Selanjutnya, dalam BI ditemukan runtunan vokal ai, ue, ao, oa, ae, io, ua, ui, eo, ea, iu, ie dan oi, ue, ao, oa, ae, oi, ua dalam BJ. Di samping itu, ditemukan runtunan vokal ii, aa, uu, ee, oo dalam BJ dan oo dalam BI. Selain itu, dalam BI ditemukan pola persukuan V, VK, KV, KVK, KKV, KKVK, KKVKK dan dalam BJ ditemukan poia V, KV, KKV, KVV.

Berkaitan dengan fonem konsonan, kedua bahasa memiliki konsonan yang sama, yakni b, p, m, d, t, n, r, s, c, j, g, k, ņ, h, w, y. Akan tetapi, konsonan yang tidak ada dalam BI adalah z, tetapi ada dalam BJ. Selanjutnya, dari segi distribusi, konsonan BI yang berdistribusi lengkap adalah b, p, m, d, t, n, r, l, s, g, k, ņ, h. Namun, konsonan ň, j, w, y hanya menduduki posisi awal dan tengah. Dalam BJ, fonem konsonannya umumnya menduduki posisi awal dan tengah, kecuali n yang berdistribusi lengkap dan ņ yang menduduki posisi tengah saja. Begitu pula, dalam kedua bahasa di temukan runtunan konsonan berupa gugus, seperti : st, str, dr, sr, sl, tr, bl, pl, sw, gl, kl, br, pr, gr, kr, sp, sk, ks dalam BI dan ry, by, ky, hy dalam BJ. Di samping itu, ada pula deret konsonan mb, mp, nd, nt, ns, ņg, ņk, sr, st, ld, nc, rb, rt, rs, sp, tm, kt, ns, nj dalam BI dan nky, ppy, pp, tt, kk, ss, jj dalam BJ. Deret konsonan yang unsurnya sama, seperti: pp, tt, kk, ss, jj hanya terdapat dalam BJ.

(3)

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat-Nyalah tulisan ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Penulisan naskah yang berjudal “Fonem Bahasa Indonesia dan Bahasa Jepang : Kajian Komparatif” ini dalam rangka pengembangan salah satu tri darma perguruan tinggi, yaitu bidang penelitian.

Penulis Menyadari bahwa tulisan ini tidak luput dari kekurangan- kekurangan. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki. Oleh karena itu, semua kritik dan saran pembaca akan penulis terima dengan senang hati demi perbaikan naskah penelitian lebih lanjut.

Tulisan ini dapat penuhs selesaikan berkat adanya bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, sudah sepantasnyalah pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak, terutama rekan- rekan dosen Jurusan Sastra Indonesia yang telah memberikan masukan demi kelancaran dan kelengkapan naskah tulisan ini. Akhimya, semoga tulisan yang jauh dari sempuma ini ada manfaatnya.

Denpasar, Juli 2016

(4)

iii DAFTAR ISI

ABSTRAK …………..……… i

KATA PENGANTAR ……… ii

DAFTAR ISI ……… iii

BAB I PENDAHULUAN ………..….……… 1

5.1 Latar Belakang ………...……… 1

5.2 Rumusan Masalah ……….……….. 2

5.3 Tujuan Penelitian ……… 2

5.4 Manfaat Hasil Penelitian ……...……….……….. 2

5.5 Metode Penelitian ………..………...………..………. 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ………….……… 4

BAB III SISTEM BUNYI BAHASA INDONESIA DAN BAHASA JEPANG ……..……….……..….………..…… 6

3.1 Sistem Bunyi Bahasa Indonesia ………..………..…. 6

3.1.1 Perbendaharaan Fonem Segmental ………. 6

3.1.2 Distribusi ………. 7

3.1.3 Pola Persukuan ………. 8

3.1.4 Deret Vokal ………...………. 8

3.1.5 Gugus dan Deret Konsonan ………. 9

3.2 Sistem Bunyi Bahasa Jepang ………….……….……… 11

3.1.1 Perbendaharaan Fonem Segmental ………. 11

3.1.2 Distribusi ………. 11

3.1.3 Pola Persukuan ………. 12

3.1.4 Deret Vokal ………...………. 13

3.1.5 Gugus dan Deret Konsonan ………. 13

BAB IV PERBANDINGAN BUNYI ANTARA BAHASA INDONESIA DENGAN BAHASA JEPANG ………..….………..…… 14

4.1 Perbendaharaan Fonem ………..……… 14

4.1.1 Fonem Vokal ……….………. 14

4.1.2 Fonem Konsonan ………. 16

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ………..……… 21

5.1 Simpulan ………...……… 21

5.2 Saran ……….……….. 22

(5)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perbandingan antarbahasa dapat memberi landasan dasar bagi pemahaman antarbangsa. Usaha yang paling mudah dilakukan, dalam rangka mewujudkan hal itu, yakni meneliti unsur-unsur serapan (pinjaman) dari bahasa-bahasa lain ke dalam sebuah bahasa Hal ini dikatakan mudah karena serapan itu terjadi dalam masa sejarah sehingga pelbagai peristiwa sejarah, kontak-kontak budaya, kegiatan perdagangan antarbangsa, dan sebagainya dapat memberi informasi yang jelas, mengapa unsur-unsur tertentu dari bahasa-bahasa lain, dapai dijumpai dalam sebuah bahasa (Keraf, 1998 : IX)

Melalui perbandingan bahasa dapat ditunjukkan adanya keuniversalan bahasa-bahasa sehingga bahasa mana pun di bumi ini secara teoretis dapat menjadi objek perbandingan. Di antaranya, tiap-tiap bahasa memiliki perangkat unit fungsional yang terkecil, yaitu bunyi (fonem) dan morfem. Walaupun jumlah bunyi (fonem) itu kecil saja, berbeda dari bahasa ke bahasa, terdapat kenyataan yang menarik bahwa tiap-tiap bahasa memiliki perangkat yang terkecil ini untuk membedakan makna kata, bahkan gabungan dari bunyi-bunyi (fonem-fonem) yang sangat terbatas ini menghasiikan perlambang (kata) yang terbatas jumlahnya (Keraf, 1995 : 33)

Sehubungan dengan uiaian di atas, maka perbandingan sistem bunyi (fonem) antara bahasa Indonesia (BI) dengan bahasa Jepang (BJ) sangat memungkinkan untuk dilakukan. Mengingat (penutur) kedua bahasa sudah saling mengadakan kontak budaya, khususnya bahasa. Di samping itu, penelitian terhadap perbandingan bunyi (fonem) antarkedua bahasa masih sangat jarang sehingga perlu dilakukan. Hal ini untuk memberikan gambaran kepada penutur kedua bahasa bahwa ada bunyi (fonem) yang sama atau berbeda (yang dapat dimanfaatkan) sehingga memudahkan pemahaman di antara kedua penutur bahasa yang bersangkutan

(6)

2

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan pemikiian di atas (1.10 bahwa keuniversalan bahasa di mukabumi ini secara teoretis dapat menjadi objek perbandingan. Begitu pula halnya antara BI dengan BJ dapat dijadikan objek perbandingan lintas bahasa. Dengan demikian, maka perbandingan antara kedua bahasa tersebut dapat dirumuskan masalalnya Adapun permasalahan itu adalah sebagai berikut.

1) Bagaimanakah sistem bunyi (fonem) segmental antara BI dan BJ ?

2) Bagaimanakah persamaan dan perbedaan sistem bunyi (fonem) antara BI dan BJ ?

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan (1.2) di atas, maka penelitian ini bertujuan mendeskripsikan beberapa hal. Hal-hal yang dideskripsikan adalah sebagai berikut.

1) Ingin mengetahui sistem bunyi (fonem) BI dan BJ, serta sekaligus ingin mengetahui persamaan dan perbedaan sistem bunyi (fonem) kedua bahasa. 2) Dalam jangka panjang adalah untuk mempermudah pengajaran pelafalan, baik

BJ untuk orang Indonesia maupun BI untuk orang Jepang

1.4 Manfaat Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperjelas pendeskripsian sistem bunyi (fonem) BI dan BJ. Dengan demikian, maka diketahui persamaan dan perbedaan sistem bunyi (fonem) kedua bahasa. Begitu pula, dengan diketahuinya hal tersebut, maka akan dapat mempermudah pengajaran BI untuk orang Jepang, demikian pula sebaliknya. Di samping itu, mengingat dalam kenyataannya bahwa pengajaran masalah bunyi (fonem) bahasa, khususnya pelafalan memiliki tingkat kesulitan yang paling tinggi bila dibandiangkan dengan aspek-aspek bahasa lainnya

1.5 Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini ada tiga macam, yaitu (1) metode pemerolehan data. (2) metode pengkajian (analisis) data, dan (3) metode

(7)

3 penyajian hasil kajian (analisis). Ketiga macam metode tersebut masing-masing dijelaskan berikut ini.

1) Metode Pemerolehan Data

Pemerolehan data dilakukan dengan metode pengamatan langsung (observasi), metode simak libat cakap, dan metode simak bebas lihat cakap. Ketiga metode ini dibantu dengan teknik wawancara terstruktru, teknik catat, dan teknik rekam. Berkaitan dengan teknik rekam, maka akan dihasilkan rekaman. Selanjutnya, dari basil rekaman itu dilakukan transkripsi, klasifikasi data sehingga dapat dipakai sebagi bahan analisis (perbandingan) sisiem bunyi (fonem) kedua bahasa.

Di samping itu, berkaitan dengan penelitian ini, maka data yang digunakan sebagai balian analisis ada dua macam, yaitu data lisan dan data tulis. Data lisan diperoleh dari penutur asli kedua bahasa. Selanjutnya, data tulis diperoleh dari naskah dan kamus kedua bahasa

2) Metode Pengkajian (Analisis) Data

Dalam mengkaji (menganalisis) data digunakan metode deskriptif dan komparatif. Penggunaan metode deskriptif maksudnya, sistem bunyi (fonem) BI dan BJ dideskripsikan sesuai dengan data yang ditemukan. Selanjutnya, metode komparatif digunakan dalam membandingkan kedua bahasa sehingga diketahui unsur persamaan dan perbedaannya. Kedua metode ini dibantu dengan alat kerja berupa teknik. Teknik yang digunakan oleh metode deskriptif adalah teknik pilah, sedangkan metode komparatif menggunakan teknik padan.

3) Metode Penyajian Hasil Kajian (Analisis) Data

Metode yang digunakan dalam menyajikan hasil analisis adalah metode formal dan nonformal (Sudaiyanto, 1993:145). Metode formal tercemin dalam penggunaan tanda matematis yang khusus digunakan dalam penyajian hasil analisis linguistik. Selanjutnya, metode informal, yakni berupa uraian dengan

kata-kata biasa atau bahasa sejelas-jelasnya. Di samping itu, penyajian hasil analisis juga menggunakan pola deduksi dan induksi.

(8)

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Keraf (1995:33) menyatakan bahwa aspek bahasa yang paling cocok untuk dijadikan bahan studi perbandingan adalah bentuk. Dalam kenyataannya, struktur formal bahasa-bahasa tidak banyak meninibulkan masalah dalam perhandingan bila dibandingkan dengan struktur makna. Kaidah-kaidah bunyi (fonem) antarbahasa dapat diramuskan secara meyakinkan dengan mempergunakan kesamaan-kesamaan bentuk yang telah diselidiki dan dipelajari secara sistematik. Dengan demikian, bahasa mana pun di bumi ini secara teoritis dapat menjadi objek perbandingan, mengingat tiap-tiap bahasa di dunla memiliki ciri-ciri kesemestaan (universal) tertentu.

Lebih lanjut Mackey (t.t.:132) menyebutkan bahwa membandingkan fonetik dan fonologi dari dua bahasa tidak hanya meliputi fonem-fonem, tetapi juga varian-variannya, cara kerja fonem dan varian tersebut serta pola-pola tambahan yang digunakan dalam ujaran yang lengkap. Oleh karena itu, maka perbedaan ini meliputi perbedaan dalam artikulasi, katenasi, ritme, dan intonasi. Selanjutnya, dalam menganalisis perbedaan artikulasi ditentukan fonem bahasa kedua yang tidak terdapat dalam bahasa pertama dan fonem-fonem mana saja yang diucapkan berbeda. Fonem-fonem itu meliputi, baik vokal manpun konsonan. Dalam membandingkan vokal kedua bahasa, terlebih dahulu dibuat tabel artikulasi vokal masing-masing bahasa tersebut sehingga dapat dilihat secara sepintas vokal-vokal yang tidak ada pada kedua bahasa. Begitu pula, dalam membandingkan fonem konsonan dua bahasa harus dibuat terlebih dahulu tabel fonem konsonan masing-masing bahasa agar lebih mudah melihat persamaan dan perbedaannya.

Beikaitan dengan objek bahasa dalam penelitian ini, Nazir dan Simpen (1987:105) menyebutkan bahwa fonem adalah unsur bahasa yang terkecil serta dapat membedakan arti dan makna. Berdasarkan definisi tersebut maka setiap bunyi bahasa, baik segmental maupun suprasegmental apabila terbukti dapat membedakan arti dapat disebut fonem. Sehubuugan dengan peneiitian ini, maka fonem segmental Bl yang menjadi fokus pembicaraan, yaitu vokal dan konsonan.

(9)

5 Dalam Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (198:45) disebutkan bahwa BI memiliki enam (fonem), yaitu i , e , ə , a, u , 0. Di samping itu , BI memiliki enam belas fonem konsonan (Nazir dan Simpen, 1987 : 153). Keenam belas fonem konsonan itu adalah b , p , m . d , I:. n , 8 . r. I, c , j , ň , k , g , ņ , h .Selain itu, juga ditemukan dua buah fonem semi vokal, yaitu y, w.

Begitu pula BJ memiliki dua jenis fonem segmental, yaitu vokal dan konsonan (Yasuo, 1992 : 1-2). Dalam BJ ditemukan lima buah vokal, yakni i, e , a, u, o. Seianjutnya, konsonan BJ adalali b , p, m, d, t. n, 1 , s , z, c , y , j, k , ņ , h dan dua buali semi vokal w, y.

(10)

6

BAB III

SISTEM BUNYI BAHASA INDONESIA DAN BAHASA JEPANG

Pembahasan diawali dengan uraian fonologi BI dan BJ. Dalam hal ini yang dibahas adalah bunyi (bahasa) yang menjadi unsur bahasa terkecil yang dapat membedakan arti atau makna, yaitu fonem. Selanjutnya, hal-hal yang dibicarakan dalam uraian ini adalah fonem-fonem segmental, distribusi fonem, dan pola-pola persukuan. Di samping liu, dibicarakan pula secara singkat deret-deret vokal dan konsonan.

3.1 Sistem Bunyi Bahasa Indonesia 3.1.1 Perbendaharaan Fonem Segmental

Fonem-fonem segmental BI ada dua macam. yaitu fonem vokal dan konsonan. Kedua macam fonem tersebut dirinci berikut ini.

1) Fonem Vokal

Bahasa Indonesia memiliki enam buah fonem vokal. Kelima buah fonem vokal tersebut dapat dideskripsikan dan dipetakan seperti di bawah ini.

Depan Tengah Belakang Tinggi i u Sedang e ə o Rendah a

2) Fonem Konsonan

Dalam BI ditemukan enam belas buah fonem konsonan dan dua buah semi vokal yang dapat dideskripsikan dan dipetakan seperti berikut ini.

Labial Dental Palatal Velar Glotal Hambal b b d - j - tb p t - k - Nasal m n ň ņ - Likuid Vibran - r - - - Lateral - i - - - Frikatif - s - h -

(11)

7 Afrikatif b - - j - -

tb - - c - - Semi Vokal w - y - -

3.1.2 Distribusi

Semua fonem vokal BI memiliki distribusi yang lengkap, yaitu dapat menempati posisi pada awal, tengah, dan akhir kata. Distribusi fonem-fonem itu dapat ditemukan pada contoh-contoh di bawah ini.

i ibu baris kopi u urat buka kaku e ekor target sate 0 otak bola tato a aku ular buka ə əmas kəna kodə

Konsonan-konsonan BJ, ada yang berdistribusi lengkap dan ada pula yang berdistribusi tidak lengkap. Konsonan-konsonan yang berdistribusi lengkap, yaitu b , p , m , d , t , n , r , 1 , s . g , k , y . h. Konsonan-konsonan yang berdistribusi tidak lengkap adalah u , j , c dan semi vokal w, y.

Distribusi konsonan-konsonan tersebut adalah seperti berikut ini. b baru sabun kitab

P pukul apa atap m makan aman sekam d duri adat abad i tuli atau dapat n nasi kuna kawan r robot organ petir J lama alur pukul s satu asam bekas ň ňawa raňa - j jahe kejar - c campak kucing - g galah agar rembug

(12)

8 k kawat akar salak

ņ ņilu siņkat usaņ h halal usaha ludah w wajib jawab - y yakin bayar -

3.1.3 Pola Persukuan

Dalam BI ditemukan beberapa jenis pola persukuan. Adapun jenis-jenis pola persukuan itn dapat dilihat di bawali ini

V i - bu VK an - jin KV pu - uah KVK sum - ber KEY dra - ma KKVK prak - tik KKVKK trans – por 3.1.4 Deret Vokal

Deret vokal merupakan runtunan vokal-vokal yang berbeda dalam struktur kata yang dipandang secara utuh. Dalam kaitan ini, deret vokal itu, baik yang diapit oleh konsonan pada kedua sisi maupun hanya pada satu sisi. Berdasarkan pengertian itu , di bawah ini disajikan contoh pola-pola deret vokal dalam bahasa Indonesia. ia kiat ua buah ai air au haus ue kue ui buih eo keong ea bea ao kaos

(13)

9 oa goa ae gaet iu aluminium te aries

Di samping deret vokal seperti di atas, dalam BI ditemukan diftong au , ai , oi. Ketiga diftong ini dapat diliiiai pada kata di bawah ini.

au pulau ai ramai oi amboi

3.1.5 Gugus dan Deret Konsonan

Gugus Konsonan BI ditemukan pada beberapa kata saja. Gugus konsonan itu umumnya menempati posisi awal kata. Demikian pula, deret-deret konsonan ditemukan karena kata diamati secara utuh, yakni tanpa pemilahan suku.

Dalam BI ditemukan gugus konsonan homorgan, seperti : st , str , dr , sr , tr. Gugus konsonan ini dapat ditemukan pada kata-kata di bawah ini.

st stabil str strata dr drastis sr srikandi si slogan tr tragedi

Di samping itu, dalam BI juga ditemukan gugus konsonan heterorgan, seperti : bl , pl , sw , gl , kl , br , pr , gr , kr , sp , sk , ks. Gugus konsonan tersebut dapat ditemukan pada kata-kata di bawah ini.

bl blokir pl kompleks sw swalayan gl global kl klasik br brutal

(14)

10 pr proyek gr grogi kr krupuk sp spontan sk skandal ks ksatria

Selanjutnya, dalam BI ditemukan pula deret konsonan, baik yang homorgan maupun heterorgen, yaitu seperti di bawah ini.

1) Deret konsonan yang homorgan mb berambaņ mp komponen nd tanda nt tante ns konsumsi ng angar nk ankasa sr asrama st istana Id buldoser

2) Deret konsonan yang heterorgan nc ancam rb arbiterer rt arti rs arsip sp aspal tm atmosfer kt bakteri ns bansa nj banjir

(15)

11

3.2 Sistem Bunyi Bahasa Jepang

3.2.1 Perbendaharaan Fonem Segmental

Fonem-fonem segmental BJ ada dua macam, yaitu fonem vokal dan konsonan. Kedua macam fonem itu dirinci di bawah ini.

1) Fonem vokal

Bahasa Jepang memiliki lima buah fonem vokal. Kelima buah fonem vokal itu dapat dideskripsikan dan dipetakan seperti di bawah ini.

Depan Tengah Belakang Tinggi i - u Sedang e - o Rendah a - - 2) Fonem Konsonan

Dalam BJ ditemukan empat belas buah fonem konsonan dan dua buah semi vokal. Keempat belas fonem konsonan dan dua buah semi vokal itu dapat dideskripsikan dan dipetakan seperti di bawah ini.

Labial Dental paiotal velar Glotal Hambat b b d - g - fb p t - k - Nasal m n - ņ - Likuid Vibran r - - - - Lateral - - - - - Frikaiif - s z h - Afiikatif b - - j - - tb - - c - - Semi vokal w - y - - 3.2.2 Distribusi

Semua fonern vokal BJ memiliki distribusi lengkap, yaitu dapat menempati posisi pada awal, tengah, dan akhir kata. Distribusi fonem-fonem itu dapat dilihat pada

(16)

12 i isha ‘dokter' ginko ‘bank' eki ‘stasiun'

u udon ‘mie putih’ yasui ‘murah’ pinku ‘merah jambu’ e en ‘yen' seki ‘batuk’ ame ‘gula-gula’ o otona 'orang dewasa’ kore ‘ini’ posuto ‘kotak pos’ a asoko ‘di sana’ naifu ‘pisau’ meta ‘meteran argo’

Konsonan-konsonan BJ umumnya berdistribusi tidak lengkap, yaitu hanya menduduki posisi awal dan akhir, kecuali fonem yang menempati ketiga posisi. Begitu pula semi vokal w dan y hanya menempati posisi awal dan tengah. Untuk lebih jelasnya, distribusi konsonan-konsonan tersebut adalah sebagai berikut. b basutei 'halte bis' zubon ‘celana’ - P posuto ‘kotak pos’ depota ‘toserba’ - m miruku ‘susu’ omuretsu ‘telor dadar’ - d dentaku ‘kalkulator’ burande ‘brandi’ - t tamago 'telor’ pasuto ‘kotak pos’ - n naifu ‘pisau’ otona ‘orang dewasa’ byoin ‘rumah sakit’ r rino ‘buah apel’ murasaki ‘ungu’ - s sore ‘itu' gakusei ‘mahasiswa . - z zubon ‘celana’ mizu ‘air’ - j ja 'dewa' jaja ‘air turun dengan deras’ - c(ch) chui ‘peringatan’ kuchi ‘mulut - g gaka ‘pelukis’ hanbaga ‘hamburger’ - k kozeni‘uangkecil’ senaka ‘panggung’ -

n - haikinu 'saya' -

h hoku ‘garpu’ nihoushu ‘sake’ - w waupisu‘pakaian satu lapis’ kawa ‘sungai’ - y yasui murah’ kuguriya ‘apotek’ -

3.2.3 Pola Persukuan

Di dalam bahasa Jepang ditemukan juga beberapa tipe pola persukuan. Tipe-tipe pola persukuan tersebut adalah seperti di bawah ini.

V a - sa 'pagi’ KV ko - hii ‘kopi’

(17)

13 KKV hya - ku ‘seratus’

KVV o - jii - san ‘kakek’

3.2.4 Deret Vokal

Dalam Bahasa Jepang ditemukan pula deret vokal. Adapun deret vokal tersebut adalah sebagai berikut.

ai naifu ‘pisau' aa obaasan ‘nenek’ ao taoro ‘handuk’ uu yuuki ‘keberanian’

ae ryogae peaakaran uang’ ee oneechan ‘kakak perempuan’ oi byoi din nail sakit’ oo tooru ‘lewat’

ou nihoushu 'sake’ ue juen ‘tolong’

ei seiriken ‘karcis berurutan’ io rajio ‘radio’

ii chiisai ‘kecil’

3.2.5 Gugus dan Deret Konsonan

Gugus konsonan dalam BJ ditemukan sangat terbatas. Gugus konsonan itu adalah seperti di bawah ini.

ry ryori ‘masakan’ by byoin ‘rumah sakit’ ky kyoshi 'guru’ hy hyaku ‘seratus’

Begitu pula deret konsonan hanya ditemukan pada kata tertentu. Deret konsonan itu adalah sebagai berikut.

nky yubinkyoku 'kantor pos’ nn gomennasi ‘minta maaf’ ppy happyaku ‘delapan ratus’

pp rappon ‘enam batang’ tt matte ‘tunggu'

kk ikko 'sebutir’ ss issutsu ‘sebuah’ jj katorijji ‘tinta pulpen’

(18)

14

BAB IV

PERBANDINGAN BUNYI ANTARA BAHASA INDONESIA DENGAN BAHASA JEPANG

Sebagaimana telah disebutkan pada Bab III di depan bahwa bunyi bahasa yang dibandingkan pada bagian ini adalah bunyi bahasa berupa fonem. Selanjutnya, fonem yang dibandingkan adalah fonem segmental, yakni vokal dan konsonan. Hal-hal yang dibandingkan adalah jumlah fonem berikut distribusinya. pola persukuan, deret vokal, deret konsonan, dan diftong (lihat Mackey, tt.:132 )

4.1 Perbendaharaan Fonem 4.1.1 Fonem Vokal

Jumlah fonem vokal bahasa Indonesia dan BJ masing-masing enam buah dan lima buah. Masing-masing fonem vokal kedua bahasa adalah sebagai berikut.

BI BJ i i u u e e o o a a e

Di sarnping jumlah fonem vokal dan jenisnya berbeda antara BI dengan BJ, tetapi terdapat perbedaan adalah hal variasi (alofon) fonemnya. Mengingat BJ adalah bahasa vokalis, maka suku katanya (ummnnya) bersifal terbuka (kecuali kata yang diakhiri fonem n). Berbeda dengan BI, di samping memiliki suku terbuka juga terdapat suku tertutup. Sehingga pengucapan fonem-fonem tertentu merniliki variasi. Hal itu terlihat pada data berikut.

BI BJ

i I petir /petlr/ i I byoi / byoln/ u U krupuk /krupUk / -

e E proyek /proyEk/ - o O ekor /ekOr/ -

(19)

15 Berdasarkan data di atas, maka dapat disebutkan bahwa fonem vokal i, u, e, o BI masing-masing merniliki alofon I, U. E, O. Selanjutnya, dalam bahasa Jepang ditemukan fonem i dengan alafon I. Dengan demikian, fonem vokal bahasa Indonesia lebih kaya dalam hal alaponnya.

Selanjutnya, dilihat dari segi ditribusinya, fonem vokal BI dan BJ merniliki distribusi yang lengkap, yakni sepeiti di bawali ini.

Awal Tengah Akhir i + + + u + + + e + + + 0 + + + a + + +

e + + + (hanya dalam BI) Di samping berdistribusi lengkap, foncm-fonem vokal kedua bahasa itu dapat muncul berupa runtunan vokal-vokal yang berbeda, yakni berupa deret vokal. Deret vokal pada kedua bahasa adalah seperti di bawah ini.

BI BJ ai ai ue ue ao ao oa oa ae ae ia io ua ue an ui eo ea iu ie

Selain deret vokal seperti di atas dalam BJ juga ditemukan runtunan vokal-vokal yang sama (dalam satu kata), yaitu ii, aa, uu, ee, oa. Akan tetapi, dalam BI

(20)

16 runtunan vokal seperti itu jarang ditemukan, kecuali runtunan vokal oo terdapat pada kata yang terbatas, seperti koordinasi, kooptasi, dan kooperatif. Akhirnya, dapat disimpulkan bahwa terdapat kesamaan deret vokal antara kedua bahasa, yakni ai, ue, ao, ou, ae. Selanjutnya, runtunan vokal yang sama adalah op.

Lebih lanjut, dalam BI ditemukan tiga jenis diftong, yakni au, ai, oi (walaupun masih dalam perdebatan). Namun, BJ tidak mengenal adanya diftong

Dalam hal pola persukuan, kedua bahasa memiliki struktur sebagai berikut. BI BJ V V VK - KV KV KVK - KKV KKV KKVK KVV KKVKK -

Dari data di atas, maka dapat dinyatakan bahwa pola persukuan BI lebih rumit bila dibandingkan dengan BJ. Namun, kedua bahasa meniiliki persukuan yang sama, yakni V, KV, dan KKV. Di samping persamaan ada pula perbedaan, yakni dalam hal pola persukuan KKVK, KKVKK hanya ada dalam BI dan KVV dalam BJ.

4.1.2 Fonem Konsonan

Dalam hal jumlah, fonem konsonan BI lebih banyak dibandingkan dengan BJ. Untuk lebih jelasnya dapat dilihai data di bawah ini.

BI BJ b b p p m m d d t t n n

(21)

17 r r l - s s n z j j c c g g k k n n h h w w y y

Berdasarkan data di atas ternyata kedua bahasa memiliki konsonan yang sama, yakni b, p, m, d , t, n, r, s, j, c, g, k, n, h , w, y. Selanjutnya, konsonan yang tidak dimiliki BJ adalah l, n. Sebaliknya, konsonan yang tidak ada dalam bahasa Indonesia adalah z.

Dilihat dari segi distribusinya, fonem kedua bahasa dapat dibandingkan seperti di bawah ini.

BI BJ

Awal Tengah Akhir Awal Tengah Akhir b + + + + + - P + + + + + - m + + + + + - d + + + + + - t + + + + + - n + + + + + + r + + + + + - 1 + + + - - - s + + + + + - n + + - - - - j + + - + + - z + + - + + -

(22)

18 c + + - + + - g + + + + + - k + + + + + - n + + + - + - h + + + + + - w + + - + + - y + + - + + -

Dari data di atas dapatlah dinyatakan bahwa fonem konsonan BJ umumnya menduduki posisi awal dan tengah, sedangkan yang berdistribusi lengkap hanyalah konsonan n. Selanjutnya, konsonan n hanya menduduki posisi tengah. Dengan demikiain konsonan berdistribusi awal dan tengah adalah b, p, m, d, t, r, s, z, j, c, g, k, h, w, y.

Dalam BI, fonem konsonan yang berdistribusi lengkap adalah b, p, m, d, t, n, r, l, s, g, k, n, h, tetapi, Akan fonem konsonan n, j, w, y berdistribusi awal dan tengah saja.

Selain berdistribusi seperti di atas, fonem konsonan kedua bahasa dapat juga muncul berupa runtunan konsonan, baik dengan konsonan yang sama (homorgan) maupun dengan konsonan yang berbeda. Hai ini dapat dilihat pada sajian berikut ini.

1) Gugus Konsonan BI BJ st ry str by dr ky sr hy sl - tr - bl - pl - sw - gl - kl -

(23)

19 br - pr - gr - kr - sp - sk - ks - 2) Deret Konsonan BI BJ mb nky mp ppy nd pp nt tt ns kk ng ss nk jj sr nn st - ld - nc - rb - rt - rs - sp - tm - kt - ns - nj -

Sesuai dengan data di atas, maka dapat dijelaskan bahwa gugus konsonan kedua bahasa tidak ada yang sama, Jumlah gugus konsonan dalam bahasa Indonesia jauh lebih banyak bila dibandingkan dengan BJ. Selanjutnya, dalam BJ hanya fonem konsonan y yang mampu bergugus dengan konsonan r, b, k, h.

(24)

20 Begitu pula dengan derot konsonan terjadi hal yang sama. Jumlah deret konsonan dalam bahasa Indonesia jauh lebih banyak. Akan teiapi, terdapat hal yang unik dalam bahasa Jepang, yakni ditemukan beberapa deret konsonan yang sama, seperti pp, tt, kk, ss, jj, nn yang tidak dimiliki oleh bahasa Indonesia.

(25)

21

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan pembahasan di depan (Bab III dan IV), maka dapatlah dinyatakan bahwa BI memiliki enam buah fonem vokal, yaitu i, u, e, o, a, ə. Akan tetapi, BJ hanya memiliki lima buah fonem vokal, yakni i, u, e , o , a. Walaupun jenis fonem vokalnya tidak jauh berbeda, tetapi terdapat perbedaan dalam hal variasi. Dalam BI ditemukan bahwa fonem vokal i, u, e, o masing-masing memiliki alafon I, U, E, O, tetapi dalam BJ ditemukan alofon fonem vokal i, yakni I. Selanjutnya, fonem vokal kedua bahasa memiliki distribusi yang lengkap, yaitu di awal, tengah, dan akhir. Di samping berdistribusi lengkap, fonem vokal kedua bahasa dapat muncul berupa runtunan vokal, seperti: ai, ue , ao , oa, ae, ia, ua, an, ui, eo, ea, iu, ie dalam BI dan oi, ue , ao , oa, ae, io, ua dalam BJ. Selain deret vokal seperti di atas, dalam BJ ditemukan runtunan vokal yang sama, yakni ii, aa, uu, ee, oo. Dalam BI juga ditemukan runtunan vokal oo, tetapi hanya terdapat pada kata tertentu. Begitu pula, sehubungan dengan diftong, seperti: au, ai, oi hanya ada dalam BI dan tidak ada dalam BJ.

Berkaitan dengan pola persukuan, BI memiliki struktur pola persukuan V, VK, KV, KVK, KKV, KKVK, KKVKK dan BJ memiliki pola persukuan V, KV, KKV, KW. Dengan demikian, maka terdapat persamaan pola, yakni V, KV, KKV, sedangkan perbedaannya adalah VK, KVK, KKVK, KKVKK yang ada dalam BI dan KVV terdapat dalam BJ.

Dalam hal fonem konsonan, kedua bahasa memiiiki konsonan yang sama, yakni b, p, m, d, t, n, r, s, j , c, g, k, n, h , w, y. Namun, konsonan yang tidak dimiliki adalali BJ l, n. Sebaliknya, fonem konsonan yang tidak dimiliki BI adalah z, tetapi ada dalam BJ. Selanjutnya, dilihat dari distribusinya, konsonan BI ada yang berdistribusi Iengkap, seperti: b, p, m, d, t, n, r. 1, s , g, k, n, h, sedangkan yang berdistribusi tidak lengkap (awal dan tengah), yakni n, j, w, y. Akan tetapi, dalam BJ distribusi fonem konsonan umumnya menduduki posisi awal dan tengah, kecuali fonem konsonan n yang berdistribusi Iengkap dan n yang meududuki posisi tengah saja.

(26)

22 Selain berdistribusi seperti di atas, fonem konsonan kedua bahasa juga dapat muncul berupa runtunan konsonan, baik dengan konsonan yang sama maupun dengan konsonan yang berbeda. Runtunan konsonan ini ada dua macam, yaitu gugus konsonan dan deret konsonan. Gugus konsonan, seperti: st, str, dr, sr, sl, tr, bl, pl, sw, gl, kl, br, pr, gr, kr, sp, sk, ks yang dimiliki oleh BI dan ry, by, ky, hy yang dimiliki oleh BJ. Di samping itu, ada pula deret konsonan mb, mp, nd, nt, ns, ng, nk, sr, st, ld , nc , rb, rt, rs, sp, tm, kt, ns, nj yang terdapat dalam BI dan nky, ppy, pp, tt, kk, ss, jj, nn yang ada dalam BJ. Deret konsonan yang sama unsurnya, seperti: pp, tt, kk, ss, jj hanya terdapat dalam BJ.

5.2 Saran

Sesuai dengan tujuan penelitian ini yang hanya mendeskripsikan sistem bunyi (fonem) BI dan BJ serta sekaligus ingin mengetahui persamaan dan perbedaannya, maka sudah tentu jangkauannya masih sangat terbatas dan sempit. Sehubungan dengan hat itu, maka perlu kiranya diadakan penelitian lanjutan dengan jangkauan yang lebih luas, yakni melalui aspek-aspek bahasa yang lain, terutama aspek bahasa yang paling dominan berpengaruh terhadap perkembangan kedua bahasa. Di sampsng itu, penelitian ini hanyalah penelitian pendahuluan yang perlu dicermati kembali, naik dari sudut data maupun teori yang digunakan.

(27)

23

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah. 1973. "A Short Introduction to a Grammar of the Madurese Language”. Skripsi Sarjana untuk IKIP Malang.

Francis, W. Nelson. 1958. The Structure of American English. New York: The Ronald Press Company.

Gleason, H. A. 1961. An Introduction to Descriptive Linguistics. New York: Holt, Rinehart and Winston, Inc.

Hyman, Larry M. 1975. Phonology: Theory and Analysis. New York: Holt, Rinehart and Winston, Inc.

Hockett, C.F. 1959. A Course in Modern Linguistics. New York: The Macmillan Company.

Jica, Tata. Percakapan Sederhana dalam Bahasa Jepang.

Keraf, Gorys. 1995. Tata Bahasa Indonesia untuk Sekolah Lanjutan Atas. Ende-Flores: Nusa Indah.

Keraf, Gorys. 1998. Komposisi. Ende-Flores: Nusa Indah.

Lass, Roger. 1984. Phonology: An Introduction to Basic Concepts. Cambridge, London, New York, New Rochelle, Melbourne, Sydney: Cambridge University Press.

Moeliono, Anton M. Edi. 1988. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Perum Balai Pustaka

Parera, Jos Daniel. 2001. Pengantar Linguistik Umum: Fonetik dan Fonemik. Seri D. Ende-Flores: Nusa Indah.

Samarin, W.J. 1988. Ilmu Bahasa Lapangan. Terjemahan J.S.Badudu* Yogyakarta: Lanisius.

Saussure, Ferdinand de. 1988. Pengantar Linguistik Umum. Diindonesiakan oleh Rahayu Hidayat. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Subroto, Edi. 1992. Pengantar Metode Penelitian Linguistik Struktural. Surakarta: Sebelas Maret University Press.

Sudaryanto. 1988. Metode Linguistik Bagian I. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Thoir, Nazir dan I Wayan Simpen. 1987. Ilmu Bahasa Indonesia Fonologi:

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan refleks fonem-fonem proto- Austronesia pada bahasa Jawa dialek Banyumas (BJDB) dan Tengger (BJDT), mendeskripsikan

Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa anak usia balita (4—5 tahun) telah memperoleh fonem vokal dan konsonan serta silabel dalam bahasa Indonesianya sehingga

Data yang dikumpulkan berhasil menunjukkan bahwa bahasa Rejang dialek Musi yang dituturkan di daerah Rejanglebong ini memiliki tujuh fonem vokal..

Dengan bagan yang disusun seperti diatas memang dapat dibuktikan dengan nyata bahwa antara fonem bahasa Indonesia dengan pinyin bahasa Mandarin sama sekali

Metode yang digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriptif analisis yang bertujuan untuk mengetahui sistem fonologi terutama fonem vokal yang terdapat dalam

Penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan kekeliruan pelafalan fonem yang meliputi vokal dan konsonan serta bunyi pengiring konsonan dalam kosakata bahasa Indonesia yang

Data di atas memperlihatkan bahwa bahasa Mk memiliki fonem vokal /a/. Fonem tersebut direalisasikan sebagai bunyi distingtif yang bercirikan vokal tengah, rendah bawah, tak

Pada tahun 2001, Widayati melakukan penelitian yang sejenis dengan judul ”Refleksi Fonem Vokal Bahasa Melayu Purba dalam bahasa Melayu Asahan”, disimpulkan bahwa fonem-fonem